penelitian bahan galian lain dan mineral …psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/buku 2...

18
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.1 BUKU 2 : BIDANG MINERAL PENELITIAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN PADA WILAYAH PERTAMBANGAN DI KABUPATEN MINAHASA UTARA, PROVINSI SULAWESI UTARA Ridwan Arief, Suhandi, Candra Putra Kelompok Penyelidikan Konservasi dan Unsur Tanah Jarang S A R I Lokasi penelitian berada di wilayah zonasi struktur berarah barat laut-tenggara, berperan sebagai kon- trol struktur terhadap adanya mineralisasi logam. Keadaan geologi didominasi oleh jenis batuan vulkanik berumur tua (Formasi Latimojong), diintrusi oleh berbagai jenis batuan beku diantaranya diorit, granodi- orit, sienit dan granit. Jenis batuan berupa skarn terbentuk secara lokal berkaitan erat dengan mineralisasi bijih besi. Struktur patahan diperkirakan jenis patahan geser berarah timur laut-tenggara, dan beberapa patahan lokal yang membentuk sudut 30° terhadap patahan geser tersebut. Mineralisasi logam yang paling potensial disana yaitu galena, bijih besi, emas, dimana kadar galena memperlihatkan nilai antara 7,11% hingga 39,77% jenis mineral logam ini sebagian sudah ditambang. Bijih besi mengandung Fe total antara 28,62%-64,67%, di daerah Kecamatan Tapango telah dilakukan pemboran uji dihasilkan cadangan 5 juta ton (PT. ISCO Polman Resources, 2009). Cebakan emas dite- mukan di wilayah Kecamatan Mapilli, berupa urat kuarsa dengan kadar antara 1.0 gr/t dan 2,3 gr/t, tebal urat antara 0,15m –3,4m. Endapan pasir besi hasil analisisnya tidak menarik ditemukan di wilayah Kecamatan Binuang, sedangkan mineral non logam ditemukan berupa kaolin, perlit, batugamping, lem- pung hitam, mika dan gypsum, dimana seluruh mineral non logam tersebut belum dimanfaatkan oleh penduduk setempat maupun perusahaan. Belum adanya pemanfaatan bahan galian logam maupun non logam di wilayah ini, disebabkan beberapa kendala antara lain masalah transportasi, pembebasan lahan dan kurangnya minat perusahaan besar yang menginvestasikan dananya untuk kegiatan tambang di Kabupaten Polewali Mandar. ’’

Upload: dangnguyet

Post on 25-Aug-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.1BUKU 2 : BIDANG MINERAL

PENELITIAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN PADA WILAYAH PERTAMBANGAN DI KABUPATEN MINAHASA UTARA, PROVINSI SULAWESI UTARA

Ridwan Arief, Suhandi, Candra PutraKelompok Penyelidikan Konservasi dan Unsur Tanah Jarang

S A R I

“Lokasi penelitian berada di wilayah zonasi struktur berarah barat laut-tenggara, berperan sebagai kon-trol struktur terhadap adanya mineralisasi logam. Keadaan geologi didominasi oleh jenis batuan vulkanik berumur tua (Formasi Latimojong), diintrusi oleh berbagai jenis batuan beku diantaranya diorit, granodi-orit, sienit dan granit. Jenis batuan berupa skarn terbentuk secara lokal berkaitan erat dengan mineralisasi bijih besi. Struktur patahan diperkirakan jenis patahan geser berarah timur laut-tenggara, dan beberapa patahan lokal yang membentuk sudut 30° terhadap patahan geser tersebut.

Mineralisasi logam yang paling potensial disana yaitu galena, bijih besi, emas, dimana kadar galena memperlihatkan nilai antara 7,11% hingga 39,77% jenis mineral logam ini sebagian sudah ditambang. Bijih besi mengandung Fe total antara 28,62%-64,67%, di daerah Kecamatan Tapango telah dilakukan pemboran uji dihasilkan cadangan 5 juta ton (PT. ISCO Polman Resources, 2009). Cebakan emas dite-mukan di wilayah Kecamatan Mapilli, berupa urat kuarsa dengan kadar antara 1.0 gr/t dan 2,3 gr/t, tebal urat antara 0,15m –3,4m. Endapan pasir besi hasil analisisnya tidak menarik ditemukan di wilayah Kecamatan Binuang, sedangkan mineral non logam ditemukan berupa kaolin, perlit, batugamping, lem-pung hitam, mika dan gypsum, dimana seluruh mineral non logam tersebut belum dimanfaatkan oleh penduduk setempat maupun perusahaan.

Belum adanya pemanfaatan bahan galian logam maupun non logam di wilayah ini, disebabkan beberapa kendala antara lain masalah transportasi, pembebasan lahan dan kurangnya minat perusahaan besar yang menginvestasikan dananya untuk kegiatan tambang di Kabupaten Polewali Mandar.’’

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.1

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bahan galian sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa merupakan sumber daya alam yang tak terbarukan dan jumlahnya terbatas sehingga pengelolaannya harus dilakukan secara bijak-sana, efektif dan efisien agar diperoleh manfaat yang optimal dan berkelanjutan bagi kepentin-gan rakyat secara luas. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu penerapan kaidah-kaidah kon-servasi bahan galian secara benar dan sistematis yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pada setiap kegiatan pengusahaan bahan galian mulai dari penyelidikan umum, eksplorasi, penambangan, pengangkutan dan pengolahan/pemurnian, sampai kepada penutu-pan tambang dan penanganan lingkungan.

