pencemaran lingkungan dan kesehatan

62
PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Lingkungan Asuhan Dr. Qomariyatus Sholihah,Amd.Hyp,ST,.M.Kes Disusun Oleh 1. Lianatul Munjiah NIM H1E114013 2. Muhammad Rizkiannur NIM H1E114235 3. Selvia Risanti NIM H1E114219 4. Zhuairina Yuliansari NIM H1E114217 UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN 2014/2015

Upload: lianatul-munjiah

Post on 17-Jan-2017

900 views

Category:

Engineering


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Kesehatan Lingkungan

Asuhan Dr. Qomariyatus Sholihah,Amd.Hyp,ST,.M.Kes

Disusun Oleh

1. Lianatul Munjiah NIM H1E114013

2. Muhammad Rizkiannur NIM H1E114235

3. Selvia Risanti NIM H1E114219

4. Zhuairina Yuliansari NIM H1E114217

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN

2014/2015

Page 2: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena limpahan rahmat, karunia,

hidayah, inayah dan maghfirah-Nya, makalah kami yang berjudul: “Pencemaran

Lingkungan dan Kesehatan”, ini dapat kami selesaikan.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada:

1. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan dalam

pengerjaan makalah ini.

2. Bapak Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc selaku Rektor Universitas Lambung

Mangkurat.

3. Bapak Dr. Ing. Yulian Firmana Arifin, ST. MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Lambung Mangkurat.

4. Bapak Chairul Irawan, ST., MT., Ph.D selaku Dekan I Dekan Fakultas Teknik

Universitas Lambung Mangkurat.

5. Ibu Maya Amalia, M.Eng selaku Dekan II Dekan Fakultas Teknik Universitas Lambung

Mangkurat.

6. Bapak Nurhakim, ST.MT selaku Dekan III Fakultas Teknik Dekan Fakultas Teknik

Universitas Lambung Mangkurat.

7. Bapak Dr. Rony Ridwan ST.MT selaku kepala prodi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik

Universitas Lambung Mangkurat.

8. Ibu Dr. Qomariyatus Sholihah,Amd.Hyp,ST,.M.Kes selaku dosen mata kuliah Kesehatan

Lingkungan.

9. Teman-teman yang mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

10.Semua Pihak yang telah membantu Penulisan makalah ini.

Kami merasa dalam pembuatan makalah ini sangat jauh dari sempurna, sehingga

diharapkan saran dan kritik yang membangun untuk makalah ini. Semoga makalah ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca.

Banjarbaru, Mei 2015

Penulis

Page 3: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ i

Daftar isi . .............................................................................................................. ii

Bab I ....... .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Tujuan .............................................................................................................. 1

Bab II ...... .............................................................................................................. 2

2.1 Tinjauan Teoritis .............................................................................................. 2

2.2 Tinjauan Empirik ............................................................................................. 23

Bab III ..... .............................................................................................................. 44

Soal dan Jawaban ................................................................................................... 49

Daftar Pustaka ........................................................................................................ 55

Indeks

Page 4: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting

untuk diselesaikan, karena salah satunya menyangkut kesehatan dalam kehidupan kita.

Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan

ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke

lingkungan yang lebih luas. Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera

kita atasi bersama diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara

perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global,

penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya.

Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, tentunya kita harus

mengetahui jenis-jenis pencemaran lingkungan berdasarkan tempat terjadinya

pencemaran, bahan pencemar dan tingkat pencemaran, indikator pencemar lingkungan,

dampak pencemaran terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat dan upaya-upaya

penanggulangan pencemaran lingkungan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka

dalam hal ini kami menyusun makalah yang mengambil tema “Pencemaran

Lingkungan dan kesehatan” agar kita dapat mengetahui darimana pencemaran

lingkungan itu dan hubungannya dengan kesehatan.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui jenis-jenis pencemaran lingkungan berdasarkan tempat terjadinya

pencemaran, berdasarkan tempat terjadinya pencemaran dan tingkat pencemaran.

2. Untuk mengetahui indikator pencemaran lingkungan.

3. Untuk mengetahui dampak pencemaran terhadap lingkungan dan kesehatan

masyarakat.

4. Untuk mengetahui upaya-upaya penanggulangan pencemaran lingkungan.

Page 5: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

2

BAB II

ISI

2.1 Tinjauan Teoritis

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan

makhluk hidup, termasuk dengan manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam,

kelangsungan prikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk lainnya.

Lingkungan hidup tersusun oleh faktor abiotik, biotik dan budaya, ketiganya merupakan

satu kesatuan yang berinteraksi satu sama lainnya serta saling mempengaruhi dan

membutuhkan, sehingga kerusakan pada salah satu faktor akan berpengaruh pada faktor

lainnya. Kegiatan pengelolaan lingkungan hidup memiliki dampak positif dan negatif

yang akan timbul secara bersamaan. Pengelolaan sumber daya yang berlebihan oleh

manusia akan berdampak penurunan mutu lingkungan dan manfaat lingkungan itu

sendiri. Oleh karena itu, kegiatan penanggulangan dan pelestarian lingkungan perlu

dilakukan agar dapat mengembalikan lingkungan pada keadaan yang kurang baik

menjadi lebih baik, dan dapat meminimalisir pencemaran lingkungan [6].

Pencemaran lingkungsan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat

energy, atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan

oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga mutu kualitas lingkungan turun sampai

tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi sesuai kegunaannya.

Definisi ini sesuai dengan pengertian pencemaran lingkungan yang tertera pada undang-

undang pokok pengelolaan lingkungan hidup No. 4 Tahun 1982. Bahan pencemar disebut

dengan polutan, syarat suatu bahan disebut polutan apabila keadaannya dapat

menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Hal ini dapat terjadi jika dalam kondisi :

(1) jumlahnya melebihi normal (2) berada dalam waktu yang tidak tepat, dan (3) berada

pada tempat yang tidak tepat. Jenis-jenis pencemaran lingkungan : (1) pencemaran udara

(2) pencemaran air (3) pencemaran daratan [3].

Page 6: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

3

2.1.1 Macam-Macam Pencemaran Lingkungan

2.1.1.2 Pencemaran Berdasarkan Tempat Terjadinya

2.1.1.2.1 Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang

menyebabkan perubahan kompisisi udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat

asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup

lama, akan dapat menggangu kehidupan manusia,hewan dan tumbuhan yang ada. Udara

merupakan campuran beberapa macam gas yang bandinganya tidak tetap, tergantung pada

keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Didalam udara terdapat gas

oksigen yang digunakan untuk bernafas, gas karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh

khlorofil daun dan ozon untuk menahan sinar ultra violet. Gas-gas lain yang juga terdapat

dalam udara antara lain gas mulia, nitrogen, hydrogen, methane, belerang dioksida, ammonia

dan lain lain. Perubahan susunan udara dari keadaan normalnya, akan menggangu kehidupan

manusia, hewan dan tumbuhan yang ada [3]. Ada pun beberapa penyebab pencemaran udara,

yaitu : gas karbon dioksida(CO2), gas belerang oksida(SO), gas belerang dioksida(SO2), gas

khloro fluoro karbon(CFC), gas karbon monoksida(CO), dan asap rokok [1].

2.1.1.2.2 Pencemaran Air

Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat atau komponen lainnya ke dalam

lingkungan perairan, sehingga kualitas (mutu) air terganggu. air merupakan kebutuhan yang

utama bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. air yang relatif bersih sangat di

dambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industry

dan untuk kebrsihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan sebagainya. Akan

tetapi keberadaan air yang relatif bersih sudah sulit di dapatkan, karena pencemaran air

terjadi dimana-mana. Air sudah banyak tercemar oleh berbagai macam limbah hasil kegiatan

manusia, baik limbah rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan

lainya [3]. Penyebab dari pencemaran air bias dari limbah-limbah yang di buang ke sungai

atau air, limbah-limbah tersebut dibedakan menjadi 3, yaitu : limbah industry, limbah rumah

Page 7: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

4

tangga, dan limbah pertanian. Adapun juga penangkapan ikan dengan racun dapat

menurunkan tingkat sumber daya perairan [1].

2.1.1.2.3 Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah peristiwa masuknya zat atau komponen lain ke dalam suatu

areal tanah. Akibatnya, dapat mengubah atau mempengaruhi keseimbangan ekologis di areal

tersebut. Tanah merupakan sumber daya alam yang mengandung benda organik dan

anorganik yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman juga sebagai faktor produksi

pertanian tanah yang mengandung unsur hara dan air. Pencemaran tanah dapat terjadi karena

beberapa hal berikut : (1) pencemaran secara langsung (2) dapat terjadi melalui media air,

dan udara [15]. Pada pencemaran tanah kebanyakan disebabkan oleh sampah-sampah dari

rumah tangga, dari pasar, industri-industri, kegiatan pertanian, maupun kegiatan dari

peternakan [1]

2.1.1.3 Pencemaran Berdasarkan Macam Bahan pencemaran

Menurut bahan pencemarnya dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Pencemaran kimiawi : Gas CO2, bahan logam berat (Hg, Pb, As Cd, Cr, Ni),

bahan radioaktif, sisa deterjen, minyak, pupuk anorganik.

2. Pencemaran biologi : berbagai macam mikroorganisme, antara lain : coli,

Entamoeba coli, Salmonellat hyposa.

3. Pencemaran fisik : Logam, botol, kaleng, kaca, plastic, karet.

2.1.1.4 Berdasarkan Tingkat Pencemaran

Menurut tempat pencemarannya dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Pencemaran ringan : pencemaran yang mulai menimbulkan gangguan ekosistem lain.

Contohnya : Pencemaran asap kendaraan bermotor.

2. Pencemaran berat : Pencemaran yang mengakibatkan penyakit kronis.

Contohnya : Pencemaran saat kejadian Minamata di Jepang

3. Pencemaran akut : Pencemaran yang dapat mematikan hanya dalam waktu seketika.

Page 8: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

5

Contohnya : pencemaran gas CO dari knalpot yang mematikan orang di dalam mobil

tertutup, pencemaran radioaktif serta pencemaran racun ikan [1].

2.1.2 Indikator Pencemaran Lingkungan

2.1.2.1 Indikator Pencemar Air

Air adalah senyawa kimia dengan rumus kimia H2O, artinya satu molekul air

tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air

merupakan kebutuhan utama bagi kelangsungan hidup manusia dimuka bumi. Kegunaan air

secara konvensional, contohnya yaitu air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk

mengairi sawah atau pengairan pertanian, air untuk sanitasi dan air untuk transportasi, baik di

sungai maupun di laut. Selain penggunaan air secara konvensional, air juga diperlukan untuk

meningkatkan kualitas hidup manusia, yaitu untuk menunjang kegiatan industri dan

teknologi. Di dalam kegiatan industri dan teknologi, air yang telah digunakan (air limbah

industri) tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan karena dapat menyebabkan

pencemaran. Air tersebut harus diolah terlebih dahulu agar mempunyai kualitas yang sama

dengan kualitas air lingkungan. Indikator atau tanda bahwa air lingkungan tercemar yaitu

adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui :

1. Adanya perubahan rasa, bau, dan warna air

Secara alami air yang jernih, transparan, segar dan tidak berbau merupakan

indikator air yang bagus dan layak konsumsi. Namun, bahan buangan dan air limbah,

baik limbah padat maupun limbah cair dari suatu kegiatan industri seringkali larut di

dalam air dan menyebabkan air menjadi tercemar sehingga akan terjadi perubahan

warna pada air. Seringkali zat-zat yang beracun justru terdapat di dalam bahan

buangan industri yang tidak mengakibatkan perubahan warna pada air sehingga air

tetap terlihat jernih.

Bau yang timbul pada air lingkungan secara mutlak merupakan salah satu

tanda terjadinya tingkat pencemaran air yang cukup tinggi. Bau dan rasa merupakan

sifat air yang sulit untuk diukur, tetapi bisa diidentifikasi seperti bau gas, bau busuk,

rasa pahit, ataupun rasa asam. Bau yang keluar dari dalam air bisa berasal dari bahan

buangan dan air limbah dari kegiatan industri atau dapat berasal dari hasil degradasi

bahan buangan oleh mikroba yang hidup di dalam air. Mikroba di dalam air akan

Page 9: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

6

mengubah bahan buangan organik, terutama gugus protein, secara degradasi menjadi

bahan yang mudah menguap dan berbau. Air yang mempunyai rasa biasanya berasal

dari garam-garam yang terlarut yang berarti juga ada pelarutan ion-ion logam yang

dapat mengubah konsentrasi ion hidrogen dalam air. Adanya rasa pada air juga dapat

mengakibatkan perubahan pH air.

2. Perubahan pH atau konsentrasi ion hidrogen

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat

keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan, Bahan buangan dan air

limbah hasil dari suatu kegiatan industri yang dibuang ke perairan seperti sungai akan

mengubah pH air yang akhirnya dapat mengganggu kehidupan organisme atau biota

di dalam air. Suatu sampel diukur berdasarkan skala pH yang dapat menunjukkan

konsentrasi ion hidrogen dalam larutan tersebut. Air normal yang memenuhi syarat

memiliki kisaran pH antara 6,5-7,5. Air yang bersifat asam mempunyai pH lebih kecil

dari pH normal dan air yang bersifat basa mempunyai pH lebih besar dari pH normal.

