penerapan pernyataan standar akuntansi keuangan

of 30 /30
1 PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) No. 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN STUDI KASUS PADA KOPERASI PEGAWAI TELKOM (KOPEGTEL) LAMPUNG DAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) BINA DHARMA UNIVERSITAS LAMPUNG (Jurnal) OLEH DORMAN HENDRA ARIANTO PURBA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 ABSTRAK

Author: votruc

Post on 19-Jan-2017

235 views

Category:

Documents


2 download

Embed Size (px)

TRANSCRIPT

  • 1

    PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) No. 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN

    STUDI KASUS PADA KOPERASI PEGAWAI TELKOM (KOPEGTEL) LAMPUNG DAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI)

    BINA DHARMA UNIVERSITAS LAMPUNG

    (Jurnal)

    OLEH

    DORMAN HENDRA ARIANTO PURBA

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG 2012

    ABSTRAK

  • 2

    Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 Tentang Akuntansi Perkoperasian

    Studi Kasus pada Koperasi Pegawai TELKOM (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas

    Lampung

    Oleh

    Dorman Hendra Arianto Purba

    Untuk mengembangkan usaha perkoperasian di Indonesia dituntut adanya pengelolaan koperasi secara profesional. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya kegiatan usaha koperasi itu sendiri. Pengelolaan yang profesional memerlukan sistem pertanggung jawaban yang baik dan informasi yang relevan yang dapat diandalkan guna pengambilan keputusan, perencanaan dan pengendalian koperasi. IAI telah mengeluarkan suatu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 tentang akuntansi perkoperasian. Hal ini dimaksudkan untuk dapat memberi gambaran tentang kinerja dari manajemen koperasi dimasa lalu dan prospek dimasa yang akan datang. Tujuan penelitian ini adalah Untuk membandingkan penerapan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 tentang akuntansi perkoperasian pada Koperasi Pegawai TELKOM (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampung.

    Metode perolehan data adalah teknik observasi, teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Analisis dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu metode dengan mengumpulkan, menyusun, menginterprestasikan dan menganalisa data.

    Berdasarkan Analisis dan evaluasi yang dilakukan, ternyata PSAK No. 27 pada Koperasi Pegawai Telkom (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Unila belum dilaksanakan dengan baik. Seperti : 1) tidak menyajikan laporan promosi ekonomi anggota, 2) tidak menyajikan perkiraan beban-beban perkoperasian, 3) laporan perhitungan sisa hasil usaha yang sangat berbeda dengan ilustrasi yang dianjurkan di dalam PSAK No.27, 4) tidak memisahkan akun-akun dalam laporan keuangan yang berkaitan dengan anggota dan yang bukan anggota.

    Saran yang dapat diberikan yaitu 1) Laporan keuangan hendaknya disajikan secara lengkap sesuai dengan PSAK No.27 dengan melampirkan laporan promosi ekonomi anggota, 2) Dalam penyusunan perhitungan sisa hasil usaha perlu disajikan akun beban koperasi, 3) Laporan keuangan perhitungan sisa hasil usaha seharusnya mengikuti bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK No.27, 4) laporan keuangan harus memisahkan akun-akun dalam laporan keuangan yang berkaitan dengan anggota dan yang bukan anggota, 5) Kepada lembaga yang mengeluarkan peraturan PSAK yaitu IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) agar kiranya lebih memperhatikan kondisi dilapangan dan pihak koperasi agar aktif dalam mengikuti pelatihan standar keuangan yang disiapkan IAI.

    Kata Kunci : PSAK No. 27, Akuntansi Perkoperasian

  • 3

    ABSTRACT

    Implementation of Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No 27 About Accounting Cooperatives

    Case Studies on Employee Cooperative TELKOM (KOPEGTEL) Lampung and official cooperation of the Republic of Indonesia (KPRI) Bina Dharma

    Lampung University

    By

    Dorman Hendra Arianto Purba

    To develop cooperative efforts in Indonesia demanded the cooperative management in a professional manner. This is due to develop of activity cooperative efforts itself. Professional management require a good of accountability systems and relevant information that can be relied upon for decision making, planning and control cooperative. It is intended to illustrate the performance of cooperative management in the past and prospects for the future. The purpose of this study was to compare the application of Financial Accounting Standards No. 27 on cooperatives accounting on Employees Cooperative TELKOM (KOPEGTEL) Lampung and official cooperation of the Republic of Indonesia (KPRI) Bina Dharma Lampung University.

    The method of data acquisition is observation techniques, interview and documentation. The analysis was done by descriptive method, the method to collect, collate, interpret and analyze data.

    Based on the analysis and evaluation, SFAS No. 27 on Telkom Employees Cooperative (KOPEGTEL) Lampung and official cooperation of the Republic of Indonesia (KPRI) Bina Dharma Unila not been implemented. Such as: 1) There is no reports of promotion of economic member, 2) There is no an estimate of expenses cooperatives, 3) report the calculation of net income which is very different from the illustration that recommended in SFAS No.27, 4) does not separate accounts in financial statements relating to members and non-members.

