pengantar pelaksanaan anggaran
DESCRIPTION
Pelaksanaan Anggaran Negara dan Daerah disampaikan pada perkuliahan di D3 Fisip UnpadTRANSCRIPT
Negara dan Daerah
gajahguling
oleh : tatang suwandi
Pokok Bahasan :1. Pendahuluan : pengantar anggaran
negara dan daerah2. Perencanaan dan Penyusunan serta
Penetapan APBN dan APBD 3. Pelaksanaan APBN dan APBD4. Pemeriksaan dan
Pertanggungjawaban APBN dan APBD5. Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar
Negeri6. Pengelolaan Pinjaman Dalam Negeri
gajahguling
Apakah pengelolaan keuangan negara itu sama dengan pengelolaan keuangan rumah tangga perorangan atau perusahaan/swasta ?
Bila tidak, dimana inti (core) letak perbedaannya ?Jelaskan !
gajahguling
UUD 1945; UU 17/2003 ttg Keuangan Negara; UU 1/2004 ttg Perbendaharaan Negara; UU 15 2004 ttg Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
UU NO. 32 Tahun 2004 UU No. 33 Tahun 2004 PP, Perpres, Keppres, Permenkeu,
Permendagri dan Perdirjen PBN terkait.
gajahguling
Untuk apa suatu negara didirikan ?
Akibat apa yang timbul dari adanya
pembentukkan pemerintahan ?
Hal keuangan diatur dimana dan hal
keuangan itu mengatur apa saja ?
gajahguling
Suatu negara didirikan tentu mempunyai tujuan. Tujuan negara :1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia ;2. Memajukan kesejahteraan umum;3. Mencerdaskan kehidupan bangsa ;4. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial; Untuk mencapai tujuan tersebut, negara membentuk suatu
organisasi yang diserahi tugas :- melaksanakan tujuan tersebut, dan - mengatur segala sesuatu yang berhubungan dgn kepentingan negara.
Organisasi yg dibentuk dan diberi kuasa oleh negara adalah pemerintah.
Pemerintah merupakan suatu organisasi yang diberi kekuasaan untuk menjalankan tugas2 dan kepentingan suatu negara.
gajahguling
Alinea IV pembukaan UUD 1945 : maka dibentuk pemthan negara yang menyelenggarakan fungsi pemerintahan dalam berbagai bidang.
Pembentukan pemerintahan menimbulkan adanya hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang,- yg perlu dikelola dalam sistem pengelolaan
keuangan negara,- yg dilaksanakan secara profesional, terbuka dan bertangung jawab untuk kemakmuran seluruh rakyat,- yang diwujudkan dalam APBN/APBD.
gajahguling
APBN ditetapkan setiap tahun dengan UU; RAPBN diajukan oleh Presiden untuk dibahas
bersama DPR guna mendapatkan persetujuan bersama menjadi UU. Dalam proses pembahasan itu DPR memperhatikan pertimbangan DPD.
Apabila DPR tidak menyetujui RAPBN yang diusulkan oleh Presiden, maka pemerintah menjalankan APBN tahun yang lalu.
Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan UU (pasal 23 A).
Mata uang negara RI ialah Rupiah (pasal 23 B). Hal keuangan negara selanjutnya diatur dengan
UU (psl 23 C).
gajahguling
Sub Bidang Pengelolaan Fiskal;Sub Bidang Pengelolaan Fiskal; Sub Bidang Pengelolaan Sub Bidang Pengelolaan
Moneter;Moneter; Sub Bidang Pengelolaan Sub Bidang Pengelolaan
Kekayaan Negara yang Kekayaan Negara yang dipisahkan.dipisahkan.
Angka 3 Penjelasan Angka 3 Penjelasan Umum Umum
UU Keuangan NegaraUU Keuangan Negara
gajahguling
Sub bidang Sub bidang pengelolaan fiskalpengelolaan fiskal
administrasi administrasi kepabeanan,kepabeanan,
administrasi administrasi perpajakan, perpajakan,
penganggaran, penganggaran,
pengelolaan kebijakan pengelolaan kebijakan fiskal dan kerangka fiskal dan kerangka ekonomi makro, ekonomi makro,
pengawasan pengawasan keuangan.keuangan.
PERBENDAHARAANPERBENDAHARAANFu
ng
si-
fun
gsi
Angka 5 Penjelasan Angka 5 Penjelasan Umum Umum
UU Keuangan NegaraUU Keuangan Negaragajahguling
KEBIJAKAN DIBIDANG BELANJA NEGARA KEBIJAKAN DIBIDANG PENERIMAAN
NEGARA (PERPAJAKAN)
gajahguling
PERPAJAKAN DAN PNBP PENGANGGARAN BELANJA NEGARA PENGELOLAAN UTANG DAN
OPTIMALISASI PEMBIAYAAN ANGGARAN
PENATAAN KELEMBAGAAN KEUANGAN NEGARA
gajahguling
1. Fungsi ALOKASI
2. Fungsi DISTRIBUSI
3. Fungsi STABILISASI
gajahguling
1. Fungsi Alokasi Untuk mengadakan alokasi yg optimal terhadap sumber-
sumber daya ekonomi yang ada dalam masyarakat, agar kesejahteraan masyarakat dapat lebih ditingkatkan
2. Fungsi DistribusiMelalui kebijakan fiskal pemerintah dapat melakukan
distribusi pendapatan yang lebih merata dalam masyarakat.
3. Fungsi StabilisasiKebijakan fiskal dapat menyebabkan terjadinya kestabilan
yang mantap dalam bidang ekonomi yang berakibat kestabilan dalam bidang-bidang yang lainnya.kestabilan mempertahankan kesempatan kerja, kelangsungan produksi, stabilisasi harga-harga, menjaga neraca pembayaran luar negeri dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
gajahguling
let let the managers the managers
managemanage
Semangat yang Semangat yang melandasimelandasi
Check & BalanceCheck & BalanceMechanismMechanism
PengendalianPengendalian
dari dari Financial AdministrationFinancial AdministrationKe Ke Financial ManagementFinancial Management
Perubahan Perubahan mendasarmendasar
gajahguling
Amanat konstitusi pasal 23 C UUD 1945.
Apa akibat ditetapkannya UU 17/2003 ? Pelaksanaan Perbendaharaan dalam
sistematika UU 17/2003, terlihat dimana ?
