pengaruh kepemimpinan transformasional dan transaksional ...digilib.unila.ac.id/33684/3/tesis tanpa...
TRANSCRIPT
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DANTRANSAKSIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA
KARYAWAN
(Studi pada Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia
Witel Lampung)
Tesis
Oleh
RIO ALAMANDA
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG2018
ABSTRAK
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DANTRANSAKSIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA
Studi Pada Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia (WITEL LAMPUNG)
Oleh
RIO ALAMANDA
Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuan bagiorganisasi atau perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Dari hasilpengamatan terlihat bahwa kepemimpinan pemimpin PT. TelekomunikasiIndonesia Witel Lampung memiliki kedua unsur transformasional dantransaksional. Sikap kepemimpinan transformasional yang terdapat didalam diripemimpin, yaitu pemimpin yang menunjukkan perhatiannya kepada seluruhkaryawan, pemimpin mengevaluasi potensi masing-masing bawahan, tidak adapembedaan perlakuan untuk divisi yang berbeda dan dapat merangkul seluruhkeseluruhan karyawan dalam perusahaan. Sikap kepemimpinan transaksionalyang terdapat dalam pemimpin PT. Telekomunikasi Indonesia Witel Lampungyaitu pemimpin yang memiliki sifat ambisius namun tidak berupayamengembangkan tanggung jawab dan wewenang bawahan demi kemajuankaryawan.
Responden dalam penelitian ini sebanyak 124 responden. Metodepengumpulan data menggunakan kuisioner dengan alat analisis regresimenggunakan SPSS Versi 17.0. hasil uji menunjukkan bahwa seluruh hipotesisterdukung. Kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transaksionalberpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.
Perilaku pemimpin dalam menstimulasi intelektual karyawan memilikipengaruh yang paling baik untuk indikator kepemimpinan transformasional.Pemimpin tidak membuat harapan yang jelas bagi karyawannya, maka sebaiknyatindakan reaktif seperti bertindak sebelum timbul masalah besar untuk indikatorkepemimpinan transaksional. Pemimpin PT. Telekomunikasi Indonesia WitelLampung sebaiknya lebih dominan terhadap gaya kepemimpinan transformasionalyang mana lebih menitik beratkan pada peningkatan kemampuan bawahannyaserta memberikan kesempatan kepada bawahannya agar dapat menyelesaikanpekerjaannya dengan menetapkan metodenya sendiri.
Kata Kunci : kepemimpinan, kepemimpinan transformasional, kepemimpinantransaksional, kepuasan kerja
ABSTRACT
EFFECT OF TRANSFORMATIONAL AND TRANSACTIONALLEADERSHIP ON EMPLOYEES 'SATISFACTIONStudy on Employees of PT Telekomunikasi Indonesia
(Witel) Lampung
By
RIO ALAMANDA
Human resource issues are still the focus and focus for organizations orcompanies to survive in the globalization era. From the observation, it can beseen that leadership of PT. Telekomunikasi Indonesia Witel Lampung has bothTransformational and Transformational elements. The transformationalleadership attitudes that exist within the leader, the leader who shows hisattention to all employees, the leader evaluates the potential of each subordinate,there is no differentiation of treatment for different divisions and can embrace thewhole employees in the company. Transactional leadership attitudes contained inthe leadership of PT. Telekomunikasi Indonesia Witel Lampung is a leader whohas an ambitious nature but does not attempt to develop the responsibility andauthority of subordinates for the advancement of employees.
Respondents in this study were 124 people. Methods of data collection usingquestionnaires with regression analisys tool using SPSS Version 17.0 analysistool. test results show that all hypotheses are supported. Transformational andtransformational leadership affect the employee's satisfaction.
Leaders' behavior in stimulating employee intellectuals has the best effect ontransformational leadership indicators. Leaders do not make clear expectationsfor their employees, it is best to react like acting before there is a big problem fortransactional leadership indicators. Leader of PT. Telekomunikasi IndonesiaWitel Lampung should be more dominant to the transformational leadership stylewhich is more focused on improving the ability of subordinates and provideopportunities to subordinates in order to complete the work by setting his ownmethod.
Keywords: leadership, transformational leadership, transactional leadership, jobsatisfaction
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DANTRANSAKSIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
(Studi pada Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Witel Lampung)
Oleh
RIO ALAMANDA
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarPASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN
Pada
Program Pascasarjana Magister ManajemenFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 22 Februari 1988, adalah
anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Ir. Sumantri dan Ibu Sukarni
A. Pandi, S.E. Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis diawali di Taman
Kanak-Kanak PT Perkebunan Nusantara X Bandar Lampung dan Sekolah Dasar
Negeri 2 Kedaton Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2000. Kemudian
melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Petama Negeri 10 Bandar
Lampung hingga selesai pada tahun 2003. Pendidikan selanjutnya Sekolah
Menengah Atas Negeri 9 Bandar Lampung sampai selesai pada tahun 2006. Pada
tahun yang sama penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Islam Indonesia
mengambil program Sarjana Ekonomi, jurusan Ekonomi Akuntansi, melalui jalur
Seleksi Ujian Masuk Nasional(UM). Selanjutnya pada tahun 2014 penulis tercatat
sebagai mahasiswa Program Pascasarjana Magister Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis di Universitas Lampung.
Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmatyang luar biasa …
Sholawat serta salam selalu tercurah kepada RasulullahMuhammad SAW
Dengan Ketulusan kuepersembahkan tesis ini kepada :
Ibuku Sukarni A Pandi dan Ayahku Sumantri Basri yang kubanggakan, adikku Ria Astuti yang sangat ku sayangi.
Sahabat-sahabatku yang selama ini menemaniku
Seluruh teman-teman Magister Manajemen 2014
Terima kasih sepenuhnya atas dorongan semangat, doa-doa
dan perhatiannya yang telah diberikan untuk
keberhasilanku.
Almamaterku tercinta
So verily with the hardship there is relief, verily with the hardship
there is relief.
(Q.S Al-Insyirah : 5-6)
Success must to go through many processes instead of many
protest.
(Rio Alamanda)
The more you feed your mind with positive thoughts, the more you
can attract great things into you life.
(Roy T. Bennet)
Everyone gets their turn eventually, if they keep walking forward
on their path.
(Jeon In-Kwon)
SANWACANA
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan judul
“Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional Tarhadap
Kepuasan Kerja Studi pada PT. Telekomunikasi Indonesia (TELKOM). Kantor
Witel Lampung”. Dalam menyelesaikan Tesis ini penulis mengakui banyak
memperoleh bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang ikut serta
membantu dalam pembuatan Tesis ini, untuk itu dengan segala kerendahan hati
penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada :
1. Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.
2. Dr. Ernie Hendrawati, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Magister
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung dan
selaku Dosen Penguji Utama.
3. Igo Febrianto, S.E., M.Sc., selaku Sekertaris Program Studi Magister
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung dan
selaku Pembimbing Akademik.
4. Dr. Ribhan, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Utama dalam
penyusunan Tesis ini. Saran perbaikan, arahan kepercayaan dan waktu
yang telah diberikan merupakan bantuan yang tak terkira dalam
menyeesaikan tesis ini.
5. Dr. Nova Mardiana, S.E., M.M., selaku Dosen Pendamping Utama yang
telah banyak meluangkan waktu memberikan bimbingan, motivasi dan
saran dalam proses penyusunan tesis ini.
6. Seluruh Dosen di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang telah membekali ilmu pengetahuan selama proses
perkuliahan. Dan Bapak dan ibu staf administrasi Program Magister
Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
7. Seluruh Pegawai di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor
Cabang Tanjung Karang yang telah memberikan bantuan dan kepercayaan
selama penelitian dalam penulisan tesis ini.
8. Kedua Orang Tuaku, adik-adikku dan keluarga terdekat terima kasih atas
segala bentuk dukungan, yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang,
motivasi dan bantuan kepadaku dalam menyelesaikan tesis ini.
9. Teman-teman terbaik seperjuangan sejak duduk dibangku kuliah
khususnya Novia Anjar Widarti, Yusri Evalina S.S, Dwi Elyatika,
Shifayasfina Lukel, Andrisa Putra, Windy Sitorus, Kiki Tanum, dan Zilzal
Sefty Piayu Amuri yang banyak memberikan pelajaran dan kebersamaan
selama suka dan duka selama dua tahun terakhir ini.
10. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan Magister Manajemen 2014.
Terima kasih atas semangat dan pertemanan selama ini.
11. Serta semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu per satu,
semoga amal perbuatan mendapat balasan dari Allah SWT dan Penulis
berharap semoga tesis ini dapat berguna dan bermanfaat. Amin
Penulis menyadari sepenuhnya, tanpa bantuan dari pihak-pihak yang disebutkan
diatas maka penyusunan skripsi ini tidak mungkin selesai. Semoga bantuan yang
telah diberikan akan mendapat balasan dari Allah SWT.