    The advice can be given: 1) The financial reports should be presented in full in accordance with SFAS No. 27 by attaching the promotion of economic reports members, 2) In the preparation of the calculation of net income to be presented to an expense account cooperatives, 3) The financial statements of net income calculation should follow the form of financial statements in accordance with SFAS 27, 4) the financial statements have separate accounts in the financial statements relating to members and non-members, 5) To the agency that issued the rule SFAS IAI (Indonesian Institute of Accountants) so presumably more attention to the condition of the field and the cooperative to be active in training financial standards prepared IAI. Keywords: SFAS No.. 27, Accounting for Cooperatives

  • 4

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan

    pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip

    Koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota

    pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian

    koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian

    nasional.Dengan meningkatnya jumlah koperasi yang ada sekarang ini,

    diharapkan agar koperasi dapat tampil sebagai badan usaha yang sehat dan kuat

    sehingga peranan koperasi dalam perekonomian diharapkan akan meningkat dan

    mempunyai manfaat yang besar bagi anggotanya dan masyarakat luas.

    Alasanmemilih 2 koperasiiniadalahKoperasi Telkom

    merupakankoperasisalahsatuperusahaan yang sudahGo Publicyang

    dimanalaporankeuangankoperasinyadiharapkanmenjadicontohkoperasi yang

    mengikutiperaturan yang adasedangkanalasanmemilihKoperasiBina Dharma

    Universitas Lampungyaitukoperasinyadianggap dapat memberikan contoh laporan

    keuangan yang baik karena koperasi ini adalah koperasi lembaga pendidikan

    perguruan tinggi. Alasan lain adalah Koperasi Telkom memberikan contoh

  • 5

    koperasi yang maju dalam usaha-usahanya sedangkan Koperasi Bina Dharma

    Unila justru mengurangi usaha dan hanya fokus dengan satu usaha saja.

    Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mencoba mambahas masalah

    yang berhubungan dengan penerapan PSAK No. 27 tentang akuntansi

    perkoperasian pada Koperasi Pegawai TELKOM (KOPEGTEL) dan Koperasi

    Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampung, dengan

    judul Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27

    Tentang Akuntansi Perkoperasian (Studi Kasus pada Koperasi Pegawai

    TELKOM (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik

    Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampung.

    1.2 Perumusan Masalah dan Batasan Masalah

    1.2.1 Perumusan Masalah

    Untuk memperjelas masalah dan mengarahkan penulisan skripsi ini, maka

    perumusan masalah yang diangkat oleh penulis adalah Apakah Koperasi

    Pegawai TELKOM (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik

    Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampung telah menerapkan

    Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 tentang akuntansi

    perkoperasian yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)?.

  • 6

    1.2.2 Batasan Masalah

    Untuk memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup

    dan arah yang jelas, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut:

    Pada dasarnya PSAK No. 27 sudah dicabut melalui surat resmi dari IAI yaitu

    ED(Exposure draft) PPSAK No. 8 dan digantikan dengan menggunakan IFRS

    sebagai acuannya. Yang dalam hal ini surat pencabutannya telah terbit pada

    tanggal 23 Oktober 2010 dan berlaku secara efektif IFRS pada koperasi pada

    tanggal 1 Januari 2012. Sesuai surat edaran Deputi Kelembagaan Koperasi dan

    UKM RI Nomor : 200/SE/Dept.1/XII/2011 tanggal 20 Desember 2011 bahwa

    sehubungan pemberlakuan IFRS, maka entitas Koperasi dalam penyusunan dan

    penyajian laporan keuangannya mengacu Standar Akuntasi Keuangan (SAK)

    Entitas Tanpa Akuntabilitasi Publik (ETAP). Namun dikarenakan laporan

    keuangan koperasi yang tersedia masih menggunakan laporan keuangan

    berdasarkan PSAK No. 27. Maka penulis membatasi penelitian pada penerapan

    pernyataan akuntansi perkoperasian berdasarkan PSAK No. 27.

    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1.3.1 Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini, yaitu;

    Untuk membandingkan penerapan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 tentang

    akuntansi perkoperasian pada Koperasi Pegawai TELKOM (KOPEGTEL)

    Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma

    Universitas Lampung.

  • 7

    1.3.2 Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian ini adalah :

    1. Penelitianinidiharapkandapatmemberikangambaranumumtentanglaporanke

    uanganKoperasidanperkembangan yang terjadidilapangan.

    2. Penelitianinidiharapkanmenjadimasukanuntuk IAI apakahkoperasi yang

    adasudahmenerapkanperaturan yang lama dandapat menjadi implikasi

    tentang kesiapan dalam menerapkan peraturan IFRS yang baru.

    3. Sebagai masukan kepada koperasi atas kekurangan-kekurangan yang

    ditemukan untuk memperbaiki dan mengikuti sepenuhnya peraturan-

    peratuan yang ada.

  • 8

    BAB II RERANGKA PEMIKIRAN

    2.1 Pengertian dan Karakteristik Usaha Perkoperasian

    2.1.1 Pengertian Perkoperasian

    Menurut UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, Bab 1 Pasal 1 Butir 1,

    koperasi diartikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang atau badan

    hukum dengan landasan kegiatannya berdasarkan prinsip kekeluargaan.

    2.1.2 Karakteristik Usaha Perkoperasian

    Perbedaan antara satu perkumpulan dengan yang lain terletak dari sifat, dasar,

    macam dan wujud dari perkumpulan itu yang tertera dalam anggaran dasarnya.

    Karakteristik utama yang membedakan koperasi dengan badan usaha lain adalah

    bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (The dual identity of the

    member) yaitu anggota koperasi sebagai pemilik dan sekaligus pengguna jasa

    koperasi (User own oriented firm). Hal ini dijelaskan oleh IAI dalam Pernyataan

    Standar Akuntansi Keuangan No. 27 (2004:P.1) tentang karakteristik utama

    koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lain.

