pencemaran tanah

Upload: meilisa-fani

Post on 13-Jul-2015

581 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara. Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di Tanah Air tidak bisa disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat luas, seperti pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan. Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain. Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih tambang, permukaan tanah dikupas dan digali dengan menggunakan alat-alat berat. Para pengelola pertambangan meninggalkan areal bekas tambang begitu saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi. Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan pertanian tersebut

mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup. Berdasarkan fakta tersebut, sangat diperlukan pengkajian khusus yang membahas mengenai pencemaran tanah beserta dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya. B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu: 1. sebagai bahan kajian para mahasiswa mengenai dampak pencemaran terhadap lingkungan 2. sebagai cara untuk mencari berbagai cara untuk menanggulangi dampak pencemaran yang sedang dikaji 3. sebagai metode pengumpulan data tentang pencemaran lingkungan C. RUANG LINGKUP Makalah ini membahas mengenai pencemaran tanah, mulai dari gambaran, dampak, dan cara menanggulangi pencemaran tanah tersebut.

BAB II METODE PENULISAN A. OBJEK PENULISAN Objek penulisan mencakup gambaran/ penjelasan, dampak yang ditimbulkan, dan cara penanggulangan pencemaran tanah. B. DASAR PEMILIHAN OBJEK Objek yang penulis pilih adalah mengenai pencemaran tanah, karena tanah merupakan salah satu komponen kehidupan yang sangat penting. Semua manusia pasti sangat tergantung akan keberadaan tanah tersebut. Namun, banyak orang yang belum mengetahui bagaimana cara pengolahan tanah yang tepat tanpa banyak menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan. C. METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam penulisan makalah ini, penulis secara umum mendapatkan bahan tulisan dari berbagai referensi, baik dari tinjauan kepustakaan berupa buku buku atau dari sumber media internet yang terkait dengan pencemaran lingkungan. D. METODE ANALISIS Penyusunan makalah ini berdasarkan metode deskriptif analisis, yaitu dengan mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada, menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya, serta mencari alternatif pemecahan masalah.

BAB III ANALISIS PERMASALAHAN A. PEMBAHASAN a. Gambaran dari Pencemaran Tanah Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. 1. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya:

1. Pada kesehatan Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anakanak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian. 2. Pada Ekosistem Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan

akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama. 1. Penanganan yang Harus Dilakukan Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah. Diantaranya: 1. Remidiasi Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan offsite ini jauh lebih mahal dan rumit.

2. Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). B. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan cara proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). B. SARAN Untuk lebih memahami semua tentang pencemaran tanah, disarankan para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari dalam menjaga kelestarian tanah beserta penyusun yang ada di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA Soekarto. S. T. 1985. Penelitian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhatara Karya Aksara, Jakarta. 121 hal.

Wikipedia. 2007. Pencemaran Tanah (On-line). http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_tanah. diakses 26 Desember 2007. Bachri, Moch. 1995. Geologi Lingkungan. CV. Aksara, Malang. 112 hal.

MAKALAH PENCEMARAN TANAH MAKALAH PENCEMARAN TANAH A. Pendahuluan Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan tanah.. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi, sebagaimana halnya pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun akibat kegiatan manusia juga.

B. Pengertian Pencemaran Tanah Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: Tanah adalah salah atu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah . Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. C. Penyebab Pencemaran Tanah Secara umum, Pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian. Limbah domestik Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair. 1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb. 2. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air

tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah. Limbah industri Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair. 1. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll. 2. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam. Limbah pertanian Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea Pestisida pemberantas hama tanaman misalnya DDT. D. Dampak Pencemaran Tanah a. Pada Kesehatan Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian. b. Pada Ekosistem Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan

kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama. E. Penanganan a. Remediasi Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit. b. Bioremediasi Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). F. Pencegahan Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu ditanggulangi. Langkahlangkah pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai berikut: Langkah pencegahan Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara lain:

1) Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. 2) Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur. 3) Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian. 4) Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan. 5) Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme. G. Tanah Tercemar dan Tidak Tercemar Tanah tercemar Tanah indonesia terkenal dengan kesuburanya. Hingga dalam sejarah Indonesia pernah tercetat. Kesuburan itu telah mengundang para penjajah asing untuk mengeksploitasinya. Fenomena sekarang lain lagi. Sebagian tanah Indonesia tercemar oleh polusi yang diakibatkan oleh kelainan masyarakat. Pencemaran ini menjadikan tanah rusak dan hilang kesuburanya, mengandung zat asam tinggi. Berbau busuk, kering, mengandung logam berat, dan sebagainya. Kalau sudah begitu maka tanah akan sulit untuk dimanfaatkan. Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah : 1. Tanah tidak subur 2. pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa) 3. Berbau busuk 4. Kering 5. Mengandung logam berat 6. Mengandung sampah anorganik Tanah tidak tercemar Tanah yang tidak tercemar adalah tnah yang masih memenuhi unsur dasarnya sebagai tanah. Ia tidak mengandung zat-zat yang merusak keharaanya. Tanah tidak tercemar bersifat subur, tidak berbau busuk, tingkat keasaman normal. Yang paling utama adalah tidak mengandung logam berat. Tanah yang tidak tercemar besar potensinya untuk alat kemaslahatan umat manusia. Pertanian dengan tanah yang baik bisa mendatangkan keuntungan berlipat ganda. Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah :

1. Tanahnya subur 2. Trayek pH minimal 6, maksimal 8 3. Tidak berbau busuk 4. tidak kering, memiliki tingkat kegemburan yang normal 5. Tidak Mengandung logam berat 6. Tidak mengandung sampah anorganik H. Penutup Sebagian besar kekayaan kita diperloleh dari tanah. Kehidupan di bumi ini sangat bergantung pada tanah. Tumbuhan memperoleh air dan mineral dari tanah. Makanan yang kita peroleh dan hewan bergantung pada tumbuhan. Jadi makanan kita sebenarnya berasal dari tanah. Semua bahan yang kita perlukan dalam memehuhi kebutuhan dapat diperoleh dari tanah, secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu marilah kita bersama-sama menjaga kelestariannya, demi kelangsungan anak, cucu kita dimasa datang.

Cara Pencegahan dan Penanggulangan Bahan Pencemar TanahKata Kunci: limbah, pupuk, radioaktif, sampah Ditulis oleh Achmad Lutfi pada 12-03-2009 Pencegahan dan penanggulangan merupakan dua tindakan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dalam arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan untuk saling menunjang, apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat dilakukan, maka dilakukan langkah tindakan. Namun demikian

pada dasarnya kita semua sependapat bahwa tindakan pencegahan lebih baik dan lebih diutamakan dilakukan sebelum pencemaran terjadi, apabila pencemaran sudah terjadi baik secara alami maupun akibat aktivisas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baru kita lakukan tindakan penanggulangan. Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai berikut: Langkah pencegahan Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara lain: 1) Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi terciumnya bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses pembusukan, maka penguburan sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan tanah. 2) Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur. 3) Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian. 4) Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumursumur atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke dasar lautan yang sangat dalam. 5) Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan. 6) Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme. Langkah penanggulangan Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan terhadap pencemara tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat. Tanah dapat berfungsi sebagaimana mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami dan terdapat

mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah. Langkah tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain dengan cara: 1) Sampah-sampah organik yang tidak dapat dimusnahkan (berada dalam jumlah cukup banyak) dan mengganggu kesejahteraan hidup serta mencemari tanah, agar diolah atau dilakukan daur ulang menjadi barangbarang lain yang bermanfaat, misal dijadikan mainan anak-anak, dijadikan bahan bangunan, plastik dan serat dijadikan kesed atau kertas karton didaur ulang menjadi tissu, kaca-kaca di daur ulang menjadi vas kembang, plastik di daur ulang menjadi ember dan masih banyak lagi cara-cara pendaur ulang sampah. 2) Bekas bahan bangunan (seperti keramik, batu-batu, pasir, kerikil, batu bata, berangkal) yang dapat menyebabkan tanah menjadi tidak/kurang subur, dikubur dalam sumur secara berlapislapis yang dapat berfungsi sebagai resapan dan penyaringan air, sehingga tidak menyebabkan banjir, melainkan tetap berada di tempat sekitar rumah dan tersaring. Resapan air tersebut bahkan bisa masuk ke dalam sumur dan dapat digunakan kembali sebagai air bersih. 3) Hujan asam yang menyebabkan pH tanah menjadi tidak sesuai lagi untuk tanaman, maka tanah perlu ditambah dengan kapur agar pH asam berkurang. Dengan melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran lingkungan hidup (pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah) berarti kita melakukan pengawasan, pengendalian, pemulihan, pelestarian dan pengembangan terhadap pemanfaatan lingkungan) udara, air dan tanah) yang telah disediakan dan diatur oleh Allah sang pencipta, dengan demikian berarti kita mensyukuri anugerah-Nya.

