penerapan strategi pembelajaran think ... - digilib.uns.ac.id

82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS X-8 SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011 Skripsi DWI UNTARI NINGSIH X4306007 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: others

Post on 17-Apr-2022

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

BIOLOGI KELAS X-8 SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN

PELAJARAN 2010/ 2011

Skripsi

DWI UNTARI NINGSIH

X4306007

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

BIOLOGI KELAS X-8 SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN

PELAJARAN 2010/ 2011

Oleh:

DWI UNTARI NINGSIH

X4306007

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Drs. Slamet Santosa, M.Si

NIP. 19591220 198601 1 002

Pembimbing II

Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd

NIP. 19760125 200501 1 001

Page 4: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : Senin

Tanggal : 6 Februari 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Puguh Karyanto, S.Si, M.Si, Ph.D ......................

Sekretaris : Meti Indrowati, S.Si, M.Si ......................

Anggota I : Drs. Slamet Santosa, M.Si .......................

Anggota II : Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd .......................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

BIOLOGI KELAS X-8 SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN

PELAJARAN 2010/2011.

Dwi Untari Ningsih, Slamet Santosa, Bowo Sugiharto )*

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan proses

sains siswa dalam pembelajaran biologi melalui penerapan strategi pembelajaran

Think Talk Write Berbasis Kontekstual siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Sukoharjo

tahun pelajaran 2010/2011. Keterampilan proses sains siswa perlu dibangun dan

dikembangkan untuk menciptakan suasana belajar yang interaktif antara guru

dengan siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk berperan aktif dalam proses

pembelajaran. Tetapi pada kenyataannya, masih banyak ditemukan pembelajaran

yang bersifat konvensional, dimana sistem penyampaiannya lebih banyak

didominasi oleh guru, sedangkan siswa cenderung diam dan secara pasif

menerima materi pelajaran. Hal ini dapat berdampak pada rendahnya

keterampilan proses sains siswa. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi

pembelajaran yang tepat dan sesuai. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat

digunakan yaitu Think Talk Write Berbasis Kontekstual.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

research). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri atas

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian

adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.

Sumber data berasal dari informasi guru dan siswa, tempat dan peristiwa

berlangsungnya aktivitas pembelajaran, dan dokumentasi. Teknik dan alat

pengumpulan data adalah dengan angket, observasi, dan wawancara. Validasi data

dengan menggunakan teknik triangulasi sumber data.

Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan pelaksanaan tindakan kelas

melalui penggunaan strategi pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual

dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran biologi.

Hal ini didasarkan pada hasil angket, observasi dan wawancara. Persentase rata-

rata capaian setiap indikator berdasarkan lembar observasi keterampilan proses

sains siswa prasiklus sebesar 62,25%, siklus 1 sebesar 77,08% dan siklus 2

sebesar 82,25%. Hasil perhitungan berdasarkan angket keterampilan proses sains

siswa prasiklus sebesar 65,02%, siklus 1 sebesar 70,69%, dan siklus 2 sebesar

77,55%. Kesimpulannya bahwa penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write

Berbasis Kontekstual dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

Kata kunci: Strategi pembelajaran Think Talk Write, pembelajaran kontekstual,

keterampilan proses sains siswa.

)* Program Pendidikan Biologi FKIP UNS, Surakarta

Page 6: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IMPLEMENTATION OF THINK TALK WRITE STRATEGY BASED ON

CONTEXTUAL LEARNING TO IMPROVE BIOLOGI’S SCIENCE SKILL

PROCESS TOWARDS STUDENTS OF CLASS X-8 SMA SMA NEGERI 1

SUKOHARJO ACADEMIC YEAR 2010 / 2011.

Dwi Untari Ningsih, Slamet Santosa, Bowo Sugiharto )*

ABSTRACT

This research aims to improve biologi’s science skill process towards

students in grade of X-8 of SMA Negeri 1 Sukoharjo by implementation of Think

Talk Write strategy based on contextual learning. Science skill process needs to be

built and developed to create an atmosphere of interactive learning between

teachers and students. In this case students are required to take an active role in

the learning process. But in reality, there are still many lessons to be conventional,

where the delievery system more dominated by the teacher, while students tend to

be silent and passively accept the subject matter. This can impact on student’s

science skill process. Therefore, required an appropriate learning strategy. One

strategy of learning that can be used is Think Talk Write Based on Contextual.

This research belongs to Classroom Action Research. Qualitative research

paradigm is used as an approach to view all the obtained data. This Classroom

Action Research is performed and consist of 3 cycles. Each cycles consist of four

stages namely planning, implementation, observation, and reflection. Data for

each cycle were gathered by using 3 kinds of data collection procedures,

questionnaires, observations, and interviews. All the obtained data then were

analyses descriptively to ascertain whether the applications of Classroom Action

Research is considered as effective or otherwise.

The results proved that by implementing Think Talk Write strategy based

on contextual learning towards students of class X-8 SMA Negeri 1 Sukoharjo

academic year 2010/2011 has given a good effect. According to the observation of

student activities indicators is rise from 62,25% to the 77,08% during the 1st

Cycle and rise up to 82,25% during the last Cycle. As compare to the previous

observation the result of the questionnaire upon the same indicators is rise from

65,02% to the 70,69% during the 1st

Cycle and ended with 77,55 % during the

last Cycle. Yet it can be concluded that the application of Think Talk Write

strategy based on contextual learning could improve the science skill process.

Key words: Think Talk Write, Contextual, Science Skill Process.

)*Biology Education of FKIP UNS, Surakarta

Page 7: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Jalan hidup orang masing-masing, asalkan kita berusaha dan berdoa pasti akan

mendapatkan keindahan pada akhirnya.

(Penulis)

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena

didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan

untuk berhasil.

(Mario Teguh)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

(Q. S. Al Insyiroh: 5)

Page 8: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya ini untuk :

Ayah dan Ibu. Terima kasih atas kesabaran yang tiada batas, atas cinta

yang tulus suci, atas lantunan do’a yang tiada pernah putus, atas air mata

yang tiada pernah mampu terbalas, atas kerja keras dan usaha memberikan

yang terbaik buat ananda.

Kakakku Nanik Purwiningsih, Suroto, dan adikku tersayang Rendi

Triawan. Terima kasih atas segala persaudaraan dan kasih sayang selama

ini dan selalu memberi keceriaan dalam hidupku.

Eko Purwanto terima kasih telah menemaniku, memberi dukungan,

nasehat, doa, dan bantuannya selama ini. Semoga kau selalu menjadi yang

terbaik buat hidupku.

Bapak Slamet terima kasih sudah memberikan banyak pelajaran hidup,

nasehat, dan bimbingan serta sudah menjadi bapak saya selama saya

kuliah. Terima kasih Bapak...............

Bapak Bowo terima kasih atas bimbingan, arahan, dan nasehatnya.

Bu Sawitri dan semua siswa di kelas X-8 SMA Negeri 1 Sukoharjo terima

kasih atas kerjasamanya.

Sahabat-sahabatku Boze, Nyinyi, Windul, Rewel, Ndut, Tuyul, Gombel,

Denok, Mbkde Niar, Vina, Wiwin, Wahyu, Rike, Putri pokoknya semua

anak bio 06 terima kasih atas persahabatannya.

Peni, Yessie, Baiq, Andini, Nene, Anis, Siti, Ana, Dini, Nesya, Puput n

Vella terima kasih teman seperjuangan kebersamaan, semangat, dan

perjuangan kita tidak akan pernah terlupakan.

Devi, Desi, Nining, Wulan, Ika nh, Lia, Yana, Danik, Dama, Arum

Crisnia, dan semua bio holic 07 terima kasih atas persahabatannya.

Almamater.

Page 9: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul ”Penerapan

Strategi Pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual Untuk

Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Dalam Pembelajaran Biologi

Kelas X-8 SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011” dapat

diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

berbagai hambatan, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak

akhirnya hambatan yang ada dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk

bantuan yang telah diberikan, dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Slamet Santosa, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan.

5. Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan.

6. Hj Sri Lastari, S.Pd. M.Pd, selaku kepala SMA Negeri 1 Sukoharjoyang telah

memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

7. Ibu Sawitri selaku guru mata pelajaran Biologi yang senantiasa membantu

kelancaran penelitian dan kerja samanya.

8. Siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011.

9. Bapak dan Ibu yang tak henti-hentinya memberikan doa dan dukungan.

Page 10: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

10. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah

membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan

kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan.

Surakarta, Januari 2012

Penulis

Page 11: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGAJUAN ii

HALAMAN PERSETUJUAN iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

HALAMAN ABSTRAK v

HALAMAN MOTTO vii

HALAMAN PERSEMBAHAN viii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

1

4

4

4

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Strategi Pembelajaran Think Talk Write

2. Pembelajaran Kontekstual

3. Keterampilan Proses Sains

6

10

14

B. Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Tindakan

18

21

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

B. Metode Penelitian

C. Data dan Sumber Data

22

23

24

Page 12: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Instrumen Penelitian

F. Indikator Keberhasilan

G. Analisis Data

H. Pemeriksaan Validitas Data

I. Prosedur Penelitian

24

26

27

27

28

29

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data dan Deskripsi Lokasi Penelitian

B. Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus)

C. Deskripsi Siklus I

D. Deskripsi Siklus II

E. Deskripsi Antar Siklus

F. Pembahasan

32

32

37

46

55

58

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

B. Implikasi

C. Saran

66

66

66

DAFTAR PUSTAKA 68

LAMPIRAN 72

Page 13: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual 14

Tabel 2. Waktu Penelitian 23

Tabel 3. Teknik Penilaian 26

Tabel 4. Presentase Keterampilan Proses Sains Siswa Prasiklus 33

Berdasarkan Lembar Observasi

Tabel 5. Presentase Keterampilan Proses Sains Siswa Prasiklus 34

Berdasarkan Angket

Tabel 6. Presentase Capaian Aspek pada Lembar Observasi Keterampilan 39

Proses Sains Siswa Prasiklus dan Siklus I

Tabel 7. Presentase Capaian Indikator pada Lembar Observasi 40

Keterampilan Proses Sains Siswa Prasiklus dan Siklus I

Tabel 8. Presentase Capaian Aspek Berdasarkan Angket Keterampilan 40

Proses Sains Siswa Prasiklus dan Siklus I

Tabel 9. Presentase Capaian Indikator Berdasarkan Angket Keterampilan 41

Proses Sains Siswa Prasiklus dan Siklus I

Tabel 10. Presentase Capaian Aspek Berdasarkan Lembar Observasi 49

Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus I dan Siklus II

Tabel 11. Presentase Capaian Indikator Berdasarkan Lembar Observasi 50

Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus I dan Siklus II

Tabel 12. Presentase Capaian Aspek Berdasarkan Angket Keterampilan 50

Proses Sains Siswa Siklus I dan Siklus II

Tabel 13. Presentase Capaian Indikator Berdasarkan Angket Keterampilan 51

Proses Sains Siswa Siklus I dan Siklus II

Tabel 14. Perbandingan Persentase Indikator Berdasarkan Lembar 56

Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa pada Prasiklus,

Siklus I, dan Siklus II dalam Pembelajaran Biologi

Tabel 15. Perbandingan Persentase Indikator Berdasarkan Angket 57

Keterampilan Proses Sains Siswa pada Prasiklus, Siklus I, dan

Siklus II dalam Pembelajaran Biologi

Page 14: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian 20

Gambar 2. Skema Triangulasi Metode Data Penelitian 29

Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 31

Gambar 4. Presentase Capaian Untuk Setiap Aspek Keterampilan

Proses Sains Siswa Prasiklus dan Siklus I Melalui

Observasi

42

Gambar 5. Presentase Capaian untuk Setiap Indikator

Keterampilan Proses Sains Siswa Prasiklus dan Siklus

I Melalui Observasi

43

Gambar 6. Presentase Capaian untuk Setiap Aspek Keterampilan

Proses Sains Siswa Prasiklus dan Siklus I Melalui

Angket

44

Gambar 7. Diagram Perbandingan Presentase Capaian untuk

Setiap Indikator Keterampilan Proses Sains Siswa

Prasiklus dan Siklus I Melalui Angket

45

Gambar 8. Presentase Capaian untuk Setiap Aspek Keterampilan

Proses Sains Siswa Siklus I dan Siklus II Melalui

Observasi

52

Gambar 9. Presentase Capaian untuk Setiap Indikator

Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus I dan Siklus

II Melalui Observasi

53

Gambar 10. Presentase Capaian untuk Setiap Aspek Keterampilan

Proses Sains Siswa Siklus I dan Siklus II Melalui

Angket

54

Gambar 11. Presentase Capaian untuk Setiap Indikator

Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus I dan Siklus II

Melalui Angket

54

Gambar 12. Presentase Setiap Indikator Berdasarkan Lembar 56

Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa pada

Page 15: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Prasiklus, Siklus I, Siklus II dalam Pembelajaran Biologi

Gambar 13. Persentase Setiap Indikator Berdasarkan Angket 58

Keterampilan Proses Sains Siswa pada Prasiklus,

Siklus I, Siklus II dalam Pembelajaran Biologi

Page 16: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Pembelajaran

a. Silabus 72

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 82

c. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 124

Lampiran 2. Instrumen Penelitian

a. Pedoman Wawancara Guru Awal 134

b. Pedoman Wawancara Siswa Awal 135

c. Kisi-kisi Angket Keterampilan Proses Sains Siswa 136

d. Angket Keterampilan Proses Sains Siswa 137

e. Kisi-kisi Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa 140

f. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa 143

g. Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran 145

h. Pedoman Wawancara Guru Siklus I dan II 146

i. Pedoman Wawancara Siswa Siklus I dan II 148

Lampiran 3. Data Hasil Penelitian

a. Daftar Nama Siswa Kelas X-8 SMA Negeri 1 Sukoharjo 150

b. Daftar Kelompok Siswa Kelas X-8 SMA Negeri 1 Sukoharjo 151

c. Data Hasil Wawancara Guru Awal 152

d. Data Hasil Wawancara Siswa Awal 154

e. Data Hasil Perhitungan Angket Keterampilan Proses Sains 156

f. Data Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa 179

g. Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran 197

h. Data Hasil Wawancara Guru Siklus I dan II 200

i. Data Hasil Wawancara Siswa Tertulis 203

Lampiran 4. Dokumentasi

a. Gambar Observasi Awal 207

b. Gambar Pelaksanaan Penelitian

1) Siklus I 208

2) Siklus II 209

Lampiran 5. Perijinan

Page 17: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor yang paling esensial yang dapat berpengaruh

terhadap kualitas pembelajaran di sekolah, oleh karena itu, pengembangan

pembelajaran terus dikembangkan yang salah satunya adalah melalui inovasi

pembelajaran kontekstual yang ditujukan untuk meningkatkan dan memperbaiki

mutu pendidikan disekolah. Kajian IPA terutama biologi bukan hanya pada

penguasaan berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan. Tantangan bagi guru untuk menciptakan

pembelajaran yang memberikan banyak pengalaman belajar secara langsung dan

berorientasi pada pemecahan masalah. Belajar akan lebih bermakna jika siswa

mengalami yang dipelajari, bukan sekedar mengetahui.

Belajar merupakan suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan

tingkah laku. Belajar memerlukan kegiatan berpikir dan berbuat untuk

mewujudkan interaksi dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran sains

terutama biologi masih didominasi dengan penggunaan metode ceramah dan

kegiatan berpusat pada guru (teacher centered). Guru menjelaskan materi hanya

sebatas produk dan sedikit proses.

Proses pembelajaran melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang

perlu dilakukan oleh siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik.

Kesempatan untuk melakukan kegiatan dan perolehan hasil belajar ditentukan

oleh pendekatan yang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran

tersebut. Suatu prinsip untuk memilih pendekatan pembelajaran ialah belajar

melalui proses mengalami secara langsung untuk memperoleh hasil belajar yang

bermakna. Proses tersebut dilaksanakan melalui interaksi antara siswa dengan

lingkungannya. Siswa diharapkan termotivasi dan senang melakukan kegiatan

belajar yang menarik dan bermakna bagi dirinya. Peranan pendekatan belajar

mengajar sangat penting dalam kaitannnya dengan keberhasilan belajar.

