pengaruh faktor pelayanan, sosial, lokasi dan agama terhadap preferensi...
TRANSCRIPT
PENGARUH FAKTOR PELAYANAN, SOSIAL, LOKASI DAN AGAMA
TERHADAP PREFERENSI PEDAGANG PASAR PARUNG DALAM
MEMILIH SUMBER PERMODALAN DI LEMBAGA KEUANGAN
SYARIAH TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
ZAZKIA AMANDA AZZAHRA
NIM. 1111046100029
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015
ii
PENGARUH FAKTOR PELAYANAN, SOSIAL, LOKASI DAN
AGAMA TERHADAP PREFERENSI PEDAGANG PASAR
PARUNG DALAM MEMILIH SUMBER PERMODALAN DI
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
Zazkia Amanda Azzahra
NIM. 1111046100029
Di bawah bimbingan:
Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
iii
JAKARTA
1436 H/2015
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Faktor Pelayanan, Sosial, Lokasidan
Agamaterhadap Preferensi Pedagang Pasar Parung dalam Memilih Sumber
Permodalan di Lembaga Keuangan Syariah Tahun 2015” telah diujikan dalam sidang
Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
Selasa, 29 September 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam).
Jakarta, Oktober 2015
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum
Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A.
NIP. 19691216 199603 1 001
PANITIA SIDANG:
Ketua : AM. Hasan Ali, M.A.
(………………………….)
NIP. 19751201 200501 1 005
Sekretaris : Abdurrauf, Lc., M.A.
(………………………….)
NIP. 19731215 200501 1 002
iv
Penguji II : Dr. Syahrul A‟dham, M.Ag
(………………………….)
NIP. 19730504 200003 1 002
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam tulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakata.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, September
2015
v
ABSTRAK
Zazkia Amanda Azzahra (1111046100029). Pengaruh Faktor Pelayanan, Sosial,
Lokasi dan Agama terhadap Preferensi Pedagang Pasar Parung dalam Memilih
Sumber Permodalan di Lembaga Keuangan Syariah Tahun 2015. Skripsi S1
Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436 H/2015 M.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah faktor pelayanan, sosial, lokasi
dan agama mempengaruhi preferensi pedagang pasar Parung dalam memilih sumber
permodalan di lembaga keuangan syariah dan berapa besar pengaruh faktor
pelayanan, faktor sosial, faktor lokasi dan faktor agama terhadap preferensi.
Penelitian ini dilakukan terhadap 80 pedagang pasar Parung. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dimana penulis
menyebarkan kuesioner menggunakan metode Non Probability Sampling dan
menggunakan rumus Solvin dalam teknik pengambilan sampel. Uji statistik yang
digunakan di dalam penelitian ini adalah uji regresi linear berganda untuk menguji
pengaruh antara variabel faktor pelayanan, faktor sosial, faktor lokasi dan faktor
agama terhadap preferensi pedagang.
Hasil penelitian berdasarkan analisis terhadap kuesioner menunjukkan bahwa
secara pasrial variabel pelayanan, sosial dan lokasi memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap preferensi di lembaga keuangan syariah, sedangkan variabel
agama tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap preferensi di lembaga
keuangan syariah. Angka koefisien korelasi yang dihasilkan adalah 60% dan angka
koefisen determinasi yang dihasilkan adalah 32.6% yang berarti variabel independen
kurang dapat menjelaskan varians dari variabel dependen, dan sisanya dipengaruhi
oleh variabel lain diluar penelitian ini.
Kata Kunci: Preferensi, Pedagang, Pelayanan, Sosial, Lokasi, Agama
Pembimbing: Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si
Daftar Pustaka: Tahun 1996 s.d Tahun 2015
vi
KATA PENGANTAR
“Bismillahirrahmanirrahim”
Alhamdulillahirabbil„alamin segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT,
Tuhan Semesta Alam, yang telah memberikan banyak nikmat serta karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga
senantiasa selalu tercurah kepada Junjungan Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, sahabatnya, serta seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
banyak membantu baik dalam bentuk doa dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
Maka dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih banyak
kepada:
1. Ummi dan Buya tersayang, dengan semangat dan doa tulusnya,
terimakasih banyak telah bersedia menjadi tempat keluh-kesah dalam
penulisan skripsi ini, terimakasih untuk cinta dan kasih sayang kalian.
2. Adik-adik ku Nadya, Zikri, Fikri, dan Najla. Ciee, akhirnya skripsi kakak
mu selesai!
3. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
4. Bapak AM. Hasan Ali, M.A dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA selaku Ketua
Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Muamalat (Perbankan
Syariah) Fakultas Syariah dan Hukum.
5. Bapak Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi
penulis, yang memberikan arahan sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan.
6. Bapak Abdul Malik MM.dan Bapak Syahrul A‟dham M.Ag, selaku
Penguji Skripsi penulis yang banyak memberikan masukan dalam
perbaikan skripsi ini.
7. Kepada seluruh dosen dan civitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum
yang telah memberikan banyak bimbingan dan ilmu nya selama masa
perkuliahan.
8. Kepada Ketua Pengelola Pasar Parung yang telah bersedia memberikan
sumber data untuk penelitian ini.
9. Nenek ku, Almh. Jidah Haniefah dan Nekmi Sa‟adah Idris, terimakasih
banyak atas doa nya, sehat selalu ya nekmi.
10. Saudariku, Calon Istri Solehah. Eka, Diah, Tonah, Resti dan Windy.
Semoga kita semua cepat mendapatkan suami soleh dan menjadi istri yang
solehah ya.
11. Untuk semua teman-teman Perbankan Syariah 2011, terutama teman-
teman Perbankan Syariah A. Teman seperjuangan, teman canda dan tawa
selama 4 tahun ini. See you on top guys!
viii
12. Keluarga Dewaruci yang selalu bikin kangen, tetep jaga silaturahim kita
ya, kapan-kapan nginep di cigudeg yuk! hehe.
13. Terimakasih banyaaak Dhea dan Chika yang diganggu buat nanya-nanya
skripsi, jawaban dari kalian benar-benar sangat membantu! Rifa, Hani,
Binje, Mbak Era, terimakasih buat kebersamaannya selama 4 tahun ini,
keep in touch ya.
14. Terimakasih untuk responden/pedagang pasar Parung yang bersedia
meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner.
15. Terimakasih untuk jodohku. Kita pasti sama-sama saling mendoakan kan?
Semoga kita cepat dipertemukan di waktu yang tepat ya.
16. Terimakasih untuk semua keluarga, teman, dan saudara-saudara yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah membantu dan
memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu penulis memohon maaf dan semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pembacanya.
Jakarta, September 2015
Zazkia Amanda Azzahra
ix
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan .................................................................................................. ii
Lembar Pengesahan Panitia Ujian ............................................................................ iii
Lembar Pernyataan.................................................................................................... iv
Abstrak ...................................................................................................................... v
Kata Pengantar .......................................................................................................... vi
Daftar Isi ................................................................................................................... ix
Daftar Tabel ............................................................................................................. xiii
Daftar Gambar .......................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ....................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................................... 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 6
E. Review Studi Terdahulu ............................................................................... 7
F. Kerangka Konsep ......................................................................................... 10
G. Sistematika Penulisan .................................................................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pelayanan, Sosial, Lokasi, Agama ................................................................ 12
B. Preferensi
x
1. Pengertian Preferensi ............................................................................. 16
2. Perilaku Konsumen ................................................................................ 18
C. Modal
1. Pengertian Modal ................................................................................... 22
2. Macam-macam Modal ........................................................................... 22
D. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan .......................................................................... 26
2. Tujuan Pembiayaan ................................................................................ 27
3. Jenis Pembiayaan ................................................................................... 28
4. Prinsip Dasar Analisis Pembiayaan ....................................................... 29
E. Lembaga Keuangan Syariah
1. Pengertian Lembaga Keuangan Syariah ................................................ 30
2. Lembaga Keuangan Syariah Bank dan Bukan Bank ............................. 31
3. Prinsip-prinsip Lembaga Keuangan Syariah .......................................... 33
F. Variabel ........................................................................................................ 35
G. Hipotesis ....................................................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian .......................................................................................... 38
B. Metode Pengumpulan Data
1. Jenis Penelitian dan Sumber Data .......................................................... 38
2. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 40
C. Populasi dan Sampel Objek Penelitian ........................................................ 40
D. Variabel Penelitian
xi
1. Variabel Terikat ..................................................................................... 43
2. Varabel Bebas ........................................................................................ 43
E. Definisi Operasional ..................................................................................... 44
F. Hipotesis ....................................................................................................... 45
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................. 46
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 47
3. Uji Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ................................ 49
4. Uji Hipotesis ........................................................................................... 51
5. Uji Analisis Regresi Linear Berganda .................................................... 52
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Lembaga Keuangan Syariah di Parung ........................................................ 54
B. Gambaran Umum Pasar Parung .................................................................... 54
C. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ............................................. 57
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Profil Responden ..................................................................................... 59
2. Data Hasil Responden ............................................................................ 65
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas .................................................................................. 74
b. Uji Multikolinearitas ........................................................................ 77
c. Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 78
4. Uji Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
a. Uji Koefisien Korelasi (R) ............................................................... 79
b. Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................................ 80
xii
5. Uji Hipotesis
a. Uji F (Simultan) ............................................................................... 81
b. Uji T (Parsial) ................................................................................... 82
6. Uji Analisis Regresi Linear Berganda .................................................... 85
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 88
B. Saran ............................................................................................................. 89
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 91
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Review Studi Terdahulu...................................................................... 7
Tabel 3.1 Skala Likert ......................................................................................... 42
Tabel 3.2 Definisi Operasional ........................................................................... 44
Tabel 3.3 Ketentuan Koefisien Korelasi ............................................................. 50
Tabel 4.1 Jumlah Pedagang Pasar Parung........................................................... 55
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas ............................................................................... 57
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 58
Tabel 4.4 Analisis Deskriptif Variabel Pelayanan .............................................. 66
Tabel 4.5 Analisis Deskriptif Variabel Sosial ..................................................... 67
Tabel 4.6 Analisis Deskriptif Variabel Lokasi .................................................... 69
Tabel 4.7 Analisis Deskriptif Variabel Agama ................................................... 70
Tabel 4.8 Analisis Deskriptif Variabel Preferensi .............................................. 72
Tabel 4.9 Kolmogorof-Smirnov Test ................................................................. 76
Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas................................................................ 77
Tabel 4. 11 Hasil Uji Koefisien Korelasi ........................................................... 79
Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 80
Tabel 4.13 Hasil Uji F Hitung ............................................................................ 81
Tabel 4.14 Hasil Uji T hitung ............................................................................ 82
Tabel 4.15 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda .................................... 85
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 10
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pasar Parung .................................................... 56
Gambar 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 59
Gambar 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Status Marital ............................ 60
Gambar 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .................. 60
Gambar 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Usaha ............................... 61
Gambar 4.6 Identitas Responden Berdasarkan Lama Usaha .............................. 62
Gambar 4.7 Identitas Responden Berdasarkan Rata-rata Pendapatan Usaha ..... 63
Gambar 4.8 Identitas Responden Berdasarkan Sumber Awal Permodalan ........ 64
Gambar 4.9 Lembaga Keuangan Syariah Yang Dipilih ..................................... 65
Gambar 4.10 Normal P-Plot (Uji Normalitas) .................................................... 75
Gambar 4.11 Scatterplot (Uji Heteroskedastisitas) ............................................. 77
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Output SPSS Regresi Logistik
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar merupakan tempat terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli untuk
menentukan kesepakatan harga dalam rangka pertukaran barang atau jasa. Pasar
termasuk salah satu lembaga yang paling penting dalam institusi ekonomi karena
dapat menggerakkan kehidupan ekonomi masyarakat. Saat ini pasar menjadi pusat
perhatian dari pemerintah karena memiliki peranan penting terhadap pertumbuhan
ekonomi. Berfungsinya lembaga pasar sebagai institusi ekonomi tidak terlepas dari
aktivitas yang dilakukan oleh penjual dan pembeli. Kedua pelaku ekonomi tersebut
harus saling bekerjasama, karena pasar tidak akan terbentuk jika tidak ada penjual
dan pembeli.1
Melemahnya perkonomian yang terjadi saat ini tidak hanya menimbulkan
dampak makro saja, tetapi juga menimbulkan dampak mikro seperti para pengusaha
kecil yang bergerak dalam sektor perdagangan. Terlebih lagi dengan lemahnya
perkonomian global yang terjadi akan semakin mematikan para pengusaha atau
pedagang kecil karena akan lebih sulit lagi mendapatkan tambahan modal untuk
1 Heru Nugroho, Uang, Rentenir, dan Hutang Piutang di Jawa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2001), h. 30.
2
meningkatkan usaha mereka. Padahal sekarang ini perkembangan usaha kecil
mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan perekonomian secara
nasional bahkan dunia. Pasar tidak hanya dilihat sebagai suatu variabel ekonomi yang
dinamikanya mempengaruhi tingkat kinerja ekonomi tetapi juga dilihat sebagai suatu
kompleks kehidupan sosial yang didalamnya terdapat berbagai peran, interaksi, dan
konflik yang keseluruhan dinamikanya menentukan bentuk dan struktur dari suatu
pasar.2
Dalam melakukan kegiatan ekonomi, pedagang mempunyai berbagai
pertimbangan. Pertimbangan pedagang tersebut adalah ketika menentukan pilihan
konsumsi maupun penentuan sumber permodalan yang digunakan untuk memenuhi
faktor produksinya. Sumber permodalan bagi pedagang diperlukan untuk menunjang
kelancaran dalam penyediaan barang-barang dagangannya, karena salah satu faktor
pendukung yang dibutuhkan seorang pedagang dalam membangun sebuah usaha
adalah dana atau yang dikenal dengan modal.
Modal usaha mutlak diperlukan untuk melakukan kegiatan usaha. Namun
permasalahan umum yang sering dijumpai adalah keterbatasan modal itu sendiri.
Keterbatasan modal akan membatasi ruang gerak pedagang kecil dalam menjalankan
serta meningkatkan usahanya. Dengan kepemilikan modal yang terbatas para
pedagang kecil sulit untuk mengembangkan usahanya. Modal usaha dapat diperoleh
dari dua sumber yaitu modal sendiri dan modal dari luar antara lain adalah lembaga-
2
D.T Kartono, Pasar Modal Tradisional: Analisis Sosiologi Ekonomi Terhadap Rentenir,
Vol. 17.
3
lembaga keuangan yaitu lembaga keuangan syariah dan lembaga keuangan non
syariah.
Lembaga keuangan tersebut saat ini banyak memberikan akses-akses yang
menawarkan program kredit dan strategi pembiayaan lainnya. Kehadiran lembaga
keuangan inilah yang memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian,
dimana uang dari individu investor dikumpulkan dalam bentuk tabungan sehingga
resiko dari para investor ini beralih pada lembaga yang kemudian menyalurkan dana
tersebut dalam bentuk pinjaman utang kepada yang membutuhkan, ini merupakan
tujuan utama dari lembaga penyimpanan dana untuk menghasilkan pendapatan.
Lembaga keuangan informal dengan fungsi yang sama juga menyalurkan dana
kepada konsumen yang membutuhkan.
