pembuatan dan pengujian suplai panas hibrid …digilib.unila.ac.id/21962/3/skripsi tanpa bab...

60
PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID MENGGUNAKAN KOLEKTOR SURYA DAN RADIATOR PADA ALAT PENGERING IKAN TERI (Skripsi) Oleh ANDREASSA HARIANJA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2016

Upload: vuongquynh

Post on 31-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID

MENGGUNAKAN KOLEKTOR SURYA DAN RADIATOR

PADA ALAT PENGERING IKAN TERI

(Skripsi)

Oleh

ANDREASSA HARIANJA

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2016

Page 2: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

ABSTRAK

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID

MENGGUNAKAN KOLEKTOR SURYA DAN RADIATOR

PADA ALAT PENGERING IKAN TERI

Oleh

ANDREASSA HARIANJA

Penelitian dilatarbelakangi oleh permasalahan pada pengeringan ikan teri secara

konvensional yaitu melakukan pengeringan ikan teri dengan cara penjemuran

langsung di bawah sinar matahari dan dilakukan di ruang terbuka. Pengeringan

kovensional memiliki beberapa kelemahan dalam penggunaannya, diantaranya

adalah faktor cuaca yang tidak menentu yang menyebabkan pengeringan

berlangsung lama serta produk yang dihasilkan kurang higienis karena

pengeringan dilakukan di ruang terbuka. Untuk itu perlu dilakukan langkah

inovatif dalam mengatasi permasalahan tersebut yaitu pengeringan dilakukan

secara mekanik. Secara umum penelitian ini menjelaskan tentang pembuatan dan

pengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada alat

pengering ikan teri. Sumber panas yang digunakan adalah air panas yang dialirkan

kedalam radiator, sedangkan kolektor surya menggunakan sumber panas dari

radiasi matahari yang mengenai permukaan kolektor. Sistem hibrid merupakan

penggunaan dua suplai panas yang berbeda untuk suatu kebutuhan panas dalam

menjaga suhu agar tetap stabil. Untuk mengetahui performansi dari masing-

masing suplai panas dalam penelitian menggunakan variasi kecepatan aliran udara

yaitu 0,8 m/s, 1,3 m/s, dan 1,8 m/s. Performansi masing-masing suplai panas yang

paling baik adalah pada aliran massa udara 1,8 m/s. Untuk radiator menghasilkan

efektivitas sebesar 0,58 laju perpindahan panas 5,1 kW dengan temperatur udara

55,2 oC dan kolektor surya menghasilkan efisiensi sebesar 0,20 laju perpindahan

panas 5,5 kW dengan temperatur udara 57,5 oC. Masing-masing suplai panas

kolektor surya dan radiator, mampu menghasilkan temperatur udara panas yang

dibutuhkan ruang pengering diatas 50 oC.

Kata kunci : sistem pengeringan mekanik, kolektor surya, radiator, suplai panas

hibrid.

Page 3: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

ABSTRACT

DESIGNING AND TESTING HEAT SUPPLY HYBRID

SOLAR COLLECTORS AND RADIATOR ON THE ANCHOVY DRYER

By

ANDREASSA HARIANJA

The study was motivated by the problems in the conventional drying. Drying

conventional directly in the sun and do in open space. Conventional drying has

several disadvantages in their use, including the unpredictable weather factors that

cause drying takes longer and is less hygienic products produced since drying is

done in the open. For that we need an innovative step in addressing the issue,

namely the drying is done mechanically. In general, this study describes the

manufacture and testing heat supply hybrid using solar collectors and radiators on

the anchovy dryer. The heat source used is hot water that flowed into the radiator,

while the solar collector using heat sources from solar radiation on the collector

surface. Hybrid system is the use of two different supply heat to a heat

requirement in maintaining the temperature to remain stable. To determine the

performance of the heat supply in the research uses a variation of the air flow

velocity is 0.8 m/s, 1.3 m/s and 1.8 m/s. The performance of each heat supply the

most good is the mass air flow of 1.8 m/s. To generate the effectiveness 0,58

radiator heat transfer rate of 5.1 kW to 55.2 °C air temperature and solar collector

efficiency heat transfer rate of 0.20 to 5.5 kW with air temperature of 57.5 °C.

Each heat supply solar collectors and radiators, capable of producing the required

temperature of hot air drying chamber above 50 oC.

Keywords : mechanical drying systems, solar collectors, radiators, heat supply

hybrid.

.

Page 4: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID

MENGGUNAKAN KOLEKTOR SURYA DAN RADIATOR

PADA ALAT PENGERING IKAN TERI

Oleh

Andreassa Harianja

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 5: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada
Page 6: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada
Page 7: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada
Page 8: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada

tanggal 28 April 1990, sebagai anak kedua dari empat

bersaudara dari pasangan Brindes Harianja dan

Dumaria Simatupang. Penulis menyelesaikan

pendidikan Sekolah Dasar di SD Gajah Mada Medan,

Sumatera Utara pada tahun 2003, melanjutkan pendidi-

kan Sekolah Menengah Pertama di SMP Gajah Mada Medan selesai pada tahun

2006, menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMA Methodist-7 Medan pada

tahun 2009, dan pada tahun 2009 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Teknik

Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa, penulis juga aktif dalam organisasi baik internal

maupun eksternal kampus, yaitu pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin

(HIMATEM) sebagai Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan pada periode 2011-

2012, pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Universitas Lampung (UKM-

K) sebagai Ketua Divisi Hubungan Masyarakat periode 2012-2013, pengurus

Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Bandar Lampung sebagai

Ketua Bidang Organisasi pada periode 2012-2014.

Page 9: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

Pada bidang akademik, penulis melaksanakan kerja praktek di PT. Tambang Batu

Bara Bukit Asam (PERSERO) yang berlokasi di Jalan Raya Soekarno Hatta

KM.15 Tarahan Bandar Lampung yang dilaksanakan pada tanggal 06 Mei s/d 07

Juni 2013 di satuan kerja Perawatan Mesin dengan mengangkat judul

“Perhitungan Tegangan dan Daya Belt Pada Conveyor CRT002 / C2” di bawah

bimbingan Bapak Ahmad Su’udi, S.T., M.T.

Page 10: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah Bapa, Putera dan

Roh Kudus telah terselesaikannya skripsi ini.

Kupersembahkan karya kecil yang sederhana ini untuk :

Kedua Orang Tua ku, Bapak dan Mama yang selalu

mendoakan ku. Terimakasih telah memberikan semangat,

dukungan doa, moril dan materil serta nasihat kapada ku.

Semoga ilmu-ilmu yang ku dapat menjadi modal utama

menuju masa depan yang cerah.

Kepada sahabat-sahabatku Teknik Mesin 09

Serta almamaterku tercinta.

Salam Solidarity Forever

Page 11: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

Kata Mutiara

“Allah memberikan hikmat, pengetahuan dan kebahagiaan kepada orang

yang menyenangkan hati-Nya.”

(Pengkhotbah 2:26)

„„Learn From Yesterday, Live From Today, And Hope For

Tommorow”

(Albert Eistein)

“ Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya”

(Pengkhotbah 3 : 11)

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu

untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia”

(Roma 8:28)

Page 12: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

SANWACANA

Shalom.,

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat dan kasih-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Pembuatan dan Pengujian Suplai Panas Hibrid

Menggunakan Kolektor Surya dan Radiator Pada Alat Pengering Ikan Teri”

adalah salah satu pengaplikasian dalam mempraktekan ilmu-ilmu akademis serta

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik

Mesin Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Drs. Suharno, M.Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Lampung.

2. Bapak Ahmad Su’udi, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Teknik.

3. Bapak Dr. Amrul, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing utama tugas akhir,

terima kasih atas waktunya dan perhatiannya yang diberikan untuk

membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Bapak Dr. Amrizal, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing kedua dalam tugas

akhir ini, atas arahan dan waktu yang diberikan bagi penulis.