Mengatasi pencemaran tanah Penanganan Pencemaran Tanah Penanganan pestisida sebagai pencemar tanah ialah dengan tidak menggunakannya. Cara ini merupakan yang paling baik hasilnya, tetapi hama tanah mengakibatkan hasil produksi menurun.Cara yang dapat ditempuh ialah : 1. pengaturan jenis tanaman dan waktu tanam 2. Memilih varietas tanaman yang tahan hama 3. Menggunakan musuh alami untuk hama 4. Menggunakan horlmon serangga 5. Pemandulan (sterilisasi) 6. Memamfaatkan daya tarik seks untuk serangga Disamping itu juga kita perlu : 1. Memahami kegiatan pestisida yang bersangkutan 2. Mengikuti petunjuk pemakaian 3. Hati -hati dalam penyimpanan 4. Menggunakan alat-alat pelindung seperti masker, kacamata, dan pakaian. Pada dasarnya cara-cara yang ditempuh itu berlaku untuk bahan kimia,pupuk, atau deterjen. Kehatihatian pada pemakaian bahan-bahan ini perlu diperhatikan jangan sampai bahan-bahan itu tececer, mengenai badan manusia, atau mencemarkan lingkungan. Sedangkan penanganan sampah ialah dengan mencegah timbulnya pencemaran, misalnya dengan cara : 1. Penimbunan (dumping), dengan maksud untuk menutupi rawa, jurang, lekukan tanah di tempat terbuka dan di laut 2. Pengisian tanah kesehatan (sanitary landfill), dengan mengisi tanah berlegok dan kemudian menutupnya dengan tanah. 3. Pencacahan ( grinding), dimana limbah organik dimasukkan kedalam alat penggiling sehingga menjadi kecil-kecil , dialirkan ke selokan, hanyut ke tempat pengolahan lebih lanjut. 4. Penkomposan atau composting yakni pengolahan limbah untuk memperoleh kompos untuk menyuburkan tanah. 5. Pembakaran (incineration), yang menghasilkan gas dan residue 6. Pirolisis, yakni mengolah limbah dengan proses dekomposisi senyawa kimia pada suhu tinggi dengan pembakaran tidak sempurna yang pada akhirnya menghasilkan zat kimia baru yang berguna. Memang kita akui pencemaran air saat ini sudah sangat memprihatinkan. Banyak dari kita yang tidak menyadari bahwa, limbah dari rumah tangga, pabrik, dan industri telah menyumbangkan pencemaran air. Limbah yang berasal dari rumah tangga antara lain bersumber dari detergent, sampah sisa makanan dll. Yang paling parah adalah limbah dari pabrik dan industri. Jika tidak diolah terlebih dahulu, dampaknya sangat buruk terhadap air. Banyak kasus pencemaran air yang bisa berakibat keracunan hingga kematian. Di pertanian juga bisa menimbulkan pencemaran air, contohnya adalah pemakaian obat kimia yang berlebihan. Pestisida, herbisida dan fungisida akan larut ke air dan menyebabkan pencemaran air. Dengan mengetahui efek negatif dari bahan kimia pertanian itu, maka pencemaran bisa dikurangi. Kondisi kebersihan air diperparah dengan makin menipisnya tanaman. Fungsi tanaman adalah menahan air dan mampu menyerap racun dari air. Secara umum bahan pencemar air dapat dikelompokkan dalam

3 jenis yaitu biologis, kimia dan fisik. Pencemaran ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan. Kita sering mendengar berita adanya keracunan dan kematian karena air yang tercemar ini. Efek yang paling ringan adalah penyakit kulit. Gejala yang lain adalah gangguan pada ginjal, kanker, saraf pusat dll. Berikut adalah bahan pencemar air dan efeknya terhadap kesehatan. -Bakteri, virus *mual, muntaber,pusing dan gangguan pencernaan -Kimiawi * limbah pabrik * racun pestisida * racun herbisida * getah * detergent * penyakit ginjal * gangguan sistem saraf pusat * kanker, hepatitis, rusaknya sel darah merah * gangguan pembuangan air seni * terganggunya sistem penceranaan dan metabolisme -Fisik * asbestos * plastik * kaleng * sampah organik * besi * kanker * penyakit kulit (panu, kadas, gatal, bisul dll) * keracunan * gangguan sistem saraf pusat * ginjal dan sistem metabolisme Dengan mengetahui dampak buruk dari pencemaran air tersebut, maka kita bisa hidup lebih sehat. Pengolahan air yang baik akan menghasilkan air sehat dan steril dari semua bahan pencemar tersebut. Teknologi terbaik yang mampu menghasilkan air bebas dari semua bahan pencemar adalah sistem reverse osmosis. Dengan memiliki produk reverse osmosis di rumah, akan menjaga kesehatan kita semua. Karena kesehatan lebih mahal nilainya dari apapun. Cara Menanggulangi Pencemaran Tanah Limbah domestik yang berjumlah sangat banyak memerlukan penanganan khusus agar tidak mencemari tanah. Pertama sampah tersebut kita pisahkan ke dalam sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme (biodegradable) dan sampah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (nonbiodegradable). Sampah organik yang terbiodegradasi dapat diolah, misalnya dijadikan bahan urukan, ke-mudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan tanah yang dapat kita pakai lagi; dibuat kompos; khusus kotoran hewan dapat dibuat biogas dll Sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara penanganan yang terbaik dengan