Page 18: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Mutu pendidikan juga sangat ditentukan oleh keterampilan yang

digunakan para guru dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan

pendidikan. Ketepatan dalam menggunakan keterampilan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru akan dapat membangkitkan semangat belajar siswa sehingga

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran yang lebih dominan

berpusat pada guru kurang memberikan pengalaman kepada siswa untuk

mengembangkan keterampilan proses, akibatnya siswa tidak memiliki

keterampilan proses yang memadai.

Hasil observasi pada pembelajaran biologi di kelas X-8 SMA Negeri 1

Sukoharjo menunjukkan adanya beberapa gejala yang mengindikasikan bahwa

keterampilan proses sains siswa rendah. Hal ini diindikasikan dengan tidak adanya

siswa yang bertanya hal-hal yang belum jelas kepada teman saat diskusi, terdapat

15 siswa yang belum mengoptimalkan lingkungan sebagai sumber belajar, hampir

semua siswa masih terpaku pada buku paket, tidak ada siswa yang mengajukan

pertanyaan berkaitan dengan materi yang disampaikan, ada 25 siswa yang tidak

mencatat penjelasan atau kesimpulan dari guru, serta rendahnya kemampuan

siswa untuk melakukan suatu praktikum. Akar masalahnya adalah pembelajaran

lebih didominasi oleh guru sehingga siswa berperan sebagai objek pembelajaran.

Akibatnya kurang memberikan pengalaman kepada siswa untuk mengembangkan

keterampilan proses.

Penyebab rendahnya keterampilan proses sains siswa kelas X-8 SMA

Negeri 1 Sukoharjo antara lain adalah penggunaan strategi pembelajaran yang

kurang mengembangkan keterampilan proses sains, oleh sebab itu diperlukan

strategi yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa yaitu salah

satunya dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Talk Write Berbasis

Kontekstual.

Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang telah

teridentifikasi di kelas X-8 SMA Negeri 1 Sukoharjo adalah menggunakan

strategi pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk lebih terampil dalam

proses pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan

Page 19: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa adalah strategi Think Talk

Write (TTW).

Penerapan strategi TTW diharapkan dapat meningkatkan keterampilan

proses sains siswa yang dapat ditunjukkan dengan mendorong siswa untuk

berfikir, aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, berkomunikasi dengan baik,

siap mengemukakan pendapatnya, menghargai orang lain dan melatih siswa untuk

menuliskan hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan secara sistematis. Melalui

penerapan strategi Think Talk Write dalam pembelajaran biologi, siswa diajak

untuk berpikir melalui bahan bacaan berupa buku referensi secara individual

kemudian membuat catatan kecil mengenai materi yang telah dibaca. Hasil bacaan

dikomunikasikan dengan talk yaitu diskusi kelompok yang dapat meningkatkan

aktivitas lisan siswa. Diskusi merupakan proses tatap muka interaktif dimana

siswa menukar ide tentang persoalan dalam rangka pemecahan masalah,

menjawab pertanyaan, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman atau membuat

keputusan. Tahap terakhir dalam strategi ini adalah write yaitu mengkonstruksi

pengetahuan hasil dari think dan talk secara individual yang dapat meningkatkan

aktivitas menulis siswa (Yamin dan Ansari, 2009).

Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau

intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat

karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya.

Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin

mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusuan, atau

perakitan alat. Keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi

dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan

keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan. Kegiatan

pembelajaran, sebaiknya guru tidak hanya menyampaikan konsep dan teori saja,

tetapi juga menekankan pada keterlibatan siswa pada proses belajar aktif.

Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru

mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuh

Page 20: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

komponen utama pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme, bertanya,

menemukan, masyarakat belajar, permodelan, refleksi, dan penilaian autentik.

Berdasarkan uraian di atas maka akan di bahas upaya untuk meningkatkan

keterampilan proses sains siswa dengan judul : “PENERAPAN STRATEGI

PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) BERBASIS KONTEKSTUAL

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS X-8 SMA NEGERI 1

SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011”.

B. Perumusan masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas maka

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah penerapan strategi

pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual dapat meningkatkan

keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran biologi siswa kelas X-8

SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan proses

sains siswa dalam proses pembelajaran Biologi dengan penerapan strategi

pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual pada kelas X-8 SMA Negeri

1 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

1. Bagi Guru:

a. Sebagai bahan masukan atau saran untuk memilih alternatif pembelajaran

untuk meningkatkan keterampilan proses sains.

b. Memberikan masukan pada calon guru agar lebih memperhatikan

masalah-masalah yang terkait dalam pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan mutu proses belajar mengajar.

Page 21: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Bagi Siswa:

a. Memberi masukan bagi para siswa untuk berperan aktif dalam

pembelajaran yang berbasis kontekstual.

b. Melatih keterampilan proses sains siswa.

c. Memberikan suasana pembelajaran yang baru bagi siswa.

3. Bagi Sekolah dan Instansi lain:

Hasil penelitian dapat dijadikan referensi untuk penyusunan program

peningkatan keterampilan proses pembelajaran biologi pada tahap

selanjutnya.

Page 22: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Strategi Pembelajaran Think Talk Write

a. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran. Strategi belajar-mengajar merupakan cara-cara yang dipilih untuk

menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang

meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman

belajar kepada siswa. Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu

diperhatikan guru dalam proses pembelajaran karena dalam strategi pembelajaran

terdapat cara-cara yang akan digunakan pengajar untuk memilih kegiatan belajar

selama proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan

mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan

karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran tertentu. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat akan

mengoptimalkan kualitas belajar mengajar yang terjadi di kelas.

Menurut Trianto (2007: 85) strategi pembelajaran mengacu pada perilaku

dan proses-proses berpikir yang digunakan oleh siswa dalam mempengaruhi hal-

hal yang dipelajarinya, termasuk proses memori dan metakognitif. Strategi

pembelajaran yang digunakan membantu siswa untuk menyelesaikan tugas

belajar, siswa memerlukan keterlibatan langsung dalam proses-proses berpikir dan

perilaku, membaca sepintas lalu judul-judul utama, meringkas, dan membuat

catatan, di samping itu juga memonitor jalan berpikir diri sendiri

Dunia pendidikan menyatakan strategi diartikan sebagai a plan, method,

or series of activities designed to achieves a particular educational goal. Jadi

dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang

berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Pengertian strategi pembelajaran mencakup: 1) Strategi pembelajaran

Page 23: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

merupakan rencana tindakan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan

berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran, 2) Strategi

pembelajaran disusun untuk mencapai tujuan tertentu, arah dari semua keputusan

penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan (Yamin dan Maisah, 2009: 135).

Menurut Suprijono (2009: 83) strategi pembelajaran merupakan kegiatan

yang dipilih yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi berupa urut-urutan kegiatan yang

dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan tertentu.

Strategi pembelajaran mencakup juga pengaturan materi pembelajaran yang akan

disampaikan kepada peserta didik.

Menurut Sumantri dan Permana (2001: 35) menambahkan strategi

merupakan jenderal atau perwira yang bertanggung jawab merencanakan suatu

strategi dan mengarahkan pasukannya untuk mencapai kemenangan.

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi

tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu (Sanjaya, 2006: 126). Menurut Isjoni (2009: 107) menambahkan strategi

diartikan sebagai pola dan urutan umum perbuatan guru-murid dalam

mewujudkan kegiatan pembelajaran.

b. Strategi Think Talk Write

Think Talk Write (TTW) adalah salah satu strategi pembelajaran yang

dapat meningkatkan aktivitas bertanya dan komunikasi diantara siswa. Strategi

yang diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin ini pada dasarnya dibangun

melalui berpikir, berbicara dan menulis. Alur kemajuan strategi TTW dimulai dari

keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah

proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan temannya

sebelum menulis. Strategi ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok

heterogen dengan 7-8 siswa. Siswa diminta membaca, membuat catatan kecil,

menjelaskan, mendengar, dan membagi ide bersama teman dalam kelompok

kemudian mengungkapkannya melalui tulisan (Yamin dan Ansari, 2009: 84).

Aktivitas berpikir atau think yang dapat dilihat dari proses membaca suatu

teks kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca. Siswa membedakan dan

Page 24: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

mempersatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan kemudian menerjemahkan

ke dalam bahasa sendiri dalam membuat atau menulis catatan kecil. Menurut

Wiederhold membuat catatan berarti menganalisiskan tujuan isi teks dan

memeriksa bahan-bahan yang ditulis. Belajar rutin membuat atau menulis catatan

setelah membaca akan merangsang aktivitas berpikir sebelum, selama dan setelah

membaca. Membuat catatan mempertinggikan pengetahuan siswa, bahkan

meningkatkan keterampilan berpikir dan menulis. Salah satu manfaat dari proses

ini adalah membuat catatan akan menjadi bagian integral dalam setting

pembelajaran. Kemampuan membaca, dan membaca secara komprehensif

(reading comprehension) secara umum dianggap berpikir, meliputi membaca

baris demi baris atau membaca yang penting saja Yamin dan Ansari (2009: 85).

Tahap kedua setelah think adalah talk yaitu berkomunikasi dengan

menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Talking juga dapat

membantu guru untuk mengetahui pemahaman siswa dalam belajar, sehingga

dapat mempersiapkan perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan. Komunikasi

dalam strategi TTW memungkinkan siswa untuk terampil berbicara. Proses

komunikasi dipelajari siswa dalam kehidupan sebagai individu yang berinteraksi

dengan lingkungan sosialnya. Proses komunikasi dapat dibangun di kelas secara

alami dan mudah serta dapat dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis.

Komunikasi dalam suatu diskusi dapat membantu kolaborasi dan meningkatkan

aktivitas belajar dalam kelas, hal ini dapat terjadi karena ketika siswa diberi

kesempatan untuk berkomunikasi sekaligus dapat berpikir bagaimana cara

mengungkapkannya dalam tulisan. Keterampilan berkomunikasi dalam tahap talk

dapat mempercepat kemampuan siswa mengungkapkan idenya melalui tulisan.

Berkomunikasi atau berdialog baik antar siswa maupun guru juga dapat

meningkatkan pemahaman. Talking membantu guru mengetahui tingkat

pemahaman siswa dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mempersiapkan

perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan (Yamin dan Ansari, 2009: 85).

Pentingnya tahap talk antara lain karena pemahaman siswa dibangun

melalui konversasi (percakapan) antara sesama individual yang merupakan

aktivitas sosial yang bermakna, siswa menggunakan bahasa untuk menyajikan ide

Page 25: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

kepada temannya, membangun teori bersama, sharing strategi solusi dan membuat

definisi. Tahap diskusi juga membantu siswa dalam pembentukan ide (forming

ideas), internalisasi ide, dan dapat meningkatkan dan menilai kualitas berpikir.

Tahap ketiga dalam strategi TTW adalah write yaitu menuliskan hasil

diskusi secara individual. Menulis membantu peserta didik merefleksikan

pengalaman-pengalaman yang mereka alami. Aktivitas menulis berarti

mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi atau berdialog antar teman dan

kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Aktivitas menulis akan membantu

siswa dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat

pengembangan konsep siswa.

Aktivitas siswa selama fase menulis adalah menulis solusi terhadap

masalah atau pertanyaan yang diberikan, mengorganisasikan semua pekerjaan

langkah demi langkah agar mudah dibaca dan ditindaklanjuti, mengoreksi semua

pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan yang ketinggalan dan meyakini

bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah dibaca dan terjamin

keasliannya. Desain pembelajaran strategi think talk write menurut Yamin dan

Ansari (2008: 89).

c. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Think Talk Write

Proses pembelajaran dalam strategi TTW dimulai dengan berpikir melalui

bahan bacaan, hasil bacaannya dikomunikasikan dengan diskusi, dan dilanjutkan

presentasi dari perwakilan kelompok. Tahap selanjutnya adalah mengkonstruksi

hasil pengetahuan hasil dari tahap think dan talk secara individual. Sintaknya

adalah: informasi, kelompok, diskusi, presentasi dan melaporkan.

Langkah-langkah pembelajaran dalam strategi Think Talk Write menurut

Yamin dan Ansari (2009: 90) yaitu : 1) Guru membagi teks bacaan berupa lembar

bacaan yang memuat situasi masalah, 2) Siswa membaca teks dan membuat

catatan dari hasil bacaan secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi

(think), 3) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi

catatan, dilanjutkan presentasi dari perwakilan kelompok dan ditanggapi oleh

kelompok lain (talk). Guru berperan sebagai fasilitator lingkungan belajar, 4)

Siswa mengkonstruksi pengetahuan secara individual (write).

Page 26: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Peranan guru dalam pembelajaran Think Talk Write menurut Yamin dan

Ansari (2009: 90) adalah mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan

keterlibatan dan menantang siswa untuk berpikir, mendengar secara hati-hati ide

siswa, menyuruh siswa mengungkapkan ide secara lisan dan tertulis. Guru juga

memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam diskusi, memutuskan kapan

memberi informasi, mengklarifikasikan persoalan-persoalan, menggunakan

model, membimbing, dan membiarkan siswa berjuang dengan kesulitan serta

memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam diskusi dan memutuskan kapan

dan bagaimana mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi.

2. Pembelajaran Kontekstual

a. Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru

mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuh

komponen utama pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme, bertanya,

menemukan, masyarakat belajar, permodelan, refleksi, dan penilaian autentik

(Wenno, 2008: 11).

Menurut Suprijono (2009) pembelajaran kontekstual atau Contextual

Teaching And Learning merupakan prosedur pendidikan yang bertujuan

mambantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari

dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam

lingkungan sosial dan budaya masyarakat. Pembelajaran kontekstual memusatkan

pada bagaimana peserta didik mengerti makna dari apa yang mereka pelajari, apa

manfaatnya, dalam status apa mereka, bagaimana mencapainya dan bagaimana

mereka mendemonstrasikan apa yang telah dipelajari. Pembelajaran kontekstual

merupakan pembelajaran aktif. Pembelajaran ini berpusat pada keaktifan peserta

didik. Belajar merupakan aktivitas penerapan pengetahuan, bukan menghafal.

Pembelajaran kontekstual juga merupakan pembelajaran yang memusatkan pada

Page 27: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

proses dan hasil, sehingga assesmen dan evaluasi memegang peran penting untuk

mengetahui pencapaian standar akademik dan standar kinerja.

Menurut Anitah (2009: 49) pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran

yang memungkinkan peserta didik memperkuat, memperluas, dan menerapkan

pengetahuan dan keterampilan akademiknya dalam berbagai lingkungan baik

didalam maupun diluar kelas untuk memecahkan masalah-masalah yang

disimulasikan maupun yang terjadi didunia nyata. Sanjaya (2010: 255)

mengemukakan CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan

kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi

yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga

mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Menurut Azal (2009: 2) pembelajaran kontekstual memberi kesempatan

seluas-luasnya pada siswa untuk bereksplorasi pengetahuan sebanyak-banyaknya

dengan menemukan sendiri pengetahuan yang diperlukan. Pembelajaran sains

hendaknya memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada siswa untuk

terlibat aktif di dalam proses pembelajaran. Hal ini berarti siswa harus diarahkan

agar dapat berinteraksi secara langsung dengan lingkunga belajarnya.

Suryanti, dkk (2006:51) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual

memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan

pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam memecahkan masalah di

dunia nyata.

Menurut Kunandar (2009: 293) pembelajaran kontekstual merupakan

konsep belajar yang beranggapan bahwa anak akan belajar baik jika lingkungan

diciptakan secara alamiah. Pembelajaran tidak hanya sekedar kegiatan

mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi bagaimana siswa mampu

memaknai apa yang dipelajari itu.

Proses pembelajaran kontekstual diharapkan dapat berlangsung secara

alamiah dalam bentuk kegiatan siswa untuk bekerja dan mengalami, bukan

transfer penetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan

daripada hasil. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa

Page 28: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar

(Sugiyanto, 2009: 16).

Menurut Rusyan, dkk (1989: 185) belajar mencakup : 1) Belajar konsep

menekankan perolehan dan pemahaman fakta dan prinsip, banyak bergantung

pada apa yang diajarkan oleh guru dan lebih bersifat kognitif, 2) Belajar

keterampilan proses menekanakan ihwal bagaimana bahan pelajaran itu diajarkan

dan dipelajari.