Bandar Lampung, 1 Agustus 2018
Penulis,
Rio Alamanda, S.E.
xii
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR ISI ................................................................................................... xiiDAFTAR TABEL .......................................................................................... xivDAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvDAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvi
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 11.1 Latar Belakang ................................................................................ 11.2 Rumusan Masalah ..... ...................................................................... 101.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 111.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 11
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS ...... 132.1 Kepemimpinan Transformasional .................................................... 132.2 Kepemimpinan Transaksional.......................................................... 152.3 Kepuasan Kerja ................................................................................ 172.4 Kegiatan Usaha ............................................................................... 222.5 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 242.6 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 252.7 Hipotesis........................................................................................... 27
III. METODOLOGI PENELITIAN................................................................. 283.1 Jenis Penelitian ............................................................................... 283.2 Sumber Data …................................................................................ 293.3 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 303.4 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional................................ 303.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 353.6 Instrumen Penelitian ........................................................................ 333.7 Metode Analisis Data....................................................................... 37
xiii
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 414.1 Hasil Penelitian................................................................................. 414.2 Analisis Deskriptif Responden ......................................................... 414.3 Analisis Deskriptif Variabel ............................................................. 45
4.3.1 Variabel Kepemimpinan Transformasional ........................... 454.3.2 Variabel Kepemimpinan Transaksional ................................. 474.3.2 Variabel Kepuasan Kerja........................................................ 49
4.3 Analisis Regresi Berganda................................................................ 514.4 Koefisien Determinasi (R2)............................................................... 534.5 Pembahasan ...................................................................................... 54
4.5.1 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadapKepuasan Kerja....................................................................... 54
4.5.2 Pengaruh Kepemimpinan Transaksional terhadapKepuasan Kerja....................................................................... 58
V. SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 645.1 Simpulan........................................................................................... 645.2 Saran ................................................................................................. 645.2 Keterbatasan Penelitian .................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 67
LAMPIRAN..................................................................................................... 71
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Data Jumlah Pegawai Ruang Lingkup Witel Lampung................................ 7
2. Laporan Keuangan Pendapatan Jasa Tahun 2014-2015 ............................... 8
3. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 24
4. Definisi Operasional Variabel Penelitian..................................................... 31
5. Nilai KMO Instrumen Penelitian ................................................................. 34
6. Nilai Loading Faktor Penelitian................................................................... 34
7. Koefisien nilai r Cronbach’s Alpha ............................................................. 36
8. Hasil Uji Reliabilitas.................................................................................... 36
9. Karakteristik Responden berdasarkan Usia ................................................. 42
10. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin.................................. 43
11. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir ........................ 43
12. Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja ...................................... 44
13. Tabulasi Responden atas Kepemimpinan Transformasional ....................... 46
14. Tabulasi Responden atas Kepemimpinan Transaksional............................. 48
15. Tabulasi Responden atas Kepuasan Kerja ................................................... 49
16. Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda................................................. 51
17. Uji Analisis Varian (ANOVA) atau Uji F ................................................... 53
18. Koefisien Determinasi ................................................................................ 54
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Struktur Organisasi ............................................................................... 24
1. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 26
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Kuesioner Penelitian .............................................................................. 72
2. Rekap Data Kuesioer ............................................................................. 77
3. Hasil Regresi Linear Berganda............................................................... 86
4. Hasil Uji Reabilitas dan Validitas.......................................................... 88
5. Hasil Wawancara.................................................................................... 93
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Setiap industri beberapa perusahaan secara konsisten mengungguli perusahaan
lain dengan peluang dan kendala yang sama. Bisnis yang dijalankan dalam
perusahaan tersebut tetap menguntungkan sementara yang lain hampir tidak
bertahan. Strategi bersaing adalah salah satu faktor yang dapat membuat
perusahaan memiliki kemampuan untuk menghasilkan kinerja mengungguli
perusahaan lainnya.
Penetapan strategi bersaing dalam suatu perusahaan tidak lepas dari peran seorang
pemimpin. Faktor kunci dalam menjelaskan perbedaan keberhasilan yang diraih
oleh suatu perusahaan adalah kualitas kepemimpinan. Tentunya hal ini berkaitan
dengan seberapa efektif pemimpin menanggapi satu set industri termasuk kondisi
persaingan yang terjadi didalamnya (Yukl dan Lepsinger, 2004).
Pemimpin yang efektif tidak hanya menggunakan kekuasaannya untuk
mendorong karyawan tetapi juga dapat memberikan motivasi, inspirasi dan
loyalitas bagi karyawan agar mampu mencurahkan seluruh fokus kemampuannya
untuk mencapai kinerja yang optimal. Setiap pemimpin tentunya menggunakan
2
cara yang berbeda dalam proses kepemimpinannya. Terdapat pemimpin yang
memiliki interaksi kuat dengan pengikut yang mempertimbangkan kebutuhan para
pengikut atau dikenal dengan kepemimpinan transformasional. Terjalinnya
interaksi yang kuat menciptakan nilai dan perubahan positif terhadap pengikutnya
(Winkler, 2010). Pemimpin transformasional dapat meningkatkan nilai instrinsik
dari pengikutnya, kepercayaan diri, motivasi dan kinerja. Kinerja melampaui
harapan sangat berpotensi dihasilkan dari kepemimpinan transformasional
(Seibert Wang and Courtright, 2011).
Selain kepemimpinan transformasional, adapula kepemimpinan transaksional.
Pemimpin tipe ini membangun hubungan dengan pengikut melalui pertukaran.
Motivasi yang dibangun kepada pengikutnya adalah dengan memberikan imbalan
terhadap kinerja ekstra yang telah dicapai (Winkler, 2010). Berdasarkan penelitian
(Elenkov, 2002), kepemimpinan transaksional berkorelasi positif terhadap
motivasi dan kinerja organisasi.
Seorang pemimpin dapat menjadi transformasional dan transaksional bergantung
pada situasi tertentu. Menurut (Winkler, 2010), kedua kepemimpinan ini juga
sering disebut berdampingan karena pada dasarnya keduanya memiliki perspektif
yang sama dalam hal seorang pemimpin harus memberikan sesuatu agar karyawan
bergerak menuju tujuan organisasi.
Kepemimpinan yang efektif akan memotivasi karyawan untuk bertindak mencapai
kinerja yang lebih baik. Kepuasan kerja adalah suasana psikologis tentang
perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap pekerjaan mereka
(Davis and Keith, 1985). Sementara itu (Porter dan Lawler dalam Bavendam, J.,
3
2000) menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan bangunan unidimensional,
dimana seseorang memiliki kepuasan umum atau ketidakpuasan dengan
pekerjaannya.
Kepemimpinan berkaitan erat dengan kepuasan kerja karyawan. Setiap pemimpin
dalam memberikan perhatian untuk membina, menggerakkan dan mengarahkan
semua potensi bawahan dilingkungan organisasinya memiliki pola yang berbeda-
beda. Perbedaan itu disebabkan oleh karena gaya dan seni kepemimpinan yang
ada dalam diri pribadi seorang pemimpin berbeda-beda. Kepuasan kerja tersebut
diharapkan pencapaian tujuan organisasi akan lebih baik dan akurat. Hasil
penelitian Herzberg menyatakan bahwa faktor yang mendatangkan kepuasan
adalah prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, dan kemajuan
(Lembono, 2013). Tingkat kompatibilitas antara pemimpin dan pekerja adalah
salah satu faktor paling penting dalam kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja.
Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rad dan Yarmohammadian (2006)
membuktikan hal ini. Berdasarkan penelitian itu pemimpin yang memiliki gaya
kepemimpinan partisipatif atau transformasional, gagal meningkatkan kualitas
perusahaan. Perusahaan tetap berada di titik yang sama untuk waktu yang lama
dan tidak bisa menunjukan kemajuan apapun. Selanjutnya, terungkap bahwa,
perilaku kepemimpinan semacam itu menurunkan kepuasan kerja, peningkatan
turnover pekerja dan mempercepat rentang burnout (Furkan et al, 2012). Gaya
kepemimpinan seorang pemimpinan akan mempengaruhi kepuasan seorang
karyawan dalam bekerja yang mana juga akan mempengaruhi kinerja karyawan
itu sendiri.
4
Kinerja merupakan perbandingan antara hasil kerja yang dapat dilihat secara nyata
dengan standar kerja yang telah ditetapkan (Bhaskara et al, 2011). Motivasi dan
kinerja merupakan faktor yang sangat penting dalam keberhasilan dan prestasi
organisasi. Hal ini dikarenakan motivasi dapat meningkatkan produktivitas
karyawan dalam bekerja sehingga tujuan perusahaan dapat dengan mudah dicapai
dengan cara yang efisien (Inayatullah dan Jehangir, 2013).
PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) merupakan satu-satunya perusahaan
BUMN Telekomunikasi dan jaringan yang terbesar di Indonesia yang
memberikan layanan bagi jutaan pelanggan diseluruh Indonesia dengan rangkaian
lengkap layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel tidak
bergerak dan telepon kabel nirkabel tidak bergerak, komunikasi seluler, layanan
jaringan dan interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi data. PT.
Telekomunikasi Indonesia (Telkom) mepunyai misi memberikan layanan “One
Stop InfoCom” dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan
terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga
kompetitif.
PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) akan mengelola bisnis melalui praktek-
praktek terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul,
penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling
menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis. Menjunjung tinggi
profesionalisme bisnis dengan visi misi serta jangkauan layanan yang luas untuk
tetap menjaga kepuasan pelanggan. Komitmen PT.Telekomunikasi Indonesia
(Telkom) terhadap seluruh pelanggan dan layanan yang berkesinambungan
5
dengan orientasi kepuasan pelanggan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
adanya kerjasama antara pimpinan dengan bawahan.
Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi
organisasi atau perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sebagai
kunci pokok sumber daya manusia akan menentukan keberhasilan pelaksanaan
kegiatan organisasi. Tuntutan organisasi untuk memperoleh, mengembangkan dan
mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas semakin mendesak
sesuai dengan dinamika lingkungan yang selalu berubah.
