pengaruh metode bercerita dengan media ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar...

69
1 PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI DI RA RAUDHATUL ISLAMIYAH KECAMATAN BRAM ITAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Oleh: Eka Pentiernitasari A1f113016 Program S1 Pgpaud Fkip Universitas Jambi ABSTRAK Kata Kunci : Metode Bercerita dengan Media Gambar, Kemampuan Berbicara Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat menunjukkan bahwa kemampuan berbicara anak belum berkembang dengan optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan pengaruh metode bercerita dengan media gambar terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Adapun jenis metode eksperimen yang digunakan adalah menggunakan rancangan “Pretest-posttest control group design” yaitu terdapat dua kelompok yang dipilih, populasi penelitian adalah seluruh anak RA Raudhatul Islamiyah sebanyak 62 orang. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas B berjumlah 41 anak yang terbagi menjadi 2 kelas yaitu B1 sebanyak 20 anak dan B2 sebanyak 21 anak. Teknik analisis datanya menggunakan uji t, karena dua sampel yang diuji relative kecil maka uji normalitas dan homogenitas tidak dilakukan sehingga analisis data langsung menggunakan uji t, hipotesis menggunakan uji nonparametric yang dipakai adalah Uji Mann Whitney. Hasil penelitian membuktikan bahwa dk = n1+n2-2 = 21+20-2 = 39 dan taraf signifikasi = 0,05 angka batas penolakan hipotesis dalam tabel t adalah 1,69, sedangkan nilai t yang diperoleh adalah sebesar 4,53 , ternyata t hitung > ttabel. Hal ini membuktikan ada pengaruh yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas control. Hasil Uji Mann Whitney membuktikan bahwa nilai kritis Ztabel, dengan tingkat signifikasi 5% adalah ± 1,96 , sedangkan nilai Zhitung yang

Upload: others

Post on 20-Feb-2020

19 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

1

PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR

TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI

DI RA RAUDHATUL ISLAMIYAH KECAMATAN BRAM ITAM

KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

Oleh:

Eka Pentiernitasari

A1f113016

Program S1 Pgpaud Fkip Universitas Jambi

ABSTRAK

Kata Kunci : Metode Bercerita dengan Media Gambar, Kemampuan Berbicara

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di RA Raudhatul Islamiyah

Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat menunjukkan bahwa

kemampuan berbicara anak belum berkembang dengan optimal. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengungkapkan pengaruh metode bercerita dengan media

gambar terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah

Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Adapun jenis metode

eksperimen yang digunakan adalah menggunakan rancangan “Pretest-posttest

control group design” yaitu terdapat dua kelompok yang dipilih, populasi

penelitian adalah seluruh anak RA Raudhatul Islamiyah sebanyak 62 orang.

Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas B berjumlah 41 anak yang terbagi menjadi

2 kelas yaitu B1 sebanyak 20 anak dan B2 sebanyak 21 anak. Teknik analisis

datanya menggunakan uji t, karena dua sampel yang diuji relative kecil maka uji

normalitas dan homogenitas tidak dilakukan sehingga analisis data langsung

menggunakan uji t, hipotesis menggunakan uji nonparametric yang dipakai adalah

Uji Mann Whitney.

Hasil penelitian membuktikan bahwa dk = n1+n2-2 = 21+20-2 = 39 dan

taraf signifikasi 𝛼 = 0,05 angka batas penolakan hipotesis dalam tabel t adalah

1,69, sedangkan nilai t yang diperoleh adalah sebesar 4,53 , ternyata thitung > ttabel.

Hal ini membuktikan ada pengaruh yang signifikan antara kelas eksperimen dan

kelas control. Hasil Uji Mann Whitney membuktikan bahwa nilai kritis Ztabel,

dengan tingkat signifikasi 5% adalah ± 1,96 , sedangkan nilai Zhitung yang

Page 2: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

2

diperoleh - 3,09 , ternyata Zhitung < - Z ∝

2 hal ini membuktikan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan kemampuan berbicara anak usia dini di kelas B1 dan

B2.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, diperoleh

kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap

kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan

mempertahankan diri dari semakin kerasnya kehidupan dunia dan dari berbagai

tantangan yang mau tidak mau harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang

dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan baik melalui

pendidikan formal maupun nonformal. Pendidikan bagi umat manusia merupakan

kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan merupakan

hal terpenting dan merupakan suatu kebutuhan hidup sehingga manusia dapat

beradaptasi dengan sesama, baik itu dengan lingkungan sekitar maupun

lingkungan luas.

Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berbudi luhur, memiliki pengetahuan,

keterampilan dan rasa tanggungjawab. Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan

pokok manusia yang harus dipenuhi, yang mempunyai tujuan tinggi dari sekedar

Page 3: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

3

untuk bertahan hidup, sehingga manusia menjadi lebih terhormat dan mempunyai

kedudukan yang lebih tinggi daripada yang tidak berkependidikan.

Anak usia dini memiliki peran yang sangat strategis dalam proses

peletakkan dasar pendidikan generasi bangsa pada masa mendatang. Pendidikan

anak usia dini merupakan tahap awal proses pendidikan yang diselenggarakan

secara terstruktur dalam upaya pembentukan sumber daya manusia Indonesia agar

kelak mampu menjadi generasi yang andal dan mampu membangun bangsanya

serta memiliki harkat dan martabat yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa

lain (Kemendiknas, 2010).

Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan dalam Undang-undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 14, yang

berbunyi “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lanjut.

Ditinjau dari Perkembangannya, anak usia dini merupakan masa

pertumbuhan yang paling penting karena menentukan masa perkembangan

selanjutnya. Disebutkan Santoso (2005:2.8) bahwa masa anak usia dini

menempati posisi yang paling penting dalam perkembangan otaknya. Selanjutnya

dinyatakan bahwa karena perkembangan otaknya tersebut usia 0-6 tahun disebut

sebagai usia emas (golden age). Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini dirasa

penting karena menentukan keberhasilan anak selanjutnya.

Page 4: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

4

Menurut Masitoh (2008) menyatakan bahwa perkembangan anak

prasekolah meliputi perkembangan fisik dan motoric, kognitif, social emosional

dan bahasa. Masing-masing perkembangan tersebut saling berkolaborasi antara

perkembangan satu dengan perkembangan yang lain pada anak. Bahasa

memegang peranan penting dalam kehidupan manusia pada umumnya dan dalam

kegiatan berkomunikasi pada khususnya.

Kemampuan berbahasa memiliki empat aspek atau ruang lingkup yaitu

kemampuan mendengarkan, kemampuan berbicara, kemampuan membaca, dan

kemampuan menulis. Setiap aspek keterampilan itu berkaitan erat dengan tiga

aspek keterampilan lainnya. Keterampilan berbahasa tersebut diperoleh melalui

hubungan yang teratur, yaitu pada masa kecil anak belajar menyimak bahasa,

kemudian berbicara, sesudah itu belajar membaca dan menulis.

Menurut Suhartono (2005:20) kemampuan berbicara adalah kemampuan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,

menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Kelancaran

berbicara harus diupayakan sejak dini, karena dengan lancarnya berbicara anak

dapat menjaga kondisi berhubungan dengan orang lain baik di lingkungan

sekolah, keluarga maupun lingkungan masyarakat.

Memacu kemampuan berbicara anak merupakan sesuatu yang penting.

Menurut Harlock dalam Musfiroh (2005:102) Kemampuan berbicara sangat

mempengaruhi penyesuaian social dan pribadi anak, yaitu : 1) Anak yang pandai

berbicara akan memperoleh pemuasan kebutuhan dan keinginan, 2) Anak yang

pandai berbicara akan memperoleh perhatian dari orang lain atau menjadi pusat

Page 5: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

5

perhatian, 3) Anak yang pandai berbicara akan mampu membina hubungan

dengan orang lain dan dapat memerankan kepemimpinannya dari pada anak yang

tidak pandai berbicara, 4) Anak yang pandai berbicara akan memperoleh penilaian

baik, kaitannya dengan isi dan cara berbicara, 5) Anak yang pandai berbicara akan

memiliki kepercayaan diri dan penilaian diri yang positif, terutama setelah

mendengar orang tentang dirinya, 6) Anak yang pandai berbicara biasanya

memiliki kemampuan akademis yang lebih baik, 7) Anak yang pandai berbicara

lebih mampu memberikan komentar positif dan menyampaikan hal-hal yang baik

kepada lawan bicara, 7) Anak yang pandai berbicara cenderung pandai

mempengaruhi dan meyakinkan teman sebayanya.

Dari kemampuan berbicara yang dicapai oleh anak usia dini, ada tiga hal

penting yang harus dikembangkan dalam kemampuan berbicara anak yaitu: (1)

dapat berbagi pengalaman verbal (dalam bentuk cerita) missal dalam kegiatan

pembelajaran dikelas dapat ditingkatkan melalui kegiatan pemberian kesempatan

kepada anak untuk dapat bercerita pengalaman pribadinya, (2) dapat

menggunakan kalimat yang kompleks, dan (3) mampu menceritakan kembali isi

cerita yang sudah disampaikan oleh guru.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 13 Maret 2017 di RA

Raudhatul Islamiyah Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat

menunjukkan bahwa kemampuan berbicara anak belum berkembang dengan

optimal. Hal ini dapat dilihat dari 21 orang anak baru 9,52 % anak yang sudah

mampu berkomunikasi dengan baik Seperti lantang atau langsung bertanya

kepada guru tentang apa yang didengar, mengajukan pertanyaan, menjawab

Page 6: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

6

pertanyaan, dan mengungkapkan pendapat, ini berarti masih terdapat 90,48%

anak yang belum mampu berkomunikasi dengan baik. Berdasarkan pengamatan

terlihat bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru cenderung monoton,

sehingga kurang menarik perhatian anak. Didalam proses pembelajaran, kegiatan

dilakukaan tidak dengan bermain. Selama guru menyajikan cerita, teknik yang

digunakan kurang bervariasi. Teknik tersebut antara lain dengan bercerita tanpa

alat peraga yakni teknik bercerita dimana guru bercerita di depan kelas tanpa

adanya media pendukung. Sedangkan pembelajaran dilakukan secara klasikal

dengan guru sebagai pengendali, pemberi instruksi, dan focus utama sehingga

anak menjadi pasif.

Kunci utama dalam mengembangkan kemampuan berbicara pada anak

usia dini yaitu dengan menggunakan metode yang dikemas secara menyenangkan

dan menarik, agar anak tertarik untuk menyimak dan membagikan kepada orang

lain. Kegiatan bercerita harus diusahakan menjadi pengalaman bagi anak yang

bersifat unik dan menarik, yang menggetarkan perasaan anak, dan memotivasi

anak untuk mengikuti cerita itu sampai tuntas.

Metode bercerita adalah cara penyampaian materi pembelajaran secara

lisan dalam bentuk cerita kepada anak. dengan menggunakan metode bercerita

dapat melatih daya serap, daya tangkap, daya pikir anak, daya konsentrasi anak,

daya imajinasi anak, dan membantu perkembangan berbicara anak.