    2.2 Akuntansi Perkoperasian

    Agar dapat dimanfaatkan secara optimal maka laporan keuangan harus disusun

    berdasarkan standar akuntansi tertentu. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

    disusun sebagai dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan untuk dapat

  • 9

    memenuhi kepentingan semua pihak. Tanpa ada standar Akuntansi bagi koperasi

    maka para penyusun laporan keuangan akan secara bebas dengan keinginan

    masing-masing dalam menyajiakan laporan keuangan, shingga para pemakai

    akan sulit untuk menilai laporan tersebut. Oleh sebab itu dalam penyusunan

    laporan laporan keuangan koperasi tidak terlepas dari prinsip atau standar

    Akuntansi yang berlaku.

    Perkembangan standar akuntansi Indonesia mulai dari awal sampai dengan saat

    ini yang menuju konvergensi dengan IFRS (Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia,

    2008).

    1. Di Indonesia selama dalam penjajahan Belanda, tidak ada standar

    Akuntansiyang dipakai. Indonesia memakai standar (Sound Business

    Practices) gayaBelanda.

    2. Sampai tahun 1955 : Indonesia belum mempunyai undang-undang

    resmi/peraturan tentang standar keuangan.

    3. Tahun. 1974: Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang

    dibuatoleh IAI yang disebut dengan prinsip Akuntansi.

    4. Tahun. 1984: Prinsip Akuntansi di Indonesia ditetapkan menjadi standar

    Akuntansi.

    5. Akhir tahun 1984: Standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar

    yangbersumber dari IASC (International Accounting Standart Committee)

    6. Sejak tahun 1994: IAI sudah committed mengikuti IASC / IFRS.

    7. Tahun 2008: diharapkan perbedaan PSAK dengan IFRS akan dapat

    diselesaikan.

    8. Tahun. 2012: Ikut IFRS sepenuhnya.

  • 10

    2.2.1 Aktiva dan Kewajiban

    A. Aktiva

    Aktiva adalah sumberdaya yang dikuasai oleh badan usaha koperasi yang

    diperoleh dari transaksi atau kejadian masa lalu, yang memberikan manfaat

    dimasa depan. Koperasi menyajikan aktiva berdasarkan likuiditasnya yaitu melai

    dari aktiva yang paling likuid sampai dengan yang tidak lukuid. Likuiditas

    diartikan sebagai tingkat kemudahan suatu aktiva di konversikan kedalam bentuk

    tunai atau kas.

    Dalam aktivitas usahanya koperasi sering mendapat bantuan dan dukungan dari

    berbagai pihak dalan bentuk bantuan atau sumbangan barang modal yang dapat

    dikatagorikan sebagai aktiva tetap oleh koperasi, menurut IAI (2004:P.10):Aktiva

    yang diperoleh dari sumbangan yang terikat penggunaannya dan tidak dapat dijual

    untuk menutup kerugian koperasi diakui sebagai aktiva lain-lain. Sifat dan

    keterikatan pengunaannya tersebut dijelaskan dalam catatan atas laporan

    keuangan.

    B. Kewajiban

    Kewajiban merupakan hutang kepada pihak luar atau kreditor akibat dari suatu

    transaksi di masa lampau. Menurut IAI (2004:P.13): Kewajiban merupakan utang

    perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya

    diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang

    mengandung manfaat ekonomi.

  • 11

    Di dalam koperasi kewajiban dapat timbul akibat dari transaksi dengan anggota

    dan bukan anggota, penyerahan kewajiban disajikan secara terpisah antara

    kewajiban dengan anggota dan bukan anggota. Perlakuan ini dianggap penting

    karena informasi seperti ini dapat menjadi petunjuk penting tentang manfaat yang

    diberikan oleh koperasi kepada anggotanya.

    2.2.2 Ekuitas

    Dalam koperasi ekuitas terdiri dari modal anggota berbentuk simpanan pokok,

    simpanan wajib, simpanan lain yang memiliki karakteristik yang sama

    dengansimpanan pokok atau simpanan wajib dan dicatat sebesar nilai nominalnya,

    modal penyertaan, modal sumbangan, cadangan, dan sisa hasil usaha yang belum

    dibagi.

    Simpanan pokok dan simpanan wajib berfungsi sebagai penutup resiko dank arena

    itu tidak dapat dimabil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.

    Simpanan wajib yang terkait dengan pinjaman anggota dan jenis simpanan wajib

    lain yang dalam prakteknya justru dapat diambil setelah pinjaman yang

    bersangkutan lunas atau pada waktu tertentu, tidak dapat diakui sebagai ekuitas.

    Simpanan pokok dan simpanan wajib yang belum diterima disajikan sebagai

    piutang simpanan pokok dan simpanan wajib dan apabila terdapat kelebihan

    setoran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota baru diatas nilai nominal

    simpanan pokok dan simpanan wajib pendiri diakui sebagai modal penyertaan

    partisipasi anggota. Modal ini bukan milik anggota penyetor, karena itu tidak

    dapat diambil kembali saat anggota keluar dari keanggotaan koperasi.

  • 12

    Modal penyertaan diakui sebagai ekuitas dan dicatat sebesar jumlah nominal

    setoran. Jika modal yang diterima bukan dalam uang tunai, maka modal

    penyertaan tersebut dicatat sebesar nilai pasar yang berlakupada saat diterima, apa

    bila tidak ada nilai pasar digunakan nilai taksiran.

    Modal sumbangan yang diterima koperasi yang dapat menutup resiko kerugian

    diakui sebagai ekuitas, sedangkan modal sumbangan yang substansinya

    merupakan pinjaman diakui sebagai kewajiban jangka panajang dan dijelaskan

    dalam catatan atas laporan keuangan.

