penerapan prinsip-prinsip good corporate governance …

50
1 PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA DIVISI K3 PT. HALEYORA POWERINDO SALATIGA TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Oleh : NEVRITA SALMA NILASARI 232016065 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 2020

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

1

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE

PADA DIVISI K3 PT. HALEYORA POWERINDO SALATIGA

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh :

NEVRITA SALMA NILASARI

232016065

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2020

Page 2: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

2

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nevrita Salma Nilasari

NIM : 232016065

Program Studi : Akuntansi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir :

Judul : Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Pada

Divisi K3 PT. Haleyora Powerindo Salatiga

Pembimbing : Dr.Yefta Andi Kus Noegroho,SE.,M.Si.,Akt.,CA., CMA

Tanggal diuji : 20 November 2020

Adalah benar-benar karya saya.

Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan

atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam

bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan

saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tidakan

menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,

saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk

pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Salatiga, 20 November 2020

Yang memberi pernyataan,

Page 3: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

3

Nevrita Salma Nilasari

LEMBAR PERSETUJUAN

Page 4: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

4

LEMBAR PENGESAHAN Halama

Page 5: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

5

Perpustakaan Universitas

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nevrita Salma Nilasari

NIM : 232016065 Email : [email protected]

Fakultas : Ekonomika dan Bisnis Program Studi : Akuntansi

Pembimbing : 1. Dr. Yefta Adi Kus Noegroho.,S.E.,M.Si.,Akt.,CA.,CMA

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Hasil karya yang saya serahkan ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar kesarjanaan baik di Universitas Kristen Satya Wacana maupun di

institusi pendidikan lainnya.

2. Hasil karya saya ini bukan saduran/terjemahan melainkan merupakan gagasan,

rumusan, dan hasil pelaksanaan penelitian/implementasi saya sendiri, tanpa bantuan

pihak lain, kecuali arahan pembimbing akademik dan narasumber penelitian.

3. Hasil karya saya ini merupakan hasil revisi terakhir setelah diujikan yang telah

diketahui dan disetujui oleh pembimbing.

4. Dalam karya saya ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali yang digunakan sebagai acuan dalam naskah

dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terbukti ada

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima

sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya saya ini,

serta sanksi lain yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Kristen Satya

Wacana.

Salatiga, 3 Desember 2020

Nevrita Salma Nilasari

_________________________ Tanda tangan & nama terang mahasiswa

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Jl. Diponegoro 52 – 60 Salatiga 50711

Jawa Tengah, Indonesia

Telp. 0298 – 321212, Fax. 0298 321433

Email: [email protected] ; http://library.uksw.edu

Page 6: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

6

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES

Page 7: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

7

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan tugas akhir ini dengan judul “Penerapan Prinsip-Prinsip

Good Corporate Governance Pada Divisi K3 PT. Haleyora Powerindo Salatiga”.

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan hasil penerapan prinsip-prinsip

good corporate governance pada Divisi K3 PT. Haleyora Powerindo Salatiga.

Besar harapan penulis agar kesimpulan, keterbatasan dan saran penelitian ini

dapat menjadi dasar dalam memperkaya pengetahuan bagi pihak-pihak yang

membutuhkan serta dapat dijadikan acuan bagi penelitian mendatang.

Salatiga, 2 Oktober 2020

Nevrita Salma Nilasari

Page 8: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

8

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan tugas akhir ini dengan judul “Penerapan Prinsip-

Prinsip Good Corporate Governance Pada Divisi K3 PT. Haleyora

Powerindo Salatiga”. Penyusunan tugas akhir ini dimaksudkan sebagai syarat

untuk memenuhi gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi di Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga.

Penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga masih

banyak kekurangan dikarenakan oleh segala keterbatasan dan kemampuan yang

penulis miliki. Namun karena banyak bantuan moril maupun spiritual dari

berbagai pihak, penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan. Maka, pada

kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak-

banyak terima kasih yang begitu besar kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpah rahmat dan karunia-Nya

kepada penulis.

2. Orang tua tercinta, Bapak Joko Budi dan Ibu Nining Sulistyowati yang

selalu memberikan doa yang tidak pernah putus, semangat serta kasih

sayang yang tiada hentinya agar penulis dapat menyelesaikan studi dan

skripsi ini.

3. Ibu Muntimah terima kasih untuk segenap waktu yang diberikan dalam

menjaga dan merawat penulis dari kecil hingga sekarang dapat

menyelesaikan tugas akhir.

4. Kakak tersayang Farikha Astri dan adek tercinta Diva Almaas yang selalu

memberikan dukungan, bantuan serta hiburan kepada penulis untuk bisa

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs.Yefta Andi Kus Noegroho,SE.,M.Si.,Akt., CA.,CMA selaku

dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga, pengetahuan

serta pengarahan selama penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Priyo Hari Adi,SE.,M.Si.,PhD.,CA.,CSP selaku dosen wali yang

telah membimbing penulis dari awal hingga akhir perkuliahan.

Page 9: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

9

7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu yang tidak

terbatas selama berkuliah di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

8. Seluruh staf FEB UKSW yang telah membantu kelancaran dalam proses

studi.

9. Sahabat-sahabat dari awal kuliah Finda Yuniar,Pamungkas Oki,Christianto

Himawan, Andreas Mardani,Hendry Malvin dan Nadia Ima yang telah

memberikan dukungan,motivasi, nasehat-nasehat dan semangat yang tak

pernah henti sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Terima kasih kepada Armita yang telah membantu dalam menyelesaikan

tugas akhir.

11. Sahabat-sahabat SMK Negeri 1 Salatiga Dina Sita, dan Oktavia yang

selalu menemani dan menghibur penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.

12. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Akuntansi 2016

Universitas Kristen Satya Wacana atas jalinan persahabatan dan kontribusi

yang kalian berikan selama kuliah.

13. Terima kasih untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu, namun kalian telah memberikan bantuan secara langsung maupun

tidak langsung.

Salatiga, 2 Oktober 2020

Nevrita Salma Nilasari

Page 10: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

10

DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................... 1

Surat Pernyataan Keaslian Tugas Akhir ................................................................. 2

Lembar Persetujuan untuk Diuji Tugas Akhir ........................................................ 3

Lembar Pengesahan ................................................................................................ 4

Pernyataan Tidak Plagiat......................................................................................... 5

Pernyataan Persetujuan Akses................................................................................. 6

Kata Pengantar ........................................................................................................ 7

Ucapan Terima Kasih .............................................................................................. 8

Daftar Isi................................................................................................................ 10

Pendahuluan .......................................................................................................... 11

Kajian Pustaka ....................................................................................................... 17

Teori Keagenan (Agency Theory) ...................................................................... 17

Good Corporate Governance (GCG) ................................................................ 18

Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) ....................................... 20

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) .............................................. 23

Metode Penelitian.................................................................................................. 24

Desain Penelitian ............................................................................................... 24

Operasionalisasi Konsep ................................................................................... 24

Teknik Analisis Data ......................................................................................... 27

Hasil Penelitian ..................................................................................................... 28

Hasil dan Pembahasan Penelitian ...................................................................... 33

Penerapan Dimensi Transparansi ...................................................................... 34

Penerapan Dimensi Akuntabilitas ..................................................................... 36

Penerapan Dimensi Pertanggungjawaban ......................................................... 38

Penerapan Dimensi Keadilan ............................................................................ 40

Penerapan Dimensi Kemandirian ...................................................................... 40

Penutup .................................................................................................................. 43

Kesimpulan ........................................................................................................ 43

Keterbatasan Penelitian dan Saran .................................................................... 44

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 45

Tabel 2.1a Identifikasi Gangguan Sistem APP ..................................................... 29

Tabel 2.1b Identifikasi Gangguan Sistem APP ..................................................... 29

Tabel 2.2 Identifikasi Operasional dan Manuver Jaringan SUTM ....................... 30

Tabel 2.3a Identifikasi Operasional Instalasi Trafo dan Peralatan Hubung......... 32

Tabel 2.3b Identifikasi Operasional Instalasi Trafo dan Peralatan Hubung ......... 32

Page 11: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

11

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE

PADA DIVISI K3 PT. HALEYORA POWERINDO SALATIGA

Nevrita Salma Nilasari

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen

Satya Wacana

[email protected]

PENDAHULUAN

Dampak gejolak perekonomian menyebabkan perusahaan-perusahaan di

Indonesia lemah dalam menegakkan peraturan Good Corporate Governance

(GCG). Lemahnya penegakkan hukum dapat memicu pelanggaran pemenuhan

hak pemegang saham. Perusahaan yang menjual saham di pasar modal wajib

menunjukkan transparansi kinerja perusahaannya kepada publik. Sumber hukum

yang mengatur adanya pasar modal terkandung di dalam Undang-Undang No.40

Tahun 2007 terkait dengan Perseroan Terbatas (PT) atau disebut dengan UUPT.

Perusahaan-perusahaan yang memiliki emisi saham berbentuk perseroan terbatas

dan persero menggunakan undang-undang tersebut sebagai sumber hukum utama.

Penerapan GCG bertujuan untuk mengatur pembagian tugas, pembagian

wewenang, dan pembagian tanggungjawab dalam struktur perseroan. Kelima

prinsip GCG telah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006.

Salah satu kasus GCG yang dilanggar, yaitu kasus yang terjadi pada PT

Bank Lippo Tbk. Kasus pelanggaran prinsip-prinsip GCG yang dilanggar oleh PT

Bank Lippo Tbk dalam hal prinsip transparansi dan prinsip akuntabilitas.

Manajemen PT Bank Lippo Tbk. telah melanggar prinsip transparansi karena

mencantumkan kata “audited” di dalam laporan keuangan yang sebenarnya belum

diaudit. Oleh karena itu PT Bank Lippo Tbk. telah melanggar salah satu hak

dasar pemegang saham, yaitu hak untuk menerima informasi. Dewan komisaris

telah melanggar prinsip akuntabilitas karena lalai melakukan pengawasan

terhadap Manajemen PT Bank Lippo Tbk. Selain itu, tidak terdapat checks dan

balances yang baik antara direksi dan komisaris dengan manajemen PT Bank

Lippo Tbk. terhadap dua laporan keuangan yang tidak diaudit (Budiartini, Rudy,

& Purwanti, 2012).

Page 12: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

12

Pelanggaran hukum yang dilakukan PT Bank Lippo Tbk mengakibatkan

sanksi administratif atas pelanggaran prinsip GCG di pasar modal. Perusahaan

harus menyetor uang ke kas negara sejumlah Rp. 2.500.000.000,00 (dua miliar

lima ratus juta rupiah) dan terhadap Akuntan Publik untuk menyetor uang ke kas

negara sebesar Rp. 3.500.000,00 (tiga juta lima ratus ribu rupiah) (Budiartini,

Rudy, & Purwanti, 2012) .

Adanya pelanggaran dalam dimensi transparansi dan akuntabilitas tersebut

maka membuat pemerintah Indonesia menyadari bahwa penting adanya penerapan

GCG pada semua dunia usaha. Pelaksanaan GCG diharapkan mampu

meningkatkan kinerja perusahaan sehingga dapat menjadi nilai tambah pada

sebuah perusahaan. Peningkatan kinerja perusahaan akan berdampak terhadap

pemenuhan hak dan kewajiban manajemen perusahaan dan pemegang saham.

Penerapan GCG berfungsi untuk mengurangi risiko kecurangan yang dilakukan

dewan direksi dan menjaga kepercayaan investor. Penerapan GCG yang tepat

juga menimbulkan kinerja perusahaan berjalan efektif dan efisien. (Pedoman

Umum Good Corporate Governance, 2006).

Di sisi lain, berdasarkan hasil penelitian Organization for Economis

Corporaton and Development (OECD) menyatakan bahwa tata kelola perusahaan

merupakan sistem yang dikendalikan oleh perusahaan bisnis yang memiliki

struktur ketetapan dengan tujuan untuk memantau kinerja perusahaan.

