penerapan akuntansi manajemen di instansi pemerintah
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Contoh penerapan akuntansi manajemen di instansi pemerintah. Kasus yang diambil adalah "Cost vs Benefit pengadaan SPT Tahunan di Direktorat Jenderal Pajak"TRANSCRIPT

D IV Akuntansi 2009SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
Muhammad ZawawiKelas : 7 D No.absen : 18NPM : 0946004974
PENERAPAN AKUNTANSI MANAJEMEN DI INSTANSI PEMERINTAH :Pengadaan SPT Tahunan di DJP

PENERAPAN AKUNTANSI MANAJEMEN DI INSTANSI PEMERINTAH
PENGADAAN SPT TAHUNAN DI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
I. TEORI (AKUNTANSI MANAJEMEN)
A. Akuntansi Manajemen, Akuntansi Keuangan, dan Akuntansi Biaya
Akuntansi Manajemen merupakan akuntansi yang bertujuan mengukur dan
melaporkan informasi keuangan dan informasi non keuangan yang membantu manajer untuk
mengambil keputusan , untuk memenuhi tujuan organisasi.
Akuntansi Keuangan mengukur dan mencatat transaksi bisnis dan menghasilkan
laporan keuangan yang dibuat berdasarkan prinsip akuntansi diterima umum (GAAP).
Akuntansi Biaya : mengukur dan melaporkan informasi keuangan dan non keuangan
yang berhubungan dengan biaya untuk memperoleh atau menggunakan sumber daya yang
ada dalam suatu organisasi.
B. Perbedaan dan Persamaan dengan Akuntansi Keuangan
Perbedaan antara Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan :
Akuntansi Manajemen Akuntansi Keuangan
Terfokus pada pelaporan internal
Menekankan pada fungsi budgeting dan
bagaimana mempengaruhi perilaku
manajer dan karyawan
Tidak terlalu dibatasi GAAP
Lingkup laporannya lebih luas daripada
laporan keuangan
Terfokus pada pelaporan eksternal
Menekankan pada fungsi
pencatatan dan pelaporan
keuangan.
Dibatasi oleh GAAP
Lingkup laporannya meliputi
neraca, laporan laba/rugi, dan
laporan arus kas
Sekalipun terdapat banyak perbedaan antara akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen, kedua jenis akuntansi ini juga mempunyai beberapa persamaan.
Pertama, akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen sama-sama bergantung
pada sislem akuntansi yang sama. Sistem ini merupakan sistem prosedur, personalia, dan
kompuler yang digunakan untuk menghimpun dan menyimpan data keuangan di dalam
organisasi. Salah satu bagian dari sistem akuntansi ini adalah sistem akuntansi biaya, yang
merangkum data biaya untuk pemakaian akuntansi keuangan maupun akuntansi
Penerapan Akuntansi Manajemen di Instansi Pemerintah 2