Air yang terlalu asam atau terlalu basa akan bersifat korosif dan kemungkinan akan

sulit untuk diolah [17].

Tabel : Pengaruh pH Terhadap Komunitas Biologi Perairan

Nilai pH Pengaruh Umum

6,0 – 6,5 1. Keanekaragaman plankton dan bentos sedikit menurun

2. Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas tidak

mengalami perubahan

5,5 – 6,0 1. Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan bentos

semakin tampak

2. Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas masih

belum mengalami perubahan yang berarti

3. Algae hijau berfilamen mulai tampak pada zona litoral

5,0 – 5,5 1. Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton,

perifilton dan bentos semakin besar

Page 10: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

7

2. Terjadi penurunan kelimpahan total dan biomassa

zooplankton dan bentos

3. Algae hijau berfilamen semakin banyak

4. Proses nitrifikasi terhambat

4,5 – 5,0 1. Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton,

perifilton dan bentos semakin besar

2. Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton

dan bentos

3. Algae hijau berfilamen semakin banyak

4. 4. Proses nitrifikasi terhambat

Sumber : modifikasi Baker et al., 1990 dalam Efendi, 2003

Adanya karbonat, bikarbonat dan hidroksida akan menaikkan kebasaan air,

sementara adanya asamasam mineral bebas dan asam karbonat menaikkan keasaman

suatu perairan. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Mahida (1986) menyatakan

bahwa limbah buangan industri dan rumah tangga dapat mempengaruhi nilai pH

perairan. Nilai pH dapat mempengaruhi spesiasi senyawa kimia dan toksisitas dari

unsur-unsur renik yang terdapat di perairan, sebagai contoh H2S yang bersifat toksik

banyak ditemui di perairan tercemar dan perairan dengan nilai pH rendah.

3. Adanya mikroorganisme

Mikroorganisme sangat berperan dalam proses degradasi bahan buangan yang

dibuang ke air lingkungan. Apabila bahan buangan yang harus didegradasi cukup

banyak, maka mikroorganisme akan ikut berkembang biak. Pada perkembang-biakan

mikroorganisme kemungkinan mikroba patogen iku berkembang-biak pula. Mikroba

patogen adalah penyebab timbulnya berbagai macam penyakit yang bisa berawal dari

industri pengolahan bahan makanan yang berpotensi terjadinya perkembang-biakan

mikroorganisme.

Page 11: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

8

4. Adanya perubahan suhu air

Pada umumnya suatu proses dari kegiatan industri akan menimbulkan reaksi

panas atau panas dari gerakan mesin. Agar panas tersebut hilang, maka dilakukanlah

proses pendinginan air karena air pendingin akan mengambil panas yang terjadi dan

kemudian air panas dibuang ke lingkungan. Apabila air panas tersebut dibuang ke

sungai atau danau maka sungai tersebut akan menjadi panas. Sehingga suhu menjadi

naik dan mengganggu ekosistem perairan atau biota air karena ekosistem perairan

sangat peka terhadap perubahan suhu air penyebabnya kadar oksigen yang terlarut

dalam air akan turun bersamaan dengan kenaikan suhu. Semakin tinggi kenaikan suhu

air makin sedikit oksigen yang terlarut di dalamnya.

5. Timbulnya endapan, koloidal, dan bahan terlarut

Endapan dan koloidal serta bahan terlarut berasal dari adanya bahan buangan

industri yang berbentuk padat. Bahan buangan industri yang berbentuk padat ini

apabila larut sempurna maka akan mengendap didasar sungai. Sedangkan yang dapat

larut sebagian akan menjadi koloidal. Sinar matahari sangat diperlukan oleh

mikroorganisme untuk melakukan proses fotosintetis. Namun, adanya endapan dan

koloidal yang melayang di dalam air yang menghalangi masuknya sinar matahari ke

dalam lapisan air menyebabkan proses fotosintetis tidak dapat berlangsung.

Akibatnya, kehidupan mikroorganisme akan terganggu.

Apabila endapan dan koloidal yang terjadi berasal dari bahan buangan

organik, maka mikroorganisme, dengan bantuan oksigen yang terlarut di dalam air,

akan melakukan degradasi bahan organik tersebut sehingga menjadi bahan yang lebih

sederhana. Dalam hal ini kandungan oksigen yang terlarut di dalam air akan

berkurang sehingga organisme lain yang memerlukan oksigen akan terganggu pula.

Banyaknya oksigen yang diperlukan untuk proses degradasi biokimia disebut dengan

Biological Oxygen Demand (BOD). Dengan melihat kandungan oksigen yang terlarut

di dalam air dapat ditentukan seberapa jauh tingkat pencemaran air lingkungan telah

terjadi. Cara yang dapat ditempuh, yaitu dengan uji :

Page 12: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

9

1. COD (Chemical Oxygen Demand)

COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada di

dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Kalium Bichromat (K2Cr2O7)

digunakan sebagai sumber oksigen. Dalam hal ini bahan buangan organik akan

dioksidasi oleh Kalium Bichromat menjadi gas CO2 dan H2O serta sejumlah ion

Chrom. Makin banyak jumlah Kalium Bichromat yang dipakai pada reaksi

oksidasi, berarti makin banyak oksigen yang diperlukan. Ini menunjukkan bahwa

air lingkungan makin banyak tercemar oleh bahan buangan organik. Berdasarkan

kemampuan oksidasi, penentuan nilai COD dianggap paling baik dalam

menggambarkan keberadaan bahan organik, baik yang dapat didekomposisi secara

biologis maupun yang tidak.

2. BOD (Biological Oxygen Demand)

BOD adalah jumlah oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme di dalam

air lingkungan untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan organik yang ada di

dalam air lingkungan tersebut. Jumlah mikroorganisme dalam air lingkungan

tergantung pada tingkat kebersihan air. Air yang bersih relatif mengandung

mikroorganisme lebih sedikit dibandingkan yang tercemar. Air yang telah tercemar

oleh bahan buangan yang bersifat antiseptik atau bersifat racun, seperti fenol,

kreolin, detergen, asam cianida, insektisida dan sebagainya, jumlah

mikroorganismenya juga relatif sedikit. Sehingga makin besar kadar BOD nya,

maka merupakan indikasi bahwa perairan tersebut telah tercemar. Ada beberapa

jenis ikan yang tidak dapat hidup dengan kadar oksigen dibawah 4 ppm.

Tabel 2.1 Standar BOD untuk Penentuan Kualitas Air

Kondisi Umum Air B.O.D

Sangat bersih 1 ppm

Bersih 2 ppm

Agak bersih 3 ppm

Diragukan kebersihannya 4 ppm

Tidak bersih 5 ppm

Sumber : Tresna, 2000

Page 13: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

10

Mikroorganisme yang memerlukan oksigen untuk memecah bahan buangan

organik disebut dengan bakteri aerobik. Sedangkan mikroorganisme yang tidak

memerlukan oksigen, disebut bakteri anaerobik. Gas NH3 adalah penyebab bau

busuk pada air lingkungan yang tercemar oleh bahan buangan organik.

Apabila kandungan oksigen dalam air lingkungan menurun, maka

kemempuan bakteri aerobik untuk memecah bahan buangan organik akan menurun

pula. Kemudian bakteri anaerobic akan mengambil alih tugas untuk memecah bahan

buangan tersebut. Hasil pemecahan bahan buangan oleh mikroorganime yang

memerlukan oksigen (kondisis aerobik) dan tanpa oksigen (kondisi anaerobik),

hasilnya akan berbeda. Hasil pemecahan pada kondisi anaerobic berbeu tidak enak.

Seperti , berbau amis, anyir, dan berbau busuk. Jadi, sebaiknya air lingkungan yang

aerobik jangan sampai berubah menjadi anaerobik.

6. Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan

Pembakaran batubara adalah salah satu sumber yang dapat menaikkan

radioaktivitas lingkungan. Zat radioaktif sendiri dapat menyebabkan berbagai macam

kerusakan biologis dan menimbulkan efek secara langsung ataupun efek tertunda

apabila tidak ditangani dengan baik dan benar. Walaupun secara alamiah

radioaktivitas lingkungan sudah ada sejak terbentuknya bumi, namun kita tidak boleh

menambah radioaktivitas lingkungan dengan membuang secara sembarangan bahan

sisa radioaktif ke lingkungan.

2.1.2.2 Indikator Pencemar Udara

Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara

dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup

untuk hidup secara optimal. Oleh karena itu, tumbuhan dapat digunakan sebagai bioindikator

yang akan menunjukan perubahan keadaan, ketahanan tubuh, dan akan memberikan reaksi

sebagai dampak perubahan kondisi lingkungan yang akan memberikan informasi tentang

perubahan dan tingkat pencemaran lingkungan [10]. Indikator yang paling baik dalam

menentukan derajat suatu kasus pencemaran adalah dengan cara mengukur atau memeriksa

Page 14: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

11

konsentrasi gas sulfurdioksida, indeks asap, serta partikel-partikel debu diudara,dan

parameter-parameter lain yaitu sebagai berikut :

1. Gas Sulfur Dioksida

Gas sulfur dioksida merupakan gas pencemar diudara yang konsentrasinya

paling tinggi di daerah kawasan industri dan daerah perkotaan. Gas ini dihasilkan dari

sisa-sisa pembakaran batubara dan bahan bakar minyak.

2. Indeks Asap

Cara penggunaan indeks asap (smoke atau sciling index), yaitu : sampel udara

disaring dengan sejenis kertas (paper tape) dan diukur densitasnya dengan alat

fotoelektrik meter. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan Coh Units per 1000

linear feet dari sampel udara. Indeks asap bergantung pada perubahan iklim.

3. Partikel Debu

Partikel-partikel debu dan arang dari hasil pembakaran sampah dan industri

merupakan salah satu indikator yang dipergunakan untuk mengukur derajat

pencemaran udara. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan milligram atau

mikrogram partikel per meter kubik udara.

4. Parameter Lain Indikator Pencemaran Udara

Berikut beberapa parameter lain yang dapat digunakan untuk menentukan

derajat pencemaran udara yang terjadi, yaitu sebagai berikut :

1. Karbon Monoksida

Karbon monoksida digunakan sebagai indikator pencemar udara yang

diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar minyak oleh kendaraan bermotor.

2. Oksidan (O3)

Oksidan, misalnya ozon (O3) yang dihasilkan akibat kerja sinar matahari

terhadap asap pembuangan kendaraan bermotor di kota-kota besar.

3. Nitrogen oksida

Nitrogen oksida adalah gas yang dihasilkan akibat kegiatan manusia maupun

proses alam, seperti aktivitas gunung berapi.

Page 15: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

12

4. Timah hitam atau timbal

Digunakan sebagai bahan untuk menambah kekuatan dan kecepatan mobil dan

biasanya ditambah ke dalam bahan bakar bensin

[5].

Pada umumnya, pencemaran udara dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil

yang tidak sempurna. Misalnya, pembakaran batu bara, gasolin, minyak dan kayu. Polutan

gas yang masuk ke udara mungkin berasal dari aktivitas manusia atau terjadi secara alami.

Polutan gas ini meliputi karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen oksida dan timah.

a. Gas HzS.

Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi, bisa juga dihasilkan dari

pembakaran minyak bumi dan batu bara.

b. Gas CO dan CO2.

Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau, bersifat racun,

merupakan hash pembakaran yang tidak sempurna dari bahan buangan mobil dan

mesin letup. Peningkatan konsentrasi karbon monoksida dapat menyebabkan

berkurangnya kemampuan darah untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh.

Sumber polusi karbon monoksida

Kegiatan persentasi

Industri 6,8 %

Pembakaran 10,3 %

Tempat buangan (semprotan kimia) 12,3 %

transportasi 70,6 %

Gas CO2 dalam udara murni berjumlah 0,03%. Bila melebihi toleransi dapat

mengganggu pernapasan. Selain itu, gas C02 yang terlalu berlebihan di bumi

dapat mengikat panas matahari sehingga suhu bumi panas. Pemanasan global di

bumi akibat C02 disebut juga sebagai efek rumah kaca.

Page 16: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

13

c. Partikel SOZ dan NO2.

Kedua partikel ini dilepaskan ke udara ketika terjadi pembakaran bahan bakar fosil

dan pelelehan bijih logam. Kedua partikel ini bersama dengan partikel cair

membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang dapat mengganggu

pernapasan. Partikel padat, misalnya bakteri, jamur, virus, bulu, dan tepung sari juga

dapat mengganggu kesehatan.

Peningkatan konsentrasi sulfur di atmosfer dapat menyebabkan gangguan

kesehatan pada manusia, terutama menyebabkan penyakit bronkhitis, pneumonia,

dan gagal jantung. Partikel – partikel tersebut biasanya sulit dibersihkan jika sudah

mencapai alveoli sehingga menyebabkan iritasi dan gangguan pertukaran gas.

Nitrogen dioksida Nitrogen oksida memainkan peranan penting dalam penyusunan

jelaga fotokimia.

