penerapan metode latihan berstruktur...

67
PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR DAN PERMAINAN DALAM MENINGKATKAN BASIL BELAJAR SISWA TERHADAP KONSEP REAKSI REDOKS BERDASARKAN PERUBAHAN BILANGAN OKSIDASI (Penelitian Tindakan Kelas Di SMA 2 Negeri Ciputat) ·- :. Oleh MEDINA AKMAR NIM: 102016023854 JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) A RH? J:rln Av A TJTT T All TA v A D'T' A

Upload: ngohuong

Post on 06-Feb-2018

259 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR DAN PERMAINAN

DALAM MENINGKA TKAN BASIL BELAJAR SISWA TERHADAP KONSEP REAKSI REDOKS

BERDASARKAN PERUBAHAN BILANGAN OKSIDASI (Penelitian Tindakan Kelas Di SMA 2 Negeri Ciputat)

·- :.

Oleh

MEDINA AKMAR

NIM: 102016023854

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ~v A RH? J:rln Av A TJTT T All TA v A D'T' A

Page 2: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Penerapan Metode Latihan Berstruktur dan Permainan Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Terhadap Konsep Rcaksi Redoks

Bcrdasarkan Pcrubahan Bilangan Oksidasi, yang disusun oleh : Medina Akmar,

NIM 102016023854, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi

Pendidikan Kimia telah melalui bimbingan dinyatakan syah sebagai karya ilmiah

yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosyah sesuai ketentuan yang telah

ditetapkan fakultas.

Yang Mengesahkan

Pembimbing (I)

MA

Jakarta, l 6 Mei 2007

Pembimbing (II)

Adi Riyadhi, S. Si NIP.

Page 3: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

LEMBARPENGESAHAN

Skripsi berjudul: "Penerapan Metode Latihan Berstruktur dan Permainan Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Terhadap Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada 18 September 2007 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Kimia.

Ketua Jurusan IP A

Ir. Mahmud M Siregar, M.Si NIP: 150222933

Sekretaris Jurusa IP A

Baiq Hana Susanti, M.Sc NIP : 150299475

Penguji I

Dr. Zurinal Z NIP: 150170330

Penguji II

Dedi Irwandi, M. Si NIP : 15029993 7

Jakarta, 28 Oktober 2007 Panitia Ujian Munaqasyah

Mengetahui: Dekan,

Tanggal Tanda Tangan

>11 :M)1. /JC ..... r ...

Yu -2()67 ......... . ............ .

MA

Page 4: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

ABSTRAK

MEDINA AKMAR. Dalam memahami reaksi redoks berdasarkan perubahan harga bilangan oksidasi (biloks), para siswa dituntut untuk lebih dahulu menguasai materi-materi sebelumnya seperti konsep lambang unsur, konfigurasi elektron dan memiliki kemampuan dasar matematika terutama persamaan aljabar yang akan digunakan dalam menentukan harga bilangan oksidasi tiap atom yang terdapat dalam suatu senyawa. Disamping itu, dalam penyampaian materi pembelajaran guru dituntut untuk memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat agar reaksi redoks berdasarkan perubahan harga bilangan oksidasi dapat dikuasai siswa dengan baik. Salah satu metode pembelajran yang dapat membantu untulc keperluan tersebut adalah metode latihan berstruktur. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan alternatif metode pembelajaran kimia melalui metode latihan berstruktur yang berguna untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi reaksi redoks sehingga dapat menambah kualitas pembelajaran kimia.

Penelitian dilakukan di SMAN 2 Ciputat kelas X-5 yang dilakukan pada tanggal 27 Febn.iaTi 2006 hingga 27 Maret 2006. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal dengan Classroom Action Research. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, analisis data dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan pemeriksaan lembar modul hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Metode Latihan Berstruktur, Penelitian Tindakan Kelas

Page 5: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

ABSTRACT

MEDINA AKMAR To understanding redox reaction with a change price oxidation number, all of students must be know all of method first like a periodic concept, the electron configuration and have a basic ability of a math, especially algebra similarity when we want to used in a redox price number in every atomic. Meanwhile, every teacher who's teach that method must be choose and realized a right learning method so redox reaction with a change price the oxidation number could be understand by students. A learning method who can helped students to used that is a structure practice.

The objective of the study/research is to describe a different learning method in chemistry, with a structural practice method and that used to increase the quality oflearning to understand redox reaction in a chemistry.

To carry out this study, the writer decided to choose SMAN 2 Ciputat, as the location of the research, and the research was done over a period of time, from February 27th to March 27'h 2006. The teclmique of collecting data is done by "classroom action research ". In doing this research, the writer classifies the study into two steps, each step content a planning, actuating, data analysis and reflection. The writer conducts through observation, interview, takes the text of the test material and the results of students test results

Key Word: structural practice method Classroom Action Research

Page 6: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini di susun setelah melakukan penelitian di SMA Dua Negeri

Ciputat selama satu bulan yang dilaksanakan mulai tanggal 27 Februari - 27

Maret 2006.

Selama melaksanakan penelitian dan proses penyusunan skripsi ini, penulis

banyak sekali mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

I. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta sekaligus pembimbing I.

2. Bapak Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Bapak Drs. H. Suhaya, M.M selaku kepala sekolah SMA Dua Negeri

Ciputat, atas kesempatan penelitian yang diberikan.

4. Bapak Adi Riyadhi, S.Si selaku dosen pembimbing II.

5. Ibu Astuti Murtiningsih, S.Pd selaku guru penelitian tindakan kelas, atas

pengarahan dan bimbingan yang diberikan selama penelitian.

6. Ibu Nurtohidah, S.Pd selaku guru bidang studi kimia sekaligus mitra

observer selama penelitian.

7. Para staf pengajar di SMA Dua Negeri Ciputat yang senantiasa membantu

dan memberikan bimbingannya selama penelitian.

8. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materiil pada

penulis.

9. Semua sahabat seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan

bantuannya kepada penulis.

Page 7: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangannya dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang

sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang.

Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan

mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada umumnya.

Jakarta, November 2007

Penulis

Page 8: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

DAFTARISI

ABSTRAK .................................................................................................... .

KATA PENGANTAR. ................................................................................... iii

DAFTAR 181 .................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL.......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii

DAFT AR LAMPIRAN .................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. I

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... .

B. Fokus Penel itian ...................................................................... .

C. Pembatasan Fokus Penelitian ................. : ......................... . 3

D. Perumusan Fokus Penelitian ............................................. . 3

E. Tujuan Penelitian ..................................................................... .

F. Manfaat Penelitian ................................................................... . 3

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN ............. 5

A. Kajian Teori ...................................................................... 5

1. Pengertian Belajar... .... .. . . . .. . . .. . . ... . ... . .. . . .. . . . .. . . ...... ... . . . .. . 5

2. Pengertian Hasil Belajar............................................... 6

3. Karakteristik Ilmu Kimia ............................................. 8

4. Reaksi Redoks ............................................................. 10

5. Tinjauan tentang Pembelajaran Kimia mengenai

Reaksi Redoks .. . . ... . ... . .. . ..... ... . .. .. . .. . ... . ... . . . .. . . ..... ... . . . .... 17

6. Metode Latihan Berstruktur ...... ... . ..... .. . . .. . . .. . . . . .. . . . ... . . . . 17

7. Langkah-langkah Metode Latihan Berstruktur ............ 18

B. Desain Alternatiflntervensi Tindakan yang Dipilih .......... 20

C. Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan .................... 21

D. Hipotesis Penelitian Tindakan ........................................... 22

Page 9: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 23

A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................ 23

B. Pihak yang Terkait Dalam Penelitian................................. 23

C. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian........................ 23

D. Rancangan Siklus Penelitian ............................................. 24

E. Tahap Intervensi Tindakan ................................................ 26

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...................... 29

G. Jenis dan Sumber Data...................................................... 29

I-I. Instrumen-lnstrumen Pengumpul Data yang Digunakan .... 29

I. Teknik Pengumpulan Data................................................ 30

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi........................ 30

K. Analisa Data...................................................................... 31

1. Modul Hasil Bela jar..................................................... 31

2. Batasan lndikator Keberhasilan.................................... 31

BAB IV PEMBAI-IASAN.................................................................... 32

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan...................................... 32

1. Kegiatan Prapenelitian ................................................. 32

2. Siklusl ........................................................................ 37

3. Siklus II ....................................................................... 50

4. Evaluasi Akhir ............................................................. 6 J

B. Temuan Penelitian ............................................................. 63

BAB V PENUTUP ............................................................................. 65

A. Kesimpulan.. ... . .... . . ... . . .. . ... . ... . . . .. . .. . . .. ..... . . .. . . .. . . . ... . .... . . .. .. . . 65

B. Saran-saran....................................................................... 66

DAFT AR PUST AKA ............................................................................ 67

LAMP IRAN.......................................................................................... 69

Page 10: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabet I. Perbedaan Penulisan Ion dan Bilangan Oksidasi ..................... 13

Tabet 2. Hasil Evalnasi Awai Konsep Reaksi Redoks ............................ 36

Tabel 3. Perolehan Nilai Siklus 1.. ............................................................ 43

Tabel 4. Peningkatan Nilai Subjek Penelitian Pada Siklus 1 .................. 44

Tabel 5. Observasi Proses Belajar Mengajar Siswa ................................ -14

Tabet 6. Perolehan Nilai Siklus II ............................................................ 54

Tabel 7. Peningkatau Nilai Subjek Peuelitian Pada Siklus II ................. 55

Tabel 8. Observasi Proses Belajar Mengajar Siswa ................................ 55

Tabet 9. Modul Akhir Hasil Belajar Siswa Kelas X 5 ............................. 61

DAFT AR GAMBAR

Halaman

Gambar l. Bagan Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi (Redo ks) ................. 11

Gambar 2. Desain Penelitian ...................................................................... 24

Gambar 3. Tahap Penelitian ...................................................................... 25

Page 11: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Observasi Terstruktur ........................................................ 70

Lampiran 2. Observasi Proses Belajar Mengajar .................................. 72

Lampiran 3. Tes Tahap Prapenelitian ..................................................... 73

Lampiran 4. Kunci Jawaban Tes Tahap Prapenelitian ........................... 76

Lampiran 5. Tabel Proporsi Jawaban Benar .......................................... 77

Lampiran 6. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas X-5 ....................... 80

Lampiran 7. Perhitungan Koefisien Korelasi "r" Product Moment ....... 81

Lampiran 8. Perhitungan uji !. ................................................................. 83

Lampiran 9. Peta Konsep ......................................................................... 85

Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................. 86

Lampiran 11. Observasi Terstruktur ......................................................... 98

Larr piran 12. Observasi Terbuka .............................................................. 99

Lampi ran 13. Modul Konsep Reaksi Redo ks ............................................ I 00

Page 12: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

BAB!

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran kimia di tingkat I merupakan mata pelajaran yang

masih baru bagi siswa, sebab mereka baru mendapatkan materi kimia secara

utuh sebagai suatu mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini

tidak menutup kemungkinan akan adanya kesulitan bagi mereka dalam

mengikuti pembelajarannya.

Oleh karena itu, diharapkan para guru kimia dapat memperkenalkan

materi kimia dengan lebih menarik dan bersahabat, sehingga anggapan yang

keliru selama ini bahwa kimia merupakan ha! yang susah bagi siswa SMA

akan hilang dari mereka.

Untuk menyajikan materi kimia menjadi lebih menarik, guru harus

memiliki kemampuan dalam mengembangkan metode mengajarnya

sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai

dengan baik.

Pada pembahasan reaksi redoks, biasanya para siswa banyak

mengalami kesulitan dalam memahami dan menentukan bilangan oksidasi dari

masing-masing unsur. Hal ini disebabkan para siswa masih belum mengetahui

nama-nama dan lambang-lambang dari berbagai unsur dengan baik, belum

begitu hafal harga bilangan oksidasi dari masing-masing unsur, belum dapat

mencari harga bilangan oksidasi suatu unsur dengan benar, serta masih ada

yang salah dalam operasi matematika sederhana. Kenyataan ini didukung oleh

hasil penelitian Eva Hakimah (2005) yang menyatakan bahwa 42,5 persen

siswa MAN 12 Jakarta mengalami kesulitan dalam menentukan konsep redoks

dalam suatu reaksi dan 82,5 persen siswa MAN 12 Jakarta mengalami

kesulitan dalam menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks. 1

Page 13: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

2

Metode Latihan Berstruktur merupakan salah satu metode mengajar

yang dapat diterapkan oleh guru untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam

Metode Latihan Berstruktur, guru memberikan latihan-latihan berstruktur

tentang apa yang dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan

tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang.

Dengan kata lain, siswa akan berusaha melatih keterampilannya sehingga

didapat suatu keterampilan khusus.

Dalam melaksanakan metode latihan berstruktur ada beberapa ha! yang

harus diperhatikan, yaitu:

!. Tujuan pembelajaran harus dijelaskan kepada siswa.

2. Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa

mengetahui apa yang harus dikerjakan.

3. Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.

4. Selingilah latihan agar tidak membosankan.

5. Perhatikan kesalahan-kesalal1an mnum yang dilakukan siswa untuk usaha

perbaikan.

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penerapan Metode

Latihan Berstruktur dalam membantu siswa memahami reaksi redoks, perlu

dilakukan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMA 2 Negeri Ciputat

tingkat X semester pertama tahun pelajaran 2005/2006.

B. Fokus Penelitian

Fokus dari penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa kelas

X 5 SMA 2 Negeri Ciputat pada pelajaran kimia konsep reaksi redoks

berdasarkan perubahan bilangan oksidasi (biloks) dengan menggunakan

Metode Latihan Berstruktur. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan

peningkatan hasil belajar siswa adalah tingkat pencapaian komponen­

komponen pembelajaran yang meliputi:

!. Meningkatkan nilai hasil belajar siswa pada pelajaran kimia khususnya

pada pokok pembahasan realcsi redoks.