Page 13: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

5. Bapak Agus Sugiri, S.T., M.Eng. selaku dosen pembahas tugas akhir yang

telah memberikan masukan, kritik, serta saran yang sangat bermanfaat bagi

penulis.

6. Terima kasih kepada seluruh Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lampung, atas dedikasinya yang telah mengajarkan ilmu-ilmu palajaran

semasa perkuliahan, semoga bekal ilmu yang Bapak/Ibu ajarkan menjadi

modal utama dimasa depan yang bermanfaat bagi penulis.

7. Spesial untuk kedua Orang Tua penulis, kepada Bapak dan Mama tercinta

terima kasih atas kasih sayang dan nasihat yang diberikan, serta kesabarannya

dalam mendidik dan mendoakan atas harapan kesuksesan penulis. Semoga

Tuhan Yesus selalu menyertai kita.

8. Kepada sanak famili dan keluarga besarku, penulis ucapkan terima kasih atas

dorongan dan motivasinya dalam menghantarkan penulis sampai pada jenjang

sarjana.

9. Kepada kakakku Rika Magdalena Harianja, adik-adikku Selvi Apriana

Haranja, S.Kom. dan juga Yosafat Harianja terima kasih buat doa dan

dukungannya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir.

10. Rekan-rekan seperjuangan Rizal Fadhil, S.T., Iqbal Deby, Erick Irham, S.T,

Ronal, Lambok, S.T, Anisa Rachman, Dedi Siadari, S.T, seluruh keluarga

besar Teknik Mesin 2009 dan Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin yang

tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis ucapkan terima kasih atas

kebersamaan dan loyalitasnya selama menjadi mahasiswa. Salam Solidaritas

Forever.

Page 14: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

11. Kepada rekan-rekan BPC GMKI Bandar Lampung 2012-214 dan juga seluruh

keluarga besar GMKI yang telah memberikan kontribusi besar kepada penulis

hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir. Tinggi Iman,

Tinggi Ilmu, & Tinggi Pengabdian. Ut Omnes Unum Sint.

12. Kepada rekan-rekan di Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen (UKM-K)

Universitas Lampung dan juga perkumpulan Forum Komunikasi Mahasiswa

Kristen Fakultas Teknik terima kasih atas kebersamaan dan persaudaraan

yang boleh penulis rasakan.

13. Kepada rekan-rekan penghuni asrama “Mas Ayu”; Mario Nainggolan, S.H.,

Yehezkiel,S.P, Dimas Pamory, Torfel, dan yang tidak dapat penulis sebutkan

satu per satu terima kasih atas kebersamaan yang diberikan.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Segala kritikan dan saran yang bersifat membangun dapat digunakan untuk

perbaikan kedepannya. Sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, April 2016

Penulis

Andreassa Harianja

Page 15: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................. i

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ iii

I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Tujuan Penelitian ................................................................................ 3

C. Batasan Masalah ................................................................................. 3

D. Sistematika ......................................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5

A. Pengeringan Ikan Teri ........................................................................ 5

B. Kolektor Surya ................................................................................... 7

1. Intensitas Radiasi Matahari pada Kolektor Surya .......................... 8

2. Klasifikasi Kolektor Surya ............................................................. 9

3. Komponen Kolektor Surya ............................................................ 12

C. Jenis-jenis Heat Exchanger ................................................................. 13

D. Modul Perpindahan Panas ................................................................... 15

1. Perpindahan panas konduksi ......................................................... 16

2. Perpindahan panas konveksi ......................................................... 18

3. Perpindahan panas Radiasi ............................................................ 21

Page 16: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

E. Efektivitas HE....................................................................................... 22

F. Efesiensi Kolektor Surya ...................................................................... 25

III. METODELOGI PENELITIAN ........................................................... 26

A. Meteri Penelitian ................................................................................. 26

B. Alat Ukur yang Digunakan .................................................................. 29

C. Metode Pengujian ................................................................................ 31

D. Tahap Pelaksanaan .............................................................................. 32

E. Pengujian dan Pengambilan Data ........................................................ 33

F. Diagram Alir Penelitian ....................................................................... 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 38

A. Hasil Pengujian ................................................................................... 38

1. Pengujian Pada Radiator ................................................................. 39

2. Pengujian Pada Kolektor Surya ...................................................... 46

B. Pembahasan ......................................................................................... 55

V. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 57

A. Simpulan ............................................................................................. 57

B. Saran .................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 59

LAMPIRAN ................................................................................................... 61

Page 17: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Contoh gambar ikan teri ....................................................................... 6

2. Sudut-sudut yang dibentuk oleh matahari ............................................ 8

3. Kolektor surya sederhana ..................................................................... 10

4. Konsentrator ......................................................................................... 11

5. Evacuated Receiver .............................................................................. 11

6. Radiasi matahari pada kolektor surya .................................................. 12

7. Kolektor surya pelat datar bersirip longitudinal................................... 13

8. Radiator ................................................................................................ 15

9. Aliran konveksi alamiah pada plat datar vertikal ................................. 20

10. Dimensi kolektor surya ........................................................................ 27

11. Kolektor surya setelah terpasang pada alat pengering ......................... 27

12. (a) Radiator yang telah terpasang (b) sketsa alat pengering ................ 28

13. Termokopel .......................................................................................... 29

14. Anemometer ......................................................................................... 30

15. Solar power meter ................................................................................ 29

16. Regulator tegangan (voltage regulator) ............................................... 31

17. Diagram alir penelitian secara global ................................................... 37

18. Pencapaian temperatur udara keluar HE 1,8 m/s ................................ 39

19. Pencapaian temperatur udara keluar HE 1,3 m/s ................................ 43

Page 18: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

20. Pencapaian temperatur udara keluar HE 0,8 m/s ................................ 45

21. Pencapaian temperatur udara keluar kolektor surya 1,8 m/s ............... 48

22. Intansitas radiasi matahari terhadap waktu surya hari I ....................... 48

23. Pencapaian temperatur udara keluar kolektor surya 1,3 m/s ............... 50

24. Intansitas radiasi matahari terhadap waktu surya hari II ...................... 51

25. Pencapaian temperatur udara keluar kolektor surya 0,8 m/s............... 53

26. Intansitas radiasi matahari terhadap waktu surya hari III .................... 53

Page 19: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi nilai gizi ikan teri per 100 gram ......................................... 7

2. Dimensi kolektor surya bersirip longitudinal ....................................... 26

3. Pengukuran kecepatan udara pada exhaust fan .................................... 32

4. Pengujian radiator pada variasi udara tegangan 160,180, & 220 V ..... 34

5. Pengujian kolektor surya variasi udara tegangan 160,180, & 220 V ... 35

6. Pengambilan data Intensitas Radiasi Matahari aktual .......................... 36

7. Data hasil pengujian HE pada kecepatan udara 1,8 m/s ...................... 40

8. Data hasil pengujian HE pada kecepatan udara 1,3 m/s ...................... 43

9. Data hasil pengujian HE pada kecepatan udara 0,8 m/s ...................... 45

Page 20: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pengeringan terjadi karena adanya massa yang berpindah dari udara sekitar

terhadap permukaan bahan yang ingin dikeringkan. Sebagian dari panas yang ada

masuk ke dalam bagian bahan sehingga meningkatkan temperatur dan mengurangi

kandungan air didalamnya.

Di daerah Lampung khususnya warga yang tinggal di wilayah Pulau Pasaran Kota

Bandar Lampung penduduknya banyak yang bermata pencaharian sebagai

nelayan, namun bukan sebagai nelayan tangkap, tetapi sebagai nelayan

pengolahan ikan teri basah menjadi ikan teri kering. Dalam pengolahannya, ikan

teri basah dikeringkan terlebih dahulu sebelum dipasarkan dengan tujuan

memberikan pangawetan secara alami terhadap ikan teri. Pengeringan dilakukan

untuk mengurangi kadar air sehingga aktifitas mikroorganisme yang merusak

tubuh ikan dapat berkurang.

