pengaruh job security terhadap komitmen organisasi...

22
PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI MEDIATOR DI PT. WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA FINANCE JAKARTA JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Psikologi Oleh: Nama : Siti Hilmah NIM : 1465290025 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I JAKARTA 2017

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI

DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI MEDIATOR

DI PT. WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA

FINANCE JAKARTA

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Untuk Memperoleh

Gelar Magister Sains Psikologi

Oleh:

Nama : Siti Hilmah

NIM : 1465290025

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I

JAKARTA

2017

Page 2: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

2

PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN

MOTIVASI KERJA SEBAGAI MEDIATOR

DI PT.WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA

FINANCE JAKARTA

Siti Hilmah, Magister Sains Psikologi,Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI

Jakarta,E-mail; [email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Job Security terhadap Komitmen

Organisasi dengan motivasi Kerja sebagai Mediator di PT.Wahana Ottomitra Multiartha

Finance Jakarta.Hipotesa penelitian ini menunjukkan Job security menunjukkan pengaruh

yang positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi dan motivasi kerja sebagai

mediator Subyek penelitian berjumlah 181 orang, Penelitian ini menggunakan instrumen

penelitian skala komitmen organisasi, skala Motivasi kerja dan skala Job Security.Teknik

analisis data yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan uji validitas dan reliabilitas dan

analisis regresi Kesimpulan yang di tarik dari hasil penelitian adalah bahwa ada pengaruh

motivasi kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dengan komitmen organisasi

dengan korelasi = 0,327, R² = 0,107 (10,7% ) dan taraf signifikansi 0,000 (p<0,05),

sedangkan hasil path analysis diperoleh pengaruh langsung (direct effect/DE) lebih kecil

daripada pengaruh tidak langsung (indirect effect/IE) sehingga DE (0,162<IE (0,177) yang

berarti terdapat pengaruh signifikan antara job security terhadap komitmen organisasi dengan

motivasi kerja sebagai mediator di PT. Wahana Ottomitra Multiartha Finance Jakarta.

Kata Kunci : Komitmen organisasi, motivasi kerja, job security

Page 3: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

3

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Era globalisasi seperti sekarang ini

mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

manusia sehingga mampu merubah dunia dan

semakin ketatnya persaingan dunia

usaha/bisnis/organisasi. Dunia organisasi

banyak dituntut untuk dapat menempatkan

iklim yang kondusif dalam mempertahankan

eksistensinya untuk mencapai tujuan yang

optimal.

Dalam organisasi karyawan adalah

sumber daya yang sangat menentukan

kesuksesan organisasi. Karyawanyang dapat

diandalkan mempunyai semangat kerja yang

tinggi dan mampu berprestasi. Hasibuan

(2011) mengatakan, manusia sebagai

karyawan merupakan aset yang berharga

dalam organisasi yang menjadi perencana dan

pelaku aktif dari setiap aktifitas organisasi

serta penentu tujuan organisasi.

Karyawan sebagai human capital

artinya karyawan adalah modal terpenting

untuk menghasilkan nilai tambah organisasi,

seperti yang dinyatakan Coetze (2005: 33)

bahwa tidak ada satupun organisasi yang

dalam dunia kompetitif ini dapat berforma

maksimal kecuali jika karyawannya

komitmen kepada tujuan organisasi dan

bekerja sebagai anggota tim.

Salah satu faktor penting yang

dibutuhkan oleh organisasi adalah adanya

komitmen yang tinggi dari para karyawan

untuk tetap setia, loyal dan bekerja sebaik

mungkin demi kepentingan organisasi,

sehingga karyawan memiliki kemampuan

untuk memecahkan masalah dan bereaksi

secara fleksibel terhadap tuntutan perubahan

Komitmen organisasi mencerminkan

bagaimana kepribadian karyawan dalam

mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi

dan terkait dengan tujuan organisasi. Adanya

interaksi antara organisasi dan karyawan

dilandasi oleh tujuan tujuan tertentu yang

sifatnya saling menguntungkan bagi kedua

belah pihak. Organisasi bertujuan untuk

mendapatkan hasil kerja dari karyawan dan

karyawan bertujuan untuk memperoleh

imbalan sebagai hasil kerjanya pada

organisasi.

Komitmen karyawan pada organisasi

tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses

yang cukup panjang dan bertahap. Ada

beberapa upaya yang bertujuan untuk

meningkatkan komitmen karyawan pada

organisasi. Stum (dalam Sopiah 2008)

mengemukakan ada lima faktor yang

berpengaruh terhadap komitmen organisasi,

yaitu : budaya keterbukaan, kepuasan kerja,

kesempatan personal untuk berkembang, arah

organisasi dan penghargaan kerja yang sesuai

dengan kebutuhan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

berbagai faktor dianggap memperngaruhi

komitmen organisasi termasuk motivasi

kerja.Penelitian Suwardi(2011) menyatakan

bahwa motivasi, kepuasan, dan komitmen

Page 4: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

4

organisasional secara bersama-sama

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja. Hasil penelitian ini dapat dimaknai

bahwa pegawai yang memiliki motivasi dan

kepuasan kerja yang tinggi, maka akan

cenderung mempunyai kinerja yang tinggi

terhadap organisasi. Untuk mencapai kinerja

yang tinggi, maka motivasi dan kepuasankerja

pegawai dapat ditingkatkan.

Gibson (1997) menyatakan bahwa

untuk mencapai kinerja yang maksimal di

perlukan motivasi tinggi. Motivasi merupakan

hasil interaksi individu dengan situasi.

Motivasi adalah proses yang menjelaskan

intensitas, arah dan ketekunan individu untuk

mencapai tujuannya. Intensitas berhubungan

dengan seberapa giat individu berusaha.

Intensitas yang tinggi tidak akan menghasilkan

prestasi kerja yang memuaskan apabila tidak

dikaitkan dengan arah yang menguntungkan

perusahaan. Sedangkan ketekunan adalah

ukuran berapa lama individu yang termotivasi

dapat mempertahankan usahanya.

Menurut Mangkunegara (2005)

karyawan diharapkan memiliki motivasi kerja

yang baik, motivasi terbentuk dari sikap

karyawan dalam menghadapi situsi kerja

diperusahaan. Motivasi merupakan kondisi

atau energi yang menggerakkan diri karyawan

yang terarah atau tertuju untuk mencapai

itulah yang memperkuat motivasi kerjanya

untuk mencapai kinerja maksimal.

Menurut Herzberg ada dua kebutuhan

manusia yang berbeda, kebutuhan fisologis

yang dapat dipenuhi dengan faktor higien

seperti tempat berlindung atau bernaung dan

pakaian dan kebutuhan psikologis untuk

pencapaian dan pertumbuhan sebagai faktor

motivator (Carter, 2006;Anonymous,2006)

individu bersedia melaksanakan suatu

pekerjaan jika individu tersebut terdorong

untuk melakukan faktor yang menjadi

pendorong cukup kuat. Faktor yang menjadi

pendorong dinamakan faktor motivasi.