Nitrogen oksida dihasilkan dari gas buangan kendaraan bermotor. Peroksiasil nitrat

yang dibentuk dalam jelaga sering menyebabkan iritasi pada mata dan paru-paru.

d. Batu bara yang mengandung sulfur

Melalui pembakaran akan menghasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida bersama

dengan udara serta oksigen dan sinar matahari dapat menghasilkan asam sulfur. Asam

ini membentuk kabut dan suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang disebut hujan

asam. Hujan asam dapat menyebabkan gangguan pada manusia, hewan, maupun

tumbuhan. Misalnya gangguan pernapasan, perubahan morfologi pada daun, batang,

dan benih.

e. Timah Timah dapat ditemukan di udara,

Air dan makanan yang kita makan. Keracunan timah dapat terjadi jika timah

terakumulasi di dalam tubuh dalam periode yang lama. Dalam konsentrasi tinggi,

timah dapat menyebabkan tubuh kehilangan kontrol terhadap tangan dan kaki, kram,

koma dan kematian. Pembakaran kendaraan bermotor menghasilkan lebih dari 80 %

timah di udara. Timah yang ditambahkan ke bensin adalah timah tetraetil (TEL). Di

daerah pedesaan, kandungan timah di udara yang berasal dari kegiatan manusia

Page 17: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

14

sekitar 20%, sedangkan di kota besar lebih dari 50 %. Orang yang bekerja

memperbaiki kendaraan bermotor di ruang tertutup, dalam darahnya akan

mengandung konsentrasi timah yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang bekerja

di ruangan terbuka.

Tabel Konsentrasi Timah dalam Darah Manusia

Jenis pekerjaan Konsentrasi timah

(mg per 100 ml darah)

Pekerja kantor 19

Polisi 21

Pengantar surat (pos) 23

Juru parkir 34

Mekanik garasi 38

Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya, nuklir.

Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di bumi.

materi radioaktif ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada

manusia. Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat

menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian.

Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm (part per million) yang artinya jumlah cm3

polutan per m3 udara. [2]

2.1.2.3 Indikator Pencemar Tanah

Menurut macam bahan pencemarnya, pencemaran dibedakan menjadi berikut ini :

Pencemaran kimia : CO2, logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, Ni), bahan

radioaktif, pestisida, detergen, minyak, pupuk anorganik.

Pencemaran biologi: mikroorganisme seperti Escherichia coli, Entamoeba

coli,Salmonella thyposa.

Pencemaran fisik : logam, kaleng, botol, kaca, plastik, karet.

Page 18: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

15

Indikator Pencemaran, meliputi :

1. Indikator Fisik : Meliputi pengukuran tentang warna tanah, kedalaman lapisan

atas tanah, kepadatan tanah, tekstur tanah, dan endapan pada tanah.

2. Indikator Kimia: Kandungan senyawa kimia organik, pH,keasaman, Kadar

logam, dan logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, Ni), bahan radioaktif, pestisida,

detergen, minyak, pupuk anorganik.

3. Indikator Biologi: Di alam terdapat hewan-hewan, tumbuhan, dan

mikroorganismeyang peka dan ada pula yang tahan terhadap kondisi lingkungan

tertentu. mikroorganisme seperti Escherichia coli, Entamoeba coli, Salmonella

thyposa. Organisme yang tahan akan tetap hidup. Cacing Tubifex (cacingmerah)

merupakan cacing yang tahan hidup dan bahkan berkembang baik dilingkungan

yang kaya bahan organik, meskipun species hewan yang lain telah mati. Ini

berarti keberadaan cacing tersebut dapat dijadikan indikator adanya

pencemaran1zat organic. Organisme yang dapat dijadikan petunjuk pencemaran

dikenal sebagai indikator biologis.[1]

Indikator kualitas tanah adalah sifat fisika, kimia dan biologi serta proses dan

karakteristik yang dapat diukur untuk memantau berbagai perubahan dalam tanah (USDA,

1996). Secara lebih spesifik Doran dan Parkin (1994) menyatakan bahwa indikator

kualitas tanah harus memenuhi kriteria:

a. Berkorelasi baik dengan berbagai proses ekosistem dan berorientasi modeling.

b. Mengintegrasikan berbagai sifat dan proses kimia, fisika dan biologi tanah.

c. Mudah diaplikasikan pada berbagai kondisi lapang dan dapat diakses oleh para

pengguna.

d. Peka terhadap variasi pengelolaan dan iklim (terutama untuk menilai kualitas tanah

yang bersifat dinamis).

e. Sedapat mungkin merupakan komponen basis tanah.

[16].

Page 19: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

16

2.1.3 Dampak Pencemaran Terhadap Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat

2.1.3.1 Dampak Pencemaran Udara

Dampak pencemaran udara saat ini merupakan masalah serius yang dihadapi oleh

Negara-negara industry. Akibat yang ditimbulkan oleh pencememara udara ternyata sangat

merugikan. Pencemaran tersebut tidak hanya mempunyai akibat langsung terhadap kesehatan

manusia saja, akan tetapi juga dapat merusak lingkungan lainnya, seperti hewan, tanaman,

bangunan gedung dan lain sebagainya. Dampak pencemaran udara yang diakibatkan oleh

masing-masing komponen pencemar udara.

1. Dampak pencemaran oleh Karbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida (CO) adalah gas yang tidak berbau, tidak berasa dan juga tidak

berwarna. Sudah sejak lama diketahui bahwa gas CO dalam jumlah banyak (konsentrasi

tinggi) dapat menyebabkan gangguan kesehatan, bahkan juga dapat menimbulkan

kematian.

2. Dampak Pencemaran Nitrogen Oksida (NOx)

Gas nitrogen oksida (NOx) ada dua macam, yaitu gas nitrogen monoksida (NO) dan

gas nitrogen dioksida (NO2). Kedua macam gas tersebut mempunyai sifat yang sangat

berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Organ tubuh yang paling peka

tehadap pencemaran gas NO2 adalah paru-paru. Paru-paru yang tekontaminasi oleh gas

NO2 akan membengkak sehingga penderita sulit bernafas yang dapat mengakibatkan

kematiannya. Pencemaran udara oleh gas NOx juga dapat menyebabkan timbulnya

Peroxy Acetil Nitrates ini menyebabkan iritasi pada mata yang menyebabkan mata

terasa pedih dan berair.

3. Dampak Pencemaran oleh Belerang Oksida (SOx)

Sebagian besar pencemaran udara oleh gas belerang oksida (SOx) berasal dari

pembakaran bahan bakar fosil, terutama batubara. Ada dua macam gas belerang oksida

(SOx), yaitu SO2 dan SO3. Udara yang telah tercemar SOx menyebabkan manusia akan

mengalami gangguan pada sistem pernafasannya. Hal ini karena gas SOx yang mudah

menjadi asam tersebut menyerang selaput lender pada hidung, tenggorokan, dan saluran

nafas yang lain sampai ke paru-paru.

4. Dampak pencemaran Hidrokarbon (HC)

Page 20: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

17

Pencemaran udara oleh hidrokarbon (HC) dapat berasal dari HC yang berupa gas

apabila HC tersebut termasuk suku rendah, atau dari yang berupa cairan apabila HC

termasuk suku sedang, dan dapat pula dari yang berupa padatan apabila HC tersebut

termasuk suku tinggi. Sebenarnya HC dalam jumlah sedikit tidak begitu membahayakan

kesehatan manusia, walaupun HC juga bersifat toksik. Namun kalau HC berada di udara

dalam jumlah banyak dan tercampur dengan bahan pencemar lain maka sifat toksiknya

akan meningkat. Sifat toksik HC akan lebih tinggi kalau bukan bahan pencemar gas,

cairan dan padatan.

5. Dampak pencemar partikel

Partikel-partikel tersebut sangat merugikan manusia. Pada umumnya udara yang telah

tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai macam peyakit saluran pernafasan

atau pneumoconiosis. Pneunmoconiosis adalah penyakit saluran pernafasan yang di

sebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap didalam paru-paru.

Beberapa jenis Pneunmoconiosis yang banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak

kegiatan industry dan teknologi, yaitu Silikosis, Asbestosis, Bisinosis, Antrakosis dan

Beriliosis.

2.1.3.3 Dampak Pencemaran Air

Air merupakan salah satu sumber kehidupan bagi umat manusia. Apabila air telah

tercemar maka kehidupan manusia akan terganggu. Ini merupakan bencana besar. Hampir

semua makhluk hidup di muka bumi ini memerlukan air, dari mikroorganisme sampai

dengan mamalia. Tanpa air tiada kehidupan di muka bumi ini. Kerugian yang dapat terjadi

disebabkan oleh pencemaran air dapat berupa :

1. Air menjadi tidak bermanfaat lagi

Air yang tidak bermanfaat lagi akibat pencemaran air merupakan kerugian yang

terasa secara langsung oleh manusia. Bentuk kerugian langsung ini antara lain berupa:

- Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga

- Air tidak dapat digunakan untuk keperluan industri

- Air tidak dapat digunakan untuk keperluan pertanian

2. Air menjadi penyebab penyakit

Page 21: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

18

Air lingkungan yang kotor karena tercemar oleh berbagai macam komponen

pencemar menyebabkan lingkungan hidup menjadi tidak nyaman untuk dihuni. Pencemaran

air dapat menimbulkan kerugian yang lebih jauh lagi, yaitu kematian. Kematian dapat terjadi

karena pencemaran yang terlalu parah sehingga air telah menjadi penyebab berbagai macam

penyakit. Penyakit yang ditimbulkan oleh pencemar air ini dapat berupa :

A. Penyakir menular

Penyakit menular akibat pencemaran air dapat terjadi karena berbagai macam sebab, antara

lain karena alasan-alasan berikut ini:

Air merupakan tempat berkembang-biaknya mikroorganisme, termasuk mikroba

patogen.

Air yang telah tercemar tidak dapat digunakan sebagai air pembersih, sedangkan air

bersih sudah tidak mencukupi sehingga kebersihan manusia dan lingkungannya tidak

terjamin yang pada akhirnya menyebabkan manusia mudah terserang penyakit.

Beberapa penyakit yang dapat menular :

1. Hepatitis A

2. Polliomyelitis

3. Cholera

4. Typus Abdominalis

5. Dysentri Amoeba

6. Ascariasis

7. Trachoma

8. Scabies

B. Penyakit Tidak Menular

Penyakit tidak menular tetap merupakan bahaya besar karena dapat menyebabkan

kematian. Penyakit tidak menular dapat muncul terutama karena air lingkungantelah

tercemar oleh senyawa anorganik yang dihasilkan oleh industri yang banyak menggunakan

unsur logam. Selain itu senyawa organic pun bisa menyebabkan penyakit yang tidak

menular. Pembuangan limbah industri secara sembarangan ke lingkungan sangat merugikan

manusia karena dapat menimbulkan penyakit atau keracunan yang mengakibatkan cacat dan

Page 22: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

19

kematian. Dari sekian banyak zat yang dapat menimbulkan keracunan atau penyakit menular,

inilah beberapa penyakit tersebut :

1. Keracunan cadmium

2. Keracunan kobalt

3. Keracunan air raksa

4. Keracunan bahan insektisida

2.1.3.4 Dampak Pencemaran Daratan ( Tanah )

Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah berbentuk padat yang

dibuang atau dikumpulkan di suatu tempat penampungan. Tempat pengumpulan ini dapat

bersifat sementara dan dapat pula bersifat tetap. oleh karena itu, tempat pengumpulan limbah

padat ini sudah ditentukan maka seharusnya sudah pula diperhatikan kemungkinan

dampaknya. Dampak pencemaran daratan (tenah) tergantung pada komposisi limbah padat

yang dibuang serta jumlahnya. Bentuk dampak pencemaran daratan dapat berupa :

1. Dampak langsung

Dampak pencemaran daratan yang secara langsung dirasakan oleh manusia adalah

dampak dari pembuangan limbah padat organic yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan

juga dari kegiatan limbah industry olahan bahan makanan.

2. Dampak tak langsung

Dampak tak langsung akibat pencemaran daratan (tanah) adalah dampak yang dirasakan

oleh manusia melalui media lain yang ditimbulkan akibat pencemaran daratan (tanah). Jadi

media lain inilah yang merupakan dampak langsung akibat pencemaran daratan tersebut

yang selanjutnya memberikan dampak kepada manusia. Contoh dampak tak langsung adalah

berkembang biaknya nyamuk. Hal ini antara lain disebabkan karena limbah padat yang

dibuang bisa menjadi barang nyamuk. Limbah padat yang berupa kaleng, ban, dan lain-

lainnya, bila hujan dapat berisi air yang kemudian menjadi tempat nyamuk bertelur dan

berkembang biak. Baik tikus, lalat dan nyamuk adalah binatang yang dapat menimbulkan

penyakit menular bagi manusia. Penyakit menular yang ditimbulkan dengan perantaraan

tikus, lalat dan nyamuk adalah penyakit pest, kaki gajah (filariasis), malaria dan demam

berdarah. (Wisnu, 2001)

Page 23: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

20

Saktiyono (2006) menyatakan Dari dampak-dampak yang telah diterangkan

menunjukkan bahwa pencemaran akan menurunkan kualitas lingkungan atau ekosistem.

Akibatnya, timbul berbagai gangguan terhadap makhluk hidup yang ada dalam lingkungan

itu, termasuk manusia. Bahan-bahan pencemar biasanya menunjukkan bermacam-macam

tingkat peracunan (toksisitas). Beberapa bahan pencemar dapar bersifat racun dan mematikan

berbagai makhluk hidup dalam waktu yang relatif cepat. Akan tetapi, beberapa bahan

pencemar bersifat lebih ringan dan hanya menyebabkan gangguan terhadap makhluk hidup.