manajemen. Akan terjadi pemborosan seumpamanya perusahaan harus mempunyai dua
sistem pengumpulan data yang berbeda.
Kedua, akuntansi keuangan maupun akuntansi manajemen sama-sama bergantung
pada konsep tanggung jawab (responsibility) dan pertanggungjawaban (stewardship),
pertanggungjawaban berarti bahwa perusahaan (atau segmen perusaliaan) haruslah
bertanggung jawab atas kinerja operasi dan finansialnya kepada semua piliak yang
mempunyai kepentingan ekonomi terhadapnya. Akuntansi keuangan berkepentingan dengan
pertanggungjawaban atas perusahaan secara keseluruhan, akuntansi manajemen berurusan
dengan pertanggungjawaban alas segmen-segmen perusahaan, dan pada akhirnya hal ini
menuju kepada orang-orang yang mengemban tanggung jawab alas biaya-biaya.
Ketiga, akuntansi keuangan maupun akuntansi manajemen terfokus pada
penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan. Para pengambil keputusan yang
menerima informasi ini berbeda, ada yang dari kalangan internal perusahaan dan ada yang
dari luar perusahaan, telapi kebutuhannya sama yaitu intbrmasi untuk pengambilan
keputusan yang bijaksana dan lepat waktu. Informasi historis yang dipakai dalam akuntansi
keuangan sering menolong dalam mengevaluasi serangkaian alternatif tindakan yang tengah
dipertimbangkan oleli manajemen. Manajemen mengambil keputusan perihal tindakan
terbaik di masa yang akan datang berdasarkan apa yang terjadi di masa lalu. Kemudian,
manakala hasil-hasil dari tindakan-tindakan manajemen itu sudah terjadi, maka hasil-hasil
tersebut menjadi informasi keuangan yang akan diintegrasikan ke dalam laporan keuangan.
Akuntansi keuangan menyediakan informasi yang akan digunakan dalam keputusan-
keputusan akuntansi manajemen, keputusan-keputusan manajemen tersebut, pada
gilirannya, membuahkan hasil-hasil keuangan yang tentu saja menjadi perhatian bagi piliak-
piliak di luar organisasi
C. Peranan Akuntansi ManajemenAkuntansi manajemen berperan sebagai penyedia input informasi, yang mana
kemudian dapat dilakukan analisis untuk pengambilan keputusan baik dalam fase
perencanaan maupun pengendalian.
Perencanaan (Planning) meliputi :
1) menentukan bagaimana cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan, memprediksi hasil
dan menggunakan berbagai langkah alternatif untuk mencapai tujuan,
2) Menyampaikan tujuan dan bangaimana cara mencapai tujuan tersebut kepada seluruh
bagian dalam organisasi.
Penerapan Akuntansi Manajemen di Instansi Pemerintah 3

Contoh : Budget
Pengendalian (Control), meliputi :
1) melakukan tindakan yang mengimplementasikan keputusan,
2) menentukan bagaimana mengevaluasi kinerja dan timbal balik apa yang harus disediakan
untuk membantu pengambilan keputusan pada masa yang akan datang.
II. PENERAPAN DI INSTANSI PEMERINTAH (PENGADAAN SPT TAHUNAN DI DJP)
A. Gambaran tentang SPT Tahunan
1. Pengertian SPT TahunanSurat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. SPT ada dua yaitu masa dan tahunan1.
Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak (bulan). Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak. SPT Tahunan ada 3 yaitu SPT Tahunan PPh Orang Pribadi, SPT Tahunan PPh Badan, dan SPT Tahunan PPh Pasal 21.
SPT Tahunan PPh Badan disampaikan badan usaha dan SPT Tahunan Orang Probadi disampaikan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi. SPT Tahunan PPh Pasal 21 disampaikan oleh orang/ badan yang mempekerjakan pegawai, yaitu untuk melaporkan pemotongan pajak penghasilan karyawan oleh pemberi kerja.
SPT Tahunan disampaikan harus oleh Wajib Pajak paling lambat 3 bulan setelah tahun pajak berakhir. Misal, perusahaan A melakukan usaha selama tahun 2007 dan membuat laporan keuangan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2007. Perusahaan tersebut wajib melaporkan usahanya dan mempayar pajak yang terutang dengan alat SPT Tahunan. SPT Tahunan dilaporkan mulai tanggal 1 Januari hingga batas akhirnya 31 Maret 2008.
2. Bentuk, Jumlah, dan PengadaanBerdasarkan UU No.6 tahun 1983 sebagaimana terakhir diubah dengan UU No. 28
tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (biasa disebut dengan UU KUP) pasal 3 ayat 6, “Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan serta keterangan dan/atau dokumen yang harus diilampirkan, dan cara yang digunakan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan”.
Aturan-aturan yang ada antara lain :
1 Pasal 1 UU No.28 TAHUN 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Penerapan Akuntansi Manajemen di Instansi Pemerintah 4

