penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri...

108
PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI PADA PASIEN POST NATAL CARE (PNC) DENGAN SECTIO CAESAREA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN DI RUANG MUTIARA RSU DEWI SARTIKA KENDARI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan OLEH : MUDZAKIROH NIM. P00320015079 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2018

Upload: others

Post on 05-Oct-2019

83 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI

NYERI PADA PASIEN POST NATAL CARE (PNC) DENGAN SECTIO

CAESAREA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN

DI RUANG MUTIARA RSU DEWI SARTIKA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Program Diploma III Keperawatan

OLEH :

MUDZAKIROH

NIM. P00320015079

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2018

Page 2: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

ii

Page 3: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

iii

Page 4: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat,

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat

diselesaikan dengan tepat pada waktunya dan semoga segala aktivitas keseharian

kita bernilai ibadah disisi-Nya.Salam dan salawat penulis tidak lupa kirimkan

kepada Nabiullah Muhammad SAW yang menjadi idola dan panutan penulis.

Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih pada

Ibu Nurfantri, S.Kep,Ns,M.Sc selaku pembimbing I dan Ibu Sitti Muhsinah,

S.Kep,Ns,M.Kep,Sp.KMB selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan

waktu untuk membimbing penulis.

Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya khususnya kepada :

1. Askrening, SKM. M.Kes Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari

2. Akhmad, SST., M.Kes Selaku Pudir I Poltekkes Kemenkes Kendari

3. Fonnie E. Hasan,DCN.,M.Kes Selaku Pudir II Poltekkes Kemenkes

Kendari

4. Direktur RSU Dewi Sartika Kendari

5. Staf dan Tenaga medis RSU Dewi Sartika Kendari

6. Bapak Indriono Hadi, S.Kep,Ns,M.Kes Selaku ketua Program Studi DIII

Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari sekaligus Penguji I yang telah

banyak memberikan masukan dan saran didalam Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 5: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

v

7. Bapak Sahmad,S.Kep,Ns,M.Kep selaku penguji II yang telah memberikan

arahan dalam perbaikan didalam Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Bapak Muhaimin Saranani, S.Kep,Ns,M.Sc selaku penguji III yang telah

memberikan kritik dan masukan didalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Seluruh staf dan dosen DIII Keperawatan yang telah mendukung penulis

selama proses perkuliahan, pelaksanaan penelitian, serta penulisan Karya

Tulis Ilmiah ini.

10. Kepada rekan seperjuangan Mahasiswa angkatan 2015 khususnya Perawat

mudaserta sahabat senasib dan seperjuangan khususnya Indar Asmarani,

Nurul Aziizah, Putri Aningsi, serta Abdurrahman At’tin atas perhatian,

bantuan, dukungan, semangat dan inspirasi bagi penulis selama masa

perkuliahan hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

11. Kepada teman-teman Burasa Reza Amelia D, Chika Aulia K, Hesti Aprilia

M, Devika Dini S yang telah memberi semangat, bantuan dan hiburan bagi

penulis selama masa perkuliahan hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini.

Secara khusus, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak

terhingga kepada Ayahanda Siswanto,S.Pd dan Ibunda Suyatin,S.E atas perhatian,

kasih sayang, doa, dorongan, semangat, kesempatan dan segala pengorbanannya

selama menyelesaikan studi di Poltekkes Kemenkes Kendari, semoga semua yang

telah dilakukan mendapat berkah di sisi Allah SWT. Kakak saya Musdalifah,

Amd.farm, Suryanto dan Suwardianto,Amd.kep yang telah membantu, menghibur

dan selalu menemani penulis.

Page 6: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

vi

Dengan segala kerendahan hati dan senantiasa mengharapkan ridha-Nya

karena kepada-Nya jugalah kembalinya segala sesuatu, penulis terbuka bagi saran

dan kritikan yang konstruktif demi perbaikan kearah yang lebih baik.

Kendari, 23 juli 2018

Penulis

Page 7: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

vii

ABSTRAK

Penatalaksanaan Manajemen Nyeri Untuk Mengurangi Nyeri Pada Pasien

Post Natal Care (PNC) Dengan Sectio Caesarea Dalam Pemenuhan

Kebutuhan Rasa Nyaman di Ruang Mutiara RSU Dewi Sartika Kendari

Mudzakiroh (2018)

DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari dibimbing oleh

Nurfantri,S.Kep,Ns,M.Scdan Sitti Muhsinah, M.Kep,Sp.KMB

Persalinan dengan sectio caesareadapat menimbulkan dampak setelah

operasi salah satunya yaitu nyeri. Pelaksanaan tindakan keperawatan yang

dilakukan berdasarkan NOC (Nursing Out Comes) yaitu pain control dan NIC

(Nursing Interventions Classification) manajemen nyeri yaitu mengajarkan

teknik relaksasi napas dalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi

tingkat nyeri dan mengidentifikasi perubahan tingkat nyeri dengan penggunaan

teknik relaksasi napas dalam pada pasien Post Natal Care (PNC) dengan sectio

caesarea.Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif,subyek penelitian 1

pasien di ruang Mutiara RSU Dewi Sartika Kendari.Hasil

penelitiandiperolehtingkat nyeri pasien pada hari pertama penelitian yaitu skala

8, setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam menurun menjadi skala 7.Pada

hari kedua skala nyeri pasien yaitu 6 dan menurun setelah dilakukan teknik

relaksasi napas dalam menjadi skala 5.Pada hari ketiga skala nyeri pasien yaitu 4

dan setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam menurun menjadi skala 2.

Kata Kunci : Sectio Caesarea, Nyeri, Teknik Relaksasi Napas Dalam

Page 8: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i

HALAMAN SAMPUL .....................................................................................ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ..........................................................v

HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................vi

HALAMAN ABSTRAK ...................................................................................ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... xvii

MOTTO PENULIS ...................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1

A. Latar Belakang ...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................4

C. Tujuan Studi Kasus ....................................................................................4

D. Manfaat Studi Kasus ..................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................7

A. Konsep Dasar Persalinan ............................................................................7

B. Konsep Dasar Sectio Caesarea ...................................................................7

C. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sectio Caesarea ....................................11

1. Pengkajian ....................................................................................11

Page 9: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

ix

2. Diagnosa ......................................................................................18

3. Perencanaan .................................................................................18

4. Pelaksanaan ..................................................................................26

5. Evaluasi ........................................................................................27

D. Kebutuhan Rasa Nyaman Pada Pasien Sectio Caesarea...............................28

1. Pengertian ....................................................................................28

2. Fisiologi Nyeri .............................................................................28

3. Klasifikasi Nyeri ..........................................................................30

4. Penilaian respon intensitas nyeri ....................................................30

5. Proses terjadinya nyeri ..................................................................32

6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nyeri .....................................33

E. Asuhan Keperawatan Nyeri Akut ...............................................................34

1. Pengkajian ....................................................................................34

2. Riwayat Nyeri ..............................................................................34

3. Perencanaan .................................................................................36

4. Pelaksanaan ..................................................................................36

5. Evaluasi ........................................................................................38

F. Teknik Relaksasi Nafas Dalam ...................................................................38

BAB III METODE STUDI KASUS ..................................................................42

A. Rancangan studi kasus ..................................................................42

B. Subyek Studi Kasus ......................................................................42

C. Fokus Studi Kasus ........................................................................43

D. Definisi Operasional .....................................................................43

E. Tempat dan Waktu .......................................................................44

Page 10: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

x

F. Pengumpulan Data .......................................................................44

G. Penyajian Data .............................................................................45

H. Etika Studi Kasus .........................................................................45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan tentang lokasi studi kasus ...............................................49

B. Hasil studi kasus ...........................................................................49

C. Pembahasan studi kasus ................................................................54

D. Keterbatasan studi kasus ...............................................................61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..................................................................................62

B. Saran ............................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Pelaksanaan/intervensi Keperawatan ...........................................19

Page 12: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skala Numerik ................................................................................30

Gambar 2.2 Skala Deskritif ...............................................................................31

Gambar 2.3 Skala Analog Visual ......................................................................31

Gambar 4.1 Diagram Pre Dan Post Relaksasi Napas Dalam Hari Pertama ..........52

Gambar 4.2 Diagram Pre Dan Post Relaksasi Napas Dalam Hari Kedua ...........52

Gambar 4.3 Diagram Pre Dan Post Relaksasi Napas Dalam Hari Ketiga ...........53

Page 13: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan

Lampiran 2 Informasi & Pernyataan Persetujuan (Informed Consent)

Lampiran 3 Instrumen Studi Kasus

Lampiran 4 Standar Operasional Prosedur

Lampiran 5 Lembar Observasi

Lampiran 6 Surat Ijin Pengambilan Data Awal

Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian Dari Jurusan

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian Dari Poltekkes Kemenkes Kendari

Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Dari Balitbang

Lampiran 10 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 11 Surat Keterangan Bebas Administrasi

Lampiran 12 Surat Keterangan Bebas Pustaka

Lampiran 13 Bukti Proses Bimbingan

Lampiran 14 Dokumentasi Penelitian

Page 14: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

xiv

RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

1. Nama Lengkap : Mudzakiroh

2. Tempat/ Tanggal lahir : Sanuanggamo, 22 April 1999

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku/ Kebangsaan : Jawa Tolaki/ Indonesia

6. Alamat : Btn Villa Ibis Pratama

7. No Telp/ Hp : 082227775113

II. PENDIDIKAN

1. Sekolah Dasar Negeri : SDN 1 Sanuanggamo kabupaten Konawe

2. Sekolah Menengah Atas : SMPN 2 Tongauna Kabupaten Konawe

3. Sekolah Menengah Atas : SMAN 4 Konawe Selatan

4. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan periode 2015-2018

Page 15: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

xv

MOTTO PENULIS

Kesuksesan tidak akan bertahan Jika dicapai dengan jalan pintas

Setiap masa ada Orangnya, Setiap Orang ada masanya !

Hidup adalah seni, menggambar tanpa menghapus

saya adalah saya, saya tidak pernah bisa menjadi seperti mereka

dan mereka tidak akan pernah bisa menjadi saya

Jangan menghakimi, Jika anda bukan hakim !

Jangan bergantung pada orang lain, Karena orang lain belum tentu bergantung kepada anda

Just keep being you !

Page 16: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses persalinan merupakan suatu proses kompleks untuk

menyelamatkan ibu dan bayinya dengan menggunakan berbagai macam

metode seperti persalinan pervaginaan, persalinan dengan menggunakan alat

dan persalinan operatif yaitu melalui Sectio Caesarea (SC). Metode tersebut

dilakukan dengan indikasi-indikasi khusus dengan satu tujuan yaitu

menyelamatkan ibu maupun janinnya (Larasati, 2012).

Persalinan dengan operasi sectio caesarea ditujukan untuk indikasi

medis tertentu, yang terbagi atas indikasi untuk ibu dan indikasi untuk bayi.

Persalinan sectio caesaria atau bedah caesar harus dipahami sebagai alternatif

persalinan ketika dilakukan persalinan secara normal tidak bisa lagi (Patricia,

2005; Irwan, 2009; Lang, 2011). Meskipun 90% persalinan termasuk kategori

normal atau tanpa komplikasi persalinan, namun apabila terjadi komplikasi

maka penanganan selalu berpegang teguh pada prioritas keselamatan ibu dan

bayi. Operasi sectio caesarea ini merupakan pilihan persalinan yang terakhir

setelah dipertimbangkan cara-cara persalinan pervaginan tidak layak

untuk dikerjakan (Akhmad, 2008; Asamoah et.al., 2011). Sectio Ceasarea

adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi

pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan

utuh serta berat janin di atas 500 gram (Wiknjosastro, 2010).

Page 17: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

2

Persalinan dengan Sectio Caesarea dapat menyebabkan komplikasi

lebih tinggi dibandingkan persalinan normal, diantaranya seperti sesak napas,

nyeri, tidak nafsu makan dan lain-lain. Komplikasi ini dapat menimbulkan

beberapa masalah keperawatan diantaranya ketidakefektifan jalan napas, nyeri

akut, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan, ketidakefektifan

pemberian ASI, gangguan eliminasi urine, gangguan pola tidur, resiko infeksi,

deficit perawatan diri, konstipasi, resiko syok (hipovolemik), resiko

perdarahan, dan defisiensi pengetahuan (Nurarif dan Kusuma, 2015). Hal

tersebut dapat dapat diatasi secara langsung oleh tim medis agar pasien cepat

sembuh dan rawat inap lebih cepat.