Motivasi kerja adalah kesediaan untuk

mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi

untuk tujuan organisasi,yang dikondisikan

oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi

beberapa kebutuhan individual pentingnya

motivasi kerja, maka organisasi perlu

memperhatikan dan meningkatkan motivasi

kerja karyawan. Ada beberapa hal yang dapat

mempengaruhi motivasi kerja seperti sikap

terhadap diri sendiri, situasi lingkungan kerja,

adanya minat, gaji, kebijakan dan administrasi

organisasi, status dan keamanan kerja/ Job

Security (Carter,2006;Anonymous, 2006 &

Berry,1998)

Setiap karyawan memiliki dasar

tingkah laku yang berbeda berdasarkan

komitmen organisasi yang dimiliki, hal

tersebut berhubungan kedekatan emosional

berkontribusi secara berarti dalam organisasi,

dengan adanya motivasi kerja yang tinggi

maka akan berpengaruh terhadap job security

karyawan dan komitmen organisasi.

Karyawan yang berkomitmen untuk

bekerja dalam organisasi harus merasakan

Page 5: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

5

keamanan dalam bekerja (Job security)

sehingga karyawan tersebut merasa aman di

dalam melakukan pekerjaannya baik dalam

suasana kerja tanpa ada ancaman, ancaman

bahwa sebagai karyawan tidak akan di pecat

semena mena tanpa ada alasan yang masuk

akal termasuk juga suasana dimengerti oleh

atasan (Anoraga, 2006)

Menurut Probst (2002b,2003) job

security didefinisikan sebagai kestabilan dan

kelangsungan pekerjaan yang dimiliki

individu. De Witte dan Nashwall (2003)

membedakan job security dalam dua

pengertian, yaitu persepsi individu tentang

kelangsungan pekerjaan yang dimiliki (Job

security subyektif) dan bentuk bentuk

pekerjaan yang sifatnya tidak temporer (Job

security obyektif), seperti pekerjaan tetap,

pekerjaan yang tidak berdasarkan kontrak

tertentu.

Menurut Munandar ( 2001), individu

dikatakan memiliki job security, apabila

individu tidak merasa terancam kehilangan

pekerjaannya, dan merasa yakin bahwa

pekerjaannya masih dibutuhkan organisasi.

Dari berbagai pendapat tersebut dapat

dikatakan, bahwa pada umumnya job security

merupakan persepsi keyakinan yang dimiliki

individu terhadap kesinambungan pekerjaan

dan posisi atau jabatan yang dimiliki dalam

waktu yang panjang.

Rendahnya tingkat security dapat

memberikan konsekuensi yang negatif

terhadap faktor-faktorpenting kehidupan

individu. Van Dick, et al.(2004) menemukan

bahwa individu dengan job security rendah

cenderung untuk mengalami salah satunya

kepuasan kerja, peningkatan keinginan untuk

keluar dari pekerjaan, peningkatan keluhan-

keluhan yang berhubungan dengan kesehatan

fisik, dan peningkatan bentuk bentuk negatif

emosi (seperti marah dan takut).Penelitian

tersebut juga didukung oleh hasil penelitian

Yunanti dan Prabowo (2014) yang

menyatakan bahwa ada hasil yang

menunjukkan hubungan negatif yang sangat

signifikan antara job insecurity dengan

komitmen organisasi artinya semakin tinggi

insecurity maka akan semakin rendah

komitmen organisasi, dengan kata lain bahwa

job security yang tinggi maka komitmen

organisasinya rendah. Penelitian tersebut

didukung oleh hasil hasil penelitian lainnya

yang pada umumnya menemukan, bahwa

individu dengan job security rendah cenderung

ingin keluar dari pekerjaan, menunjukkan

sikap kerja yang negatif (seperti datang

terlambat), mengalami distres psikologis

(seperti kecemasan, sulit mengendalikan

emosi),masalah kesehatan, penurunan

kepuasan kerja dan penurunan kinerja

(Probst,2000,Brown,et al.,1997, Probst,2003b,

Stradins, et al.,2004,Tremblay, 2003, Probst

dan Brubaker, 2001,Probst, 2002b, Probst &

Lawler, in press, Kroemer, et al.,2005,2005b).

Dari uraian tersebut diatas dapat

dikatakan, bahwa persepsi job security

individu yang rendah pada umumnya

Page 6: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

6

memberikan dampak dampak yang negatif dan

psikologis bagi individu dan organisasi. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Probst (2002a)

bahwa dibandingkan dengan individu yang

terjamin kelangsungan pekerjaannya (job

security tinggi), maka individu yang terancam

pemutusan kerja (job security rendah) ternyata

bekerja lebih baik, meskipun penyelesaian

tugas tugas kerjanya memiliki kualitas yang

lebih rendah, dan melanggar lebih banyak

aturan aturan yang berhubungan dengan

keselamatan kerja.

Penulis memilih aspek dari Probst

(2002) ini bahwa individu akan merasakan

aman dalam pekerjaan sekarang dan dimasa

yang akan datang dengan mempertimbangkan

kelangsungan pekerjaannya sekarang masih

tetap terjamin, disamping itu, individu juga

harus merasa yakin bahwa isi atau muatan

pekerjaan yang dikerjakannya sekarang ini

masih bisa tetap stabil sekarang dan masa

yang akan datang tidak merasa kecil dan

menyusut. Apabila individu merasa isi atau

muatan pekerjaannya berkurang, maka akan

berpengaruh terhadap tingkat penghasilannya.

Apabila hal ini terjadi, maka individu akan

merasa tidak aman.

Penelitian ini dilakukan di PT Wahana

Ottomitra Multiartha Finance Jakarta, PT.

Wahana Ottomitra Multiartha Finance Jakarta

adalah perusahaan yang bergerak pada bidang

pembiayaan kendaraan bermotor (leasing) dan

memiliki beberapa cabang seluruh indonesia.

