pembuatan simplisia rimpang kencur

22
Kelompok 2 A/kelas B FARMAKOGNOSI LAPORAN AKHIR LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI FARMAKOGNOSI Pembuatan Simplisia Rimpang Kencur Pembuatan Simplisia Rimpang Kencur ( Kaempferia galangar Kaempferia galangar Rhizoma) Rhizoma) Oleh : Kelompok : 2 A/ kelas B Novtafia Endri Novtafia Endri (100106 (1001065) Nurmawita Nurmawita (1001071 (1001071) Vika Amalia Vika Amalia (10010 (10010 Wiwi Permata Sari Wiwi Permata Sari (10010 (10010 Tanggal Praktikum Mei - Juni 2012 Mei - Juni 2012 Dosen : Dr. Emrizal, M.Si., Apt. Dr. Emrizal, M.Si., Apt. Noveri Rahmawati, M,Farm., Apt. Noveri Rahmawati, M,Farm., Apt. Asisten : Muhammad Zoefli Muhammad Zoefli Ardiansyah Ardiansyah Gustri Zakriani Gustri Zakriani Fitria Fitria

Upload: n-u-r-m-a

Post on 22-Jan-2016

2.149 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembuatan Simplisia Rimpang Kencur

Kelompok 2 A/kelas B

FARMAKOGNOSI

LAPORAN AKHIRLAPORAN AKHIR PRAKTIKUMPRAKTIKUM

FARMAKOGNOSIFARMAKOGNOSI

Pembuatan Simplisia Rimpang KencurPembuatan Simplisia Rimpang Kencur

((Kaempferia galangarKaempferia galangar Rhizoma) Rhizoma)

Oleh :

Kelompok : 2 A/ kelas B

Novtafia EndriNovtafia Endri (100106(10010655))NurmawitaNurmawita (1001071(1001071))Vika AmaliaVika Amalia (10010(10010Wiwi Permata SariWiwi Permata Sari (10010(10010

Tanggal PraktikumMei - Juni 2012Mei - Juni 2012Dosen :

Dr. Emrizal, M.Si., Apt.Dr. Emrizal, M.Si., Apt.Noveri Rahmawati, M,Farm., Apt.Noveri Rahmawati, M,Farm., Apt.

Asisten :Muhammad Zoefli Muhammad Zoefli

ArdiansyahArdiansyahGustri ZakrianiGustri Zakriani

FitriaFitria

PROGRAM STUDI S-1 FARMASIPROGRAM STUDI S-1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAUSEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

PEKANBARU PEKANBARU

Page 2: Pembuatan Simplisia Rimpang Kencur

Kelompok 2 A/kelas B

FARMAKOGNOSI

20122012

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUMLAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

Pembuatan Simplisia Rimpang KencurPembuatan Simplisia Rimpang Kencur

(Kaempferia galanga(Kaempferia galanga Rhizoma) Rhizoma)

I. Tujuan Percobaan

1. Mengenal dan menguasai teknik untuk mencapai anastetik lokal pada hewan

2. Mengetahui cara pemberian anastetik lokal

II. Tinjauan Pustaka

2.1. Obat Tradisional

2.1.1.Pengertian Umum Obat Tradisional

Obat tradisional telah berada dalam masyarakat dan digunakan secara empiris

dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan kesehatan tubuh dan pengobatan

berbagai penyakit. Departemen Kesehatan mengklasifikasikan obat tradisional sebagai

jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka (Anonim, 2005).

Obat tradisional adalah ramuan dari berbagai macam jenis dari bagian tanaman

yang mempunyai khasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Obat

tradisional di Indonesia dikenal dengan nama jamu. Obat tradsional sendiri masih

mempunyai berupa senyawa. Sehingga khasiat obat tradisional mungkin terjadi

dengan adanya interaksi antar senyawa yang mempunyai pengaruh yang lebih kuat

(Rukmana, 1994).