Lembaga keuangan syariah merupakan salah satu instrumen yang digunakan
untuk mengatur aturan-aturan ekonomi Islam. Lembaga keuangan syariah didalamnya
termasuk Bank Syariah, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, Koperasi Syariah, Baitul
Maal wat Tamwil dan sebagainya. Sebagai bagian dari sistem ekonomi, lembaga
tersebut merupakan bagian dari keseluruhan sosial. Oleh karena itu, keberadaannya
harus dipandang dalam konteks keseluruhan masyarakat serta nilai-nilai yang berlaku
dalam masyarakat yang bersangkutan. Lembaga keuangan syariah sebagai bagian dari
sistem ekonomi syariah dalam menjalankan bisnis dan usaha tidak terlepas dari
saringan syariah. Lembaga keuangan syariah juga tidak akan membiayai usaha-usaha
yang didalamnya terkandung hal-hal yang diharamkan serta dengan adanya lembaga
4
keuangan syariah diharapkan dapat mengatasi atau mengurangi praktek bank ilegal
(rentenir) di tengah-tengah masyarakat khususnya pedagang pasar Parung dimana
responden dalam penelitian ini adalah pedagang pasar Parung.
Dengan berbagai macam akses lembaga pembiayaan syariah sekarang ini
dengan segala kelemahan dan kelebihan yang ada tentu menjadi pertimbangan
tersendiri bagi pedagang dalam menentukan pilihannya. Pemberian pinjaman modal
usaha dari lembaga keuangan syariah tersebut bersifat sementara sebagai dorongan
untuk melakukan kegiatan produksi sehingga dapat meningkatkan pendapatan usaha
kecil. Dengan meningkatnya pendapatan maka kesejahteraan dan keadilan
masyarakat diharapkan dapat terwujud.
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk
meneliti tentang “Pengaruh Faktor Pelayanan, Sosial, Lokasi dan Agama
terhadap Preferensi Pedagang Pasar Parung dalam Memilih Sumber
Permodalan di Lembaga Keuangan Syariah Tahun 2015”
B. Identifikasi Masalah
1. Apakah faktor pelayanan berpengaruh terhadap preferensi pedagang pasar
Parung dalam memilih sumber pemodalan di lembaga keuangan syariah?
2. Apakah faktor sosial berpengaruh terhadap preferensi pedagang pasar
Parung dalam memilih sumber permodalan di lembaga keuangan syariah?
5
3. Apakah faktor lokasi berpengaruh terhadap preferensi pedagang pasar
Parung dalam memilih sumber permodalan di lembaga keuangan syariah?
4. Apakah faktor agama berpengaruh terhadap preferensi pedagang pasar
Parung dalam memilih sumber permodalan di lembaga keuangan syariah?
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, penulis melakukan
pembatasan masalah dalam penelitian ini agar penulisan skripsi lebih terfokus,
pembatasan masalah pada penelitian ini yaitu:
1. Penelitian ini hanya menganalisis pedagang pasar Parung yang pernah
memilih sumber permodalan di lembaga keuangan syariah.
2. Penulis memokuskan kepada beberapa hal yang mempengaruhi preferensi
pedagang pasar parung dalam memilih sumber permodalan di lembaga
keuangan syariah.
Adapun perumusan masalahnya adalah:
1. Apakah faktor pelayanan, sosial, lokasi dan agama mempengaruhi
preferensi pedagang pasar Parung dalam memilih sumber permodalan di
lembaga keuangan syariah?
2. Berapa besar pengaruh faktor pelayanan, faktor sosial, faktor lokasi dan
faktor agama terhadap preferensi pedagang pasar Parung dalam memilih
sumber permodalan di lembaga keuangan syariah?
6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah:
1. Menganalisis apakah faktor pelayanan, sosial, lokasi dan agama
mempengaruhi preferensi pedagang pasar Parung dalam memilih sumber
permodalan di lembaga keuangan syariah
2. Untuk menjelaskan seberapa besar pengaruh faktor pelayanan, faktor
sosial, faktor lokasi, dan faktor agama terhadap preferensi pedagang pasar
Parung dalam memilih sumber permodalan di lembaga keuangan syariah.
Manfaat dari penelitian ini diantaranya adalah:
1. Bagi akademik, semoga hasil dari penelitian ini dapat menjadi referensi
pembelajaran dimasa yang akan datang.
2. Penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan pemahaman bagi
pedagang atau masyarakat bahwa dalam memenuhi modal usaha, mereka
dapat meminjam di lembaga keuangan syariah sehingga usaha mereka
dapat berkembang.
3. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa buku
bacaan perpustakaan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, khususnya di Fakultas Syariah dan Hukum Program
Studi Muamalat.
7
E. Review Studi Terdahulu
Tabel 1.1
Penelitian:
Yuliyana, Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2011.
Judul:
“Preferensi Masyarakat Terhadap Pinjaman Pada
Rentenir dan Perbankan Syariah” (Studi Pada
Masyarakat Martapura)
Ringkasan:
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif-
deskriptif dimana penulis meneliti tentang
pengetahuan masyarakat tentang rentenir dan
perbankan syariah serta faktor apa yang melatar-
belakangi masyarakat lebih memilih pinjaman pada
rentenir daripada perbankan syariah.
Perbedaan dengan penulis:
Perbedaanya adalah penulis menggunakan metode
kuantitatif analisis regresi linear berganda untuk
meneliti tentang pengaruh faktor pelayanan, sosial,
lokasi dan agama terhadap preferensi pedagang pasar
Parung yang memilih sumber permodalan di lembaga
keuangan syariah tanpa meneliti pengetahuan
masyarakat tentang rentenir.
8
Penelitian
Siti Aisyah, Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2013.
Judul:
“Preferensi UKM di Pasar Baru Cikarang dalam
Memilih Akses Pembiayaan”
Ringkasan:
Metode Penelitian ini adalah kuantitatif dengan
analisis faktor dimana penulis menganalisis faktor
apa saja yang mempengaruhi preferesi UKM dalam
memilih akses pembiayaan baik di lembaga keuangan
syariah maupun konvensional. Serta lembaga apa
yang paling banyak diminati oleh pedagang.
Perbedaan dengan penulis:
Perbedaanya adalah penulis menggunakan metode
analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh
dari faktor pelayanan, sosial, lokasi dan agama
terhadap preferensi pedagang pasar Parung yang
memilih sumber permodalan di lembaga keuangan
syariah tanpa meneliti lembaga keuangan
konvensional.
Penelitian
Dinda Aisyah, Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2013
Judul:
“Pengaruh Tingkat Pengetahuan dan Preferensi
Pedagang Pasar Induk Kramat Jati Terhadap
Pembiayaan Lembaga Keuangan Syariah”
Ringkasan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
tingkat pengetahuan dan preferensi pedagang Pasar
Induk Kramat Jati terhadap pembiayaan di lembaga
9
keuangan syariah.
Perbedaan dengan penulis:
Perbedaanya adalah penulis meneliti tentang
pengaruh dari faktor pelayanan, sosial, lokasi dan
agama terhadap preferensi pedagang pasar Parung
yang memilih sumber permodalan di lembaga
keuangan syariah.
Penelitian:
Annisa, Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2014.
Judul:
“Preferensi Pedagang Pasar Tanah Abang Terhadap
Layanan Lembaga Keuangan Syariah”
Ringkasan:
Penelitian ini menggunakan metode regresi linear
sederhana untuk mengetahui preferensi pedagang
pasar Tanah Abang terhadap layanan di lembaga
keuangan syariah
Perbedaan dengan penulis:
Perbedaanya bahwa penulis menggunakan regresi
linear berganda untuk mengetahui pengaruh dari
faktor pelayanan, sosial, lokasi dan agama terhadap
preferensi pedagang pasar Parung yang memilih
sumber permodalan di lembaga keuangan syariah.
10
F. Kerangka Konsep
Gambar 1.1
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman Penulisan
Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah
dan Hukum tahun 2012. Untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan isi
penulisan dalam penelitian ini, penulis menguraikan secara singkat sebagai berikut:
Pelayanan
(X1)
Agama
(X4)
Sosial
(X2)
Lokasi
(X3)
Preferensi
(Y)
Uji Validitas
Uji Reliabilitas
Analisis Regresi
Berganda
Uji Asumsi Klasik
Interpretasi
11
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan tentang masalah-masalah yang akan diteliti,
yakni mengenai latar belakang masalah yang akan diteliti, identifikasi masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi
terdahulu, metode penelitian, kerangka konseptual dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Memuat tentang penjelasan secara singkat mengenai Preferensi, Perilaku
Konsumen, Modal, Pembiayaan, serta Lembaga Keuangan Syariah.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang ruang lingkup penelitian, ukuran sampel,
populasi penelitian serta metode penelitian yang digunakan untuk melakukan analisis.
BAB 1V ANALISIS HASIL PENELITIAN
Pada bab ini penulis membahas tentang temuan yang diperoleh dari hasil
penelitian menggunakan kuesioner yang kemudian dijelaskan secara deskriptif serta
hasil pengujian hipotesis yang disimpulkan dari angka-angka statistik yang diperoleh.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan tahap akhir dari penelitian skripsi yang berisikan
mengenai kesimpulan dan saran.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pelayanan, Sosial, Lokasi, dan Agama
1. Pelayanan
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau dengan mesin secara
fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia pengertian pelayanan adalah suatu usaha untuk membantu (mengurus)
apa yang diperlukan orang lain.1 Menurut Munir, pelayanan merupakan
serangkaian kegiatan yang merupakan suatu proses. Sebagai proses, pelayanan
berlangsung secara rutin dan berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan
orang dalam masyarakat.2
Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan
yang bersifat jasa. Perannya akan lebih besar dan bersifat menentukan manakala
dalam kegiatan-kegiatan jasa di masyarakat itu terdapat kompetisi dalam usaha
merebut pasaran atau langganan. Dengan adanya kompetisi seperti itu
1 www.kbbi.web.id, Diakses di Kamus Besar Bahasa Indonesia Online pada tanggal 30
September 2015.
2 Munir, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001).
13
menimbulkan dampak positif dalam organisasi perusahaan untuk bersaing dalam
pelaksanaan layanan melalui berbagai cara, teknik dan metode yang dapat
menarik lebih banyak orang menggunakan/ memakai jasa/ produk yang dihasilkan
oleh organisasi perusahaan.
Dengan pelayanan yang baik dan memuaskan, lembaga keuangan syariah
diharapkan dapat menjadi contoh dan dapat memperluas pangsa pasar ke
pedagang-pedagang yang masih menggunakan rentenir.
2. Sosial
Dalam kehidupan sosial, seorang individu dihadapkan dengan beragam
norma dan struktur sosial. Sebagai makhluk sosial, seorang individu tidak dapat
hidup seorang diri karena akan selalu dihadapkan oleh permasalahan yang
terkadang tidak mampu diatasi seorang diri. Artinya bahwa peranan sosial dalam
kehidupan manusia menjadi penting karena kerap kali seorang individu menaruh
harapan terhadap individu lainnya. Ketika individu berhubungan dengan individu
lain, berarti individu tersebut sedang berinteraksi. Interaksi sosial adalah
hubungan-hunungan sosial yang dinamis baik yang menyangkut antara orang
perseorangan, antara perseorangan dengan kelompok manusia maupun antara
kelompok dengan kelompok. Unsur pokok dari interaksi sosial adalah terjadinya
saling mempengaruhi dari dua orang atau dua kelompok yang saling berhubungan
kemudian terjadi perubahan-perubahan yang mampu menggoyahkan cara-cara
hidup yang telah ada.
14
Dengan adanya kehidupan sosial antar masyarakat, para pedagang yang
tadinya belum mengetahui lembaga keuangan syariah akhirnya mulai mencari
tahu lembaga keuangan syariah dan akhirnya dengan berbagai pertimbangan
mereka mengkonsumsi produk/jasa tersebut.
3. Lokasi
Lokasi adalah suatu tempat kedudukan perusahaan berada, selain
memperlihatkan karakterisitik dari kegiatan usahanya juga mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan suatu perusahaan. Pemilihan lokasi yang
strategis merupakan kerangka kerja yang perspektif bagi pengembangan suatu
kegiatan yang bersifat komersil. Semakin strategis lokasi suatu tempat perusahaan
berarti akan semakin besar peluang keuntungan yang akan diperoleh. Dengan
demikian, tujuan penentuan lokasi suatu tempat kedudukan perusahaan yaitu
untuk memperbedar keuntungan dan meraih pangsa pasar yang lebih luas.
Dengan pemilihan lokasi yang strategis, lembaga keuangan syariah dapat
dengan mudah untuk mempromosikan suatu produk/jasa kepada pedagang pasar
Parung guna memenuhi sumber permodalan mereka demi tercapainya
kesejahteraan dalam masyarakat.
4. Agama
Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh
sendi kehidupan manusia dan alam semesta. Ajaran Islam tidak hanya terbatas
15
pada masalah hubungan pribadi antara seorang individu dengan penciptanya,
namun mencakup pula masalah hubungan antar sesama manusia bahkan juga
hubungan antara manusia dengan makhluk lainnya termasuk dengan alam dan
lingkungan. Jadi, Islam adalah suatu cara hidup yang membimbing seluruh aspek
kehidupan manusia. Agama Islam memiliki tiga aspek utama, yakni:3
a. Aspek aqidah: Aspek akidah adalah aspek yang berhubungan dengan
masalah-masalah keimanan dan dasar-dasar agama. Akidah adalah ruh
bagi setiap orang yang apabila dipegang teguh akan memberikan
kehidupan yang baik bagi yang bersangkutan.
b. Aspek syariah: Syariah adalah peraturan dan hukum yang berisi
perintah dan larangan yang dibebankan oleh Allah S.W.T kepada
manusia. Penafsiran ulama terhadap syariat ini dinamakan fiqih.
Syariah terbagi menjadi dua yaitu ibadah dan muamalah, oleh karena
itu fiqih pun terbagi menjadi dua yaitu fiqih ibadah dan fiqh muamalat.
Hukum asal ibadah adalah segala sesuatu nya dilarang dikerjakan
kecuali yang ada petunjuknya di Al-Qur’an atau sunnah, hukum asal
muamalat adalah segala sesuatunya dibolehkan kecuali ada larangan
dalam Al-Qur’an.
c. Aspek akhlak: Akhlak adalah bagaimana perilaku seseorang terhadap
Allah dan juga terhadap sesama makhluk.
3 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2011), h. 3.
16
Dari uraian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa Islam adalah suatu
pandangan/cara hidup yang mengatur semua sisi kehidupan manusia, maka tidak ada
satu aspek kehidupan manusia yang terlepas dari ajaran Islam, termasuk aspek
ekonomi.
Ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-
masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.4 Ekonomi Islam
melarang adanya transaksi yang haram, riba, gharar, dan lain sebagainya. Namun
pemahaman dan pengetahuan masyarakat khususnya pedagang pasar Parung terhadap
ekonomi Islam termasuk didalamnya lembaga keuangan syariah masih kurang contoh
kecilnya adalah dengan masih banyaknya pedagang pasar parung yang menggunakan
rentenir sebagai sumber permodalan padahal mayoritas mereka beragama Islam.