Tindakan operasi sectio caesarea menyebabkan nyeri dan

mengakibatkan terjadinya perubahan kontinuitas jaringan karena adanya

pembedahan. Pada proses operasi digunakan anestesi agar pasien tidak nyeri

pada saat dibedah. Namun setelah operasi selesai dan pasien mulai sadar, akan

merasakan nyeri di daerah sayatan yang membuat sangat terganggu (Whalley,

dkk 2008). Nyeri adalah bentuk ketidaknyamanan baik sensori maupun

emosional yang berhubungan dengan risiko atau aktualnya kerusakan jaringan

tubuh, bisa juga karena suatu mekanisme proteksi bagi tubuh, timbul ketika

jaringan sedang rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk

menghilangkan rasa nyeri (Andarmoyo, 2013).Tindakan untuk mengatasi

nyeri bisa dilakukan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi non

farmakologi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain teknik distraksi,

relaksasi, dan stimulasi kulit (Hidayat, 2013).

Page 18: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

3

Relaksasi napas dalam adalah sebuah keadaan dimana seseorang

terbebas dari tekanan dan kecemasan atau kembalinya keseimbangan

(equilibrium) setelah terjadinya gangguan.Tujuan dari teknik relaksasi napas

dalam adalah mencapai keadaan relaksasi menyeluruh, mencakup keadaan

relaksasi secara fisiologis, secara kognitif dan secara behavioral (Patasik dkk,

2013).Efek relaksasi napas dalam membuat seseorang merasa rileks dan

tenang.Seseorang menjadi rileks dan tenang saat mengambil oksigen di udara

melalui hidung, oksigen masuk kedalam tubuh sehingga aliran darah menjadi

lancar. Inilah yang menyebabkan intensitas nyeri yang dirasakan pasien post

operasi sectio caesarea berkurang setelah dilakukan teknik relaksasi napas

(Patasik dkk, 2013).

Angka persalinan dengan metode Sectio Caesarea cukup besar yaitu

sekitar 10% sampai 15% dari semua proses persalinan (WHO, 2010).

Berdasarkan Riskesdas tahun 2010, presentase persalinan dengan Sectio

Caesarea di Indonesia masih besar yaitu 15,3% dan 5,5% di Sulawesi

Tenggara. Hasil Riskesdas tahun 2013 di Indonesia menunjukkan kelahiran

dengan Sectio Caesarea sebesar 9,8% dan 3,3% di Sulawesi Tenggara

(Riskesdas, 2013). Berdasarkan pengambilan data awal yang telah dilakukan

di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari, tahun 2015 jumlah persalinan

dengan Sectio Caesarea sebanyak 318 orang (35%), pada tahun 2016

sebanyak 496 orang (50%) dan pada tahun 2017 sebanyak 679 (39%).

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nikita (2012),

tentang pengaruh teknik relaksasi terhadap perubahan intensitas nyeri pada

pasien post operasi apendektomi, dengan hasil yaitu ada pengaruh yang

Page 19: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

4

signifikan pada intensitas nyeri pasien post operasi apendektomi sesudah

dilakukan teknik relaksasi napas dalam, dari 4 orang yang mengalami nyeri

hebat (40,0%) sesudah dilakukan teknik relaksasi napas dalam menjadi 2

orang (20,0%), nyeri sedang 5 orang (50,0%) menjadi 2 orang (20,0%), dan

tidak nyeri yang semula 1 orang (10,0%) menjadi 6 orang (60,0%).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Penatalaksanaan Manajemen Nyeri Untuk Mengurangi

NyeriPada Pasien Post Natal Care(PNC) Dengan Sectio Caesarea Dalam

Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman Diruang Mutiara Rumah Sakit Umum

Dewi Sartika Kendari”

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Penatalaksanaan Manajemen Nyeri Untuk Mengurangi

NyeriPada Pasien Post Natal Care(PNC) dengan Sectio Caesarea Dalam

Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman ?

C. Tujuan studi kasus

1. Tujuan Umum

Melaksanakanmanajemen nyeri untuk mengurangi nyeripada pasien

Post Natal Care (PNC) dengan Sectio Caesarea dalam pemenuhan

kebutuhan rasa nyaman.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat nyeri pada pasien Post Natal Care (PNC)

dengan Sectio Caesarea.

Page 20: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

5

b. Mengidentifikasi perubahan tingkat nyeri dengan penggunaan Teknik

Relaksasi Napas Dalam pada pasien Post Natal Care (PNC) dengan

Sectio Caesarea.

D. Manfaat studi kasus

Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi:

1) Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang cara

alternatif untuk menurunkan tingkat nyeri pada pasien Post Natal Care

(PNC) Sectio Caesarea dengan menggunakan teknik relaksasi napas

dalam.

2) Penulis

Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan sesuai dengan

profesi yang penulis tekuni sebagai seorang perawat yang profesional,

sehingga dapat diaplikasikan dan dapat dijadikan sumber ilmu wawasan

terkait proses keperawatan.

3) Bagi Profesi Keperawatan

Dapat memberikan kontribusi laporan kasus bagi pengembangan

praktik keperawatan maternitas dan pemecahan masalah khususnya

pada kasus pasien dengan Post Natal Care (PNC) Sectio Caesarea

dengan aplikasi tindakan non farmakologi relaksasi napas dalam untuk

mengontrol nyeri.

4) Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi tentang pemberian teknik relaksasi napas

dalam terhadap penurunan nyeri pada asuhan keperawatan pasien

Page 21: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

6

dengan Sectio Caesarea sehingga dapat digunakan bagi praktek

mahasiswa keperawatan.

5) Bagi instansi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam

pelaksanaan asuhan keperawatan secara komperhensif khususnya

aplikasi terapi non farmakologi dalam pemberian teknik relaksasi

napas dalam pada pasien yang mengalami nyeri.

Page 22: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Persalinan

Persalinan adalah situasi dimana janin, plasenta dan selaput

ketuban keluar uterus ibu (Depkes, 2008). Persalinan adalah proses

terbukanya dan menipisnya serviks, dan janin turun kejalan lahir.

B. Konsep Dasar Sectio Caesarea

1. Pengertian Sectio Caesarea

Sectio Caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin

dengan membuka dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu

histerotomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Padila, 2015).

2. Etiologi Sectio Caesarea

Indikasi klasik yang dapat dikemukakan sebagai dasar sectio

caesarea menurut Padila (2015) adalah sebagai berikut :

a. Rupture uteri imminen.

b. Fetal distress.

c. Janin besar melebihi 4000 gr.

d. Perdarahan antepartum.

3. Jenis-jenis Operasi Sectio Caesarea

a. Abdomen (Sectio Caesarea Abdominalis)

1) Sectio Caesarea Transperitonealis

Page 23: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

8

a) SC klasik atau corporal (dengan insisi memanjang pada

corpus uteri) dilakukan dengan membuat sayatan memanjang

pada corpus uteri kira-kira 10 cm.

Kelebihan :

(1) Mengeluarkan janin dengan cepat.

(2) Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik.

(3) Sayatan bias diperpanjang proksimal atau distal.

Kekurangan :

(1) Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena

tidak ada reperitonealis yang baik.

(2) Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi rupture

uteri spontan.

b) SC ismika atau profundal (low servical dengan insisi pada

segmen bawah rahim) dilakukan dengan melakukan sayatan

melintang konkat pada segmen bawah rahim (low servical

transversal) kira-kira 10 cm.

Kelebihan :

(1) Penjahitan luka lebih mudah.

(2) Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik.

(3) Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk

menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum.

(4) Perdarahan tidak begitu banyak.

(5) Kemungkinan rupture uteri spontan berkurang atau lebih

kecil.

Page 24: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

9

Kekurangan :

(1) Luka dapat melebar kekiri, kanan, dan bawah sehingga

dapat menyebabkan uteri uterine pecah sehingga

mengakibatkan perdarahan banyak.

(2) Keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi.

2) SC ekstra peritonealis yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis

dengan demikian tidak membuka cavum abdominal.

b. Vagina (Sectio Caesarea Vaginalis)

Menurut Padila (2015), sayatan pada rahim sectio caesarea

dapat dilakkan sebagai berikut :

1) Sayatan memanjang (Longitudinal)

2) Sayatan melintang (Transversal)

3) Sayatan huruf T (T insicion)

4. Indikasi Sectio Caesarea

Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginaan

mungkin akan menyebabkan resiko pada ibu maupun pada janin (Padila,

2015). Indikasi pasien sectio caesarea adalah sebagai berikut :

a. Fetal distress.

b. His lemah/melemah.

c. Janin dalam posisi sungsang atau melintang.

d. Bayi besar (BBL ≥ 4,2 kg).

e. Plasenta previa.

f. Kelainan letak.

Page 25: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

10

g. Disproporsi cevalo-pelvik (ketidakseimbangan antar ukuran kepala

dan panggul)

h. Rupture uteri mengancam.

i. Hydrocephalus.

j. Primi muda atau tua.

k. Partus dengan komplikasi.

l. Panggul sempit.

m. Problema plasenta.

n. Kehamilan postterm atau serotinus

5. Komplikasi Sectio caesarea

Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini antara lain

(Padila, 2015) :

a. Infeksi Puerperal (Nifas)

1) Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari.

2) Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan

perut sedikit kembung.

3) Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik.

b. Perdarahan

1) Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka.

2) Perdarahan pada plasenta bed.

c. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila

peritonealisasi terlalu tinggi.

d. Kemungkinan rupture tinggi spontan pada kehamilan berikutnya.

Page 26: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

11

C. Asuhan Keperawatan pada pasien Sectio Caesarea

1. Pengkajian

Pengkajian adalah pengumpulan data yang cermat tentang pasien,

keluarga atau kelompok yang didapatkan melalui wawancara, observasi

dan pemeriksaan.Terdapat dua jenis pengkajian yaitu wawancara skrining

penerimaan dan pengkajian fokus (Dermawan, 2012).

Menurut Aspiani (2017) pengkajian pasien sectio caesarea antara

lain :

a. Identitas

Pada penderita dengan indikasi sectio caesarea dapat terjadi

pada setiap umur kehamilan yang dapat dilihat pada kehamilan muda.

b. Keluhan Utama

Pada pasien dengan post operasi keluhan utamanya yaitu pasien

mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, badannya lemah, tidak berani

bergerak, dan rasa haus yang berlebihan.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Pada riwayat penyakit sekarang yang harus dikaji yaitu jam

selesai operasi, kesadaran pasien, keadaan umum, letak dan ukuran

dari luka operasi.

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Apakah pasien pernah mengalami riwayat tindakan operasi

sebelumnya.

Page 27: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

12

e. Riwayat Penyakit Keluarga

Peranan keluarga atau keturunan merupakan faktor penyebab

penting yang perlu dikaji yaitu penyakit berat yang pernah diderita

salah satu anggota yang ada hubungannya dengan operasi misalnya :

TBC, DM, dan Hypertensi.

f. Riwayat Obstetri

Untuk mengetahui riwayat obstetri yang perlu diketahui adalah :

1) Keadaan haid

Perlu ditanyakan kapan datangnya menarche siklus haid,

hari pertama haid terakhir untuk dapat diketahui yang keluar darah

muda atau darah tua, encer atau menggumpal, lamanya nyeri atau

tidak, pada sebelum atau sesudah haid, berbau atau tidak, dimana

untuk mengetahui gambaran tentang keadaan alat kandungan.

2) Perkawinan

Berapa kali melakukan pernikahan dan berapa lama pernikahan

dengan suami sekarang.

3) Kehamilan

Riwayat kehamilan pada pasien dengan partus bisa terdapat

pada primi/multigravida.

4) Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

Ditanyakan kelangsungan dari kehamilan dan persalinan

serta nifas yang lalu, bagaimana keadaan bayi yang dilahirkan,

apakah cukup bulan atau tidak, kelahirannya normal atau tidak,

siapa yang menolong persalinan dan dimana melahirkannya,

Page 28: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

13

sehingga mendapat gambaran yang jelas tentang riwayat

kehamilan, persalinan yang lalu.

g. Pola Kebiasaan Sehari-hari menurut Virginia Henderson

1) Respirasi

Pada kasus post sectio caesarea penyulit yang sering ditemukan

adalah obstruksi jalan napas, respirasi yang tidak adekuat dan respirasi

arrest.

2) Nutrisi

Pasien setelah selesai operasi pemenuhan nutrisinya selama

puasa melalui infuse dan setelah 6 jam baru diberikan minum secara

bertahap dan setelah 8 jam baru diberikan makanan lunak, tapi bila

pasien dengan lumbal fungsi langsung diberi makan, minum seperti

biasanya, bahkan dianjurkan banyak minum.

3) Eliminasi

Meliputi berapa kali BAB, konsistensi, warna, bau, dan pasien

dengan post sectio caesarea, untuk BAK melalui dower cateter yang

sebelumnya telah terpasang.

4) Istirahat/tidur

Pasien post operasi sectio caesareamengalami gangguan

istirahat tidur karena adanya rasa nyeri pada daerah operasi dan ada

rasa yang tidak enak pada uretra akibat terpasangnya dower cateter.

Page 29: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

14

5) Mempertahankan temperatur tubuh dan sirkulasi

Pada pasien dengan post operasisectio caesarea mengalami

gangguan dalam hal temperatur tubuh, suhu tubuh >37,5oC hal ini

berkaitan dengan proses operasi itu sendiri.