Pembakaran bahan bakar minyak bumi, batubara, dan kebakaran hutan baik karena perbuatan

manusia atau secara alami menyebabkan kenaikan kadar karbon dioksida dalam atmosfer.

Gas ini juga dihasilakn dari bermacam-macam pembakaran. Semakin banyak terbentuk

karbon dioksida. Kemudian karbon dioksida akan terkumpul di atmosfer bumi. Dalam

jumlah yang banyak diatmosfer , gas karbon dioksida menghalangi pantulan panas dari bumi

ke atmosfer. Jadi, panas akan dipantulkan kembali ke bumi sehingga permukaan bumi

menjadi lebih panas. Peristiwa ini disebut efek rumah kaca (green house effect). Selain

karbon dioksida, gas lain yang juga menimbulkan efek rumah kaca adalah metana dan CFC.

Metana antara lain dikeluarkan oleh hewan memamah biak sebagai hasil metabolisme. Efek

rumah kaca dapat menaikkan suhu udara secara global sehingga dapat mengubah pola iklim

di seluruh dunia. Bila peristiwa ini terjadi, akibat yang ditimbulkan dapat mencairkan es

dikutub. Bila es mencair maka permukaan laut akan naik. Keadaan ini mempengaruhi

keseimbangan ekologis sehinggan menbahayakan kehidupan manusia dan makhluk hidup

lainnya.

Akibat pencemaran udara yang disebabkan oleh oksida nitrogen dan oksida belerang

dalam jumlah banyak menyebabkan terjadinya hujan asam. Kemudian bila hujan atau salju

turun ke bumi maka terjadilah hujan atau salju yang bersifat asam. Bila pencemaran hujan

asam terjadi terus menerus (dalam waktu yang lama) menyebabkan tanah, sungai danau, dan

perairan tawar menjadi asam. Akibatnya, akan merusak tumbuh-tumbuhan, mematikan

mikroorganisme tanah dan biota yang hidup di air tawar. Bila ini terjadi terus-menerus

akhirnya akan mempengaruhi kehidupan manusia sendiri.

Page 24: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

21

2.1.4 Upaya-Upaya Penanggulangan Pencemaran Lingkungan

Menurut Wisnu (2001) usaha untuk menanggulangi pencemaran ada 2, yaitu :

1. Penanggulangan secara Non-teknis

Penanggulangan secara non-teknis yaitu usaha atau cara untuk menanggulangi

pencemaran lingkungan dengan cara membuat peraturan perundangan-undangan agar

dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri

dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan.

a. Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)

PIL adalah gambaran awal kegiatan yang akan diusulkan. PIL diberikan sebelum

melaksanakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Berdasarkan

penyajian informasi lingkungan ini dapat menentukan dilaksanakan atau tidak

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan(AMDAL) yang diusulkan. Secara umum

PIL memuat tentang:

Kegiatan yang diusulkan

Kondisi lingkungan yang akan dianalisa

Dampak yang mungkin terjadi akibat kegiatan yang diusulkan serta tindakan

yang direncanakan untuk mengendalikannya

b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

AMDAL adalah pembahasan tentang beberapa masalah rencana kegiatan yang

diusulkan. AMDAL bertujuan untuk memperkirakan dampak yang mungkin terjadi

sebagai akibat dari suatu kegiatan atau proyek pembangunan yang direncanakan. Hal

yang harus diketahui sebelum melakukan AMDAL yaitu perencanaan kegiatan dan

keadaan lingkungan sebelum ada kegiatan. Hal tersebut harus diketahui untuk

menjadi patokan mengukur pencemaran yang akan terjadi dan untuk

membandingkan keadaan sebelum dan sesudah ada kegiatan. Hasil yang ideal akan

didapatkan jika tidak terjadi dampak pencemaran lingkungan, dampak tersebut

hendaknya dampak positif. Artinya, kegiatan tersebut dapat meningkatkan kualitas

hidup masyarakat sekitar.

Page 25: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

22

c. Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi

Perencanaan kawasan kegiatan industri dan teknologi dilakukan agar jika terjadi

pencemaran lingkungan dari kegiatan dapat dipantau dengan cepat dan

penanggulangannya dapat dilakukan secara terpadu, serta daya dukung alam

lingkungannya tetap terjamin bagi kelangsungan hidup manusia. Perencanaan

kawasan yang baik harus mempunyai surat ijin kegiatan industri dan teknologi untuk

menerapkan peraturan perundangan-undangan yang telah berlaku.

d. Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan

Pengaturan dan pengawasan kegiatan dilakukan agar persyaratan keselamatan kerja

dan keselamatan lingkungan dapat dipenuhi dengan baik sehingga kemungkinan

terjadinya pencemaran lingkungan dapat diminimalkan. Sebagai contoh

ditetapkannya UU No. 4 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan

lingkungan hidup, penetapan peraturan menteri kesehatan RI nomor

416/MENKES/PER/IX/1990 tanggal 3 september 1990 tentang persyaratan kualitas

air minum, surat keputusan menteri negara KLH nomor KEP-03/MENKLH/H/1991

tanggal 1 pebruari 1991 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan yang telah

beroperasi.

e. Menanamkan Perilaku Disiplin

Perilaku disiplin sangat penting karena dengan disiplin kita dapat menjaga

lingkungan dengan baik. Kata disiplin mudah diucapkan namun sulit dilakukan bagi

orang yang tidak terbiasa melakukannya. Misalnya budaya membuang sampah

disungai. Sudah menjadi tanggungjawab kita sebagai manusia untuk menjaga

lingkungan sekitar. Segenap lapisan masyarakat dituntut untuk berdisiplin, tidak

membuang limbah sembarangan yang menyebabkan pencemaran lingkungan.

Penanaman perilaku disiplin hendaknya ditanamkan sejak dini kepada penerus

bangsa.

2. Penanggulangan Secara Teknis

Penanggulangan secara teknis adalah lanjutan dari penanggulangan secara non-teknis.

Kriteria yang digunakan untuk memilih dan menentukan cara yang akan digunakan dalam

penanggulangan secara teknis tergantung pada faktor berikut :

Page 26: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

23

Mengutamakan keselamatan lingkungan

Teknologinya telah dikuasai dengan baik

Secara teknis dan ekonomis dapat diperanggungjawabkan.

Berdasarkan kriteria diatas diperoleh beberapa cara penanggulangan secara teknis sebagai

berikut :

a. Mengubah Proses

Mengubah proses bertujuan untuk menghindari pencemaran lingkungan yang

diakibatkan oleh bahan buangan (limbah) yang berupa zat-zat kimia. Sebagai contoh

pada industri pengolahan bahan nuklir. Untuk mendapatkan unsur uranium dari batuan

uranium digunakan serangkaian proses yang melibatkan penggunaan zat kimia.

Pemakaian zat kimia dapat mencemari lingkungan. Sebagai ganti zat kimia, telah

dipikirkan pemakaian bakteri tertentu untuk memecah batuan uranium yang tidak

membahayakan lingkungan.

b. Mengganti Sumber Energi

Sumber energi yang biasa digunakan pada kegiatan industri dan teknologi adalah

bahan bakar fosil, baik minyak maupun batu bara. Pemakaian bahan bakar fosil dapat

menimbulkan pencemaran udara berupa gas SO2, NO2, H2S dan lain sebagainya. Hal

ini dapat dikuragi dengan bahan bakar LNG (Liquified Natural Gases) yang

menghasilkan gas buangan yang lebih bersih. Contoh dengan memanfaatkan sumber

panas bumi, namun tidak semua tempat ada sumber panas bumi (geotermal). Kalaupun

ada mungkin tidak memadai untuk keperluan industri dan teknologi. Cara lain adalah

dengan pemakaian energi nuklir pada Pusat Statistik Tenaga Nuklir (PLTN). Bahan

bakar fosil menimbulkan pencemaran udara dan persediaan di dunia makin menipis

dan suatu saat akan habis.

c. Mengelola limbah

Secara umum tingkatan proses pengolahan limbah sebagai berikut:

1) Pengolahan Awal (Primary Waste Treatment)

Bahan buangan organik dan bahan buangan anorganik dipisahkan dan ditampung,

dan pada tahap ini juga dilakukan pemisahan bahan buangan yang bisa didaur

ulang dan tidak bisa didaur ulang. Bahan buangan berupa limbah cair, limbah

Page 27: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

24

ditampung dulu pada suatu bak besar dan didiamkan beberapa waktu sampai

kotoran mengendap atau mengapung sehingga dapat dipisahkan. Bila sudah

didapatkan cairan yang “bersih” maka cairan tersebut dapat dibuang kelingkungan

dan telah memenuhi syarat baku mutu limbah cair yang telah ditentukan. Bila

bahan buangan belum “bersih” maka pengolahan dilanjutkan ke proses

selanjutnya.

2) Pengolahan Lanjutan (Secondary Waste Treatment)

Limbah buangan yang belum “bersih” ditambahkan mikroorganisme untuk

mendegradasi bahan buangan (terutama bahan buangan organik), agar BOD untuk

mikroorganisme dapat dipenuhi dengan baik, pada proses ini dialirkan udara untuk

mencukupi kebutuhan oksigen. Oksigen yang cukup akan membentu mempercepat

degradasi oleh mikroorganisme. Pada proses dilakukan pengendapan jika

diperlukan pemisahan antara cairan dan padatan yang larut atau melayang.

Penambahan zat kimia dilakukan untuk membantu proses pengendapan. Namun

penambahan zat kimia tidak boleh mengakibatkan masalah pada akhir

pembuangan.

3) Pengolahan Akhir (Advanced Waste Treatment)

Pada proses akhir ini diharapkan limbah sudah “bersih” sehingga dapat dibuang

kelingkungan. Namun, biasanya masih terdapat bahan kimia berbahaya yang

terlarut dan dapat mencemari lingkungan. Bahan kimia bahaya yang terlarut dapat

dikurangi dengan menambahkan karbon aktif untuk mengadsorpsi bahan bahaya

sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan. Cara lain dapat dilakukan dengan

memakai mesin penukar yang dimasukkan ke dalam air limbah yang belum

“bersih” untuk menangkap bahan-bahan terlarut.

d. Menambah Alat bantu

Beberapa alat bantu yang digunakan untuk menanggulangi pencemaran

lingkungan antar lain:

1) Filter Udara

Filter udara untuk menangkap abu atau partikel yang keluar pada cerobong atau

stack, agar hanya udara bersih yang keluar dari cerobong. Filter udara harus slalu

Page 28: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

25

dikontrol, kalau sudah penuh dengan abu/debu harus segera diganti dengan yang

baru.

2) Pengendap Siklon

Pengendap siklon atau Cyclone Seperators adalah pengendap debu/abu yang ikut

dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip kerja

pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara/gas buangan

yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga partikel

yang relatif “berat” akan jatuh kebawah. Ukuran partikel/debu yang bisa

diendapkan oleh siklon adalah antara 5u-40u. Makin besar ukuran debu makin

cepat pertikel diendapkan.

3) Filter Basah

Prinsip kerja filter basah (scrubbers/wet collectors) adalah membersihkan udara

yang kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangkan udara

yang kotor dari bagian bawah alat. Pada saat udara yang berdebu kontak dengan

air, maka debu akan ikut semprotkan air turun ke bawah. Untuk mendapatkan hasil

yang lebih baik bisa digabungkan dengan prinsip pengendap siklon dinamakan

pengendap siklon filter basah.

4) Pengendap Sistem Gravitasi

Alat ini digunakan untuk membersihkan udara kotor yang ukuran partikelnya

relatif cukup besar, sekitar 50 u atau lebih. Cara kerja pengendap sistem gravitasi

adalah mengalirkan udara yang kotor ke dalam alat yang dibuat sedemikian rupa

sehingga pada waktu terjadi perubahan kecepatan ssecara tiba-tiba (speed drop),

zarah akan jatuh terkumpul dibawah akibat gaya gravitasi. Kecepatan pengendapan

tergantung pada dimensi alatnya.

5) Pengendap Elektrostatik

Alat pengendap elektrostatik diguanakan untuk membersihkan udara yang kotor

dalam jumlah yang relatif besar dan pengotor udaranya adalah aerosol atau uap air.

Alat ini dapat membersihkan udara dengan cepat dan udara yang keluar dari alat

ini sudah relatif bersih. Alat ini menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai

tegangan antara 25-100 kv. Alat ini berupa tabung silinder, dindingnya diberi

Page 29: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

26

muatan positif sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat

silinder, sejajar dinding tabung, diberi muatan negatif. Adanya perbedaan tegangan

cukup besar akan menimbulkan corona discharge di daerah sekitar pusat silinder.

Hal ini menyebabkan udara kotor mengalami ionisasi. Kotoran udara menjadi ion

negatif sedangkan udara bersih menjadi ion positif dan masing-masing akan

menuju elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion negatif akan ditarik oleh

dinding tabung sedangkan udara bersih akan berada di tengah-tengah silinder dan

kemudian terhembus keluar.

