pengaruh konsentrasi sari jahe emprit …eprints.ums.ac.id/48587/3/02. naskah publikasi.pdf · susu...

14
PENGARUH KONSENTRASI SARI JAHE EMPRIT (Zingiber Officinale Var Amarum) DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP JUMLAH MIKROBIA PADA SUSU SAPI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaian Program Studi Stara 1 pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: UMI LATHIFAH J 310 120 090 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Upload: nguyenthuy

Post on 17-Sep-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KONSENTRASI SARI JAHE EMPRIT …eprints.ums.ac.id/48587/3/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · Susu segar merupakan bahan pangan yang mudah rusak oleh mikroorganisme, sehingga

PENGARUH KONSENTRASI SARI JAHE EMPRIT (Zingiber Officinale Var

Amarum) DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP JUMLAH MIKROBIA

PADA SUSU SAPI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaian Program Studi Stara 1

pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

UMI LATHIFAH

J 310 120 090

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

Page 2: PENGARUH KONSENTRASI SARI JAHE EMPRIT …eprints.ums.ac.id/48587/3/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · Susu segar merupakan bahan pangan yang mudah rusak oleh mikroorganisme, sehingga
Page 3: PENGARUH KONSENTRASI SARI JAHE EMPRIT …eprints.ums.ac.id/48587/3/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · Susu segar merupakan bahan pangan yang mudah rusak oleh mikroorganisme, sehingga
Page 4: PENGARUH KONSENTRASI SARI JAHE EMPRIT …eprints.ums.ac.id/48587/3/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · Susu segar merupakan bahan pangan yang mudah rusak oleh mikroorganisme, sehingga
Page 5: PENGARUH KONSENTRASI SARI JAHE EMPRIT …eprints.ums.ac.id/48587/3/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · Susu segar merupakan bahan pangan yang mudah rusak oleh mikroorganisme, sehingga

1

PENGARUH KONSENTRASI SARI JAHE EMPRIT (Zingiber officinale var Amarum) DAN

LAMA PENYIMPANAN TERHADAP JUMLAH MIKROBIA PADA SUSU SAPI

ABSTRAK

Susu sapi memiliki kandungan nutrisi seperti protein lemak dan karbohidrat yang baik untuk masa

pertumbuhan, tetapi kandungan nutrisi tersebut membuat susu sapi rentan terhadap kerusakan dan

menyebabkan lama penyimpanan susu relatif singkat. Proses pasteurisasi dapat menghambat

kerusakan pada susu sapi. Suhu pasteurisasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah 65oC

selama 30 menit. Zat antimikrobia gingerol yang terdapat pada jahe emprit dapat menghambat

pertumbuhan mikroorganisme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

penambahan sari jahe emprit dan lama penyimpanan pada susu sapi terhadap total mikrobia dan

daya terima. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap.

Variasi konsentrasi sari jahe emprit yaitu 0%, 1,5%, 2,5%, dan 3,5%. Variasi lama penyimpanan

yaitu 0 jam, 3 jam, 6 jam dan 9 jam. Jumlah total mikrobia dihitung dengan menggunakan metode

TPC. Analisis data yang digunakan adalah Kruskal-Wallis. Perbedaan hasil analisis menggunakan

uji Duncan dengan kepercayaan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan jumlah total mikrobia

tertinggi adalah pada konsentrasi sari jahe emprit 2,5% dan lama penyimpanan 3 jam (8,2x106

cfu/ml). Berdasarkan uji Kruskal-Wallis antara konsentrasi sari jahe emprit dengan total mikrobia

diperoleh hasil tidak terdapat perbedaan dengan nilai p = 0,082 (p>0,05) serta pada lama

penyimpanan dengan total mikrobia diperoleh hasil tidak terdapat perbedaan dengan nilai p = 0,076

(p>0,05). Pada daya terima terdapat perbedaan warna, aroma, rasa, kekentalan dan keseluruhan.

Secara keseluruhan yang paling disukai adalah konsentrasi sari jahe 1,5% dengan skor penilaian

3,3. Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil terbaik yaitu pada konsentrasi sari jahe emprit

1,5% dan lama penyimpanan 3 jam dengan jumlah mikrobia 1,2x105 cfu/ml.