Perubahan perlu mendapat dukungan manajemen puncak sebagai langkah pertama
yang penting untuk dilakukan bukan hanya sekedar lip service saja. Pemimpin
harus dapat memobilisasi sebuah tim, proses pekerjaan harus dapat dikembangkan
dan proses sumber daya manusia harus menjadi fokus utama. Keikutsertaan
sumber daya manusia dalam organisasi diatur dengan adanya pemberian
wewenang dan tanggung jawab. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab
yang harus dicapai karyawan dengan standar atau tolak ukur yang telah ditetapkan
dan disepakati oleh karyawan dengan atasan. Karyawan bersama atasan masing-
masing dapat menetapkan sasaran kerja dan standar kinerja yang harus dicapai
serta menilai hasil-hasil yang sebenarnya dicapai pada akhir kurun waktu tertentu.
Peningkatan kinerja karyawan secara perorangan akan mendorong kinerja sumber
daya manusia secara keseluruhan, yang direfleksikan dalam kenaikan
produktifitas dan juga kepuasan kerja. Penilaian kinerja dengan berbagai bentuk
seperti key performance indicator atau key performance index pada dasarnya
merupakan suatu sasaran dan proses sistematis untuk mengumpulkan,
6
menganalisa dan menggunakan informasi untuk menentukan efisiensi dan
efektivitas tugas-tugas karyawan serta pencapaian sasaran. Menurut Robert L.
Mathis dan John H. Jackson (2006), penilaian kinerja (performance appraisal)
adalah proses mengevaluasi seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan mereka
jika dibandingkan dengan seperangkat standar, dan kemudian
mengkomunikasikan informasi tersebut pada karyawan.
PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) adalah lembaga pemerintah yang tidak
terlepas dari kondisi-kondisi di atas, apalagi pada saat ini lembaga pemerintah
sedang disorot oleh masyarakat karena kinerjanya yang kurang memuaskan. Oleh
karena itu lembaga pemerintah perlu memperbaiki kinerja karyawannya guna
mendapatkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
tentang metode kepemimpinan yang dilakukan oleh PT. Telekomunikasi
Indonesia yang berkaitan dengan kepuasan karyawan dan peningkatan kinerja
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Para karyawan harus terus menerus
dievaluasi secara berkala kinerjanya guna mencapai performa bekerja yang
seharusnya.
Kepemimpinan pemimpin PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Witel
Lampung memiliki kedua unsur Transformasional dan Transaksional. Sikap
kepemimpinan transformasional yang terdapat dalam diri pemimpin, yaitu
pemimpin menunjukkan perhatiannya kepada seluruh karyawan, pemimpin
mengevaluasi potensi masing-masing bawahan, tidak ada pembedaan perlakuan
untuk divisi yang berbeda dan dapat merangkul keseluruhan karyawan dalam
perusahaan. Sikap kepemimpinan transaksional yang terdapat dalam pemipin PT.
7
Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Witel Lampung yaitu pemimpin memiliki
sifat yang ambisius namun tidak berupaya mengembangkan tanggung jawab dan
wewenang bawahan demi kemajuan karyawan.
Seperti diketahui bahwa jumlah tenaga kerja yang terdata sampai saat ini di PT.
Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Witel Lampung sebagai berikut:
Tabel 1. Data Jumlah Pegawai Ruang Lingkup Witel Lampung
No Divisi Jumlah1 GM Witel Lampung 12 BGES 153 JM Customer Service 174 Customer Service (home service) 105 Kakandatel Metro 256 Network Area 77 HRD 68 War Room 39 Finance and Billco 510 Kakandatel Kotabumi 2011 Logistics & GS 912 Access Area 513 CCAN & War 4
JUMLAH 127Sumber : HRD Telkom Witel Lampung 2015
Tabel 1 menunjukkan jumlah karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom)
Witel Lampung sebanyak 127 orang yang terbagi dari 13 divisi dimana status
karyawan sebagai pegawai tetap dan kontrak.
PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Witel Lampung sempat menghadapi
tantangan bisnis yang semakin tinggi baik dari segi layanan kepada pelanggan
maupun persaingan dengan perusahaan sejenis. Berdasarkan laporan billing
complete (BillCom) tahunan PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Witel
Lampung, terjadi penurunan billing complete (BillCom) sebesar 3,5% pada tahun
8
2015 dibanding tahun 2014. Penurunan billing complete (BillCom) yang dialami
perusahaan menjadi titik tolak untuk melakukan perubahan, dan juga capaian
kinerja para karyawannya. Pimpinan membuat strategi bersaing yang kemudian
disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Strategi bersaing yang dibuat adalah
untuk melakukan transformasi kualitas di bidang pelayanan hingga berdedikasi
penuh terhadap layanan yang dibangun dalam budaya kerja yang cepat,
berkualitas dan bertanggung jawab. Selain itu, perusahaan juga melakukan
diferensiasi untuk menghasilkan kinerja unggul dibandingkan perusahaan sejenis.
Dengan menerapkan strategi bersaing yang diarahkan oleh pemimpin, terdapat
peningkatan billing complete sebesar 4,7% di tahun 2015 bila dibandingkan
dengan billing complete (BillCom) tahun 2014.
Kepuasan karyawan dapat dilihat dari kinerja hasil pekerjaan yang ada, semakin
baik kinerja perusahaan bisa mencerminkan bahwa para karyawan memiliki
tingkat kepuasan kerja yang cukup baik, begitupun sebaliknya. Berkenaan dengan
kepuasan kerja karyawan PT Telekomunikasi Indonesia Witel Lampung, yang
masih belum maksimal dapat dilihat dari hasil laporan keuangan berikut.
Tabel 2. Laporan Keuangan Pendapatan Jasa Tahun 2014-2015
No Pendapatan Jasa Telekomunikasi LainnyaTahun
2015 20141 CPE dan Terminal 1.046 1.1972 Pendapatan Sewa 401 6613 Kompensasi KPU 253 5084 Directory Assistance 295 3085 Pendapatan TV Berbayar 405 2746 Lain-lain 245 375Jumlah Pendapatan Jasa Telekomunikasi Lainnya 2.645 3.323Sumber : Telkom Witel Lampung, 2015
9
Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah pendapatan jasa telekomunikasi tahun 2015
mengalami penurun dari tahun 2014. Pendapatan jasa untuk CPE dan terminal
merupakan pendapatan yang berasal dari seluruh alat komputer dan yang
beruhubungan dengan IT terjadi penurunan sebesar 151 juta. Pendapatan sewa
mengalami penurunan sebesar 260 juta dan ini merupakan jenis pendapatan yang
mengalami penurunan terbesar. Pendapatan Kompensasi KPU yang merupakan
pendapatan yang berasal dari kegiatan penyelenggaraan dan pemeliharaan aset
konsesi ketika jasa diserahkan mengalami penurunan dari tahun 2014 sebesar 255
juta. Pendapatan directory assistance yang bersumber dari layanan telekomunikasi
spesial seperti layanan telepon untuk perumahan, bisnis, dan kantor mengalami
penurunan sebesar 13 juta. Pendapatan TV berbayar satu-satunya yang
mengalami peningkatan dari tahun 2014 yaitu sebesar 131 juta. Pendapatan lain-
lain yang meliputi pendapatan bagi hasil, penjualan jasa atau barang
telekomunikasi lainnya juga mengalami penurunan dari tahun 2014 yaitu sebesar
130 juta.
Terlihat bahwa hasil kerja perusahan yang berupa pendapatan mengalami
penurunan dari tahun 2014. Menurut penelitian yang dilakukan Von et al (2001)
tingkat kepuasan kerja berkurang saat karyawan bekerja dengan para pemimpin
yang cukup mempengaruhi karyawannya. Dua faktor telah ditentukan sebagai
penyebab rendahnya kepuasan kerja yaitu lingkungan kerja yang telah disiapkan
oleh seorang pemimpin dan tanggung jawab yang diberikan kepada para pekerja.
Maka dapat dikatakan karyawan cukup mengalami tekanan yang mempengaruhi
kepuasannya dalam bekerja sehingga mengakibatkan penurunan kinerja. Hal ini
10
bisa disebabkan dari penjelasan sebelumnya bahwa pemimpin memiliki sikap
yang ambisius dan peduli dengan bawahannya yang menyebabkan seorang
karyawan cukup terbebani dengan taggung jawab yang diberikan. Sikap
pemimpin yang sebelumnya dijelaskan bahwa pemimpin tidak kuat dalam
mengambil keputusan serta pemimpin tidak kuat menguasai kondisi sehingga
terjadinya penurunan kinerja yang berupa pendapatan jasa.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dan membuat laporan tugas akhir dengan judul “Pengaruh
Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional Terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Witel Lampung”.
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam suatu penelitian agar penelitian dapat dilaksanakan
sebaik-baiknya maka peneliti harus dapat merumuskan masalahnya dengan jelas,
sehingga akan jelas darimana harus memulai kemana harus pergi dan dengan apa
(Arikunto, 1996). Perumusan masalah juga diperlukan untuk mempermudah
menginterpretasikan data dan fakta yang diperlukan dalam sebuah penelitian.
Berdasarkan data-data dan fakta yang melatarbelakangi masalah di atas, maka
penulis merumuskan masalah adalah:
1. Apakah Kepemimpinan Transformasional berpengaruh terhadap Kepuasan
Kerja karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Witel Lampung.
11
2. Apakah Kepemimpinan Transaksional berpengaruh terhadap Kepuasan
Kerja karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Witel Lampung.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja.
2. Pengaruh kepemimpinan transaksional terhadap kepuasan kerja.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang positif
terhadap berbagai pihak. Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini
antara lain.
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan wawasan, pengalaman bagi
peneliti, mempraktekkan teori yang telah didapat dan mampu memadukan
dengan kenyataan serta fakta yang terjadi di lapangan.