1.2 Tinjauan Empirik

1.2.1 Pencemaran Lingkungan

Perkembangan teknologi dan industri dapat berdampak positif atau negatif bagi

kehidupan manusia. Dampak positif (menguntungkan), yaitu dampak yang diharapkan dalam

rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidup. Dampak negatif (merugikan), yaitu

dampak yang dapat menurunkan kualitas/kenyamanan hidup. Dampak ini tidak diharapkan

karena menimbulkan masalah yang harus diatasi, yaitu masalah kerusakan atau pencemaran

lingkungan.

a. Pengertian Pencemaran Lingkungan

Pencemaran adalah peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat

merubah keadaan keseimbangan pada daur materi dalam lingkungan (keseimbangan

lingkungan) baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga dapat mengganggu

kesejahteraan manusia. Pencemaran lingkungan meliputi pencemaran udara, pencemaran

air, dan pencemaran tanah (daratan). Lingkungan dapat tercemar karena:

1) Kecepatan hilangnya senyawa tertentu dari lingkungan lebih besar daripada

kecepatan masuknya senyawa pengganti.

2) Rusaknya atau putusnya alur siklus biokimia.

3) Kecepatan masuknya senyawa ke dalam lingkungan lebih besar daripada

kecepatan pengambilannya.

4) Masuknya senyawa yang tidak terdegredasi ke dalam lingkungan.

Page 30: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

27

b. Indikator Pencemar Udara

Jenis-jenis tumbuhan indikator pencemaran udara

Menurut Andika (2011), jenis-jenis tumbuhan bioindikator pencemaran udara antara lain

adalah dari spesies Bryophyta, Lichen, dan tumbuhan tingkat tinggi. Pemantauan

pencemaran udara dengan menggunakan tumbuhan sebagai bioindikatornya bergantung pada

jenis skema yang digunakan, metode yang dipilih, dan jenis tumbuhan yang digunakan.

A. lichen dapat dijadikan sebagai tumbuhan indikator untuk pencemaran udara dari

kendaraan bermotor. Lichen adalah simbiosis alga jamur. Tumbuh menyebar dan

berkoloni pada pepohonan maupun bebatuan. Lichen mengandung klorofil dan

Lichen disebut juga lumut kerak. Penggunaan tumbuhan lumut kerak (lichen) sebagai

indikator polusi udara yaitu Lichen tidak dapat tumbuh di tempat di daerah yang

tercemar polutan. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah lichen pada batang

pepohonan di sepanjang jalan raya sedikit. Sedangkan pada batang pepohonan di

lingkungan sekolah banyak ditumbuhi tanaman lumut kerak (Lichen). Hal ini di

karenakan pada daerah di sepanjang jalan raya yang dilalui banyak kendaraan

bermotor itu mengandung polutan yang dihasilkan oleh sisa pembakaran bahan bakar

kendaraan bermotor. Jadi, liken dapat digunakan sebagai indikator polusi udara

dengan cara membandingkan jumlah tumbuhan lumut kerak (Lichen) yang terdapat

pada batang pepohonan di daerah yang berbeda. Semakin sedikit lichen yang tumbuh

pada pepohonan di suatu lingkungan, maka tingkat polusi di lingkungan tersebut

tinggi. Dan sebaliknya, semakin banyak lichen yang tumbuh, maka tingkat polusi di

lingkungan tersebut rendah

B. Tanaman bioindikator yang lain yang dapat digunakan adalah tanaman bayam

(Amaranthus sp) sebagai bioindikator dari SO2

dan tanaman bunga pukul empat

(Mirabilis jalapa) sebagai bioindikator dari NOx. Dalam kondisi yang normal, udara

ambien menyediakan komponen-komponen udara yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan perkembangan bagi tumbuhan. Komponen-komponen udara

tersebut meliputi nitrogen, oksigen, karbondioksida dan sulfur. Akan tetapi apabila

kualitas udara ambien memburuk atau tercemar, maka tumbuhan akan menunjukkan

2 respon terhadap keberadaan pencemaran udara tersebut yaitu respon makrokopis

Page 31: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

28

dan respon mikrokopis. Respon tumbuhan tersebut dapat digunakan sebagai indikator

dari adanya pencemaran udara.

C. Tumbuhan tingkat tinggi Bioindikator tumbuhan telah digunakan untuk menunjukkan

kualitas udara dalam bidang dan daerah tertentu sehingga dapat memberikan

informasi yang unik untuk kualitas udara ambien dalam wilayah tertentu tersebut.

Metode yang paling umum dilakukan apabila menggunakan tumbuhan tingkat tinggi

sebagai indikator dalam biomonitoring kualitas udara adalah dengan melihat adanya

luka daun. Luka daun yang terlihat biasanya tidak spesifik dan dapat mengindikasikan

berbagai tekanan pada tanaman. Sebagai contohnya adalah seperti yang dikemukakan

oleh Mangkoedihardjo dan Samudro (2010) dimana tanaman tembakau yang dapat

digunakan sebagai indikator dari polutan pencemar SOx dan NOx. Apabila tanaman

tembakau terpapar SOx yang melebihi baku mutu (0,01 μg m-3

) maka warna daun

tembakau berubah dari hijau menjadi kuning. Dan apabila terpapar NOx yang

melebihi baku mutu (0,01 μg m-3

), maka daun tembakau akan bernoktah cokelat.

d. Indikator Pencemar Air

M. Rizqon (2013 :2) menyatakan bahwa hasil limbah yang dikeluarkan oleh industri

pengolahan ikan di kecamatan Muncar didominasi oleh limbah cair yang berupa minyak ikan

dan darah ikan, sedangkan untuk limbah padat yang dikeluarkan oleh industri pengolahan

ikan tersebut berupa kotoran ikan, jeroan ikan, kepala, dan sisa daging. Berdasarkan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Setyono dan Yudo (2008) di Kecamatan Muncar

menemukan bahwa dalam limbah cair yang dikeluarkan oleh Industri pengolahan ikan

mengandung Nitrat (NO¬3-), Pospat (PO4), Sulfida (H2S), Amoniak (NH3-N), klorin bebas

(Cl2) dan minyak lemak. Serta berdasarkan parameter BOD dan COD juga memiliki

kandungan yang cukup tinggi. Pembuangan limbah dari pabrik industri pengolahan ikan ke

sungai menjadi penyebab utama tercemarnya kondisi lingkungan di daerah Muncar. Kondisi

sungai yang kotor dan berbau menjadi salah satu indikator bahwa daerah tersebut sudah

mengalami pencemaran. Hal ini terlihat dari kondisi sungai yang alirannya lambat sehingga

air dari sungai dapat mencemari air sumur di kawasan pemukiman penduduk.

Page 32: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

29

Alaerts dan Santika (1994) menyatakan bahwa Faecal coliform merupakan bakteri petunjuk

adanya pencemaran tinja yang paling efisien, karena Faecal coliform hanya dan selalu

terdapat dalam tinja manusia. Jika bakteri tersebut terdapat dalam perairan maka dapat

dikatakan perairan tersebut telah tercemar dan tidak dapat dijadikan sebagai sumber air

minum. Bakteri coliform lainnya berasal dari hewan dan tanaman mati disebut dengan

koliform non fecal. Keberadaan dari species indicator seperti Chironomus sp., Scatella sp.,

dan Branchiura sowerbyi juga merupakan indicator dari kualitas perairan yang tercemar. Hal

ini didasarkan dari makroinvertebara indikator untuk menilai kualitas air oleh modifikasi dari

Trihadiningrum dkk. (1998) dalam Asra (2009)..

Asra (2009 :25) menyatakan penyebab tercemarnya danau Arang-Arang Kabupaten Muaro

Jambi dikarenakan adanya aktifitas perkebunan kelapa sawit oleh beberapa perusahaan dalam

skala besar di sekitar danau tersebut. Kegiatan pembukaan lahan menyebabkan terbawanya

bahan padatan terlarut (suspended solid) sebagai produk proses erosi pada saat hujan turun.

Partikel hasil erosi yang tersuspensi menyebabkan peningkatan konsentrasi kekeruhan yang

akan mengurangi penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan , sehinggga intensitas

fotosintesis akan berkurang yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan phytoplankton.

Dalam jala-jala makanan di perairan, phytoplankton tersebut berperan sebagai produsen

primer yang berperan sebagai penyedia makanan bagi kelompok konsumen seperti benthos.

Disamping itu kegiatan pemupukan dan penyemprotan pestisida pada lokasi perkebunan,

juga menyumbang bahan pencemar pada lokasi ini yang secara langsung dapat

mempengaruhi komunitas makrozoobenthos di danau.

e. Daur Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan dapat disebabkan karena ulah manusia dan pada akhirnya

dampaknya juga akan dirasakan oleh manusia, baik secara langsung maupun tak

langsung.

Page 33: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

30

Sumber pencemar

Pencemaran pencemaran pencemaran

Udara air tanah/daratan

Tumbuhan hewan manusia

Gambar diagram daur pencemaran lingkungan.

1. Pencemaran Udara

Udara akan tercemar jika ada bahan-bahan atau zat asing di dalam udara yang

menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya.

a. Penyebab Pencemaran Udara

1) Faktor internal (secara alamiah), misalnya:

- debu beterbangan oleh tiupan angin

- abu atau debu dan gas-gas volkanik dari letusan gunung berapi

- proses pembusukan sampah

2) Faktor eksternal (karena ulah manusia), misalnya:

- pembakaran bahan bakar fosil

- debu atau serbuk dari kegiatan industri

- pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara

Page 34: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

31

b. Sumber Pencemar Udara

- transportasi

- industri

- pembuangan sampah

- pembakaran stasioner, dan lain-lain

c. Komponen Pencemar Udara

- Karbon monoksida (CO)

- Oksida nitrogen (NOx)

- Oksida belerang (SOx)

- Hidrokarbon

- Partikel (particulate), dan lain-lain

d. Dampak Pencemaran Udara

1. Dampak Pencemaran oleh Karbon Monoksida (CO)

Gas CO tidak berbau dan tidak berwarna. Pada keadaan normal

konsentrasinya di udara ± 0,1 ppm, dan di kota dengan lalulintas padat ± 10 -

15 ppm. Dampak pencemaran oleh gas CO antara lain:

- Bagi manusia dampak CO dapat menyebabkan gangguan kesehatan sampai

kematian, karena CO bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara

metabolis dengan hemoglobin dalam darah (Hb) :

Hb + O2 → O2Hb (oksihemoglobin)

Hb + CO → COHb (karboksihemoglobin)

COHb 140 kali lebih stabil daripada O2Hb.

Kadar CO : Waktu kontak : Dampaknya bagi tubuh :

≤ 100 ppm sebentar dianggap aman

± 30 ppm 8 jam menimbulkan pusing dan mual

± 1000 ppm 1 jam pusing dan kulit berubah kemerah-merahan

± 1300 ppm 1 jam kulit jadi merah tua dan rasa pusing yang

> 1300 ppm 1 jam Hebat

lebih hebat sampai kematian

Page 35: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

32

Tanda-tanda keracunan gas CO adalah: pusing, sakit kepala dan mual. Keadaan yang

lebih berat lagi adalah: kemampuan gerak tubuh menurun, gangguan pada sistem

kardiovaskular, serangan jantung, sampai dengan kematian.

- Bagi tumbuhan, kadar CO 100 ppm pengaruhnya hampir tidak ada khususnya

tumbuhan tingkat tinggi. Kadar CO 200 ppm dengan waktu kontak 24 jam dapat

mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas terutama yang

terdapat pada akar tumbuhan.

2. Dampak Pencemaran Oleh Oksida Nitrogen (NOx)

Gas NO tidak berbau dan tidak berwarna. Gas NO2 berbau menyengat,

berwarna coklat kemerahan. Sifat racun (toksisitas) NO2 empat kalinya NO.

Organ yang paling peka paru-paru, jika terkena NO2 akan membengkak

sehingga sulit bernapas sampai kematian. Konsentrasi NO yang tinggi

mengakibatkan kejang-kejang, bila keracunan berlanjut mengakibatkan

kelumpuhan. NO akan lebih berbahaya jika teroksidasi menjadi NO2.

Oksida nitrogen bagi tumbuhan menyebabkan bintik-bintik pada permukaan

daun, bila konsentrasinya tinggi mengakibatkan nekrosis (kerusakan jaringan

daun), sehingga fotosintesis terganggu. Konsentrasi NO 10 ppm dapat

menurunkan kemampuan fotosintesis 60 – 70 %. Di udara oksida nitrogen

dapat menimbulkan PAN (Peroxy Acetyl Nitrates) yang dapat menyebabkan

iritasi mata (pedih dan berair). PAN bersama senyawa yang lain akan

menimbulkan kabut foto kimia (Photo Chemistry Smog).

3. Dampak Pencemaran oleh Oksida Belerang (SOx)

SOx sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, terutama

batubara. Gas buang lebih banyak mengandung SO2 dibanding SO3. Dengan

oksigen dari udara SO2 menghasilkan SO3: SO2 + O2 → SO3

Gas SO2 berbau tajam dan tak mudah terbakar. Gas SO3 sangat reaktif.

Dengan uap air dari udara:

SO2 + H2O → H2SO3

SO3 + H2O → H2SO4

Page 36: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

33

Jika ikut terkondensasi di udara dan jatuh bersama air hujan menyebabkan

hujan asam.

- Bagi tumbuhan kadar SOx ± 0,5 ppm dapat menyebabkan timbulnya bintik-

bintik pada daun. Jika paparan lama daun menjadi berguguran.