Jumlah karyawan di kantor pusat di Jakarta

(regional 1) berjumlah 340 orang, berdasarkan

informasi yang penulis dapatkan dari Head

Human Capital Business unit melihat

beraneka ragamnya karyawan, dan

melemahnya rupiah terhadap dollar beberapa

tahun terakhir ini yang berimbas salah satunya

pada bidang otomotif yang berkaitan dengan

pembiayaan kendaraan bermotor, beberapa

cabang perusahaan PT. Wahana Ottomitra

Multiartha Finance Jakarta mengadakan

perampingan karyawan untuk menekan

biaya, mutasi, mengundurkan diri sesuai

permintaan organisasi, atau mengundurkan

diri dengan sendirinya, bisa dikatakan bahwa

komitmen organisasi pada karyawan

mengalami penurunan begitu juga pada

karyawan yang masih existing bekerja ada hal

yang mengkhawatirkan dalam diri masing

masing karyawan bahwa suatu saat hal

tersebut bisa terjadi yang sama dan tidak

diharapkan dalam perjalanan kerjanya,

karyawan ada yang berusaha mencari peluang

pekerjaan lain karena karyawan merasa tidak

ada keamanan dalam bekerja hal ini

mempengaruhi job security karyawan,

keamanan kerja khususnya dalam masalah

penghasilan memiliki dampak yang sangat

kuat dalam kehidupan karyawan, bagi

karyawan yang masih sendiri penghasilan

bukan hal yang mutlak karena beban yang

ditanggung hanya sendiri, akan tetapi hal ini

akan berbeda ketika karyawan telah

berkeluarga, keamanan dalam bekerja menjadi

prioritas utama karena berdampak sangat besar

Page 7: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

7

dalam kehidupan karyawan dan keluarga yang

menjadi tanggung jawabnya. Keterkaitan

dengan job security motivasi kerja karyawan

ccnderung menjadi menurun performance

kerjanya tidak seperti sebelumnya, hal tersebut

akan sangat merugikan organisasi ketika

komitmen organisasi karyawan mengalami

penurunan. Komitmen organisasi menjadi

penting karena memiliki hubungan erat

dengan kinerja karyawan. Karyawan yang

memiliki komitmen yang tinggi terhadap

perusahaan cenderung lebih baik kinerja dan

motivasi kerjanya untuk lebih lama bertahan di

perusahaan

Motivasi kerja karyawan di

PT.Wahana Ottomitra Multiartha Finance

Jakarta yang terjadi adalah karyawan

merasakan tidak adanya kenaikan jabatan,

justru yang terjadi adalah perampingan

karyawan, mutasi maupun mengundurkan diri

sehingga menjadikan karyawan merasakan

kemamanan kerja karyawan terancam,

karyawan sibuk mempersiapkan masa depan

pekerjaannya sendiri dan cenderung

mengabaikan tugas pekerjaan lain, adakalanya

karyawan absen dari pekerjaan, datang

terlambat dan kurang fokus dalam bekerja.

B.Rumusan Permasalahan

Sebagai rumusan permasalahan dalam

penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh motivasi kerja

terhadap komitmen organisasi pada

karyawan perusahaan PT.Wahana

Ottomitra Multiartha Finance Jakarta ?

2. Apakah ada pengaruh job security

terhadap komitmen organisasi dengan

motivasi kerja sebagai mediator pada

karyawan perusahaan PT.Wahana

Ottomitra Multiartha Finance Jakarta?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini:

1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi

kerja terhadap komitmen organisasi pada

karyawan perusahaan PT.Wahana

Ottomitra Multiartha Finance Jakarta

2. Untuk mengetahui pengaruh Job Security

terhadap komitmen organisasi dengan

motivasi kerja sebagai mediator pada

karyawan perusahaan PT.Wahana

Ottomitra Multiartha Finance Jakarta

Manfaat Penelitian :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi

pengembangan ilmu psikologi khususnya

psikologi industri dan organisasi

b. Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan masukan kepada peneliti

peneliti selanjutnya tentang pengaruh job

security terhadap komitmen organisasi

dengan motivasi kerja sebagai mediator

karyawan di perusahaan PT.Wahana

Ottomitra Multiartha Finance Jakarta

Page 8: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

8

2. Manfaat Praktis :

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan

masukan kepada manajemen tentang pengaruh

job security terhadap komitmen organisasi

melalui motivasi kerja sebagai mediator

sehingga dapat meningkatkan kinerja

karyawan dan menjadi acuan perbaikan

apabila dalam penelitian dapat menunjukkan

hasil korelasi yang positif.

1. Pengertian Komitmen Organisasi

Komitmen Organisasi merupakan suatu

sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan

pada organisasi dan merupakan proses yang

berlangsung secara terus menerus menunjukkan

kepedulian dan kelangsungan sukses

organisasi. (Luthans,2006:249)

Menurut Griffin (2003:167) komitmen

organisasi adalah sikap yang mencerminkan

sejauhmana individu mengenal dan terikat pada

organisasi, individu yang mempunyai

komimen tinggi kemungkinan akan melihat

dirinya sebagai anggota sejati dari suatu

organisasi.

Pengertian yang tidak jauh berbeda

juga di sampaikan oleh Newstrom (1997)

tentang komitmen organisasi yaitu tingkat atau

derajat identifikasi diri pegawai dengan

organisasi dan keinginan keinginannya untuk

meneruskan partisipasi aktifnya dalam

organisasi.

Menurut Luthans (2008) komitmen

organisasi yaitu hasrat yang kuat untuk tetap

menjadi anggota organisasi, suatu keinginan

untuk menunjukkan usaha tingkat tinggi atas

nama organisasi, dan keyakinan yang kuat

dalam menerima nilai nilai dan tujuan tujuan

organisasi.

Gibson,et al. (1997) mendefinisikan

komitmen organisasi sebagai tingkat identifikasi

karyawan dan keterlibatannya dalam organisasi

dan keengganan untuk meningggalkan

organisasi.

Menurut Porter dan Smith (dalam

Temaluru,2001) komitmen organisasi sebagai

sifat hubungan antara pekerja dan organisasi

yang menungkinkan individu dengan komitmen

tinggi akan memperlihatkan keinginan yang

kuat untuk menjadi anggota organisasi yang

bersangkutan, kesediaan untuk berusaha sebaik

mungkin demi kepentingan organisasi, serta

penerimaan yang kuat terhadap nilai nilai dan

tujuan organisasi.

Dari beberapa pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa komitmen organisasi

adalah keinginan kuat untuk tetap menjadi

anggota organisasi, berusaha melibatkan

kemampuannya secara penuh terhadap

organisasi dan juga penerimaan yang kuat

terhadap nilai nilai dan tujuan oganisasi.

2.Aspek Aspek komitmen organisasi

Menurut Amstrong (1999: 181-185)

aspek aspekkomitmenorganisasi meliputi: a

sense of belonging to the organization,a sense

ofexcitement in the job dan keterkaitan terhadap

manajemen.

Page 9: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

9

a. A sense of belonging to the

organization (rasa ikut memiliki terhadap

organisasi) untuk mencapai rasa memiliki

tersebut, maka salah satu pihak dalam

menajemen harus mampu membuat karyawan

mengidentifikasikan dirinya terhadap

organisasi, merasa yakin bahwa apa yang

dilakukannya berharga bagi organisasi,merasa

nyaman dalam bentuk misi yang jelas (apa

yang direncanakan untuk dilakukan),nilai nilai

yang ada (apa yang diyakini sebagai hal yang

penting oleh manajemen) dan norma-norma

yang berlaku (cara-cara berperilaku yang bisa

diterima oleh organisasi)

b. A sense of excitement in the job

(perasaan bergairah/gembira terhadap

pekerjaan)

Perasaan seperti ini bisa dimunculkan dengan

cara: mengenali faktor faktor motivasi

intrinsik dalam mengatur desain pekerjaan

(job design),kualitas kepemimpinan, kemauan

manajer dan supervisor untuk mengenali

bahwa motivasi dan komitmen karyawan bisa

meningkat jika ada perhatian terus menerus,

memberi delegasi atas wewenang, serta

memberi kesempatan serta ruang yang cukup

bagi karyawan untuk menggunkan

keterampilan dankeahliannya secara

maksimal.

c. Keyakinan terhadap manajemen

Rasa keyakinan terhadap manajemen jika

karyawan merasa bahwa mereka benar benar

diterima menjadi bagian atau kunci penting

dari organisasi. Konsep penting dari

ownership dan thrusted in the organization

akan meluas dalam bentuk partisipasi dalam

membuat keputusan keputusan dan mengubah

praktik kerja, yang pada akhirnya akan

mempengaruhi keterlibatan karyawan.

Menurut Meyer dan Allen (1993) aspek

aspek komitmen organisasi meliputi komitmen

afektif, komitmen kesinambungan dan

komitmen normatif, secara lebih rinci sebagai

berikut :

a.Komitmen Afektif (Affective Commitment)

Komitmen afektif yang kuat akan

mengidentifikasikan karyawan dengan

organisasi dan terlibat secara penuh pada

kegiatan-kegiatan organisasi serta senang

menjadi anggota dalam organisasi.

