pengaruh disiplin dan kompetensi terhadap kinerja …
TRANSCRIPT
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 39
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
PENGARUH DISIPLIN DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA
GURU DI MADRASAH TSANAWIYAH ITTIHAADUL ULUM KOTA
LUBUKLINGGAU
Oleh
1. Aminatuzzuhro
Mahasiswa Magister Manajemen STIE MURA
2. Dr. Gunadi
Dosen Tetap STIE MURA
Abstract
The research objective to be achieved are as follows: the objectives of this research
are: 1) To determine the effect of discipline and competence of the performance of
teachers at MTs Ittihaadul Ulum Lubuklinggau. 2) To determine the effect of
discipline on the performance of teachers at MTs Ittihaadul Ulum Lubuklinggau.
3) To determine the effect of competence on the performance of teachers at MTs
Ittihaadul Ulum Lubuklinggau. T test results can be explained that the discipline
variables (X1) on teacher performance showed the value t = 10.414 is
greater than the value ttable 2,042 with a significant level = 0.000 <(α) 12:05, df
(n-2) 35-2 = 33 amounted to 2,042 , suggesting that Ho is rejected and Ha accepted
and partially discipline variables have a significant effect on the performance of
teachers at MTs Ittihaadul Ulum Lubuklinggau.Kemudian City t test results above
can be explained that the competence variable (X2) on teacher performance showed
the value t = 5,575 greater than the value ttable 5,575 with a significant level =
0.000 <(α) 12:05, df (n-2) 35-2 = 33 is equal to 2.042, suggesting that Ho is
rejected and Ha accepted and in partial competency has significant influence the
performance of teachers at MTs Ittihaadul Ulum Lubuklinggau. Further testing of
the hypothesis that Fhitung obtained is 87.116> F table = 3.30 significance level
simultaneously and significance is 0.000 <(α) = 0.05 df = n - k = 35 - 2-1 = 32
amounted to 3.30 so Ho rejected and Ha accepted. means shows that together
(simultaneously) the independent variable X1 (discipline) and X2 (competence)
have a significant effect on the dependent variable Y (the teacher's performance)
so the hypothesis proved to be true and acceptable.
Keywords: Discipline, Competency and Performance Teach
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru sebagai tenaga
profesional harus memiliki
kemandirian dalam keseluruhan
kegiatan pendidikan baik dalam jalur
sekolah maupun luar sekolah, guru
memegang posisi yang paling
strategis. Dalam tingkatan
operasional, guru merupakan penentu
keberhasilan pendidikan melalui
kinerjanya pada tingkat institusional,
dan eksperiensial. Guru merupakan
sumber daya manusia yang mampu
mendayagunakan faktor-faktor
lainnya sehingga bermutu dan
menjadi faktor utama yang
menentukan mutu pendidikan.
Keberadaan guru amatlah penting,
terlebih bagi keberlangsungan hidup
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 40
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
bangsa ditengah-tengan lintasan
perjalanan jaman dengan teknologi
yang kian canggih dan segala
perubahan serta meningkatkan
peranan dan kemampuannya serta
disiplin. Disiplin merupakan salah
satu upaya perbaikan yang perlu
dilakukan melalui pembenahan,
karena itu disiplin harus mampu
ditanamkan pada seluruh sumber
daya manusia yang dinyatakan
sebagai kualitas usaha dan dihasilkan
oleh seseorang untuk memperoleh
hasil yang diharapkan sesuai dengan
tujuan organisasi. pendisiplinan
pegawai merupakan suatu bentuk
pelatihan yang berusaha memperbaiki
dan membentuk pengetahuan, sikap
dan perilaku karyawan sehingga para
karyawan tersebut secara sukarela
berusaha bekerja secara kooperatif
dengan para karyawan yang lain serta
meningkatkan prestasi kerjanya.
Seorang guru dikatakan memiliki
hasil kerja yang tinggi, jika beban
kerja yang ditetapkan oleh lembaga
tercapai. Namun lemabaga juga harus
memperhatikan tuntutan guru dan
tuntutan-tuntutan yang tidak mampu
dikendalikan oleh lembaga ini akan
menimbulkan ketegangan dalam diri
guru dan jika tidak dapat diatasi maka
guru tersebut akan mengalami
penurunan semangat keja dan disiplin
kerja dalam berproduksi di lembaga.
Dalam menciptakan disiplin
diperlukan bimbingan dan arahan
bagi pegawai agar tercipta suasana
yang tertib dan baik dalam organisasi,
sebab disiplin suatu organisasi
dikatakan baik jika sebagian pegawai
mentaati peraturan-peraturan yang
ada.
Disiplin kerja guru sangatlah
penting dalam suatu lembaga, karena
disiplin adalah suatu alat yang
digunakan para manajer untuk
berkomunikasi dengan karyawan agar
mereka bersedia untuk mengubah
suatu perilaku serta sebagai suatu
upaya untuk meningkatkan kesadaran
dan kesediaan seseorang mentaati
semua peraturan perusahaan dan
norma-norma sosial yang
berlaku.Disiplin yang baik
mencerminkan besarnya rasa
tanggung jawab seseorang terhadap
tugas-tugas yang diberikan
kepadanya. Hal ini mendorong gairah
kerja, semangat kerja dan
terwujudnya tujuan organisasi. Oleh
karena itu, setiap pimpinan selalu
berusaha agar para bawahannya
mepunyai disiplin yang baik. Seorang
pimpinan dikatakan efektif dalam
kepemimpinannya, jika para
bawahannya berdisiplin dengan baik.
Untuk memelihara dan meningkatkan
disiplin yang baik adalah hal yang
sulit, karena banyak faktor yang
mempengaruhi. Manajemen
mempunyai tanggung jawab dalam
membangun untuk menciptakan suatu
iklim disiplin di mana sebagian
standar harus diketahui dan dipahami
oleh semua guru. Bila para guru tidak
mengetahui standar-standar apa yang
harus dicapai, akan cenderung
menjadi salah arah. Hal lain yang
dapat mempengaruhi kinerja selain
disiplin adalah kompetensi.
Kompetensi dilakukan agar dapat
memberikan hasil yang sesuai dengan
tujuan dan sasaran serta menyangkut
kewenangan setiap individu untuk
melakukan tugas dan tanggung jawab
atau mengambil keputusan sesuai
dengan perannya dalam organisasi
yang relevan dengan keahlian,
pengetahuan, dan kemampuan yang
dimiliki. Kompetensi dapat juga
berkaitan dengan mengerjakan tugas
kantor, bekerja dengan teknologi
komputer, menggunakan peralatan
lain, mendemonstrasikan keahlian
teknis dan professional dan
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 41
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
membiasakan bekerja dengan data,
menjadi motivasi diri, bertindak
dengan percaya diri, mengelola
pembelajaran sendiri dan lain
sebagainya. Agar guru memiliki
kompetensi atau kemampuan untuk
melaksanakan atau melakukan suatu
pekerjaan atau tugas harus dilandasi
atas keterampilan dan pengetahuan
serta didukung oleh sikap kerja yang
dituntut oleh pekerjaan tersebut.
Sekolah harus terus menerus
melakukan perbaikan secara
berkelanjutan untuk lebih
meningkatkan kualitas yang
diharapkan sesuai dengan tuntutan
dan perubahan. Perbaikan kualitas
tersebut harus dimulai dari disiplin
seorang guru agar dapat bertanggung
jawab atas penyelenggaraan
pendidikan di sekolah, walaupun pada
hakekatnya setiap personil sekolah
memiliki tanggung jawab. Kulitas
sekolah dapat dilihat salah satunya
melalui kinerja guru (hasil output)
yang berupa kelulusan dan nilai yang
diperoleh.