Kegiatan usaha pertambangan bahan galian dilakukan untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari bahan galian tersebut dan pada umumnya tidak melakukan upaya penanganan bahan galian lain dan mineral ikutan sehingga tidak memperoleh nilai tam-bah suatu bahan galian lain dan mineral ikutan yang berada pada wilayah pertambangannya. Untuk mendorong penerapan kaidah konservasi pada wilayah pertambangan termasuk kegia-tan penambangan yang dilakukan oleh rakyat, perlu dilakukan upaya optimalisasi manfaat bahan galian lain dan mineral ikutan yang ter-dapat di wilayah pertambangan tersebut secara bijaksana dan berwawasan lingkungan untuk menunjang kesejahteraan masyarakat sebagai salah satu upaya peningkatan pendapatan dan perekonomian daerah dan nasional.

Di wilayah Kabupaten Minahasa Utara pada saat ini beroperasi Kontrak Karya (KK) PT. Meares Soputan Mining (MSM) & PT. Tambang Tondano Nusajaya (TTN). Pada saat ini kedua perusahaan kontrak karya tersebut melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi emas di wilayah ini, khusus untuk PT. MSM pada saat ini sedang melakukan konstruksi tambang di daerah Toka Tindung disamping kegiatan eksplorasi lainnya untuk mengetahui daerah prospek di luar daerah Toka Tindung.

Di daerah Tatelu yang masih merupakan wilayah eksplorasi PT. TTN saat ini terdapat kegiatan pertambangan emas rakyat secara ilegal. Keg-iatan penambangan di wilayah ini berlangsung sejak tahun 1985 sampai sekarang dan dilaku-kan oleh masyarakat setempat dan warga pendatang. Proses pengolahan emas secara tradisional yang diterapkan di daerah ini meng-gunakan teknologi sederhana dengan merkuri sebagai bahan penangkap emas melalui proses amalgamasi. Proses penangkapan ini cenderung berdampak negatif terhadap lingkungan sekitar karena pada setiap tahapan proses memung-kinkan terjadi degradasi logam berat yang ada, sehingga dikhawatirkan dapat mencemari ling-kungan.

Dalam rangka mengetahui potensi bahan galian lain dan mineral ikutan yang terdapat di wilayah pertambangan tersebut dilakukan kegiatan penelitian bahan galian dan mineral ikutan yang terdapat di wilayah pertambangan di Kabu-paten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Kegiatan ini dibiayai dari dana Daftar Isian Pelak-sanaan Anggaran (DIPA) Pusat Sumber Daya Geologi Tahun Anggaran 2011.

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.1

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Maksud dan Tujuan

Kegiatan penelitian ini dimaksudkan untuk men-gumpulkan data potensi sumber daya cadangan bahan galian lain/mineral ikutan pada wilayah pertambangan yang terdapat di Kabupaten Mina-hasa Utara.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi bahan galian lain/mineral ikutan pada wilayah pertambangan agar dapat dikelola dan diman-faatkan secara lebih optimal dan hasil kegiatan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi penetapan kebijakan konservasi bahan galian di Kabupaten Minahasa Utara.

Lokasi Penelitian dan Kesampaian Dae-rah

Daerah penelitian terletak di bagian timur Kota Manado, secara administratif daerah penelitian termasuk dalam Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Secara geografis dae-rah penelitian terletak antara 124°52¢ - 125°11¢ BT dan 01°22¢ - 01°45’ LU. Peta lokasi kegiatan dapat dilihat pada Gambar 1.

Untuk mencapai daerah penelitian dapat meng-gunakan jalur penerbangan Jakarta – Manado dan selanjutnya menggunakan kendaraan roda empat menuju daerah penelitian.

Demografi, Iklim dan Tataguna Lahan

Iklim daerah Minahasa terpengaruh oleh angin Muson. Pada bulan September sampai April, bertiup angin pembawa hujan lebat. Bulan Mei sampai November bertiup angin selatan ke barat laut. Curah hujan di daerah pedalaman

Minahasa terhitung tinggi yaitu 4.188 mm perta-hun dan jumlah curah hujan mencapai 195 hari. Suhu pesisir pantai agak tinggi, namun di daerah pegunungan temperatur menunjukkan 26-27oC pada musim hujan. Sebagian besar Sulawesi Utara merupakan hutan dimana hutan hujan dataran rendah mendominasi wilayah ini.

Pada umumnya masyarakat Minahasa Utara bermatapencaharian di bidang pertanian dan perkebunan. Di bidang perkebunan yang pal-ing dominan adalah perkebunan kelapa (cocos nucivera) yang telah dikerjakan sejak Zaman Portugis. Masyarakat di beberapa wilayah pesisir bermatapencaharian sebagai nelayan. Disamping pertanian dan perkebunan, juga dikembangkan perikanan darat seperti yang tedapat di Kecamatan Dimembe dan peternakan sapi.

GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN

Geologi

Secara regional, geologi daerah Kabupaten Minahasa Utara disusun oleh satuan-satuan bat-uan dengan urutan stratigrafi dari yang berumur tua ke muda, sebagai berikut :

Batuan Gunung Api (Tmv), terdiri dari breksi, lava dan tufa, lava bersifat andesit –basal, breksi berbutir sangat kasar, berkomposisi andesit, sebagian bersifat konglomerat, mengandung sisipan tufa, batupasir, batulempung dan lensa batugamping, di beberapa tempat terdapat retas andesit, berumur Miosen Tengah.