Komitmen afektif ini memiliki ciri-ciri antara

lain keterikatan emosional,identifikasi

karyawan dan keterlibatan karyawan dalam

organisasi. karyawan menetap dalam

organisasi karena keinginan sendiri, kunci dari

komitmen ini adalah (want to)

b.Komitmen Kesinambungan (Continuance

Commitment)

Komitmen kesinambungan

merupakan kecenderungan atau kebutuhan

karyawan untuk tetap bekerja dalam

organisasi.Karyawan yang memiliki komitmen

kesinambungan yang tinggi akan tetap berada

dalam organisasi karena karyawan

membutuhkannya.

Komitmen kesinambungan memiliki ciri-ciri

antara lain, keterikatan pada organisasi karena

Page 10: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

10

adanya untung rugi jika meninggalkan

organisasi

dan kebutuhan untuk tetap bertahan pada

organisasi.kunci komitmen ini adalah

kebutuhan untuk bertahan (need to)

c.Komitmen Normatif (Normatif Commitment)

Karyawan tetap tinggal pada

organisasi karena merasa wajib untuk loyal

kepada organisasi, pada komitmen normatif

lebih melihat seberapa besar perasaan

tanggung jawab karyawan terhadap organisasi,

sehingga karyawan yang memiliki komitmen

normatif yang tinggi akan bertahan dalam

organisasi. Komitmen normatif memiliki ciri-

ciri antara lain, kewajiban unutk tetap terikat

secara moral terhadap organisasi dan tanggung

jawab kepada organisasi. Kunci dari komitmen

ini adalah kewajiban bertahan dalam

organisasi (ought to)

Porter dan Smith (dalam Yuwono,

2005: 134) mengemukakan bahwa karyawan

yang memiliki komitmen tinggi

memperlihatkan aspek aspek sebagai berikut :

a.Keinginan kuat untuk tetap menjadi anggota

organisasi yang bersangkutan

b.Kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin

demi kepentingan organisasi.

c.Kepercayaan dan penerimaan yang kuat

terhadap nilai nilai dan tujuan organisasi.

Dalam penelitian ini aspek-aspek

komitmen organisasi yang digunakan adalah

aspek-aspek komitmen organisasi menurut

teori Meyer dan Allen (1993) yaitu aspek

komitmen afektif (affective commitment),

komitmen kesinambungan(Continuance

commitment) dan komitmen normatif

(Normative commitment).

. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Komitmen Organisasi

Miner (dalam Sopiah, 2008: 197)

mengemukakan faktor faktor yang

mempengaruhi komitmen organisasi adalah

sebagai berikut :

a. Faktor Pribadi

Faktor pribadi meliputi: usia, masa

kerja,tingkat pendidikan,jenis

kelamin,nilai-nilai kepercayaan, dan

kepribadian.

b. Faktor yang berkaitan dengan peran

Faktor yang berkaitan dengan peran

meliputi:lingkup jabatan, tantangan,

konflik peran, ketidakjelasan peran,

kehendak sendiri, dan pengorbanan..

c. Faktor struktural

Karakteristik struktural meliputi:

besarnya organisasi, kehadiran serikat

kerja, tingkat kontrol, sentralisasi

kekuasaan, dan kebijakan pimpinan

organisasi.

d. Pengalaman kerja

Pengalaman kerja meliputi : pekerjaan,

pengawasan, kelompok kerja (tim),upah

(bonus), keterandalan organisasi dan

kepuasan kerja.

Page 11: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

11

Menurut Luthans (2001:135) menyatakan

bahwa komitmen organisasi dipengaruhi dua

variabel yaitu:

a. Variabel individu

Variabel individu meliputi:usia, masa

kerja dalam organisasi, dan

kecenderungan kepribadian seperti sikap

positif atau negatif dalam hidup atau

kontrol atribusi internal dan eksternal.

b. Variabel organisasi

Variabel organisasi meliputi: desain

pekerjaan dan kepemimpinan. Senada

dengan Luthans(dalam Muchinsky,

1987:147) menyatakan bahwa komitmen

organisasi dapat dipengaruhi oleh

kecenderungan kepribadian dan

intervensi organisasi, dalam hal ini

organisasi dapat memilih apakah

mencari individu yang cenderung lebih

berkomitmen atau melakukan sesuatu

untuk meningkatkan komitmen

anggotanya.

Menurut Dyne dan Graham (dalam

Coetze,2005) bahwa faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi komitmen organisasi adalah:

a. Personal Factor dan Personal

Characteristic

1) Usia dan masa kerja, usia dan masa

kerja berhubungan positif dengan komitmen

organisasi (Steers,1977; Mathieu &

Zajac,1990; Meyer & Allen,1997 dalam

Chungtai & Zafar,2006)

2) Tingkat pendidikan, makin tinggi

tingkat pendidikan, makin banyak pula

harapan pegawai yang mungkin tidak bisa

diakomodir oleh organisasi sehingga

komitmen semakin rendah (Steers,1997;

Glisson & Durick,1988, dalam Chungtai &

Zafar,2006)

3) Jenis kelamin menurut Tomhill, et al.,

1996 (Laka & Matheubulla,2006). Wanita

pada umumnya menghadapi tantangan yang

lebih besar dalam pencapaian kariernya,

sehingga komitmen lebih tinggi.

4) Status perkawinan, sesorang yang

sudah menikah menjadi merasa terikat dengan

organisasi tempatnya bekerja dibandingkan

seseorang yang belum menikah menurut

Johannes dan Talylor, 1994,Tsui,et al., 1994

(Chugthai & Zafar,2006)

5) Keterlibatan kerja (Job Involvement)

tingkat keterlibatan kerja seseorang

berhubungan secara positif dengan komitmen

organisasi menurut Janis,1989;Loui.1995

(Chughtai & Zafar,2006). Monday (dalam

Carmeli & Gefen,2005) menerangkan bahwa

karyawan lebih dahulu merasa terbiasa dengan

pekerjaan dan dilibatkan dalam pekerjaan

tertentu, kemudian ketika kebutuhan mereka

terpenuhi, maka akan mengembangkan rasa

komitmen terhadap organisasi.

b. Situasional Faktor, merupakan

hubungan khusus keterikatan antara karyawan

dengan organisasi:

1). Workplace Value, Shared value adalah

suatu komponen kritis dari hubungan

Page 12: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

12

keterikatan. Nilai-nilai seperti; quality,

innovation, cooperation,paricipation trust,

mempermudah karyawan untuk saling berbagi

dan membangun hubungan erat. Jika karyawan

percaya bahwa nilai-nilai organisasinya

quality product,karyawan terlibat dalam

perilaku yang memberikan kontribusi untuk

mewujudkannya. Karyawan akan berkeinginan

mencari solusi dan membuat usulan untuk

berperan dalam mencapai kesuksesan

organisasi.