- Bagi manusia SOx menimbulkan gangguan pernapasan. Jika SOx berubah

menjadi asam akan menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan dan

saluran napas yang lain sampai ke paru-paru. SO2 dapat menimbulkan

iritasi tenggorokan tergantung daya tahan masing-masing (ada yang 1 - 2

ppm, atau 6 ppm). SO2 berbahaya bagi anak-anak, orang tua, dan orang

yang menderita kardiovaskuler. Otot saluran pernapasan akan mengalami

kejang (spasma). Akan lebih berat lagi jika konsentrasi SO2 tinggi dan suhu

udara rendah. Pada paparan lama akan terjadi peradangan yang hebat pada

selaput lendir yang diikuti paralysis cilia (kelumpuhan sistem pernapasan),

kerusakan lapisan ephitelium, akhirnya kematian. Pada konsentrasi 6 - 12

ppm dengan paparan pendek yang berulang-ulang dapat menyebabkan

hiperplasia dan metaplasia sel-sel epitel yang akhirnya menjadi kangker.

- Pada benda-benda, SO2 bersifat korosif. Cat dan bangunan gedung

warnanya menjadi kusam kehitaman karena PbO pada cat bereaksi dengan

SOx menghasilkan PbS. Jembatan menjadi rapuh karena mempercepat

pengkaratan.

4. Dampak Pencemaran oleh Hidrokarbon

Pembakaran hidrokarbon menghasilkan panas. Panas yang tinggi

menimbulkan peristiwa pemecahan (Cracking) menghasilkan rantai

hidrokarbon pendek atau partikel karbon. Gas hidrokarbon dapat bercampur

dengan gas buangan lainnya. Cairan hidrokarbon membentuk kabut minyak

(droplet). Padatan hidrokarbon akan membentuk asap pekat dan menggumpal

menjadi debu/partikel. Hidrokarbon bereaksi dengan NO2 dan O2

mengahsilkan PAN (Peroxy Acetyl Nitrates). Campuran PAN dengan gas CO

dan O3 disebut kabut foto kimia (Photo Chemistry Smog) yang dapat merusak

tanaman. Daun menjadi pucat karena selnya mati. Jika hidrokarbon bercampur

Page 37: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

34

bahan lain toksitasnya akan meningkat.

Berikut ini adalah toksitas benzena dan toluena:

Konsentrasi Pengaruhnya terhadap tubuh:

Benzena (ppm):

100 iritasi terhadap mukosa

3 000 lemas (0,5 - 1 jam)

7 500 paralysys (0,5 -1 jam)

20 000 kematian (5 - 10 menit)

Toluena (ppm):

200 pusing, lemah, pandangan kabur setelah 8 jam.

600

gangguan syaraf, dapat diikuti kematian jika

waktu kontak lama.

5. Dampak Pencemaran oleh Partikel

Partikel (debu) yang masuk/mengendap dalam paru-paru dapat menimbulkan

berbagai macam penyakit saluran pernapasan (pnevmokoniosis) antara lain:

- Penyakit silikosis

Disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas (SiO2). Dapat terjadi pada

daerah pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang

mengerjakan besi (mengikir/menggerinda), penambangan bijih besi, timah

putih dan batubara. Bila sudah parah penyakit ini dapat diikuti hipertropi

jantung sebelah kanan yang mengakibatkan kegagalan kerja jantung.

- Penyakit asbestosis

Disebabkan oleh debu/serat asbes (campuran berbagai silikat terutama

magnesium silikat). Dapat terjadi di daerah pabrik/industri yang

menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik yang beratap

asbes, dan lain-lain.

- Penyakit Bisinosis

Disebabkan oleh debu/serat kapas. Dapat terjadi pada daerah pabrik

Page 38: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

35

pemintalan kapas/tekstil, pembuatan kasur atau jok kursi. Penyakit ini dapat

diikuti bronkitis kronis.

- Penyakit antrakosis

Disebabkan oleh debu batubara. Dapat terjadi pada daerah tambang

batubara, penggunaan batubara pada tanur besi, lokomotif (stoker), kapal

laut bertenaga batubara, pekerja boiler pada PLTU bertenaga batubara.

- Penyakit Beriliosis

Disebabkan oleh debu logam berilium yang dapat berupa logam murni,

oksida, sulfat, atau halogenida. Dapat terjadi pada daerah industri logam

campur berilium-tembaga, pabrik fluoresen, pabrik pembuat tabung radio,

pengolahan bahan penunjang industri nuklir.

6. Dampak Pencemaran yang Lain

- Pemakaian insektisida dapat menyebabkan cocarcinogenik.

- Efek rumah kaca dapat merusakkan lapisan ozon, sehingga sinar ultra

violet tidak tersaring. Dapat menyebabkan kanker kulit, suhu bumi naik

sehingga tidak nyaman, es kutub mencair sehingga permukaan laut naik.

2. Pencemaran Air

Jika terjadi penyimpangan dari keadaan normalnya dapat dikatakan air sudah

tercemar. Pada keadaan normal:

- Air hujan mengandung SO4, Cl, NH3, CO2, N2, C, O2, debu.

- Air mata air mengandung mineral Na, Mg, Ca, Fe, O2.

- Air mengandung bakteri/mikroorganisme lain.

- Air murni tanpa mineral tidak enak/segar.

Dalam industri air digunakan untuk: air proses, air pendingin, air utilitas dan sanitasi,

air ketel uap penggerak turbin, dan lain-lain. Air yang telah digunakan untuk industri

tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan karena dapat mencemari lingkungan,

maka terlebih dahulu harus diolah agar sama dengan kualitas air lingkungan. Proses

daur ulang air limbah (Water Treatment Recycle Process) adalah salah satu syarat

Page 39: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

36

yang harus dimiliki oleh industri yang berwawasan lingkungan.

a. Pengamatan indikator dan pencemaran air:

- Indikator secara fisis: kejernihan/kekeruhan, perubahan suhu, rasa, dan warna.

- Indikator secara kimiawi: zat kimia terlarut, radioaktivitas, perubahan pH.

- Indikator secara biologis: berdasar mikroorganisme yang ada (ada tidaknya

bakteri patogen)

b. Komponen Pencemar air

Komponen pencemar air dapat berupa bahan buangan padat, organik, anorganik,

olahan bahan makanan, cairan berminyak, zat kimia, dan panas.

1) Bahan buangan padat/butiran.

- Pelarutan bahan buangan padat menyebabkan perubahan warna. Larutan

pekat dan berwarna gelap mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam

air, fotosintesis dalam air terganggu sehingga jumlah oksigen terlarut

berkurang dan akan berpengaruh terhadap kehidupan organisme dalam

air.

- Pengendapan bahan buangan padat akan menutupi permukaan dasar air,

menghalangi fotosintesis, menutupi sumber makanan dan telur ikan di

dasar air, sehingga jumlah ikan berkurang.

- Pembentukan koloidal yang melayang dalam air menyebabkan keruh

dan menghalangi sinar matahari, fotosintesis terganggu dan jumlah

oksigen terlarut berkurang sehingga mempengaruhi kehidupan dalam

air.

2) Bahan buangan organik.

Berupa limbah yang dapat membusuk/terdegradasi oleh mikroorganisme.

Menyebabkan jumlah mikroorganisme bertambah dan tumbuh bakteri

patogen yang merugikan. Limbah ini dapat diproses menjadi pupuk/kompos.

3) Bahan buangan anorganik.

Berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi oleh

mikroorganisme sehingga dapat meningkatkan jumlah ion logam dalam air.

Limbah ini berasal dari industri yang melibatkan unsur logam Pb, As, Cd, Hg,

Page 40: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

37

Cr, Ni, Ca, Mg, Co, misalnya pada industri kimia, elektronika, elektroplating.

Ion logam Ca dan Mg menyebabkan air sadah yang mengakibatkan korosi

pada alat besi, menimbulkan kerak/endapan pada peralatan proses seperti

tangki/bejana air, ketel uap, dan pipa penyalur. Ion logam Pb, As, Hg bersifat

racun sehingga air tidak dapat untuk minum.

4) Bahan buangan olahan bahan makanan (termasuk bahan organik).

Jika bahan mengandung protein dan gugus amin akan terdegradasi menjadi

senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk sehingga air mengandung

mikroorganisme dan bakteri patogen.

5) Bahan buangan cairan berminyak.

Tidak larut dalam air, mengapung dan menutupi permukaan air. Jika

mengandung senyawa volatil akan menguap. Terdegradasi oleh

mikroorganisme dalam waktu lama. Bahan ini mengganggu karena:

a. Menghalangi difusi oksigen dari udara ke dalam air.

b. Menghalangi sinar matahari sehingga fotosintesis terganggu.

c. Ikan di permukaan dan burung air terganggu, bulu burung lengket dan tak

bisa mengembang.

d. Air tak dapat dikonsumsi karena mengandung zat beracun seperti

benzena, dan senyawa toluena.

6) Bahan buangan zat kimia, misalnya:

a. Sabun, deterjen, shampoo, dan bahan pembersih lainnya. Bahan ini

mengganggu lingkungan karena:

- Menaikkan pH air. Jika memakai bahan non-pospat menaikkan pH

menjadi 10,5 - 11.

- Bahan antiseptik yang ditambahkan akan dapat

membunuh/mengganggu mikroorganisme.

- Sebagian jenis sabun/deterjen tak dapat terdegradasi.

b. Bahan pemberantas hama/insektisida. Bersifat racun dan tak dapat/sulit

terdegradasi (beberapa minggu sampai beberapa tahun). Insektisida sering

dicampur dengan senyawa minyak bumi sehingga permukaan air akan

Page 41: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

38

tertutupi minyak.

7) Zat pewarna. Bersifat racun dan cocarcinogenik (merangsang/penyebab

tumbuhnya kangker) dan dapat mempengaruhi kandungan oksigen dan pH

dalam air. Zat warna mengandung senyawa kimia berbahaya chromogen dan

auxsochrome.

8) Larutan penyamak kulit. Mengandung ion logam Cr, tidak dapat untuk air

minum. Sebagai pengganti Cr untuk bahan penyamak dipakai enzym.

Bersama lemak dan sisa kulit, enzym akan didegradasi menghasilkan

senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk (hasil peruraian protein dan

senyawa amin). Populasi mikroorganisme akan bertambah dan

memungkinkan berkembangbiaknya bakteri patogen yang berbahaya.

9) Zat radioaktif. Penggunaan radiasi zat radioaktif di berbagai bidang

(pertanian, peternakan, kedokteran, hidrologi, farmasi, pertambangan,

industri) akan terbawa air ke lingkungan. Akibat radiasi dapat merusak sel

tubuh dan genetik.

c. Dampak/kerugian pencemaran air:

1) Air tidak bermanfaat lagi untuk keperluan rumah tangga, industri maupun

pertanian.

2) Air menjadi penyebab timbulnya penyakit. Air tercemar oleh limbah organik

terutama dari bahan makanan merupakan tempat subur berkembangbiaknya

mikroorganisme. Mikroorganisme merugikan yang dapat menyebabkan penyakit

menular melalui air antara lain virus diare, hepatitis A, bakteri, metazoa dan

protozoa. Penyakit tidak menular/keracunan ditimbulkan oleh air yang tercemar

oleh senyawa anorganik/ion logam.

• Keracunan ion logam Cd.

Ion Cd dapat berasal dari industri yang memakai logam Cd dalam proses

produksinya misalnya industri elektroplating, pipa plastik PVC (Cd sebagai

stabilisator), hasil samping penambangan logam (timah hitam, seng), industri

obat-obatan (sudah tak banyak dipakai). Keracunan ion Cd dapat

Page 42: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

39

mempengaruhi otot polos, pembuluh darah (mengakibatkan tekanan darah

tinggi dan gagal jantung), dan merusak ginjal. Kasus keracunan ion Cd pernah

menimpa penduduk Toyama, Jepang. Penduduk banyak yang sakit pinggang

bertahun-tahun semakin parah, pelunakan tulang punggung dan menjadi

rapuh, dan kematian karena gagal ginjal. Penyebabnya beras yang dimakan

mengandung Cd ± 1,6 ppm, karena tanaman padi diairi dengan air tercemar

ion Cd dari limbah industri seng dan timah hitam.

• Keracunan ion logam Co.

Pada industri Co dipakai sebagai stabilisator, pada pabrik bir dulu dipakai

untuk menstabilkan busa bir agar bagus. Untuk proses pembentukan butir

darah merah, tubuh memerlukan Co dalam jumlah sedikit melalui vitamin B12

yang dimakan. Bila memakan makanan yang mengandung Co 150 ppm akan

merusak kelenjar gondok (kekurangan kelenjar gondok). Jika keracunan Co

sel darah merah akan berubah, tekanan darah tinggi, pergelangan kaki

membengkak (oedema), gagal jantung terutama pada anak yang baru tumbuh.

Kasus keracunan Co pernah terjadi di Nebraska dan Ohama. Penduduk

mengalami kelainan pada otot jantung primer karena gemar minum bir yang

proses pembuatannya menggunakan Co. Di Kanada penduduk menderita gagal

jantung disertai gejala sesak napas, batuk-batuk, sakit disekitar jantung dan

lambung, dan kondisi badan lemah.

• Keracunan ion logam Hg.