Tetapi tidak sedikit pula pedagang pasar Parung yang belum memahami ekonomi
Islam karena ternyata banyak pula dari mereka yang menggunakan lembaga
keuangan syariah sebagai sumber permodalannya.
B. Preferensi
1. Pengertian Preferensi
Preferensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah 1) hak untuk
didahulukan dan diutamakan daripada yang lain; prioritas 2) pilihan;
kecenderungan; kesukaan. Preferensi adalah pilihan-pilihan yang dibuat oleh para
4 Muhammad Abdul Mannan, Islamic Economy: Theory and Practice (Yogyakarta: Dana
Bhakti Wakaf, 1993)
17
konsumen atas produk-produk yang dikonsumsi.5 Kekuatan preferensi konsumen
akan menentukan produk-produk apa yang mereka beli dari pendapatan mereka
yang terbatas dan juga permintaan untuk produk-produk.
Preferensi adalah pilihan-pilihan yang dibuat oleh para konsumen atas
produk-produk yang dikonsumsi. Kekuatan preferensi konsumen akan
menentukan produk-produk apa yang mereka beli dari pendapatan mereka yang
terbatas, dan juga permintaan (demand) untuk produk-produk.6
Preferensi juga diartikan sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh
seseorang terhadap suatu produk, barang, atau jasa yang dikonsumsi. Kotler
berpendapat bahwa preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari
berbagai pilihan produk jasa yang ada.7 Oleh karena itu, istilah preferensi dapat
diartikan sebagai suatu sikap suka terhadap sesuatu lebih dari yang lainnya dan
akan terlihat ketika seseorang menetapkan pilihannya. Akan tetapi preferensi atau
pilihan seseorang itu tidaklah tetap, bisa berubah seiring berjalannya waktu
dengan berbagai pengaruh situasi yang mungkin ada terhadap sikap dan perilaku
konsumen.8
5 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
2005), h. 894.
6 Tumpal Rumapea, Kamus Lengkap Perdagangan Internasional (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2000), h. 300.
7 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Cet ke-10 (Jakarta: Prehalindo, 2000), h. 154.
8 Leon Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk, Perilaku Konsumen (Jakarta: PT. Indeks
Gramedia), h. 223.
18
2. Perilaku Konsumen
Semua konsumen tentunya akan membuat berbagai macam keputusan
untuk menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk ataupun jasa. Proses
pengambilan keputusan oleh konsumen sering kali masih menjadi masalah yang
kompleks yang mendasari pengambilan keputusan tersebut. Seorang konsumen di
dalam menentukan pilihannya terhadap suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh
empat faktor, yaitu:
a. Faktor Budaya
1) Budaya. Budaya adalah penyebab dasar keinginan dan perilaku
konsumen. Budaya memainkan peran yang penting dalam
pembentukan sikap konsumen dan merupakan petunjuk penting
mengenai nilai-nilai yang akan dianut oleh seorang konsumen.
diartikan sebagai komplek yang mencakup pengetahuan, keyakinan,
seni, hukum, moral, kebiasaan, dan kapabilitas lainnya.
2) Sub Budaya. Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub budaya
yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para
anggotanya. Sub budaya mencakup nasionalisme, agama, kelompok,
ras dan wilayah geografis.
3) Kelas Sosial. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif
homogen dan permanen yang menganut nilai, minat dan perilaku
serupa.
19
b. Faktor Sosial
Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang menjadi tempat individu-
individu berinteraksi satu sama lain karena adanya hubungan diantara
mereka.9
1) Kelompok Referensi. Kelompok referensi seseorang terdiri dari
kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak
langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Adanya interaksi
yang cukup berkesinambungan seperti keluarga, teman, tetangga dan
teman sejawat.
2) Keluarga. Kita dapat membedakan dua keluarga dalam hidup
pembeli, yang pertama merupakan orang tua seseorang, dari orang
tualah seseorang mendapatkan pandangan tentang agama, politik,
ekonomi dan merasakan ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta.
Kedua, yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga
merupakan organisasi pembeli yang paling penting dalam masyarakat
dan telah diteliti secara intensif.
3) Peran dan Status. Seseorang umunya berpartisipasi dalam kelompok
selama hidupnya. Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat
ditentukan dari segi peran dan status
9
Bashu Swastha dan Hani Handoko, Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen
(Yogyakarta: BPEE, 2000), h. 66.
20
c. Faktor Pribadi
1) Usaha dan Tahap Daur Ulang. Orang akan mengubah barang dan jasa
yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera
seseorang akan berubah sesuai dengan usia.
2) Pekerjaan. Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang
dibeli nya.
3) Keadaan Ekonomi. Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan
produk. Maka pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan
harus memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi,
tabungan, dan tingkat bunga.
4) Gaya Hidup. Orang yang berasal dari sub kultur, kelas sosial, dan
pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda.
Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat,
dapat membantu untuk memahami nilai-nilai konsumen yang terus
berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku
konsumen.
5) Kepribadian dan Konsep Diri. Setiap orang mempunyai kepribadian
yang khas dan ini akan mempengaruhi perilaku pembeliannya.
21
d. Faktor Psikologis
1) Motivasi. Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat dan
mendesak yang mengarahkan seseorang agar dapat mencari kepuasan
terhadap kebutuhan tersebut.
2) Persepsi. Seseorang yang termotivasi akan siap bereaksi. Bagaimana
orang itu bertindak dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi.
3) Proses Belajar. Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku
seseorang yang timbul dari pengalaman dan kebanyakan perilaku
manusia adalah hasil proses belajar.
4) Kepercayaan dan Sikap. Melalui tindakan dan proses belajar, orang
akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian
mempengaruhi perilaku pembeli.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor
budaya dan sosial bisa dikategorikan menjadi faktor eksternal, sedangkan faktor
pribadi dan psikologis merupakan faktor internal. Faktor-faktor tersebut
dikategorikan sebagai faktor eksternal maupun internal merupakan penentu
perilaku seseorang dalam mengambil keputusan, baik dalam hal mengkonsumsi
barang/jasa, menabung, melakukan pembiayaan, berasuransi, investasi serta
melakukan kegiatan ekonomi lainnya.
22
C. Modal
1. Pengertian Modal
Pengertian modal usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan
sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat
dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan”.10
Modal
dalam pengertian ini dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang
digunakan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Banyak kalangan yang
memandang bahwa modal uang bukanlah segala-galanya dalam sebuah bisnis.
Namun perlu dipahami bahwa uang dalam sebuah usaha sangat diperlukan. Yang
menjadi persoalan di sini bukanlah penting tidaknya modal, karena
keberadaannya memang sangat diperlukan, akan tetapi bagaimana mengelola
modal secara optimal sehingga bisnis yang dijalankan dapat berjalan lancar.11
2. Macam-macam Modal
a. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik usaha itu
sendiri. Modal sendiri terdiri dari tabungan, sumbangan, hibah, saudara dan
lain sebagainya.12
10 www.kbbi.web.id, Diakses di KBBI Online pada tanggal 04 Juni 2015.
11 Amirullah dan Imam Hardjanto, Pengantar Bisnis (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005).
12 Mardiyatmo, Kewirausahaan (Jakarta: Yudisthira, 2008).
23
Kelebihan dari modal sendiri adalah:
1) Tidak ada biaya seperti biaya bunga atau biaya administrasi sehingga
tidak menjadi beban perusahaan.
2) Tidak tergantung pada pihak lain, artinya perolehan dana diperoleh
dari setoran pemilik modal.
3) Tidak ada keharusan pengembalian modal, artinya modal yang
ditanamkan pemilik akan tertanam lama dan tidak ada masalah
seandainya pemilik modal mau mengalihkan pihak lain.
Kekurangan modal sendiri adalah:
1) Jumlahnya terbatas, artinya untuk memperoleh dalam jumlah tertentu
sangat tergantung dari pemilik dan jumlahnya relatif terbatas.
2) Perolehan modal sendiri dalam jumlah tertentu dari calon pemilik
baru (calon pemegang saham baru) sulit karena mereka akan
mempertimbangkan kinerja dan prospek usahanya.
b. Modal Asing (Pinjaman)
Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang biasanya
diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh dari pinjaman.
Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang tidak terbatas, artinya
tersedia dalam jumlah banyak. Di samping itu, dengan menggunakan modal
pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak manajemen untuk
24
mengerjakan usaha dengan sungguh-sungguh. Sumber dana dari modal asing
dapat diperoleh dari:
1) Pinjaman dari dunia perbankan, baik dari perbankan swasta maupun
pemerintah atau perbankan asing.
2) Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan pegadaian,
modal ventura, asuransi leasing, dana pensiun, koperasi atau lembaga
pembiayaan lainnya.
3) Pinjaman dari perusahaan non keuangan.
Kelebihan modal pinjaman adalah:
a) Jumlahnya tidak terbatas, artinya perusahaan dapat mengajukan
modal pinjaman ke berbagai sumber. Selama dana yang diajukan
perusahaan layak, perolehan dana tidak terlalu sulit. Banyak pihak
berusaha menawarkan dananya ke perusahaan yang dinilai memiliki
prospek cerah.
b) Motivasi usaha tinggi. Hal ini merupakan kebalikan dari
menggunakan modal sendiri. Jika menggunakan modal asing,
motivasi pemilik untuk memajukan usaha tinggi, ini disebabkan
adanya beban bagi perusahaan untuk mengembalikan pinjaman.
25
Kekurangan modal pinjaman adalah:
a) Dikarenakan berbagai biaya seperti bunga dan biaya administrasi.
Pinjaman yang diperoleh dari lembaga lain sudah pasti disertai
berbagai kewajiban untuk membayar jasa seperti: bunga, biaya
administrasi, biaya provisi dan komisi, materai dan asuransi.
b) Harus dikembalikan. Modal asing wajib dikembalikan dalam jangka
waktu yang telah disepakati. Hal ini bagi perusahaan yang sedang
mengalami likuiditas merupakan beban yang harus ditanggung.
c) Beban moral. Perusahaan yang mengalami kegagalan atau masalah
yang mengakibatkan kerugian akan berdampak terhadap pinjaman
sehingga akan menjadi beban moral atas utang yang belum atau akan
dibayar. 13
c. Modal Patungan
Selain modal sendiri atau pinjaman, juga bisa menggunakan modal
usaha dengan cara berbagai kepemilikan usaha dengan orang lain. Caranya
dengan menggabungkan antara modal sendiri dengan modal satu orang teman
atau beberapa orang (yang berperan sebagai mitra usaha).14
13
Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h.91.
14
Jackie Ambadar, Dari Peluang Menjadi Usaha (Jakarta: PT. Mizan Pustaka, 2010), h.15.
26
D. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan menurut Muhammad adalah pendanaan yang diberikan oleh
suatu pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik yang
dilakukan sendiri ataupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.
Dengan kesepakatan antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.15
Kasmir mengatakan bahwa pembiayaan adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai
untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil.16
M. Syafi’i Antonio menjelaskan bahwa pembiayaan merupakan salah satu
tugas pokok bank yaitu memberikan fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan
pihak-pihak yang merupakan defisit unit.17
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pembiayaan
merupakan pendanaan berupa uang atau barang modal yang diberikan oleh suatu
15 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta: UPPAMP YKPN, 2005),
h. 17.
16
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h.102.
17 Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), h.160.
27
pihak, baik bank maupun lembaga keuangan lain untuk mendukung kegiatan
investasi atau usaha seseorang, yang dengan itu diwajibkan pengembalian disertai
dengan imbalan atau bagi hasil pada waktu yang telah disepakati oleh kedua
pihak.
2. Tujuan Pembiayaan
Tujuan pembiayaan terdiri atas dua yaitu bersifat makro dan mikro.
Tujuan yang bersifat makro, antara lain: 18
a. Peningkatan ekonomi umat, artinya: masyarakat yang tidak dapat akses
secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan
akses ekonomi.
b. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya: untuk pengembangan
usaha membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan ini dapat diperoleh
dari pembiayaan. Pihak surplus dana menyalurkan kepada pihak yang
minus dana.
c. Meningkatkan produktivitas dan memberi peluang bagi masyarakat
untuk meningkatkan daya produksinya.
d. Membuka lapangan kerja baru.
Sedangkan tujuan yang bersifat mikro antara lain:
a. Memaksimalkan laba.
18 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN), h.
17-18.
28
b. Meminimaliasikan risiko kekurangan modal pada suatu usaha.
c. Pendayagunaan sumber daya ekonomi.
d. Penyaluran kelebihan dana dari yang surplus dana ke yang minus dana.
3. Jenis Pembiayaan
a. Pembiayaan menurut jangka waktunya19
1) Pembiayaan jangka waktu pendek (1 bulan – 1 tahun)
2) Pembiayaan jangka menengah (1 tahun – 5 tahun)
3) Pembiayaan jangka waktu panjang (lebih dari 5 tahun)
b. Menurut sifat penggunaanya
1) Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan produksi, yaitu untuk peningkatan usaha, baik
usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.
2) Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk
memenuhi kebutuhan. Jenis pembiayaan yang diberikan pada
umumnya bersifat perorangan.
c. Menurut keperluannya
1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi
kebutuhan dalam peningkatan produksi, baik secara kuantitatif,
19 Ibid., h. 160.
29
yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi dan untuk
keperluan dagang atau peningkatan utility of place dari suatu
barang.
2) Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-
barang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat
kaitannya dengan itu.
4. Prinsip Dasar Analisis Pembiayaan
Dalam memberikan pembiayaan terdapat enam prinsip dasar yang harus
diketahui untuk memberi informasi mengenai itikad dari nasabah mengajukan
pembiayaan dan bagaimana kemampuan membayaranya. Prinsip-prinsip tersebut
yaitu:
a. Character (Karakter). Penilaian terhadap karakter atau kepribadian
calon peminjam untuk memperkirakan kemungkinan bahwa peminjam
dapat memenuhi kewajibannya.
b. Capital (Modal). Penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki
oleh calon peminjam, diukur dengan posisi usaha/perusahaan secara
keseluruhan yang ditunjukkan oleh rasio keuangan dan penekanan
pada komposisi modalnya.
c. Capacity (Kapasitas). Penilaian tentang kemampuan peminjam untuk
melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi
30
peminjam di masa lalu yang didukung dengan pengamatan di lapangan
atas sarana usahanya seperti karyawan, mesin, sarana produksi, cara
usahanya, dan lain sebagainya.
d. Collateral (Jaminan). Jaminan yang dimiliki calon peminjam.
Penilaian ini untuk lebih meyakinkan bahwa suatu resiko kegagalan
pembayaran tercapai terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai
pengganti dari kewajibannya.
e. Condition of Economy (Kondisi Ekonomi). Pihak lembaga keuangan
harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat dan secara
spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan
oleh calon peminjam. Hal tersebut dilakukan karena kondisi ekstrenal
memiliki pengaruh yang cukup besar dalam proses berjalannya usaha
calon peminjam dalam jangka panjang.
f. Constraint (Batasan). Batasan yang memungkinkan seseorang
melakukan bisnis di suatu tempat.