Pendekatan apa saja yang dipakai untuk mendifinisikan keuangan negara ?
Apa pengertian keuangan negara ?
gajahguling
Dari sisi obyek Keu negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Dari sisi subyek Keu negara meliputi seluruh obyek keuangan negara yang dimiliki oleh negara, dan atau dikuasai oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan negara/daerah dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara.
gajahguling
Dari sisi proses Keu neg mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan obyek keu neg, mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan s/d pertanggungjawaban.
Dari sisi tujuan Keu negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan atau penguasaan obyek keuangan negara dalam rangka penyelenggarakan pemerintahan negara.
gajahguling
Keu neg adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tsb.
gajahguling
Semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.
Pasal 1 PP 58 tahun 2005gajahguling
Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, serta melakukan pinjaman;
Kewajiban neg untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemthan neg dan membayar tagihan pihak ketiga;
Penerimaan negara dan pengeluaran negara; Penerimaan daerah dan pengeluaran daerah; Kekayaan negara/daerah yang dikelola sendiri atau
pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pd perusahaan negara/daerah;
Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemt dlm rangka penyelenggaraan tugas pemthan/kepentingan umum;
Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.
gajahguling
Hak daerah dalam rangka keuangan daerah adalah segala hak yang melekat pada Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang digunakan dalam usaha pemerintah daerah mengisi kas daerah.
Hak Daerah tersebut meliputi antara lain :
1. Hak menarik pajak daerah (UU No. 18 Tahun 1997 jo UU No. 34 Tahun 2000).
2. Hak untuk menarik retribusi/iuran daerah (UU No. 18 Tahun 1997 jo UU No. 34 tahun 2000).
3. Hak mengadakan pinjaman (UU No. 33 tahun 2004 ).
4. Hak untuk memperoleh dana perimbangan dari pusat (UU No. 33 tahun 2004).
Kewajiban daerah juga merupakan bagian pelaksanaan tugas-tugas Pemerintahan pusat sesuai pembukaan UUD 1945
gajahguling
Aturan2 pokok berupa asas2 umum seperti : asas tahunan, asas universalitas, asas kesatuan dan asas spesialitas dimasukkan dalam UU 17/2003.
Asas kesatuan menghendaki agar semua pendapatan dan belanja negara/daerah disajikan dalam satu dokumen anggaran;
Asas universalitas mengharuskan agar setiap transaksi keuangan ditampilkan secara utuh dalam dokumen anggaran.
Asas tahunan membatasi masa berlakunya anggaran untuk suatu tahun tertentu.
Asas spesialitas mewajibkan agar kredit anggaran yang disediakan terinci secara jelas peruntukannya.
gajahguling
Selain asas2 umum tsb, juga dimasukkan asas2 baru sebagai pencerminan penerapan kaidah-kaidah yang baik (best practices) dlm mendukung terwujudnya good governance dalam pengelolaan keuangan negara, a.l. :- akuntabilitas yang berorientasi kepada hasil,- profesionalisme,- proporsionalitas,- keterbukaan dalam pengelolaan keuangan
negara,- pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri.
gajahguling
Asas Akuntabilitas berorientasi pada hasil, mengandung makna bahwa setiap pengguna anggaran wajib menjawab dan menerangkan kinerja organisasi atas keberhasilan atau kegagalan suatu program yang menjadi tanggung jawabnya.
Asas Profesionalitas mengharuskan pengelolaan keuangan negara ditangani oleh tenaga yang profesional.
Asas Proporsionalitas; pengalokasian anggaran dilaksanakan secara proporsional pada fungsi-fungsi kementerian/lembaga sesuai dengan tingkat prioritas dan tujuan yang ingin dicapai.
Asas Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, mewajibkan adanya keterbukaan dalam pembahasan, penetapan, dan perhitungan anggaran serta atas hasil pengawasan oleh lembaga audit yang independen.
Asas Pemeriksaan Keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri, memberi kewenangan lebih besar pada Badan Pemeriksa Keuangan untuk melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara secara objektif dan independen.
gajahguling
Presiden selaku kepala pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintah.
gajahguling
Kekuasaan pengelolaan keuangan negara :◦ Dikuasakan kepada menteri keuangan selaku pengelola
fiskal dan wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;
◦ Dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;
◦ Diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan;
◦ Tidak termasuk dibidang moneter, yang meliputi a.l. mengeluarkan dan mengedarkan uang, yang diatur dengan undang-undang.
gajahguling
Menteri Keuangan sebagai pembantu Presiden dalam bidang keuangan, pada hakikatnya adalah Chief Financial Officer (CFO) Pemerintah Republik Indonesia.
Setiap menteri/pimpinan lembaga pada hakikatnya adalah Chief Operational Officer (COO) untuk suatu bidang tertentu pemerintahan.
Sesuai dengan prinsip tersebut Kementerian Keuangan berwenang dan bertanggung jawab atas pengelolaan asset dan kewajiban negara secara nasional.
Sementara kementerian negara/lembaga berwenang dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
gajahguling
PRESIDEN(CEO)
MENTERI TEKNIS (COO)
MENTERI KEU (CFO)
GUB/BUPATI/WALKOT (CEO)
SATUAN KERJAKUASA PA
KPPNKUASA BUN
BENDAHARA
gajahguling
gajahguling
PendelegasianKewenanganPresiden
Presiden(sebagai CEO)
KepalaKPPN(selakuKuasaCFO)
KepalaKantor(selakuKuasaCOO)
MenteriKeuangan(sebagaiCFO)
MenteriTeknis(sebagaiCOO)
PendelegasiankewenanganpelaksanaanprogramPendelegasiankewenanganperbendaharaan
Comptabel beheeradministratiefbeheeradministratief beheer
PEMBUATAN PEMBUATAN KOMITMENKOMITMEN
PENGUJIAN & PENGUJIAN & PEMBEBANANPEMBEBANAN
PERINTAH PERINTAH PEMBAYARANPEMBAYARAN PENGUJIANPENGUJIAN PENCAIRAN PENCAIRAN
DANADANA
Pemisahan Kewenangan Yang berlaku sampai tahun anggaran 2004
Menteri TeknisMenteri Teknis Menteri KeuanganMenteri Keuangan
gajahguling
Comptabel beheer administratief beheer
PEMBUATAN PEMBUATAN KOMITMENKOMITMEN
PENGUJIAN & PENGUJIAN & PEMBEBANANPEMBEBANAN
PERINTAH PERINTAH PEMBAYARANPEMBAYARAN PENGUJIANPENGUJIAN PENCAIRAN PENCAIRAN
DANADANA
Menteri Teknis Menteri Keuangan
gajahguling
STRUKTUR ORGANISASIPENGELOLA KEUANGAN NEGARA
STRUKTUR ORGANISASIPENGELOLA KEUANGAN NEGARA
PRESIDEN
SATKERKuasa Pengguna
Anggaran
MENTERIPENGGUNAANGGARAN
MENTERI KEUANGANBENDAHARAWAN
UMUM
SATKERKuasa Pengguna
Anggaran
KPPNKuasa Bendara
Umum
KPPNKuasa Bendara
Umum
gajahguling
Perbendaharaan negara adalah pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD.