Salah satu media yang dapat digunakan untuk memotivasi anak untuk

mengembangkan kemampuan berbicara anak dalam kegiatan bercerita yaitu

dengan bercerita dengan media gambar sehingga anak akan tertarik dan mengikuti

Page 7: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

7

cerita sampai tuntas, serta anak mampu berbicara dan menceritakan secara urut

ketika disuruh untuk menceritakan kembali isi cerita. Dengan menggunakan

media gambar yang dapat menarik perhatian anak, maka metode bercerita ini akan

berfungsi dengan baik. Untuk mengetahui apakah metode bercerita dengan media

gambar dapat berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak di RA Raudhatul

Islamiyah Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Berdasarkan uraian diatas, mendorong penulis untuk mengadakan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Metode Bercerita dengan Media Gambar

terhadap Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini di RA Raudhatul Islamiyah

Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat”.

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan maka peneliti membatasi permasalahan

penelitian, yaitu:

1. Kemampuan berbicara yang diteliti dalam penelitian ini adalah

berkaitan dengan minat anak bicara, kosa kata, pengucapan /

mengucapkan kata, dan pengenalan kalimat sederhana.

2. Metode Pembelajaran yang digunakan yaitu metode bercerita dengan

media gambar

3. Anak usia dini yang dimaksud yaitu anak usia 5-6 tahun di RA

Raudhatul Islamiyah

1.3 Rumusan Masalah

Page 8: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

8

Berdasarkan batasan masalah yang peneliti buat dapat peneliti rumuskan

bahwa Apakah Metode Bercerita dengan Media Gambar berpengaruh terhadap

Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini di RA Raudhatul Islamiyah?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh metode bercerita

dengan media gambar terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA

Raudhatul Islamiyah Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat

1.5 Manfaat Penelitian

Dari Penelitian tersebut maka penulis berharap dapat memberikan manfaat:

1. Secara teoritis

Menambah wawasan dan mengembangkan ilmu yang berkaitan dengan

kemampuan berbicara melalui metode bercerita dengan media gambar.

2. Secara Praktis

a. Anak

Penelitian metode bercerita ini dapat memberikan pengalaman belajar

anak yang lebih bervariasi sehingga dapat memotivasi kemampuan

berbicara anak

b. Guru

Menambah masukan tentang metode bercerita dengan media gambar

agar dapat mengembangkan kualitas pembelajaran.

c. Sekolah

Page 9: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

9

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam menentukan metode pembelajaran pada waktu yang akan datang

1.6 Hipotesis

Penelitian ini akan membuktikan hipotesis sebagai berikut: terdapat

pengaruh metode bercerita dengan media gambar terhadap kemampuan berbicara

anak usia dini

1.7 Definisi Operasional

1. Metode Bercerita merupakan cara bertutur kata dan penyampaian cerita

kepada orang lain secara lisan, agar oranglain tertarik untuk

mendengarkannya dan mendapatkan hikmah dari isi cerita yang

disampaikannya.

2. Kemampuan Berbicara anak usia dini adalah kemampuan anak dalam

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan

perasaan yang digunakan untuk menyampaikan maksud tertentu pada

orang lain, sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang-orang

yang berada disekitar anak.

Page 10: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

10

1.8 Kerangka Konseptual

Sampel

Kelompok

Eksperimen

Kelompok

Kontrol

Pre-test

Post-test

Hasil

Kesimpulan

Analisis Statistika

Hasil

Diterapkan Metode

Bercerita dengan media

gambar

Tidak diterapkan

metode bercerita

dengan media gambar

Populasi

Page 11: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

11

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kemampuan Berbicara

2.1.1 Pengertian Kemampuan Berbicara

Kemampuan Berbicara adalah kemampuan penyampaian maksud (ide,

pikiran, gagasan, atau isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan

bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain dengan

mudah. Menurut Suhartono (2005:22) mendefinisikan bicara sebagai suatu

penyampaian maksud tertentu dengan mengucap bunyi-bunyi artikulasi atau kata-

kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan,

dan perasaan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2005:165), Kemampuan berbicara

adalah “beromong, bercakap, berbahasa, mengutarakan isi pikiran, melisankan

sesuatu yang dimaksud”. Bicara merupakan bentuk komunikasi yang paling

efektif, penggunaannya paling luas dan paling penting.

Menurut Hariyadi dan Zamzani (dalam Suhartono, 2005:20) menyatakan

bahwa kemampuan berbicara adalah proses komunikasi, sebab di dalamnya terjadi

pesan dari suatu sumber ke tempat lain.

Page 12: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

12

Berdasarkan pengertian yang sudah disebutkan dapat disimpulkan bahwa

kemampuan berbicara anak adalah kemampuan anak dalam mengucapkan bunyi-

bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta

menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan yang digunakan untuk

menyampaikan maksud tertentu pada orang lain, sehingga maksud tersebut dapat

dipahami oleh orang-orang yang berada disekitar anak.

Kemampuan berbicara anak usia dini, khususnya usia 5-6 tahun

kemampuan berbicara secara mengagumkan. Owens dalam Rita Kurnia (2009:37)

mengemukakan bahwa anak usia tersebut memperkaya kemampuan berbicaranya

melalui pengulangan. Maka mereka sering mengulangi kosa kata yang baru dan

unik sekalipun belum memahami artinya. Dalam mengembangkan berbicara

tersebut, anak menggunakan fast wrapping yaitu suatu proses dimana anak

menyerap arti kata baru setelah mendengarkannya sekali atau dua kali dalam

dialog. Pada masa dini inilah anak mulai mengkomunikasikan suku kata menjadi

kata, dan kata menjadi kalimat.

Aliday dan Hasan dalam Rita Kurnia (2009:38) mengemukakan, anak usia

5-6 tahun rata-rata dapat menggunakan 900-1000 kosa kata yang berbeda. Mereka

menggunakan 4-5 kata dalam satu kalimat yang dapat berbentuk kalimat

pernyataan, negative, dan perintah. Anak usia 5 tahun sudah mulai menggunakan

kalimat yang beralasan seperti “saya menangis karena sakit”. Pada usia 6 tahun

pembicaraan mereka mulai berkembang dimana kosa kata yang digunakan lebih

banyak dan rumit.

Page 13: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

13

Menurut Hurlock (diacu dalam Sunaryanto, 2015) mengemukakan

kriteria untuk mengukur tingkat kemampuan berbicara secara benar atau

hanya sekedar ‘membeo’ sebagai berikut:

1. Anak mengetahui arti kata yang digunakan dan mampu

menghubungkannya dengan objek yang diwakilinya. Jadi, anak tidak

hanya mengucapkan tetapi juga mengetahui arti kata yang diucapkannya.

2. Anak mampu melafalkan kata-kata yang dapat dipahami orang lain

dengan mudah. Hal tersebut berarti bahwa anak melafalkan dengan jelas

kata yang diucapkannya dengan bahasa yang mudah dimengerti orang

lain, sehingga orang lain dapat memahami maksud apa yang diucapkan.

3. Anak memahami kata-kata tersebut bukan karena telah sering mendengar atau

menduga - duga.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur

kemampuan berbicara anak adalah anak mengetahui arti kata yang diucapkannya,

anak dapat melafalkan kata-kata yang dapat dipahami orang lain, dan memahami

kata-kata yang diucapkannya.

Kemampuan berbicara perlu dilatih kepada anak sejak dini, supaya anak

dapat mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata sehingga mampu

mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan, atau isi

hati kepada orang lain. Belajar berbicara dapat dilakukan anak dengan bantuan

dari orang dewasa melalui percakapan. Dengan percakap-cakap anak akan

menemukan pengalaman dan meningkatkan pengetahuannya dan

mengembangkan bahasanya. Anak membutuhkan penguatan, pujian, stimulasi dan

Page 14: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

14

model atau contoh yang baik dari orang dewasa agar kemampuannya dapat

berkembang secara maksimal.

Berdasarkan pengertian kemampuan berbicara diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa kemampuan berbicara adalah kemampuan untuk

mengekspesikan, menyatakan, serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan atau isi

hati kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dipahami

oleh orang lain.

Memacu kemampuan berbicara anak merupakan sesuatu yang penting.

Menurut Harlock dalam Musfiroh (2005:102) Kemampuan berbicara sangat

mempengaruhi penyesuaian social dan pribadi anak, yaitu :

1) Anak yang pandai berbicara akan memperoleh pemuasan kebutuhan

dan keinginan.

2) Anak yang pandai berbicara akan memperoleh perhatian dari orang

lain atau menjadi pusat perhatian.

3) Anak yang pandai berbicara akan mampu membina hubungan dengan

orang lain dan dapat memerankan kepemimpinannya dari pada anak

yang tidak pandai berbicara.

4) Anak yang pandai berbicara akan memperoleh penilaian baik,

kaitannya dengan isi dan cara berbicara.

5) Anak yang pandai berbicara akan memiliki kepercayaan diri dan

penilaian diri yang positif, terutama setelah mendengar orang tentang

dirinya.

Page 15: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

15

6) Anak yang pandai berbicara biasanya memiliki kemampuan akademis

yang lebih baik.

7) Anak yang pandai berbicara lebih mampu memberikan komentar

positif dan menyampaikan hal-hal yang baik kepada lawan bicara.

8) Anak yang pandai berbicara cenderung pandai mempengaruhi dan

meyakinkan teman sebayanya. Hal ini mendukung posisi anak sebagai

pemimpin.

Dari kemampuan berbicara yang dicapai oleh anak usia 5-6 tahun, ada tiga

hal penting yang harus dikembangkan guna meningkatkan kemampuan berbicara

anak yaitu: (1) dapat berbagi pengalaman verbal (dalam bentuk cerita) missal

dalam kegiatan pembelajaran dikelas dapat ditingkatkan melalui kegiatan

pemberian kesempatan kepada anak untuk dapat bercerita pengalaman pribadinya,

(2) dapat menggunakan kalimat yang kompleks, dan (3) mampu menceritakan

kembali isi cerita yang sudah disampaikan oleh guru dapat dioptimalkan dengan

adanya penggunaan media gambar pada saat bercerita dengan tujuan unuk

menarik perhatian anak, sehingga anak merasa senang dan kegiatan bercerita

menjadi lebih efektif.

2.1.2 Perkembangan Berbicara anak

Menurut Nurbiana (diacu dalam Sunaryanto, 2015) terdapat dua tipe

perkembangan berbicara anak:

1. Egosentric Speech, terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun, dimana

anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog). Perkembangan berbicara

Page 16: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

16

anak dalam hal ini sangat berperan dalam mengembangkan kemampuan

berpikirnya.

2. Socialized speech, terjadi ketika anak berinteraksi dengan temannya atau

pun lingkungannya. Hal ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan

adaptasi sosial anak. Berkenaan dengan hal tersebut terdapat 5 bentuk

socialized speech yaitu:

a. Saling Tukar informasi untuk tujuan bersama;

b. Penilaian terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain;

c. Perintah, permintaan, ancaman

d. Pertanyaan;

e. Jawaban

Selanjutnya Nurbiana (diacu dalam Sunaryanto, 2015) mengemukakan

ada beberapa faktor yang dapat dijadikan ukuran kemampuan berbicara

seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan dan non kebahasaan.