Mayoritas nelayan di pulau pasaran melakukan pengeringan dengan cara alami

yaitu pemanfaatan sinar matahari secara langsung. Pengeringan dengan metode

alami dinilai kurang efektif karena cuaca yang tidak menentu dan tidak bisa

dikontrol. Pada cuaca yang tidak terkontrol pengeringan akan menjadi kurang baik

dan berpengaruh pada waktu pengeringan serta penurunan kualitas dari produk

Page 21: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

2

yang dihasilkan. Penurunan kualitas teri disebabkan oleh pengeringan yang

kurang higienis karena pengeringan dilakukan pada tempat terbuka dan tempat

yang seadanya.

Untuk mengatasi ketidakefektifan pengeringan alami maka dibutuhkan inovasi

teknologi pengeringan mekanik yang dapat mengatasi pengeringan tanpa

terkendala oleh cuaca dan waktu yang relatif lebih cepat. Salah satu metode

pengeringan mekanis yang murah serta ramah lingkungan adalah pengeringan teri

dengan menggunakan suplai panas hibrid.

Alat pengering ini menggunakan sistem hibrid yang mempunyai dua suplai panas

yaitu dari kolektor surya dan radiator (heat exchanger tipe compact). Masing-

masing alat pada suplai panas memiliki kegunaannya sendiri. Pada kolektor surya

energi panas didapat dari radiasi matahari yang diserap oleh absorber kemudian

dikonveksikan ke udara sehingga udara yang masuk adalah udara panas yang

dapat dimanfaatkan untuk proses pengeringan.

Sedangkan pada radiator memanfaatkan sumber panas yang berasal dari air yang

dipanaskan, yang pada tugas akhir ini disimulasikan menggunakan kompor gas

kemudian air panas dialirkan melewati radiator dengan bantuan pompa air. Air

panas yang mengalir berkontak langsung pada dinding-dinding radiator kemudian

dikonveksikan ke udara sehingga udara yang masuk adalah udara panas.

Untuk sistem hibrid sendiri merupakan penggabungan dari suplai panas yang

berbeda. Seperti saat cuaca mendung atau disaat panas radiasi matahari dirasa

kurang optimal, suplai panas dari radiator dapat dikombinasikan dengan suplai

Page 22: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

3

panas dari kolektor surya sehingga kombinasi dari suplai panas dapat digunakan

secara kontiniu.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menentukan performansi dari masing-masing suplai panas yaitu kolektor surya

dan radiator yang digunakan pada alat pengering.

2. Mengetahui laju perpindahan panas yang terjadi pada masing-masing suplai

panas ke ruang pengering.

3. Melihat kemampuan dari sistem hibrid dalam menyuplai panas.

C. Batasan Masalah

Beberapa batasan masalah yang diberikan dalam penelitian ini adalah :

1. Suplai panas berasal dari kolektor surya dan radiator pada alat pengering.

2. Udara yang mengalir merupakan udara paksa akibat adanya exhaust fan.

3. Pengujian performansi dari kolektor surya dan radiator.

4. Ruang lingkup hanya pada pengujian suplai panas yaitu kolektor surya dan

radiator.

Page 23: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

4

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari penelitian terdiri dari lima bab, yaitu :

1. Bab I Pendahuluan, berisi : Latar Belakang, Tujuan Penelitian, Batasan

Masalah dan Sistematika Penulisan.

2. Bab II Tinjauan Pustaka, berisi : Teori-teori dasar yang digunakan dalam

penelitian tugas akhir.

3. Bab III Metodelogi Penelitian, berisi : Tentang prosedur pembuatan alat serta

diagram alir pelaksanaan penelitian.

4. Bab IV Hasil dan Analisis, berisi : Uraian Hasil pengujian dan pembahasan

dalam penelitian tugas akhir.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran, berisi : Simpulan hasil penelitian dan saran-

saran yang dapat diberikan.

6. Daftar Pustaka, berisi : Sumber-sumber yang menjadi referensi penulis dalam

penyusunan penelitian.

Page 24: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengeringan Ikan Teri

Pengeringan adalah mengurangi kadar air pada suatu bahan atau produk.

Pengeringan ikan teri bertujuan untuk memperpanjang umur simpannya agar tidak

ditumbuhi oleh mikroorganisme pembusuk. Dalam proses pengeringan dilakukan

pengaturan terhadap suhu, kelembaban (humidity) dan aliran udara.

Menurut Banwatt, proses pengeringan dapat menghambat pertumbuhan

mikroorganisme adalah untuk mempertahankan mutu produk terhadap perubahan

fisik dan kimiawi yang ditentukan oleh perubahan kadar air, mengurangi biaya

penyimpanan, pengemasan dan transportasi. Produk kering dapat digunakan

sebagai bahan tambahan dalam pembuatan produk baru (Banwatt, 1981).

Proses pengeringan terjadi karena adanya panas yang berpindah dari udara sekitar

terhadap permukaan dari bahan yang ingin dikeringkan. Sebagian dari panas yang

ada masuk kedalam bagian bahan sehingga meningkatkan temperatur dan

mengurangi kandungan air didalamnya.

Ikan teri adalah sekelompok ikan laut kecil anggota keluarga Engraulidae.

Dengan ciri-ciri ikan teri yaitu mempunyai ukuran tubuh kecil dengan panjang

sekitar 6-9 cm, gigi-giginya terdapat pada rahang, langit-langit dari pelatin dan

Page 25: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

6

mempunyai lidah dan biasanya warna tubuh ikan teri berwarna perak kehijauan

atau kebiruan, namun ada pula yang mempunyai ukuran relatif panjang hingga

mencapai 17,5 cm.

Gambar 1. Contoh gambar ikan teri

Ciri morfologisnya adalah sebagai berikut umumnya tidak berwarna atau agak

kemerahan, bentuk tubuh bulat memanjang, sepanjang tubuhnya terdapat garis

putih keperakan, memanjang dari kepala hingga ekor, sisik kecil dan tipis serta

mudah lepas, mulut agak tersayat kedalam, mencapai hingga belakang mata

rahang bawah lebih pendek dari rahang atas (Hotomo, 1987).

Ikan teri yang dikeringkan adalah ikan teri yang direbus terlebih dahulu

menggunakan air garam. Selama pengeringan kadar air akan diturunkan menjadi

kurang dari 40% yang merupakan kadar air maksimum untuk ikan kering yang

disyaratkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-2721-1992.

Page 26: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

7

Tabel 1. Komposisi nilai gizi ikan teri (Stolephorus sp.) per 100 gram.

Sumber : Direktorat Bina Gizi Masyarakat dan Pusat Penelitian dan

pengembangan Gizi, DEPKES (1990).

B. Kolektor Surya

Kolektor surya merupakan suatu alat yang menghasilkan energi panas dengan

memanfaatkan radiasi sinar matahari sebagai sumber energi utama. Ketika cahaya

matahari menimpa absorber pada kolektor surya, sebagian kecil cahaya akan

dipantulkan kembali ke lingkungan, sedangkan sebagian besarnya akan diserap

dan dikonversi menjadi energi panas, lalu panas tersebut dipindahkan pada fluida

yang bersirkulasi di dalam kolektor surya untuk kemudian dimanfaatkan guna

berbagai aplikasi.

Page 27: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

8

1. Intensitas Radiasi Matahari pada Kolektor Surya

Untuk mendapatkan panas yang maksimal pada kolektor surya, intensitas

radiasi matahari pada permukaan kolektor surya di setiap waktu surya

ditentukan oleh sudut-sudut yang dibentuk antara matahari dan permukaan

kolektor surya, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 2. Sudut-sudut yang dibentuk oleh matahari terhadap permukaan kolektor surya.

Energi thermal dari cahaya matahari adalah jenis energi yang terbarukan.

Panjang gelombang radiasi matahari yang diterima di permukaan bumi berada

pada daerah 0,29 sampai 2,5 µm. Emisi radiasi dari matahari ke bumi

menghasilkan intensitas radiasi surya yang hampir tetap diluar atsmosfer bumi.