Pelaksanaan corporate governance yang tepat dapat meningkatkan nilai tambah

untuk pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga potensi terjadinya konflik

antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan yang berdampak pada agency

cost dapat berkurang (Bodroastuti, 2009).

Penerapan GCG di Indonesia masih tergolong rendah dibanding negara-

negara di Asia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Furqani (2014)

menunjukkan bahwa penerapan prinsip GCG pada perusahaan sudah diterapkan,

namun belum sepenuhnya dilakukan. Sama halnya dengan penelitian yang

dilakukan oleh Setyanto & Sahetapy (2018) penerapan prinsip GCG pada

perusahaan sudah berjalan, namun prinsip transparansi dan akuntabilitas belum

diterapkan dengan baik. Apabila penerapan prinsip GCG diterapkan semuanya

Page 13: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

13

dengan benar, maka perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan serta dapat

mengelola risiko-risiko secara efektif dan efisien.

Hasil yang berbeda ditemukan oleh Labesi (2013) yang menunjukkan

penerapan prinsip-prinsip GCG pada PT. Bank Sulut yang berpusat di Manado

sudah terwujud dengan baik, sehingga dapat mengarahkan peningkatan nilai

perusahaan yang dijalankan dengan tepat.

Studi ini akan mengkaji ulang penelitian tentang penerapan prinsip-prinsip

GCG dengan menggunakan objek penelitian perusahaan yaitu PT Haleyora

Powerindo Salatiga. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan

prinsip-prinsip GCG di divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga apa saja yang

sudah diterapkan. Peneliti akan mengevaluasi penerapan GCG berdasarkan

laporan standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Pemilihan komponen K3

dipakai sebagai salah satu contoh fenomena untuk menjelaskan penerapan GCG

pada lingkup divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga.

Divisi K3 PT. Haleyora Powerindo Salatiga merupakan sebuah perusahaan

yang semula didirikan untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah

pertambangan PT. Antam daerah Halmahera, Maluku. PT Haleyora Powerindo ini

merupakan anak perusahaan dari PT. PLN (Persero) untuk mengelola pembangkit

listrik 300 MW secara keseluruhan yang akan digunakan untuk kebutuhan

operasional PT Antam. Bisnis Haleyora terbagi menjadi dua, yaitu bisnis internal

dan bisnis yang dikelola oleh afiliasinya. Pada bisnis internal divisi K3 PT

Haleyora Powerindo Salatiga bergerak di bidang pengamanan layanan operasi dan

pemeliharaan pada jaringan transmisi dan distribusi PLN. Bisnis yang lainnya

dikelola oleh anak-anak perusahaan seperti PT.Haleyora Powerindo Salatiga dan

PT. Energi Pelabuhan Indonesia. Berdiri sejak 18 Oktober 2011 yang beroperasi

di wilayah Sumatera, Jawa dan Bali. Divisi K3 PT Haleyora Powerindo memiliki

kantor di Salatiga yang beralamat di Jl. Mertokusumo, Kesongo, Tuntang, Kab.

Semarang.

Secara berkala, Divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga telah

melaksanakan penilaian assessment GCG dibantu pihak independen mengacu

pada dari Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor: SK-

16/MBU/2012. Hasil penilaian assessment GCG di divisi K3 PT Haleyora

Page 14: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

14

Powerindo Salatiga untuk tahun 2017 mendapatkan skor 83,04% dengan predikat

baik. Aspek pengukuran meliputi : (a) Komitmen terhadap penerapan tata kelola

Perusahaan yang baik secara berkelanjutan, (b) Pemegang Saham dan RUPS, (c)

Dewan Komisaris, (d) Penanganan Benturan Kepentingan Direksi, dan (e)

Pengungkapan Informasi dan Transparansi. Hasil skor tersebut menunjukkan

bahwa manajemen RE (merupakan konsep manajemen untuk untuk menciptakan

konsep baru dengan enam langkah siklus, yaitu reorienting, relearning,

replanning, redoing, rechecking, dan re-acting) akan terus meningkatkan

penerapan GCG dengan memenuhi prinsip-prinsip GCG secara memadai, dan

akan terus mendorong kualitas implementasi GCG secara berkesinambungan di

seluruh jajaran unit kerja perusahaan di masa mendatang. Meskipun dari hasil

laporan GCG menyatakan bahwa penerapan GCG sudah baik, penelitian ini masih

dilakukan untuk menguji dari sudut pandang wawancara terhadap manajer divisi

K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga.

Dalam upaya di divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga meminimalisir

dan memitigasi terjadi kecelakaan kerja, perusahaan membentuk P2K3 (Panitia

Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di area yang telah diatur dalam

permen 04 Tahun 1987 dan pasal 10 UU No.1 Tahun 1970. Berdasarkan laporan

analisis pembahasan manajemen menyatakan bahwa pengimplementasian kualitas

mutu dan K3LH untuk mencapai zero accident. Dilaksanakan melalui: a)

Sertifikasi ISO dan SMK3; b) Pemenuhan klausal safety sesuai surat Kadiv K3LH

No. 0072/KLH.00.01/DIVK3L/2016 tanggal 07 Maret 2016; c) Melengkapi

AK3U, Pengawas, sertifikasi kompetensi, SOP, alat kerja dan APD di setiap

proyek HP dan HPI; d) Implementasi LH sesuai regulasi UU No. 32/2009.

Perusahaan menargetkan 100% sertifikasi ISO dan SMK3 dan zero accident.

Divisi K3 PT. Haleyora Powerindo Salatiga memiliki komitmen

keterbukaan informasi terkait data perusahaan. Informasi perusahaan digunakan

oleh pengguna eksternal dalam pengambilan keputusan dan menilai kinerja

perusahaan. Hal tersebut mencerminkan praktik transparansi perusahaan. Bukti

transparansi tersebut diperoleh dari laporan-laporan yang dipublikasikan pada

laman jejaring sosial (website) perusahaan, yaitu haleyorapower.co.id. Divisi K3

menggunakan laporan K3 sebagai salah satu pedoman dalam menerapkan

Page 15: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

15

perlindungan kerja kepada karyawan. Laporan penerapan K3 tersebut terdiri dari

beberapa macam jenis, yaitu laporan analisis pembahasan manajemen, laporan

manajemen, dan laporan GCG. Praktik transparansi perusahaan dalam prinsip-

prinsip GCG diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas.

Standar K3 digunakan untuk melaksanakan penerapan keselamatan kerja

para karyawan di divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga. Standar tersebut

berisi prosedur serta cara penanggulangan masalah operasi yang diperlukan untuk

mengidentifikasi kelainan operasi atau gangguan pada sistem kerja. K3 yang

dipakai oleh PT. Haleyora Powerindo Salatiga menyediakan standar kompetensi

tenaga teknik ketenagalistrikan pada bidang distribusi sub bidang operasi, yaitu

Identifikasi Gangguan Sistem APP (Alat Pembatas dan Pengukur); Identifikasi

Operasional dan Manuver Jaringan SUTM; dan Identifikasi Operasional Instalasi

Trafo dan Peralatan Hubung.

Peraturan Bank Indonesia No.8/14/PBI/2006 mengatur tentang

Transparansi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Kemandirian dan Kewajaran.

Praktik akuntabilitas akan terpenuhi apabila terdapat kesesuaian antara aktivitas

kerja karyawan divisi K3 dengan standar prosedur yang ditetapkan. Divisi K3 PT.

Haleyora Powerindo Salatiga menerapkan praktik penerapan akuntabilitas dengan

mencatat daftar kepatuhan manajemen dan karyawan. Divisi K3 PT. Haleyora

Powerindo Salatiga menerapkan ketegasan dalam mempertanggungjawabkan

tugas di divisi K3, baik itu di bagian pihak manajemen maupun karyawan.

Praktik kemandirian akan terpenuhi apabila perusahaan dapat melaporkan

kinerja perusahaannya dengan jujur dan menunjukkan profesionalitas kerja.

Karyawan dan manajemen dituntut untuk memiliki inisiatif dalam membuat

mengevaluasi regulasi dan mengawasi pelaksanaan divisi K3. Laporan tersebut

menjadi alat pengambilan keputusan manajemen perusahaan dalam menentukan

penerapan hak dan kewajiban perlindungan divisi K3. Laporan kinerja divisi K3

PT. Haleyora Powerindo Salatiga tercermin dalam laporan analisis pembahasan

manajemen, laporan manajemen, dan laporan GCG. Praktik keadilan akan

terpenuhi apabila perusahaan dapat menjamin keamanan karyawan dan

Page 16: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

16

manajemen yang melaksanakan dan mengawasi divisi K3 perusahaan. Di sisi lain,

pihak manajemen bertindak tegas dalam segala pelanggaran divisi K3.

Apabila studi ini mengamati dari sudut pandang prinsip

pertanggungjawaban di divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga, penyampaian

pengaduan/penyingkapan oleh pelapor terhadap dugaan pelanggaran harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut: pihak pelapor wajib memberikan dugaan

awal yang dapat dipertanggungjawabkan, meliputi: a. pelanggaran yang

diadukan, meliputi jumlah kerugian (apabila dapat ditentukan). 1 (satu)

Pengaduan/ Penyingkapan sebaiknya hanya untuk 1 (satu) pelanggaran agar

penanganannya dapat lebih fokus; b. Pihak yang terlibat, yaitu orang yang

seharusnya bertanggungjawab atas pelanggaran tersebut, termasuk saksi-saksi dan

pihak yang diuntungkan atau dirugikan atas pelanggaran tersebut; c.Lokasi

pelanggaran, yaitu nama, tempat, atau fungsi terjadinya pelanggaran tersebut;

d.Waktu pelanggaran, adalah periode pelanggaran baik berupa hari, minggu,

bulan, tahun atau tanggal tertentu pada saat pelanggaran tersebut terjadi; e. apakah

terdapat bukti-bukti pendukung terjadinya pelanggaran dan bagaimana terjadinya

pelanggaran tersebut; f. apakah pihak lain pernah melaporkan pelanggaran

tersebut; g. sebelumnya apakah pernah terjadi pelanggaran tersebut

Di sisi lain, pelapor harus memiliki alasan yang kuat dalam

menyampaikan potensi pelanggaran. Laporan pelanggaran yang dimiliki divisi K3

PT Haleyora Powerindo Salatiga harus dilakukan segera serta tidak boleh lebih

dalam kurun waktu dari 3 (tiga) bulan, apabila pelaporan semakin lama ditunda,

maka semakin menyulitkan investigasi dan tindak lanjut. Begitu juga bagi pelapor

mungkin akan kehilangan alasan untuk melaporkan bila hal tersebut sudah

terlanjur dikoreksi sehingga tidak diketemukan bukti lagi. Proses tindak lanjut

pengaduan/penyingkapan adalah langkah akhir untuk menegakkan

pertanggungjawaban, maka pelapor dianjurkan untuk memberikan informasi

mengenai data diri, yang sekurang-kurangnya memuat alamat/nomor telepon/

hand phone/ fax-email/email.

Terdapat beberapa rumusan masalah penelitiannya, yaitu mengidentifikasi

dan menjelaskan hasil penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG)

pada Divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga yang dilakukan oleh manajemen

Page 17: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

17

perusahaan atas dasar laporan penerapan GCG dan laporan standar K3 milik divisi

K3 PT. Haleyora Powerindo Salatiga. Terdapat banyak pihak yang melakukan

penerapan tersebut. Oleh karena itu, penulis menyebutnya sebagai manajemen,

bukan hanya manajer.

Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan hasil penerapan prinsip-

prinsip utama GCG seperti transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,

kemandirian, dan keadilan pada Divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga yang

dilakukan oleh manajemen atas perusahaan.