Page 14: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

3

C. Pembatasan Fokus Penelititan

Agar masalah ini dapat dibahas dengan jelas dan tidak meluas. maka

masalah ini harus dibatasi. Dalam penelitian ini. metode yang digunakan

adalah metode latihan berstruktur yang ditemukan oleh Rumansyah dan

Yudha Irhasyuarna dalam jurnal penelitian kependidikannya pada pokok

bahasan persamaan reaksi kimia yang oleh peneliti metode tersebut

diadaptasikan dalam penelitiannya pada pokok bahasan konsep reaksi redoks

berdasarkan perubahan harga bilangan oksidasi.

D. Perumusan Fokus Penelitian

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : "Apakah

penerapan metode latihan berstruktur dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas X-5 SMAN 2 Ciputat pada konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan

harga bilangan oksidasi r

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

I. Untuk meneliti apakah penerapan metode latihan berstruktur dapat

meningkatkan aktivitas bertanya siswa khususnya dalam pelajaran kimia.

Untuk meneliti apakah penerapan metode latihan berstruktur dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami reaksi oksidasi

reduksi.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat sebagai

berikut:

I. Bagi guru. ia dapat mengetahui pola dan strategi pembelajaran yang tepat

dalam upaya memperbaiki dan memudahkan mengajar reaksi oksidasi

reduksi sehingga dapat dipahami oleh siswa dengan baik.

2. Bagi siswa. hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat apabila s1swa

Page 15: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

4

mengalami kesulitan dalam memahami reaksi oksidasi reduksi serta

dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. Hal ini

disebabkan dalam penelitian tindakan kelas ini, guru mencobakan

berbagai pola dan strategi yang tepat sehingga dapat menolong siswa

dalam memahami reaksi oksidasi reduksi dan mengerjakan soal-soal yang

diberikan oleh guru.

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik

bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu

proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran kimia.

4. Bagi maliasiswa FITK UIN, hasil penelitian ini diharapkan menjadi

informasi awal bagi penelitian selanjutnya sehingga dapat menambah

khazanah pengetahuan dalam bidang yang dikaji.

Page 16: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINDAKAN

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan "suatu usaha berupa kegiatan hingga terjacli

perubahan tingkah laku yang tetap. yang ditanclai oleh kernampuan

pengetahuan clan keterampilan. Skinner berpenclapat bahwa belajar aclalah

suatu proses aclaptasi atau penyesuaian tingkah laku secara progresif."" 1

James 0. Wittaker mengemukakan bahwa "'belajar aclalah proses

dimana tingkah laku ditimbulkan atau cliubah melalui latihan clan

pengalaman."'

Belajar adalah modifikasi atau mempe1teguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of' behavior through experiencing). Menurut pengertian 1111. belajar rnerupakan suatu proses, suatu kegiatan clan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat. akan tetapi Jebih Juas clari itu. yakni n1engala111i.3

Belajar ialah "suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

rnemperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.

sebagai hasil pengalamannya sencliri clalam imeraksi clengan

lingkungannya.··.i

Belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang clilakukan secara saclar oleh seseorang clan mengakibatkan perubahan clalam clirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berclasarkan alat inclera clan pengalamannya. Oleh sebab itu apabila belajar pese1ta cliclik ticlak acla perubahan tingkah Jaku yang positif clalam arti

1 iv1uhibbin S)ah. Psikologi Pe11didika11 /)engan Pe11dekata11 Barn Bandung: Rosda [(ana. 2005 J. Cct. Kc- I I. h.90

- 'Ibid. h.104 -' Ocn1ar J-lan1alih:. Proses Bek{/ar .\/engajar. (.lakana: PT Bun1i /\ks<1n.1. 1005). Cct kc~..J-.

h.17 ~Ibid

Page 17: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

6

memiliki kecakapan baru se1ta wawasan pengetahuannya tidak bertarnbah rnaka dapat dikatakan bahwa belajarnya belurn sempurna. 5

Belajar merupakan .. suatu proses perubahan yaitu perubahan

tingkah laku sebagai basil interaksi dengan lingkungannya dalam

rnemenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata

dalarn seluruh aspek tingkah laku.'"'

Gagne rnenyebutkan bahwa belajar sebagai suatu perubahan dalarn disposisi atau kapabilitas manusia. Perubahan dalam rnenunjukkan kine1ja (perilaku) berarti perubahan itu menentukan semua keterampilan. pengetahuan. sikap dan nilai yang diperoleh individu (siswa). Dalam belajar dihasilkan berbagai rnacam tingkah laku yang berlainan. seperti pengetahuan, sikap. keterarnpilan. kemampuan, informasi dan nilai. Berbagai macam tingkah laku yang berlainan inilah yang disebut kapabilitas sebagai basil belajar. 7

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan. yaitu: a. Faktor ini meliputi kematangan atau pertumbuhan. kecerdasan. latihan.

motivasi dan faktor pribadi. b. Faktor yang ada di luar diri siswa itu sendiri disebut sebagai faktor

sosial. Faktor ini meliputi lingkungan keluarga. guru dan cara mengajar, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar. lingkungan dan kesernpatan yang ada. serta motivasi sosial.8

Belajar merupakan sebuah perubahan yang relatif menetap dalam

tingkah laku yang te1jadi sebagai suatu usaha dari basil latihan dan

pengalaman. Oleh sebab itu. belajar merupakan proses perubahan dari

tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan dari

tidak paham menjadi paham.

2. Pengertian Basil Belajar

Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan yang teijadi di

clalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar. Hasil

belajar sebagairnana yang dituliskan dalam kamus besar Bahasa Indonesia

5 Adrian. J/e1ode .\Jengajar Berdasarkan Tipo/ogi Belc(jar Sis1ra. i\rtikcl Tanggal 20 Oktobcr 2004. http://reNsearchcngines.co111/art05N65htn1l .. h.3

6 Slan1eto. Belqjar dan f"akror- .laktor yang 111e111pengaruhi11ya, ( Jakarta: PT Rineka Cipta. 2003 ). Cct. Ke--!. h. 2.

7 Nurdin lbrahin1. flasi/ Belqjar Fisika Sis1ra SLTF Terhuka Ta1?j1111gsari S11111edang Ja1ra Baral. Jurna[ Pendidikan dan Kcbudayaan. No. 031. Tahun ke-7. Sertc111ber 200!. h. -t87

3 i'vl. Nga!iin Pt!r\\'antO. Psikologi Pendidikan. (Bandung: Rcn1aja Rnsdakar:n. 200-1.J. h. 102-105

Page 18: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

7

Kontemporer. yaitu "peningkatan penguasaan pengetahuan keterampilan

terhadap mata pelajaran."9

Menurut Ralph Tyler. evaluasi basil belajar merupakan "sebuah

proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana. dalam ha! apa.

dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tereapai. Jika belum. bagaimana

yang belum dan apa sebabnya." Definisi yang lebih luas dikemukakan oleb

dua orang abli lain. yakni Cronbacb dan Stufflebeam. Tambaban definisi

tersebut adalab babwa ''proses bukan sekadar mengukur sejauhmana

tujuan tereapai. tetapi digunakan untuk membuat keputusan." 10

Evaluasi basil belajar adalah "suatu proses yang dilakukan untuk

mengetabui tingkat kine1ja akademika yang dilakukan secara menyelurub

dan kontinyu dengan earn yang sesuai dengan eiri-eiri pendidikan keablian

b k •·II yang ersang ~utan.

Evaluasi basil belajar adalab "keseluruban kegiatan pengukuran

(pengumpulan data dan infomasi). pengolaban. penafsiran dan

pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat basil belajar yang

dicapai oleb siswa setelab melakukan kegiatan belnjar clalam upaya

mencapai tL~juan pembelajaran yang telab ditetapkan." 1'

Hasil pengalaman yang didapat dari usaba seseorang dalam belajar

dapat menyebabkan perubahan tingkab laku yang diperoleb setelab proses

belajar. Menurut Benyamin Bloom. meliputi tiga ranab. "yakni ranab

kognitif (pemabaman), ranah afektif (sikap). dan ranab psikomotoris

(keterampi Ian ).'' 13

Ketiga ranab tersebut merupakan suatu objek penilaian basil

belajar dan diantara ketiga ranab terseblll. ranab kognitiflab yang paling

')Peter Sali111 dan '{cni Sali1n. Ka11111s Bahasa !11do11esia l\0111e1uporer. (Jakarta: i'vlodern English. 1991 ). h. 359

JO Prof. Dr. Suharsitni Arikunto. Dasar Dasar El'aluasi Pendidikan. ( Jakarta: Burni /\ksara. 200 I ). Cct ke-2. h. 3

11 Biro Adn1inistrasi Akadcn1ik dan Ken1ahasiS\\'aan. Era/ua.<>i 1-/asil Be/(!}ar dan } '11disi11n1. 2000. ht1p: ·11'11'11·2. uaxj. ac. id baak _ era/uasi. asp.

i:: Oe1nar J-lainalik l\.11rikuh1111 dan Pen1ba/ajara11. (Jakarta: Butni 1\ksara. 2003 )_ h. J 59 13 Nana Sudjana. Peni/aian f-fasi/ Proses B~lajar. (Bandung: Reinaja Rosda J(arya. ]995).

h.22

Page 19: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

8

banyak dinilai karena berkaitan dengan kemampuan s1swa dalam

menguasai bahan pelajaran.

3. Karakteristik Ilmu Kimia

Kesulitan mempelajari ilmu kimia oleh para sis\\ a terkait dengan

ciri-ciri ilmu kimia itu sendiri yang disebutkan oleh Kean dan Middlecamp

sebagai berikut.

a. Sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak

Atom, molekul, dan ion merupakan materi dasar kimia yang

tidak nampak. yang menuntut siswa dan mahasiswa membayangkan

keberadaan materi tersebut tanpa mengalaminya secara langsung.

Karena atom merupakan pusat kegiatan kimia. maka walaupun kita

tidak melihat atom secara langsung. tetapi dalam angan-angan kita

dapat membentuk suatu gambar untuk mewakili sebuah atom.

misalnya sebuah atom oksigen kita gambarkan sebagai bulatan.

b. llmu kimia merupakan penyederhanaan dari yang sebenarnya

Kebanyakan obyek yang ada di dunia ini merupakan campuran

zat-zat kimia yang kompleks dan rumit. Agar segala sesuatunya mudah

dipelajari, maka pelajaran kimia dimulai dari gambaran vano-. "' disederhanakan, di mana zat-zat dianggap murni atau hanya

mengandung dua atau tiga zat saja. Dalam penyederhanaannya

diperlukan pemikiran dan pendekatan tertentu agar siswa atau

mahasiswa tidak mengalami salah konsep dalam menerima materi

yang diajarkan tersebut.

c. Sifat ihnu kimia berurutan dan berkembang dengan cepat

Sering kali topik-topik ilmu kimia harus dipelajari dengan

urutan tertentu. Misalnya, kita tidak dapat menggabungkan atom-atom

untuk membentuk molekul. jika atom dan karakteristiknya tidak

dipelajari terlebih dahulu. Di samping itu. perkembangan ilmu kimia

itu sangat cepat, seperti pada biclang biokimia yang menyelidiki

tentang rekayasa genetika, kloning. dan sebagainya. Hal ini 111enuntut

Page 20: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

h. 5 - 9.

9

kita semua untuk Jebih cepat tanggap dan selektif dalam menenma

semua kemajuan tersebut.

d. II mu kimia tidak hanya sekedar memecahkan soal-soal

Memecahkan soal-soal yang terdiri dari angka-angka (soal

numerik) merupakan bagian yang penting dalam mempelajari kim ia.

Namun, kita juga harus mempelajari deskripsi seperti fakta kimia.

aturan-aturan kimia. peristilahan kimia. dan lain-lain.

e. Bahan I Materi yang dipelajari dalam ilmu kimia sangat banyak

Dengan banyaknya bahan yang harus dipelajari. siswa ataupun

mahasiswa dituntut untuk dapat merencanakan belajarnya dengan baik.

sehingga waktu yang tersedia dapat digunakan seefisien mungkin. 14

Menurut Arifin, kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu kimia

dapat bersumber pada:

a. Kesulitan dalam memahami istilah

Kesulitan ini timbul karena kebanyakan siswa hanya hafal akan

istilah dan tidak memahami dengan benar maksud dari istilah yang

sering digunakan dala1n pengajaran ki1nia.

b. Kesulitan dalam memahami konsep kimia

Kebanyakan konsep-konsep dalam ilmu kimia maupun materi

kimia secara keseluruhan merupakan konsep atau materi yang bersifat

abstrak dan kompleks. sehingga siswa dituntut untuk memahami

konsep-konsep tersebut dengan benar dan mendalam. 15

c. Kesulitan angka

Dalam pengajaran kimia, kita tidak terlepas dari perhitungan

secara matematis. di mana siswa dituntut untuk terampil dalam

rumusan/operasi matematis. Namun. sering dijumpai siswa yang

kurang memahami rumusan tersebut. Menurut Sastrawijaya. hal ini

1-' E Kean dnn C l'Vliddlccan1p. Panduan Be/ajar Kilnia !Jasar. (Jakarta: Gra1ncdia. 1985 ).

15 Run1ansyah dan '{udha lrhJsyuarna. Penerapan ,\/e1ode Lclfihan Bers1ruk111r /Jala111 .\Je11i11gkct1ka11 Pe111aha111a11 Sis1ra Terhadop ;..·onsep Perst1111atf!1 reaksi. http://\\\\"\\' .depdi knas.go. id.