Obat dapat menginduksi stimulasi perilaku dan perangsangan psikomotor. Jika

digunakan secara tidak berlebihan, stimulasi tersebut dapat mengatasi kelelahan dan

peningkatan kewaspadaan (Van Steenis, 1947).

Page 3: Pembuatan Simplisia Rimpang Kencur

Kelompok 2 A/kelas B

FARMAKOGNOSI

2.1.2.Macam-Macam Obat Tradisional

Jamu adalah obat tradisional Indonesia. Obat herbal berstandar adalah sediaan

obat bahan alam yang telah dibuktikan keaamanan dan khasiatnya secara ilmiah

dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah distandarisasi. Fitofarmaka adalah

sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keaamanan dan khasiatnya secara

ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah

distandarisasi (Anonim, 2005).

Instan adalah sediaan jamu yang siap dikonsumsi dengan penambahan air

matang atau air mendidih. Jamu instan adalah jamu dalam bentuk instan yang siap

diminum dengan menambahkan air matang sesuai dengan aturannya. Jamu instan

merupakan jenis jamu yang dimaksudkan untuk digunakan dalam mengurangi,

menghilangkan dan menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit (Anonim, 1985).

Instan kencur dibuat dari bahan simplisia yang berupa serbuk kencur dan bahan

non simplisia yang berupa gula. Instan kencur merupakan salah satu bentuk sediaan

minuman olahan dalam bentuk padat yang dibuat dari serbuk kencur dengan

penambahan gula dan dipadukan dengan rasa lainnya. Serbuk instan yaitu suatu

sediaan berbentuk serbuk dengan penambahan satu atau lebih bahan tambahan

sehingga sediaan instan tersebut lebih praktis, mudah dikonsumsi dan rasanya juga

lebih enak (Anonim, 1985).

2.2. Kencur

Bahan alamiah kering berupa rimpang (rhizoma) dari tanaman kencur

(Kaempferia galanga L.) yang gunakan untuk obat dan belum mengalami pengolahan

apapun. Tanaman ini sudah berkembang di Pulau Jawa dan di luar Jawa seperti

Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Kalimantan Selatan. Sampai saat ini karakteristik

utama yang dapat dijadikan sebagai pembeda kencur adalah daun dan rimpang.

Berdasarkan ukuran daun dan rimpangnya, dikenal 2 tipe kencur, yaitu kencur

berdaun lebar dengan ukuran rimpang besar dan kencur berdaun sempit dengan

ukuran rimpang lebih kecil.

Page 4: Pembuatan Simplisia Rimpang Kencur

Kelompok 2 A/kelas B

FARMAKOGNOSI

Page 5: Pembuatan Simplisia Rimpang Kencur

Kelompok 2 A/kelas B

FARMAKOGNOSI

Biasanya kencur berdaun lebar dengan bentuk bulat atau membulat, mempunyai

rimpang dengan ukuran besar pula, tetapi kandungan minyak atsirinya lebih rendah

daripada kencur yang berdaun kecil berbentuk jorong dengan ukuran rimpang lebih

kecil. Salah satu varietas unggul kencur dengan ukuran rimpang besar adalah varietas

unggul asal Bogor (Galesia-1) yang mempunyai ciri sangat spesifik dan berbeda

dengan klon dari daerah lain yaitu warna kulit rimpang cokelat terang dan daging

rimpang berwarna kuning, berdaun membulat, ujung daun meruncing dengan warna

daun hijau gelap.

Varietas unggul kencur yang sudah dilepas, yaitu Galesia-1, 2 dan 3, dengan

sifat dan keunggulan seperti tercantum pada tabel berikut.

Tabel. Karakteristik tiga varietas unggul kencur

Selain itu, meskipun ukuran rimpangnya tidak sebesar varietas Galesia-1, calon

varietas unggul Galesia-2 dan Galesia-3 dengan ciri utama warna kulit rimpang coklat

gelap dan daging rimpang berwarna putih bergaris ungu, bentuk daun bulat dengan

ujung daun runcing dan warna daun hijau terang, potensi produksinya mencapai 14-16

ton per ha dengan kandungan minyak atsiri 4 – 7,6%.

