pemisahan logam berat cu dan cd dari … teknik pomits vol. 2, no. 1, (2013) issn: 2337-3539...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1
PEMISAHAN LOGAM BERAT Cu DAN Cd DARI LARUTAN LOGAM SINTETIS
DAN AIR LIMBAH INDUSTRI DENGAN MENGGUNAKAN BIOMASSA
CHLORELLA VULGARIS DAN BIOMASSA CHLORELLA VULGARIS YANG
TERIMMOBILISASI SEBAGAI ADSORBEN
Otta Richard Bena Pinem, Taufiq Fajar Sani, Sri Rachmania Juliastuti
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
*email : [email protected]
Seiring meningkatnya aktivitas manusia di
segala bidang, khususnya bidang industri, maka
meningkat pula jenis polutan (pencemar) yang
masuk ke lingkungan air, udara dan tanah.
Salah satu buangan yang dapat menyebabkan
pencemaran dan adalah logam berat yang
dihasilkan oleh suatu industri. Pada dasarnya
logam berat dalam air limbah dapat dipisahkan
dengan cara fisika, kimia dan biologi. Namun
dari pengolahan secara kimia dan fisika
membutuhkan biaya yang cukup besar dan
mempunyai dampak negatif pada lingkungan,
oleh karena itu di pilih pengolahan alternatif
dengan menggunakan mikroorganisme, yaitu
alga chlorella vulgaris. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui efektifitas adsorpsi
logam oleh biomassa alga dan biomassa alga
yang terimmobilisasi silica gel dengan
mempertimbangkan pengaruh pH, konsentrasi
logam, dan massa biomassa. Penelitian
dilakukakan dengan menggunakan logam
tembaga dan cadmium sintetis dan air limbah
PT.SIER Surabaya. Dari hasil penelitian
didapatkan kondisi terbaik pada pH 6,
konsentrasi logam 25 mg/l, dan massa biomassa
200 mg.
Kata Kunci: Biomassa, chlorella vulgaris,
imobilisasi, adsorpsi
I. PENDAHULUAN
eiring meningkatnya aktivitas manusia di
segala bidang, khususnya bidang industri,maka
meningkat pula jenis polutan (pencemar) yang
masuk ke lingkungan air, udara dan tanah. Salah
satu buangan yang dapat menyebabkan
pencemaran dan adalah logam berat yang
dihasilkan oleh suatu industri. Pada dasarnya
logam berat dalam air limbah dapat dipisahkan
dengan cara fisika, kimia dan biologi. Namun dari
pengolahan secara kimia dan fisika membutuhkan
biaya yang cukup besar dan mempunyai dampak
negatif pada lingkungan. Seperti telah diketahui
bahwa biosorben merupakan materi biologis yang
digunakan dalam proses penyerapan logam dari
suatu larutan. Biosorben yang digunakan dalam
proses biosorpsi dapat berasal dari bakteri, alga,
jamur, ragi dan tanaman. Oleh karena itu di pilih
pengolahan alternatif dengan menggunakan
mikroorganisme, yaitu alga chlorella vulgaris.
Dinding sel dari alga sebagian besar terdiri dari
lipid, polisakarida dan protein. Pada dinding
tersebut terdapat gugus fungsional yang berbeda
seperti imidazol, tioeter, karboksil, hidroksil,
karbonil, fosfat, fenolik dan lain-lain yang dapat
membentuk koordinasi komplek dengan ion logam
sehingga mampu mengikat ion logam.
II. URAIAN PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
pH yang digunakan 4, 5, dan 6
Konsentrasi logam 25, 50, dan 100 mg/l
Massa biomassa 100, 150, dan 200 mg
B. Kondisi Operasi
Penelitian dilakukan pada suhu 25-30ºC selama
60 menit dengan pengambilan sampel pada menit
ke 15, 45, dan 60.
C. Bahan yang Digunakan
CdSO4, CuSO4, Air limbah PT.SIER surabaya,
Natrium silikat, resin kation, HNO3, HCl dan
NaOH.