Kata kunci : Susu sapi, pasteurisasi, jahe emprit, lama penyimpanan, jumlah mikrobia.

ABSTRACTS

Cow's milk contains nutrients such as protein, fat and carbohydrate that are good for growth and

development, but makes cow's milk susceptible to damage and causes a relatively short storage

time. The pasteurization process can inhibit damage of the cow's milk. Pasteurization temperatures

used for this study is 65oC for 30 minutes Gingerol antimicrobial substances contained in ginger

may inhibit the growth of microorganisms. The purpose of this study was to determine the effect of

ginger extract and storage time on the total microbial and acceptability of milk. This research used

experimental method with a completely randomized design. Ginger extract concentration variation

were 0%, 1.5%, 2.5% and 3.5%. Variations of storage time were 0 hour, 3 hours, 6 hours and 9

hours. Total of microbes calculated using the TPC. Data analysis uses Kruskal-Wallis and the

difference results analysis using Duncan test with a confidence level of 5%. The results showed that

the highest total number of microbes was found in concentration of ginger extract 2.5% and 3 hours

of storage time (8,2x106 cfu / ml). Based on the Kruskal-Wallis test between the concentration of

ginger juice with total microbial obtained value of p = 0.082 (p> 0.05) as well as the total storage

time with microbes derived value of p = 0.076 (p> 0.05). In acceptability there were a difference in

color, aroma, flavor, viscosity and overall. Overall the most preferred is 1.5% concentration of

ginger juice with assessment score of 3.3. Based on these studies obtained the best results is ginger

extract concentration of 1.5% with storage time 3 hours with the number of microbes 1,2x105 cfu /

ml.

Keywords: cow's milk, ginger, pasteurization, storage time, number of microbes

Page 6: PENGARUH KONSENTRASI SARI JAHE EMPRIT …eprints.ums.ac.id/48587/3/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · Susu segar merupakan bahan pangan yang mudah rusak oleh mikroorganisme, sehingga

2

1. PENDAHULUAN

Susu segar merupakan bahan pangan yang mudah rusak oleh mikroorganisme, sehingga

diperlukan proses pengolahan lebih lanjut untuk menghambat terjadinya proses kerusakan.

Susu yang baru diperah memiliki jumlah mikroorganisme tergolong rendah yaitu kurang dari

1000 per ml susu, jumlah ini akan semakin meningkat saat disimpan pada suhu kamar (25oC).

Mikroorganisme patogen yang menyebabkan keracunan pada saat mengkonsumsi susu adalah

Salmonella spp, Campylobacter spp, Staphylococcus aureus, Basillus cereus dan Clostridium

botulinum, Escherichia coli (Darmansah, 2011).

Jahe emprit atau disebut sebagai jahe putih kecil merupakan jenis jahe yang digunakan

sebagai bahan baku minuman, rempah-rempah dan penyedap makanan. Ukuran rimpangnya

lebih besar daripada jahe merah. Bentuknya agak pipih, berwarna putih, serat lembut, dan

aromanya kurang tajam. Kandungan minyak atsirinya sekitar 1,5-3,3% dari berat kering

(Fathona, 2011). Kandungan minyak atsiri pada jahe memberikan aroma khas pada jahe.

Kandungan oleoresin pada jahe memberikan rasa pedas dan pahit pada jahe. Menurut penelitian

dari Nursal (2006) menyatakan bahwa senyawa yang terkandung pada ekstrak jahe seperti

flavonoida, fenolik, terpenoid dan minyak atsiri pada jahe ini merupakan senyawa bioaktif yang

dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Menurut penelitian dari Sari, (2013) tentang uji

antimikroba ekstrak segar jahe-jahean (Zingiberaceae) terhadap Staphylococcus aureus,

Escherichia coli dan Candida albicans di peroleh hasil pada ekstrak jahe dapat menghambat

pertumbuhan dari Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Candida albican.