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.1

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Breksi dan Batupasir (Tps), terutama breksi-kon-glomerat kasar, berselingan dengan batupasir halus hingga kasar, batulanau dan lempung, berumur Pliosen.

Tufa Tondano (Qv), berupa produk klastik gunung api terutama berkomposisi andesit, menyudut-menyudut tanggung, banyaknya batuapung, batuapung lapili, breksi, ignimbrit sangat padat, berstruktur aliran, berumur Kuarter.

Endapan Danau dan Sungai (Qs), terdiri dari pasir, lanau, konglomerat dan lempung napa-lan, perselingan lapisan pasir lepas dan lanau, lapisan berangsur, setempat silang siur, beru-mur Kuarter.

Aluvial (Ql), merupakan endapan termuda hasil erosi dan pengendapan yang masih berlangsung sampai sekarang, berupa kerikil, pasir dan lem-pung. Peta geologi regional daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Pertambangan

Di daerah Minahasa Utara beroperasi Kontrak Karya (KK) PT. Meares Soputan Mining (MSM) & PT. Tambang Tondano Nusajaya (TTN), kegia-tan ke dua perusahaan tersebut saat ini dalam proses konstruksi. Di daerah Tatelu yang masih merupakan wilayah eksplorasi PT. TTN saat ini terdapat kegiatan pertambangan emas rakyat secara ilegal. Peta wilayah kontrak karya ke dua perusahaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

Mineralisasi Emas

Wilayah Kontrak Karya PT. MSM dan PT. TTN

terdapat di sebuah jalur endapan volkanik yang termineralisasi kuat dan daerah intrusi yang kuat mengikuti Jalur Magmatik Mindano Timur – Sulawesi. Jalur awal Miosen – Kuarter tersebut terbentuk oleh tumbukan ke arah barat terhadap lempeng bagian timur Asia Tenggara (Carlile dan Mitchell, 1994).

Cebakan emas terbentuk dalam lapisan andesit volkanik berumur Miosen akhir – Pliosen yang tertutup lapisan tepra Kuarter dan endapan vol-kanik. Andesit porfiritik sebagai batuan penyusun utama. Keseluruhan endapan emas terdapat di atau dekat dengan struktur yang secara regional membentang arah utara ke baratlaut yang dike-tahui dari pencitraan SPOT, SLAR dan foto udara. Penyebaran dan sifat geologi dari semua jenis urat dan endapan emas secara keseluruhan hampir sama.

Hasil penyelidikan PT. MSM dan PT. TTN telah menemukan adanya cadangan bijih, mulai dari cebakan bijih Toka Tindung dan cebakan-ceba-kan lainnya. Cebakan bijih emas Toka Tindung terdapat dalam andesit volkano klastik, andesit dan breksi, yang mencakup dua zona sejajar urat belalit yang telah termineralisasi, yang memben-tang dari utara-timur laut ke selatan-barat laut dan dikenal sebagai urat Ako dan sistem urat bagian Barat. Masing-masing memiliki lebar 20 m hingga 50 m dengan panjang lebih dari 1.200 m.

Setiap urat belalit kuarsa memiliki kisaran ket-ebalan mulai dari beberapa milimeter hingga beberapa meter, yang terutama terdiri dari silika kalsedon, mikro kristalin dan kuarsa berbutir halus (kurang dari 10 mikron) yang terkandung dalam kuarsa dan adularia. Tambang Toka Tind-

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.1

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

ung diklasifikasikan sebagai cebakan emas tipe epithermal sulfida rendah.

Bahan Galian Lain dan Mineral Ikutan di Wilayah Pertambangan Emas

Seperti diketahui di Kabupaten Minahasa Utara terdapat 2 Wilayah Kontrak Karya (KK) yaitu PT. Meares Soputan Mining (MSM) dan PT. Tambang Tondano Nusajaya (TTN). Wilayah Kontrak Karya tersebut meliputi hampir 2/3 dari wilayah Kabu-paten Minahasa Utara.

Kedua perusahaan tersebut sedang melaku-kan kegiatan eksplorasi dan konstruksi untuk penambangan emas. Kegiatan konstruksi PT. MSM di daerah Toka Tindung dan PT. TTN di dae-rah Batupangah.

Disamping kegiatan pertambangan di kedua lokasi tersebut, di daerah Tatelu yang termasuk wilayah eksplorasi Kontrak Karya PT. TTN saat ini telah ditambang secara ilegal oleh masyarakat. Untuk mengatasi tersebut telah dilakukan upaya oleh Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Minahasa Utara berupa permintaan pelepasan sebagian areal Kontrak Karya tersebut, tetapi sampai penelitian berakhir belum ada kes-epakatan dengan perusahaan. Upaya lain yang dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Minahasa Utara yaitu menyusul-kan adanya wilayah pertambangan rakyat di bagian barat laut dari daerah penambangan Tatelu. Sampai saat penelitian berlangsung usu-lan wilayah pertambangan rakyat masih dalam proses pengusulan.

Dari hasil pengamatan di lapangan bahan galian lain dan mineral ikutan yang terdapat di wilayah

pertambangan di Kabupaten Minahasa Utara yaitu : emas, kaolin, mangan, batugamping, andesit dan pasir.

Emas dan Mineral Ikutannya

Seperti telah disebutkan di atas di daerah penel-itian terdapat 2 wilayah kontrak karya yaitu PT. MSM dan PT. TTN. Hasil penelitian di kedua wilayah tersebut menunjukan adanya beberapa prospek emas seperti di Toka Tindung, Batupan-gah dan Tatelu.

