penegakan hukum pemilukada

14
Pelanggaran dalam Pemilukada dan Penanganannya Secara Hukum Muktiono, SH., M.Phil. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Email: [email protected] , [email protected]

Upload: mukti-ono

Post on 22-Jul-2015

64 views

Category:

Law


2 download

TRANSCRIPT

Pelanggaran dalam Pemilukada

dan Penanganannya Secara

Hukum

Muktiono, SH., M.Phil.

Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Email: [email protected], [email protected]

Transformasi Pengaturan

• Putusan MK Nomor 72–73/PUU/2004 Dari Rezim Pemerintah Daerah (UU 32/2004) menjadi bagian dari Rezim Pemilu diatur dalam UU Pemilukada tersendiri

• Alasan Pilkada langsung adalah pemilihan umum secara materiil untuk mengimplementasikan Pasal 18 UUD 1945 “…mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang”

• Pasal 1 angka 4 UU No. 22 Tahun 2007 menyebutkan bahwa “Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Pemilu untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung …”

Transfomasi Pengaturan:

Dinamika Penyelenggaraan

• Internasional Crisis Group (ICG) Tahun 2010, ± 10 persen dari 200

Pemilukada diwarnai aksi kekerasan (Mojokerto, Jawa Timur, Tana Toraja di

Sulawesi Selatan dan Toli-toli di Sulawesi Tengah)

lemahnya posisi penyelenggara Pemilu (KPUD, Panwaslu) dan konflik

antar peserta Pilkada

• Terdapat 170 Penetapan Hasil Pemilukada diperkarakan ke MK oleh

Pasangan Calon yang kalah.

Transformasi Pengaturan:

Menuju “Emergency”

• Bagian VIII UU. No. 32/2004 ttg Pemerintahan Daerah jo. UU No. 12 / 2008 ttg Perubahan Kedua atas UU No. 32/2004

• UU No. 22/2014 ttg Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota (Pilkada Tidak Langsung)

• UU No. 23/2014 ttg Pemerintahan Daerah

• Perppu No. 1/2014 ttg Pemilihan Guberur, Bupati, dan Walikota

• Pasal 205 Mencabut UU No. 22/2014

• Pasal 204 Peraturan Pelaksana masih berlaku sepanjang tidan bertentangan dengan Perppu No. 1/2014

Pelanggaran Pemilukada

• Bab XX Perppu No. 1/2014 ttg Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota:

1. Pelanggaran Kode Etik;

2. Pelanggaran Administrasi;

3. Penyelesaian Sengketa;

4. Tindak Pidana Pemilihan;

5. Sengketa Tata Usaha Negara;

6. Perselisihan Hasil Pemilih

Pelanggaran Kode Etik

• Pelanggaran etika oleh Penyelenggara Pemilihan Sumpah Jabatan

• Lembaga penyelesaian Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu

(DKPP)

Pelanggaran Administrasi

• Pelanggaran terkait tata cara atau tata laksana secara administrativ dalam setiap tahapan Pemilihan

• Rekomendasi atas terjadinya pelanggaran administrasi dibuat oleh Bawaslu Provinsi dan/atau Panwaslu Kabupaten/Kota Wajib ditindaklanjuti oleh KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota Diselesaikan

• Jangka Waktu Pemeriksaan dan Pemutusan Pelanggaran Administrasi oleh KPU (Provinsi, Kabupaten, Kota) maksimal 7 (tujuh) hari sejak rekomendasi diterima

• Jika tidak ditindaklanjuti Sanksi Peringatan lisan/tertulis oleh Bawaslu Provinsi dan/atau Panwas Kabupaten/Kota

Penyelesaian Sengketa

• Sengketa Pemilihan:

Sengketa antarpeserta Pemilihan

Sengketa antarpeserta Pemilihan dengan Penyelenggara Pemilihan

• Lembaga Penyelesai Sengketa Bawaslu Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota

• Waktu penyelesaian (memeriksa dan memutus) maksimal 12 (dua belas) hari sejak laporan atau temuan diterima

• Proses: Menerima Sengketa Mengkaji Mempertemukan Musyawarah dan Mufakat Kesepakatan (Keputusan bersifat final dan mengikat )