Kualitas suatu bahan pangan dapat dilihat dari mutu mikrobiologi, salah satu cara untuk

melihatnya adalah dengan menggunakan metode TPC (Total Plate Count). Pengujian dengan

metode TPC dapat menggunakan media NA (Nutrien Agar) yang diinkubasi selama 2 kali 24

jam dengan suhu 37oC. Selain itu juga dapat dilihat dari daya terima suatu bahan. Daya terima

suatu bahan makanan dapat dinilai melalui penglihatan, penciuman, pencicipan, dan

pendengaran (Fatmaningrum, 2009).

Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang pengaruh konsentrasi sari jahe emprit

(zingiber officinale var. Amarum) dan lama penyimpanan terhadap total mikrobia pada susu

sapi Penilaian total mikrobia dan daya terima susu pasteurisasi ditentukan berdasarkan

persentase konsentrasi sari jahe emprit yang berbeda serta lama penyimpanan susu sapi yang

berbeda.

Page 7: PENGARUH KONSENTRASI SARI JAHE EMPRIT …eprints.ums.ac.id/48587/3/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · Susu segar merupakan bahan pangan yang mudah rusak oleh mikroorganisme, sehingga

3

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap.

Variasi penambahan sari jahe yaitu 0%, 1,5%, 2,5%, dan 3,5%. Selanjutnya perlakuan variasi

lama penyimpanan yaitu 0 jam, 3 jam, 6 jam dan 9 jam. Jumlah total mikrobia dengan metode

TPC. Data pengaruh konsentrasi sari jahe emprit dan lama penyimpanan terhadap jumlah total

mikrobia dianalisis menggunakan Kruskal-Wallis.

Bahan

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah susu sapi dan jahe emprit.

Susu sapi diperoleh dari peternakan sapi Bapak Ismiyanto yang terletak di desa Gumulan RT

03 RW 03 Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah. Jahe eprit diperoleh dari pedagang di Pasar

Kleco, Surakarta, Jawa Tengah.

Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian untuk pembuatan susu sapi pasteurisasi dan

sari jahe yaitu kompor, termometer, pengaduk, penyaring, pisau, baskom, timbangan, parutan.

Peralatan yang digunakan untuk menghitung total mikrobia adalah tabung reaksi, pipet volume,

glasfrim pump, vortex, coloni counter, cawan petri, penyemprot, alkohol, korek api, lampu

bunsen, inkubator dan autoklaf.

Pembuatan sari jahe emprit

Pembuatan sari jahe menurut Harijani (2011) dilakukan dengan cara penyortiran jahe

kemudian jahe dicuci bersih kemudian dikupas dan diparut. Setelah diparut diperoleh bubur

jahe kumudian dilakukan proses penyaringan dan didapatkan sari jahe.

Pembuatan susu sapi pasteurisasi dengan konsentrasisari jahe emprit

Proses pembuatan susu sapi pasteurisasi dengan konsentrasi sari jahe mengikuti

prosedur Astuti (2012) dan Murti (2014). Prosesnya yaitu sari jahe ditambahkan sesuai

konsentasi yaitu 0%, 1,5%, 2,5% dan 3,5% di campur dengan susu sapi kemudian dilakukan

proses pemanasan dengan cara pasteurisasi suhu 65oC selama 30 menit.

Page 8: PENGARUH KONSENTRASI SARI JAHE EMPRIT …eprints.ums.ac.id/48587/3/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · Susu segar merupakan bahan pangan yang mudah rusak oleh mikroorganisme, sehingga

4

Uji jumlah total mikrobia

Metode pengujian jumlah total mikrobia mengikuti prosedur Pelczar (1988) yang telah

dimodifikasi oleh Purwani dan Ambarwati (2013). Prosedurnya yaitu pengambilan 1 ml susu

sapi pasteurisai kemudian ditambahkan 9ml Aquades dan dihomogenkan dengan cara divortex

proses ini dilakukan sampai dengan 5 pengenceran. Sampel yang ditanam adalah pada

pengenceran ke 4 dan ke 5 dengan menggunakan media Nutrien Agar kemudian diinkubasi

selama 2x24 jam dengan suhu 37oC setelah itu dilakukan penghitungan koloni berdasarkan

Standart Plate Count.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh Konsentrasi Sari Jahe Emprit terhadap Jumlah Total Mikrobia pada Susu