Page 6: Pembuatan Simplisia Rimpang Kencur

Kelompok 2 A/kelas B

FARMAKOGNOSI

Page 7: Pembuatan Simplisia Rimpang Kencur

Kelompok 2 A/kelas B

FARMAKOGNOSI

Oleh karena itu, untuk menjamin stabilitas dan kepastian hasil dalam budidaya

kencur, diperlukan bahan tanaman bermutu yang berasal dari varietas unggul yang

jelas asal usulnya, bebas hama dan penyakit, serta tidak tercampur dengan varietas

lain.

2.2.1.Nama dan Klasifikasi Ilmiah Tanaman Kencur (Kaempferia galanga L.)

Nama Lokal :

Kencur (Indonesia, Jawa), Cikur (Sunda), Ceuko (Aceh); Kencor (Madura), Cekuh

(Bali), Kencur, Sukung (Minahasa); Asauli, sauleh, soul, umpa (Ambon), Cekir

(Sumba). Kencur (Kaempferia galanga L.; East-Indian Galangal), adalah terna

aromatik yang tergolong kedalam famili Zingiberaceae (temutemuan). Pembeda

utama kencur dengan tanaman temu-temuan lainnya adalah daunnya yang menutup

tanah.

Tanaman Kaemferia galanga mempunyai klasifikasi dalam sistematika

tumbuhan (taksonomi) sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)

Genus : Kaempferia

Page 8: Pembuatan Simplisia Rimpang Kencur

Kelompok 2 A/kelas B

FARMAKOGNOSI

Spesies : Kaempferia galanga L.

2.2.2.Morfologi Tanaman Kencur (Kaempferia galanga L.)

Secara umum dikenal dua tipe kencur, yaitu jenis berdaun lebar dan berdaun

sempit (Syukur dan Hernani, 2001). Kencur merupakan terna kecil daunnya lebar,

letaknya mendatar, hampir rata dengan permukaan tanah. Bunganya tersusun dalam

bulir. Mahkota bunga berjumlah 4-12, rimpangnya bercabang-cabang banyak sekali,

dibagian terletak diatas tanah. pada akarnya sering kali terdapat umbi yang betuknya

bulat. Warnanya putih kekuningan, bagian tengahnya berwarna putih, sedangkan

pinggirnya berwarna coklat, berbau harum (Syukur dan Hernani, 2001).

Kencur digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon yang mempunyai

daging buah yang lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang

tumbuh subur didaerah dataran atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak

terlalu banyak air. Rimpang kencur mempunyai aroma yang spesifik. Daging buah

kencur berwarna putih dan kulit luarnya berwarna coklat.jumLah helaian daun kencur

tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan berhadapan. Bunganya tersusun setengah

duduk dengan mahkota bunga berjumLah antara 4-12 buah, bibir bunga berwarna

lembayung dengan warna putih lebih dominan. Kencur tumbuh dan berkembang pada

musim tertentu, yaitu pada musim penghujan kencur dapat ditanam dalam pot atau

dikebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan di tempat terbuka

(Thomas, 1989).

2.3. Kandungan dan Manfaat Tanaman Kencur (Kaempferia galanga L.)

Rimpang mengandung minyak atsiri yang tersusun α-pinene (1,28%), kampen

(2,47%), benzene (1,33%), borneol (2,87%), pentadecane (6,41%), eucaliptol (9,59%),

karvon (11,13%), metilsinamat (23,23%), dan etil-p-metoksisinamat (31,77%)

(Tewtrakul et al., 2005). Selain itu, terdapat pula golongan senyawa flavonoid dalam

rimpang ini (Gunawan, 1989; Duke, 1985; Pandji, 1993).