pendaur-ulangan sampah. Mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida Mengolah limbah industri dalam pengolahan limbah, sebelum dibuang kesungai atau kelaut. Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (nonbiodegradable). Misalnya mengganti plastik sebagai bahan kemasan/pembungkus dengan bahan yang ramah lingkungan seperti dengan daun pisang atau daun jati.

Jenis Limbah yang menyebabkan Pencemaran Tanah Pencemaran tanah berawal dari limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian . Limabah Domestik Limbah domestik dapat berasal dari daerah pemukiman penduduk. perdagang-an, pasar, tempat

usaha hotel dan lain-lain. "Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak bisa misalnyalastik, kaleng minuman, botol plastik air mineral dan lain-lain." "Limbah cair berupa sisa diterjen dari rumah, tinja,Oli, dan lain-lain yang meresap ke dalam tanah yang dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah." Limbah industri Limbah Industri berasal dari lingkungan industri yang membuang limbah secara langsung ke tanah tanpa proses penetralan zat-zat kimia terlebih dahulu.

"Limbah Industri bisa berupa limbah padat yang bisa berupa Lumpur yang berasal dari sisa pengolahan misalkan sisa pengolahan kertas, gula, rayon, plywood dan lain-lain"

"Limbah cairan yang berupa hasil pengolahan dari proses produksi industri seperti sisa hasil pengolahan industri pelapisan logam, tembag, perak, khrom, boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam"

Limbah Pertanian Limbah pertanian berasal dari pemberian pupuk petani untuk tanamanya atau racun untuk pembunuh hama. misalnya pupuk urea, Pestisida.

PENANGGULANGANPencemaran tanah dapat ditanggulangi dengan cara sebagai berikut : 1. Landfill, yaitu pembuangan sampah ke dalam lobang (tempat yang lebih rendah). 2. sanitary incine ration, pembuangan sampah ke dalam jurang kemudian ditutup lagi dengan tanah 3. Individual incineration, yaitu sampah dikumpulkan dan dibakar sendiri. 4. Incinerator, yaitu pembakaran sampah setelah sampah terkumpul banyak oleh petugas kebersihan. Pencemaran Tanah Penyebab pencemaran tanah adalah akibat sampah yang tidak dapat membusuk, seperti plastic, kaca, kaleng, serta pemakaian zat kimia yang berlebihan. Semua itu akan mencemarkan tanah yang mengakibatkan hal-hal sebagai berikut : 1. kesuburan tanah berkurang dan bias menjadi tandus 2. tanaman sulit tumbuh 3. Binatang yang hidup dalam tanah mati 4. Mineral dalam tanah rusak

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2021262-penanggulanganpencemaran-tanah/#ixzz1cXHteqxc Chandra, Budiman.2005.Pengantar Kesehatan Lingkungan.Jakarta: EGC.

PENCEMARAN TANAH

UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan prilakunya yang mempengaruhi kelangsungan prikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan hidup terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Salah satu komponen abiotik yang mempengaruhi kelestarian lingkungan hidup adalah tanah. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi biomassa, menyatakan bahwa Tanah adalah salah atu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya (Suwarji.2008). Tanah mempunyai struktur tanah dimana dalam tinjauan morfologi, struktur tanah diartikan sebagai susunan partikel-partikel primer menjadi satu kelompok partikel (cluster) yang disebut agregat, yang dapat dipisah-pisahkan kembali serta mempunyai sifat yang berbeda dari sekumpulan partikel primer yang tidak teragregasi. Tanah merupakan komponen penting yang menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Akan tetapi, akhir-akhir ini tanpa kita sadari banyak terjadi kerusakan tanah yang diakibatkan oleh aktivitas manusia dan faktor alam. Pada PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah . Kerusakan tanah ini akan memberikan dampak pada lingkungan hidup dan makhluk hidup yang hidup di dalamnya. Kerusakan tanah diakibatkan oleh adanya pencemaran tanah. Misalnya, di daerah perkotaan sering terlihat banyak sampah yang menggunung, sedangkan di pedesaan sering terlihat kotoran hewan yang tidak dimanfaatkan. Kedua hal tersebut adalah contoh nyata pencemaran tanah. Pencemaran tanah akan senantiasa terjadi seiring dengan perkembangan jumlah manusia dan pertumbuhan aktivitasnya. Tanah mengandung udara dan air. Jika udara atau air tercemar, maka tanah pun akan ikut tercemar dan terus tercemar.