Page 21: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

KON SEP REDO KS

10

disebabkan karena siswa tidak mengetahui dasar-dasar matematika

dengan baik. siswa tidak hafal rumusan matematika yang banyak

digunakan dalam perhitungan-perhitungan kimia. sehingga siswa tidak

·1 d I k . . d 'k 16 teramp1 a am mengguna ·an operas1-operas1 asar 111atemat1 ·a.

t' Reaksi Redoks

Menurut sejarah ilmu kimia. konsep reaksi redoks mengalami

perkembangan. mulai dari konsep pengikatan dan pelepasan oksigen.

konsep pelepasan dan penangkapan elektron. serta konsep peningkatan dan

penurunan bilangan oksidasi. Perkembangan konsep tersebut berturut­

turut telah semakin memperluas cakupan reaksi-reaksi yang dapat

dijelaskan sebagai reaksi redoks.

Konsep Pengikatan dan Pelepasan Oksigen.

Oksidasi : Pengikatan antara suatu unsur dengan oksigen.

Reduksi : Pengurangan oksigen pada suatu unsur.

Contoh : Oks : Cu + 0 ___, CuO

Konsep Pelepasan dan Penangkapan Elektron.

Oksidasi : Reaksi yang mengalami pelepasan elektron.

Reduksi: Reaksi yang mengalami penangkapan elektron.

Oks : Fe'+ ---+ Fe3+ + e·

Red : Cu'+ + 2e· ---+ Cu.

Konsep Peningkatan dan Penurunan Biloks.

Oksidasi: Reaksi yang mengalami peningkatan harga biloks.

Reduksi : Reaksi yang mengalami penurunan harga biloks.

Garn bar 1. Bagan Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi (Redo ks)

"'Ibid. h. 9

Page 22: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

11

Meskipun demikian, pada skripsi ini. peneliti hanya akan membahas

reaksi redoks ditinjau dari peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi

(biloks). Peneliti juga akan membahas reaksi redoks ditinjau dari pelepasan

dan penangkapan elektron sebagai bab pembuka untuk lebih memahami

konsep reaksi redoks yang sedang ditel iti terse but.

a. Konsep Reaksi Redol;;s Berdasarkan Pelepasan dan Penangkapan

Elektron

Oksidasi adalah pelepasan elektron

Contoh : Na-+ Na;·+ e -

Reduksi adalah penangkapan elektron

Contoh : K+ + e - _, K

Pada reaksi oksidasi, elektron berada di ruas kanan

Pada reaksi reduksi, elektron berada di ruas kiri

Zat yang mengalami oksidasi disebut reduktor

Zat yang mengalami reduksi disebut oksidator

Pada reaksi redoks, kedua reaksi yaitu reaksi oksidasi dan reduksi te1:jadi

secara serempak. Dalam reaksi redoks. jumlah total elektron yang diterima

tepat sama dengan jumlah total elektron yang dilepaskan.

Oksidasi

Reduksi

Zn ___, Zn'* + 2e -

Cu2+ + Je - __,. Cu

Zn+Cu'+ _,zn'+ +Cu

Zn mengalami pelepasan elektron. Cu'' mengalami penangkapan elektron.

Zn mengalami oksidasi.

Zn merupakan reduktor.

Cu'+ mengalami reduksi.

Cu'+ merupakan oksidator.

Page 23: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

12

b. Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Peningkatan clan Penurunan

Bilangan Oksidasi

Untuk memudahkan kita dalam mengetahui apakah suatu atom

mengalami reaksi oksidasi atau reduksi. maka kepada masing - masing

atom diberikan satu harga yang disebut bilangan oksidasi.

Bilangan Oksidasi ( Biloks) adalah muatan elektron yang dimiliki

oleh suatu atom unsur.

Perhatikan reaksi redoks berikut ini :

Zn + Cu2+ -> Zn2

+ + Cu

Pada peristiwa oksidasi, Zn menjadi Zn2+ • bilangan oksidasi

bertambah dari no! menjadi +2. Sebaliknya, pada peristiwa reduksi. Cu2+

menjadi Cu, bilangan oksidasi berkurang clari + 2 menjacli no! ( 0 ).

Dengan demikian, clapat dirumuskan :

Oksidasi adalah reaksi yang melibatkan penambahan harga biloks I

mengalami kenaikan harga biloks.

Reduksi adalah reaksi yang melibatkan pengurangan harga biloks I

mengalami penurunan harga biloks.

Zn + Cu c+ -> Zn2+ + Cu

0 +2 +2 0

~ tu1un 2 e· 1

nai, 2 e

Zn mengalami kenaikan elektron. Cu 2" mengalami penurunan elektron.

Zn mengalami oksidasi.

Zn merupakan reduktor.

Cu2+ mengalami reduksi.

Cu2+ merupakan oksidator.

Page 24: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

13

c. Aturan Penulisan Bilangan Oksidasi

Bilangan Oksidasi dituliskan di kanan alas lambang unsur yang

bersangkutan (superskrip). Untuk membedakan dengan muatan ion. tancla

positif dan tanda negatif pada bilangan oksidasi ditulis di depan bilangan

relatif besarnya kontribusi muatan. 17

Contoh penulisan bilangan oksidasi dibandingkan penulisan ion

clapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Perbedaan Penulisan Ion clan Bilol{S

Lambang Unsur Penulisan Ion Penulisan Biloks

Na Na+ N +I a

0 o'- o-'

b. Ketentuan Menentukan Bilangan Ol{Sidasi Suatu Atom Unsur

I) Bilangan Oksidasi unsur bebas. baik yang partikelnya berupa atom­

atom atau molekul homoatomik adalah nol ( 0 ).

Contoh :

He. Ne, Ar. Kr. Xe, Rn. C sebagai atom bebas bermuatan 0.

1-12' N1. 02, F2, Cl2, Br2. 12 sebagai molekul homoatomik bermuatan 0.

2) Bilangan oksidasi ion monoatomik adalah sama dengan muatannya.

Ion monoatomik adalah ion yang hanya terdiri dari satu atom suatu

unsur bermuatan positif atau negatif.

Contoh :

Bilangan oksidasi unsur-unsur pacla 0 2-. S -2 adalah -2

3) Jumlah bilangan oksidasi dalam sebuah senyawa adalah nol ( 0 ).

Contoh :

Biloks senyawa NaCl adalah 0.

NaCl= [ I x biloks Na]+ [ I x bilok Cl ]

0 = [lx(+I)] + [lx(-1)]

4) Jumlah bilangan oksidasi sebuah ion poliatomik sama clengan besarnya

muatan ion poliatomik tersebut. ("'Ion poliatomik aclalah ion-ion yang

17 Su)atno dkk .. /\.hnia SJJ.-I l\e/as I. (Jakarta: Cirasindo. 2004). h. 79.

Page 25: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

14

terdiri atas dua atau lebih atom-atom unsur yang berikatan dan

memiliki muatan negatif atau positif').

Contoh:

Bilangan oksidasi dari Ofi adalah -1.

Ofi = [ 1 x biloks 0 ] + [ 1 x biloks H ]

-1 [lx(-2)] + [Ix(+!)]

-1= (-2) + (+!)

5) Bilangan oksidasi unsur-unsur golongan alkali (IA) adalah + 1.

6) Bilangan oksidasi unsur-unsur golongan alkali tanah (IIA) adalah +2.

7) Bilangan oksidasi atom H adalah + 1.

8) Bilangan oksidasi atom 0 adalah -2.

9) Bilangan oksidasi unsur-unsur halogen (VII A) adalah -1.

e. Aturan Penentuan Biloks Menggunakan Skala Prioritas

Skala Prioritas adalah skala yang disusun berdasarkan urutan

keelektronegatifan suatu atom. Skala ini digunakan dengan tujuan untuk

mempermudah siswa kelas X dalam memahami konsep reaksi redoks

berdasarkan peningkatan clan penurunan bilangan oksidasi (biloks ).

Skala Prioritas :

1) Tingkat oksidasi sebuah atom dalam sebuah unsur bebas (tidak terikat)

adalah no!.

2) Jumlah tingkat oksidasi semua atom dalam sebuah molekul adalah no!.

Untuk sebuah ion, jumlahnya sama dengan muatan ion itu, baik besar

maupun tandanya tanpa memperdulikan apakah ion itu terdiri dari atom

tunggal (monoatomik) atau lebih dari dua atom (poliatomik).

3) Dalam senyawanya, logam-logam alkali (golongan IA) dalam tabel

berkala (yaitu; Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) mempunyai tingkat oksidasi +!

dan logam-logam alkali tanah (IIA) adalah + 2 ..

4) Dalam senyawanya, tingkat oksidasi Hidrogen ( H) adalah +l; Fluor

(F) adalah -1.

Page 26: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

16

4) NaCl ; dimana atom Cl mempunyai bi loks - I.

Karena atom Cl berikatan dengan atom logam alkali I : Namaka atom

Cl bermuatan -1. lngatjumlah biloks suatu senyawa adalah 0.

NaCl= [ I x biloks Na]+ [ I x bilok Cl]

0 = [lx(+I)] + [lx(-1)]

0 (+!) + (-I)

5) NaC103 : dimana atom Cl mempunyai biloks +5.

Hal ini dikarenakan jumlah biloks suatu senyawa harus no! ( 0 ).

Perhatikan tahap-tahap penge1jaannya.

a) Perhatikan unsur-unsur yang terdapat dalam soal tersebut.

b) Tentukan urutan unsur yang paling terdepan pada soal kedalam skala

prioritas.

Pada skala prioritas, Na berada diatas 0 dan Cl dan 0 berada di

atas Cl. Oleh karena itu. data harga biloks yang diam bi I adalah data

biloks Na dan 0 sedangkan harga biloks Cl adalah harga yang

harus dicari agar jumlah senyawa NaCI03 adalah 0.

c) Masukkan data biloks tersebut.

Biloks Na: +I, Biloks 0: -2, dan Biloks Cl: X

NaCI03 =[I x ( biloks Na)]+ [ I x ( biloks Cl)]+ [ 3 x ( biloks 0 )]

=[Ix (+I) ]+[Ix X ]+[3x (-2)

= (+I ) + X + ( -6)

d) Untuk menghasilkan jumlah biloks 0. maka atom Cl harus memiliki

harga biloks +5.

NaCI03 =[Ix (biloks Na)]+ [Ix ( biloks Cl)]+ [3 x ( biloks 0 )]

0 = [I x ( +I ) ] +[I x X ] + [3 x ( -2 ) ]

0 = ( +I ) + ( +5 ) + ( -6 )

Page 27: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

17

5. Tinjauan tentang Pembelajaran Kimia meugenai Reaksi Redoks

a. Standar Kompetensi

Mendeskripsikan sifat-sifat larutan. metode pengukuran. dan

terapannya.

b. Kompetensi Dasar

Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan

menentukan bilangan oksidasi secara tepat dalam suatu senyawa.

c. lndikator

I) Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan

dan pelepasan oksigen. pelepasan dan penerimaan elektron. serta

peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.

2) Menentukan bilangan oksidasi atom dan unsur dalam senyawa atau

ion.

3) Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.

d. Materi Pokok

Reaksi Oksidasi Reduksi (Redoks).

6. Metode Latihan Berstruktur

Metode Latihan Berstruktur merupakan suatu cara menga.iar

dengan memberikan latihan-latihan berstruktur terhadap apa yang telah

dipelajari siswa sehingga memperoleh keterampilan tertentu. Pemberian

latihan dilakukan setelah siswa memperoleh konsep yang akan dilatihkan.

Soal-soal yang diberikan kepada siswa dimulai dari soal-soal yang mudah

menuju ke soal-soal yang lebih sulit. Hal ini dilakukan dengan bimbingan

dari guru, di mana guru terlebih dahulu memberikan contoh cara

menyelesaikan soal secara berstruktur dan baik. Selanjutnya siswa

diperintahkan untuk menyelesaikan soal-soal yang sejenis dengan soal

yang telah diselesaikan oleh guru. Dengan demikian. para siswa akan

merasa terbimbing secara baik dan dapat menyelesaikan soal-soal yang

diberikan guru dengan benar.

Page 28: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

18

Dalam kaitannya dengan metode mengajar. Metode Latihan

Berstruktur ini merupakan kombinasi dari metode latihan dan metode

pemecahan masalah. Hal ini dimaksudkan agar siswa memiliki kecakapan

mental dalam memecahkan setiap permasalahan yang dihadapinya melalui

latihan yang dibuat secara berstruktur. sehingga mereka terlatih untuk

berpikir secara lebih sistematis. log is. tel iti. dan teratur.

Dalam menerapkan Metode Latihan Berstruktur pada konsep

persamaan reaksi redoks, guru terlebih dahulu memberikan konsep

kemudian dilanjutkan dengan memberikan contoh latihan soal yang

dimulai dari soal-soal yang mudah kemudian diteruskan dengan soal-soal

yang sulit. Setelah rnemberikan konsep dan contoh soal. guru menugaskan

kepada siswa untuk 111enge1jakan soal-soal yang sejenis. Dalam hal ini

guru harus aktif 111en1onitor peke1jaan sis\va n1asing-1nasing sehingga

dapat diketahui di mana kelemahan yang mungkin masih ada pada

siswanya. Jika tidak ada masalah. dilanjutkan lagi dengan memberikan

konsep dan contoh soal selanjutnya. dan diakhiri pula dengan memberikan

latihan soal kepada siswa. Demikian seterusnya. sampai siswa benar-benar

mengerti akan konsep persamaan reaksi tersebut.