2). Organizational Justice (keadilan dalam

organisasi), persepsi positif dari keadilan

organisasi mengakibatkan perilaku positif

seperti kepuasan kerja, komitmen dan

kepercayaan. Komitmen berkembang pelan

dansecara konsisten dari waktu ke waktu,

sebagai hasil hubungan karyawan secara

vertikal.sikap ini secara sigifikan dipengaruhi

oleh persepsi pegawai tentang keadilan

didalam organisasi yang bersangkutan

pendapat Cropanzano dan Folger,1996;Tang

dan Baldwin,1996 (dalam Knight &Kennedy,

2005)

3). Job Characteristics, meliputi meaning

work,otonomydan feedback merupakan

motivasi kerja yang bersifat internal. Menurut

Jernigan dan Kohut(dalam Coetzee,2005)

kepuasan atas otonomi

(perceivedindependence),status (sence of

imporance) dankebijakan (satisfactionwith

organizational demands) dengan karakteristik

spesifik dari pekerjaan dan meningkatkan rasa

tanggung jawab dan konsekuensinya, serta

rasa keterikatan dengan organisasi dapat

meningkatkan komitmen

4). Organizational Support, sejauhmana

karyawan mempersepsikan organisasi

dimana individu bekerja. Hal ini berarti jika

organisasi peduli dengan keberadaan dan

kesejahteraan karyawan dan menghargai

kontribusi karyawan pada organisasi, maka

karyawan mengikatkan diri dan menjadi

bagian dari organisasi.

c.Positional Factor

1). Organizational Tenure

Dari hasil studi yang dilakukan Meyer dan

Allen (1997), menunjukkan bahwa salah satu

antesenden dari komitmen organisasi adalah

masa kerja (tenure) karyawan pada organisasi.

Hal ini dijelaskan sebagai berikut :

a).Makin lama individu bekerja pada suatu

organisasi, semakin memberi peluang untuk

menerima tugas yang lebih menantang,

otonomi yang lebih besar,keleluasaan untuk

bekerja, tingkat imbalan ekstrinsik yang lebih

besar dan peluang mendapat promosi yang

lebih besar merupakan sebagai kepuasan kerja

b).Adanya peluang investasi pribadi, yang

berupa pikiran,tenaga dan waktu untuk

organisasi yang makin besar, sehingga makin

sulit untuk meninggalkan organisasi tersebut.

c).Adanya keterlibatan sosial yang dalam

dengan organisasi dan karyawan yang ada,

hubungan sosial yang lebih bermakna,

sehingga membuat karyawan semakin berat

meninggalkan organisasi.

Page 13: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

13

d).Akses untuk mendapat informasi pekerjaan

baru makin berkurang

2).Hierarchi Job Level

Berbagai penelitian terdahulu secara

konsisten menemukan status sosial ekonomi

sebagai prediktor komitmen yang paling kuat

serta status yang tinggi cenderung

meningkatkan baik motivasi maupun

kemampuan untuk aktif terlibat

(Coetzee,2005)

Sebagai faktor yang mempengaruhi komitmen

organisasi dalam penelitian ini adalah motivasi

kerja.

1. Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi diartikan sebagai suatu

kekuatan sumber daya yang menggerakkan

dan mengendalikan perilaku individu.

Motivasi sebagai upaya yang dapat

memberikan dorongan kepada individu untuk

mengambil suatu tindakan yang dikehendaki,

sedangkan motif sebagai daya gerak individu

untuk berbuat. Karena perilaku individu

cenderung berorientasi pada tujuan dan

didorong oleh keinginan untuk mencapai

tujuan tertentu.

Dalam konteks pekerjaan, motivasi

merupakan salah satu faktor penting dalam

mendorong individu untuk bekerja. Motivasi

merupakan variabel perantara yang digunakan

unjtuk menerangkan faktor faktor dalam diri

karyawan, yang dapat membangkitkan,

mempertahankan dan menyalurkan tingkah

laku suatu tujuan tertentu.

Motivasi adalah kesediaan individu

untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk

mencapai tujuan organisasi (Robbins 2001),

kemudian Terry (2003) mengemukakan bahwa

Motivasi diartikan sebagai mengusahakan agar

individu dapat menyelesaikan pekerjaannya

dengan semangat karena ingin

melaksanakannya.

Luthans (2006) mendefinisikan

Motivasi sebagai suatu proses yang muncul

akibat defisiensi atau kekurangan secara

fisiologis, atau sebagai kebutuhan yang

mengaktifkan suatu perilaku, atau dorongan

yang mengarah pada pencapaian tujuan atau

insentif.

Menurut Luthans (2006) kebutuhan

erat hubungannya dengan istilah defisiensi.

Kebutuhan terbentuk jika tidak ada

keseimbangan dalam kondisi fisik atau

fisiologisnya, sedangkan dorongan berkaitan

dengan arah atau orientasi individu untuk

memilih suatu perilaku tertentu. Dorongan

tersebut menyediakan energi untuk mencapai

suatu tujuan. Elemen motivasi yang ketiga

adalah insentif yaitu semua hal yang akan

memuaskan kebutuhan dan mengurangi

dorongan individu. Jika individu memperoleh

insentif dan tujuan yang diinginkan, maka

individu akan mencapai keseimbangan

fisiologis atau psikologis dan akan

mengurangi atau menghentikan dorongan

bertingkah laku, disini individu jarang

Page 14: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

14

bertindak pada situasi tertentu dengan hanya

didasarkan pada tujuan atau insentif tunggal.

Individu digerakkan oleh berbagai kebutuhan

dan keinginan dimana beberapa diantaranya

saling melengkapi, tetapi ada juga yang saling

bertentangan.

Munandar (2010) menyatakan bahwa

motivasi adalah proses di mana kebutuhan

kebutuan mendorong individu untuk

melakukan serangkaian kegiatan yang

mengarah pada tercapainya tujuan tertentu

yang jika tujuan tersebut berhasil maka akan

memuaskan atau terpenuhinya kebutuhan

kebutuhan tersebut.

Dari definisi tersebut diatas dapat

disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah

dorongan bertingkah laku pada diri individu

untuk mencapai tujuan

2. Aspek Aspek Motivasi Kerja

Menurut George dan Jones

(2005,p175-176) ada tiga aspek dalam

motivasi kerja yaitu :

a. Perilaku :

Arah perilaku mengacu pada perilaku

yang dipilih karyawan untuk

ditunjukkan dari banyak potensi perilaku

yang dapat ditunjukkan.sebagai contoh

karyawan

dapat termotivasi dengan cara berfungsi,

yang dapat menolong organisasi dalam

mencapai tujuannya, atau dengan tidak

berfungsi yang menghalangi perusahaan

dalam mencapai tujuannya

b. Usaha: seberapa keras karyawan bekerja

untuk menunjukkan perilaku yang

dipilihnya? Adakah tidak cukup bagi

organisasi untuk memotivasi

karyawannya menunjukkan perilaku

untuk berfungsi bagi perusahaan,

organisasi juga harus memotivasi

karyawan untuk bekerja keras dalam

perilaku ini.

c. Kegigihan: ketika menghadapi

rintangan, jalan buntu, dan tembok batu,

seberapa keras karyawan tetap mencoba

untuk menunjukkan perilaku yang

dipilihnya dengan baik. Apakah

karyawan tersebut gigih mencoba untuk

mendapatkan implementasi perubahan

tersebut atau menyerah walaupun

karyawan tersebut sangat percaya bahwa

hak itu diperlukan.

Menurut Dweek dan Epstin (dalam

Franklin 2002), aspek-aspek motivasi kerja

adalah :

a. Kebiasaan (Habits)

Merupakan pengulangan dari kegiatan-

kegiatan yang dilakukan individu yang

dikerjakan tanpa berpikir terlebih dahulu.