Aspek kebahasaan meliputi:

1. Ketepatan ucapan

2. Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai;

3. Pilihan kata;

4. Ketetapan sarana pembicaraan

Aspek non kebahasaan meliputi:

1. Sikap tubuh, pandangan, bahasa tubuh, dan mimik yang tepat;

2. Kesediaan menghargai pembicaraan maupun gagasan orang lain;

3. Kenyaringan suara dan kelancaran dalam berbicara;

4. Relevansi, penalaran dan penguasaan terhadap topik tertentu.

Page 17: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

17

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tipe

perkembangan berbicara anak usia 5 - 6 tahun yaitu anak mulai berinteraksi

dengan temannya ataupun lingkungannya. Dari interaksi tersebut anak dapat

saling menyampaikan informasi, menyuruh, meminta, bertanya ataupun

menjawab pertanyaan dan untuk mengukur kemampuan berbicara anak adalah

anak mengetahui arti kata yang diucapkannya, anak dapat melafalkan kata-

kata yang dapat dipahami orang lain dan memilih kata-kata yang diucapkan

anak.

2.1.3 Tahapan Berbicara Anak

Pateda dalam Suhartono (2005:49) menjelaskan tahapan perkembangan

awal ujaran anak, yaitu tahap penamaan, tahap telegrafis, dan tahap

transformasional. Tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Tahap Penamaan

Pada tahap ini anak mengasosiasikan bunyi-bunyi yang pernah didengarnya

dengan benda, peristiwa, situasi, kegiatan, dan sebagainya yang pernah

dikenal melalui lingkungannya. Pada tahap ini anak baru mampu

menggunakan kalimat terdiri atas satu kata atau frase. Kata-kata yang

diujarkannya mengacu pada benda-benda yang ada di sekelilingnya.

2. Tahap Telegrafis

Pada tahap ini anak mampu menyampaikan pesan yang diinginkannya

dalam bentuk urutan bunyi yang berwujud dua atau tiga kata. Anak

menggunakan dua atau tiga kata untuk mengganti kalimat yang berisi maksud

Page 18: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

18

tertentu dan ada hubungannya dengan makna. Ujaran tersebut sangat

singkat dan padat. Oleh karena itu, ujaran anak sejenis ini disebut juga

telegrafis. Steinbergh (Suhartono, 2005: 50) mengatakan bahwa pada

tahap ini anak berumur sekitar dua tahun.

3. Tahap Transformasional

Pada tahap ini anak sudah mulai memberanikan diri untuk bertanya,

menyuruh, menyanggah, dan menginformasikan sesuatu. Pada tahap ini

anak sudah mulai berani mentransformasikan idenya kepada orang lain

dalam bentuk kalimat yang beragam. Berbagai kegiatan anak aktivitasnya

dikomunikasikan atau diujarkan melalui kalimat-kalimat. Yang termasuk

pada tahap ini yaitu anak berumur lima tahun.

Berdasarkan tahapan-tahapan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

tahapan berbicara anak RA kelompok B (5-6) tahun berada pada tahap

transformasional. Pada tahap tersebut anak sudah dapat berani bertanya,

menyuruh, menyanggah, menginformasikan sesuatu serta berani

mentransformasikan idenya kepada orang lain dalam bentuk kalimat

yang beragam.

2.1.4 Karakteristik Berbicara Anak usia 5-6 tahun

Menurut Enawulan (2005:49), perkembangan berbicara anak usia 5-6

tahun adalah sudah dapat mengucapkan kata dengan jelas dan lancar, dapat

menyusun kalimat yang terdiri dari enam sampai delapan kata, dapat menjelaskan

arti kata-kata yang sederhana, dapat menggunakan kata hubung, kata depan dan

Page 19: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

19

kata sandang. Pada masa akhir usia taman kanak-kanak umumnya anak sudah

mampu berkata-kata sederhana dan berbahasa sederhana, cara berbicara mereka

telah lancar, dapat dimengerti dan cukup mengikuti tata bahasa walaupun masih

melakukan kesalahan berbahasa.

Hasil penelitian Loban, Hunt, dan Casda yang dikutip oleh Ellies (Muh.

Nur Mustakim, 2005:129) mengemukakan tentang karakteristik berbicara anak

usia 5-6 tahun sebagai berikut: suka berbicara dan umumnya berbicara kepada

seseorang, tertarik menggunakan kata-kata baru dan luas, banyak bertanya, tata

bahasa akurat dan beralasan, menggunakan bahasa yang sesuai, dapat

mendefinisikan dengan bahasa yang sederhana, menggunakan bahasa dengan

agresi, mengajukan pertanyaan-pertanyaan sangat aktif berbicara.

Selanjutnya Nurbian (2008:39) menyebutkan anak usia 4-6 tahun

mempunyai karakteristik berbicara yaitu:

1. Kemampuan anak untuk dapat berbicara dengan baik

2. Melaksanakan 2-3 perintah lisan secara berurutan dengan benar

3. Mendengarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana dengan urut

yang sudah dipahami

4. Menyebutkan nama, jenis kelamin dan umurnya.

5. Menggunakan kata Tanya seperti bagaimana, apa, mengapa, kapan

6. Membandingkan dua hal

7. Memahami konsep timbal balik

8. Menyusun kalimat

9. Mengucapkan lebih dari tiga kalimat

10. Mengetahui tulisan sederhana

Dari beberapa pengertian karakteristik bahasa anak di atas, karakteristik

perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun sudah dapat menjelaskan arti kata-kata

yang sederhana, dapat menggunakan kata hubung, kata depan dan kata sandang.

Page 20: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

20

Selain itu anak suka berbicara dan umumnya berbicara kepada seseorang, tertarik

menggunakan kata-kata baru dan luas, banyak bertanya. Indikator anak yang

terampil berbicara adalah anak dapat berbicara dengan lancar, berani

mengemukakan ide kepada orang lain, berani bertanya dan menjawab pertanyaan,

berani menyampaikan kegiatan yang telah dilakukan dan dapat menyusun kalimat

dengan baik dan benar.

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berbicara Anak

Kemampuan Berbicara dapat dipengaruhi oleh beberapa factor baik factor

dari dalam diri maupun dari luar. Menurut Hurlock (1978) diacu dalam

Wigayuwiva (2014) Kemampuan Berbicara dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:

1. Kesiapan fisik untuk Berbicara

Kemampuan berbicara bergantung pada kematangan mekanisme bicara.

Sebelum semua organ bicara mencapai bentuk yang lebih matang, saraf dan

otot mekanisme suara tidak dapat menghasilkan bunyi yang diperlukan bagi

kata-kata.

2. Kesiapan Mental untuk Berbicara

Kesiapan mental untuk berbicara tergantung pada kematangan otak,

khususnya bagian-bagian asosiasi otak. Biasanya kesiapan tersebut

berkembang di antara umur 12 dan 18 bulan dan dalam perkembangan

berbicara dipandang sebagai “saat dapat diajar”

3. Model yang Baik untuk ditiru

Page 21: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

21

Model yang baik untuk ditiru diperlukan agar anak tahu mengucapkan kata

dengan benar. Model tersebut mungkin orang di lingkungan sekitar mereka.

Jika mereka kekurangan model yang baik, maka mereka akan sulit belajar

berbicara dan hasil yang dicapai berada di bawah kemampuan bercerita.

4. Kesempatan untuk Berpraktik

Jika anak tidak diberikan kesempatan untuk berpraktek maka mereka akan

putus asa dan memotivasi anak menjadi rendah. Untuk bermain peran dalam

situasi kehidupan yang sebenarnya serta mempraktikkan kemampuan

berbahasa sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan berbicara

pada anak.

5. Motivasi

Jika anak mengetahui bahwa mereka dapat memperoleh apa saja yang mereka

inginkan tanpa memintanya, dan jika anak tahu bahwa pengganti bicara

seperti tangis dan isyarat dapat mencapai tujuan tersebut, maka motivasi anak

untuk belajar berbicara akan melemah.

6. Bimbingan

Cara yang paling baik untuk membimbing belajar berbicara adalah

menyediakan model yang baik, mengadakan kata-kata dengan jelas, serta

memberikan bantuan mengikuti model.

Ungkapan lain mengenai factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan

berbicara dikemukakan oleh Rahayu (2007) diacu dalam wigayuwiva (2014) yang

terdiri dari beberapa hal, yaitu:

1. Gaya Berbicara, secara umum gaya bicara ditandai dengan tiga ciri, yaitu:

Page 22: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

22

a) Gaya ekspresif, gaya bicara ekspresif ditandai dengan spontans, lugas

atau bersosialisasi.

b) Gaya perintah, gaya ini menunjukkan kewenangan dan bernada

memberikan keputusan.

c) Gaya pemecahan masalah, gaya ini bernada rasional, tanpa prasangka,

dan lemah lembut.

2. Metode penyampaian metode ini terdiri dari: (a) penyampaian mendadak; (b)

penyampaian tanpa persiapan; (c) penyampaian dari naskah; dan (d)

penyampaian dari ingatan.

Berdasarkan uraian mengenai factor-faktor yang mempengaruhi

kemampuan berbicara, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara dapat

dipengaruhi oleh model yang baik untuk ditiru serta adanya kesempatan yang

diberikan pada anak untuk berbicara. Hal itu dapat dilakukan dengan media

gambar.

2.1.6 Aspek-aspek Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini

Untuk mngembangkan kemampuan berbicara terdapat beberapa aspek

kegiatan kemampuan berbicara. Menurut Harun Rasyid, Mansur, dan Suratno

(2009), aspek-aspek tersebut diantaranya:

a. Minat anak Berbicara

Merangsang minat anak untuk berbicara dimaksudkan supaya anak

mempunyai keberanian untuk mengungkapkan ide, gagasan, pendapat, keinginan,

apa yang ada dalam pikirannya sesuai dengan kegiatan sehari-hari. Hal yang

Page 23: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

23

sebenarnya dilakukan oleh pengasuh ketika anak diam, berceritalah. Ketika anak

bercerita, simaklah. Ketika anak bertanya, jawablah. Ketika anak menjawab,

dukunglah dengan pujian, kalimat penyemangat. Syarat yang lebih penting adalah

pendengar yang baik untuk menangkap berbagai jenis nada bicara.

b. Kaya Kata (Kosa Kata)

Dalam mengembangkan kosa kata, anak harus belajar mengaitkan arti

dengan bunyi. Karena banyak kata yang memiliki arti yang lebih dari satu dan

karena sebagian bunyinya hampir sama, tetapi artinya yang berbeda. Oleh karena

itu membangun kosa kata jauh lebih sulit daripada mengucapkannya. Kegiatan

perbendaharaan kata anak dapat dilakukan dengan menyebutkan benda-benda

disekitarnya.

c. Pengucapan (lafal)

Tingkat kemampuan berbicara seseorang sangat dipengaruhi oleh

seringnya kata-kata yang diucapkan kepada anak sejak dini secara berulang-ulang

yang selalu didengar dari lingkungannya. Kata-kata yang diucapkan oleh anak

secara berulang-ulang akan berpengaruh pada kemampuan berbicara anak.

d. Pengenalan Kalimat Sederhana

Untuk mengekspresikan gagasan dalam bentuk bahasa, anak perlu

menguasai sejumlah kata, lalu menyusunnya menjadi satuan-satuan yang disebut

kalimat. Menyusun kalimat dapat dilakukan dengan pengenalan bentuk kalimat

melalui cerita. Dalam cerita ada kalimat sederhana yang diperkenalkan pada anak

sehingga anak akan mampu menangkap dan menyesuaikan diri dalam berkalimat.