Manfaat dari penelitian ini, yaitu sebagai bahan evaluasi bagi internal

perusahaan berupa saran perbaikan kinerja perusahaan. Di sisi lain, hasil evaluasi

menjadi tolok ukur keberhasilan perusahaan dalam menerapkan prinsip-prinsip

GCG. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa dalam rangka

menegakkan prinsip GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia, khususnya

prinsip transparansi dan akuntabilitas, penyajian informasi akuntansi yang

berkualitas dan lengkap dalam laporan tahunan sangat diperlukan. Hal ini akan

memberikan manfaat yang optimal bagi pemakai laporan keuangan dalam

pengambilan keputusan.

KAJIAN PUSTAKA

Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan menyatakan bahwa hubungan keagenan sebagai kontrak di

mana salah satu orang atau lebih melibatkan orang lain untuk memperlakuan

beberapa layanan atas nama mereka yang dilibatkan dalam pendelegasian

wewenang dalam pengambilan keputusan kepada agen. Jika terdapat pemisahan

antara pemilik dan sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen dalam menjalankan

perusahaan, maka akan muncul permasalahan agensi masing-masing baik dari

pihak prinsipal sendiri dan manajer akan terus berusaha dalam memaksimalkan

fungsi utilitasnya (Jensen & Meckling, 1976).

Perusahaan yang berkembang semakin besar dapat menyebabkan

terjadinya konflik antara prinsipal dimana dalam hal ini adalah para pemegang

saham dan agen yang diwakilkan oleh pihak manajemen. Antara prinspisal dan

agen sama-sama menginginkan sebuah keuntungan yang sebesar-besarnya namun

juga sama-sama menghindari resiko, yang pada akhirnya terjadilah konflik

Page 18: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

18

keagenan (Jensen & Meckling, 1976). Teori agensi memperluas literatur

pembagian risiko ini untuk memasukkan apa yang disebut masalah agensi yang

terjadi ketika pihak yang bekerja sama memiliki tujuan dan pembagian kerja yang

berbeda (Jensen & Meckling, 1976; Ross, 1973).

Teori keagenan berkaitan dengan penyelesaian dua masalah yang bisa

terjadi dalam hubungan keagenan. Pertama, masalah keagenan yang muncul

ketika (a) keinginan atau tujuan prinsipal dan konflik agen dan (b) sulit atau

mahal bagi prinsipal untuk memverifikasi apa agen tersebut dapat melakukan

secara rutin. Kondisi tersebut menyebabkan prinsipal tidak dapat memeriksa agen

telah berperilaku secara tepat. Kedua, berbagai risiko yang muncul ketika

prinsipal dan agen memiliki sikap berbeda terhadap risiko. Kondisi tersebut

menyebabkan prinsipal dan agen memiliki respon yang berbeda karena terdapat

perbedaan sudut pandang risiko bisnis (Eisenhardt, 1989).

Teori keagenan erat kaitannya dalam penerapan GCG, hal ini bertujuan

untuk menghindari adanya hubungan asimestris antara atasan dan bawahan.

Atasan memiliki kendali penuh terhadap bawahan, sehingga sewaktu-waktu

atasan dapat bertindak semena-mena kepada bawahan. Maka dari itu adanya teori

keagenan dalam penerapan GCG yaitu untuk memisahkan hak dan kewajiban

antara atasan dan bawahan pada divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga.

Good Corporate Governance (GCG)

Forum Corporate Governance in Indonesia (FCGI) 2001 menyatakan

bahwa GCG adalah suatu aturan untuk mengatur hak-hak para pemegang saham,

pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, pihak internal, dan

pihak eksternal. Peraturan tersebut digunakan untuk mengendalikan perusahaan.

GCG merupakan kaitan mengenai prosedur, seperangkat peraturan, dan suatu

sistem untuk mengatur hubungan antara pemegang saham, dewan direksi, dan

dewan komisaris dalam mencapai satu tujuan organisasi yang sama (Hapsari &

Syamsudin, 2014). Definisi di atas menunjukkan bahwa GCG adalah prosedur

meningkatkan keberhasilan usaha, akuntabilitas perusahaan, dan mewujudkan

nilai pemilik modal. Prosedur tersebut bertujuan untuk memperhatikan

Page 19: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

19

kepentingan stakeholder secara jangka panjang. Pedoman GCG adalah komitmen

manajemen untuk menerapkan tata kelola yang tepat bagi perusahaan.

Teori Keagenan dan Good Corporate Governance

Para investor membutuhkan bukti penilaian kinerja keuangan dan kinerja

perusahaan yang tepat. Bukti tersebut berfungsi untuk meningkatkan kinerja

keuangan perusahaan dan memberikan pengembalian investasi atau keuntungan.

Pihak manajemen membutuhkan informasi perusahaan guna mencegah

kesenjangan informasi antara investor (principal) dengan pihak manajemen

(agent). Hal tersebut erat kaitannya dengan Teori Keagenan.

GCG berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan. GCG

berfungsi untuk mengarahkan dan mengelola kegiatan perusahaan agar tidak

terjadi benturan kepentingan manajemen dan dengan melindungi kepentingan

pemangku kepentingan pemegang saham (Tertius & Christiawan, 2015). Adanya

pemisahan atasan dan bawahan ini, dalam literatur akuntansi disebut dengan

Agency Theory (teori keagenan). Teori ini merupakan salah satu teori yang

muncul dalam perkembangan riset akuntansi yang merupakan modifikasi dari

perkembangan model akuntansi keuangan dengan menambahkan aspek perilaku

manusia dalam model ekonomi. Teori agensi mendasarkan hubungan kontrak

antara pemegang saham/pemilik dan manajemen/manajer.

Menurut teori hubungan antara atasan dan bawahan pada hakekatnya sukar

tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan (Conflict of

Interest). Pertentangan dan tarik menarik kepentingan antara prinsipal dan agen

dapat menimbulkan permasalahan yang dalam Agency Theory dikenal sebagai

Asymmetric Information (AI) yaitu informasi yang tidak seimbang yang

disebabkan karena adanya distribusi informasi yang tidak sama antara prinsipal

dan agen. Ketergantungan pihak eksternal pada angka akuntansi, kecenderungan

manajer untuk mencari keuntungan sendiri dan tingkat AI yang tinggi,

menyebabkan keinginan besar bagi manajer untuk memanipulasi kerja yang

dilaporkan untuk kepentingan diri sendiri. Dengan adanya hal tersebut, dalam

praktik pelaporan keuangan sering menimbulkan ketidak transparanan yang dapat

menimbulkan konflik antara prinsipal dan agen. Akibat adanya perilaku atasan

Page 20: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

20

yang tidak transparan dalam penyajian informasi ini akan menjadi penghalang

adanya praktik GCG pada perusahaan-perusahaan karena salah satu prinsip dasar

dari GCG adalah Transparency (keterbukaan).

Berdasarkan uraian di atas, penerapan K3 termasuk ke dalam tanggung

jawab manajemen divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga. Divisi tersebut

termasuk ke dalam departemen sumber daya manusia. Kemampuan perusahaan

dalam mengelola sumber daya dengan baik dapat mencerminkan kinerja

perusahaan yang baik di kategori non keuangan (Jensen & Meckling, 1976).

Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)

Transparansi (Transparancy)

Perusahaan harus menyediakan informasi secara relevan dan tepat dalam

pelaksanaan pengambilan keputusan yang harus terbuka, serta informasi yang ada

harus mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Komunikasi visi,

misi, promosi produk, kritik, saran dan laporan penjualan merupakan aspek-aspek

informasi yang berkaitan dengan perusahaan. Implementasi prinsip transparansi

dalam perusahaan jasa dapat dilaksanakan dalam bentuk visi dan misi yang

disampaikan pada saat rapat bulanan bersama dengan kepala cabang, manajer dan

seluruh karyawan (Setyanto & Sahetapy, 2018). Statement of Financial

Accounting Conceps (SFAC) Nomor 1 menyatakan bahwa laporan keuangan

harus menyajikan informasi yang berguna untuk investor dan calon investor,

kreditur, dan pemakai lain pada saat mengambil keputusan untuk berinvestasi

maupun kredit dan keputusan lain sejenis yang rasional.

Penerapan prinsip transparansi tersebut diperoleh dari laporan-laporan

yang dipublikasikan pada laman jejaring sosial (website) perusahaan. Perusahaan

menggunakan laporan K3 sebagai salah satu pedoman dalam menerapkan

perlindungan kerja kepada karyawan. Laporan penerapan K3 tersebut terdiri dari

beberapa macam jenis, yaitu laporan analisis pembahasan manajemen, laporan

manajemen, dan laporan GCG.

Page 21: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

21

Akuntabilitas (Accountability)

Pengelolaan perusahan dapat dikatakan dengan benar jika dapat diukur

dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan pada

kepentingan pemegang saham serta pemangku kepentingan yang lain. Beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi prinsip akuntabilitas adalah 1.) setiap divisi

perusahaan harus memiliki ketetapan rincian tugas dari perusahaan; 2.)

perusahaan yakin bahwa karyawan bekerja sesuai dengan keahliannya; 3.) untuk

meningkatkan kinerja karyawan maka perusahaan menerapkan sistem reward bagi

karyawan yang melebihi target perusahaan; 4.) perusahaan harus memiliki standar

operating procedure dalam pelaksanaan kerja. Akuntabilitas juga menjelaskan

fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban pada organ perusahaan sehingga

pengelolaan perusahaan dapat berjalan dengan efektif (Setyanto & Sahetapy,

2018). Direksi berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

evaluasi pasca pendidikan dan pelatihan belum dilakukan secara terstruktur,

evaluasi atas kecelakaan yang terjadi dan melakukan tindakan perbaikan yang

diperlukan, mendokumentasikan secara terstruktur tindaklanjuti hasil evaluasi

divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga.

Pertanggungjawaban (Responsibilities)

Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian dan kepatuhan dalam

pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan serta dapat

melakukan tanggung jawab terhadap kesehatan dan keselamatan karyawan serta

standar penggajian. Sehingga dapat menjaga kesejahteraan karyawan dengan

memberikan fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja, dan pemberian upah

karyawan yang sesuai dengan ketetapan.

Setyanto & Sahetapy (2018) menyatakan bahwa prinsip

pertanggungjawaban pada perusahaan jasa melaksanakan tanggung jawab dari sisi

kesejahteraan karyawan dapat berbentuk pemberian fasilitas kesehatan dan

keselamatan pekerja seperti misalnya mengikutsertakan asuransi karyawan pada

BPJS ketenagakerjaan, hal ini berguna agar karyawan yang mengalami

kecelakaan kerja atau sakit tidak perlu mengeluarkan biaya berobat secara pribadi.

Page 22: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

22

Pertanggungjawaban yang berikutnya yaitu pemberian gaji atau upah karyawan

sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional) yang telah ditetapkan oleh

pemerintah sehingga kebutuhan karyawan dapat terpenuhi.

Divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga bertanggung jawab dalam

melakukan mitigasi atau upaya pengelolaan risiko. Perusahaan melakukan

addendum kontrak dengan PLN yang mengakomodir klausal compliance terhadap

K3 sesuai UU No. 1 Tahun 1970 dan UU No. 30 Tahun 2009 serta kebijakan,

peraturan atau surat-surat dari PLN. Di sisi lain,perusahaan melakukan reward

dan punishment divisi K2/K3 dan melakukan audit divisi K3 oleh tim kantor

pusat.

Kemandirian (Independency)

Aspek kemandirian terpenuhi apabila perusahaan dikelola secara

profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak

manapun. Pengambilan keputusan dilakukan secara profesional karena berkaitan

dengan keberlangsungan hidup perusahaan dan melindungi hak-hak pemegang

saham maupun pemangku kepentingan yang lain. Implementasi prinsip

kemandirian di divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga dapat dilaksanakan

dengan cara pemisahan tugas sesuai dengan job description masing-masing, salah

satu pemisahan tugas adalah bagian keuangan mengelola keuangan perusahaan.