D. Prosedur Penelitian
Proses budidaya alga
Pertama-tama membudidayakan alga chlorella
vulgaris yang bertujuan untuk kebutuhan bahan
baku proses pembuatan biomassa alga dan
S

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2
biomassa terimmobilisasi sebagai adsorben.
Pembudidayaan alga dilakukan dalam suatu reactor
dengan bantuan aerasi (DO ≥ 2mg/L) dan lampu
penerangan dengan intensitas cahaya 10.000 lux
serta penambahan CO2 sebagai pendukung proses
fotosintesis.
Pembuatan biomassa alga
Memisahkan alga dari media dan air nya
dengan menggunakan centrifuge. Kemudian
dilakukan penyaringan sehingga diperoleh alga
kering. Alga kering yang masih ada kandungan air
nya di keringkan dalam oven dengan suhu 30-40ºC
selama 5-10 menit. Biomassa alga kering disimpan
untuk proses selanjutnya.
Pembuatan biomassa alga terimmobilisasi silica
gel
Menyiapkan larutan natrium silikat
(waterglass) sebanyak 100 ml. kemudian
menambahkan resin kation pada natrium silikat,
dan mengaduknya dengan magnetic stirrer hingga
homogen selama 30 menit. Memisahkan natrium
silikat dari resin dan menambahkan 500 mg
biomassa alga ke dalam larutan. Menambahkan
HCl hingga terbentuk hidrogel dan dikeringkan
pada oven dengan suhu 60 ºC hingga kandungan
air nya teruapkan semua.
Proses Adsorpsi logam
Pengaruh pH
Adsorpsi ion logam Cu (II) dan Cd (II)
dilakukan dengan mengkontakkan 100 mg
biomassa alga chlorella vulgaris baik non
imobilisasi maupun biomassa chlorella vulgaris
yang diimobilisasi dengan silika gel, dengan 50
mL larutan ion logam Cu (II) dan Cd (II) baik
larutan sintetis maupun air limbah industri.
Konsentrasi larutan logam dibuat tetap dengan
konsentrasi 25 mg/L, sedangkan pH divariasikan
dengan pH 4, 5, dan 6 untuk mendapatkan pH
optimal dalam proses adsorbsi ion logam. Waktu
yang digunakan adalah 60 menit. Dalam proses
adsorbsi ion logam sampel larutan diambil tiap 15
menit awal, 45 awal, dan 60 menit. Sampel
tersebut kemudian adalah sampel yang akan
dianalisa dengan AAS untuk mengetahui kadar ion
logam yang ada dalam larutan sampel.
Pengaruh konsentrasi logam
Dengan adanya variasi konsentrasi ion logam
pada adsorpsi logam menggunakan alga hijau non
imobilisasi dan alga hijau yang diimobilisasi pada
silika gel akan didapatkan dapat informasi tentang
kapasitas adsorpsi dari alga hijau non imobilisasi
dan alga hijau yang diimobilisasi pada silika gel
yang didapat dari isoterm adsorpsinya. Logam
divariasikan pada konsentrasi 25, 50, dan 100
mg/L. Kondisi pH yang digunakan adalah pH
terbaik yang didapatkan pada percobaan variasi
pH, yaitu pH 6. Dilakukan cara yang sama yaitu
mengkontakkan 100 mg biomassa dengan waktu
60 menit pada volume 50 ml. Selanjutnya, kadar
ion logam setelah dilakukan proses adsorbsi di
ukur konsentrasinya dengan menggunakan analisa
AAS.
Pengaruh massa biomassa
Dengan adanya variasi massa biomassa alga
kering dalam proses adsorpsi ion logam
menggunakan alga hijau non imobilisasi dan alga
hijau yang diimobilisasi pada silika gel akan
didapatkan informasi tentang pengaruh berat
adsorben terhadap adsorpsi dari alga hijau non
imobilisasi dan alga hijau yang diimobilisasi pada
silika gel. Berat/massa biomassa divariasikan yaitu
100 mg, 150 mg, dan 200 mg pada konsentrasi dan
pH terbaik yaitu 25 mg/l dan pH 6. Selanjutnya,
kadar ion logam setelah dilakukan proses adsorpsi
di ukur konsentrasinya dengan menggunakan
analisa AAS.