E. Lembaga Keuangan Syariah
1. Pengertian Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga keuangan (Financial Institution) menurut Burhanuddin adalah
suatu perusahaan yang usahanya bergerak di bidang jasa keuangan baik itu
menghimpun dana, menyalurkan, dan atau jasa-jasa keuangan lainnya. Lembaga-
31
lembaga keuangan yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-
prinsip syariah disebut Lembaga Keuangan Syariah.
Lembaga keuangan syariah berfungsi menyediakan jasa perantara bagi
pemilik modal dengan perusahaan yang membutuhkan dana tersebut. Kehadiran
lembaga keuangan inilah yang memfasilitasi arus peredaran uang dalam dunia
bisnis, sehingga uang dari masyarakat dapat dikumpulkan dalam berbagai bentuk
produk penghimpunan dana sebelum disalurkan kembali kepada yang
membutuhkan dalam bentuk pembiayaan.
Keberadaan lembaga keuangan syariah sekarang ini menunjukkan adanya
perkembangan yang semakin pesat. Hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya
kesadaran sebagian besar umat Islam untuk melaksanakan syariat Islam secara
menyeluruh. Perkembangan ini tentu memberikan harapan baru bagi para pelaku
usaha untuk menjalankan bisnis yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan
materiil semata, tetapi juga sesuai dengan spirit hukum syariah yang menjanjikan
pemenuhan kebutuhan batiniyah.20
2. Lembaga Keuangan Syariah Bank dan Bukan Bank
Lembaga keuangan syariah tidak hanya terdiri dari perbankan syariah saja,
namun lembaga keuangan yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah baik itu bank
20 Burhanuddin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010), h. 1.
32
maupun bukan bank pun juga termasuk lembaga keuangan syariah, diantara
lembaga keuangan syariah yang dapat memberikan akses pembiayaan adalah:
a. Perbankan Syariah; adalah Bank yang beroperasinya mengikuti
ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata
cara bermuamalat secara Islam, yaitu menjauhi praktik-praktik yang
dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba untuk diisi dengan
kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan.21
b. Badan Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS); adalah bank yang
menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka tabungan
dan atau bentuk lainnya dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR
yang operasinya menggunakan prinsip-prinsip syariah.22
c. Koperasi Syariah; adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan
dioperasikan oleh orang-seorang dengan berlandaskan kegiatan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan berdasarkan
prinsip syariah.
d. Baitul Maal wat Tamwil; adalah balai usaha mandiri terpadu dengan
kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam
meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil terutama
dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan
21
M. Syafi’I Antonio dan Karnaen Perwataatmadja, Apa dan Bagaimana Bank Islam
(Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 2001), h.31.
22 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Ekosinia, 2003), h. 83.
33
kegiatan ekonomi. Selain itu BMT dapat menerima dana zakat, infak
dan shadaqah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai peraturan dan
amanahnya.23
e. Pegadaian Syariah; adalah suatu lembaga keuangan atau devisi dari
form pegadaian dengan memberikan uang pinjaman kepada nasabah
yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.
3. Prinsip-prinsip Lembaga Keuangan Syariah
Dalam operasionalnya, lembaga keuangan syariah berada dalam koridor
prinsip-prinsip:24
a. Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil sesuai
kontribusi dan resiko masing-masing pihak.
b. Kemitraan, yang berarti posisi nasabah investor (penyimpan dana),
dan pengguna dana, serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar sebagai
mitra usaha yang saling bersinergi untuk memperoleh keuntungan.
c. Transparansi, lembaga keuangan Syariah akan memberikan laporan
keuangan secara terbuka dan berkesinambungan agar nasabah investor
dapat mengetahui kondisi dananya.
23 B.S Kusmuljono, Menciptakan Kesempatan Rakyat Berusaha (Bogor: IPB Press, 2009).
24 Eko Budiawan, “Konsep Lembaga Keuangan Syariah” artikel diakses pada 22 Juni 2015
dari http://lorong2ilmu.blogspot.com/2013/07/konsep-lembaga-keuangan-syariah.html.
34
d. Universal, yang artinya tidak membedakan suku, agama, ras, dan
golongan dalam masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai
rahmatan lil alamin.
Dalam proses transaksi, terdapat hal yang dilarang di dalam lembaga
keuangan syariah, hal ini dikarenakan dalam bentuk transaksi terdapat
kemungkinan adanya unsur-unsur yang menjadikan suatu transaksi menjadi
haram.
Berikut diantara bentuk transaksi yang dilarang baik di dalam Al-Quran
maupun Hadist:25
a. Tadlis (Penipuan); adalah situasi dimana adanya penipuan dari pihak
penjual yang tidak diketahui oleh pihak pembeli.
b. Riba; adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual-beli
maupun pinjam-meminjam, secara bathil atau bertentangam dengan
prinsip muamalah dalam Islam.
c. Gharar; Gharar atau disebut juga taghrir adalah situasi dimana terjadi
ketidakpastian dari kedua belah pihak yang bertransaksi.
d. Ikhtikar; adalah rekayasa pasar dalam supply dimana seorang penjual
mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan cara
mengurangi supply agar harga produk yang dijualnya naik.
25
Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2010), h.29.
35
e. Ba’i Najasy; adalah rekayasa pasar dalam demand dimana seorang
pembeli menciptakan permintaan palsu, seolah-olah ada banyak
permintaan terhadap suatu produk sehingga harga jual produk itu akan
naik.
f. Maysir (Perjudian); yang dimaksud dengan maysir atau perjudian
adalah suatu permainan yang menempatkan salah satu pihak harus
menanggung beban pihak yang lain akibat permainan tersebut.
g. Risywah (Suap-Menyuap); yang dimaksud dengan suap menyuap
adalah memberi sesuatu kepada pihak lain yang untuk mendapatkan
sesuatu yang bukan haknya.
F. Variabel
Menurut Sugiyono, variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.26
Kidder
mengatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan
menarik kesimpulan darinya.27
Macam-macam variabel adalah:28
26 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2009), h.38.
27 Louise Kidder. Research Method in Social Relation. 1981.
28 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2009), h.39.
36
1. Variabel Dependen; adalah variabel stimulus, variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab erubahan atau timbulnya variabel dependen.
2. Variabel Independen; adalah variabel terikat, variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
3. Variabel Moderator; adalah variabel yang mempengaruhi
(memperkuat/memperlemah) huungan antara variabel independen dengan
variabel dependen.
4. Variabel Intervening; adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi
hubungan tidak langsung dan tidak dapat diamati atau diukur.
5. Variabel Kontrol; adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
6. Variabel Epilon; adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi
variabel dependen/endogen akan tetapi tidak diteliti.
G. Hipotesis
Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu kata hypo dan kata
thesis. Hypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat. Dalam dialek Indonesia
disebut dengan hipotesis yang maksudnya adalah suatu kesimpulan yang masih
37
kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna.29
Hipotesis dalam sebuah
penelitian baru sekedar jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang akan
dilakukan dan jawaban itu masih diuji secara empirik kebenarannya.
29 Bungin Burhan, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana Pernada Media Group),
2005.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menentukan
atau memperoleh data yang diperlukan.1 Penelitian dalam penyusunan skripsi ini
menggunakan penelitian survey dengan menggunakan pendekatan analisis data
kuantitatif.
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Pertokoan Pasar Raya Parung Jl. Raya
Parung No. 88 Gd. Pertokoan Pasar, Parung, Depok.
B. Metode Pengumpulan Data
1. Jenis Penelitian dan Sumber Data
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif atau penelitian survey
yaitu penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian.2
Penelitian ini akan meneliti tentang kajian yang bersifat numerik/angka yang
nanti nya akan menghasilkan interpretasi data. Penelitian kuantitiatif merupakan
model keputusan yang menggunakan angka, angka mempunyai peranan yang
1 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Bandung: Rosdakarya, 1996), h. 6.
2 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif : Teori dan
Aplikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, Cet. pertama), h.49.
39
sangat penting dalam pembuatan, penggunaan, dan pemecahan model kuantitatif.3
Sumber data dalam penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari para responden,
melalui penyebaran angket, yaitu teknik pengumpulan data dengan
menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan-pertanyaan untuk diisi
sendiri oleh responden.4 Dalam hal ini kuesioner dibagikan langsung kepada
pedagang pasar Parung.
b. Data Sekunder
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber-
sumber sekunder dari data yang dibutuhkan dan berhubungan dengan masalah
yang sedang diteliti. Data tersebut didapatkan dengan cara mempelajari buku,
dokumen, jurnal, dan internet yang dapat mendukung penelitian yang
berkaitan dan relevan dengan masalah penelitian serta untuk melengkapi data
primer.
3
Dr. Muhammad Muslich, Metode Pengambilan Keputusan Kuantitatif (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), h.2.
4 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif : Teori dan
Aplikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), Cet ke-1, h.49.
40
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi (pengamatan) adalah kegiatan keseharian seseorang dengan
menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya.5
b. Kuesioner (angket) adalah daftar pertanyaan tertulis yang diberikan
kepada subjek yang diteliti untuk mengumpulkan informasi yang
dibutuhkan peneliti. Kuesioner langsung dibagikan kepada pedagang pasar
Parung.
c. Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-
dokumen.6 Penulis menggunakan data-data dan sumber-sumber yang ada
hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. Sedangkan data-data
ini, penulis peroleh dari buku-buku, profil company, dan arsip-arsip yang
berkaitan.
C. Populasi dan Sampel Objek Penelitian
Populasi adalah keseluruhan sifat atau keadaan seseorang, sesuatu benda, atau
sesuatu lembaga yang menjadi sasaran penelitian.7 Populasi pada penelitian ini adalah
para pedagang Pasar Parung yang berada di lantai satu, dua dan pedagang kaki lima
yaitu berjumlah 400 pedagang yang aktif.
5 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Cet. ke-4
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), h. 53.
6 Ibid., h.73
7 Tatang M. Amirin, Metode Penelitian Sekunder (Analisis Data Sekunder) diakses pada
tanggal 06 Juni 2015 dari https://tatangmanguny.wordpress.com.
41
Sedangkan sampel adalah sebagian dari keseluruhan sifat atau keadaan orang,
benda, atau lembaga yang menjadi sasaran langsung penelitian. Sampel pada
penelitian ini adalah sebagian para pedagang pasar Parung yang diambil dari populasi
pedagang secara keseluruhan. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini menggunakan cara Non Probability Sampling, yaitu teknik pengambilan sampling
yang tidak memberi peluang kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel8 atau pengambilan sampel yang bersifat tidak
acak, dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Metode Non Probability Sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling yaitu
teknik penentuan sampel dengan memilih responden secara kebetulan bertemu dan
layak dijadikan sampel dengan berbagai pertimbangan dan kriteria tertentu, yaitu
responden yang merupakan pedagang yang menjadi nasabah lembaga keuangan
syariah.
Adapun rumus menghitung besaran sampel yaitu:9
N
n =
1 + N(d)2
Keterangan:
n = Jumlah sampel yang dicari
8
Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2005), h.
57-58
9 M. Burhan Bungun, Metode Kuantitatif, Komunikasi Ekonomi dan Kebijakan Politik Serta
Ilmu - Ilmu Lainnya (Jakarta: Kencana, 2005), h.105.
42
N = Jumlah Populasi
d = Nilai Presisi (penulis menggunakan 10%)
Dengan perhitungan sebagai berikut:
N 400
n = = = 80 orang
1 + N(d)2
1 + 400(0,1)2
Kuesioner yang digunakan sebagai instrumen penelitian ini menggunakan
skala Likert, skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau kelompok orang tentang sebuah fenomena sosial, dengan rumusan
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Tabel Skala Likert
Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
43
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan objek pengamatan atau fenomena yang
diteliti.10 Adapun yang dijadikan variabel penelitian adalah:
1. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu preferensi
responden dalam memilih sumber permodalan di lembaga keuangan syariah.
Variabel terikat dikonotaksikan dengan Y.
2. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas adalah variabel stimulus atau yang mempengaruhi variabel
lain.11 Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi
preferensi pedagang pasar Parung dalam memilih sumber permodalan, yaitu:
1) Faktor Pelayanan (X1)
2) Faktor Sosial (X2)
3) Faktor Lokasi (X3)
4) Faktor Agama (X4)
10 Ibnu Hajar, Dasar-dasar Penelitian Kuantitatif dalam Penenlitian (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2000, Cet. Pertama), h. 156.
11
Ety Rochaety, Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009), h.65.
44
E. Definisi Operasional
Tabel 3.2
Tabel Definisi Operasional
No Variabel Indikator Skala
1 Pelayanan
- Pelayanan yang ramah
- Kecepatan dalam pelayanan
- Terbuka terhadap complain
- Karyawan melayani kebutuhan nasabah
Ordinal
2 Sosial
- Saran dari keluarga
- Saran dari teman
- Mengenal karyawan disana
Ordinal
3 Lokasi
- Dekat tempat saya berjualan
- Lokasi mudah ditemukan
- Lokasi yang nyaman
Ordinal
4 Agama
- Sesuai ajaran agama Islam
- Berkah
- Bagi hasil yang adil
- Halal dan tidak mengandung riba
Ordinal
5 Preferensi
- Proses peminjaman cepat
- Syarat dan jaminan mudah
- Ingin mengetahui sistem syariah
- Sesuai dengan kebutuhan
- Lebih baik dari lembaga konvensional
- Banyak jaringan ATM
- Banyak kantor cabang
- Sarana pelayanan lengkap
Ordinal
45
F. Hipotesis
1. Faktor Pelayanan
Ha1 : Terdapat pengaruh yang nyata antara faktor pelayanan terhadap
preferensi pedagang pasar Parung dalam memilih sumber permodalan di LKS.
Ho1 : Tidak terdapat pengaruh yang nyata antara faktor pelayanan terhadap
preferensi pedagang pasar Parung dalam memilih sumber permodalan di LKS.
2. Sosial
Ha2 : Terdapat pengaruh yang nyata antara faktor sosial terhadap preferensi
pedagang pasar Parung dalam memilih sumber permodalan di LKS.
Ho2 : Tidak terdapat pengaruh yang nyata antara faktor sosial terhadap
preferensi pedagang pasar Parung dalam memilih sumber permodalan di LKS.
3. Lokasi
Ha3 : Terdapat pengaruh yang nyata antara faktor lokasi terhadap preferensi
pedagang pasar Parung dalam memilih sumber permodalan di LKS.
Ho3 : Tidak terdapat pengaruh yang nyata antara faktor lokasi terhadap
preferensi pedagang pasar Parung dalam memilih sumber permodalan di LKS.
4. Agama
Ha4 : Terdapat pengaruh yang nyata antara faktor agama terhadap preferensi
pedagang pasar Parung dalam memilih sumber permodalan di LKS.
46
Ho4 : Tidak terdapat pengaruh yang nyata antara faktor agama terhadap
preferensi pedagang pasar Parung dalam memilih sumber permodalan di LKS.