Sapi Pasteurisasi

Berdasarkan uji kenormalan data dengan menggunakan Shapiro Wilk pengaruh

konsentrasi sari jahe emprit terhadap jumlah total mikrobia menunjukan hasil nilai p =

0,0001 (p<0,05) yang berarti data tidak normal. Maka uji statistik dilanjutkan dengan uji

Kruskal Wallis. Hasil data disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1

Hasil Uji Statistik Kruskal Wallis

Pengaruh Konsentrasi Sari Jahe Emprit

terhadap Jumlah Total Mikrobia pada Susu Sapi Pasteurisasi

Perlakuan Jumlah Total Mikrobia Mean±SD

I II

0% 8,5x105

3,9x105

6,2x105±7,6x10

5

1,5% 3,4x105

7,1x105

5,2x105±4,4x10

5

2,5% 8,5x106

4x105

4,4x106±6,0x10

6

3,5% 1,4x106

2,3x106

1,9x106±2,6x10

6

Nilai p 0,605

Berdasarkan Tabel 1 uji analisis Kruskal Wallis pada pengaruh konsentrasi sari jahe

emprit terhadap jumlah total mikrobia pada susu sapi diperoleh nilai p = 0,082 (p>0,05).

Hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh konsentrasi sari jahe emprit terhadap

jumlah total mikrobia pada susu sapi pasteurisasi. Oleh karena itu tidak dilanjutkan dengan

uji beda Duncan. Kecendruangan pengaruh penambahan sari jahe emprit 0%, 1,5%, 2,5%

dan 3,5% terhadap jumlah total mikrobia pada susu sapi pasteurisasi dapat dilihat pada

Gambar 1 sebagai berikut :

Page 9: PENGARUH KONSENTRASI SARI JAHE EMPRIT …eprints.ums.ac.id/48587/3/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · Susu segar merupakan bahan pangan yang mudah rusak oleh mikroorganisme, sehingga

5

Gambar 1.

Pengaruh Konsentrasi Jahe Emprit

terhadap Jumlah Total Mikrobia pada Susu Sapi Pasteurisasi

Berdasarkan Gambar 1 menunjukan pada konsentrasi 0% sampai dengan 1,5%

pertumbuhan mikrobia masih dalam fase lag atau adaptasi yaitu mikrobia masih dalam

kondisi menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sehingga diperoleh kurva datar

cenderung menurun. kurva tersebut menunjukan bahwa jumlah sel mikrobia sedikit

mengalami pembelahan karena pada fase ini terjadi peningkatan aktivitas metabolik dan

kerentanan terhadap zat kimia. Pada penambahan konsentrasi sari jahe emprit 2,5% terjadi

peningkatan jumlah mikrobia. Hal tersebut menunjukan pada perlakuan konsentrasi sari

jahe emprit 2,5% mikrobia masih bisa beradaptasi dengan lingkungan sehingga mikrobia

membelah dengan cepat dan diperoleh kurva naik. Pada perlakuan konsentrasi sari jahe

emprit 3,5% terjadi penurunan jumlah mikrobia. Hal tersebut menunjukan penambahan sari

jah emprit 3,5% mikrobia tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan sehingga mikrobia

tidak dapat tumbuh dengan baik kemudian terjadi proses kematian sehingga jumlah

mikrobia menurun. Maka pada penambahan sari jahe emprit 3,5% diperoleh kurva

menurun.

3.2 Pengaruh Lama Penyimpanan Susu Jahe Emprit terhadap Jumlah Total Mikrobia

pada Susu Sapi Pasteurisasi

Berdasarkan uji kenormalan data dengan menggunakan Shapiro Wilk pengaruh lama

penyimpanan terhadap jumlah total mikrobia menunjukan hasil nilai p = 0,0001 (p<0,05)

yang berarti data tidak normal. Maka uji statistik dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis.