    Cadangan yang dibentuk dari sisa hasil usaha yang diperoleh setiap tahun buku

    yang dimaksudkan untuk pemupukan modal demi pengembangn usaha dan untuk

    menutup resiko kerugian merupakan bagian dari ekuitas.

    1.2.3 Pendapatan dan Beban

    A. Pendapatan

    Pendapata di definisikan oleh IAI (2004.P.23.2) adalah: arus masuk bruto dari

    manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu

    periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak

    berasa dari kontribusi penanam modal.

    Partisipasi bruto pada dasarnya adalah penjualan barang atau jasa kepada anggota

    dan dihitung dari harga pelayanan yang diterma atau dibayar oleh anggota yang

    mencakup beban pokok dan partisipasi neto. Dalam kegiatan pemasaran hasil

    produksi anggota, partisipasi bruto dihitung dari beban jual hasil produksi anggota

    baik kepada anggota maupun non anggota.

  • 13

    Oleh karena laporan keuangan koperasi mencerminkan tujuan koperasi, maka

    perhitungan hassil usaha harus menonjolkan secara jelas kegiatan usaha koperasi

    dengan anggotanya, karena itu pendapatan dari anggota disajikan terpisaha dari

    pendapatan yang berasal dari transaksi dengan non anggota koperasi. Hal ini

    mencerminkan bahwa usaha koperasi lebih mementingkan transaksi atau

    pelayanan kepada anggotanya daripada non anggota.

    B. Beban

    Sebagian beban dapat secara langsung diasosiasikan dengan pendapatan seperti

    harga pokok penjualan. Beban-beban lain diasosiasikan secara tidak langsung

    dengan pendapatan dan dikaitkan dengan periode tertentu selama pendapatan

    diakui.

    1.2.4 Laporan Keuangan Usaha Perkoperasian

    A. Neraca

    Menurut IAI (2004:P.27.12) Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva,

    kewajiban dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu. Neraca disusun untuk

    mencerminkan posisi keuangan koperasi pada tanggal tertentu yang terdiri dari

    unsur aktiva, kewajiban dan ekuitas.

    B. Laporan Perhitungan Hasil Usaha

    Laporan laba rugi dapat juga disebut sebagai laporan operasi yang

    mengikhtisarkan aktivitas-aktivitas usaha untuk suatu periode tertentu dan

    melaporkan laba atau rugi bersih hasil operasi dan dari aktivitas tertentu lainnya.

    Pengukuran dan pelaporan laba perusahaan serta komponen-komponennya pada

  • 14

    umumnya dianggap sebagai salah satu tanggung jawab yang paling penting dari

    para akuntan.

    Dalam koperasi laporan laba rugi dinamakan laporan perhitungan sisa hasil usaha

    (SHU), disajikan memisahkan pos-pos penghasilan dan beban yang berasal dari

    kegiatan yang diselenggarakan untuk anggota dan bukan anggota. Pos-pos

    penghasilan yang berasal dari kegiatan penunjang lainnya, sisa laba rugi yang

    timbul diawal transaksi yang bersifat luar biasa.

    Berdasarkan pembagian sisa hasil usaha koperasi diatur lebih lanjut di dalam

    setiap anggaran dasar koperasi, demikian pula dengan penggunaan sisa hasil

    usaha tersebut, apakah digunakan untuk keperluan pendidikan koperasi atau untuk

    keperluan lain dari koperasi tersebut. Namun penggunaan tersebut diambil melalui

    keputusan rapat anggota koperasi yang pelaksanaan penggunaannya diserahkan

    kepada pengurus koperasi.

    C. Laporan Arus Kas

    Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi mengenai

    penerimaan kas, pembayaran kas, perubahan bersih pada kas yang berasal dari

    aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dari suatu perusahaan selama periode

    tertentu dalam koperasi.

    Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan

    (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan

    aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

  • 15

    Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aliran jangka panjang serta

    investasi lain yang tidak termasuk setara kas.

    Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan

    dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman peruhasaan.

    D. Laporan Promosi Ekonomi Anggota

    Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperhatikan manfaat

    ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu, menurut IAI

    (2004:P.13) mencakup empat unsur, yaitu: 1) Manfaat ekonomi dari pembelian

    barang atau pengadaan jasa bersama; 2)Manfaat ekonomi dari pemasaran dan

    pengolahan bersama; 3) Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi; 4)

    Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.

    E. Catatan Atas Laporan Keuangan

    Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang terpadu dari penyajian

    keuangan formal yang menjelaskan data keuangan pokok dan memberikan

    informasi-informasi tambahan mengenai pos-pos neraca dan perhitugan laba rugi

    yang tidak dapat ditunjukkan dengan jelas pada laporan keuangan.

    Seringkali catatan dan penjelasan laporan keuangan dibuat untuk menjelaskan

    metode penilaian, rencana pembelanjaan khusus, kebijaksanaan dan perubahan

    kebijaksanaan akuntansi yang penting, atau kejadian atau pos-pos yang tak lazim

    sehingga mudah dimengerti pemakai laporan keuangan dengan penjelasan yang

    ada.

  • 16

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Tempat dan Waktu penelitian

    Tempat penelitian adalah Koperasi Pegawai Telkom (Kopegtel) Lampung di Jl.

    Pagar Alam No. 27 A Kedaton Bandar Lampung dan Koperasi Republik

    Indonesia (Bina Dharma) Universitas Lampung di Jl. Soemantri Brodjonegoro

    No. 1 Rajabasa Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan

    April 2012 sampai dengan selesai.