6) Kebutuhan personal hygiene

Pasien dengan post operasisectio caesarea pada hari pertama

dan hari kedua sebelum kateter dibuka pasien membutuhkan orang

lain untuk membersihkan diri dalam hal ini pasien harus dimandikan.

7) Aktivitas

Pola aktivitas dapat terganggu dengan adanya rasa nyeri pada

daerah operasi sehingga pasien membatasi gerakan.

8) Gerak dan Keseimbangan Tubuh

Aktivitas berkurang, tidak bisa berjalan karena nyeri dan

ketidaknyamanan.

9) Kebutuhan Berpakaian

Pasien dengan post operasisectio caesarea mengalami

gangguan dalam memenuhi kebutuhan berpakaian karena nyeri dan

ketidaknyamanan.

10) Kebutuhan Keamanan

Kebutuhan keamanan ini perlu dipertanyakan apakah pasien

tetap merasa aman dan terlindungi oleh keluarga.Pasien mampu

menghindari bahaya dari lingkungan.

Page 30: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

15

11) Sosialisasi

Pada data sosial ini dapat dilihat apakah pasien merasa

terisolasi atau terpisah karena terganggunya komunikasi, adanya

perubahan pada kebiasaan atau perubahan dalam kapasitas fisik untuk

menentukan keputusan untuk beradaptasi dengan lingkungan

sekitarnya.pasien mungkin tampak sangat cemas dan ketakutan.

12) Kebutuhan spiritual

Pasien yang menganut agama islam selama keluar darah nifas/

masa nifas tidak diperbolehkan melaksanakan ibadah. Sedangkan

darah nifas adalah darah yang keluar dari rahim ibu sesudah ia

melahirkan anak, ini berlangsung selama 40 hari dan selama- lamanya

60 hari sesudah melahirkan.

13) Kebutuhan bermain dan rekreasi

Pasien dengan post operasisectio caesarea biasanya tidak dapat

memenuhi kebutuhan bermain dan rekreasi karena dalam kondisi yang

lemah.

14) Kebutuhan belajar

Bagaimana pasien berusaha belajar, menemukan atau

memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah pada perkembangan yang

normal, kesehatan dan penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia.

h. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan Umum

keadaan umum biasanya lemah.

Page 31: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

16

2) Kesadaran

Apatis.

3) Tanda- Tanda Vital

Tekanan darah: Normal atau menurun < 120 / 90 mmHg.

Nadi : Nadi meningkatkan > 80x / menit.

Suhu : suhu meningkat > 37,5oC.

Respirasi: Respirasi meningkat.

4) Pemeriksaan Head to toe

a) Kepala

Meliputi bentuk wajah apakah simetris atau tidak, keadaan

rambut dan keadaan kulit kepala.

b) Wajah

Apakah ada cloasma gravidarium, kongjungtiva pucat atau

merah, adanya oedema.

c) Mata – Telinga – Hidung

Pada daerah wajah dikaji bentuk wajah, keadaan mata,

hidung telinga, mulut dan gigi.

d) Leher

Perlu dikaji apakah terdapat benjolan pada leher,

pembesaran vena jugularis dan adanya pembesaran kelenjar tiroid.

e) Dada dan punggung

Perlu di kaji kesimetrisan dada, ada tidaknya retraksi

intercostae, pernapasan tertinggal, suara whezing, ronchi,

Page 32: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

17

bagaimana irama dan frekuensi pernapasan. Pada jantung dikaji

bunyi jantung ( interval) adakah bunyi gal- lop, mur- mur.

f) Payudara

Apakah puting menonjol atau tidak, areola menghitam, kolustrum.

g) Abdomen

Ada tidaknya distensi abdomen, bagaimana dengan luka

operasi adakah perdarahan.Berapa tinggi fundus uterinya,

bagaimana dengan bising usus, adakah nyeri tekan.

h) Ektermitas atas dan bawah

(1) Ektremitas atas

Kesimetrisannya, ujung- ujung jari sianosis atau tidak,

ada tidaknya oedemapasien dengan post operasi biasanya

terpasang infus.

(2) Ektremitas bawah

Kesimetrisannya, ada tidaknya oedema, bagaimana

dengan pergerakannya biasanya pasien dengan post operasi

sering takut menggerakkan kakinya, reflek patella, adakah

tanda- tanda trombosis vena.

i) genetalia

Adakah pengeluaran lochea, bagaimana warnanya,

banyaknya, bau serta adakah, oedema vulva, bagaimana posisi

kateter terpasang dengan baik atau tidak, apakah lancar dan

bagaimana kebersihan pasien pada post operasi yang biasanya

Page 33: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

18

akan tampak kotor karena banyak usia darah yang belum

dibersihkan.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon

individu, keluarga dan komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses

kehidupan yang actual atau potensial yang merupakan dasar untuk

memilih intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan

tanggung jawab perawat (Dermawan, 2012)

Menurut Aspiani (2017) Diagnosa keperawatan pada pasien

persalinan post sectio caesarea antara lain :

a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi

secret akibat penurunan reflexs batuk.

b. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan.

c. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive yang ditandai

dengan pasien mengeluh sakit bila bergerak, keadaan umum lemah.

d. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka bekas

operasi ditandai dengan pasien mengeluh sakit bila bergerak, keadaan

umum lemah kebutuhan aktivitas pasien tampak dibantu.

e. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.

3. Perencanaan/intervensi keperawatan

Perencanaan/intervensi adalah penyusunan rencana tindakan

keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengurangi masalah sesuai

diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya

kebutuhan pasien (Maryam, 2008)

Page 34: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

19

Menurut Aspiani (2017) perencanaan/intervensi pada pasien

persalinan post sectio caesarea antara lain

Tabel 1.1 : Perencanaan/intervensi keperawatan

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil

(NOC)

Intervensi (NIC)

1 Bersihan jalan

napas tidak

efektif

berhubungan

dengan

akumulasi secret

akibat penurunan

refleks batuk

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan selama …x 24 jam pasien

menunjukan bersihan

jalan napas efektif

dengan status pernapasan

adekuat dengan kriteria

hasil :

- Pasien mudah

untuk bernapas

- Tidak ada

sianosis, tidak

ada dispneu.

- Saturasi O2 dalam

batas normal

- Jalan napas paten

- Mengeluarkan

sekresi secara

efektif

- Pasien

mempunyai irama

dan frekunsi

pernapasan dalam

rentang normal

- Pasien

mempunyai

fungsi paru dalam

batas normal.

Manajemen jalan napas

(airway manajement):

- Posisikan pasien

untuk

memaksimalkan

ventilasi

- Auskultasi bunyi

napas, area

penurunan

ventilasi atau

tidak adanya

ventilasi dan

adanya bunyi

napas tambahan

- Keluarkan secret

dengan batuk

fektif atau

suction sesuai

kebutuhan

- Anjurkan pasien

untuk bernapas

pelan, napas

dalam dan batuk.

- Atur posisi

pasien untuk

mengurangi

dyspneu

- Monitor status

respirasi dan

oksigenasi sesuai

kebutuhan

- Atur intake

cairan untuk

mengoptimalkan

keseimbangan

cairan.

Penghisapan lendir jalan

napas (airway

suctioning) :

- Tentukan

kebutuhan untuk

Page 35: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

20

penghisapan

lendir jalan napas

oral atau

tracheal.

- Auskultasi bunyi

napas sebelum

dan setelah

penghisapan

lendir jalan

napas.

- Aspirasi

nasofaring

dengan

penghisapan

lender jalan

napas sesuai

kebutuhan.

- Gunakan

tambahan

oksigen sesuai

kebutuhan.

Terapi oksigen (oxygen

therapy) :

- Bersihkan mulut,

hidung dan

trachea dari

sekresi sesuai

kebutuhan

- Gunakan

tambahan

oksigen sesuai

kebutuhan.

Terapi oksigen (oxygen

therapy) :

- Bersihkan mulut,

hidung dan dari

sekresi

kebutuhan.

- Pertahankan

keptenan jalan

napas.

- Siapkan

perlengkapan

oksigen dan atur

system

humidifikasi.

- Berikan

tambahan

Page 36: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

21

oksigen sesuai

kebutuhan

- Monitor

kefektifan terapi

oksigen.

- Monitor

kemampuan

pasien dalam

mentolerasi

perpindahan

oksigen ketika

makan.

2. Nyeri akut

berhubungan

dengan trauma

jaringan

Saraf pada

daerah luka

bekas operasi

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama …x 24 jam diharapkan pasien dapat :

1. Mengontrol nyeri

(pain control),

dengan kriteria :

- Pasien dapat

mengetahui

penyebab nyeri,

onset nyeri

- Pasien mampu

menggunakan

teknik

nonfarmakologi

untuk

mengurangi

nyeri, dan

tindakan

pencegahan

nyeri)

- Pasien

melaporkan nyeri

berkurang dengan

menggunakan

manajemen nyeri.

2. Menunjukan

tingkat nyeri

(pain level):

- Pasien

melaporkan nyeri

dan pengaruhnya

pada tubuh

- Pasien mampu

mngenal skala,

intensitas,

Manajemen nyeri (paint

management):

- Kaji secara

komprehensif

tentang nyeri,

meliputi : lokasi,

karakteristik dan

onset, durasi,

frekuensi,

kualitas,

intensitas/

beratnya nyeri

dan faktor-faktor

prespitasi.

- Observasi isyarat

non verbal dari

ketidaknyamanan

, khususnya

ketidakmampuan

komunikasi

secara efektif

- Gunakan

komunikasi

terapeutik agar

pasien dapat

mengekspresikan

nyeri.

- Ajarkan

penggunaan

teknik non

farmakologi

(misalnya : napas

dalam, teknik

distraksi atau

massage).

- Evaluasi tentang

Page 37: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

22

frekuensi dan

lamanya episode

nyeri

- Pasien megatakan

rasa nyaman

setelah nyeri

berkurang

- Tanda-tanda vital

dalam batas

normal

- Ekspresi wajah

tenang

keefektifan dari

tindakan

mengontrol nyeri

yang telah

digunakan.

- Tingkatkan

istirahat yang

cukup

- Modifikasi

tindakan

mengontrol nyeri

berdasarkan

respon pasien.

- Monitor

kenyamanan

pasien terhadap

manajemen

nyeri.

- Libatkan

keluarga untuk

mengurangi

nyeri.

- Informasikan

kepada tim

kesehatan

lainnya/ anggota

keluarga saat

tindakan

nonfarmakologi

dilakukan untuk

pendekatan

preventif

Pemberian

analgetik(analgetic

adminnistration):

- Tentukan lokasi

nyeri,

karateristik,

kualitas, dan

keparahan

sebelum

pengobatan.

- Berikan obat

prinsip 5 benar

- Cek riwayat

alergi obat

- Libatkan pasien

dalam pemulihan

Page 38: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

23

analgetik yang

akan digunakan.

- Monitor vital

sign sebelum dan

sesudah

pemberian

analgetik pertama

kali.

- Evaluasi

efektifitas

analgetik, tanda

dan gejala (efek

samping)

3. Resiko

infeksi

berhubungan

dengan

prosedur

invasive

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama …x 24 jam diharapkan pasien dapat

meningkatkan

pertahanan tubuh

(immnune status) dengan

kriteria :

- Pasien tidak

menunjukkan

tanda-tanda

infeksi.

- Suhu tubuh

normal (36,5-

37c)

- Nadi normal (70-

80x/ menit).

- Frekuensi napas

normal

(20x/menit).

- Tekanan darah

normal:

- 120/70 mmHg.

- Cairan ketuban

tidak berbau

busuk.

Mengendalikan infeksi

(infection control) dan

perlindungan terhadap

infekti (infection

protection):

- Pantau tanda dan

gejala infeksi

(misalnya : suhu

tubuh, keadaan

luka post operasi,

kondisi vulva),

kelelahan dan

malaise)

- Kaji faktor yang

meningkatkan

serangan infeksi

(misalnya : usia

lanjut, status

imun menurun

dan malnutrisi)

- Pantau hygiene

personal untuk

perlindungan

terhadap infeksi

- Anjurkan pasien

atau keluarga

untuk menjaga

personal hygiene

dan melindungi

tubuh terhadap

infeksi.

- Ajarkan pasien

dan anggota

keluarga

tanda/gejala

Page 39: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

24

infeksi.

- Bersihkan

lingungan secara

tepat setelah

digunakan

pasien.

- Batasi jumlah

pengunjung

- Tingkatkan

asupan nutrisi

dan cairan

- Pertahankan

teknik aseptic.

- Pertahankan

teknik isolasi

sesuai kebutuhan

4 Gangguan

mobilitas fisik

berhubungan

dengan nyeri

luka bekas

operasi

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

…x 24 jam diharapkan mobilitas pasien

meningkat (mobility

level) dengan kriteria

hasil :

- Aktivitas fisik

meningkat

- Melaporkan

perasaan

peningkatan

kekuatan dan

kemampuan

dalam begerak.