Pengertian Pencemaran Tanah

Tanah merupakan bagian terpenting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui, rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia dan hewan hidup dari tumbuhan. Sebagai produsen, tumbuhan memerlukan tempat yang cocok untuk berkembang biak dan melakukan fotosintesis. Untuk berkembang biak, tumbuhan memerlukan unsur-unsur hara yang tersedia dalam tanah. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita menjaga kelestarian tanah, sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi ini. Secara umum, pencemaran atau polusi lingkungan adalah masuk atau dimasukinya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan. Polusi atau pencemaran dapat diartikan juga berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam. Perubahan itu mengakibatkan kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Suatu zat disebut polutan jika zat tersebut keberadaannya melebihi jumlah normal, serta berada pada waktu dan tempat yang tidak tepat, sehingga keberadaannya menyebabkan kerugian bagi makhluk hidup dan lingkungan. Contohnya, penggunaan pestisida yang berlebihan akan dapat merusak lingkungan, khususnya dalam hal kesuburan tanah. Polutan memiliki sifat dapat merusak untuk sementara dan polutan juga dapat merusak dalam waktu lama. Contohnya, Pb (timbal) tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi, dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak. Pencemaran tanah adalah keadaan ketika bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka zat tersebut dapat menguap, tersapu air hujan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian mengendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat

berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Penyebab Pencemaran Tanah Manusia berasal dari tanah dan hidup di atas tanah. Hubungan antara tanah dan manusia sangat erat,dimana kelangsungan hidup manusia di antaranya tergantung dari tanah dan sebaliknya, tanah pun memerlukan perlindungan manusia untuk kelestarian ekosistemnya. Namun, pada kenyataannya ulah sebagian manusia banyak yang tidak peduli terhadap ekosisitem tanah. Tanah banyak yang rusak, fungsi tanah terganggu, banyak tanah erosi, longsor dan tanah tercemar oleh limbah rumah tangga dan limbah industri. Kerusakan itu banyak disebabkan oleh aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab, sehingga menyebabkan pencemaran tanah. Pencemaran tanah dapat terjadi oleh beberapa faktor. Pertama, faktor alami seperti rusaknya lapisan tanah bagian atas, yakni lapisan yang mengandung humus oleh matahari. Sinar matahari yang terik dapat menghancurkan atau membakar humus, sehingga tanah menjadi kurus. Kedua, faktor manusia seperti pembuangan limbah, pemberian pupuk yang berlebihan, pembakaran hutan, penebangan pohon-pohon pelindung humus dan lain-lain. Ada dua faktor yang memepengaruhi pencemaran tanah, yaitu (Murni,2002): 1. Faktor alami Merupakan pencemaran tanah yang disebabkan oleh peristiwa alam atau identik dengan terjadinya bencana alam. Kerusakan tanah selain diakibatkan oleh sinar matahari, air hujan juga dapat menyebabkan kerusakan tanah. Pencucian tanah oleh air hujan banyak terjadi di daerah tropis yang menutupi sebagian besar permukaan tanah-tanah yang menjadi tanah kurus. Bahan-bahan makanan akan terbawa oleh air hujan masuk ke daerah yang lebih rendah. Pencemaran tanah akibat faktor alami, seperti pembusukan secara biologis, aktivitas gunung berapi, terbakarnya semak-semak, dan halilintar ini tidak terlalu menimbulkan beban dalam kehidupan manusia karena dianggap sebagai musibah alam/bencana alam yang dampaknya masih dapat ditanggulangi. 2. Faktor Buatan Fakor buatan merupakan faktor yang diakibatkan oleh aktivitas/kegiatan manusia yang tidak bertanggung jawab. Pencemaran yang diakibatkan oleh faktor buatan ini perlu mendapat perhatian dan

penanganan khusus karena dapat menyebaabkan kerugian bagi manusia sendiri. Adapun yang termasuk faktor buatan adalah: a. Limbah domestik Limbah domestik yaitu limbah yang berasal dari daerah pemukiman penduduk,