    3.2 Metode Perolehan Data

    Pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini dilakukan dengan

    cara berikut:

    1. Teknik Observasi

    2. Teknik Wawancara

    3. Teknik Dokumentasi

    4. Metode Analisis Data

  • 17

    BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

    1.1 Data Penelitian

    Koperasi Pegawai Telkom (Kopegtel) Lampung berkedudukan di Jl. Pagar Alam

    No. 27 A Kedaton Bandar Lampung dan didaftarkan pada Kantor Wilayah

    Departemen Koperasi Provinsi Lampung dan memperoleh Bandan Hukum Nomor

    591/Bh/7/1985 tanggal 21 Agustus 1985.

    Koperasi Pegawai Telkom (Kopegtel) Lampung berdasarkan unit usahanya di

    katagorikan sebagai koperasi usaha majemuk (multi purpose) yaitu bentuk

    koperasi yang kegiatan usahanya tidak hanya di satu bidang melainkan merangkap

    beberapa bidang usaha.

    1.1.1 Akuntansi Koperasi

    Informasi keuangan yang disajikan oleh perusahaan adalah merupakan bagian

    pertimbangan dalam pengambilan keputusan sehingga laporan keuangan dapat

    dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan sehingga berdaya guna bagi

    pemakainya.

    Koperasi Pegawai TELKOM (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai

    Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampungmenyusun laporan

    keuangan pada akhir tahun dan disajikan secara komparatif yaitu pada akhir tahun

  • 18

    berjalan dengan tahun sebelumnya. Secara umum laporan keuangan Koperasi

    Pegawai TELKOM (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik

    Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampung terdiri dari :

    a. Neraca

    b. Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha

    Koperasi ini hanya melakukan kegiatan usaha yang semata-mata dari dan untuk

    anggota, maka mengenai transaksi-transaksi pembelian dan penjualan dapat

    dijurnal sebagai berikut:

    Pembelian .. Rp 1.000.000

    Kas (Utang Usaha) Rp 1.000.000

    Kas (Piutang Usaha) .. Rp 1.400.000

    Penjualan ..Rp 1.400.000

    1.2 Analisis Hasil Penelitian

    1.2.1 Penerapan PSAK No.27 atas Aktiva dan Kewajiban

    A. Aktiva

    Aktiva yang terdapat pada laporan keuangan Koperasi Pegawai Telkom

    (Kopegtel) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina

    Dharma Universitas Lampung telah memenuhi unsur-unsur penting yang terdapat

    pada PSAK No.27. Dimana akun-akun yang terdapat pada Lampiran 1 dan

    Lampiran 2 terdiri dari aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap dan

    aktiva lain-lain telah tersaji secara lengkap. Koperasi Pegawai Telkom (Kopegtel)

    Lampung menggunakan metode dalam penilaian persediaan didasarkan pada

  • 19

    harga beli dengan metode FIFO. Kedua koperasi ini juga melakukan kebijakan

    akuntansi mengenai piutang dimana tidak melakukan penyisihan terhadap piutang

    ragu-ragu atas piutang yang telah melebihi jatuh tempo pelunasan. Aktiva tetap

    dicatat dengan nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan.

    Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus.

    Dengan demikian Koperasi Pegawai Telkom (Kopegtel) Lampung dan Koperasi

    Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampung telah

    menyajikan informasi aktiva secara wajar dan berpedoman kepada PSAK No. 27.

    Dimana ketentuan-ketentuan penting mengenai penyajian aktiva dan kebijakan

    akuntansi yang mendasarinya telah tersaji dengan baik.

    B. Kewajiban

    Kewajiban diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu kewajiban lancar dan

    kewajiban jangka panjang. Sesuai PSAK No.27 kewajiban dapat dikelompokkan

    kepada kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang, kewajiban titipan, dan

    kewajiban lain-lain. Namun pengelompokan ini disesuaikan dengan keadaan dari

    aktivitas operasi koperasi tersebut, seperti pada Lampiran 1 dan Lampiran 2

    pengelompokan kewajiban sesuai dengan urutan jatuh temponya yaitu kewajiban

    lancar dan kewajiban jangka panjang telah sesuai dengan PSAK No.27 hanya saja

    dalam penyajian kewajiban di neraca, Kopegtel Lampung dan Koperasi Bina

    Dharma Unila tidak membedakan antara kewajiban anggota dan kewajiban bukan

    anggota. Terdapat hutang pada non anggota dimana akun ini terdapat pada

    kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. Hal ini dapat membingungkan

    pengguna laporan keuangan yang melihat informasi ini, sebaliknya kewajiban

  • 20

    yang timbul dari transaksi dengan anggota atau yang berkaitan dengan anggota

    perlu disajikan secara terpisah sebagai hutang kepada anggota. Perlakuan

    demikian dianggap tepat karena informasi semacam ini merupakan petunjuk

    penting tentang adanya manfaat yang telah diberikan oleh koperasi kepada para

    anggotanya.

    1.2.2 Penerapan PSAK No.27 atas Ekuitas

    Kekayaan bersih atau ekuitas untuk Kopegtel Lampung terdiri atas: simpanan

    pokok, simpanan wajib, donasi, cadangan koperasi, cadangan khusus, SHU tahun

    berjalan atau yang belum dibagikan, dapat dilihat pada Lampiran 1, sedangkan

    ekuitas Koperasi Bina Dharma Unila terdiri atas: simpanan anggota, cadangan

    koperasi dan SHU tahun berjalan, dapat dilihat pada Lampiran 2.