Dari hasil pengamatan atau
observasi sementara di lapangan,
bahwa peneliti menemui fenomena
yang terjadi pada Madrasah
Tsanawiyah Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau adalah masalah
disiplinnya yakni masih adanya guru
yang kurang mematuhi jadwal
kehadiran disekolah minimal 15
menit pelajaran dimulai, masih
seringnya guru dalam menyelesaikan
tugas-tugas belum sesuai dengan
program kerja, kurangnya disiplin
guru dan belum adanya tindakan
sanksi yang tegas, tugas yang
diberikan dari pimpinan belum
dilaksanakan susuai dengan waktu
yang diinginkan, masih adanya guru
belum mendapat perhatian,
bimbingan, petunjuk dan
pengawasan, kurangnya rasa
tanggung jawab para guru untuk
melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya, adanya guru yang masih
belum melaksanakan tugas sesuai
dengan harapan lembaga ini dapat
terlihat dari perilaku guru dalam
bekerja. Kemudian fenomena yang
terjadi mengenai kompetensi adalah
masih adanya guru yang mempunyai
latar belekang pendidikan yang
rendah, masih adanya guru yang
belum bisa menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP),
selanjutnya masih memiliki wawasan
yang kurang luas sebagai upaya
meningkatkan kompetensi, serta
kompetensi guru sebagian belum
terbangun. Seyogyanya setiap guru
perlu memperlihatkan sikap teladan
sebagai seorang pendidik, bukan
hanya sebagai pengajar. Hanya
melalui karya nyata dan sikap
keseharian yang diperlihatkan oleh
seorang gurulah yang mampu
mengangkat harkat dan martabatnya
serta diakui kompetensi.
B. Rumusan Masalah
1. Adakah pengaruh disiplin dan
kompetensi terhadap kinerja guru
di Madrasah Tsanawiyah
Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau ?
2. Adakah pengaruh disiplin
terhadap kinerja guru di
Madrasah Tsanawiyah Ittihaadul
Ulum Kota Lubuklinggau ?
3. Adakah pengaruh kompetensi
terhadap kinerja guru Madrasah
di Tsanawiyah Ittihaadul Ulum
Kota Lubuklinggau ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh
disiplin dan kompetensi terhadap
kinerja guru di Madrasah
Tsanawiyah Ittihaadul Ulum
Kota Lubuklinggau.
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 42
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
2. Untuk mengetahui pengaruh
disiplin terhadap kinerja guru di
Madrasah Tsanawiyah Ittihaadul
Ulum Kota Lubuklinggau.
3. Untuk mengetahui pengaruh
kompetensi terhadap kinerja guru
di Madrasah Tsanawiyah
Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau
.
D. Manfaat Penelitian
1. Dari hasil penelitian yang
dilakukan, diharapkan dapat
bermanfaat bagi peneliti lain
sebagai bahan referensi dan
bahan masukan bagi pihak-pihak
berkepentingan terutama yang
akan mengadakan penelitian
berhubungan dengan
permasalahan yang sejenis.
2. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan dan
pertimbangan kepada Kepala
Sekolah Madrasah Tsanawiyah
Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau dalam mengambil
suatu kebijakan ataupun
keputusan khusunya berkenaan
dengan masalah disiplin dan
kompetensi terhadap kinerja
guru.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN
HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Wujud dari kinerja guru
direalisasikan oleh kompetensi
Menurut pasal 8, UUGD
14/2005 dalam penelitian Melta
Tjumiatinih. 144, wujud dari kinerja
guru direalisasikan oleh kompetensi
adalah a) Pedagogik, b) Kepribadian,
c) Sosial, dan d) Profesional. Menurut
Ani. M Hasan, dalam penelitian
Sumiati, Riduwan, 2009, h. 132
menjelaskan bahwa guru yang
profesional harus memenuhi beberapa
kriteria, antara lain : 1) mempunyai
komitmen terhadap siswa dan proses
belajarnya, 2) menguasai secara
mendalam bahan/mata pelajaran yang
diajarkannya serta cara mengajarnya
kepada siswa, 3) bertanggung jawab
memantau hasil belajar siswa melalui
berbagai cara evaluasi, 4) mampu
berfikir sistematis tentang apa yang
dilakukannya dan belajar dari
lingkungan profesinya.
2. Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Kinerja
Menurut Siagian (2009 : 40),
kinerja seseorang pekerja ditentukan
oleh tiga faktor dan dijadikan peneliti
sebagai indikator yaitu:
1. Motivasi adalah daya dorong
yang dimiliki, baik secara
intrinsik maupun ekstrinsik, yang
membuatnya mau dan tidak rela
untuk bekerja sekuat tenaga
dengan mengarahkan segala
kemampuan yang ada demi
keberhasilan organisasi dalam
mencapai tujuan dan berbagai
sasarannya. Keberhasilan
organisasional tersebut
memungkinkan yang
bersangkutan untuk mencapai
tujuan pribadinya berupa
harapan, keinginan,cita-cita dan
berbagai jenis kebutuhannya.
2. Kemampuan Ada kemampuan
bersipat fisik dan ini lebih
diperlukan oleh karyawan yang
dalam pelaksanaan tugasnya
lebih banyak menggunakan otot
dilain pihak ada kemampuan
yang bersipat mental intelektual
yang lebih banyak oleh
penyelesaian tugas yang lebih
digunakan otak. Sudah barang
tentu mereka yang lebih banyak
menggunakan otak tetap dituntut
memiliki kemampuan fisik.
3. Ketetapan Penugasan, Dalam
dunia manajemen ada ungkapan
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 43
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
yang menyatakan bahwa tidak
ada stap yang bodoh, yang bodoh
adalah para pimpinan yang tidak
mengenal secara pengetahuan,
ketrampilan, kemampuan bakat
dan minat parah bawahannya,
memang telah terbukti bahwa
penempatan yang tidak tepat,
kinerja seseorang tidak sesuai
dengan harapan manajemen dan
tuntutan organisasi dengan
demikian mereka menampilkan
produktivitas kerja yang rendah.
3. Faktor-faktor Disiplin
Menurut Singodimedjo (dalam
Sutrisno, 2012, h. 89) faktor yang
mempengaruhi disiplin pegawai dan
dijadikan oleh peneliti sebagai
indikator adalah :
1. Besar kecilnya pemberian
kompensasi Besar kecilnya
kompensasi dapat mempengaruhi
tegaknya disiplin. Para karyawan
akan mematuhi segala peraturan
yang berlaku, bila ia merasa
mendapat jaminan balas jasa
yang setimpal dengan jerih
payahnya yang telah
dikontribusikan bagi perusahaan.
Bila ia menerima konpesansi
yang memadai, mereka akan
dapat bekerja tenang dan tekun,
serta selalu berusaha bekerja
dengan sebaik-baiknya. Akan
tetapi, bila ia merasa kompesansi
yang diterimanya jauh dari
memadai, maka ia berpikir
mendua, dan berusaha untuk
mencari tambahan penghasilan
lain dari luar, sehingga
menyebabkan ia sering mangkir,
sering minta izin keluar.
2. Ada tidaknya keteladanan
pimpinan dalam perusahaan
Keteladanan pimpinan sangat
penting sekali, karena dalam
lingkungan perusahaan, semua
karyawan akan selalu
memerhatikan bagaimana
pimpinan dapat menegakan
disiplin dirinya dan bagaimana ia
dapat mengendalikan dirinya dari
ucapan, perbuatan, dan sikap
yang dapat merugikan, aturan
disiplin yang sudah ditetapkan.
Misalnya, biala aturan jam kerja
pukul 08.00, maka si pemimpin
tidak akan masuk kerja terlambat
dari waktu yang sudah ditetakan.