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu
mampu mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen yang valid berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Jadi
validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang dibuat
sudah betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain,
jika sebuah kuesioner/instrument penelitian sudah dinyatakan valid berarti
kuesioner tersebut mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang
hendak diteliti. Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada tabel
Correlations, jika butir pertanyaan itu valid terdapat tanda bintang (*) pada
hasil Pearson Correlation.
b. Uji Reliabilitas
Apabila alat suatu pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahapan
berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat. Uji realibilitas adalah alat
untuk mengukur suatu instrumen penelitian yang merupakan indikator dari
variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
47
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu.12
Untuk melihat reliabilitas, maka dihitung Cronbach Alpha masing-
masing variabel. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas
dengan uji stastistik Cronbach Alpha (ɑ). Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.13
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data berdistribusi
normal. Distribusi normal merupakan distribusi kontinu yang sangat penting
dalam statistik dan banyak dipakai dalam memecahkan persoalan. Distribusi
normal disebut juga distribusi Gauss.
Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model
regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai
distribusi normal. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi
normal atau mendekati normal.
Untuk mengetahui apakah data normal atau tidak dapat menggunakan
beberapa cara, yaitu:
12
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2009) h. 45.
13
Ibid., h. 46.
48
1) Normal P-P Plot
Uji normalitas data dengan P-P Plot dapat dikatakan normal jika
gambar titik-titik data menyebar di sekitar garis diagonal, dab
penyebaran titik-titik data searahmengikuti garis diagonal.
2) Uji Kolmogorof-Smirnov
Nilai Kolmogorof Smirnov digunakan untuk mengetahui
bagaimana distribusi normal data, yaitu jika:
Asymp. Sig (2-tailed) > 0.05 maka Ho ditolak (data
berdistribusi normal)
Asymp. Sig (2-tailed) < 0.05 maka Ha diterima (data
berdistribusi tidak normal)
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak nya
variabel bebas yang memiliki kemiripan dengan variabel bebas lainnya dalam
satu model. Dalam penelitian ini, pengujian multikolinearitas dilakukan
dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) antar variabel
independen yang dilihat pada matriks korelasi. Jika koefisien korelasi cukup
tinggi (umumnya diatas 0,90), maka diduga ada multikolinearitas. Sebaliknya
49
jika koefisien korelasi kurang dari 0,90 maka tidak terjadi multikolinearitas
dalam model.14
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Asumsi heteroskedastisitas adalah apabila variansi dari
faktor penganggu selalu sama pada data pengamatan yang satu ke data
pengamatan lain. Jika ciri ini terpenuhi, berarti variansi faktor penganggu
pada kelompok data tersebut bersifat homoskedastik. Jika asumsi itu tidak
dapat dipenuhi, maka dapat dikatakan terjadi penyimpangan. Penyimpangan
terhadap faktor pengganggu demikian disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah homoskedastis dan tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
a. Uji Koefisien Korelasi (R)
Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel independen (kualitas pelayanan, sosial, lokasi, dan agama)
terhadap variabel dependen (preferensi di lembaga keuangan syariah) secara
serentak. Koefisien korelasi digunakan sebagai indikator dalam melihat
14
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2009) h. 105.
50
kekuatan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen di
dalam suatu penelitian. Selain itu, melalui koefisien korelasi kita juga dapat
melihat arah hubungan dan signifikansi korelasi.
Menurut Sugiyono, pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien
korelasi sebagai berikut:15
Tabel 3.3
Tabel Koefisien Korelasi
Nilai Korelasi
0.00 - 0.199 Sangat Rendah
0.20 - 0.399 Rendah
0.40 - 0.599 Sedang
0.60 - 0.799 Tinggi
0.80 - 1.000 Sangat Tinggi
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase
sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel
dependen. Besarnya koefisien determinasi didapat dengan mengkuadratkan
koefisien korelasi. Semakin besar koefisien determinasi, maka semakin besar
pula hubungan antara variabel terikat dengan satu atau banyak variabel bebas.
15
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 210.
51
4. Uji Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik mengenai
karakteristik populasi dan merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya
atau merupakan suatu jawaban atas pertanyaan penelitian.16
a. Uji F (Uji Simultan)
Uji F dimaksudkan untuk menguji apakah variabel-variabel
independen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependennya. Pengolahan uji F dilakukan dengan cara menghitung
nilai F tabel dan F hitung, jika:
F hitung > dari F tabel maka Ho ditolak
Jika F hitung < dari F tabel maka Ho diterima
atau dengan melihat nilai probabilitas, jika:
angka signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak
angka signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
b. Uji T (Uji Parsial)
Uji T dimaksudkan untuk menguji apakah variabel-variabel
independen secara parsial (individu) berpengaruh nyata atau tidak terhadap
16
Prasetyo Bambang dan Miftahul Jannah Lina, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 76.
52
variabel dependennya. Pengolahan uji F dilakukan dengan cara menghitung
nilai T tabel dan T hitung, jika:
T hitung > dari T tabel maka Ho ditolak
Jika T hitung < dari T tabel maka Ho diterima
atau dengan melihat nilai probabilitas, jika:
angka signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak
angka signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
5. Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda yaitu suatu analisis yang digunakan untuk
mengetahui seberapa jauh hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Teknik analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari
faktor pelayanan, faktor sosial, faktor lokasi dan faktor agama terhadap preferensi
pedagang.
Selanjutnya data diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan hasilnya akan
dipresentasikan dalam bentuk tabel. Hasil dalam tabel dianalisis berdasarkan
variabel pelayanan, sosial, lokasi dan agama yang selanjutnya dapat dilihat
pengaruhnya terhadap preferensi pedagang dalam memilih sumber permodalan di
lembaga keuangan syariah.
53
Setelah dilakukan perhitungan dengan kuesioner, selanjutnya dilakukan
pengujian analisis regresi linear berganda dengan menggunakan SPSS 22.00 for
windows. Regresi linear berganda ini didasarkan pada 4 variabel independen
yaitu: Faktor Pelayanan (X1), Sosial (X2), Lokasi (X3), dan Agama (X4)
sedangkan variabel dependen dari analisis ini adalah Preferensi Pedagang Pasar
Parung (Y). Dimana persamaan umum dari regresi linear berganda adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana:
Y = Preferensi
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi pelayanan
b2 = Koefisien regresi sosial
b3 = Koefisien regresi lokasi
b4 = Koefisien regresi agama
54
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Lembaga Keuangan Syariah di Parung
Lembaga Keuangan Syariah adalah suatu perusahaan yang usahanya bergerak
di bidang jasa keuangan baik itu menghimpun dana, menyalurkan, dan atau jasa-jasa
keuangan lainnya berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
Di sekitar pasar Parung terdapat beberapa Lembaga Keuangan Syariah yang
berdiri diantaranya adalah:
1. Bank Rakyat Indonesia Syariah Parung.
2. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Insan Cita Artha Jaya.
3. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Wat Tamwil Sidogiri.
4. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Wat Tamwil Bumiputera.
5. Baitul Maal wat Tamwil Aqobah.
6. Baitul Maal wat Tamwil Daarul Muttaqien.
7. Pegadaian Syariah.
B. Gambaran Umum Pasar Parung
Pasar Parung merupakan salah satu pasar tradisional-modern yang dibangun
pada tanggal 12 Juni 1996, dinaungi oleh PT. Centra Mitra Kotrindo yang
55
beralamatkan di Jl. Raya Parung No. 88 Gd. Pertokoan Pasar, Parung, Depok. Lokasi
Pasar Raya Parung berada di jalan raya utama menuju Bogor. Pada tahun 2011 sekitar
10 kios di Pasar Parung mengalami kebakaran namun telah di renovasi kembali.
Luas Pasar Parung kurang lebih sekitar 1 hektar, yang terdiri dari:
- Luas Tanah : 10.000 M2
- Luas Bangunan : 5.000 M2
- Lahan Parkir dan fasilitas lainnya : 5.000 M2
Jumlah Kios
- Lantai Dasar : 300 kios
- Lantai Kedua : 200 kios
- Jumlah PKL : 200 PKL
Jumlah Pegawai sebanyak 27 orang
Jumlah Pedagang Aktif Pasar Parung
Tabel 4.1
Tabel Jumlah Pedagang Pasar Parung
No Jenis Usaha
Jumlah
Pedagang
1 Pakaian 98
2 Sepatu/Sandal 30
3 Kosmetik 10
4 Mainan 10
5 Kelontong 10
6 Sayuran 60
7 Buah-Buahan 10
8 Ayam, Daging, Ikan 65
56
9 Emas 8
10 Alat tulis 10
11 Aksesoris 30
12 Elektronik 9
13 Kue 10
14 Peralatan tradisional 3
15 Bumbu 5
16 Toko bunga 3
17 Topi/tas 5
18 Beras 3
19 Alat rumah tangga 6
20 Tempe, tahu 15
Jumlah 400
Struktur Organisasi Pasar Parung
Gambar 4.1
Kepala
Pasar
Bidang
Kebersihan
Keamanan
dan Parkir
Administrasi
dan Keuangan
Tenaga Lepas
Kebersihan
Pengelola
Parkir
Staf
Admin
Maintenance
Petugas Listrik
Wakil
57
C. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah pengujian masing-masing variabel yang digunakan
untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner, dimana dalam penelitian
ini terdapat 22 butir pertanyaan yang terdiri dari 5 faktor dan dibagikan
kepada 20 orang responden.
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas
Konstruk Penilaian Pearson
Correlation
Sig. (2
Tailed) N Keterangan
A. Faktor Pelayanan Pelayanan yang ramah .883
** .000 20 Valid
Kecepatan dalam pelayanan .747**
.000 20 Valid
Terbuka terhadap complain .749**
.000 20 Valid
Karyawan melayani setiap kebutuhan
nasabah .699
** .001 20 Valid
B. Faktor Sosial
Mendapat saran dari keluarga .466* .039 20 Valid
Mendapat saran dari teman .794**
.000 20 Valid
Mengenal salah satu karyawan nya .747**
.000 20 Valid
C. Faktor Lokasi
Lokasi yang dekat dengan tempat saya
berjualan .908
** .000 20 Valid
Lokasi yang mudah ditemukan .911**
.000 20 Valid
Lokasi yang nyaman .811**
.000 20 Valid
D. Faktor Agama
Sesuai dengan ajaran Islam .871**
.000 20 Valid
Akan mendapatkan manfaat dan berkah .870**
.000 20 Valid
Keuntungan dengan bagi hasil yang adil
dan transparan .844
** .000 20 Valid
Halal dan tidak mengandung unsur riba .662**
.001 20 Valid
58
E. Preferensi
Proses yang cepat .670**
.001 20 Valid
Syarat dan jaminan yang mudah .620**
.004 20 Valid
Ingin mengetahui sistem syariah .785**
.000 20 Valid
Sesuai dengan kebutuhan .760**
.000 20 Valid
Lebih baik dari lembaga konvensional .772**
.000 20 Valid
Banyak jaringan ATM .720**
.000 20 Valid
Banyak nya kantor cabang .819**
.000 20 Valid
Sarana pelayanan yang lengkap .763**
.000 20 Valid
2. Uji Reliabilitas
Apabila alat suatu pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahapan
berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu, dan suatu variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.
Tabel 4.3
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.872 .874 22
59
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Profil Responden
Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu pedagang
pasar Parung sebanyak 80 orang responden, diperoleh data responden menurut
jenis kelamin, status marital, pendidikan terakhir, jenis usaha, lama usaha, rata-
rata pendapatan usaha, sumber awal permodalan dan lembaga keuangan syariah
yang dipilih. Pengklasifikasian dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran umum responden sebagai objek penelitian.
a. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 4.2
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa dari 80 responden terdapat 53 orang
responden laki-laki (66.3%) dan 27 orang responden perempuan (33.7%). Dapat
disimpulkan bahwa laki-laki lebih banyak memilih lembaga keuangan syariah
dalam memenuhi sumber permodalan.
66.3%
33.7%
Jenis Kelamin
Laki-Laki : 53 Org Perempuan : 27 Org
60
b. Identitas Responden Berdasarkan Status Marital
Gambar 4.3
Tabel 4.3 menyajikan data tentang status marital responden. Dari 80 orang
responden terdapat 63 orang (78.8%) yang sudah menikah, 11 orang (13.8%)
yang belum menikah dan 6 orang (7.4%) yang pernah menikah. Dapat
disimpulkan bahwa orang yang sudah menikah lebih banyak memilih lembaga
keuangan syariah dalam memenuhi sumber permodalan.
c. Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Gambar 4.4
78.8%
13.8% 7.4%
Status Marital
Menikah: 63 Org
Belum Menikah: 11 Org
Pernah Menikah: 6 Org
6.3% 11.3%
48.8% 12.3%
21.3%
Pendidikan Terakhir
SD/sederajat: 5 Org
SMP/sederajat: 9 Org
SMA/sederajat 39 Org
Diploma/sederajat: 10 Org
Sarjana/sederajat: 17 Org
61
Tabel 4.4 menyajikan data pendidikan terakhir responden. Dari 80 orang
responden terdapat 5 orang (6.3%) yang pendidikan terakhir SD/sederajat, 9
orang (11.3%) pendidikan terakhir SMP/sederajat, 39 orang (48.8%) yang
pendidikan terakhir SMA/sederajat, 10 orang (12.3%) pendidikan terakhir
diploma, dan 17 orang (21.3%) pendidikan terakhir Sarjana/sederajat. Dapat
disimpulkan bahwa responden yang pendidikan terakhir SMA/sederajat lebih
banyak memilih lembaga keuangan syariah dalam memenuhi sumber permodalan.
d. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Usaha
Gambar 4.5
Tabel 4.5 menyajikan data responden berdasarkan jenis usaha. Terlihat dari 80
orang responden terdapat 26 orang (32.5%) usaha pakaian, 2 orang (2.5%) usaha
kosmetik, 6 orang (7.5%) usaha sepatu/sandal, 17 orang (21.25%) usaha
sayuran/daging, 1 orang (1.25%) usaha elektronik, dan 28 orang (35%) dengan
jenis usaha lainnya yaitu usaha toko buku, buah-buahan, emas, aksesoris dll.
Dapat disimpulkan bahwa responden dengan jenis usaha lain-lain lebih banyak
32.5%
2,5%
7.5% 21.25% 1.25%
35%
Jenis Usaha
Pakaian: 26 Org
Kosmetik: 2 Org
Sepatu/sandal: 6 Org
Sayuran/daging: 17 Org
Elektronik: 1 Org
Lain-lain:28 Org
62
memilih lembaga keuangan syariah dalam memenuhi sumber permodalan
mereka.
e. Identitas Responden Berdasarkan Lama Usaha
Gambar 4.6
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa dari 80 orang responden terdapat 3
orang (3.8%) dengan lama usaha kurang dari satu tahun, 12 orang (15%) dengan
lama usaha 1-5 tahun, 24 orang (30%) dengan lama usaha 5-10 tahun dan 41
orang (51.2%) dengan usaha lebih dari 10 tahun. Dapat disimpulkan bahwa
terdapat 41 orang responden dengan lama usaha lebih dari sepuluh tahun memilih
lembaga keuangan syariah dalam memenuhi sumber permodalan.
3.8%
15%
30%
51.2%
Lama Usaha
< 1 tahun: 3 Org
1-5 tahun: 12 Org
5-10 tahun: 24 Org
> Sepuluh tahun: 41 Org
63
f. Identitas Responden Berdasarkan Rata-rata Pendapatan Usaha
Gambar 4.7
Tabel 4.7 menyajikan data responden berdasarkan pendapatan usaha per-hari.