Exercise therapy:

ambulation (terapi

latihan : ambulasi):

- Kaji kemampuan

pasien dalam

melakukan

mobilitas

- Obsevasi

penyebab

gangguan

mobilitas yang

dialami pasien.

- Monitor dan catat

kemampuan

pasien dalam

mentoleransi

aktivitas dan

penggunaan

keempat

ektremitasnya.

- Jika

memungkinkan

observasi

tindakan yang

dilakukan untuk

nyerinya dan

gangguan

musculoskeletal

- Ajarkan latihan

ROM secara

pasif/ aktif sesuai

Page 40: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

25

kondisi pasien.

Positionning:

- Pastikan

keterbatasan

gerak sendi yang

dialami

- Pastikan baju

pasien longgar

- Lindungi pasien

dari trauma

selama latihan.

- Beri

reinforcement

positif

- Kolaborasi

dengan

fisioterapi

- Kolaborasi

dengan dalam

pemberian terapi

analgetik.

5 Deficit

perawatan diri :

mandi/kebersihan

berhubungan

kelemahan fisik

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama …x24 jam pasien

dapat menunjukan

perawatan diri:

Aktivitas kebutuhan

sehari-hari : mandi

kriteria :

- Pasien menerima

bantuan atau

perawatan total

dari pemberi

perawatan jika

diperlukan.

- Pasien

mengungkapkan

secara verbal

kepuasan tentang

kebersihan tubuh

dan hygiene

mulut

Bantu perwatan diri (self

care assistance):

- Kaji kemampuan

pasien untuk

menggunakan

alat bantu

- Pantau adanya

perubahan

kemampuan

fungus

- Pantau kebutuhan

pasien terhadap

perlengakapan

alat-alat untuk

kebersihan diri,

berpakainan dan

makan.

- Berikan bantuan

sampai pasien

mampu untuk

melakukan

perawatan diri.

Bantu perawatan

diri : mandi

(Self care assistance :

bathing)

- Kaji membran

Page 41: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

26

mukosa oral dan

kebersihan tubuh

setiap hari

- Kaji kondisi kulit

saat mandi

- Pantau

kebersihan kuku,

kebersihan kuku,

berdasarkan

kemampuan

perawatan diri

pasien

- Berikan bantuan

sampai pasien

mampu secara

penuh untuk

melakukan

perawatan diri

4. Pelaksanaan/implementasi Keperawatan

Pelaksanaan adalah pemberian asuhan keperawatan secara nyata

berupa serangkaian sistematis berdasarkan perencanaan untuk mencapai

hasil yang optimal. Pada tahap ini perawat menggunakan segala

kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan

terhadap pasien baik secara umum maupun secara khusus pada pasien post

operasi sectio caesarea pada pelaksanaan ini perawat melakukan

fungsinya secara independen, interdependen, dan dependen. Pada

fungsinya independen adalah mencakup dari semua kegiatan yang

diprakarsai oleh perawat itu sendiri sesuai dengan kemampuan dan

keterampilan yang dimilikinya. Pada fungsi interdependen adalah dimana

fungsi yang dilakukan dengan bekerja sama dengan profesi disiplin ilmu

lain dalam keperawatan maupun pelayanan kesehatan, sedangkan fungsi

Page 42: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

27

dependen adalah fungsi yang dilaksanakan oleh perawat berdasarkan atas

pesan orang lain (Jitowiyono & Kristianasari, 2010).

5. Evaluasi Keperawatan

Menurut Dermawan (2012) evaluasi adalah membandingkan suatu

hasil/perbuatan dengan standar untuk tujuan pengembalian keputusan yang

tepat sejauh mana tujuan tercapai. Tujuan evaluasi antara lain :

a. Untuk menentukan perkembangan kesehatan pasien.

b. Untuk menilai efektivitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan

keperawatan yang telah diberikan.

c. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.

d. Mendapatkan umpan balik.

e. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan

pelayanan kesehatan.

Untuk penentuan masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi

adalah dengan cara membandingkan antara SOAP dengan tujuan dan dan

kriteria hasil yang telah ditetapkan. Format evaluasi menggunakan :

S :Subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat dari

pasien setelah tindakan diperbaiki.

O :Objective adalah informasi yang didapat melalui hasil pengamatan,

penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah dilakukan

tindakan.

A : Analisa data membandingkan antara informasi subjective dan objective

dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa

masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi.

Page 43: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

28

P :Planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan

berdasarkan hasil analisa.

D. Kebutuhan Rasa Nyaman pada Sectio Caesarea

1. Pengertian Rasa Nyaman dan Nyeri

Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu

kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan

(kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang suatu yang

melebihi masalah dan nyeri) (Andarmoyo, 2013).

Nyeri adalah bentuk ketidaknyamanan baik sensori maupun

emosional yang berhubungan dengan resiko atau aktualnya kerusakan

jaringan tubuh, timbul ketika jaringan sedang rusak dan menyebabkan

individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri (Andarmoyo,

2013).

2. Fisiologi Nyeri pada Luka Sectio Caesarea

Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya

rangsangan.Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan

ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak

memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada

visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kantung empedu.Reseptor nyeri

dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi atau

rangsangan.Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti histamine,

bradikinin, prostaglandin dan macam-macam asam yang dilepas apabila

Page 44: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

29

terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi

yang lain dapat berupa termal, listrik, atau mekanis (Hidayat, 2013).

Stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan berupa

impul-impuls nyeri ke sumsum tulang belakang oleh dua jenis serabut

yang bermyelin rapat atau serabut A (delta) dan serabut lamban (serabut

C). impuls-impuls yang ditransmisikan oleh serabut delta A mempunyai

sifat inhibitor yang ditransmisikan ke serabut C. Serabut-serabut aferen

masuk ke spinal melalui akar dorsal (dorsal root) serta sinaps pada dorsal

horn. Dorsal horn terdiri atas beberapa lapisan atau laminae yang saling

bertautan.Diantara lapisan dua dan tiga terbentuk substantia gelatinosa

yang merupakan saluran utama impuls. Kemudian impuls nyeri

menyebrangi sumsum tulang belakang pada interneuron dan bersambung

ke jalur spinal asendens yang paling utama, yaitu jalur spinothalamic tract

(STT) atau jalur spinothalamus dan spinoreticular tract (SRT) yang

membawa informasi tentang sifat dan lokasi nyeri. Dari proses transmisi

terdapat dua jalur mekanisme terjadinya nyeri, yaitu jalur opiate dan jalur

nonopiate. Jalur opiate adalah ditandai oleh pertemuan reseptor pada otak

yang terdiri atas jalur spinal desendens dari thalamus yang melalui otak

tengah dan medula ketanduk dorsal dari sumsum tulang belakang yang

berkonduksi dengan nociceptor impuls supresif. Serotin merupakan

neurotransmiten dalam impuls supresif. Sistem supresif lebih

mengaktifkan stimulasi nociceptor yang ditransmisikan oleh serabut A.

Jalur nonopiate merupakan jalur desenden yang tidak memberikan respon

Page 45: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

30

terhadap naloxone yang kurang banyak diketahui mekanismenya (Barbara

C. Long, 1989 dalam Hidayat, 2013)

3. Klasifikasi nyeri

Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yakni nyeri akut

dan nyeri kronis.Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara

mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan di

tandai adanya peningkatan tegangan otot.Nyeri kronis merupakan nyeri

yang timbul secara perlahan – lahan, biasanya berlangsung dalam waktu

cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.Yang termasuk dalam kategori nyeri

kronis terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis.Tinjau dari

sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi kedalam beberapa kategori, di

antaranya nyeri tertusuk dan nyeri terbakar (Hidayat, 2013).

4. Penilaian respon intensitas nyeri

Penilaian skala nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan skala

sebagai berikut (Andarmoyo, 2013) :

a. Skala numerik

Skala penilaian numerik (Numerical Rating Scale) lebih

digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini,

pasien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling

efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah

intervensi terapeutik.

Gambar 2.1 : Skala Numerik

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri sangat nyeri

Page 46: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

31

b. Skala deskritif

Skala deskritif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan

nyeri yang lebih objektif. Skala Pendeskritif verbal (Verbal D escriptor

Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima

kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama disepanjang

garis. Pendeskripsi ini di ranking dari tidak terasa nyeri sampai nyeri

yang tak tertahankan. Perawat menunjukkan kepada pasien skala

tersebut dan meminta pasien untuk meminta pasien untuk memilih

intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan.

Gambar 2.2 : Skala deskritif

Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Sangat nyeri

c. Skala analog visual

Skala analog visual (visual Analog Scale, VAS) adalah suatu garis

lurus/horisontal sepanjang 10 cm, yang mewakili intensitas nyeri yang

terus-menerus dan pendeskripsian verbal pada setiap ujungnya. Pasien

diminta untuk menunjukkan titik pada garis yang menunjukkan letak

nyeri terjadi sepanjang garis tersebut. Ujung kiri biasanya menandakan

tidak ada atau tidak nyeri, sedangkan ujung kanan biasanya

menandakan berat atau nyeri paling buruk.

Gambar 2.3 : Skala analog visual

Tidak nyeri Nyeri tak tertahankan

Page 47: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

32

5. Proses terjadinya nyeri pada pasien sectio caesarea

Proses terjadinya nyeri ada beberapa tahapan, yaitu (Andarmoyo, 2013) :

a. Stimulus nyeri

1) Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat

terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada

reseptor.

2) Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya karena edema akibat

terjadinya penekanan pada reseptor nyeri.

3) Tumor, dapat juga menekan pada reseptor nyeri.

4) Iskemia pada jaringan, misalnya terjadi blokade pada arteria

koronaria yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya

asam laktat.

5) Spasme otot, dapat menstimulasi mekanik.

b. Transduksi

Transduksi merupakan proses ketika suatu stimuli nyeri

(noxiuous stimuli) diubah menjadi suatu aktivitas listrik yang akan

diterima ujung-ujung saraf.

c. Transmisi

Transmisi merupakan proses penerusan impuls nyeri dari

nociceptor saraf perifer melewati cornu dorsalis dan corda spinalis

menuju korteks serebri.

d. Modulasi

Modulasi adalah proses pengendalian internal oleh sistem saraf,

dapat meningkatkan atau mengurangi penerusan impuls nyeri.

Page 48: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

33

e. Persepsi

Persepsi adalah hasil rekonstruksi susunan saraf pusat tentang

impuls nyeri yang diterima.

6. Faktor – faktor yang memengaruhi nyeri

Menurut Hidayat (2013) pengalaman nyeri pada seseorang dapat

dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah:

a. Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir

sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti

membahayakan, merusak , dan lain- lain. Keadaan ini dipengaruhi oleh

berbagai faktor, seperti usia, jenis kelamin, latar belakang sosial

budaya, lingkungan, dan pengalaman.

b. Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektif tempatnya

pada korteks ( pada fungsi evaluasi kognitif ). Persepsi ini dipengaruhi

oleh faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor.

c. Toleransi nyeri ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang

dapat memengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alkohol,

obat- obatan, hipnotis, gesekan atau garukan, pengalihan perhatian,

kepercayaan yang kuat, dan sebagainya. Sedangkan faktor yang

menurunkan toleransi antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas,

nyeri yang tidak kunjung hilang, sakit, dan lain- lain.

d. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang terhadap

nyeri,seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. Semua

ini merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, seperti arti nyeri, tingkat persepsi nyeri, pengalaman

Page 49: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

34

masa lalu, nilai budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan mental,

rasa takut, cemas, usia, dan lain- lain.

E. Asuhan Keperawatan Nyeri Akut

1. Pengkajian

Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya penatalaksanaan

nyeri yang efektif. Karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif

dan dirasakan secara berbeda pada masing-masing individu,maka seperti

faktor fisiologis, psikologis, perilaku, emosional,dan sosiokultural.

Pengkajian nyeri terdiri atas dua komponen utama, yakni (a) riwayat nyeri

untuk mendapatkan data dari pasien (b) observasi langsung pada respon

prilaku dan fisiologis pasien.Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan

pemahaman objektif terhadap pengalaman subjektif. Menurut Hidayat

(2013) pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRST :

P :Provoking atau pemicu, yaitu faktor yang memicu timbulnya nyeri

Q :Quality atau kualitas nyeri (mis, tumpul, tajam)

R :Region atau daerah yaitu daerah perjalanan kedaerah lain

S :Saverity atau keganasan, yaitu intensitasnya

T :Time atau waktu, yaitu serangan, lamanya, kekerapan dan sebab

2. Riwayat nyeri

Saat mengkaji riwayat nyeri, perawat sebaiknya memberi

kesempatan pasien untuk mengungkapkan cara pandang mereka terhadap

nyeri dan situasi tersebut dengan kata-kata mereka sendiri.