2. Bagi Perusahaan
Kontribusi penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran yang bermanfaat bagi PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom)
Witel Lampung dan bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan dalam meningkatkan kinerja pegawai.
12
3. Bagi Akademisi
Penelitan ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan keilmiahan serta dapat dijadikan sebagai
wacana untuk melaksanakan penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai langkah, prosedur atau proses yang
mengarahkan dan membimbing perilaku orang di dalam lingkungan kerja
(Nelson, 2006). Menurut literatur, gaya kepemimpinan ditemukan memiliki
banyak pendekatan yang berbeda. Berdasarkan beberapa studi, peran
kepemimpinan adalah dalam menciptakan pengaruh untuk mencapai tujuan
(Bass, 1997 dalam Almanitsir et al, 2013). Berdasarkan teori Burns, 1979, Bass
pada tahun 1985 dan 1998 mengelaborasi teori gaya kepemimpinan termasuk
kepemimpinan transformasional dan transaksional.
Kepemimpinan transformasional fokus pada konsep atribusi positif dalam
pencapaian kinerja yang melebihi ekspektasi. Pemimpin transformasional
mencapai tujuannya melalui peningkatan kepedulian terhadap pentingnya nilai
yang harus diciptakan dalam membuat rencana pencapaian hasil dan
mewujudkannya, menjalin hubungan yang baik diseluruh anggota tim, organisasi
dan seluruh pemangku kepentingan serta dapat memilah antara kebutuhan dan
keinginan yang perlu dicapai (Beck Tauber, Daniela, 2012). Dalam
kepemimpinan transformasioal, karyawan dapat dengan mudah berbagi
14
pengetahuan antara anggota dalam organisasi sehingga orgasisasi yang memiliki
pemimpin transformasional cenderung memiliki intelektual dan kedekatan antar
pribadi yang tinggi sehingga motivasi pun dapat meningkat (Paracha et al, 2012).
Avolio dan Bass (2004 dalam Beck Tauber, Daniela, 2012) merinci perilaku
kepemimpinan transformasional yang terdiri dari empat dimensi yaitu pengaruh
ideal, inspirasi motivasi, stimulasi intelektual dan pertimbangan individu. Perilaku
pemimpin transformasional yang pertama yaitu pengaruh ideal artinya pemimpin
bertindak sebagai panutan. Pengikut mengagumi, hormat dan percaya kepada
pemimpin mereka. Pemimpin transformasional menanamkan kebanggaan,
melampaui kepentingan untuk kebaikan kelompok, bertindak dengan membangun
rasa hormat, berpenampilan meyakinkan, mempertimbangkan konsekuensi moral
dan etis dalam mengambil keputusan. Perilaku pemimpin transformasional yang
kedua yaitu inspirasi motivasi yang artinya pemimpin memotivasi dan
menginspirasi para pengikutnya untuk tujuan tertentu atau berbagai visi.
Pemimpin memberikan makna dan tantangan serta menampilkan antusiasme dan
optimisme. Untuk melakukannya, pemimpin transformasional berbicara optimis
tentang masa depan, berbicara antusias tentang apa yang perlu
dilakukan,mengartikulasikan visi di masa depan dan memiliki keyakinan bahwa
tujuan akan dicapai. Perilaku pemimpin transformasional yang ketiga yaitu
stimulasi intelektual yaitu para pemimpin mampu merangsang inovasi dan
kreativitas pengikutnya. Hal tersebut dapat dilakukan pemimpin dengan mencari
perspektif berbeda saat memecahkan masalah, memeriksa kembali asumsi kritis
dan menyarankan cara baru untuk melihat bagaimana tujuan dapat diwujudkan.
Dalam perilaku pemimpin transformasional yang keempat yaitu pertimbangan
15
individu, pemimpin bertindak sebagai mentor bagi pengikut. Pemimpin
menciptakan peluang belajar, iklim yang mendukung serta mengembangkan
potensi pengikut. Didalamnya pemimpin memberi pelajaran dan pelatihan,
menganggap setiap individu memiliki kebutuhan, kemampuan dan aspirasi yang
berbeda serta membantu pengikut mengembangkan kekuatannya.
Pengertian kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang
berupaya mentransformasikan nilai-nilai yang dianut oleh bawahan untuk
mendukung visi dan tujuan organisasi.
Teori yang dikemukakan oleh Avolio dan Bass (2004 dalam Beck Tauber,
Daniela, 2012) dalam hal pengertian maupun indikator kepemimpinan
transformasional yang dikemukakan sangat relevan jika diterapkan pada kasus PT.
Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Witel Lampung. Terdapat empat indikator
yang sesuai dengan kondisi PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Witel
Lampung yang terjadi pada dan dapat menjabarkan secara jelas masalah yang
terjadi. Sehingga dapat ditemukan solusi yang tepat untuk memperbaiki masalah
pada kepemimpinan transformasional.
2.2 Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksioanl untuk mencapai kesuksesan, organisasi penting
untuk mengadopsi gaya kepemimpinan yang tepat. Secara harfiah, transaksi
artinya pertukaran sehingga kepemimpinan transaksional berkaitan dengan
pertukaran antara pemimpin dengan pengikut. Menurut (Bass, 2000), pemimpin
transaksional yang efektif mampu mengakomodasi kepentingan pengikutnya
16
dengan memberikan insentif, penghormatan dan memenuhi janji mereka ketika
pengikut mampu memenuhi komitmen pemimpin atau organisasi (Paracha et al,
2012).
Kepemimpinan transaksional seperti dimodelkan dengan (Bass, 2000)
kepemimpinan transaksional terdiri dari dua dimensi yaitu pendekatan
penghargaan dan manajemen dengan pengecualian. Pendekatan penghargaan
biasanya diberikan oleh pemimpin berupa imbalan atas kepuasan kinerja yang
telah dilakukan pengikut. Penekanannya adalah pada menyelesaikan tugas yang
telah disepakati berdasarkan harapan sebelumnya. Dimensi kedua dari
kepemimpinan transaksional adalah manajemen dengan pengecualian. Pada
dimensi ini pemimpin perlu mengambil tindakan jika terjadi penyimpangan besar
dari rencana yang telah ditetapkan (Mahdinezhad et al, 2013).
Kepemimpinan transaksioanl dapat disimpulkan berdasarkan pengertian
kepemimpinan transaksional adalah perilaku pemimpin yang memfokuskan
perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan anggota yang
melibatkan hubungan pertukuran yang didasarkan pada klarifikasi sasaran, standar
kerja, penugasan kerja dan penghargaan.
Teori yang dikemukakan oleh (Paracha et al, 2012) dalam hal pengertian dan
(Avolio dan Bass, 2004) dalam hal indikator kepemimpinan transaksional yang
dikemukakan sangat relevan jika diterapkan pada kasus PT. Telekomunikasi
Indonesia (Telkom) Witel Lampung. Terdapat dua indikator yang sesuai dengan
kondisi PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Witel Lampung yang terjadi
pada dan dapat menjabarkan secara jelas masalah yang terjadi. Sehingga dapat
17
ditemukan solusi yang tepat untuk memperbaiki masalah pada kepemimpinan
transaksional.
2.3 Kepuasan Kerja
Testa (1999) dan Locke (1983) dalam Koesmono (2005) mengemukakan bahwa
kepuasan kerja merupakan kegembiraan atau pernyataan emosi yang positif hasil
dari penilaian salah satu pekerjaan atau pengalaman-pengalaman pekerjaan. Lebih
lanjut Koesmono (2005) mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan
penilaian, perasaan atau sikap seseorang atau karyawan terhadap pekerjaannya
dan berhubungan dengan lingkungan kerja, jenis pekerjaan, kompensasi,
hubungan antar teman kerja, hubungan sosial ditempat kerja dan sebagainya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja adalah dipenuhinya beberapa
keinginan dan kebutuhannya melalui kegiatan kerja atau bekerja.
Gibson (1996) dalam Sylvana (2002:4) mengemukakan bahwa kepuasan kerja
merupakan bagian dari proses motivasi. Kepuasan anggota organisasi dapat
dihubungkan dengan kinerja dan hasil kerja mereka serta imbalan
dan hukuman yang mereka terima. Oleh karena itu, tingkat kepuasan kerja dalam
organisasi dapat ditunjukkan dengan hasil seperti sikap anggota organisasi,
pergantian pekerjaan anggota organisasi, kemangkiran atau absensi,
keterlambatan, dan keluhan yang biasa terjadi dalam suatu organisasi.
Robbins (2001:148) mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah sebagai suatu
sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menuntut
interaksi dengan rekan sekerja dan atasan, mengikuti aturan dan kebijakan
organisasi, memenuhi standar kinerja, hidup pada kondisi kerja yang sering
18
kurang dari ideal, dan hal serupa lainnya. Ini berarti penilaian (assesment) seorang
karyawan terhadap puas atau tidak puasnya dia terhadap pekerjaan merupakan
penjumlahan yang rumit dari sejumlah unsur pekerjaan yang diskrit (terbedakan
dan terpisahkan satu sama lain).
Ramayah (2001) dan Janssen (2001) dalam Koesmono (2005:28) mengemukakan
bahwa seorang manajer akan sangat peduli pada aspek kepuasan kerja, karena
mempunyai tanggung jawab moral apakah dapat memberikan lingkungan yang
memuaskan kepada karyawannya dan percaya bahwa perilaku pekerja yang puas
akan membuat kontribusi yang positif terhadap organisasi. Para manajer
merasakan usaha dan kinerja mereka berhasil apabila keadilan dalam penghargaan
memberikan tingkat kepuasan kerja dan kinerja. Situasi pekerjaan yang seimbang
akan meningkatkan perasaan dalam kontrol terhadap kehidupan kerja dan
menghasilkan kepuasan kerja. Sehingga para manajer mempunyai tanggung jawab
untuk meningkatkan kepuasan kerja para bawahannya agar dapat memberikan
kontribusi yang positif pada organisasinya.