Menurut Sa’ud (2009: 162-163) pembelajaran kontekstual dibagi menjadi

tiga yaitu: 1) Pembelajaran kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan

siswa untuk menemukan materi, 2) Mendorong siswa agar dapat menemukan

hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, 3)

Mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan.

Terkait dengan pengelolaan interaksi belajar mengajar, tampaknya penting

juga diperkenalkan tentang pendekatan dan strategi kontekstual dalam

pembelajaran. Pendekatan kontekstual menjadi sangat relevan dan mendukung

dalam proses pembelajarannya. Tugas guru adalah membantu siswa untuk

mencapai tujuannya. Jadi pengetahuan atau keterampilan itu akan ditemukan oleh

siswa itu sendiri, bukan apa kata dari guru. Students learn best by actively

constructing their own understanding artinya cara belajar yang baik adalah siswa

mengkonstruksikan sendiri secara aktif pemahamannya (Sardiman, 2007: 222-

223).

Asas-asas dalam pembelajaran kontekstual terdiri atas 7 komponen

meliputi: 1) Kontruktivisme yaitu proses membangun atau menyusun pengetahuan

baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman nyata, 2) Inkuiri yaitu

pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses

berpikir secara sistematis, sehingga pengetahuan yang diperoleh bukanlah

sejumlah fakta hasil dari mengingat, melainkan hasil dari proses menemukan

sendiri, 3) Bertanya (questioning) pada pembelajaran berguna untuk menggali

informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran,

membangkitkan motivasi belajar siswa, merangsang keingintahuan siswa,

memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan, dan membimbing siswa untuk

Page 29: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

menemukan setiap materi yang dipelajarinya, 4) Konsep masyarakat belajar

(learning community) dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh

melalui kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar dapat diperoleh dari hasil

sharing dengan orang lain, antar teman, antar kelompok, yang sudah tahu

memberi tahu pada yang belum tahu, yang pernah memiliki pengalaman membagi

pengalamannya pada orang lain, 5) Pemodelan (modelling) pada proses

pembelajaran dilakukan dengan memperagakan sesutau sebagai contoh yang

dapat ditiru oleh setiap siswa, sehingga melalui modeling siswa dapat terhindar

dari pembelajaran yang teoritis-abstrak, 6) Refleksi (reflection) adalah proses

pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara

mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa yang telah dilaluinya.

Siswa menafsirkan pengalamannya sendiri, sehingga dapat menyimpulkan tentang

pengalaman belajarnya, 7) Penilaian nyata (authentic assessment) merupakan

proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang

perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk

mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, apakah pengalaman

belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik

intelektual maupun mental siswa (Sanjaya, 2010: 264-269).

b. Sintaks Think Talk Write Berbasis Kontekstual

Berikut sintaks pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif selama

proses pembelajaran melalui penerapan think talk write berbasis kontekstual dapat

dilihat pada Tabel 1.

Page 30: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual

Lngkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Guru menggali pengetahuan awal

siswa.

2. Guru membagi siswa menjadi 8

kelompok.

3. Guru membagi LKS ke masing-

masing kelompok.

4. Guru memberikan pengarahan

tentang praktikum/pengamatan

dilingkungan sekitar tempat

tinggal.

5. Guru menyuruh siswa melakukan

praktikum/pengamatan

berdasarkan petunjuk dari LKS

kemudian memantau siswa dengan

mendatangi tiap kelompok.

6. Guru meminta siswa untuk

mendiskusikan hasil

praktikum/pengamatan.

7. Guru meminta siswa untuk

mempresentasikan hasil diskusi.

8. Guru meminta siswa untuk

menyimpulkan hasil diskusi.

9. Guru memberikan penilaian saat

proses pembelajaran.

10. Guru memberikan evaluasi

berupa tes.

1. Siswa menceritakan pengetahuan

dan pengalamannya kemudian

mengkaitkannya sesuai kehidupan

sehari-hari.

2. Siswa menempatkan diri dengan

kelompoknya.

3. Siswa menerima LKS.

4. Siswa mendengarkan penjelasan

guru. Sebelum

praktikum/pengamatan siswa diberi

permasalahan misalnya tentang

pencemaran air yaitu bagaimana

pengaruh polutan terhadap

organisme ? (think).

5. Siswa melakukan kegiatan

praktikum/pengamatan.

6. Siswa mendiskusikan hasil

praktikum/pengamatan dengan

kelompoknya.

7. Siswa mempresentasikan hasil

diskusi (talk).

8. Siswa membuat kesimpulan secara

individual (write).

9. Siswa mengerjakan tugas dari guru.

10. Siswa mengerjakan postes.

3. Keterampilan Proses Sains

a. Pengertian Keterampilan Proses

Pembelajaran adalah suatu proses interaksi yaitu hubungan timbal balik

antara guru dengan siswa. Guru memberikan bimbingan dan menyediakan

berbagai kesempatan yang dapat mendorong siswa belajar dan untuk memperoleh

Page 31: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pengalaman sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran

ditandai oleh tingkat penguasaan kemampuan dan pembentukan kepribadian.

Proses pembelajaran melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang perlu

dilakukan oleh siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Kesempatan

untuk melakukan kegiatan dan perolehan hasil belajar ditentukan oleh pendekatan

yang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran tersebut.

Suatu prinsip untuk memilih pendekatan pembelajaran ialah belajar

melalui proses mengalami secara langsung untuk memperoleh hasil belajar yang

bermakna. Proses tersebut dilaksanakan melalui interaksi antara siswa dengan

lingkungannya. Siswa diharapkan termotivasi dan senang melakukan kegiatan

belajar yang menarik dan bermakna bagi dirinya. Hal ini berarti bahwa peranan

pendekatan belajar mengajar sangat penting dalam kaitannnya dengan

keberhasilan belajar.

Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau

intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif terlibat karena dengan

melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan

manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mereka melibatkan

pengunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan alat. Keterampilan sosial

dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses (Rusyan, 2005: 78).

Menurut Meltem Duran dan Oguz Ozdemir (2010) menyatakan bahwa

dalam program pengajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan proses

ilmiah dibagi menjadi dua sebagai dasar dan keterampilan terpadu proses ilmiah:

a) keterampilan dasar proses ilmiah adalah observasi, klasifikasi, prediksi,

inferensi dan komunikasi keterampilan. Tanpa mengembangkan keterampilan ini,

sulit bagi orang untuk membangun informasi baru; b) Terpadu keterampilan

proses ilmiah merupakan keterampilan lanjutan seperti penentuan dan

pengendalian variabel, konstruksi dan pengujian hipotesis, data evaluasi,

membuat definisi tergantung pada situasi tertentu, melakukan percobaan dan

pemodelan. Keterampilan proses ilmiah meletakkan dasar penyelidikan ilmiah dan

berpikir ilmiah. Saat mereka menunjukkan sarana dan metode ilmu pengetahuan

Page 32: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dan keterampilan yang dimiliki oleh para ilmuwan, keterampilan proses ilmiah

memiliki potensi untuk mempengaruhi siswa sikap dan persepsi mereka terhadap

ilmu pengetahuan.

b. Jenis-jenis Keterampilan Proses

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994: 128) mengemukakan bahwa ada

dua kelompok keterampilan didalam keterampilan proses, yaitu keterampilan

dasar (basic skills) dan keterampilan terintegrasi (integrated skills).

Keterampilannya terdiri atas enam keterampilan, yaitu mengobservasi,

mengajukan pertanyaan, mengklasifikasi, berhipotesis, menyimpulkan dan

mengkomunikasikan. Keterampilan terintegrasi terdiri atas mengidentifikasi

variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik,

menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data,

menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara

operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen.

Sriyono (1992: 36) menyatakan bahwa pendekatan keterampilan proses

dilaksanakan dengan menekankan pada bagaimana siswa belajar, bagaimana

siswa mengelola perolehannya sehingga menjadi miliknya, dipahami, dimengerti,

dan dapat diterapkan sebagai bekal dalam kehidupan di masyarakat. Siswa

mengelola perolehannya yang berasal dari hasil belajar siswa baik berupa

pengalaman maupun pengamatan terhadap lingkungan yang diolah menjadi suatu

konsep yang dapat dipahami dan dimengerti dengan sendirinya. Menurur Tarigan

(1990: 10) mengemukakan bahwa keterampilan proses berfungsi sebagai alat

menemukan dan mengembangkan konsep. Interaksi antara pengembangan

keterampilan proses dengan pengembangan konsep dalam proses belajar mengajar

menghasilkan sikap dan nilai dalam diri siswa.

Menurut Wijaya, dkk (1988) keterampilan proses jika dikaitkan dengan

cara siswa belajar aktif, maka akan tampak berbagai kesamaan konstektual.

Kedua-duannya mempunyai ciri sebagai berikut: a) Menekankan pentingnya

keberartian belajar untuk mencapai hasil belajar yang memadai, b) Menekankan

pentingnya keterlibatan siswa dalam proses belajar, c) Menekankan bahwa belajar

adalah proses dua arah yang menekankan hasil belajar secara tuntas.

Page 33: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Pendidikan formal tradisional dianggap tidak mampu menyiapkan siswa-

siswanya sebagai penerap dan penemu ilmu. Penyebabnya karena siswa

dibiasakan pasif. Model pendidikan yang lebih baru, dengan pendekatan

keterampilan proses, harus memungkinkan siswa lebih banyak menjalankan

praktek,karena praktek memudahkan pemahaman terhadap konsep-konsep baru.

Proses pembelajaran juga harus merangsang rasa ingin tahu. Curiosity merupakan

dasar sikap ilmiah. Perasaan ingin mengetahui sesuatu dapat mendorong

dilakukannya langkah-langkah mencari fakta. Ini adalah langkah penting karena

kemampuan menemukan fakta lebih bermanfaat daripada kemampuan menyerap

fakta. Menurut paradigma kontruktivisme, menemukan fakta-fakta baru

diperlukan untuk rekontruksi atau membentuk pengetahuan baru. Kemampuan

menemukan fakta juga merupakan salah satu kemampuan yang diperlukan dalam

belajar mandiri (Mudjiman, 2008: 61-62).

Alasan yang melandasi perlunya diterapkan pendekatan keterampilan

proses dalam kegiatan belajar mengajar yaitu: a) Perkembangan ilmu pengetahuan

berlangsung semakin cepat sehingga guru kesulitan mengajarkan semua fakta dan

konsep kepada siswa, b) Ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak

mudah memahami konsep yang rumit jika disertai contoh, dan c) Penemuan ilmu

pengetahuan tidak bersifat mutlak (Semiawan, 1992: 14-15).

Keterampilan proses sains terdiri atas sejumlah keterampilan yang satu

sama lain yang sebenarnya tidak dapat terpisahkan. Keterampilan-keterampilan

yang dimaksud adalah: 1) Melakukan pengamatan (observasi), memanfaatkan

indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan peraba. Menggunakan fakta

yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan juga termasuk keterampilan

proses mengamati. 2) Menafsirkan pengamatan (interpretasi), dapat dilakukan

dengan mencatat setiap hasil pengamatan, menghubung-hubungkan hasil

pengamatan, serta menemukan pola atau keteraturan dari satu seri pengamatan. 3)

Mengelompokkan (klasifikasi), misalnya dengan mencari perbedaan,

mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan, dan mencari dasar

penggolongan. 4) Meramalkan (prediksi), mencakup keterampilan mengajukan

perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan

Page 34: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

atau pola yang sudah ada. 5) Berkomunikasi, ditunjukkan dengan kemampuan

untuk membaca grafik, tabel atau diagram. Mampu menggambarkan data empiris

dalam grafik, tabel dan diagram. Kemampuan menjelaskan hasil percobaan dan

menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas juga termasuk dalam

keterampilan berkomunikasi. 6) Berhipotesis, menyatakan hubungan antara dua

variabel atau mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi. 7) Merencanakan

percobaan atau penyelidikan, menentukan alat dan bahan untuk penyelidikan,

menentukan apa yang diamati, diukur dan ditulis, serta menentukan langkah dan

cara kerja merupakan keterampilan merencanakan percobaan. 8) Menerapkan

konsep atau prinsip, mampu menjelaskan peristiwa dengan konsep yang dimiliki

merupakan penerapan prinsip. Begitu juga apabila siswa menerapkan konsep yang

telah dipelajari dalam situasi baru. 9) Mengajukan pertanyaan, merupakan

tindakan yang melibatkan pikiran yaitu dapat meminta penjelasan, tentang apa,

mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar belakang hipotesis. Jenis

keterampilan proses ini tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan secara

terpisah, sesuai dengan metode yang digunakan. Metode demonstrasi misalnya

dapat dikembangkan keterampilan proses tertentu yaitu observasi, interpretasi,

komunikasi dan aplikasi konsep (Rusyan, 2005: 80).

B. Kerangka Berpikir

Pembelajaran adalah suatu proses interaksi yaitu hubungan timbal balik

antara guru dengan siswa. Guru memberikan bimbingan dan menyediakan

berbagai kesempatan yang dapat mendorong siswa belajar dan untuk memperoleh

pengalaman sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran

ditandai oleh tingkat penguasaan kemampuan dan pembentukan kepribadian.

Proses pembelajaran melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang perlu

dilakukan oleh siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Kesempatan

untuk melakukan kegiatan dan perolehan hasil belajar ditentukan oleh strategi

yang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran tersebut.

Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau

intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif terlibat karena dengan

Page 35: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan

manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mereka melibatkan

pengunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan alat. Keterampilan sosial

dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar denagn keterampilan proses (Rusyan, 2005: 78).

Berdasarkan hasil observasi pembelajaran yang berlangsung di SMA

Negeri 1 Sukoharjo khususnya dikelas X-8 menunjukkan adanya beberapa gejala

yang mengindikasikan bahwa keterampilan proses sains siswa rendah. Hal ini

dapat dilihat dengan tidak adanya siswa yang bertanya hal-hal yang belum jelas

kepada teman saat diskusi, terdapat 15 siswa yang belum mengoptimalkan

lingkungan sebagai sumber belajar, hampir semua siswa masih terpaku pada buku

paket, tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi yang

disampaikan, ada 25 siswa yang tidak mencatat penjelasan atau kesimpulan dari

guru, serta rendahnya kemampuan siswa untuk melakukan suatu praktikum. Akar

masalahnya adalah pembelajaran lebih didominasi oleh guru sehingga siswa

berperan sebagai objek pembelajaran. Akibatnya kurang memberikan pengalaman

kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan proses sains.

Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran erat kaitannya dengan cara

strategi yang digunakan guru. Penggunaan strategi yang tepat mempermudah

siswa dalam menerima dan memahami materi pelajaran. Penggunaan strategi yang

tepat dan efektif sangat penting untuk meningkatakan keterampilan proses dalam

pembelajaran biologi. Perlu dilakukan inovasi dalam menerapkan strategi

pembelajaran yaitu penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write Berbasis

Kontekstual untuk meningkatkan keterampilan proses sains.

Page 36: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Adapun skema kerangka pikiran dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian

PENYEBAB

- Strategi yang digunakan guru kurang

bervariasi.

- Pembelajaran lebih didominasi oleh guru.

MASALAH

Keterampilan proses

sains siswa rendah.

AKIBAT

- Suasana pembelajaran kurang kondusif.

- Keterampilan proses sains siswa rendah.

- Pembelajaran lebih didominasi oleh guru.

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE BERBASIS KONTEKSTUAL

PROSEDUR

- Siswa membaca buku secara individual

untuk menemukan permasalahan

(Think).

- Siswa berdiskusi dalam kelompok

untuk membahas permasalahan yang

ditemukan (Talk).

- Menulis kesimpulan secara individual

(Write).

TARGET

Ketrampilan proses siswa meningkat

MANFAAT

- Keterampilan proses

sains siswa dapat

meningkat

- Siswa mendapatkan

pengetahuan dan

pengalaman yang

bermakna

Page 37: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

C. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan tinjauan pustaka dihubungkan dengan permasalahan yang ada

pada proses pembelajaran Biologi, maka diambil hipotesis tindakan yaitu strategi

pembelajaran Think Talk Write berbasis kontekstual pada pokok bahasan

Pencemaran dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas X-8 SMA

Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.

