pemisahan campuran etanol - amil alkohol - air …
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

PEMISAHAN CAMPURAN ETANOL - AMIL
ALKOHOL - AIR DENGAN PROSES DISTILASI
DALAM STRUCTURED PACKING DAN
DEHIDRASI MENGGUNAKAN ADSORBENT
Disusun oleh: Garry Sinawang Lutfia 2309100030 2309100136
Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Tri Widjaja, M. Eng.

Krisis Energi Bahan
Bakar Fosil
Pengembangan Renewable Resources
Bioethanol
LATAR BELAKANG
Metode Pengembangan Etanol: Fermentasi - Ekstraktif diharapkan dapat menghasilkan etanol 99%
Evaluasi: 1. HETP minimun 2. Pressure drop secara
teoritis 3. Jenis adsorbent
Penelitian Lanjutan
Kadar 99% belum tercapai Metode Lanjutan: Distilasi-Adsorpsi
Penelitian Terdahulu (Mira Dyah) : Kadar Etanol Tertinggi 73%

PENELITIAN TERDAHULU
Bravo dkk. (1985) model efisiensi transfer massa pada structured packing
Shi dan Mersmann (1985) menentukan liquid holdup dengan memperhitungkan luas area penampang packing tempat terjadinya transfer massa Rocha dkk (1996)
permodelan untuk desain kolom distilasi
Carlo dkk. (2006) korelasi untuk evaluasi HETP pada kolom distilasi
Rix dan Olujic (2008) pressure drop pada berbagai jenis packing
Orlando Jr. dkk. (2009) hasil distilat optimum didapatkan dari reflux ratio yang sekecil mungkin
Mira dan Diyah (2012) distilasi menggunakan packed bed steel wool dan adsorpsi dengan silica gel etanol hasil fermentasi-ekstraktif berupa campuran ethanol, solvent (dodecanol dan octanol), air.

• Mendapatkan pilihan adsorbent yang baik untuk proses adsorpsi.
TUJUAN PENELITIAN
• Mendapatkan parameter HETP untuk kolom distilasi
• Membandingkan pressure drop pada kolom secara perhitungan teoritis
• Mendapatkan kadar etanol yang tinggi

2. Mendapatkan pilihan adsorbent yang lebih baik dari hasil membandingkan penggunaan tiga jenis adsorbent (silica gel, CaCl2 dan molecular sieve 3A).
MANFAAT PENELITIAN
1. Menghasilkan parameter optimal (HETP dan pressure drop) yang dibutuhkan untuk peralatan distilasi sehingga dapat menghasilkan etanol dengan kadar yang tinggi

METODOLOGI PENELITIAN
Keterangan Ukuran Diameter kolom distilasi 5 cm Tinggi kolom distilasi 60 cm Volume labu distilasi 500 ml Volume labu adsorpsi 500 ml Diameter kolom adsorpsi 2 cm Tinggi kolom adsorpsi 30 cm
Spesifikasi Kolom Distilasi dan Adsorpsi
Distilasi Adsorpsi

DATA KESETIMBANGAN 1-PENTANOL – ETANOL – AIR PADA 101.3 KPA (MARIA J. FERNANDEZ, DKK)
(1) 1-pentanol (2) ethanol
Temp (K) x1 x2 y1 y2 Temp (K) x1 x2 y1 y2
393.35 0.914 0.075 0.509 0.309 359.95 0.352 0.527 0.013 0.737
376.55 0.716 0.268 0.196 0.657 378 0.805 0.1 0.206 0.264
365.85 0.503 0.465 0.085 0.796 375.25 0.752 0.098 0.158 0.233
358.95 0.301 0.661 0.014 0.9 368.9 0.616 0.221 0.106 0.416
353.55 0.092 0.865 0.009 0.932 354.15 0.117 0.688 0.01 0.771
354.55 0.136 0.793 0.012 0.888 356.45 0.136 0.42 0.01 0.569
355.75 0.193 0.739 0.012 0.886 355.05 0.129 0.569 0.013 0.676
357.55 0.256 0.691 0.014 0.87 357.95 0.26 0.456 0.011 0.602
359.65 0.324 0.617 0.013 0.842 361.65 0.399 0.337 0.055 0.493
361.75 0.412 0.53 0.014 0.82 364.15 0.467 0.25 0.076 0.384
364.95 0.506 0.441 0.074 0.725 366.65 0.522 0.124 0.088 0.211
368.65 0.583 0.351 0.101 0.644 365.85 0.469 0.115 0.095 0.196
378.65 0.803 0.184 0.194 0.502 362.7 0.368 0.207 0.063 0.328
370.65 0.667 0.207 0.104 0.413 360 0.256 0.306 0.046 0.435
362.85 0.452 0.363 0.062 0.558 357.5 0.183 0.396 0.009 0.541