Di wilayah Toka Tindung PT. MSM sedang melakukan aktifitas konstruksi dengan cara tambang terbuka dimana sepanjang zona urat dilakukan penggalian tanah penutup sepanjang zona urat Ako dan sistem urat bagian Barat yang masing-masing memiliki lebar 20 m hingga 50 m dengan panjang lebih dari 1.200 m. untuk mem-persiapkan proses penambangan.

Di wilayah Tatelu saat ini sedang dilakukan penambangan emas rakyat secara ilegal den-gan luas wilayah penambangan seluas ± 80 Ha. Hasil pengukuran di lapangan zona urat di dae-rah Tatelu berarah Barat laut-Tenggara.

Pada saat penelitian berlangsung jumlah penam-bang emas mencapai ratusan orang, di lapangan terlihat puluhan tenda penambang sepanjang zona urat. Penambangan dilakukan dengan cara membuat lobang sederhana sepanjang zona urat .

Sistim pengolahan emas rakyat di Tatelu dilaku-kan secara amalgamasi (Foto 4), bijih emas ditumbuk dengan alat penumbuk dan selanjutnya diproses dalam tromol dan emas ditangkap den-

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.1

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

gan air raksa. Upaya untuk menaikan recovery pengolahan emas secara amalgamasi telah dilakukan oleh beberapa kelompok penambang dengan cara pengolahan tailing amalgamasi tersebut diolah dengan proses sianidasi (Foto 5) dan dari hasil wawancara dengan beberapa penambang dengan proses sianidasi perolehan emas meningkat.

Diagram alir proses pengolahan emas rakyat di daerah Talelu dapat dilihat pada Gambar 4.

Dari hasil pengamatan di lapangan khususnya di daerah penambangan Tatelu dan di wilayah penambangan PT. MSM, mineral lain yang teri-dentifikasi yaitu pirit dan dan kaolin yang secara genesa bersamaan keterjadiannya dengan pem-bentukan emas. Mineral ikutan ini apabila tidak ditangani secara khusus berpotensi tergali dan terbuang menjadi waste selama kegiatan per-tambangan berlangsung.

Untuk mengetahui mineral ikutan yang terbentuk bersama-sama pembentukan emas maka telah dilakukan penyontohan bijih emas dari beberapa lubang penambangan emas rakyat untuk dilaku-kan analisis logam dengan metoda AAS.

Disamping itu untuk mengetahui kandungan major element yang terdapat pada kaolin (Foto 6) yang terdapat diantara zona urat yang terdapat sedang dilakukan analisis basah.

Pada penelitian ini telah dilakukan penyontohan tailing sisa pengolahan amalgamasi dan siani-dasi untuk mengetahui kandungan emas dan logam lainnya disamping itu untuk mengetahui kandungan air raksa yang terbuang dari proses amalgamasi yang berpotensi mencemari ling-

kungan.

Bahan Galian Lain pada Pertamban-gan Emas

Mangan

Potensi bijih mangan di daerah penelitian ter-letak di pantai utara kabupaten ini dengan penyebaran relatif terbatas. Hasil pengamatan di lapangan terdapat 2 tipe endapan mangan di dae-rah ini yaitu tipe mangan sekunder yang mengisi rongga zona kekar pada satuan batugamping seperti yang terdapat di lokasi MU 45 dan MU 46 (Foto 7) dan endapan mangan residual berupa endapan bijih mangan butir yang tersebar di atas permukaan tanah seperti yang terdapat di lokasi MU 48. Tipe bijih mangan sekunder merupakan hasil pelarutan dari bijih mangan primer yang diendapkan pada formasi batuan yang lebih tua dari satuan batugamping.

Hasil pengamatan di lapangan potensi mangan di daerah ini relatif kecil hanya mengisi rongga-rongga kekar diantara batugamping. Dari hasil pengukuran di lapangan, penyebaran endapan mangan ini relatif terbatas seluas 2 Ha meman-jang sepanjang pantai.

Batugamping

Potensi batugamping terdapat di pantai bagian utara Kabupaten Minahasa Utara di lokasi MU 47 (Foto 8), tersingkap di sepanjang pantai dengan luas sekitar 5 Ha. Secara megaskopis batugamp-ing tersebut berupa batugamping terumbu, berwarna putih, keras, berbentuk nodule-nudule,

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.1

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

di beberapa tempat teridentifikasi adanya foram besar, di beberapa tempat yang terkekarkan diisi oleh bijih mangan sekunder.

Dengan penelitian ini diharapkan penggunaan batugamping lebih meningkat, sejalan den-gan diketahuinya kandungan unsur yang ada di dalam batugamping tersebut.

Andesit

Potensi bahan galian andesit terletak di Kecama-tan Dimembe (Lokasi MU 25). Di lokasi ini pernah dilakukan penambangan dan sudah lama ter-henti. Penyebaran bahan galian andesit di lokasi ini seluas 3 Ha, secara megaskopis andesit ber-warna hitam keabuan, keras, kristalin dan sedikit terkekarkan, setempat terlihat adanya struktur lava. Diperkirakan potensi andesit ini merupa-kan endapan lava produk volkanik dari Gunung Klabat pada fase erupsi yang lalu.

Penambangan andesit di daerah ini telah dihen-tikan dan untuk memenuhi kebutuhan andesit di wilayah Kabupaten Minahasa Utara khususnya di bagian barat di transport dari quary andesit di daerah Tateli di bagian barat di Kota Manado.