Dalam pengertian tersebut terkait 2 hal yaitu:1. Pengelolaan keuangan negara; dan2. Pertanggung jawaban atas pengelolaan keuangan negara.1 dan 2 tersebut, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD.
gajahguling
Kegiatan pelaksanaan perbendaharaan negara merupakan bagian dari sistem pengelolaan keuangan negara, yang hanya mencakup pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBN/APBD.
gajahguling
1. Pelaksanaan pendapatan dan belanja negara/daerah,
2. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara/daerah,
3. Pengelolaan kas,4. Pengelolaan piutang dan utang
negara/daerah,5. Pengolaan investasi dan barang milik
negara/daerah,6. Penyelenggaraan akuntansi dan sistim
informasi manajemen keuangan negara/daerah,
gajahguling
7. Penyusunan laporan pertanggung jawaban pelaksanaan APBN/APBD,
8. Penyelesaian kerugian negara/daerah,9. Pengelolaan Badan Layanan Umum,10. Perumusan standar, kebijakan, serta
sistem yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara dalam rangka pelaksanaanAPBN.
gajahguling
1. UU tentang APBN/Perda merupakan dasar bagi pemerintah pusat/daerah untuk melakukan penerimaan dan pengeluaran negara/daerah;
2. Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yang berakibat pengeluaran atas beban APBN/APBD jika anggaran untuk membiayai pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia;
3. Semua pengeluaran negara/daerah, termasuk subsidi dan bantuan lainnya yang sesuai dengan program pemerintah pusat/daerah, dibiayai dengan APBN/APBD.
gajahguling
4. Anggaran untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya mendesak dan/atau tidak terduga disediakan dalam bagian anggaran tersendiri yang selanjutnya diatur dalam peraturan pemerintah;
5. Kelambatan pembayaran atas tagihan yang berkaitan dengan pelaksanaan APBN/APBD dapat mengakibatkan pengenaan denda dan/atau bunga.
gajahguling
PENGUJIAN DALAM PELAKSANAAN PENGUJIAN DALAM PELAKSANAAN PENGELUARAN NEGARAPENGELUARAN NEGARA
PENGUJIANPENGUJIAN
Menteri TeknisMenteri TeknisSelaku Pengguna AnggaranSelaku Pengguna Anggaran
PEMBUATAN PEMBUATAN KOMITMENKOMITMEN
Tahapan AdministratifTahapan Administratif
Pengujian :• Wetmatigheid• Rechtmatigheid• Doelmatigheid
SPMSPM
PENGUJIANPENGUJIAN
Menteri KeuanganMenteri KeuanganSelaku BUNSelaku BUN
Tahapan KomtabelTahapan Komtabel
Pengujian :• Substansial :
•Wetmatigheid •Rechtmatigheid
• Formal
CHEQUECHEQUE
?
gajahguling
1. Pengguna anggaran;2. Bendahara Umum negara;3. Kuasa Pengguna Anggaran;4. Kuasa Bendahara Umum Negara;5. Bendahara Penerima;6. Bendahara Pengeluaran.7. Pejabat Pembuat Komitmen8. Pejabat Penguji SPM
gajahguling
Pengguna anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran kementerian negara/lembaga.
Pengguna barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik negara.
Setiap menteri/pimpinan lembaga adalah pengguna anggaran/pengguna barang bagi kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya.
gajahguling
1. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran 2. Menunjuk kuasa pengguna
anggaran/pengguna barang 3. Menetapkan pejabat yang bertugas
melakukan pemungutan penerimaan negara 4. Menetapkan pejabat yang bertugas
melakukan pengelolaan utang dan piutang. 5. Melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja
gajahguling
6. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian dan perintah pembayaran
7. Menggunakan barang milik negara 8. Menetapkan pejabat yang bertugas
melakukan pengelolaan barang milik negara
9. Mengawasi pelaksanaan anggaran 10. Menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan 11. Kementerian negara/lembaga yang
dipimpinnya
gajahguling
Bendahara umum negara adalah pejabat yang diberi tugas untuk melaksanakan fungsi bendahara umum negara.
Menteri keuangan adalah bendahara umum negara.
gajahguling
1. Menetapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan anggaran negara
2. Mengesahkan dokumen pelaksana anggaran
3. Melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran negara
4. Menetapkan system penerimaan dan pengeluaran kas negara
5. Menunjuk Bank dan atau lembaga keuangan laninya dalam rangka pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran anggaran negara
gajahguling
6. Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan anggaran negara
7. Menyimpan uang negara 8. Menempatkan uang negara dan
mengelola/menatausahakan investasi 9. Melakukan pembayaran berdasarkan
permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban rekening kas umum negara
gajahguling
10. Melakukan pinjaman dan memberikan jaminan atas nama pemerintah
11. Memberikan pinjaman atas nama pemerintah
12. Melakukan pengelolaan utang dan piutang negara
13. Mengajukan rancangan peraturan pemerintah tentang standar akuntansi pemerintah
14. Melakukan penagihan piutang negara
gajahguling
15. Menetapkan system akuntansi dan pelaporan keuangan negara
16. Menyajikan informasi keuangan negara 17. Menetapkan kebijakan dan pedoman
pengelolaan serta penghapusan barnag milik negara
18. Menentukan nilai tukar mata uang asing terhadap uang rupiah dalam rangka pembayaran pajak
19. Menunjuk pejabat kuasa bendahara umum negara.
gajahguling
Menteri keuangan selaku bendahara umum negara mengangkat kuasa bendahara umum negara untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran dalam wilayah kerja yang telah ditetapkan.
