penelitian metlit

18
  0 Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (  Pleorotus ostreatus ) Pada Ampas Teh Growth of white oyster mushroom (  Pleorotus ostreatus) on tea waste Disusun Oleh : Nama : Basmawati NIM : 0815150017 Jurusan : Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Indonesia Jakarta, 2011

Upload: adde-oriza-rio

Post on 09-Jul-2015

96 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penelitian Metlit

5/10/2018 Penelitian Metlit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-metlit 1/18

 

 

0

Pertumbuhan Jamur Tiram Putih ( Pleorotus ostreatus )

Pada Ampas Teh

Growth of white oyster mushroom ( Pleorotus ostreatus)on tea waste

Disusun Oleh :

Nama : Basmawati

NIM : 0815150017

Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Indonesia

Jakarta, 2011

Page 2: Penelitian Metlit

5/10/2018 Penelitian Metlit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-metlit 2/18

 

 

1

Kata Kunci : Jamur Tiram Putih (Pleorotus ostreatus), Jamur, Ampas Teh

Key Words : Oyster Mushroom (Pleorotus ostreatus), Mushroom, ,

Tea Waste

BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Jamur tiram putih (Pleorotus ostreatus ) adalah salah satu sumber

hayati yang pada mulanya diketahui hidup secara liar di alam. Kemudian

 jamur tersebut dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan juga sebagai obat.

Namun begitu, di kalangan masyarakat penggunaan jamur hanya dengan

mengandalkan produksi alami melalui perburuan dan hal ini tidak 

mungkin dapat memenuhi permintaan pasar. Padahal, jamur tiram sangat

diminati oleh masyarakat karena memiliki kandungan nutrisi yang hampir

setara dengan daging atau ikan namun harganya relatif murah. Oleh sebab

itu budidaya jamur merupakan salah satu cara untuk memenuhi permintaan

pasar (Gunawan, 2010).

Demikian juga dengan teh yang memiliki manfaat penting bagi

kesehatan manusia. Peranan teh dalam komoditas perekonomian di

Indonesia cukup strategis. Indonesia tercatat sebagai negara produsen teh

peringkat lima di dunia setelah Srilanka, Kenya, Cina, dan India, di

pasaran sekitar 98% teh yang beredar adalah teh hitam yang dihasilkan

dari fermentasi daun teh hijau (Purnomo, dalam Santoso, dkk, 2007).

Page 3: Penelitian Metlit

5/10/2018 Penelitian Metlit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-metlit 3/18

 

 

2

 jamur tiram (Pleorotus ostreatus) yang merupakan bahan makanan

bernilai gizi tinggi dan dapat dibudidayakan di daerah dataran tinggi

maupun pada dataran rendah. Namun di Indonesia budidaya jamur bagi

kalangan masyarakat pada umumnya yang sering digunakan dalam

pembudidayaan jamur tiram berupa serbuk gergaji. Sebagai konsekuensi

akan timbul masalah apabila serbuk gergaji sulit diperoleh, dan untuk 

mengantisipasi dibutuhkan substrat alternatif yang banyak tersedia dan

mudah diperoleh (Parlindungan, 2003). Oleh karena itu penulis pada

penelitian ini menggunakan ampas teh sebagai substrat pertumbuhan

 jamur tiram (Pleorotus ostreatus), di Indonesia sekarang ini terkenal akan

produk teh, namun dari sekian banyak teh yang telah siap pakai, akan

menghasilkan ampas, terbuang dan menjadi limbah yang tidak terpakai

lagi, dengan memanfaatkan residu atau ampas teh sebagai substrat untuk 

pertumbuhan jamur tiram (Pleorotus ostreatus) dapat mengurangi limbah

lingkungan dari sampah ampas teh tesebut.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah ampas teh dapat mempengaruhi lingkungan? Apakah

ampas teh dapat berpengaruh terhadap kesuburan tanaman? Apakah ampas

teh dapat dimanfaatkan sebagai media untuk pertumbuhan jamur?

Untuk itu Penulis ingin mencoba memanfaatkan ampas teh tersebut

dengan menjadikannya sebagai media untuk pertumbuhan jamur tiram

putih yang banyak diminati masyarakat.

Page 4: Penelitian Metlit

5/10/2018 Penelitian Metlit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-metlit 4/18

 

 

3

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan jamur

tiram putih pada ampas teh.

1.4 Manfaat

Membantu masyarakat Indonesia memanfaatkan limbah yaitu

ampas teh sehingga berguna untuk pembudidayaan jamur tiram putih.