Page 38: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1

Sukoharjo pada kelas X-8 semester genap tahun pelajaran 2010/2011 yang

beralamat di Jl. Pemuda 38 Sukoharjo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan secara bertahap yang secara garis besar dapat

dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: tahap persiapan, tahap penelitian, tahap

penyelesaian. Adapun urutan pelaksanaan kegiatan penelitian ini sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi pengajuan judul skripsi, permohonan ijin

observasi sekolah, penyusunan proposal, perijinan penelitian dan konsultasi

instrumen penelitian pada pembimbing. Tahap ini dilaksanakan pada bulan

Desember sampai selesai. Selengkapnya tentang perijinan penelitian dapat dilihat

pada Lampiran 5 (hal. 210-214).

b. Tahap Penelitian

Tahap penelitian meliputi semua kegiatan yang berlangsung di lapangan,

yaitu pengambilan data. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Mei 2011.

c. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian meliputi analisis data dan penyusunan laporan. Tahap

ini dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai selesai.

Page 39: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Perincian waktu penelitian pada tahap penyelesaian seperti yang

terrcantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Waktu Penelitian

NO Rencana Kegiatan Tahun

2010

Tahun 2011-2012

Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni-Januari

1. Persiapan

a. Observasi √

b. Identifikasi Masalah √

c. Penentuan Tindakan √

d. Pengajuan Judul √

e. Penyusunan Proposal √ √

f. Pembuatan Instrumen √

g. Seminar Proposal √

h. Pengajuan Izin

Penelitian

2. Pelaksanaan

a. Pengumpulan Data

Penelitian

b. Analisis Data √

3. Penyusunan Laporan

a. Penulisan Laporan √

B. Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif

yang bertujuan untuk memperbaiki dan mencari solusi dari persoalan nyata dan

praktis dalam meningkatkan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung

dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar. Penelitian tindakan

kelas terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu

perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan

refleksi (reflecting).

Rancangan tindakan yang dimaksud adalah tindakan berupa penerapan

strategi pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual untuk meningkatkan

Page 40: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

keterampilan proses sains siswa. Pelaksanaan pembelajaran tersebut digunakan

tindakan berulang-ulang atau siklus dalam setiap pembelajaran. Pada penelitian

ini dilakukan 2 siklus, yaitu menerapkan strategi pembelajaran Think Talk Write

pada pembelajaran siklus pertama, sama dengan yang diterapkan pada

pembelajaran siklus kedua, hanya refleksi terhadap setiap pembelajaran berbeda,

tergantung dari fakta dan interpretasi data yang ada. Untuk pembelajaran pada

siklus kedua merupakan refleksi dari siklus pertama, artinya dalam siklus kedua

dilakukan perbaikan untuk bagian-bagian yang kurang dari pembelajaran di siklus

pertama. Tindakan berulang atau siklus ini dilakukan agar diperoleh hasil yang

maksimal mengenai cara penggunaan strategi pembelajaran Think Talk Write

Berbasis Kontekstual untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

C. Data dan Sumber Data

1. Data Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian berupa informasi mengenai

ketrampilan proses sains siswa dari data hasil pengamatan dan angket ketrampilan

proses sains siswa.

2. Sumber Data

Data penelitian penerapan strategi Think Talk Write Berbasis Kontekstual

dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi: a) Tempat dan peristiwa

berlangsungnya aktivitas pembelajaran, b) Informasi guru dan siswa, c)

Dokumentasi atau arsip, yang antara lain berupa kurikulum, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), silabus, buku penilaian, buku referansi, dan daftar hadir.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dari observasi langsung terhadap kegiatan pembelajaran,

wawancara dengan guru siswa, pemberian angket dan kajian terhadap berbagai

dokumen yang mendukung. Secara lengkap teknik pengumpulan data selama

proses penelitian adalah sebagai berikut :

Page 41: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

a. Metode dokumentasi

Kajian dilakukan terhadap berbagai arsip yang digunakan dalam proses

pembelajaran, misalnya dalam penelitian ini adalah silabus, presensi siswa, buku

ajar yang digunakan. Foto-foto selengkapnya saat penelitian dapat dilihat pada

Lampiran 4 (hal. 207-209).

b. Metode Wawancara

Metode wawancara di antaranya digunakan untuk mengetahui kondisi

sekolah maupun kondisi pembelajaran di kelas dari guru biologi yang

bersangkutan. Wawancara dengan guru dilakukan sebelum proses pelaksanaan

penelitian, sedangkan wawancara dengan siswa dilakukan baik sebelum maupun

sesudah pelaksanaan penelitian.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian dilihat dari bentuk

pertanyaan adalah termasuk wawancara berstruktur dimana semua pertanyaan

telah dirumuskan sebelumnya dengan cermat. Wawancara atau diskusi dilakukan

bersama guru atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen dalam

setiap siklus yang ada.

c. Metode Quesioner atau Angket

Angket yang digunakan yaitu angket kuisioner yang berisi diagnosis

kesulitan belajar biologi yang digunakan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan

yang dialami siswa saat mempelajari pelajaran biologi siswa kelas X-8 di SMA

yang bersangkutan dan kuisioner pemilihan strategi pembelajaran yang akan

dipakai dalam proses pembelajaran. Angket pada pengukuran aspek afektif yang

digunakan untuk mengetahui sikap dan karakteristik siswa sebelum dan setelah

proses pembelajaran dan angket respon siswa untuk mengetahui tentang

tanggapan siswa tentang model pembelajaran yang diterapkan guru di kelas

berupa angket keterampilan proses sains siswa.

Angket yang digunakan adalah bentuk cek-list, yaitu suatu bentuk angket

dimana pengisi angket memberi tanda cek (V) pada kolom yang telah disediakan.

Alternatif jawaban tiap item ada lima. Prosedur pemberian tiap item berdasarkan

sikap siswa terhadap pelajaran biologi.

Page 42: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Menurut Sudjana (2005: 81) teknik penilaian atau pemberian skor

disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Teknik Penilaian

Pernyataan Sangat

setuju

Setuju Kurang

Setuju

Tidak

Setuju

Sangat

Tidak

Setuju

Pernyataan positif 5 4 3 2 1

Pernyataan negatif 1 2 3 4 5

d. Metode Observasi

Observasi dilaksanakan ketika proses pembelajaran di kelas X-8 di SMA

Negeri 1 Sukoharjo. Observasi dilakukan terhadap siswa dan guru beserta proses

pembelajaran yang menyertainya. Kegiatan observasi yang dilakukan adalah

observasi terfokus dalam rangka mengetahui keterampilan proses sains biologi

siswa sesuai dengan kriteria pada lembar observasi beserta observasi kejadian-

kejadian yang menyertainya selama proses pembelajaran berlangsung.

E. Instrumen Penelitian

1. Instrumen pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan adalah silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Silabus dan RPP selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1

(hal. 72-123).

2. Angket

Instrumen angket digunakan untuk mengumpulkan data dari penilaian

siswa terhadap keterampilan proses sains dalam proses pembelajaran setelah

menggunakan strategi pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual.

Angket selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 (hal. 137-139).

3. Lembar Observasi

Instrumen lembar observasi digunakan untuk penilaian ranah

psikomotorik. Lembar observasi berisi daftar sikap siswa selama mengikuti

kegiatan pembelajaran. Pengisian lembar observasi dilakukan dengan cara

Page 43: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

menghitung jumlah siswa sesuai dengan kriteria penilaian sikap dalam lembar

observasi. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 (hal. 143-144).

4. Pedoman Wawancara

Instrumen ini digunakan sebagai pedoman wawancara dengan siswa dan

guru. Wawancara dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas

maupun kajian dokumen dalam setiap siklus yang ada.

F. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian dalam hal ini adalah indikator

ketercapaian aktivitas belajar siswa dinyatakan dalam bentuk presentase. Indikator

keberhasilan penelitian didapat dari penjabaran aspek-aspek keterampilan proses

sains menjadi indikator. Aspek keterampilan proses sains meliputi mengamati

(observasi), mengajukan pertanyaan, mengelompokkan (klasifikasi), berhipotesis,

menyimpulkan, dan berkomunikasi.

Proses pembelajaran menurut Mulyasa (2006: 101) dikatakan berhasil dan

berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa

terlibat aktif dalam pembelajaran. Penelitian dapat dihentikan apabila setiap

indikator dari aspek yang diukur sudah mencapai target yang ditentukan,

sebaliknya jika masing-masing variabel yang diukur belum memenuhi target

capaian maka dilanjutkan siklus berikutnya untuk mencapai target yang telah

ditetapkan. Target keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan diwujudkan

dalam beberapa kali kegiatan pembelajaran, setiap pembelajaran yang dilakukan

pada tiap siklus mengenai materi Pencemaran. Pembelajaran dengan strategi

Think Talk Write berbasis kontekstual dilakukan sampai target tercapai.

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dimulai sejak awal

sampai berakhirnya pengumpulan data. Data-data dari hasil penelitian di lapangan

diolah dan dianalisis secara deskriptif. Hal ini dilakukan karena sebagian besar

data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa deskripsi tentang

perkembangan proses pembelajaran. Teknik analisis kualitatif mengacu pada

Page 44: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

model analisis Miles dan Huberman (1992: 16-19) yang dilakukan dalam tiga

komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian

singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas. Penyajian data

dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan

informasi secara sistematik dari hasil reduksi data mulai dari perencanaan,

pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus.

Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat

keteraturan dan penggolongan data. Data terkumpul disajikan secara sistematis

dan perlu diberi makna.

H. Pemeriksaan Validitas Data

Teknik yang digunakan untuk menjaga kevalidan data dalam penelitian

digunakan teknik triangulasi. Menurut Moleong (2002: 178) teknik triangulasi

adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

di luar data itu untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding data.

Triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data dan metode.

Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan

suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dengan

metode kualitatif.

Menurut Arikunto, dkk (2008: 128), triangulasi merupakan proses

memastikan sesuatu (getting a fix) dari berbagai sudut pandang. Istilah ini

berkembang dengan fungsi utama untuk meningkatkan ketajaman hasil

pangamatan melalui berbagai cara dalam pengumpulan data. Triangulasi

dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang yaitu sudut pandang guru, sudut

pandang siswa dan sudut pandang yang melakukan pengawasan atau observer.

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data melalui teknik observasi,

wawancara, dan angket.

Penekanan triangulasi sumber data adalah mencari data dari berbagai

sumber yang berbeda untuk mencari informasi yang sama. Jenis triangulasi ini

dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik

Page 45: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

atau metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk

diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kebenaran

informasinya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan

data yang berupa wawancara, observasi selama KBM berlangsung dan angket.

Adapun skema triangulasi dapat dilihat pada Gambar 2. (Sutopo, 2002: 81).

Gambar 2. Skema Triangulasi Metode Data Penelitian

I. Prosedur Penelitian

Prosedur dan langkah-langkah dalam melaksanakan tindakan penelitian

mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam data

Kasbollah (2001: 63) yang berupa model spiral. Model ini menggunakan system

spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi,

dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang

pemecahan masalah.

a. Perencanaan Tindakan

Tahap Perencanaan merupakan tahap penentuan materi pembelajaran yaitu

pencemaran, dilakukan penyusunan perangkat pembelajaran yang terdiri dari

silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Silabus yang digunakan mengacu

pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pembuatan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilakukan dengan mengacu pada penerapan

strategi Think Talk Write berbasis kontekstual. Instrumen penelitian juga disusun

pada tahap ini yaitu angket, lembar observasi keterampilan proses siswa serta

pedoman wawancara bagi guru dan siswa.

Data Siswa

Observasi

Angket

Wawancara

Page 46: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan merupakan penerapan strategi Think Talk

Write berbasis kontekstual pada proses pembelajaran. Pembelajaran dimulai

dengan instruksi guru kepada siswa untuk membaca materi secara individual dan

mencari permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya

pembagian kelompok secara heterogen oleh guru dan dilakukan diskusi dalam

kelompok untuk memecahkan masalah yang ditemukan berdasarkan pembacaan

materi secara individual. Kegiatan dilanjutkan dengan presentasi dan tanya jawab

antara kelompok presenter dengan kelompok lainnya secara bergantian. Tahap

terakhir dalam strategi TTW adalah mengkonstruksi pengetahuan yang didapat

secara individual berdasarkan hasil diskusi kelas.

c. Observasi

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran dengan

penerapan strategi Think Talk Write Berbasis Kontekstual. Kegiatan pada tahap ini

adalah mengamati, mencatat serta mendokumentasikan keterampilan proses siswa

selama pembelajaran berlangsung. Jenis observasi yang digunakan adalah

observasi terfokus yaitu maksud dan sasaran observasi telah ditentukan

sebelumnya. Lembar observasi digunakan untuk mempermudah mengamati setiap

indikator yang diukur. Pengisisan angket keterampilan proses belajar oleh siswa

yang digunakan sebagai data sekunder juga dilakukan pada tahap ini.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis, interprestasi dan evaluasi atas

informasi yang diperoleh dari hasil observasi kegiatan belajar mengajar dan

keterampilan proses siswa selama proses pembelajaran. Data yang telah

terkumpul dalam kegiatan observasi harus secepatnya dianalisis dan diinterpretasi

atau diberi makna sehingga dapat segera diketahui apakah tindakan yang

dilakukan telah mencapai tujuan. Kegiatan refleksi diperlukan dalam Penelitian

Tindakan Kelas agar tindakan yang dilakukan dapat dievaluasi keefektifannya.

Hasil dari refleksi digunakan untuk menentukan tindakan selanjutnya. Penelitian

dapat dihentikan apabila target yang diukur telah tercapai, sebaliknya apabila

target yang diukur belum tercapai dapat dilanjutkan pada siklus selanjutnya

Page 47: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

dengan melakukan perbaikan. Urutan jalannya penelitian dapat dilihat pada

Gambar 3.

Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

(Kemmis dan Mc Taggart dalam Sukardi, 2001: 215)

Refleksi

Menganalisis proses dan dampak

pelaksanaan tindakan, jika indikator belum tercapai diteruskan siklus

selanjutnya.

Perencanaan

Penyusunan instrument

pembelajaran: angket keterampilan proses dalam

pembelajaran,, silabus,

RPP untuk Siklus I, lembar observasi, dan

pedoman wawancara.

Pengamatan

Pengamatan terhadap

ketermpilan proses siswa

selama proses pembelajaran berlangsung.

Evaluasi I

Evaluasi keterampilan proses siswa melalui angket,

observasi, dan wawancara

motivasi belajar siswa.

Pelaksanaan

Penerapan strategi pembelajaran Think Talk

Write berbasis kontekstual

siklus I.

Perencanaan

Rancangan perbaikan dari refleksi siklus I

Penyusunan instrumen

pembelajaran: rencana pengajaran dan media

pembelajaran untuk

siklus II.

Refleksi

Menganalisis proses dan dampak

pelaksanaan tindakan, serta melihat

ketercapaian indikator.

Pelaksanaan

Penerapan strategi

pembelajaran Think Talk

Write berbasis kontekstual . Siklus II.

Tindak Lanjut

Perbaikan pembelajaran oleh guru Biologi

setelah penelitian.

Pengamatan

Pengamatan terhadap keterampilan

proses siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

Evaluasi II

Evaluasi keterampilan proses siswa

melalui angket, observasi, dan wawancara.

Page 48: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data dan Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Data dan Deskripsi Sekolah

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sukoharjo yang beralamat

di Jalan Pemuda 38 Sukoharjo. Kepala Sekolah yang sedang memimpin adalah

Hj.Sri Lastari, S.Pd. M.Pd. SMA Negeri 1 Sukoharjo pada tahun pelajaran

2010/2011 memiliki 31 kelas yang terbagi menjadi 11 kelas X, 12 kelas XI dan 8

kelas XII.

2. Data dan Deskripsi Kelas

Penelitian tindakan kelas dilakukan di kelas X-8 SMA Negeri 1

Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 dengan wali kelas Aloysia Dewi Christi

Astuti, Dra. Jumlah siswa di kelas X-8 adalah 40 siswa dengan 13 siswa laki-laki

dan 27 siswa perempuan, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 (hal. 150).