Terlihat dari 80 orang responden terdapat 27 orang (33.75%) dengan pendapatan
usaha kurang dari Rp 500.000, 49 orang (61.25%) dengan pendapatan usaha per-
hari antara Rp 500.000 sampai Rp 1.000.000, 3 orang (3.75%) dengan pendapatan
usaha Rp 1.000.000 sampai Rp 1.500.000, dan 1 orang (1.5%) dengan pendapatan
usaha lebih dari Rp 1.500.000. Dapat disimpulkan bahwa terdapat 49 orang
dengan pendapatan usaha per-hari antara Rp 500.000 sampai Rp 1.000.000 lebih
banyak memilih sumber permodalan di lembaga keuangan syariah.
33.75%
61.25%
3.75%
Pendapatan Per-hari
< Rp 500.000: 27 Org
Rp 500.000 – Rp 1.000.000: 49 Org
Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000: 3 Org
> 1.500.000: 1 Org
64
g. Identitas Responden Berdasarkan Sumber Awal Permodalan
Gambar 4.8
Tabel 4.8 menyajikan sumber awal permodalan responden. Dari 80 orang
responden terdapat 29 orang (36.25%) dengan modal sendiri, 12 orang (15%)
dengan saudara/kerabat, 20 orang (25%) dengan lembaga keuangan, dan19 orang
(23.75%) lain-lain (rentenir dll). Dapat disimpulkan bahwa 29 orang dengan
sumber modal sendiri lebih banyak yang memilih lembaga keuangan syariah
untuk memenuhi sumber permodalan selanjutnya.
36.25%
15% 25%
23.75%
Sumber Modal
Modal sendiri: 29 Org
Saudara/kerabat: 12 Org
Lembaga Keuangan: 20 Org
Lain-lain: 19 Orang
65
h. Lembaga Keuangan Syariah Yang Dipilih
Gambar 4.9
Tabel 4.9 menyajikan lembaga keuangan syariah yang dipilih responden
dalam memenuhi sumber permodalan. Sebanyak 11 orang (13.75%) memilih di
Bank Syariah, 23 orang (2.75%) memilih di Badan Pembiayaan Rakyat Syariah,
34 orang (42.5%) memilih di koperasi syariah, dan 12 orang (15%) memilih di
Baitul Maal wat Tamwil. Dapat disimpulkan bahwa 34 orang lebih banyak
memilih lembaga keuangan syariah di koperasi syariah dalam memenuhi sumber
permodalan.
2. Data Hasil Responden
Berikut adalah hasil pengolahan data dari penyebaran kuesioner tentang
preferensi pedagang dalam memilih sumber permodalan di lembaga keuangan
syariah. Masing-masing variabel terdapat 5 pilihan jawaban yaitu: SS untuk
“Sangat Setuju”, S untuk “Setuju”, N untuk “Netral”, TS untuk “Tidak Setuju”
dan STS untuk “Sangat Tidak Setuju”.
13.75%
28.75% 42.5%
15%
Lembaga Keuangan Syariah
Bank Syariah: 11 Org
BPRS: 23 Org
Koperasi Syariah: 34 Org
BMT: 12 Org
66
a. Variabel Pelayanan (X1)
Tabel 4.4
Analisis Deskriptif Variabel Pelayanan
Dapat dijelaskan pada soal no. 1 tabel 4.4 di atas bahwa sebanyak 30.8%
pedagang menyatakan sangat setuju, 45% pedagang menyatakan setuju, 19.2%
pedagang menyatakan netral, dan 5% pedagang menyatakan tidak setuju. Maka
dapat disimpulkan mayoritas responden setuju memilih lembaga keuangan
syariah karena pelayanan yang ramah.
Dapat dijelaskan pada soal no. 2 tabel 4.4 di atas bahwa sebanyak 15%
pedagang menyatakan sangat setuju, 57.5% pedagang menyatakan setuju, 25%
pedagang menyatakan netral, dan 2.5% pedagang menyatakan tidak setuju. Maka
dapat disimpulkan mayoritas responden setuju memilih lembaga keuangan
syariah karena kecepatan dalam pelayanan.
NO. A. KUALITAS PELAYANAN (X1) SS S N TS STS
1 Pelayanan yang ramah alasan saya
memilih lembaga keuangan syariah 30.8% 45% 19.2% 5% 0%
2 Kecepatan dalam pelayanan alasan saya
memilih lembaga keuangan syariah 15% 57.5% 25% 2.6% 0%
3 Terbuka terhadap komplain alasan saya
memilih lembaga keuangan syariah 12.7% 48.5% 33.5% 3% 2.3%
4
Karyawan selalu bersedia melayani
setiap kebutuhan nasabah alasan saya
memilih lembaga keuangan syariah
8% 30.3% 53.6% 5.5% 2.6%
67
Dapat dijelaskan pada soal no. 3 tabel 4.4 di atas bahwa sebanyak
12.7% pedagang menyatakan sangat setuju, 48.5% pedagang menyatakan setuju,
33.5% pedagang menyatakan netral, 3% pedagang menyatakan tidak setuju dan
2.3% menyatakan sangat tidak setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas
responden setuju memilih lembaga keuangan syariah karena terbuka terhadap
komplain.
Dapat dijelaskan pada soal no. 4 tabel 4.4 di atas bahwa sebanyak 8%
pedagang menyatakan sangat setuju, 30.3% pedagang menyatakan setuju,
53.6% pedagang menyatakan netral, 5.5% pedagang menyatakan tidak setuju dan
2.6% menyatakan sangat tidak setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas
responden netral memilih lembaga keuangan syariah karena karyawan selalu
bersedia melayani setiap kebutuhan.
b. Variabel Sosial (X2)
Tabel 4.5
Analisis Deskriptif Variabel Sosial
NO. B. FAKTOR SOSIAL (X2) SS S N TS STS
5 Saya memilih lembaga keuangan syariah
karena mendapat saran dari keluarga 2.7% 26.9% 60% 9.4% 1%
6 Saya memilih lembaga keuangan syariah
karena mendapat saran dari teman 10% 58.8% 24.7% 3.8% 2.7%
7
Saya memilih lembaga keuangan syariah
karena telah mengenal salah satu
karyawan nya
0% 2.3% 1.3% 81.4% 15%
68
Dapat dijelaskan pada soal no. 5 tabel 4.5 di atas bahwa sebanyak
2.7% pedagang menyatakan sangat setuju, 26.9% pedagang menyatakan setuju,
60% pedagang menyatakan netral, 9.4% pedagang menyatakan tidak setuju dan
1% menyatakan sangat tidak setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas
responden netral memilih lembaga keuangan syariah karena mendapat saran dari
keluarga.
Dapat dijelaskan pada soal no. 6 tabel 4.5 di atas bahwa 10% pedagang
menyatakan sangat setuju, 58.8% pedagang menyatakan setuju, 24.7% pedagang
menyatakan netral, 3.8% pedagang menyatakan tidak setuju dan
2.7% menyatakan sangat tidak setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas
responden setuju memilih lembaga keuangan syariah karena karena mendapat
saran dari teman.
Dapat dijelaskan pada soal no. 7 tabel 4.5 di atas bahwa 2.3% pedagang
menyatakan setuju, 1.3% pedagang menyatakan netral, 81.4% pedagang
menyatakan tidak setuju dan 15% menyatakan sangat tidak setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden tidak setuju memilih lembaga keuangan syariah
karena telah mengenal salah satu karyawan nya .
69
c. Variabel Lokasi (X3)
Tabel 4.6
Analisis Deskriptif Variabel Lokasi
Dapat dijelaskan pada soal no. 8 tabel 4.6 di atas bahwa 24% pedagang
menyatakan sangat setuju, 53.8% pedagang menyatakan setuju, 10% pedagang
menyatakan netral, dan 12.2% pedagang menyatakan tidak setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden setuju memilih lembaga keuangan syariah
karena lokasi yang dekat dengan tempat mereka berjualan.
Dapat dijelaskan pada soal no. 9 tabel 4.6 di atas bahwa 23.7% pedagang
menyatakan sangat setuju, 52.5% pedagang menyatakan setuju, 13.3% pedagang
menyatakan netral, dan 10.5% pedagang menyatakan tidak setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden setuju memilih lembaga keuangan syariah
karena lokasi yang mudah ditemukan.
Dapat dijelaskan pada soal no. 10 tabel 4.6 di atas bahwa 22.3% pedagang
menyatakan sangat setuju, 53.8% pedagang menyatakan setuju, 10% pedagang
NO. C. FAKTOR LOKASI (X3) SS S N TS STS
8
Lokasi yang dekat dengan tempat
saya berjualan alasan saya memilih
lembaga keuangan syariah
24% 53.8% 10% 12.2% 0%
9
Lokasi yang mudah ditemukan
alasan saya memilih lembaga
keuangan syariah
23.7% 52.5% 13.3% 10.5% 0%
10 Lokasi yang nyaman alasan saya
memilih lembaga keuangan syariah 22.3% 53.8% 10% 12.6% 1.3%
70
menyatakan netral, 12.6% pedagang menyatakan tidak setuju dan 1.3%. Maka
dapat disimpulkan mayoritas responden setuju memilih lembaga keuangan
syariah karena lokasi yang nyaman.
d. Variabel Agama (X4)
Tabel 4.7
Analisis Deskriptif Variabel Agama
Dapat dijelaskan pada soal no. 11 tabel 4.7 di atas bahwa 20.8% pedagang
menyatakan sangat setuju, 30.7% pedagang menyatakan setuju, 35.5% pedagang
menyatakan netral, 10.5% pedagang menyatakan tidak setuju dan
2.5% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden menyatakan netral memilih lembaga keuangan syariah karena sesuai
dengan ajaran Islam/sesuai syariah.
NO. D. FAKTOR AGAMA (X4) SS S N TS STS
11
Saya memilih lembaga keuangan
syariah karena sesuai dengan ajaran
Islam/sesuai syariah
20.8% 30.7% 35.5% 10.5% 2.5%
12
Percaya bahwa sistem yang ada pada
lembaga keuangan syariah akan
mendapatkan manfaat dan berkah
17.5% 43.8% 33.7% 5% 0%
13
Sistem keuntungan dengan bagi hasil
yang adil dan transparan yang sesuai
dengan kemampuan saya
25% 18.8% 28.7% 20% 7.5%
14
Saya memilih lembaga keuangan
syariah karena halal dan tidak
mengandung unsur riba
12.5% 50% 23.8% 11.2% 2.5%
71
Dapat dijelaskan pada soal no. 12 tabel 4.7 di atas bahwa 17.5% pedagang
menyatakan sangat setuju, 43.8% pedagang menyatakan setuju, 33.7% pedagang
menyatakan netral, dan 5% pedagang menyatakan tidak setuju. Dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju memilih lembaga
keuangan syariah karena percaya bahwa sistem yang ada akan mendapatkan
manfaat dan berkah.
Dapat dijelaskan pada soal no. 13 tabel 4.7 di atas bahwa 25% pedagang
menyatakan sangat setuju, 18.8% pedagang menyatakan setuju, 28.7% pedagang
menyatakan netral, 20% pedagang menyatakan tidak setuju dan 7.5% menyatakan
sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan
netral memilih lembaga keuangan syariah karena sistem keuntungan dengan bagi
hasil yang adil dan transparan
Dapat dijelaskan pada soal no. 14 tabel 4.7 di atas bahwa 12.5% pedagang
menyatakan sangat setuju, 50% pedagang menyatakan setuju, 23.8% pedagang
menyatakan netral, 11.2% pedagang menyatakan tidak setuju dan
2.5% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden menyatakan netral memilih lembaga keuangan syariah karena halal
dan tidak mengandung unsur riba.
72
e. Variabel Preferensi (X5)
Tabel 4.8
Analisis Deskriptif Variabel Preferensi
NO. E. PREFERENSI (Y) SS S N TS STS
15 Saya memilih lembaga keuangan syariah
karena proses yang cepat 15% 53.7% 21.3% 10% 0%
16 Syarat dan jaminan yang mudah alasan saya
memilih lembaga keuangan syariah 2% 15% 67.5% 15.5% 0%
17 Saya memilih lembaga keuangan syariah
karena ingin mengetahui sistem syariah 5% 63.7% 21.3% 10% 0%
18 Saya memilih lembaga keuangan syariah
karena sesuai dengan kebutuhan 0% 63.7% 33.8% 2.5% 0%
19 Saya memilih lembaga keuangan syariah
karena lebih baik dari lembaga konvensional 20% 33.8% 35% 6.3% 4.9%
20 Saya memilih lembaga keuangan syariah
karena banyak jaringan ATM 2.5% 20% 22.5% 42.5% 12.5%
21 Saya memilih lembaga keuangan syariah
karena banyak nya kantor cabang 0% 20% 25.5% 41.3% 13.2%
22 Saya memilih lembaga keuangan syariah
karena sarana pelayanan yang lengkap 8.8% 55% 33.8% 2.4% 0%
Dapat dijelaskan pada soal no. 15 tabel 4.8 di atas bahwa 15% pedagang
menyatakan sangat setuju, 53.7% pedagang menyatakan setuju, 21.3% pedagang
menyatakan netral, dan 10% pedagang menyatakan tidak setuju. Dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju memilih lembaga
keuangan syariah karena proses yang cepat.
Dapat dijelaskan pada soal no. 16 tabel 4.8 di atas bahwa 2% pedagang
menyatakan sangat setuju, 15% pedagang menyatakan setuju, 67.5% pedagang
73
menyatakan netral, dan 15.5% pedagang menyatakan tidak setuju. Dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan netral memilih lembaga
keuangan syariah karena syarat dan jaminan yang mudah.
Dapat dijelaskan pada soal no. 17 tabel 4.8 di atas bahwa 5% pedagang
menyatakan sangat setuju, 63.7% pedagang menyatakan setuju, 21.3% pedagang
menyatakan netral, dan 10% pedagang menyatakan tidak setuju. Dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju memilih lembaga
keuangan syariah karena ingin mengetahui sistem syariah.
Dapat dijelaskan pada soal no. 18 tabel 4.8 di atas bahwa 63.7% pedagang
menyatakan setuju, 33.8% pedagang menyatakan netral, dan 2.5% pedagang
menyatakan tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden
menyatakan netral memilih lembaga keuangan syariah karena sesuai dengan
kebutuhan.
Dapat dijelaskan pada soal no. 19 tabel 4.8 di atas bahwa 20% pedagang
menyatakan sangat setuju, 33.8% pedagang menyatakan setuju, 35% pedagang
menyatakan netral, 6.3% pedagang menyatakan tidak setuju dan 4.9% menyatakan
sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan
netral memilih lembaga keuangan syariah karena lebih baik dari lembaga
konvensional.
Dapat dijelaskan pada soal no. 20 tabel 4.8 di atas bahwa 2.5% pedagang
menyatakan sangat setuju, 20% pedagang menyatakan setuju, 22.5% pedagang
74
menyatakan netral, 42.5% pedagang menyatakan tidak setuju dan
12.5% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden menyatakan netral memilih lembaga keuangan syariah karena banyak
jaringan ATM.