Tugas kebendaharaan meliputi kegiatan :- menerima,- menyimpan,- membayar atau menyerahkan,- menata usahakan, dan- mempertanggung jawabkan uang dan surat berharga yang berada dalam pengelolaannya.
gajahguling
Kuasa bendahara umum negara melaksanaan penerimaan dan pengeluaran kas negara sesuai dengan ketentuan dalam rangka melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran negara.
Kuasa bendahara umum negara berkewajiban: - memerintahkan penagihan piutang negara kepada pihak ketiga sebagai penerimaan anggaran, dan- berkewajiban melakukan pembayaran
tagihan pihak ketiga sebagai pengeluaran anggaran.
gajahguling
Bendahara penerimaan adalah orang yang ditunjuk untuk :- menerima,- menyimpan,- menyetorkan,- menata usahakan dan- mempertanggung jawabkan uang
pendapatan negaradalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satuan kerja kementerian negara/ lembaga/pemerintah daerah.
gajahguling
Bendahara pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk :- menerima,- menyimpan,- membayarkan,- menatausahakan, dan- mempertanggung jawabkan uang untuk keperluan belanja negaradalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/ satuan kerja kementerian negara/lembaga/ pemerintah daerah.
gajahguling
Bendahara penerimaan untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan pada kantor/satuan kerja di lingkungan kementerian negara/lembaga.
Bendahara pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja pada kantor/satuan kerja dilingkungan kementerian negara/lembaga.
gajahguling
Anggaran atau budget adalah jenis rencana yang menggambarkan rangkaian tindakan atau kegiatan yang dinyatakan dalam suatu jangka waktu tertentu
Menurut suparmoko (1979) anggaran atau budget adalah suatu daftar atau pernyataan yang terperinci tentang penerimaan dan pengeluaran negara yang diharapkan selama jangka waktu tertentu biasanya adalah satu tahun.
gajahguling
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR. (Pasal 1 ayat (7) UU No. 17 tahun 2003)
APBN setiap tahun ditetapkan, merupakan penjabaran rencana kerja penyelenggaraan negara untuk kurun waktu satu tahun anggaran atau 12 bulan.
gajahguling
o Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). (Pasal 1 ayat (8) UU No. 17 tahun 2003)
o APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
o Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember
gajahguling
APBN tahun anggaran 1999/2000 dan APBN-APBN sebelumnya berlaku mulai 1 April sampai dengan 31 Maret tahun berikutnya.
APBN tahun anggaran 2000 sebagai APBN transisi jangka waktunya hanya sembilan bulan yang berlaku mulai 1 April sampai dengan 31 Desember.
APBN tahun anggaran 2001 dan tahun-tahun anggaran selanjutnya menggunakan tahun takwim penuh yang berlaku mulai 1 Januari sampai 31 Desember setiap tahun.
gajahguling
APBN dituangkan ke dalam suatu struktur dan fomat yang memuat pengelompokan jenis transaksi berkaitan dengan rencana kegiatan penyelenggaraan negara menurut pengaruhnya terhadap posisi keuangan negara dalam kurun waktu satu tahun anggaran.
Rencana kerja tersebut dituangkan dalam angka-angka yang dikategorikan ke dalam kelompok pendapatan negara dan hibah, belanja negara dan pembiayaan.
gajahguling
Pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak dan hibah.
Belanja negara dipergunakan untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.
gajahguling
Struktur dan format APBN sampai dengan tahun anggaran 1999/2000 dibuat dalam bentuk skontro, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran negara diletakkan berdampingan.
Sisi kiri berisi catatan penerimaan negara dan sisi kanan berisi catatan belanja negara.
Bentuk ini biasanya dikenal dengan T-account dan berdasarkan pada prinsip anggaran berimbang yang dinamis.
gajahguling
Mulai tahun anggaran 2000 struktur dan format APBN dirubah ke dalam bentuk staffel, yaitu catatan penerimaan negara dan pengeluarannya disatuan dalam satu kolom.
Catatan penerimaan ditempatkan di bagian atas, sedangkan catatan belanja negara ditempatkan di bawahnya.
Dalam format APBN bentuk staffel ini dapat memperlihatkan adanya surplus atau defisit anggaran, dan kemudian dilanjutkan dengan pembiayaannya baik dari sumber dalam negeri maupun dari luar negeri.
Bentuk ini kemudian dikenal dengan istilah I-account.
gajahguling
gajahguling
gajahguling
A.PenerimaanPenerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber yang meliputi Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPn), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), cukai dan Pajak lainnya yang merupakan sumber utama penerimaan APBN. Selanjutnya Penerimaan Non Pajak, diantaranya penerimaan dari sumber daya alam, laba BUMN
gajahguling
B.PengeluaranSecara umum, pengeluaran yang dilakukan pada suatu tahun anggaran harus ditutup dengan penerimaan pada tahun anggaran yang sama. Berbeda dengan anggaran penerimaan negara yang diperlakukan sebagai target penerimaan pemerintah dan diharapkan dapat dilampauinya, anggaran pengeluaran merupakan batas pengeluaran yang tidak boleh dilampaui.
gajahguling
B.Pengeluaran (Cont’d)Secara Umum, proses terjadinya pengeluaran melalui 4 tahap, yaitu:1. Kewenangan Anggaran2. Pelimpahan Kewenangan Anggaran3. Kewajiban4. Realisasi Pengeluaran (outlays)
gajahguling
C.Dana PerimbanganDana Perimbangan adalah transfer dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam rangka program desentralisasi. Terdapat 3 jenis transfer, yaitu dana bagi hasil penerimaan, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus
gajahguling
D.Dana Otonomi Khusus Dana Otonomi Khusus diberikan kepada daerah yang memiliki karakteristik khusus yang membedakan dengan daerah lain, contohnya propinsi Papua mendapat dana alokasi yang lebih besar untuk mengatasi masalah yang kompleks di wilayahnya. Tujuan alokasi tersebut adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan mengurangi ketertinggalan dari propinsi lainnya.
gajahguling
F. Defisit dan SurplusDefisit atau surplus merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Pengeluaran yang melebihi penerimaan disebut defisit, sebaliknya jika penerimaan yang melebihi pengeluaran disebut surplus.