    Dalam pengelompokan ekuitas menurut PSAK No.27 tentang koperasi ekuitas

    koperasi terdiri dari modal anggota berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib,

    simpanan lain yang memiliki karakteristik dengan simpanan pokok dan simpanan

    wajib, modal penyertaan, modal sumbangan, cadangan, dan sisa hasil usaha yang

    belum dibagikan.

    Ekuitas pada Koperasi Pegawai Telkom Lampung maupun Koperasi Bina Dharma

    UNILA tidak terdapat akun modal penyertaan, karena modal penyertaan itu telah

    dimasukkan pada perkiraan kewajiban lancar. Sesuai dengan PSAK No.27 yang

    menyatakan bahwa sumbangan yang diterima oleh koperasi yang substansinya

    merupakan pinjaman diakui sebagai kewajiban jangka panjang yang harus

  • 21

    dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Sedangkan untuk ekuitas modal

    sumbangan Koperasi Pegawai Telkom Lampung yang dinamakan donasi dari PT

    Telkom sudah mengikuti PSAK No.27 dimana modal sumbangan ditampilkan

    pada posisi ekuitas.

    1.2.3 Penerapan PSAK No.27 Atas Pendapatan dan Beban

    Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban

    pengurus tentang aktivitas koperasi selama satu periode untuk dapat membantu

    dalam mengambil keputusan, sehingga koperasi dapat memberikan manfaat yang

    lebih baik lagi bagi setiap anggotanya.

    Laporan keuangan koperasi harus disusun sesuai dengan Pernyataan Standar

    Akuntansi Keuangan (PSAK) No.27 tentang standar khusus Akuntansi untuk

    koperasi. Analisa dan evaluasi yang dapat penulis uraikan meliputi pendapatan

    dan beban pada koperasi Kopegtel Lampung dan koperasi Bina Dharma Unila

    seperti yang terlampir pada Lampiran 3 dan Lampiran 4, yang akan

    dikelompokkan menjadi pendapatan, harga pokok penjualan, biaya operasi dan

    pendapatan atau beban lain-lain.

    Pendapatan dan beban pada koperasi Kopegtel Lampung dan koperasi Bina

    Dharma Unila diuraikan secara rinci berdasarkan jenis-jenis usaha yang

    dimilikinya. Namun dalam perhitungan hasil usaha, koperasi tidak melakukan

    pemisahan pencatatan antara pendapatan dan beban untuk anggota dan bukan

    anggota. Sehinggta pencatatan ini tidak sesuai dengan PSAK No.27 yang

  • 22

    mengharuskan dilakukan pemisahan. Dan maksud dari dilakukannya pemisahan

    ini adalah untuk dapat mengetahui manfaat yang diterima oleh anggota koperasi.

    1.2.4 Penerapan PSAK No.27 Atas Laporan Keuangan

    Laporan keuangan akan menunjukkan sampai sejauh mana efisiensi pelaksanaan

    yang telah dicapai oleh manajemen. Laporan keuangan koperasi adalah laporan

    keuangan yang disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha,

    dan arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban

    pengurus atas pengelolaan keuangan.

    A. Neraca

    Koperasi Pegawai Telkom (Kopegtel) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik

    Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampung menyajikan dengan

    melampirkan posisi aktiva di sebelah kanan dan passiva disebelah kiri dan

    dilampirkan secara komparatif antara tahun buku yang berjalan dengan tahun

    buku yang lalu, sehingga sudah mengikuti acuan PSAK No.27. Pada kedua

    koperasi ini neraca digolongkan beberapa golongan umum yaitu : aktiva lancar,

    aktiva tetap, penyertaan, aktiva tetap tidak berwujud dan aktiva lain-lain.

    Penyajian ini telah sesuai dengan PSAK No.27 yang mengelompokkan aktiva

    menjadi aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva lain-lain.

    Pengklasifikasian ini akan berguna bagi pihak yang memerlukan sebagai

    informasi tambahan untuk mengukur tingkat likuiditas dan keadaan keuangan

    koperasi secara lengkap bila dihubungkan dengan komponen neraca lainnya.

  • 23

    Perkiraan piutang pada kedua koperasi ini yaitu Koperasi Pegawai TELKOM

    (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina

    Dharma Universitas Lampung, tidak membedakan penyajian untuk anggota dan

    penyajian untuk bukan anggota. Hal ini tidak sesuai dengan PSAK No.27 yang

    mengharuskan pemisahan perkiraan tersebut dalam neraca. Pemisahan ini perlu

    dilakukan untuk dapat mengetahui manfaat yang diterima oleh anggota koperasi.

    B. Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha

    Kedua koperasi yaitu Koperasi Pegawai TELKOM (KOPEGTEL) Lampung dan

    Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Universitas Lampung

    menggunakan perhitungan sisa hasil usaha untuk menunjukan laporan keuangan

    laba rugi. Istilah perhitungan sisa hasil usaha adalah sebagai pengganti istilah

    laporan laba rugi, istilah tersebut sangat dianjurkan karena manfaat dari usaha

    koperasi tidak semata-mata diukur dari laba tetapi lebih ditekankan pada

    manfaatnya bagi anggota. Oleh karena itu, koperasi tidak menggunakan istilah

    laba rugi melainkan hasil usaha.

    Laporan perhitungan hasil usaha pada kedua koperasi disajikan dengan

    memisahkan pos-pos penerimaan, harga pokok penjualan dan beban operasional.