Industri yang menggunakan Hg misalnya untuk proses produksi pada pabrik

plastik, campuran bahan antiseptik pada sabun dan kosmetik, amalgam pada

penambal gigi, dan fungisida. Gejala keracunan ion Hg adalah: sakit kepala,

sukar menelan, penglihatan jadi kabur, daya dengar menurun, bagian kaki dan

tangan terasa tebal, mulut terasa tersumbat logam, gusi membengkak disertai

diare, kondisi tubuh melemah dan kematian, ibu mengandung melahirkan bayi

cacat. Kasus keracunan Hg pernah terjadi di Minamata, penduduk banyak

yang menjadi cacat, meninggal, dan bayi lahir cacat. Penyebabnya ikan laut

yang dimakan mengandung Hg sekitar 27 - 102 ppm, karena tercemari limbah

Page 43: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

40

pabrik plastik. Kasus lain di Niigata, banyak yang cacat dan meninggal karena

mengkonsumsi ikan yang mengandung Hg sekitar 5 - 20 ppm.

• Keracunan insektisida.

Gejalanya kepala pusing, mual, tremor, kerusakan organ seperti hati dan

ginjal. Akumulasi sedikit demi sedikit menyebabkan penyakit tertunda

(delayed effect) dalam bentuk kangker kulit, paru-paru, dan hati, karena

insektisida bersifat cocarcinogenic.

3. Pencemaran Tanah/Daratan

Tanah/daratan dapat mengalami pencemaran jika ada bahan asing baik bersifat organik

maupun anorganik yang berada di permukaan tanah yang menyebabkan tanah menjadi rusak

dan tidak dapat memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia, baik untuk pertanian,

peternakan, kehutanan, maupun untuk pemukiman.

a. Komposisi tanah

Komposisi tanah terdiri dari udara 25 %, air 25 %, bahan organik 5 %,

dan bahan mineral 45 %. Bahan organik dalam tanah (seperti karbohidrat, protein

dan lemak) merupakan persediaan makanan bagi mikroorganisme dan tumbuhan.

Senyawa organik yang kompleks tak dapat secara langsung dimanfaatkan

tumbuhan. Senyawa ini dipecahkan oleh organisme dalam tanah (antara lain

serangga, cacing tanah, nematoda, sikaki seribu, algae, dan mikroorganisme

seperti fungi dan bakteri) menjadi bentuk yang lebih sederhana. Air akan

melarutkan bentuk -bentuk sederhana itu dan membawanya sampai ke tumbuhan

melalui akar. Unsur/nutrisi yang diperlukan tumbuhan meliputi makronutrisi

(yaitu 9 unsur yang diperlukan dalam jumlah besar meliputi C, H, O, N, P, K, Ca,

Mg, dan S) dan mikronutrisi (unsur yang lain). Unsur C, H, dan O digunakan

untuk mensintesis karbohidrat, lemak , protein, lilin, selulosa, dan senyawa

kompleks lainnya. Unsur N, P, dan S untuk membentuk molekul protein. Unsur

lain yang jumlahnya tidak begitu banyak berperan dalam metabolisme pada

tumbuhan.

b. Penyebab Pencemaran Tanah

• Faktor internal, yaitu peristiwa alam seperti: letusan gunung berapi yang

Page 44: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

41

memuntahkan debu, pasir, batu, dan bahan volkanik lain yang menutupi dan

merusak daratan/permukaan tanah.

• Faktor eksternal, yaitu karena ulah dan aktivitas manusia. Limbah yang

dihasilkan oleh berbagai aktivitas manusia disebut anthropogenic pollutans.

c. Komponen Pencemar Tanah

Meliputi kertas 4 %, limbah bahan makanan 21 %, gelas 12 %, besi 10 %, plastik

5 %, kayu 5 %, karet dan kulit 3 %, kain/serat tekstil 2 %, aluminium dan logam

lain 1 %. Perbandingan bahan organik dan anorganik 70 % : 30 %. Bahan organik

akan terdegradasi oleh mikroorganisme, bahan anorganik tidak/susah

terdegradasi. Bahan anorganik berbahaya misalnya bahan kimia beracun yang

dibuang bersama limbah industri, limbah pertambangan seperti logam berat dan

logam radioaktif. Bila air membawa limbah mengalir ke sungai, danau atau

sawah maka tanah akan teraliri, sehingga akan terkontaminasi bahan-bahan

kimia. Tanah menjadi jelek dan tumbuhan atau binatang air akan menderita.

Bahan-bahan itu akan terkontaminasi dalam tumbuhan dan hewan, dan akhirnya

akan sampai pada manusia.

d. Dampak Pencemaran Tanah

• Dampak langsung, seperti bau, merusak pandangan, kotor dan kumuh.

• Dampak tak langsung, seperti menjadi tempat berkembangnya nyamuk, lalat,

tikus, bakteri, dan lain-lain, sehingga menjadi perantara atau penyebab

penyakit pest, kaki gajah (filiariasis), malaria, demam berdarah, dan lain-lain.

• Menurut Joseph dan Agung (2014) penanggulangan dapat dilakukan dengan

pendekatan lingkungan dan pendekatan teknologi. Pendekatan lingkungan

dilakukan untuk menata lingkungan agar terhindar dari kerugian yang

ditimbulkan akibat kerusakan lingkungan. Pendekatan teknologi dilakukan

pendekatan yang bertujuan untuk memperbaiki dengan suatu alat. Teknologi

untuk dampak pada daratan adalah pengadaan pompa air untuk lahan

pertanian dan perbaikan saluran irigasi. Monitoring kualitas air dengan

menggunakan alat sensor pemantau air serta penelitian dengan laboraturium

kualitas air sungai, air laut dan air tanah secara berkala agar perubahan yang

Page 45: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

42

terjadi pada kualitas air dapat terpantau dengan jelas dan apabila terdapat

perbubahan dari keadaan standar baku mutu, makan dapat dilakukan usaha

agar kembali ke keadaan normal. Kemudian dilakukan pengadaan IPAL,

kondisi air sungai yang bermuara ke air laut tercemar oleh limbah domestik

(limbah rumah tangga) karena penduduk melakukan pembuangan langsung ke

sungai. Cara yang harus dilakukan untuk mendukung IPAL (Instalasi

Pengolahan Air Limbah) diantaranya adalah adanya sistem pembuangan dan

sistem sanitasi. Alat Pemantau Kualitas Udara untuk mengetahui tingkat

pencemaran udara, mengamati kecenderungan tingkat pencemaran udara,

menentukan program pengelolaan kualitas udara serta nantinya data yang di

dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada masyarakat yang dapat

dilihat di Public Data Display yang di letakkan di Jalan Raya dan dilakukan

penghijauan disisi jalan raya.

2.3 Hasil dan Pembahasan

Pembakaran bahan bakar minyak dan batubara pada kendaraan bermotor dan

industri menyebabkan naiknya kadar CO2 di udara. Gas ini juga dihasilkan dari

kebakaran hutan. gas CO2 ini akan berkumpul di atmosfer Bumi. Jika jumlahnya

sangat banyak, gas CO2 ini akan menghalangi pantulan panas dari Bumi ke

atmosfer sehingga panas akan diserap dan dipantulkan kembali ke Bumi. Akibatnya,

suhu di Bumi menjadi lebih panas. Keadaan ini disebut efek rumah kaca (green

house effect). Selain gas CO2, gas lain yang menimbulkan efek rumah kaca adalah

CFC yang berasal dari aerosol, juga gas metan yang berasal dari pembusukan

kotoran hewan.

Efek rumah kaca dapat menyebabkan suhu lingkungan menjadi naik secara

global, atau lebih dikenal dengan pemanasan global. Akibat pemanasan global ini,

pola iklim dunia menjadi berubah. Permukaan laut menjadi naik,sebagai akibat

mencairnya es di kutub sehingga pulau-pulau kecil menjadi tenggelam. Keadaan

tersebut akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan membahayakan

makhluk hidup, termasuk dan khususnya manusia.

Page 46: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

43

Akibat lain yang ditimbulkan pencemaran udara adalah terjadinya hujan

asam. Jika hujan asam terjadi secara terus menerus akan menyebabkan bukan hanya

pencemaran udara tetapi juga pencemaran tanah, danau, atau air selain itu sungai

juga dapat menjadi asam. Keadaan itu akan mengakibatkan tumbuhan dan

mikroorganisme yang hidup di dalamnya terganggu dan mati. Hal ini tentunya akan

berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan kesehatan manusia.

Berbagai upaya telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat untuk

menanggulangi pencemaran lingkungan, antara lain melalui penyuluhan dan

penataan lingkungan. Namun, usaha tersebut tidak akan berhasil jika tidak ada

dukungan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

Untuk membuktikan kepedulian kita terhadap lingkungan terhadap

kesehatan, kita perlu bertindak. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk

menanggulangi pencemaran lingkungan agar tidak berdampak pada kesehatan,

diantaranya sebagai berikut:

1. Membuang sampah pada tempatnya

Membuang sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan aliran

airnya terhambat. Akibatnya, sampah akan menumpuk dan membusuk. Sampah

yang membusuk selain menimbulkan bau tidak sedap juga akan menjadi tempat

berkembang biak berbagai jenis penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir

pada musim hujan.

Salah satu cara untuk menanggulangi sampah terutama sampah rumah

tangga adalah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos. Sampah-

sampah tersebut dipisahkan antara sampah organik dan anorganik.

Selanjutnya, sampah organik ditimbun di dalam tanah sehingga menjadi

kompos. Adapun sampah anorganik seperti plastik dan kaleng bekas dapat di

daur ulang menjadi alat rumah tangga dan barang-barang lainnya.

Page 47: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

44

2. Penanggulangan limbah industri

Limbah dari industri terutama yang mengandung bahan-bahan kimia,

sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu. Hal tersebut akan mengurangi

bahan pencemar di perairan. Dengan demikian, bahan dari limbah pencemar yang

mengandung bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan sehingga tidak

mengganggu ekosistem.

Menempatkan pabrik atau kawasan industri di daerah yang jauh dari

keramaian penduduk. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengaruh buruk dari

limbah pabrik dan asap pabrik terhadap kehidupan dan kesehatan masyarakat.

3. Penanggulangan pencemaran udara

Pencemaran udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan bermotor dan

asap pabrik, dapat dicegah dan ditanggulangi dengan mengurangi pemakaian

bahan bakar minyak. Perlu dipikirkan sumber pengganti alternatif bahan bakar

yang ramah lingkungan, seperti kendaraan berenergi listrik. Selain itu, dilakukan

usaha untuk mendata dan membatasi jumlah kendaraan bermotor yang layak

beroperasi. Terutama pengontrolan dan pemeriksaan terhadap asap buangan dan

knalpot kendaraan bermotor.

Page 48: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

45

4. Diadakan penghijauan di kota-kota besar

Tumbuhan mampu menyerap CO2 di udara untuk fotosintesis. Adanya jalur

hijau akan mengurangi kadar CO2 di udara yang berasal dari asap kendaraan

bermotor atau asap pabrik. Dengan demikian, tumbuhan hijau bisa mengurangi

pencemaran udara. Selain itu, tumbuhan hijau melepaskan O2 ke atmosfer.

4. Penggunaan pupuk dan obat pembasmi hama tanaman yang sesuai

Pemberian pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil pertanian. Namun,

di sisi lain dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk tersebut masuk ke

perairan. Eutrofikai merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh

pupuk buatan yang masuk ke perairan.

Begitu juga dengan penggunaan obat anti hama tanaman. Jika

penggunaannya melebihi dosis yang ditetapkan akan menimbulkan pencemaran.

Selain dapat mencemari lingkungan juga dapat meyebabkan musnahnya

organisme tertentu yang dibutuhkan, seperti bakteri pengurai atau serangga yang

membantu penyerbukan tanaman. Pemberantasan hama secara biologis

merupakan salah satu alternatif yang dapat mengurangi pencemaran dan

kerusakan ekosistem pertanian.

6. Pengurangan pemakaian CFC

Page 49: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

46

Untuk menghilangkan kadar CFC di atmosfer diperlukan waktu sekitar

seratus tahun salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan mengurangi

penggunaan CFC yang tidak perlu oleh manusia. Mengurangi penggunaan

penggunaan CFC dapat mencegah rusaknya lapisan ozon di atmosfer sehingga

dapat mengurangi pemanasan global.

Dewasa ini, tingkah laku manusia dengan sikap semena-mena terhadap

lingkungan sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Selain

mengeksploitasi alam secara serakah, manusia juga telah meracuni alam ini

dengan berbagai jenis sampahnya. Padahal selain dapat merugikan alam hal yang

di lakukan manusia tersebut juga berpengaruh pada kesehatan manusia.

Page 50: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

47

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pencemaran lingkungan terjadi karena ulah manusia itu sendiri yang tidak

dapat mengolah dan memanfaatkan lingkungan dengan baik. Pencemaran

lingkungan dibagi ke dalam tiga bagian yaitu ; (1) Pencemaran Udara, (2)

Pencemaran Air, dan (3) Penmcemaran Tanah.