Dengan kata lain kebiasaan adalah usaha

untuk mempertahankan tingkah laku yang

telah terjadi sesuai dengan lingkungan

kerja. Karyawan dengan motivasi kerja

yang tinggi akan dengan mudah

menyesuaikan diri dengan lingkungan

Page 15: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

15

kerjanya sehingga apa yang ingin

dicapainya akan dengan mudah dilaluinya.

b. Perilaku otomatis (Automatic

behavior)

Merupakan perilaku yang dilakukan

berdasarkan pengalaman individu

sebelumnya yang telah diketahui hasil

yang dilakukannya sehingga untuk

menghadapi hal yang sama individu

tidak perlu memikirkan kembali apa

yang akan dilakukan, cukup

berdasarkan pengalamannya pada

peristiwa sebelumnya. Karyawan

dengan motivasi kerja yang tinggi akan

selalu menjaga kinerjanya dan

menghindari kesalahan dalam bekerja,

karena karyawan tersebut mengetahui

dengan menghindari kesalahan dalam

bekerja akan mencapai hasil yang

maksimal dan akan

mempermudah/memperlancar dalam

mencapai karir yang diinginkannya.

c. Pengetahuan (Cognition)

Merupakan kepercayaan individu

tentang sesuatu yang didapatkan dari

proses berpikir, yang dapat

mempengaruhi perilaku atau tindakan.

Dengan kata lain pengetahuan akan

mempengaruhi kemampuan karyawan

dalam melaksanakan pekerjaannya

sesuai dengan kompetensinya

Steers dan Porter (1991) menyatakan

bahwa ada 3 aspek penting dalam motivasi

kerja :

a.Komponen Energi : komponen energi yaitu

kekuatan atau usaha yang dimiliki karyawan

yang menyebabkan terjadinya tingkahlaku

dalam pekerjaannya.dengan kata lain,

komponen energi menjelaskan seberapa

mampu karyawan melaksanakan

pekerjaannya sebaik mungkin

b. Komponen Arah: komponen arah yaitu

tingkah laku yang timbul merupakan

tingkahlaku yang terarah atau mempunyai

tujuan yang jelas

c.Komponen pemeliharaan: komponen

pemeliharaan yaitu adanya pemeliharaan

atau usaha untuk mempertahankan

tingkahlaku yang telah terjadi sesuai dengan

lingkungan kerja.

Komponen ini merupakan ukuran mengenai

seberapa lama karyawan mampu

mempertahankan usahanya dalam bekerja.

Karyawan dengan motivasi kerja yang tinggi

mampu bertahan melakukan tugas dalam

waktu yang cukup lama demi mencapai

tujuannya.

Berdasarkan aspek aspek motivasi

menurut para ahli diatas, maka dalam

penelitian ini aspek aspek motivasi kerja

yang digunakan adalah aspek aspek motivasi

kerja menurut George dan Jones (2005,p15-

176) yaitu aspek perilaku, usaha dan

kegigihan

Page 16: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

16

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Motivasi Kerja

Menurut Sedarmayanti (2005),

Motivasi dipengaruhi berbagai faktor, baik

yang bersifat internal maupun eksternal.

Yang termasuk dalam faktor internal adalah:

persepsi seseorang mengenai diri sendiri,

harga diri, harapan pribadi, kebutuhan,

keinginan, kepuasan kerja, prestasi yang

dihasilkan, sedangkan faktor-faktor eksternal

yang turut mempengaruhi motivasi individu

antara lain: jenis dan sifat pekerjaan,

kelompok kerja, organisasi tempat bekerja,

situasi lingkungan pada umumnya, sistem

imbalan yang berlaku dan cara

penerapannya, interaksi positif antara kedua

kelompok faktor tersebut pada umumnya

menghasilkan tingkat motivasi yang tinggi.

Menurut Gomes (2003), terdapat dua fakor

yang mempengaruhi motivasi kerja yaitu :

faktor faktor yang melibatkan individu

seperti ; kebutuhan, tujuan dan kemampuan.

Sedangkan faktor kedua yaitu faktor-faktor

yang melibatkan organisasional seperti :

pembayaran gaji,keamanan kerja (job

security), hubungan sesama,supervisi,pujian

dan pekerjaan itu sendiri.

Mangkunegara (2005:74)

mengemukakan bahwa faktor yang

mempengaruhi motivasi kerja karyawan

yaitu : perbedaan karakteristik individu

meliputi ; kebutuhan,minat,sikap dan

nilai.perbedaan karakteristik pekerjaan, hal

ini berhubungan dengan persyaratan jabatan

untuk setiap pekerjaan,yang menuntut

penempatan pekerjaan sesuai dengan bidang

keahliannya. Perbedaan karakteristik

organisasi (lingkungan kerja) yang meliputi:

peraturan kerja, iklim organisasi, dan budaya

yang disepakati.

Dalam penelitian ini sebagai faktor

yang mempengaruhi motivasi kerja adalah

job security

1. Pengertian Job Security

De Witte dan Nashwall (2003)

membedakan pengertian Job Security kedalam

dua pengertian, yaitu persepsi individu tentang

kelangsungan pekerjaan yang dimiliki (Job

Security Subyektif) dan bentuk dari pekerjaan

yang sifatnya tidak sementara seperti

pekerjaan tetap dan pekerjaan yang idak

berdasarkan kontrak tertentu (Jobsecurity

obyektif)

Kroemer dan Grandjean (2003)

mendefinisikan Job Security sebagai

intensitas kelanjutan pekerjaan atau

kebalikannya dari ancaman pengangguran,

dalam pengertian ini job security merupakan

kepastian terhadap pekerjaan indvidu dimasa

depan yang berlangsung dalam waktu yang

lama (Sverke, et al., 2002), disisi lain Job

security merupakan tingkat keyakinan individu

agar memilki pekerjaan, posisi, jabatan dalam

organisasi (Oldham, et al.,1986) sejalan

dengan hal tersebut diatas menurut Munandar

(2001),individu yang memiliki job security

adalah individu yang merasa tidak terancam

Page 17: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

17

untuk kehilangan pekerjaan, dan yakin

pekerjaannya masih dibutuhkan organisasi.

Pendapat ahli lain yang

mengindentifikasikan job security adalah

perasaan takut terhadap hilangnya pekerjaan

yang dimiliki (De Witte & Nashwall,2003)

maupun yang dikemukakan oleh Kuhnertt

danVance (1992) job security diidentifikasikan

melalui keyakinan individu untuk

mempertahankan pekerjaan dalam waktu yang

tidak terbatas.

Dari beberapa pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa job security merupakan

persepsi atau keyakinan individu terhadap

berlangsungnya kesinambungan pekerjaan

yang dimiliki individu yang berkaitan dengan

posisi, jabatan dalam organisasi dalam waktu

yang lama.