Page 24: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

24

2.1.7 Pembelajaran Untuk Kemampuan Berbicara Anak

Menurut Dhieni (2005:7.1 ), metode yang digunakan untuk meningkatkan

kemampuan berbicara anak yaitu menggunakan metode bercakap-cakap,

Tanyajawab, dan metode bercerita. Ketiga metode tersebut akan dijelaskan

sebagai berikut:

a. Metode bercakap-cakap yaitu merupakan interaksi yang terjadi antara guru

dengan anak yang bersifat menyenangkan karena berupa dialog dan guru

bertindak sebagai motivator.

b. Metode Tanya jawab artinya interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi

ini terjadi karena ada sesuatu hal yang harus ditanyakan oleh guru dan ada

yang harus menjawab yaitu anak secara lisan.

c. Metode bercerita yaitu salah satu pembelajaran pengalaman bagi anak untuk

menggunakan cerita lisan, guru membawakan cerita harus menarik, salah

satunya dengan gambar agar menarik perhatian anak dan tidak terlepas dari

tujuan yang hendak dicapai.

Upaya yang digunakan untuk kemampuan berbicara anak dari adanya

beberapa metode pembelajaran diatas yang sesuai dengan kebutuhan dan

pengalaman belajar anak yaitu dengan menggunakan metode bercerita dengan

media gambar yang menarik dalam bercerita, karena dengan adanya metode

bercerita anak akan lebih efektif karena ditambah dengan penggunaan gambar

yang menarik perhatian anak.

Page 25: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

25

2.2 Konsep Metode Bercerita dengan Media gambar

2.2.1 Pengertian Bercerita

Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan

kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan

dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng yang untuk

didengarkan dengan menyenangkan, oleh karena itu orang yang menyajikan cerita

tersebut menyampaikannya dengan menarik (Dhieni, 2009:6.4)

Bercerita merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Artinya,

dalam bercerita seseorang melibatkan pikiran, kesiapan mental, keberanian,

perkataan yang jelas sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Menurut Burhan

Nurgiyantoro (2001: 278), ada beberapa bentuk tugas kegiatan bercerita yang

dapat dilatih untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berbicara

pada anak, yaitu (1) bercerita berdasarkan gambar, (2) wawancara, (3) bercakap-

cakap, (4) berpidato, (5) berdiskusi.

Bercerita merupakan salah satu kebiasaan masyarakat sejak dahulu

sampai sekarang. Hampir setiap siswa yang telah menikmati suatu cerita akan

selalu siap untuk menceritakannya kembali, terutama jika cerita tersebut

mengesankan bagi siswa. Menurut Burhan Nurgiyantoro (2001:289), bercerita

merupakan salah satu bentuk tugas kemampuan berbicara yang bertujuan untuk

mengungkapkan kemampuan berbicara yang bersifat pragmatis. Ada dua unsur

Page 26: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

26

penting yang harus dikuasai anak dalam bercerita yaitu linguistik dan unsur apa

yang diceritakan.

Dalam kegitan pendidikan anak usia dini, bercerita merupakan kegiatan

yang dilakukan oleh guru, antar guru, orangtua murid, atau siapapun yang ada

pada proses pembelajaran anak usia dini untuk menyampaikan pembelajaran

dengan menarik. Kegiatan bercerita ini pun dapat dilaksanakan oleh anak, antar

anak atau anak dengan orang dewasa, sesuai dengan perkembangan bahasa anak

(Kusnaini, 2004).

Dengan kata lain, Bercerita merupakan salah satu kemampuan berbicara

yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain. Dikatakan

demikian karena bercerita termasuk dalam situasi informatif yang ingin membuat

pengertian-pengertian atau makna menjadi jelas. Dengan bercerita, seseorang

dapat menyampaikan berbagai macam cerita, ungkapan berbagai perasaan sesuai

dengan apa yang dialami, dirasakan, dilihat, dibaca dan ungkapan kemauan dan

keinginan membagikan pengalaman yang diperolehnya.

2.2.2 Teknik Metode Bercerita

Menurut Moeslichatoen (dalam Masyitoh, 2005:10.4) mengemukakan

beberapa macam teknik bercerita yang dapat digunakan oleh guru , antara lain

sebagai berikut:

1. Membaca langsung dari buku cerita

Bercerita dengan menggunakan langsung dari buku cerita dapat dilakukan

guru jika guru memiliki buku cerita yang sesuai dengan anak, terutama dikaitkan

Page 27: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

27

dengan pesan-pesan yang tersirat dalam cerita tersebut. Teknik bercerita dengan

membacakan langsung perlu memperhatikan pula teknik membaca agar cerita

yang dibawakan menjadi menarik serta “berjiwa” karena guru membacakannya

dengan intonasi suara, hafal dan ekspresi wajah yang tepat.

2. Bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku

Penggunaan ilustrasi gambar dapat menarik perhatian anak, sehingga

teknik ini akan berfungsi dengan baik. Penggunaan ilustrasi gambar dalam

bercerita dimaksudkan untuk memperjelas pesan-pesan yang dituturkan, juga

untuk mengikat perhatian anak pada jalannya cerita.

3. Menceritakan dongeng

Cerita dongeng merupakan bentuk kesenian yang paling lama,

mendongeng merupakan cara meneruskan warisan budaya dari satu generasi

kegenarasi berikutnya. Dongeng dapat dipergunakan untuk menyampaikan

pesan-pesan kebajikan kepada anak didik.

4. Bercerita dengan menggunakan papan flanel

Guru dapat membuat papan flanel dengan melapisi seluas papan dengan

kain flanel yang berwarna netral yang berupa gambar tokoh-tokoh yang

mewakili perwatakan dalam cerita.

5. Dramatisasi suatu cerita

Guru dalam bercerita memainkan perwatakan tokoh-tokoh dalam suatu

cerita yang disukai anak dan merupakan daya tarik yang bersifat universal.

Menurut Masyitoh (2005:10.3) menyebutkan beberapa kriteria pemilihan cerita

untuk anak, diantaranya sebagai berikut:

Page 28: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

28

1. Cerita itu harus menarik dan memikat perhatian kepada guru itu sendiri. Jika

cerita itu menarik dan memikat perhatian, maka guru akan bersungguh-

sungguh dalam menceritakan kepada anak secara mengasyikkan.

2. Cerita itu harus sesuai dengan kepribadian anak, gaya, dan bakat anak supaya

memiliki daya tarik terhadap perhatian anak dan terlibat aktif dalam kegiatan

bercerita.

3. Cerita itu harus sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan mencerna isi cerita

anak. Cerita itu harus cukup pendek, dalam rentangan jangkauan waktu

perhatian anak.

Dalam teknik bercerita ini, peneliti menggunakan teknik Bercerita dengan

menggunakan ilustrasi gambar dari buku.

2.2.3 Prosedur penerapan pembelajaran melalui bercerita

Bercerita memiliki manfaat yang besar bagi pencapaian tujuan pendidikan,

serta perkembangan anak. Sebelum melaksanakan kegiatan bercerita, harus

terlebih dahulu menetapkan rancangan prosedur yang harus dilalui dalam

bercerita. Hal ini diperlukan agar penerapan pembelajaran melalui bercerita dapat

berjalan dengan baik, sesuai dengn yang diharapkan. Menurut Masitoh

(2005:10.11) Berikut ini langkah-langkah yang ditempuh dalam menerapkan

metode bercerita:

1. Menetapkan tema bercerita

Hal ini dilakukan agar kegiatan bercerita menjadi terarah karena mengacu

kepada tujuan yang telah ditetapkan serta tema yang dipilih. Tujuan

Page 29: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

29

mengacukepada kemampuan yang diharapkan dapat dicapai oleh anak melalui

kegiatan bercerita. Tema dipilih berdasarkan pada tujuan yangtelah ditetapkan

serta berdasarkan pada kehidupan anak.

2. Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih

Setelah menetapkan tujuan kegiatan bercerita serta memilih tema cerita,

selanjutnya menetapkan bentuk cerita yang akan dipilih sesuai tema yang telah

ditetapkan sebelumnya. Bentuk-bentuk yang bias dipilih, seperti bercerita dengan

membaca langsung dari buku cerita, menggunakan ilustrasi gambar,

menggunakan papan fanel, menceritakan dongeng. Dalam hal ini peneliti

menggunakan cerita dengan media gambar.

3. Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita

Bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita sangat

tergantung pada bentuk bercerita yang dipilih guru. Alat yang digunakan untuk

penelitian ini yaitu dengan buk berisikan gambar-gambar berwarna yang menarik

untuk anak.

4. Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita

Rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita merupakan urutan kegiatan

yang akan dilakukan oleh guru pada saat kegiatan bercerita berlangsung.

a. Mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita

Mengkomunikasikan tujuan dan tema merupakan pemberian informasi tentang

tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan bercerita serta tema yang dipilih.

b. Mengatur tempat duduk

Page 30: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

30

Mengatur tempat duduk merupakanhal yang cukup penting, karena posisi

tempat duduk dipengaruhi oleh pengorganisasian kelas yang dipilih.

Langkah-langkah pelaksanaan bercerita dengan media gambar menurut

kusaini (2004: 16) adalah sebagai berikut:

1. Guru mengatur posisi duduk anak/ mengorganisasikan kelas

2. Menyiapkan alat peraga

3. Guru memotifasi anak untuk mendengarkan cerita

4. Guru memberi tahu judul cerita

5. Guru mulai bercerita sambil memegang gambar dan memberlihatkannya pada

anak didik

6. Guru bercerita berurutan sesuai cerita

Setelah selesai bercerita guru memberikan kesimpulan, dan guru bertanya

tentang isi cerita, tokoh dalam cerita, isi gambar dan memberi kesempatan pada

anak untuk menceritakan kembali cerita tersebut.

2.2.4 Metode bercerita dengan Media Gambar

Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman

belajar bagi anak dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita

yang dibawakan guru harus menarik dan mengundang perhatian anak dan tidak

lepas dari tujuan pendidikan anak usia dini (Masitoh,2005:10.4).

Menurut Kusnaini (2004: 4) metode bercerita merupakan cara bertutur

kata dan penyampaian cerita kepada orang lain secara lisan, agar oranglain tertarik

untuk mendengarkannya dan mendapatkan hikmah dari isi cerita yang

Page 31: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

31

disampaikannya. Dalam pendidikan anak usia dini metode bercerita adalah cara

guru bercerita pada anak didik untuk memperkenalkan hal-hal baru dan

menyampaikan pembelajaran mengembangkan berbagai kompetensi dasar anak

usia dini. Biasanya kegiatan bercerita dilaksanakan pada kegiatan penutup,

sehingga ketika anak pulang menjadi tenang, naun demikian tidak selalu pada saat

kegiatan penutup, bercerita dapat pula dilakukan pada saat pembukaan maupun

inti. Setiap cerita yang akan disajikan.pada saat bercerita guru dapat berdialog

dengan anak dengan maksud menjelaskan isi gambar yang ditujukan guru atau

bagian cerita yang sedang disampaikan guru (Kusnaini, 2004).

Metode bercerita dengan gambar merupakan salah satu cara yang paling

mendasar untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan membina hubungan

interaksi dengan anak-anak. Pada usia anak-anak, kemampuan bahasa kata

(bahasa lisan) belum cukup dikuasainya, dan bahasa tulisan pun masih dalam

proses, tetapi anak sudah mempunyai kemampuan bahasa rupa (bahasa gambar).

Melalui seluruh kemampuan yang dimilikinya, yaitu perpaduan antara bahasa kata

dan bahasa gambar, anak jadi mengerti apa yang dikatakan orang lain kepadanya.