Masalah yang berhubungan dengan perusahan selalu dibicarakan melalui rapat

dan mencari jalan keluar yang terbaik (Setyanto & Sahetapy, 2018). Pada divisi

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) PT Haleyora Powerindo Salatiga memiliki

pengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan, semakin terjaminnya keselamatan

dan kesehatan karyawan dalam bekerja maka akan semakin semangat karyawan

didalam bekerja dan akan mempengaruhi produktivitas yang dihasilkan.

Keadilan ( Fairness)

Perusahaan dapat senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang

saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan

kesetaraan. Yang dimaksud dengan fairness ini adalah menjamin perlindungan

hak-hak pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Kesetaraan dan

Page 23: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

23

kewajaran diharapkan mampu membuat seluruh aset perusahaan dikelola secara

baik dan hati-hati, sehingga muncul perlindungan pemegang saham secara jujur

dan adil. Penerapan prinsip keadilan pada divisi K3 PT Haleyora Powerindo

Salatiga dapat dilaksanakan dengan cara tidak membedakan antara karyawan laki-

laki dan perempuan, dalam merekrut calon karyawan perusahaan mempunyai

prosedur perekrutan karyawan yang harus diikuti terlebih dahulu dan proses

tersebut dilakukan secara bersamaan sehingga tidak ada yang diperlakukan

istimewa (Setyanto & Sahetapy, 2018).

Perkara penting yang dihadapi divisi K3 yang dimaksud adalah kasus

litigasi atau permasalahan hukum yang sedang dihadapi perusahaan, entitas anak,

dewan komisaris dan direksi. Penyelesaiannya dilakukan melalui lembaga

peradilan, baik pengadilan negeri, pengadilan tinggi, pengadilan pajak, maupun

pengadilan tindak pidana korupsi.

Penerapan Good Corporate Governance (GCG)

Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa isu GCG diawali dengan

munculnya pemisahan antara atasan dan bawahan. Atasan bertindak sebagai

prinsipal, sedangkan bawahan sebagai agen. Agency Theory mendasarkan

hubungan kontrak antar anggota-anggota di dalam divisi K3, dimana prinsipal dan

agen sebagai pelaku utama. Prinsipal merupakan pihak yang memberikan mandat

kepada agen untuk bertindak atas nama prinsipal, sedangkan agen merupakan

pihak yang diberi amanat oleh prinsipal untuk menjalankan divisi K3. Agen

berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanahkan oleh

prinsipal kepadanya.

Aplikasi agency theory dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan

mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap

memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan. Kontrak kerja merupakan

seperangkat aturan yang mengatur mengenai mekanisme bagi hasil, baik yang

berupa keuntungan, return maupun risiko-risiko yang disetujui oleh prinsipal dan

agen. Kontrak kerja akan menjadi optimal bila kontrak dapat fairness yaitu

mampu menyeimbangkan antara atasan dan bawahan di divisi K3 PT Haleyora

Powerindo Salatiga yang secara matematis memperlihatkan pelaksanaan

kewajiban yang optimal oleh agen dan pemberian insentif/imbalan khusus yang

Page 24: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

24

memuaskan dari prinsipal ke agen. Inti dari Agency Theory atau teori keagenan

adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan

prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan (William R, 1997).

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, data yang digunakan deskriptif kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah data yang menghasilkan dan mengolah data sifatnya deskriptif

dinyatakan dalam bentuk kalimat, kata ataupun gambar. Data kualitatif didapat

dari hasil laporan audit independen yang membahas tentang tata kelola

perusahaan. Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif digunakan

untuk mendapatkan informasi secara mendalam dari objek yang akan diteliti.

Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang menggambarkan

karakteristik dari suatu kelompok (Soerhartono, 1995).

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dokumen standar K3.

Data sekunder merupakan data yang diberikan oleh Kepala Divisi K3 PT.

Haleyora Powerindo Salatiga. Data sekunder lainnya dapat diperoleh dari

berbagai instansi perpustakaan maupun dari pihak lainnya. Data primer diperoleh

dari hasil wawancara Kepala Divisi K3 PT. Haleyora Powerindo Salatiga.

Analisis data kualitatif yaitu upaya yang dilakukan dengan mencari data,

memilah-milah data, mengelompokkan data lalu dijadikan kesatuan yang dapat

dikelola, mencari dan menemukan pola serta menemukan apa yang penting dan

apa yang dipelajari, dan yang dapat diceritakan kembali kepada orang lain untuk

dapat diputuskan (Moleong L. J., 2007). Pada analisis data ini terbagi dari

berbagai data yang didapat oleh di lapangan. Hasil analisis digunakan untuk

evaluasi internal perusahaan dan menjadi tolok ukur keberhasilan perusahaan

dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG. Oleh karena itu, satuan analisis yang

menjadi objek perhatian dalam penelitian ini adalah penerapan prinsip-prinsip

GCG.

Operasionalisasi Konsep

Pada divisi K3 PT.Haleyora Powerindo Salatiga dapat dikatakan

memenuhi GCG apabila dimensi transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,

Page 25: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

25

kemandirian dan keadilan dapat dilaksanakan oleh manajemen atas perusahaan

secara efektif dan efisien. Divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga melaporkan

pelaksanaan dimensi tersebut dalam laporan audit independen yang membahas

GCG perusahaan.

Pertama, dimensi transparansi adalah kewajiban perusahaan untuk

melaporkan kinerja perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan secara jujur

dan memaparkan kepada pihak internal dan eksternal perusahaan. Kedua, dimensi

akuntabilitas dapat terpenuhi apabila terdapat kesesuaian antara standar prosedur

operasi perusahaan dengan aktivitas kinerja karyawan. Ketiga, dimensi

pertanggungjawaban dapat terpenuhi apabila terdapat kesesuaian antara tata kelola

perusahaan dengan peraturan perundang-undangan yang sudah ditetapkan

pemerintah. Keempat, dimensi kemandirian dapat terpenuhi apabila perusahaan

dapat membuktikan profesionalitas kerja perusahaan yang tercermin dalam

indikator GCG. Kelima, dimensi keadilan adalah perusahaan memerhatikan hak

dan kewajiban bagi pemangku kepentingan perusahaan.

Pengukuran transparansi dilakukan dengan pengawasan terhadap

implementasi GCG. Hasil pengawasan berupa predikat penilaian yang terdapat

dalam laporan GCG. Di sisi lain, transparansi informasi perusahaan dapat diamati

dalam laman jejaring sosial (website) perusahaan, yaitu haleyorapower.co.id.

Penerapan akuntabilitas bagi manajemen atas adalah melaksanakan tugas dan

tanggung jawab pekerjaan tanpa terbentur konflik kepentingan. Praktik

kemandirian diukur melalui pencatatan laporan keuangan yang jujur dan

profesional. Lalu, penerapan keadilan diukur melalui kepatuhan terhadap

pemenuhan hak pemberi modal maupun pihak eksternal perusahaan.

Biasanya indikator operasionalisasi konsep yang dipakai dalam menilai

eksistensi GCG ini adalah transparansi, merupakan kerangka corporate

governance harus menjamin adanya pengungkapan yang tepat waktu dan akurat

untuk setiap permasalahan yang berkaitan dengan perusahaan. Pengungkapan ini

meliputi informasi mengenai keadaan keuangan, kinerja perusahaan, kepemilikan

dan pengelolaan. Disamping itu, informasi yang diungkapkan harus disusun,

diaudit dan disajikan sesuai dengan standar yang berkualitas tinggi. Manajemen

juga diharuskan meminta auditor eksternal melakukan audit yang bersifat

Page 26: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

26

independen atas laporan keuangan. Lalu, terdapat indikator penerapan prinsip

transparansi, yaitu informasi diungkapkan secara memadai,tepat waktu dan akurat

kepada publik dan dapat diakses oleh stakeholders; mengkomunikasikan

kebijakan kepada stakeholders; menyampaikan laporan pelaksanaan GCG kepada

stakeholders; dan pemeliharaan kerahasiaan informasi dan penyampaian informasi

pelayanan kepada nasabah.

Kemudian terdapat akuntabilitas, adalah kerangka corporate governance

harus menjamin adanya pedoman strategis perusahaan, pemantauan yang efektif

terhadap manajemen yang dilakukan oleh dewan komisaris, dan akuntabilitas

dewan komisaris terhadap perusahaan dan pemegang saham. Prinsip ini juga

memuat wewenang yang harus dimiliki oleh dewan komisaris beserta kewajiban-

kewajiban profesionalnya kepada pemegang saham dan stakeholder lainnya.

Terdapat beberapa indikator penetapan tanggung jawab, yaitu karyawan

berperilaku visi, misi dan strategi perusahaan; mempunyai kompetensi sesuai

dengan tanggung jawabnya dalam pelaksanaan GCG; memiliki ukuran kinerja dan

sistem reward dan punishment; dan memegang prinsip GCG dan etika bisnis

perusahaan dalam pelaksanaan tugasnya.

Yang ketiga yaitu tanggung jawab, mampu melaksanakan tugas sesuai

dengan tanggungjawab dan wewenang yang diberikan oleh para principal atau

pemilik. Dari sudut lain, responsibility bermakna perusahaan harus dapat dan

mampu merespons semua aturan, hukum, etika, tradisi yang berlaku sehingga

menjadi warga yang bertanggungjawab dan bermanfaat bagi lingkungan

sekitarnya. Terdapat beberapa indikator penerapan prinsip tanggung jawab, yaitu

Berpegang pada prinsip kehati-hatian prudential practices dan kepatuhan terhadap

peraturan yang berlaku dan pelaksanaan tanggung jawab sosial.

Ke empat adalah kemandirian, salah satu tujuan utama pengungkapan

informasi finansial dan non finansial bagi perusahaan, yaitu auditor independen

dituntut lebih memahami analisis strategi dan risiko perusahaan secara

keseluruhan. Adapun tugas komite audit adalah memberikan pendapat profesional

yang independen kepada dewan komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang

disampaikan oleh direksi. Untuk itu, komite audit harus melakukan penelaahan

atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan seperti laporan

Page 27: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

27

keuangan, proyeksi, atau informasi keuangan lainnya. Terdapat beberapa indikator

penerapan prinsip kemandirian, yaitu menghindari dominasi, tekanan dari pihak

tertentu serta bebas dari benturan kepentingan; dan pengungkapan benturan

kepentingan dalam pengambilan keputusan.

Dan yang terakhir adalah keadilan, wajar dan lengkap merupakan konsep

yang lebih bersifat positif. Pengungkapan secara wajar menunjukkan tujuan etis

agar dapat memberikan perlakuan yang sama dan bersifat umum bagi semua

pemakai laporan keuangan. Terdapat beberapa indikator penerapan prinsip

keadilan, yaitu perlakuan setara kepada seluruh stakeholders dan kesempatan yang

sama bagi seluruh stakeholders untuk memberikan masukan yang bermanfaat bagi

kepentingan perusahaan.

Teknik Analisis Data

Proses analisis data terbagi menjadi beberapa langkah, yaitu 1) peneliti

membuat daftar pertanyaan wawancara untuk mendapatkan penjelasan penerapan

GCG; 2) Tahap kedua, menelaah data dari jawaban narasumber dari hasil

wawancara. Proses-proses yang telah dilakukan akan menghasilkan data-data

yang berkaitan dengan penelitian dan dikumpulkan menjadi satu. Analisis

penerapan GCG pada kinerja manajemen atas menggunakan standar K3 yang

membahas tentang tata kelola divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga. Setelah

hasil dari berbagai sumber didapat pada saat terjun ke lapangan maka perlu

dipelajari dan ditelaah kembali terkait dengan hubungannya satu sama lain; 3)

Proses analisis data dilakukan dengan cara membuat abstraksi dalam bentuk

satuan-satuan, segala informasi yang penting dan dibutuhkan sesuai dengan

konteks penelitian serta mengabaikan yang tidak diperlukan sehingga dapat

mengambil inti kalimatnya dengan menggunakan bahasa dari informan.