1. SE-03/PJ.014/2007 tanggal 28 Februari 2007 Tentang Pelaksanaan Pengadaan Formulir Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD) dan SPT Tahunan PPh beserta kelengkapannya
2. Peraturan Dirjen Pajak PER-2/PJ/2008 tentang SPT Tahunan WP Badan dan SPT Tahunan WP Orang Pribadi beserta petunjuk pengisiannya
3. SE-04/ PJ.014/2208 tentang Bentuk, Ukuran, dan Spesifikasi Teknis Pencetakan SPT Tahunan tahun 2008 Beserta Kelengkapannya
B. Permasalahan yang diambil (Pengadaan SPT Tahunan)Permasalah yang disoroti adalah tentang pengadaan SPT tahunan. Pengadaan SPT
Tahuan biasanya dilakukan pada akhir tahun dan dilakukan oleh Kantor Pusat DJP. Kemudian, SPT tersebut didistribusikan ke KPP (kantor pelayanan pajak) di seluruh Indonesia melalui Kantor Wilayah. Mulai tahun 2007, pengadaan dilakukan oleh Kantor Wilayah kemudian didistribusikan ke seluruh kantor pajak. Hal ini, menurut saya tidaklah efisien bila dibandingkan dengan pengadaan sendiri di tiap- tiap kantor.
C. PembahasanDalam, mengatasi masalah, sebuah organisasi biasanaya melakukan langkah-
langkah berikut :
Langkah 1 : Mendapatkan informasi
Langkah 2 : Membuat prediksi tentang biaya masa depan
Langkah 3 : Memilih alternatif
Langkah 4 : Penerapan keputusan
Langkah 5 : Evaluasi kinerja untuk memberikan umpan balik
Pendapatan Relevan dan Biaya Relevan
Dalam memilih alternatif, kita harus tahu pendapatan relevan dan biaya relevan
pada saat dipilih diantara alternatif-alternatif. Relevan di sini artinya pendapatan dan
biaya yang timbul benar- benar dikarenakan keputusan yang akan kita pilih.
Biaya relevan adalah biaya yang diharapkan di masa depan dan pendapatan
relevan adalah pendapatan yang diharapkan di masa depan yang berbeda diantara
alternatif tindakan.
Untuk meyakinkan bahwa biaya relevan dan pendapatan relevan meraka harus :
di masa depan-setiap kesepakatan keputusan dengan seleksi didasarkan
tindakan pada hasil yang diharapkan di masa depan
Penerapan Akuntansi Manajemen di Instansi Pemerintah 5

Berbeda diantara altenatif tindakan-pendapatan dan biaya yang tidak berbeda
tidak akan menjadi masalah dan, karena itu, tidak akan ada hubungan dalam
keputusan yang dibuat.
Pengertian dimana biaya-biaya adalah relevan dan dimana tidak relevan
membantu pembuatan keputusan dikonsentrasikan hanya menghasilkan data yang
berhubungan dan waktu yang dihemat.
Informasi Relevan Kualitatif dan Kuantitatif
Hasil alternatif dapat dibagi dua kategori besar : kuantitatif dan kualitatif. Faktor
kuantitatif adalah hasil yang diukur dalam bentuk angka. Beberapa faktor kuantitatif
adalah keuangan; yakni dapat dinyatakan dalam bentuk keuangan. Contohnya meliputi
biaya bahan baku langsung, tenaga kerja manufaktur langsung, dan pemasaran. Faktor
kuantitatif lainnya adalah non keuangan; yakni dapat diukur dengan angka, tetapi tidak
dapat dinyatakan dalam bentuk keuangan. Pengurangan dalam waktu pengembangan-
produk untuk perusahaan manufaktur dan persentase kedatangan penerbangan tepat
waktu untuk perusahaan penerbangan adalah contoh faktor kuantitatif yang non
keuangan. Faktor kualitatif adalah hasil yang tidak dapat diukur dalam bentuk angka.
Moral pegawai adalah satu contoh.
Analisis biaya relevan biasanya menekankan faktor kuantitatif yang dapat
dinyatakan dalam bentuk keuangan. Tetapi karena faktor kualitatif dan faktor kuantitatif
non keuangan tidak dapat dengan mudah dinyatakan dalam bentuk keuangan, tidak
berarti tidak penting. Pada kenyataannya, manajer seringkali harus memberikan bobot
yang lebih besar untuk faktor-faktor ini.
Bagian yang biasa dalam pembuatan keputusan adalah biaya tambahan. Biaya
tambahan (incremental cost) adalah sebuah aktivitas yang mendatangkan total biaya
tambahan. Biaya Differensial adalah perbedaan pada total biaya antara dua alternatif-
alternatif. Catatan bahwa biaya tambahan dan biaya differensial kadangkala digunakan
dapat dipertukarkan dalam latihan. Ketika dihadapkan dengan bagian-bagian ini, selalu
pastikan apa yang mereka maksud.
Pengertian pendapatan tambahan dan pendapatan differensial sama saja dengan
biaya tambahan dan biaya differensial. Pendapatan tambahan adalah total tambahan
pendapatan dari sebuah aktivitas. Pendapatan differensial adalah perbedaan antara total
pendapatan dengan dua alternatif-alternatif.
Penerapan Akuntansi Manajemen di Instansi Pemerintah 6