gajahguling
G.KeseimbanganDalam tampilan APBN, dikenal dua istilah defisit anggaran, yaitu : keseimbangan primer, dan keseimbangan umum.Keseimbangan primer adalah total penerimaan dikurangi belanja tidak termasuk pembayaran bunga, sedangkanKesembangan Umum adalah total penerimaan dikurangi total pengeluaran termasuk pembayaran bunga
gajahguling
H.PembiayaanPembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran. Beberapa sumber pembiayaan yang penting saat ini adalah pembiayaan dalam negeri meliputi penerbitan obligasi, penjualan aset dan privatisasi, dan pembiayaan luar negeri meliputi pinjaman proyek, pembayaran kembali utang, pinjaman program dan penjadwalan kembali utang
gajahguling
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
PANJANG (RPJP)RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKAMENENGAH (RPJM)
RENCANA KERJA PEMERINTAH(RKP)
Visi, Misi, Tupoksi, Tujuan,Sasaran, Kebijakan, dan
Program
Strategi & Prioritas APBN
Arah dan Kebijakan Umum
RKA-KL
Program & Kegiatan Unit KerjaRancangan Anggaran K/L
Rancangan APBNgajahguling
Pokok-pokok Kebijakan Fiskal danKerangka Ekonomi
Makro(Pertengahan Mei)
Pagu Sementara(Pertengahan Juni)
RAPBN(Agustus)
APBN(Akhir Oktober)
Rincian Anggaran Belanja K/L
(Akhir November)
Perpres UU
RUU & NK
RKP
Pagu Indikatif
(Maret)
(1) (2) (3)
(4)
(5)(6)
(7)
DIPA K/L
(31 Desember)
LKPP
(Juni TA Y)
(8)
gajahguling
PLAFON
RAPBN
Asumsi Makro
• Pertumbuhan Ekonomi• Inflasi• Nilai Tukar• Harga Minyak• Produksi Minyak• Tk. Suku Bunga
• Depkeu• Bappenas• Bank Indonesia• BPS
Pembahasan RKA-KL
.Komisi-Komisi DPR
.Depkeu
.Kementerian/Lembaga
Departemen Keuangan
ALUR APBNALUR APBN
gajahguling
RENSTRA-KL
PAGU INDIKATIF
RENJA-KL
PAGU SEMENTARA
RKA-KL
HIMPUNAN RKA-KL
NOTA KEU & RAPBN
RPJM
APBN
RINCIAN APBN
RKP
DIPA
LKPP
BAPPENAS
KEMENTERIAN/LEMBAGA
BAPPENAS+DEPKEU
KEMENTERIAN/LEMBAGA
BAPPENAS
KEMENTERIAN KEUANGAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA
KEMENTERIAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN
PEMERINTAH+DPR
KEMENTERIAN KEUANGAN
KEMENTRIAN/L+DEPKEU
KEMENTERIAN KEUANGAN
PERENCANAAN
PENGANGGARAN
PENGESAHAN ANGGARAN
PELAKSANAAN
PERTNGGJWB
PP
SEB
PP
SE-MK
UU
Perpres
UU gajahguling
Penganggaran Terpadu (Unified Budget)
Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting)
Penganggaran dengan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Medium Term Expenditure Framework)
gajahguling
1. Penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana.
2. Sangat penting untuk memastikan bahwa investasi dan biaya operasional yang berulang (recurrent) dipertimbangkan secara simultan.Dualisme perencanaan antara anggaran rutin dan anggaran pembangunan di masa lampau menimbulkan peluang duplikasi, penumpukan, dan penyimpangan anggaran.
3. Perencanaan belanja rutin dan belanja modal dilakukan secara terpadu dalam rangka mewujudkan prestasi kerja kementerian/lembaga yang dapat memuaskan masyarakat.
gajahguling
FORMAT LAMA(s/d 2004)
FORMAT BARU(mulai TA 2005)
Belanja Pemerintah Pusat :
1. Pengeluaran RUTIN
a. Belanja Pegawai
b. Belanja Barang
c. Pembayaran Bunga
Utang
d. Subsidi
e. Pengeluaran Rutin
Lainnya
2. Pengeluaran PEMBANGUNAN
Belanja Pemerintah Pusat :
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Barang
3. Belanja Modal
4. Pembayaran Bunga Utang
5. Subsidi
6. Belanja Hibah
7. Bantuan Sosial
8. Belanja Lain-lain
gajahguling
•Belanja Pegawai (Tidak Mengikat)
•Belanja Barang (Tidak Mengikat)
•Belanja Modal
•Bantuan Sosial
Pengeluaran Pembangunan
FORMAT LAMA(s/d 2004)
FORMAT BARU(mulai TA 2005)
gajahguling
1. Mengutamakan upaya pencapaian output (keluaran) dan outcomes (hasil) atas alokasi belanja (input) yang ditetapkan.
2. Ditujukan untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari penggunaan sumber daya yang terbatas.
3. Perlu adanya indikator kinerja dan pengukuran kinerja untuk tingkat satuan kerja (satker) dan kementerian/lembaga.
gajahguling
MENGUBAH FOKUS PENGUKURANbergeser
Besarnya Jumlah Alokasi
Sumber Daya
Hasil yang dicapai dari penggunaan sumber daya
gajahguling
Pasal 1 poin 5 PP 21/2004:
KPJM adalah pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran, dengan mempertimbangkan implikasi biaya keputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju
Prakiraan Maju (Pasal 1 poin 6 PP 21/2004):
Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran tahun berikutnya.