Page 50: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

35

Langkah ini akan membantu perawat memahami makna nyeri

meliputi beberapa aspek Menurut Hidayat (2013) antara lain :

a. Lokasi. Untuk menetukan lokasi nyeri yang spesifik, minta pasien

menunjukan area nyerinya. Pegkajian ini bisa dilakukan dengan

bantuan gambar tubuh. Pasien bisa menandai bagian tubuh yang

mengalami nyeri. Ini sangat bermanfaat, terutama untuk pasien yang

memiliki lebih dari satu sumber nyeri.

b. Intensitas nyeri. Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode yang

mudah dan terpercaya untuk menentukan intensitas nyeri pasien.

Skala nyeri yang paling sering digunakan adalah rentang 0-5 atau 0-10.

Angka “0” menandakan tidak nyeri sama sekali dan angka tertinggi

menandaka “nyeri” terhebat yang dirasakan pasien.

c. Kualitas nyeri. Terkadang nyeri bisa terasa seperti “dipukul-pukul “

atau “ditusuk-tusuk”.

d. Pola nyeri meliputi waktu , durasi, dan kekambuhan atau interval nyeri

e. Faktor prespitasi. Terkadang aktivitas tertentu dapat memicu

munculnya nyeri.

f. Gejala yang menyertai. Gejala ini meliputi mual, muntah,pusing dan

diare

g. Pengaruh pada aktivitas sehari-hari. Dengan mengetahui sejauh mana

nyeri memengaruhi aktivitas harian pasienakan membantu perawat

memahami perspektif pasien tentang nyeri.

h. Sumber koping. Setiap individu memiliki strategi koping yang berbeda

dalam menghadapi nyeri.

Page 51: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

36

i. Respon afektif. Respon afektif pasien terhadapnyeri bervariasi,

bergantung pada situasi, derajat dan durasi nyeri, interprestasi tentang

nyeri, dan banyak faktor lainya.

3. Perencanaan keperawatan

Menurut Hidayat (2013) perencanaan keperawatan pada pasien

nyeri antara lain :

a. Mengurangi dan membatasi fack tor-faktor yang menambah nyeri

b. Menggunakan berbagai teknik noninvasive untuk memodifikasi nyeri

yang dialami

c. Menggunakan cara-cara untuk mengurangi nyeriyang optimal, seperti

memberikan analgesic sesuai dengan program yang ditentukan

4. Pelaksanaan keperawatan

Menurut Hidayat (2013) pelaksanaan keperawatan antara lain :

a. Mengurangi factor yang dapat menahan nyeri, misalnya ketidak

percayaan, kesalah pahaman, ketakutan, kelelahan, dan kebosanan.

1) Ketidakpercayaan. Pengakuan perawat akan rasa nyeri yang

diderita pasien dapat mengurangi nyeri. Hal ini dapat dilakukan

melalui pernyataan verbal, mendengarkan dengan penuh perhatian

mengenai keluhan nyeri pasien dan mengatakan kepada pasien

bahwa perawat mengkaji rasa nyeri pasien agar dapat lebih

memahami tentang nyerinya.

2) Kesalahpahaman. Mengurangi kesalah pahaman pasien tentang

nyerinya akan mengurangi nyeri. Hal ini dilakukan dengan

Page 52: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

37

memberitahu pasien bahwa nyeri yang dialami sangat individual dan

hanya pasien yang tau secara pasti tentang nyerinya.

3) Ketakutan. Memberikan informasi yang tepat dapat mengurangi

ketakutan pasien dengan menganjurkan pasien untuk mengekspresikan

bagaimana mereka mengangani nyeri.

4) Kelelahan. Kelelahan dapat memperberat nyeri. Untuk mengatasinya

kembangkan pola aktivitas yang dapat memberikan istirahat yang

cukup.

5) Kebosanan. Kebosanan dapat meningkatkan rasa nyeri. Untuk

mengurangi nyeri dapat digunakan pngalih perhatian yang bersifat

terapiutik. Beberapa teknik pengalih perhatian adalah bernapas pelan

dan berirama, memijat secara perlahan, menyanyi berirama, aktif

mendengarkan music, membayangkan hal-hal yang menyenangkan dan

sebagainya.

b. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik seperti:

1) Teknik latihan pengalihan/distraksi

a) Menonton televisi

b) Berbincang-bincang dengan orang lain

c) Mendengarkan musik

2) Teknik relaksasi

Menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan mengisi paru-

paru dalam udara, menghembuskannya secara perlahan, melemaskan

otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung, serta mengulangi hal yang

Page 53: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

38

sama sambil terus berkonsentrasi hingga didapat rasa nyaman, tenang,

dan rileks.

3) Stimulasi kulit

a) Menggosok dengan halus pada daerah nyeri

b) Menggosok punggung

c) Menggunakan air hangat dan dingin

d) Memijat dengan air mengalir.

e) Pemberian obat analgesik, yang dilakukan guna menganggu atau

memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi

dengan cara mengurangi kortikal terhadap nyeri.

f) Pemberian stimulator listrik, yaitu dengan memblok atau

mengubah stimulus nyeri dengan stimulus yang kurang dirasakan.

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai

kemampuan dalam merespons rangsangan nyeri, diantaranya hilangnya

perasaan nyeri, menurunnya intensitas nyeri, adanya respons fisiologis

yang baik, dan pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa

keluhan nyeri (Hidayat, 2013).

F. Teknik Relaksasi Napas Dalam

Relaksasi adalah sebuah keadaan dimana seseorang terbebas dari

tekanan dan kecemasan atau kembalinya keseimbangan (equilibrium) setelah

terjadinya gangguan.Tujuan dari teknik relaksasi adalah mencapai keadaan

relaksasi menyeluruh, mencakup keadaan relaksasi secara fisiologis, secara

kognitif dan secara behavioral (Patasik dkk, 2013).

Page 54: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

39

Dalam keadaan tertentu tubuh mampu mengeluarkan opoid endogen

yaitu endorphin dan enkefalin.Zat –zat tersebut memiliki sifat mirip morfin

dengan efek analgetik yang membentuk suatu sistem penekan nyeri (Hughes

& Megan, 2008). Teknik relaksasi napas dalam merupakan salah satu keadaan

yang mampu merangsang tubuh untuk mengeluarkan opoid endogen sehingga

terbentuk system penekan nyeri yang akhirnya akan menyebabkan penurunan

intensitas nyeri. Hal inilah yang menyebabkan adanya perbedaan penurunan

intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi napas dalam,

dimana setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam terjadi penurunan

intensitas nyeri (Rahayuningrum, 2016).

Tujuan relaksasi napas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi

alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, merilekskan

tegangan otot, meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi stress baik stress

fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri (mengontrol atau

mengurangi nyeri) dan menurunkan kecemasan (Trullyen, 2013).

Prosedur teknik relaksasi napas dalam yaitu ciptakan lingkungan yang

tenang, pikiran beristirahat, posisikan pasien dengan tepat. Usahakan tangan

dan kaki pasien dalam keadaan rileks, instruksikan pasien untuk bernapas

dengan irama normal beberapa saat (1-2 menit), minta pasien untuk

memejamkan mata dan usahakan agar pasien berkonsentrasi, minta pasien

menarik napas melalui hidung secara perlahan-lahan sambil menghitung

dalam hati “hirup, dua, tiga”, minta pasien untuk menghembuskan udara

melalui mulut dan membuka mata secara perlahan-lahan sambil menghitung

dalam hati “hembuskan, dua, tiga”, minta pasien untuk mengulangi lagi sama

Page 55: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

40

seperti prosedur sebelumnya sebanyak tiga kali selama lima menit (Patasik

dkk, 2013). Jika teknik relaksasi napas dalam dilakukan secara benar maka

akan menimbulkan penurunan nyeri yang dirasakan sangat berkurang/optimal

dan pasien sudah merasa nyaman dibanding sebelumnya, sebaliknya jika

teknik relaksasi napas dalam dilakukan dengan tidak benar, maka nyeri yang

dirasakan sedikit berkurang namun masih terasa nyeri dan pasien merasa tidak

nyaman dengan keadaannya. Hal ini dapat mempengaruhi intensitas nyeri,

karena jika teknik relaksasi napas dalam yang dilakukan secara berulang akan

dapat menimbulkan rasa nyaman yang pada akhirnya akan meningkatkan

toleransi Persepsi dalam menurunkan rasa nyeri yang dialami (Rampengan

dkk, 2013). Jika seseorang mampu meningkatkan toleransinya terhadap nyeri

maka seseorang akan mampu beradaptasi dengan nyeri, dan juga akan

memiliki pertahanan diri yang baik pula (Lukman &Trullyen, 2013).

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ernawati

(2010), menunjukan bahwa frekuensi responden yang mengalami nyeri

menstruasi sedang menurun dari 31 orang sebelum diberikan teknik relaksasi

napas dalam menjadi 11 orang setelah diberikan teknik relaksasi napas dalam.

Yang berarti bahwa teknik relaksasi napas dalam yang diberikan dapat

menurunkan tingkat nyeri dari nyeri sedang menjadi nyeri ringan. Hasil ini

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nikita (2012) yang meneliti

tentang pengaruh teknik relaksasi terhadap perubahan intensitas nyeri pada

pasien post operasi apendektomi, dengan hasil yaitu ada pengaruh yang

signifikan pada intensitas nyeri pasien post operasi apendektomi sesudah

dilakukan teknik relaksasi, dari 4 orang yang mengalami nyeri hebat (40,0%)

Page 56: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

41

sesudah dilakukan teknik relaksasi menjadi 2 orang (20,0%), nyeri sedang 5

orang (50,0%) menjadi 2 orang (20,0%), dan tidak nyeri yang semula 1 orang

(10,0%) menjadi 6 orang (60,0%).

Teknik relaksasi napas dalam yang dilakukan secara berulang akan

menimbulkan rasa nyaman. Adanya rasa nyaman inilah yang akhirnya akan

meningkatkan toleransi seseorang terhadap nyeri. Orang yang memiliki

toleransi nyeri yang baik akan mampu beradaptasi terhadap nyeri dan akan

memilki mekanisme koping yang baik pula (Rahayuningrum, 2016).

Page 57: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

42

BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Jenis Penelitian Studi Kasus

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif artinya

suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.

B. Subyek Studi Kasus

Subyek pada penelitian ini adalah adalah pasien yang menerima

pelayanan post operasi Sectio Caesarea dengan diagnosa keperawatan nyeri

akut di ruang Mutiara Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari.

1. Kriteria Inkluisi

Kriteria inkluisi merupakan kriteria dimana subjek penelitian

mewakili subyek penelitian yang memenuhi syarat sebagai subyek

(Notoatmodjo, 2012). Kriteria inkluisi dalam penelitian ini meliputi :

a. Pasien yang menerima pelayanan post operasi sectio caesarea dengan

diagnosa keperawatan nyeri akut di ruang Mutiara Rumah Sakit

Umum Dewi Sartika Kendari.

b. Pasien yang menerima pelayanan post operasi sectio caesareayang

pertama kali.

c. Pasien yang bersedia diwawancara.

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subyek penelitian tidak

dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel

Page 58: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

43

penelitian, seperti halnya adanya hambatan etis, menolak diwawancarai

atau suatu keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian

(Notoatmodjo, 2012).Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Pasien yang tidak menerima pelayanan post operasi sectio caesarea

dengan diagnosa keperawatan nyeri akut di ruang Mutiara Rumah

Sakit Umum Dewi Sartika Kendari.

b. Pasien yang sudah lebih dari satu kali post operasi sectio caesarea.

c. Pasien yang tidak bersedia untuk diwawancarai.

C. Fokus Studi

1. Kebutuhan rasa nyaman (bebas nyeri) pada pasien Sectio Caesarea.

2. Penerapan teknik relaksasi napas dalam pada pasien nyeri akut.

D. Definisi Operasional

1. Asuhan keperawatan adalah suatu proses keperawatan yang diberikan

langsung kepada pasien meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi,

implementasi dan evaluasi keperawatan.

2. Sectio Caesarea adalah persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui

suatu insisi pada dinding abdomen dan dinding rahim.

3. Kebutuhan rasa nyaman (bebas nyeri) adalah suatu keadaan dimana

individu tidak merasakan sensasi sensori berupa nyeri.

4. Nyeri akut adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak

menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun

potensial. Skala intensitas nyeri yang digunakan dalam penelitian ini

adalah skala numerik. Penilaian skala numerik terbagi menjadi tiga yaitu

nyeri ringan (1-3), nyeri sedang (4-6) dan nyeri berat (7-10).

Page 59: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

44

5. Teknik relaksasi napas dalam adalah suatu bentuk asuhan keperawatan,

yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara

melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara

maksimal) dan bagaimana cara menghembuskan napas secara perlahan.

Teknik relaksasi napas dalam dilakukan sebagai pendamping obat pereda

nyeri dilakukan pada pasien 7-8 jam setelah operasi, teknik relaksasi napas

dalam diberikan jika obat analgesic yang dikonsumsi sudah diarbsobsi

setengahnya dari jumlah dosis obat yang diresepkan dan dilakukan setiap

kali pasien merasakan nyeri selama 3-6 hari.

E. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 02 juli 2018-04 juli 2018 di

Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari.

F. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi atau pengamatan kegiatan merupakan suatu kegiatan

untuk melakukan secara langsung seperti pengukuran, pengamatan dengan

menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan

pertanyaan-pertanyaan. Hal yang perlu diobservasi pada pasien nyeri

meliputi Tanda Tanda Vital, ekspresi wajah, prilaku dan pelaksanaan

teknik relaksasi napas dalam.

Page 60: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

45

2. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden dan

jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam.

Yang perlu diwawancara pada pasien nyeri meliputi lokasi nyeri, kualitas

nyeri, intensitas nyeri, faktor pencetus, hal yang dapat meredakan nyeri,

gejala yang menyertai nyeri, efek nyeri, obat yang telah diminum, alergi

terhadap obat pereda nyeri, kapan nyeri dimulai, seberapa lama nyeri

berlangsung, apakah nyeri mempengaruhi aktivitas lain, hal yang

dilakukan ketika nyeri timbul.

G. Penyajian Data

Penyajian data penelitian merupakan cara penyajian dan penelitian

dilakukan melalui berbagai bentuk, dari data yang sudah terkumpul dan telah

diolah akan disajikan dan dibahas dalam bentuk textular atau verbal

(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dijabarkan dalam bentuk textular atau

narasi untuk mengetahui hasil penelitian.

H. Etika Studi Kasus

Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subyek tidak boleh

bertentangan dengan etik.Tujuan penelitian harus etis dalam arti hak

responden harus dilindungi. Dalam melaksanakan penelitian ini penulis

menekankan pada prinsip etika yang meliputi:

Page 61: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

46

1. Prinsip Manfaat (Nursalam, 2011)

a. Bebas dari Penderitaan

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan

kepada subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus

(Nursalam, 2011).

b. Bebas dari Eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari

keadaan yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa

partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan,

tidak akandipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek

dalam bentuk apapun (Nursalam, 2011).

c. Risiko (benefits ratio)

Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan

keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan

(Nursalam, 2011).

2. Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia (respect human dignity)

(Nursalam, 2011)

a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden (right to self

determination)

Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek

mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek

ataupun tidak, tanpa adanya sanksi apa pun atau akan berakibat

terhadap kesembuhannya, jika mereka seorang klien (Nursalam, 2011).

Page 62: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

47

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right

to full disclosure)

Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta

bertanggungjawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek

(Nursalam, 2011).

c. Informed Consent

Inforemed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan

tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Beberapa informasi yang

harus ada dalam informed consent tersebut antara lain: partisipasi

pasien, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan,

komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial yang akan terjadi, manfaat,

kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain (Hidayat,

2008). Merupakan lembar persetujuan studi kasus yang diberikan

kepada responden, agar responden mengetahui maksud dan tujuan

studi kasus.Kedua responden remaja putri setuju untuk terlibat dalam

studi kasus dan telah menandatangani lembar persetujuan.

3. Prinsip Keadilan (right to justice) (Nursalam, 2011)

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatment)

Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama

dan sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya

diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan

dari penelitian (Nursalam, 2011)

Page 63: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

48

b. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)

Masalah etika keperawatan Tanpa Nama (Anonimity)

merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan

subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan

nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode

pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan

disajikan (Hidayat, 2008). Untuk menjaga kerahasiaan pada lembar

yang telah diisi oleh responden, penulis tidak mencantumkan nama

secara lengkap, responden cukup mencantumkan nama inisial saja.

Masalah etika keperawatan Kerahasiaan (Confidentiality)

merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan

hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

Semua informasi yang telah dikampulkan dijamin kerahasiaannya oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

riset (Hidayat, 2008). Peneliti menjelaskan bahwa data yang diperoleh

dari respondenakan dijaga kerahasiaanya oleh peneliti.

Page 64: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

49

BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Tentang Lokasi Studi Kasus

Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari merupakan salah satu

Rumah Sakit Swasta yang berada di bawah naungan Yayasan Widya Ananda

Nugraha Kendari. Rumah Sakit ini telah terakreditasi menjadi Rumah Sakit

tipe D yang memiliki fasilitas pelayanan medis berupa Instalasi Gawat

Darurat (IGD), poliklinik, instalasi rawat inap, kamar operasi dan HCU serta

memiliki fasilitas pelayanan penunjang medis dan pelayanan non medis.

B. Hasil Studi Kasus

Pasien bernama Ny.N, umur 31 tahun, jenis kelamin perempuan,

beralamat di Pondidaha kabupaten Konawe.Ny. N dirujuk dari Puskesmas

Pondidaha diantar oleh keluarganya ke RSU Dewi Sartika Kendari tanggal 30

Juni 2018, dengan diagnosa medis inpartu G5P4A0 preeklamsi. Keluhan

nyeri perut tembus belakang dan kehamilan sudah lewat tafsiran persalinan,

sesuai indikasi oleh Dokter Obgyn, tanggal 01 Juli 2018 pukul 10.30-11.45

WITA dilakukan operasi sectio caesarea, Ny.N tidak memiiki riwayat operasi

sebelumnya dan Ny.N memiliki riwayat persalianan normal sebanyak empat

kali. Hasil kolaborasi dengan dokter didapatkan pemberian terapi obat

Ketorolac sebagai pereda nyeri dan Cefotaxime sebagai antibiotic dengan

dosis 1 ampul/8 jam melalui jalur intravena. Terapi obat Ketorolac dan

Cefotaxime diberikan pada pukul 04.00, 12.00, dan pukul 20.00

WITA.Asuhan keperawatan dilakukan mulai dari pengkajian, penegakkan

Page 65: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

50

diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan

dan evaluasi keperawatan.

Pengkajian keperawatan yang dilakukan pada tanggal 02 Juli 2018 jam

06.30 WITA Ny.N mengatakan nyeri pada daerah post operasi sectio

caesarea, riwayat persalianan ke-5 dimana 4 sebelumnya dengan persalinan

normal dan ini merupakan persalinan pertama kali dengan metode operasi

sectio caesarea ditolong oleh dokter dan melahirkan bayi laki-laki dengan

berat 2900gr dengan APGAR skor 7.

Pemeriksaan fisik didapatkan data sebagai berikut : tanda-tanda vital

didapatkan tekanan darah 150/70 MmHg, nadi 100x/menit, pernapasan

26x/menit, suhu 37º C. Keadaan umum, Ny. N masih berbaring lemah

ditempat tidur, kesadaran composmentis dengan hasil GCS 15 E4V5M6.

Abdomen, terdapat luka post operasi sectio caesarea dengan panjang ±10 cm

dan lebar ±0,3 cm tepatnya 3 jari dibawah pusat dengan jahitan horizontal dan

dibalut kasa.

Pengkajian nyeri (PQRST) dilakukan dan didapatkan hasil : respon

subyektif, P : Ny. N mengatakan nyeri dirasajika bergerak dan kontraksi

uterus, Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk, R : nyeri dirasakan Ny. N pada perut

bagian bawah, pada region 8, S : skala nyeri 8 (berat), T : nyeri dirasa hilang

timbul, nyeri dirasa saat bergerak dan berkurang saat berbaring atau

beristirahat. Respon objektif, Ny.N masih berbaring lemah, ekspresi wajah

Ny. N tampak meringis menahan sakit, Ny.N nampak melindungi area yang

nyeri, terdapat luka post operasi sectio caesarea dengan panjang ±10 cm dan

Page 66: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

51

lebar ±0,3 cm tepatnya 3 jari dibawah pusat dengan jahitan horizontal dan

dibalut kasa.

Diagnosa prioritas yang dapat ditegakkan pada kasus Ny. N sesuai data

yang menunjang yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (luka

operasi).Adapun tujuan dari penatalaksaan keperawatan pada Ny.N yaitu

NOC (Nursing Out Comes) pain controlsetelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pasien dapat mengontrol nyeri

dengan kriteria hasil Ny.N mampu mengontrol nyeri dengan menggunakan

teknik nonfarmakologi (relaksasi napas dalam), melaporkan bahwa nyeri

berkurang dengan manajemen nyeri, nyeri berkurang menjadi skala ringan (1-

3). Intervensi yang dilakukan menurut NIC (Nursing Interventions

Classification) yaitu manajemen nyeri dengan salah satu aktivitas

keperawatanyaitu mengajarkan teknik relaksasi napas dalam, teknik relaksasi

napas dalam yaitu kegiatan menarik napas dalam dan mengisi udara dalam

paru-paru dapat merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang

disebabkan oleh insisi (trauma) jaringan pada saat pembedahan. Relaksasi

otot-otot ini akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami

trauma sehingga mempercepat penyembuhan dan menurunkan

(menghilangkan) sensasi nyeri.

Page 67: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

52

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

skala

ny

eri

waktu pelaksanaan

Hari Pertama

pre relaksasi napas

dalam

post relaksasi napas

dalam

0

1

2

3

4

5

6

7

8

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

ska

la n

ye

ri

waktu pelaksanaan

Hari Kedua

pre relaksasi napas

dalam

post relaksasi napas

dalam

Perkembangan nyeri Ny. N post operasi sectio caesarea yang diberi

tindakan relaksasi napas dalam dapat dilihat pada diagram berikut :

Gambar 4.1 Pre Dan Post Relaksasi Napas Dalam Hari Pertama

Gambar 4.2 Pre Dan Post Relaksasi Napas Dalam Hari Kedua

Page 68: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

53

0

1

2

3

4

5

6

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

skala

ny

eri

waktu pelaksanaan

Hari Ketiga

pre relaksasi napas

dalam

post relaksasi napas

dalam

Gambar 4.3 Pre Dan Post Relaksasi Napas Dalam Hari Ketiga

Diagram 4.1 menunjukan bahwa hari pertama skala nyeri yang

dirasakan oleh Ny. N sebelum dilakukan teknik relaksasi napas dalam pada

pukul 07.00 yaitu skala 8 dan setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam

skala nyeri tetap 8.Begitupun pada pukul 08.00, 09.00, 10.00 dan pukul 11.00

skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi napas dalam tetap

pada skala 8. Namun pada pukul 16.00 skala nyeri menurun, dari skala 8

sebelum dilakukan teknik relaksasi napas dalam menjadi turun menjadi 7

setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam. Pada pukul 17.00, 18.00 dan

pukul 19.00 skala nyeri menurun dari 7 sebelum dilakukan teknik relaksasi

napas dalam menjadi 6 setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam. Rata-

rata skala nyeri sebelum dilakukan teknik relaksasi napas dalam yaitu 8 dan

setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam yaitu 7.

Diagram 4.2 menunjukan perubahan skala nyeri yang signifikan pada

hari kedua setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam. Pada pukul 02.00

skala nyeri Ny. N yaitu 7 dan setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam

menurun menjadi 6. Pada pukul 08.00 nyeri yang dirasakan Ny. N berada pada

Page 69: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

54

skala 7 setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam menurun menjadi 5,

pada pukul 10.00 skala nyeri menurun menjadi 6 setelah dilakukan teknik

relaksasi napas dalam menjadi 5. Pada pukul 17.00 dan 18.00 nyeri Ny. N

berada pada skala 6 dan setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam skala

nyeri turun menjadi 4. Pada pukul 22.00 skala nyeri yang dirasakan Ny. N

yaitu 5 setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam menurun menjadi

4.Rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan teknik relaksasi napas dalam yaitu 6

dan setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam yaitu 5.

Diagram 4.3 menunjukan perubahan skala nyeri pada hari ketiga setelah

dilakukan teknik relaksasi napas dalam. Pada pukul 01.00 nyeri yang dirasakan

Ny. N berada pada skala 5 setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam turun

menjadi 3.Pada pukul 08.00 dan 09.00 nyeri yang dirasakan Ny. N berada pada

skala nyeri 4 dan menurun menjadi skala 2. Pada pukul 16.00 nyeri yang

dirasakan Ny. N menurun menjadi skala 3 setelah dilakukan teknik relaksasi

napas dalam menjadi 1. Pada pukul 17.00 skala nyeri yang dirasakan Ny. N

yaitu 2 dan menurun setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam menjadi 1

Rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan teknik relaksasi napas dalam yaitu 4

dan setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam yaitu 2.

Rata-rata skala nyeri pada hari 1, 2 dan 3 sebelum dilakukan teknik

relaksasi napas dalam yaitu 6 dan menurun menjadi 5 setelah dilakukan teknik

relaksasi napas dalam.

C. Pembahasan Studi Kasus

Dari hasil penelitian yang dilakukan selama 3 hari dari tanggal 02 Juli

2018-04 Juli 2018 pada 1 pasien di ruang Mutiara RSU Dewi Sartika Kendari

Page 70: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

55

dengan kasus post operasi sectio caesarea didapatkan hasil skala nyeri

tertinggi yaitu 8 pada hari pertama dan menurun menjadi 1 pada hari ketiga.