Solar Constant (konstanta surya) Gsc = 1367 W/m2 (World Radiation Center)

merupakan energi dari matahari setiap satuan waktu yang diterima suatu satuan

area permukaan tegak lurus dengan arah perambatan radiasi pada jarak rata-

rata bumi-matahari, di luar atmosfer.

Setiap hari matahari terbit di timur dan ketika semakin meninggi di langit,

maka volume energinya meningkat hingga mencapai puncaknya pada tengah

hari (setengah rotasi antara terbit dan terbenam). Setelah itu (pada saat

matahari bergerak ke arah barat), energi yang tersedia berkurang. Efek lain

Page 28: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

9

yang kita perlu ingat adalah bahwa bumi mengitari matahari sepanjang tahun.

Hal ini berada di belahan bumi selatan (dan tidak berada di garis kathulistiwa),

maka anda akan mengalami musim dingin, oleh karena jalur matahari akan

rendah di ufuk utara. Sebaliknya pada saat musim panas, matahari akan berada

pada jalur tinggi di ufuk utara. Anda yang berada di belahan bumi utara akan

menyaksikan matahari mengikuti jalur yang sama tetapi di ufuk selatan. Hal ini

terjadi karena bumi mengitari matahari, maka dampaknya pada bumi adalah

matahari mengikuti jalurnya (Vries DKK, 2011).

2. Klasifikasi Kolektor Surya

Kolektor Surya memilki 3 klasifikasi yang termasuk ke dalam thermal

collector system dan juga memilki korelasi berdasarkan dimensi dan

geometrinya yaitu :

a. Flat-plate collectors yaitu kolektor surya yang digunakan untuk

memanaskan fluida kerja yang mengalir kedalamnya dengan

mengkonversikan energi radiasi matahari menjadi panas. Fluida yang

dipanaskan berupa cairan, minyak dan udara. Kolektor surya plat datar (flat-

plate collector) mempunyai temperatur keluaran dibawah 950C dan dalam

pengaplikasiannya kolektor surya plat datar digunakan untuk memanaskan

udara dan air.

Keuntungan utama dari sebuah kolektor surya plat datar adalah bahwa

memanfaatkan kedua komponen radiasi matahari yaitu melalui sorotan

langsung dan sebaran, tidak memerlukan tracking matahari dan juga karena

Page 29: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

10

desainnya yang sederhana, hanya sedikit memerlukan perawatan dan biaya

pembuatan yang murah. Pada umumnya kolektor jenis ini digunakan untuk

memanaskan ruangan dalam rumah, pengkondisian udara dan proses-proses

pemanasan dalam industri (Duffie,1991).

Spesifikasi tipe ini dapat dilihat dari absorbernya yang berupa plat datar dan

juga bersirip, terbuat dari material dengan konduktivitas thermal tinggi dan

dilapisi dengan cat berwarna hitam. Kolektor surya dengan plat datar

memanfaatkan radiasi matahari langsung dan terpencar (beam dan diffuse ),

tidak membutuhkan pelacak matahari, dan hanya membutuhkan sedikit

perawatan. Aplikasi umum kolektor tipe ini antara lain digunakan untuk

pemanasan air, pengkondisian udara ruangan, dan proses panas industri.

Gambar 3. Kolektor surya sederhana (Duffie,1991).

b. Concentrating collectors merupakan jenis yang dirancang untuk aplikasi

yang membutuhkan energi panas pada temperatur antara 100-400 0C.

Kolektor surya jenis ini mampu memfokuskan energi radiasi cahaya

matahari pada suatu receiver, sehingga dapat meningkatkan kuantitas energi

panas yang diserap oleh absorber. Berdasarkan komponen absorbernya jenis

ini dikelompokan menjadi dua jenis yaitu dan point focus.

Page 30: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

11

Gambar 4. Konsentrator

Agar cahaya matahari selalu dapat difokuskan terhadap tabung absorber,

konsentrator harus dirotasi. Pergerakan ini disebut dengan tracking.

Temperatur fluida melebihi 4000C dapat dicapai pada sistem kolektor ini

seperti terlihat pada gambar 4.

c. Evacuated tube collector yaitu jenis yang dirancang untuk menghasilkan

energi panas yang lebih tinggi dibandingkan dengan dua jenis kolektor

surya sebelumnya. Keistimewaannya terletak pada efesiensi transfer

panasnya yang tinggi tetapi faktor kehilangan panasnya relatif rendah.

Hal ini dikarenakan fluida yang terjebak diantara absorber dan cover-nya

dikondisikan dalam keadaan vakum, sehingga mampu meminimalisasi kehilangan

panas yang terjadi secara konveksi dari permukaan luar absorber menuju

lingkungan (Alpha, Ismanto. 2009).

Gambar 5. Evacuated Receiver

Page 31: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

12

3. Komponen Kolektor Surya

Kolektor surya mempunyai tiga komponen penting yaitu :

a. Penutup transparan (kaca bening), dimana panas matahari dapat masuk dan

akan tertahan di dalam seperti halnya efek rumah kaca. Seperti pada gambar

6, panas radiasi matahari diserap oleh absorber yang merupakan plat

almunium berwarna hitam, sebagian panas akan di pancarkan kesegala arah,

karena itu untuk mengurangi daya pancar tersebut ke lingkungan perlu

penutup transparan pada kolektor.

Gambar 6. Radiasi matahari pada kolektor surya.

b. Absorber adalah bagian kolektor ycang berfungsi untuk menyerap dan panas

matahari. Absorber ini diberi warna hitam agar memaksimalkan penyerapan

panas. Absorber kolektor surya di pilih material yang memiliki

konduktifitas yang tinggi agar menghasilkan panas yang baik.

c. Isolator atau penyekat panas digunakan untuk menyekat panas agar panas

tidak menyebar keluar kolektor. Penyekat panas (isolator) harus terbuat dari

bahan yang dengan nilai konduktivitas termal yang rendah.

Bentuk dan bagian-bagian dalam kolektor surya digambarkan pada gambar

7 (Sukhatme, 1996).

Page 32: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

13

Gambar 7. Kolektor surya pelat datar bersirip longitudinal

(Sukhatme, 1996).

Pada gambar 7, kolektor surya yang ditambahkan pelat datar bersirip

longitudinal akan meningkatkan perpindahan panas dan efisiensi. Luas

permukaan kolektor surya antara satu sampai dua meter persegi dan

kontruksi serta ukuran yang digunakan hampir menyerupai kolektor surya

plat datar aliran liquid. Dalam menganlisis kolektor surya dengan pelat datar

bersirip longitudinal, harus memperhatikan tinggi sirip (Lf), Tebal sirip (δf),

jarak titik pusat antara sirip (W), dan juga jarak antara pelat penyerap atas

dan pelat penyerap bagian bawah (L) serta celah antara sirip dan pelat

penyerap bagian bawah (L – Lf) (Sukhatme, 1996).

C. Jenis-jenis Heat Exchanger

Penukar panas (heat exchanger) adalah terapan dari perpindahan panas dimana

alat yang digunakan untuk menukarkan panas secara kontiniu dari suatu medium

ke medium lainnya dengan membawa energi panas. Suatu heat exchanger terdiri

dari elemen penukar panas yang disebut sebagai inti atau matrix yang berisikan di

dinding penukar panas, dan elemen distribusi fluida seperti tangki, nozzle

masukan, nozle keluaran, pipa-pipa, dan lain-lain. Biasanya, tidak ada pergerakan

Page 33: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

14

pada bagian-bagian dalam heat exchanger. Namun, ada perkecualian untuk

regenerator rotary dimana matriksnya digerakan berputar dengan kecepatan yang

dirancang. Dinding permukaan heat exchanger adalah bagian yang bersinggungan

langsung dengan fluida yang mentransfer panasnya secara konduksi.

Suatu heat exchanger terdiri dari elemen punukar kalor yang disebut sebagai inti

atau matriks yang berisikan di dinding penukar panas, dan elemen distribusi fluida

seperti tangki, nozzle masukan, nozzle keluaran, pipa-pipa, dan lain-lain. Dinding

permukaan heat exchanger adalah bagian yang bersinggungan langsung dengan

fluida yang mentransfer panasnya secara konduksi (T, Kuppan, 2000).