Page 9: Pembuatan Simplisia Rimpang Kencur

Kelompok 2 A/kelas B

FARMAKOGNOSI

Ekstrak rimpang kencur (Kaempferia galanga) berpotensi aktif terhadap infeksi

bakteri (Tewtrakul et al., 1983). Ekstrak aseton memiliki efek inhibisi pada

monoamina oksidase (Noro et al., 1983). Selain itu, ekstrak etanol 95% tanaman ini

memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan ekstrak air panas

terhadap Escherichia coli (Songklanakarin et al., 2005). Rimpang kencur ditemukan

memiliki aktivitas antikanker, antihipertensi dan aktivitas larvacidal dan untuk

berbagai penyakit kulit, rematik dan diabetes mellitus (Tara et al., 1991).

Kencur (Kaempferia galanga L.) banyak digunakan sebagai bahan baku obat

tradisional (jamu), fitofarmaka, industri kosmetika, penyedap makanan dan minuman,

rempah, serta bahan campuran saus rokok pada industri rokok kretek. Secara empirik

kencur digunakan sebagai penambah nafsu makan, infeksi bakteri, obat batuk,

disentri, tonikum, ekspektoran, masuk angin, sakit perut.

Minyak atsiri didalam rimpang kencur mengandung etil sinnamat dan metil p-

metoksi sinamat yang banyak digunakan didalam industri kosmetika dan

dimanfaatkan sebagai obat asma dan anti jamur. Banyaknya manfaat kencur

memungkinkan pengembangan pembudidayaannya dilakukan secara intensif yang

disesuaikan dengan produk akhir yang diinginkan.

Produksi, mutu dan kandungan bahan aktif didalam rimpang kencur ditentukan

oleh varietas yang digunakan, cara budidaya dan lingkungan tempat tumbuhnya.

Selain itu, karena kualitas mutu simplisia bahan baku industri ditentukan oleh proses

budidaya dan pascapanennya, maka perlu disosialisasikan GAP (Good Agricultural

Practices) dan GMP (Good Manufacture Practices), melalui penerapan standar

prosedur operasional (SPO) budidaya tanaman.

Page 10: Pembuatan Simplisia Rimpang Kencur

Kelompok 2 A/kelas B

FARMAKOGNOSI

Etil p-metoksi sinamat (EPMS) adalah salah satu senyawa hasil isolasi rimpang

kencur ( Kaempferia galanga L.) yang merupakan bahan dasar senyawa tabir surya

yaitu pelindung kulit dari sengatan sinar matahari. EPMS termasuk dalam golongan

senyawa ester yang mengandung cincin benzena dan gugus metoksi yang bersifat

nonpolar dan juga gugus karbonil yang mengikat etil yang bersifat sedikit polar

sehingga dalam ekstraksinya dapat menggunakan pelarut-pelarut yang mempunyai

variasi kepolaran yaitu etanol, etil asetat, metanol, air, dan heksana. Dalam ekstraksi

suatu senyawa yang harus diperhatikan adalah kepolaran antara pelarut dengan

senyawa yang diekstrak, keduanya harus memiliki kepolaran yang sama

ataumendekati (Firdausi, 2009).

Kelarutan suatu zat padat dan zat cair pada suatu pelarut akan meningkat seiring

dengan kenaikan suhu bila proses pelarutannya adalah endoterm, sedangkan untuk

proses pelarutan yang bersifat eksoterm pemanasan justru menurunkan harga

kelarutan zat. Fenomena yang kedua ini jarang dijumpai di alam yang umum adalah

proses pelarutan yang bersifat endoterm yaitu memerlukan kalor. Beberapa zat dalam

larutan akan rusak atau terurai dam menguap dengan pemanasan sehingga suhu

ekstraksi harus diperhatikan agar senyawa yang diharapkan tidak rusak. Oleh karena

itu ekstraksi etil p-metoksi sinamat dari kencur tidak boleh menggunakan suhu yang

lebih dari titik lelehnya yaitu 48 – 49oC. (Bachtiar,2005).