Penurunan intensitas nyeri dapat dipengaruhi dengan berbagai faktor, antara

lain : lingkungan yang tenang, pasien yang kooperatif dalam melakukan

teknik relaksasi napas dalam, ansietas, dukungan keluarga atau orang

terdekat, pengalaman nyeri yang dialami pasien, serta dapat dipengaruhi oleh

efek obat analgesik dalam tubuh pasien yang hampir habis. Dipiro et. Al

(2009) mengemukakan bahwa terapi pemberian obat injeksi analgesic

bereaksi setelah 50 menit dengan pemberian dosis 10 mg/ 8 jam. Menurut

Priharjo (2000) dalam Rahayuningrum (2016), ada hal-hal penting yang

menjadikan teknik relaksasi napas dalam menjadi lebih bermakna secara

signifikan terhadap penurunan intensitas nyeri yaitu posisi yang tepat, pikiran

yang tenang, lingkungan yang tenang, kelelahan, ansietas, budaya, dukungan

orang lain dan riwayat sebelumnya.

Perawat bertindak sebagai pendukung dan pemberi pendidikan ketika

menggunakan relaksasi untuk mengurangi nyeri pada post operasi sectio

caesarea. Teknik relaksasi untuk mengatasi nyeri ini dapat dilakukan dengan

cara yang sederhana, biaya yang relative murah dan dapat dilakukan secara

mandiri oleh pasien. Peneliti mencoba melakukannya dengan cara

membimbing pasien secara lisan berdasarkan prosedur teknik relaksasi yang

sudah disusun. Pasien yang diterapi hanya mendengarkan perkataan perawat

hingga akhirnya pasien fokus pada kata-kata perawat dan mau melakukan apa

yang dicontohkan oleh perawat, dalam hal ini perawat terlibat langsung untuk

memberi contoh kepada pasien dan selanjutnya melatih pasien untuk

Page 71: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

56

melakukannya secara mandiri untuk mengantisipasi nyeri yang sewaktu-

waktu dapat terjadi.

Penelitian yang dilakukan pada hari pertama tanggal 02 Juli 2018

didapatkan hasil pada pukul 07.00, 08.00, 09.00, 10.00 dan pukul 11.00

WITA skala nyeri pasien sebelum dilakukan teknik relaksasi napas dalam

berada pada skala 8 (berat) setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam

skala nyeri tetap berada pada skala 8 (berat).Nyeri tidak berkurang

dikarenakan lingkungan dan pikiran pasien yang tidak tenang, dan pasien

belum memiliki pengalaman nyeri yang serupa sehingga pasien tidak

kooperatif dalam melakukan teknik relaksasi napas dalam. Hal ini didukung

oleh teori Priharjo (2003) dalam Rampengan (2014), yang menjelaskan

bahwa teknik relaksasi napas dalam yang dilakukan secara baik ditambah

dengan pikiran yang tenang dan kondisi lingkungan yang tenang, sangat

memberikan kontribusi dalam proses penurunan skala nyeri. Pada pukul

12.00 WITA pasien diberi terapi obat analgesic sebagai pereda nyeri yaitu

Ketorolac dengan dosis 10 mg/8 jam melalui jalur intravena.

Pada pukul 16.00 skala nyeri pasien 8 sebelum dilakukan teknik

relaksasi napas dalam dan sesudah dilakukan teknik relaksasi napas dalam

menurun menjadi skala 7. Skala nyeri menurun namun masih berada pada

skala nyeri berat, hal ini sesuai dengan penelitian yang telah diakukan oleh

Ayudianningsih & Maliya (2009), didapatkan hasil kelompok kontrol pada

saat sebelum dilakukan teknik relaksasi napas dalam sebagian besar nyeri

hebat (70%) dan pada saat sesudah dilakukan teknik relaksasi napas dalam

terdapat penurunan namun rata-rata tetap mengalami nyeri hebat (45%). Pada

Page 72: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

57

pukul 17.00, 18.00 dan 19.00 WITA skala nyeri pasien menurun menjadi 7

sebelum dilakukan tindakan keperawatan dan berada pada skala 6 sesudah

dilakukan teknik relaksasi napas dalam. Adanya perbedaan intensitas nyeri

responden disebabkan oleh karena pemberian teknik relaksasi nafas dalam itu

sendiri, jika teknik relaksasi nafas dalam dilakukan secara benar maka akan

menimbulkan penurunan nyeri yang dirasakan sangat berkurang/optimal dan

pasien sudah merasa nyaman dibanding sebelumnya, sebaliknya jika teknik

relaksasi nafas dalam dilakukan dengan tidak benar, maka nyeri yang

dirasakan sedikit berkurang namun masih terasa nyeri dan pasien merasa

tidak nyaman dengan keadaannya (Rampengan, dkk. 2014). Pada pukul 20.00

WITA pasien diberi terapi obat analgesic sebagai pereda nyeri yaitu

Ketorolac dengan dosis 10 mg/8 jam melalui jalur intravena.

Penelitian yang dilakukan pada hari kedua tanggal 03 Juli 2018

didapatkan hasil pada pukul 02.00 skala nyeri pasien yaitu 7 dan setelah

dilakukan teknik relaksasi napas dalam menurun menjadi 6. Pada pukul 04.00

WITA pasien diberi terapi obat analgesic sebagai pereda nyeri yaitu

Ketorolac dengan dosis 10 mg/8 jam melalui jalur intravena. Pada pukul

08.00 nyeri yang dirasakan Ny. N berada pada skala 7 setelah dilakukan

teknik relaksasi napas dalam menurun menjadi 5, pada pukul 10.00 skala

nyeri menurun menjadi 6 setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam

menjadi 5. Pada pukul 12.00 WITA pasien diberi terapi obat analgesic

sebagai pereda nyeri yaitu Ketorolac dengan dosis 10 mg/8 jam melalui jalur

intravena.Pada pukul 17.00 dan 18.00 nyeri Ny. N berada pada skala 6 dan

setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam skala nyeri turun menjadi

Page 73: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

58

4.Pada pukul 19.00 skala nyeri yang dirasakan Ny. N yaitu 5 setelah

dilakukan teknik relaksasi napas dalam menurun menjadi 4.Pada pukul 20.00

WITA pasien diberi terapi obat analgesic sebagai pereda nyeri yaitu

Ketorolac dengan dosis 10 mg/8 jam melalui jalur intravena.

Terjadi penurunan skala nyeri yang signifikan pada pasien, hal ini

dikarenakan pikiran pasien yang tenang, dan pasien telah memiliki

pengalaman nyeri sebelumnya sehingga pasien lebih toleransi terhadap

nyerinya juga didukung dengan mobilisasi pasien yang mulai dilakukan

secara bertahap sehingga pasien lebih kooperatif dalam melakukan teknik

relaksasi napas dalam yang dapat mengurangi nyeri yang dirasakan pasien.

Hal ini didukung oleh teori Baradero (2009), yang menyatakan bahwa

mobilasi pasca pembedahan dapat mengurangi atau menghilangkan spasme

otot, memperbaiki gerakan sendi sekaligus memperbaiki sirkulasi darah yang

akhirnya terjadi penurunan rasa nyeri yang dirasakan pasien. Teori Lukman

(2013), juga menjelaskan bahwa teknik relaksasi napas dalam yang dilakukan

secara berulang akan dapat menimbulkan rasa nyaman yang pada akhirnya

akan meningkatkan toleransi persepsi dalam menurunkan rasa nyeri yang

dialami. Jika seseorang mampu meningkatkan toleransinya terhadap nyeri

maka seseorang akan mampu beradaptasi dengan nyeri, dan juga akan

memiliki pertahanan diri yang baik pula (Lukman, 2013).

Penelitian yang dilakukan pada hari ketiga tanggal 04 Juli 2018

didapatkan hasil pada pukul 01.00 nyeri yang dirasakan Ny. N berada pada

skala 5 setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam turun menjadi 3. Pada

pukul 04.00 WITA pasien diberi terapi obat analgesic sebagai pereda nyeri

Page 74: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

59

yaitu Ketorolac dengan dosis 10 mg/8 jam melalui jalur intravena. Pada pukul

06.00 dan 09.00 nyeri yang dirasakan Ny. N berada pada skala nyeri 4 dan

menurun menjadi skala 2. Pada pukul 12.00 WITA pasien diberi terapi obat

analgesic sebagai pereda nyeri yaitu Ketorolac dengan dosis 10 mg/8 jam

melalui jalur intravena. Pada pukul 16.00 nyeri yang dirasakan Ny. N

menurun menjadi skala 3 setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam

menjadi 1. Pada pukul 17.00 skala nyeri yang dirasakan Ny. N yaitu 2 dan

menurun setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam menjadi 1. Hal ini

sesuai dengan penelitian Ernawati (2010), dimana frekuensi responden yang

mengalami nyeri menstruasi sedang menurun dari 31 orang sebelum

diberikan teknik relaksasi nafas dalam menjadi 11 orang setelah diberikan

teknik relaksasi nafas dalam. Yang berarti bahwa teknik relaksasi nafas dalam

yang diberikan dapat menurunkan tingkat nyeri dari nyeri sedang menjadi

nyeri ringan. Menurut Kozier (2004) dalam Pratiwi (2014), teknik relaksasi

nafas dalam yang dilakukan secara berulang akan menimbulkan rasa nyaman.

Selain meningkatkan toleransi nyeri, rasa nyaman yang dirasakan setelah

melakukan nafas dalam juga dapat meningkatkan ambang nyeri sehingga

dengan meningkatkan ambang nyeri maka nyeri yang terjadi berada pada

skala nyeri sedang menjadi skala nyeri ringan setelah dilakukan teknik

relaksasi nafas dalam.Wall (1965) dalam Rahayuningrum (2016),

menjelaskan bahwa teknik relaksasi napas dalam dapat menurunkan intensitas

nyeri dengan cara merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme

yang disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi

Page 75: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

60

vasodilatasipembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah ke daerah

yang mengalami spasme dan iskemik.

Rata-rata skala nyeri pada hari pertama penelitian sebelum dilakukan

teknik relaksasi napas dalam yaitu 8 dan setelah dilakukan teknik relaksasi

napas dalam yaitu 7.Rata-rata skala nyeri pada hari kedua penelitian sebelum

dilakukan teknik relaksasi napas dalam yaitu 6 dan setelah dilakukan teknik

relaksasi napas dalam yaitu 5.Rata-rata skala nyeri pada hari ketiga penelitian

sebelum dilakukan teknik relaksasi napas dalam yaitu 4 dan setelah dilakukan

teknik relaksasi napas dalam yaitu 2. Pada hari 1, 2 dan 3 rata-rata skala nyeri

sebelum dilakukan teknik relaksasi napas dalam yaitu 6 dan menurun menjadi

5 setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam.

Terdapat kesamaan hasil penelitian dimana terjadi perubahan

intensitas nyeri setelah dilakukan teknik relaksasi.Kesamaan ini dikarenakan

teknik relaksasi yang dilakukan secara berulang dapat menimbulkan rasa

nyaman bagi pasien.Adanya rasa nyaman inilah yang menyebabkan

timbulnya toleransi terhadap nyeri yang dirasakan.Menarik napas dalam dan

mengisi udara dalam paru-paru dapat merelaksasikan otot-otot skelet yang

mengalami spasme yang disebabkan oleh insisi (trauma) jaringan pada saat

pembedahan. Relaksasi otot-otot ini akan meningkatkan aliran darah ke

daerah yang mengalami trauma sehingga mempercepat penyembuhan dan

menurunkan (menghilangkan) sensasi nyeri.

Page 76: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

61

D. Keterbatasan Studi Kasus

Penelitian ini telah dilakukan sesuai prosedur yang ada. Namun dalam

melakukan penelitian penulis memiliki keterbatasan-keterbatasan sebagai

berikut :

1. Membutuhkan waktu yang relative lama untuk mendapatkan pasien yang

sesuai kriteria inkluisi penulis.

2. Pemberian teknik relaksasi napas dalam membutuhkan ketenangan dan

konsentrasi sehingga akan memberikan efek penurunan skala nyeri yang

maksimal. Penulis tidak dapat membatasi situasi diruang perawatan kelas

3 (tempat penulis melakukan penelitian) dengan adanya suara keluarga

dan pasien lain, meskipun peneliti sudah memberikan pemahaman untuk

tenang.

3. Waktu pengukuran skala nyeri dilakukan pada jam kunjungan pasien

sehingga subyek peneliti akan terdistraksi dengan kehadiran keluarganya.

4. Penulis tidak dapat mengontrol pasien sepenuhnya selama 24 jam dan

pemberian teknik relaksasi napas dalam bersama penulis dilakukan hanya

saat setelah pretest dan pada saat akan dilakukan posttest. Selanjutnya,

pasien diminta untuk melakukan secara mandiri, kondisi ini

memungkinkan adanya kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan teknik

relaksasi napas dalam sehingga efek dari relaksasi napas dalam kurang

maksimal.