gajahguling
201020092008
2007
Saat kebijakan
diputuskan
(R)APBN Prakiraan Maju
Prakiraan Maju
Dampak kebijakan terhadap anggaran pada tahun:
KPJM
Prakiraan Maju
Prakiraan Maju
gajahguling
Perencanaan Pelaksanaan Penatausahaan Prtggungjwbn Pemeriksaan
RPJMD
RKPD
KUA/PPAS
RAPBD
Evaluasi Raperda APBD oleh
Gubernur/Mendagri
RKA-SKPD
APBD
Pedoman Penyusunan RKA-
SKPD
Nota Kesepakatan
Rencana DPA-SKPD
Verifikasi
DPA-SKPD
Pelaksanaan APBD
Pendapatan
Belanja
Pembiayaan
Laporan Realisasi Semester Pertama
Perubahan APBDD
Disusun sesuai SAP
Laporan KeuanganPemerintah Daerah
-LRA-Neraca-Lap. Arus Kas-CaLK
Laporan Keuanga
n Diperiksa oleh BPK
Raperda Pertanggu
ng-jawaban
APBD
Penatausahaan Pendapatan
Bendahara penerimaan wajib menyetor penerimaannya ke rekening kas umum daerah selambat-lambatnya 1 hari kerja
Penatausahaan Belanja
Penerbitan SPM-UP, SMP-GU,SPM-TU dan SPM-LS oleh Kepala SKPDPenerbitan SP2D oleh PPKD
Penatausahaan Pembiayaan
Dilakukan oleh PPKD
Kekayaan dan Kewajiban Daerah
-Kas Umum--Piutang--Investasi-Barang--Dana Cadangan--Utang
Akuntnsi Keuangan Daerah
Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah
gajahguling
Pendapatan daerahBelanja DaerahPembiayan daerah
gajahguling
APBD
Pendapatan Daerah Belanja Daerah Pembiayaan Daerah
• PAD• Dana
Perimbangan• Lain-lain
pendapatan daerah yang sah
• Klasifikasi belanja menurut organisaasi
• Klasifikasi belanja menurut fungsi
• Klasifikasi belaja menurut program dan kegiatan
• Klasifikasi belanja menurut jenis belanja
• Penerimaan pembiayaan
• Pengeluaran pembiayaan
gajahguling
PP 58/2005 & Permendagri 13/2006 PP 24/2005 SAP
A. Pendapatan Asli Daerah
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
B. Dana Perimbangan
1. Dana Bagi Hasil
2. Dana Alokasi Umum
3. Dana Alokasi Khusus
C. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
1. Bantuan Dana
2. Hibah
3. Dana Darurat
4. Dana penyesuaian & Dana Otsus
5. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda lainnya
A. Pendapatan Asli Daerah1. Pajak Daerah2. Retribusi Daerah3. Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan4. Lain-lainPAD yang sahB. Pendapatan Transfer
Transfer pemerintah pusat-dana perimbangan
1. Dana Bagi Hasil2. Dana Alokasi Umum3. Dana Alokasi KhususTransfer pemerintah pusat lainnya1. Dana otonomi khusus2. Dana penyesuaianTransfer Pemerintah Provinsi1. Pendapatan bagi hasil pajak2. Pendapatan bagi hasil pajak
lainnyaC. Lain-lain Pendapatan Daerah
yang sah1. Pendapatan hibah2. Pendapatan dana darurat
gajahguling
Belanja Daerah
Urusan Wajib Urusan Pilihan
Prioritas :Melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
Peningkatan pelayanan dasar, pendidikan , kesehatan, fasos, fasum,sistem jaminan sosial
Potensi nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Pertambangan,perikanan,pertanian,perkebunan, perhutanan, dan pariwisata
gajahguling
gajahguling
PENDEKATAN ANGGARAN TERPADU DALAM RKA-KL
PENETAPAN SATUAN KERJA SEBAGAI KUASA PENGGUNA ANGGARAN UNTUK MELAKSANAKAN SEMUA KEGIATAN YANG DITETAPKAN MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA
SETIAP SATUAN KERJA MINIMAL MEMPUNYAI SATU KEGIATAN DLM RANGKA MEWUJUDKAN SEBAGIAN SASARAN PROGRAM DARI UNIT ORGANISASI
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN SATUAN KERJA MEMPUNYAI KELUARAN YANG JELAS & TIDAK TUMPANG TINDIH DNG KELUARAN DARI KEGIATAN LAIN
JENIS BELANJA YG DITETAPKAN DENGAN KRITERIA YG SAMA UNTUK SEMUA KEGIATAN
SATU DOKUMEN PERENCANAAN, SATU DOKUMEN PENGANGGARAN DAN SATU DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN UNTUK SEMUA JENIS SATKER DAN KEGIATAN
KOMPONEN POKOK
gajahguling
KLASIFIKASI EKONOMI
BELANJA PEGAWAI
BELANJA BARANG
BELANJA MODAL
BANTUAN SOSIAL
HIBAH
SUBSIDI
BUNGA UTANG
BELANJA LAIN-LAIN
PENGELUARAN UNTUK KOMPENSSI DALAM BENTUK UANG YANG DIBERIKAN KEPADA PEGAWAI PEMERINTAH YANG BERTUGAS DIDALAM MAUPUN DILUAR NEGERI SEBAGI IMBALAN ATAS PEKERJAAN YANG TELAH DILAKSANAKAN
PENGELUARAN UNTUK PENGADAAN BARANG/JASA YANG HABIS PAKAI UNTUK MEMPRODUKSI BARANG/JASA TERTENTU
PENGELUARAN YANG DIPAKAI UNTUK PEMBENTUKAN MODAL YANG SIFATNYA MENAMBAH ASET PEMERINTAH
PENGELUARAN UNTUK TRANSFER UANG ATAU BARANG YANG DIBERIKAN KEPADA MASYARAKAT GUNA MELINDUNGI DARI KEMUNGKINAN TERJADINYA RESIKO SOSIAL TERTENTU
PENGELUARAN UNTUK TRANSFER YANG SIFATNYA TIDAK WAJIB KEPADA NEGARA LAIN ATAU ORGANISASI INTERNASIONAL
PENGELUARAN YG DIBAYARKAN KEPADA PERUSAHAAN NEGARA/SWASTA/LEMBAGA TERTENTU YG MEMPRODUKSI DAN MENJUAL BARANG/JASA AGAR HARGA BARANG/JASA YANG DIPRODUKSI DPT DIJANGKAU MASYARAKAT