Secara umum, ruang kelas X-8 berukuran 7x8 m2, lantainya berupa ubin berwarna

oranye dengan dinding yang bercat krem. Ruang kelas tersebut terdapat 1 buah

pintu, 6 jendela kaca di sisi kanan dan 6 jendela kaca di sebelah kiri. Deretan meja

paling depan terdapat satu meja guru dan sebuah kursi guru. Buku presensi siswa

dan jurnal kegiatan mengajar tertata dengan rapi di atas meja guru. Sebuah

whiteboard terletak di depan kelas, dan juga terdapat satu buah papan tulis, sebuah

bank data, 1 papan informasi, 3 buah speaker, 40 buah kursi dan 20 buah meja.

B. Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus)

Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan

di kelas X-8 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkan

bahwa keterampilan proses sains siswa rendah. Hal ini diindikasikan dengan tidak

adanya siswa yang bertanya hal-hal yang belum jelas kepada teman saat diskusi,

terdapat 15 siswa yang belum mengoptimalkan lingkungan sebagai sumber

belajar, hampir semua siswa masih terpaku pada buku paket, tidak ada siswa yang

mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi yang disampaikan, ada 25 siswa

Page 49: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

yang tidak mencatat penjelasan atau kesimpulan dari guru, serta rendahnya

kemampuan siswa untuk melakukan suatu praktikum. Akar masalahnya adalah

pembelajaran lebih didominasi oleh guru sehingga siswa berperan sebagai objek

pembelajaran. Akibatnya kurang memberikan pengalaman kepada siswa untuk

mengembangkan keterampilan proses sains.

Kesimpulan bahwa keterampilan proses sains siswa rendah diperkuat

dengan hasil observasi yang dapat dilihat pada Tabel 4. Selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 3 (hal. 179-183).

Tabel 4. Presentase Keterampilan Proses Sains Siswa Prasiklus Berdasarkan

Lembar Observasi

No Aspek Indikator Capaian (%)

Aspek Indikator

1. Mengobservasi 1. Menggunakan sebanyak

mungkin indera.

61,67 61,67

2. Mengajukan

pertanyaan 2. Bertanya untuk meminta

penjelasan.

60 61,67

3. Mengajukan pertanyaan yang

berlatar belakang hipotesis.

60,83

3. Mengklasifika-

sikan 4. Mencari persamaan dan

perbedaan

62,08 61,67

5. Membandingkan 62,50

4. Berhipotesis 6. Mengetahui bahwa ada lebih

dari 1 kemungkinan penjelasan

dari 1 kejadian

61,67 61,67

5. Menyimpulkan 7. Menyimpulkan 62,50 62,50

6. Berkomunikasi 8. Menyusun dan menyampaikan

laporan secara sistematis

63,33 61,67

9. Menjelaskan hasil percobaan. 62,50

Mendiskusikan hasil kegiatan

suatu masalah.

65,83

Jumlah 371,25 622,25

Rata-Rata 61,88 62,25

Berdasarkan Tabel 4. menunjukkan nilai capaian aspek keterampilan

proses sains siswa dalam proses pembelajaran Biologi sebelum digunakan strategi

pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual dalam pembelajaran Biologi

(prasiklus) berkisar antara 60,00% sampai 63,33%, dengan nilai rata-rata untuk

setiap aspek adalah 61,88%. Nilai rata-rata tertinggi adalah aspek berkomunikasi

sedangkan nilai rata-rata terendah adalah aspek mengajukan pertanyaan.

Page 50: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Berdasarkan Tabel 4. juga dapat diketahui nilai capaian indikator

keterampilan proses sains dalam proses pembelajaran Biologi pada kondisi

prasiklus dengan kisaran nilai antara 60,83% sampai 65,83%. Nilai rata-rata setiap

indikator adalah 62,25%.

Hasil prasiklus menunjukkan capaian rata-rata indikator masih di bawah

kriteria minimal proses pembelajaran yang baik yaitu 75% atau lebih siswa

terlibat aktif dalam proses pembelajaran, capaian semua indikator masih di bawah

kriteria minimal tersebut. Nilai capaian yang masih rendah ini antara lain

disebabkan karena pembelajaran lebih didominasi oleh guru sehingga siswa

berperan sebagai objek pembelajaran. Akibatnya kurang memberikan pengalaman

kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan proses sains. Data

keterampilan proses sains siswa yang diperoleh dari angket dapat dilihat pada

Tabel 5.

Tabel 5. Presentase Keterampilan Proses Sains Siswa Prasiklus Berdasarkan

Angket

No Aspek Indikator Capaian (%)

Aspek Indikator

1. Mengobservasi 1. Menggunakan sebanyak

mungkin indera.

64,92 64,92

2. Mengajukan

pertanyaan 2. Bertanya untuk meminta

penjelasan.

65,31 65,08

3. Mengajukan pertanyaan yang

berlatar belakang hipotesis

60,00

3. Mengklasifika-

sikan

4. Mencari persamaan dan

perbedaan

65,25 64,75

5. Membandingkan 66,75

4. Berhipotesis 6. Mengetahui bahwa ada lebih

dari 1 kemungkinan penjelasan

dari 1 kejadian

67,25 68,00

5. Menyimpulkan 7. Menyimpulkan 65,50 65,75

6. Berkomunikasi 8. Menyusun dan menyampaikan

laporan secara sistematis

63,44 64,13

9. Menjelaskan hasil percobaan. 61,25

Mendiskusikan hasil kegiatan

suatu masalah.

63,55

Jumlah 391,67 650,18

Rata-Rata 65,28 65,02

Page 51: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Berdasarkan Tabel 5. nilai ketrampilan proses siswa untuk tiap aspek

berkisar antara 63,44% sampai 67,24% dengan presentase rata-rata sebesar

65,28%. Aspek keterampilan proses sains yang memiliki presentase nilai tertinggi

adalah berhipotesis untuk mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan

penjelasan dari satu kejadian sebesar 67,24%. Aspek yang memiliki presentase

terendah adalah berkomunikasi sebesar 63,44%.

Berdasarkan Tabel 5. dapat diketahui pula nilai indikator keterampilan

proses sains siswa dalam pembelajaran biologi berkisar antara 60,00% sampai

68,00% dengan nilai rata-rata 65,02%. Nilai presentase tertinggi adalah

berhipotesis sebesar 68,00% sedangkan nilai presentase terendah adalah

mengajukan pertanyaan sebesar 60,00%.

Hasil perhitungan rata-rata keterampilan proses sains siswa menunjukkan

adanya perbedaan presentase antara lembar observasi dan perhitungan angket pra

siklus. Perbedaan hasil dapat terjadi karena perbedaan sudut pandang dalam

mencari informasi mengenai keterampilan proses sains siswa. Hal ini dikarenakan

oleh kegiatan observasi dilakukan secara objektif terhadap keterampilan proses

sains siswa selama proses pembelajaran, sedangkan angket diberikan kepada

siswa untuk mengetahui tingkat keterampilan proses sains siswa yang diisi secara

subjektif menurut sudut pandang siswa sendiri.

Hasil wawancara dengan siswa, diketahui bahwa keterampilan proses

sains siswa masih rendah. Siswa menyatakan bahwa proses pembelajaran masih

berpusat pada guru, proses pembelajaran Biologi dirasa kurang menarik karena

cara belajar mereka cenderung menghafal, guru jarang mengajak siswa untuk

menemukan konsep sendiri melalui kegiatan praktikum. Dalam kegiatan

praktikum siswa belum begitu memahami apa yang harus diamati, apa yang harus

siswa dicatat, dan bagaimana menganalisis data hasil pengamatan, menyajikan

data dan mempresentasikan/mengkomunikasikan data pengamatan yang

diperoleh. Hasil wawancara siswa selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3

(hal. 154).

Hasil wawancara dengan guru Biologi kelas X-8 SMA Negeri 1

Sukoharjo menyatakan bahwa penyebab rendahnya keterampilan proses sains

Page 52: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

siswa adalah pembelajaran lebih didominasi oleh guru sehingga siswa berperan

sebagai objek. Akibatnya kurang memberikan pengalaman kepada siswa untuk

mengembangkan keterampilan proses. Proses pembelajaran masih menggunakan

metode ceramah dan kadang-kadang disertai dengan metode diskusi. Dalam

kegiatan pembelajaran guru lebih banyak menerangkan pada saat menyampaikan

materi kepada siswa. Selain itu, tidak adanya siswa yang bertanya hal-hal yang

belum jelas kepada teman saat diskusi, siswa belum mengoptimalkan lingkungan

sebagai sumber belajar, hampir semua siswa masih terpaku pada buku paket, tidak

ada siswa yang mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi yang

disampaikan, ada siswa yang tidak mencatat penjelasan atau kesimpulan dari

guru, serta rendahnya kemampuan siswa untuk melakukan suatu praktikum. Jadi,

dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah di kelas tersebut adalah rendahnya

keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran Biologi. Hasil wawancara

guru selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 (hal. 152).

Berdasarkan hasil observasi, angket, dan wawancara keadaan awal maka

dilakukan tindakan perbaikan dalam rangka meningkatkan keterampilan proses

sains siswa yaitu dengan penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write

Berbasis Kontekstual. Penerapan strategi TTW diharapkan dapat meningkatkan

keterampilan proses sains siswa yang dapat ditunjukkan dengan mendorong siswa

untuk berfikir, aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, berkomunikasi dengan

baik, siap mengemukakan pendapatnya, menghargai orang lain dan melatih siswa

untuk menuliskan hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan secara sistematis.

Melalui penerapan strategi Think Talk Write Berbasis Kontekstual dalam

pembelajaran Biologi, siswa diajak untuk berpikir melalui bahan bacaan berupa

buku referensi secara individual kemudian membuat catatan kecil mengenai

materi yang telah dibaca. Hasil bacaan dikomunikasikan dengan talk yaitu diskusi

kelompok yang dapat meningkatkan aktivitas lisan siswa. Diskusi merupakan

proses tatap muka interaktif dimana siswa menukar ide tentang persoalan dalam

rangka pemecahan masalah, menjawab pertanyaan, meningkatkan pengetahuan

dan pemahaman atau membuat keputusan. Tahap terakhir dalam strategi ini

adalah write yaitu mengkonstruksi pengetahuan hasil dari think dan talk secara

Page 53: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

individual yang dapat meningkatkan aktivitas menulis siswa (Yamin dan Ansari,

2009).

Menurut Suprijono (2009) pembelajaran kontekstual atau Contextual

Teaching And Learning merupakan prosedur pendidikan yang bertujuan

mambantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari

dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam

lingkungan sosial dan budaya masyarakat. Pembelajaran kontekstual memusatkan

pada bagaimana peserta didik mengerti makna dari apa yang mereka pelajari, apa

manfaatnya, dalam status apa mereka, bagaimana mencapainya dan bagaimana

mereka mendemonstrasikan apa yang telah dipelajari. Pembelajaran kontekstual

merupakan pembelajaran aktif. Pembelajaran ini berpusat pada keaktifan peserta

didik. Belajar merupakan aktivitas penerapan pengetahuan, bukan menghafal.

Pembelajaran kontekstual juga merupakan pembelajaran yang memusatkan pada

proses dan hasil, sehingga assesmen dan evaluasi memegang peran penting untuk

mengetahui pencapaian standar akademik dan standar kinerja.

C. Deskripsi Siklus I

Siklus I terdiri dari kegiatan perencanaan (planning), pelaksanaan

(acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

1. Perencanaan Tindakan Siklus I

Perencanaan tindakan untuk siklus I meliputi penyusunan instrumen

pembelajaran dan perangkat penelitian. Instrumen pembelajaran meliputi silabus

dengan materi pokok Pengelolaan Lingkungan sub-pokok bahasan Pencemaran,

dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang terdiri dari dua kali

pertemuan. Penyusunan RPP disesuaikan dengan sintaks strategi pembelajaran

Think Talk Write Berbasis Kontekstual. Perangkat penelitian meliputi lembar

observasi keterampilan proses sains siswa, angket keterampilan proses sains

siswa, lembar observasi, sintaks pembelajaran, pedoman wawancara guru, dan

pedoman wawancara siswa.

Page 54: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I merupakan implementasi dari perencanaan

yang telah dilakukan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan I guru menggunakan

strategi pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual. Pelaksanaan siklus I

membahas tentang ekosistem yang terdiri atas 2 kali tatap muka, pertemuan

pertama (2 x 45 menit) dan pertemuan kedua (1 x 45 menit).

Pertemuan pertama di awali dengan pemberian apersepsi kepada siswa

untuk menggali pengetahuan awal dengan beberapa pertanyaan yang mengacu

pada materi pelajaran tentang ekosistem. Setelah apersepsi guru membuka

pelajaran dengan mengucapkan salam. Langkah selanjutnya guru melibatkan

siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk saling berinteraksi secara

aktif dengan peserta didik lain. Guru menyuruh siswa membahas tugas pertemuan

sebelumnya tentang pengamatan lingkungan disekitar tempat tinggal. Setelah guru

membagi siswa menjadi 8 kelompok yang terdiri atas 5 anak. Daftar nama

kelompok selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 (hal. 151). Guru

memberikan suatu permasalahan yang tertuang pada LKS, selengkapnya dapat

dilihat pada Lampira 1 (hal.124-127). Siswa mendiskusikan permasalahan pada

LKS berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh siswa. Kemudian siswa

mempresentasikan hasil diskusi sesuai dengan kelompoknya.Setelah waktu

diskusi yang telah ditentukan habis guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum dipahami atau pertanyaan yang belum

terjawab. Guru bersama siswa mengkaji ulang, memberikan penguatan dansiswa

menuliskan kesimpulan secara individual. Guru memberikan postest.Guru

memberikan tugas kepada siswa untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

Guru meminta siswa untuk belajar materi pelajaran yang akan datang. Guru

menutup pelajaran dengan salam.

Kegiatan pada pertemuan kedua pada siklus I, tindakan yang dilakukan

masih sama dengan tindakan pada pertemuan pertama. Pertemuan kedua

mengevaluasi pertemuan pertama dan melanjutkan materi pelajaran yang telah

diajarkan pada pertemuan pertama. Kegiatan pembelajarannya masih sama,

namun materi pelajaran yang diajarkan adalah Aliran Energi. Saat pembelajaran

Page 55: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

pada pertemuan kedua berakhir, siswa diberi tugas untuk mempelajari materi

Pencemaran Air.

3. Observasi Tindakan Siklus 1

Saat proses pembelajaran berlangsung dilakukan penilaian dan observasi

terhadap keterampilan proses sains siswa yang meliputi enam aspek antara lain

mengobservasi, mengajukan pertanyaan, mengklasifikasi, berhipotesis,

menyimpulkan, dan berkomunikasi. Selain itu, juga dilakukan penilaian dan

observasi terkait dengan keterlaksanaan sintaks strategi pembelajaran Think Talk

Write Berbasis Kontekstual, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 (hal.

198). Observasi terhadap keterampilan proses sains siswa dilaksanakan dengan

cara pengamatan langsung pada saat pembelajaran dan penyebaran angket,

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 (hal. 185-189). Setiap siswa diminta

mengisi angket mengenai keterampilan proses sains di setiap akhir siklus. Selain

itu, dilakukan juga wawancara terhadap siswa dan guru mengenai pembelajaran

yang telah dilakukan.

Berdasarkan hasil penelitian proses pembelajaran Think Talk Write

Berbasis Kontekstual yang dilakukan terhadap keterampilan proses sains siswa

dapat diketahui bahwa capaian keterampilan proses sains siswa pada siklus I serta

perbandingannya dengan hasil pada prasiklus dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Presentase Capaian Aspek pada Lembar Observasi Keterampilan Proses

Sains Siswa Prasiklus dan Siklus I

No. Aspek Presentase

(%)

Prasiklus Siklus I

1. Mengamati 61,67 70,83

2. Mengajukan pertanyaan 60,00 72,50

3. Mengklasifikasikan 62,08 72,50

4. Berhipotesis 61,67 72,50

5. Menyimpulkan 62,50 71,67

6. Mengkomunikasikan 63,33 73,33

Jumlah Total 371,25 433,33

Rata-rata 61,88 72,22

Tabel 6. menunjukkan bahwa presentase aspek keterampilan proses sains

siswa prasiklus berkisar antara 60,00% sampai 63,33%, dengan nilai rata-rata

Page 56: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

untuk setiap aspek adalah 61,88%. Sedangkan pada siklus I presentase aspek

berkisar antara 70,83% sampai 73,33%, dengan nilai rata-rata untuk setiap aspek

adalah 72,22%. Berikut adalah presentase capaian indikator keterampilan proses

sains siswa berdasarakan lembar observasi dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Presentase Capaian Indikator pada Lembar Observasi Keterampilan

Proses Sains Siswa Prasiklus dan Siklus I

No. Indikator Prosentase

(%)

Prasiklus Siklus I

1. 1. Menggunakan sebanyak mungkin alat indera. 61,67 71,67

2. 2. Bertanya untuk meminta penjelasan. 61,67 74,17

3. 3. Mengajukan pertanyaan yang berlatar

belakang hipotesis.