Bahan – bahan yang digunakan pada penelitian :
1. Etanol 2. Amil alkohol 3. Silica gel 4. CaCl2 5. Molecular sieve 3A
Variabel penelitian: Distilasi 1. Suhu (rate uap) : 120 °C (4.3059 x 10-4 kg/s) 145 °C (4.8017 x 10-4 kg/s) 160 °C (5.3020 x 10-4 kg/s) 2. Reflux ratio : 0.26 ; 0.92 Adsorpsi 1. Jenis adsorbent : silica gel, CaCl2, dan molecular sieve 2. Daya (rate uap) : 120 °C (1.1617 x 10-3 kg/s) 140 °C (1.5341 x 10-3 kg/s)
Penelitian ini dilakukan pada Kondisi:
1. Tekanan 760 mmHg (atmosferik) 2. Feed : etanol - amil alkohol - air
Penelitian menggunakan gas chromatography untuk menganalisa kadar etanol di Laboratorium Energi Gedung Robotika dan Laboratorium Thermodinamika.

DIAGRAM ALIR PENELITIAN
Rate uap
Rate liquid Distilasi
Mengukur Konsentrasi Etanol
Perhitungan HETP dan Pressure Drop
Jenis adsorbent
Rate uap Adsorpsi
Mengukur Konsentrasi Etanol
Kurva Breakthrough

Prosedur Penelitian Distilasi
Mengulangi untuk variabel rate uap dan reflux ratio yang lain.
Mengecek keadaan peralatan distilasi, memastikan semua valve tertutup.
Mengisi tangki feed dengan larutan campuran sebanyak 250 ml dengan komposisi 15% etanol, 80% amil alkohol, dan 5% air.
Mengalirkan air pendingin ke dalam kondensor.
Menyalakan hot plate untuk memanasi labu leher dua
Mengatur knop hot plate sesuai dengan rate uap yang ditentukan.
Menampung produk yang dihasilkan dan menganalisa kadarnya

Prosedur Penelitian Adsorpsi
Mengulangi untuk variabel jenis adsorbent dan rate uap yang lain.
Mengecek keadaan peralatan adsorpsi, memastikan semua valve tertutup.
Mengisi tangki feed dengan larutan hasil distilasi terbaik sejumlah 100 ml
Mengalirkan air pendingin ke dalam kondensor.
Menyalakan hot plate untuk memanasi labu leher dua
Mengatur knop hot plate sesuai dengan rate uap yang ditentukan.
Menampung produk yang dihasilkan dan menganalisa kadarnya

TINJAUAN PUSTAKA
Distilasi Pemisahkan komponen di dalam larutan yang mempunyai titik didih yang berbeda dan untuk larutan yang miscible (saling larut) dan volatile menjadi komponennya masing – masing.
Neraca Massa :
Neraca Energi :

Tabel Karakteristik Serabut Logam (Steel Wool)
Packed Bed Jenis Packing Syarat-syarat jenis packing yang baik: 1. Memiliki luas permukaan per
volume yang besar 2. Memiliki porositas yang besar 3. Memiliki bulk density yang
rendah 4. Tahan korosi 5. Tidak mahal
Packed bed merupakan suatu silinder panjang, biasanya berdiri tegak dan berisi packing yang diam di dalamnya.
Stainless Steel Wool
Karakteristik Stainless Steel Wool Diameter 0.001 m Surface Area 800 m2/m3 Surface Tension 0.075 N/m