Hal ini disebabkan, oleh anak apa yang dikatakan orang lain diimajinasikannya

dengan apa yang diinginkan orang tersebut.

Ada beberapa alasan mengapa penulis menggunakan metode cerita dengn

gambar diantaranya adalah :

a. Memudahkan anak untuk bercerita

b. Lebih menarik minat anak

c. Anak lebih menghayati apabila cerita itu menggunakan gambar.

Page 32: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

32

2.2.5 Tujuan Metode Bercerita dengan Media Gambar

Pada usia 5-6 tahun, anak-anak mulai dapat menikmati sebuah cerita pada

saat ia mengerti tentang peristiwa yang terjadi di sekitarnya dan mampu

mengingat beberapa berita yang diterimanya. Hal ini menurut Depdiknas (2005:

5) ditandai oleh berbagai kemampuan sebagai berikut:

a. Mampu menggunakan kata ganti saya dan berkomunikasi.

b. Memiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata sifat, kata keadaan,

kata tanya, dan kata sambung.

c. Menunjukkan pengertian dan pemahaman tentang sesuatu.

d. Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan dan tindakan dengan

menggunakan kalimat sederhana.

e. Mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar.

Bercerita bagi anak usia dini bertujuan agar anak mampu mendengarkan

dengan berkonsentrasi dan mengekspresikan perasaannya terhadap apa yang

diceritakan.

Pada dasarnya, tujuan utama dari bercerita adalah untuk berkomunikasi

atau bertukar informasi dengan orang lain. Agar dapat menyampaikan pikiran

secara efektif, seorang yang bercerita harus memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikomunikasikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Burhan

Nurgiyantoro (2001: 277), yang mengemukakan bahwa tujuan bercerita adalah

untuk mengemukakan sesuatu kepada orang lain.

Page 33: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

33

Mudini dan Salamat Purba (2009: 4) menjelaskan tujuan bercerita, sebagai

berikut:

a. Mendorong atau menstimulasi

Maksud dari mendorong atau menstimulasi yaitu apabila pembicara

berusaha memberi semangat dan gairah hidup kepada pendengar. Reaksi yang

diharapkan adalah menimbulkan inpirasi atau membangkitkan emosi para

pendengar. Misalnya, pidato Ketua Umum Koni di hadapan para atlet yang

bertanding di luar negeri bertujuan agar para atlet memiliki semangat bertanding

yang cukup tinggi dalam rangka membela Negara.

b. Meyakinkan

Maksud dari meyakinkan yaitu apabila pembicara berusaha mempengaruhi

keyakinan, pendapat atau sikap para pendengar. Alat yang paling penting dalam

meyakinkan adalah argumentasi. Untuk itu, diperlukan bukti, fakta, dan contoh

konkret yang dapat memperkuat argumentasi untuk meyakinkan pendengar.

c. Menggerakkan

Maksud dari menggerakkan apabla pembicara menghendaki adanya

tindakan atau perbuatan dari para pendengar. Misalnya, berupa seruan persetujuan

atau ketidaksetujuan, pengumpulan dana, penandatanganan suatu resolusi,

mengadakan aksi sosial. Dasar dari tindakan atau perbuatan itu adalah keyakinan

yang mendalam atau terbakarnya emosi.

d. Menginformasikan

Page 34: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

34

Maksud dari menginformasikan yaitu apabila pembicara ingin memberi

informasi tentang sesuatu agar para pendengar dapat mengerti dan memahaminya.

Misalnya seorang guru menyampaikan pelajaran di kelas, seorang dokter

menyampaikan masalah kebersihan lingkungan, seorang polisi menyampaikan

masalah tertib berlalu lintas, dan sebagainya.

e. Menghibur

Maksud dari menghibur yaitu apabila pembicara bermaksud

menggembirakan atau menyenangkan para pendengarnya. Pembicaraan seperti ini

biasanya dilakukan dalam suatu resepsi, ulang tahun, pesta, atau pertemuan

gembira lainnya

Menurut Gunarti, (2008:5.4) menyatakan bahwa tujuan metode bercerita

adalah sebagai berikut:

1) Mengembangkan kemampuan berbahasa, diantaranya kemampuan

menyimak, kemampuan berbicara, serta menambah kosa kata yang

dimilikinya.

2) Mengembangkan berfikirnya karena dengan bercerita anak diajak untuk

memfokuskan perhatian dan berfantasi mengenai jalan cerita serta

mengembangkan kemampuan secara simbolik.

3) Menanamkan pesan-pesan moral yang terkandung dalam cerita yang akan

mengembangkan kemampuan moral dan agama.

4) Mengembangkan konsep kepekaan social-emosiaonal anak tentang hal-hal

yang terjadi disekitarnya melalui tuturan cerita yang disampaikannya.

Page 35: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

35

5) Melatih daya ingat atau memori anak untuk menerima dan menyimpan

informasi melalui tuturan yang disampaikan.

6) Mengembangkan potensi kreatif anak melalui keragaman ide cerita yang

dituturkan.

Pada dasarnya, tujuan utama dari bercerita adalah untuk berkomunikasi

atau bertukar informasi dengan orang lain. Agar dapat menyampaikan pikiran

secara efektif, seorang yang bercerita harus memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikomunikasikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Burhan

Nurgiyantoro (2001: 277), yang mengemukakan bahwa tujuan bercerita adalah

untuk mengemukakan sesuatu kepada orang lain.

Dari penjelasan yang telah dikemukakan di atas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa tujuan bercerita bagi anak usia dini agar anak didik mampu

mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang disampaikan orang lain, ia

dapat bertanya apabila tidak memahaminya, selanjutnya ia dapat mengekspresikan

terhadap apa yang diceritakannya, sehingga hikmah isi cerita dapat dipahami dan

lambat laun dilaksanakannya.

2.2.6 Manfaat Bercerita dengan Media Gambar

Kegiatan bercerita selain membantu perkembangan bahasa anak, juga

dapat membangun hubungan yang erat antara guru dan anak. Melalui bercerita,

guru berinteraksi secara akrab dan penuh kasih sayang dengan anak-anak.

Penelitian Ferguson (Solehuddin, 2000: 92) menunjukkan bahwa anak-anak yang

Page 36: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

36

dibacakan kepada mereka cerita-cerita semasa kecil memperoleh skor lebih tinggi

dalam tes keterampilan berbicara daripada anak-anak lainnya.

Beberapa manfaat metode bercerita dengan gambar bagi anak usia dini

(Dhieni et al, 2009:6.8), yaitu:

1) Melatih daya serap atau daya tangkap anak usia dini, artinya anak usia dini

dapat dirangsang, untuk mampu memahami isi atau ide-ide pokok dalam

cerita secara keseluruhan.

2) Melatih daya pikir anak, untuk terlatih memahami proses cerita, mempelajari

hubungan bagian-bagian dalam cerita termasuk hubungan-hubungan sebab-

akibatnya.

3) Melatih daya konsentrasi anak, untuk memusatkan perhatiannya kepada

keseluruhan cerita, karena dengan pemusatan perhatian tersebut anak dapat

melihat hubungan bagian-bagian cerita sekaligus menangkap ide pokok dalam

cerita.

4) Mengembangkan daya imajinasi anak, artinya dengan bercerita anak dengan

daya imajinasinya dapat membayangkan atau menggambarkan suatu situasi

yang berada di luar jangkauan inderanya bahkan yang mungkin jauh dari

lingkungan sekitarnya,ini berarti membantu mengembangkan wawasan anak.

5) Menciptakah situasi yang menggembirakan serta mengembangkan suasana

hubungan yang akrab sesuai dengan tahap perkembangannya, anak usia dini

senang mendengarkan cerita terutama apabila gurunya menyajikannya dengan

menarik.

Page 37: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

37

6) Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secara efektif

dan efesien sehingga proses percakapan menjadi komunikatif.

2.2.7 Fungsi dan Peranan Cerita dengan Media gambar

Cerita dengan gambar merupakan media komunikasi yang kuat. Fungsi-

fungsi yang bisa dimanfaatkan oleh cerita bergambar antara lain adalah untuk

pendidikan, untuk advertising, maupun sebagai sarana hiburan. Tiap jenis cerita

bergambar memiliki kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi agar pesan yang

disampaikan dapat dipahami dengan jelas.

Berikut beberapa fungsi dari cerita bergambar menurut:

1. Cerita dengan gambar untuk informasi pendidikan, baik cerita maupun

desainnya dirancang khusus untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan.

Inti pesan harus dapat diterima dengan jelas, misalnya “ hindari pemecahan

masalah dengan kekerasan”.

2. Cerita dengan gambar sebagai media advertising. Mascot suatu produk yang

dijadikan tokoh utama dengan sifat-sifat sesuai dengan citra yang diinginkan

produk atau brand tersebut. Sementara pembaca membaca cerita bergambar,

pesan-pesan promosi produk atau brand dapat tersampaikan.

3. Cerita dengan gambar sebagai sarana hiburan merupakan jenis yang paling

umum dibaca oleh anak-anak dan remaja. Bahkan sebagai hiburan sekalipun.

Cerita bergambar dapat memiliki muatan yang baik. Nilai-nilai seperti

kesetiakawanan, persahabatan, dan pantang menyerah dapat digambarkan

secara dramatis dan mengunggah hati pembaca.

Page 38: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

38

Menurut Kusnaini dalam bukunya dengan judul teknik bercerita

mengungkapkan bahwa fungsi kegiatan bercerita anak usia dini adalah membantu

perkembangan bahasa anak. Dengan bercerita indra pendengaran anak dapat

difungsikan dengan baik. Selain itu untuk meningkatkan kemampuan berbicara

anak, denganmengucapkan kata secara tepat, dan melatih merangkai kalimat

sesuai dengan tahap perkembangan anak. Selanjutnya anak dapat

mengekspresikannya melalui menyanyi, bersyair, menulis ataupun menggambar

sehingga pada akhirnya anak mampu membaca situasi, gambar ataupun tulisan.

2.2.8 Teori Metode Bercerita dengan media gambar dan kaitannya dengan

kemampuan berbicara anak usia dini

Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan

kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan

dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng yang untuk

didengarkan dengan rasa menyenangkan, oleh karena orang yang menyajikan

cerita tersebut menyampaikannya dengan menarik (Dhieni, 2009:6.4)

Menikmati sebuah cerita mulai tumbuh pada seorang anak semenjak ia

mengerti akan peristiwa yang terjadi di sekitarnya dan setelah memorinya mampu

merekam beberapa kabar berita. Masa tersebut terjdi pada usia 5-6 tahun.

(Depdiknas dalam Dhieni, 2009: 6.4). Dengan demikian seorang anak dengan usia

tersebut anak dapat memperhatikan penyampaian cerita secara sederhana yang

sesuai dengan karakternya. Ia akan mendengarkan cerita itu dan menikmatinya

lalu menceritakan kembali isi cerita yang disampaikan dengan bahasanya.

Page 39: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

39

Dalam kegiatan anak usia dini, bercerita merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh guru, antar guru, orangtua murid, atau siapapun yang ada pada

proses pembelajaran anak usia dini untuk menyampaikan pembelajaran dengan

menarik (Kusnaini,dkk).