Page 5: Penelitian Metlit

5/10/2018 Penelitian Metlit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-metlit 5/18

 

 

4

BAB 11

Tinjauan Pustaka

2.1 Jamur Tiram ( Pleorotus ostreatus )

a.  Klasifikasi

Kerajaan : Fungi

Filum :  Basidiomycota 

Kelas :  Homobasisiomycetes

Ordo :  Agaricales 

Famili : Tricholomataceae 

Genus : Pleorotus 

Spesies : Pleorotus ostreatus

b.  Sejarah Perkembangan Jamur Tiram

Menurut Gunawan (2010 : 14) jamur telah ada dimuka

bumi kira-kira 130 juta tahun yang lalu, sebelum manusia hidup

dibumi. Khususnya perkembangan jamur tiram yaitu mulai banyak 

digemari dan dibudidayakan oleh masyarakat pada tahun 1900.

Page 6: Penelitian Metlit

5/10/2018 Penelitian Metlit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-metlit 6/18

 

 

5

Jamur tiram (Pleorotus ostreatus) baru berhasil

dibudidayakan pada abad ke-20. Akan tetapi, peningkatan

produksinya belum memuaskan. Pada tahun 1980 budidaya jamur

tiram baru meningkat pesat melampaui jamur-jamur yang lebih

dahulu dibudidayakan. Memasuki tahun 1997, jumlah produksi

 jamur tiram telah menempati peringkat ke-3 dan pengembangannya

terjadi di Eropa dan di Asia, khususnya China dan Indonesia. Pada

tahun 1980 di Indonesia pengembangan dan pembudidayaan jamur

tiram terjadi di Wonosobo (Exo, 2010 : 2-3)

c.  Pembibitan Jamur Tiram

Menurut Gunawan (2010 : 71-72) pembuatan media bibit

 jamur dari biji-bijian yaitu biji sorgum, juwawut, padi dan gandum.

Langkah-langkah dalam pembuatan media jamur yaitu:

1.  Biji direndam dalam air selama 2 jam. Kotoran dan biji yang

mengapung dibuang.

2.  Biji ditiriskan lalu dimasak dengan air hingga biji merekah

pada satu titik.

3.  Biji yang telah dimasak lalu ditiriskan dan kemudian

dimasukkan bahan tambahan pada biji dalam keadaan masih

panas.

4.  Biji tersebut kemudian diaduk bersama bahan tambahan

sehingga seluruh permukaan biji dapat diselimuti oleh bahan

tambahan tersebut.

Page 7: Penelitian Metlit

5/10/2018 Penelitian Metlit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-metlit 7/18

 

 

6

Dengan menggunakan media biji-bijian tersebut, dapat

mempercepat tumbuhnya miselium pada jamur.

d.  Kandungan Gizi

Indonesia termasuk negara yang terkenal sebagai penghasil

 jamur terkemuka di dunia. Jamur tiram merupakan sumber

makanan alternatif yang setara dengan daging dan ikan yang

bergizi tinggi. Kandungan nutrisi jamur tiram sangat tinggi. Pada

berat basah dalam 100 gram terdapat protein (3.5  – 4 %) dan pada

berat kering dalam 100 grm kandungan proteinnya (10,5 - 30,4 %),

karbohidrat (56 - 60%), lemak (1,7 - 2,2 %), dan serat (7,5 -

8,7%). Jamur dapat diproduksi tanpa pupuk dan pestisida, tumbuh

secara murni hanya memanfaatkan unsur hara pada kayu (Wistuti

dan Nurbana, 2006)

e.  Manfaat Jamur Tiram

Jamur tiram tidak hanya lezat melainkan memiliki manfaat

yang sangat baik bagi manusia dan salah satunya sebagai obat.

Setelah diteliti, jamur tiram (Pleorotus ostreatus ) mengandung

2.8% lovastatin yang dapat menurunkan kolesterol. Selain itu,

kelebihan jamur tiram adalah sebagai makanan kesehatan yang

dapat dikonsumsi sehari-hari (Exo, 2010 : 10).

Seperti yang telah disebutkan bahwa kandungan nutrisi

 jamur tiram hampir setara dengan daging dan ikan yang bernilai

gizi tinggi. Menurut Stamets (dalam Tjokrokusumo, 2008),

mengatakan bahwa disamping kandungan protein dan serat jamur

Page 8: Penelitian Metlit

5/10/2018 Penelitian Metlit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-metlit 8/18

 

 

7

tiram yang mengandung chitin yang cukup baik untuk 

memperbaiki kinerja metabolisme pencernaan, disamping itu

dengan kandungan lemak yang rendah, jamur tiram sangat diminati

oleh masyarakat karena sangat membantu untuk mengurangi kadar

lemak dalam darah sehingga mampu mencegah penyakit jantung

koroner dan gula dalam darah. Selain itu jamur tiram juga

mengandung asam glutamat yang dapat menimbulkan rasa sedap,

gurih dan lezat, sehingga dapat digunakan sebagai bahan penyedap

rasa makanan dimana asam glutamat biasa digunakan sebagai

bahan baku penyedap masakan seperti miwon , sasa dan lain-lain.