PENGELUARAN UNTUK PEMBAYARAN ATAS KEWAJIBAN PENGGUNAAN UTANG BAIK DALAM MAUPUN LUAR NEGERI
PENGELUARAN UNTUK BELANJA PEMERINTAH YANG TIDAK DAPAT DIKLASIFIKASIKAN MENURUT JENIS BELANJA TERSEBUT
gajahguling
gajahguling
1. Mengutamakan upaya pencapaian output (keluaran) dan outcomes (hasil) atas alokasi belanja (input) yang ditetapkan.
2. Ditujukan untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari penggunaan sumber daya yang terbatas.
3. Perlu adanya indikator kinerja dan pengukuran kinerja untuk tingkat satuan kerja (satker) dan kementerian/lembaga.
gajahguling
SATUAN KERJA SEBAGAI PENANGUNGJAWAB PENCAPAIAN KELUARAN/OUTPUT KEGIATAN/ SUBKEGIATAN
SATUAN KERJA MEMPUNYAI KELUARAN YANG JELAS & TERUKUR SEBAGAI AKIBAT DARI PELAKSANAAN KEGIATAN
PEMBEBANAN ANGGARAN PADA JENIS BELANJA YANG SESUAI
PERHITUNGAN ANGGARAN DIDASARKAN PADA STANDAR BIAYA (BERSIFAT UMUM DAN BERSIFAT KHUSUS
RANGKAIAN TINDAKAN YG DILAKSANAKAN SATUAN KERJA SESUAI DENGAN TUGAS POKOKNYA UNTUK MENGHASILKAN KELUARAN YANG DITENTUKAN
PENDEKATAN ANGGARAN KINERJA DALAM RKA-KL
KOMPONEN POKOK
gajahguling
Kerangka KonseptualKerangka Konseptual
PenganggaranBerbasisKinerja
RENSTRA
RENJA
• Mengendalikan dan mengarahkan setiap program/kegiatan dg mengacu kepada rencana
• Setiap satuan kerja dpt lebih selektif dlm merencanakan program/kegiatan
• Menghindari duplikasi pembiayaan/tumpang tindih anggaran
• Program• Sasaran Terukur Program• Pengguna Program• Kegiatan• IK
Keputusan stratejik untukpeningkatan kualitas organisasi, efisiensi & optimalisasi sumber daya, evaluasi, dan pelaporan kinerja
Memerlukan
BudgetEntity
Komitmen Bersama
Isu Stratejik
gajahguling
Kerangka KonseptualKerangka Konseptual
Sistem Monitoring & Pelaporan Kinerja
Penganggaran Berbasis Kinerja
BudgetExecution
Alokasi Anggaran
Mempertimbangkan
Hasil Yang Diharapkan
Kegiatan
• Efisiensi• Efektivitas• Akuntabilitas
Pengukuran Kinerja Evaluasi
Realisasi Rencana
Target Kinerja
RENSTRA• Visi• Misi• Tujuan• Sasaran• Strategi
• Output• Outcome• Manfaat
gajahguling
gajahguling
Specific – jelas, tepat dan akuratFaktor apa yang paling menentukan keberhasilan?
Measured – dapat dikuantifikasikanKarakteristik apa yang dapat dikuantifikasikan?
Achievable – praktis & realistisApakah kinerja tahun sebelumnya dapat ditingkatkan?
Relevant – bagi konsumen (masyarakat)Apakah konsumen menganggap bahwa target yang
ditetapkan yang terpenting? Timed – batas atau tenggang waktu
Seberapa cepat dapat dicapai? Berapa lama permintaan dapat direspon?
gajahguling
PP 21/2004 Pasal 7 ayat 2:
“Dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja diperlukan indikator kinerja, standar biaya, dan evaluasi kinerja dari setiap program dan jenis kegiatan”
Penjelasan PP 21/2004 (Poin I.4):“Kementerian/lembaga dituntut memperkuat diri dengan kapasitas dalam mengembangkan indikator kinerja, dan sistem pengukuran kinerja, dan dalam meningkatkan kualitas penyusunan kebutuhan biaya, sebagai persyaratan untuk mendapatkan anggaran”
gajahguling
Agar pengukuran dapat dilakukan, maka kinerja harus dapat dinyatakan dalam angka (kuantifikasi).
Oleh karena itu diperlukan indikator-indikator yang dapat menunjukkan secara tepat tingkat prestasi kerja/kinerja.
Macam Indikator Kinerja:◦Indikator Kinerja Kegiatan ◦Indikator Kinerja Program ◦Indikator Efisiensi◦Indikator Kualitas
gajahguling
Fokus penganggaran dan penelaahan biaya kegiatan akan bergeser dari input costing ke per unit cost of output
Perlu koordinasi yang erat antara Kementerian/Lembaga dengan Kementerian Keuangan agar standar biaya keluaran dapat ditetapkan
gajahguling
Pengukuran kinerja diperlukan untuk menilai seberapa besar perbedaan (gap) antara kinerja aktual dengan kinerja yang diharapkan.
Dengan diketahuinya perbedaan (gap) tersebut, maka upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kinerja dapat dilakukan.
gajahguling
Standar Kinerja 1
Kinerja Aktual
Waktu
Level Kinerja
gap
Standar Kinerja 2
gajahguling
gajahguling
Pasal 1 poin 5 PP 21/2004:
KPJM adalah pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran, dengan mempertimbangkan implikasi biaya keputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju
Prakiraan Maju (Pasal 1 poin 6 PP 21/2004):
Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran tahun berikutnya.