3. Ada tidaknya aturan pasti yang
dapat dijadikan pegangan.
Pembinaan disiplin tidak akan
dapat terlaksakan dalam
perusahaan, bila tidak ada aturan
penulis yang pasti dapat
dijadikan pegangan bersama.
Disiplin tidak mungkin ditegakan
bila peraturan yang dibuat hanya
berdasarkan intruksi lisan yang
dapat berubah-ubah sesuai
kondisi dan situasi.
4. Keberanian pimpinan dalam
mengmbil tindakan. Bila ada
seseorang karyawan yang
melanggar disiplin, maka perlu
ada keberanian pimpinan untuk
mengambil tindakan yang sesuai
dengan tingkat pelanggaran yang
dibuatnya. Dengan adanya
tindakan terhadap pelanggaran
disilplin, sesuai dengan sanksi
yang ada, maka semua karyawan
akan merasa terlindungi, dan
dalam hatinya berjanji tidak akan
berbuat hal yang serupa.
5. Ada tidaknya pengawasan
pimpinan. Dalam setiap kegiatan
yng dilakukan oleh perusahan
perlu ada pengawasaan, yang
akan mengarahkan para
karyawan agar dapat
melaksanakan pekerjaan dengan
tepat dan sesuai dengan yang
telah ditetapkan. Namun sudah
menjadi tabiat manusia pula
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 44
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
bahwa mereka selalu ingin bebas,
tanpa terikat atau diikat oleh
peraturan apapun juga. Dengan
adanya pengawasan seperti
demikian, maka sedikitnya
banyak para karyawan akan
terbiasa melaksanakan disiplin
kerja. Mungkin untuk sebagian
karyawan yang sudah menyadari
arti disiplin, pengawasan seperti
ini tidak perlu, tetapi bagi
karyawan lainnya, tegaknya
disiplin masih perlu agak
dipaksakan, agar mereka tidak
berbuat semaunya dalam
perusahaan.
6. Ada tidaknya perhatian kepada
para karyawan, Karyawan adalah
manusia yang mempunyai
perbedaan karakter antara yang
satu dengan yang lain. seorang
karyawan tidak hanya puas
dengan penerimaan kompensasi
yang tinggi, pekerjaan yang
menantang, tetapi juga mereka
masih membutuhkan perhatian
yang besar dari pimpinannya
sendiri.
7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan
yang mendukung tegaknya
disiplin. Kebiasaan – kebiasaan
positif itu antara lain :
a. Saling menghormati, bila
ketemu di lingkungan
pekerjaan
b. Melontarkan pujian sesuai
dengan tempat dan waktunya,
sehingga para karyawan akan
turut merasa bangga dengan
pujian tersebut.
c. Sering mengikut sertakan
karyawan dalam pertemuan-
pertemuan, apalagi pertemuan
yang berkaitan dengan nasib
dan pekerjaan mereka.
d. Memberi tahu bila ingin
meninggalkan tempat kepada
rekan sekerja, dengan
menginformasikan, kemana
dan untuk urusan apa,
walaupun kepada bawahan
sekalipun.
B. Hasil Penelitian terdahulu yang
Relevan
1. Enny Rachmawati, Y. Warella,
Zaenal Hidayat (2006),
pengaruh motivasi kerja,
kemampuan kerja dan gaya
kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan pada Badan Kesatuan
Bangsa dan Perlindungan
Masyarakata Propinsi Jawa
Tengah.
Hubungan antara motivasi
kerja dengan kinerja pegawai
menunjukkan hubungan yang cukup
kuat. Hal ini terlihat dari pegawai
dengan motivasi kerja yang rendah
cenderung mempunyai kriteria yang
rendah pula. Sedangkan pegawai
dengan motivasi kerja yang tinggi
sebagian besar mempunyai kinerja
yang tinggi pula. Hasil uji statistik
membuktikan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara variabel
motivasi kerja dengan kinerja
pegawai yang menunjukkan terdapat
koefisien sebesar 0,784. Koefisien
korelasi ini termasuk cukup tinggi
karena melebihi 0,50. Uji signifikan
antara kedua variabel tersebut
menunjukkan koefisien Z sebesar
17,503 dan Z tabel dengan tingkat
kebenaran 95 adalah 1,96 (Sidney
Siegel dalam Statistik Non
Paramerik) sehingga harga hitung
lebih besar dari harga tabel (17,503 >
1,96). Hasil ini menunjukkan bukti
bahwa hipotesis penelitian terbukti
bahwa ada hubungan yang signifikan
antara motivasi kerja dengan kinerja
pegawai. Hubungan antara
Kemampuan Kerja dengan Kinerja
Pegawai Hubungan antara
kemampuan kerja dengan kinerja
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 45
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
pegawai menunjukkan hubungan
yang cukup kuat. Hal ini terlihat dari
pegawai dengan kemampuan kerja
yang rendah cenderung mempunyai
kinerja yang rendah pula. Sedangkan
pegawai dengan kemampuan kerja
yang tinggi sebagian besar
mempunyai kinerja yang tinggi pula.
Hasil uji statistik membuktikan
bahwa ada hubungan yang signifikan
antara variabel kemampuan kerja
dengan kinerja pegawai yang
menunjukkan terdapat koefisien
sebesar 0,685. Uji signifikansi antara
kedua variabel tersebut menunjukkan
koefisien Z sebesar 9,405 dan Z tabel
dengan tingkat kebenaran 95 adalah
1,96 (Sidney Siegel dalam Statistik
Non Parametik sehingga harga hitung
lebih besar dari harga tabel (9,405>
1,96). Hasil ini menunjukkan bukti
bahwa hipotesis penelitian terbukti
bahwa ada hubungan yang signifikan
antara kemampuan kerja dengan
kinerja pegawai. Hubungan antara
Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja
Pegawai. Hubungan antara gaya
kepemimpinan dengan kinerja
pegawai menunjukkan hubungan
yang cukup kuat. Hal ini terlihat dari
gaya kepemimpinan yang tidak
mendukung cenderung mempunyai
kinerja yang rendah pula. Sedangkan
pegawai dengan dukungan penuh
gaya kepemimpinan sebagian besar
mempunyai kinerja yang tinggi pula.
Hasil uji statistik membuktikan
bahwa ada hubungan yang signifikan
antara variabel gaya kepemimpinan
dengan kinerja pegawai yang
menunjukkan terdapat koefisien
sebesar 0,275.Uji signifikansi antara
kedua variabel tersebut menunjukan
koefisien Z sebesar 2,371 dan Z tabel
dengan tingkat kebenaran 95 adalah
1,96 (Sidney Siegel dalam Statistik
Non Paramerik) sehingga harga
hitung lebih besar dari harga tabel
(2,371 > 1,96). Hasil ini menunjukkan
bukti bahwa hipotesis penelitian
terbukti bahwa ada hubungan yang
signifikan antara gaya kepemimpinan
dengan kinerja pegawai. Hubungan
Antara Motivasi Kerja, Kemampuan
Kerja serta Gaya Kepemimpinan
dengan Kinerja Pegawai. Hasil
perhitungan Koefisien Konkordansi
Kendall menunjukkan koefisien
sebesar 0,497. Guna menguji tingkat
kebenarannya maka dapat dilihat dari
nilai chi- Square (X2) di mana
terdapat nilai sebesar 21,736 dan
apabila dilihat dengan harga Chi-
Square tabel dengan tingkat
kebenaran 95 (DF = 3, N = 58) maka
nilai Chi-Square tabel adalah sebesar
7,82. Hasil ini telah memberikan
bukti bahwa nilai X2 hitung lebih
besar jika dibanding dengan nilai X2
tabel (21,736 > 7,82). Hasil ini telah
dapat dipakai untuk menarik
kesimpulan bahwa ada hubungan
yang signifikan secara bersama-sama
antara variabel motivasi kerja,
kemampuan kerja serta gaya
kepemimpinan dengan kinerja
pegawai. Sedangkan koefisien
determinasi Konkordansi Kendall
(W2) yang mencerminkan seberapa
besar keeratan hubungan antara
ketiga variabel independen dengan
dependen menunjukkan nilai sebesar
0,247 (0,497 x 100 ). Atau dapat
dinyatakan bahwa ketiga variabel
independen ini adalah faktor-faktor
lain yang tidak dalam penelitian ini.