Disamping itu jamur tiram dapat digunakan bagi orang yang

terkena penyakit kolesterol dan darah tinggi serta sangat cocok 

bagi orang yang sedang menjalani diet, karena jamur tiram

mengandung protein yang cukup tinggi. Demikian pula kandungan

seratnya, tetapi rendah lemak dan karbohidrat.

Page 9: Penelitian Metlit

5/10/2018 Penelitian Metlit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-metlit 9/18

 

 

8

2.2 Morfologi Jamur Tiram

a.  Batang

Batang jamur tiram tingginya 5-20 cm dan berfungsi untuk 

menopang tudung. Terdapat spora di permukaan dan dalam batang.

Page 10: Penelitian Metlit

5/10/2018 Penelitian Metlit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-metlit 10/18

 

 

9

b.  Tudung

Tudung jamur tiram (Pleorotus ostreatus) memiliki sosok 

seperti payung dengan bentuk tudung membulat, lonjong, dan agak 

cekung. Lebar 4-14 cm bahkan ada yang mencapai 25 cm. Warna

tudung putih, kuning, abu-abu, dan cokelat. Bentuknya ada dua

macam yaitu tiram dan corong. Daya tahan tubuh jamur tiram

hanya 1-2 hari, setelah itu akan menjadi layu dan keriput.

Page 11: Penelitian Metlit

5/10/2018 Penelitian Metlit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-metlit 11/18

 

 

10

c.  Gill

Pada bagian bawah tudung terdapat sekat-sekat yang biasa

disebut Gill. Gill mulai terdapat mulai dari batang dan setelah

mencapai tudung, gill bercabang menjadi dua, dan pada sekat-

sekatnya terdapat jutaan spora.

Page 12: Penelitian Metlit

5/10/2018 Penelitian Metlit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-metlit 12/18

 

 

11

d.  Spora

Spora pada jamur tiram merupakan alat generatif yang

hampir memenuhi sekujur tubuh buah, memiliki ukuran yang

sangat kecil, dan sporanya berkembang menjadi hifa dan miselium

e.  Hifa

Hifa adalah struktur biologis pada jamur tiram berupa

berkas-berkas halus bagian dari tubuh vegetatif. Kemudian hifa-

hifa ini melebur lalu membentuk miselium

Page 13: Penelitian Metlit

5/10/2018 Penelitian Metlit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-metlit 13/18

 

 

12

f.  Miselium

Miselium pada jamur tiram bersifat mikroskopik, sehingga

tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (Trubus Exo, 2010: 4- 5).

2.3 Teh

a.  Kandungan Gizi

Menurut Kondo (dalam Santoso, dkk, 2007) daun teh hijau

mengandung protein, vitamin, tanin dan polifenol terutama katekin,

gallat epikatekin, dan gallat epigallokatekin. Sebagian nutrien

tersebut masih tersisa walaupun daun teh telah diekstrak dengan

menggunakan air panas. Demikian juga pada bubuk teh hitam yang

telah diseduh dan disaring menghasilkan ampas (residu) daun teh

dan kemudian dibuang (Purnomo, dalam Santoso, dkk, 2007).

Page 14: Penelitian Metlit

5/10/2018 Penelitian Metlit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-metlit 14/18

 

 

13

2.4 Ampas teh

Ampas teh mengandung Karbon Organik, Tembaga (Cu)

20%, Magnesium (Mg) 10% dan Kalsium 13%, kandungan

tersebut dapat membantu pertumbuhan tanaman.

Sehingga ampas teh dapat dimanfaatkan untuk 

pertumbuhan tanaman. Sebab ampas teh mengandung karbohidrat

yang berperan untuk pembentukan klorofil pada daun-daun yang

mengalami pertumbuhan di tempat yang gelap, selain itu ampas teh

 juga mengandung tanin yang dimanfaatkan untuk menolak 

kehadiran semut. penggunaan ampas teh dapat menyuburkan

tanaman karena pada ampas teh banyak mengandung berbagai macam

unsure seperti Besi (Fe), Timbale (Pb), Tembaga (Cu), Magnesium

(Mg). 