Hasil data disajikan pada Tabel 8 sebagai berikut :

623750 526250

4463750

1882500

0

2000000

4000000

6000000

0% 1,5% 2,5% 3,5%J

um

lah

To

tal

Mik

rob

ia

sari jahe emprit

Page 10: PENGARUH KONSENTRASI SARI JAHE EMPRIT …eprints.ums.ac.id/48587/3/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · Susu segar merupakan bahan pangan yang mudah rusak oleh mikroorganisme, sehingga

6

Tabel 2

Hasil Uji Statistik Kruskal Wallis Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap

Jumlah Total Mikrobia pada Susu Sapi Pasteurisasi

Perlakuan Jumlah Total Mikrobia Mean±SD

I II

0 jam 3x106

6,7x105

1,8x106±12,7x10

5

3 jam 4,4x106

1,9x106

3,1x106±20,4x10

5

6 jam 1,4x106

2x105

8,2x105±6,7x10

5

9 jam 2,4x106

1x106

1,7x106±5,1x10

5

Nilai p 0,076

Berdasarkan Tabel 2, uji analisis Kruskal Wallis pada pengaruh lama penyimpanan

terhadap jumlah total mikrobia pada susu sapi diperoleh nilai p = 0,076 (p>0,05). Hal ini

menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh lama penyimpanan terhadap jumlah total

mikrobia pada susu sapi. Oleh karena itu tidak dilanjutkan dengan uji beda Duncan.

Kecenderuangan pengaruh lama penyimpanan 0 jam, 3 jam, 6 jam dan 9 jam

terhadap jumlah total mikrobia pada susu sapi pasteurisasi dapat dilihat pada Gambar 2

sebagai berikut :

Gambar 2.

Pengaruh Lama Penyimpanan

Terhadap Jumlah Total Mikrobia

Berdasarkan Gambar 9, pengaruh lama penyimpanan terhadap jumlah total

mikrobia pada susu cenderung tidak stabil. Pada lama penyimpanan 0 jam masuk dalam

fase adaptasi dimana mikrobia masih menyesuaikan diri dengan lingkungan kemudian

terjadi fase log atau pertumbuhan pada lama penyimpanan 3 jam. Fase log ini mikrobia

membelah dengan cepat karena terpenuhinya nutrisi untuk pertumbuhan. Akhir fase log

terjadi penurunan pertumbuhan hal tersebut terjadi pada lama penyimpanan 6 jam yang

berarti memasuki fase kematian sehingga diperoleh kurva menurun karena mikrobia mulai

mengalami kematian. Pada penyimpanan 9 jam terjadi kenaikan kurva tetapi hanya sedikit

menunjukan mikrobia yang membelah sedikit karena pada penyimpanan 9 jam sudah pada

fase kematian.

1817500

3121250

821250

1736250

0

2000000

4000000

0 jam 3 jam 6 jam 9 jam

Ju

mla

h T

ota

l

Mik

rob

ia

Lama Penyimpanan

Page 11: PENGARUH KONSENTRASI SARI JAHE EMPRIT …eprints.ums.ac.id/48587/3/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · Susu segar merupakan bahan pangan yang mudah rusak oleh mikroorganisme, sehingga

7

3.3 Pengaruh Konsentrasi Sari Jahe Emprit dan Lama Penyimpanan terhadap Jumlah

Mikrobia pada Susu Sapi

Pengaruh penambahan sari jahe emprit dan lama penyimpanan terhadap jumlah total

mikrobia pada susu sapi pasteurisasi dianalisis dengan GLM-Univariate pada Tabel 9,

sebagai berikut :

Tabel 3.

Nilai Signifikansi Jumlah Total Mikrobia yang Diuji GLM-Univariate

Keterangan Signifikansi (p)

Konsentrasi Sari Jahe Emprit 0,176

Lama Penyimpanan 0,689

Lama Penyimpanan + Konsentrasi Sari Jahe

Emprit

0,913

Berdasarkan Tabel 11, menunjukan bahwa tidak ada pengaruh antara konsentrasi

sari jahe emprit dan lama penyimpanan terhadap jumlah mikrobia pada susu sapi

dibuktikan dengan nilai p=0,913 (p>0,05). Besarnya konsentrasi sari jahe emprit tidak

mempengaruhi jumlah mikrobia pada susu sapi. Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan

mikrobia dalam beradaptasi berbeda beda serta kemampuan dari zat anti mikrobia dalam

menghambat pertumbuhan mikrobia dapat depengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut

Wang (2005), faktor tersebut meliputi konsentrasi zat pengawet, waktu penyimpanan, suhu

lingkungan, sifat-sifat mikrobia (jenis, konsentrasi, umur dan keadaan mikrobia), sifat-sifat

fisik dan kimia makanan, termasuk kadar air, pH, serta jenis dan jumlah senyawa di

dalamnya.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tidak ada pengaruh jumlah konsentrasi sari jahe emprit (zingiber officinale var.