7. Langkah-langkah Metode Latihan Berstruktur

a. Guru memberikan konsep reaksi redoks dengan memperkenalkan

terlebih dahulu bilangan oksidasi (biloks) suatu atom atau unsur

b. Guru memperkenalkan aturan-aturan mengenai pemberian bilangan

oksidasi suatu unsur dalam senyawa.

c. Guru Ptenjelaskan perbedaan dalam pemberian bilangan oksidasi untuk

unsur bebas dan unsur yang saling berikatan

ConlClh: Tentukan biloks Cl pada Cb dan NaCl

Cl2 ( .1nsur bebas) = 0

NaCl= ( I x biloks Na)+ ( I x biloks Cl )

0 =[ix(+l)]+[lx(-1)]

Page 29: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

19

d. Guru memberikan modul soal yang sejenis dengan latihan soal yang

dicontohkan.

e. Guru meneliti hasil belajar siswa dari indikator ini. jika ditemukan

peningkatan. maka dilanjutkan pada indikator selanjutnya

f. Guru mcmberikan contoh dalam menentukan bilangan oksidasi pada

suatu senyawa yang lebih kompleks.

Contoh : Tentukan biloks Cl pada senyawa NaCIO dan KCl03.

NaCIO = ( I x biloks Na)+ ( I x biloks Cl)+ ( I x biloks 0 )

0 =[lx(+l)]+[lxM]+[lx(-2)]

0 - I + M

Guru memberikan modul soal yang sejenis dengan latihan soal yang

dicontohkan.

g. Guru meneliti hasil belajar siswa dari indikator ini. jika ditemukan

pcningkatan. maka dilanjutkan pada indikator selanjutnya.

h. Guru menjelaskan peningkatan dan pcnurunan bilangan oksidasi.

Contoh: Tentukan peningkatan biloks C pada reaksi berikut

Fe203{SJ + 3CO{gl-- 2Fe,,,+ 3C02{sl

+

3

-:2 Turun 3 e_+:2l_-2

______ 1_l --~+l,f -2

_ Naik 2 e- .

1. Guru memberikan modul soal yang sejenis dengan latihan soal yang

dicontohkan.

I· Guru meneliti hasil belajar siswa dari indikator ini. jika ditcmukan

peningkatan, maka dilanjutkan pada indikator selanjutnya.

k. Guru menjelaskan perbedaan tentang oksidator dan reduktor se1ta

menentukan letak oksidator dan reduktor dari suatu reaksi redoks.

Contoh : Tentukan peningkatan biloks C pada reaksi berikut

Fe20J{S1 + 3C01g1-- 2Fe{si+ 3C02{sl

+J -:2 Turun 3 e· +1

2

_-

2

______ 1_1

--~+1-l -:2

_ Naik2 c· .

Fe20 3 sebagai oksidator CO sebagai reduktor

Page 30: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

20

I. Guru memberikan modul soal yang sejenis dengan latihan soal yang

dicontohkan

111. Guru meneliti hasil belajar siswa dari indikator ini. jika ditemukan

peningkatan. maka diadakan evaluasi akhir dengan menggunakan

modul.

n. Guru mengadakan evaluasi akhir dengan menggunakan modul latihan

berstruktur.

B. Desain Alternatif Intervensi Tindakan yang Dipilih

Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode

latihan berstruktur. Metode latihan berstruktur merupakan suatu cara meng"jar

dengan memberikan latihan-latihan berstruktur terhadap apa yang dipelajari

siswa sehingga memperoleh keterampilan tertentu. Pemberian latihan

dilakukan setelah siswa memperoleh konsep yang akan dilatihkan. Soal-soal

yang diberikan kepada siswa dimulai dari soal-soal yang mudah menuju ke

soal-soal yang lebih sulit. Hal ini dilakukan dengan bimbingan dari guru.

dimana guru terlebih dahulu memberikan contoh cara menyelesaikan soal

secara berstruktur dan baik. Selanjutnya siswa diperintahkan untuk

menyelesaikan soal-soal yang sejenis dengan soal yang telah diselesaikan oleh

guru. Dengan demikian, para siswa akan merasa terbimbing secara baik dan

dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru dengan benar.

Metode latihan berstruktur memerlukan alat bantu yakni modul

pembelajaran. Modul merupakan wujud penggambaran dari usaha guru dalam

memberikan latihan-latihan berstruktur yakni pemberian latihan dari tingkat

yang mudah menuju tingkat yang sulit. Dalam kaitannya dengan pembahasan

konsep reaksi redoks, modul tersebut dimaksudkan untuk membantu siswa

membedakan harga bilangan oksidasi. contohnya membedakan harga bilangan

oksidasi atom Cl pada molekul monoatomik dan atom Cl pada suatu senyawa.

Dalam penerapannya. siswa diharapkan dapat memiliki kebiasaan dalam

memecahkan setiap permasalahan yang dihadapinya melalui latihan yang

Page 31: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

21

dibuat secara berstruktur sehingga mereka terlatih untuk berpikir secara lebih

sistematis, logis, teliti dan teratur.

Dalam menerapkan metode latihan berstruktur pada konsep reaksi

recloks, guru terlebih dahulu memberikan konsep kemudian dilanjutkan

dengan memberikan contoh latihan soal yang dimulai dari soal-soal muclah

menuju soal-soal yang sulit. Setelah memberikan konsep dan contoh soaL

guru menugaskan kepada siswa untuk 111enge1jakan soal-soal yang sejenis.

Dalam hal ini guru harus aktif memonitor peke1jaan masing-masing siswa

sehingga dapat diketahui dimana kelemahan yang mungkin masih ada pada

(swanya. Jika tidak ada masalah, dilanjutkan lagi dengan memberikan konsep

dan contoh soal selanjutnya, clan diakhiri pula clcngan rnernberikan latihan soal

kepada siswa. Dernikian seterusnya, sarnpai siswa benar-benar rnengerti akan

konsep reaksi redoks tersebut.

C, Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

Berawal dari permasalahan yang dikemukakan oleh Eva 1-lakirnah

clalam Skripsinya yang be1juclul " Analisis Kesulitan Siswa Dalam

Menyelesaikan Soal-Soal Kimia Mengenai Reaksi Recloks ·· hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata siswa mengalarni kesulitan

clisebabkan karena materi reaksi recloks yang terbilang cukup kompleks clan

abstrak. Disamping itu, kendala lain yang dihadapi oleh para siswa adalah

rendahnya kernampuan menghafal serta kemampuan pengoperas1an

matematika sederhana.

Berangkat dari semua itu. penu 1 is mencoba mengadaptasikan

penemuan yang dihasilkan oleh Rumansyah clan Yudha lrhasyuarna dalam

pcnelitiannya yang be1judul "Penerapan Mctode Latihan Berstruktur Dalam

Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Reaksi

Kimia" dimana dalam penelitiannya Rumansyah berhasil meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi persamaan reaksi kim ia sebesar 91.05 %. 1"

1''1 Run1ansyah dan Yudha lrhasyuarna. op.cit.. h. 1-f..

Page 32: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

22

Singkatnya dengan menggunakan Metode Latihan Berstruktur. siswa

akan lebih baik dalam meningkatkan hasil belajarnya. terutama pada pokok

bahasan reaksi redoks serta mampu menggunakannya dalam memecahkan

persoalan.

D. Hipotesis Penelitian Tindakan

1-Jipotesis penelitian tindakan dalam skripsi ini adalah ·jika diterapkan

metode latihan berstruktur maka dapat meningkatkan basil bel~jar kimia siswa

kelas X-5 SMAN 2 Ciputat".

Page 33: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

BAB HI

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waldu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA 2 Negeri Ciputat, kelas X-5 semester

genap, tahun ajaran 2006 I 2007. Jumlah siswa dikelas ini adalah 40 siswa.

Waktu penelitian dari 27 Februari 2006 sampai 27 Maret 2006. Kegiatan

belajar mengajar dilakukan pada pagi hari yaitu mulai pukul 07:00 WIB

sampai pukul 08:30 WIB dan pada siang hari yaitu mulai pukul 10:30 WIB

sampaipukul 11:15 WIB.

B. Pihak yang Terkait dalam Penelitian.

Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah dua orang guru kimia

dan siswa kelas X-5 SMAN 2 Ciputat. Guru pertama adalah guru kelas yang

memegang penelitian, sedangkan guru kedua adalah guru yang pemah

mengikuti seminar tentang Penelitian Tindakan Kelas. Kedua guru tersebut

bertindak sebagai observer atau pengamat kegiatan yang mencatat sikap detail

aktifitas gum (peneliti) dan siswa di kelas pada lembar observasi dan catatan

lapangan Sedangkan siswa kelas X-5 SMAN 2 Ciputat sebagai objek dari

penelitian ini ..

C. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses

pembelajaran dengan earn mengajarkan konsep reaksi redoks berdasarkan

pernbahan harga bilangan oksidasi dengan menggunakan metode latihan

berstruktur. Dalam ha! ini, peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana

kegiatan. Peneliti bekerja melakukan pengamatan, merencanakan tindakan,

melaksanakan kegiatan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta

Page 34: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

24

D. Rancangan Siklus Penelitian.

I. Desain Penelitian

START

! I Kegiatan Pendahuluan I

! Masalah : a. Siswa tidak semangat belajar

b. Kurangnya sikap positif siswa terhadap pelajaran kimia c. Kurangnya suasana kompetisi antar siswa d. Nilai rata - rata kelas yang rendah

! Siklus I

! Menerapkan Metode Latihan Berstruktur dalam proses

pembelajaran kimia

! Target : a. Meningkatkan semangat belajar siswa.

b. Meningkatkan sikap positif siswa terhadap pelajaran kimia. c. Meningkatkan suasana kompetisi antar siswa melalui

Metode Latihan Berstruktur. d. Meningkatkan hasil belajar siswa. e. Mengenalkan siswa pada soal - soal sejenis.

i

Menerapkan pembelajaran dengan Metode Latihan Berstruktur pada proses pembelajaran kimia

~ Target : a. Meningkatkan semangat belajar siswa.

b. Meningkatkan sikap positifsiswa terhadap pelajaran kimia. c. Meningkatkan suasana kompetisi antar sis\va. d. Meningkatkan basil belajar siswa. e. Mengenalkan siswa pada soal - soal sejenis.

! ( Finish

Page 35: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

2. Tahap - tahap Penelitian

I. Observasi proses pernbelajaran I Kegiatan Pendahuluan I-- 2. Wawancara dengan guru kelas dan

guru penelitian tindakan kelas.

I SIKLUSI L

I SIKLUS II 1--

3. Menganalisis hasil belajar siswa setelah proses pernbelajaran berakhir

Tahap Perencanaan I.Mernbuat skenario pernbelajaran dengan

rnenggunakan rnodul latihan berstruktur dengan materi menentukan bilangan oksidasi pada unsur bebas, rnolekul rnonoatornik, ion sederhana dan noliatomik serta senvawa

Tahap Pelaksanaan 2. Pelaksanaan kegiatan belajar kirnia dengan

rnetode latihan berstruktur.

Tahap Analisis Data 3. Menganalisis proses pernbelajaran dan hasil

pekerjaan siswa.

Tahap Refleksi . 4. Mengevaluasi proses pernbelajaran siklus I .

Tahap Perencanaan 1.Mernbuat skenario pernbelajaran dengan

rnenggunakan rnetode latihan berstruktur dengan materi definisi reaksi oksidasi dan reduksi, rnenentukan reaksi oksidasi reduksi dalam persamaan reaksi serta definisi reaksi autoredoks

1 anap re1aKsanaan

. 2. Pelaksanaan kegiatan belajar kirnia dengan

rnetode latihan berstruktur.

Tahap Analisis Data 3. Menganalisis proses pernbelajaran dan hasil

pekerjaan siswa.

. Tahap Refleksi 4. Mengevaluasi proses pernbelajaran siklus II.

Gambar 2. Tahap Penelitian

25

Page 36: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

26

E. Tahapan Intervensi Penelitian.

Tahap penelitian dimulai dengan prapenelitian dan akan dilanjutkan

dengan siklus I. setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I.

penelitian akan dilanjutkan dengan siklus 11. Setelah melakukan analisis dan

refleksi pada siklus II, penelitian akan dilanjutkan tes akhir.

Berikut uraian kegiatan-kegiatan penel itian ;

I. Prapenelitian

a. Pengamatan keadaan kelas.

Waktu pelaksanaan: 1-3 Maret 2006.

Pada kegiatan ini peneliti mengadakan observasi awal terhadap

kegiatan pembelajaran di kelas X-5 SMA 2 Negeri Ciputat.

b. Wawancara

Waktu pelaksanaan : 3 Maret 2006.

Wawancara dilaksanakan terhadap siswa dan guru kelas serta

guru PTK untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa dan

guru kelas di dalam pembelajaran kimia.

c. Pemberian tes awal.

Waktu pelaksanaan : 3 Maret 2006.

Waktu soal yang diberikan pada tes awal adalah tentang konsep

reaksi redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen.

pelepasan dan penangkapan elektron. serta peningkatan dan penurunan

bilangan oksidasi dengan 20 soal pilihan ganda. 1-lasil belajar siswa

digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa.

d. Analisis dan refleksi

Waktu pelaksanaan : 3-4 Maret 2006.

Analisis dan refleksi dari kegiatan prapenelitian dilakukan

untuk memperoleh cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan

yang muncul sehingga dapat diberikan tindakan yang tepal pada tahap

berikutnya.

Page 37: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

27

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan.

Waktu pelaksanaan: 6-7 Maret 2006.

Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran.

membuat modul dan soal kuis yang akan diberikan pada awal

pertemuan.

b. Tahap Pelaksanaan.

I) Kegiatan I : Penyajian materi dan pemberian modul ketika proses

pembelajaran berlangsung.

Waktu pelaksanaan : 8 Maret 2006.

Pada tahap ini peneliti akan menyampaikan materi konsep

reaksi redoks dalam menentukan bilangan oksidasi pada atom

dalam unsur bebas. molekul monoatomik. ion sederhana dan

poliatomik serta senyawa-senyawa dengan menggunakan modul

latihan berstruktur.

2) Kegiatan 2: Penyajian materi dengan penerapan metode permainan

menggunakan latihan berstruktur.

Waktu Pelaksanaan : I 0 Maret 2006.

Pada tahap ini peneliti akan mengubah metode pengajaran

yaitu dengan menggunakan metode pennainan dimana soal-soal

yang diberikan merupakan soal-soal berstruktur disertai pemberian

point selama proses pembelajaran berlangsung. Pada akhir

pertemuan diberikan modul untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar siswa setelah menggunakan Metode Latihan Berstruktur.

3) Kegiatan 3: Wawancara

Waktu Pelaksanaan : I 0 Maret 2006.

Wawancara akan dilakukan oleh peneliti terhadap s1swa

dan guru kelas dan observer.

c. Tahap Observasi.

Waktu Pelaksanaan : 8-10 Maret 2006.

Page 38: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

28

Pengamatan akan dilakukan setiap pertemuan dari awal sampai

akhir. Selama kegitan observasi ini peneliti didampingi oleh guru kelas

dan guru Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) sebagai mitra observer.

d. Tahap Analisis dan Refleksi.

Waktu pelaksanaan: 10-11 Maret 2006.

Analisis akan dilakukan pada basil pengamatan seluruh

rangkaian pada siklus L dan retleksi dilakukan untuk perbaikan pada

tahap perencanaan siklus 11.

3. Siklus II

a. Tahap Perencanaan.

Waktu pelaksanaan : 13-14 Maret 2006.

Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran.

membuat modul dan soal kuis yang akan diberikan pada awal

pertemuan.

b. Tahap Pelaksanaan.

I) Kegiatan I : Penyajian materi dilakukan dengan pemberian modul

disertai penambahan dan pengurangan point.

Waktu pelaksanaan : 15 Maret 2006.

Pada tahap ini peneliti akan menyampaikan materi konsep

reaksi redoks berupa definisi reaksi oksidasi dan reduksi.

menentukan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi dalam persamaan

reaksi redoks, definisi reaksi autoredoks dan mengkaitkannya

dengan keelektronegatifitas suatu atom. Pem belajaran

menggunakan modul latihan berstruktur disertai penambahan dan

pengurangan point..

2) Kegiatan 2 : Penyajian materi dengan menerapkan metode

permainan menggunakan latihan-latihan berstruktur.

Waktu Pelaksanaan : 17 Maret 2006.

Pada tahap ini peneliti akan mengulang teori pelajaran yang

lalu. lalu peneliti akan melakukan pennainan .. Kimia Tanker ..

Page 39: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

29

untuk meningkatkan suasana kompetisi antar siswa. Sebelum

pelajaran berakhir, diberikan modul pada siswa.

3) Kegiatan 3: Wa\vancara

Waktu Pelaksanaan : I 7 Maret 2006.

Wawancara akan dilakukan oleh peneliti terhadap s1swa

dan guru kelas dan observer.

c. Tahap Observasi.

Waktu Pelaksanaan: 15-7 Maret 2006.

Pengamatan akan dilakukan setiap pertemuan clari awal sampai

akhir. Selama kegiatan observasi ini peneliti didampingi oleh guru

kelas dan guru Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) sebagai mitra

observer.

cl. Tahap Analisis dan Refleksi.

Waktu pelaksanaan: 17-8 Maret 2006.

Analisis akan dilakukan pada basil pengamatan seluruh

rangkaian pada siklus II. dan relleksi dilakukan untuk perbaikan pada

tahap perencanaan siklus selanjutnya.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

1-lasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah peningkatan hasil

Lelajar siswa dengan menggunakan metode latihan berstruktur pada konsep

reaksi redoks berdasarkan perubahan harga bilangan oksidasi.

G. Jenis dan Sumber Data

I. Sumber data adalah siswa, observer dan peneliti.

1 Jen is data.

Jenis data yang digunakan adalah hasil wawancara, hasil observasi. catatan

lapangan, hasil pekeijaan siswa ( modul) dan kuis.

Page 40: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

30

H. Instrumen-Instrumen Pengumpul Data yang Digunakan

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa

selama proses pembelajaran.

2. Lembar Modul

Digunakan untuk mengungkapkan hasil belajar sJSwa selama proses

pembelajaran.

3. Catatan Lapangan

Diperlukan untuk merekam kejadian-kejadian selama proses

pembelajaran.

4. Lembar Wawancara.

Wawancara dilakukan tiap akhir siklus dalam penelitian. Wawancara

dengan siswa menitik beratkan pada tanggapan dan kesulitan siswa selama

proses pembelajaran, serta saran siswa terhadap pembelajaran berikutnya.

I. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

mewawancarai guru dan subyek penelitian ( siswa kelas X-5 ), hasil kerja

siswa berupa modul yang diberikan oleh peneliti pada tiap siklus serta

observasi yang dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Hasil setiap pengamatan didiskusikan oleh peneliti dan guru pada saat

menganalisis data dan sangat berguna untuk menentukan tindakan pada siklus

selanjutnya.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi

Untuk memperoleh data yang valid digunakan tehnik triangulasi dan

saturasi, yaitu :

I. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang

berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang

Page 41: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

31

dan memeriksa hasil kerja siswa dalam mengerjakan modul konsep reaksi

redo ks.

2. Memeriksa kembali data-data yang terkumpul, baik tentang kejanggalan­

kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya.

3. Mengulang pengolahan dan analisis data yang terkumpul.

K. Analisis Data

1. Modul Hasil Belajar

Untuk menganalisis perbedaan peningkatan basil belajar siswa kelas X 5

pada siklus I dan II digunakan teknik analisis "t" tes dengan menggunakan

rumus sebagai berikut1 :

to= Mx - My SEMx- My

Keterangan : to

Mx

My

= "t" basil perbitungan

= Mean V ariabel X

= Mean V ariabel Y

SEMx-My = Standar Error Perbedaan Mean Variabel X dan Y

Jika t11itung < t1abeb maka terima Ho

Jika thitung < ltabeb maka tolak Ho

Keterangan :

Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara basil belajar pada tahap

prapenelitian dan evaluasi akhir.

Ha : Ada perbedaan yang signifikan antara basil belajar pada tabap

prapenelitian dan evaluasi akhir.

2. Batasan Indikator Keberhasilan

Hasil belajar siswa dinyatakan meningkat bila:

a. Nilai rata-rata kelas siswa yaitu > 70,0.

b. Tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai basil belajar < 65,0.

Page 42: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan

1. Prapenelitian

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap prapenelitian. guru kelas masih memegang

peranannya sebagai guru mata pelajaran Kimia kelas X-5. sedangkan

peneliti hanya menjadi mitra observer. Hal ini dikarenakan peneliti

ingin beradaptasi terlebih dahulu dengan suasana kelas dan mengenal

kepribadian siswa satu persatu.

Prapenelitian dilakukan dengan 2 kali pertemuan. Pacla

pertemuan pe11ama. penelitian dilakukan dengan metocle ceramah dan

tanya jawab. Materi yang diberikan adalah konsep perkembangan

reaksi redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen. konsep

reaksi redoks berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron.

pengertian bilangan oksidasi clan ketentuan-ketentuannya. serta

konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksiclasi.

Sedangkan pada pertemuan kedua. penelitian juga dilakukan dengan

metode ceramah dan tanya jawab. Materi yang diberikan adalah :

definisi oksidator dan reduktor menentukan oksidator dan reduktor

serta reaksi autoredoks. Tetapi 20 menit sebelum pelajaran berakhir.

guru kelas memberikan tes akhir yang telah disusun secara kolaboratif

antara guru kelas. guru Penelitian Tindakan Kelas dan mahasiswa

sebagai peneliti.

Tujuan diberikan tcs diakhir pelajaran adalah untuk melihat

sejauh mana siswa dapat memahami konsep reaksi redoks clan

menganalisis letak kesulitan yang dialami siswa clalam mempelajari

pokok bahasan konsep reaksi redoks.

Page 43: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

33

b. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan belajar kimia pada hari Rabu, 1 Maret 2006, dimulai

pukul 07:00 WIB sampai pukul 08:30 WIB. Siswa yang tidak hadir

ada 4 orang yaitu 1 siswa dinyatakan sakit, 1 siswa dinyatakan ijin dan

2 siswa lainnya tidak masuk kelas karena terlambat. Dalam tahap ini,

peneliti hanya menjadi observer yang bertugas mengamati kegiatan

belajar mengajar yang sedang berlangsung dan mengelompokkan

siswa kedalam kelompok-kelompok subjek penelitian.

Kegiatan ini diawali dengan guru kelas memberikan materi

tentang konsep reaksi redoks ditinjau dari pengikatan dan pelepasan

oksigen, dilanjutkan dengan konsep reaksi redoks ditinjau dari

pelepasan dan penerimaan elektron, pengertian bilangan oksidasi dan

ketentuan-ketentuam1ya, serta konsep reaksi redoks berdasarkan

perubahan bilangan oksidasi. Setiap pergantian sub pokok bahasan,

guru kelas selalu memberikan 5 soal uraian, lalu beberapa siswa

ditunjuk untuk mengerjakan soal tersebut didepan. Setelah proses

pembelajaran, peneliti beserta guru kelas dan guru PTK mendiskusikan

format observasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.

Prapenelitian berakhir pada hari Jumat, 3 Maret 2006 yang

dimulai pukul 10:30 WIB sampai pukul 11:15 WIB. Pada tahap ini,

peneliti tetap bertugas sebagai observer. Materi yang diberikan adalah

pengertian oksidator dan reduktor, menentukan oksidator dan reduktor,

dan reaksi autoredoks. Setelah pelajaran berakhir, peneliti beserta guru

kelas dan guru PTK mengadakan diskusi untuk format observasi

kegiatan siswa selama kegiatan belajar mengajar.

Kegiatan belajar mengajar berakhir pada hari Rabu, I Maret

2006 yakni pada jam 08:35 WIB. Peneliti bersama guru kelas

mengelompokkan subjek-subjek penelitian menjadi 4 kelompok, yaitu:

Page 44: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

34

2) Subjek Penelitian 2 (SP2) adalah siswa paling aktif dan paling

serius kalau mendengarkan penjelasan guru, tetapi tidak masuk

dalam I 0 besar ketika semester ganjil yang lalu.

3) Subjek Penelitian 3 (SP3) adalah siswa yang mempunyai

kemampuan sedang dalam pelajaran kimia dan cenderung pasif.

4) Subjek Penelitian 4 (SP4) adalah siswa yang mempunyai prestasi

rendah dalam belajar termasuk dalam belajar kimia, tetapi ia suka

membuat ulah di kelas, suka mengganggu temannya ketika belajar

dan lain-lain.

c. Tahap Analisis

Kegiatan observasi dilaksanakan pada tanggal I Maret 2006

terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam

menyampaikan materi konsep reaksi redoks. Materi yang diberikan

adalah sub pokok bahasan; perkembangan konsep reaksi redoks

berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen, konsep reaksi redoks

berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron, pengertian bilangan

oksidasi dan ketentuan-ketentuannya, serta konsep reaksi redoks

berdasarkan perubahan bilangan oksidasi.

Metode yang digunakan oleh guru saat itu adalah metode

ceramah dan tanya jawab. Pada awal kegiatan belajar mengajar

berlangsung, suasana kelas terlihat kondusif dan siswa tampak tenang

mengikuti pelajaran. Namun ketika guru mulai menerangkan reaksi

redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi, suasana kelas mulai

tidak kondusif. Hal ini disebabkan karena banyak siswa yang masih

bingung dalam memahami perbedaan harga bilangan oksidasi suatu

unsur dalam tiap senyawa yang berbeda.

Untuk mengatasi ha! ini, guru kelas memberikan tabel harga

bilangan oksidasi pada tiap-tiap atom sehingga suasana kelas kembali

teuang setelah guru memberikan contoh dan latihan soal. Meskipun •• 1 •

Page 45: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

No

1

2

3

4

5

36

Tabel 2. Hasil Evaluasi Awai Konsep Reaksi Redoks

Indikator Soal Proporsi Jawaban Benar

Membedakan konsep oksidasi ditinjau dari 85%

pengikatan Oksigen, pelepasan dan penerimaan

elektron serta perubahan bilangan oksidasi.

Membedakan konsep rednksi ditinjau dari 70%

pengikatan Oksigen, pelepasan dan penerimaan

elektron serta perubahan bilangan oksidasi.

Menentnkan bilangan oksidasi atom unsur dalam 47,5%

senyawa atau ion.