Salah satu reaksi yang mudah dilakukan terhadap etil-p-metoksi sinamat

adalahmenghidrolisisnya menghasilkan asam p-metoksi sinamat. NaOH yang

ditambahkan pada hidrolisis etil p-metoksi sinamat, akan terurai menjadi Na+ dan OH-.

Ion OH- ini akanmenyerang gugus C karbonil yang bermuatan positif yang

menyebabkan kelebihan elektron. Hal ini akan menyebabkan pemutusan ikatan

rangkap antara atom O dan atom C sehingga atom O akan bermuatan negatif. Namun,

atom O akan membentuk ikatan rangkap lagi dengan atom C, sehingga atom C akan

menstabilkan diri dengan melepaskan -OC2H5. Hal ini akan menyebabkan

terbentuknya asam p-metoksisinamat.

Page 11: Pembuatan Simplisia Rimpang Kencur

Kelompok 2 A/kelas B

FARMAKOGNOSI

2.4. Profil Farmakologi Tanaman Kencur (Kaempferia galanga L.)

Organoleptik

Bau khas aromatik kencur dan rasa pedas, hangat, agak pahit, akhirnya

menimbulkan rasa tebal khas kencur.

Deskriptif

Kencur merupakan temu kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau

pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Jumlah helaian daun

Page 12: Pembuatan Simplisia Rimpang Kencur

Kelompok 2 A/kelas B

FARMAKOGNOSI

kencur tidak lebih dari 2-3 lembar (jarang 5) dengan susunan berhadapan, tumbuh

menggeletak di atas permukaan tanah. Bunga majemuk tersusun setengah duduk

dengan kuntum bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir bunga (labellum)

berwarna lembayung dengan warna putih lebih dominan.

Tumbuhan ini tumbuh baik pada musim penghujan. Kencur dapat ditanam

dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan setengah

ternaungi.

Page 13: Pembuatan Simplisia Rimpang Kencur

Kelompok 2 A/kelas B

FARMAKOGNOSI

Penyebaran dan Etnobotani

Kaempferia galanga kemungkinan berasal dari India, di mana ia tersebar luas.

Tanaman ini dibudidayakan secara meluas di Asia Tenggara, Cina selatan, Nusantara

hingga Maluku; dan kemungkinan pula diintroduksi ke Australia utara.

Kencur (nama bahasa Jawa dan bahasa Indonesia) dikenal di berbagai tempat

dengan nama yang berbeda-beda: cikur (bahasa Sunda); ceuko (bahasa Aceh); kaciwer

(bahasa Karo); kencor (Madura); cekuh (bahasa Bali); kencur, sukung (bahasa Melayu

Manado); asauli, sauleh, soul, umpa (bahasa-bahasa di Maluku); serta cekir (Sumba).

Berbagai masakan tradisional Indonesia dan jamu menggunakan kencur sebagai

bagian resepnya. Kencur dipakai orang sebagai tonikum dengan khasiat menambah

nafsu makan sehingga sering diberikan kepada anak-anak. Jamu beras kencur sangat

populer sebagai minuman penyegar pula. Di Bali, urap dibuat dengan menggunakan

daun kencur.

Irisan/makroskopis

Irisan melintang dengan penampakan makroskopis kepingan, pipih, bentuk

hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal keping 1 mm sampai 4 mm,

panjang 1 cm sampai 5 cm, lebar 0,5 cm sampai 3 cm, bagian tepi berombak dan

berkeriput, warna coklat sampai coklat kemerahan, bagian tengah berwarna putih

sampai putih kecoklatan. Korteks sempit, lebar lebih kurang 2 mm, warna putih,

berkas pembuluh tersebar tampak sebagai bintikbintik berwarna kelabu atau

keunguan. Silinder pusat lebar, banyak tersebar berkas pembuluh seperti pada korteks.