Pasir

Potensi pasir terletak di di Kecamatan Dimembe bagian timur, berupa endapan pasir den-gan ketebalan antara 0,5 - 1,5 m, tersebar di lahan perkebunan kelapa seperti yang terda-pat di lokasi MU 24, MU 26 dan MU 27 (Foto 9). Penyebaran endapan pasir tersebut cukup luas meliputi beberapa desa terutama desa-desa di bagian utara dan timur laut Gunung Klabat. Diperkirakan endapan pasir tersebut merupakan

hasil erupsi lama dari Gunung Klabat.

Pemanfaatan endapan pasir ini dilakukan oleh masyarakat setempat dengan cara peng-galian secara manual (sederhana) dengan cara mengupas tanah penutup dan menggali lapisan pasirnya. Penambangan dilakukan oleh beberapa kelompok kecil masyarakat meman-faatkan endapan pasir yang terdapat di kebun kelapa.

Secara megaskopis pasir berwana hitam, kasar, berupa material volkanik, memperlihatkan struktur laminasi dan sedikit mengandung lem-pung. Potensi pasir ini telah ditambang oleh masyarakat setempat dan merupakan mata pencaharian tambahan bagi masyarakat sekitar. Kualitas pasir tersebur sangat baik untuk pem-buatan beton.

Penyontohan

Sesuai dengan maksud dan tujuan dari penelitian ini yaitu meneliti bahan galian lain dan mineral ikutan pada wilayah pertambangan emas, maka telah dilakukan penyontohan untuk mengetahui kualitas dari bahan galian lain dan mineral iku-tan di wilayah pertambangan tersebut.

Selama penelitian berlangsung telah diconto sebanyak 48 conto batuan, sebanyak 38 conto batuan berasal dari wilayah penambangan rakyat dan wilayah Kontrak Karya PT. MSM untuk dianalisis emas dan mineral/logam ikutannya dan 10 conto lainnya berupa conto bahan galian lain yang terdapat di wilayah kontrak karya. Peta lokasi penyontohan batuan dapat dilihat pada Gambar 5. Jumlah dan perlakuan analisis mas-ing-masing conto secara rinci dapat dilihat pada

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.1

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Tabel 1.

PEMBAHASAN

Seperti yang telah diuraikan pada bab sebel-umnya, di daerah Minahasa Utara beroperasi Kontrak Karya (KK) PT. Meares Soputan Mining (MSM) & PT. Tambang Tondano Nusajaya (TTN), kegiatan ke dua perusahaan tersebut saat ini dalam proses konstruksi. Di daerah Tatelu yang masih merupakan wilayah eksplorasi PT. TTN saat ini terdapat kegiatan pertambangan emas rakyat secara ilegal.

Dari hasil pengamatan di lapangan bahan galian lain dan mineral ikutan yang terdapat di wilayah pertambangan di Kabupaten Minahasa Utara yaitu : kaolin, mangan, batugamping, andesit dan pasir.

Emas

Seperti yang telah diuraikan pada bab sebel-umnya PT. MSM pada saat penelitian berlangsung sedang melakukan aktifitas konstruksi untuk mempersiapkan proses penambangan dengan cara tambang terbuka dimana sepanjang zona urat dilakukan penggalian tanah penutup sepan-jang zona urat Ako dan sistem urat bagian barat yang masing-masing memiliki lebar 20 m hingga 50 m dengan panjang lebih dari 1.200 m.

Hasil analisis beberapa conto batuan dari pit Toka Tindung seperti yang terlihat pada Tabel 2.

Dari hasil analisis terlihat kadar rata-rata unsur Au di pit Tokatindung relatif rendah, tetapi mem-

punyai zona urat relatif lebar; sehingga PT. MSM memutuskan untuk melakukan penambangan secara terbuka di daerah ini.

Dilihat dari asosiasi unsur logam lain yang ter-bentuk bersama-sama dengan emas pada zona urat Tokatindung, tidak ditemukannya unsur logam lain yang cukup ekonomis, kadar Cu antara 4 – 79 ppm, Pb antara 21 – 47 ppm, kadar Zn antara 4 – 55 ppm, sehingga kecil kemungki-nan adanya mineral logam ikutan ekonomis yang akan terbuang selama proses penambangan dan pengolahan.

Seperti yang telah disebutkan di atas di wilayah Tatelu saat ini sedang dilakukan penambangan emas rakyat secara ilegal dengan luas wilayah penambangan seluas ± 80 Ha. Hasil analisis bat-uan dari beberapa lubang penambangan emas rakyat tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Dari hasil analisis batuan di atas terlihat kadar emas di wilayah pertambangan emas rakyat Tatelu rata-rata berkadar tinggi, sehingga diper-lukan teknologi penambangan yang baik dan sistematik untuk guna memperkecil resiko bijih emas berkadar tinggi tersebut terbuang atau tertinggal. Dilihat dari asosiasi unsur logam lain yang terbentuk bersama emas di wilayah Tatelu, terlihat tidak adanya kadar logam lain yang cukup ekonomis, sehingga kecil kemungkinan adanya mineral logam ikutan ekonomis yang akan terbuang selama proses penambangan dan pengolahan.

Sistim pengolahan emas rakyat di Tatelu dilaku-kan secara amalgamasi dan selanjutnya tailing proses amalgamasi tersebut oleh para pemilik tromol dikumpulkan selanjutnya diolah dengan

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.1

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

proses sianidasi. Hasil analisis beberapa conto tailing pengolahan amalgamasi dan sianidasi emas rakyat di Tatelu dapat dilihat pada Tabel 4.