Menentnkan konsep reaksi redoks dalam suatu 57,5%

reaksi

Menentnkan oksidator dan reduktor 18,5%

Rata-rata kemampuan siswa menjawab benar 55,7%

Dari hasil tes yang tertera dalam tabel 3 diatas, maka dapat

ditarik kesimpulan sementara bahwa penguasaan mated konsep reaksi

redoks oleh siswa kelas X-5 SMA 2 Negeri Ciputat termasuk rendah

yaitu 55,7%. Ini dikarenakan pada indikator nomor 3, 4 dan 5, siswa

mengalami kesulitan dalam pembahasan tersebut. Oleh karena itu,

perlu dicarikan pemecahannya sehingga siswa dapat menguasai materi

konsep reaksi redoks dengan baik.

d. Tahap Refleksi

Suasana kelas cnkup kondusif dan tenang. Ini menandakan

bahwa guru kelas sangat disiplin dalam mengontrol setiap kegiatan

siswa. Meskipun demikian, suasana kelas yang tidak dikembangkan

kurang merangsang siswa dalam mempelajari materi pelajaran. Contoh

kongkretnya adalah kurang terpusatnya perhatian beberapa siswa

terhadap materi yang disampaikan seperti mengobrol saat guru

Page 46: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

37

Oleh karena itu, perlu dicarikan pemecahannya sehingga siswa

dapat menguasai materi tersebut dengan baik serta ditemukannya

sebuah metode yang dapat merangsang kegiatan belajar mengajar

aktivitas siswa.

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada siklus I, Metode Latihan Berstruktur mulai diterapkan

pada proses pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran, guru

terlebih dahulu memfokuskan siswa pada pokok pelajaran dengan cara

menjelaskan tujuan pembelajaran pada kegiatan yang akan dilakukan.

Materi yang diberikan pada siswa adalah subkonsep menentukan harga

bilangan oksidasi suatu atom dalam setiap soal yang berbeda. Kegiatan

pembelajaran ini dipantau dan diamati oleh guru kelas dan guru

penelitian tindakan kelas (PTK) dengan tujuan untuk mengetahui letak

kesulitan dan kelemahan yang terjadi didalam kelas.

Pada tahap ini, peneliti mulai be1tugas sebagai guru kelas,

sedangkan guru kelas mulai bertugas sebagai mitra observer beserta

guru penelitian tindakan kelas (PTK). Mitra observer diperlukan untuk

merekam segala aktivitas siswa selama proses pembelajaran sekaligus

pemberian masukan agar setiap masalah yang terdapat didalam kelas

dapat teridentifikasi dan diketemukan solusinya.

Siklus I yang merupakan tindakan lanjutan dari hasil evaluasi

awal memerlukan dua kali tatap muka dengan tujuan "siswa dapat

menentukan harga bilangan oksidasi suatu atom dalam setiap soal

dengan benar" dapat tercapai. Pertemuan pertama dilakukan dengan

metode ekspositori yaitu metode ceran1ah disertai latihan soal

berstruktur. Pertemuan kedua dilakukan dengan menggunakan metode

permainan. Hal ini dikarenakan waktu belajar yang diberikan hanya 45 .,

Page 47: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

40

menjadi anggota kelompok masing-masing. Setelah itu. kartu-kartu

tersebut diletakkan ditengah depan sisi meja. Peneliti membagikan I

dus kaitu berwarna warni yang berisi soal atau jawaban pada masing­

masing kelompok yang akan ditaruh diatas meja yang telah disediakan

oleh peneliti. Lalu permainan dimulai dengan 3 bagian.

Pada bagian pertama. aturan yang diberikan adalah sebagai

berikut:

I) Peneliti meminta kepada para siswa untuk mengambil satu kartu

pada tumpukan kaitu yang telah ditumpuk terbalik.

2) Nama yang tertera pada kartu berhak mengikuti permaman lalu

kartu tersebut diletakkan dibawah kartu yang tertumpuk tersebut.

3) Siswa yang mengikuti permainan mendengarkan soal yang

dibacakan oleh guru lalu mencari jawaban pada sebuah dus yang

berisi tumpukan kaitu berwarna warni yang kemudian diserahkan

pada peneliti selaku moderator permainan.

4) Bagi siswa yang mendapatkan kartu dengan jmrnban yang benar.

maka kelompoknya mendapatkan tambahan 3 point.

5) Soal yang diberikan berupa penentuan harga biloks pada atom. ion.

molekul homoatomik. unsur bebas. ion poliatomik. dan senyawa­

senya\va.

Pada bagian kedua. aturan yang diberikan adalah sebagai

berikut :

Aturan no I) hingga no 3) sama sedangkan aturan no 4) dan 5)

yang berbeda. Untuk aturan no 4). bagi siswa yang mendapatkan kartu

dengan jawaban yang benar. maka kelompoknya berhak mendapatkan

tambahan 5 point. Sedangkan soal yang diberikan berupa menentukan

harga senyawa-senyawa yang terdapat di kehidupan kita dan

menyebutkan nama senyawa dari soal yang dibacakan.

Pada bagian ketiga. aturan yang diberikan adalah sebagai

berikut :

Page 48: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

41

1) Peneliti meminta kepada para siswa untuk mengocok tumpukan

kartu lalu mengambil satu kartu pada tumpukan kartu yang telah

ditumpuk terbalik.

2) Nama yang tertera pada kartu berhak mengikuti permainan lalu

kartu tersebut diletakkan diatas kartu yang tertumpuk tersebut.

3) Siswa yang mengikuti permainan mendengarkan soal yang

dibacakan oleh guru lalu mencari jawaban pada sebuah dus yang

berisi tumpukan kartu berwarna warni yang kemudian diserahkan

pada peneliti selaku moderator permainan.

4) Bagi siswa yang mendapatkan kartu dengan jawaban yang benar,

maka kelompoknya mendapatkan tambahan 10 point.

5) Soal yang diberikan berupa gabungan dari bagian pertama dan

bagian kedua serta tambahan soal-soal yang telah dipersiapkan.

6) Setiap dimulai pertanyaan barn, aturan permainan diulang dari

pertama yakni tumpukan kartu yang berisi nama-nama siswa harus

dikocok terlebih dahulu.

c. Tahap Analisis

Rabu 8 Maret 2006 ketika peneliti memasuki ruangan kelas,

suasana berubah menjadi sedikit ramai. Hal ini dikarenakan beberapa

siswa yang kelewat antusias melihat ada guru barn namun karena

kehadiran guru kelas dan guru penelitian tindakan kelas sebagai mitra

observer setelah beberapa menit berlalu membuat suasana kelas

kembali kondusif.

Untuk mengetahui seberapa besar pemahaman para siswa

terhadap materi reaksi redoks, maka peneliti memberikan kuis berupa

2 buah soal persamaan reaksi redoks dan menentukan masing-masing

nilai bilangan oksidasi (biloks) pada setiap senyawa. Jawaban ditulis

pada kertas selembar. Soal yang diberikan adalah sebagai berikut:

Tentukan bilangan oksidasi pada masing-masing atom dibawah

!Ill

TT ' r..

Page 49: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

42

Setelah 3 menit berlalu, peneliti meminta dikumpulkan dan

menunjuk 2 orang siswa untuk mengerjakannya. Ketika 2 orang siswa

maju ke depan berusaha untuk menyelesaikannya dan jawabannya

salah, mereka cenderung menertawakan dan mengejeknya "Huu .. kalau

ga bisa ga usah maju .. malu-maluin aja. ". Siswa B: "udah mundur

aja .. saya aja bu yang maju .. ". Siswa G: "Bu, jawaban yang nomor

pertama negatif dua kan bu .. "

Karena masih banyak para siswa yang menjawab salah dalam

mengerjakan soal kuis tersebut terutama dalan1 persamaan reaksi dan

menentukan biloksnya, maka peneliti mengulang kembali kaidah

bilangan oktet sebelum berlanjut pada pengenalan skala prioritas dan

soal-soal latihan berstruktur.

Setelah para siswa memahami dan mengenal harga biloks pada

setiap golongan logam yakni logam alkali, logam alkali tanah dan

golongan halogen, maka peneliti memperkenalkan skala prioritas pada

siswa. Pada mulanya siswa menjadi bingung karena penerapan skala

prioritas terlebih SP 2, seperti yang terlihat dari pertanyaannya sebagai

berikut: "!bu, kenapa Na yang sendiri harga biloksnya nol (0) bukan

+ 1 seperti yang ada pada tabel bu ... ?. " Hal ini menyebabkan suasana

pembelajaran menjadi terganggu. Namun setelah peneliti menerangkan

perbedaan antara harga biloks yang terdapat pada Na yang merupakan

unsur bebas dan Na yang merupakan suatu senyawa maka suasana

kembali kondusif. Agar siswa dapat lebih memahami mated

menentukan biloks pada atom dalam setiap soal yang berbeda, maka

peneliti memfokuskan pokok pembahasan pada pengenalan aturan

skala prioritas pada modul.

Masih pada Siklus I pada hari jumat, 10 Maret 2006, ketika

pembagian kelompok dilakukan banyak siswa tidak setuju dengan

anggota kelompoknya. salah satunya yang terjadi pada kelompok 3,

Page 50: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

43

sekelompok sama dia .... .(nama sis1rn EJ. Hal in i menyebabkan

kegiatan belajar mengajar menjadi terhambat dan harus dilakukan

pembentukan kelompok baru.

Ketika pelaksanaan metode perma111an dengan menggunakan

kartu dimulai. para siswa terlihat antusias. Hal ini terlihat dari reaksi

para siswa yang mencoba mernacu kelompok semangatnya agar

mendapat point tertinggi alam sesi permainan ini.

Pada sesi permainan tersebut. kelornpok 2 yang menjadi

pemenang. Dua puluh menit sebelum pelajaran berakhir. peneliti

memberikan lembar modul kepada siswa. Pemberian modul tersebut

ditujukan untuk rnengetahui sejauhmana ttijuan pembelajaran akan

dicapai. Alat evaluasi berupa modul yang digunakan pada akhir siklus

I dapat dilihat pada lampiran 13. Berikut ini merupakan tabel basil tes

siswa pada Siklus I:

Tabel 3. Perolehan Nilai Siklus I

Nilai (X) Frekuensi (f)

60 8

65 6

70 '

9 .

75 7

80 6

85 I

4

Jumlah nilai rata-rata siswa pada siklus I

M = 2:.JX 2:f

Keterangan :

M : Mean

~f : Jumlah frekuensi

Jumlah (IX)

480

390

630

525

480

340

71.125

~IX : Jurnlah perkalian nilai dan frekuensi

Page 51: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

No

I

2

' 0

4

5

6

7

44

Dari hasil tersebut. nilai rata-rata siswa dalam 111enge1:jakan

soal adalah 7Ll25. Pada Siklus I SPI. SP2. SP3. dan SP4 juga

mengalami peningkatan hasil belajarnya. sepe11i yang terlihat dari

label di bawah ini:

Tabel 4. Peningkatan Nilai Subjek Penelitian pada Siklus I

Sampel Nilai Siklus I

SP I 85

SP2 70

SP3 I 75 I

SP4 60

Untuk proporsi jawaban benar yang diberikan oleh siswa dalam

soal secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 5.

Dari data di bawah ini terlihat bahwa keaktifan siswa terhadap

pembelajaran kimia pada pertemuan pe11a111a masih rendah. Seperti

yang terlihat pada SPI. SP2. SP3 dan SP4 dalam tabel dibawah ini.

Tabel 5. Observasi Proses Belajar Mengajar Sis""1 pada Siklus I

Aspck Yang Dia111ati SP I SP 2 I, SP 3

(Positil) ! s I KK TP s KK TP s : KK TP s

I l'Vfen1ba\\'a alat tulis v v I v tvfc1nlx1\\-a buku paket

I v I v v

Nfen1pcrhatikan v v i v '

I pcnjclasan guru I

t'vlcncatat n1atcri v v y' i I '

i'vlengajukan pertanyaan v v ,---"-! ! v

iV!cngc1:jakan tugas yang v I v •V I I I

Jibcrikan guru I ' I I f'crdorong n1cnyclcsaikan v v v '

I I !

I tugas )ang lcbih su!it I

'

SP 4

KK T

I'

v v,

v

v I '

1v I v, I

I

I i

v

Page 52: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

45

8 lV1cngei:jakan PR I yl I

v I 'V ! ! VI

I I ' ' i :

9 ivtcngc1:iakan soal di v v IV ! yl

i

! ! Jcpan

i ! i

'

IO Berusaha 111cndapatkan v v ! IV I VI

I I ' '

poin tcrtinggi ! ' ..

No Aspek Yang Dian1ati SP I SP 2 I SP 3 SP 4 I (Negatif) s KK I TP s KK TP

I s ' KK

I

Tl' s KK 11 I I

pl

I Berbicara tidak rele\'an v v I

! v ! v 11

Jengan tugas I I !

'

2 iV!e!akukan pekcijaan lain v v V' v !

I i I I ' 0 ivlcngganggu siS\Ya Jain v v \Y v j

ivlen1buat corat-coret di I V 1

, ..• ·- -4 v v I v

! I I kcrtas I I ' I !

5 Ke kan1ar n1andi v v i v v '

6 1\/lcngantuk v v I Yi v

7 Ke luar dari ten1pat duduk v v I V v sendiri

i

8 l'vle!an1un I Iv v I Y'1 v

9 lvlencoba rnenarik v v I

' v v perhatian '

I !

IO iV1c!ihat pckei:iaan sis\\'U I v v l v1, v I !nin I I

I I ' I '

l(eterangan:

Kategori Frekuensi

Seri .. g (S) ?:4kaii ·-

Kadang-kadang (KK) I -3 kali

Tidak Pernah (TP) 0 kali

Pada waktu istirahat sholat jumat. yakni setelah selesai jam . -pelajaran kimia, peneliti mewawancarai 4 orang s1swa yang

Page 53: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

47

P : "Bis a nggak mengisi soal tes yang saya berikan ta di ... ?

SP2 : "Bisa bu .. Saya yakin bisa jawab semuanya .. Tapi bu, hari

rabu besok ada main-mainnya lagi ya bu .. .!

P : "Kenapa ... ?

SP2 : "Jadi ga ngantuk bu ... ?

P : "Tapi kamu bisa nggak menentukan harga biloksnya ... ?

SP2 :"Bisabu ... !"