Bekas patahan rata, berdebu, berwarna putih.

Page 14: Pembuatan Simplisia Rimpang Kencur

Kelompok 2 A/kelas B

FARMAKOGNOSI

Mikroskopis

Penampakan mikroskopis seperti pada Gambar 1. Periderm terdiri dari 5 sampai

7 lapis sel, sel berbentuk segi panjang berdinding tipis. Jaringan parenkim korteks

terdapat di bawah periderm, sel parenkim isodiametrik, berdinding tipis, berisi butir-

butir pati, sel idioblas minyak berbentuk hampir bulat dan bergaris tengah 50 μm

sampai 100 μm, dalam idioblas minyak terdapat minyak yang tidak berwarna sampai

berwarna putih semu kekuningan. Butir pati umumnya tunggal, besar, bentuk bulat,

bulat telur atau bulat telur tidak beraturan dengan salah satu ujungnya mempunyai

puting, lamella dan hilus tidak jelas, panjang butir pati 10 μm sampai 40 μm,

umumnya 25 μm, lebar butir pati 6 μm sampai 25 μm, umumnya 23 μm. Berkas

pembuluh tersebar dalam korteks dan silinder pusat; pembuluh kayu terdiri dari

pembuluh spiral, pembuluh tangga dan pembuluh jala, tidak berlignin. Endodermis

mempunyai dinding radial yang agak menebal, tidak berisi butir pati. Silinder pusat

lebar, parenkimatik, berisi butir pati dan idioblas minyak seperti pada korteks, berkas

pembuluh di bawah endodermis tersusun teratur dalam suatu lingkaran dan berdekatan

satu sama lainnya.

Keterangan:

1. periderm 5. butir pati

2. idioblas minyak 6. endodermis

3. parenkim korteks 7. berkas pembuluh di silinder pusat

4. berkas pembuluh dikorteks 8. parenkim

Gambar 1. Penampang melintang rimpang kencur

Tahapan pengolahan kencur meliputi penyortiran, pencucian, pengirisan,

pengeringan, pengemasan dan penyimpanan. Setelah panen, rimpang harus secepatnya

Page 15: Pembuatan Simplisia Rimpang Kencur

Kelompok 2 A/kelas B

FARMAKOGNOSI

dibersihkan untuk menghindari kotoran yang berlebihan serta mikroorganisme yang

tidak diinginkan. Rimpang dibersihkan dengan disemprot air yang bertekanan tinggi,

atau dicuci dengan tangan. Bila mengalami kesulitan, rimpang harus direndam dalam

air untuk beberapa lama, kemudian disikat dengan sikat halus agar tidak melukai kulit

rimpang.

Rimpang siap panen

Pemanenan

Pembersihan Kotoran

Air Pencucian

Sortasi Rimpang rusak, busuk

Penirisan/kering angin

Rimpang segar Pengirisan

Pengemasan Pengeringan dgn diangin-anginkan

Pengangkutan

Penyimpanan

Penggunaan

Diagram 1.Alur Penanganan pasca panen kencur

Page 16: Pembuatan Simplisia Rimpang Kencur

Kelompok 2 A/kelas B

FARMAKOGNOSI

III. Daftar Pustaka

Anonim, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Depkes RI, Dirjen POM, Jakarta.

Anonim, 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 124-147, 202; 207-222; 208; 209

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Anonim, 2005, Springhouse Nurse’s Drug Guide, 997-998, Lippincott William and

Wilkins, New York

Esvandiary,dkk, 2005, http://www.usd.ac.id yang diakses tanggal 15 April 2010

Katzung, B.G., 2000, Basic and Clinical Pharmacology, 8th Edition, 474-493,449,

Salemba Medika, Jakarta

Source :

http://www.plantamor.com/index.php?plant=735

http://id.wikipedia.org/wiki/Kencur

http://www.scribd.com/doc/94116456/Laporan-Kencur-Gabung - Fix