Bercerita kepada anak memainkan peranan penting bukan saja dalam

menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca, tetapi juga dalam mengembangkan

bahasa dan pikiran anak. Dengan demikian, fungsi kegiatan bercerita bagi anak

usia 5-6 tahun adalah membantu perkembangan berbicara anak. Dengan bercerita,

pendengaran anak dapat difungsikan dengan baik untuk membantu kemampuan

berbicara, dengan menambah perbendaharaan kata, kemampuan mengucapkan

kata-kata, melatih merangkai kalimat sesuai dengan tahap perkembangannya(

Tampubolon dalam Dhieni, 2009:6.7)

2.3 Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini mengenai Metode Bercerita dengan media gambar terhadap

kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, berdasarkan eksplorasi peneliti,

ditemukan beberapa kaitan dengan penelitian ini.

1. Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini

adalah penelitian yang dilakukan oleh Adzani Novita Amalia Rani pada

tahun 2016 yang berjudul “Hubungan Antara Penggunaan Media Kartu

Gambar cerita berseri dengan kemampuan berbicara anak usia dini”.

Page 40: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

40

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat non

eksperimen dengan metode korelasional.

2. Hasil Penelitian relevan yang kedua yaitu dilakukan oleh Septiyani Windi

Utami tahun 2014 dengan judul “ Pengaruh metode bercerita dengan

gambar terhadap perkembangan bahasa anak usia 3-5 tahun di PAUD

Sariharjo Ngaglik Sleman”. Penelitian ini menggunakan desain penelitian

quasi eksperimen (non equivalent control group design). Sampel

berjumlah 72 anak usia 3-5 tahun di PAUD Sariharjo yang terbagi dalam

kelompok eksperimen dan control. Teknik pengambilan sampel dengan

cara simple random sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner.

Analisis data menggunakan statistic independen t-test. Hasil uji

independent t-test didapatkan bahwa ada perbedaan perkembangan bahasa

anak pada kelompok eksperimen dan kelompok control setelah diberikan

metode bercerita dengan gambar.

3. Hasil penelitian relevan yang ketiga yaitu dilakukan oleh “Luluk Indah

Laily dengan judul “Pengaruh metode bercerita dengan media gambar seri

terhadap kemampuan berbicara anak kelompok B di TK Muslimat NU 38.

Penelitian ini menggunakan subjek yang berjumlah 15 anak. Teknik

pengumpuln data dalam penelitianini menggunakan statistic non

parametris uji jenjang Wilcoxon match pair test dengan tumus t hitung < t

tabel. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada pengaruh metode bercerita

dengan media gambar seri terhadap kemampuan berbicara anak kelompok

B di TK Muslimat NU 38.

Page 41: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

41

4. Penelitian yang peneliti lakukan adalah berjudul “Pengaruh Metode

Bercerita dengan Media Gambar terhadap Kemampuan berbicara Anak

Usia Dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan Bram Itam Kabupaten

Tanjung Jabung Barat” metode yang digunakan penelitian ini adalah

penelitian eksperimen, adapun jenis penelitian yang dipakai menggunakan

rancangan Pretest posttest control group design. Teknis analisis data di uji

menggunakan uji t dan uji hipotesis menggunakan statistic non parametric.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh metode bercerita dengan

media gambar terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA

Raudhatul Islamiyah Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung

Barat.

Page 42: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode penelitian

Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

tujuan untuk menjaring data yang diperlukan (Arikunto, 2006: 149). Sudjana

(dalam Arikunto, 2006) mengemukakan bahwa Metode dalam penelitian

berkenaan dengan cara-cara bagaimana memperoleh data yang diperlukan,

metoda lebih menekankan kepada strategi, proses dan pendekatan dalam memilih

karakteristik dan jenis serta dimensi ruang dan waktu dari data yang diperlukan.

Lebih lanjut Suharsini Arikunto (2006:160) mengungkapkan bahwa metode

penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen

merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat

dari “suatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian

eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebabakibat. Caranya

adalah membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi

perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima

perlakuan (Arikunto, 2013:207).

Adapun desain penelitian yang dipakai menggunakan rancangan Pretest-

Posttest Control Group Design”. Dimana penelitian ini menggunakan dua

kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok control.

Page 43: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

43

Penelitian ini menggunakan cara pre-test and post-test group. Desain ini

dapat digambarkan sebagai berikut (Arikunto, 2013)

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

Keterangan:

X : Perlakuan dengan metode bercerita dengan Media Gambar

- : Tidak diberi perlakuan metode bercerita dengan Media Gambar

O1 dan O3 : Merupakan Kemampuan Berbicara awal sebelum perlakuan

O2 dan O4 : Merupakan Kemampuan berbicara setelah perlakuan atau post test.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek / subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti guna

dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya untuk dijadikan sebagai sumber data

dalam suatu penelitian (Darmadi, 2013:48)

Penelitian ini jumlah populasi yang digunakan yaitu seluruh anak yang

berjumlah 62 orang anak.

Page 44: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

44

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

Kelompok Jumlah

A 21 Anak

B1 20 Anak

B2 21 Anak

62 Anak

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Darmadi, 2013). Sampel yang digunakan untuk penelitian ini yaitu

menggunakan sampling purposive. Menurut Darmadi (2013:67) menyatakan

bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu.

Adapun yang menjadi sampel penelitian ini untuk kelompok kontrol yaitu

anak kelompok B1 yang berjumlah 20 anak, sedangkan kelompok eksperimen

yaitu anak kelompok B2 yang berjumlah 21 anak. Dimana pada kelompok control

kemampuan berbicara pada anak tidak diberikan perlakuan (treatment) sedangkan

kelompok eksperimen kemampuan berbicara pada anak diberikan perlakuan

berupa penerapan metode bercerita dengan Media Gambar.

Page 45: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

45

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di RA Raudhatul Islmaiyah Kecamatan Bram Itam

Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Waktu penelitian dilaksanakan Semester Genap

Tahun Ajaran 2016/2017.

3.4 Variabel Penelitian

Sugiyono (2006:60) mengungkapkan bahwa variable adalah suatu atribut

atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan.

Berdasarkan permasalahan penelitian ini, maka dalam penelitian ini

terdapat dua variable yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Dalam hal

ini Metode Bercerita dengan media gambar merupakan variabel bebas (X),

sedangkan Kemampuanu Berbicara anak merupakan variabel terikat (Y).

3.5 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini meliputi beberapa langkah yaitu:

1. Studi pendahuluan

Dalam tahap ini dilakukan untuk menjajagi dan mengetahui secara jelas

tentang subjek yang ada dilapangan, studi pendahuluan inilah yang menjadi

dasar berbagai aspek dalam penelitian ini.

Page 46: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

46

2. Permohonan izin

Secara birokrasi permohonan izin penelitian dimulai dari Ketua Program Studi

PGPAUD, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, yang selanjutnya disampaikan

kepada RA Raudhatul Islamiyah.

3. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan tahun 2017 di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat

langkah-langkah pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

a. Memilih subjek penelitian

b. Mengadakan pendekatan kepada subjek

c. Melaksanakan tes awal (pre-test) untuk mengetahui tingkat kemampuan

Berbicara anak di RA Raudhatul Islamiyah sebelum diberikan perlakuan

d. Pelaksanaan perlakuan berupa kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan metode Bercerita dengan media gambar

e. Melaksanakan tes akhir (post-test) untuk mengetahui tingkat kemampuan

Berbicara anak di RA Raudhatul Islamiyah setelah diberikan perlakuan.

3.6 Instrumen Penelitian

Menurut Widoyoko (2012:51) Instrument merupakan alat bantu yang

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara

melakukan pengukuran. Ada juga yang mengatakan bahwa instrument penelitian

adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social

Page 47: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

47

yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian

(Sugiyono, 2006:148)

Instrumen penelitian diartikan sebagai alat yang dapat menampung

sejumlah data yang diasumsikan dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan dan pengujian hipotesis penelitian (Arikunto, 2006). Lebih lanjut

Suharsimi Arikunto (2006:160) mengemukakan bahwa instrument penelitian

adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat,

lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Sudjana (dalam Arikunto, 2006)

mengemukakan bahwa instrument penelitian adalah alat untuk memperoleh data

yang diperlukan. Instrument pada hakikatnya adalah alat pengukuran variabel

penelitian.

Selanjutnya instrument yang diartikan sebagai alat bantu merupakan saran

yang dapat diwujudkan dalam benda, seperti angket, daftar cocok, skala, pedoman

wawancara, serta pedoman pengamatan (observasi) (Riduwan, 2005: 24).

Adapun pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Teknik Kuesioner. Kuesioner atau yang dikenal sebagai angket merupakan salah

satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis

melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan

harus diisi oleh responden.

Page 48: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

48

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berbicara

No Variabel Indikator Sub Indikator Item

1 Kemampua

n Berbicara

1.Minat Anak

Bicara

1. Mengungkapkan idenya 1,2,3

2. Mengungkapkan perasaannya 4,5

2 Kosa Kata 1. Menyebutkan kata-kata sifat 6,7,8

2. Menyebutkan kata hubung 9,10,11

3 Pengucapan /

Mengucapkan

Kata

1. Mengucapkan berbagai bunyi

suara tertentu

12,13,1

4

2. Menggunakan dan dapat

menjawab pertanyaan apa,

mengapa, dimana, berapa,

mengapa, dan bagaimana

15,16,1

7,18,19

,20

4 Pengenalan

Kalimat

Sederhana

3. Memberi keterangan tentang

suatu hal

21,22,2

3

4. Menyusun kalimat sederhana

dalam struktur lengkap

24,25

Page 49: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

49

3.7 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiono (2009) analisis data adalah mengelompokkan data

berdasarkan variable dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variable

dari seluruh responden. Menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk

menguji hipotesis yang telah diajukan. Analisisi data penelitian ini menggunakan

kuesioner atau angket. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif

menggunakan statistic. Statistik yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan uji t, uji t yang digunakan menurut Sugiono (2009:197) sebagai

berikut:

t = �̅�1−�̅�2

𝑆 𝑔𝑏√1

𝑛1+

1

𝑛2

dengan:

S gb = √(𝑛1−1)𝑠12+( 𝑛2−1 )𝑠22

(𝑛1+𝑛2)−2

Keterangan:

X1 = Rata-rata kelas eksperimen

X2 = Rata-rata Kelas Kontrol

S1 = Simpangan Baku kelas eksperimen

S2 = Simpangan baku kelas control

N1 = Jumlah siswa kelas eksperimen

N2 = Jumlah siswa kelompok control

Sgb = Varians gabungan/ simpangan baku

Kriteria pengujian adalah terima Ho jika thitung > ttabel maka perbedaan itu

signifikan.

Page 50: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

50

Harga t tabel diperoleh dari data distribusi derajat kebebasan (dk) =

(n1+n2-2) dan peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah (1-a), untuk

taraf nyata a= 0,05

3.8 Hipotesis

Karena perbedaan rata-rata dari dua macam sampel yang jumlahnya

relative kecil, maka digunakan metode statistic nonparametric. Salah satu uji

nonparametric yang dipakai adalah uji Mann Whitney (V. Wiratna Sujarweni

dkk,2012:159).

Langkah-langkah Uji Mann Whitney adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis

Ho: artinya tidak terdapat pengaruh metode bercerita dengan media

gambar terhadap kemampuan bercerita anak usia dini di RA Raudhatul

Islamiyah

Ha : artinya terdapat pengaruh metode bercerita dengan media gambar

terhadap kemampuan bercerita anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah

2. Membuat rangking untuk data yang diperoleh secara konstan dan

menjumlahkan seluruh nilai rangking untuk masing-masing jenis

sampel 1 dan 2, yaitu R1 dan R2.