Hampir disemua heat exchanger perpindahan panas didominasi oleh konveksi

dan konduksi dari fluida panas ke fluida dingin dimana keduanya dipisahkan oleh

dinding. Perpindahan panas secara konveksi sangat dipengaruhi oleh bentuk

geometri heat exchanger dan tiga bilangan tak berdimensi, yaitu bilangan

Reynold, bilangan Nusselt, dan bilangan Prandtl fluida (Cengel,1992).

Dilihat dari kontak antar fluida ada dua tipe penukar panas, yaitu :

1. Direct heat exchanger, dimana kedua medium penukar panas saling kontak

satu sama lain. Yang tergolong Direct heat exchanger adalah cooling tower

dimana operasi perpindahan panasnya terjadi akibat adanya kontak langsung

antara air dan udara.

2. Indirect heat exchanger, dimana kedua media penukar dipisahkan oleh

sekat/dinding dan panas yang berpindah juga melewatinya. Yang tergolong

Page 34: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

15

indirect heat exchanger adalah penukar panas jenis shell and tube, pelat,

dan compact heat exchanger.

Secara umum prinsip kerja dari heat exchanger bekerja berdasarkan prinsip

perpindahan panas, dimana terjadi perpindahan panas dari fluida yang

temperaturnya lebih tinggi ke fluida yang temperaturnya lebih rendah. Ada suatu

dinding metal yang menyekat antara kedua fluida yang berlaku sebagai konduktor.

Banyak sekali alat penukar panas yang dapat ditemui dipasaran. Salah satunya

adalah radiator jenis compact heat exchanger. Alat penukar panas ini merupakan

alat penukar panas yang permukaannya diperluas oleh sirip-sirip. Heat exchanger

tipe compact dapat dilihat pada gambar 8 berikut ini.

Gambar 8. Radiator (heat exchanger tipe compact )

D. Modul perpindahan panas

Perpindahan panas (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan

energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.

Dari termodinamika telah kita ketahui bahwa energi yang pindah itu dinamakan

kalor atau panas (heat). Ilmu perpindahan kalor tidak hanya mencoba menjelaskan

bagaimana energi kalor itu berpindah dari suatu benda ke benda lain, tetapi juga

Page 35: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

16

dapat meramalkan laju perpindahan yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu.

Kenyataan di sini yang menjadi sasaran analisis ialah masalah laju perpindahan,

inilah yang membedakan ilmu perpindahan kalor dari ilmu termodinamika.

Termodinamika membahas sistem dalam keseimbangan, ilmu ini dapat digunakan

untuk meramal energi yang diperlukan untuk mengubah sistem dari suatu keadaan

seimbang ke keadaan seimbang lain, tetapi tidak dapat meramalkan kecepatan

perpindahan itu.

Hal ini disebabkan karena pada waktu proses perpindahan panas berlangsung,

sistem tidak berada dalam keadaan seimbang. Ilmu perpindahan panas melengkapi

hukum pertama dan kedua termodinamika, yaitu dengan memberikan beberapa

kaidah percobaan yang dapat dimanfaatkan untuk menentukan perpindahan

energi. Sebagaimana juga dalam ilmu termodinamika, kaidah-kaidah percobaan

yang digunakan dalam masalah perpindahan kalor cukup sederhana, dan dapat

dengan mudah dikembangkan sehingga mencakup berbagai ragam situasi praktis.

Beberapa jenis perpindahan panas yang terjadi seperti :

1. Perpindahan Panas Konduksi

Perpindahan panas konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi oleh

karena adanya gradien temperatur didalam media yang diam, misalnya

perpindahan panas yang terjadi dalam benda padat dengan media penghantar

panas tetap. Di dalam benda-benda padat, perpindahan panas timbul karena

atom-atom pada temperatur yang lebih tinggi bergetar dengan lebih bergairah,

sehingga atom-atom tersebut dapat memindahkan tenaga kepada atom-atom

yang lebih lesu yang berada di dekatnya dengan kerja mikroskopik yakni kalor.

Page 36: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

17

Di dalam logam-logam, elektron-elektron bebas juga membuat kontribusi

kepada proses hantaran kalor. Di dalam sebuah cairan atau gas, molekul-

molekul juga giat (mudah bergerak), dan tenaga juga dihantar oleh tumbukan-

tumbukan molekul (Reynold dan Perkins, 1983).

Besarnya energi konduksi disebut juga laju konduksi ditentukan oleh

persamaan (2.1) berikut:

atau

…………..……………………...……………………..(2.1)

Keterangan:

q = Laju perpindahan panas (W)

T =Temperatur benda ( o K )

l = Ketebalan dinding ( m )

k = Koefisien konduski ( ⁄ )

A = Luas penampang (m2)

Dimana q adalah laju perpindahan panas, A adalah penampang luas untuk

aliran panas,

adalah gradien suhu ke arah perpindahan panas dan k

merupakan konduktivitas termal. Tanda minus diselipkan agar memenuhi

hukum kedua termodinamika, yaitu bahwa panas mengalir ke tempat yang

lebih rendah dalam skala suhu (Bejan dan Kraus, 1948).

Page 37: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

18

Energi termal dihantarkan dalam zat padat menurut salah satu dari dua modus

berikut: melalui getaran kisi (lattice vibration) atau dengan angkutan melalui

elektron bebas. Dalam konduktor listrik yang baik, dimana terdapat elektron

bebas yang bergerak di dalam struktur kisi bahan-bahan, maka electron di

samping dapat mengangkut muatan listrik, dan dapat pula membawa energi

termal dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah sebagaimana

halnya dalam gas. Energi dapat pula berpindah sebagai energi getaran dalam

struktur kisi bahan. Namun, pada umumnya perpindahan energi melalui

getaran ini tidaklah sebanyak dengan cara angkutan elektron. Karena itu

penghantar listrik yang baik selalu merupakan penghantar kalor yang baik pula,

seperti halnya tembaga, aluminium dan perak. Sebaliknya isolator listrik yang

baik merupakan isolator kalor (Holman,1997).

2. Perpindahan Panas Konveksi

Perpindahan panas konveksi merupakan proses perpindahan panas yang terjadi

karena adanya gradien temperatur dan memerlukan media yang bergerak atau

mengalir seperti fluida. Konveksi juga merupakan mekanisme perpindahan

panas antara permukaan benda padat dan fluida ( cairan atau gas ) yang

bergerak. Perpindahan panas konveksi dapat dihitung menggunakan persamaan

(2.2) yaitu :

q = h ∙ A ∙ ………………..………………………………..……... (2.2)

Dimana :

q = Laju perpindahan panas (W)

h = Koefisien perpindahan panas konveksi ( W/ m2∙K )

Page 38: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

19

A = Luas penampang (m2)

= Perbedaan temperatur (K)

Banyak parameter yang mempengaruhi perpindahan kalor konveksi didalam

sebuah geometri khusus. Fluks kalor dari permukaan padat akan bergantung

juga pada temperatur permukaan (Ts) dan temperatur fluida (Tf), tetapi

biasanya dianggap bahwa (ΔT = Ts - Tf) yang penting. Akan tetapi, jika sifat-

sifat fluida berubah dengan nyata pada daerah pengkonveksi (convection

region), maka temperatur-temperatur absolute Ts dan Tf dapat juga merupakan

faktor-faktor penting didalam korelasi. Jelaslah bahwa dengan sedemikian

banyak variable-variabel penting maka korelasi spesifik akan sulit dipakai, dan

sebagai konsekuensinya maka korelasi-korelasi biasanya disajikan dalam

pengelompokkan-pengelompokkan tak berdimensi (dimension less groupings)

yang mengizinkan representas-representasi yang jauh lebih sederhana. Juga

faktor-faktor dengan pengaruh yang kurang penting, seperti variasi sifat fluida

dan distribusi temperatur dinding, seringkali diabaikan untuk

menyederhanakan korelasi-korelasi tersebut (Stoecker dan Jones, 1982).