HETP (Height of Packing Equivalent to a Theoretical Plate)
HETP sering digunakan untuk mengukur performa kolom packed pada distilasi atau absorbsi
Variabel-variabel yang mempengaruhi HETP :
• Tipe dan ukuran packing • Kecepatan aliran masing – masing fluida • Konsentrasi fluida • Diameter menara • Sifat fisis bahan yang difraksinasi • Perbandingan diameter menara dan diameter
packing • Koefisien penyebaran atau distribusi cairan

• Pressure drop adalah penurunan tekanan dari satu titik dengan satu titik lainnya pada pipa atau kolom.
• Persamaan Ergun bisa digunakan secara general untuk bilangan Reynolds rendah, intermediate, dan tinggi.
Pressure Drop
• Pada packed bed persamaan pressure drop dapat dihitung menggunakan korelasi Ergun.

Adsorpsi • Fluida dikontakkan dengan partikel padat dan bulat
yang selektif menyerap (adsorb) komponen tertentu dalam feed.
• Kurva breakthrough merupakan evolusi/perubahan konsentrasi larutan dalam fungsi parameter adsorpsi seperti waktu kontak antara fasa cair dan padat, konsentrasi pelarut dan temperatur.
• Padatan tersebut biasanya diletakkan dalam sebuah fixed bed, kemudian fluida dialirkan melewati bed hingga padatan tersebut hampir jenuh (saturated).

Rumus Molekul : C5-H12-O Bentuk : liquid Berat Molekul : 88.15g/mol Warna : jernih tak berwarna Titik Didih : 137.5°C (279.5°F) Titik Leleh : -79°C (-110.2°F) Suhu kritis : 313°C (595.4°F) Specific Gravity : 0.8146 (Water = 1) Tekanan Uap : 0.4 kPa (@ 20°C) Kelarutan dalam air : 2.7 g/100 ml pada 22 ⁰C. Kelarutan : Larut dalam aseton. Larut sebagian dalam air dingin, air panas. Larut dengan alkohol, eter, dan kebanyakan pelarut
organik
Amil Alkohol

Silica Gel
• Merupakan butiran seperti kaca dengan bentuk yang sangat berpori.
• Mencegah terbentuknya kelembaban yang berlebihan sebelum terjadi.
• Memiliki afinitas yang kuat untuk molekul air.
• Ukuran pori rata-rata 2,4 nanometer.
• Dapat didehidrasi sehingga berubah menjadi padatan atau butiran mirip kaca yang bersifat tidak elastis.
• Dimanfaatkan sebagai zat penyerap, pengering dan penopang katalis.

Molecular Sieve
1. Berpori-pori kecil/halus dengan ukuran yang terstandarisasi dan seragam.
2. Dapat dengan selektif "melanjutkan" atau "menangkap" molekul-molekul yang lewat berdasarkan besar-kecilnya ukuran molekul.
Molecular sieve berdasarkan kemampuan adsorpsinya : • 3A (pore size 3 Å) • 4A (pore size 4 Å) • 5A (pore size 5 Å) • 10x (pore size 8 Å) • 13X (pore size 10 Å)
3. Kemampuannya dalam menangkap molekul H2O cukup tinggi (20-25% dari berat molekular sieve itu sendiri).
4. Seperti glycol, dan amine, molecular sieve ini juga bisa diregenerasi dengan metoda pemanasan dan purging.

HASIL PENELITIAN Distilasi
Dasar Perhitungan Teoritis Kadar Etanol yang Didapat (%)
Suhu Operasi (⁰C)
HYSYS 73.14 80.01 Kurva kesetimbangan sistem etanol-1-pentanol-air (Maria J. Fernandez dkk)
93.2 80.55
Pada penelitian ini, variabel distilasi yang digunakan antara lain rate uap sebesar:
4.3059 x 10-4 kg/s (suhu operasi 124 °C) 4.8017 x 10-4 kg/s (suhu operasi 145 °C) 5.3020 x 10-4 kg/s (suhu operasi 160 °C)
Proses ditilasi ini juga dilakukan pada dua macam reflux ratio yaitu 0.26 dan 0.92 untuk setiap rate uap.
Pemilihan reflux ratio tersebut untuk mewakili kondisi operasi reflux total dan reflux partial.