Davis (1985) dalam Mangkunegara (2005:117) mengemukakan bahwa job
satisfaction is related to a number of major employee variables, such as turnover,
absences, age, occupation, and size of the organization in which an employee
works. Berdasar pendapat tersebut, Mangkunegara (2005:117) mengemukakan
bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan variabel-variabel seperti turnover,
tingkat absensi, umur, tingkat pekerjaan, dan ukuran organisasi perusahaan.
Kepuasan kerja berhubungan dengan turnover mengandung arti bahwa kepuasan
kerja yang tinggi selalu dihubungkan dengan turnover pegawai yang rendah, dan
19
sebaliknya jika pegawai banyak yang merasa tidak puas maka turnover pegawai
tinggi. Kepuasan kerja berhubungan dengan tingkat absensi (kehadiran)
mengandung arti bahwa pegawai yang kurang puas cenderung tingkat
ketidakhadirannya tinggi. Kepuasan kerja berhubungan dengan umur mengandung
arti bahwa pegawai yang cenderung lebih tua akan merasa lebih puas daripada
pegawai yang berumur relatif lebih muda, karena diasumsikan bahwa pegawai
yang tua lebih berpengalaman menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan
dan pegawai dengan usia muda biasanya mempunyai harapan yang ideal tentang
dunia kerjanya, sehingga apabila antara harapannya dengan realita kerja terdapat
kesenjangan atau ketidak-seimbangan dapat menyebabkan mereka menjadi tidak
puas. Kepuasan kerja dihubungkan dengan tingkat pekerjaan mengandung arti
bahwa pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih tinggi cenderung
lebih puas daripada pegawai yang menduduki pekerjaan yang lebih rendah, karena
pegawai yang tingkat pekerjaannya lebih tinggi menunjukkan kemampuan kerja
yang baik dan aktif dalam mengemukakan ide-ide serta kreatif dalam bekerja.
Kepuasan kerja berhubungan dengan ukuran organisasi perusahaan mengandung
arti bahwa besar kecilnya perusahaan dapat mempengaruhi proses komunikasi,
koordinasi, dan partisipasi pegawai sehingga dapat mempengaruhi kepuasan kerja
karyawan.
Kepuasan kerja berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan,
bahwa kepuasan kerja merupakan sesuai atau tidaknya harapan seseorang
terhadap kenyataan yang terjadi pada pekerjaannya yang didasarkan pada kondisi
lingkungan kerja yang dapat ditunjukkan melalui sikapnya terhadap pekerjaan itu.
20
Dengan kepuasan kerja yang tinggi, diharapkan kemampuan karyawan dalam
melaksanakan tugasnya juga akan meningkat.
Mangkunegara (2005:120) mengemukakan bahwa ada 2 (dua) faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja yaitu faktor yang ada pada diri pegawai dan faktor
pekerjaannya. Faktor yang ada pada diri pegawai yaitu kecerdasan (IQ),
kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman
kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi, dan sikap kerja.
Sedangkan faktor pekerjaan yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat
(golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan keuangan, kesempatan
promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja.
McShane (2004) dan Mosadeghrad (2003) kepuasan kerja didefinisikan sebagai
penilaian seseorang terhadap hasil kerjanya serta konteks dan isi pekerjaan
(Nurhayati, 2007). Spector (2006) menambahkan bahwa kepuasan kerja adalah
bagaimana perasaan seseorang terhadap pekerjaan dan dimensi yang terkandung
didalamnya (Nurhayati, 2007). Dimensi Kepuasan Kerja sebagai berikut :
a. Gaji
Upah dan gaji berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Gaji dan
upah juga menggambarkan berbagai dimensi dari kepuasan kerja.
Karyawan memandang gaji sebagai bentuk penghargaan manajemen
terhadap kontribusi mereka untuk perusahaan.
21
b. Pekerjaan Itu Sendiri
Bagaimana pekerjaan memberikan tugas-tugas yang menarik untuk
karyawan, kesempatan untuk belajar, dan kesempatan untuk bertanggung
jawab terhadap pekerjaannya.
c. Promosi
Promosi atau kesempatan untuk peningkatan karier juga memberikan
pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Apakah perusahaan
memberikan kesempatan yang sama kepada setiap karyawannya untuk
mendapatkan kenaikan jabatannya ataukah hanya diperuntukkan bagi
sebagian orang saja.
d. Rekan Kerja
Rekan kerja yang memberikan dukungan terhadap rekannya yang lain
serta suasana kerja nyaman dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
e. Pemimpin (Supervisi)
Terdapat dua bentuk supervisi yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
Pertama adalah employee-centeredness yaitu bentuk supervisi yang diukur
dengan tingkat perhatian dari supervisor terhadap kesejahteraan karyawan.
Kedua adalah partisipasi atau pengaruh supervisor. Sejauh apa seorang
supervisor memberikan kesempatan terhadap karyawan untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berpengaruh terhadap
pekerjaan mereka.
22
Penjelasan di atas terdapat lima dimensi kepuasan kerja. Kelima dimensi yang
dijelaskan di atas dapat menimbulkan kepuasan kerja. Kepuasan kerja dapat
terwujud karna beberapa hal yang terjadi di perusahaan sesuai dengan harapan
dari karyawan, bergantung pada masing-masing karyawan.
Teori yang dikemukakan oleh (Nurhayati, 2007) dalam hal pengertian maupun
indikator kepuasan kerja yang dikemukakan sangat relevan jika diterapkan pada
kasus PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Witel Lampung. Terdapat lima
indikator yang sesuai dengan kondisi yang terjadi pada PT. Telekomunikasi
Indonesia (Telkom) Witel Lampung dan dapat menjabarkan secara jelas masalah
yang terjadi. Sehingga dapat ditemukan solusi yang tepat untuk memperbaiki
masalah pada kepuasan kerja karwayan.
2.4 Kegiatan Usaha
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah
menyelenggarakan jaringan dan layanan telekomunikasi, informatika serta
optimalisasi sumber daya Perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas,
Perusahaan menjalankan kegiatan usaha yang meliputi:
1. Usaha Utama
a. Merencanakan, membangun, menyediakan, mengembangkan,
mengoperasikan, memasarkan atau menjual/menyewakan dan memelihara
jaringan telekomunikasi dan informatika dalam arti yang seluas-luasnya
dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.
23
b. Merencanakan, mengembangkan, menyediakan, memasarkan atau menjual
dan meningkatkan layanan jasa telekomunikasi dan informatika dalam arti
yang seluas-luasnya dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Usaha Penunjang
a. Menyediakan layanan transaksi pembayaran dan pengiriman uang melalui
jaringan telekomunikasi dan informatika.
b. Menjalankan kegiatan dan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber
daya yang dimiliki Perusahaan, antara lain pemanfaatan aset tetap dan aset
bergerak, fasilitas sistem informasi, fasilitas pendidikan dan pelatihan dan
fasilitas pemeliharaan dan perbaikan.
3. Struktur Organisasi
PT Telekomunikasi Indonesia WITEL Lampung dipimpin oleh seorang
General Manajer yang bertanggung jawab penuh pada perusahaan untuk
wilayah operasi Lampung. General Manager mengepalai beberapa manager
dan bertanggung jawab langsung dibawah dewan direksi. Manajer BGES
merupakan bidang telekomunikasi yang menangani seluruh kegiatan atau unit
bisnis yang berhubungan dengan perusahaan swasta, perusahaan negara, dan
juga kantor pemerintahan. Manajer Customer Service adalah bidang yang
melayani kebutuhan konsumen dan keluhan konsumen. Manajer Network
24
Area adalah bidang yang menangani pelayanan teknis jaringan
telekomunikasi.
Struktur organisasi lengkap PT Telekomunikasi Indonesia Witel Lampung dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 1. Struktur Organisasi
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang menjadi dasar teoritis penulis dalam mengembangkan
hipotesis telah dikelompokkan dalam tabel sebagai berikut:
25
Tabel 3. Penelitian Terdahulu
Sumber : Resume Beberapa Hasil Penelitian Terdahulu
NoNama
Peneliti Judul PenelitianMetodeAnalisis Hasil Penelitian
1. Paracha etal. (2012)
PengaruhKepemimpinanTransaksionalterdadap KepuasanKerja
SEM Semakin baik kepemimpinantransaksional yang diterapkanoleh pimpinan, semakin tinggibesaran kepuasankerja karyawan, maka dapatdikatakan pola hubungankepemimpinantransaksional terhadapkepuasan kerja berpengaruhpositif dan signifikan.
NoNamaPeneliti Judul Penelitian
MetodeAnalisis Hasil Penelitian
2. ZaharidanShurbagi(2012)
PengaruhKepemimpinanTransformasionalterhadap KepuasanKerja
AnalisisRegresiLinierBerganda
Hubungan antara gayakepemimpinantransformasional dan kepuasankerja adalah hubungan positifyang signifikan
3. Yang,Mu-Li(2012)
PengaruhKepemimpinanTransformasionalterhadap KepuasanKerja danKomitmenOrganisasional
Confirmantory factoranalysis(CFA)
Kepemimpinantransformasional memilikipengaruh yang signifikanterhadap kepuasan kerja dankomitmen organisasional.
2 4. Suyuthidkk.(2011)
PengaruhKepemimpinanTransaksionalterdadap KepuasanKerja
AnalisisRegresiLinierBerganda
Gaya kepemimpinantransaksional positif signifikandengan kepuasan kerja.