Saat ini keterbukaan informasi menjadi hal utama yang diperlukan oleh

masyarakat atau publik, terutama untuk perusahaan yang sudah go-public. Hak-

hak yang dimiliki para pemegang saham dan stakeholder yaitu mendapatkan

informasi yang relevan secara tepat waktu, akurat, seimbang dan berkelanjutan.

Informasi bisa dibagi menjadi dua, yaitu yang pertama informasi finansial yang

dipublikasikan oleh perusahaan kepada publik, meliputi neraca (balance sheet),

Page 28: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

28

laporan laba rugi (income statement), laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas

(cash flow statement) dan yang kedua catatan atas laporan keuangan.

Keutamaan informasi finansial terdapat pada laporan keuangan tahunan

(annual report) dan laporan keuangan interim (interim report), yang berupa

laporan tengah tahunan dan laporan triwulanan. Bagian yang tak terpisahkan dari

informasi finansial yaitu informasi non-finansial yang bertujuan untuk

meningkatkan nilai tambah (value added) dari manfaat laporan keuangan.

Masalah pengungkapan (disclosure) merupakan fokus dari informasi non-

finansial yang memiliki risiko potensial (potential risk), yang dihadapi perusahaan

saat ini serta alasan mengapa manajemen mengambil risiko tersebut.

Dalam studi ini, K3 berperan sebagai salah satu komponen yang

merealisasikan GCG di Divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga. Penerapan

GCG ini dibuktikan dalam dokumen “non finansial”, yaitu laporan analisis

pembahasan manajemen, laporan manajemen, dan laporan GCG. Realisasi GCG

dapat diukur dari penerapan standar divisi K3 PT. Haleyora Powerindo Salatiga.

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga

Kebutuhan listrik di wilayah pertambangan PT.Antam daerah Halmahera,

Maluku dipenuhi oleh Divisi K3 PT Haleyora Powerindo. Perusahaan tersebut

untuk mengelola pembangkit listrik 300 MW digunakan untuk kebutuhan

operasional PT.Antam. Bisnis Haleyora menangani bisnis internal dan bisnis yang

dikelola oleh afiliasinya. Pengamanan layanan operasi dan pemeliharaan pada

jaringan menjadi bisnis internal Divisi K3 PT.Haleyora Powerindo di bidang

transmisi dan distribusi PLN. PT.Haleyora Powerindo dan PT. Energi Pelabuhan

Indonesia mengelola anak-anak perusahaan. Operasional di wilayah Sumatera,

Jawa dan Bali sudah berdiri sejak 18 Oktober 2011. Divisi K3 PT Haleyora

Powerindo memiliki kantor di Salatiga yang beralamat di Jl. Mertokusumo,

Kesongo, Tuntang, Kab. Semarang.

Perusahaan mengacu pada standar divisi K3 PT Haleyora Powerindo

Salatiga untuk melaksanakan penerapan keselamatan kerja para karyawan.

Standar tersebut berisi prosedur serta cara penanggulangan masalah operasi yang

Page 29: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

29

diperlukan untuk mengidentifikasi kelainan operasi atau gangguan pada sistem

kerja. Berikut ini adalah tabel standar kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan

pada bidang distribusi sub bidang operasi :

Tabel 1.1a Identifikasi Gangguan Sistem APP Divisi K3

Keterangan Indikator

Uraian Unit Penanggulangan masalah operasi dan penerapan

prosedur yang diperlukan untuk mengindentifikasi

kelainan operasi/gangguan pada sistem APP, sesuai

dengan instruksi manual dan standar operasi.

Sub Kompetensi Merencanakan dan menyiapkan identifikasi gangguan

pada sistem APP; Melaksanakan identifikasi sistem APP;

menanggulangi kelainan operasi; Membuat laporan.

Tabel 2.1b Identifikasi Gangguan Sistem APP Divisi K3

Keterangan Indikator

Persyaratan Kerja Identifikasi serta pemeriksaan gangguan pada sistem APP

pelanggan yang ditetapkan oleh perusahaan; prosedur

perusahaan mengenai pembuatan laporan dan berita

acara; standar perusahaan untuk operasi sistem APP;

instruksi manual dari instalasi sambungan pelanggan dan

peralatan lainnya; prosedur keselamatan dan kesehatan

kerja (K3) dan ketentuan yang berterkaitan dengan

pelaksanaan unit kompetensi.

Acuan Penilaian Melakukan ketentuan mengenai K3; Menggunakan

perkakas kerja seperti hand tools untuk mengidentifikasi

gangguan pada sistem APP; Menginterprestasikan

gambaran teknik dan pengawatan; Menggunakan

peralatan untuk besaran listrik.

Berdasarkan tabel 2.1 menjelaskan tentang Identifikasi Gangguan Sistem

APP divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga, pada bagian penanggulangan

dalam melakukan penyelesaian masalah operasi dan penerapan prosedur. Hal ini

Page 30: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

30

berguna untuk mengindentifikasi kelainan operasi/gangguan pada sistem APP,

sesuai dengan instruksi manual dan standar operasi. Identifikasi gangguan sistem

APP dengan cara berikut: menyiapkan serta merencanakan identifikasi gangguan

pada sistem APP; melaksanakan identifikasi sistem APP; menanggulangi kelainan

operasi; dan membuat laporan.

Berdasarkan tabel 2.1 identifikasi gangguan sistem APP divisi K3 PT

Haleyora Powerindo Salatiga akan berjalan lancar apabila melakukan hal sebagai

berikut : identifikasi serta pemeriksaan gangguan pada sistem APP pelanggan

yang ditetapkan oleh perusahaan; prosedur perusahaan mengenai pembuatan

laporan dan berita acara; standar perusahaan untuk operasi sistem APP; instruksi

manual dari instalasi sambungan pelanggan dan peralatan lainnya; prosedur K3

dan ketentuan yang berterkaitan dengan pelaksanaan unit kompetensi. Pada

akhirnya, divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga akan melakukan evaluasi

kinerja identifikasi gangguan sistem APP sebagai berikut : melakukan ketentuan

mengenai K3; Menggunakan perkakas kerja seperti hand tools untuk

mengidentifikasi gangguan pada sistem APP; menginterprestasikan gambaran

teknik dan pengawatan; Menggunakan peralatan untuk besaran listrik.

Tabel 2.2 Identifikasi Operasional dan Manuver Jaringan SUTM Divisi K3

Keterangan Indikator

Uraian Unit Penerapan prosedur dan penanggulangan masalah operasi

yang diperlukan untuk mengoperasikan dan memanuver

saluran udara tegangan menengah dalam rangka

pengalihan beban, dengan tidak menggunakan fasilitas

sistem SCADA, sesuai instruksi manual dan Standing

Operation Procedure (SOP).

Sub Kompetensi Menyiapkan serta merencanakan pengoperasian SUTM;

Mengoperasikan dan memanuver dalam keadaan normal;

Mengindentifikasi kelainan operasi; Membuat laporan.

Persyaratan Kerja Pengorperasian peralatan hubung pada instalasi SUTM

yang berlaku di perusahaan; mengoperasikan dan

memanuver jaringan SUTM; mengkomunikasikan

Page 31: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

31

Keterangan Indikator

pengoperasian pada jaringan tegangan menengah;

melaksanakan prosedur perusahaan terkait pembuatan

laporan dan berita acara; melakukan instruksi manual

pada instalasi SUTM dan peralatan tegangan menengah

lainnya; menyiapkan peralatan K3 dan peralatan bantu

yang terkait dengan pelaksanaan unit kompetensi ini.

Acuan Penilaian Melaksanakan ketentuan-ketentuan terkait dengan K3;

Menginterprestasikan untuk gambar teknik dan instalasi;

Menggunakan peralatan untuk mengukur besaran listrik.

Berdasarkan tabel 2.2 menjelaskan tentang Identifikasi Operasional dan

Manuver Jaringan SUTM divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga, pada bagian

unit penanggulangan dan penerapan prosedur melakukan menyelesaian masalah

dalam operasi. Hal ini yang diperlukan untuk melaksanakan pengoperasian dan

memanuver saluran udara pada tegangan menengah dalam rangka pengalihan

beban, dengan tidak menggunakan fasilitas sistem SCADA, sesuai dengan

instruksi manual dan Standing Operation Procedure (SOP). Identifikasi

Operasional dan Manuver Jaringan SUTM dengan cara sebagai berikut :

menyiapkan serta merencanakan pengoperasian SUTM; mengoperasikan dan

memanuver dalam keadaan normal; mengindentifikasi kelainan operasi; membuat

laporan.

Berdasarkan tabel 2.2, Identifikasi Operasional dan Manuver Jaringan

SUTM divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga akan berjalan lancar apabila

melakukan hal-hal sebagai berikut : pengorperasian peralatan hubung pada

instalasi SUTM yang berlaku di perusahaan; mengoperasikan dan memanuver

jaringan SUTM; mengkomunikasikan pengoperasian pada jaringan tegangan

menengah; melaksanakan prosedur perusahaan terkait pembuatan laporan dan

berita acara; melakukan instruksi manual pada instalasi SUTM dan peralatan

tegangan menengah lainnya; menyiapkan peralatan K3 dan peralatan bantu yang

terkait dengan pelaksanaan unit kompetensi ini.Pada akhirnya, PT. Haleyora akan

melakukan evaluasi akhir dengan memeriksa beberapa hal sebagai berikut, yaitu

Page 32: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

32

melaksanakan ketentuan-ketentuan terkait dengan K3; menginterpretasikan untuk

gambar teknik dan instalasi; menggunakan peralatan untuk mengukur besaran

listrik.

Tabel 2.3a Identifikasi Operasional Instalasi Trafo dan Peralatan Hubung

Divisi K3

Keterangan Indikator

Uraian Unit Penaganggulangan masalah operasi dan penerapan

prosedur yang diperlukan pada pengoperasian instalasi

transformator distribusi dan papan hubung bagi (PHB)

tegangan rendah pada gardu tiang, sesuai instruksi manual

dan Standing Operation Procedure (SOP yang berlaku.

Sub Kompetensi Menyiapkan dan merencanakan pengoperasian instalasi

trafo gardu tiang dan PHB-TR; melaksanakan

pengoperasian instalasi trafo gardu tiang dan PHB-TR

memeriksa instalasi trafo gardu tiang dan PHB-TR;

Mengidentifikasi kelainan operasi; Membuat laporan.

Tabel 2.3b Identifikasi Operasional Instalasi Trafo dan Peralatan Hubung

Divisi K3

Keterangan Indikator

Persyaratan Kerja Melaksanakan pengoperasian peralatan hubung SUTM dan

trafo sitribusi yang berlaku diperusahaan; SOP

mengkomunikasikan pengoperasian jaringan tegangan

menengah; tata cara perusahaan terkait pembuatan laporan

dan berita acara; melakukan instruksi manual dari instalasi

gardu tiang, trafo distribusi dan masing-masing peralatan;

membuat chek list yang ditetapkan oleh perusahaan;

menyiapakan peralatan K3 dan peralatan bantu yang

terkait dengan pelaksanaan unit kompetensi.

Acuan Penilaian Menjalankan ketentuan-ketentuan terkait K3;

menginterpretasikan pada gambar teknik dan instalasi;

Menggunakan peralatan untuk mengukur besaran listrik.

Page 33: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

33

Berdasarkan tabel 2.3 menjelaskan tentang Identifikasi Operasional

Instalasi Trafo dan Peralatan Hubung divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga.