Pertimbangan pemilihan rate uap:
Saat penelitian dilakukan pada suhu 80-110 °C larutan campuran menjadi uap tetapi tidak menuju kolom distilasi bagian atas.
Suhu 124 °C masih di bawah titik didih amil alkohol sehingga saat campuran diuapkan amil alkohol tidak ikut teruapkan.
Suhu 145⁰ C dan 160⁰ C suhu terletak di atas titik didih amil alkohol tetapi diharapkan agar dengan suhu yang cukup tinggi campuran cepat menguap menuju kolom bagian distilasi bagian atas.

Reflux Ratio Rate uap (kg/s) Kadar Ethanol
(%vol) 0.92 4.3059 x 10-4 44.6605 0.92 4.8017 x 10-4 69.4336 0.92 5.3020 x 10-4 59.7107
Tabel Kadar Etanol untuk setiap Rate Uap pada Reflux Ratio 0.92
Gambar Kadar Etanol untuk setiap Rate Uap pada Reflux Ratio 0.92
44.6605
69.4336
59.7107
40
45
50
55
60
65
70
1.1897 1.3281 1.4675
Kad
ar E
tano
l (%
vol
)
Rate uap x 10-7 (kg/s)

Reflux Ratio Rate uap (kg/s) Kadar Ethanol
(%vol) 0.26 4.3059 x 10-4 62.9087 0.26 4.8017 x 10-4 62.3127 0.26 5.3020 x 10-4 59.7107
Tabel Kadar Etanol untuk setiap Rate Uap pada Reflux Ratio 0.26
Gambar Kadar Etanol untuk setiap Rate Uap pada Reflux Ratio 0.26
62.9087 62.3127 59.7107
40
45
50
55
60
65
70
1.1897 1.3281 1.4675
Kad
ar E
tano
l (%
vol
)
Rate uap x 10-7 (kg/s)

Kadar etanol tertinggi di antara dua variabel reflux ratio 0.92 dan 0.26 adalah sebesar 69.4336%, pada kondisi operasi reflux ratio 0.92 dan rate uap 1.3281 x 10-7 (kg/s).
Kesimpulan Hasil Distilasi

Pressure Drop Pressure drop dapat dihitung menggunakan korelasi Ergun.
Evaluasi Pressure Drop
Rate Uap ΔP (kg/s) (Pa/m)
4.3059 x 10-4 0.0027 4.8017 x 10-4 0.0032 5.3020 x 10-4 0.0037
Tabel Hasil Perhitungan Pressure Drop untuk Setiap Rate Uap menggunakan korelasi Ergun

Berdasarkan referensi Grafik 6.34. pada Treybal, hubungan antara flooding dan pressure drop pada berbagai jenis packed tower dapat dilihat bahwa untuk parameter pressure drop setiap rate uap sudah memenuhi

Pertama Nmin dihitung menggunakan Fenske Equation:
di mana
HETP (Height of Packing Equivalent to a Theoretical Plate) Perhitungan HETP diawali dengan penghitungan jumlah plate
Rmin dicari menggunakan Underwood Equation:
di mana
di mana harus diketahui nilai ϕ yang berasal dari persamaan:

Nilai q didapatkan dari persamaan:
Kemudian nilai q disubstitusi ke persamaan
(didapatkan nilai ϕ)
Rmin didapatkan dengan persamaan

Untuk mencari N dapat menggunakan Gilliland Equation:
di mana
HETP didapatkan dari persamaan
𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 =𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑗𝑗𝑗𝑗𝑘𝑘𝑘𝑘𝑗𝑗𝑗 𝑝𝑝𝑘𝑘𝑗𝑗𝑡𝑡𝑝𝑝

• untuk setiap rate uap dan reflux ratio sudah mendekati HETP steel wool secara teoritis yaitu 0.13 m (data dari www.homedistiller.org)
• adanya selisih hasil percobaan dengan teoritis adalah posisi penataan steel wool saat percobaan sedikit berbeda dengan posisi penataan steel wool saat dilakukan perhitungan secara teoritis.
Kesimpulan HETP:
Reflux ratio 0.92 Reflux ratio 0.26
Rate uap (kg/s) N stages HETP (m) Rate uap (kg/s) N stages HETP (m)
4.3059 x 10-4 7 0.0857 4.3059 x 10-4 7 0.0857
4.8017 x 10-4 7 0.0857 4.8017 x 10-4 6 0.1
5.3020 x 10-4 5 0.12 5.3020 x 10-4 5 0.12
Evaluasi parameter Height of Packing Equivalent to a Theoretical Plate (HETP)
Tabel Perhitungan HETP untuk Setiap Rate Uap