Analisa gugus fungsi dan konsentrasi
logam Analisa gugus fungsi yang terdapat pada
dinding sel alga menggunakan FTIR, dan analisa
untuk mengetahui konsentrasi logam dalam larutan
menggunakan AAS.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 1. Spectrum FTIR alga chlorella vulgaris
Dinding sel biomassa alga hijau terdiri dari
polisakarida dan protein, beberapa diantaranya
mengandung gugus karboksil, sulfat, amino. Oleh
karena itu, berdasarkan spektrum FT-IR di atas,
diinterpretasikan bahwa gugus fungsional yang
terdapat pada biomassa alga hijau diantaranya
adalah adanya (1) gugus hidroksil (-OH) dari

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3
polisakarida, (2) gugus C=O peptida (-CONH-)
berasal dari protein.
Proses adsorpsi dengan pengaruh pH
Dari hasil penelitian adsorpsi logam
dengan variasi pH 4,5, dan 6 maka didapatkan
hasil sebagai berikut :
Gambar 2. Grafik perbandingan adsorpsi logam Cu
dan Cd pada larutan sintetis
Gambar 2. Grafik perbandingan adsorpsi logam Cu
dan Cd pada larutan limbah
Dari Grafik pengaruh pH terhadap efektifitas
penyerapan logam yang telah dicantumkan
sebelumnya memperlihatkan bahwa jumlah tembaga
atau kadmium yang terserap oleh biomassa alga hijau
sangat dipengaruhi oleh pH dari larutan logam
tersebut. Adsorpsi ion logam Cu (II) dan Cd (II)
dengan biomassa alga hijau non imobilisasi maupun
biomasa alga hijau yang diimobilisasi pada silika gel
mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan pH.
Pada pH rendah, permukaan padatan
bermuatan positif karena terjadi protonasi pada gugus
anionik, seperti karboksilat ataupun amino. Sehingga
bila pH larutan diturunkan, maka akan terjadi
protonasi gugus basa lemah pada permukaan sel
biomassa tersebut, sehingga semakin rendah pH
larutan menyebabkan semakin banyak gugus basa
lemah yang terprotonasi dan akibatnya kemampuan
biomassa untuk menyerap logam semakin
lemah.Ditambah lagi dengan adanya kompetisi ion H+
dengan kation logam. Karena sama- sama memiliki
muatan positif (antara muatan pada permukaan alga
dengan kation logam), sehingga terjadi tolakan yang
menyebabkan daya serap menjadi rendah. Sedangkan
pada pH tinggi permukaan padatan bermuatan negatif
karena terjadi deprotonasi pada gugus hidroksil atau
amino, oleh karena itu daya serap ion logam Cu (II)
dan Cd (II) meningkat.
Hasil terbaik Cu dan Cd teradsorpsi yaitu
pada larutan logam sintetis untuk biomassa non
imobilisasi sebesar 71,4% dan 63,04%. Dengan
jumlah Cu dan Cd terserap per gram biomassa sebesar
8,925 mg/g dan 7,88 mg/g pada pH penyerapan
maksimumnya yaitu pH 6 dan pada waktu penyerapan
60 menit.
Proses adsorpsi dengan pengaruh konsentrasi
logam
Dari hasil penelitian adsorpsi logam
dengan variasi konsentrasi logam 25, 50, dan 100
mg/l maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Gambar 3. Grafik perbandingan adsorpsi logam Cu
dan Cd pada larutan sintetis
Gambar 4. Grafik perbandingan adsorpsi logam Cu
dan Cd pada larutan limbah
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
jumlah kadmium dan tembaga yang terserap oleh
biomassa alga hijau dipengaruhi oleh variasi
konsentrasi larutan yang digunakan. Semakin besar
konsentrasi larutan yang diinteraksikan dengan
jumlah biomassa yang tetap (100 mg) maka
semakin besar pula jumlah kadmium yang terserap
oleh biomassa alga hijau. Sesuai dengan teori
Langmuir yang mengatakan bahwa pada

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4
permukaan penyerap dalam hal ini biomassa alga
hijau terdapat sejumlah tertentu situs aktif yang
sebanding dengan luas permukaan penyerap.