Page 15: Penelitian Metlit

5/10/2018 Penelitian Metlit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-metlit 15/18

 

 

14

BAB 111

Metode Penelitian

3.1 Bahan Penelitian

a.  Jamur

Bibit jamur tiram dapat diperoleh dengan membeli bibit

 jamur pada para pengusaha pembibitan jamur

b.  Ampas Teh

Ampas teh diperoleh dengan mempergunakan residu atau

sisa teh yang sudah diseduh dengan air panas dalam pembuatan

minuman teh. Ampas teh inilah yang akan digunakan sebagai

media untuk pertumbuhan jamur tiram.

3.2 Persiapan Subtrat Ampas The

Ampas teh yang digunakan adalah ampas teh yang basah

dan merupakan hasil olahan sendiri 

3.3 Inkubasi

Pada masa inkubasi suhu yang digunakan adalah 22

o

C -

28o

C. Pengontrolan suhu dalam proses inkubasi sangat penting

karena pertumbuhan misellium akan terhambat jika suhu berada di

atas atau dibawah kisaran suhu tersebut.

Page 16: Penelitian Metlit

5/10/2018 Penelitian Metlit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-metlit 16/18

 

 

15

3.4 Perlakuan

Perlakuan yang dimaksud adalah pemberian ampas teh

sebagai media tumbuh jamur. Dalam prosesnya, akan disediakan

dua kelompok jamur tiram. Kelompok pertama sebagai kelompok 

kontrol yaitu kelompok yang tidak diberi perlakuan (tidak tumbuh

diberi ampas teh) dan kelompok eksperimen yaitu kelompok yang

diberi perlakuan (diberi ampas teh sebagai media pertumbuhan).

Setelah itu, kedua kelompok jamur tiram ini akan diperbandingkan

pertumbuhannya. 

3.5 Parameter

a.  Setelah 3-2 minggu bibit yang diinkubasi telah dipenuhi oleh

miselium pada seluruh bagian baglog sehingga berwarna putih dan

padat, kemudian pada bagian mulut dikikis dan dibuka, satu

minggu kemudian, bakal buah mulai terbentuk dan setelah tubuh

uah jamur keluar dari mulut baglog, tubuh jamur sudah

mengembang sempurna dan siap dipanen. Panen pertama dapat

dilakukan setelah 5-6 minggu sejak inokulasi bibit.

Page 17: Penelitian Metlit

5/10/2018 Penelitian Metlit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-metlit 17/18

 

 

16

BAB IV

Hasil dan Pembahasan

1.  Waktu (hari) muncul tunas pertama kaliTabel 1. Waktu muncul tunas (hari)

Perlakuan Muncul Tunas

I

II

Tabel 2. Jumlah badan buah

Perlakuan Badan Buah

I

II

Tabel 3. Lebar tudung (cm)

Perlakuan Lebar Tudung

I

II

Tabel 4. Panjang Tangkai (cm)

Perlakuan Panjang Tangkai

I

II

Tabel 5. Frekuensi Panen Jamur (kali)

Perlakuan Panen

I

II

Tabel 6. Berat Badan Buah

Perlakuan BeratI

II

Page 18: Penelitian Metlit

5/10/2018 Penelitian Metlit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-metlit 18/18

 

 

17

Daftar Pustaka

Exo, Trubus, 2010. Jamur Tiram Dua Alam Dataran Rendah dan

Tinggi. Jakarta, Trubus

Gunawan, A. Wydia, 2010. Usaha Pembibitan Jamur . Jakarta,

Penebar Swadaya

Parlindungan, Abdul Karim, 2003. Karakteristik Pertumbuhan dan

Produksi Jamur Tiram Putih ( Pleorotus Ostreatus) dan Jamur 

Tiram Kelabu (Pleorotus Sajor Caju) Pada Baglog Alang-

alang. Jurnal Natur Indonesia 5(2) 152-156

Santoso, Budi, Marlyn Nelce Lekitoo dan Umiyati, 2007. Komposisi

Kimia Dan Degradasi Nutrien Silase Rumput Gajah

 Diensilase Dengan Residu Daun Teh Hitam. Animal

Production 9 (3) 160-165Suprihatini, Rohayati, 2005.  Daya Saing Ekspor Teh Indonesia di

Pasar Teh Dunia. Jurnal Agro Ekonomi 23 (1) 1-29

Syafaruddin,Ch., 2009. Pengontrolan Suhu Media Tanam Jamur 

Tiram Berbasis Logika Fuzzy. Jurnal Teknologi Elektro 8 (2)

71-75

Tjokrokusumo, Donowati, 2008.  Jamur Tiram (Pleorotus Ostreatus)

Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Rehabilitasi

 Lingkungan. M. Tek. Ling 4(2) 77-92

Wistuti Igati dan Siti Nurbana, 2006.  Budidaya Jamur Tiram. Jurnal

Info Teknologi Pertanian (88) 2-8