Tindak Pidana Pemilihan

• Tindak Pidana baik yang berupa pelanggaran maupun kejahatan terhadap

ketentuan Pemilihan

• Penyidik Polisi hasil dan berkas perkara Penuntut Umum (maksimal 14

(empat belas) hari sejak laporan diterima)

• Penuntut Umum (PU) mempunyai waktu maksimal 3 (tiga) hari jika ingin

mengembalikan berkas perkara ke Penyidik Polisi Penyidik Polisi

maksimal 3 (tiga) hari Penuntut Umum

Tindak Pidana Pemilihan

• Hukum Acara Peradilan di PN KUHAP, kecuali ditentukan lain oleh Perppu

• Majelis Hakim merupakan Majelis Khusus untuk perkara tindak pidana Pemilihan

• Waktu perkara diterima sampai diputus maksimal 7 (tujuh) hari setelah pelimpahan berkas perkara

• Waktu mengajukan banding maks. 3 (tiga) hari setelah pembacaan putusan

• Pelimpahan berkas banding oleh PN ke PT maks. 3 (tiga) hari setelah permohonan banding diterima

• PT memeriksa dan memutus Maks. 7 (tujuh) hari setelah permohonan banding diterima

• Putusan banding oleh PT bersifat final dan mengikat (tidak ada upaya hukum lain)

Tindak Pidana Pemilihan

• Putusan Pengadilan maks. 3 (tiga) hari setelah dibacakan harus sudah disampaikan ke PU Jaksa setelah menerima Maks. 3 (tiga) hari harus melaksanakan isi putusan

• Putusan Mempengaruhi perolehan suara maks. 5 hari sebelum KPU (Provinsi/Kabupaten/Kota) menetapkan hasil Pemilihan harus sudah selesai Wajib ditindaklanjuti oleh KPU (Provinsi/Kabupaten/Kota)

• Salinan Putusan harus diterima KPU (Provinsi/Kabupate/Kota) pada hari yang sama dengan saat dibacakannya Putusan

Sengketa Tata Usaha Negara

• Sengketa TUN akibat dikeluarkannya Keputusan KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota

• Dilakukan setelah seluruh upaya administrative di Bawaslu Pronisi dan/atau Panwas Kabupaten/Kota telah dilakukan

• Gugatan maks. 3 (tiga) hari setelah Keputusan Bawaslu/Panwas dikeluarkan jika tidak, gugatan tidak dapat diterima dan tidak dapat dilakukan upaya hukum lagi

• Gugatan Lengkap PTTUNmaks. 21 (dua puluh satu hari) harus diperiksa dan diputus Upaya hukum hanya berupa Kasasi ke MA maks. 30 hari diputus Final dan mengikat maks. 7 (tujuh) hari KPU harus melaksanakan isi Putusan (PTTUN atau MA)

• Majelis Hakim di PTTUN maupun MA adalah Mejelis Khusus TUN

Perselisihan Hasil Pemilihan

• Perselisihan antara KPU (Provinsi/Kabupaten/Kota) dengan Peserta Pemilihan Penetapan Perolehan Suara Hasil Pemilihan

• Penetapan Signifikan mempengaruhi: masuk ke putaran berikutnya maupun penetapan calon terpilih

• Permohonan Pembatalan Penetapan Pengadilan Tinggi (ditunjuk MA)

• Waktu 3 x 24 jam sejak pengumuman penetapan

• Pengajuan dilengkapi alat bukti dan Surat Keputusan Penetapan

• Batas perbaikan jika Permohonan tidak lengkap 3 x 24 jam

• Putusan dibuat maks. 14 (empat belas) hari sejak permohonan diterima

Perselisihan Hasil Pemilihan

• Permohonan Keberatan Putusan PT ke MA maks. 3 (tiga) hari sejak

putusan dibacakan

• MA Maks. 14 (empat belas) hari memutus sejak permohonan keberatan

diterima

• Putusan MA bersifat final dan mengikat

• KPU (Provinsi/Kabupaten/Kota) wajib menindaklanjuti putusan PT atau

MA