5. Angelinaet al(2013)
PengaruhKompensasiFinansial danGayaKepemimpinanterhadap KepuasanKerja KaryawandanOrganizationalCitizenshipBehavior(OCB)
Modelanalisisjalur (pathanalysis)
Kompensasi finansialberpengaruh signifikanterhadap kepuasan kerjakaryawan, gaya kepemimpinanberpengaruh signifikanterhadap kepuasan kerjakaryawan, kompensasifinansial berpengaruhsignifikan terhadap OCB, gayakepemimpinan berpengaruhsignifikan terhadap OCB dankepuasan kerja karyawanberpengaruh signifikanterhadap OCB
26
KepemimpinanTransformasional1. Pengaruh Ideal2. Inspirasi Motivasi3. Stimulasi Intelektual4. Pertimbangan Individu
(Avolio dan Bass, 2004)
Kepemimpinan Transaksional1. Pendekatan penghargaan2. Manajemen dengan
pengecualian(Avolio dan Bass, 2004)
Kepuasan Kerja1. Gaji2. Pekerjaan Itu Sendiri3. Promosi4. Rekan Kerja5. Pemimpin (Supervisi)
Spector (2006)
H1
H2
2.6 Kerangka Pemikiran
Model kerangka pemikiran pada penelitian ini adalah pengembangan dari model
yang telah diteliti oleh (Ahmed et al, 2012) dan telah terpublikasi Internasional.
Pada penelitian sebelumnya, model ini menguji hipotesis yaitu pengaruh
kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja, pengaruh
kepemimpinan transaksional terhadap motivasi serta kepemimpinan
transformasional dan transaksional secara simultan terhadap kepuasan kerja.
Penulis menambahkan dua hipotesis yang masih terkait dengan judul penelitian
ini dari jurnal terpublikasi Internasional yaitu hasil penelitian dari (Barling et al,
2001) yang meneliti pengaruh kepemimpinan transformasional dan
transasksional terhadap motivasi dan kinerja dengan peran motivasi sebagai
variabel mediating. Berikut model kerangka pemikiran yang akan diteliti oleh
penulis:
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional TerhadapKepuasan Kerja Karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Witel
Lampung
27
2.7 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan model analisis yang telah dijelaskan, berikut
hipotesis dalam penelitian ini :
1. Terdapat pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan
kerja.
2. Terdapat pengaruh kepemimpinan transaksional terhadap kepuasan kerja.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis data yaitu :
1. Data Kualitatif
Data Kualitatif adalah data yang bukan dalam bentuk angka-angka atau
tidak dapat dihitung, dan diperoleh dari hasil wawancara dengan pimpinan
perusahaan dan karyawan dalam perusahaan serta informasi-informasi yang
diperoleh dari pihak lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
2. Data Kuantitatif
Data Kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka
yang dapat dihitung, yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan dan
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
29
3.2 Sumber Data
Penelitian ini sumber data yang digunakan dalam pengumpulan data mencakup
data primer dan data sekunder. Untuk memperoleh data-data yang obyektif maka
dilakukan metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah jawaban
kuisioner yang disebarkan kepada responden.
2. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah lokasi
perusahaan, sejarah, dan jumlah karyawan serta literatur ilmiah dan jurnal
publikasi internasional terkait dengan judul penelitian.
Variabel yang akan diuji pada penelitian ini yaitu variabel dependen dan variabel
independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja.
Pengukuran kepuasan kerja dilakukan dengan menggunakan lima indikator yaitu
Gaji, Pekerjaan Itu Sendiri, Promosi, Rekan Kerja, Pemimpin (Supervisi).
Variabel yang ada terdapat dua variabel independen dalam penelitian ini. Variabel
independen yang pertama adalah gaya kepemimpinan transformasional. Menurut
(Bass dan Avolio, 1991 dalam Ismail et al, 2001), terdapat empat indikator untuk
melakukan pengukuran terhadap gaya kepemimpinan transformasional yaitu
pengaruh ideal, inspirasi motivasi, rangsangan intelektual dan pertimbangan individu.
Jumlah pertanyaan untuk variabel independen gaya kepemimpinan transformasional
adalah 10 pertanyaan sesuai dengan Multifactor Leadership Questionnaire yang
merupakan pertanyaan yang telah dipatenkan oleh (Bass dan Avolio di tahun 1991)
untuk meneliti gaya kepemimpinan.
30
Variabel independen yang kedua dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan
transaksional. Indikator untuk mengukur variabel independen yang kedua ini terdiri
dari dua yaitu pendekatan penghargaan dan manajemen dengan pengecualian. Jumlah
pertanyaan untuk gaya kepemimpinan transaksional berjumlah lima buah pertanyaan
sesuai dengan Multifactor Leadership Questionnaire (Bass dan Avolio,1991 dalam
Ismail et al, 2001).
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang akan diteliti adalah seluruh pegawai PT. Telekomunikasi Indonesia
(Telkom) Witel Lampung mulai dari tingkat yang paling atas hingga yang paling
bawah yang berjumlah 124 orang. Karena jumlah pegawai yang masih
memungkinkan untuk diambil seluruhnya maka tidak dilakukan sampling sehingga
seluruh karyawan dijadikan responden penelitian.
3.4 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan dua variabel yang terdiri dari variabel bebas, dan variabel
terikat. Variabel bebas terdiri dari kepemimpinan transformasional (X1) dan
kepemimpinan transaksional (X2). Variabel terikat yaitu kepuasan kerja (Y).
Berikut adalah tabel definisi operasional dalam penelitian ini :
31
Tabel 4. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi IndikatorKepemimpinantransformasional(X1)
Kepemimpinan Transformasionaladalah kepemimpinan yang fokuspada konsep atribusi positif dalampencapaian kinerja yang melebihiekspektasi.
Avolio dan Bass (2004 dalam BeckTauber, Daniela, 2012)
1. Ideal2. Inspirasi Motivasi3. Stimulasi Intelektual4. Pertimbangan
Individu
Avolio dan Bass (2004dalam Beck Tauber,Daniela, 2012)
Kepemimpinantransaksional (X2)
Kepemimpinan Transaksionaladalah model kepemimpinan yangmampu mengakomodasikepentingan pengikutnya denganmemberikan insentif, penghormatandan memenuhi janji mereka ketikapengikut mampu memenuhikomitmen pemimpin atauorganisasi. (Paracha et al, 2012)
1. PendekatanPenghargaan
2. Manajemen denganpengecualian.
(Avolio dan Bass, 2004)
Kepuasan Kerja(Y)
Kepuasan kerja adalah penilaianseseorang terhadap hasil kerjanyaserta konteks dan isi pekerjaan.
(Nurhayati, 2007)
1. Gaji2. Pekerjaan itu sendiri3. Promosi4. Rekan kerja5. Pemimpin
(Nurhayati, 2007)
3.5 Metode Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner sebagian besar digunakan dalam melakukan penelitian kuantitatif, dimana
peneliti ingin mendapatkan profil keseluruhan untuk dapat menghitung frekuensi
kemunculan pendapat, sikap, pengalaman dan proses, perilaku atau prediksi. Melalui
kuesioner, responden diminta untuk menjawab pertanyaan tentang fakta, sikap,
32
keyakinan, perilaku dan pengalaman sebagai karyawan dalam suatu perusahaan
sesuai dengan topik yang akan diteliti . Pendistribusian kuesioner juga bisa melalui
berbagai media seperti email, pos atau diisi langsung dengan responden. Keuntungan
lain dari penggunaan instrumen kuesioner adalah mampu menggumpulkan tanggapan
dari sejumlah relatif besar responden yang tersebar terutama lokasi terpencil untuk
dapat membuat profil dan memetakan kondisi karyawan yang ada (Rowley, 2014).
Kuesioner yang digunakan adalah gabungan dari kuesioner yang telah dipatenkan dan
telah terpublikasi pada jurnal Internasional oleh (Bass dan Avolio,1991 dalam Ismail,
Azman; Mohamad, Mohd Hamran; Mohamed, Hassan Al-Banna; Rafiuddin, Nurhana
Mohamad; Zhen, Karen Woon, 2001 melalui Multi Factor Leadership
Questionnaire) untuk mengukur variabel independen yaitu gaya kepemimpinan
transformasional dan transaksional serta kuesioner dari (Miao et al, 2007) untuk
mengukur variabel dependen yaitu Kepuasan kerja
2. Wawancara
Wawancara langsung juga dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini.
Wawancara dengan pihak yang berhubungan dengan obyek penelitian dianggap perlu
dalam mendapatkan informasi atau keterangan langsung dari responden dengan cara
tatap muka dan bercakap-cakap.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari buku serta jurnal-
jurnal yang telah terpublikasi baik di Indonesia maupun Internasional.
33
3.6. Instrumen Penelitian
Penelitian ini digunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang dengan
menggunakan pedoman pengukuran dalam Skala Likert-line yang terdiri dari 5 (lima)
kategori jawaban. Hasil jawaban diberikan nilai sebagai berikut:
1. Skor 5 : Sangat Tidak Setuju
2. Skor 4 : Tidak Setuju
3. Skor 3 : Netral
4. Skor 2 : Setuju
5. Skor 1 : Sangat Setuju
Pemilihan penggunaan skala Likert dalam penelitian ini adalah karena kemudahan
penggunaannya dibandingkan dengan skala lainnya seperti Thurstone ataupun
Guttman. Instrumen penelitian (kuesioner) yang baik harus memenuhi persyaratan
yaitu valid dan reliabel. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner
perlu dilakukan pengujian atas kuisioner dengan menggunakan uji validitas dan uji
reliabilitas.
1. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 23. Pengukuran
validitas dilakukan menggunakan analisis faktor. Analisis faktor menunjukkan bahwa
dengan signifikansi 0,05 dan Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) serta Measure of Sampling
Adequacy (MSA) minimal 0,5 dinyatakan valid dan sampel bisa diteliti lebih lanjut
34
(Santoso, 2002). Validitas adalah ukuran keampuhan suatu instrumen penelitian
dalam mengukur variabel yang diteliti. Dengan kata lain, suatu instrumen penelitian
dikatakan valid apabila terbukti dapat mengukur variabel penelitian.
Hasil validitas variabel kepemimpinan transformasional, kepemimpinan transaksional
dan kepuasan kerja pada penelitian ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 5. Nilai KMO Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian Nilai KMO
Kepemimpinan Transformasional 0,714Kepemimpinan Transaksional 0,736
Kepuasan Kerja 0,718Sumber : Lampiran
Tabel di atas memperlihatkan seluruh nilai variabel baik bebas maupun terikat
memiliki nilai KMO diatas 0,5 sehingga hal ini berarti setiap variabel diatas valid.
Sedangkan untuk melihat validitas butir pertanyaan kuesioner digunakan dengan nilai
loading factor perbutir pertanyaan. Hasil perhitungan loading factor dengan
menggunakan bantuan software SPSS 23 dapat dilihat pada table di bawah ini:
Tabel 6. Nilai Loading Faktor Penelitian
Variabel Item Loading factor Keterangan
Kepemimpinan Transformasional
KTF1 0.773 ValidKTF2 0.539 ValidKTF3 0.680 ValidKTF4 0.681 ValidKTF5 0.764 ValidKTF 6 0.597 ValidKTF 7 0.666 ValidKTF8 0.525 ValidKTF9 0.570 ValidKTF10 0.556 Valid
35
Variabel Item Loading factor Keterangan
Kepemimpinan Transaksional
KTS 1 0.819 ValidKTS 2 0.700 ValidKTS 3 0.716 ValidKTS 4 0.616 ValidKTS 5 0.616 ValidKTS 6 0.794 Valid
Kepuasan Kerja
KK1 0.765 ValidKK2 0.661 ValidKK3 0.711 ValidKK4 0.700 ValidKK5 0.747 ValidKK6 0.603 ValidKK7 0.672 ValidKK8 0.527 ValidKK9 0.637 ValidKK10 0.747 ValidKK11 0.658 ValidKK12 0.731 ValidKK13 0.713 ValidKK14 0.632 ValidKK15 0.683 ValidKK16 0.716 ValidKK17 0.616 ValidKK18 0.657 ValidKK19 0.580 ValidKK20 0.550 Valid
Sumber : Lampiran
Tabel di atas memperlihatkan seluruh nilai loading factor setiap pertanyaan memiliki
nilai diatas 0,5 hal ini berarti setiap pertanyaan kuisioner adalah valid dan layak untuk
digunakan penelitian lebih lanjut.
2. Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliabel apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten dari waktu ke waktu.
36
Pada penelitian ini koefisien reliabilitas dilihat menggunakan Cronbach Alpha.
Apabila Nilai koefisien reliabilitas mendekati 1, maka berarti butir pertanyaan
dimaksud semakin reliabel. Batas seberapa besar nilai koefisien bisa menunjukkan
pertanyaan yang diuji reliabel atau tidak adalah nilai Cronbach Alpha > 0,6 (
Nunnaly, 1967:84 dalam Ghozali, 2007:42)
Pengujian reliabilitas ini hanya dilakukan terhadap item-item yang valid yang
diperoleh melalui uji validitas pada tahap sebelumnya. Karena seluruh butir
pertanyaan valid maka uji reliabilitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan
kuisioner. Pengujian pada tahap ini menggunakan bantuan program SPSS. Cronbach
menjelaskan bahwa kriteria reliabilitas diinterpretasikan dengan daftar kofisien r
sebagai berikut:
Tabel 7. Koefisien nilai r Cronbach’s Alpha
Koefisien r Reliabilitas
0.8000 - 1.0000 Sangat Tinggi0.6000 - 0.7999 Tinggi0.4000 - 0.5999 Sedang/Cukup0.2000 - 0.3999 Rendah0.0000 - 0.1999 Sangat Rendah
Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's Alpha Total Keterangan
LMX 0.690 Tinggi
Kompetensi 0.848 Sangat TinggiKinerja 0.867 Sangat TinggiSumber : Lampiran
37
Tabel 8 memperlihatkan bahwa setiap variabel diatas memiliki nilai r diatas 0,6 hal
ini berarti setiap pertanyaan kuisioner mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi.
3. Normalitas
Uji normalitas merupakan persyaratan penting yang harus terpenuhi dalam analisis
jalur. Bila data yang dianalisis tidak terdistribusi normal, maka analisis regresi tidak
dapat terpenuhi. Menurut Singgih, 2000 dalam Mantauv, Citra S ; 2014, uji
normalitas berpedoman pada uji Kolmogorov-Smirnov, yaitu jika nilai signifikasnsi <
0,05 (taraf kepercayaan 95%) distribusi adalah tidak normal jika nilai signifikansi
>0,05 (taraf kepercayaan 95%) distribusi adalah normal.
3.7 Metode Analisis Data
1. Regresi Linier Berganda
Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda
karena untuk meneliti tingkat signifikasi hubungan sebab akibat dari variabel-variabel
yang diteliti. Untuk menjelaskan apakah variabel bebas yaitu Kepemimpinan
Transformasional (X1) dan Kepemimpinan Transaksional (X2) berpengaruh terhadap
variabel terikat yaitu Kepuasan Kerja (Y), digunakan alat analisis regresi linear
berganda karena variabel bebasnya lebih dari satu. Rumus regresi linear berganda
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Y = a + bX1 + cX2 + ℇt
38
Dimana :
Y = Kepuasan Kerja
X1 = Kepemimpinan Transfomasional
X2 = Kepemimpinan Transaksional
a = Nilai Intercept (konstan)
b, c = Koefisien Regresi
ℇt = Disturbance Error (Kesalahan Pengguna)
Koefisien a,b, dan c serta perhitungan lainnya, selanjutkan menggunakan alat bantu
pengolahan data statistik berupa software komputer, yaitu SPSS versi 22.
2. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan dua cara, yaitu
membandingkan statistik Hitung dengan Statik Tabel, baik untuk uji t maupun uji F
dan berdasarkan probabilitas, dengan ketentuan sebagai berikut :
Ho : β1 = β2 = 0, berarti koefisien regresi tidak signifikan
Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0, minimal satu variabel ≠ 0, berarti koefisien regresi signifikan.
- Uji t
Uji t berfungsi untuk mengetahui pengaruh secara individu antara variabel bebas (X)
dengan variabel terikat (Y). Uji t dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
= −
39
Keterangan :
bi : Nilai koefisien regresi
Bi : Nilai koefisien regresi untuk populasi
Sbi : Kesalahan baku koefesien regresi
Setelah dilakukan analisis data dan diketahui hasil perhitungannya, maka langkah
selanjutnya adalah membandingkan nilai t hitung dengan t tabel dimana :
1. Apabila nilai t hitung < t tabel maka hipotesis nol (H¬0) didukung dan
hipotesis alternatif (Ha) tidak didukung.
2. Apabilai nilai t hitung > t tabel maka hipotesis nol (H¬0) tidak didukung dan
hipotesis alternatif (Ha) didukung
Atau dengan melihat nilai signifikan t, yaitu :
1. Signifikansi t > 005, maka hipotesis nol (H¬0) didukung dan hipotesis
alternatif (Ha) tidak didukung.
2. Signifikansi t < 005, maka hipotesis nol (H¬0) tidak didukung dan hipotesis
alternatif (Ha) didukung
- Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Ho: b1 = b2 = b3 = 0
40
Uji Signifikan Simultan ini artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh dan
signifikan dari variabel Kepemimpinan Transformasional (X1) dan Kepemimpinan
Transasksional (X2) terhadap Kepuasan Kerja karyawan (Y).
Ha: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0
Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh dan signifikan dari variabel
Kepemimpinan Transformasional (X1) dan Kepemimpinan Transaksional (X2)
terhadap Kepuasan Kerja karyawan (Y).
Kriteria pengambilan keputusan:
Ho mendukung jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%
Ha tidak mendukung jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%
- Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas
dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua infomasi yang dibutuhkan
untuk mempredeksi variasi variabel terikat. Dalam kenyataan, nilai adjusted R2 dapat
bernilai negatif walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati
(2003:42), jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R2 negatif maka nilai
adjusted R2 dianggap bernilai nol.
64
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan
transformasional dan kepemimpinan transaksional terhadap kepuasan kerja
karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia (Witel) Lampung. Berdasarkan dari hasil
analisis dan pembahasan yang dikaitkan dengan kajian teori yang ada, maka dapat
diambil simpulan bahwa penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan
sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja.
2. Terdapat pengaruh kepemimpinan transaksional terhadap kepuasan kerja.
5.2 Saran
Terdapat beberapa saran yang diberikan oleh penulis untuk PT. Telekomunikasi
Indonesia (Telkom) Witel Lampung yaitu:
1. Hasil indikator terkecil dari variabel kepempinan transformasional didapat
bahwa pemimpin belum memperhatikan kemampuan bawahannya sehingga
sebaiknya Pemimpin PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Witel Lampung
perlu terus menstimulasi intelektual karyawannya karena hal tersebut telah
65
terbukti memiliki pengaruh yang paling baik untuk indikator kepemimpinan
transformasional.