Dapat dijelaskan pada soal no. 21 tabel 4.8 di atas bahwa 20% pedagang
menyatakan setuju, 25.5% pedagang menyatakan netral, 41.3% pedagang
menyatakan tidak setuju dan 13.2% menyatakan sangat tidak setuju. Dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan netral memilih lembaga
keuangan syariah karena banyak kantor cabang.
Dapat dijelaskan pada soal no. 22 tabel 4.8 di atas bahwa 8.8% pedagang
menyatakan sangat setuju, 55% pedagang menyatakan setuju, 33.8% pedagang
menyatakan netral, dan 2.4% pedagang menyatakan tidak setuju. Dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan netral memilih lembaga
keuangan syariah karena sarana pelayanan yang lengkap.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah nilai residual
terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai
residual yang terdistribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas pada
penelitian bisa menggunakan metode grafik P-P Plot. Yaitu dengan melihat
75
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat
histogram residualnya.
Gambar 4.10
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari gambar normal P-Plot diatas, dapat dilihat bahwa titik-titik pada
gambar menyebar disekitar garis lurus. Maka dapat disimpulkan bahwa data
cenderung berdistribusi normal dan layak untuk digunakan.
Uji normalitas juga dapat diketahui dengan cara uji Kolmogorof-
Smirnov Test dengan melihat taraf signifikansi jika lebih dari 0.05, maka data
berdistribusi normal. Berikut tabel uji normalitas menggunakan uji
Kolmogorof-Smirnov Test.
76
Tabel 4.9
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari data diatas terlihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) bernilai 0.200 >
0.05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak atau dengan kata lain data
diatas terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
variabel bebas yang memiliki kemiripan dengan variabel bebas lainnya dalam
suatu model. Uji ini menggunakan Variance Inflation Factor (VIF). Syarat
suatu data tidak terjadi Multikolinearitas adalah jika nilai tolerance lebih dari
0.1 atau VIF kurang dari 10. Bila nilai tolerance kurang dari 0.1 atau VIF
lebih besar dari 10, maka model tersebut memiliki gejala multikolinearitas.
Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.10.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 80
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.44149040
Most Extreme Differences Absolute .060
Positive .055
Negative -.060
Test Statistic .060
Asymp. Sig. (2-tailed) .200
77
Tabel 4.10
Uji Multikolinearitas
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh variabel independen
(pelayanan, sosial, lokasi dan agama) memiliki nilai VIF tidak lebih dari 10
dan nilai tolerance lebih dari 0.1. Maka dapat dinyatakan model regresi dari
keempat variabel terbebas dari multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Hasil perhitungan uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.11.
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Pelayanan .840 1.190
Sosial .968 1.033
Lokasi .841 1.189
Agama .775 1.291
Sumber: Hasil Output SPSS
78
Gambar 4.11
Sumber: Hasil Output SPSS
Output SPSS pada gambar 4.11 Scatterplot menunjukkan bahwa titik-
titik diatas menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0. Tidak
memiliki pola tertentu, tidak pula terdapat pertumpukan antara titik-titik.
Maka dapat disimpulkan model regresi linear berganda bebas dari asumsi
klasik ini tidak terdapat heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam
penelitian.
79
4. Uji Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
a. Uji Koefisien Korelasi (R)
Pengujian R digunakan untuk mengukur hubungan dari variansi total
variabel dependen yang mampu dijelaskan oleh model regresi yang diperoleh.
Hasil perhitungan koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11
Uji Koefisien Korelasi (R)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .600a .360 .326 2.506
a. Predictors: (Constant), Agama, Sosial, Lokasi, Pelayanan
b. Dependent Variable: Preferensi
Sumber: Hasil Output SPSS
Tabel diatas menunjukkan bahwa koefisien korelasi (R) sebesar 0.600
atau 60%. Karena nilai korelasi berada dalam interval 0.60 - 0.799, maka
dapat disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang kuat (tinggi) antara variabel
pelayanan, sosial, lokasi dan agama terhadap preferensi dalam memilih
sumber permodalan di lembaga keuangan syariah.
80
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikatnya.
Hasil perhitungan koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .600a .360 .326 2.506
a. Predictors: (Constant), Agama, Sosial, Lokasi, Pelayanan
b. Dependent Variable: Preferensi
Sumber: Hasil Output SPSS
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2)
dilihat dari Adjusted R Square adalah sebesar 0.326. Hal ini menunjukkan
bahwa 32.6% preferensi pedagang pasar Parung dapat dijelaskan oleh variabel
pelayanan, sosial, lokasi dan agama. Sedangkan sisanya 67.4% (100%-32.6%)
dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel independen yang tidak dilakukan
dalam penelitian ini. Karena nilai Adjusted R Square dibawah 50% atau
cederung mendekati nilai 0 maka dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel
independen kurang mampu menjelaskan variansi variabel dependen.
81
5. Uji Hipotesis
a. Uji F (Uji Simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
signifikan (bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil
hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.13
Uji F Hitung
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 265.291 4 66.323 10.563 .000b
Residual 470.909 75 6.279
Total 736.200 79
a. Dependent Variable: Preferensi
b. Predictors: (Constant), Agama, Sosial, Lokasi, Pelayanan
Sumber: Hasil Output SPSS
Pada tabel 4.13 ditampilkan uji F yang dapat dipergunakan untuk
memprediksi kontribusi aspek-aspek variabel pelayanan, sosial, lokasi dan
agama terhadap preferensi pedagang. Dari perhitungan pada tabel didapat
nilai F hitung pada model 1 sebesar 10.563 dengan signifikansi 5%, df1 = 4
san df2 = 75, didapat nilai F tabel sebesar 2.49. Maka dapat disimpulkan
bahwa F hitung > F tabel yaitu 10.563 > 2.49 berarti Ho ditolak dan artinya
variabel independen (pelayanan, sosial, lokasi dan agama) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (preferensi).
82
Berdasarkan nilai probabilitas diketahui bahwa Sig. uji F adalah 0.000
dimana lebih kecil dari 0.05 (0.000 < 0.05) yang berarti Ho ditolak, yang
artinya menerima hipotesis Ha yaitu secara simultan (bersama-sama) variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
b. Uji T (Uji Parsial)
Uji T digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
parsial (individu) berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel
dependennya. Hasil hipotesis pengujiannya sebagai berikut:
Tabel 4.14
Uji T Hitung
Model T Sig.
1 (Constant) 4.359 .000
Pelayanan 3.636 .001
Sosial -2.371 .020
Lokasi 3.613 .001
Agama 1.989 .055
a. Dependent Variable: Preferensi
Sumber: Hasil Output SPSS
Dapat dilihat dari tabel 4.14 diatas untuk mengetahui besarnya
pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel
terikat dengan menghitung T tabel, dengan signifikansi ɑ = 0,05 (5%), karena
digunakan hipotesis dua arah ketika mencari T tabel maka nilai ɑ dibagi 2
83
menjadi 0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan n-k-1 (80 – 4 – 1 = 75).
Maka berdasarkan t tabel diperoleh hasil sebesar 1.995.
1) Menguji signifikansi variabel pelayanan (X1)
Terlihat bahwa T hitung koefisien variabel pelayanan adalah
sebesar 3.636, dari hasil yang telah diperoleh antara T hitung dengan T
tabel yaitu 3.636 > 1.995. Maka Ho ditolak yang artinya variabel
pelayanan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
preferensi.
Berdasarkan nilai probabilitas terlihat bahwa pada variabel
pelayanan sebesar 0.001 < 0.05 yang berarti Ho ditolak dan artinya
variabel pelayanan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap preferensi. Nilai T positif menunjukkan bahwa variabel
pelayanan mempunyai hubungan yang searah dengan preferensi.
2) Menguji signifikansi variabel sosial (X2)
Terlihat bahwa T hitung koefisien sosial adalah sebesar 2.371 dan
T tabel 1.995, maka 2.371 > 1.995 yang berarti Ho ditolak artinya variabel
sosial secara parsial berpengaruh signifikan terhadap preferensi.
Berdasarkan nilai probabilitas terlihat bahwa pada variabel sosial
sebesar 0.020 < 0.05 yang berarti Ho ditolak dan artinya variabel sosial
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap preferensi.
84
Nilai T negatif menunjukkan bahwa variabel sosial mempunyai hubungan
yang berlawanan arah dengan preferensi.
3) Menguji signifikansi variabel lokasi (X3)
Dapat dilihat bahwa T hitung koefisien lokasi adalah sebesar 3.613
dan T tabel sebesar 1.995, maka 3.613 > 1.995 yang berarti Ho ditolak
artinya variabel lokasi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap preferensi.
Berdasarkan nilai probabilitas terlihat bahwa pada variabel lokasi
sig. sebesar 0.001 < 0.05 yang berarti Ho ditolak yang artinya variabel
lokasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel preferensi.
Nilai T positif menunjukkan bahwa variabel lokasi mempunyai hubungan
yang searah dengan preferensi.
4) Menguji signifikansi variabel agama (X4)
Terlihat pada T hitung koefisien variabel agama adalah sebesar 1.989,
dan T tabel adalah 1.995 yang berarti 1.989 < 1.995 yang berarti Ho diterima
dan artinya variabel agama secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel preferensi.
Dan pada variabel agama 0.055 > 0.05 ini berarti dapat disimpulkan
bahwa Ho diterima, artinya secara parsial variabel agama tidak berpengaruh
85
secara signifikan terhadap variabel preferensi. Nilai T positif menunjukkan
bahwa variabel agama mempunyai hubungan yang searah dengan preferensi.
6. Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Hasil regresi linear berganda meliputi penyajian hasil pengujian untuk
melihat pengaruh antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen
(X).
Tabel 4.15
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 16.348 3.750
Pelayanan .518 .143 .366
Sosial -.601 .254 -.222
Lokasi .603 .167 .364
Agama .313 .157 .209
a. Dependent Variable: Preferensi
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari output data hasil olahan spss dalam tabel Unstandardized
Coefficients diperoleh model regresi berganda sebagai berikut:
Y = 16.348 + 0.518 X1 – 0.601 X2 + 0.603 X3 + 0.313 X4
Maka dari persamaan regresi diatas, dapat diinterpretasikan bahwa:
86
a. Nilai konstanta persamaan linear menunjukkan angka 16.348 hal
ini berarti jika variabel pelayanan (X1), sosial (X2), lokasi (X3) dan
agama (X4) sama dengan nol, maka preferensi pedagang pasar
Parung terhadap sumber permodalan di lembaga keuangan syariah
sebesar 16.348.
b. Koefisen regresi pelayanan (X1) bernilai 0.518. Hal ini
menunjukkan bahwa jika variabel pelayanan mengalami kenaikan
sebesar satu satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka
preferensi pedagang pasar Parung dalam memilih sumber
permodalan di lembaga keuangan syariah mengalami kenaikan
sebesar 0.518.
c. Koefisen regresi sosial (X2) bernilai -0.601. Hal ini menunjukkan
jika variabel sosial mengalami kenaikan satu satuan dengan asumsi
variabel lainnya tetap, maka preferensi pedagang pasar Parung
dalam memilih sumber permodalan di lembaga keuangan syariah
mengalami penurunan sebesar 0.601. Koefisien bernilai negatif
artinya terjadi hubungan yang berlawanan arah antara variabel
sosial dengan preferensi, semakin naik variabel sosial maka
semakin turun preferensi.
d. Koefisien regresi lokasi (X3) bernilai 0.603, yang berarti jika
variabel lokasi mengalami kenaikan sebesar satu satuan dengan
87
asumsi variabel lainnya tetap, maka preferensi pedagang pasar
Parung dalam memilih sumber permodalan di lembaga keuangan
syariah mengalami kenaikan sebesar 0.603.
e. Koefisien regresi agama (X4) bernilai 0.313, yang berarti jika
variabel agama mengalami kenaikan sebesar satu satuan dengan
asumsi variabel lainnya tetap, maka preferensi pedagang pasar
Parung dalam memilih sumber permodalan di lembaga keuangan
syariah mengalami kenaikan sebesar 0.313.
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda, maka dapat dilihat
bahwa variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap preferensi pedagang
pasar parung dalam memilih sumber permodalan di lembaga keuangan
syariah adalah faktor lokasi yaitu sebesar 0.603.
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebanyak 34 responden (42.5%) pasar Parung cenderung memilih
koperasi syariah sebagai lembaga keuangan syariah yang paling diminati,
sedangkan perbankan syariah sebanyak 11 orang (13.75%) menempati
urutan terakhir pilihan pedagang dalam memilih lembaga keuangan
syariah untuk memenuhi modal mereka.
2. Analisis regresi menunjukkan bahwa sebesar 32.6% preferensi pedagang
pasar Parung dapat dijelaskan oleh faktor pelayanan, sosial, lokasi dan
agama. Sedangkan sisanya 67.4% dijelaskan oleh faktor lain diluar model.
Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor pelayanan, sosial, lokasi dan
agama kurang dapat menjelaskan varians dari preferensi pedagang pasar
Parung dalam memenuhi sumber permodalan di lembaga keuangan
syariah.
89
3. Berdasarkan hasil uji F (simultan) diketahui bahwa F hitung > F tabel
yaitu 10.563 > 2.49. Maka dapat disimpulkan bahwa faktor pelayanan,
sosial, lokasi, dan agama secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap preferensi.
4. Berdasarkan hasil uji T (parsial) diketahui T tabel sebesar 1.995, T hitung
variabel pelayanan sebesar 3.636 > 1.995 maka variabel pelayanan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap preferensi dan mempunyai
hubungan yang searah dengan preferensi, lalu variabel sosial sebesar
2.371 > 1.995 maka variabel sosial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap preferensi namun tidak mempunyai hubungan yang searah
dengan preferensi karena adanya nilai negatif pada T hitung, T hitung
variabel lokasi sebesar 3.613 > 1.995 yang artinya variabel lokasi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap preferensi dan mempunyai
hubungan yang searah dengan preferensi, dan terakhir variabel agama
sebesar 1.989 < 1.995 yang artinya variabel agama tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap preferensi namun mempunyai
hubungan yang searah.
B. Saran
Berdasarkan analisa data dan pembahasan pada bab sebelumnya yang
diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan saran dan masukan sebagai pelengkap
penulisan skripsi, yaitu sebagai berikut:
90
1. Kepada seluruh lembaga keuangan syariah baik formal maupun non
formal agar terus melakukan inovasi, promosi dan sosialisasi kepada
masyarakat yang belum mengenal lembaga keuangan syariah karena
ternyata masih banyaknya pedagang muslim yang memakai jasa rentenir
dan juga tetap menjalankan sistem syariah dengan baik agar lebih
dipercaya lagi oleh masyarakat.
2. Untuk perbankan syariah, agar lebih mensosialisasikan produk di
kalangan pedagang khususnya masalah pembiayaan karena masih
banyaknya pedagang yang beranggapan bahwa bank syariah memiliki
prosedur yang rumit jika ingin melakukan pembiayaan, sehingga mereka
kurang tertarik untuk melakukan pembiayaan di perbankan syariah.