perdagangan/pasar/tempat usaha, hotel, kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta, tempat wisata dan lain sebagainya. Limbah domestik dapat berupa limbah padat dan cair. 1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik bekas, kaleng minuman bekas, botol plastik air mineral, dan sebagainya. 2. Limbah cair berupa tinja, deterjen, oli, cat dan sebagainya. Jika meresap ke dalam tanah, maka akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikroorganisme di dalam tanah. b. Limbah industri Limbah industri yang bisa menyebabkan pencemaran tanah berasal dari daerah pabrik, manufaktur, industri kecil, dan industri perumahan. Limbah industri dapat berupa limbah padat dan cair. 1. Limbah industri berupa limbah padat merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, dan bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya, sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan, daging dan lain-lain. 2. Limbah industri berupa limbah cair merupakan sisa hasil pengolahan dalam proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. c. Limbah pertanian Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea, pestisida pemberantas hama tanaman (misalnya DDT), dan lain-lain. d. Pencemaran melalui air dan udara Air yang mengandung bahan pencemar (polutan) akan mengubah susunan kimia tanah, sehingga mengganggu jasad hidup yang ada di permukaan tanah. Selain air, udara juga dapat menyebabkan

pencemaran tanah. Udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang mengandung bahan pencemar, sehingga mengakibatkan tanah juga ikut tercemar (Tresna Sastrawijaya, 2000).

Komponen Pencemar Tanah Tabel 1. Komponen pencemar tanah Komponen Kertas Limbah bahan makanan Gelas Logam (besi) Plastic Kayu Karet dan kulit Kain (serat tekstil) Logam lainnya (aluminium) Prosentase 41 % 21 % 12 % 10 % 5% 5% 3% 2% 1%

Sumber : Dampak Pencemaran Lingkungan (Wisnuarya Warhana)

Dampak Pencemaran Tanah Tanah berperan penting dalam pertumbuhan makhluk hidup, memelihara ekosistem, memelihara siklus air, dan lain sebagainya. Jadi, apabila tanah tercemar, maka akan menimbulkan dampak pada kehidupan manusia dan lingkungan, baik dari segi kesehatan, kelestarian ekosistem maupun yang lainnya. Dampak pencemaran tanah dapat dibedakan menjadi: A. Dampak Langsung

Dampak pencemaran tanah secara langsung dirasakan oleh manusia adalah dampak dari pembuangan limbah padat organik yang berasal dari kegiatan rumah tangga, industri dan pertanian. Adapun dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran tanah secara langsung yaitu: 1. Timbunan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat menyebabkan timbulnya lindi (air sampah) dan bau, sehingga dapat mengganggu dan mencemari tanah. Timbunan tanah juga menutupi permukaan tanah, sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan. Selain itu, gas nitrogen, asam sulfida, adanya zat mercury, chrom, dan arsen pada timbunan sampah dapat menimbulkan gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah. 2. Limbah cair rumah tangga berupa deterjen, oli bekas, dan cat, jika meresap ke dalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan zat-zat kimia yang terkandung di dalam limbah cair tersebut dapat membunuh mikroorganisme yang hidup dalam tanah. 3. Penimbunan limbah padat hasil buangan industri berupa padatan bubur dan lumpur yang berasal dari proses pengolahan dapat mengakibatkan pembusukan yang menimbulkan bau di sekitarnya karena adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu. Limbah padat yang tertimbun dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan permukaan tanah menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah akan terkontaminasi dengan bakteri tertentu yang mengakibatkan turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau. Selain itu, timbunan akan mengering dan mengundang bahaya kebakaran. 4. Penggunaan pestisida dimanfaatkan untuk membasmi hama tanaman. Akan tetapi, penggunaan pestisida dapat membunuh mikroorganisme yang berguna di dalam tanah, sehingga menyebabkan tanaman pertanian tidak dapat tumbuh dengan maksimal. Kesuburan tanah sangat tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu, penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut 5. Penggunaan pupuk secara terus menerus dalam pertanian akan berdampak pada kerusakan struktur tanah. Kesuburan tanah akan berkurang dan hanya bisa ditanami jenis tanaman tertentu akibat unsur hara tanah semakain berkurang.

B. Dampak tak langsung.

Dampak tak langsung akibat pencemaran tanah adalah dampak yang dirasakan oleh manusia melalui media lain yang ditimbulkan akibat pencemaran tanah. Sebagai contoh dari dampak tak langsung adalah bahwa tempat pembuangan limbah padat, baik tempat penimbunan sementara maupun tempat pembuangan akhir akan menjadi pusat berkembangbiaknya tikus dan serangga yang merugikan manusia. Selain itu, dampak yang terjadi pada kesehatan dan ekosistem yaitu:

1. Pada kesehatanDampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Beberapa contoh polutan yang dapat mengganggu kesehatan adalah: 1. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. 2. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. 3. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa diantaranya bahkan tidak dapat diobati. 4. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. 5. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot. 6. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, dan iritasi mata untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Pada intinya, jika terkontaminasi dengan paparan bahan kimia yang disebutkan di atas dalam dosis yang besar, maka pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.