Pada unit penanggulangan masalah operasi dan penerapan prosedur. Hal ini

digunakan untuk pengoperasian instalasi transformator distribusi dan papan

hubung bagi (PHB) tegangan rendah pada gardu tiang, sesuai dengan instruksi

manual dan Standing Operation Procedure (SOP) yang berlaku. Terdapat

beberapa hal yang harus dilakukan untuk merealisasikan Identifikasi Operasional

Instalasi Trafo dan Peralatan Hubung divisi K3, yaitu menyiapkan dan

merencanakan pengoperasian instalasi trafo gardu tiang dan PHB-TR;

melaksanakan pengoperasian instalasi trafo gardu tiang dan PHB-TR memeriksa

instalasi trafo gardu tiang dan PHB-TR; mengidentifikasi kelainan operasi;

membuat laporan.

Berdasarkan tabel 2.3, terdapat beberapa syarat dalam menjalankan

identifikasi divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga, yaitu Melaksanakan

pengoperasian peralatan hubung SUTM dan trafo sitribusi yang berlaku

diperusahaan; SOP mengkomunikasikan pengoperasian jaringan tegangan

menengah; tata cara perusahaan terkait pembuatan laporan dan berita acara;

melakukan instruksi manual dari instalasi gardu tiang, trafo distribusi dan masing-

masing peralatan; membuat chek list yang ditetapkan oleh perusahaan;

menyiapakan peralatan K3 dan peralatan bantu yang terkait dengan pelaksanaan

unit kompetensi. Pada akhirnya, divisi K3 PT. Haleyora Powerindo Salatiga akan

melakukan evaluasi dengan menjalankan ketentuan-ketentuan terkait K3;

menginterpretasikan pada gambar teknik dan instalasi; menggunakan peralatan

untuk mengukur besaran listrik.

Hasil dan Pembahasan Penelitian

Hasil penelitian ini untuk menjelaskankan hasil penerapan prinsip-prinsip

utama GCG seperti transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian,

dan keadilan di divisi K3 PT.Haleyora Powerindo Salatiga yang dilakukan oleh

manajemen atas perusahaan. Studi ini akan mencocokkan standar K3 dengan

penerapan prinsip GCG yang telah dilakukan oleh divisi K3 PT Haleyora

Powerindo Salatiga.

Page 34: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

34

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan untuk mengetahui

penerapan prinsip GCG terhadap standar divisi K3 PT Haleyora Powerindo

Salatiga, studi ini telah melakukan wawancara pada Kepala Divisi K3 PT

Haleyora Powerindo Salatiga yang bernama Bapak Joko Sri Harnanto.

Wawancara dilakukan hari Selasa tanggal 21 Juli 2020, di kantor PT Haleyora

Powerindo Salatiga yang beralamat di Jl. Mertukusumo, Kesongo, Tuntang,

Kab.Semarang.

Penerapan Dimensi Transparansi

Perusahaan telah menyediakan informasi secara relevan dan tepat dalam

pelaksanaan pengambilan keputusan yang harus terbuka, serta informasi yang ada

harus mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Informasi

perusahaan digunakan oleh pengguna eksternal dalam pengambilan keputusan

dan menilai kinerja perusahaan. Hal tersebut mencerminkan praktik transparansi

perusahaan. Bukti transparansi tersebut diperoleh dari laporan-laporan yang

dipublikasikan pada laman jejaring sosial (website) perusahaan, yaitu

haleyorapower.co.id. Laporan penerapan divisi K3 PT Haleyora Powerindo

Salatiga tersebut terdiri dari beberapa macam jenis, yaitu laporan analisis

pembahasan manajemen, laporan manajemen, dan laporan GCG. Peranan komite

audit, internal auditor dan akuntan manajemen, penting terutama dalam hal

penyajian informasi akuntansi dalam laporan keuangan perusahaan secara

transparan kepada pemakainya. Ini sesuai dengan salah satu aturan Badan

Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) yang menyatakan bahwa laporan keuangan

perusahaan publik harus mengandung unsur keterbukaan (transparansi) dengan

mengungkapkan kejadian ekonomis yang bermanfaat kepada pemakainya.

Terdapat beberapa indikator pemenuhan prinsip transparansi, yaitu : 1)

informasi diungkapkan secara memadai, tepat waktu dan akurat kepada publik

dan akses oleh stakeholders; 2) mengkomunikasikan kebijakan kepada

stakeholders; menyampaikan laporan pelaksanaan GCG kepada stakeholders; dan

3) pemeliharaan kerahasiaan informasi dan penyampaian informasi pelayanan

kepada nasabah.

Divisi K3 PT. Haleyora Powerindo Salatiga memiliki beberapa laporan

akhir terhadap penerapan divisi K3. Berdasarkan informasi yang didapat dari

Page 35: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

35

Kepala Divisi K3 menyatakan bahwa Divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga

memiliki beberapa laporan yang mencerminkan dimensi transparansi. Hal ini

dibuktikan dalam arsip wawancara sebagai berikut :

“Divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga memiliki beberapa laporan

dimensi transparansi, yaitu Laporan harian pelaksanaan 5R (Ringkas,

Rapi, Resik, Rawat, Rajin) ; 5LMS (Langkah Menuju Selamat) ; PS4

(Penampilan, Senyum, Salam, Sapa) ; Laporan harian monitoring aplikasi

SIASET (terkait absensi, penggunaan APD ALKER, dan Inventarisasi Aset

Area) ; Laporan bulanan berupa Inventarisasi Aset ALKER APD ;

Laporan bulanan berupa Kecelakaan Kerja dan Nearmiss ; dan Laporan

bulanan Maturity Level K3. Pada akhirnya, PT. Haleyora

mempublikasikan beberapa laporan tahunan, yaitu laporan analisis

pembahasan manajemen, laporan manajemen, dan laporan GCG”

Ketersediaan dan kemudahan akses informasi serta data perusahaan bagi

para stakeholder dan publik secara umum turut menjadi perhatian Haleyora

Powerindo (HP). Hal tersebut menjadi bagian dalam upaya menunjang kinerja

perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip GCG di divisi K3.

Perusahaan yakin pengelolaan transparansi informasi dan data perusahaan

yang baik dapat mendorong kepercayaan stakeholder sebagai mitra perusahaan

dalam membanguan bisnis dan memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai lingkup

bisnis perusahaan. HP memanfaatkan media-media baik cetak maupun online

untuk memenuhi ketersedian informasi dan data publik perusahaan. Media cetak

yang digunakan diantaranya surat edaran, brosur, spanduk, majalah “Media

Haleyora”, dan lain-lain. PT Haleyora Poweindo Salatiga juga menyediakan

informasi secara online berupa website HP yang dapat diakses melalui

www.haleyorapower. co.id. Selain itu, terdapat akun media sosial yang dimiliki

HP diantaranya facebook dengan nama akun PT Haleyora Powerindo Salatiga

(@pthaleyorapower), twitter dengan nama akun @pthaleyorapower serta

instagram dengan nama akun @ haleyorapower. Informasi penerapan standar K3

yang ada harus mudah diakses, tepat waktu, memadai, akurat kepada publik, dan

dipahami oleh pemangku kepentingan. Pihak yang dapat mengakses laporan

pelaksanaan K3 adalah sebagai berikut :

Page 36: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

36

“ Yang dapat mengakses laporan tersebut, yaitu Kepala K3 Kantor Area,

Kepala K3 Kantor Region, dan Kepala K3 Kantor Pusat.”

Gaya kepemimpinan yang demokratis adalah pemimpin yang terbuka

terhadap pemberian saran dan kritik. Keterbukaan kritik dan saran dapat

mendorong rasa kepemilikan dan solidaritas di antara para pekerja (Siagian,

2002). PT. Haleyora Powerindo Salatiga rutin melaksanakan diskusi kelompok

dan survei dalam rangka menjaring aspirasi para pekerja. Hal tersebut

membuktikan bahwa pemimpin perusahaan memberikan ruang kerjasama dan

pengembangan ide kepara para karyawan. Cara karyawan dalam memberikan

kritik dan saran kepada manajemen terhadap pelaksanaan divisi K3 PT Haleyora

Powerindo Salatiga dilakukan dengan cara sebagai berikut :

“ Kritik dan saran disampaikan dengan melakukan diskusi kelompok

dengan melaksanakan komunikasi pagi atau safety briefing, diskusi

tersebut baik dapat dilakukan secara harian, mingguan, dan bulanan..

Lalu, survei kepada karyawan dilakukan setahun sekali.”

Penerapan Dimensi Akuntabilitas

Perusahaan telah menjelaskan fungsi, struktur, sistem dan

pertanggungjawaban pada organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan

dapat berjalan dengan efektif. Secara periodik manajer akan

mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada pimpinan perusahaan. Hasil

kerja para manajer pusat pertanggungjawaban kemudian dinilai prestasi yang telah

dicapai oleh masing-masing manajer. Para manajer mencoba mencari jawaban

mengapa hasil yang dicapai tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakannya.

Penerapan sistem informasi akuntansi pertanggungjawaban yang baik akan

menyebabkan terciptanya suatu pengendalian dari pengukuran prestasi kerja

manajer. Akuntansi pertanggungjawaban juga sebagai sarana untuk mengevaluasi

kemampuan setiap manajer, sehingga akan dibentuk landasan terciptanya suatu

sistem pengukuran prestasi kerja manajer (Sigar & Elim, 2014). Laporan

pertanggungjawaban dapat dipergunakan sebagai dasar membuat analisis yang

bertujuan mengukur prestasi kerja manajer untuk setiap pusat

Page 37: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

37

pertanggungjawaban. Hal ini dibuktikan dengan arsip wawancara bersama Kepala

Divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga sebagai berikut :

“ Jadi pihak yang bertanggung jawab membuat laporan pelaksanaan K3

adalah Divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga atau SPV K3, begitu

mbak.”

Kepatuhan merupakan salah satu bentuk perilaku yang dapat dipengaruhi

oleh faktor internal maupun eksternal. Kepatuhan terhadap penggunaan alat

pelindung diri merupakan perilaku keselamatan spesifik terhadap objek

lingkungan kerja. Kepatuhan menggunakan alat pelindung diri mempunyai peran

penting dalam menciptakan keselamatan di tempat kerja. Beberapa contoh

perilaku atau tindakan tidak aman yang sering ditemukan di tempat kerja pada

dasarnya adalah perilaku tidak patuh terhadap prosedur kerja atau operasi, seperti

menjalankan mesin atau peralatan tanpa wewenang, mengabaikan peringatan dan

keamanan, kesalahan kecepatan pada saat mengoperasikan peralatan, tidak

menggunakan alat pelindung diri dan memperbaiki peralatan yang sedang

bergerak atau tidak mengikuti prosedur kerja yang sudah ditetapkan (NurAini &

Wardani, 2015). Dalam mencatat pelanggaran dan kepatuhan manajemen dan

karyawan terhadap pelaksanaan K3 dilakukan dengan cara sebagai berikut :

“ Kalau untuk pelaporan sudah ada monitoring lewat aplikasi SIASET

(terkait absensi, penggunaan APD ALKER, dan Inventarisasi Aset Area)

jadi sudah termonitoring terhadap kepatuhan manajemen. Lalu mbak,

kalau untuk mencatat kita adanya pelanggaran biasa dari laporan foto

yang dikirimkan ke Whatsapp Grup (WAG) atau secara Jawab pribadi (

Japri ).”

Menurut laporan standar divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga, pihak

yang terkait pengoperasian/ pemeliharaan jaringan distribusi dalam melakukan

komunikasi dapat berupa tertulis/surat ataupun komunikasi langsung/lisan. Hal ini

bertujuan agar semua pihak berkoordinasi dapat mengantisipasi terjadinya kondisi

kurang aman atau mencegah kerusakan material akibat dioperasikannya jaringan

distribusi. Dalam berkomunikasi baik lisan maupun tertulis dibuat format yang

Page 38: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

38

standar untuk mencegah kesalahan presepsi dari pihak-pihak yang terkait. Waktu

berkomunikasi yang digunakan selalu pada atas standar agar dalam mengambil

keputusan tidak berlarut-larut. Pihak-pihak yang bertanggungjawab mengawasi

jalannya pelaksanaan divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga adalah sebagai

berikut :

“Oh kalau pihak yang bertanggungjawab mengawasi pelaksanaan divisi

K3 tentu saja semua Divisi mbk. Jadi kita itu lima divisi, yaitu yandal,

inspeksi, pemeliharaam, manbill dan MCB On. Itu semua yang saya

sebutkan masih termasuk dalam divisi K3 PT Haleyora Powerindo

Salatiga.”