Adsorpsi
Komposisi Campuran (%) Etanol Air Amil Alkohol 48.89 49.87 1.24
Tabel Komposisi Feed untuk Adsorpsi
Pengambilan sampel tiap variabel dilakukan setiap 15 menit sekali
Dilakukan hingga tidak ada yang produk yang keluar sehingga terjadi perbedaan jumlah sampel pada beberapa variabel.

Pertimbangan pemilihan suhu 120 °C dan 140 °C adalah :
1. Saat penelitian dilakukan pada suhu 80-110 °C yang terjadi adalah campuran menjadi uap tetapi tidak menuju kolom adsorpsi.
2. Suhu 120 °C masih di bawah titik didih amil alkohol sehingga saat campuran diuapkan amil alkohol tidak ikut teruapkan dan suhu 140 °C suhu sudah melewati titik didihnya sehingga waktu campuran diuapkan akan ikut teruapkan semuanya.
MetodePemilihan Suhu Suhu Operasi (⁰C)
Titik Didih Etanol (Teoritis) 80 Penelitian 120 dan 140
Tabel Perbandingan Kondisi Operasi Teoritis dan Penelitian

Tabel Komposisi Hasil Adsorpsi dengan Silica Gel pada Rate Uap 1.1617 x 10-3 kg/s (T= 120 °C)
Jenis Adsorbent t (menit) %
Etanol Air Amil Alkohol
Silica Gel
0 59.13 40.06 0.81 15 48.46 41.54 10.00 30 30.68 30.04 39.28 45 49.17 46.15 4.69 60 51.91 40.25 7.84
Tabel Komposisi Hasil Adsorpsi dengan Silica Gel pada Rate Uap 1.5341 x 10-3 kg/s (T= 140 °C)
Jenis Adsorbent t (menit) %
Etanol Air Amil Alkohol
Silica Gel
0 57.10 42.90 0.00 15 42.93 44.23 12.83 30 57.39 41.65 0.96 45 52.37 46.76 0.87 60 55.02 43.49 1.49
Silica Gel

0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
0 15 30 45 60
Kad
ar E
tano
l (%
)
t (menit)
Silica Gel T=140 C
Silica Gel T=120 C
Gambar Kadar Etanol pada Komposisi Hasil Adsorpsi dengan Silica Gel Setiap 15 Menit

1. Adanya kapasitas maksimum penyerapan air yang dimiliki silica gel.
Hasil kadar etanol yang kurang tinggi disebabkan beberapa faktor:
Gambar Kurva Moisture Equilibrium untuk Silica Gel
Suhu RH Kapasitas maksimum air yang diserap (mL)
(⁰C) (%) Teoritis Actual 120 25.45 8.95 9.81 140 13.98 2.44 6.97
Tabel Perbandingan Kapasitas Air yang Diserap Silica Gel
2. Suhu regenerasi berada di bawah suhu uap campuran silica gel. Silica gel memiliki suhu regenerasi sekitar 60-90 °C

Molecular Sieve 3A Tabel Komposisi Hasil Adsorpsi dengan Molecular Sieve 3A pada
Rate Uap 1.1617 x 10-3 kg/s (T= 120 °C)
Jenis Adsorbent t(menit) %
Etanol Air Amil Alkohol
Molecular Sieve 3A
0 2.19 97.51 0.30 15 8.78 31.35 59.87 30 47.11 44.20 8.70 45 42.64 32.41 24.95 60 50.86 48.48 0.66 75 49.98 48.26 1.75
Tabel Komposisi Hasil Adsorpsi dengan Molecular Sieve 3A pada Rate Uap 1.5341 x 10-3 kg/s (T= 140 °C)
Jenis Adsorbent t(menit) %
Etanol Air Amil Alkohol
Molecular Sieve 3A
0 47.89 38.04 14.07 15 59.75 38.38 1.87 30 48.68 43.22 8.10 45 27.85 53.16 19.00 60 18.83 80.89 0.28