60,83 75,00

4. 4. Mencari persamaan dan perbedaan. 61,67 75,83

5. 5. Membandingkan. 62,50 76,67

6. 6. Mengetahui bahwa ada lebih dari 1

kemungkinan penjelasan dari 1 kejadian.

61,67 77,50

7. 7. Menyimpulkan. 62,50 77,50

8. 8. Menyusun dan menyampaikan laporan secara

sistematis

61,67 79,17

9. 9. Menjelaskan hasil percobaan. 62,50 80,00

10. 10. Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah. 65,83 83,33

Jumlah Total 622,50 770,83

Rata-rata 62,25 77,08

Tabel 7. menunjukkan bahwa presentase indikator keterampilan proses

sains siswa pra siklus berkisar antara 60,83% sampai 65,83%, dengan nilai rata-

rata untuk setiap indikator adalah 62,25%. Sedangkan pada siklus I presentase

indikator berkisar antara 71,67% sampai 83,33%, dengan nilai rata-rata untuk

setiap indikator adalah 77,08%. Presentase capaian aspek berdasarkan angket

keterampilan proses sains siswa pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada Tabel 8.

Page 57: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Tabel 8. Presentase Capaian Aspek Berdasarkan Angket Keterampilan Proses

Sains Siswa Prasiklus dan Siklus I

No. Aspek Prosentase

(%)

Prasiklus Siklus I

1. Mengamati 64,92 73,92

2. Mengajukan pertanyaan 65,31 70,94

3. Mengklasifikasikan 65,25 71,83

4. Berhipotesis 67,25 74,00

5. Menyimpulkan 65,50 68,25

6. Mengkomunikasikan 63,44 71,19

Jumlah Total 391,67 430,13

Rata-rata 65,28 71,69

Tabel 8. menunjukkan bahwa presentase aspek keterampilan proses sains

siswa prasiklus berkisar antara 63,44% sampai 67,25%, dengan nilai rata-rata

untuk setiap aspek adalah 62,28%. Sedangkan pada siklus I presentase aspek

berkisar antara 68,25% sampai 74,00%, dengan nilai rata-rata untuk setiap

indikator adalah 71,69%. Berikut adalah presentase capaian indikator berdasarkan

angket keterampilan proses sains siswa prasiklus dan siklus I dapat dilihat pada

Tabel 9.

Tabel 9. Presentase Capaian Indikator Berdasarkan Angket Keterampilan Proses

Sains Siswa Prasiklus dan Siklus I

No. Indikator Presentase

(%)

Prasiklus Siklus I

1. 11. Menggunakan sebanyak mungkin alat indera. 64,92 73,92

2. 12. Bertanya untuk meminta penjelasan 65,08 72,17

3. 13. Mengajukan pertanyaan yang berlatar

belakang hipotesis.

66,00 67,25

4. 14. Mencari persamaan dan perbedaan. 64,75 72,13

5. 15. Membandingkan 66,75 71,25

6. 16. Mengetahui bahwa ada lebih dari 1

kemungkinan penjelasan dari 1 kejadian.

68,00 74,00

7. 17. Menyimpulkan 65,75 68,25

8. 18. Menyusun dan menyampaikan laporan secara

sistematis

64,13 68,75

9. 19. Menjelaskan hasil percobaan. 61,25 66,00

10. 20. Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah. 63,55 73,20

Jumlah Total 650,18 706,91

Rata-rata 65,02 70,69

Page 58: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

4. Refleksi Tindakan Siklus I

Hasil observasi siklus I menunjukkan adanya peningkatan ketercapaian

keterampilan proses sains siswa. Hal ini diperlihatkan dengan enam capaian aspek

keterampilan proses sains siswa yaitu mengobservasi atau mengamati,

mengajukan pertanyaan, mengklasifikasikan, berhipotesis, menyimpulkan, dan

berkomunikasi. Hasil rata-rata capaian aspek berdasarkan lembar observasi

keterampilan proses sains siswa pada prasiklus sebesar 61,88% dan pada siklus I

meningkat menjadi 72,22%. Sedangkan hasil rata-rata capaian indikator

keterampilan proses sains sebesar 62,25% dan pada siklus I meningkat menjadi

77,08%. Sedangkan hasil rata-rata capaian aspek berdasarkan angket keterampilan

proses sains siswa pada prasiklus sebesar 65,28% dan pada siklus I meningkat

menjadi 71,69%. Sedangkan hasil rata-rata capaian indikator keterampilan proses

sains sebesar 65,02% dan pada siklus I meningkat menjadi 70,69%. Berdasarkan

ketercapaian nilai tersebut menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan

dengan nilai ketercapaian pada prasiklus. Meningkatnya nilai semua aspek dan

indikator pada siklus I ini dikarenakan pada pembelajaran telah diterapkan strategi

pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual .

Berdasarkan Tabel 6. dapat dilihat tingkat kenaikan nilai capaian aspek

pada observasi keterampilan proses sains siswa yang disajikan dalam bentuk

diagram seperti pada Gambar 4.

Gambar 4. Presentase Capaian Untuk Setiap Aspek Keterampilan Proses Sains

Siswa Prasiklus dan Siklus I Melalui Observasi

0

20

40

60

80

1 2 3 4 5 6

61,67 60 62,08 61,67 62,5 63,33 70,83 72,5 72,5 72,5 71,67 73,33

P

R

E

S

E

N

T

A

S

E

ASPEK KETERAMPILAN PROSES SAINS

prasiklus

siklus I

Page 59: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Berdasarkan Tabel 6. dapat diketahui bahwa nilai ketercapaian aspek

keterampilan proses sains siswa melaui observasi mengalami peningkatan sekitar

9,34%. Pada prasiklus skor rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 61,88%, dan

pada siklus I rata-rata ketercapaian aspeknya menjadi 72,22%. Secara umum skor

ketercapaian keterampilan proses sains pada siklus I ini mengalami peningkatan

jika dibandingkan dengan ketercapaian pada prasiklus.

Data pada Tabel 7. menunjukkan kenaikan indikator pada observasi

keterampilan proses sains siswa yang dapat disajikan dalam bentuk diagram

seperti pada Gambar 5.

Gambar 5. Presentase Capaian untuk Setiap Indikator Keterampilan Proses Sains

Siswa Prasiklus dan Siklus I Melalui Observasi

Berdasarkan Tabel 7. dapat diketahui bahwa nilai ketercapaian indikator

keterampilan proses sains siswa melaui observasi mengalami peningkatan sekitar

14,83%. Pada prasiklus skor rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 62,25%, dan

pada siklus I rata-rata ketercapaian indikatornya menjadi 77,08%. Secara umum

skor ketercapaian keterampilan proses sains pada siklus I ini mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan ketercapaian pada prasiklus.

Data pada Tabel 8. menunjukkan kenaikan indikator pada pengisian angket

keterampilan proses sains siswa yang dapat disajikan dalam bentuk diagram

seperti pada Gambar 6.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

61,67

61,67 60,83 61,67 62,5

61,67 62,5

61,67 62,5 65,83

71,67 74,17 75

75,83 76,67 77,5 77,5

79,17 80 83,33

P

R

E

S

E

N

T

A

S

E

INDIKATOR KETERAMPILAN PROSES SAINS

prasiklus

siklus I

Page 60: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Gambar 6. Presentase Capaian untuk Setiap Aspek Keterampilan Proses Sains

Siswa Prasiklus dan Siklus I Melalui Angket

Berdasarkan Tabel 8. menunjukkan skor capaian angket terhadap aspek

keterampilan proses sains siswa cukup meningkat tetapi ada juga yang menurun.

Secara umum dilihat dari rata-rata ketercapaian aspeknya meningkat sekitar

6,41% yaitu dari rata-rata ketercapaian aspek keterampilan proses sains pada

prasiklus sebesar 65,28% menjadi 71,69% pada siklus I.

Data pada Tabel 9. menunjukkan kenaikan indikator pada pengisian angket

keterampilan proses sains siswa yang dapat disajikan dalam bentuk diagram

seperti pada Gambar 7.

58

60

62

64

66

68

70

72

74

1 2 3 4 5 6

64,92 65,31 65,25

67,25

65,5

63,44

73,92

70,94 71,83

74

68,25

71,19 P

R

E

S

E

N

T

A

S

E

ASPEK KETERAMPILAN PROSES SAINS

Prasiklus

Siklus I

Page 61: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Gambar 7. Diagram Perbandingan Presentase Capaian untuk Setiap Indikator

Keterampilan Proses Sains Siswa Prasiklus dan Siklus I Melalui

Angket

Berdasarkan Tabel 9. dapat diketahui bahwa nilai ketercapaian indikator

keterampilan proses sains siswa melaui pengisian angket mengalami peningkatan

sekitar 5,67%. Pada prasiklus skor rata-rata yang diperoleh adalah sebesar

65,02%, dan pada siklus I rata-rata ketercapaian indikatornya menjadi 70,69%.

Secara umum skor ketercapaian keterampilan proses sains pada siklus I ini

mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan ketercapaian pada prasiklus.

Kegiatan pembelajaran pada siklus I berbeda dengan kegiatan

pembelajaran pada prasiklus sehingga memberikan pengalaman baru pada siswa.

Pengalaman yang diperoleh adalah pengetahuan dan keterampilan siswa tentang

pembelajaran kooperatif yang lebih inovatif dan dapat meningkatkan peran serta

siswa dalam pembelajaran. Guru berusaha membuat siswa lebih aktif dalam

diskusi pada saat proses pembelajaran di siklus I.

Berdasarkan hasil penelitianpada siklus I, kekurangan yang ditemukan

pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut:

1. Selama proses pembelajaran pada siklus I siswa kurang memanfaatkan waktu

dengan baik. Siswa mengulur waktu pada saat diminta mengumpulkan hasil

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

64,92 65,08 66 64,75

66,75 68

65,75 64,13

61,25 63,55

73,92 72,17

67,25 72,13

71,25 74

68,25 68,75 66

73,2

P

R

E

S

E

N

T

A

S

E

INDIKATOR KETERAMPILAN PROSES SAINS

Prasiklus

Siklus I

Page 62: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

diskusi dan saat presentasi kelompok dimulai masih ada kelompok yang belum

selesai mengerjakan LKS.

2. Siswa belum bisa bekerja sama secara optimal dengan temannya, sebagai

akibat dari pembentukan kelompok yang ditentukan oleh guru, bukan dari

keinginan siswa.

3. Siswa kurang merespon pendapat dan pertanyaan yang diajukan guru maupun

teman lain.

4. Guru masih bersikap kurang tegas kepada siswa selama proses pembelajaran

maupun pada saat praktikum sehingga siswa seenaknya sendiri.

Hasil refleksi pada siklus I menunjukkan bahwa keterampilan proses sains

siswa dalam proses pembelajaran Biologi dengan menggunakan strategi

pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual sudah mengalami

peningkatan namun belum mencapai target yang telah ditetapkan, agar

peningkatan tersebut dapat mencapai target maka dilanjutkan pemberian tindakan

pada siklus II. Pelaksanaan siklus II selanjutnya dilakukan revisi terhadap

beberapa tindakan untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I

sehingga proses pembelajaran akan lebih baik dan keterampilan proses sains siswa

dalam proses pembelajaran dapat lebih maksimal.

D. Deskripsi Siklus II

1. Perencanaan Tindakan Siklus II

Perencanaan dalam tindakan siklus II ini adalah guru mengadakan

perbaikan agar proses pembelajaran lebih optimal, siswa lebih antusias dalam

kegiatan pembelajaran dan lebih maksimal dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran. Perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II antara lain:

a. Guru lebih tegas dalam mengatur waktu dalam setiap tahap agar dalam

pelaksanaan sesuai dengan alokasi waktu yang telah dibuat.

b. Guru lebih mengingatkan lagi tentang pentingnya kerja sama dalam kelompok,

karena keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompok.

c. Pada awal pelajaran, guru memotivasi siswa dengan memberi pertanyaan-

pertanyaan. Tujuannya adalah untuk membuat siswa lebih memiliki rasa ingin

Page 63: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

tahu untuk mempelajari materi, sehingga siswa akan termotivasi dan

berantusias untuk mempelajari materi tersebut dari awal.

d. Guru lebih bersikap tegas dan menerapkan peraturan-peraturan saat praktikum

kepada siswa sehingga siswa tidak seenaknya dalam pembelajaran.

Materi yang diberikan pada siklus II adalah pencemaran.Pembelajaran

kooperatif yang digunakan masih sama seperti siklus I, yaitu Think Talk Write

Berbasis Kontekstual. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II

menggunakan instrumen penelitian berupa silabus mata pelajaran biologi, RPP,

angket keterampilan proses sains siswa dan lembar observasi keterampilan proses

sains siswa. Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilakukan sebanyak 2 kali

pertemuan.

2. Perencanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan hasil refleksi siklus I

tindakan dari siklus I. Strategi dan langkah-langkah pembelajarannya sama, tetapi

ditambahkan tindakan-tindakan perbaikan sebagaimana dalam perencanaan

tindakan siklus II. Pelaksanaan tindakan siklus II, guru menggunakan

pembelajaran kooperatif Think Talk Write Berbasis Kontekstual yang terdiri dan 2

kali tatap muka. Pertemuan pertama (2 x 45 menit) dengan materi pencemaran

dengan presensi kehadiran 100% (hadir semua). Pertemuan kedua (1 x 45 menit)

masih melanjutkan materi pencemaran dengan presensi kehadiran siswa 100%

(hadir semua).

Pertemuan pertama diawali dengan pemberian apersepsi kepada siswa

untuk menggali pengetahuan awal dengan beberapa pertanyaan yang mengacu

pada materi pelajaran tentang Pencemaran. Setelah apersepsi guru membuka

pelajaran dengan mengucapkan salam. Langkah selanjutnya guru melibatkan

siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk saling berinteraksi secara

aktif dengan peserta didik lain. Guru menyuruh siswa membahas tugas pertemuan

sebelumnya tentang pencemaran. Setelah guru membagi siswa menjadi 8

kelompok yang terdiri atas 5 siswa. Guru memberikan suatu permasalahan yang

tertuang pada LKS, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1 (hal. 128-133).

Siswa mendiskusikan permasalahan pada LKS berdasarkan pengamatan yang

Page 64: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

telah dilakukan oleh siswa. Kemudian siswa mempresentasikan hasil diskusi

sesuai dengan kelompoknya. Setelah waktu diskusi yang telah ditentukan habis

guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang

belum dipahami atau pertanyaan yang belum terjawab. Guru bersama siswa

mengkaji ulang, memberikan penguatan dan siswa menuliskan kesimpulan secara

individual. Guru memberikan postest. Guru memberikan tugas kepada siswa

untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Guru meminta siswa untuk

belajar materi pelajaran yang akan datang. Guru menutup pelajaran dengan salam.

Kegiatan pada pertemuan kedua pada siklus II, tindakan yang dilakukan

masih sama dengan tindakan pada pertemuan pertama. Pertemuan kedua

mengevaluasi pertemuan pertama dan melanjutkan materi pelajaran yang telah

diajarkan pada pertemuan pertama. Kegiatan pembelajarannya masih sama, yaitu

melanjutkan materi pelajaran. Saat pembelajaran pada pertemuan kedua berakhir,

siswa diberi tugas untuk mempelajari materi selanjutnya.