Aliran udara disebabkan oleh adanya kipas (exhaust fan) maka disebut aliran

paksa, dan apabila disebabkan oleh gardien massa jenis maka disebut konveksi

alamiah.

a. Konveksi alamiah (Natural Convection)

Konveksi alamiah (natural convection) atau konveksi bebas (free

convection), terjadi karena fluida yang karena proses pemanasan berubah

densitasnya (kerapatannya) dan bergerak naik. Radiator panas yang

Page 39: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

20

digunakan untuk memanaskan ruang merupakan suatu contoh piranti praktis

yang memindahkan kalor dengan konveksi bebas. Gerakan fluida dalam

konveksi bebas, baik fluida itu gas maupun zat cair terjadi karena gaya

apung (bouyancy force) yang dialaminya apabila densitas fluida di dekat

permukaan perpindahan kalor berkurang sebagai akibat proses pemanasan.

Gaya apung itu tidak akan terjadi apabila fluida itu tidak mengalami sesuatu

gaya dari luar seperti gravitasi (gaya berat), walaupun gravitasi bukanlah

satu-satunya medan gaya luar yang dapat menghasilkan arus konveksi

bebas. Fluida yang terkurung dalam mesin rotasi mengalami medan gaya

sentrifugal, dan karena itu mengalami arus konveksi bebas bila salah satu

atau beberapa permukaannya yang dalam kontak dengan fluida itu

dipanaskan (Holman, 1997).

Gambar 9. Aliran konveksi alamiah pada plat datar vertikal

b. Konveksi Paksa (Force Convection)

Konveksi paksa adalah perpindahan panas yang mana dialirannya tersebut

berasal dari luar, seperti dari blower atau kran dan pompa. Konveksi paksa

Page 40: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

21

dalam saluran udara merupakan konveksi untuk aliran dalam. Adapun aliran

yang terjadi dalam saluran udara atau pipa adalah fluida yang dibatasi oleh

suatu permukaan. Sehingga lapisan batas tidak dapat berkembang secara

bebas seperti halnya pada aliran luar. Fenomena perpindahan panas aliran di

dalam saluran yang dinyatakan dengan persamaan (2.3):

…………………...…………….…………………….….(2.3)

Dengan laju aliran massa udara didapat dengan persamaan (2.4) yaitu :

………………………………………………………..…(2.4)

Keterangan :

q = laju perpindahan panas (W)

= laju aliran massa udara (kg/s)

cp = panas spesifik (kJ/kg ∙K)

ρ = massa jenis (kg/m3)

V = kecepatan udara (m/s)

A = Luas penampang (m2)

3. Perpindahan Panas Radiasi

Perpindahan panas secara radiasi adalah perpindahan panas yang disebabkan

oleh penjalaran (rambatan) foton yang tak terorganisir. Setiap benda yang terus

memancarkan foton-foton secara serampangan di dalam arah dan waktu, dan

tenaga netto yang dipindahkan oleh foton-foton ini diperhitungkan sebagai

kalor. Bila foton-foton ini berada di dalam jangkauan panjang gelombang 0,38

sampai 0,76 µm, maka foton-foton tersebut mempengaruhi mata kita sebagai

sinar cahaya yang tampak (dapat dilihat). Bertentangan dengan itu, maka setiap

tenaga foton yang terorganisir, seperti transmissi radio, dapat diidentifikasikan

Page 41: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

22

secara mikroskopik dan tak dipandang sebagai kalor (Reynold dan

Perkins,1983).

Pembahasan termodinamika menunjukkan bahwa radiator (penyinaran) ideal,

atau benda hitam (blackbody) memancarkan energi dengan laju yang sebanding

dengan pangkat empat suhu absolute benda itu dan berbanding langsung

dengan luas permukaan. Dengan menggunakan persamaan (2.5) berikut :

…………………………………………………….… (2.5)

Di mana adalah konstanta Stefan Boltzmann,

. merupakan emisivitas , A luas dari

permukaan ( m2 ) dan T adalah temperatur suhu (

o K ).

Oleh karena itu benda nyata tidak berwarna “hitam” memancarkan energi yang

lebih sedikit dibandingkan dengan suatu benda hitam pada suhu yang sama.

Ciri khas pertukaran energi radiasi yang penting lagi adalah sifatnya yang

menyebar secara merata ke segala arah. Karena itu hubungan geometric antara

kedua permukaan akan mempengaruhi pertukaran energi radiasinya (Reynold

dan Perkins, 1983).

E. Efektivitas HE

Secara umum, efektivitas didefenisikan sebagai perbandingan antara laju

perpindahan kalor yang sebenarnya dengan laju perpindahan kalor maksimum

yang mungkin.

Page 42: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

23

Sehingga nilai efektivitas panas dapat dihitung menggunakan persamaan :

..……………………………...……….....…………………........(2.6)

Dimana :

q = Perpindahan panas aktual (W)

= Perpindahan panas maksimum yang mungkin (W)

Untuk menghitung efektivitas penukar panas, perlu dihitung terlebih dahulu

besaran laju perpindahan panas aktual (q) dan besaran laju perpindahan panas

maksimum yang mungkin secara hipotesis (qmax) pada penukar panas. Nilai

besaran qmax menunjukkan besarnya panas maksimum yang dapat ditransfer atau

dipindahkan di antara kedua fluida pendingin. Nilai qmax pada penukar panas

dapat dicapai apabila panjang penukar panas tak hingga. Pada penukar panas yang

panjangnya tak hingga, akan dicapai beda temperatur fluida pendingin maksimum

sebesar Th,i - Tc,i ( perbedaan antara temperatur inlet pada sisi panas dan

temperatur inlet pada sisi dingin ). Selain itu, nilai qmax juga dipengaruhi oleh nilai

laju alir massa pendingin dikalikan dengan panas spesifik yang minimum. Nilai

perkalian laju alir massa pendingin dengan panas spesifik sering disebut sebagai

laju kapasitansi panas (Ch dan Cc). Nilai Ch dan Cc masing-masing menunjukkan

nilai laju kapasitansi panas untuk fluida panas dan fluida dingin. Nilai terkecil

diantara nilai Ch dan nilai Cc disebut sebagai laju kapasitansi panas minimum

(Cmin). Alasan pemilihan laju kapasitansi panas minimum adalah untuk mencakup

perpindahan panas maksimum yang mungkin di antara kedua fluida kerja

(Incropera, Frank P. 1996).

Page 43: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

24

Dengan demikian nilai laju perpindahan panas maksimum (qmax) dapat dihitung

dengan persamaan. :

( )……………………..……….………………….(2.7)

Kapasitas panas setiap fluida dapat dicari melalui persamaan :

……………………………………………………………….......(2.8)

Keterangan :

= Laju aliran fluida (kg/s)

Cp = Panas spesifik fluida (kJ/kg K)

Untuk menentukan perpindahan panas maksimum bagi penukar panas itu harus

dipahami bahwa nilai maksimum akan didapat bila salah satu fluida mengalami

perubahan temperatur sebesar beda temperatur maksimum yang terdapat dalam

penukar panas itu, yaitu selisih temperatur masuk fluida panas dan fluida dingin

perpindahan panas maksimum yang mungkin dinyatakan dalam persamaan (2.7).

Dimana, merupakan kapasitas panas yang terkecil antara fluida dingin dan

fluida panas. Jika maka nilai efektifitas dapat dicari dengan persamaan

berikut :

( )

( )

( )

( ) …………………….......………....(2.9)

Sedangkan untuk , nilai efektifitas dapat dicari dengan persamaan

berikut :

( )

( )

( )

( )…………………….……….….....(2.10)

Page 44: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

25

F. Efisiensi Kolektor Surya

Prinsip dasar untuk menghitung efisiensi kolektor adalah dengan membandingkan

besar kenaikan temperatur fluida yang mengalir di dalam kolektor dengan

intensitas cahaya matahari yang diterima kolektor (Sukhatme,1996).