Page 77: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai

Penatalaksanaan Manajemen Nyeri Untuk Mengurangi Nyeri Pada Pasien

Poat Natal Care (PNC) Dengan Sectio Caesarea Dalam Pemenuhan

Kebutuhan Rasa Nyaman Diruang Mutiara RSU Dewi Sartika Kendari dapat

disimpulkan :

1. Tingkat nyeri pasien pada hari pertama penelitian yaitu skala 8, pada hari

kedua yaitu skala 6, dan pada hari ketiga yaitu skala 4.

2. Tingkat nyeri pasien pada hari pertama penelitian yaitu skala 8, setelah

dilakukan teknik relaksasi napas dalam menurun menjadi skala 7. Pada

hari kedua skala nyeri pasien yaitu 6 dan menurun setelah dilakukan

teknik relaksasi napas dalam menjadi skala 5. Pada hari ketiga skala nyeri

pasien yaitu 4 dan setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam

menurun menjadi skala 2.

Page 78: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

63

B. Saran

Setelah penulis melakukan Penatalaksanaan Manajemen Nyeri Untuk

Mengurangi Nyeri Akut Pada Pasien Post Natal Care(PNC) Dengan Sectio

Caesarea Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman, penulis akan

memberikan usulan dan masukan yang positif khususnya dibidang kesehatan

antara lain :

1. Bagi Masyarakat/Pasien

Penulis menyarankan pada masyarakat/pasien dengan keluhan

nyeri khususnya pada pasien Post Natal Care (PNC) dengan Sectio

Caesareaagar dapat memanfaatkan teknik relaksasi napas dalam untuk

mengurangi nyeri sebagai alternatif cara non farmakologi yang aman dan

mudah untuk dilakukan dirumah.

2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit)

Terapi relaksasi napas dalam dapat dijadikan sebagai salah satu

terapi alternatif untuk mengatasi nyeri khususnya pasien Post Natal Care

(PNC) dengan Sectio Caesarea.

3. Bagi Institusi Pendidikan dan Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan data awal dan merupakan suatu hal

yang perlu diteliti lebih lanjut terutama mengenai faktor-faktor baik yang

berhubungan maupun yang mempengaruhi persepsi nyeri pada pasien

dengan Post Natal Care (PNC) dengan Sectio Caesareadan manajemen

nyeri dengan teknik relaksasi napas dalam maupun dengan pendekatan

metoda yang berbeda.

Page 79: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S. (2013).Konsep & Proses Keperawatan Nyeri.Yogyakarta : Ar-

ruzz Media.

Akhmad, S.A. (2008). Panduan Lengkap Kehamilan, Persalinan, dan Perawatan

Bayi. Jogjakarta: Diglossia Media

Aspiani, R,.Y. (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas Aplikasi

NANDA NIC NOC.Jakarta : CV Trans Info Media.

Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar: RISKESDAS. Jakarta:

Balitbang Kemenkes RI.

Baradero, Mary. (2009). Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan

Endokrin.Jakarta : EGC

Dermawan, D. (2012).Proses Keperawatan Perencanaan Konsep dan Kerangka

Kerja.Yogyakarta :Gosyen Publishing.

Dipiro et. al. (2009).Pharmacotherapy Handbook Seventh Edition. New York :

The McGraw-Hill Companies, Inc

Ernawati.(2010). Terapi Relaksasi Terhadap Nyeri Dismenore Pada Mahasiswi

Universitas Muhammadiyah Semarang.Skripsi.Semarang :Universitas

Muhammadiyah.

Hidayat, A.A. (2008). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis

Data.Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat, A.A. (2013). Pengantar Kebtuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan

Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Hughes, Megan L. 2008. Critical Incident Stress Debriefing as a Trauma

Intervention in First Nation Communities : Jurnal Penelitian.

Jitowiyono, S., & Kristianasara, W. (2010).Asuhan Keperawatan Post Operasi

dengan Pendekatan NANDA NIC NOC.Yogyakarta : Nuha Medika.

Kozier B., Erb G., Berman A., & Snyder S.J, (2004), Fundamentals of Nursing

Concepts, Process and Practice 7th Ed., New Jersey:

Larasati. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Ny.D Dengan Post SC Atas Indikasi

Insufisiensi Plasenta Di Ruang An Nisa RS Pku Muhammadiyah

Surakarta. Karya Tulis Ilmiah. Amd.kep, Fakultas Ilmu Kesehatan,

Universitas Muhammadiyah. Surakarta.

Lukman & Trullyen, V. (2013).Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap

Page 80: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

Intensitas nyeri pada pasien post operasi sectio Caesarea di RSUDProf. Dr. Hi.

Aloei Saboe Kota Gorontalo.Jurnal. Gorontalo: Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo.

Notoatmodjo.S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan : Pedoman Sripsi, Tesis, dan Instrument Penelitian

Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.

National Institute for Health Clinical Excellence.(2012).Caesarean Section.http://

www.nice.org.uk/nicemedia/pdf/CG013publicinfoenglish.pdf.diakses pada

Maret 2018.

Nikita, Mayumi. (2012). Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Perubahan

Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Apendektomi.Skripsi. Manado:

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sam Ratulangi.

Notoatmodjo, S. (2012).Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta :

Rineka Cipta .

Nuraarif, A.H., & Kusuma, H. (2015).Aplikasi Asuhan Kepeawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC. Jogjakarta: Mediaction.

Pratiwi, Dwi. (2014). Efektivitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat

Nyeri Persalinan Kala I Di Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari

Wetan.Semarang TahunProgram Studi D-IV Kebidanan STIKES Karya

Husada Semarang

Patasik, C., K., Tangka, C., &Rottie, J. (2013).Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas

Dalam Dan Guided Imagery Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien

Post Operasi Sectio Caesare Di Irina D Blu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou

Manado. Ejurnal keperawatan (e-Kp) Volume 1.Nomor 1.Diakses bulan

Maret 2018, https://ejournal.unstrat.ac.id/indeks.php/jkp/article/viewFile/

2169/1727

Priharjo, R (2000). Perawatan nyeri, Pemenuhan aktivitas istirahat.Jakarta : EGC

Priharjo, R (2003). Perawatan nyeri.Jakarta : EGC

Rampengan, S.,F.,Y., Rondonuwu, R., &Onibala, F. (2013). Pengaruh Teknik

Relaksasi Dan Teknik Distraksi Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri

Pada Pasien Post Operasi Di Ruang Irina A Atas Rsup Prof. Dr. R. D.

Kandou Manado.Ejurnal keperawatan (e-Kp) Volume 4.Nomor .Diakses

bulan Maret 2018, http://www.scribd.com/doc/16308854/LP-

SectioCaesarea.

Page 81: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

Rahayuningrum, D., C. (2016). Perbedaan Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas

Dalam Dan Kompres Hangat Dalam Menurunkan Dismenore Pada

Remaja Sma Negeri 3 Padang. Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2).Diakses

bulan Maret 2018, http://syedzasaintika.ac.id/jurnal.

Trullyen, V,.L,. (2013). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap

Intensitas Nyeri pada Pasien Post Operasi Sectio

Caesarea.http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/article/view/2835.

Diakses pada bulan Maret 2018

Winkjosastro.(2010). Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi Pertama. Jakarta: YBPS.

Walley, J., Simkin., P., dan Keppler, A. (2008). Panduan Praktis Bagi Calon Ibu :

Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : PT Buana Ilmu Populer.

WHO. 2010. The Global Numbers and Costs of Additionally Needed and

Unnecessary Caesarean Sections Performed per Year: Overuse as a Barrier

to Univeral Covereage. Health Systems Financing.WHO.

Wall, P. D. (1965).Teori Gerbang Nyeri. Jakarta : EGC

Page 82: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan

JADWAL KEGIATAN

A. Alat dan Bahan

Alat penelitian yang digunakan yaitu alat tulis, alat perekam, dan

kamera.Sedangkan bahan penelitian yang digunakan yaitu lembar pedoman

pengkajian.

B. Prosedur Kerja

Prosedur penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

a. Melakukan pengambilan data awal di Rumah Sakit Umum Dewi

Sartika Kendari sekaligus melakukan observasi.

b. Melakukan penyusunan proposal dan konsultasi dengan pembimbing

serta melakukan ujian proposal.

c. Melakukan revisi proposal sekaligus membuat jadwal kerja.

d. Mengurus suat izin penelitian untuk melaksanakan penelitian.

e. Mengajukan izin penelitian di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika

Kendari.

2. Tahap penelitian

a. Melakukan peninjauan langsung ke objek penelitian

b. Memberikan informed consent untuk ditanda tangan oleh subyek yang

akan diteliti

c. Melakukan prosedur penatalaksanaan manajemen nyeri pada pasien

post operasi sectio caesarea dengan diagnosa keperawatan nyeri akut

diruang Mutiara Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari

Page 83: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

3. Tahap pengolahan data

Melakukan analisa berdasarkan data yang telah dikumpulkan.

Kemudian menyajikan data tersebut untuk memberikan menjelaskan

tentang prosedur penatalaksanaan manajemen nyeri pada pasien post

operasi sectio caesarea dengan diagnosa keperawatan nyeri akut diruang

Mutiara Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari.

4. Tahap akhir

Tahap akhir dari penelitian ini yaitu penulisan laporan, yang

disajikan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah.

Page 84: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

Lampiran 2 : Informasi & Pernyataan Persetujuan (informed consent)

Page 85: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

Lampiran 3 : Instrument Studi Kasus

INSTRUMEN STUDI KASUS

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu :

1. Alat tulis dan buku

Alat tulis dan buku digunakan untuk menuliskan informasi yang

didapatkan dari narasumber.

2. Lembar Pengkajian

Lembar pengkajian berisi pertanyaan seputar keadaan pasien post

Sectio Caesarea.

3. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengevaluasi tingkat nyeri

pasien sebelum dan sesudah dilakukan terapi teknik relaksasi napas dalam.

4. Kamera

Kamera digunakan ketika peneliti melakukan obsevasi untuk

mendokumentasikan gambar.

5. Alat perekam

Alat rekam digunakan utuk merekam suara ketika melakukan

pengumpulan data, baik menggunakan metode wawancara ataupun observasi.

Page 86: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

Lampian 4 : Standar Operasional Prosedur

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Teknik Relaksasi Nafas Dalam

A. Tahap prainteraksi

1. Membaca status pasien

2. Mencuci tangan

3. Ciptakan lingkungan yang tenang

B. Tahap orientasi

1. Memberikan salam terapeutik

2. Validasi kondisi pasien

3. Menjaga privacy pasien

4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan

keluarga

C. Tahap kerja

1. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada yang kurang

jelas

2. Atur posisi pasien agar rileks dan tanpa beban fisik

3. Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam sehingga rongga paru berisi

udara

4. Instruksikan pasien secara perlahan dan mengehembuskan udara

membiarkannya keluar dari setiap bagian anggota tubuh, pada waktu

bersamaan minta pasien untuk memusatkan perhatian

5. Instruksikan pasien untuk bernafas dengan irama normal beberapa saat (1-

2 menit)

Page 87: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

6. Instruksikan pasien untuk bernafas dalam, kemudian menghembuskan

secara perlahan

7. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, udara

yang mengalir dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan

kaki da rasakan kehangatannya

8. Instruksikan pasien untuk mengulangi teknik-teknik ini apabila nyeri

kembali lagi

9. Setelah pasien merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukannya

secara mandiri

D. Tahap terminasi

a. Evaluasi hasil kegiatan

b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

c. Akhiri kegiatan dengan baik

d. Cuci tangan

E. Dokumentasi

a. Catat waktu pelaksanaan tindakan

b. Catat respon pasien

c. Paraf dan nama perawat pelaksana

Page 88: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

Lampiran 5 : Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

Page 89: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri
Page 90: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri
Page 91: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri
Page 92: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri
Page 93: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri
Page 94: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri
Page 95: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri
Page 96: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri
Page 97: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

Lampiran 6 : Surat Ijn Pengambilan data Awal

Page 98: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri
Page 99: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

Lampiran 7 : Surat ijin Penelitian Dari Jurusan

Page 100: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

Lampiran 8 : Surat Ijin Penelitian Dari Poltekkes Kendari

Page 101: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

Lampiran 9 : Surat Ijin Penelitian Dari Balitbang

Page 102: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

Lampiran 10 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Page 103: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

Lampiran 11 : Surat Keterangan Bebas Administrasi

Page 104: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

Lampiran 12 : Surat Keterangan Bebas Pustaka

Page 105: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

Lampiran 13 : Bukti Proses Bimbingan KTI

Page 106: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri
Page 107: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 108: PENATALAKSANAAN MANAJEMEN NYERI UNTUK MENGURANGI NYERI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/587/1/KTI-MUDZAKIROH_compressed.pdf · penatalaksanaan manajemen nyeri untuk mengurangi nyeri