Hasil ini memberikan gambaran
bahwa kinerja pegawai sebetulnya
tidak hanya ditentukan oleh motivasi
kerja, kemampuan kerja dan gaya
kepemimpinan. Faktor-faktor lain
seperti, sikap, persepsi terhadap
pekerjaan, serta faktor-faktor lain
diluar organisasi merupakan faktor
yang perlu dikaji lebih mendalam.
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 46
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
2. Diah Ayu Kristiani, Dr. Ari
Pradhanawati, M.S, Andi
Wijayanto, S.Sos, M.Si,
(2013). Pengaruh Kemampuan
Kerja dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan
(Studi pada Karyawan Operator
PT. Idonesia Power Unit Bisnis
Pembangkitan Semarang).
Pada prinsipnya penelitian ini
bertujuan untuk mencari jawaban
terhadap rumusan masalah yang telah
dikemukakan pada bagian
sebelumnya, dimana pada intinya
adalah untuk mengetahui pengaruh
kemampuan kerja dan motivasi kerja,
secara parsial dan simultan terhadap
kinerja karyawan Berdasarkan
penelitian, kemampuan kerja
karyawan operator PT. Indonesia
Power UBP Semarang adalah baik
dilihat dari persepsi responden
sebesar 73 responden (70,2%) yang
menyatakan bahwa kemampuan kerja
karyawan adalah baik. Hal ini berarti
bahwa karyawan operator PT.
Indonesia Power UBP Semarang
menguasai kemampuan teknis,
kemampuan konseptual dan
kemampuan sosial dengan baik.
Kemampuan Kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
Kinerja Karyawan. Artinya apabila
kemampuan kerja baik maka kinerja
karyawan juga akan meningkat,
begitu pula sebaliknya.Nilai koefisien
determinasinya sebesar 0,419 atau
41,9%. Hal ini berarti 41,9% variabel
kinerja karyawan dapat dijelaskan
oleh variabel kemampuan kerja.
Sedangkan sisanya (100% - 41,9% =
58,1%) dijelaskan oleh faktor lain,
selain faktor kemampuan kerja. Nilai
koefisien korelasi 0,647
menunjukkan kekuatan hubungan
antara kemampuan kerja dan kinerja
karyawan kuat, artinya setiap
perubahan yang baik meningkat atau
menurun pada kemampuan kerja,
akan banyak mempengaruhi
peningkatan atau penurunan kinerja
karyawan. Hubungan antara
kemampuan kerja terhadap kinerja
karyawan tersebut telah sesuai
dengan hasil penelitian yang
diungkapkan oleh Rahma (2005:81)
dengan judul Pengaruh Kemampuan
dan Motivasi terhadap Kinerja
Karyawan pada CV. Sartika Kudus
yang menyatakan bahwa ada
pengaruh yang positif dan signifikan
antar variabelnya. Berdasarkan
penelitian, motivasi kerja karyawan
operator PT. Indonesia Power UBP
Semarang adalah baik dilihat dari 85
responden (81,7%) menyatakan
karyawan memiliki motivasi yang
baik. Hal ini berarti bahwa karyawan
operator PT. Indonesia Power UBP
Semarang memiliki keinginan untuk
fokus dalam pekerjaan dengan baik,
keinginan untuk mencoba dengan
keras dan keinginan untuk melakukan
pekerjaan dengan benar.Motivasi
Kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja
Karyawan. Artinya apabila motivasi
kerja semakin baik maka kinerja
karyawan juga akan meningkat,
begitu pula sebaliknya. Nilai
koefisien determinasinya sebesar
0,502 atau 50,2%. Hal ini berarti
50,2% variabel kinerja karyawan
dapat dijelaskan oleh variabel
motivasi kerja. Sedangkan sisanya
(100% - 50,2% = 49,8%) dijelaskan
oleh faktor lain, selain faktor motivasi
kerja. Nilai koefisien korelasi 0,709
menunjukkan kekuatan hubungan
antara motivasi kerja dan kinerja
karyawan kuat, artinya setiap
perubahan yang baik meningkat atau
menurun pada motivasi kerja, akan
banyak mempengaruhi peningkatan
atau penurunan kinerja karyawan.
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 47
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
Hubungan antara motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan tersebut
telah sesuai dengan hasil penelitian
yang diungkapkan oleh Nurani (2011)
di PT. Bank Jateng Cabang Utama,
yang menyatakan bahwa variabel
Motivasi mempunyai positif dan
signifikan terhadap variabel Kinerja
Karyawan.Berdasarkan penelitian,
kinerja karyawan operator PT.
Indonesia Power UBP Semarang
adalah baik dilihat dari 62 responden
(59,6%) menyatakan memiliki kinerja
yang baik. Hal ini berarti bahwa
karyawan operator PT. Indonesia
Power UBP Semarang melaksanakan
tugas yang telah dibebankan oleh
perusahaan dengan baik. Berdasarkan
hasil penelitian, secara simultan
terdapat pengaruh yang signifikan
antara kemampuan kerja dan motivasi
kerja terhadap kinerja karyawan.
Terdapat hubungan yang antara
kemampuan kerja dan motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan. Artinya,
kemampuan dan motivasi kerja
semakin baik akan meningkatkan
kinerja karyawan. Nilai koefisien
determinasinya sebesar 0,535 atau
53,5%. Hal ini berarti 53,5% variabel
kinerja karyawan dapat dijelaskan
oleh variabel kemampuan kerja dan
motivasi kerja. Sedangkan sisanya
(100% - 53,5% = 46,5%) dijelaskan
oleh faktor lain, selain faktor
kemampuan dan motivasi kerja. Nilai
korelasi bergandanya 0,732
menunjukkan hubungan antara
kemampuan kerja dan motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan adalah
sangat kuat, artinya setiap perubahan
yang kecil, baik meningkat atau
menurun pada kemampuan kerja dan
motivasi kerja akan mempengaruhi
peningkatan atau penurunan kinerja
karyawan yang besar, bahwa
Kemampuan Kerja dan Motivasi
Kerja berpengaruh signifikan dan
positif terhadap Kinerja Karyawan
PT. Kereta Api (Persero) DAOP IV
Semarang.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran yang digunakan oleh peneliti adalah :
Gambar 1. Pengaruh disiplin dan kompetensi terhadap kinerja guru di Madrasah
Tsanawiyah Ittihaadul Ulum Kota Lubuklinggau
D. Hipotesis
1. Ada pengaruh signifikan antara
disiplin dan kompetensi terhadap
kinerja guru di Madrasah
Tsanawiyah Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau.
2. Ada pengaruh signifikan antara
disiplin terhadap kinerja guru di
Madrasah Tsanawiyah Ittihaadul
Ulum Kota Lubuklinggau.
3. Ada pengaruh kompetensi
terhadap kinerja guru di Madrasah
Tsanawiyah Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau.
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari atas :
obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu
Disiplin (X1)
Kinerja Guru (Y)
Kompetensi (x2)
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 48
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2012, h.
119). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh guru Madrasah
Tsanawiyah Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau berjumlah 35 guru.