Sehingga selama situs aktif belum jenuh atau
berada pada keadaan seimbang, maka dengan
bertambahnya konsentrasi ion logam yang
dikontakkan akan bertambah pula jumlah ion
logam yang terserap per gram biomassa nya.
Hasil terbaik Cu dan Cd teradsorpsi yaitu
pada larutan logam sintetis untuk biomassa non
imobilisasi sebesar 71,24% dan 63,04%. Pada
konsentrasi logam 25 mg/l dan pada pH
penyerapan maksimumnya yaitu pH 6 dengan
waktu kontak 60 menit.
Proses adsorpsi dengan pengaruh massa biomasa
Dari hasil penelitian adsorpsi logam dengan
variasi massa biomassa 100, 150, dan 200 mg maka
didapatkan hasil sebagai berikut :
Gambar 5. Grafik perbandingan adsorpsi logam Cu
dan Cd pada larutan sintetis
Gambar 6. Grafik perbandingan adsorpsi logam Cu
dan Cd pada larutan limbah
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
peningkatan massa biomassa akan menaikkan
presentase jumlah logam yang terserap. Hal ini
terjadi karena dengan bertambahnya jumlah
biomassa, maka akan semakin banyak situs (pusat)
aktif pada dinding sel biomassa yang berinteraksi
dengan ion Cu (II) maupun Cd (II) di dalam
larutan pada volume yang sama. Dengan demikian
semakin banyak gugus aktif yang mampu mengikat
ion logam baik Cu (II) maupun Cd (II) yang berada
pada permukaan biomassa chlorella vulgaris.
Biomassa alga hijau yang di imobilisasi pada silika
gel memiliki persen serapan yang lebih rendah
daripada biomassa non imobilisasi, hal ini
disebabkan oleh adanya silika yang berikatan
dengan gugus fungsional yang terdapat pada
biomassa sehingga menyebabkan berkurangnya
situs aktif pada biomassa hijau. Namun upaya
imobilisasi tetap disarankan karena dapat memiliki
kekuatan fisik yang lebih bagus dan biomassa
terimmobilisasi dapat di recovery untuk digunakan
kembali sebagai adsorben.[9]
Hasil terbaik untuk Cu (II) dan Cd (II)
teradsorpsi yaitu pada larutan logam sintetis untuk
biomassa non imobilisasi sebesar 73,52% dan 70,6%.
Dengan jumlah Cu dan Cd terserap per gram
biomassa sebesar 5,44 mg/g dan 5,5883 mg/g pada pH
penyerapan maksimumnya yaitu pH 6 dan pada waktu
penyerapan 60 menit dengan jumlah biomassa 200
mg.
Isotherm adsorpsi
Isoterm adsorpsi digunakan untuk
mengetahui hubungan antara jumlah zat yang
terserap (adsorbat) dengan jumlah zat penyerap
(adsorben), serta kemungkinan sifat dari
permukaan adsorben. Pada penelitian ini
digunakan dua bentuk persamaan isoterm adsorpsi,
yaitu isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich.
Data yang digunakan untuk mencari isoterm
adsorpsi adalah data penyerapan pada variasi
konsentrasi ion logam Cd (II) yang digunakan,
oleh biomassa alga hijau non imobilisasi dan
biomassa alga hijau yang diimobilisasi pada silika
gel.
Pada isoterm adsorpsi Langmuir, teori
Langmuir menjelaskan bahwa permukaan
penyerap dalam hal ini biomassa alga hijau
terdapat sejumlah tertentu situs aktif yang
sebanding dengan luas permukaan penyerap. Pada
setiap situs aktif memiliki energi yang sama
sehingga dapat dikatakan bahwa permukaan
adsorben bersifat homogen.