    Namun kedua koperasi yaitu Koperasi Pegawai TELKOM (KOPEGTEL)

    Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma

    Universitas Lampung dalam menghitung sisa hasil usahanya tidak melakukan

    pemisahan pencatatan antara pendapatan dan beban untuk anggota dan bukan

    anggota sehingga tidak sesuai dengan PSAK No.27 tentang perkoperasian yang

  • 24

    mengelompokkan laporan sisa hasil usaha atas partisipasi anggota, pendapatan

    dari non-anggota dan beban koperasi.

    C. Laporan Arus Kas

    Dalam laporan Arus Kas Koperasi Pegawai Telkom Lampung tahun buku 2009-

    2011 dan KPRI Bina Dharma Universitas Lampung tahun buku 2008-2010 sudah

    menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas,

    sumber penerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada periode tertentu

    sesuai dengan PSAK No.27. Laporan arus kas KOPEGTEL dapat dilihat pada

    Lampiran 5 dan laporan arus kas KPRI Bina Dharma UNILA pada Lampiran 6.

    D. Laporan Promosi Ekonomi Anggota

    Dalam laporan keuangan Koperasi Pegawai Telkom Lampung dan KPRI Bina

    Dharma Universitas Lampung tidak tercantum Laporan Promosi Ekonomi

    Anggota. Dimana Laporan Promosi Ekonomi Anggota adalah laporan yang

    memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu

    tahun tertentu.

    E. Catatan Atas Laporan Keuangan

    Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang terpadu dari penyajian

    keuangan formal yang menjelaskan data keuangan pokok dan memberikan

    informasi-informasi tambahan mengenai pos-pos neraca dan perhitungan laba rugi

    yang tidak dapat ditunjukkan dengan jelas pada laporan keuangan.

  • 25

    Pada prakteknya kedua koperasi yaitu KOPEGTEL dan Bina Dharma UNILA

    sudah mencantumkan Catatan Atas Laporan Keuangan pada Laporan keuangan,

    dapat dilihat pada Lampiran 7 - 9 adalah Catantan atas Laporan Keuangan

    KOPEGTEL dan Lampiran 10 12 adalah Catantan atas Laporan Keuangan

    KPRI Bina Dharma UNILA.

    4.2.5 Penerapan PSAK No.27 Berdasarkan Informasi Hasil Wawancara

    Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untukmengevaluasi melihat sejauh mana

    penerapan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 tentang akuntansi perkoperasian

    pada Koperasi Pegawai TELKOM (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi

    Pegawai Republik Indonesia (KPRI)Bina Dharma Universitas Lampung.

    Sehingga Hasil wawancara ini adalah sebagai informasi tambahan yang dimana

    berfungsi hanya untuk melengkapi hasil penelitian dan bukan menjadi tujuan

    penelitian.

    Penerapan PSAK No.27 pada setiap koperasi sudah seharusnya mengikuti

    sepenuhnya peraturan PSAK yang dikeluarkan oleh IAI. Namun pada

    kenyataanya bahwa masih sulitnya menerapkan sepenuhnya peraturan tersebut

    dikarenakan kurangnya sosialisasi dari IAI kepada pihak-pihak koperasi tentang

    penyusunan standar keuangan koperasi. Informasi tersebut diperoleh langsung

    dari pihak koperasi yang mengeluhkan bahwa sulitnya menerapkan sepenuhnya

    standar PSAK No.27 tersebut. Hal ini dilihat dari tidak adanya Laporan Promosi

    Ekonomi Anggota didalam laporan keuangan Koperasi Pegawai Telkom

    Lampung dan KPRI Bina Dharma UNILA.

  • 26

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    1.1 Kesimpulan

    Berdasarkan Analisis dan evaluasi yang dilakukan, ternyata PSAK No. 27 pada

    Koperasi Pegawai Telkom (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai

    Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Unila belum dilaksanakan dengan baik.

    Dari analisis dan evaluasi yang penulis lakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu:

    1. Koperasi Pegawai Telkom (KOPEGTEL) Lampung merupakan koperasi

    yang bergerak dalam bidang usaha simpan-pinjam, usaha dagang konsumsi

    dan barang-barang keperluan perusahan PT Telkom.Koperasi Pegawai

    Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Unila mulai tahun 2011

    memfokuskan bidang usaha simpan-pinjam.

    2. Koperasi Pegawai Telkom (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai

    Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Unila dalam menyusun laporan

    keuangan tidak menyajikan laporan promosi ekonomi anggota.

    3. Koperasi Pegawai Telkom (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai

    Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Unila dalam penyusunan laporan

    sisa hasil usaha, hanya menyajikan beban usaha dan tidak menyajikan

    perkiraan beban-beban perkoperasian. Sehingga tidak diketahui seberapa

  • 27

    besar partisipasi koperasi telah menjalankan fungsinya untuk meningkatkan

    kemampuan sumber daya anggotanya.

    4. Laporan keuangan yang disajikan oleh Koperasi Pegawai Telkom

    (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)

    Bina Dharma Unila tidak mengikuti bentuk laporan keuangan yang sesuai

    dengan PSAK No.27 yaitu bentuk laporan perhitungan sisa hasil usaha yang

    sangat berbeda dengan ilustrasi yang dianjurkan di dalam PSAK No.27.

    5. Koperasi Pegawai Telkom Lampung dan KPRI Bina Dharma Universitas

    Lampung dalam pembuatan laporan keuangan tidak memisahkan akun-akun

    dalam laporan keuangan yang berkaitan dengan anggota dan yang bukan

    anggota.