(data terlampir). Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2012, 120). Jadi sampel
dalam penelitian ini adalah sampel
jenuh yaitu seluruh guru Madrasah
Tsanawiyah Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau berjumlah 35 orang.
B. Instrumen Penelitian
Tabel 1.
Variabel Penelitian dan Indikator
No Variabel Indikator
01. Disiplin
(X1)
a. Besar kecilnya pemberian kompensasi
b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam
perusahaan
c. ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan
pegangan.
d. Keberanian pimpinan dalam mengmbil
tindakan
e. Ada tidaknya pengawasan pimpinan.
f. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan
g. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang
h. mendukung tegaknya disiplin.
Singodimedjo, dalam Sutrisno, 2012, h. 89.
02. Kompetensi
(X2)
a. Keyakinan dan Nilai-nilai
b. Keterampilan
c. Pengalaman
d. Karakteristik Pribadi
e. Motivasi
f. Isu Emosional
g. Kemampuan Intelektual
h. Budaya Organisasi
(Michael Zwell 2000) dalam Wibowo, 2011, h.
339.
03. Kinerja Guru
(Y)
a. Prestasi Kerja.
b. Keahlian.
c. Perilaku.
d. Kepemimpinan.
(Sedarmayanti, 2011, h. 377)
C. Teknik Analisis
Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik analisis data
sebagai berikut dalam hal pembuktian
hipotesisnya
1. Pengujian data
2. Regresi Linier Sederhana
3. Uji t (Uji Parsial)
4. Regresi Linier Berganda
5. Uji Hipotesis (Uji F)
IV. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Tabel 2
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 49
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
Hasil Uji Validitas Variabel Disiplin
No Item Pertanyaan
Nilai rhitung
(CITC)
(rtabel)
n = 20
Keterangan
1 Besar kecilnya kompensasi dapat
mempengaruhi tegaknya disiplin.
0,552 0,444 Valid
2 Konpesansi yang memadai, akan
dapat bekerja tenang, tekun, serta
selalu berusaha bekerja dengan
sebaik-baiknya.
0,547 0,444 Valid
3 Keteladanan pimpinan sangat
penting sekali.
0,774 0,444 Valid
4 Pimpinan dapat mengendalikan
dirinya dari ucapan, perbuatan,
sikap yang dapat merugikan, aturan
disiplin yang sudah ditetakan.
0,726 0,444 Valid
5 Pembinaan disiplin tidak akan dapat
terlaksakan dalam lembaga, bila
tidak ada aturan tertulis yang pasti
dapat dijadikan pegangan bersama.
0,822 0,444 Valid
6 Disiplin tidak mungkin ditegakan
bila peraturan yang dibuat hanya
berdasarkan intruksi lisan yang
dapat berubah-ubah sesuai kondisi
dan situasi.
0,681 0,444 Valid
7 Dengan adanya tindakan terhadap
pelanggaran disilplin, sesuai dengan
sanksi yang ada, maka semua guru
akan merasa terlindungi, kemudian
berjanji tidak akan berbuat hal yang
serupa.
0,639 0,444 Valid
8 Dalam setiap kegiatan yang
dilakukan oleh lembaga perlu ada
pengawasaan, yang akan
mengarahkan para guru agar dapat
melaksanakan pekerjaan dengan
tepat dan sesuai dengan yang telah
ditetapkan
0,651 0,444 Valid
9 Seorang guru tidak hanya puas
dengan penerimaan kompensasi
yang tinggi, pekerjaan yang
menantang, tetapi juga mereka
masih membutuhkan perhatian yang
besar dari pimpinannya sendiri.
0,768 0,444 Valid
10 Melontarkan pujian sesuai dengan
tempat dan waktunya, sehingga para
guru akan turut merasa bangga
dengan pujian tersebut.
0,619 0,444 Valid
Sumber : SPSS 17,0 For Windows – Data diolah, 2016
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 50
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
Tabel 3
Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi
No Item Pertanyaan
Nilai rhitung
(CITC)
(rtabel)
n = 20
Keterangan
1 Keyakinan orang tentang dirinya
maupun terhadap orang lain akan
sangat mempengaruhi perilaku.
0,496 0,444 Valid
2 Keterampilan banyak memainkan
peran dalam kompetensi
0,592 0,444 Valid
3 Keahlian dari banyak kompetensi
memerlukan pengalaman dalam
lembaga.
0,707 0,444 Valid
4 Orang merespon dan berinteraksi
dengan kekuatan dan lingkungan
sekitarnya.
0,685 0,444 Valid
5 Dengan memberikan dorongan,
apresiasi terhadap pekerjaan
bawahan, memberikan pengakuan,
perhatian individual dari atasan
dapat mempunyai pengaruh positif
terhadap motivasi sesorang
bawahan.
0,590 0,444 Valid
6 Hambatan emosional dapat
membatasi penguasaan kompetensi.
0,732 0,444 Valid
7 Kewenangan dapat mempengaruhi
kemampuan komunikasi dan
menyelesaikan konflik dengan
kepala.
0,647 0,444 Valid
8 Kompetensi tergantung pada
pemikiran kognitif seperti
pemikiran konseptual dan pemikiran
analitis.
0,649 0,444 Valid
9 Faktor pengalaman dapat
meningkatkan kecakapan dalam
kompetensi ini.
0,539 0,444 Valid
10 Budaya organisasi mempengaruhi
kompetensi sumber daya manusia
dalam kegiatan.
0,797 0,444 Valid
Sumber : SPSS 17,0 For Windows – Data diolah, 2016
Tabel 4
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Guru
No Item Pertanyaan
Nilai rhitung
(CITC)
(rtabel)
n = 20
Keterangan
1 Hasil kerja guru dalam
menjalankan tugas, baik secara
kualitas maupun kuantitas kerja.
0,687 0,444 Valid
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 51
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
2 Untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai diperlukan prestasi kerja
yang maksimal.
0,659 0,444 Valid
3 Hasil kerja guru yang dilakukan
dapat meningkatkan prestasi kerja.
0,759 0,444 Valid
4 Tingkat kemampuan teknis yang
dimiliki oleh guru dalam
menjalankan tugas yang dibebankan
kepadanya.
0,576 0,444 Valid
5 Hasil yang dapat dicapai dalam
melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya berdasarkan
kecakapan, keahlian, pengalaman,
kesungguhan serta waktu yang
tersedia.
0,694 0,444 Valid
6 Sikap dan tingkah laku pegawai
yang melekat pada dirinya dan
dibawa dalam melaksanakan tugas-
tugasnya.
0,811 0,444 Valid
7 Tugas yang diberikan kepada saya
untuk dikerjakan dengan tepat
waktu dan senantiasa menghasilkan
yang baik.
0,616 0,444 Valid
8 Aspek kemampuan manajerial, seni
dalam memberikan pengaruh
kepada orang lain untuk
mengkoordinasikan pekerjaan
secara tepat, cepat termasuk
pengambilan keputusan, penentuan
prioritas.
0,697 0,444 Valid
9 Pimpinan harus memiliki
pengetahuan, keterampilan,
kemampuan.