gajahguling
201020092008
2007
Saat kebijakan
diputuskan
(R)APBN Prakiraan Maju
Prakiraan Maju
Dampak kebijakan terhadap anggaran pada tahun:
KPJM
Prakiraan Maju
Prakiraan Maju
gajahguling
Tahun anggaran berjalan 2006 & KPJM 2007-2009
Tahun anggaran berjalan 2007 & KPJM 2008-2010
Tahun anggaran berjalan 2008 & KPJM 2009-2011
2008
PrakiraanMaju
to t+1 t+2 t+3
2006 APBN
2007 RAPBN
2009 Proyeksi
2009
PrakiraanMaju
t-1 t0 t+1 t+2 t+3
2007 APBN
2008 RAPBN
2006 Realisasi
2010 Proyeksi
2010
PrakiraanMaju
t-2 t-1 to t+1 t+2 t+3
2011 Proyeksi
2006 PAN
2007 Realisasi
2008 APBN
2009 RAPBN
gajahguling
Mengembangkan disiplin fiskal, dalam rangka menjaga kesinambungan fiskal (fiscal sustainability)
Meningkatkan keterkaitan antara kebijakan, perencanaan, dan penganggaran (antara KPJM, RKP, dan APBN)
Mengarahkan alokasi sumberdaya agar lebih rasional dan strategis Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dengan
pemberian pelayanan yang optimal dan lebih efisien Meningkatkan predictabiliy dan kesinambungan pembiayaan suatu
program/kegiatan. Memudahkan kerja perencanaan kementerian/lembaga pada tahun-
tahun berikutnya. Mendorong peningkatan kinerja kementerian/lembaga dalam
memberikan pelayanan kepada publik.gajahguling
gajahguling
Kebijakan PenerapanKebijakan Penerapan
Undang Undang Nomor: 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
• Penganggaran terpadu• Kerangka Pengeluaran
jangka menengah• Penganggaran berbasis
kinerja
• Optimalisasi penggunaan dana untuk pencapaian sasaran program
• Penyusunan anggaran dengan perspektif multi tahun
• Meningkatkan disiplin dan alokasi anggaran yang efisien dg perkiraan ke depan (forward estimates)
• Wahana untuk mengubah kebijakan, program dan kegiatan, mengalokasikan sumber daya sesuai prioritas dan sasaran penting pemerintah
• Mengharuskan adanya keterkaitan yang jelas antara setiap anggaran instansi pemerintah dg outputs & outcomes
• Mengembangkan informasi kinerja sebagai pengukuran kinerja, dan pengukuran biaya
• Mengubah paradigma penilaian kinerja instansi/unit kerja
• Meningkatkan kualitas pelayanan publik
StakeholdersBottom
UpTop
Down
gajahguling
Kebijakan PenerapanKebijakan Penerapan
• Peraturan Pemerintah Nomor: 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
• Peraturan Pemerintah Nomor: 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL)
Renja - KL
Renja - KL
RKP
• Untuk menghubungkan Renstra dengan anggaran
• Menghindarkan tumpang tindih program/ kegiatan
• Ketersediaan pendanaan program/ kegiatan yang lintas fungsi, lintas instansi, lintas daerah
• Menjamin kepastian pendanaan & pemanfaatan sumber daya secara efisien, efektif, dan tanggungjawab yang jelas
RPJM
RKA - KL
Renstra-KL
Renstra-KL
gajahguling
20052005 20062006 20072007MENYEMPURNAKAN PENGGUNAAN DOKUMEN PENGANGGARAN TERPADU - RKAKL
MENYEMPURNAKAN KRITERIA SATKER SEBAGAI PENGGUNA ANGGARAN DAN PELAKSANA KEGIATAN TERPADU
MENYEMPURNAKAN KRITERIA JENIS BELANJA DAN KRITERIA PEMBEBANAN PADA JENIS BELANJA
MULAI MENGGUNAKAN DOKUMEN PENGANGGARAN TERPADU - RKAKL
MULAI MENERAPKAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN TERPADU – SATKER
MULAI MENGANUT KLASIFIKASI EKONOMI TERPADU – JENIS BELANJA
MEMPERSIAPKAN UPAYA UNTUK BENAR-BENAR MENGHILANGKAN KESAN MASIH ADANYA DIKOTOMI BELANJA RUTIN DAN BELANJA PEMBANGUNAN
MENGEVALUASI KEMBALI PEMBEBANAN PENGELUARAN SEBAGAI BELANJA ATAU NON BELANJA – PENDANAAN ATAU PEMBIAYAAN
gajahguling
20052005 20062006 20072007
MEMPERKENALKAN DOKUMEN PENGANGGARAN KINERJA - RKAKL
MULAI MENGGUNAKAN UNIT PENANGGUNGJAWAB PENCAPAIAN KELUARAN - SATKER
MENYEMPURNAKAN PENGGUNAAN DOKUMEN PENGANGGARAN KINERJA - RKAKL
MENYEMPURNAKAN KRITERIA SATKER SEBAGAI PENANGGUNGJAWAB PENCAPAIAN KELUARAN
SUDAH MENYEDIAKAN SEBAGIAN STANDAR BIAYA UNTUK MENGHITUNG ALOKASI PADA KEGIATAN – SBU/SBK
SINKRONISASI FUNGSI/SUBFUNGSI/PROGRAM/KEGIATAN DALAM RANGKA KONSISTENSI ANTARA PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
MEMPERLUAS PENYEDIAAN STANDAR BIAYA BAIK YANG BERSIFAT UMUM MAUPUN YANG BERSIFAT KHUSUS
gajahguling
20052005 20062006 20072007MEMPERKENALKAN DOKUMEN PENGANGGARAN UNTUK KPJM/MTEF – RKAKL KHUSUSNYA FORM 1.2, 1.4, 1.5, 2.2,.2.4, 3.2, DAN 3.4 MENGENAI PRAKIRAAN MAJU
MENYEMPURNAKAN PENGGUNAAN DOKUMEN PENGANGGARAN UNTUK PELAKSANAAN KPJM/MTEF
MELETAKKAN DASAR-DASAR PELAKSANAAN MTEF/KPJM
SUDAH TERSEDIA SEBAGIAN STANDAR BIAYA YANG KELAK AKAN MEMBANTU DALAM MEPERHITUNGKAN PRAKIRAAN MAJU & MTEF
MENYEMPURNAKAN PENGGUNAAN DOKUMEN PENGANGGARAN UNTUK PELAKSANAAN KPJM/MTEF – KHUSUSNYA MULAI DIGUNAKANNYA FORM 1, FORM 2, DAN FORM 3 UNTUK MULAI MELAKSANAKAN DASAR-DASAR KPJM/NTEF
MEMPERLUAS TERSEDIANYA STANDAR BIAYA YANG AKAN SANGAT MEMBANTU DALAM MEPERHITUNGKAN PRAKIRAAN MAJU DAN KPJM
gajahguling
2010* 2011**
Pendapatan Negara 992,4 1.104,9
> Pen. Perpajakan 743,3 850,3
> Pen. Bukan Pajak 247,2 250,9
> Hibah 1,9 3,7
Belanja Negara 1.126,1 1.229,6
> Belanja Pem. Pusat 781,5 836,6
> Transfer Daerah 344,6 393,0
Pembiayaan 133,7 124,7
> Dalam negeri 133,9 125,3
> Luar Negeri (0,2) (0,6)
APBN(dalam triliun)
gajahguling
gajahguling
Asumsi Makro
2010* 2011**
PDB (Triliun Rp) 6.253,8 7.019,9
Pertumb. Ekonomi(%) 5,8 6,4
Inflasi (%) 5,3 5,3
Kurs (IDR/USD) 9.200,0 9.250,0
SBI 3 bln (%) 6,5 6,5
Harga Minyak(USD/brl) 80,0 80,0
Lift. Minyak (MBCD) 0,965 0,970
Sumber: * APBN-P 2010** APBN 2011
gajahguling
Terima kasih