Dari hasil analisis tailing amalgamasi (No conto MU 19 – MU 22) terlihat masih banyak terda-pat emas yang terbuang bersama tailing. Hal tersebut menggambarkan recovery pengolahan amalgamasi yang dilakukan rakyat sangat ren-dah.

Sebagian tailing proses amalgamasi diolah kem-bali dengan proses sianidasi. Dari hasil analisis conto MU 23 terlihat penurunan kadar emas pada sisa tailing proses amalgamasi, tetapi dengan kadar Au sebesar 12.481 ppb, menggambarkan proses sianidasi yang berlangsung recovery nya masih cukup rendah. Sebagai catatan kadar Au > 10 ppm pada urat sangat ekonomis untuk dilaku-kan pengolahan, dan pada kasus tailing sianidasi di daerah Tatelu ini masih banyak emas yang ter-buang bersama-sama tailing sianidasi tersebut.

Pada proses amalgamasi digunakan merkuri sebagai media penangkap emas. Merkuri tersebut terbuang bersama tailing dan san-gat berpotensi mencemari lingkungan. Seperti diketahui merkuri merupakan salah satu bahan berbahaya beracun (B3) yang perlu diawasi penyebarannya.

Dari hasil analisis terlihat kadar air raksa dari tailing amalgamasi maupun dari tailing sianidasi sangat tinggi berkisar antara 9.800 – 57.500 ppm dan hal ini dapat berdampak negatif bagi kes-ehatan dan lingkungan.

Kaolin

Seperti telah disebutkan di atas di area penam-bangan PT. MSM terdapat bahan galian kaolin di sekitar zona urat hasil alterasi batuan samping yang berpotensi terbuang selama proses penam-bangan. Penyontohan di lakukan di 2 lokasi yaitu di lokasi MU 37 dan MU 38.

Hasil analisis major element bahan galian kaolin tersebut menunjukkan kadar SiO2 antara 42,16 – 70,82%, Al2O3 antara 14,13-28,28%, Fe2O3 antara 3,92-12,08%, Na2O antara 0,02-0,05%, K2O 3,97-6,88% dan MnO2 antara 0,01-0,05%.

Kegunaan kaolin sangat tergantung pada karak-teristiknya karena karakteristik berpengaruh terhadap kualitasnya. Bahan galian kaolin yang terdapat di Pit Tokatindung merupakan kaolin hasil proses hidrothermal dengan kadar SiO2 yang cukup tinggi, sehingga bisa digunakan untuk bahan isolator dan semen tahan api.

Mangan

Potensi bijih mangan terletak di pantai utara kabupaten ini dengan penyebaran relatif terbatas Hasil pengukuran menunjukkan penyebaran endapan mangan ini relatif terbatas seluas 2 Ha memanjang sepanjang pantai.

Hasil analisis bijih mangan sekunder yang meng-isi rongga zona kekar pada satuan batugamping yang terdapat di lokasi MU 45 dan MU 46 men-unjukkan kadar MnO2 antara 11,11 -13,89%, Mn total antara 8,53-10,84%, Fe2O3 antara 0,22-5,16% dan SiO2 0,30-0,67%. Dilihat dari jumlah dan kadar Mn totalnya yang relatif kecil, bijih mangan di lokasi ini tidak ekonomis untuk ditambang.

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.1

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Hasil analisis bijih mangan residual berupa endapan bijih mangan butir yang tersebar di atas permukaan tanah yang terdapat di lokasi MU 48 menunjukkan kadar MnO2 : 61,52%, Mn total : 38,05%, Fe2O3 : 5,53% dan SiO2 : 11,12%. Bijih mangan di lokasi tidak ekonomis untuk ditam-bang, mengingat kadar Mn totalnya yang masih dibawah kadar rata-rata ekonomis bijih mangan saat ini sebesar 45%.

Disamping itu untuk pemanfaatan/penambangan endapan mangan ini akan menyebabkan terjadi kerusakan pantai mengingat bijih mangan terse-but terletak di tebing-tebing pantai, hal ini akan berdampak terhadap keindahan dan keutuhan pantai dimana di daerah tersebut berdekatan dengan objek wisata pantai Likupang.

Batugamping

Potensi batugamping terdapat di pantai bagian utara Kabupaten Minahasa Utara di lokasi MU 47, tersingkap di sepanjang pantai dengan luas sekitar 4 Ha. Secara megaskopis batugamping tersebut berupa batugamping terumbu, ber-warna putih, keras, berbentuk nodule-nudule, di beberapa tempat teridentifikasi adanya foram besar, di beberapa tempat yang terkekarkan diisi oleh bijih mangan sekunder. Analisis batugamp-ing secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.

Hasil analisis batugamping menunjukkan kadar CaO : 49,67%, MgO : 1,19%, NaO : 0,02%, K2O : 0,04% Fe2O3 : 3,50%, Al2O3 : 2,25% dan SiO2 : 2,77%.

Dari hasil analisis terlihat kadar CaO kurang dari 50%, hal ini menunjukkan batugamping tersebut

dapat digunakan secara terbatas sebagai kapur tohor dimana untuk kapur tohor dipersyaratkan CaO = 50 %, SiO2 = maks. 4 %

Untuk memanfaatkan batugamping terse-but perlu ada pembatasan areal, mengingat lokasi keterdapatan batugamping tersebut berada di pinggir pantai yang termasuk dalam kawasan pengembangan wisata pantai dimana telah dibangun sarana wisata pantai, hotel dan bungalau maka pemanfaatan/penamban-gan batugamping tersebut akan menyebabkan kerusakan bentang alam pantai dan akan menu-runkan nilai jual objek wisata di sekitarnya.