Praktik-praktik yang diharapkan muncul dalam menerapkan akuntabilitas

di antaranya pemberdayaan dewan komisaris untuk melakukan pengawasan,

evaluasi, dan pengendalian terhadap manajemen guna memberikan jaminan

perlindungan kepada pemegang saham dan pembatasan kekuasaan yang jelas di

jajaran direksi. Namun, penelitian ini memberikan sudut pandang topik yang

berbeda, yaitu mengevaluasi perlindungan kerja karyawan berdasarkan standar

divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga.

Penerapan Dimensi Pertanggungjawaban

Kecelakaan kerja yang terjadi di divisi K3 merupakan kejadian yang

menimpa seseorang yang tidak dikehendaki dan sering kali tidak terduga,

sehingga dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau properti

maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu proses kerja industri atau yang

berkaitan dengannya. Dampak dari kecelakaan kerja mengakibatkan kerugian baik

secara materi dan non materi. Biaya-biaya yang dikeluarkan secara langsung dan

tidak langsung merupakan upaya pertanggungjawaban untuk mengganti kerugian

secara materi. Selain itu, kerugian non materi dapat berupa kehilangan nyawa

seseorang menjadi resiko yang harus ditanggung oleh perusahaan secara langsung

dan tidak langsung (NurAini & Wardani, 2015).

Pertanggungjawaban perusahaan telah sesuai dan patuh terhadap peraturan

perundang-undangan, hal ini dapat dibuktikan melalui arsip wawancara bersama

Kepala Divisi K3 PT Haleyora Powerindo sebagai berikut :

Page 39: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

39

“ Untuk proses hukum yang berlaku pada perusahaan apabila terjadi

kelalaiam dalam pelaksanaan divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga,

yaitu ada sanksi berupa denda dari Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker).

Untuk sanksi yang lain bisa juga dikenakan denda dan sosialiasi dari

PLN.”

Sosialisasi, diperlukan untuk memperkenalkan kepada seluruh perusahaan

berbagai aspek yang terkait dengan implementasi Good Corporate Governance

(GCG) khususnya mengenai pedoman penerapan Good Corporate Governance

(GCG). Upaya sosialisasi perlu dilakukan dengan suatu tim khusus yang dibentuk

untuk itu, langsung berada di bawah pengawasan direktur utama atau salah satu

direktur yang ditunjuk sebagai Good Corporate Governance (GCG) champion di

perusahaan (Sari, 2009). PT Haleyora Powerindo Salatiga berupaya untuk

memastikan bahwa karyawan telah memahami prosedur K3 PT. Haleyora

Powerindo Salatiga dengan disiplin menjalin komunikasi, diskusi, dan test

sertifikasi. Perusahaan berupaya menyosialiasikan K3 kepada karyawan

pelaksanaan di lapangan dengan cara-cara sebagai berikut :

“ Kami biasanya melakukan komunikasi pagi atau safety briefing setiap

hari. Lalu, ketika ada pekerjaan dilapangan kita juga melakukan satefy

briefing terlebih dahulu untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.

Selain itu, ada acara khusus di lingkup pekerjaan.”

“ Ya kalau kami sih mbak melakukan komunikasi tanya jawab, nantinya

juga akan dilakukan test sertifikasi. Selain itu, kami juga harus melihat

implementasi di lapangan pada saat bekerja.”

Di sisi lain, terdapat pihak yang membuat prosedur K3 untuk

mengoperasikan dan manuver SUTM. Selain itu, pihak-pihak yang bertanggung

jawab dalam membuat prosedur K3 untuk pengoperasian PHB-TR pada gardu

tiang dan instalasi trafo distribusi, yaitu sebagai berikut :

“ Pihak-pihak yang berkaitan dengan yang mbak tanyakan tersebut, yang

bertanggungjawab adalah PT PLN (Persero) UIB Jateng DIY.”

Page 40: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

40

Penerapan Dimensi Keadilan

Berdasarkan laporan GCG milik PT. Haleyora Powerindo Salatiga di

halaman 191, perusahaan belum pernah mengalami gugatan pidana terkait

kelalaian penegakkan keamanan dan keselamatan kerja karyawan. Selama ini

Kepala divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga belum mendapatkan pelaporan

pelanggaran pelaksanaan pada divisi K3. Hal ini dapat terjadi karena perusahaan

telah memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan

lainnya berdasarkan asas keadilan. Pernyataan ini dibuktikan oleh arsip

wawancara sebagai berikut:

“Wah kurang tahu ya mbak kalau untuk itu, karena selama ini perusahaan

selalu menegakkan pelaksanaan K3.”

Penerapan Dimensi Kemandirian

Karyawan dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa minta bantuan

bimbingan dari pengawas atau meminta turut campurnya pengawas untuk

menghindari hasil yang merugikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

menurut steers dikutip dalam (asri laksmi riani, 2011) yaitu : a) Kemampuan,

kepribadian dan minat kerja b) Kejelasan dan penerimaan atau penjelas peran

seorang pekerja yang merupakan taraf pengertian dan penerimaan seseorang atas

tugas yang diberikan kepadanya. c) Tingkat motivasi pekerja yaitu daya energi

yang mendorong mengerahkan dan mempertahankan perilkaku. Pada divisi K3

telah dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau

tekanan dari pihak manapun. Pengambilan keputusan dilakukan secara profesional

karena berkaitan dengan keberlangsungan hidup perusahaan dan melindungi hak-

hak pemegang saham maupun pemangku kepentingan yang lain. Pernyataan ini

dibuktikan oleh arsip wawancara bersama Kepala Divisi K3 PT Haleyora

Powerindo Salatiga sebagai berikut:

“ Nah untuk pelaksanaan K3, divisi yang memuat regulasi, mengawasi

serta melaksanakan K3 sama seperti yang sudah saya sebutkan pada

pertanyaan mbak sebelumnya, yaitu K3 Area, K3 Region dan K3 Pusat.”

Perusahaan mengatasi gangguan pada sistem APP di perusahaan oleh

divisi khusus. APP memiliki fungsi untuk menghubungkan jaringan listrik milik

Page 41: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

41

PLN dengan instalasi listrik pelanggan untuk menyalurkan tenaga listrik. Oleh

karena itu, keamanan jaringan penting untuk diperiksa. Pihak yang melakukan

identifikasian gangguan pada sistem Alat Pembatas dan Pengukur (APP) adalah

sebagai berikut :

“ Jadi orang yang memeriksa gangguan yang terjadi pada sistem APP

yaitu bagian transaksi energi dari PT PLN.”

“Cara identifikasi harus ada pemeriksaan ke app perusahaan, setelah

ditemukan kejanggalan pada app tersebut. Misalnya pada sejumlah

pemakaian kwh baik yg berlebih maupun kurang, apabila kok dilihat dari

rata-rata pemakaian normal bulan-bulan sebelumnya mbak.”

Perusahaan melakukan persiapan alat kerja, alat K3 dan alat bantu yang

aman untuk menunjang keselamatan kerja. Menurut Notoatmodjo ( 2007) sesuai

dengan teori lingkungan kerja yang tidak aman dan tidak nyaman dapat

memberikan ketidaknyamanan pekerja dalam melakukan pekerjaanya, sehingga

dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Alat kerja tersebut juga perlu

dirawat agar kualitas alat tersebut dapat memaksimalkan kinerja karyawan di

lapangan. Hal tersebut dibuktikan dengan arsip wawancara sebagai berikut :

“ Kalau yang mempersiapkan alat-alat kerja itu biasanya tugas dari K3

Area mbak. Jadi kita yang mempersiapkan alat-alat kerja tersebut untuk

didistribusikan pada K3 region dan K3 pusat.”

“ Biasanya kami terlebih dahulu menyosialisasikan 5R, yaitu ringkas,

rapi, resik, rawat dan rajin. Lalu, kami juga melakukan monitoring

melalui aplikasi SIASET. Bagi karyawan yang telah melakukan kerusakan

atau menghilangkan alat kerja, kami akan menerapkan sanksi kepada

pelanggar.”

Berdasarkan hasil analisis di atas, divisi K3 PT. Haleyora Powerindo

Salatiga telah menerapkan prinsip GCG pada K3 perusahaan. Manajemen

melakukan pengawasan penerapan K3 dengan mengacu pada standar K3 yang

Page 42: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

42

mengatur beberapa hal, yaitu standar identifikasi gangguan pada sistem APP,

standar operasi dan memanuver jaringan SUTM, dan peralatan hubung bagi

tegangan dan standar operasi instalasi trafo distribusi. Selain itu, penerapan divisi

K3 pada PT. Haleyora Powerindo Salatiga terbagi ke dalam beberapa dimensi,

yaitu akuntabilitas, transparansi, pertanggungjawaban, kemandirian dan keadilan.

Pada penerapan divisi K3 di bidang transparansi, divisi K3 PT. Haleyora

Powerindo Salatiga telah memiliki komitmen untuk mempublikasikan kinerja

penerapan divisi K3 perusahaan yang terdapat pada beberapa laporan, yaitu

laporan analisis pembahasan manajemen, laporan manajemen, dan laporan GCG.

Lalu, pada bidang akuntabilitas di divisi K3 PT. Haleyora Powerindo

Salatiga memiliki petugas yang akan mencatat penerapan divisi K3 dan

penggunaan aplikasi SIASET untuk mengawasi kinerja karyawan. Pada

penerapan divisi K3 di bidang kemandirian, divisi K3 PT. Haleyora Powerindo

Salatiga memiliki komitmen untuk dapat menyelesaikan kendala kerja dalam

praktik K3 dengan mandiri. Hal ini tercipta dengan prioritas utama dalam

memperhatikan regulasi dan mengawasi praktiknya. Setelah itu, karyawan akan

melakukan pemeriksaan keterjadian gangguan dengan memperhatikan standar

kerja dan standar keamanan kerja. Pada penerapan divisi K3 PT Haleyora

Powerindo Salatiga di bidang pertanggungjawaban, PT. Haleyora Powerindo

Salatiga telah memiliki komitmen untuk bertanggungjawab atas setiap kelalaian

dan pelanggaran K3 dengan mengacu pada hukum yang berlaku dan mencegah

pelanggaran dengan giat melakukan komunikasi dua arah antara manajemen dan

karyawan. Pada penerapan dimensi keadilan, divisi K3 PT Haleyora Powerindo

Salatiga telah berupaya untuk memenuhi hak dan kewajiban karyawan maupun

pemegang saham dengan tepat.

Page 43: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

43

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa

divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga telah mematuhi penerapan GCG untuk

mewujudkan divisi K3 dalam perusahaan. Berdasarkan wawancara dengan kepala

divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga, perusahaan belum pernah melanggar

pemenuhan hak dan kewajiban bagi karyawan perusahaan. Hal tersebut

dibuktikan dengan dibentuknya standar K3, proses pemeriksaan berdasarkan

protokol keamanan kerja, dan giat melakukan komunikasi dua arah untuk

menunjang keberhasilan sosialisasi K3 di antara manajemen dan karyawan di

diivisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga. Keseimbangan internal di divisi K3

PT Haleyora Powerindo Salatiga dilakukan dengan cara menyajikan informasi

yang berguna dalam evaluasi kinerja, informasi tentang sumber daya yang

dimiliki perusahaan, semua transaksi, kejadian internal dan informasi untuk

keputusan manajemen internal.