2. Hasil indikator terkecil dari variabel kepempinan transaksional didapat bahwa
pemimpin tidak membuat harapan yang jelas bagi karyawan, maka sebaiknya
tindakan reaktif seperti bertindak sebelum timbul masalah besar yang
dilakukan oleh pemimpin, Pengetahuan pemimpin terhadap hal yang dapat
memotivasi karyawannya perlu terus ditingkatkan karena peningkatan kinerja
secara tidak langsung yaitu melalui peningkatan motivasi karyawan telah
terbukti yang terbaik dalam peningkatan kinerja.. PT. Telekomunikasi
Indonesia (Telkom) Witel Lampung juga sebaiknya perlu dipertahankan
karena tindakan tersebut terbukti memiliki pengaruh yang paling baik untuk
indikator kepemimpinan transaksional.
3. Hasil indikator terkecil dari variabel kepempinan transformasional didapat
bahwa pemimpin tidak memberikan kesempatan untuk mencoba metode saya
sendiri didalam menyelesaikan pekerjaan, maka sebaiknya pemimpin PT.
Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Witel Lampung perlu ditingkatkan lagi,
terutama memberikan kesempatan berkarya bagi para pegawainya untuk
melakukan pekerjaan lebih padat lagi dengan cara meningkatkan intensitas
kerja atau tugas pokok bagi masing – masing pegawainya.
66
5.3 Keterbatasan Penelitian
Ketidaknormalitasan data menjadi keterbatasan pada penelitian ini. Terbatasnya
responden yang bisa ikut berpartisipasi menjadi salah satu alasan. Penelitian
selanjutnya diharapkan dapat dilakukan dengan lebih spesifik lagi pada divisi
bagian masing – masing atau lebih mengerucut lagi sampai dengan ke jenjang
anak perusahaan dari Telkom Group.
67
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed,Ishfaq; Islam,Talat; Khushi,Saher Muhammad. 2012. The Impact ofTransformational and Transactional Leadership Styles on the Motivationand Academic Performance of Students at University Level. Journal ofEducational and Social Research. 2 : 237-244.
Almanitsir,Abu Baker; Akeel,Abu Baker da Subramaniam,Indra Devi. 2013. TheRole of Transformasional Leadership Style in Motivating Public SectorEmployees in Libya. Australian Journal of Basic and Applied Sciences. 7:99-108.
Appelbaum, Steven H; Habashy,Sally; Malo, Jean-Luc; Shadiq,Hisham. 2012.Back To The Future:Revisiting Kotter’s 1996 change model. Journal ofManagement Development. 31:764-782.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.
Barling,Julian; Charbonneau,Danielle; Kelloway,E.Kevin. 2001. Leadership andSports Performance: The Mediating Role of Motivation. Journal ofApplied Social Psychology. 31 : 1521-1534.
Baron,Reuben M dan Kenny, David A. 1986. The Moderator-Mediator VariableDistinction in Social Psychological Research; Conceptual, Strategic andStatistical Considerations. Journal of Personality and Social Psychology.6:1173-1182.
Beck Tauber, Daniela. 2012. Transformational Leadership: Exploring itsFunctionality (Dissertation). Universitatas-Buchbinderei Georg Konrad.Munich.152 pp.
Bhaskara, Raden Dimar dan Sandroto, Christine Winstinindah. 2011. TheInfluence of Transformational and Transactional Leadership toward WorkMotivation at PT Indosiar Visual Mandiri News Department. JurnalIntegra. 2: 191-206.
Budiaji,Weksi. 2013. Skala Pengukuran dan Jumlah Respon Skala Likert. JurnalIlmu Pertanian dan Perikanan. 2:127-133.
68
Chen, G;Kirkman, B L; Kanfer,R;Allen,D dan Rosen,B. 2007. A Multilev StufyOf Leadership Empowermenet and Performance in Teams. Journal ofApplied Psychology. 92:331-346.
Cravens, David W; Ingram,Thomas N; LaForge, Raymond W; Young,Clifford E.2012. Behaviour-Based and Outcome-Based Salesforce Control Systems.The Journal of Marketing. 57: 47-59
Fernet,C; F,Guay; C, Senecal dan S,Austin. 2012. Predicting intra-individualchanges in teacher burnout:The Role of Perceived School Environmentand Motivational factors. Teaching and Teacher Education. 28: 514-525.
Gupta,Vijay.2000. Regression xplained in Simple Terms. VJBooks Inc,Washington. 24hlm.
Innayatullah,Atiya dan Jehangir,Palwasha. 2013. Teacher’s Job Performance: TheRole of Motivation. Abasyn Journal of Social Science. 5: 78-99.
Ismail, Azman; Mohamad, Mohd Hamran; Mohamed, Hassan Al-Banna;Rafiuddin, Nurhana Mohamad; Zhen, Karen Woon. 2010.Transformational and Transactional Leadership Styles as a Predictor ofIndividual Outcomes. Theoretical and Applied Economics. 17 ; 89-104.
Lembono, Yulianto Ardhi, 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transfomasionaldan Transasksional serta Kepuasan Kerja Pada OCB di PT IndofoodSukses Makmur.
Mahdinezhad,Maryam., Turiman bin Suandi, Abu daud bin Silong dan Zoharahbinti Omar. 2013. Transformational, Transactional Leadership Styles andJob Performance of Academic Leaders. Journal International EducationStudies. 6: 29-34.
Mantauv, Cita S. 2014. Pengaruh Brand Image dan Kualitas Produk TerhadapKeputusan Pembelian Mobil Toyota Rush dengan Variable InterveningKepuasan Konsumen. Journal Apresiasi Ekonomi. 2 : 81-88.
Miao,C Fred dan R, Evans Kenneth. 2007. The Impact Of Salesperson MotivationOn Role Perceptions and Job Performance- A Cognitive and AffectivePerspective. Journal of Personal Selling and Sales Management. 27 : 89-101.
Nelson,A,C. 2006. Leadership in New Era:Planning Leadership in a New Era.Journal of the American Planning Association. 72:393-409.
Paracha,Umer; Qamar,Adnan; Mirza,Anam;Ul Hassan,Inam dan Waqas,hamid.2012. Impact of Leadership Style (Transformational and TransactionalLeadership) On Employee Performance & mediating Role of JobSatisfaction “Study of Private School (Educator) In Pakistan. GlobalJournal of Management and Business Research. 12:54-64
69
Piccolo,R F dan Colquitt, J A. 2006. Transformational Leadership and JobBehaviours:The Mediating Role of Core Job Characteristics. Academy ofManagement Journal. 49:327-340.
Pribadi,Anggit Satria dan Sampurno, R Djoko. 2012. Analisis Pengaruh BesarnyaOrganisasi terhadap Dividen yang harus Dibayar. Diponegoro Journal OfManagement. 1: 212-211.
PT.Telkom Witel Lampung. 2015. Divisi HRD PT.Telekomunikasi IndonesiaWitel Lampung.
Rao, A Srinivasa dan Abdul,Waheed Kareem. 2015. Impact of TransformationalLeadership On Team Performance: An Empirical Study in UAE.Measuring Business Excellence Journal. 19:30-56.
Rowley,Jenny. 2014. Designing and Using Research Questionnaires. ManagementResearch Review. 37 : 308-330.
Sarros, James C dan Santora,Joseph C. 2001. The Transformational andTransactional Leadership Model in Practice. Leadership and OrganizationDevelopment Journal Emerald Insight. 22:383-394.
Seibert, S.E., Wang,G. dan Courtright,S..H. 2011. Antecedents and Concequencesof Psychological and Team Empowerment In Organizations; A meta-analytical review. Journal of Applied Psychology. 96: 986-1003.
Seniwoliba,A J dan Nchorbono, AD. 2013. Examining The Role of MotivationOn Employee Performance in The Public Sector in Ghana. ResearchJournal of Education and Review. 1:227-249.
Tavakol, Mohsen dan Dennick,Reg. 2011. Making Sense of Cronbach’s Alpha.International Journal of Medical Education. 2:53-55.
Voon, M.L., Lo, M.C., Ngui, K.S., ve Ayob, N.B., (2011). “The İnfluence OfLeadership Styles on Employees’ Job Satisfaction in Public SectorOrganizations in Malaysia”,International Journal of Business,Management and Social Sciences, 2, (1): 24-32.
Wagimo dan Ancok, Djamaludin. 2003. Hubungan KepemimpinanTransformasional dan Transaksional dengan Motivasi Bawahan di Militer.Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada ISSN: 0215-8884. 32: 112-127.
Williams, Matt N; Grajales, Carlos Alberto Gomrs; Kurkiewicz, Sadon. 2013.Assumption of Regression. Practical Assesment, Research and EvaluationJournal. 18: 1-14.
70
Winkler,Ingo. 2010. Contemporar LeadershipTheories:Enhancing theUnderstanding of the Complexity Subjectivity and Dynamic of Leadership.Springer, New York. 108 hlm.
Yousaf,Amna; Yang,Huadong; Sanders,Karin. 2015. Effects of Instrinsic andExtrinsic Motivation on Task and Contextual Performance of PakistaniProfessionals. Journal of Managerial Psychology. 30: 133-150.
Yukl,Gary dan Lepsinger,Richard. 2004. Flexible Leadership: Creating Value byBalancing Multiple Challenges and Choices. Jossey-Bass, San Fransisko.290 hlm.
Zameer, Hashim; Ali,Shehzad; Nizar, Waqar; Amir,Muhammad. 2014. TheImpact of the Motivation on the Employee’s Performance in BeverageIndustry of Pakistan. International Journal of Academic Research inAccounting,Finance and management Sciences. 4: 293-298.