Isoterm adsorpsi Freundlich menyatakan
bahwa permukaan adsorben bersifat heterogen, hal
tesebut berarti afinitas dari masing-masing pusat
aktif tidak sama, sehingga adsorpsi pada situs yang
paling aktif lebih disukai.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5
Dari hasil perhitungan didapatkan hasil
berikut:
Tabel 1. Perbandingan isotherm Langmuir dan
Freundlich
Dilihat berdasarkan nilai R2, dapat
diasumsikan isotherm Freundlich mampu
menginterpretasikan data adsorpsi lebih baik
daripada isoterm Langmuir. Karena pada isotherm
Freundlich nilai R2 mendekati 1. Karena lebih
mengarah pada isotherm Freundlich, hal tersebut
menginformasikan bahwa kemungkinan
permukaan dari kedua biomassa alga hijau yang
digunakan bersifat heterogen, artinya setiap situs
aktif pada matriks alga yang kompleks memiliki
energi atau afinitas yang berbeda-beda.
IV. KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa pH, konsentrsi logam dan
massa biomassa sangat mempengaruhi proses
adsorpsi ion logam. Kondisi terbaik atau
maksimum penyerapan didapatkan pada pH 6,
konsentrasi logam 25 mg/l, dan massa biomassa
200 mg dengan waktu kontak 60 menit. Sedangkan
pada media larutan logam sintetis mampu
didapatkan hasil adsorpsi yang lebih baik daripada
media air limbah PT.SIER Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Buhani.Suharso and Z.Sembiring.2012.
Immobilization of Chetoceros sp Microalgae
with Silica Gel through Encapsulation
Technique as Adsorbent of Pb Metal from
Solution. Oriental Journal of Chemistry Vol
28
[2] Buhani.suharso.Zipora sembiring.2006.
Biosorption of metal ion Pb(II), Cu(II), and
Cd(II) on Surgassumduplicatum immobilized
silica gel matrix. Indo.J. Chem. 245-250
[3] C.Quintelas. B.Fonseca.B.Silva. H.Figueiredo.
T.Tavares. 2009. Treatment of
Chromium(VI) Solutions in a pilot-scale
bioreactor through a biofilm of Arthrobacter
viscous supported on GAC. Bioresource
Technology
[4] Elfrida. 2009. Peningkatan Daya Serap Alga
Coklat Turbinaria decurrens Borry Terhadap
Ion Logam Tembaga dan Seng dengan
Memodifikasi Gugus Karboksilnya. Jurnal
Mangrove dan Pesisir IX
[5] F.A Abu Al-Rub. M.H.El-Naas. M. Al-
Marzouqi.2005 . Biosorption of copper on
Chlorella vulgaris from single,binary and
ternary metal aqueous solutions. Process
Biochemistry.El Sciever. 457-464
[6] Mohammed Sayed Abdel Hameed and Ola
Hammouda Ebrahim. 2007.
Biotechnological Potential Uses of
Immobilized Algae. International Journal of
Agriculture &Biology Vol 9 No.1
[7] Ronaldo. Imelda.H.Silalahi. Nelly Wahyuni.
2013. Adsorpsi Ion Logam Cu(ll)
Menggunakan Biomassa Alga Coklat
(Sargassum Crassifolium) yang
terenkapsulasi Aqua-Gel Silika.JKK Vol 2
hal 148-152
[8] E. Romera . F.Gonzalez. A.Ballester. M.L.
Blazquez. J.A.Munoz. 2006. Comparative
study of biosorption of heavy metals using
different types of algae. Science Direct.
[9] Hima Karnika Alluri. Srinivasa Reddy
Ronda. Vijaya Saradhi Settalluri. Jayakumar
Singh.Bondili. Suryanarayana.V and
Venkateshwar.P . 2007. Biosorption : An
eco-friendly alternative for heavy metal
removal. African Journal of Biotechnology
Vol 6
[10] Nadia A.Abdelmajeed. Olfat A. khelil.Elnas
Nabil. 2012. Immobilization technology for
enchancing bio-product industry. African
journal of biotechnology . vol 11.
[11] Nilanjana das. R.Vimala. 2008. Biosorption
of heavy metal- an overview. Indian journal
of biotechnology.vol 7 159-169