P : "Caba ibu kasih soal, tentukan harga biloks S pada

senyawa H2SO 4 . ... ?

SP2 : "Jawabnya 6 kan bu ... ?

P : "Bagus, tapi ibu nggak bisa mengabulkan permintaan

kamu karena hari rabu itu hanya untuk pemantapan teori,

biar lebih seru ibu perbanyak kuisnya dan penambahan

point bagi yang merifawab benar ... !

• Subyek Penelitian 3 (SP3)

SP3 adalah siswa yang mempunyai kemampuan sedang

dalam pelajaran kimia dan cenderung pasif. Ketika dipanggil untuk

wawancara terlihat kaku dan malu-malu. Ia suka kimia, ketika

diterapkan metode latihan berstruktur ia merasa terbantu ditambah

dengan variasi permainan hanya saja ia terganggu dengan suara

berisik dari siswa laki-laki.

SP 3 : "Saya tadi sebel bu .. si(itu berisik banget) ... ?

P : "Tapi ... kamu bisa mengikuti pelajaran. .. ?

SP3 "Bisa bu ... awalnya saya masih bingung dengan

penerapan ska/a prioritas, tapi setelah tadi ibu kasih

latihan yang banyak (latihan berstruktur), sayajadi paham

apalagi pas games {permainan) itu bu, jadi seru .... !

P : "Lalu bagaimana dengan cara ibu mengajar ... ?

SP3 "!bu suaranya terlalu kecil tapi pas games {permainan)

Page 54: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

49

d. Tahap Refleksi

Refleksi kegiatan pembelajaran pertemuan I dilakukan ketika

jam istirahat berlangsung, yakni hari Rabu 8 Maret 2006 jam 10:00

WIB. Dalam tahap refleksi peneliti beserta guru kelas dan guru

penelitian tindakan kelas memperoleh kesepakatan tentang hal-hal

berikut:

1) Guru terlalu sedikit memberikan gambaran/apersepsi yang

berhubungan dengan materi tersebut.

2) Guru terlalu cepat menjelaskan materi dan suaranya terlalu pelan

sehingga sebagian siswa merasa sulit untuk menyimak kegiatan

pembelajaran.

3) Merangkum dan menyimpulkan pelajaran, sebaiknya melibatkan

siswa, bukan dilakukan oleh guru sendiri.

4) Siswa perlu diberi kesempatan untuk berpikir dalam

mengemukakan pendapat dan bertanya.

5) Dilakukan pengembangan metode yakni penggabungan antara

Metode Latihan Berstruktur dengan permainan agar siswa menjadi

lebih antusias dan bersemangat untuk setiap hari Jumat yang

berdurasi 1 jam pelajaran ( 45 menit).

Sedangkan dalam kegiatan pembelajaran pertemuan 2, refleksi

dilal(ukan pada hari Jumat I 0 Maret 2006. Pada hari itu, peneliti

beserta guru kelas dan guru penelitian tindakan kelas memperoleh

kesepalrntan dalam beberapa ha!, yaitu:

I) Suasana kelas menjadi ramai sehingga mitra observer (yakni: guru

kelas dan guru penelitian tindakan kelas) menyarankan agar

peneliti memberikan pengurangan point agar suasana kelas

menjadi lebih kondusif, namun mitra observer mendukung

penerapan metode permainan.

2) Guru kelas dan guru penelitian tindakan kelas menyarankan agar

pada pembelajaran yang memerlukan kelompok, peneliti tidak

Page 55: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

50

3. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan siklus II dilaksanakan pada tanggal 13 Maret

2006. Pada tahap ini, peneliti bersama guru kelas dan guru PTK

menganalisis basil belajar siklus I dimana dari diskusi itu diketahui

bahwa dengan penerapan Metode Latihan Berstruktur menggunakan

modul dapat meminimalkan kesalahan siswa dalam menentukan biloks

pada atom dalam suatu senyawa. Oleh karena itu pada siklus II,

peneliti dapat melanjutkan pada materi penerapan Metode Latihan

Berstruktur pada persamaan reaksi redoks, reaksi autoredoks dan

menentukan oksidator dan reduktor pada persamaan reaksi tersebut.

Dari diskusi tersebut, peneliti beserta mitra observer mengambil

kesepakatan yalmi:

I) Membuat rencana pembelajaran yang berhubungan dengan materi­

materi yang dianggap sulit bagi siswa.

2) Melakukan pembelajaran kembali dengan penekanan pada materi­

materi yang dianggap sulit bagi siswa.

3) Membuat soal-soal sejenis dengan soal evaluasi dengan tujuan agar

siswa dapat familiar dengan soal-soal tersebut.

4) Memberikan kepercayaan kepada para siswa untuk menyelesaikan

soal-soal latihan berstruktur yang diberikan.

Siklus II akan dilakukan dengan 2 kali pertemuan. Pertemuan

pertama dimulai pada hari Rabu 15 Maret 2006, pada siklus II, modul

soal-soal berstruktur akan diberikan pada awal pelajaran, pertengahan

pelajaran dan akhir pelajaran. Materi yang akan diberikan pada siklus

II mengenai menentukan harga biloks pada persamaan reaksi redoks,

menentukan oksidator dan reduktor pada persamaan reaksi redoks

tersebut serta reaksi autoredoks.

Pada pe1iemuan kedua, proses pembelajaran dikembangkan 1 ,. 1 1 1

Page 56: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

51

berkelompok. Seperti yang pemah dilakukan pada siklus I, peneliti

bertindak sebagai wasit dibantu oleh guru kelas dan guru penelitian

tindakan kelas yang bertugas sebagai wasit. Permainan yang akan

dilakukan adalah permainan "kimia tanker". Pada permainan kali ini

dilakukan sistem pengurangan dan penambahan point.

b. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan belajar mengajar pada Siklus II dimulai pada hari

Rabu 15 Maret 2006. Pada hari ini jumlah siswa yang tidak masuk

adalah tidak ada. Sebelum pelajaran dimulai, peneliti memberikan soal

kuis pada siswa selama 3 menit, peneliti menulis 2 soal kuis untuk

dijawab oleh siswa pada kertas selembar untuk kemudian dikumpulkan

kepada peneliti. Kemudian peneliti meminta para siswa untuk

mengerjakan soal kuis tersebut dengan pemberian hadiah berupa

penambahan point bagi siswa yang maju untuk menyelesaikan soal di

depan kelas.

Kegiatan pembelajaran berlangsung seperti biasa. Peneliti

mengawali pembelajaran dengan mengnlang kembali konsep

persamaan reaksi dan penerapan skala prioritas pada persamaan

tersebut. Di awal pembelajaran pula, peneliti mulai memberikan modul

latihan berstruktur kepada para siswa. Dalam menyelesaikan soal-soal

berstruktur, peneliti lebih banyak melibatkan siswa dengan cara

memberi mereka kesempatan untuk bertanya dan menyelesaikan soal­

soal berstruktur.

Selama kegiatan berlangsung, peneliti terus mengecek jawaban

yang diberikan siswa. Dalam menjawab pertanyaan peneliti, siswa

diberi kesempatan untuk memikirkan jawaban yang harus diberikan.

Pertanyaan yang diberikan oleh peneliti juga menyebar pada siswa­

siswa yang lain. Untuk menambah semangat para siswa dalam

menjawab soal, diberikan hadiah berupa penambahan point sehingga . .

Page 57: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

52

diberikan peneliti di depan kelas. Diakhir pelajaran, peneliti meminta

salah satu siswa nntuk menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari.

Pada pertemuan kedua Siklus II, dilakukan pengembangan

suasana pembelajaran, yakni pada hari Jumat 17 Maret 2006. Pada

awal pembelajaran, peneliti menjelaskan tujuan dari permainan yang

akan dilakukan selama 5 menit. Permainan dilakukan selama 20 menit,

nntuk 20 menit terakhir dignnakan untuk mengerjakan lembar modul.

Soal-soal yang diberikan adalah menentukan oksidator dan reduktor

dalam persamaan reaksi redoks serta menentukan pasangan dari reaksi

auto redo ks.

Permainan dilakukan secara berkelompok. Masing-masing

kelompok terdiri dari 5 orang, tiap permainan hams dimainkan oleh

dua kelompok, kelompok penanya P (penembak, awak tanker) dan

kelompok D yang harus menjawab pertanyaan (yang mengetahui Ietak

tanker), serta wasit. Diawal permainan tiap kelompok memiliki 10

peluru (untuk itu digunakan gulungan kertas kecil), tiap kali kelompok

P bertanya dan dijawab salah oleh kelompok D, maka kelompok D

harus menyerahkan 1 peluru pada wasit. Jika tembakan kelompok P

benar maka berhak mendapat hadiah 2 peluru dari wasit. Tapi kalau

salah harus dihukum yaitu menyerahkan 5 peluru pada wasit. Kedua

kelompok tidak boleh bertanya kembali jika pelurnnya tinggal 4.

Setelah itu kedua kelompok harus bertukar peran. Tiap babak

permainan, penanya hanya diberi kesempatan bertanya maksimal 5

kali.

Pada 20 menit terakhir menjelang pelajaran berakhir, diberikan

modul untulc mengetahui tingkat perkembangan hasil belajar siswa

terhadap indikator pembelajaran.

Setelah pembelajaran berakhir, peneliti melakukan wawancara

dengan para siswa untuk mengetahui respon mereka terhadap metode ---L-1-!---- ______ ..__1_L ..1!_;_ ______ ,__

Page 58: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

53

c. Tahap Analisis

Rabu, 15 Maret 2006, peneliti memberikan 2 bual soal kuis

pada siswa ketika akan memulai pelajaran. Soal kuis yang diberikan

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan siswa untuk

menerima materi. Soal yang diberikan adalah sebagai berikut:

Tentukan masing-masing harga biloks dari senyawa-senyawa

dibawah ini:

1) Fe203 + 3 CO -> 2 Fe + 3 C02

2) Fe + 02 + H20 -> Fe203.H20

Peneliti meminta kepada siswa untuk menuliskan jawaban di

ke1ias selembar yang kemudian dikumpulkan. Peneliti memberikan

waktu selama 3 menit kepada siswa untuk menjawab soal kuis

tersebut, SP4 dan SP2 terlihat sangat bersemangat untuk mengerjakan

soal kuis tersebut. Setelah itu peneliti mewajibkan semua siswa untuk

mengumpulkan jawaban mereka. Ada beberapa siswa yang protes

karena belum semua soal terjawab oleh mereka, "Bu ...... saya belum

selesai, tambahin lagi dong waktunya ... ?. " Hal ini meyebabkan

suasana menjadi ribut, tetapi peneliti berhasil mengendalikan suasana

kelas setelah menjelaskan kepada para siswa kalau soal kuis tersebut

hanya berupa permainan walaupun terdapat penambahan point tapi

point yang diberikan tidak hanya pada saat kuis saja. Setelah semua

jawaban siswa terkumpul, peneliti menanyakan kepada semua siswa

tentang jawaban pertanyaan soal kuis yang diberikan oleh peneliti.

Semua siswa berebut untuk menjawabnya. SPl berhasil menjawab

pertanyaan peneliti lebih tepat dibandingkan teman yang lain. Namun

banyak dari siswa yang me1tjawab salah pada soal nomor 2, termasuk

SP3. Oleh karenanya, peneliti mengulang kembali konsep persamaan

reaksi sebagai pengantar sebelum masuk pada materi yang sebenarnya.

Setelah semua siswa mulai memahami dan dapat mengerjakan

Page 59: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

I

I I '

I

54

SP3. Oleh karenanya. peneliti mengulang kembali konsep persamaan

reaksi sebagai pengantar sebelum masuk pada materi yang sebenarnya.

Setelah semua siswa mulai memahami dan dapat menge1jakan

soal persamaan reaksi. barulah peneliti mulai menerapkan skala

prioritas dan pencarian harga biloks pada soal yang serupa. Pada

a\valnya banyak dari sis\va yang agak bingung dengan penerapan skala

prioritas, terutama pada senyawa yang mengandung logam (selain

logam alkali dan alkali tanah). namun setelah peneliti memberikan

modul sebagai pegangan siswa dalam pembelajaran dan contoh soal­

soal berstruktur maka para siswa mulai dapat menjawab pe1tanyaan

yang diberikan oleh peneliti.

Siklus II berakhir pada bari Jumat 17 Maret 2006. Pada

pe1temuan kedua ini diterapkan metode pennainan menggunakan soal­

soal berstruktur. Permainan dilakukan berkelompok. Setiap kelompok

mempunyai IO point, jika suatu kelompok menjawab benar maka

kelompok tersebut berhak mendapatkan tambahan 5 point. jika

menjawab salah maka kelompok tersebut dikurangi 5 point.

Pada 20 menit sebelum pelajaran berakbir. peneliti memberikan

modul untuk mengetahui perkembangan basil belajar siswa dan

seberapa jauh tujuan pembelajaran dapat dicapai. Ala! evaluasi berupa

modul yang digunakan di akbir siklus ll dapat dilihat pada lampiran

13. Berikut ini adalah tabel basil belajar siswa kelas X 5 pada siklus II.

Tabel 6. Perolehan Nilai Siklus II

Nilai (X) Frekuensi (I) Jumlah (IX)

70 4 280

75 7 525 .