3. Observasi Tindakan Siklus II

Observasi dan evaluasi pada siklus II dilaksanakan dengan menggunakan

angket keterampilan proses sains siswa dan lembar observasi keterampilan proses

sains siswa. Observasi dan evaluasi pada siklus II ini dilaksanakan pada saat

proses belajar mengajar berlangsung. Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui

tingkat keterampilan proses sains siswa di dalam kelas. Berdasarkan hasil

observasi dan evaluasi pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif Think Talk Write Berbasis Kontekstual dapat diketahui

hasil sebagai berikut: Saat proses pembelajaran berlangsung dilakukan penilaian

dan observasi terhadap keterampilan proses sains siswa yang meliputi enam aspek

antara lain mengobservasi, mengajukan pertanyaan, mengklasifikasi,

berhipotesis, menyimpulkan, dan berkomunikasi. Selain itu, juga dilakukan

penilaian dan observasi terkait dengan keterlaksanaan sintaks strategi

pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual, selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 3 (hal. 199). Observasi terhadap keterampilan proses sains siswa

dilaksanakan dengan cara pengamatan langsung pada saat pembelajaran dan

penyebaran angket, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 (hal. 191-195).

Page 65: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Setiap siswa diminta mengisi angket mengenai keterampilan proses sains di setiap

akhir siklus. Selain itu, dilakukan juga wawancara terhadap siswa dan guru

mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.

Berdasarkan hasil penelitian proses pembelajaran Think Talk Write

Berbasis Kontekstual yang dilakukan terhadap keterampilan proses sains siswa

dapat diketahui bahwa capaian keterampilan proses sains siswa pada siklus II

serta perbandingannya dengan hasil pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Presentase Capaian Aspek Berdasarkan Lembar Observasi

Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus I dan Siklus II

No. Aspek Tingkat Penguasaan

(%)

Siklus I Siklus II

1. Mengamati 70,83 86,67

2. Mengajukan pertanyaan 72,50 77,50

3. Mengklasifikasikan 72,50 82,08

4. Berhipotesis 72,50 82,50

5. Menyimpulkan 71,67 83,33

6. Mengkomunikasikan 73,33 83,61

Jumlah Total 433,33 495,69

Rata-rata 72,22 82,62

Tabel 10. menunjukkan bahwa presentase aspek keterampilan proses

sains siswa siklus I berkisar antara 70,83% sampai 73,33%, dengan nilai rata-rata

untuk setiap aspek adalah72,22%. Sedangkan pada siklus II presentase aspek

berkisar antara 77,50% sampai 86,67%, dengan nilai rata-rata untuk setiap aspek

adalah 82,62%. Berikut adalah presentase capaian indikator berdasarkan lembar

observasi keterampilan proses sains siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada

Tabel 11.

Page 66: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 11. Presentase Capaian Indikator Berdasarkan Lembar Observasi

Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus I dan Siklus II

No. Indikator Tingkat

Penguasaan (%)

Siklus I Siklus II

1. 21. Menggunakan sebanyak mungkin alat indera. 71,67 86,67

2. 22. Bertanya untuk meminta penjelasan 74,17 78,33

3. 23. Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang

hipotesis.

75,00 76,67

4. 24. Mencari persamaan dan perbedaan. 75,83 82,50

5. 25. Membandingkan 76,67 81,67

6. 26. Mengetahui bahwa ada lebih dari 1

kemungkinan penjelasan dari 1 kejadian.

77,50 82,50

7. 27. Menyimpulkan. 77,50 83,33

8. 28. Menyusun dan menyampaikan laporan secara

sistematis.

79,17 81,67

9. 29. Menjelaskan hasil percobaan. 80,00 80,83

10. 30. Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah. 83,33 88,33

Jumlah Total 770,83 822,50

Rata-rata 77,08 82,25

Tabel 11. menunjukkan bahwa presentase indikator keterampilan proses

sains siswa siklus I berkisar antara 71,67% sampai 83,33%, dengan nilai rata-rata

untuk setiap indikator adalah 77,08%. Sedangkan pada siklus II presentase

indikator berkisar antara 76,67% sampai 88,33%, dengan nilai rata-rata untuk

setiap indikator adalah 82,25%. Berikut adalah presentase capaian aspek

berdasarkan angket keterampilan proses sains siswa siklus I dan siklus II dapat

dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Presentase Capaian Aspek Berdasarkan Angket Keterampilan Proses

Sains Siswa Siklus I dan Siklus II

No. Aspek Tingkat Penguasaan (%)

Siklus I Siklus II

1. Mengamati 73,92 82,58

2. Mengajukan pertanyaan 70,94 77,81

3. Mengklasifikasikan 71,83 80,17

4. Berhipotesis 74,00 81,75

5. Menyimpulkan 68,25 92,50

6. Mengkomunikasikan 71,19 73,09

Jumlah Total 430,13 487,91

Rata-rata 71,69 81,32

Page 67: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 12. menunjukkan bahwa presentase aspek keterampilan proses sains

siswa siklus I berkisar antara 68,25% sampai 74,00%, dengan nilai rata-rata untuk

setiap aspek adalah 71,69%. Sedangkan pada siklus II presentase aspek berkisar

antara 73,09% sampai 92,50%, dengan nilai rata-rata untuk setiap aspek adalah

81,32%. Berikut adalah presentase capaian indikator berdasarkan angket

keterampilan proses sains siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Presentase Capaian Indikator Berdasarkan Angket Keterampilan Proses

Sains Siswa Siklus I dan Siklus II

No. Indikator Tingkat

Penguasaan (%)

Siklus I Siklus II

1. 31. Menggunakan sebanyak mungkin alat indera. 73,92 82,58

2. 32. Bertanya untuk meminta penjelasan 72,17 78,25

3. 33. Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang

hipotesis.

67,25 76,50

4. 34. Mencari persamaan dan perbedaan. 72,13 81,88

5. 35. Membandingkan. 71,25 76,75

6. 36. Mengetahui bahwa ada lebih dari 1 kemungkinan

penjelasan dari 1 kejadian.

74,00 81,75

7. 37. Menyimpulkan. 68,25 76,75

8. 38. Menyusun dan menyampaikan laporan secara

sistematis.

68,75 73,50

9. 39. Menjelaskan hasil percobaan. 66,00 75,00

10. 40. Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah. 73,20 72,55

Jumlah Total 706,91 775,57

Rata-rata 70,69 77,55

Tabel 13. menunjukkan bahwa presentase indikator keterampilan proses

sains siswa siklus I berkisar antara 66,00% sampai 74,00%, dengan nilai rata-rata

untuk setiap indikator adalah 70,69%. Sedangkan pada siklus II presentase

indikator berkisar antara 72,55% sampai 82,58%, dengan nilai rata-rata untuk

setiap indikator adalah 77,55%.

4.Refleksi Tindakan siklus II

Berdasarkan data pada Tabel 10. terlihat bahwa skor keterampilan proses

sains siswa dalam pembelajaran siklus II ditinjau dari aspek keterampilan proses

sains mencapai skor rata-rata sebesar 75%. Secara umum skor ketercapaian aspek

Page 68: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

keterampilan proses sains mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan skor

capaian pada siklus I dan prasiklus.

Berdasarkan Tabel 10. dapat dilihat tingkat kenaikan nilai capaian aspek

pada observasi keterampilan proses sains siswa yang disajikan dalam bentuk

diagram seperti pada Gambar 8.

Gambar 8. Presentase Capaian untuk Setiap Aspek Keterampilan Proses Sains

Siswa Siklus I dan Siklus II Melalui Observasi

Berdasarkan Tabel 10. dapat diketahui bahwa nilai ketercapaian aspek

keterampilan proses sains siswa melaui observasi mengalami peningkatan sekitar

10,40%. Pada siklus I skor rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 72,22%, dan

pada siklus II rata-rata ketercapaian aspeknya menjadi 82,62%. Secara umum skor

ketercapaian keterampilan proses sains pada siklus II ini mengalami peningkatan

jika dibandingkan dengan ketercapaian pada siklus I.

Berdasarkan Tabel 11. dapat dilihat tingkat kenaikan nilai capaian

indikator pada observasi keterampilan proses sains siswa yang disajikan dalam

bentuk diagram seperti pada Gambar 9.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 5 6

70,83 72,5 72,5 72,5 71,67 73,33

86,67

77,5 82,08 82,5 83,33 83,61

P

R

E

S

E

N

T

A

S

E

ASPEK KETERAMPILAN PROSES SAINS

Siklus I

Siklus II

Page 69: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Gambar 9. Presentase Capaian untuk Setiap Indikator Keterampilan Proses Sains

Siswa Siklus I dan Siklus II Melalui Observasi

Berdasarkan Tabel 11. dapat diketahui bahwa nilai ketercapaian indikator

keterampilan proses sains siswa melaui observasi mengalami peningkatan sekitar

5,17%. Pada siklus I skor rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 77,08%, dan

pada siklus II rata-rata ketercapaian indikatornya menjadi 82,25%. Secara umum

skor ketercapaian keterampilan proses sains pada siklus II ini mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan ketercapaian pada siklus I.

Berdasarkan Tabel 12. dapat dilihat tingkat kenaikan nilai capaian aspek

pada pengisian angket keterampilan proses sains siswa yang disajikan dalam

bentuk diagram seperti pada Gambar 10.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

71,67 74,17 75 75,83

76,67 77,5 77,5 79,17 80 83,33

86,67

78,33 76,67

82,5 81,67 82,5 83,33

81,67 80,83 88,33

P

R

E

S

E

N

T

A

S

E

ASPEK KETERAMPILAN PROSES SAINS

Siklus I

Siklus II

Page 70: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Gambar 10. Presentase Capaian untuk Setiap Aspek Keterampilan Proses Sains

Siswa Siklus I dan Siklus II Melalui Angket

Berdasarkan Tabel 12. dapat diketahui bahwa nilai ketercapaian indikator

keterampilan proses sains siswa melaui observasi mengalami peningkatan sekitar

9,63%. Pada siklus I skor rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 71,69%, dan

pada siklus II rata-rata ketercapaian aspeknya menjadi 81,32%. Secara umum skor

ketercapaian keterampilan proses sains pada siklus II ini mengalami peningkatan

jika dibandingkan dengan ketercapaian pada siklus I.

Berdasarkan Tabel 13. dapat dilihat tingkat kenaikan nilai capaian

indikator pada pengisian angket keterampilan proses sains siswa yang disajikan

dalam bentuk diagram seperti pada Gambar 11.

Gambar 11. Diagram Kenaikan Presentase Capaian untuk Setiap Indikator

Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus I dan Siklus II Melalui

Angket

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6

73,92 70,94 71,83 74 68,25 71,19

82,58 77,81 80,17 81,75

92,5

73,09

P

R

E

S

E

N

T

A

S

E

ASPEK KETERAMPILAN PROSES SAINS

Siklus I

Siklus II

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

73,92 72,17

67,25 72,13 71,25 74

68,25 68,75 66

73,2 82,58

78,25 76,5 81,88 76,75

81,75 76,75 73,5 75

72,55

P

R

E

S

E

N

T

A

S

E

INDIKATOR KETERAMPILAN PROSES SAINS

Siklus I

Siklus II

Page 71: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Berdasarkan Tabel 12. dapat diketahui bahwa nilai ketercapaian indikator

keterampilan proses sains siswa melaui angket mengalami peningkatan sekitar

6,86%. Pada siklus I skor rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 70,69%, dan

pada siklus II rata-rata ketercapaian indikatornya menjadi 77,55%. Secara umum

skor ketercapaian keterampilan proses sains pada siklus II ini mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan ketercapaian pada siklus I.

E. Deskripsi Antar Siklus

Berdasarkan analisis pada siklus I dan siklus II, dapat diketahui bahwa

pada siklus I dan siklus II sudah terjadi peningkatan keterampilan proses sains

siswa. Hasil observasi dan pengisian angket menunjukkan adanya peningkatan

pada tiap akhir siklus. Uraian hasil peningkatan keterampilan proses sains siswa

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Hasil Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa

Keterampilan proses sains siswa selama prasiklus yang teramati sebesar

62,25%. Melalui penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write Berbasis

Kontekstual terjadi peningkatan sebesar 77,08% pada akhir siklus I. Keterampilan

proses sains siswa pada akhir siklus II meningkat sebesar 82,25%

Penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual

mengalami peningkatan. Presentase indikator keterampilan proses sains siswa

dalam pembelajaran Biologi antara prasiklus, siklus I, dan siklus II disajikan pada

Tabel 14.

Page 72: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 14. Perbandingan Presentase Indikator Berdasarkan Lembar Observasi

Keterampilan Proses Sains Siswa pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus

II dalam Pembelajaran Biologi

Indikator

Capaian Indikator (%)

Prasiklus Siklus I Siklus II

Menggunakan sebanyak mungkin alat

indera.

61,67 71,67 86,67

Bertanya untuk meminta penjelasan. 61,67 74,17 78,33

Mengajukan pertanyaan yang berlatar

belakang hipotesis.

60,83 75,00 76,67

Mencari persamaan dan perbedaan. 61,67 75,83 82,50

Membandingkan. 62,50 76,67 81,67

Mengetahui bahwa ada lebih dari 1

kemungkinan penjelasan dari 1 kejadian.

61,67 77,50 82,50

Menyimpulkan. 62,50 77,50 83,33

Menyusun dan menyampaikan laporan

secara sistematis.

61,67 79,17 81,67

Menjelaskan hasil percobaan. 62,50 80,00 80,83

Mendiskusikan hasil kegiatan suatu

masalah.

65,83 83,33 88,33

Jumlah 622,25 770,83 822,50

Rata-rata 62,25 77,08 82,25

Berikut adalah presentase tiap indikator keterampilan proses sains siswa

dalam pembelajaran Biologi prasiklus, siklus I dan siklus II disajikan dalam

Gambar 12.

Gambar 12. Presentase Setiap Indikator Berdasarkan Lembar Observasi

Keterampilan Proses Sains Siswa pada Prasiklus, Siklus I, Siklus II

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

61,67 61,67 60,83 61,67

62,5 61,67

62,5 61,67 62,5

65,83 71,67 74,17

75 75,83

76,67 77,5 77,5 79,17 80

83,33 86,67

78,33 76,67 82,5 81,67 82,5 83,33

81,67 80,83

88,33 P

R

E

S

E

N

T

A

S

E

INDIKATOR KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

Page 73: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

b. Hasil Angket Keterampilan Proses Sains Siswa

Keterampilan proses sains siswa selama prasiklus yang teramati sebesar

65,02%. Melaui penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write Berbasis

Kontekstual terjadi peningkatan sebesar 70,69% pada akhir siklus I. Keterampilan

proses sains siswa pada akhir siklus II meningkat sebesar 77,55%

Penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual

mengalami peningkatan. Presentase indikator keterampilan proses sains siswa

dalam pembelajaran Biologi antara prasiklus, siklus I, dan siklus II disajikan pada

Tabel 15.

Tabel 15. Perbandingan Presentase Indikator Berdasarkan Angket Keterampilan

Proses Sains Siswa pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus

Indikator

Capaian Indikator (%)

Prasiklus Siklus I Siklus II

Menggunakan sebanyak mungkin alat

indera.

64,92 73,92 82,58

Bertanya untuk meminta penjelasan. 65,08 72,17 78,25

Mengajukan pertanyaan yang berlatar

belakang hipotesis.

60,00 67,25 76,50

Mencari persamaan dan perbedaan. 64,75 72,13 81,88

Membandingkan. 66,75 71,25 76,75

Mengetahui bahwa ada lebih dari 1

kemungkinan penjelasan dari 1 kejadian.

68,00 74,00 81,75

Menyimpulkan. 65,75 68,25 76,75

Menyusun dan menyampaikan laporan

secara sistematis

64,13 68,75 73,50

Menjelaskan hasil percobaan. 61,25 66,00 75,00

Mendiskusikan hasil kegiatan suatu

masalah.

63,55 73,20 72,55

Jumlah 650,18 706,91 775,57

Rata-rata 65,02 70,69 77,55

Berikut adalah presentase tiap indikator keterampilan proses sains siswa

dalam pembelajaran Biologi prasiklus, siklus I dan siklus II disajikan dalam

Gambar 13.