0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
0 15 30 45 60 75
Kad
ar E
tano
l (%
)
t (menit)
Molecular Sieve T=140 C
Molecular Sieve T=120 C
Gambar Kadar Etanol pada Komposisi Hasil Adsorpsi dengan Molecular Sieve 3A Setiap 15 Menit

Suhu regenerasi molecular sieve 3A yang berada pada kisaran 140-250 °C sehingga air yang sudah terserap pada molecular sieve 3A teruapkan kembali.
Suhu Kapasitas maksimum air yang diserap (mL)
(⁰C) Teoritis Actual 120 2.01 1.39 140 11.39
Tabel Perbandingan Kapasitas Air yang Diserap Molecular Sieve
Pada hasil percobaan pada suhu 140 °C terjadi selisih dengan perhitungan teoritis, hal ini disebabkan karena karena saat percobaan ada sebagian air yang tidak terserap oleh molecular sieve 3A tetapi hilang pada sambungan antara labu leher dua dan kolom adsorpsi

Calcium Chloride (CaCl2)
Tabel Komposisi Hasil Adsorpsi dengan CaCl2 pada Rate Uap 1.1617 x 10-3 kg/s (T= 120 °C)
Jenis Adsorbent t(menit) %
Etanol Air Amil Alkohol
CaCl2
0 49.25 37.94 12.80 15 58.92 38.59 2.49 30 77.54 17.59 4.86 45 57.09 35.19 7.72 60 60.53 39.18 0.29 75 60.66 38.36 0.98 90 55.46 43.67 0.87 105 38.18 61.54 0.28

Tabel Komposisi Hasil Adsorpsi dengan CaCl2 pada Rate Uap 1.5341 x 10-3 kg/s (T= 140 °C)
Jenis Adsorbent t(menit) %
Etanol Air Amil Alkohol
CaCl2
0 61.42 38.30 0.28 15 42.11 55.86 2.03 30 11.21 86.00 2.78 45 0.36 68.06 31.58 60 0.24 94.79 4.97 75 0.51 73.37 26.12 90 0.33 97.17 2.50

Gambar Kadar Etanol pada Komposisi Hasil Adsorpsi dengan CaCl2 Setiap 15 Menit
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
0 15 30 45 60 75 90 105 120
Kad
ar E
tano
l (%
)
t (menit)
CaCl2 T=140 CCaCl2 T=120 C

Kesimpulan Hasil Pemilihan Adsorbent
Adsorbent terbaik adalah molecular sieve 3A pada suhu 120 °C

Komposisi Campuran (%) Etanol Air Amil Alkohol 69.32 26.4 4.28
Tabel Komposisi Feed untuk Adsorpsi pada Keadaan Terbaik
Tabel Komposisi Hasil Adsorpsi dengan Molecular Sieve 3A pada Rate Uap 1.1617 x 10-3 kg/s (T= 120 °C)
Jenis Adsorbent t(menit) %
Etanol Air Amil Alkohol
Molecular Sieve
0 76.44 23.56 0.00 15 76.44 23.56 0.00 30 81.23 8.62 10.15 45 63.32 31.79 4.88

Gambar Kadar Etanol pada Komposisi Hasil Adsorpsi dengan Molecular Sieve 3A Setiap 15 Menit pada Keadaan Terbaik
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
0 15 30 45
Kad
ar E
tano
l (%
)
t (menit)
Molecular Sieve T=120 C

KESIMPULAN
1. Hasil dari penelitian pada bagian distilasi didapatkan etanol dengan kadar tertinggi pada variabel rate uap 1.3281 x 10-7 (kg/s) dan reflux ratio 0.92 yaitu sebesar 69.4336% v/v.
2. HETP kolom untuk tiap rate uap dan reflux ratio sekitar 0.0875 – 0.1 m.
3. Pressure drop tiap rate uap dan reflux ratio masih memenuhi ketentuan secara teoritis.
4. Adsorpsi yang paling baik menggunakan molecular sieve 3A dengan kadar etanol sebesar 81.23% v/v.
SARAN Melakukan perbaikan alat distilasi maupun adsorpsi dengan cara melakukan penyambungan kolom dengan labu leher dua secara permanen.