2. Aspek-aspek Job Security

Menurut Probst (2002) terdapat dua

aspek dalam job security yaitu keberlanjutan

pekerjaan dan kestabilan isi atau muatan

pekerjaan

a. Keberlanjutan pekerjaan adalah keamanan

dalam pekerjaan sekarang dan dimasa

yang akan datang dengan

mempertimbangkan kelangsungan

pekerjaannya.

b. Kestabilan isi atau muatan pekerjaan adalah

persepsi pekerja tentang terjaminnya isi

atau muatan pekerjaan dimasa datang

dibandingkan dengan keadaan sekarang

Oldham, et al.(1986) mengemukakan

ada dua aspek dalam job security, yaitu

Tingkat keyakinan individu terhadap

kontinuitas pekerjaan dan tingkat keyakinan

individu terhadap organisasi untuk tetap

memberikan posisi dalam organisasi.

a. Tingkat keyakinan individu terhadap

kontinuitas pekerjaan menunjukkan

seberapa keyakinan pekerja atas

keberlanjutan pekerjaannya di masa

datang.

b. Tingkat keyakinan individu terhadap

organisasi untuk tetap memberikan

posisi dalam organisasi menunjukkan

seberapa keyakinan pekerja atas posisi

yang diduduki sekarang dimasa yang

akan datang.

Amstrong-Stassen (2005) juga mengukur job

security berdasarkan dua aspek, yaitu :

a. Ancaman terhadap hilangnya pekerjaan

yang dimiliki

Individu memiliki kekhawatiran

hilangnya pekerjaan yang dimiliki

b. Perasaan tidak berdaya untuk

mengubah kondisi yang mengancam

individu

tidak memiliki daya untuk

menghilangkan atau mengubah kondisi

yang menimbulkan ketidakamanan

pada diri berkaitan dengan

kelangsungan pekerjaannya dalam

organisasi.

Page 18: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

18

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Terdapat pengaruh langsung dan

signifikan antara motivasi kerja

terhadap komitmen organisasi pada PT.

Wahana Ottomitra Multiartha Finance

Jakarta.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan

antara job security terhadap komitmen

organisasi dengan motivasi kerja

sebagai mediator pada karyawan PT.

Wahana Ottomitra Multiartha Finance

Jakarta.

B. Pembahasan

Pengujian hipotesis Pertama telah

membuktikan bahwa terdapat pengaruh

langsung dan signifikan motivasi kerja

terhadap komitmen organisasi. Hal ini

sesuai dengan studi yang dilakukan oleh

beberapa peneliti yang menunjukkan

adanya hubungan yang signifikan antara

motivasi kerja terhadap komitmen

organisasi, dalam hal ini karyawan yang

memiliki komitmen yang tinggi memiliki

kedekatan emosional yang erat erhadap

organisasi. Hal ini berarti bahwa individu

tersebut akan memiliki motivasi dan

keinginan untuk berkontribusi secara

berarti terhadap organisasi (Meyer &

Herscovitch (dalam Coetzee,2005)

Pengujian hipotesis kedua telah

membuktikan bahwa pengaruh signifikan

antara job security terhadap komitmen

organisasi dengan motivasi kerja sebagai

mediator. Hal ini senada dengan pendapat

Maslow dan Multimen (dalam

Notosoedirdjo & Latiput,2005:28)

menyatakan bahwa mental yang sehat

ditandai dengan adanya rasa aman dalam

bekerja yang memadai. Kegagalan

memperoleh rasa aman berakibat pada

timbulnya job insecurity pada diri

karyawan sehingga menimbulkan masalah

psikologis karyawan, begitu juga akan

berdampak pada komitmen organisasi

yang dimiliki karyawan, individu

merasakan kurang memiliki dorongan

semangat atau motivasi dalam bekerja

yang akan berpengaruh terhadap

komitmen karyawan dalam organisasi, hal

tersebut menimbulkan kerugian pada

organisasi jika dampak tersebut terjadi

pada karyawan.

C. Saran

Setelah penulis melakukan penelitian,

melakukan analisis data dan pada

akhirnya menarik kesimpulan untuk

penelitian ini, maka ada beberapa saran

yang dapat diberikan yaitu :

1. Saran Teoritis

a. Untuk pengembangan penelitian

selanjutnya disarankan untuk

menambah jumlah variabel

independen seperti kepemimpinan,

Page 19: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

19

pengembangan karir,lingkungan

kerja,etika kerja, kompetensi,

kompensasi dan variabel variabel

lainnya yang diduga mempengaruhi

komitmen organisasi

b. Disarankan juga untuk

menggunakan metode analisis lain

yang bisa menambah atau

mendapatkan hasil penelitian yang

lebih akurat seperti Structural

Equation Model (SEM) dan Lisrel.

2. Saran Praktis

a. Bagi Managemen disarankan untuk

selalu memberikan penjelasan kepada

karyawan mengenai kebijakan

kebijakan perusahaan sehingga

memberikan rasa aman kepada

karyawan untuk melakukan pekerjaan

b. Memotivasi karyawan dengan

menghargai ide ide baru karyawan,

membina hubungan sosial yang erat

serta menjelaskan peran karyawan

terhadap perusahaan agar tetap

bekerja semaksimal mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P. (2006). Psikologi kerja. Jakarta:

PT. Rineka Cipta

Anonymous, 2006. “At glance Herzberg’s two

factor theory” The bussiness

communicator, vol 6 pp 10-7

Armstrong, M. (1999). The art of HRD:

Human resource management (Vol 2)

London: Crest publishing house.

Berry, L.M. (1998) Psychology at work: An

introduction to industrial and

organizational psychology. McGraw

Hill International Edition. New York

Arief, L., Tanjung, H. (2003). Manajemen

motivasi. Jakarta : Grasindo

Armstrong & Stassen, M. (2005). Coping with

downsizing: A comparison of

executive-level and middle managers.

International Journal of Stress

Management. 12 (2), 117-141

Carmeli, Abraham, & Gefen,D. (2005) “The

relationship between work

commitment models and umployee

withdrawal intentions”.Journal of

mangerial psychology,20(2)63-86.

http://www.emeraldinsight.com/researc

hregister.october 25, 2007

Carter, D. (2006). “Great Thinker: Frederick

Herzberg (1923-2000)” Training

Journal, Vol 64 pp 222-232.

Chughtai, Aamir, Ali & Sohail, Z. (2006)

“Antecedents and consequences of

organizational commitmen among

Pakistani among Pakistani University

teacher ”Applied H.R.M. Research,

2006, 11(1): 39-64.

http://applyhrm.asp.radford.edu/Chugh

tai.pdf.October 25, 2007.

Coetzee, M. (2005). Employee commitment.

University of Pretoria

etd.http://upetd.up.ac.za/thesis/availabl

e/etd-04132005130646/unrestricted/05

chapter5.pdf.November 27,2007.

De witte, H. & Nashwall, K (2003).

“Objective” vs “subjective” job

insecurity: Consequences of temporary

work for job satisfaction and

Page 20: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

20

organizational Commitment in four

European countries. Economicsand

Industrial Democracy, 24,149-188

Franklin, R., 2002. Human motivation. USA.

Wadsworth

George, J.M.,& Jones, G.R., (2005). Essential

of managing organizational behavior,

4th ed.., New jersey: upper saddle river

Gibson, Ivancevich & Donelly, 1997.

Organisasi, perilaku, struktur, proses :

Terjemahan. Jakarta.Binarupa Aksara.

Gomez. F.C, 2003. Manajemen sumber daya

manusia. Terjemahan, Yogyakarta:

Andi offset.

Griffin, J, 2003. Customer loyality. Jakarta :

Penerbit Erlangga.