0,529 0,444 Valid
10 Pimpinan harus memberi
keteladanan yang baik
0,595 0,444 Valid
Sumber : SPSS 17,0 For Windows – Data diolah, 2016
Tabel 5
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Disiplin
Variabel (X1)
pernyataan
Koefisien
Cronbach
Alpha
Taraf
Signifikan
rtabel
n = 20
Keterangan
Disiplin 0,910 5% 0,444 Reliabel
Sumber : SPSS 17,0 For Windows – Data diolah, 2016
Tabel 6
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 52
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
Variabel (X2)
pernyataan
Koefisien
Cronbach
Alpha
Taraf
Signifikan
Rtabel
n = 20
Keterangan
Kompetensi 0,889
5% 0,444 Reliabel
Sumber: Hasil Olah Data dengan menggunakan SPSS 17,0 tahun 2016
. Tabel 7
Hasil Uji Reliabilitas Tiap Variabel Kinerja Guru
Variabel (Y)
pernyataan
Koefisien
Cronbach
Alpha
Taraf
Signifikan
Rtabel
n = 20
Keterangan
Kinerja Guru 0,903 5% 0,444 Reliabel
Sumber: Hasil Olah Data dengan menggunakan SPSS 17,0 tahun 2016
1. Regresi Linier Sederhana Variabel Disiplin (X1) Terhadap Kinerja Guru (Y)
Tabel 8
Koefisien Regresi Linier Sederhana Disiplin (X1)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 18.971 3.839 4.941 .000
Disiplin .683 .066 .876 10.414 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Sumber : Diolah dari Data Primer, Tahun 2016, SPSS 17
Diketahui hasil pengujian koefisien
regresi linier sederhana komunikasi
diperoleh persamaan sebagai berikut :
Y = a + bX
Y = 18,971 + 0,683X1
Dari persamaan regresi linier
sederhana disiplin di atas, dapat
dijelaskankan sebagai berikut :
a. Bahwa nilai konstanta (a) sebesar
= 18,971. Hal ini menunjukan
bahwa apabila variabel disiplin
tidak ada atau nilainya nol, maka
nilai dari kinerja guru adalah
sebesar 18,971.
b. Bahwa nilai koefisien regresi
variabel disiplin sebesar 0,683
satuan, hal ini menunjukan bahwa
apabila nilai variabel disiplin
meningkat sebesar satu satuan,
maka nilai variabel disiplin akan
mengalami perubahan secara
positif sebesar 0,683 satuan.
Sebaliknya jika nilai regresi
disiplin turun sebesar satu satuan,
maka kinerja guru juga
diprediksikan mengalami
penurunan sebesar 0,683 satuan.
Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa disiplin mempunyai
hubungan yang searah terhadap
kinerja guru.
2. Regresi Linier Sederhana
Variabel kompetensi (X2)
Terhadap Kinerja Guru (Y)
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 53
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
Tabel 9
Koefisien Regresi Linier Sederhana Kompetensi (X2)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 26.942 5.723 4.708 .000
Kompeten
si
.550 .099 .696 5.575 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Sumber : Diolah dari Data Primer, Tahun 2016, SPSS 17
Diketahui hasil pengujian koefisien
regresi linier sederhana kompetensi
diperoleh persamaan sebagai berikut :
Y = a + bX
Y = 26,942 + 0,550X2
Dari persamaan regresi linier
sederhana kompetensi di atas, dapat
dijelaskankan sebagai berikut :
a. Bahwa nilai konstanta (a) sebesar
= 26,942. Hal ini menunjukan
bahwa apabila variabel tidak ada
atau nilainya nol, maka nilai dari
kinerja guru adalah sebesar
26,942.
b. Nilai koefisien regresi variabel
kompetensi sebesar 0,550 satuan,
hal ini menunjukan bahwa apabila
nilai variabel kompetensi
meningkat sebesar satu satuan,
maka nilai variabel kompetensi
akan mengalami perubahan secara
positif sebesar 0,550 satuan.
Sebaliknya jika nilai regresi
kompetensi turun sebesar satu
satuan, maka kinerja guru juga
diprediksikan mengalami
penurunan sebesar 0,550 satuan.
Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa kompetensi mempunyai
hubungan yang searah terhadap
kinerja guru.
3. Hasil Uji t
Tabel 10
Hasil Uji t (Parsial)
Variabel thitung Sig
Disiplin
10.414
0.000
Sumber : Diolah dari Data Primer,
Tahun 2016, SPSS 17
Hasil uji t di atas dapat dijelaskan
bahwa variabel disiplin (X1) terhadap
kinerja guru menunjukan nilai thitung
= 10,414 lebih besar dari nilai ttabel
2,042 dengan tingkat signifikan =
0,000 < (α) 0.05, df (n-2) 35 – 2 = 33
adalah sebesar 2,042, hal ini
menunjukan Ho ditolak dan Ha
diterima dan secara parsial variabel
disiplin memiliki pengaruh yang
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 54
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
signifikan terhadap kinerja guru di
Madrasah Tsanawiyah Ittihaadul
Ulum Kota Lubuklinggau.
4. Hasil Uji t
Tabel 11
Hasil Uji t (Parsial)
Variabel Thitung Sig
Kompetensi 5.575 0.000
Sumber : Diolah dari Data Primer,
Tahun 2016, SPSS 17
Hasil uji t di atas dapat dijelaskan
bahwa variabel kompetensi (X2)
terhadap kinerja guru menunjukan
nilai thitung = 5,575 lebih besar dari
nilai ttabel 5,575 dengan tingkat
signifikan = 0,000 < (α) 0.05, df (n-2)
35 – 2 = 33 adalah sebesar 2,042, hal
ini menunjukan Ho ditolak dan Ha
diterima dan secara parsial variabel
kompetensi memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja guru di
Madrasah Tsanawiyah Ittihaadul
Ulum Kota Lubuklinggau..
5. Regresi Linier Berganda
Tabel 12
Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 11.870 3.639 3.262 .003
Disiplin .549 .064 .704 8.614 .000
Kompeten
si
.259 .065 .328 4.014 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Sumber : Diolah dari Data Primer, Tahun 2016, SPSS 17
Diketahui pengujian regresi berganda
melalui olahan SPSS 17, maka
persamaan sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2
Y = 11,870 + 0,549X1 + 0,259X2
Dari persamaan regresi di atas, dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Bahwa nilai konstanta (a) sebesar
11,870. Hal ini menunjukkan
bahwa apabila variabel disiplin
dan kompetensi tidak mengalami
perubahan atau nilainya nol,
maka nilai dari variabel kinerja
guru adalah sebesar 11,870.
b. bahwa nilai koefisien regresi
variabel disiplin sebesar 0,549
satuan. Hal ini menunjukkan
bahwa apabila nilai variabel
disiplin meningkat sebesar satu
satuan, maka nilai variabel
disiplin akan mengalami
perubahan secara positif sebesar
0,549 satuan. Sebaliknya jika
nilai regresi disiplin turun
sebesar satu satuan, maka kinerja
guru juga diprediksikan
mengalami penurunan sebesar
0,549 satuan. Oleh karena itu
dapat disimpulkan disiplin
mempunyai hubungan yang
searah terhadap kinerja guru.
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 55
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
c. Nilai koefisien regresi variabel
kompetensi sebesar 0,259 satuan,
hal ini menunjukkan bahwa
apabila nilai variabel kompetensi
meningkat sebesar satu satuan,
maka nilai variabel kompetensi
akan mengalami perubahan
secara positif sebesar 0,259
satuan. Sebaliknya jika nilai
regresi kompetensi turun sebesar
satu satuan, maka kinerja guru
juga diprediksikan mengalami
penurunan sebesar 0,259 satuan.
Oleh karena itu dapat
disimpulkan kompetensi
mempunyai hubungan yang
searah terhadap kinerja guru.
6. Uji Simultan (Uji F)
Tabel 13
Pengujian Terhadap Hipotesis
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1522.973 2 761.487 87.116 .000a
Residual 279.713 32 8.741
Total 1802.686 34
a. Predictors: (Constant), Kompetensi, Disiplin
b. Dependent Variable: Kinerja Guru
Sumber : Diolah dari Data Primer, Tahun 2016, SPSS 17
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 56
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
Pengujian terhadap hipotesis dengan
menggunakan program SPSS 17,0 for
windows dapat dilihat bahwa Fhitung yang
diperoleh adalah 87,116 > Ftabel = 3,30 dan
tingkat kemaknaan secara simultan
signifikansinya adalah 0,000 < (α) = 0,05 df
= n – k = 35 - 2 – 1 = 32 adalah sebesar 3,30
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
artinya menunjukan bahwa secara bersama-
sama (simultan) variabel bebas X1
(disiplin) dan X2 (kompetensi) memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat Y (kinerja guru) jadi terbukti
kebenarannya dan hipotesisnya dapat
diterima.