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel
independen lainnya karena ternyata faktor pelayanan, sosial, lokasi, agama
kurang dapat menjelaskan preferensi pedagang pasar Parung dalam
memilih sumber permodalan mereka, selain itu dapat pula diteliti seberapa
banyak pedagang yang menggunakan lembaga keuangan syariah namun
masih menggunakan lembaga lain diluar syariah.
91
DAFTAR PUSTAKA
A. Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2010.
Ambadar, Jackie. Dari Peluang Menjadi Usaha. Jakarta: PT. Mizan Pustaka,
2010.
Amirullah dan Imam Hardjanto. Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2005.
Antonio, Muhammad Syafi’I. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani, 2001.
Antonio, M. Syafi’I dan Karnaen Perwataatmadja. Apa dan Bagaimana Bank
Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 2001.
Bambang, Prasetyo dan Miftahul Jannah Lina. Metode Penelitian Kuantitatif:
Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.
Budiawan, Eko. Konsep Lembaga Keuangan Syariah. Artikel diakses pada 22
Juni 2015 http://lorong2ilmu.blogspot.com/2013/07/konsep-lembaga-
keuangan-syariah.html
Bungun, M. Burhan. Metode Kuantitatif, Komunikasi Ekonomi dan Kebijakan
Politik Serta Ilmu - Ilmu Lainnya. Jakarta: Kencana, 2005.
Burhanuddin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2010.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka, 2005.
Faisal, Sanapiah. Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 2005.
92
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013.
Hajar, Ibnu. Dasar-dasar Penelitian Kuantitatif dalam Penenlitian. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2000.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Diakses pada 04 Juni 2015 di
www.kbbi.web.id.
Kartono, D.T. Pasar Modal Tradisional (Analisis Sosiologi Ekonomi Terhadap
Rentenir, 2004.
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.
Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prehalindo, 2000.
Kusmuljono, B.S. Menciptakan Kesempatan Rakyat Berusaha. Bogor: IPB
Press, 2009.
M. Amirin, Tatang. Metode Penelitian Sekunder (Analisis Data Sekunder).
Artikel diakses pada 06 Juni 2015 dari
https://tatangmanguny.wordpress.com.
Mardiyatmo. Kewirausahaan. Jakarta: Yudisthira, 2008.
Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPPAMP
YKPN, 2005.
Munir. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2001.
Muslich, Dr. Muhammad. Metode Pengambilan Keputusan Kuantitatif. Jakarta:
Bumi Aksara, 2009.
Nugroho, Heru. Uang, Rentenir, dan Hutang Piutang di Jawa. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2001.
93
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif :
Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
Rochaety, Ety. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media,
2009.
Rumapea, Tumpal. Kamus Lengkap Perdagangan Internasional. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2000.
Schiffman, Leon dan Leslie Lazar, Kanuk. Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.
Indeks Gramedia.
Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Rosdakarya, 1996.
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Ekosinia,
2003.
Swastha, Bashu dan Hani Handoko. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku
Konsumen. Yogyakarta: BPEE, 2000.
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta, 2007.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2009.
Usman Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003.
KUESIONER PENELITIAN
Preferensi Pedagang Pasar Parung Dalam Memilih Sumber Permodalan di Lembaga
Keuangan Syariah
Kepada responden yang terhormat,
Saya, Zazkia Amanda Azzahra adalah Mahasiswa Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian tentang
Preferensi Pedagang Pasar Parung Dalam Memilih Sumber Permodalan di Lembaga Keuangan Syariah.
Penelitian ini merupakan bagian dari skripsi yang sedang saya kerjakan. Demi tercapainya hasil yang
diinginkan, dimohon kesediaan Saudara untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner ini secara lengkap
dan benar. Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk
kepentingan akademis.
Atas bantuan dan ketersedian saudara dalam mengisi kuesioner ini saya ucapkan terima kasih.
A. Profil Responden
1. Nama:
2. Jenis Kelamin:
(a) Laki-laki (b) Perempuan
3. Berapa usia anda sekarang? …………….. tahun
4. Status Marital:
(a) Menikah (c) Pernah menikah
(b) Belum menikah
5. Agama:
(a) Islam (c) Hindu
(b) Kristen (d) Budha
6. Pendidikan Terakhir:
(a) SD/sederajat (d) Diploma/sederajat
(b) SMP/sederajat (e) Sarjana/sederajat
(c) SMA/sederajat
7. Apa jenis usaha anda?
(a) Pakaian (d) Sayuran/Daging
(b) Kosmetik (e) Elektronik
(c) Sepatu/sandal (f) Lain-lain(sebutkan)…………………..
8. Berapa lama usaha anda berdiri?
(a) Kurang dari 1 tahun (c) 5-10 tahun
NO:
(b) 1-5 tahun (d) Lebih dari sepuluh tahun
9. Rata-rata pendapatan usaha per-hari:
(a) Kurang dari Rp 500.000
(b) Rp 500.000 – Rp 1.000.000
(c) Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000
(d) Lebih dari Rp 1.500.000
10. Darimana sumber permodalan awal usaha anda?
(a) Modal sendiri
(b) Pinjaman dari saudara/kerabat
(c) Pinjaman dari lembaga keuangan
(d) Lain-lain(sebutkan)……………….
11. Apakah dalam memenuhi sumber permodalan anda pernah meminjam/dibiayai oleh lembaga
keuangan syariah?
(a) Pernah
(b) Tidak Pernah
12. Jika pernah lembaga keuangan syariah apa yang dipilih dalam memenuhi sumber
permodalan?
(a) Bank Syariah
(b) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(c) Koperasi Syariah
(d) Pegadaian Syariah
(e) Baitul Maal wat Tamwil (BMT)
B. Pertanyaan Responden
Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda ceklis (√) pada kotak yang tersedia dibawah ini:
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
N = Netral
NO. A. FAKTOR PELAYANAN (X1) SS S N TS STS
1 Pelayanan yang ramah alasan saya memilih lembaga
keuangan syariah
2 Kecepatan dalam pelayanan alasan saya memilih lembaga
keuangan syariah
3 Terbuka terhadap komplain alasan saya memilih lembaga
keuangan syariah
4 Karyawan selalu bersedia melayani setiap kebutuhan
nasabah alasan saya memilih lembaga keuangan syariah
NO. B. FAKTOR SOSIAL (X2) SS S N TS STS
5 Saya memilih lembaga keuangan syariah karena
mendapat saran dari keluarga
6 Saya memilih lembaga keuangan syariah karena
mendapat saran dari teman
7 Saya memilih lembaga keuangan syariah karena telah
mengenal salah satu karyawan nya
NO. C. FAKTOR LOKASI (X3) SS S N TS STS
8 Lokasi yang dekat dengan tempat saya berjualan alasan
saya memilih lembaga keuangan syariah
9 Lokasi yang mudah ditemukan alasan saya memilih
lembaga keuangan syariah
10 Lokasi yang nyaman alasan saya memilih lembaga
keuangan syariah
NO. D. FAKTOR AGAMA (X4) SS S N TS STS
11 Saya memilih Lembaga Keuangan Syariah karena
kesadaran akan Syariat Islam
12 Percaya bahwa sistem yang ada pada lembaga keuangan
syariah akan mendapatkan berkah
13 Sistem keuntungan dengan bagi hasil yang adil yang
sesuai dengan prinsip syariah alasan saya memilih LKS
14 Saya memilih lembaga keuangan syariah karena tidak
mengandung unsur riba
NO. E. PREFERENSI (Y) SS S N TS STS
15 Saya memilih lembaga keuangan syariah karena proses
yang cepat
16 Syarat dan jaminan yang mudah alasan saya memilih
lembaga keuangan syariah
17 Saya memilih lembaga keuangan syariah karena ingin
mengetahui sistem syariah
18 Saya memilih lembaga keuangan syariah karena sesuai
dengan kebutuhan
19 Saya memilih lembaga keuangan syariah karena lebih
baik dari lembaga konvensional
20
Saya memilih lembaga keuangan syariah karena banyak
jaringan ATM
21 Saya memilih lembaga keuangan syariah karena banyak
nya kantor cabang
22
Saya memilih lembaga keuangan syariah karena sarana
pelayanan yang lengkap
LAMPIRAN UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS
Correlations
A.1 A.2 A.3 A.4 Total A
A.1 Pearson Correlation 1 .637** .623
** .424 .883
**
Sig. (2-tailed) .003 .003 .063 .000
N 20 20 20 20 20
A.2 Pearson Correlation .637** 1 .331 .366 .747
**
Sig. (2-tailed) .003 .155 .112 .000
N 20 20 20 20 20
A.3 Pearson Correlation .623** .331 1 .361 .749
**
Sig. (2-tailed) .003 .155 .118 .000
N 20 20 20 20 20
A.4 Pearson Correlation .424 .366 .361 1 .699**
Sig. (2-tailed) .063 .112 .118 .001
N 20 20 20 20 20
Total A Pearson Correlation .883** .747
** .749
** .699
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001
N 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
B.5 B.6 B.7 Total B
B.5 Pearson Correlation 1 .069 -.026 .466*
Sig. (2-tailed) .773 .912 .039
N 20 20 20 20
B.6 Pearson Correlation .069 1 .479* .794
**
Sig. (2-tailed) .773 .032 .000
N 20 20 20 20
B.7 Pearson Correlation -.026 .479* 1 .747
**
Sig. (2-tailed) .912 .032 .000
N 20 20 20 20
Total B Pearson Correlation .466* .794
** .747
** 1
Sig. (2-tailed) .039 .000 .000
N 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
C.8 C.9 C.10 Total C
C.8 Pearson Correlation 1 .751** .550
* .908
**
Sig. (2-tailed) .000 .012 .000
N 20 20 20 20
C.9 Pearson Correlation .751** 1 .679
** .911
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000
N 20 20 20 20
C.10 Pearson Correlation .550* .679
** 1 .811
**
Sig. (2-tailed) .012 .001 .000
N 20 20 20 20
Total C Pearson Correlation .908** .911
** .811
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
D.11 D.12 D.13 D.14 Total D
D.11 Pearson Correlation 1 .735** .648
** .383 .871
**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .095 .000
N 20 20 20 20 20
D.12 Pearson Correlation .735** 1 .625
** .424 .870
**
Sig. (2-tailed) .000 .003 .063 .000
N 20 20 20 20 20
D.13 Pearson Correlation .648** .625
** 1 .469
* .844
**
Sig. (2-tailed) .002 .003 .037 .000
N 20 20 20 20 20
D.14 Pearson Correlation .383 .424 .469* 1 .662
**
Sig. (2-tailed) .095 .063 .037 .001
N 20 20 20 20 20
Total D Pearson Correlation .871** .870
** .844
** .662
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001
N 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.872 .874 22
LAMPIRAN DATA RESPONDEN
Statistics
Jenis
Kelamin
Status
Marital
Pendidikan
Terakhir
Jenis
Usaha
Lama
Usaha
Rata-Rata
Pendapatan
Usaha
Sumber Awal
Permodalan
Lembaga
Keuangan
Syariah
Yang Dipilih
N Valid 80 80 80 80 80 80 80 80
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-Laki 53 66.3 66.3 66.3
Perempuan 27 33.7 33.7 100.0
Total 80 100.0 100.0
Status Marital
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Menikah 63 78.8 78.8 78.8
Belum Menikah 11 13.8 13.8 92.5
Pernah Menikah 6 7.4 7.4 100.0
Total 80 100.0 100.0
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SD/Sederajat 5 6.3 6.3 6.3
SMP/Sederajat 9 11.3 11.3 17.5
SMA/Sederajat 39 48.8 48.8 66.3
Diploma/Sederajat 10 12.3 12.3 78.8
Sarjana/Sederajat 17 21.3 21.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Jenis Usaha
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Pakaian 24 32.5 32 30.0
Kosmetik 2 2.5 2.5 32.5
Sepatu/Sandal 6 7.5 7.5 40.0
Sayuran/Daging 17 21.25 21.25 61.3
Elektronik 1 1.25 1.25 62.5
Lain-lain 30 35 35 100.0
Total 80 100.0 100.0
Lama Usaha
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang dari 1 tahun 3 3.8 3.8 3.8
1-5 tahun 12 15.0 15.0 18.8
5-10 tahun 24 30.0 30.0 48.8
Lebih dari 10 tahun 41 51.2 51.2 100.0
Total 80 100.0 100.0
Rata-Rata Pendapatan Usaha
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang dari Rp 500.000 27 33.8 33.8 33.8
Rp 500.000 - Rp 1.000.000 49 61.3 61.3 95.0
Rp 1.000.000 - 1.500.000 3 3.8 3.8 98.8
Lebih dari Rp 1.500.000 1 1.3 1.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber Awal Permodalan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Modal Sendiri 29 36.3 36.3 36.3
Pinjaman dari
saudara/kerabat 12 15.0 15.0 51.2
Pinjaman dari Lembaga
Keuangan 20 25.0 25.0 76.3
Lain-lain 19 23.8 23.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
Lembaga Keuangan Syariah Yang Dipilih
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Bank Syariah 11 13.8 13.8 13.8
BPRS Syariah 23 28.7 28.7 42.5
Koperasi Syariah 34 42.5 42.5 85.0
Baitul Maal wat Tamwil 12 15.0 15.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
LAMPIRAN UJI ASUMSI KLASIK DAN ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .600a .360 .326 2.506
a. Predictors: (Constant), Agama, Sosial, Lokasi, Pelayanan
b. Dependent Variable: Preferensi
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 265.291 4 66.323 10.563 .000b
Residual 470.909 75 6.279
Total 736.200 79
a. Dependent Variable: Preferensi
b. Predictors: (Constant), Agama, Sosial, Lokasi, Pelayanan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 16.348 3.750 4.359 .000
Pelayanan .518 .143 .366 3.636 .001 .840 1.190
Sosial -.601 .254 -.222 -2.371 .020 .968 1.033
Lokasi .603 .167 .364 3.613 .001 .841 1.189
Agama .313 .157 .209 1.989 .055 .775 1.291
a. Dependent Variable: Preferensi
Coefficient Correlationsa
Model Agama Sosial Lokasi Pelayanan
1 Correlations Agama 1.000 -.124 .371 -.357
Sosial -.124 1.000 -.074 -.066
Lokasi .371 -.074 1.000 -.261
Pelayanan -.357 -.066 -.261 1.000
Covariances Agama .025 -.005 .010 -.008
Sosial -.005 .064 -.003 -.002
Lokasi .010 -.003 .028 -.006
Pelayanan -.008 -.002 -.006 .020
a. Dependent Variable: Preferensi
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 26.60 33.31 29.35 1.833 80
Residual -5.612 4.270 .000 2.441 80
Std. Predicted Value -1.501 2.162 .000 1.000 80
Std. Residual -2.239 1.704 .000 .974 80
a. Dependent Variable: Preferensi
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue
Condition
Index
Variance Proportions
(Constant) Pelayanan Sosial Lokasi Agama
1 1 4.939 1.000 .00 .00 .00 .00 .00
2 .033 12.278 .00 .00 .00 .34 .28
3 .013 19.179 .02 .49 .42 .03 .01
4 .011 21.607 .00 .48 .17 .40 .55
5 .004 33.842 .98 .03 .40 .23 .15
a. Dependent Variable: Preferensi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 80
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.44149040
Most Extreme Differences Absolute .060
Positive .055
Negative -.060
Test Statistic .060
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.