penanggulangan pengemis di alun-alun jember

16
Penaggulangan Pengemis di Alun-Alun Jember Pendidikan Kewarganegaraan PKN.36 Angkatan 2013

Upload: novita-widianingsih

Post on 20-Aug-2015

350 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Penaggulangan Pengemis di Alun-Alun Jember

Pendidikan KewarganegaraanPKN.36Angkatan 2013

Oleh:

Dodik kurniawan (130710101007) F. HukumDiana Aristanti (130710101022) F. HukumLuluk Hidayati (130210205038) FKIPNovita Widianingsih (130210402078) FKIPTegar Dian Febrianto (130810201253) F. Ekonomi

Latar Belakang

Menurut Van Romondt (Haryoto, 1986:386), pada dasarnya alun-alun itu

merupakan halaman depan rumah, namun dalam ukuran yang lebih besar. Lebih jauh Thomas Nix (1949:105-114) menjelaskan

bahwa alun-alun merupakan lahan terbuka dan terbentuk dengan membuat jarak antara bangunan-bangunan gedung.

Alun-alun Jember merupakan alun-alun yang terlatak dipusat kota Jember. Sebagai tempat acara

besar dan penting bagi masyarakat jember, alun-alun tidak luput dari berbagai masalah, salah satu

diantaranya adalah masalah kesenjangan sosial. Diantara banyak masalah kesenjangan sosial di kota

Jember ini, Pengemis merupakan permasalahan yang tiada habis-habisnya. Oleh sebab itu kami

disini akan mencoba memberikan solusi terhadap masalah tersebut.

Pokok Bahasan

Pengertian Pengemis

Pengertian Penanganan

Faktor Keberadaan

Pengemis

Penanggulangan Pengemis

Pengertian Pengemis

Menurut kamus besar bahasa indonesia, Pengemis adalah orang yang minta-minta; pengemis.

Berdasar uraian tersebut, Pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta, melalui berbagai cara dan alasan untuk mengharap belas kasihan dari orang lain.

Pengemis Sebagai Tindakan Sosial

Tindakan berupa usaha untuk mendapatkan perhatian dari orang lain yang dilakukan oleh pengemis merupakan suatu tindakan sosial.

Setiap orang memiliki pandangan berbeda terhadap pengemis. Ada diantara mereka, merasa malu bekerja sebagai pengemis, ada yang menganggap mengemis merupakan pekerjaan yang tidak berbeda dari pekerjaan yang lainnya

Hal ini menyebabkan lingkungan yang masyarakatnya berpikir demikian dapat melakukan kegiatan mengemis.

Pengemis Sebagai Tindakan EkonomiManusia bekerja untuk memenuhi

kebutuhan hidup dan keluarganya masing-masing. Berbagai macam cara digunakan guna kebutuhan tersebut terpenuhi. Salah satu tujuan para pengemis yang ada di alun-alun Jember yakni memperoleh pendapatan atau penghasilan dengan cara menengadahkan tangan pada orang lain.

Penanganan Pengemis

Penanganan menurut buku pedoman rehabilitasi gelandangan dan pengemis (2001:5) adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan terarah baik oleh pelaksana di Provinsi maupun Kabupaten/kota untuk mencegah, merehabilitasi dan memberdayakan.

Usaha tersebut menyangkut upaya pencegahan, rehabilitisi memberdayakan pengemis beserta keluarganya.

Penanganan pengemis yang meliputi usaha preventif, represif dan rehabilitatif bertujuan agar tidak terjadi pengemis dan mencegah meluasnya pengaruh pengemis.

Faktor Keberadaan Pengemis

Menurut Buku Standar Pelayanan Minimal pelayanan dan rehabilitasi Sosial Pengemis,

disebutkan beberapa hal yang mempengaruhi seseorang menjadi pengemis:

1. Tingginya Tingkat Kemiskinan2. Rendahnya Tingkat Pendidikan3. Kurangnya keterampilan Kerja4. Faktor Sosial Budaya

Lanjutan...

Faktor Budaya yang Mempengaruhi, yaitu:

1. Rendahnya Harga diri pada sekelompok orang, mengakibatkan tidak dimilikinya rasa malu untuk meminta-minta.

2. Sikap pasrah pada nasib. Mereka menganggap bahwa kemiskinan dan kondisi mereka sebagai pengemis adalah nasib, sehingga tidak ada kemauan untuk melakukan perubahan.

3. Kebebasan dan kesenangan hidup mengemis. Ada suatu kenikmatan sendiri karena mereka tidak merasa terikat oleh aturan atau norma yang kadang-kadang membebani mereka, sehingga mengemis menjadi salah satu mata pencaharian.

Usaha Dalam Menanggulangi Pengemis

Penanggulangan pengemis dilakukan dengan berbagai usaha antara lain :

1. Usaha preventif dimaksudkan untuk mencegah timbulnya pengemis didalam masyarakat, yang ditunjukkan baik pada perorangan maupun kelompok masyarakat.

2. Usaha represif yaitu tindakan penyisiran dimaksudkan untuk mengurangi bahkan meniadakan pengemis baik perorangan maupun kelompok.

3. Usaha rehabilitatif (pemberdayaan) terhadap pengemis meliputi usaha penampungan, penyeleksian, penyantunan dan tindak lanjut. Itu semua bertujuan agar fungsi sosial mereka berfungsi kembali sebagai warga masyarakat.

Usaha Prevertif1. Hilangkan Budaya Mengemis

Memasukkan pengemis ke “Motivation Camp” untuk dibina.

2. Anak-Anak Pengemis Harus BelajarBerikan Beasiswa Penuh Tempatkan di asrama

3. Berantas Kemiskinan dengan PendidikanPemberian Pelatihan,

Pemberdayaan, Pembinanan dan Peluang

Jangan Memberikan Raskin, BLT dan BLSM kepada para pengemis

Usaha Represif

Razia Pengemis Dadakan

Memasukkan Pengemis ke Dinas

Sosial untuk Mendapat Pembinaan.

Usaha Rehabilitatif• Pelatihan yang sesuai dengan

kemauan, kemampuan, jenis kelamin, serta usia.

• Lansia dimasukkan ke Panti Sosial / Jompo.

• Pemberian sertifikat lulus uji keterampilan, dan perjanjian tidak mengemis lagi.

1. Pelatihan Keterampilan Sesuai Kemampuan Mereka

• Kerawat desa bersama pemerintah daerah (dinas sosial) menciptakan lapangan pekerjaan.

• Pulangkan pengemis ke desa asal masing-masing, pekerjakan mereka di tempat yang disediakan (baik milik pemerintah maupun swasta).

• Jika sudah mampu mengelola sendiri, diharapkan membuka lapangan pekerjaan sendiri.

2. Buka Lapangan Kerja di Desa

Kesejahteraan masyarakat

Pemerintah Daerah

(Dinas Sosial)

Lembaga Pendidikan Dunia Usaha

Masyarakat

Terimakasih...