Unjuk kerja suatu kolektor surya biasanya dinyatakan dalam efisiensi yang

didefinisikan sebagai:

………………………………………..…………………………...(2.11)

…….............................................................................(2.12)

Keterangan :

ᶯ = Efesiensi (%)

= Laju massa fluida (kg/s)

Tfo = Temperatur fluida masuk (OC)

Tfi = Temperatur fluida keluar (OC)

Ac = Luas permukaan kolektor (m2)

IT = Iradiasi surya ( W/m2)

Page 45: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Materi Penelitian

Pelaksanaan waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2015 dan

berdasarkan dimensi suplai panas pada alat pengering yang telah dibuat yaitu

sebagai berikut :

1. Dimensi kolektor surya.

Kolektor surya dengan rangka kolektor dibuat di mebel dengan ukuran 80 cm

x 150 cm x 8 cm, sebanyak 3 buah. Dengan isolator bagian bawah kolektor

menggunakan serbuk gergaji dan absorber menggunakan pelat datar bersirip

ke atas dan ditempatkan diatas ruang pengering agar dapat dengan mudah

menerima radiasi matahari saat digunakan. Dengan dimensi adalah sebagai

berikut:

Tabel 2. Dimensi kolektor surya bersirip longitudinalp.

No. Dimensi Rasio W/Lf = 3

1 Panjang plat penyerap (w) 150 cm

2 Lebar plat penyerap (b) 80 cm

3

Jarak antara plat penyerap atas dan

penyerap bawah (L)

4 cm

Page 46: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

27

4 Tebal plat penyerap (δ) 0.5 mm

5 Tinggi sirip (Lf) 2 cm

6 Tebal sirip (δf) 1 mm

7 Jarak anatara titik pusat ke sirip (w) 6 cm

8

Celah antara sirip dan pelat penyerap

bawah (L-Lf)

2 cm

9 Jumlah sirip (N) 16 buah

(c)

Gambar 10. Dimensi kolektor surya.

Gambar 11. Kolektor surya setelah terpasang pada alat pengering.

Page 47: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

28

2. Dimensi saluran udara dan Radiator ( Heat Exchanger ).

Untuk heat exchanger yang digunakan adalah radiator mobil. Saluran udara

berdimensi 30 cm x 40 cm yang menyesuaikan dengan dimensi radiator,

jenis radiator yang digunakan adalah radiator mobil kijang kapsul yang

banyak tersedia dipasaran serta lebih ekonomis. Pada saluran udara radiator

menggunakan isolator gabus (styrofoam) dengan konduktivitas termal 0,038

W/m.C. Fungsi dari saluran udara sebagai penghubung untuk menghisap atau

mengalirkan udara panas dari kolektor surya dan radiator ke ruang pengering

dengan bantuan exchause fan. Exchause fan menggunakan penggerak listrik

45 watt dengan diameter 10 inci yang dipasang di dalam saluran udara.

(a)

(b)

Gambar 12. (a) Radiator yang telah terpasang (Heat Exchanger) dengan air yang

dipanaskan menggunakan tungku biomassa yang disimulasikan menggunakan

kompor gas. (b) Sketsa alat pengering setelah terpasang semua.

Page 48: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

29

B. Alat Ukur yang Digunakan

Alat ukur adalah alat bantu pengambilan data pada saat melakukan pengujian.

Data yang diambil merupakan data temperatur, kecepatan udara, dan tegangan

listrik. Beberapa alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain :

a) Termokopel

Digunakan untuk mengetahui temperatur udara yang masuk maupun keluar

di setiap titik yang telah ditentukan pada suplai panas. Alat ini dipilih karena

paling fleksibel dan memilki tingkat keakuratan tinggi dalam mengukur

temperature udara.

Gambar 13. Termokopel

b) Anemometer

Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengetahui kecepatan dari

aliran udara. Pada penelitian ini digunakan untuk mengukur kecepatan udara

ruang pengering yang dihasilkan oleh exhaust fan yang terpasang didalam

saluran udara.

Page 49: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

30

Gambar 14. Anemometer

c) Solar Power Meter

Solar Power Meter adalah alat untuk mengukur intensitas radiasi matahari yang

akan diterima oleh kolektor surya pada penelitian dengan cara menghadapkan

sensor pada Solar Power Meter ke arah matahari.

Gambar 15. Solar Power Meter

d) Regulator Tegangan (voltage Regulator)

Digunakan untuk mengatur tegangan listrik pada exchause fanyang

berpengaruh untuk memvariasikan kecepatan udara.

Page 50: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

31

Gambar 16. Regulator Tegangan (voltage Regulator)

C. Metode Pengujian

Dalam proses pengujiannya alat pengering menggunakan sistem hibrid yang

menggunakan dua jenis suplai panas berbeda yaitu kolektor surya serta radiator.

Suplai panas yang bersumber dari kolektor surya dan radiator kemudian diuji

untuk mengetahui besar panas udara yang dihasilkan serta karakteristiknya.

Adapun persiapan awal yang dilakukan yaitu :

1. Meletakan suplai panas yaitu kolektor surya yang telah terpasangpada ala

pengering dengan posisi menghadap kearah utara dengan letak lintang

5,27 LS supaya permukaan kolektor surya tegak lurus terhadap lintasan

matahari, dengan tujuan agar kolektor surya mendapatkan intensitas cahaya

matahari lebih maksimal.

2. Pada radiator air dipanaskan menggunakan tungku biomasa yang

disimulasikan menggunakan kompor gas kemudian air panas dialirkan

menggunakan pompa air yang berfungsi sebagai pemasok fluida panas ke

radiator.

Page 51: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

32

3. Selanjutnya pengukuran laju aliran udara dari exchause fandilaksanakan

sebelum pengujian dimulai. Untuk mengukur kecepatan udara menggunakan

anemometer dengan satuan kecepatan udara ialah m/s. Besarnya tegangan

pada exchause fan divariasikan menggunakan voltage regulator guna

mendapatkan kecepatan udara. Berikut adalah hasil pengukuran kecepatan

udara dari exchause fan .

Tabel 3. Pengukuran kecepatan udara pada exchause fan.

No. Beda Potensial

exchause fan( V )

Kecepatan Aliran

Udara (m/s)

1. 160 0,8

2. 180 1,3

3. 220 1,8

Metode pengukurannya cukup sederhana hanya dengan meletakan anemometer

tersebut pada saluran udara yang menghembuskan udara maka LCD (Liquid

Crystal Display) dari anemometer tersebut akan menunjukan kecepatan udara

yang terukur seperti yang di tunjukan pada table 3.

D. Tahap Pelaksanaan

Adapun Tahap pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian dapat dilihat

dibawah ini :

1. Melakukan studi literatur

Studi literatur dilakukan untuk memahami teori dasar serta perhitungan yang

akan digunakan berkaitan dengan pelaksanaan Tugas Akhir dan digunakan

sebagai tinjauan pustaka.

Page 52: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

33

2. Pengujian pada suplai panas

Melakukan pengujian terhadap Radiator dan Kolektor Surya untuk

mengetahui karekteristik dari alat. Pengujian meliputi mengukur temperatur

udara keluaran dari suplai panas, apakah sesuai dengan temperatur yang

dibutuhkan untuk mengeringkan ikan teri.

3. Pembahasan dan kesimpulan

Membahas hasil dari penelitian yang telah diuji serta memberikan kesimpulan

terhadap tujuan penelitian dalam mencari karakteristik dari suplai panas.

E. Pengujian dan Pengambilan Data

Pengujian dilakukan terhadap masing-masing suplai panas yaitu Kolektor Surya

dan Radiator (Heat Exchanger). Urutan pengambilan data dengan variasi

tegangan pada exchause fan adalah sebagai berikut :

1. Pengujian pada radiator .

Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan data temperatur udara sehingga

dapat diketahui besar energi panas yang dihasilkan oleh radiator serta

pencapaian waktu hingga temperatur udara stabil. Waktu tersebut akan

digunakan sebagai acuan dimulainya pengambilan data pada pengujian-

pengujian berikutnya. Prosedur yang akan dilakukan dalam pengambilan data

pada pengujian ini adalah sebagai berikut :

Mengeset pengapian untuk proses pemanasan air yang nantinya akan

dialirkan ke radiator dengan bantuan dari pompa air.