Pada dimensi transparansi, perusahaan telah menyediakan informasi secara

relevan dan tepat dalam pelaksanaan pengambilan keputusan yang harus terbuka,

serta informasi yang ada harus mudah diakses dan dipahami oleh pemangku

kepentingan. Pada dimensi akuntabilitas, perusahaan telah menjelaskan fungsi,

struktur, sistem dan pertanggungjawaban pada organ perusahaan sehingga

pengelolaan perusahaan dapat berjalan dengan efektif. Pada dimensi

pertanggungjawaban, perusahaan telah sesuai dan patuh terhadap peraturan

perundang-undangan dalam menegakan kedisiplinan aturan. Pada dimensi

keadilan, selama ini Kepala Divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga belum

mendapatkan pelaporan pelanggaran pelaksanaan K3. Hal ini dapat terjadi karena

perusahaan telah memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Lalu dimensi

yang terakhir adalah kemandirian. Penerapan prinsip kemandirian dilihat sebagai

berikut : pengambilan keputusan dilakukan secara profesional karena berkaitan

dengan keberlangsungan hidup perusahaan dan melindungi hak-hak pemegang

saham maupun pemangku kepentingan yang lain. Oleh karena itu, permasalahan

penelitian terkait penerapan standar K3 telah terjawab dengan hasil yang

Page 44: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

44

menyatakan bahwa Divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga telah mematuhi

kelima prinsip GCG dengan baik karena berdasarkan keterangan dari Kepala

Divisi K3 menyatakan bahwa belum terdapat data tentang pelanggaran K3.

Dalam studi ini, divisi K3 PT Haleyora Powerindo Salatiga berperan

sebagai salah satu komponen yang merealisasikan GCG di PT. Haleyora

Powerindo Salatiga. Penerapan GCG ini dibuktikan dalam dokumen “non

finansial”, yaitu laporan analisis pembahasan manajemen, laporan manajemen,

dan laporan GCG. Realisasi GCG dapat diukur dari penerapan standar K3.

Keterbatasan Penelitian dan Saran

Keterbatasan penelitian ini, yaitu terbatasnya akses menuju lokasi

narasumber di Kota Semarang. Kegiatan observasi secara langsung ke medan

lapangan kerja di area praktik kelistrikan, trafo, dan sebagainya tidak dapat

dilakukan sehingga tidak dapat memberikan data lanjutan berupa foto. Selain itu,

pelaksanaan wawancara lanjutan terhalang karena masih berlangsungnya

fenomena pandemi COVID-19. Fenomena pandemi ini juga menimbulkan

pembatasan akses publik dalam melakukan mobilitas kegiatan kerja.

Pada penelitian ini, penulis memberikan saran kepada Kepala Divisi K3

PT Haleyora Powerindo Salatiga dan pembuat laporan keuangan untuk membuat

daftar tabel sinkronisasi penerapan standar K3 terhadap laporan analisis

pembahasan manajemen, laporan manajemen, dan laporan GCG. Tabel ini

dituliskan dalam laporan GCG untuk melakukan verifikasi antara dua hal, yaitu

perencanaan dan penerapan GCG.

Page 45: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

45

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

Cipta.

Adi, N. P. (2017). Analisis Beban Kerja Karyawan Pada Bagian Gudang PT. Patra

Buana Abadi. Other thesis, Universitas Sebelas Maret.

Akram, M. (2010). Time Habit: Kebiasaan Efektif Mengelola Waktu. Yogyakarta:

Pustaka Marwa.

Alfred, R. L. (1983). Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja. Jakarta: Aksara

Baru.

Aminah, S. (2013). Disiplin Kerja Karyawan Pada PT. Tunggal Mitra Plantation-

PKS Manggala Kec. Pujud. Kab. Rohil. Skripsi Fakultas Ekonomi Dan

Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, 21-37.

Andriani, D. (2010). Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Disiplin Kerja

Karyawan PT. Hasco Multi Kimindo Sidoarjo. Jurnal Aplikasi

Manajemen, 8-12.

Andriani, D. (2010). Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Disiplin Kerja

Karyawan PT. Hasco Multi Kimindo Sidoarjo. Jurnal Aplikasi

Manajemen, 8-12.

Asmorojati, D. M. (2016). Analisis Penerapan Good Corporate Governance pada

PT Angkasa Pura II (Persero). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.

Bodroastuti , T. (2009). Pengaruh Struktur Corporate Governance terhadap

Financial Distress. Jurnal Ilmu Ekonomi Aset, 11 (2).

Bodroastuti, T. (2009). The Influence of Corporate Governance Structure. Jurnal

Ilmu Ekonomi Aset.

Budiartini, D. A., Rudy, D. G., & Purwanti, N. P. (2012). Pelanggaran Prinsip-

Prinsip Good Corporate Governance Di Pasar Modal (Studi Kasus PT

Bank Lippo Tbk). Journal Ilmu Hukum Vol.1.

Caturini, R. (2017, July 20). Penerapan GCG di perusahaan masih rendah.

Diambil kembali dari Nasional Kontan :

https://nasional.kontan.co.id/news/pentingnya-penerapan-gcg-pada-

perusahaan

Eisenhardt, K. M. (1989). Agency Theory: An Assessment. Journal of Accounting

and Economics, Vol.4, 41-53.

Page 46: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

46

Elly , H. (2015). Effects Of The Implementation Of Good Corporate Governance.

Jakarta: Salemba Empat.

Furqani, A. (2014). Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

(GCG) Dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan PT. Pos Indonesia

(Persero) Cabang Sumenep. Jurnal Performance Bisnis & Akuntansi Vol.

IV, No.1 .

Halimatusadiah , E. (2015). Effect of The Implementation of Good Corporate

Governance on Profitability. European Journal of Business and

Innovation Research. 3(4), 19-35.

Hapsari, D., & Syamsudin. (2014). Analisis Implementasi Penerapan Prinsip-

Prinsip Good Corporate Governance dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja

Perusahaan PT NS Bluescope Indonesia. Jurnal Akuntansi, Vol.1, No.1,

Juli.

Harlie, M. (2010). Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Pengembangan Karier

terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Pemerintah Kabupaten

Tabalong di Tanjung Kalimantan Selatan. Jurnal Manajemen dan

Akuntansi, 10-23.

Hasibuan, M. (2008). Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Hasibuan, M. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Hasibuan, M. S. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Edisi Revisi,

PT. Bumi Aksara.

Hasibuan, M. S. (2013). Mananjemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hery. (2010). Potret Profesi Audit Internal. Bandung: Alfabeta. .

Jensen , M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory Of The Firm : Managerial

Behaviour. Journal of Financial Economics.

Kristianten . (2006). Transparansi Anggaran Pemerintah. Jakarta: Rineka Cipta.

Labesi, T. M. (2013). Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate.

Governance di PT Bank Sulut Kantor Pusat Manado. Jurnal EMBA Vol.1

No.4.

Lateine & Levine. (1985). Psychology at Work An Introduktion to Industrial and

Organizational Psychology. Hill Company: McGraw.

Page 47: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

47

Levine, A. R., & Lateiner, I. E. (1985). Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja.

Jakarta: Aksara Baru.

Lewin, J. (1996). Organiaational Behavior An Asia-Pacific Perspective. John

Wiley & Sons.

Lewin, J. (1996). Organiational Behavior An Asia-Pacific Perspective. John

Wiley & Sons.

Liputan 6. (2003, Maret 18). Direksi Bank Lippo Hanya Didenda Rp 2,5 Miliar.

Diambil kembali dari Liputan 6:

https://www.liputan6.com/news/read/51399/direksi-bank-lippo-hanya-

didenda-rp-25-miliar

Mangkunegara, A. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT.

Rosdakarya.

Marwansyah, & Mukaram. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:

Pusat Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung.

Meckling, J. (1976). Theory of the firm: Managerial Behaviour, Agency Cost and

Ownership Structure. Journal of Financial Economics.

Moleong , L. J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja

Rosadakarya. Bandung.

Moleong, L. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT.Remaja

Rosdakarya. Bandung .

Moleong, L. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif.Remaja

Rosdakarya:Bandung. Bandung.

Newell, W. (2002). A premium for good governance. Dalam G. Roberto Newell ,

A premium for good governance (hal. 20).

NurAini, L., & Wardani, R. S. (2015). Kepatuhan Terhadap Peraturan

Keselamatam Dan Kesehatan Kerja (K3) Hubungannya Dengan

Kecelakaan Kerja. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia. 10(2), 26-34.

Pedoman Umum Good Corporate. (2009). Pedoman Umum Good Corporate

Governance Indonesia. Jakarta: Komite Nasional.

Pedoman Umum Good Corporate Governance. (2006). Pedoman Umum Good

Corporate Governance Indonesia. Jakarta: Komite Nasional.

Page 48: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

48

Pratiwi, A. (2015). Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja

Pegawai (Studi Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Pekalongan).

Diponegoro Journal of Management,vol.0.

Ridho, M. (2010). Meningkatkan Penjualan dengan Rancang Bangun Sales Force

Effective. Dipetik 2018, dari www.scribd.com:

https://www.scribd.com/doc/31304166/Sales-Force

Rivai, V. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Ross, S. A. (1973). The Economic Theory Of Agency : The Principal's Problem.

The Economic Theory Of Agency : The Principal's Problem. American

Economic Review,63, 134-139.

Sari, R. P. (2009). Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Seelum dan Sesudah

Penerapan Prinsip Good Corporate Governance Pada PT Petrokimia

Gresik. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis .

Setyanto, H. C., & Sahetapy, W. L. (2018). Penerapan Prinsip-Prinisip Good

Corporate Governance pada PT Pofaca Karamalsih Abadi Cabang

Sidoharjo. Jurnal Agora. Vol.6, No.1 Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Siagian, S. P. (2002). Kiat Meningkatkan Produktifitas Kerja. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sigar, S., & Elim, I. (2014). Penerapan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban

Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pada PT. Bank Sulut Cabang Tondano.

Jurnal Emba .

Sintaasih, K. D., & Wiratama, I. J. (2013). Pengaruh Kepemimpinan, Diklat, dan

Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirta Mangutama

Kabupaten Badung. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan

Kewirausahaan, 8-13.

Siregar, B., & Irwani, N. (2017). Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Displin Kerja

Terhadap Kinerja Pegawai PPDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

Cabang Medan Kota. Jurnal Magister Psikologi Uma, 19-23.

Siregar, N. (2010). Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Disiplin Kerja terhadap

Kinerja Pegawai PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Analitika:

Jurnal Magister Psikologi Uma, 18-26.

Siswanto, B. (2010). Manajemen Tenaga Kerja Rancangan dalam

Pendayagunaan dan Pengembangan Unsur Tenaga Kerja. Bandung: Sinar

Baru.

Page 49: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

49

Soerhartono, I. (1995). Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiarto. (2014, Desember 31). Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja

Bersama (PKB). Dipetik September 10, 2019, dari

https://artonang.blogspot.com/2014/12/peraturan-perusahaan-dan-

perjanjian.html

Sugiyono. (2005). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung:Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. (2015). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sutrisno, E. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana

Prenada.

Sutrisno, E. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Sutrisno, E. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Sutrisno, E. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Su'ud, A. (2007). Pengembangan Ekonomi Mikro. Jakarta: National Conference.

Tertius, M. A., & Christiawan, Y. J. (2015). Pengaruh Good Corporate

Governance terhadap Kinerja Perusahaan pada Sektor Keuangan. Journal

Business Accounting Review Vol.3.

Triton P, B. (2009). Mengelola Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit

Oriza.

Wawan, A., & Dewi. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Wijianti, K., Suddin, A., & Sunarso. (2017). Analisis Pengaruh Kompensasi,

Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta, 69.

Wijianti, K., Suddin, A., & Sunarso. (2017). Analisis Pengaruh Kompensasi,

Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta, 69.

William R, S. (1997). Financial Accounting Theory. Financial Accounting

Theory.Prentice-Hall. New Jersey.

Page 50: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE …

50