WP Blitar 2008 JUMLAH WP EFEKTIF DE (DELETE) NE (NON EFEKTIF) PL (PINDAH LUAR) JUMLAH WP TERDAFTARBADAN 2,579 23 9 18 2,629 BENDAHARA 1,940 125 2,065 OP 31,449 229 12 25 31,715 usahawan 6,649 49 11 7 6,716 karyawan 24,800 180 1 18 24,999 GRAND TOTAL 35,968 377 21 43 36,409
WP Blitar 2007 JUMLAH WP EFEKTIF DE (DELETE) NE (NON EFEKTIF) PL (PINDAH LUAR) JUMLAH WP TERDAFTARBADAN 2,083 22 9 18 2,132 BENDAHARA 1,763 123 1,886 OP 21,894 208 12 24 22,138 usahawan 5,670 46 11 7 5,734 karyawan 16,224 162 1 17 16,404 GRAND TOTAL 25,740 353 21 42 26,156
2007 2008
No. SPT TAHUNAN 1770 1770-S 1771 1721 1770-SS 1770 1770-S 1770-SS 1771 1721
1 Jumlah Lembar per SPT/ buku 6 3 8 6 - 6 3 1 8 62 berat per lembar 70 70 70 70 - 70 70 70 70 703 berat per SPT 420 210 560 420 - 420 210 70 560 4204 Jumlah SPT per batch 50 50 50 50 - 50 50 500 50 50
5 Berat SPT per batch (cover excluded) 21,000 10,500 28,000 21,000 - 21,000 10,500 35,000 28,000 21,000
6 Sampul batch depan 80 80 0 80 - 80 80 240 80 807 Sampul batch belakang 125 125 125 125 - 125 125 240 125 1258 Berat batch (cover included) 21,205 10,705 28,125 21,205 - 21,205 10,705 35,480 28,205 21,205
- 9 Jumlah kebutuhan SPT 5,670 6,224 2,083 3,846 - 6,649 24,800 24,800 2,579 4,519
10 Jumlah batch 113.40 324.48 41.66 76.92 - 132.98 496.00 49.60 51.58 90.3811 Jumlah batch (pembulatan) 114 325 42 77 - 133 496 50 52 9112 Berat Seluruh SPT 2,417,370 3,479,125 1,181,250 1,632,785 - 2,820,265 5,309,680 1,774,000 1,466,660 1,929,655 2007 2008
Penerapan Akuntansi Manajemen di Instansi Pemerintah 7