Hasibuan, M. S. P. 2011. Manajemen sumber

daya manusia, Edisi revisi, Cetakan

kesebelas, Penerbit bumi aksara,

Jakarta.

Knight, Anna, J. & Kennedy, B.J. 2005.

“Psychological contract violation :

impact on job satisfaction and

organizational commitmen among

australian senior public servants”.

Applied H.R.M. Research,10 (2) : 57-

72. http://

applyhrm.asp.radford.edu/volume%20

10/MS%2010(2)%20knight

s.pdf.october2, 2007

Kroemer, K.H.E., & Grandjean, E. (2003).

Fitting the task to the human: A

textbook

Of occupational ergonomics(3rd ed.).

London. Taylor & Francis Ltd.

Kuhnert, K. W., & Vance, R. J. (1992). Job

insecurity and modertaors of the

relationbetween job insecurity and

employee adjustment. Dalam J. C.

Quick, L.R. Murphy, & J. J. Hurrell,

Jr. (Eds.), Stress and well-being at

work (pp. 48-63). Washington, DC:

American Psychological Association.

Kuncono, (2004). Analisis butir. Badan

Penerbit dan Publikasi Yayasan

Administrasi Indonesia. Jakarta

Laka, Minakgomo, R. & Mathebula. 2006,

Modelling the ratlationship between

organizational commitment, leadership

style, Human Resources

managementpractices and

organizational Trust, Disertasi

Philosophia Doctor, Faculty of

economic and management sciences,

University of pretoria

Luthans, S. P, (2001). Organization behavior

(Ninth edition). NewYork: McGraw

Hill

Luthans, F. (2006). Perilaku organisasi, Edisi

10. Penerbit Andi, Yogyakarta

Luthans, F. (2008). Organizational behavior.

New York: McGraw Hil

Mathieu, J. E.,& Zajac, D.M., (1990). Areview

and meta-analysis of the antecedents,

correlates and consequences of

organizational commitment.

Psychological Bulletin, 108. 171-188

Mangkunegara, A.P. 2005. Perilaku dan

budaya organisasi. Bandung. Refika

Aditama.

Meyer, J. P. Allen, N.J., & Smith, C.A.

(1993). Commitment to organizations

and occupations: Extention and test of

a three-component conceptualization.

Journal of Applied Psychology, 78(4),

538-551

Meyer, J. P., & Allen, N.J. 1997 Commitment

in the work place theory, research

Aplication Sage Publication: London.

Page 21: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

21

Munandar, A.S. (2001). Psikologi industri dan

organisasi. Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia

Newstrom, J.W. & Davis, K. (1997).

Organizational behavior: Human

behavior at work (10th ed)

NewYork.McGraw Hill

Notosoedirjo, Moeloyono & Latiput. (2005).

Kesehatan mental konsep dan

Penerapan. Malang:UMM Press

Oldham, G. R., Kulik, C. T., Stepina, L. P.,

& Ambrose, M. L. (1986). Relations

Between situtional factors and the

comparative referents used by

employees. Academy of Management

Journal, 29, 599-608

Probst, T. M. (2000). Wedded to the job:

Moderating Effects of job involvement

on the consequences of job security.

Journal of Occupational Psychology, 5,

63-73

Probst, T. M. (2002a). Layoffs and trade off:

production, quality, and safety

demands Under the threat of job

loss.Journal of Occupational

Psychology. 7, 211-220.

Probst, T. M. (2002b). The impact of job

insecurity on employee work

attitudes, Job adaptation, and

organizational behaviors. Dalam J.M,

Brett, & F. Drasgow. The psychology

of work: Theoritically based empirical

Research (pp. 141-168). New Jersey:

Lawrence Erlbaum Associates

Probst, T. M. (2003a, september). Exploring

employee outcome of organizational

Restructuring: A solomon four-group

study.Group & Organization

Management, 28(3), 416-439)

Probst, T. M (2003b). Development and

validation of the Job Security Index

and the Job Security Satisfaction Scale:

A Classical test theory and IRT

approach.

Journal of Occupational and

Organizational Psychology, 76, 451-

467.

Probst, T. M. (2004). Job insecurity:

Exploring a new threat to

employee safety.

Dalam J. Barling, & M. Frone (Eds),

Psychology of workplace safety (pp.

63-80). Washington, D: American

Psychological Association.

Probst, T. M. (2005a). Economic stressors.

Dalam J. Barling, K. Kelloway, &

M.Frone (Eds), Handbook of work

stress (pp.267-297). Thousand Oaks,

CA Sage Publication, Inc

Probst, T. M. (2005b). Countering the

negative effects of job insecurity

through

Participative decision making:

Lessons from the deman-control

model Journal of Accupational health

Psychology, 10(4). 320-329

Probst, T. M., & Brubaker, T.L. (2001). The

effects of job insecurity on employee

safety outcomes: Cross-sectional and

Longitudinal explorations. Journal of

Occupational Health Psychology, 6,

139-159

Robbins, S. P. (2001). Psikologi organisasi.

Edisi Kedelapan, Jakarta:

Prenhallindo

Sedarmayanti, 2005. Manajemen sumberdaya

manusia. Reformasi birokrasi dan

manajemen PNS, ed 1, Bandung:

Refika Aditama.

Sopiah, 2008, Perilaku organisasional.

Edisi Kesatu, Yogyakarta: Penerbit

Andi

Page 22: PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI …karyailmiah.upi-yai.ac.id/files/pdf/20181129145414.pdf · PENGARUH JOB SECURITY TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MOTIVASI

22

Steers, R.M., & Porter, L.W. (1991).

Motivation wor behavior 5th ed.

NewYork: McGraw Hill Inc.

Suwardi, U,J. (2011). Pengaruh motivasi

kerja, kepuasan kerja, & komitmen

organisasional terhadap kinerja

pegawai (Studi pada pegawai setda

kabupaten pati), Jurnal Analisis

Manajemen, Volume 5, No.1: 2011

Sverke, M., Hellgren, J., & Nashwall, K

(2002). No security: A Meta-analysis

and review of job insecurity and its

consequences. Journal of Occupational

HealthPsychology, 7(3), 242-264.

Temaluru, J. (2001) Hubungan antara

komitmen terhadap organisasi dan

faktor faktor demografis dengan

kepuasan kerja karyawan, dalam

pengembangan kualitas SDM dari

perspektif PIO, Jurnal psikologi

indonesia, Volume8, No. 449-

473Jakarta

Terry. R.G. (2003). Prinsip prinsip

manajemen. Terjemahan J. Smith.

D.F.M, Jakarta: Bumi aksara

Van Dick, R., Ullrich, J., & Tissington, P. A.

(2004). Working under a black

cloud: How to sustain organizational

identification after a merger

(RP04419). Birmingham, United

Kingdom: Aston Business School,

Aston Academy for Research in

Management

Yunanti, Y.D., & Prabowo, S. (2014).

Komitmen organisasi ditinjau dari job

insecurity pada karyawan outsourcing.

Psikodimensia, Volume 13, No.1: 37-

46, Januari-Juni 2014

Yuwono, I., Suhariandi, Fendi, Fajrianti,

Muhamamad, S., Budi, Septarini, G. &

Berlian. 2005. Psikologi industri &

organisasi. Surabaya: Fakultas

Psikologi Universitas Airlangga.