2. Pada ekosistemPencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem, yaitu:

1.

Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul karena adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Bahan kimia yang beracun tersebut, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

2. Sampah anorganik yang tidak ter-biodegradasi dapat menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air, sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanah pun akan berkurang. Hal ini menyebabkan tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang. 3. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. 4. Sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat seperti tembaga, timbal, perak,khrom, arsen dan boron merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.

Pencegahan Pencemaran Tanah Secara umum, pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar. Beberapa contoh sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran tanah, antara lain: 1) Pencegahan pencemaran tanah dapat dilakukan dengan mengolah sampah. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi terciumnya bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses pembusukan, maka penguburan sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan tanah. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme, pencegahannya dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah

pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur. 2) Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat dapat dilakukan dengan proses pemurnian sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan. 3) Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan terlebih dahulu pada sumur-sumur atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai menjadi tidak berbahaya. Setelah itu, barulah sampah tersebut dibuang ke tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang yang tidak berpenghuni atau ke dasar lautan yang sangat dalam. 4) Pupuk dan pestisida tidak digunakan secara sembarangan, namun sesuai dengan aturan dan tidak berlebihan.

Cara Menanggulangi Pencemaran Tanah Limbah-limbah yang ada, seperti limbah domestik, limbah produksi, maupun limbah pertanian harus ditanggulangi agar tidak mencemari tanah. Terutama limbah domestik yang berjumlah sangat banyak memerlukan penanganan khusus agar tidak mencemari tanah. Di bawah ini ada beberapa cara untuk menangani tanah yang sudah tercemar, diantaranya dengan cara remediasi dan bioremediasi.

1. RemediasiRemediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit. Sebelum melakukan remediasi, hal yang perlu diketahui, yaitu:

1. Jenis pencemar (organik atau anorganik). Terdegradasi/tidak, berbahaya/tidak. 2. Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut. 3. Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan fosfor (P). 4. Jenis tanah

5. Kondisi tanah (basah, kering). 6. Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut.

2. BioremediasiBioremediasi adalah strategi atau proses detoksifikasi (menurunkan tingkat racun) dalam tanah atau lingkungan lainnya dengan menggunakan mikroorganisme, tanaman, atau enzim mikroba atau enzim tanaman. Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Konsep bioremediasi termasuk: a. Biodegradasi, yaitu transformasi atau detoksifikasi kontaminan oleh organism. Transformasinya bisa sebagian atau semunya. b. Mineralisasi, yaitu konversi secara lengkap suatu kontaminan organik menjadi penyusun anorganiknya oleh spesies mikroorganisme atau konsorsium (kelompok) mikroorganisme. c. Kometabolisme, yaitu transformasi suatu kontaminan tanpa penyediaan karbon atau energi untuk mikoroorganisme degradasi. Semua definisi di atas digunakan dalam konteks konversi kontaminan menjadi bahan yang kurang atau tidak beracun, atau memineralisasinya menjadi bentuk anorganiknya (misal CO2, NH4+, PO32). Kontaminan dalam tanah adalah bahan kimia yang dapat diakibatkan oleh kegiatan manusia. Kontaminan dapat masuk ke tanah secara sengaja, seperti aplikasi pestisida, atau secara kebetulan /tidak sengaja, seperti keocoran dan tumpahan minyak bakar. Ada empat teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi:

1. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrient, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dan sebagainya. 2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus. 3. Penggunaan tanaman untuk menghilangkan atau mengubah pencemar. Proses bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah, ketersediaan air, nutrient (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30 : 1, dan ketersediaan oksigen. Beberapa kriteria yang harus (Alexander,1994): a. Organisme yang digunakan harus mempunyai aktivitas metabolism yang dapat mendegradasi kontaminan dengan kecepatan memadai, sehingga dapat membuat konsentrasi kontaminan pada tingkat/ambang batas aturan yang ada. b. Kontaminan yang diajadikan sasaran harus bioavailable (tersedia untuk proses biologi). c. Tempat dilakukan bioremediasi harus mempunyai kondisi tanah yang kondusif untuk pertumbuhan mikroba atau tanaman atau untuk aktivitas enzim. d. Biaya bioremediasi harus lebih murah dari biaya penggunaan teknologi lain yang juga dapat mendetoksifikasi kontaminan. Sejumlah strategi bioremediasi dapat memperbaiki kualitas tanah dan lingkungan. Pada kontaminan tertentu, satu atau lebih strategi berikut ini mungkin diperlukan untuk keberhasilan bioremediasi. 1. Bioremediasi pasif atau intrinsic adalah bioremediasi alami terhadap suatu lokasi yang terkontaminasi dengan menggunakan mikroorganisme asli (indegenous). Banyak kontaminan yang bisa didegradasi oleh mikroba asli, walaupun kecepatan degradasinya pada kondisi tertentu mungkin sangat lambat. 2. Biostimulasi adalah penambahan hara, seperti nitrogen dan fosfor untuk menstimulasi mikroorganisme indigenous dalam tanah. dipenuhi untuk penggunaan tindakan bioremediasi adalah