3. Apabila R1 dan R2 telah diperoleh maka besarnya 𝜇 statistic adalah

𝜇 = n1n2 + 𝑛1(𝑛1+1)

2 - ∑ 𝑅1

4. Nilai Mean dan standar Deviasi

Mean = 𝜇 = (𝑛1)(𝑛2)

2

Page 51: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

51

Standar Deviasi 𝜎𝜇 = √𝑛1𝑛2.(𝑛1+𝑛2+1)

12

Bila n1 dan n2 > 8 maka distribusi 𝜇 mendekati distribusi normal.

Zhitung = 𝑢−𝐸𝑢

𝜎𝑢

Nilai Kritis Z tabel, dengan tingkat signifikansi 5% adalah ± 1,96

5. Simpulan

Ho ditolak, bila – 1,96 < ZH < + 1,96

Ha diterima, bila ZH < -1,96 atau ZH > +1,96.

Rata-rata distribusi R1 dan R2 menurut Haryanto dalam Sujarweni

(2012:162) dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝜇R1 = 𝑛1(𝑛1+𝑛2+1)

2

Dan

𝜇R2 = 𝑛2(𝑛1+𝑛2+1)

2

Standar Deviasi = 𝜎R = √𝑛1𝑛2(𝑛1+𝑛2+1)

12

Page 52: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan penelitian tentang Pengaruh Metode Bercerita dengan

Media Gambar terhadap Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini di RA Raudhatul

Islamiyah Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, diperoleh

hasil yang meliputi deskripsi data, analisis data dan pembahasan.

4.1 Deskripsi Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan

eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan adalah Pretest Posttest Control

Group Design. Eksperimen dilaksanakan dengan dua kelompok yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok control. Dalam penelitian ini data kemampuan

berbicara anak diperoleh melalui angket. Angket dilakukan guna mengukur

tingkat kemampuan berbicara anak sebelum dan sesudah diberi perlakuan metode

bercerita dengan media gambar.

Penelitian dilakukan di RA Raudhatul Islamiyah yang terdiri dari 3 kelas,

yaitu kelas A, B1, dan B2. Kelas yang diambil hanya dua kelas saja yaitu kelas B1

dan B2. Langkah awal dalam pengambilan data adalah melakukan tes awal

(pretest). Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum

diberi perlakuan (treatment). Setelah dilakukan tes awal, langkah selanjutnya

yaitu memberikan perlakuan terhadap kelompok B2 dengan hal ini bentuk

perlakuannya adalah metode bercerita dengan media gambar, sedangkan B1 tidak

diberikan perlakuan menggunakan metode bercerita dengan media gambar.

Page 53: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

53

Setelah perlakuan selesai dilakukan, langkah selanjutnya yaitu dilakukan tes akhir

(posttest).

Data penelitian yang dikumpulkan oleh peneliti pada pengaruh Metode

Bercerita dengan Media Gambar anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah

Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.1

Data Pretest dan Posttest Hasil Kemampuan Berbicara Anak

No Nama Kelas Eksperimen

No Nama Kelas Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

1 ZA 55 69 1 MZA 44 49

2 LR 41 68 2 MI 41 46

3 RF 58 72 3 MK 43 51

4 ZZ 43 71 4 AY 45 62

5 RI 60 68 5 LA 47 61

6 ASA 49 58 6 RH 55 58

7 MIS 53 60 7 AB 51 63

8 HP 53 61 8 MZA 56 61

9 MGM 54 76 9 MMK 54 62

10 AKR 60 80 10 AB 58 64

11 AN 52 60 11 RA 52 59

12 AZ 48 68 12 PN 52 56

13 NF 52 57 13 SA 53 59

14 MS 55 76 14 MRE 49 60

15 WA 52 59 15 MH 55 60

16 SG 38 60 16 MNA 55 61

17 SN 49 72 17 RR 51 52

18 FZ 55 65 18 RFS 55 59

19 MMM 52 56 19 MRS 50 54

20 AN 53 58 20 AZS 46 53

21 AD 50 72 21 - - -

Jumlah 1082 1386 Jumlah 1012 1150

Rata-rata 51.5 66 Rata-rata 50.6 57.5

Page 54: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

54

S1 5.6 7.21 S2 4.85 5.03

S12 31.46 52.1 S2

2 23.42 25.39

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat 21 data dari kelas

eksperimen dan 20 data dari kelas kontrol. Nilai rata-rata untuk data kemampuan

berbicara pada saat pre test untuk kelompok eksperimen sebesar 51,5, dan posttest

sebesar 66 dengan simpangan baku pretest sebesar 5,60 dan posttest sebesar 7,21.

Sedangkan untuk kelompok control memiliki rata-rata pretest sebesar 50,6 dan

posttest sebesar 57,5 dengan simpangan baku pretest sebesar 4,85 dan posttest

5,03.

Dari hasil diatas dapat dipahami bahwa nilai rata-rata kemampuan

berbicara anak pada kelompok eksperimen sesudah diberikan perlakuan berupa

cerita lebih besar dari pada kelas kontrol. Dimana skor terendah dan skor tertinggi

anak dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Hasil Post test kelas Eksperimen dan kelas Kontrol

Post test kelas B1 Posttest kelas B2

Nilai Terendah 46 56

Nilai tertinggi 64 80

Rata-rata 57.5 66

Dari table diatas dapat diketahui jika hasil post test kelas Eksperimen kelas

(B2) pada penilaian ini nilai terendah 56 , nilai tertinggi sebesar 80, dengan rata-

Page 55: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

55

rata sebesar 66 sedangkan nilai post test kelas control (kelas B1) nilai terendah

sebesar 46, nilai tertinggi sebesar 64 dengan rata-rata sebesar 57.5.

4.2 Analisis data

Analisa data ini dilakukan untuk melihat hasil kemampuan berbicara anak

usia dini dengan menggunakan metode bercerita dan melihat apakah terdapat

pengaruh metode bercerita dengan media gambar terhadap kemampuan berbicara

anak usia dini.

Penelitian ini tidak dilakukan uji normalitas dan homogenitas karena

sampel relative kecil, analisis data yang digunakan penelitian ini yaitu

menggunakan rumus Uji t. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

t = �̅�1−�̅�2

𝑆𝑔𝑏√1

𝑛1+

1

𝑛2

dengan :

S g b = √(𝑛1−1)𝑠12+(𝑛2−1)𝑠22

(𝑛1+𝑛2)−2

Page 56: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

56

Tabel 4.3

Hasil post test kemampuan berbicara anak

No

Resp Anak Kelas Eksperimen

No

Resp Anak Kelas Kontrol

1 ZA 69 1 MZA 49

2 LR 68 2 MI 46

3 RF 72 3 MK 51

4 ZZ 71 4 AY 62

5 RI 68 5 LA 61

6 ASA 58 6 RH 58

7 MIS 60 7 AB 63

8 HP 61 8 MZA 61

9 MGM 76 9 MMK 62

10 AKR 80 10 AB 64

11 AN 60 11 RA 59

12 AZ 68 12 PN 56

13 NF 57 13 SA 59

14 MS 76 14 MRE 60

15 WA 59 15 MH 60

16 SG 72 16 MNA 61

17 SN 60 17 RR 52

18 FZ 65 18 RFS 59

19 MMM 56 19 MRS 54

20 AN 58 20 AZS 53

21 AD 72

Jumlah 1386 Jumlah 1150

X1 66 X2 57.5

S1 7,21 S1 5,03

S12 52,1 S2

2 25,39

Dari tabel diatas dapat dihitung harga t dengan rumus:

t = �̅�1−�̅�2

𝑆 𝑔𝑏√1

𝑛1+

1

𝑛2

t = 66−57,5

6,25√1

21+

1

20

Page 57: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

57

t = 8,5

6,25 √0.04+0.05

t = 8,5

6,25√0.09

t = 8,5

6,25(0.3)

t = 8,5

1,875

t = 4,53

Berdasarkan tabel t,diketahui bahwa bila tingkat kesalahan 5%, dengan dk

39, maka harga t tabel = 1,69. (dk = n1+ n2 - 2 = 21+20-2= 39). Ternyata harga t

hitung 4,53 lebih besar dari pada t tabel 1,69 sehingga dapat dinyatakan terdapat

pengaruh yang signifikan antara kelompok kelas eksperimen (B2) dan kelompok

kelas control (B1).

4. 3 Hipotesis

Karena perbedaan rata-rata dari dua macam sampel yang jumlahnya

relative kecil, maka digunakan metode statistic non parametric Uji Mann

Whitney U untuk mengetahui besarnya perbedaan kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol pada saat pre test dan post test.

Hipotesis yang diajukan pada saat pre test dan post test:

Ho :artinya tidak terdapat pengaruh metode bercerita dengan media gambar

terhadap kemampuan bercerita anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah

Page 58: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

58

Ha :artinya terdapat pengaruh metode bercerita dengan media gambar

terhadap kemampuan bercerita anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah

Hasil analisis data menggunakan teknik uji Mann Whitney U pada saat

sebelum diberikan perlakuan (pre test) pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Tabel Penolong untuk pengujian U test Pre test

No Kelas Eksperimen

No Kelas Control

Nilai Rangking Nilai Rangking

1 55 33 1 44 6

2 41 2.5 2 41 2.5

3 58 38.5 3 43 4.5

4 43 4.5 4 45 7

5 60 40.5 5 47 9

6 49 12 6 55 33

7 53 25.5 7 51 16.5

8 53 25.5 8 56 37

9 54 28.5 9 54 28.5

10 60 40.5 10 58 38.5

11 52 20.5 11 52 20.5

12 48 10 12 52 20.5

13 52 20.5 13 53 25.5

14 55 33 14 49 12

15 52 20.5 15 55 33

16 38 1 16 55 33

17 49 12 17 51 16.5

18 55 33 18 55 33

19 52 20.5 19 50 14.5

20 53 25.5 20 46 8

21 50 14.5 - - -

Jumlah

R1 = 462

R2= 399

Page 59: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

59

Berdasarkan tabel 4.4 dianalisis dengan mencari jumlah R1 dan R2 maka

besarnya 𝜇 statistic adalah sebagai berikut:

𝜇 = n1n2 + 𝑛1(𝑛1+1)

2 - ∑ 𝑅1

= 21 . 20 +21(21+1)

2 – 462

= 420 + 231 – 462 = 189

𝜇R1 = 𝑛1(𝑛1+𝑛2+1)

2

𝜇R1 = 21(21+20+1)

2

𝜇R1 = 21(42)

2

𝜇R1 = 882

2 = 441

𝜇R2 = 𝑛2(𝑛1+𝑛2+1)

2

𝜇R2 = 20(21+20+1)

2

𝜇R2 = 20(42)

2

𝜇R2 = 840

2 = 420

Menghitung nilai Mean dan standar Deviasi dengan rumus:

Mean = E (𝜇)= (𝑛1)(𝑛2)

2

E (𝜇)= (21)(20)

2

= 210

Page 60: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

60

Standar Deviasi = 𝜎𝜇 = √𝑛1𝑛2(𝑛1+𝑛2+1)

12

𝜎𝜇 = √(21)(20)(21+20+1)

12

𝜎𝜇 = √420(42)

12

𝜎𝜇 = √17640

12

𝜎𝜇 = √1470 = 38,34

Menentukan Z hitung dengan rumus:

Zhitung = 𝑢−𝐸𝑢

𝜎𝑢

= 189−210

38.34 = - 0.55

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka Zhitung dibandingkan dengan

Ztabel dengan tingkat signifikan 5%. Karena nilai -Z 𝛼

2 ≤ Z ≤ 𝑍

𝛼

2 , (- 1,69 ≤ -

0,55 ≤ 1,69), maka Ho diterima.