Andesit

Potensi bahan galian andesit terletak di Kecama-tan Dimembe. Di lokasi ini pernah dilakukan penambangan dan sudah lama terhenti. Secara megaskopis andesit berwarna hitam keabuan, keras, kristalin dan sedikit terkekarkan, setem-pat terlihat adanya struktur lava. Diperkirakan potensi andesit ini merupakan endapan lava produk volkanik dari Gunung Klabat pada fase erupsi yang lalu.

Hasil analisis petrografi conto No MU 25, men-unjukkan batuan tersebut berjenis andesit piroksen. Dari ubahan lempung yang relatif sedikit batuan dan relatif masih segar/tidak lapuk dan tidak menunjukkan adanya ubahan yang akan merubah kekuatan tekan dari batuan tersebut apabila dibuat bahan bangunan.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya penambangan andesit di daerah ini telah dihen-tikan dan untuk memenuhi kebutuhan andesit di wilayah Kabupaten Minahasa Utara khususnya

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.1

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

di bagian barat di transport dari quary andesit di daerah Tateli di bagian barat di Kota Manado yang jaraknya cukup jauh dari Kabupaten Mina-hasa Utara. Penyelidikan potensi andesit di wilayah kabupaten ini perlu dilakukan secara lebih rinci sehingga kebutuhan bahan galian ini dapat dipenuhi dari daerah sekitar tanpa harus ditransport dari daerah lain yang cukup jauh jaraknya.

Pasir

Potensi pasir terletak di di Kecamatan Dimembe bagian timur, berupa endapan pasir dengan ketebalan antara 0,5-1,5m, tersebar di lahan perkebunan kelapa seperti yang terdapat di lokasi MU 24, MU 26 dan MU 27. Penyebaran endapan pasir tersebut cukup luas meliputi beberapa desa, tetapi ketebalannya relatif tipis berkisar antara 20 cm -1 m. Diperkirakan endapan pasir tersebut merupakan hasil erupsi lama dari Gunung Klabat.

Pemanfaatan endapan pasir ini dilakukan oleh masyarakat setempat dengan cara penggalian secara sederhana, mengupas tanah penutup dan menggali lapisan pasirnya. Penamban-gan dilakukan oleh beberapa kelompok kecil masyarakat memanfaatkan endapan pasir yang terdapat di kebun kelapa milik masyarakat.

Secara megaskopis pasir berwana hitam, kasar, berupa material volkanik, memperlihat-kan struktur laminasi dan sedikit mengandung lempung. Potensi pasir ini telah ditambang oleh masyarakat setempat dan merupakan mata pencaharian tambahan bagi masyarakat seki-tar.

Hasil analisis mineral butir menunjukkan pasir tersebut berukuran sedang-kasar dan sedikit yang berukuran lempung, didominasi oleh fragmen batuan dengan sedikit mineral mag-netit dan kuarsa. Dilihat dari komposisi butir dan mineral endapan pasir tersebut baik untuk bahan baku pembuatan beton.

KESIMPULAN

1. Bahan galian lain dan mineral ikutan yang terdapat di wilayah pertambangan di Kabupaten Minahasa Utara yaitu : kaolin, mangan, batugamping, andesit, dan pasir.

2. Kandungan logam lain sebagai mineral ikutan pada pertambangan emas di Pit Tokatindung dan Tatelu relatif rendah, sehingga kecil kemungkinan adanya mineral logam ikutan ekonomis yang akan terbuang selama proses penambangan dan pengolahan.

3. Kaolin yang terdapat di dalam zona urat kuarsa di wilayah pertambangan ter-buka PT. MSM di Toka Tindung berpotensi terbuang pada tahap penambangan dan menjadi waste.

4. Potensi mangan relatif kecil, hanya mengisi rongga-rongga kekar diantara batugamping dengan kadar Mn total relatif kecil. Disamping itu untuk pemanfaatan-nya akan menyebabkan kerusakan pantai mengingat bijih mangan tersebut terletak di tebing-tebing pantai, hal ini akan ber-dampak terhadap keindahan dan keutuhan pantai dimana di daerah tersebut berdeka-tan dengan objek wisata pantai Likupang.

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.1

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

5. Potensi batugamping relatif kecil, untuk pemanfaatannya bisa digunakan sebagai bahan baku kapur tohor secara terbatas. Pemanfaatan batugamping di daerah ini terkendala karena letaknya berdekatan dengan objek wisata pantai Likupang.

6. Potensi pasir yang terletak di Kecamatan Dimembe penyebarannya cukup luas dan mempunyai kualitas yang cukup baik untuk pasir beton, hanya lapisan pasir tersebut ketebalannya relatif tipis antara 0,5 - 1,5m.

7. Potensi andesit di Kecamatan Dimembe perlu diteliti lebih lanjut, sehingga kebutu-han andesit di Kabupaten Minahasa Utara bisa dipenuhi tanpa harus mendatangkan dari wilayah lain yang jaraknya cukup jauh.

DAFTAR PUSTAKA

Daniel Limbong, Ancaman Pencemaran Merkuri oleh Pertambangan Emas Sekala Kecil di Tatelu,

NRM/epiq Sulut.