    6. Sejak disahkannya PSAK No.27 tahun 1998, tentang Akuntansi

    Perkoperasian, kita dapati masih sedikit lembaga perkoperasian yang mampu

    menyusun laporan keuangannya sesuai dengan standar tersebut. Berdasarkan

    pengamatan penulis dan hasil wawancara dengan pihak koperasi yang

    berhubungan dengan laporan keuangan, bahwa kurangnya sosialisasi oleh

    pihak-pihak terkait yaitu IAI kepada lembaga koperasi dalam hal standar

    laporan keuangan koperasi yang seharusnya dan pihak koperasi agar pasif

    dalam mengikuti pelatihan standar keuangan yang disiapkan IAI.

    5.2 Saran

    1. Laporan keuangan Koperasi Pegawai Telkom (KOPEGTEL) Lampung dan

    Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Bina Dharma Unila hendaknya

    disajikan secara lengkap sesuai dengan PSAK No.27 dengan melampirkan

    laporan promosi ekonomi anggota.

  • 28

    2. Dalam penyusunan perhitungan sisa hasil usaha perlu disajikan akun beban

    koperasi karena dengan adanya pos ini mencerminkan bahwa tujuan koperasi

    dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggotanya terlihat jelas yang

    membuktikan bahwa koperasi telah meningkatkan kemampuan sumber daya

    anggota, baik secara khusus maupun nasional.

    3. Laporan keuangan perhitungan sisa hasil usaha yang disajikan oleh Koperasi

    Pegawai Telkom (KOPEGTEL) Lampung dan Koperasi Pegawai Republik

    Indonesia (KPRI) Bina Dharma Unila seharusnya mengikuti bentuk laporan

    keuangan yang sesuai dengan PSAK No.27.

    4. Koperasi Pegawai Telkom Lampung dan KPRI Bina Dharma Universitas

    Lampung dalam pembuatan laporan keuangan harus memisahkan akun-akun

    dalam laporan keuangan yang berkaitan dengan anggota dan yang bukan

    anggota agar koperasi mencerminkan manfaatnya bagi anggota koperasi.

    5. Kepada lembaga yang mengeluarkan peraturan PSAK yaitu IAI (Ikatan

    Akuntansi Indonesia) agar kiranya lebih memperhatikan kondisi dilapangan

    dan pihak koperasi agar aktif dalam mengikuti pelatihan standar keuangan

    yang disiapkan IAI. Agar tercapai tujuan pencatatan laporan keuangan yang

    sesuai dengan peraturan.

    6. Untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan untuk meneliti laporan

    keuangan koperasi dengan bentuk laporan keuangan yang berbasis SAK

    ETAP dalam kesiapan kopersi berbasis IFRS.

  • 29

    DAFTAR PUSTAKA

    Anoraga, Pandji dan Ninik, Widiyanti, 1995. Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, Cetakan Pertama, PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.

    Baridwan, Zaki, 2000. Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, BPFE, UGM, Yogyakarta.

    Hadibroto, S., 1994. Masalah Akuntansi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

    Harahap, Sofyan Syafri, 2006. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi Lima, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

    Harahap, Sofyan Syafri, 2001. Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Cetakan Keempat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

    Hendrojogi, 2002. Koperasi: Azas-azas, Teori dan Praktek, Cetakan Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

    Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan per 1 Oktober, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

    Jochen, Ropke, 2003. Ekonomi Koperasi: Teori dan Manajemen Terjemahan Sri Djatnika, Edisi Revisi, Salemba Emban Patria, Jakarta.

    Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Lampung, 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah, Lampung.

    Kieso, Donald E., dan Jerry J. Weygandt, 2002. Akuntansi Intermediate, Alih Bahasa Emil Salim, Edisi Sepuluh, Erlangga, Jakarta.

    Koperasi Pegawai Republik Indonesia Bina Dharma Universitas Lampung, 2008. Laporan Tahunan KPRI Bina Dharma UNILA tahun buku 2008, KPRI Bina Dharma UNILA, B. Lampung.

    Koperasi Pegawai Republik Indonesia Bina Dharma Universitas Lampung, 2009. Laporan Tahunan KPRI Bina Dharma UNILA tahun buku 2009, KPRI Bina Dharma UNILA, B. Lampung.

  • 30

    Koperasi Pegawai Republik Indonesia Bina Dharma Universitas Lampung, 2010. Laporan Tahunan KPRI Bina Dharma UNILA tahun buku 2010, KPRI Bina Dharma UNILA, B. Lampung.

    Koperasi Pegawai Telkom Lampung, 2009. Laporan Tahunan Koperasi Pegawai Telkom Lampung (KOPEGTEL) tahun buku 2009, KOPEGTEL, B. Lampung.

    Koperasi Pegawai Telkom Lampung, 2010. Laporan Tahunan Koperasi Pegawai Telkom Lampung (KOPEGTEL) tahun buku 2010, KOPEGTEL, B. Lampung.

    Koperasi Pegawai Telkom Lampung, 2011. Laporan Tahunan Koperasi Pegawai Telkom Lampung (KOPEGTEL) tahun buku 2011, KOPEGTEL, B. Lampung.

    Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba, 2001. Koperasi: Teori dan Praktek, Edisi Revisi, Erlangga, Jakarta.

    Suharli, Michell, 2006. Akuntansi Untuk Bisnis dan Jasa Dagang, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

    Tugiman, Hiro, 2002. Akuntansi Untuk Badan Usaha Koperasi, Cetakan Keenam, Kanisius, Bandung.

    Tunggal, Amin Widjaja, 1995. Akuntansi Untuk Koperasi, Cetakan Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta.