pemikiran hasan al banna dalam pendidikan...

63
PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAM Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh MUHAMMAD AL BANNA NIM108011000168 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: vuongcong

Post on 31-Jan-2018

254 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

MUHAMMAD AL BANNA

NIM108011000168

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat
Page 3: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat
Page 4: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

i

ABSTRAK

MUHAMMAD AL BANNA (NIM:108011000168). Pemikiran Hasan Al

Banna dalam Pendidikan Islam.

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui pemikiran Hasan

Al Banna tentang komponen-komponen dalam pendidikan Islam. (2)

memperdalam pemahaman tentang prinsip pemikiran Hasan Al Banna dalam

pendidikan Islam. (3) mengetahui aliran filsafat yang mempengaruhi pemikiran

Hasan Al Banna dalam pendidikan Islam.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yaitu

penelitian yang bermaksud menggambarkan tentang suatu variabel, gejala, atau

keadaan “apa adanya”, dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu.

Ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan (library

research). Karena permasalahari yang akan diteliti adalah mengkaji sejarah, maka

dari itu diperlukan banyaknya literatur-literatur yang relevan dengan skripsi ini.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan adalah bahwa:

1. Hasan Al Banna mempunyai pandangan bahwa pendidikan adalah upaya

ikhtiari manusia untuk peningkatan taraf hidup kearah yang lebih baik.

2. Pemikiran Hasan Al Banna dalam pendidikan Islam berangkat dari

pemahamannya terhadap ajaran Islam yang memiliki universalitas;

universalitas zamany, universalitas makany (geografi) dan unversalitas

insany (kemanusiaan), yaitu Al-Qur’an Sunnah Nabi Saw. Dan amaliyatsalaf

al-shalih sebagai rujukannya. Pemikiran Hasan Al Banna dalam pendidikan

islam meliputi:

a. Dasar-dasar pendidikan Islam berlandaskan pada ajaran yang bersumber

dari Al-Qur'an dan Hadist.

b. Tujuan pendidikan Islam yaitu membentuk kepribadian muslim yang

merupakan realisasi atas pemahaman Islam kaffah.

c. Metode pendidikan harus mencontoh prinsip-prinsip Qur'ani.

d. Materi pendidikan bertumpu pada ajaran tauhid, sedangkan ibadah dan

akhlak merupakan suplemennya.

e. Hubungan pendidik dan peserta didik harus selalu harmonis.

f. Pendidikan Islam meliputi pendidikan formal, informal, dan non formal,

yang ketiganya saling berkaitan dan saling mendukung satu sama lain.

3. Pemikiran Hasan Al Banna dalam pendidikan Islam dapat di kategorikan ke

dalam aliran filsafat rekonstruksionalisme, yaitu suatu aliran yang berusaha

mengatasi krisis kehidupan modern dengan membangun tata susunan hidup

yang baru melalui lembaga dan proses pendidikan.

Page 5: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul "PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAM".

Skripsi ini penulis ajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendid'ikan Islam (S.Pd.I). Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada

juri'jungan kita nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, dan kita sebagai

pengikut ajarannya.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan, arahan

dan masukan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat mengatasi semua

halangan dan rintangan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala

kerendahan hati dan ketulusan jiwa, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya, jazakumullah khairan jaza, mereka adalah :

1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin

Hidayat, M.A. yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk mengikuti perkuliahan Pendidikan Agama Islam di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Nurlena Rifa'i, Ph. D

beserta seluruh staffnya.

3. Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, Dr. H. Abdul Majid Khon, M. Ag.

4. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, Marhamah Saleh, Lc.

MA.

5. Penasehat Akademik, Tanenji, M.A. yang senantiasa memberikan

nasihat, arahan dan motivasinya kepada penulis.

6. Dosen Pembimbing, Dr. Khalimi, M.A. yang telah banyak

memberikan arahan dan motivasinya kepada penulis selama

menyelesaikan skripsi ini.

Page 6: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

iii

7. Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah banyak

memberikan ilmu kepada penulis selama di perkuliahan.

8. Kepala Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta

seluruh staff, atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis

untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi

ini.

9. Orang tua tercinta, H. Sholihin Sani dan Betty Nurbaeti, yang tiada

henti-hentinya memberikan doa, nasehat, dan semangat agar penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Nuristiana S.Pd., yang terus memberikan semangat dan motivasinya

selama penulis mengerjakan skripsi ini.

11. Teman-teman Jurusan Pendidikan Agama Islam, khususnya

sahabat-sahabatku kelas E (ANKA FC) angkatan 2008 yang selalu

memberikan masukan yang berharga dan semangat kepada penulis

Semoga selamanya kita kompak.

Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis namun tidak

bisa disebutkan satu persatu. Penulis berharap semoga amal baik dari semua

pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

mendapatkan balasan dari Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal alamin.

Jakarta, 21 Maret 2014

Muhammad Al Banna

Page 7: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

ABSTRAK ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Permasalahan ............................................................................. 4

1. Identifikasi Masalah ............................................................... 4

2. Pembatasan Masalah .............................................................. 5

3. Perumusan Masalah ............................................................... 5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................... 5

1. Tujuan Penelitian ................................................................... 5

2. Kegunaan Penelitian .............................................................. 5

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Filsafat Pendidikan Islam .......................................................... 6

1. Pengertian Pendidikan Agamalslam ...................................... 6

2. Urgensi dan Fungsi Pendidikan Islam .................................. 12

3. Sumber-sumber Filsafat Pendidikan Islam ............................ 14

4. Aliran-aliran dalam Filsafat Pendidikan Islam ...................... 15

B. Pemikiran Pendidikan Islam ...................................................... 18

1. Pengertian Pemikiran Pendidikan Islam ............................... 18

2. Tujuan dan Kegunaan Mempelajari Pemikiran Pendidikan

Islam ....................................................................................... 19

3. Prinsip-prinsip Pemikiran Pendidikan Islam ......................... 19

4. Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam ..................................... 20

Page 8: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Sumber dan Jenis Penelitian ...................................................... 27

B. Tehnik Perolehan Data ............................................................... 28

C. Tehnik Pengolahan Data ............................................................. 28

D. Tehnik Penulisan ........................................................................ 31

BAB IV HASAN ALBANNA

A. Biografi ....................................................................................... 32

B. Pemikiran dalam Pendidikan ...................................................... 35

1. Dasar-dasar Pendidikan ......................................................... 36

2. Tujuan Pendidikan ................................................................. 37

3. Metode Pendidikan ................................................................ 38

4. Materi-materi dalam Pendidikan ........................................... 38

5. Pendidik dan Peserta Didik .................................................... 46

6. Evaluasi Pendidikan Islam ..................................................... 48

7. Analisis ................................................................................. 49

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 50

B. Saran ........................................................................................... 52

DAFTARPUSTAKA ................................................................................. 53

LAMPIRAN

Page 9: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Islam telah berlangsung kurang lebih 14 abad, yakni

sejak Nabi Muhammad Saw. diutus sebagai Rasul. Pada awalnya pendidikan

berlangsung secara sederhana, dengan masjid sebagai pusat proses

pembelajaran, Al-Qur'an dan hadist sebagai kurikulum utama dan Rasulullah

sendiri berperan sebagai guru dalam proses pendidikan tersebut. Setelah

Rasulullah wafat, Islam terus berkembang ke luar Jazirah Arab. Sejalan

dengan itu pendidikan Islam terus berkembang. Kurikulum pendidikan,

misalnya, yang sebelumnya terbatas pada Al-Qur'an dan Hadist berkembang

dengan dimasukkannya ilmu-ilmu baru yang berasal dari luar Jazirah Arab

yang telah berhubungan dengan Islam secara baik dalam bentuk peperangan

maupun dalam bentuk hubungan damai.

Sejarah menunjukkan bahwa perkembangan kegiatan kependidikan

pada masa klasik Islam telah membawa Islam sebagai jembatan

pengembangan keilmuan dari keilmuan klasik ke keilmuan modern. Akan

tetapi generasi umat Islam seterusnya tidak mewarisi semangat ilmiah yang

dimiliki para pendahulunya. Akibatnya prestasi yang telah diraih berpindah

Page 10: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

2

tangan ke Barat, karena ternyata mereka mau mempelajari dan meniru tradisi

keilmuan yang dimiliki oleh umat Islam masa klasik dan mampu

mengembangkannya secara lanjut.

Kemudian, berawal dari kemunduran yang di alami umat Islam masa

masa itu dan Barat makin menunjukkan eksistensinya sebagai pusat

peradaban, maka muncullah banyak pemikir-pemikir Islam yang tersadar

bahwa keadaan umat Islam saat itu sangat terbelakang. Maka mereka

melakukan suatu gerakan yang menghasilkan gagasan untuk membangkitkan

umat Islam dari keterpurukan itu. Banyak sekaii tokoh-tokoh umat Islam yang

memberikan ide-ide dan gagasan-gagasannya pada masa itu, dl antaranya

yaitu:

1. Hasan Al Banna

a. Beliau mempunyai ide Arabisme, yakni Islam tidak pernah bangkit

tanpa bersatunya bangsa Arab. Batas-batas geografis dan pemetaan

politis tidak pernah mengoyak makna kesatuan Arab dan Islam.

b. Beliau memperjuangkan Islam melalui sebuah tradisi penegakan

Islam yakni keluarga (al-usrah). Kelompok-kelompok usrah inilah

yang dikenal dengan nama gerakan Ikhwanul Muslimin. Gerakan ini

menekankan pada aspek penegakan syari'at Islam yang penuh

dengan keyakinan dan keikhlasan.1

c. Dalam bidang pendidikan, beliau menjelaskan bahwa pendidikan

yang ideal adalah pendidikan yang seimbang yang mementingkan

aspek akal dan rohani sekaligus, dilandasi oleh Al-Qur'an dan

Hadist, serta me'miliki corak keislaman yang jelas.2

2. Jamaluddin al-Afghani

a. Beliau menyuarakan agar umat Islam kembali kepada Al-Qur'an dan

Hadist.

1http://evirizkirahmadani.wordpress.com/2012/Q5/24/hasan-al-banna-dan-pemikirannya-

tentang-kebangkitan-umat-3/diakses pada Jum‟at. 2 Mei 2014 pkl. 15.00 wib. 2 http://kabunvillage.blogspot.com/2011/ll/al-banna-hasan.html diakses pada Jum'at,2 Mei

2014 pkl. 15.25 wib.

Page 11: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

3

b. Menggiatkan tradisi intelektual dengan mengkaji berbagai ilmu

pengetahuan seperti sains, filsafat, dan teks-teks wahyu.

c. Memberikan ide gagasan yaitu Pan-Islamisme (kesatuan dan

persatuan Umat Islam di dunia.3

3. Muhammad Abduh

a. Dalam bidang pendidikan, beliau menganut sistem pendidikan

Madrasah Alam, dibandingkan dengan sistem yang bercorak

dualisme.

b. Beliau merupakan penganjur yang sukses dalam membuka pintu

ijtihad untuk menyesuaikan Islam dengan zaman modern,

c. Memperbaiki gaya bahasa Arab, baik yang digunakan dalam

percakapan-percakapan resmi di kantor-kantor pemerintahan

maupun dalam tulisan-tulisan di media massa.4

4. Muhammad Iqbal

a. Bersama Muhammad Ali Jinnah dan umat Islam India berhasil

mendirikan negara Islam yang sekarang lebih dikenal dengan negara

Pakistan,

b. Beliau menganut paham dianmisme yang tujuannya adalah untuk

mendorong umatnya saati itu supaya berpikir dan menggunakan akal

rasional

c. Beliau mengatakan bahwa tujuan dari puncak tasawufnya adalah

insan al-kamil atau mardi'i khuda yaitu insan sebagai teman kerja

Tuhan di muka bumi ini.5

3http://ibrohimnaw.wordpress.com/2009/04/13/kajian-tokoh-jamaluddin-al-afghani/ diakses

pada Jumat, 2 Mei 2014 pkl. 15. 30 wib. 4 http://asrikarolina.wordpress.com/2011/06/09/muhammad-abduh/ diakses pada Jumat, 2

Mei 2014 pkl. 15.45 wib. 5http://paidjo2009.blogspot.com/2012/05/filosofispemikiran-muhammad-iqbal.html diakses

pada Junvat, 2 Mei 2014 pkl. 16.00 wib.

Page 12: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

4

5. Sayyid Amir Ali

a. Dalam pemikiran dan filsafat Islam, beliau berpendapat bahwa jiwa

yang terdapat dalam Al-Qur'an bukan jiwa fatalisme, tetapi jiwa

kebebasan manusia dalam berbuat. Jiwa manusia bertanggung jawab

atas perbuatannya.

b. Beliau berpendapat bahwa kemunduran umat Islam sebabnya terletak

pada keadaan umat Islam di zaman modern menganggap pintu ijtihad

telah tertutup dan oleh karena itu mengadakan ijtihad tidak boleh lagi,

bahkan merupakan dosa.

c. Beliau membentuk National Muhammaden Association yang

merupakan wadah persatuan umat Islam di India, dan tujuannya adalah

untuk membela kepentingan urnat Islam dan melatih umat Islam dalam

bidang politik.6

Dari beberapa gagasan para pemikir pembaharuan Islam, penulis

tertarik untuk menampilkan serta menguraikan tentang konsep pemikiran

Hasan Al Banna, dengan alasan bahwa penulis ingin mengenal lebih dekat

sosok Hasan Al Banna, dan juga konsep pemikiran Hasan Al Banna meliputi

seluruh aspek dalam kehidupan (universal), serta masih cukup relevan untuk

dikembangkan dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang penulis, maka ada beberapa persoalan yang

dapat diidentifikasi, antara lain :

a. Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam

b. Aliran filsafat Hasan Al Banna

c. Biografi dan pemikiran Hasan Al Banna dalam Pendidikan Islam.

6http://rachmatfatahillah.blogspot.com/2013/01/sayyid-amir-ali-dan-mohammad-ali-

jinnah.html diakses pada Jumat, 2 Mei 2014 pkl. 16.15 wib.

Page 13: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

5

2. Pembatasan Masalah

Di dalam skripsi ini, penulis akan membatasi permasalahannya

yaitu berfokus tentang konsep pemikiran Hasan Al Banna dalam

pendidikan Islam.

3. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah tersebut, penulis merumuskan

permasalahannya yaitu :

a. Bagaimana pemikiran Hasan Al Banna tentang komponen-

komponen dalam pendidikan Islam?

b. Termasuk ke dalam aliran filsafat apakah pemikiran Hasan Al

Banna?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pemikiran Hasan Al Banna tentang komponen-

komponen dalam pendidikan Islam,

b. Untuk mengetahui aliran filsafat yang mempengaruhi pemikiran

Hasan Al Banna

c. Memperdalam pemahaman tentang prinsip pemikiran Hasan Al

Banna dalam pendidikan Islam.

2. Kegunaan Penelitian

a. Menambah wawasan tentang pemikiran Hasan Al Banna dalam

pendidikan Islam,

b. Memperkaya khazanah keilmuan untuk dikembangkan selanjutnya,

yaitu tentang konsep pemikiran Hasan Al Banna.

c. Menambah perbendaharaan kepustakaan bagi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, khususnya mengenai pemikiran tokoh-tokoh

Islam dalam pendidikan Islam.

Page 14: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

6

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Filsafat Pendidikan Islam

1. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam

Sebelum merambah jauh berbicara tentang pengertian Filsafat

Pendidikan Islam, baiknya dijelaskan terlebih dahulu apa itu filsafat. Ada

dua pendapat berbeda mengenai asal-usul tema filsafat secara etimologi.

Pendapat pertama menyebutkan bahwa fisafat berasal dari bahasa Arab,

falsafah. Pendapat ini di antaranya dikemukakan oleh Harun Nasution.

Menurutnya, filsafat berasal dari kata Arab, falsafa dengan timbangan

fa'lala, fa'lalah, dan fi'lal. Namun bahasa Indonesia menyebutnya "filsafat",

padahal tema ini dilihat dari akar katanya bukan berasal dari kata Arab,

falsafah, dan bukan pula berasal dari kata Inggris, philosophy.7

Pendapat kedua menyatakan bahwa filsafat berasal dari kata bahasa

Inggris philo dan sophos. Philo berarti cinta, dan sophos berarti ilmu atau

7 Toto Suharto, Filsafat pendidikan Islam, (Jogjakarta) Ar-Ruzz Media, 2011). h. 15

6

Page 15: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

7

hikmah.8

Dari kedua pendapat ini, muncul pendapat ketiga yang

menggabungkan keduanya. Pendapat ini dikemukakan oleh filsuf Islam al-

Farabi. Menurutnya filsafat berasal dari bahasa Yunani yang masuk dan

digunakan sebagai bahasa Arab, yaitu berasal dari kata philosophia. Philo

berarti cinta, sedangkan sophia bera rti hikmah.9

Namun demikian,

meskipun kata filsafat berasal dari Yunani, tidak berarti orang Yunani

Kuno adalah perintis pertama pemikiran filsafat di dunia. Sebelum Yunani

Kuno, ada negara lain seperti Mesir, Cina, dan India yang sudah

mempunyai tradisi filsafat, meskipun mereka tidak rnenggunakan kata

philosophia untuk maksud yang sama.10

Filsafat, falsafah, atau philosophia secara harfiah berarti cinta

kepada kebijaksanaan atau cinta'kepada kebenaran. Maksudnya, setiap

orang yang berfilsafat akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada

pngetahuan disebut philosopher, yang dalam bahasa Arab disebut failasuf.

Pecinta pengetahuan ialah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai

tujuan hidupnya. Dengan perkataan lain, ia mengabdikan diri dan

hidupnya kepada pengetahuan. Filsafat secara sederhana berarti "alam

pikiran” atau “alam berpikir”. Berfilsafat artinya berpikir. Namun, tidak

semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara

mendalam (radikal) dan sungguh-sungguh. Ada sebuah semboyan yang

mengatakan bahwa “setiap manusia adalah fisuf. Semboyan ini benar

adanya, sebab semua manusia berpikir. Akan tetapi, secara filosofis,

semboyan itu tidak benar, sebab tidak semua manusia yang berpikir adalh

filsuf. Filsuf hanyalah orang yang memikirkan hakikat segala sesuatu

dengan sungguh-sungguh dan mendalam. Filsafat adalah hasil akal budi

manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-

8 Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat,Terj. Soejono Soemargono, Cet. VI, (Jogjakarta:

bayu Indra Grafika, 1989), h. 11 9 Oemar Amin Hoesin Anshari, Filsafat Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1961), h. 14

10 Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama Cet. VII (Surabaya: Bina Ilmu,

1987), h. 80-82

Page 16: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

8

dalamnya. Dengan kata lain, filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan

sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.

Berikut dikemukakan beberapa pengertian filsafat menurut para

ahli. mulai dari klasik hingga modern.

a. Plato (427-347 SM) mengatakan bahwa filsafat itu tidak lain

dari pengetahuan tentang segala sesuatu yang ada.11

b. Aristoteles (384-322 SM) berpendapat bahwa filsafat

itu menyelidiki sebab dan asas segala benda.12

c. Marcuss Tullius Cicero (106-143 SM) merumuskan filsafat

sebagai pengetahuan tentang segala yang maha-agung dan

usaha-usaha untuk mencapainya.13

d. Al-Farabi (w. 950 M) mengungkapkan bahwa filsafat adalah

ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan

menyelidiki "hakikat yang sebenarnya.14

e. Immanuel Kant (1724-1804 M) menguatarakan bahwa filsafat

adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang

didalamnya mencakup emapat persoalan, yaitu apa yang dapat

diketahui manusia (metafisika), apa yang boleh dikerjakan

manusia (etika), sampain di mana harapan manusia (agama)

dan apa yang dinamakan manusia (antropologi).15

f. D.C. Mulder menyatakan bahwa filsafat adalah pemikiran

teoritis tentang susunan kenyataan sebagai keseluruhan.16

g. Fuad Hasan menggagas bahwa filsafat adalah suatu ikhtiar

untuk berpikir radikal; radikal dalam arti muali dari radiksnya

suatu gejala, dari akarnya sesuatu yang hendak

11

K. Bertens, Sejarah Filsafat Yunani, (Yogyakarta: Kanisius, 1981), h. 155. 12

Ibid 13

Abubakar Aceh, Sejarah Filsafat Islam, Get. II, (Sala: Ramadhani, 1982), h. 9. 14

Abu Ahmadi, Filsafat Islam, (Semarang: Toha Putra, 1988), h. 8. 15

Abubakar. loc. cit. 16

Harold H. Titus dkk., Persoalan-persoalan Filsafat, Terj. H.M. Rasjidi, Get. 1, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1984), h. 11-14.

Page 17: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

9

dipermasalahkan. Dengan gejala penjajagan yang radikal ini,

filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan

yang universal.17

h. Kamus Besar Bahasa Indonesia menulis bahwa filsafat adalah

pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai

hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.18

Dari banyaknya pengertian filsafat yang dikemukakan,

kiranya dapat dikatakan bahwa para ahli telah merumuskan filsafat

secara berbeda-beda. Hal ini mengindikasikan bahwa filsafat

memang sulit didefinisikan. Oleh karena itu, Mohammad Hatta dan

Langeveld menyarankan agar filsafat itu tidak didefinisikan.19

Biarlah seseorang mendefinisikan filsafat menurut

konotasinya sendiri setelah ia belajar filsafat. Ditambah lagi,

"hampir semua definisi bergantung kepada cara orang berpikir

mengenai filsafat itu", demikian menurut Abu Bakar Aceh.20

Dalam konteks ini, penulis lebih cenderung kepada

pendapat Sidi Gazalba yang mengartikan filsafat sebagai berpikir

secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal dalam rangka

mencari kebenaran, inti atau hakikat mengenai segala yang ada.21

Selanjutnya penulis akan menjelaskan pengertian filsafat

pendidikan Islam menurut para tokoh.

Ahmad D. Marimba dalam bukunya yang berjudul

Pengantar Filsafat Pendidikan Islam menyatakan bahwa Filsafat

Pendidikan Islam terdiri dari tiga kata filsafat, pendidikan, dan

Islam. Namun demikian, ketiganya tidaklah berdiri sendiri-sendiri,

melainkan mempunyai hubungan yang sangat erat. Ketiga kata itu

17

Fuad Hasan. Berkenalan dengan Filsafat Eksistensialisme, Cet. IV, (Jakarta: Pustaka

Jaya, 1989), h. 10. 18

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. I,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 242. 19

Ahmad Tafsir, Filsafat Umum: Akal dan Hati sejak Thales sampai James, Cet. I,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990) h, 8. 20

Abubakakar. op. cit. h. 9. 21

Sidi Gazalba. Sistematika Filsafat, Jilid I, Get. II, (Jakarta: Bulan Bintang. 1967), h. 15.

Page 18: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

10

mewakili satu pengertian yang bulat dan tersendiri. Pokok yang

dibicarakan dalam Filsafat Pendidikan Islam adalah filsafat.

Filsafat tentang apa ? Jawabnya, filsafat tentang pendidikan.

pendidikan yang bercorak bagaimana? Pendidikan yang bercorak

Islam, atau singkatnya pendidikan Islam. Dengan demikian,

meskipun terdiri dari tiga kata, ketiganya dapat direntang menjadi

satu kalimat yang mewakli satu pangertian, yaitu filsafat tentang

pendidikan yang bercorak Islam.22

Muzayyin Arifm dalam Filsafat Pendidikan Islam menulis:

“Filsafat Pendidikan Islam pada hakikatnya adalah konsep

berpikir tentang kependidikan yang bersumber atau

berlandaskan ajaran agama Islam tentang hakikat kemampuan

manusia untuk dapat .dibina dan dikembangkan serta dibimbing

menjadi manusia Muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh

ajaran Islam”.23

Dari kutipan di atas tampak bahwa Arifin di dalam

mengemukakan pengertian Filsafat Pendidikan Islamlebih

menekankan pada pendidikan Islamnya daripada unsur filsafatnya.

Di sini, Filsafat Pendidikan Islam harus memunculkan sebuah

konsep tentang bagaimana pendidikan Islam mampu melahirkan

dan mencetak pribadi Muslim.

Kemudian, Munir Mulkhan dalam Paradigma Intelektual

Muslim: Pengantar Filsafat Pendidikan Islam dan Dakwah

menyebutkan bahwa secara khusus Filsafat Pendidikan Islam

adalah suatu analisis atau pemikiran rasionalis yang dilakukan

secara kritis, radikal, sistematis, dan metodologis untuk

22

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Cet. VIII, (Bandung: Al-

Ma‟arif, 1989), h. 10. 23

M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. I, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), h. ix.

Page 19: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

11

memperoleh pengetahuan mengenai hakikat pendidikan Islam.24

Dari pengertian ini, tampak bahwa Mulkhan dalam mendefmisikan

Filsafat Pendidikan Islam lebih memfokuskan dan menekankan

pada aspek filsafat, yaitu berpikir rasional secara kritis, radikal,

sistematis, dan metodologis mengenai pendidikan Islam harus lebih

ditonjolkan.

Hal senada juga dikemukakan oleh Hasan Langgulung.

Menurutnya, Filsafat Pendidikan Islam tidak berbeda maknanya

dengan sejumlah prinsip, kepercayaan, dan premis yang diambil

dari ajaran Islam atau sesuai dengan semangatnya dan mempunyai

kepentingan terapan dan bimbingan dalam bidang pendidikan.25

Dari beberapa pendapat para tokoh di atas, umunya mereka

memperdebatkan dua wacana Filsafat Pendidikan Islam . Pertama,

Filsafat Pendidikan Islam adalah filsafat tentang pendidikan

pendidikan Islam. Kedua, Filsafat Pendidikan Islam adalah filsafat

pendidikan dalam perspektif Islam. Dari kedua wacana ini, penulis

Cenderung berpendapat bahwa Filsafat Pendidikan Islam dapat

diaftikan sebagai filsafat tentang pendidikan Islam, dan dapat juga

diartikan sebagai filsafat pendidikan menurut Islam. Yang jelas,

dari kedua pengertian ini, Filsafat Pendidikan Islam bagaimanapun

juga adalah filsafat. Filsafat Pendidikan Islam merupakan kajian

filosofis mengenai berbagai masalah pendidikan yang berlandaskan

ajaran Islam. Kajian filosofis digunakan dalam Filsafat Pendidikan

Islam, dalam arti bahwa Filsafat Pendidikan Islam itu merupakan

pemikiran secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal

dalam rangka mencari kebenaran, inti atau hakikat mengenai

pendidikan Islam. Filsafat Pendidikan Islam dengan demikian

24

Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim: Pengantar Filsafat Pendidikan

Islam dan Dakwah, Cet. I, (Yogyakarta: SIPRESS, 1993), h. 74. 25

Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, Cet. II, (Jakarta: Pustaka al-Husna:

1988), h. 41.

Page 20: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

12

senantiasa mengkaji filsafat pendidikan yang berlandaskan ajaran

Islam.

2. Urgensi dan Fungsi Filsafat Pendidikan Islam

Menurut Imam Barnadib yang mengutip pendapat" Brubacher

mengatakan bahwa filsafat pendidikan sewajarnya dipelajari oleh mereka

yang memperdalam ilmu pendidikan dan keguruan. Alasannya adalah

sebagai berikut:

a. Berbagai masalah pendidikan selalu timbul dari zaman ke zaman,

yang menjadi perhatian ahlinya masing-masing. Pendidikan adalah

usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin

suatu bangsa dan masyarakat.

b. Orang yang mempelajari filsafat pendidikan akan memiliki

pandangan-pandangan yang jangkauannya melampaui hal-hal yang

ditemukan secara empirik atau eksperimental oleh ilmu pengetahuan.

Dari sini ia diharapkan memiliki bekal untuk meninjau masalah-

masalah pendidikan secara kritis.

c. Dengan berlandaskan asas bahwa berfilsafat adalah berpikir logis,

teratur, dan kritis maka berfilsafat pendidikan berarti memilki

kemampuan intelektual dan akademik ini. Dari sini, mempelajari

filsafat pendidikan berarti mengandung optimisme dalam

membentuk pribadi pendidik yang baik.26

Al-Syaibany secara khusus menjelaskan bahwa mempelajari

Filsafat Pendidikan Islam memiliki beberapa kegunaan sebagai berikut:

a. Filsafat Pendidikan Islam dapat membantu para perencana dan para

pelaksana pendidikan untuk membentuk suatu pemikiran yang sehat

tentang pendidikan.

26

Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan: Sistem dan Metode, Cet. IX, (Yogyakarta: Andi

Offset), h. 16.

Page 21: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

13

b. Filsafat Pendidikan Islam merupakan asas bagi upaya menentukan

berbagai kebijakan pendidikan.

c. Filsafat Pendidikan Islam dapat dijadikan asas bagi upaya menilai

keberhasilan pendidikan.

d. Filsafat Pendidikan Islam dapat dijadikan sandaran intelektual bagi

mereka yang berkecimpung dalam dunia praksis pendidikan.

e. Filsafat Pendidikan Islam dapat dijadikan dasar bagi upaya pemberian

pemikiran pendidikan dalam hubungannya dengan masalah spiritual,

kebudayaan, sosial, ekonomi, dan politik.27

Pada intinya, Filsafat Pendidikan Islam merupakan pegangan dan

pedoman yang dapat dijadikan landasan filosofis bagi pelaksanaan

pendidikan Islam dalam rangka menghasilkan generasi baru yang

berkepribadian Muslim. Generasi baru ini secara bertahap dan estafet pada

gilirannya dapat membangun dan menyusun kembali filsafat yang

melandasi usaha-usaha pendidikannya sehingga membawa hasil yang lebih

besar.28

Setelah diketahui betapa pentingnya Filsafat Pendidikan Islam,

langkah berikutnya adalah mengetahui fungsi Filsafat Pendidikan Islam.

Noor Syam dengan mengambil pendapat dari Brubacher mengemukakan

bahwa filsafat pendidikan memiliki empat fungsi, yaitu fungsi spekulatif,

fungsi normatif, fungsi kritik, dan fungsi teori.29

Fungsi spekulatif

menekankan bahwa filsafat pendidikan berusaha memahami berbagai

persoalan pendidikan, merumuskannya dan mencarikan hubungannya

dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan. Fungsi normatif

adalah sebagai penentu arah dan pedoman pendidikan. Tujuan pendidikan

apa yang akan ditentukan, manusia model apa yang ingin dicetak, dan

norma-norma atau nilai-nilai apa yang hendak dibina, semuanya

27

Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, Ter. Hasan

Langgulung, Cet. 1, (Jakarta: Bulan Bintang), h. 33-36, 28

Ahmad D. Marimba, op. cit., h. 30. 29

Mohammad Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila,

Cet. II, (Surabaya: Usaha Nasional 1984);h. 51-52.

Page 22: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

14

ditentukan oleh filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan melakukan fungsi

kritik, artinya memberi dasar bagi pengertian kritis-rasional dalam

mempertimbangkan dan menafsirkan data-data ilmiah pendidikan.

Kemudian filsafat juga senantiasa memberikan ide, konsepsi, analisis, dan

berbagai teori bagi upaya pelaksanaan pendidikan. Filsafat pendidikan

selalu menentukan prinsip-prinsip umum bagi suatu praktek pendidikan.

Pada intinya, Filsafat Pendidikan Islam berfungsi mengarahkan dan

memberikan landasan pemikiran yang sistematik, mendalam, logis,

universal, dan radikal terhadap berbagai persoalan yang dialami

pendidikan Islam. Oleh karena persoalan-persoalan pendidikan Islam itu

diselesaikan secara filosofis, solusi itu bersifat komprehensif, tidak

parsial. Dalam konteks ini, fungsi Filsafat Pendidikan Islam dapat

diibaratkan sebagai sebuah kompas, yang menjadi penentu arah dan

strategi kemajuan pendidikan Islam.

3. Sumber-sumber Filsafat Pendidikan Islam

Filsafat Pendidikan Islam berdasarkan ajaran Islam artinya sumber

utama ajaran Islam, yaitu Al-Qur'an dan Sunnah senantiasa dijadikan

landasan bagi Filsafat Pendidikan Islam. Selain itu, Filsafat Pendidikan

Islam juga mengambil sumber-sumber dari ajaran lain yang sejalan, atau

tidak bertentangan dengan pokok ajaran Islam. Dalam konteks ini, 'Abdul-

Rahman Salih 'Abdullah menyebutkan bahwa para pakar Filsafat

Pendidikan Islam terbagi ke dalam dua kelompok. Pertama, adalah mereka

yang mngadopsi konsep-konsep non-Islam dan memadukannya ke dalam

pemikiran pendidikan Islam. Kedua, adalah mereka yang tergolong

kelompok Filsafat Pendidikan Islam Tradisional, yang senantiasa

mengambil pandangan Al-Qur'an dan Sunnah tentang Pendidikan Islam.30

Sementara itu, hal-hal yang dapat dipandang sebagai sumber

historis bagi Filsafat Pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

30

toto Suharto, op cit,, h. 33

Page 23: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

15

a. Hasil-hasil kajian ilmiah mengenai watak manusia, tingkah

lakunya, proses pertumbuhannya, kemampuan-kemampuannya,

dan lain-lain, baik yang bersifat biologis. psikologis, maupun

sosiologis, yang senantiasa serasi dan seorientasi dengan akidah dan

nilai-nilai ajaran Islam,

b. Hasil-hasil kajian ilmiah dalam bidang pendidikan mengenai

proses belajar manusia, dan berbagai corak kajiannya yang tidak

bertentangan dengan semangat ajaran Islam,

c. Pengalaman-pengalaman keberhasilan kaum Muslimin dalam

bidang pendidikan. keterbukaan penerimaan terhadap pengalaman-

pengalaman ini akan berfaedah bagi perbaikan Filsafat Pendidikan

Islam yang dirumuskan.

d. Prinsip-prinsip yang menjadi dasar filsafat politik Islam, ekonomi

Islam, dan sosiologi Islam yang diterapkan dalam masyarakat Muslim.

e. Nilai-nilai dan tradisi sosial budaya masyarakat Muslim yang tidak

menghambat kemajuan dan perubahan.31

4. Aliran-aliran dalam Filsafat Fendidikan Islam

a. Aliran Progressivme

Aliran progressivme adalah suatu aliran filsafat pendidikan

yang sangat berpengaruh dalam abad ke 20 ini. Pengaruh ini terasa di

seluruh bagian dunia, terlebih di Amerika Serikat. Biasanya aliran ini

dihubungkan dengan pandangan hidup liberal, yaitu pandangan hidup

yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : fleksibel (tidak kaku,

tidak menolak perubahan; tidak terikat oleh suatu doktrin tertentu),

corious (ingin mengetahui, ingin menyelidiki), toleran dan open-

minded (mempunyai hati terbuka).32

Tokoh-tokoh progressivisme

yang terkenal adalah William James dan John Dewey.

31

Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany, op, cit, h. 44-45. 32

Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, Cet. II. (Jakarta: Bumi Aksara. I995) h. 20.

Page 24: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

16

b. Aliran Esensialisme

Aliran ini muncul pada zaman Renaissans, dengan ciri-ciri

utamanya yang berbeda dengan progressivisme. Perbedaan ini

terutama dalam memberikan dasar berpijak menegenai pendidikan

yang penuh fleksibilitas, dimana serba terbuka untuk perubahan,

toleran, dan tidak ada keterikatan dengan doktrin tertentu. Bagi

esensialisme, pendidikan yang berpijak pada dasar pandangan itu

sudah goyah dan kurang terarah. Karena itu esensialisme memandang

bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki

kejelasan dan tahan lama, sehingga memberikan kestabilan dan arah

yang jelas.33

Tokoh-tokoh yang berperan dalam penyebaran aliran

esensialisme, yaitu Desiderius Erasmus, Johann Amos Comenius, dan

Johann Henrich Pestalozzi.

c. Aliran Perenialisme

Aliran perennialisme mengandung kepercayaan filsafat yang

berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang bersifat kekal abadi.

Perennialisme memandang penting peranan pendidikan dalam proses

mengembalikan keadaan manusia zaman modern ini kepada

kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup ideal dan telah teruji

ketangguhannya. Tokoh-tokohnya yaitu Plato, Aritoteles, dan Thomas

Aquinas.34

d. Aliran Rekonstruksionalisme

Pada dasarnya aliran rekonstruksionalime adalah sepaham

dengan aliran perennialisme dalam hendak mengatasi krisis kehidupan

modern. Hanya saja jalan yang ditempuhnya berbeda dengan apa yang

dipakai oleh perennialisme, tetapi sesuai dengan istilah yang

dikandungnya, yaitu berusaha membina suatu konsensus yang paling

33

ibid,, h. 25 34

ibid,,h. 27-28

Page 25: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

17

luas dan paling mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam

kehidupan manusia.

Untuk mencapai tujuan itu, rekonstruksionalisme berusaha

mencari kesepakatan semua orang mengenai tujuan utama yang dapat

mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan baru seluruh

lingkungannya. Maka melalui lembaga dan proses pendidikan,

rekonstruksioanlisme ingin merombak tata susunan lama, dan

membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali baru.35

Tokoh-tokoh dalam aliran Rekonstruksionalisme, diantaranya

adalah George Hunt, Caroline Pratt, dan Harold Rugg.

e. Aliran Eksistensialisme

Aliran eksistensialisme pada hakikatnya adalah merupakan

aliran filsafat yang bertujuan mengembalikan keberadaan umat

manusia sesuai dengan keadaan hidup asasi yang dimiliki dan

dihadapinya.

Sebagai aliran filsafat, eksistensialisme berbeda dengan filsafat

eksistensi. Paham eksistensialisme secara radikal menghadapkan

manusia pada dirinya sendiri, sedangkan filsafat eksistensi adalah

benar-benar sebagai arti katanya, yaitu filsafat yang menempatkan

cara wujud manusia sebagai tema sentral.

Paham ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman

individu. Beberapa tokoh dalam aliran ini diantaranya: Jean Paul

Satre, Soren Kierkegaard, Martin Buber, dan Martin Heidegger.

35

Mohammad Noor Syam, op cit,, h.183

Page 26: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

18

B. Pemikiran Pendidikan Islam

1. Pengertian Pemikiran Pendidikan Islam

Secara etimologi, pemikiran berasal dari kata dasar "pikir" yang

berarti proses, cara, atau perbuatan memikir, yaitu menggunakan akal budi

untuk memutuskan suatu persoalan dengan mempertimbangkan segala

sesuatu secara bijaksana.

Adapun mengenai pengertian pendidikan, banyak sekali para ahli

memberi batasannya, tetapi paling tidak, secara umum, pendidikan berarti

suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

sekelompok orang (peserta didik) dalam usaha mendewasakan manusia

(peserta didik) melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan,

dan cara-cara mendidik.36

Sedangkan secara terminologis, menurut Mohammad Labib An-

Najihi, pemikiran pendidikan Islam adalah aktivitas pikiran yang teratur

dengan mempergunakan metode filsafat. Pendekatan tersebut

dipergunakan .untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses

pendidikan dalam sebuah sistem yang integral.37

Dengan berpijak pada definisi di atas, yang dimaksud dengan

Pemikiran Pendidikan Islam adalah serangkaian proses kerja akal dan

kalbu yang dilakukan secara sungguh-sungguh dalam melihat berbagai

persoalan yang ada dalam pendidikan Islam dan berupaya untuk

membangun sebuah paradigma pendidikan yang mampu menjadi wahana

bagi pembinaan dan pengembangan peserta didik secara paripurna.

Melalui upaya ini diharapkan agar pendidikan yang ditawarkan mampu

berapresiasi terhadap dinamika peradaban modern secara adaptik dan

proporsional, tanpa harus melepaskan nilai-nilai Ilahiyah sebagai nilai

warna dan nilai kontrol. Melalui pendekatan ini dimungkinkan akan

menjadikan pendidikan Islam sebagai sarana efektif dalam mengantarkan

peserta didik sebagai insan intelektual dan insan moral.

36

A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah. 2009), h. 2-3. 37

Abdul Munir Mulkhan. op. cit., h. 184.

Page 27: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

19

2. Tujuan dan Kegunaan Mempelajari Pemikiran Pendidikan Islam

Secara khusus, menurut Samsul Nizar, pemikiran pendidikan Islam

memiliki tujuan yang sangat kompleks, antara lain:

a. Membangun kebiasaan berpikir ilmiah, dinamis, dan kritis terhadap

persoalan-persoalan seputar pendidikan Islam.

b. Memberikan dasar berpikir inklusif terhadap ajaran Islam dan

akomodatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang

dikembangkan oleh intelektual di luar Islam,

c. Menumbuhkan semangat berijtihad, sebagaimana yang ditunjukkan

oleh Rasulullah dan para kaum intelektual muslim pada abad pertama

sampai abad pertengahan, terutama dalam merekonstruksi pendidikan

Islam yang lebih baik.

d. Untuk memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan sistem

pendidikan nasional. Meskipun kajian ini berupaya untuk menyoroti

konsep al-insaniyah yang dititikberatkan pada aspek peserta didik dan

nilai-nilai kemanusiaan yang fitri sebagaimana dikembangkan oleh

filsafat Islam, akan tetapi juga diharapkan mampu memberikan

sumbangan bagi pengembangan sistem pendidikan di Indonesia.38

3. Prinsip-prinsip Pemikiran Pendidikan Islam

a. Prinsip Ontologis

Dalam kaitannya dengan pemikiran pendidikan Islam,

memberikan arti bahwa segala sesuatu yang menjadi objek kajian

pemikiran tidak selamanya bersifat realistis, akan tetapi ada kalanya

yang bersifat fenomena dan abstrak. Ketika membicarakan apa tujuan

pendidikan Islam yang sesungguhnya, maka seorang intelektual

muslim harus melihat kedua pendekatan tersebut secara seksama. la

harus memperhatikan kondisi realitas yang bersifat kekinian dan

eksistensi kemakhlukannya sebagai tujuan penciptaan Allah. la harus

38

Samsul Nizar, Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam. (Jakarta: Gaya Media Pratama),

h. 17.

Page 28: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

20

mempertimbangkan tuntutan kebudayaan dan potensi yang dimiliki

peserta didik sebagai makhluk yang unik dan dinamis, secara serasi

dan seimbang.39

b. Prinsip Epistimologis

Dalam kaitannya dengan pemikiran pendidikan Islam,

pendekatan tersebut memberi makna tentang bagaimana proses

internalisasi yang efektif dalam mencapai tujuan pendidikan yang

diinginkan sebagai sebuah kebenaran yang hakiki. Proses yang

dilakukan harus mengandung makna tertinggi, sesuai dengan posisi,

fungsi dan kemampuan peserta didik, baik secara vertikal maupun

horizontal.40

c. Prinsip Aksiologis

Dalam kaitannya dengan pemikiran pendidikan Islam,

pendekatan tersebut memberikan makna bahwa objek kajian dan

rangkaian proses yang dilakukan harus memiliki nilai dan tidak

merusak nilai-nilai yang ada, baik nilai kemanusiaan (moral), maupun

nilai ketuhanan (agama). Pendekatan ini sesungguhnya merupakan

control yang efektif dalam melihat kebermaknaan dan

ketidakbermaknaan atau ideal dan tidak idealnya konsep pendidikan

yang ditawarkannya bagi umat manusia.41

4. Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam

Dalam catatan sejarah, eksistensi pendidikan Islam telah ada sejak

Islam pertama kali diturunkan. Ketika Rasulullah Saw. mendapat perintah

Allah Swt. untuk menyebarkan ajaran Islam, maka apa yang dilakukannya,

jelas masuk dalam kategori pendidikan. Bagi umat Islam, Rasulullah Saw.

adalah guru agung. Kepribadiannya merupakan perwujudan ideal Islam

tentang seorang guru dan pendidik. Dalam Al-Qur'an, ayat yang pertama

diturunkan berhubungan langsung dengan pendidikan. Perintah membaca

39

A. Susanto op cit,, h. 7-8 40

A. Susanto op cit,, h. 8-9 41

A. Susanto op cit,, h. 9

Page 29: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

21

(iqra) sebagaimana wahyu pertama Surah Al-Alaq, jelas mengandung nilai

filosofi yang menjadi dasar bagi kegiatan pendidikan. hal tersebut berarti

menunjukkan penekanan dan pandangan Al-Qur'an terhadap pentingnya

ilmu pengetahuan.

Ketika di Mekkah, proses pendidikan Islam dilakukan Nabi Saw.

dan para pengikutnya di Dar Al-Arqam, sebagai pusat pendidikan dan

dakwah. Di Madinah, setelah Rasulullah hijrah, beliau membangun masjid

yang tidak saja berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai tempat

pendidikan. di masjid ini pula terdapat apa yang disebut suffah yang

berfungsi sebagai tempat pendidikan, sekaligus tempat tinggal bagi orang

yang tidak memiliki rumah, pendatang baru, atau orang yang datang

kesana khusus untuk menuntut ilmu. Keberadaan suffah sebagai sarana

pendidikan dan dakwah terasa penting. Kebijakan lain yang dilakukan

Nabi Saw. dalam memajukan pendidikan umat Islam adalah melalui

pemanfaatan tawanan perang Badar. Sejumlah tawanan yang dapat

menulis dan membaca dilepaskan setelah masing-masing mengajari

sepuluh anak-anak muslim untuk menulis dan membaca.

Pada era ini, umat Islam juga mengenal lembaga kuttab yang

berfungsi sebagai tempat pengajaran pokok-pokok agama dan tulis baca.

Pendekatan yang dilakukan Rasulullah kemudian diikuti oleh para

khalifah sesudahnya, memperhatikan perkembangan pendidikan bagi umat

Islam.

Semenjak wafatnya Rasulullah Saw., selain ayat dalam Al-Qur'an,

hadist pun mendapat perhatian yang serius dalam pendidikan Islam.

Kemudian didorong dengan semakin kompleksnya tuntutan kehidupan

umat Islam maka ruang lingkup pendidikan semakin berkembang pesat,

yakni dengan tumbuhnya berbagai disiplin ilmu seputar kajian ajaran

agama Islafri.

Sehubungan dengan hal tersebut, upaya membongkar dasar-dasar

pemikiran pendidikan Islam merupakan suatau hal yang menarik untuk

dicermati lebih lanjut, terutama sebagai bahan perbandingan dalam

Page 30: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

22

merekonstruksi sistem pendidikan Islam yang lebih capable di penghujung

abad ini.42

Berikut adalah beberapa pemikiran pendidikan Islam yang

dimulai dari masa awal atau pada masa Nabi Muhammad Saw:

a. Pemikiran Pendidikan Islam Masa Nabi

Pemikiran pendidikan pada masa Nabi terjadi pada periode

awal dalam sejarah Islam, dimana pada periode ini merupakan wujud

dari ayat-ayat Al-Qur'an yang diturunkan kepada Rasulullah Saw. dan

pada hadist-hadist Rasulullah Saw. ketika beliau berbicara dengan

sahabat-sahabatnya dan mengajak manusia percaya kepada Allah Swt.

Pemikiran pendidikan yang tampak pada dua sumber utama

pendidikan Islam ini bukanlah pemikiran pendidikan seperti yang

dipahami dalam pemikiran pendidikan modern, tetapi pemikiran

pendidikan yang bercampur dengan pemikiran politik, ekonomi,

sosial, sejarah dan peradaban, yang keseluruhannya membentuk

kerangka umum ideologi Islam.43

b. Pemikiran Pendidikan Islam Masa Khulafaurrasyidin

Pada masa ini, kaum muslimin tidak lagi ditemani guru agung,

Nabi Muhammad Saw., sehingga merupakan masa yang berat

terhadap berbagai cobaan dan tekanan yang dihadapi kaum muslimin

dari dalam dan luar semenanjung Arabia. Pemikiran pendidikan Islam

masih tetap berpegang teguh pada Al-Qur‟an dan Sunnah sebagai

sumber utama rujukan pendidikannya. Tidak ada pemikiran baru pada

masa khulafaurrasyidin, kecuali hanya sedikit bercampur filsafat

Yunani. Akan tetapi, sangat terbatas dan pengaruhnya sedikit,

sebagian besar berkisar pada logika bukan filsafat dalam

pengertiannya yang luas.44

42

A. Susanto op cit,, 5-7 43

A. Susanto op cit,, 25-26 44

A. Susanto op cit,, 26-27

Page 31: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

23

c. Pemikiran Pendidikan Islam Masa Umayyah

Pemikiran pendidikan pada masa Umayyah tampak dalam

bentuk nasihat-nasihat khalifah kepada pendidik anak-anaknya, yang

memenuhi buku-buku sastra, yang menunjukkan bagaimana teguhnya

mereka berpegang pada tradisi Arab dan Islam. Salah satu nasihat

tersebut adalah nasihat Abdul Malik bin Marwan kepada pendidik

anaknya, “hendaklah pendidik mendidik akal, hati, dan jasmani anak-

anak”.

Pemikiran pendidikan Islam pada masa Umayyah ini juga

tersebar beberapa tulisan para ahli nahwu, sastra, hadist, dan tafsir.

Pada masa ini para ahli tersebut mulai mencatat (modifikasi) ilmu-

ilmu bahasa, sastra dan agama untuk menjaganya agar tidak

diselundupkan pikiran-pikiran lain dan perubahan yang merusak, yang

tanda-tandanya sudah banyak terlihat pada waktu itu.45

d. Pemikiran Pendidikan Islam Masa Abbasiyah

Pemikiran pendidikan Islam pada masa Abbasiyah disebut

dengan masa “keemasan”. Pada periode ini tampak adanya

keterlibatan ulama-ulama Islam yang menulis tentang buku

pendidikan dan pengajaran secara meluas dan mendalam yang

menunjukkan perhatian khusus dalam bidang pendidikan. Pengarang

yang pertama kali menulis dalam hal ini adalah Ibnu Sahnun, yakni

pada abad ketiga hijriyah, Al-Qabisi pada abad keempat hijriyah, dan

masih'banyak lagi yang lainnya, tetapi yang terkenal adalah Ibnu

Maskawaih dan Al-Ghazali pada abad keenam. Hijriyah dan Ibnu

Khaldun pada abad kedelapan hijriyah.46

45

A. Susanto op cit,, 28 46

A. Susanto op cit,, 30

Page 32: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

24

e. Pemikiran Pendidikan Islam Ibnu Qayyim

1. Akal

Ibnu Qayyim berpesan bahwa hendaknya manusia jangan

terpedaya dengan akalnya, dikarenakan akal manusia terkadang

sukar menangkap hikmah Ilahi yang terkandung dalam masalah

yang dibebankan kepadanya. Akal mempunyai tugas yang penting

dalam hidup, namun manusia harus berhati-hati agar tidak tertipu

dengannya. Akal itu mengikuti kepada agama dalam pengertian

bersesuaian dalam agama dan ini bertentangan dengan pendapat

kaum rasionalis seperti Mu‟tazilah.

2. Jiwa

Ibnu Qayyim berpendapat bahwa potensi yang ada pada

diri manusia harus dilatih dan dibiasakan sehingga akan menjadi

kebiasaan yang sulit dihapuskan. Jiwa merupakan sesuatau yang

menduduki tempat tertinggi apabila dihubungkan dengan sifat-

sifat seorang hamba. Akan tetapi dianggap rendah apabila

dikaitkan dengan akhlak dan perbuatan baik dengan perbuatan itu

karena usahanya maupun karena sudah menjadi tabiatnya.

3. Jasmani

Jasmani adalah unsur kasar manusia yang terdiri dari

pancaindra, sedangkan ruhani adalah sesuatu yang menunjukkan

sifat material dan spritual, terdiri dari rasa dan rasio. Rasio dalam

arti rrtaterial adalah otak dan spiritual dalam arti akal (Tuhan).47

f. Pemikiran Pendidikan Islam Ibnu Hazm

Pandangan Ibnu Hazm dalam pendidikan Islam adalah

penekanannya pada keutamaan mencari ilmu. Kajiannya dimulai dari

proses mencari ilmu, metode memperoleh ilmu, dan urutan mencari

47

A. Susanto op cit,, 34-37

Page 33: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

25

ilmu. Ketiga aspek tersebut merupakan bekal utama bagi seorang

manusia mengarungi hidupnya di dunia ini karena tanpa ilrnu

seseorang akan ditinggalkan dan dijauhi.48

g. Pemikiran Pendidikan Islam Ibnu Khaldun

Pandangan Ibnu Khaldun dalam pendidikan Islam adalah

penekanannya pada proses belajar yang dilakukan oleh guru. Ada

beberapa prinsip dasar yang senantiasa harus diperhatikan oleh para

pendidik dalam mengajarkan kepada anak didik mulai dari adanya

penahapan dan pengulangan, tidak membebani pikiran siswa, tidak

melanjutkan materi satu sebelum yang lain dipahami secara utuh,

tidak dengan kekerasan, dan lain-lain.49

h. Pemikiran Pendidikan Islam Hamka

Pemikiran Hamka tentang pendidikan Islam secara garis besar

adalah:

1. Urgensi pendidikan, adalah untuk membantu manusia

memperoleh penghidupan yang layak.

2. Tujuan pendidikan adalah untuk mengabdi dan beribadah '

kepada Allah.

3. Materi pendidikan meliputi empat hal, yaitu ilmu, amal, akhlak,

dan keadilan.

4. Prinsip dalam pendidikan Islam adalah tauhid, sebab dengan

tauhid akan memberi nilai tambah bagi manusia dan

menumbuhkan kepercayaan pada dirinya serta mempunyai

pegangan hidup yang benar.

48

A. Susanto op cit,, 44 49

A. Susanto op cit,, 53

Page 34: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

26

5. Kurikulum pendidikan harus mencakup seluruh ilmu pengetahuan

yang bermanfaat dan menjadi dasar bagi kemajuan dan kejayaan

hidup manusia.50

i. Pemikiran Pendidikan Islam Mphammad Natsir

Pemikiran pendidikan Islam Mohammad Natsir secara garis

besar adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan menurut Mohammad Natsir ialah upaya membimbing

jasmani dan ruhani yang menuju kepada kesempurnaan sifat

ruhani yang menuju kepada sifat kemanusiaan dalam arti yang

sesungguhnya.

2. Tujuan pendidikan adalah ajaran tauhid, mengenal Tuhan,

mempercayai dan penyerahan diri kepada Tuhan. Sejalan dengan

tujuan pendidikan tersebut, seorang guru adalah orang yang

memahami dasar dan tujuan dari pendidikan itu sendiri, yaitu

tauhid.51

50

A. Susanto op cit,, 112 51

A. Susanto op cit,, 124

Page 35: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Sumber dan Jenis Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metodologi

penelitian eksplorasi. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan pengujian yang

didasarkan atas pengalaman-pengalaman masa lampau.52

Oleh karena obyek

penelitian ini difokuskan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia

sejarah pendidikan, maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan

sejarah pendidikan.53

Adapun sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber

tertulis.54

Sumber tertulis ini diperoleh melalui sumber buku, makalah, jurnal,

dan artikel. Sumber tertulis tersebut diperoleh dari Perpustakaan Umum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Imam Jama, dan Perpustakaan

Nasional Repubik Indonesia (PNRI).

Sedangkan jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian

kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud menggambarkan tentang suatu

variabel, gejala, atau keadaan “apa adanya”, dan tidak dimaksudkan untuk

52

J.Supranto, Metode Riset dan Aplikasinya di dalam Riset Pemasaran, (Jakarta: Yayasan

Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 1974), h. 33. 53

Imam Barnadib, Arti dan Metode Sejarah Pendidikan, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit

FIPIKIP, 1982), h. 51. 54

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. XVIII. (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2004), h. 13-14.

27

Page 36: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

28

menguji hipotesis tertentu.55

Ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui

penelitian kepustakaan (library research). Karena permasalahan yang akan

diteliti adalah mengkaji sejarah, maka dari itu diperlukan banyaknya literatur-

literatur yang relevan dengan skripsi ini.

B. Tehnik Perolehan Data

Data-data yang dikumpulkan pada penelitian ini diperoleh melalui

library research (kajian pustaka). Jadi data-data yang dikumpulkan peneliti

perojeh dari perpustakaan. Dari literatur yang penulis gunakan, terdapat

beberapa data primer yang bisa dijadikan sebagai rujukan. Sedangkan untuk

melengkapi data tentang Hasan Al Banna maka perlu data sekunder yakni'data

yang bersifat membantu dalam menganalisis data primer.

C. Tehnik Pengolahan Data

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa sumber dan jenis

data yang diperoleh pada penelitian ini adalah berupa sumber tertulis. Setelah

data-data diperoleh, peneliti mengolah data-data tersebut dengan cara dibaca

dan dianalisis kemudian disimpulkan.

Terkait dengan hal ini menurut Athur O. Lovejoy menyatakan bahwa

sejarah intelektual bukan merupakan ringkasan atau sintesis dari data, namun

mencoba dengan benar mencari kembali dan mengerti ide-ide persebaran

mereka pada masyarakat tertentu. Dengan demikian perlu ditinjau elemen-

elemen yang terpilih dalam beberapa kelompok ide atau paham yang berasal

dari buah pemikiran tokoh tersebut.56

Adapun tahap-tahap untuk membuat

laporan penelitian sejarah sebagaimana disarankan oleh Louis Gottschalk

yakni: heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi.

55

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Cet. X, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 234 56

O. Lovejoy, Metodologi Penelitian dalam Sebuah Pengantar, (Jakarta: Grafindo Persada,

1995), h. 3.

Page 37: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

29

1. Heuristik

Heuritik merupakan kegiatan dalam metode sejarah untuk

menemukan bahan-bahan sumber atau bukti-bukti yang pernah ada di

masa lampau. Penulis dalam tahap ini menghimpun data-data dan fakta-

fakta sejarah yang berkaitan dengan permasalahan yang ada. Berhubung

penelitian ini tentang pemikiran seorang tokoh sejarah, maka sumber yang

akan dihimpun antara lain berupa dokumentasi gagasan, terutama gagasan

yang tertulis.

Sumber sejarah dibedakan hienjadi dua yaitu sumber primer dan

sumber sekunder. Sumber primer adalah kesaksian langsung asli dari

sumber utama sedangkan sumber sekunder adalah informasi yang

disampaikan oleh yang bukan saksi mata utama.57

Penulis dalam penelitian

ini berusaha mengumpulkan berbagai sumber primer yang bisa berupa

arsip-arsip, karangan asli, dan hal lain yang berhubungan langsung dengan

Hasan Al Banna sudah sangat jarang sekali karena sebagian dari dari

mereka telah meninggal dunia kalaupun masih ada kemungkinan besar

orang tersebut sudah lupa ingatannya.

2. Kritik Sumber

Penulis dalam tahap ini menerapkan sejumlah prinsip-prinsip untuk

menilai dan menguji kebenaran dan kesejatian dari sumber sejarah, antara

lain mengembalikan sumber sejarah sejauh mungkin pada benruk asli, dan

menetapkan nilai pembentukan benar. Sebagaimana yang disarankan oleh

Imam Barnadib, bahwa peneliti harus melakukan penilaian terhadap

sumber-sumber sejarah dari dua segi yakni, segi ekstern dan intern.

Penulis dalam hal ini mengkritisi sumber dari aspek ekstern yakni

dengan mengaitkan berbagai persoalan yang berhubungan kesejatian

sumber yang dibutuhkan. Salah satu bagian esensial dari kritik ekstern

adalah penerkaan mengenai bentuk apakah sumber asli atau turunan. Kritik

ekstern mempunyai tujuan untuk menentukan kemurnian sumber yang

57

Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 2003), h. 96.

Page 38: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

30

dipakai, kritik ekstern berusaha menjawab tentang keautentikan dan

keaslian sumber yang digunakan. Dengan kata lain kritik ekstern adalah

proses menelisik kulit dari sumber yang didapatkan antara lain mengenai

perkiraan tanggal pembuatan suatu dokumen atau identifikasi

pengarang/pembuat dokumen.58

Adapun kritik intern adalah proses pengkajian terhadap isi sumber

yang bersangkutan apakah releVan dengan permasalahannya yang ada atau

tidak? Bisakah dipercaya? Apakah ada suatu tendensi tertentu? apakah

mengandung kepentingan-kepentingan tertentu atau tidak? dan lain-lain.

Kritik intern membuktikan bahwa kesaksian yang diberikan oleh sumber

yang dapat dipercaya. Berhubung dalam penelitian ini juga digunakan

studi pustaka maka penulis hanya melakukan kritik sumber terhadap buku-

buku yang mengulas tentang Hasan Al Banna atau tulisan lain yang

berkaitan dengan pemikiran tokoh yang bersangkutan.

3. Interpretasi

Selain menggunakan kritik sumber, maka hal yang tidak boleh

dilupakan adalah interpretasi data. Menurut Marzuki dalam bukunya

Metodologi Research, interpretasi adalah usaha untuk membentuk jalinan

makna fakta-fakta yang bersesuaian satu sama lain, hingga menjadi

kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Langkah ini merupakan tahap

penentuan makna dari hubungan fakta yang satu dengan fakta yang lain,

sehingga ada rangkaian cerita yang dapat dipahami. Langkah yang penulis

tempuh lebih lanjut adalah menyempitkan wilayah kajian pemikiran Hasan

Al Banna, mengingat pemikiran yang bersangkutan cukup beragam,

gagasan-gagasan yang telah didapat kemudian dipilah-pilah dan diseleksi,

mana yang merupakan tema mayor dan mana yang sekedar tema minor

dan bagaimana hubungan satu gagasan dengan gagasan yang lain.

58

Imam Barnadib, Arti dan Metode Sejarah, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit FIP IKIP,

1982),h. 71.

Page 39: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

31

4. Historiografi

Historiografi adalah langkah terakhir dari metodologi penelitian

searah yang berwujud penulisan cerita sejarah. Historiografi juga diartikan

sebagai suatu proses penyusunan atau penyajian sejarah yang berasal dari

fakta-fakta pemikiran yang telah melewati tahapan metode penelitian

sebelumnya. Tahap ini penulis menyusun tulisan berupa 1 iiraian kalimat

logis dan tematis, sehingga menjadi sebuah karya sejarah ilmiah yang jelas

dan mudah dimenegrti, antara lain dengan melakukan pengaturan bab atau

bagian-bagian yang menjadi bentuk bangunan sebuah karya tulis yang

menarik, Hal ini disebabkan peneliti sejarah harus mampu membuat alur

tulisan yang dapat menggugah pikiran pembaca.

5. Bentuk Laporan

Bentuk laporan penelitian yang disampaikan, dikemukakan dengan

menggunakan pendekatan deskriptif analisis, yakni mendeskripsikan

semua data-data yang sudah diperoleh dan dianalisis sehingga menjadi

satu bentuk kesatuan yang utuh dan menyeluruh serta sesuai dengan tujuan

penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

D. Tehnik Penulisan

Secara tehnik, penulisan yang dipakai untuk menyusun skripsi ini

merujuk pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.

Page 40: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

32

BAB IV

HASAN ALB ANNA

A. Biografi

Hasan Al Banna dilahirkan di kota kecil Mahmudiyah di muara Sungai

Nil, sembilan puluh mil di sebelah barat laut Kairo, pada tahun 1906.59

Julukannya adalah Pembaharu Islam Abad ke-20.60

Ayahandanya, bernama Syeikh Ahmad Abdurrahman Al Banna, yang

lebih terkenal dengan panggilan as-Sa'ati, atau si tukang arloji. Syeikh Ahmad

sehari-harinya di samping sebagai tukang reparasi arloji juga merangkap

sebagai imam masjid dan guru agama di masjid setempat. Syeikh Ahmad

menguasai ilmu fiqh, ilmu tauhid, ilmu bahasa dan menghafal Al-Qur'an.

Bahkan Syeikh Ahmad pernah belajar sebagai mahasiswa Al-Azhar pada

waktu Muhammad Abduh mengajar di lembaga itu. Sehingga tak

mengherankan jika ia disegani oleh sejumlah besar ulama di Mesir.

Hasan Al Banna lahir dari keluarga yang cukup terhormat dan

dibesarkan dalam suasana keluarga yang taat. Sebagai seorang ayah, Syeikh

Ahmad mencita-citakan putranya (Hasan) sebagai mujahid (pejuang)

59

Abdul Kholiq, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Ktasik dan Kontemporer,

(Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan Pustaka Pelajar,

1999). h.253. 60

Muhammad Sa‟id Mursi, Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah. (Jakarta; Pustaka

Al-Kautsar, 2007), h. 244.

32

Page 41: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

33

disamping seoarang mujaddid (pembaharu). Sejak kecil Hasan Al Banna telah

dituntut untuk menghafalkan Al-Qur‟an penuh. Baru setelah itu ia di masukkan

sekolah persiapan yang dirancang pemerintah Mesir menunit model sekolah

dasar, tanpa pelajaran bahasa asing. Dan ketika di rumah Hasan bergelut

dengan perpustakaan pribadi ayahnya, yang berisi buku agama, hukum, hadis

dan ilmu bahasa.61

Aktivitas dakwah Hasan al-Banna bermula ketika dia masih seorang

bocah tanggung. Pada usia 12 tahun, ia bergabung dengan Masyarakat untuk

Tingkah Laku Moral. Hal ini menunjukkan bahwa bocah kelahiran 1906 ini

sudah tertarik pada masalah-masalah keagamaan sejak usia dini.62

Pada usia 14 tahun (1920), Hasan Al Banna masuk sekolah guru tingkat

pertama di Damanhur. Dan dalam usia itu pula Hasan Al Banna juga menjadi

anggota aktif golongan sufi Hasafiyah, dan tetap aktif di jamiyah tersebut

sampai dua puluh tahun berikutnya. Sejak di sekolah menengah hasan sudah

terpilih sebagai ketua Jam‟iyatul Ikhwanial-adabiyah, yakni sebuah

perkumpulan yang terdiri dari calon pengarang. Ia juga mendirikan dan sebagai

ketua Jam‟iyatul Man‟il Muharramat, semacam serikat pertobatan serta pendiri

dan sekretaris Jam‟iyatul Hasafiyah Khairiyah, semacam

organisasipembaharuan. Kemudian ia juga menjadi anggota Makarimul

Akhlaqil Mukarramah, yaitu Perhimpunan Etika Islam.

Pada usia enam belas tahun, ia pergi ke Kairo untuk melanjutkan

sekolah guru bahasa Arab, sebuah lembaga pendidikan produk abad

pembaharuan yang berdiri pada abad 19 dan boleh dikatakan sebagai miniatur

Al-Azhar. Dalam lingkungan pendidikan tersebut Hasan Al Banna mampu

mengorganisasikan kelompok mahasiswa Universitas Al-Azhar dan kelompok

mahasiswa Universitas Dar al-Ulum yang melatih diri berkhotbah di masjid-

masjid. Dalam kesempatan belajar di Kairo, Hasan Al Banna sering berkunjung

ke toko-toko buku yang dimiliki oleh gerakan Shalafiyah pimpinan Rasyid

61

Kholiq; loc. cit. 62

Herry Mohammad, dkk.. Tokoh-tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20, (Jakarta: Gema

Insani Press. 2006), h. 202.

Page 42: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

34

Ridha. Di Mesir pula ia aktif membaca al-Manar dan berkenalan dengan

Rasyid Ridha serta menjalin komunikasi dengan murid-murid Abduh lainnya.

Pada tahun 1927, saat usia Hasan Al Banna mencapai 21 tahun, ia lulus

dari al-Ulum dan mendapat tugas sebagai guru Sekolah Dasar Ismailiyah

markas besar Perusahaan Terusan Suez yang dikuasai oleh Inggris.

Pada bulan Maret 1928, di kota Ismailiyah, ia mendirikan Gerakan

Ikhwanul Muslimin.63

Dia membentuk Ikhwanul Muslimin dengan tujuan

memulai gerakan revolusioner untuk memandu bangsanya yang salah arah.

Anggota Ikhwanul Muslimin adalah orang-orang yang berdedikasi dan beriman

sehingga mereka tidak akan menyimpang dari prinsip-prinsip. Mereka

mengunjungi semua rumah dan berusaha meyakinkan penghuni rumah untuk

bergabung dengan mereka dan menghindari gemerlap dunia dan nilai-nilai

Barat.64

Pada mulanya ia hanya memiliki enam orang pengikut dan

sekelompok siswa yang taat kepada guru. Tapi dalam perkembangannya

gerakan ini setapak demi setapak mulai mendapatkan simpati dari masyarakat.

Gerakan Ikhwanul Muslimin yang pada mulanya memfokuskan perhatian pada

bidang sosial dan pendidikan bahkan pada akhirnya menjelma sebagai

kekuatan politik yang dikagumi di Mesir dan dunia Arab.

Gerakan ini dalam perjalanan perjuangannya di Mesir akhirnya

mengalami beberapa hambatan dari pemerintahan Mesir sendiri, setelah

kekhawatiran pemerintah atas keterlibatan Ikhwanul Muslimin dalam agitasi

dan kekerasan, tepatnya pada tahun 1948, ketika pecah perang Palestina dan

peran Mesir yang mengecewakan.

Puncaknya tanggal 8 Desember 1948, dengan keluar perintah militer

yang berisi pembubaran Ikhwanul Muslimin dan cabangnya di mana saja,

menutup pusat-pusat kegiatannya, menyita koran, dokumen, majalah dan

semua publikasinya serta uang dan kekayaan Ikhwanul Muslimin.

Kebijaksanaan pemerintah tersebut juga dibarengi dengan penangkapan dan

63

kholiq, loc. cit. h. 253-254. 64

M. Atiqu) Haque, Seratus Pahlawan Muslim yang Mengubah Dunia, (Jogjakarta:

Diglossia, 2007) h. 376.

Page 43: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

35

pengahalauan para pejuang dan tokoh-tokoh Ikhwan ke kamp-kamp

konsentrasi dan penjara.

Hasan Al Banna masih mencoba mendekatkan pengertian untuk

menjernihkan masalah, tapi pada tanggal 28 Desenber 1948, perdana menteri

an-Nuqrasy terbunuh, dan tuduhan dialamatkan ke kelompok Ikhwan, dan

menjadikan kondisi bertambah parah. Tujuh minggu setelah kejadian tersebut

pada tanggal 12 Februari 1949, Hasan Al Banna dibunuh oleh agen-agen dinas

rahasia Mesir.65

Peristiwa itu terjadi pada masa Ibrahim Abdul Hadi yang menggantikan

Nuqrasy sebagai perdana menteri dengan bekerjasama dengan istana dan agen

imperialis Inggris. Setelah tewasnya Hasan Al Banna terjadilah penangkapan

dan penyiksaan serta pembunuhan besar-besaran kepada anggota Ikhwanul

Muslimin.66

Imam Asy-Syahid mempunyai beberapa murid seperti, Yusuf Al-

Qardhawi, Syaikh Mutawalli Sya‟rawi, Musthafa As-Siba'i, Abdul Qadir

Audah, Umar At-Tilmisani, Mustafa Masyhur dan lain-lainnya.67

Ia

mewariskan dua karya monumentalnya, yaitu Mudzakkirat al-Dakwah wa

Da‟iyyah (Catatan Harian Dakwah dan Da‟i), dan Majmu‟ah Rasail

(Kumpulan Surat-Surat). Selain itu, Hasan al-Banna mewariskan semangat dan

teladan dakwah bagi seluruh aktivis dakwah sepanjang zaman.68

B. Pemikiran dalam Pendidikan

Sistem pendidikan yang diterapkan Hasan Al Banna dalam Madrasah

Hasan Al Banna berbeda kontras dengan sistem pendidikan yang dibangun

oleh dasar individualis maupun sosialis komunis. Bahkan pendidikan Al Banna

dalam masyarakat yang diatur oleh Al-Qur‟an dan di dalamnya dominan

ajaran-ajaran Islam berbeda pula dengan pendidikan muslim yang di dalamnya

65

Kholiq, loc. cit. h. 254-255. 66

Imam Al-Ghazali Said. Ideologi Kaum Fundamentalis, Pengamh Politik al-Maududi

Terhadap Gerakan Jamaah islamiyyah Trans Pakistan-Mesir, (Surabaya: Diantara, 2003), h. 167. 67

muhammad Sa‟id Mursi Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, (Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar 2007), h. 248. 68

Herry Mohamrnad, dkk., op. cit., h. 207.

Page 44: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

36

terdapat ide sekuler. Sistem pendidikan yang dibangun Hasan Al Banna

mengacu kepada tujuan yang jelas, langkah-langkah yang nyata, sumber yang

terang yang digali dari ajaran Islam kaffah bukan dari ajaran yang lainnya.

Komponen-komponen pemikiran Hasan Al Banna tentang pendidikan

yang diaplikasikan dalam Madrasah Hasan Al Banna adalah sebagai berikut:

1. Dasar-dasar Pendidikan

Madrasah Hasan al-Banna dibangun dengan landasan agama Islam

yang bersumber pada Al-Qur‟an dan tafsirnya, terutama mengutamakan

tafsir salaf seperti Tafsir Ibnu Katsir.

Sumber yang kedua adalah al-Hadist dengan keauntentikan dan

syarahnya berpegang pada imam-imam hadist yang terpercaya. Dalam

pandangan Hasan, bahwa kedua sumber tersebut adalah tempat kembali

setiap muslim untuk mengetahui hukum Islam. Dan keduanya sebagai

dasar Islam hams dipahami secara total dan universal sebagaimana

mestinya dengan memperhatikan keautentikan dan kevalidannya.

Madrasah Hasan al-Banna mendasarkan pembentukan kepribadian,

mengacu pada pemahaman Islam yang sempurna dan universal “total

islam”, sebagaimana yang terkandung di dalam Al-Qur‟an dan al-Hadist.

Hal ini didasarkan atas pemahaman Hasan Al Banna tentang Islam yang

dipahami sebagai peraturan yang menyeluruh yang mencakup setiap aspek

kehidupan, meliputi negara dan tanah air, pemerintahan dan bangsa,

penciptaan dan kekuasaan, rahmat dan keadilan, budaya dan hukum, ilmu

pengetahuan dan ketetapan, jihad dan seruan menuju Allah, angkatan

bersenjata dan pemikiran serta ritual keagamaan.

Dengan memahami sumber Islam yakni Al-Qur'an dan al-Hadis

secara autentik dan kaffah maka Islam dipahami sebagai tatanan yang

lengkap dan menyeluruh yang mencakup setiap aspek kehidupan.

Pemahaman Islam kaffah tersebut menjadi dasar utama sistem pengajaran

Madrasah Hasan Al Banna sehingga corak pengajarannya mempunyai

Page 45: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

37

nilai keuniversalan khususnya untuk membangun masyarakat Islam yang

benar-benar menerapkan Islam secara total dan universal.69

2. Tujuan Pendidikan

Pada hakekatnya tujuan pendidikan Madrasah Hasan Al Banna

merupakan suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk dalam

pribadi manusia yang dikehendaki, yang mempengaruhi dan menggejala

dalam prilaku, berorientasi untuk merealisasikan identitas Islami, yaitu ,

membentuk kepribadian muslim.70

Hasan Al Banna sering mengatakan bahwa pendidikan (tarbiyah)

adalah upaya ikhtiari manusia untuk merubah kondusi ke arah yang lebih

baik. Beliau berkata :

“Pendidikan (tarbiyah) harus menjadi pilar kebangkitan. Pertama-

tama, umat Islam harus terdidik, dengan itu akan mengerti hak-haknya

yang harus diterimanya secara utuh, dan mempelajari berbagai sarana agar

dapat memperoleh hak-hak tersebut”.71

Mencermati kutipan di atas, setidaknya ada tiga hal yang sangat

mendasar dan perlu digarisbawahi yang berkaitan dengan pendidikan umat

Islam :

a. Umat Islam tidak boleh menjadi umat yang bodoh, ia harus punya

pendidikan.

b. Umat Islam harus mengetahui dan menjalankan kewajiban-

kewajibannya, dengan itu ia akan mengetahui akan hak-hak yang

harus menjadi miliknya.

c. Umat Islam tidak hanya dituntut punya pengetahuan teoritis, tapi juga

keterampilan (skill) sebagai saran memperoleh hal-hal yang berkenaan

dengan haknya.

69

Kholiq,, op. cit., h. 255-256. 70

Kholiq,, op. cit., h. 256. 71

Utsman Abd. Al-Mu‟iz Ruslan, al-Tarbiyah al-Siyasiyyah „Ind al-Ikhwan al-Muslimin,

(Kairo: Dar al-Tauz-wa al-Nasyr al-Islamiyyah. 2000), h. 39.

Page 46: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

38

3. Metode Pendidikan

Menurut Hasan Al Banna, metode pendidikan harus seirama

dengan konsep dan martabat manusia sebagai khalifah Allah. Artinya,

metode dan pendekatan dalam pendidikan haruslah mencontoh prinsip-

prinsip Qur‟ani, yaitu :

a. Bersifat komprehensif, yaitu satu sama lain saling mengisi.

b. Mampu mendidik manusia untuk layak berintegrasi bagi kehidupan

dunia akhirat.

c. Mengakui adanya kekuatan dalam diri manusia, ruh, akal, jasmani,

dan bekerja demi memenuhi kebutuhannya.

d. Siap untuk diterapkan, artinya tidak terlalu idealis dan mungkin diikuti

dan diterapkan oleh manusia.

e. Metode praktik, bukan sekedar teoritis.

f. Bersifat kontinue, sesuai bagi seluruh manusia dan berlangsung

sampai manusia menemui Rabbnya.

g. Menguasai seluruh perkembangan dalam hidup manusia, mencapai

batasan yang mampu diakses oleh manusia dengan kekuatan yang

dimilikinya.72

4. Materi-materi dalam Pendidikan

a. Ketuhanan

Aspek ketuhanan atau keimanan merupakan segi terpenting

dalam pendidikan Islam.73

Yang demikian itu karena tujuan pertama

dari pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang beriman

kepada Allah. Dalam Islam, Iman bukannya sekedar ucapan atau

pengakuan belaka. Iman merupakan kebenaran yang jika masuk ke

dalam akal akan memberi kepuasan akli, jika masuk ke dalam

perasaan akan memperkuatnya, jika masuk ke dalam iradah atau

72

Ali Abd. Halim Mahmud, Pendidikan Ruhani, terj. Abdul Hayyie al-Kattani, (Jakarta:

Gema Insani Press, 2000), h. 53-54. 73

Yusuf Qardhawi, Sistem Pendidikan Ikhwanul Muslimin. (Jakarta: Media Da‟wah, 1988),

h. 9.

Page 47: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

39

keinginan (will) akan membuatnya dinamis dan mampu

menggerakkan.

Dalam Al-Qur'an ada ayat yang mengisyaratkan hal ini, yaitu

ayat :

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah

orang-orang yang per cay a (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya,

kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad)

dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka Itulah

orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hujurat: 15)

Tiang pendidikan berdasar Ketuhanan adalah hati yang hidup

yang berhubungan dengan Allah Swt, meyakini pertemuan dengan-

Nya dan hisab-Nya, mengaharapkan rahmat-Nya dan takut akan siksa-

Nya. Hati adalah satu-satunya pegangan yang dapat ditunjukkan oleh

seorang hamba kepada Tuhannya pada hari kiamat sebagai sarana bagi

keselamatannya. Allah Swt berfirman :

Artinya : “(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,

kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yangbersih.”

(QS. Asy-Syu‟ara: 88-89)

Di antara nilai-nilai pokok yang dilaksanakan oleh pendidikan

Ketuhanan Ikhwanul Muslimin adalah ibadah kepada Allah Swt.

Itulah tujuan pertama dari penciptaan manusia. Allah Swt. berfirman:

Page 48: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

40

Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka mengabdi kepada-Ku/” (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Di antara unsur-unsur pokok yang ditekankan dalam ibadah

adalah :

1. Tetap mengikuti Sunnah dan menjauhi bid'ah, sebab setiap bid‟ah

adalah sesat.