3. Bioventing adalah suatu bentuk biostimulasi dimana stimulan dalam bentuk gas, seperti oksigen dan metana ditambahkan ke dalam tanah untuk menstimulasi aktivitas mikroba. 4. Bioaugmentasi adalah inokulasi suatu lokasi terkontaminasi dengan mikroorganisme untuk memfasilitasi biodegradasi. Inokulan yang digunakan dapat mengandung mikroorganisme asli atau hasil rekayasa genetika, baik dalam bentuk spesies mikroba tunggal atau dalam bentuk kelompok berbagai spesies. Dalam hal ini, organism diseleksi atas potensinya yang tinggi untuk mendegradasi kontaminan. 5. Landfarming adalah aplikasi atau pencampuran kontaminan atau limbah ke dalam permukiman tanah yang tidak terkontaminasi. Secara khusus, hal ini dilakukan pada petak yang bagian bawahnya diberi lapisan liat untuk mencegah pencucian kontaminan ke air tanah. Tanah diolah agar tercampur serta memperbaiki aerasi dan kelengasan tanah. Jika konsentrasi kontaminan terlalu tinggi untuk didegradasi, pengolahan tanah juga membantu menurunkan konsentrasi kontaminan. Jika digabung dengan biostimulasi atau bioaugmentasi, pengolahan tanah menghasilkan distribusi pupuk dan inokulan mikroorganisme yang seragam. 6. Pengkomposan adalah penggunaan mekroorganisme thermifilik aerobik pada timbunan tanah untuk mendegradasi kontaminan. Timbunan tanah dicampur secara fisik dan dibasahi secara periodic untuk merangsang aktivitas mikroba. 7. Fitoremediasi adalah penggunaan tanaman untuk menyingkirkan, menyerap atau mengubah konyaminan, serta membantu membersihkan bermacam-macam pencemaran yang

mengandung logam-logam, pestisida, zat-zat peledak, dan minyak. Beberapa mekanisme dalam fitoremediasi antara lain: a. Fitoekstraksi merupakan penyerapan kontaminan oleh akar tanaman dan translokasi atau akumulasi senyawa itu kke bagian tanaman, seperti akar, daun atau batang. b. Rizofiltrasi merupakan penggunaan akar-akar tanaman untuk mnenyerap dan mengendapkan logam kontaminan dari lahan basah atau air tanah. c. Fitodegradasi merupakan suatu kondisi dimana kontaminan diserap ke dalam tanaman ditransformasi oleh aktivitas enzim. d. Fitotransformasi merupakan pengambilan kontamnian organik dari tanah dan air tanah dan kemudian dimetabolismeatau ditransformasi oleh tanaman.

e.

Fitostabilisasi merupakan suatu fenomena diproduksinya senyawa kimia tertentu untuk mengimobilisasi kontaminan di daerah rizosfer.

f.

Fitovolatilisasi terjadi ketika tumbuhan menyerap kotaminan dan melepasnya ke udara lewat daun, dapat pula senyawa kontaminan mengalami degradasi sebelum dilepas lewat daun.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Lutfi. 2009. Bahan Pencemar Tanah. Diakses pada tanggal 26 Pebruari 2010 darisitus:http://www.chemis-try.org Achmad Lutfi. 2009. Cara Pencegahan dan Penanggulangan Bahan Pencemar Tanah. Diakses pada tanggal 26 Pebruari 2010 dari situs http://www.chem-is-try.org A.Tresna Sastrawijaya,M.Sc. 1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta Murni Irian Ningsih. 2002. Pencemaran. Bandung: Pringgandani Prof. E. Handayanto, PhD.dkk. 2007. Biologi Tanah Landasan Pengelolaan Tanah Sehat. Yogyakarta: Pustaka Adipura Ujwal deshmukh. 2009. Pencemaran Tanah Penyebab dan Efek. Diakses pada tanggal 27 Pebruari 2010 dari situs http://translate.googleusercontent.com Wikipedia. 2010. Pencemaran Tanah. Diakses pada tanggal 27 Pebruari 2010 dari situs

http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_tanah http://romdhoni.staff.gunadarma.ac.id/Downloads