Effendi A.C, Bawono S.S., 1997, Peta Geologi Lembar Manado, Sulawesi Utara, Sekala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Herry Sumual, 2009, Karakterisasi Limbah Tam-bang Emas Rakyat Dimembe Kabupaten Minahasa Utara, Agritek vol. 17 no.5.

Kamagi W.A. 1989, Potensi dan Permasalahan Pertambangan Emas Rakyat di Sulawesi Utara. Makalah: Seminar Pertambangan Rakyat Ting-kat Nasional. Jakarta.

PT. Mearest Soputan Mining, 2011, Laporan Perkembangan Kuartal ke 4 Tahun 2010, PT. MSM.

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.1

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Tabel 1. Contoh Batuan dan Jenis Analisis

Batuan Jml MetodaAnalisis

Unsuryang dianalisis

Bijih dan tailing dari pertambangan emas

38 AASAnalisis Logam : Au, Ag, Cu, Pb, Zn dan untuk conto tailing ditambah analisis unsur As dan Hg

Kaolin 2 Analisis Basah

Major Element :SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, MnO, H2O, HD

Mangan 3 SiO2,Fe2O3, Mn Total, MnO, MnO2, H2O

Batugamping 2 Analisis Basah

Major Element :SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO

Andesit 1 Petrografi Jenis batuan dan alterasi

Pasir 2 Analisis Butir Jenis mineralogi butir dan fraksi butir

Tabel 2. Hasil Analisis Kimia Batuan Pit Toka Tindung

No No Conto Cu (ppm)

Pb (ppm)

Zn (ppm)

Ag (ppm)

Au (ppb)

1 MU 28 79 42 35 2 127

2 MU 29 32 41 9 2 104

3 MU 30 10 22 5 3 312

4 MU 31 7 22 5 1 1.559

5 MU 32 4 21 4 11 126

6 MU 33 22 31 55 2 8.242

7 MU 34 23 54 26 3 864

8 MU 35 7 27 20 2 60.902

9 MU 36 23 39 9 2 735

10 MU 39 43 47 21 3 874

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.1

BUKU 2: BIDANG MINERAL

Tabel 3. Hasil Analisis Kimia Batuan dari

Daerah Penambangan Emas Rakyat Tatelu

No No Conto Cu (ppm)

Pb (ppm)

Zn (ppm)

Ag (ppm)

Au (ppb)

1 MU 01 5 43 18 8 3.596

2 MU 02 9 39 25 3 3.295

3 MU 03 7 32 13 2 5.160

4 MU 04 9 33 17 5 5.570

5 MU 05 10 49 12 1 3.435

6 MU 06 7 24 7 1 1.223

7 MU 07 6 55 12 11 171.100

8 MU 08 24 30 12 18 30.200

9 MU 09 7 34 31 22 11.790

10 MU 10 4 30 23 3 4.634

11 MU 11 4 33 69 3 36.479

12 MU 12 5 47 74 5 78.154

13 MU 13 12 113 46 6 1.983

14 MU 14 7 46 34 4 11.432

15 MU 15 14 89 43 50 26.866

16 MU 16 9 50 17 33 9.769

17 MU 17 9 28 26 16 96.653

18 MU 18 5 36 19 50 13.303

28 MU 40 9 28 17 1 9.572

29 MU 41 3 25 12 1 249

26 MU 42 5 22 7 2 980

27 MU 43 5 25 11 1 1.081

28 MU 44 13 31 12 1 417

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.1

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Tabel 4. Hasil Analisis Kimia Tailing Proses Amalgamasi dan Proses Sianidasi dari Daerah Penam-bangan Emas Rakyat Tatelu

No No Conto

Cu (ppm)

Pb (ppm)

Zn (ppm)

Ag (ppm)

As(ppm)

Au(ppb)

Hg(ppm) Proses

1 MU 19 27 31 14 11 10 20.630 42.000 Amalgamasi

2 MU 20 19 37 20 14 < 2 14.841 28.400 Amalgamasi

3 MU 21 14 64 50 8 10 28.944 57.500 Amalgamasi

4 MU 22 15 28 25 9 4 17.532 9.800 Amalgamasi

5 MU 23 14 32 39 3 4 12.481 21.200 Sianidasi

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.1

BUKU 2: BIDANG MINERAL

Gambar 2. Peta Geologi Regional Kabupaten Minahasa Utara

(Sumber : Peta Geologi Lembar Manado, Sulawesi Utara, Sekala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengem-bangan Geologi, Bandung)

Gambar 3. Peta Wilayah Kontrak Karya di Kabupaten Minahasa Utara

(Sumber : PT. Mearest Soputan Mining)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.1

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Gambar 4. Diagram Alir Proses Amalgamasi Emas

dilanjutkan dengan Proses Sianidasi

Au, Ag

PENGGARANGAN AMALGAM

BULLION (Au, Ag)

UAP MERKURI

PENUMBUKAN BIJIH

PENGGILINGAN & AMALGAMASI DI DALAM TEROMOL

PENCUCIAN

AMALGAM

PEMERASAN (DENGAN KAIN PARASUT)

AMALGAM

BIJIH DARI TAMBANG

LUMPUR/TAILING MENGANDUNG

MERKURI DAN LOGAM BERAT

LAINNYA

MERKURI

SIANIDASI

LUMPUR/TAILING

MENGANDUNG MERKURI DAN LOGAM BERAT

LAINNYA

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.1

BUKU 2: BIDANG MINERAL

Gambar 5. Peta Lokasi Contoh Batuan