80 12 960

85 10 850 -·~-

90 5 450

JOO 1 200

Jumlah nilai rata-rata siswa pada siklus I 81.625

Page 60: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

No

I f------

2 I-·

3

4

55

Keterangan :

M : Mean : Jurnlah frekuensi

:ux : Jumlah perkalian nilai clan frekuensi

Dari hasil tersebut. nilai rata-rata siswa dalam mengerjakan

soal adalah 81,625. Pacla Siklus I SPL SP2. SP3. dan SP4 juga

mengalami peningkatan hasil belajarnya. seperti yang terlihat clari

tabel di bawah ini:

Tabel 7. Peningkatan Nilai Subjek Penelitian pada Siklus II

Sampel Nilai Siklus I Nilai Siklus II

SP I 85 100

SP 2 70 85

SP 3 75 80 ·~~-·--

SP 4 60 75

Untuk proporsi jawaban benar yang diberikan oleh siswa dalam

soal secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 5.

Dari data di bawah ini terlihat bahwa keaktifan siswa terhaclap

pembelajaran kimia pada mulai meningkat. Seperti yang terlihat pacla

SPl. SP2. SP3 clan SP4.

Tabel 8. Observasi Proses Belajar Mengajar Siswa pacla Siklus II

Aspek Yang Dia111ati SP I SP l SP 3

(Positil) I S KK I Tl' s KK TP I

s KK I TP s I '

i'vlen1ba,\a a!at tu!is v I v I Yi I

v I

I I

I VI yi e-.

ivten1ba\\ a buku pakct I v I

!Vlcn1perhatikan I

I v I v

vi v

penjelasan guru I I I I

I +-IV! !Vlcncatat 1nateri v

I v v

SP -l

KK i TP I •

I v i

Page 61: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

56

5 l'v!cngajukan penanyaan v v I, V', Ii v ' ' ' ' !

''

I v'· I 6 i'v1cngc1jakan tugas yang v

I

v I v ',

I diberikan guru

I

7 Ten..lorong n1enyelcsaikan v I v ' I v ! v I I ! I

tugns yang lcbih sulit I ' ! ' ~~1-...

8 l'v1enge1~jakan PR v v IV I V I I ' i '

9 ivlcnge1~jakan soal di v v v

I v

'· de pan

i

10 Berusaha n1endapatkan vi

v ' v I v I '10in tcrlinggi I I

I ' !

No Aspek Yang Dian1ati SP I SP 2 ! SP 3 SP-!

(NegatiO s KK TP s KK TP ! s I . KK I TP s KK TP ' '

I

I f3crbicara tidak re!e\'Ull v v ' v v ! I

I I i

dengan tugas I

2 ivlelakukan pekci:iaan lain v v ' v v ' i '

3 ivlengganggu siS\\·a lain v v I I v v

I

4 1vlen1buat corat-corct di v v I v v i kcrtas

'

5 K_c kainar 111andi v v ' v v I

I !

I

6 ivlengantuk v v v v ! !

7 Kc luar dari tcn1pat duduk v v I

v v i '>endiri

' '

8 ivlclan1un v v i I v r-P: I I 9 ivlencoba 111cnarik

I I v v

I I

r

v pcrhatian I !

! ' '

10 l'vlelihat pekerjaan sis\,-a v v I ' v

I v !

' lain ' !

Keterangan:

Kategori Frelrnensi

Sering (S) ?: 4 kali -------------·--

Kadang-kadang (KK) I -3 kali

Tidak Pernah (TP) 0 kali

Page 62: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

57

• Subyek Penelitian I (SP!)

Menurut SP I yang merupakan siswa pandai di kelas

penelitian, belajar kimia menjadi terasa mudah. Hal ini

dikarenakan dengan pemberian latihan berstruktur, ia jadi lebih

mengerti dan juga lebih memahami materi-materi yang telah lalu,

hanya saja ia menjadi sedikit lebih bosan terutama jika kondisi

pembelajaran menggunakan metode ekspositori dengan

penerapan soal-soal berstruktur.

P : "Kamu bisa mengerjakan tes tadi...?"

SP 1 : "Bisa bu, kan soalnya rada-rada mirip sama yang di

modul

bu ... "

P : "Menurut kamu ... bagaimana metode pembelajaran yang

ibu

terapkan di kelas ... ! "

SP 1 : "Bagus bu .. ,saya jadi lebih mengerti terutama tentang

materi

yang lalu bu, tentang keelektronegatifan .. tapi saya minta

maafya bu kalo kemaren saya sempat ditegur ibu karena

corat-coret di buku catatan pas waktu ibu nerangin ... ! "

P : "!ya nih ... nggakseperti biasanya ... !"

SP 1 : "Soalnya saya agak bosan bu .. abis suasananya

jemu ... saya

lebih senang kalo pake metode permainan .. .!"

P : "Kalau ibu pake metode permainan terus, bagaimana

dengan

teman-temanmu yang melum mengerti ... ?"

SP 1 : "!ya juga bu ... !"

• Subyek Penelitian 2 (SP2)

Page 63: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

58

menjawab soal-soal yang diberikan oleh peneliti. Menurut SP 2

dengan pemberian soal-soal berstruktur dan soal-soal sejenis, dia

menjadi lebih mengerti sehingga dia menjadi lebih bersemangat

karena dapat mengikuti pelajaran kimia dengan baik tanpa takut

diledek dan dimarahi. Menurut SP 2 dia jadi lebih bersemangat

karena adanya pemberian skor bagi siswa yang dapat

menyelesaikan soal dengan benar,

P : "Kenapa kamu semangat banget tadi waktu be/ajar ... ?"

SP 2 : "Saya kan mau dapat point paling banyak bu biar nilai

saya

nggakjelek lagi ... !"

P : "Memang dulu nilai kamu jelek. .. !"

SP 2 : "lya bu, makanya saya ingin nilai saya bagus biar nggak

diledek lagi sama si(sambil mennyebut nama siswa) .. .!"

• Subyek Penelitian 3 (SP3)

Menurut SP3, dia lebih memahami setiap materi yang

dijelaskan oleh peneliti dan dapat mengerjakan soal-soal yang

terdapat dalam modul dengan mudah. Menurut SP 3 biasanya

pada pertengahan pelajaran dia cenderung mengantuk tetapi

ketika dia sudah mulai mengantuk peneliti memberikan kuis

yang menghadiahkan penambahan point, sehingga dia menjadi

lebih bersemangat kembali untuk mengikuti pelajaran

selanjutnya. Masih menurut SP 2, dia sangat menyukai metode

permainan karena dia menjadi lebih bersemangat untuk

mengikuti pelajaran.

SP 3 : "Bu, permainan aja terus soalnya enak ... saya jadi nggak

k I" ngantu ....

P : "Kenapa kamu bisa nggak mengantuk. .. ?"

SP 3 : "Soalnya saya jadi semangat bu .. .!"

Page 64: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

SP 3 : "Sebenarnya pas pertengahan pembelajaran saya suka

mengantuk, tapi ibu suka kasih kuis, makanya sayajadi

semangat lagi biar point saya jadi banyak. ... ! "

• Subyek Penelitian 4 (SP4)

59

Menurut SP 4, sekarang dia jadi menyukai belajar kimia.

Hal ini dikarenakan dia telab mengerti materi yang disampaikan

oleh peneliti. Ia ingin mendapat point sebanyak-banyaknya agar

nilainya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

SP 4 : "Sekarang saya jadi suka pelajaran kimia bu .... !"

P : "Kenapa ... ?"

SP 4 : "Soalnya saya mau dapat pain yang banyak biar nilai

saya

nggak kalah sama yang lain. .. !"

P : "Berarti kamu bisa mengerjakan soal yang ibu berikan

tadi ... ?"

SP 4 : "Bisa bu, mudah-mudahan benar semua ... ! "

Setelab mewawacarai siswa, peneliti mewawancarai guru kelas

dan guru PTK. Guru kelas berpendapat kalau peneliti sudab lebih

menguasai kelas dibandingkan pada Siklus I, ha! ini terlihat siswa

hanya ramai ketika dalam suasana permainan yakni pada saat

pengumuman pemenang permainan sedangkan dalam kegiatan belajar

mengajar, siswa cenderung tenang meskipun masih ada satu dua orang

yang ramai saat pembelajaran berlangsung. Menurutnya pengurangan

point sangat efektif dalam mengontrol suasana pembelajaran.

Sedangkan menurut guru PTK, penggabungan metode permainan dan

metode latihan berstruktur dapat meningkatkan keaktifan siswa, ha! ini

ditandai dengan setelab selesainya proses pembelajaran pada sikus I

yang menggunakan permainan, perhatian yang diberikan siswa pada

kegiatan pembelajaran di Siklus II lebih besar dari siklus sebelumnya 1. • ••••

Page 65: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

60

d. Tahap Refleksi

Refleksi kegiatan pembelajaran siklus II untuk pertemuan

pertama dan kedua dilakukan ketika jam istirahat berlangsung, yakni

hari Sabtu 18 Maret 2006 jam I 0:00 WIB. Dalam tahap refleksi ini,

peneliti, guru kelas dan guru penelitian tindakan kelas memperoleh

kesepakatan tentang hal-hal berikut:

1) Selama proses pembelajaran, peneliti telah memberikan bimbingan

berstruktur dalam menjawab contoh soal yang diberikan sehingga

tahap dimana siswa belum mampu mengerjakan sendiri, sudah

terlihat mampu dan terbiasa dengan pola yang diberikan oleh

peneliti.

2) Siswa sudah banyak diberi soal latihan yang mendukung untuk

penguasaan konsep reaksi redoks.

3) Siswa sudah mulai percaya diri mengemukakan jawaban tanpa

ragu-ragu.

4) Jumlah siswa yang mengikuti pelajaran lebih banyak dari siklus I.

Masih pada tahap refleksi, pada hari Sabtu 18 Maret 2006,

peneliti beserta guru kelas dan guru penelitian tindakan kelas

menganalisis hasil belajar siklus II. Dari hasil belajar dapat diketahui

kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan,

(seperti dikemukakan oleh tabel 3 dan 6) diketahui bahwa hasil belajar

siswa mengalami peningkatan sebesar 10,5 point, yakni dari 71,125

menjadi 81,625. Hasil penelitian yang diperoleh telah mencapai hasil

yang diharapkan. Oleh sebab itu penelitian tidak dilanjutkan ke siklus

selanjutnya.

4. Evaluasi Akhir

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa terhadap setiap

indikator yang telah direncanakan secara keseluruhan oleh peneliti beserta .,

Page 66: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

No

I

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

61

soal-soal yang diberikan oleh peneliti pada siklus I dan siklus II. Alat

evaluasi berupa modul dapat dilihat pada lampiran 13. Hasil belajar siswa

kelas X 5 ditunjukkan oleh tabel dibawah ini:

Tabel 9. Modul Akhir Hasil Belajar Siswa Kelas X-5

Indikator Soal Proporsi Jawaban

Benar(%)

Menentukan biloks Cl dalam senyawa HC!O 100%

Menentukan bilok I dalam pembuatan garam beryodium 100%

Menentukan biloks C dalam cangkang kerang 97,5%

Menentukan biloks S pada air aki 100%

Menentukan biloks N dalam elektrolit pada batu baterei 100%

Menentukan senyawa yang mengandung atom Hidrogen 95%

dengan biloks -1

Menentukan senyawa yang mempunyai unsur Mangan 97,5%

dengan biloks yang sama dengan atom Cr yang terdapat

dalam senyawa K1Cr201

Menentukan senyawa yang mengandung mangan yang 90%

tidak dapat dioksidasi lagi

Menentukan senyawa yang mempunyai daya reduksi paling 87,5%

kuat

Menentukan spesi yang dapat berfungsi sebagai 75%

oksidator

Menentukan pemyataan yang benar tentang pelepasan 65%

elektron antara Na dan Mg

Menentukan pemyataan yang benar tentang biloks 97,5%

Menentukan pernyataan yang benar tentang reduktor 95%

atau oksidator

Menentukan perubahan biloks Cl pada persamaan reaksi 100%

redok

Menentukan persamaan reaksi redoks yang benar 100%

Page 67: PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28165/1/MEDINA... · penerapan metode latihan berstruktur dan permainan dalam meningka tkan

63

berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi (biloks) dengan

menerapkan metode latihan berstruktur sangat efektif.

Pengembangan metode yakni penggunaan metode permainan pada

pembelajaran kimia yang hanya berdurasi 1 jam pelajaran ( 45 menit)

bertujuan untuk meningkatkan semangat siswa dan rasa bersaing siswa

terhadap satu sama lain dalam pembelajaran kimia.

B. Temuan Penelitian

Dalam kegiatan penelitian yang menggunakan metode Iatihan

berstruktur, banyak terdapat kelebihan dan kekurangan, yakni:

1. Kelebihan-Kelebihan dari Metode Latihan Berstruktur.

a. Metode Latihan Berstruktur adalah metode pembelajaran yang

menggunakan soal-soal berstruktur. Tujuan dari metode pembelajaran

tersebut adalah meningkatkan kemampuan siswa pada materi konsep

reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi sehingga siswa

dapat mengoptimalkan hasil belajar menjadi lebih baik.

b. Pemberian dan pengurangan point setiap siklus disukai oleh para siswa

karena mereka mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki nilai

mereka pada tes berikutnya.

c. Penggunaan skala prioritas Iebih efisien daripada penggunaan tabel

harga biloks dalam mengerjakan soal-soal reaksi redoks.

d. Dalam penerapan Metode Latihan Berstruktur terhadap materi konsep

reaksi redoks berdasarkan perubahan harga biloks, peneliti dapat

mengkaitkannya dengan materi yang lain seperti materi persamaan

reaksi dan keelektronegatifan suatu atom.

e. Dengan mengembangkan Metode Latihan Berstruktur yakni dengan

melakukan permainan pada 1 jam pelajaran ( 45 menit ), siswa merasa

lebih tertarik belajar kimia, karena mereka semua merasa terlibat

dalam kegiatan pembelajaran, tidak hanya duduk, diam mendengarkan