2. Dampak pencemaran lingkungan khususnya bagi kesehatan manusia yaitu

akan berdampak pada tingkat kekebalan tubuh. Semakin banyak pencemaran

yang dilakukan, maka kekebalan tubuh manusia yang berada di sekitar daerah

pencemaran akan menurun sehingga tidak jarang manusia saat ini sering

terkena penyakit seperti penyakit kulit, penyakit kanker, dan lain-lain.

3. Pmenanganan pencemaran lingkungan dilakukan dengan Remediasi dan

bioremediasi, yaitu membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Untuk

pencemaran udara yaitu mengurangi kendaraan-kendaraan yang cenderung

menggunakan bahan bakar yang dapat menyebabkan polusi udara.

4. Pemanasan global yang terjadi saat ini adalah akibat dari perbuatan kita

sendiri. Sebagai manusia kita tidak dapat menjaga dengan baik tempat dimana

kita hidup. Jika kita tidak sadar akan dampak yang terjadi nanti, maka

kehidupan di Bumi ini akan terancam. Untuk mengatasinya, telah dilakukan

beberapa penangulangan. Penanggulangan ini akan efektif bila semua pihak

turut serta untuk melakukannya.

Page 51: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

48

3.2 Saran

1. Selaku insan manusia yang bertanggung jawab dan memegang teguh konsep

keseimbangan alam, maka sudah sepantasnya kita menjaga dan merawat

lingkungan mulai dari lingkungan tempat tinggal kita sehingga nantinya akan

tercipta lingkungan yang sehat.

2. Pemanasan global ini dapat di kurangi jika kita menanamkan rasa cinta kepada

Bumi ini.

3. Kita harus menjaga dan melestarikan bumi, demi kelangsungan kehidupan di

masa yang akan dating.

4. Kita harus bisa mengaplikasikan upaya-upaya untuk meminimalisir pencemaran

lingkungan.

Page 52: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

49

SOAL KESEHATAN LINGKUNGAN

PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN

1. Berdasarkan tingkat pencemar. Apa contoh dari Pencemaran ringan. . .

a. Pencemaran radioaktif

b. Pencemaran gas kendaraan bermotor

c. Pencemaran Minamata di Jepang

d. pencemaran gas CO dari knalpot yang mematikan orang didalam mobil tertutup

e. semua jawaban a,b,c dan d benar

Penjelasan :

Pencemaran ringan adalah pencemaran yang dimulai menimbulkan gangguan

ekosistem lain, yang salah satu contohnya pencemaran gas kendaraan bermotor.

2. mikroorganisme seperti Escherichia coli, Entamoeba coli, dan Salmonella thyposa

merupakan bahan pencemar berdasarkan. . .

a. Pencemaran Kimiawi

b. Pencemaran Fisik

c. Pencemaran Biologi

d. Pencemaran Suara

e. Pencemaran lingkungan

Penjelasan :

Menurut macam bahan pencemarnya, pencemaran dibedakan menjadi berikut ini,

a. Pencemaran kimiawi : CO2 logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, Ni,) bahan radioaktif,

pestisida, detergen, minyak, pupuk anorganik.

b. Pencemaran fisik : logam, kaleng, botol, kaca, plastik, karet.

c. Pencemaran Biologi : mikroorganisme seperti Escherichia coli, Entamoeba coli,

Salmonella thyposa.

d. Pencemaran Suara : kebisingan.

Page 53: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

50

3. Indikator yang paling baik dalam menentukan derajat suatu kasus pencemaran

adalah…

a. Mengukur atau memeriksa konsentrasi gas sulfurdioksida, indeks asap, serta

partikel-partikel debu diudara,dan parameter-parameter lain.

b. Memantau radiokativitas lingkungan baik di daerah perkotaan dan pedesaan.

c. Mengukur pencemaran dan aktivitas lingkungan dengan menggunakan

thermometer.

d. Menunggu beberapa tahun pada lingkungan yang mudah tercemar.

e. Melihat situasi dan kondisi yang dapat di ukur.

Penjelasan :

Indikator yang paling baik dalam menentukan derajat suatu kasus pencemaran adalah

dengan cara mengukur atau memeriksa konsentrasi gas sulfurdioksida, indeks asap,

serta partikel-partikel debu diudara,dan parameter-parameter lain.

4. Salah satu yang bukan indikator yang harus dipenuhi kualitas tanah adalah. . .

a. Berkorelasi baik dengan berbagai proses ekosistem dan berorientasi modeling.

b. Mengintegrasikan berbagai sifat dan proses kimia, fisika dan biologi tanah.

c. Mudah diaplikasikan pada berbagai kondisi lapang dan dapat diakses oleh para

pengguna.

d. Peka terhadap variasi pengelolaan dan iklim (terutama untuk menilai kualitas

tanah yang bersifat dinamis).

e. Sedapat mungkin merupakan komponen basis udara.

Penjelasan :

Semua jawaban benar kecuali pilihan (e. Sedapat mungkin merupakan komponen

basis udara) karena basis yang benar seharusnya adalah tanah.

5. Perubahan pH atau konsentrasi ion hidrogen merupakan indikator atau tanda bahwa

dapat terjadi pencemaran. . .

a. Air

Page 54: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

51

b. Udara

c. Tanah

d. Suara

e. Lingkungan

Penjelasan :

Indikator atau tanda bahwa air lingkungan tercemar yaitu adanya perubahan atau tanda

yang dapat diamati melalui :

1. Adanya perubahan rasa, bau, dan warna air

2. Perubahan pH atau konsentrasi ion hidrogen

3. Adanya mikroorganisme

4. Adanya perubahan suhu air

5. Timbulnya endapan, koloidal, dan bahan terlarut

6. Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan

6. Apa dampak dari pencemaran gas Karbon Monoksida (CO)…

a. Menyebabkan gangguan kesehatan dan dapat menyebabkan kematian.

b. Menyebabkan iritasi pada mata.

c. Menyebabkan gangguan pada sistem pernafasannya.

d. Menyebabkan berbagai macam peyakit saluran pernafasan.

Penjelasan : Karena gas CO bersifat racun, dan pada gas CO yang masuk dalam peredaraan

daran akan menggantikan posisi oksigen dalam berikatan dengan hemoglobin (Hb) dalam

darah, gas CO akhirnya mudah masuk ke dalam jantung, otak dan organ vital penunjang

kehidupan manusia lainnya. Sehingga akibatnya bagi kesehatan sangat fatal.

7.Penyakit apa yang disebabkan oleh keracunan ion logam Cd…

a. Tekanan darah tinggi.

b. Pergelangan kaki membengkak (oedema).

c. Gagalan jantung.

d. Melahirkan bayi dalam keadaan cacat.

Page 55: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

52

e. Kerusakan organ seperti hati dan ginjal.

Penjelasan : karena elemen pada ion Cd beresiko tinggi terhadap pembuluh darah.

Cd berpangaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada

tubuh khususnya hati dan ginjal. Pada kon-sentrasi rendah Cd berefek terhadap gangguan

pada paru-paru. Cd lebih mudah diakumulasi oleh tanaman dibandingkan dengan logam berat

lainnya seperti timbal. Logam Cd berga-bung dengan Pb dan merkuri sebagai the big three

heavy metal yang memiliki tingkat bahaya tertinggi pada manusia.

8. Apa saja yang diamati dari indikator fisis…

a. Kejernihan/kekeruhan, perubahan suhu, rasa, dan warna.

b. Zat kimia terlarut, radioaktivitas, perubahan pH.

c. Berdasar mikroorganisme yang ada

d. Radioaktivitas, dan perubahan pH.

e. Perubahan suhu, dan zat kimia terlarut

Penjelasan : Karena indikator fisis merupakan metode pengamatan yang mengamati fisik dari

air yang tercemar.

9. Disebabkan oleh apa, penyakit bisinosis…

a. Disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas.

b. Disebabkan oleh debu/serat asbes.

c. Disebabkan oleh debu batubara.

d. Disebabkan oleh debu/serat kapas.

e. Disebabkan oleh debu logam berilium.

Penjelasan : Penyakit Bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh

pencemaran debu napas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru-

paru.

10. Apa saja komponen pencemar air…

a. Bahan buangan cairan berminyak.

Page 56: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

53

b. Bahan buangan zat kimia seperti sabun.

c. Aluminium dan logam lain

d. Zat radioaktif

e. jawaban A, B, dan D benar

Penjelasan : Karena pada jawaban C merupakan komponen pencemaran tanah.

Page 57: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

54

DAFTAR PUSTAKA

(1) Anonim. 2009. Pencemaran Lingkungan.

http://hend-learning.blogspot.com/2009/04/polusi-pencemaran-lingkungan.html

Diakses pada tanggal 19 April 2015

(2) Anonim, 2009. Pencemaran Udara.

https://cicibio2.wordpress.com/ii-macam-pencemaran/1-menurut-tempat-

terjadinya/a-pencemaran-udara/1-pendalaman-materi/

Diakses pada tanggal 28 Maret 2015

(3) Arya, Wisnu. 2009. Dampak Pencemaran Lingkungan. Jakarta : Andi Publisher

(4) Asra, Revis. 2009. Makrozoobentos Sebagai Indikator Biologi Dari Kualitas Air Di

Sungai

Kumpeh Dan Danau Arang-Arang Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. Jurnal

Artikel Ilmiah (online). Volume 2. No.1

http://online-journal.unja.ac.id/index.php/biospecies/.../464.pdf

Diakses 28 Maret 2015

(5) Chandra, Budiman. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran

EGC

(6) Daryanto. 2009. Masalah Pencemaran. Bandung : Tarsito

Page 58: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

55

(7) Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan

Lingkungan

Perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

(8) Mahida, U.N. 1986. Pencemaran dan Pemanfaatan Limbah Industri. Rajawali Press,

Jakarta.

(9) Mangkoedihardjo,S dan Samudro,G. 2010. Fitoteknologi Terapan. Graha Ilmu :

Yogjakarta

(10) Kovacs, M. 1992. Indicators in Environmental Protection. Ellis Horwood. New York

(11) Rizqon, M. dkk. 2013. Pengaruh Pencemaran Limbah Cair Industri Pengolahan Ikan

Terhadap Kualitas Air Tanah Di Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi.

Jurnal Ilmiah. (online).

http://jurnal-online.um.ac.id/.../artikel/artikelA57825B317E..pdf

Diakses 28 Maret 2015

(12) Saktiyono. 2006. Biologi. Bandung :Esis.

(13) Santika, Alaerts, G dan Sri Sumestri. 1987. Metoda Penelitian Air. Surabaya: Usaha

Nasional.

(14) Sastrawijaya, Tresna A. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.

(15) Sastrawijaya, Tresna, A. 2009. Pencemaran Lingkungan. Jakarta : Rineka Cipta

Page 59: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

56

(16) Universitas Sumatera Utara. 2010. Kualitas Tanah.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20807/4/Chapter%20II.pdf

Diakses pada tanggal 19 April 2015

(17) Wardhana Wisnu Arya. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Andi

Yogyakarta

(18) Wijaya, Andika. Penggunaan Tumbuhan Sebagai Bioindikator Dalam Pemantauan

Pencemaran

Udara. Jurnal Ilmiah. (online).

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17195-Paper-594142.pdf

Diakses 28 Maret 2015

Page 60: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

57

INDEKS

A

Advanced Waste Treatment, 22

Almarantus SP, 25

Ammonia, 3

Anthropogenik Pollutans, 38

Antrakosis, 14, 32

Asbetosis, 14, 32

Ascariasis, 16

Augsochrome, 35

B

Belerang Dioksida, 3, 14

Beriliosis, 14, 32

Bisinosis, 14, 32

BOD, 9

Bryophyta, 24

C

Cadmium, 16

CFC, 3, 17, 43

Chironomus SP, 26

Chlolera, 15

Chorona Discharge, 23

Chromogen, 35

CO2, 3, 9, 12, 17, 39, 40, 42

CO, 3, 13

Cobalt, 16

Cocarcinogenik, 32, 35, 37

COD, 9

Cyclone Seperators, 22

D

Delayed Effect, 37

Dysentri Amoeba, 16

E

Entamoeba Coli, 4, 12

Escherichia Coli, 12

Eutrofikasi, 42

F

Faecal Coliform, 26

Filariasis, 17, 39

G

Page 61: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

58

Geothermal, 21

Green House Effect, 17, 40

H

H2O, 9

H2S, 20

Hepatitis A, 15, 36

Hidrokarbon, 14

Hydrogen, 3

K

Koliform Non Fecal, 26

Khlorofil, 3

L

Lichen, 24

Liquifid Natural Gases, 21

M

Malaria, 39

Metajoa, 36

Methane, 3

Mirabilis Zalapa, 25

N

Nitrogen, 3

NOx, 11, 13

NO2 , 13, 14, 20

O

Oedema, 36

Ozon, 3, 11

P

Peroxy Acetyl Nitrates, 30, 31

Photo Chemistry Smoge, 30, 31

Pneumoconiosis, 14

Poliomyelistis, 15

Primary Waste Treatment, 21

Protozoa, 36

S

Salmonellat Hyposa, 4, 12

Scatella SP, 26

Schabies, 16

Scrubbers/Wet Collectors, 22

Secondary Waste Treatment, 21

Silikosis, 14, 31

SOx, 14

Page 62: Pencemaran lingkungan dan kesehatan

59

Sulfur Dioksida, 11, 20

T

Toksisitas, 17

Trachoma, 16

Typhus Abdominalis, 16

U

Ultraviolet, 3