Hai ini berarti, tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal yang

signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol atau dengan kata lain

kemampuan awal kedua kelompok adalah sama.

Hasil analisis data menggunakan teknik Uji Mann Whitney U pada saat

sesudah diberikan perlakuan (posttest) pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol adalah sebagai berikut:

Page 61: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

61

Tabel 4.5

Tabel Penolong untuk pengujian U test Post test

No Resp Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Nilai Rangking Nilai Rangking

1 69 34 49 2

2 68 32 46 1

3 72 37 51 3

4 71 35 62 26.5

5 68 32 61 23.5

6 58 11 58 11

7 60 19 63 28

8 61 23.5 61 23.5

9 76 39.5 62 36.5

10 80 41 64 29

11 60 19 59 14.5

12 68 32 56 7.5

13 57 9 59 14.5

14 76 39.5 60 19

15 59 14.5 60 19

16 72 37 61 23.5

17 60 19 52 4

18 65 30 59 14.5

19 56 7.5 53 5

20 58 11 54 6

21 72 37

Jumlah

R1 = 559.5

R2 = 311.5

Berdasarkan tabel diatas dapat dihitung harga U dengan rumus:

𝜇 = n1n2 + 𝑛1(𝑛1+1)

2 - ∑ 𝑅1

=21. 20 + 𝑛1(𝑛1+1)

2 - 559,5

= 420 + 462

2 – 559.5

= 420 + 231 – 559.5 = 91.5

Page 62: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

62

𝜇R1 = 𝑛1(𝑛1+𝑛2+1)

2

𝜇R1 = 21(21+20+1)

2

𝜇R1 = 21(42)

2

𝜇R1 = 882

2 = 441

𝜇R2 = 𝑛2(𝑛1+𝑛2+1)

2

𝜇R2 = 20(21+20+1)

2

𝜇R2 = 20(42)

2

𝜇R2 = 840

2 = 420

Menghitung nilai Mean dan standar Deviasi dengan rumus:

Mean = E (𝜇)= (𝑛1)(𝑛2)

2

= 21 . 20

2

= 210

Menentukan simpangan baku dengan rumus:

𝜎u = √𝑛1𝑛2.(𝑛1+𝑛2+1)

12

= √21.20(21+20+1)

12

= √1470

= 38,34

Page 63: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

63

Menentukan Z hitung dengan rumus

Zhitung = 𝑢−𝐸𝑢

𝜎𝑢

= 91,5−210

38.34

= - 3,09

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka Zhitung dibandingkan dengan

Ztabel dengan tingkat signifikan 5%. Karena nilai Z < - Z 𝛼

2 , (-3,09 < -1,69 ), maka

Ho ditolak, dan Ha diterima.

Sehingga kesimpulan akhir dari analisis yang dilakukan dengan Uji Mann

Whitney U dengan pendekatan kurve normal rumus z didapatkan bahwa metode

cerita dengan media gambar mempunyai pengaruh terhadap Kemampuan

berbicara anak di RA Raudhatul Islamiyah.

4.2 Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa metode bercerita dengan

media gambar berpengaruh positif terhadap kemampuan berbicara anak usia dini

di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung

Barat. Hal ini dapat diketahui melalui hasil pretest kemampuan berbicara anak

sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan metode bercerita

dengan media gambar.

Peningkatan kemampuan berbicara tersebut dapat diketahui dari

Perhitungan deskriptif pada saat pre test untuk kelompok eksperimen sebesar

51,5, dan posttest sebesar 66 dengan simpangan baku pretest sebesar 5,60 dan

Page 64: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

64

posttest sebesar 7,21. Sedangkan untuk kelompok control memiliki rata-rata

pretest sebesar 50,6 dan posttest sebesar 57,5 dengan simpangan baku pretest

sebesar 4,85 da posttest 5,03.

Berdasarkan perbedaan nilai rata-rata kemampuan berbicara pada anak

khususnya pada kelompok eksperimen. Kemampuan berbicara anak sebelum

mendapatkan perlakuan metode bercerita sebesar 51,5 setelah mendapatkan

perlakuan metode bercerita kemampuan berbicara menjadi rata-rata sebesar 66

dengan demikian hasil kemampuan berbicara anak setelah mendapatkan perlakuan

metode bercerita lebih tinggi dibanding dengan hasil yang tidak mendapatkan

perlakuan dengan metode bercerita.

Hasil tersebut sesuai dengan dengan pendapat Burhan Nurgiyantoro

(2001), bahwa bercerita merupakan salah satu bentuk tugas kemampuan berbicara

yang bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan berbicara yang bersifat

pragmatis.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Kusnaini dalam bukunya yang

berjudul teknik bercerita bahwa metode bercerita merupakan metode yang cocok

untuk mengembangkan kemampuan berbicara anak, karena dengan metode

bercerita ini indra pendengaran anak akan dapat difungsikan dengan baik. Selain

itu anak dapat menambah pembendaharaan kosa kata, mengucapkan kata secara

tepat, dan merangkai kalimat sesuai dengan tahap perkembangan anak.

Berdasarkan hasil perhitungan statistic pada pengujian hipotesis Uji Mann

Whitney penelitian kemampuan berbicara anak usia dini melalui metode bercerita

dapat dilihat bahwa nilai Z hitung (-3,09) lebih kecil dari nilai Z tabel (-1,69).

Page 65: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

65

Karena nilai Z < - Z 𝛼

2 , (-3,09 < -1,69 ), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi

terdapat pengaruh metode bercerita dengan media gambar terhadap kemampuan

berbicara anak di RA Raudhatul Islamiyah.

Page 66: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

66

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa

terdapat pengaruh metode bercerita dengan media gambar terhadap kemampuan

berbicara anak di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan Bram Itam Kabupaten

Tanjung Jabung Barat. Hal ini dapat dilihat dengan hasil pengujian hipotesis Uji

Mann Whitney menunjukkan bahwa Zhitung (-3,09) lebih kecil dari Z tabel (-1,69)

atau (-3,09 < - 1,69). ini berarti Ho ditolak. Artinya metode bercerita dengan

media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara di RA Raudhatul

Islamiyah Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitin tentang metode bercerita dengan media

gambar terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah

kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, maka peneliti dapat

memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Guru sebaiknya memberikan metode yang menarik dan menyenangkan bagi

anak dalam mengembangkan kemampuan berbicara anak. Salah satu kegiatan

yang dapat digunakan yaitu dengan metode bercerita dengan media gambar,

karena dengan metode ini dapat berpengaruh terhadap kemampuan berbicara

anak.

Page 67: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

67

2. Kepala sekolah

Penelitian ini juga diharapkan dapat membuka wawasan bagi kepala sekolah

untuk menyediakan media yang lebih banyak lagi untuk anak dan

menyediakan fasilitas untuk mendukung proses belajar mengajar agar metode

lebih bervariasi lagi. Pentingnya pemilihan metode yang tepat juga dapat

mempengaruhi kemampuan berbicara anak.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian ini

sebagai referensi untuk melakukan penelitian yang labih baik lagi dan dapat

mencoba menggunakan metode serta media lainnya dalam mengembangkan

kemampuan berbicara anak.

4. Implikasi dalam Pembelajaran di PAUD

Dalam implikasi pembelajaran, guru harus dapat memilih dan menggunakan

metode mengajar yang tepat dan bervariasi untuk membantu mengembangkan

kemampuan berbicara anak. Metode yang digunakan hendaknya tidak

terbatas, tetapi perlu menggunakan metode yang memberi kesempatan kepada

anak untuk belajar aktif, seperti memberi kesempatan anak untuk bertanya,

mengemukakan ide-ide, gagasan dan keinginannya.

Page 68: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

68

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta :

Rineka Cipta

Arikunto, S. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipte

Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan

Sosial.Bandung:Alfabeta

Depdiknas.2000. Kurikulum berbasis kompetensi TK. Jakarta: Direktorat

Jendral Pendidikan Dasar Menengah

Dhieni dkk., 2009. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka

Enawulan dan Agustin. 2008. Bimbingan Konseling Untuk Anak Usia Dini.

Jakarta: Universitas Terbuka

Farida Nur’aini.2009.Ma... Dongengin Aku Yuuk!, Surakarta: Afra Publishing,

http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/07410008-mega-mutiara.pdf

diakses pada tanggal 26 juni 2016

Izzaty, Rita. 2005. Mengenali Permasalahan Perkembangan Anak usia TK.

Jakarta: Depdiknas

Kusnaini, Nani. 2004. Teknik Bercerita. Proyek Pengembangan Anak Dini Usia

Pusat

Martini Jamaris.2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman

Kanak-kanak. Jakarta. Garindo

Masitoh.2008. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta:Universitas Terbuka

Moeslihatoen. 2004. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak, Jakarta: PT.

Asdi Mahasatya,

Mudjito.2010. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Bahasa di Taman

Kanak-kanak. Kementrian Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Direktorat

Pembinaan TK dan SD.

Musbikin,Imam.2010.Buku Pintar Paud.Jogjakara:Laksana

Musfiroh,Tadkiroatun. 2005. Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta:

Depertemen Pendidikan Nasional

Page 69: PENGARUH METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ...kesimpulan bahwa metode bercerita dengan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini di RA Raudhatul Islamiyah Kecamatan

69

Mustakim, Muh,Nur. 2005. Peranan Cerita dalam Pembentukan Perkembangan

Anak TK. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral

Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Nurbian, Dhieni. 2008. Metode Pengembangan Bahasa .Jakarta: Penerbitan

Universitas Terbuka.

Riduwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian.

Bandung:Alfabeta

Rita, Kurnia. 2009. Metodologi Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini.

Pekanbaru:Cendikia Insani

Santoso, Soegeng. 2005. Dasar-dasar Pendidikan TK. Jakarta:Universitas

Terbuka

Sugiyono .2015. Statistik Non parametric untuk penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono.2006.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualikatif

dan R&D. Bandung:Alfabeta

Suhartono. 2005. Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini. Jakarta:

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Sujarweni, Wiratna. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Sunaryanto, Muhamad. 2015. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara anak

Usia 5-6 Tahun dengan Media Poster di TK ABAWonotingal Poncosari

Srandakan Bantul Yogyakarta. Skripsi

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2005. Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Utami, Septy. 2014. Pengaruh Metode Bercerita dengan Gambar Terhadap

Perkembangan Bahasa Anak Usia 3-5 Tahun di PAUD Sariharjo Nganglik

Sleman. Skripsi

Wahyudin &Agustin. 2012. Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini.

Bandung:Aditama

Widoyoko,Eko. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta:Pelajar Pustaka

Wigayuwiva.2014. Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini

melalui Media Gambar berseri di kelompok B3 Taman Kanak-Kanak

Pertiwi 1 Kota Bengkulu. Skripsi