No. BUKU PETUNJUK PENGISIAN 1770 1770-S 1771 1721 1770 1770-S 1770-SS 1771 1721
1 Jumlah Lembar isi buku 16 11 15 13 0 16 11 - 15 13
2 berat per lembar 60 60 60 60 0 60 60 - 60 60
3 berat halaman isi 960 660 900 780 0 960 660 - 900 780
4 Berat sampul 155 155 155 155 0 155 155 - 155 155
5 Berat per buku 1,115 815 1,055 935 0 1,115 815 - 1,055 935
6 Jumlah kebutuhan buku 5,700 16,250 2,100 3,850 0 6,650 24,800 2,600 4,5507 Berat seluruh buku 6,355,500 13,243,750 2,215,500 3,599,750 0 7,414,750 20,212,000 2,743,000 4,254,250
No. LAMPIRAN Pengantar Dirjen
Lembar Perhatian
Perubahan Data WP SSP Amplop Pengantar
DirjenLembar Perhatian
Perubahan Data WP SSP Amplop
1 Jumlah Lembar 1 1 1 5 1 1 1 1 5 12 berat per lembar 60 60 60 55 80 60 60 60 55 803 berat per item 60 60 60 275 80 60 60 60 275 804 Jumlah item per batch 500 500 500 50 0 500 500 500 50 -5 Berat per batch 30,000 30,000 30,000 13,750 0 30,000 30,000 30,000 13,750 -6 Jumlah kebutuhan 25,740 25,740 25,740 25,740 25,740 35,968 35,968 35,968 35,968 35,9687 Jumlah batch 51.48 51.48 51.48 514.80 0 71.94 71.94 71.94 719.36 -8 Jumlah batch (pembulatan) 52 52 52 515 0 72 72 72 720 -
9 Berat seluruh Lampiran 1,560,000 1,560,000 1,560,000 7,081,2502,059,20
0 2,160,000 2,160,000 2,160,000 9,900,000 2,877,440
TOTAL BERAT SEMUA ITEM 10,332,870 18,282,875 4,956,750 12,313,7852,059,20
0 12,395,015 27,681,680 3,934,000 14,109,660 9,061,345
2007 47,945,480 gram = 47,945 kg = 48 ton
2008 67,181,700 gram = 67,182 kg = 68 ton
Penerapan Akuntansi Manajemen di Instansi Pemerintah 8

BA
ND
UN
G
BA
NYU
MA
S
BA
NYU
WA
NG
I
BO
ND
OW
OSO
CIR
EB
ON
JAK
AR
TA
JOM
BA
NG
KED
IRI
MA
DIU
N
MA
GELA
NG
MA
LAN
G
SEM
AR
AN
G
SU
RA
BA
YA
SU
RA
KA
RTA
YO
KYA
KA
RTA
Batu 727 498 300 206 598 907 82 81 144 374 17 363 107 258 332
Blitar 723 197 363 269 581 890 104 57 143 350 80 346 170 244 308
Bojonegoro 562 398 110 316 433 742 89 136 179 274 188 198 113 300 316
item 2007 2008Berat SPT (plus lampiran dan buku) 48 ton 68 tonJarak (Jakarta- Blitar; Malang- Blitar) 890 km 80 kmwaktu perjalanan 22 jam 2 jamBiaya transport (termasuk sopir, kernet,asuransi) 16,000,000 2,000,000
Incremental cost Dropping Pengadaan Sendiri2007`(dropping dari Kantor Pusat)- biaya transportasi 16,000,000 0Jumlah 16,000,000 0
2008 (dropping dari Kanwil)- biaya transportasi 2,000,000 0Jumlah 2,000,000 0
Penerapan Akuntansi Manajemen di Instansi Pemerintah 9

Dalam analisis biaya pengadaan SPT Tahunan, kita menemui dua pilihan yaitu
apakah dropping (pengadaan oleh kantor pusat kemudian disebarkan ke KPP) atau
pengadaan sendiri oleh tiap KPP (contoh data KPP Pratama Blitar). Di sini, ada dua
komponen biaya yaitu : biaya cetak dan biaya pengiriman.
Biaya Cetak. Biaya cetak kami asumsikan sama baik di daerah maupun di pusat
karena teknologi percetakan yang sudah berkembang pesat tak hanya di ibukota tetapi
jugas sampai di daerah. Karena biaya ini sama, maka biaya ini tidak perlu dimasukkan
dalam analisis incremental cost.
Biaya Pengiriman. Bila dilakukan dropping maka akan ada biaya transportasi
untuk mengirim dari kantor pusat atau kantor wilayah ke kantor pajak. Untuk menghitung
biaya pengiriman, maka kita harus tahu jarak dan berat barang yang dikirim. Dalam tabel
diperlihatkan jarak antar kota di Jawa (sebagian), daftar Wajib Pajak, kebutuhan, berat
SPT tahunan dengan contoh KPP Pratama Blitar.
Mungkin biaya pengiriman untuk 1 KPP yang dekat tidak terlalu banyak, tetapi
bagaimana dengan KPP yang jauh dan terpencil ? Kemudian, biaya ini akan menjadi
sangat besar mengingat jumlah KPP seluruh Indonesia yang mencapai 500an.
Selain biaya, kita juga perlu mempertimbangkan faktor non finansial. Dari
pengamatan dan pertanyaan kepada pegawai, didapatkan 2 faktor non finansial. Pertama,
bahwa formulir SPT tahunan bukanlah dokumen sakral, sehingga bahkan wajib pajak (WP)
pun bisa mencetak sendiri untuk keperluannya. SPT tahunan bukanlah dokumen dengan
kode- kode unik seperti uang yang harus dicetak spesial oleh PERURI.
Kedua, masalah waktu. Karena dikirimkan dari Kantor Pusat atau Kanwil ke KPP
maka ada kemungkinan keterlambatan atau paling tidak terlalu mepet dengan akhir
tahun. Padahal, setelah diterima oleh KPP, SPT tersebut harus dipisah- pisah menjadi
satuan dan digabungkan menjadi satu set dengan buku petunjuk kemudian dikirimkan ke
WP.
Dari penilaian di atas, pimpinan DJP sebaiknya melakukan pelimpahan wewenang
pengadaan SPT Tahunan ke tiap Kantor Pelayanan Pajak (KPP) untuk menghemat biaya.
Kemudian untuk menjamin keseragaman dan kualitas, Kantor Pusat bisa mengeluarkan
peraturan tentang jenis, ukuran, dan kualitas SPT tahunan beserta lampiran dan buku
petunjuknya.
Penerapan Akuntansi Manajemen di Instansi Pemerintah 10