Page 53: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

34

Menghidupkan exchause fan yang berada di dalam saluran udara dengan

variasi tagangan yang telah ditentukan (160V, 180V, dan 220V)

kemudian ditunggu sampai aliran udara stabil.

Mengukur kecepatan aliran udara paksa V ( m/s ).

Mencatat temperatur air masuk ( Th,in ) ke radiator dengan memasang

termokopel pada saluran air masuk menuju radiator.

Mencatat temperatur air keluar (Th,out) dari radiator dengan memasang

termokopel pada saluran air keluar radiator.

Mengukur temperatur udara masuk ( Tc,in) dan temperatur udara

keluar ( Tc,out) radiator.

Tabel 4. Pengujian pada radiator dengan variasi aliran udara pada tegangan 160,

180, dan 220 Volt.

Variasi

Tegangan

Pada

exchause

fan (V)

Kecepatan

Udara

(m/s)

Waktu (menit) ( Th,in ) (Th,out) (Tc,in) ( Tc,out)

160 0,8

10

20

30

…..

180 1,3

10

20

30

….

220 1,8 10

Page 54: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

35

20

30

….

2. Pengujian pada Kolektor Surya

Beberapa tahap yang dilakukan dalam pengujian suplai panas dari kolektor

surya yaitu :

Kolektor surya yang telah terpasangpada alat pengering berada pada

posisi menghadap kearah utara dengan letak lintang 5,27 LS. Hal

tersebut dimaksudkan untuk memaksimalkan penyerapan radiasi

matahari.

Mencatat intensitas dari radiasi matahari (IT) yang diterima oleh kolektor

surya yang terbaca pada Solar Power Meter tepat di atas kolektor surya .

Mencatattemperatur udara masuk kedalam kolektor (oC)

Mencatat temperatur udara keluar dari kolektor (oC)

Mencatat temperatur permukaan plat penyerap kolektor (absorber )

(oC).

Tabel 5. Pengujian pada kolektor suryadengan variasi laju aliran udara pada

tegangan 160, 180, dan 220 Volt.

Variasi

Tegangan

Pada

exchause

fan (V)

Kecepatan

Udara

(m/s)

Waktu

Surya (

oC) (

oC) (

oC) IT (w/m

2)

160 0,8 09:00

09:30

Page 55: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

36

….

16:00

180 1,3

09:00

09:30

….

16:00

220 1,8

09:00

09:30

….

16:00

Tabel 6. Pengambilan data Intensitas Radiasi Matahari Aktual

Waktu

Surya

Intensitas Radiasi Matahari Aktual IT ( w/m2 )

Berdasarkan Solar Power Meter

Hari I Hari II Hari III

09:00

09:30

……

16:00

Page 56: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

37

F. Diagram Alir Penelitian

Secara garis besar, alur pelaksanaan penelitian ini dijelaskan pada diagram alir

penelitian secara global dibawah :

Gambar 17. Diagram alir penelitian secara global.

Mulai

Mengukur dimensi penukar panas dan

mengukur kecepatan udara

Menyiapkan alat ukur (Anemometer, termokopel, solar

power meter dan voltage regulator)

Menyiapkan bahan (air yang akan dipanaskan,

bahan bakar gas)

Set Up alat Uji ( menghidupkan pompa air, exchause

fan, digital termokopel, solar power meter)

Pengujian Radiator pada tegangan listrik exchause fan

(160V,180V,220V) untuk mendapatkan (Th,in),(Th,out),

(Tc,in) dan (Tc,out)

Pengujian Kolektor Surya pada tegangan listrik

exchause fan (160V,180V,220V) untuk mendapatkan

(Tfi),(Tfo), (Tpm) dan (IT)

Pengolahan data

(menghitung perpindahan panas yang terjadi)

Selesai

Page 57: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian terhadap keseluruhan suplai panas yang telah

dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Performansi masing-masing suplai panas paling baik pada aliran massa udara

1,8 m/s dengan efektivitas pada radiator sebesar 0,58 dan pada kolektor surya

efisiensi sebesar 0,20.

2. Dalam perbedaan variasi kecepatan udara dapat disimpulkan bahwa laju

perpindahan panas yang paling baik terdapat pada kecepatan udara 1,8 m/s.

Sehingga didapat besar energi laju perpindahan panas dari kolektor surya 5,5

kW dan pada radiator didapat 5,1 kW.

3. Suplai panas sistem hibrid dapat diterapkan pada alat pengering ikan teri ini

karena masing-masing suplai panas yaitu kolektor surya dan radiator mampu

menghasilkan temperatur udara panas yang dibutukan ruang pengering di

50oC

Page 58: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

58

B. Saran

Berdasarkan berbagai pembahasan yang telah dilakukan, maka saran-saran yang

dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Dalam penyambungan pipa ke radiator sebaiknya dilakukan lebih teliti agar

tidak terjadi kebocoran.

2. Perlunya pengoptimalan untuk suplai panas agar pengeringan dapat lebih

efesien dalam waktu.

3. Disarankan agar pengambilan data temperatur menggunakan data logger

untuk penyimpan data, karena pengujian dilakukan selama 6-8 jam nonstop

sehingga akan memudahkan pengujian dan data yang diambil lebih akurat.

Page 59: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

DAFTAR PUSTAKA

Alpha, Ismanto. 2009. http://Ismantoalpha.blogspot.com/Macam-Macam

Kolektor Surya. Diakses 25 Oktober 2015

Banwatt, George. 1981. Basic Food Microbiology. Connecticut: The Avi

Publishing Company, Inc

Bejan, Adrian dan Kraus, Alan D. 1948. Heat Transfer Hadbook. John Wiley &

Sons. Newyork.

Budi, Nugroho,S.T.2005.“Perancangan, Pembuatan dan Pengujian Kolektor

Pemanas Udara Pelat Datar Aliran Alamiah”.Teknik Mesin

Universitas Lampung. Lampung.

Cengel, Yunus A., Boles, Michael A. 1992. Thermodynamic: An Engineering

Approach Second Edition. Mc Graw Hill, Inc. New York City.

Duffie John A., and William A. Beckam. 1991."Solar Engineering Of Thermal

Process".2nd ed. John Willey & Sons,Inc.USA.

Hutomo M, Burhanuddin, A. Djamali, S. Martosewojo. 1987. Sumberdaya Ikan

Teri di Indonesia. Jakarta : Proyek Studi Sumberdaya Laut. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI.

Page 60: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SUPLAI PANAS HIBRID …digilib.unila.ac.id/21962/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfpengujian suplai panas hibrid menggunakan kolektor surya dan radiator pada

Holman, J.P. 1997. Perpindahan Kalor Edisi Keenam Alih Bahasa Jasjfi.

Erlangga Jakarta.

Incropera, Frank P dan De Witt, Davit P. 1996. Fundaamental Of Heat And Mass

Transfer Fourth Edition. Jhon Wiley & Sons, Inc. Newyork.

Stoecker, Wilbert F and Jones, Jerold W. 1982. Refrigeration and Air

ConditioningI. New York.

Sukadana, I Gst.Ketut ., DKK. 2010. “Analisa Performa Kolektor Surya Pelat

Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap”. Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Udayana. Bali.

Sukhatme, Suhas P. 1996. “Solar Energy, Prinsiples Of Thermal Collection and

Storage”, 2nd ed. Tata Mc Grow-Hill. New Delhi.

Kuppan, T. 2000. Heat Exchanger Design Handbook. Maercel Deker Inc. New

York.

Reynolds, William C dan Perkins, Henry C. 1983. Engineering Thermodinamics.

McGraw Hill. New York.

Vries DKK. 2011. Energi yang Terbarukan. Jakarta

www.slideshare.net/aneuk1/kajian–sstem–kolektor–panas–mathri–utk–pengering-

edited.(diakses tanggal 20 Oktober 2015)