2. Mengutamakan ibadah-ibadah fardhu, sebab Allah tidak

menerima ibadah sunnah sebelum ditunaikan yang fardhu.

3. Menggemarkan shalat berjamaah, meskipun mazhab-mazhab

berbeda pendapat mengenai hukumnya, ada yang mengatakan

fardhu ain, ada yang mengatakan fardhu kifayah dan ada yang

mengatakan sunnah muakkad.

4. Menggemarkan amalan sunnah

5. Menggemarkan berzikir kepada Allah.

Allah Swt berfirman :

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan

menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan

bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.” (QS.Al-

Ahzab: 41-42)74

74

Yusuf al-Qardhawi. Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna. terj. Bustami A.

Gani, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), h. 27-32.

Page 49: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

41

b. Sempurna dan Lengkap

Pada hakikatnya pendidikan Islam mementingkan keseluruhan

aspek-aspek ini dan ingin mewujudkan semua macam pendidikan

secara utuh. Yang demikian itu karena pendidikan Islam adalah

pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rokhani dan

jasmaninya, akhlak dan ketrampilannya. Karena pendidikan Islam

menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam keadaan senang atau

susah maupun dalam keadaan damai dan perang; dan menyiapkannya

untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan

kejahatannya, manisnya dan pahitnya.

Karena itu haruslah diperhatikan pendidikan itu berjuang dan

pendidikan kemasyarakatan, sehingga seorang muslim tidak terasing

hidupnya dari masyarakat sekitarnya.

Sesungguhnya kesempurnaan dan kelengkapan yang

menyeluruh adalah ciri khas Islam baik dalam bidang akidah, ibadah

dan hukum. Semuanya mendapat tempat yang khas dalam bidang

pendidikannya.

1. Aspek Akal

Ikhwanul Muslimin menaruh perhatian besar pada aspek

ini, sesuai dengan perhatian Islam sendiri padanya. Ayat pertama

yang diturunkan Allah kepada Muhammad Saw. adalah:

Artinya: “bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang

Menciptakan.” (QS. Al-Alaq: 1)

Berpikir dalam Islam adalah ibadah, mencari bukti adalah

wajib dan menuntut ilmu adalah fardu, sebagaimana kejumudan

itu adakah keji dan taklid adalah kejahatan.

Page 50: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

42

Islam menuntut dari seorang muslim supaya mempunyai

bukti-bukti tentang Tuhannya dan dakwahnya hendaklah

”berlandaskan akal”. Iman seorang mukallid tidaklah diterima dan

Islam tidak membenarkan penganutnya menjadi pengekor,

berpikir dengan kepala orang lain, lalu ia mengikuti saja tanpa

pemikiran dan pengertian. Bahkan ia harus berpikir, sendiri

merenungkan dan memahami.

Al-Qur‟an menempatkan ilmu lebih dahulu dari iman dan

ta‟at, kedua-duanya adalah hasil dari ilmu atau cabang

daripadanya. Allah Swt. Berfirman:

Artinya: “Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini

bahwasanya Al Quran Itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu

mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan

Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang

yang beriman kepadajalanyang lurus.” (Al-Hajj: 54)

Demikian pendidikan Ikhwanul Muslimin yang

menempatkan pember.tukan akal atau ilmu pada tempat terdepan

dalam sistemnya yang bersifat menyeluruh. Kekeliruan kaum

muslimin memahami Islam adalah akibat dua perkara penting

yaitu:

a. Endapan-endapan masa kemunduran dan apa yang masuk ke

dalam Islam pada masa itu berupa percampur-adukan, bid'ah,

dan pengertian yang salah disebabkan penyelewengan dari

mereka yang ekstrim, usaha dari mereka yang sengaja

membuat kebatilan dan penafsiran orang-orang bodoh. Dalam

Page 51: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

43

suasana seperti ini taklid dan fanatik mazhab berkembang

dengan subur.

b. Pengaruh-pengaruh pertarungan pemikiran atau penjajahan

kebudayaan yang menimpa negeri-negeri Islam pada masa

penjajahan asing, yang memasukkan pengertian-pengertian

baru dan pemikiran-pemikiran asing dalam kehidupan kaum

muslimin. Semua ini dimajukan dan diperkuat melalui

lembaga-lembaga pendidikan dan pengajaran dan badan-

badan ilmiah dan pengarahan.75

Al-Qur'an dan tafsir adalah sumber yang pertama bagi

Ikhwanul Muslimin, dengan ketentuan tafsir ulama salaf yang

didahulukan atas tafsir-tafsir lainnya. Sebab itu mereka bertumpu

pada Tafsir Ibnu Katsir dan menjadikannya sebagai sumber

utama.

As-Sunnah sebagai sumber kedua, dengan ketentuan

mengenai keautentikannya dan syarahnya (penjelasannya) mereka

harus berpegang pada imam-imam Hadits yang terpercaya.

Pada akhir hayatnya, Imam Hasan Al Banna menyadari

bahwa jama‟ahnya perlu memperdalam aspek pemikiran dan

ilmiah pada anggota-anggotanya dari satu segi dan menjelaskan

aspek-aspek Islam dan tujuannya kepada selain anggota dari segi

lain. Lalu beliau menerbitkan majalah bulanan Asy-Syihab untuk

mengisi kekosongan ini dan merealisasikan tujuan tersebut.

Majalah ini menggantikan majalah Al-Manar yang telah terhenti

penerbitannya seelah pemimpinnya Sayid Rasyid wafat.

Kebanyakan isinya ditulis oleh Hasan Al Banna sendiri.76

75

Ibid h. 44-45 76

Ibid h. 47

Page 52: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

44

2. Aspek Akhlak

Di antara aspek pendidikan yang terpenting menurut

Ikhwanul Muslimin ialah aspek kejiwaan atau akhlak. Mereka

sangat mementingkan dan mengutamakannya serta

menganggapnya sebagai tonggak pertama untuk perubahan

masyarakat. Imam Hasan Al Banna menamakannya “Tongkat

Komando Perubahan”, seperti tongkat yang mengalihkan

perjalanan kereta api dari satu jalur ke jalur lainnya.

Islam memandang akhlak utama sebagian daripada iman

atau sebagian dari buahnya yang matang. Sebagaimana iman,

begitu pula Islam tergambar pada keselamatan akidah dan

keikhlasan beribadah, tergambar pula pada kemantapan akhlak.

Seperti hadits berikut:

Artinya:”Orang mukmin paling sempurna imannya adalah yang

lebih baik akhlaknya.”

Akhlak mencakup hal yang lebih luas dan lebih dalam dari

aspek-aspek kehidupan termasuk pengendalian diri, benar dalam

perkataan, baik dalam perbuatan, amanah dalam mu'amalah,

berani dalam mengeluarkan pendapat, adil dalam memutuskan,

tegas dalam kebenaran. bulat tekad untuk kebaikan, menyuruh

kepada yang ma'ruf, melarang dari yang mungkar, antusias

tehadap kebersihan, menghormati peraturan dan tolong menolong

atas kebaikan dan takwa.

Diantara hal yang paling penting yang ditanamkan oleh

Ikhwanul Muslimin ke dalam jiwa pengikutnya yaitu:

a. Sabar

b. Tabah

c. Cita-cita

Page 53: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

45

d. Pengorbanan

3. Aspek Jasmani

Ikhwanul Muslimin tidak mengabaikan aspek jasmani

dalam pendidikan anggota-anggotanya. Sebab tubuh adalah

sarana manusia untuk mencapai maksudnya serta melaksanakan

kewajiban-kewajiban agama dan dunia.

Tujuan dari pendidikan ini adalah:

a. Kesehatan badan dan terhindarnya dari penyakit.

b. Kekuatan jasmani dan ketrampilannya.

c. Keuletan dan ketahanan tubuh.

Karena itu Ikhwanul Muslimin mendirikan klub-klub

olahraga, team-team kepanduan, menyiapkan gerak jalan dan

perkemahan yang bersifat rutin dan periodik sebagai latihan yang

intensif untuk hidup dalam kekurangan, tahan dan sabar di padang

pasir, didaerah pegunungan di bawah terik matahari dan udara

yang sangat dingin atau menghadapi hujan atau kurangnya air dan

makanan.77

4. Aspek Jihad

Aspek pendidikan Ikhwanul Muslimin yang paling

menonjol adalah pendidikan jihad. Imam Hasan Al Banna

menganggap jihad sebagai salah satu rukun bai'at yang sepuluh

dan salah satu semboyan yang diteriakkan oleh jama'ah adalah

kalimat:

77

Ibid h. 60-62

Page 54: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

46

Artinya: “Jihad itu adalahjalan kami dan matipadajalan Allah

adalah cita kami yang tertinggi.”

5. Aspek Politik

Pendidikan politik madrasah Hasan Al Banna didasarkan

atas sejumlah prinsip, yaitu:

a. Memperkuat kesadaran dan perasaan wajib membebaskan

negeri Islam dengan segala cara yang sah.

b. Mernbangkitkan kesadaran dan perasaan atas wajibnya

mendirikan “pemerintahan Islam”,

c. Mernbangkitkan kesadaran dan perasaan akan wajib

terwujudnya persatuan Islam. Persatuan adalah kewajiban

agama dan keharusan hidup.78

5. Pendidik dan Peserta Didik

Tentang hubungan pendidik dengan peserta didik menurut

pemikiran Hasan Al Banna dapat terbaca dari cuplikan-cuplikan pidato

dan surat-surat yang ia kirimkan kepada anggota-anggota dan simpatisan

al-Ikhwan al-Muslimin yang selalu memakai tema “al-ikhwan”79

, kata

“nahnu dengan arti “kita”, dan memakai kata kerja berawalan “nun” (fill

mudhari), seperti” na‟taqidu ( نعتقد ) dengan arti kita meyakini, nunadihim

(ffcpUj) dengan arti kita ajak mereka, dan lain-lain.

Hubungan yang dekat antara Hasan Al Banna dengan jamaahnya

merupakan refleksi dari pemikirannya tentang perlunya membangun

hubungan yang erat antara murabby dengan murabba. Hubungan antara

murabby (Tuhan) dengan murabba (alam semesta) merupakan manifestasi

dari pemahamannya terhadap potongan ayat “al-hamd li Allah Rabb al-

„Ilamin”. Suatu hubungan yang melambangkan kasih tanpa pilih terhadap

78

Ibid h. 81-95. 79

Hasan Al-Banna. Majmu 'at Rasa „il al-Imam al-Syahid Hasan al-Banna, (Kairo: Dar al-

Da'wah, 1411 H), h. 59.

Page 55: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

47

anak-anak didik yang notabenenya mereka berasal dari berbagai strata

kehidupan dan kemampuan yang variatif.

Kehangatan hubungan antara seorang pendidik dengan anak didik

merupakan suatu hal yang krusial yang mestinya diwujudkan dalam

pendidikan, sebab hal itu menurut sebuah penelitian akan memberikan

pengaruh positif terhadap usaha belajar siswa/anak didik.80

Jika dianalisis secara seksama pemikiran Hasan Al Banna yang

tertuang dalam karyanya yang cukup monumental itu, melahirkan kesan

bahwa beliau itu boleh dikatakan tidaklah seorang teoritisi yang hanya

bergelut dengan pemikifan tanpa aplikasi di dunia nyata. la sebenarnya

lebih dekat dikatakan sebagai seorang praktisi lapangan. Implementator

dari setiap gagasan yang ia petik dan ia pahami dari isyarat-isyarat

Qur‟ani.

Pandangan semacam ini identik dengan pendapat Shalaluddin

Jursyi, menurutnya, Hasan Al Banna itu lebih menonjol kemampuan

memimpinnya dan mendidik umat dengan berbagai kecakapan yang

dimilikinya dan ia selalu berperan sebagai orang tua dalam hubungannya

dengan para pengikutnya.81

Peran Hasan Al Banna sebagai seorang bapak atau orang tua dan

menjalin hubungan dengan jamaahnya yang menjadi peserta didik, dapat

dikatakan sebagai wujud dari penerapan hadis Nabi Saw yang berbunyi :

Artinya: “Hanya saja soya ini seperti (peran) seorang bapak bagi anak

kandungnya sendiri”. (Riwayat Abu Daud dan Ibn Hibban)

Suatu hal yang rasanya perlu dicatat terutama bagi pengelola

pendidikan terutama bagi orang-orang yang berkiprah di dunia pendidikan.

80

Elida Prayitno, Rekonstruksi Mata Kuliah Dasar Kependidikan, (Padang: IKIP, 1990), h.

578. 81

Shalaluddin Jursyi, Membumikan Islam Progresif, terj. M. Aunul Abiet Syah, (Jakarta:

Paramadina. 2004), h. 60.

Page 56: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

48

Menurut beliau, hendaklah ditangani oleh orang yang punya kekuatan

jiwa, tekad yang kuat dan semangat yang tegar. Memiliki kesetiaan yang

utuh, bersih dari sikap lemah dan jauh dari sifat munafik. Punya sifat rela

berkorban, tidak mudah diperdayakan oleh hal-hal material, dan jauh dari

sifat serakah.82

Seluruhnya merupakan kompetensi kpribadian yang hams

dimiliki setiap individu yang bergerak dalam dunia pendidikan.

Hal yang perlu diteladani dari pemikiran Hasan Al Banna terutama

dalam hal hubungan pendidik dengan peserta didik yang merupakan

gambaran kompetensi kepribadian adalah, mendidik dengan hati dan selalu

mendoakan anak didik.

Dalam hal kelemah lembutan, Saiful Islam anak kedua dari Hasan

Al Banna-Sekjen Aliansi Advokat dan anggota Parlemen Mesir-

menuturkan:

“Ayah mengajari kami dengan penuhb cinta kasih, ketulusan,

kelembutan dan penuh rasa harap.”83

6. Evaluasi Pendidikan Islam

Evaluasi sebagai salah satu komponen pendidikan sasarannya

adalah proses belajar mengajar. Namun bukan berarti evaluasi itu hanya

tertuju kepada hasil belajar murid, ia juga bisa meramalkan tentang

keuntungan yang diperoleh melalui penyelenggaraan yang tepat dalam

merumuskan tehnik-tehnik.84

Dalam pelaksanaan evaluasi, ada beberapa hal yang muncul dari

pemikiran Hasan Al Banna di antaranya yang paling penting sekali adalah

kejujuran. Untuk membentuk sifat jujur di dalm diri peserta didik, ia

menerapkan sebuah model evaluasi “al-muhasabah” sebagai sebuah

metode untuk membentuk sikap percaya diri sendiri, yaitu membuat

82

Hasan Al-Banna, op. cit., h. 97. 83

Muhammad Lili Nur Aulia. Cinta di Rumah Hasan al-Banna, (Jakarta: Puslaka

Da'watuna, 2007), h. 39. 84

Lesler D. Crow, Educational Psychology, terj. Z. Kasejen, (Surabaya: Bina ilmu, 1987),

h. 5.

Page 57: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

49

pertanyaan-pertanyaari'yang ditujukan oleh seseorang kepada dirinya

sendiri dan ia sendiri yang harus menjawabnya dengan “ya” atau “tidak”.

Introspeksi hanya dilakukan sendiri tidak memerlukan pengawasan orang

lain. Tujuannya adalah menanamkan kepercayaan pada diri sendiri.85

Untuk membentuk jiwa yang jauh dari kecurangan, Hasan Al

Banna menanamkan keyakinan kepada mereka bahwa Allah selalu

menyertai mereka. Sedangkan dari aspek tujuan evaluasi adalah untuk

menjadi sarana kenaikan manzilah (kedudukan). Oleh karena itu, apapun

bentuk ujian terhadap manusia seluruhnya bersifat positif. Itulah sebabnya

Hasan Al Banna selalu melihat sebuah bencana yang menimpa umat

sebagai sebuah ujian diri. Evaluasi kinerja sebagai seorang yang menapaki

jalur dakwah dan pendidikan.

7. Analisis

Pemikiran Hasan Al Banna dalam pendidikan Islam dapat di

kategorikan ke dalam aliran filsafat rekonstruksionalisme, yaitu suatu

aliran yang berusaha mengatasi krisis kehidupan modern dengan

membangun tata susunan hidup yang baru melalui lembaga dan proses

pendidikan. Adapun teori dan ide pokok kependidikan yang ditawarkannya

sangat ideal dan relevan untuk saat ini. Hal ini terlihat dengan adanya

aspek-aspek yang diterapkannya melalui pendidikan Madrasah Hasan

Al Banna, disana terdapat keseimbangan antara , pengetahuan umum

dan pendidikan agama.

85

Yusuf al-Qardhawi. Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna, terj. Bustami A.

Ghani. (Jakarta: Bulan Bintang), h. 33.

Page 58: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Melalui kajian yang cukup panjang terhadap pemikiran Hasan Al

Banna dalam pendidikan Islam, maka pada bab penutup ini penulis dapat

mendeskripsikan dalam bentuk kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasan Al Banna mempunyai pandangan bahwa pendidikan adalah upaya

ikhtiari manusia untuk peningkatan taraf hidup kearah yang lebih baik.

2. Pemikiran Hasan Al Banna dalam pendidikan Islam berangkat dari

pemahamannya terhadap ajaran Islam yang memiliki universalitas;

universalitas zamany, universalitas makany (geografi) dan unversalitas

insany (kemanusiaan), yaitu Al-Qur'an, Sunnah Nabi Saw. dan amaliyat

salaf al-shalih sebagai rujukannya. Pemikiran Hasan Al Banna dalam

pendidikan Islam meliputi:

a. Dasar-dasar pendidikan Islam berlandaskan pada ajaran yang

bersumber dari Al-Qur'an dan Al-Hadist.

50

Page 59: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

51

b. Tujuan pendidikan Madrasah Hasan Al Banna merupakan suatu

perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk dalam pribadi

manusia yang dikehendaki, yang mempengaruhi dan menggejala

dalam prilaku, berorientasi untuk merealisasikan identitas Islami,

yaitu membentuk kepribadian muslim, dan merupakan realisasi atas

pemahaman Islam kaffah.

c. Metode pendidikan harus seirama dengan konsep dan martabat

manusia sebagai khalifah Allah. Artinya, metode dan pendekatan

dalam pendidikan haruslah mencontoh prinsip-prinsip Qur‟ani.

d. Materi pendidikan bertumpu pada ajaran tauhid, sedangkan ibadah

dan akhlak merupakan suplemennya, dan pendidikan keterampilan

sebagai materi pendukung.

e. Hubungan pendidik dengan anak didik harus selalu dijaga secara

harmonis, karena melalui hubungan yang harmonis itu, pembelajaran

akan selalu terasa menyenangkan.

f. Pendidikan Islam meliputi pendidikan formal, informal, dan non

formal. Ketiganya saling berkaitan dan saling mendukung satu sama

lain. Oleh karena itu, orang tua, masyarakat, dan sekolah merupakan

tiga unsur yang harus bekerjasama secara sinergis untuk

mengantarkan anak ke gerbang tujuan yang ditargetkan.

3. Pemikiran Hasan AI Banna dalam pendidikan Islam dapat di kategorikan

ke dalam aliran .filsafat rekonstruksionalisme, yaitu suatu aliran yang

berusaha mengatasi krisis kehidupan modern dengan membangun tata

susunan hidup yang baru melalui lembaga dan proses pendidikan.

Page 60: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

52

B. Saran

1. Hasan Al Banna memang diakui adalah anak zamannya dan alur

pemikirannya tentu dilatarbelakangi oleh kehidupan sosial yang

menghiasinya saat itu. Namun pemikiran pendidikannya masih relevan

untuk dipedomani dan dikembangkan terutama dalam membenahi

lembaga pendidikan Islam atau dijadikan sebagai sebuah konsep

alternatif.

2. Agar lembaga-lembaga pendidikan Islam seperti madrasah lebih

menampakkan wujud dan kiprahnya sebagai pencetak individu-individu

muslim yang mempunyai kompetensi menghadapi berbagai tantangan di

era global, perlu menata ulang dan memformat kembali sistem

pendidikan yang integral dan menyatu seperti yang dicanangkan oleh

Hasan Al Banna.

3. Agar lembaga-lembaga pendidikan Islam tetap bertahan di era yang

cukup kompetitif ini dan lepas dari ketergantungan menjadi pegawai

negeri, maka perlu memasukkan materi keterampilan sebagai muatan

lokal, menjadikan tahfidz al-Qur‟an sebagai salah satu program

unggulannya. Disamping itu, hendaknya lembaga pendidikan Islam

memiliki masjid tempat praktek ibadah para peserta didik, serta kembali

menekuni pendalaman bahasa Arab seperti yang direkomendasikan oleh

Hasan Al Banna.

4. Mengingat pendidikan Islam bersifat internalisasi (al-idkhlal) bukan

hanya sebatas transfer pengetahuan belaka (naql al-„ilm), maka sudah

saatnya para guru/pendidik dan orang-orang yang berkiprah di arena

pencetak intelektual muslim ini punya komitmen tinggi dan sifat-sifat

terpuji sebagai wujud kompetensi kepribadian di samping kompetensi

akademis dan komoetensi sosial. Dengan itu diharapkan lembaga

pendidikan Islam kembali dapat melahirkan manusia yang paripurna,

unggul ilmiahnya, unggul amaliyahnya, dan unggul akhlaknya.

Page 61: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

53

DAFTAR PUSTAKA

„Abd. Al-Mu'iz Ruslan, 'Usman, al-Tarbiyah al-Siyasiyyah 'Ind al-Ikhwan

al-Muslimin, Kairo: Dar al-Tauz-'wa al-Nasyr al-Islamiyyah, 2000

„Abd. Halim Mahmud, Ali, Pendidikan Ruhani, terj. Abdul Hayyie al-

Kattani, Jakarta: Gema Insani Press, 2000

Al-Banna, Hasan, Majmu‟at Rasa'il al-Imam al-Syahid Hasan al-Banna,

Kairo: Dar al-Da'wah, 1411 H

Aceh, Abubakar, Sejarah Filsafat Islam, Get. II, Sala: Ramadhani, 1982

Ahmadi, Abu,-Filsafat Islam, Semarang: Toha Putra, 1988

Al-Ghazali Said, Imam, Ideologi Kaum Fundamentalis, Pengaruh Politik

al-Maududi Terhadap Gerakan Jamaah Islamiyyah Trans Pakistan-Mesir,

Surabaya: Diantara, 2003

al-Toumy al-Syaibany, Oemar Muhammad, Falsafah Pendidikan Islam,

Terj. Hasan Langgulung, Get. I, Jakarta: Bulan Bintang

al-Qardhawi, Yusuf, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna,

terj,Bustani A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad, Jakarta: Bulan Bintang, 1980

Amin Hoesin, Oemar, Filsafat Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1961 Arifin,

M., Filsafat Pendidikan Islam, Get. I, Jakarta: Bina Aksara, 1987

Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Get. X, Jakarta: Rineka

Cipta, 2009

Barnadib, Imam, Arti dan Metode Sejarah Pendidikan, Yogyakarta:

Yayasan Penerbit FIP IKIP, 1982

__________, Filsafat Pendidikan: Sistem dan Metode, Get. IX,

Yogyakarta: Andi Offset

Bertens, K., Sejarah Filsafat Islam, Yogyakarta: Kariisius, 1981

Crow, Lester D, Educational Psychology, terj. Z. Kasejen, Surabaya: Bina

Ilmu, 1987

Page 62: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

54

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Get. I, Jakarta : Balai Pustaka, 1990

Gazalba, Sidi, Sistematika Filsafat, Jilid I, Get. II, Jakarta: Bulan Bintang,

1967

Hasan, Fuad, Berkenalan dengan Filsafat Eksistensialisme, Get. IV,

Jakarta: Pustaka Jaya, 1989

Haque, M. Atiqul, Seratus Pahlawan Muslim yang Mengubah Dunia,

Jogjakarta: Diglossia, 2007

Kerry Mohammad, dkk, Tokoh-tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20,

Jakarta: Gema Insani Press, 2006

Jursyi, Shalaluddin, Membumikan Islam Progresif, terj. M. Aunul Abiet

Syah, Jakarta: Paramadina, 2004

Kartanegara, Mulyadhi, Integrasi Ilmu Dalam Perspektif Filsafat, Jakarta:

UIN Jakarta Press, 2003

Kattsoff, Louis O, Pengantar Filsafat, Terj. Soejono Soemargono, Get. IV,

Jogjakarta: Bayu Indra Grafika, 1989

Kholiq, Abdul, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan

Kontemporer, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 1999

Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya,

2003

Langgulung, Hasan, Asas-asas Pendidikan Islam, Get. II, Jakarta: Pustaka

al-Husna, 1988

Lovejoy, O., Metodologi Penelitian dalam Sebuah Pengantar, Jakarta:

Grafindo Persada, 1995

Marimba, Ahmad D, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Get. VIII,

Bandung, Al-Ma‟arif, 1981

Moelong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Get. XVIII, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2004

Mulkhan, Abdul Munir, Paradigma Intelektual Muslim, Pengantar

Filsafat Pendidikan Islam dan Dakwah, Get. I, Yogyakarta: SIPRESS, 1993

Page 63: PEMIKIRAN HASAN AL BANNA DALAM PENDIDIKAN ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Defmisi dan aliran-aliran dalam filsafat pendidikan Islam b. Aliran filsafat

55

Nasution, Harun, MuhammadAbduh dan Teologi RasionalMu'tazilah, Get.

I, Jakarta: UI Press, 2006

Nizar, Samsul Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya

Media Pratama

Nur Aulia, Muhammad Lili, Cinta di Rumah Hasan al-Banna, Jakarta:

Pustaka Da‟watuna, 2007

Prayitno, Elida, Rekonstruksi Mata Kuliah Dasar Kependidikan, Padang:

IKIP, 1990

Qardhawi, Yusuf, Sistem Pendidikan Ikhwanul Muslimin, Jakarta: Media

Da'wah, 1988

Rusli, Ris'an, Pembaharuan Pemikiran Modern dalam Mam, Get. I,

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013

Saifuddin Anshari, Endang, Ilmu, Filsafat, dan Agama, Get. VII,

Surabaya: Binallmu, 1987

Sa'id Mursi, Muhammad, Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah,

Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007

Suharto, Toto, Filsafat Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2011

Supranto, J., Metode Riset dan Aplikasinya di dalam Riset Pemasaran,

Jakarta: Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 1974

Susanto A, Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2009

Syam, Muhammad Noor, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat

Pendidikan Pancasila, Get. II, Surabaya: Usaha Nasional, 1984

Tafsir, Ahmad, Filsafat Umum: Akal dan Hati sejak Thales sampai James,

Get. I, Jakarta: Balai Pustaka, 1988

Titus, Harold H., Persoalan-persoalan Filsafat, Terj. H.M. Rasjidi, Get. I,

Jakarta, Bulan Bintang, 1984

Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, Get. II, Jakarta: Bumi Aksara,

1995