Amarum) terhadap jumlah mikrobia pada susu sapi, nilai p = 0,605 (p>0,05).

Tidak ada pengaruh lama penyimpanan terhadap jumlah mikrobia pada susu sapi, ,

nilai p = 0,076 (p>0,05).

Tidak ada pengaruh jumlah konsentrasi sari jahe emprit (zingiber officinale var.

Amarum) dan lama penyimpanan terhadap jumlah mikrobia pada susu sapi, nilai p

keseluruhan = 0,913 (p>0,05).

Berdasarkan dari nilai-nilai keislaman, susu sapi termasuk dalam salah satu makanan

yang halal.

Page 12: PENGARUH KONSENTRASI SARI JAHE EMPRIT …eprints.ums.ac.id/48587/3/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · Susu segar merupakan bahan pangan yang mudah rusak oleh mikroorganisme, sehingga

8

4.2 Saran

Pada penelitian selanjutnya diharapkan memperhatikan suhu penyimpanan pada susu

agar lebih menekan pertumbuhan mikrobia serta menambah lama penyimpanan susu.

Penelitian selanjutnya dapat menggunakan sari jahe emprit sebagai bahan pengawet

untuk produk minuman selain susu sapi.

Pada saat pengambilan susu diharapkan disimpan dalam ice box untuk menghindari

kontaminasi.

Suhu pada saat melakukan pasteurisasi sebaiknya menggunakan suhu high

temperature short time pasteurization.

DAFTAR PUSTAKA

Andi, A. 2010. Potensi Jahe, Kencur, Temulawak dan Sambiloto sebagai Anti Mycoplasma

gallisepticum dan Escherichia coli Penyebab Chronic Respiratory dan Dieseases

Kompleks. Bogor : Institut Pertanian Bogor

Andrestian, M. D. dan Hatimah, H. 2015. Daya Simpan Susu Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.)

Dengan Persentase Penambahan Sari Jahe Merah (Zingiber Officinale Var Rubrum).

Indonesian Journal of Human Nutrition, Vol.2, No.1. Hal 38 –47

Arifin, Z. 2012. Jurnal Penelitian Aktivitas Antimikrobia ekstrak etanol jahe merah terhadap

staphylococcus aureus, Escheria coli, dan Candida albicans. Surakarta : Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Arlianti, T. 2006. Evaluasi Keragaan Jahe Emprit (Zingiber officinale Rosc) Hasil Perlakuan

Kolkisin Pada Kultur In Vitro. Bogor : Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Astuti, D. 2012. Skripsi Uji Kadar Protein dan Organoleptik pada Keju Tradisional dari Susu Sapi

Dengan Penambahan Ekstrak Jahe (Zingerber offinale Rosc). Surakarta : Program Studi

Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surkarta.

Darmansyah, I. 2011. Skripsi Jumlah Totl Mikroorganisme, Escherichi coli dan Staphylococcus

aureus di Kabupaten Bogor, Cianjur, Bandung, sumedang, dan Tasikmalaya, Provinsi

Jawa Barat. Bogor : Fakultass Kedokteran Hewan Institusi Pertanian Bogor. Bogor :

Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Dwiyanti, 2009. Pengaruh Penambahan Aktivator Laktoperioksidase terhadap Ketahanan Susu

Sapi egar, ISSN: 1412-0917.

Fathona, D. 2011. Kandungan Gingerol dan Shogaol, Intensitas Kepedasan dan Penerimaan

Panelis terhadap Oleoresin Jahe Gajah (Zingiber Officinale Var. Roscoe), Jahe Emprit

(Zingiber Officinale Var. Amarum), dan Jahe Merah (Zingiber Officinale Var. Rubrum).

Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Page 13: PENGARUH KONSENTRASI SARI JAHE EMPRIT …eprints.ums.ac.id/48587/3/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · Susu segar merupakan bahan pangan yang mudah rusak oleh mikroorganisme, sehingga

9

Fatmaningrum, D. 2009. Kadar Kalsium, Kemekaran Linier dan Daya Terima Kerupuk Udang

yang dibuat dari Udang putih (Litopenaeus vannamei). Semarang : Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro.

Harmono dan A. Andoko. 2005. Budidaya dan Peluang Bisnis Jahe. Jakarta : Agromedia Pustaka.

Herendra. 2009. Pengaruh Proses Distribusi terhadap Peningkatan Angka Kuman pada Susu Sapi

Segar di Peternakan Ram Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Surakarta : Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Hernani Dan Winarti, C. 2013. Kandungan Bahan Aktif Jahe dan Pemanfaatannya dalam Bidang

Kesehatan. Bogor : Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Ibrahim, A, M., Yunianta., dan Sriherfyna, H, F. 2015. Pengaruh Suhu dan Lama Waktu Ekstraksi

Jahe terhadap Sifat Kimia dan Fisik pada Pembuatan Minuman Sari Jahe Merah

(Zingiber officinale var. Rubrum) dengan Kombinasi Penambah Madu sebagai Pemanis.

Jurnal Pangan dan Argoindustri Vol. 3 No 2 p.530-541.

Juliantina., Farida R. 2009. Manfaat sirih (piper crocatun) sebagai agen anti bakterial terhadap

gram positif dan gram negatif. JKKI – Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia.

Karina, A. 2008. Skripsi Pemanfaatan Jahe (Zingerber offinale Rosc) dan Teh Hijau (Camellia

Sinensis) dalam Pembuatan Selai Rendah Kalori dan Sumber Antioksidan. Bogor : Gizi

Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Muchtadi, T, R. 2011. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bandung : Alfabeta.

Mulyaningrum, S. 2007. Daya Terima Bubur Preda di BRSD Cibinong Bogor. Bogor : Fakultas

Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.

Murti, T. 2014. Pangan, Gizi, dan Teknologi Susu. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Nursal. W, S. dan Juwita, S. 2006. Bioaktivitas Ekstrak Jahe (Zingerber offinale Rosc) dalam

menghambat Pertumbuhan Koloni Bakteri Escherichia colidan Bacillus subtilis. Jurnal

Biogenesis Vol. 2 (2) : 64-66 ISSN : 1829-5460

Peni, U. 2012. Penanganan Susu Segar dalam Menjaga Kualitas Pasca Pemerahan. Bengkulu :

Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.

Purwani, E. 2012. Karakteristik Daya Hambat Pertumbuhan Bakteri Perusak Pangan Hasil Isolasi

dari Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Oleh Ekstrak Jahe (Zingerber officinale) Dengan

Pengencer Emulsi Tween 80. Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Rauf, R. 2013. Sanitasi Pangan & HACCP. 2013. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Ravindran PN dan Babu KN. 2005. Ginger :The Genus Zingiber. Washington DC : CRC Press.

Page 14: PENGARUH KONSENTRASI SARI JAHE EMPRIT …eprints.ums.ac.id/48587/3/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf · Susu segar merupakan bahan pangan yang mudah rusak oleh mikroorganisme, sehingga

10

Sabil, S. 2015. Pasteurisasi High Temperature Short Time (HTST) Susu terhadap Listeria

Monocytogenes pada Penyimpanan Refrigerator. Makasar : Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin.

Sari, P, K., Periadnadi dan Nasir, N. 2013. Uji Antimikrobia Ekstrak Segar Jahe-Jahean

(Zingiberaceae) Terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Candida

albicans. Jurnal Biologi Universitas Andalas ISSN : 2303-2162

Sudarno, S. 2012. Studi Islam 1. Surakarta : LPID UMS.

Wahyu, S. S., S. Julaikha, Suranto, S.Susanti, Y. Lorentina, Y. Sopian, dan Z. Y. Arfah. 2012.

Pengujian Total Bakteri/Total Plate Count (TPC). Jakarta : Departemen Pendidikan

Nasional.

Widiyanti, R, K. 2009. Analisis Kandungan Fenol Total Jahe (Zingiber officinale Roscoe). Jakarta :

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.