B. Pembahasan
Hasil pengujian validitas menunjukan
bahwa keseluruhan item pernyataan 1
sampai dengan 10 pada variabel disiplin
(X1), kompetensi (X2) dan kinerja guru (Y)
semua nilai rhitung > rtabel dengan taraf
signifikan 95 % (α = 0,05) dan n = 20
diperoleh dari tabel nilai r product moment
yaitu 0,444, maka dapat dikatakan valid dan
memenuhi syarat untuk instrument
penelitian selanjutnya. Sedangkan uji
reliabilitas menunjukan bahwa semua
variabel pertanyaan disiplin, komptensi dan
kinerja guru, nilai koefisien cronbach alpha
> rtabel. Untuk tingkat signifikan 5% dan
kriteria perhitungan n = 20 maka diperoleh
rtabel sebesar 0,444. Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut, maka nilai koefisien
cronbach alpha > rtabel (0,444), maka
kuisioner sebagai alat pengukur dalam
penelitian ini telah memenuhi syarat
reliabilitas.
1. Pengaruh disiplin terhadap kinerja
guru di Madrasah Tsanawiyah
Ittihaadul Ulum Kota Lubuklinggau. Hasil uji t dapat dijelaskan bahwa
variabel disiplin (X1) terhadap kinerja guru
menunjukan nilai thitung = 10,414 lebih
besar dari nilai ttabel 2,042 dengan tingkat
signifikan = 0,000 < (α) 0.05, df (n-2) 35 –
2 = 33 adalah sebesar 2,042, hal ini
menunjukan Ho ditolak dan Ha diterima
dan secara parsial variabel disiplin
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja guru di Madrasah
Tsanawiyah Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau Dari hasil penelitian yang
dilakukan dilapangan menunjukan bahwa
disiplini berpengaruh signifikan terhadap
kinerja guru pada Madrasah Tsanawiyah
Ittihaadul Ulum Kota Lubuklinggau, nilai
koefisien korelasi sebesar 0,876 berada
pada interval koefisien 0,80 – 1,000 yang
berarti menunjukan hubungan yang sangat
kuat antara variabel disiplin (X1) dan
kinerja guru (Y), hal ini disebabkan karena
disiplin merupakan fungsi operatif sumber
daya manusia yang terpenting karena
semakin baik disiplin guru, semakin tinggi
kinerja guru yang dapat dicapainya, oleh
karena itu disiplin menjadi salah satu
elemen penting untuk mencapai tujuan
yang ditentukan. Guru yang telah memiliki
kinerja yang tinggi melalui kedisiplinan
sangat penting untuk dipertahankan agar
organisasi merasa terjamin bahwa
pencapaian tujuan secara efektif dan efesien
dapat dilaksanakan guna menjamin bahwa
disiplin guru benar-benar ditegakan,
diperlukan fungsi pemimpin sebagai
kontroler atau pengendali, Gorda (dalam
Hasibuan, 2007, h. 212) mendefenisikan
kedisiplinan adalah kesadaran dan
kesediaan seseorang untuk mentaati semua
peraturan organisasi atau perusahaan dan
norma-norma sosial yang berlaku. Selain
itu ketegasan pemimpin dalam memberikan
dorongan dan semangat bagi pegawai
dalam melaksanakan tugas.
2. Pengaruh kompetensi terhadap
kinerja guru di Madrasah
Tsanawiyah Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau. Hasil uji t di atas dapat dijelaskan
bahwa variabel kompetensi (X2) terhadap
kinerja guru menunjukan nilai thitung =
5,575 lebih besar dari nilai ttabel
5,575 dengan tingkat signifikan = 0,000 <
(α) 0.05, df (n-2) 35 – 2 = 33 adalah sebesar
2,042, hal ini menunjukan Ho ditolak dan
Ha diterima dan secara parsial variabel
kompetensi memiliki pengaruh yang
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 57
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
signifikan terhadap kinerja guru di
Madrasah Tsanawiyah Ittihaadul Ulum
Kota Lubuklinggau Dari hasil penelitian
yang dilakukan dilapangan menunjukan
bahwa disiplini berpengaruh signifikan
terhadap kinerja guru pada Madrasah
Tsanawiyah Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau, Hasil uji koefisien korelasi
yang diperoleh sebesar 0,696 berada pada
interval koefisien 0,60 – 0,799 yang berarti
hubungan antara variabel kompetensi (X2)
dan kinerja guru (Y) menunjukan hubungan
yang kuat dan nilai korelasi positif artinya
korelasi atau hubungan kompetensi (X2)
terhadap kinerja guru (Y), hal ini
disebebkan oleh Kopetensi sumber daya
manusia yang ada di dalam Madrasah
Tsanawiyah Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau, tidaklah selalu sesuai
dengan apa yang diperlukan untuk
mewujudkan keberhasilan sebuah
pekejaan. Dengan adanya mengelola SDM
yang kompeten, dengan pengetahun,
keterampilan, sikap mental dan sosial yang
sangat mendukung pencapaian visi dan misi
organisasi. Kompetensi yang dilakukan
oleh guru Madrasah Tsanawiyah Ittihaadul
Ulum Kota Lubuklinggau untuk melakukan
beragam pekerjaan dalam suatu tugas.
Kompetensi seseorang yang dapat
terobservasi mencakup atas pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas
sesuai dengan performen yang ditetapkan
dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Degan demikian pendidik harus memiliki
Kompetensi sangat diperlukan terutama
untuk menjawab tuntutan organisasi,
dimana adanya perubahan yang sangat
cepat, perkembangan masalah yang
semakin kompleks dan dinamis, serta
ketidakpastian masa depan dalam tatanan
kehidupan masyarakat.
3. Pengaruh disiplin dan kompetensi
terhadap kinerja guru di Madrasah
Tsanawiyah Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau. Pengujian terhadap hipotesis bahwa
Fhitung yang diperoleh adalah 87,116 >
Ftabel = 3,30 dan tingkat kemaknaan secara
simultan signifikansinya adalah 0,000 < (α)
= 0,05 df = n – k = 35 - 2 – 1 = 32 adalah
sebesar 3,30 sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima. artinya menunjukan bahwa secara
bersama-sama (simultan) variabel bebas X1
(disiplin) dan X2 (kompetensi) memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat Y (kinerja guru) jadi terbukti
kebenarannya dan hipotesisnya dapat
diterima. Kepala sekolah Madrasah
Tsanawiyah Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau perlu meningkatkan disiplin
dalam bekerja karena disiplin merupakan
tindakan manajemen untuk mendorong
para guru memenuhi tuntutan berbagai
ketentuan. Dengan perkataan lain,
pendisiplinan guru adalah suatu bentuk
pelatihan yang berusaha memperbaiki dan
membentuk pengetahuan, sikap dan
perilaku guru sehingga para guru tersebut
secara sukarela berusaha bekerja secara
kooperatif dengan para guru yang lain serta
meningkatkan prestasi kerjanya. Kewajiban
yang harus selalu diperhatikan oleh guru
sekolah Madrasah Tsanawiyah Ittihaadul
Ulum Kota Lubuklinggau dalam
melaksankana tugas diantaranya meliputi ;
mempertahankan dan menjaga dasar
ideologi Negara yaitu Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945, menunjukan
kesetiaan yang tinggi terhadap bangsa,
Negara dan pemerintah RI, mengutamakan
kepentingan bangsa dan Negara di atas
kepentingaan golongan atau diri sendiri,
melaksanakan tugas dan tanggung jawab
dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat
menurut tugasnya masing - masing
menggunakan barang-barang milik
lembaga untuk kepentingan pelaksanaan
tugas dan pekerjaan, mentaati semua
peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Disiplin sangat penting dalam
suatu instansi lembaga pendidikan
khususnya pada Madrasah Tsanawiyah
Ittihaadul Ulum Kota Lubuklinggau karena
tindakan yang mendorong para guru untuk
taat kepada berbagai ketentuan yang
berlaku dan memenuhi standar yang telah
ditetapkan. Artinya melalui kejelasan dan
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 58
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
penjelasan tentang pola, sikap, tindakan dan
perilaku yang diinginkan dari setiap
anggota organisasi diusahakan pencegahan
jangan sampai para guru berperilaku
negatif. Jika guru yang nyata-nyata telah
melakukan pelanggaran atas ketentuan-
ketentuan yang berlaku atau gagal
memenuhi standar yang telah ditetapkan
kepadanya dikenakan sanksi disipliner.