III. KESIMPULAN
Dari uraian sebelumnya, kita bisa mengambil beberapa simpulan, antara lain :1. Akuntansi manajemen merupakan akuntansi yang bertujuan mengukur dan
melaporkan informasi keuangan dan informasi non keuangan kepada manajer, yang
berguna untuk mengambil keputusan untuk memenuhi tujuan organisasi.
2. Akuntansi manajemen dapat diterapkan di instansi pemerintah di mana manajemen di
sini adalah para kepala instansi, kepala unit atau bagian, baik di pusat maupun di
daerah.
3. Pengadaan SPT tahunan di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) semula dilakukan secara
sentralisasi, kemudian didesentralisasikan ke tingkat kantor wilayah (kanwil).
4. Pengadaan baik oleh kanpus maupun kanwil memakan biaya yang lebih banyak karena
memerlukan biaya transportasi untuk penyaluran ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
seluruh Indonesia. Selain faktor biaya, risiko keterlambatan juga ada yang
mengakibatkan pendistribusian kepada wajib pajak juga terhambat. Hal ini bisa
memperburuh citra KPP.
5. Seharusnya, para pengambil keputusan memperhatikan hal tersebut dan melakukan
desentralisasi pengadaan SPT ke kantor pelayanan pajak. Yang perlu diperhatikan
adalah keseragaman kualitas, dalam hal ini kantor pusat bisa mengeluarkan peraturan
tentang spesifikasi jenis, bentuk, ukuran, dan kualitas SPT beserta buku petunjuknya.
Penerapan Akuntansi Manajemen di Instansi Pemerintah 11

Referensi
Charles T Hongren,dkk. 2003. Cost Accounting: A Managerial Emphasis.edisi 11.New Jersey :
Prentice Hall. 2003
Undang- Undang No.6 tahun 1983 sebagaimana terakhir diubah dengan Undang- Undang No. 28
tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Peraturan Dirjen Pajak PER-2/PJ/2008 tentang SPT Tahunan WP Badan dan SPT Tahunan WP
Orang Pribadi beserta petunjuk pengisiannya
SE-03/PJ.014/2007 tanggal 28 Februari 2007 Tentang Pelaksanaan Pengadaan Formulir
Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD) dan SPT Tahunan PPh beserta kelengkapannya
SE-04/ PJ.014/2208 tentang Bentuk, Ukuran, dan Spesifikasi Teknis Pencetakan SPT Tahunan
tahun 2008 Beserta Kelengkapannya
Sistem Informasi Perpajakan KPP Pratama Blitar. Data Jumlah Wajib Pajak. tanggal akses 13 Mei
2009
Penerapan Akuntansi Manajemen di Instansi Pemerintah 12