Page 74: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Gambar 13. Persentase Setiap Indikator Berdasarkan Angket Keterampilan

Proses Sains Siswa pada Prasiklus, Siklus I, Siklus II

F. Pembahasan

Berdasarkan analisis data yang dilakukan terhadap keterampilan proses

sains dasar pada prasiklus, siklus I, dan siklus II bahwa skor ketercapaian

keterampilan proses sains siswa sudah mencapai target yang telah ditentukan yaitu

sebesar 75%. Sehingga tindakan dalam meningkatkan keterampilan proses sains

dasar siswa melalui penerapan strategi Think Talk Write Berbasis Kontekstual

sudah berhasil dan dapat mencapai target yang telah ditentukan. Oleh karena itu,

penelitian ini tidak dilanjutkan lagi untuk siklus berikutnya. Ketercapaian target

yang telah ditentukan pada variabel yang diukur dapat dilihat dengan

membandingkan hasil perolehan skor keterampilan proses sains siswa dari

berbagai sumber data. Data dalam penelitian ini diperoleh dari tiga metode yang

disebut triangulasi metode, yakni meliputi angket, observasi dan wawancara.

Peningkatan keterampilan proses sains pada setiap siklusnya baik dari

hasil observasi maupun angket menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan

dalam rangka untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa yang

dijabarkan dalam enam aspek (mengamati, mengajukan pertanyaan,

mengklasifikasikan, berhipotesis, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

64,92 65,08

60 64,75

66,75 68 65,75 64,13

61,25 63,55

73,92 72,17

67,25 72,13 71,25 74

68,25 68,75 66

73,2 82,58

78,25 76,5 81,88

76,75

81,75 76,75

73,5 75

72,55

P

R

E

S

E

N

T

A

S

E

INDIKATOR

prasiklus

siklus I

siklus II

Page 75: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

melalui penerapan pembelajaran dengan strategi Think Talk Write Berbasis

Kontekstual sudah berhasil dan mendapatkan respon yang positif dari siswa

maupun guru.

Penerapan pembelajaran dengan strategi Think Talk Write Berbasis

Kontekstual pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara dan menulis

dengan mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa.

Siswa akan terlibat dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah

proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan

temannya serta menulis. Suasana seperti ini lebih efektif jika dilakukan dalam

kelompok heterogen. Siswa akan dapat memahami pelajaran apabila siswa secara

aktif mengkontruksikan pengetahuan yang ada pada dirinya lewat pengalamanya

dengan lingkungan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa

mengkontruksikan pengetahuan atau penciptaan makna sebagai hasil dari

pemikiran dan berinteraksi dalam suatu konteks sosial.

Penerapan pembelajaran dengan strategi Think Talk Write Berbasis

Kontekstual dapat meningkatkan keterampilan proses dengan aspek mengamati

karena menekankan keterlibatan siswa setiap tahapan pembelajaran dengan cara

menghubungkannya dengan situasi kehidupan yang dialami siswa sehari-hari

sehingga pemahaman materi diterapkan dalam kehidupan nyata. Siswa melakukan

pengamatan terhadap lingkungan sekitar ataupun suatu objek pengamatan, siswa

menggunakan sebanyak mungkin alat indera pada proses pembelajaran sehingga

mendapatkan data sebanyak-banyaknya, kemudian siswa mencatat setiap objek

pengamatan yang telah dilakukannya agar siswa dapat mempertanggungjawabkan

hasil pengamatannya.

Penerapan pembelajaran dengan strategi Think Talk Write Berbasis

Kontekstual dapat meningkatkan keterampilan proses sains dengan aspek

mengajukan pertanyaan. Siswa dituntut untuk berpikir, melakukan pemahaman

dan mengerjakan LKS sehingga menimbulkan pertanyaan bagi para siswa yang

merasa kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan LKS. Selain itu,

dalam pembelajaran ada kegiatan diskusi sehingga terjadi interaksi tanya-jawab

antar siswa. Dalam proses pembelajaran, bertanya dipandang sebagai kegiatan

Page 76: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kreativitas siswa. Bagi siswa,

kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran

yang berbasis inquiry, yaitu mengalami informasi, mengkonfirmasikan apa yang

sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui.

Kegiatan bertanya yang dilakukan oleh siswa kepada guru maupun antar teman

dalam kelompok belajar dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Penerapan pembelajaran dengan strategi Think Talk Write Berbasis

Kontekstual dapat meningkatkan keterampilan proses sains dengan aspek

mengelompokkan atau mengklasifikasikan. Dalam hal ini siswa dituntut untuk

melakukan pengamatan lingkungan. Siswa melakukan pengamatan terhadap suatu

objek di lingkungan sekitar, untuk mengidentifikasi ciri suatu objek dengan.

Siswa mencari persamaan dan perbedaan suatu obyek dan membandingkan

obyek-obyek yang diamati.

Penerapan pembelajaran dengan strategi Think Talk Write Berbasis

Kontekstual dapat meningkatkan keterampilan proses sains dengan aspek

berhipotesis. Dalam hal ini siswa melakukan pengamatan di lingkungan sekitar.

Kegiatan pengamatan di lingkungan muncul permasalahan sehingga siswa harus

mengusulkan hipotesis (jawaban sementara).

Penerapan pembelajaran dengan strategi Think Talk Write Berbasis

Kontekstual dapat meningkatkan keterampilan proses sains dengan aspek

menyimpulkan. Hal ini terlihat ketika siswa setelah diskusi kemudian menulis

kesimpulan secara individual (tahap write). Kegiatan menulis lebih mudah

tersimpan dalam memori.

Selain itu penerapan pembelajaran dengan strategi Think Talk Write

Berbasis Kontekstual dapat meningkatkan keterampilan proses sains aspek

keterampilan mengkomunikasi. Hal ini terlihat pada hasil pembelajaran diperoleh

dari sharing antar teman, dalam kelompok. Siswa mendiskusikan hasil

pengamatan dalam satu kelompok, siswa mampu menyusun laporan hasil

pengamatan secara sistematis, siswa dapat menyajikan data dari bentuk kalimat ke

bentuk lainnya, kemudian siswa mampu menjelaskan hasil pengamatannya ke

depan kelas. Pengembangan keterampilan proses sains dapat membantu siswa

Page 77: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi di kehidupan nyata. Hal ini

sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Myers bahwa melatih siswa

untuk lebih sering menggunakan keterampilan proses dapat membantu

menyiapkan siswa untuk terampil dalam memecahkan masalah, mempelajari apa

yang mereka peroleh, dan menghargai sains.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tindakan I dan II

tentang penggunaan strategi pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual

dalam rangka untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam

pembelajaran Biologi, dapat diperoleh informasi sebagai berikut:

1. Hasil Wawancara Guru

Berdasarkan hasil wawancara guru tentang penggunaan strategi

pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual pada pokok bahasan

Pencemaran lingkungan diperoleh informasi bahwa sebelumnya dalam

pembelajaran Biologi belum pernah digunakan strategi pembelajaran Think Talk

Write Berbasis Kontekstual. Guru biasanya menggunakan metode ceramah, tanya

jawab, dan diskusi sederhana.

Pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual mendorong siswa

untuk melakukan pembelajaran dengan mengembangkan keterampilan proses

sains yang dimiliki siswa secara maksimal. Selain itu, siswa juga dapat berlatih

diskusi dan bekerja sama secara kelompok dalam hal penyelesaian masalah-

masalah tertentu yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Siswa tidak hanya

membaca dan mendengarkan penjelasan guru saja, namun siswa dituntut untuk

berperan aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas mengenai materi pembelajaran.

Pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual mendorong siswa

untuk melakukan pembelajaran dengan mengembangkan keterampilan proses

sains yang dimiliki siswa secara maksimal. Selain itu, siswa juga dapat berlatih

diskusi dan bekerja sama secara kelompok dalam hal penyelesaian masalah-

masalah tertentu yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Siswa tidak hanya

membaca dan mendengarkan penjelasan guru saja, namun siswa dituntut untuk

berperan aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas mengenai materi pembelajaran.

Hal ini sesuai dengan pendapat Zulkarnaini (2011:149) yang menyatakan bahwa

Page 78: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

strategi pembelajaran Think Talk Write beranggotakan 3-5 orang secara heterogen

dalam kemampuan dengan melibatkan siswa berpikir atau berdiskusi dengan

dirinya sendiri setelah membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide

(sharing) dengan temannya serta menulis kesimpulan secara individual di akhir

pembelajaran.

Pendapat Zulkarnaini sejalan dengan Marisanita (2009) yang menyatakan

bahwa pembelajaran dengan strategi TTW (Think Talk Write) termasuk model

kooperatif. Suatu strategi pembelajaran yang diharapkan dapat menumbuh

kembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi siswa adalah strategi Think

Talk Write. Strategi yang diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin ini pada

dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara dan menulis. Alur kemajuan

strategi TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog

dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan

membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis. Suasana seperti ini

lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen dengan 3-5 siswa.

Berdasarkan wawancara tersebut juga diperoleh informasi bahwa

pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Talk Write

Berbasis Kontekstual dapat memotivasi siswa untuk berdiskusi, siswa sangat

tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan terbukti dengan diskusi baik

kelompok maupun kelas yang berjalan dengan baik. Dengan penggunaan strategi

ini dapat dijadikan alternatif strategi pembelajaran Biologi. Hasil wawancara

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 (hal. 200-203).

2. Hasil Wawancara Siswa

Berdasarkan hasil wawancara siswa tentang penggunaan strategi

pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual diperoleh informasi bahwa

siswa menyukai penggunaan strategi pembelajaran Think Talk Write Berbasis

Kontekstual karena dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran secara

efektif dan efisien serta memungkinkan siswa untuk melakukan pembelajaran

secara aktif, tidak hanya membaca dan mendengar tetapi juga memberikan

kesempatan pada siswa untuk mengamati, mengajukan pertanyaan,

menggelompokkan, berhipotesis, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan yang

Page 79: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

akhirnya dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa, selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 3 (hal. 203-206). Hal ini sesuai dengan pendapat

Shamsid, et al (2006) menyatakan bahwa belajar secara kontekstual sangat

membantu dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Siswa dapat mengaplikasikan

apa yang mereka pelajari dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran secara

kontekstual menjadikan siswa lebih aktif dan termotivasi untuk menyelesaikan

permasalahan-permasalahan dalam belajar dengan menghubungkan permasalahan

tersebut dalam kehidupan nyata mereka.

Ketercapaian target yang telah ditentukan pada variabel yang diukur dapat

dilihat dengan membandingkan presentase yang diperoleh dari berbagai sumber

data dengan prosentase target yang telah ditentukan. Data pada penelitian ini

didapat dari 3 metode (triangulasi metode) yang berbeda yaitu angket, observasi

dan wawancara. Berdasarkan data yang diperoleh dari tiap-tiap metode baik dari

hasil angket maupun observasi masing-masing menunjukkan ada peningkatan

aktivitas belajarsiswa siswa untuk setiap siklusnya. Dalam hal ini data terkait

dengan peningkatan keterampilan proses sains siswa yang menjadi fokus dan

tujuan utama penelitian.

Penelitian yang telah dilakukan Haryono (2006) menyatakan bahwa

proses pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses cukup efektif dalam

pencapaian hasil belajar secara keseluruhan. Hal ini didukung penelitian Aktamis

dan Omer (2008) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran dengan

keterampilan proses dapat meningkatkan prestasi belajar siswa jika dibandingkan

dengan pendekatan konvensional. Sejalan dengan hasil penelitian Aruna PK dan

Sumi VS (2010) yang menyatakan bahwa pembelajaran melalui keterampilan

proses efektif untuk meningkatkan sikap ilmiah siswa.

Karsli dan Sahin (2009: 3) menyatakan bahwa keterampilan proses sains

memastikan bahwa siswa memiliki pengalaman belajar yang bermakna selain itu

memiliki pengaruh besar pada pendidikan ilmu pengetahuan karena membantu

siswa untuk mengembangkan kemampuan mental yang lebih tinggi, seperti

berpikir kritis dan keputusan pemecahan masalah.

Page 80: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Suryanti, dkk (2006:51) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual

merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata

pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan

antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan nyata. Hal ini sejalan

dengan pendapat Brunner dalam teori belajarnya, menyatakan bahwa belajar

merupakan usaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan

yang menyertainya sehingga siswa mendapatkan pengetahuan yang bermakna

bagi dirinya. Individu harus secara aktif membangun pengetahuan dan

keterampilannya sendiri, sehingga proses belajar menjadi menyenangkan, lebih

mudah memahami dan menguasai konsep (Utami, dkk: 2010).

Sudibyo, dkk (2008: 8) menyatakan bahwa pembelajaran yang kontekstual

yaitu suatu pembelajaran yang mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari

siswa, membuat apa yang dipelajari siswa merupakan sesuatu yang bermakna bagi

dirinya. Kebermaknaan itu sangat penting karena sering dikaitkan dengan skema

berpikir yang telah dimiliki seseorang, sedangkan skema berpikir itu dibentuk

oleh pengalaman hidup.

Setiawan (2008), melakukan penelitian tentang pembelajaran secara

kontekstual yang diterapkan di kelas X-2 SMA Laboratorium Singaraja tahun

pelajaran 2006/2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran secara

kontekstual dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa, yang

ditunjukkan oleh peningkatan nilai hasil kerja kelompok dari siklus I dan siklus II.

Interaksi siswa dalam pembelajaran dan penguasaan konsep-konsep biologi mulai

mengalami peningkatan yang berarti, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran biologi. Leksono (2010) melakukan penelitian dengan

menggunakan metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

dalam proses belajar mengajar. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan

hasil belajar siswa. Siswa lebih mudah memahami konsep materi yang dipelajari.

Berpijak dari uraian hasil pembahasan diatas secara keseluruhan maka

ditarik kesimpulan bahwa dengan penerapan strategi pembelajaran Think Talk

Wite Berbasis Kontekstual dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

Page 81: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keterampilan

proses sains siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/ 2011

dapat ditingkatkan dengan penggunaan strategi pembelajaran Think Talk Write

Berbasis Kontekstual.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan kajian teori serta melihat hasil penelitian ini, akan

disampaikan implikasi yang berguna baik secara teoritis maupun secara praktis

dalam upaya meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis dapat dijadikan sebagai:

a. Dasar referensi bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian

mengenai masalah keterampilan proses sains siswa.

b. Memperluas wawasan dan pengetahuan bagi pembaca mengenai arti

pentingnya penerapan strategi maupun metode pembelajaran yang bervariasi

untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran

Biologi di SMA Negeri 1 Sukoharjo.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada proses

pembelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Sukoharjo, yaitu dengan penerapan

strategi pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual untuk meningkatkan

keterampilan proses sains siswa.

C. SARAN

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di kelas X-8 SMA Negeri 1

Sukoharjo,maka peneliti dapat memberikan beberapa saran, antara lain:

Page 82: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK ... - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

1. Kepada Guru

a. Guru hendaknya mengembangkan proses pembelajaran dengan

memberikan lebih banyak lagi pengalaman nyata pada siswa seperti

memberi kesempatan kepada siswa dalam melakukan kegiatan yang

berhubuyngan dengan kehidupan sehari-hari.

b. Guru hendaknya mengembangkan keterpaduan proses pembelajaran

melalui pengembangan materi pelajaran, mengaitkan antar konsep dalam

biologi atau bidang studi lain, maupun kehidupan lingkungan sekitar.

c. Guru hendaknya mempelajari dengan baik langkah-langkah pembelajaran

berdasarkan strategi yang dipakai sehingga proses pembelajaran dapat

berjalan dengan baik.

d. Guru hendaknya lebih memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan

serta dalam pembelajaran sehingga pembelajaran lebih menarik dan

menyenangkan.

2. Kepada Siswa

a. Siswa hendaknya mempunyai kemampuan mengkomunikasikan atau

menularkan pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki kepada siswa lain.

b. Siswa hendaknya mengembangkan kemampuan dalam berdiskusi dan

membentuk kerjasama tim dalam diskusi.

c. Siswa hendaknya tidak hanya mengandalkan penjelasan dari guru tetapi

juga harus berusaha mengembangkan pengetahuannya sendiri sehingga

siswa akan lebih mudah.