Dengan terbentuknya disiplin yang baik
pada guru, hal ini akan meningkatkan rasa
kepedulian guru terhadap pencapaian
tujuan lembaga, kemudian tingginya
semangat dan gairah kerja serta inisiatif
dari para guru dalam melakukan pekerjaan,
selanjutnya besarnya rasa tanggung jawab
para guru untuk melaksanakan tugas
dengan sebaik - baiknya, berkembangnya
rasa memiliki dan rasa solidaritas yang
tinggi di kalangan pegawai, meningkatkan
efisiensi dan prestasi kerja guru. Begitu
juga dengn kompetensi guru yang ada pada
Madrasah Tsanawiyah Ittihaadul Ulum
Kota Lubuklinggau yang harus dimiliki
meliputi seperti kemampuan mendengar
dan memahami dengan cermat dan
merespon ungkapan pernyataan tidak
terucapkan, perasaan atau perhatian
terhadap orang lain, hasrat untuk memiliki
akibat atau pengaruh terhadap orang lain,
seperti membujuk, meyakinkan,
memengaruhi, atau mengesankan orang
lain untuk membujuk mereka untuk
mengikuti agenda atau rangkaian kegiatan,
kemampuan untuk memahami, kemampuan
membangun dan memelihara hubungan
dengan orang yang akan berguna dalam
mencapai tujuan, kemampuan mengambil
tindakan yang efektif untuk
mengembangkan keahlian dan bakat orang
lain, kemampuan mengatakan kepada yang
lain keperluan apa yang perlu dilakukan
dan membuat orang lain menuruti
keinginan orang lain, kemampuan berperan
sebagai pemimpin tim atau kelompok,
kemampuan memahami situasi dan
menyelesaikan masalah dengan berfikir
secara sistematis dan logis, kemampuan
mengenai pola atau hubungan antara situasi
dan kunci atau memahami permasalahan
dalam situasi yang rumit, kemampuan
menggunakan dan mengembangkan
pengetahuan teknis atau memberi
pengetahuan yang berhubungan dengan
pengetahuan kepada yang lain, kemampuan
mengontrol diri saat menhadapi situasi
yang memancing emosi dan memusingkan
kepala, kemampuan seseorang untuk
memilih pendekatan yang tepat,
menyelesaikan tugas, khususnya dalam
keadaan yang penuh dengan tantangan,
kemampuan menyelesaikan dan bekerja
efektif dalam berbagai situasi dan berbagai
individu dan kelompok, kemampuan
keinginan untuk meluruskan perilaku
seseorang sesuai dengan kebutuhan,
prioritas dan tujuan organisasi.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Secara parsial, variabel disiplin
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja guru di Madrasah
Tsanawiyah Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau.
2. Secara parsial, variabel kompetensi
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja guru di Madrasah
Tsanawiyah Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau.
3. Secara simultan, variabel disiplin dan
kompetensi memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja guru di
Madrasah Tsanawiyah Ittihaadul Ulum
Kota Lubuklinggau.
B. Saran 1. Hendaknya Kepala Sekolah Madrasah
Tsanawiyah Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau perlu meningkatkan
disiplin dalam bekerja karena disiplin
merupakan tindakan manajemen untuk
mendorong para guru memenuhi
tuntutan berbagai ketentuan. Dengan
perkataan lain, pendisiplinan guru
adalah suatu bentuk pelatihan yang
berusaha memperbaiki dan membentuk
pengetahuan, sikap dan perilaku guru
sehingga para guru tersebut secara
sukarela berusaha bekerja secara
INTERPROF (Jurnal Manajemen) Program Studi Magister Manajemen STIE MURA Page 59
Volume 3. Nomor 1 Juni 2017 ISSN 2527-
7243
kooperatif dengan para guru yang lain
dan dapat meningkatkan kinerja guru.
2. Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah
Ittihaadul Ulum Kota Lubuklinggau
hendaknya memperhatikan kompetensi
guru dalam melaksanakan atau
melakukan suatu pekerjaan dan perlu
memberikan keterampilan dan
pengetahuan melalui pendidikan dan
pelatihan.
3. Hendaknya Kepala Sekolah Madrasah
Tsanawiyah Ittihaadul Ulum Kota
Lubuklinggau perlu ditingkatkan lagi
kinerja guru melalui disiplin dan
kompetensi.
4. Bagi para peneliti selanjutnya yang
akan mengkaji lebih dalam tentang
penelitian yang sama, khususnya
tentang disiplin, kompetensi dan kinerja
guru diharapkan dapat menjadi
referensi dan dapat dikembangkan lagi
variabelnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian. PT. Rineka
Cipta.Jakarta.
Anwar Sanusi, 2011, Metodologi
Penelitian Bisnis, Jakarta,
Salemba Empat.
Hasibuan. 2002. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta. PT.Bumi Asara.
Ike Kusdyah Rachmawati. 2008.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta. CV. Andi Offset.
Kaswan. 2011. Pelatihan dan
Pengembangan Untuk
Meningkatkan Kinerja SDM.
Bandung. CV. Alvabeta.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2009.
Evluasi Kinerja SDM. Cetakan
keempat, Bandung. PT. Refika
Aditama.
Marwansyah. 2012. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Cetakan ke dua.
Bandung, CV. Alfabeta
Payaman J. Simanjuntak. 2011.
Manajemen dan Evaluasi Kinerja.
Jakarta. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Riduwan, 2009, Metode & Teknik
Menyusun Proposal Penelitian,
Cetakan ke dua, Bandung, CV.
ALfabeta.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian
Kombinasi (Mixed Methods),
Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2009. Metodelogi Penelitian
Bisnis. Bandung. CV. Alvabeta
Sondang Siagian. 2008, Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta, PT.
Bumi Aksara.
Sondang P. Siagian. 2009. Kiat
Meningkatkan Produktivitas Kerja.
Jakarta. PT. Rineka Cipta.
Sedarmayanti. 2009. Tata Kerja dan
Produktivitas Kerja. Cetakan
kedua. CV.
Mindar Maju.
Sutrisno Edy, 2012, Manajemen Sumber
Daya Manusia, Cetakan ke 4,
Jakarta, Kencana Predana
MediaGroup Tjutju Yuniarsih dan Suwatno. 2011.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung. CV. Alfabeta.
Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003,
pasal 3 ayat (6)
Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala.
2010. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Cetakan ke tiga. Jakarta.
PT. Raja Grafindo Persada.
Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja.
Cetakan Keempat. Jakarta. PT. Raja
Grafindo Persada.