pemberian tetes hidung

11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidung mempunyai tugas menyaring udara dari segala macam debu yang masuk ke dalam melalui hidung. Tanpa penyaringan ini mungkin debu ini dapat mencapai paru-paru. Bagian depan dari rongga hidung terdapat rambut hidung yang berfungsi menahan butiran debu kasar, sedangkan debu halus dan bakteri menempel pada mukosa hidung. Dalam rongga hidung udara dihangatkan sehingga terjadi kelembaban tertentu. Mukosa hidung tertutup oleh suatu lapisan yang disebut epitel respirateris yang terdiri dari sel-sel rambut getar dan sel “leher”. Sel-sel rambut getar ini mengeluarkan lendir yang tersebar rata sehingga merupakan suatu lapisan tipis yang melapisi mukosa hidung dimana debu dan bakteri ditahan dan melekat. Debu dan bakteri melekat ini tiap kali dikeluarkan ke arah berlawanan dengan jurusan tenggorokan. Yang mendorong adalah rambut getar hidung dimana getarannya selalu mengarah keluar. Gerakannya speerti cambuk, jadi selalu mencambuk keluar, dengan demikian bagian yang lebih dalam dari lapisan bulu getar ini selalu bersih dan “steril”. Biasanya pada pagi hari hal ini dapat dicapai. Dengan penjelasan sepintas tersebut diatas dapat dengan mudah dipahami, bahwa segala sesuatu yang masuk (khusussnya obat) ke dalam hidung secara sengaja tidak boleh menghalangi fungsi dari rambut getar sebagaimana dijelaskan di atas. Harga pH lapisan lendir sekitar 5,5-5,6 pada orang dewasa, sedangkan pada anak-anak 5-6,7 pada pH kurang dari 6,5 biasanya tidak diketemukan bakteri dan bila lebih dari 6,5 mulai ada bakteri. Bila kedinginan pH lendir hidung akan cenderung naik, sebaliknya bila kepanasan cenderung pH menurun. Pada waktu pilek, pH lendir alkalis, sehingga teori sebenarnya dapat disembuhkan dengan mudah dengan cara menurunkan pHnya, yaitu kearah asam. Jadi pemberian obat dengan tujuan mengembalikan kondisi normal dari rongga hidung akan menolong. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah anatomi dan fisiologi hidung ? 1

Upload: silviaoktaherliani

Post on 18-Dec-2015

117 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

pemberian tetes hidung

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangHidung mempunyai tugas menyaring udara dari segala macam debu yang masuk ke dalam melalui hidung. Tanpa penyaringan ini mungkin debu ini dapat mencapai paru-paru. Bagian depan dari rongga hidung terdapat rambut hidung yang berfungsi menahan butiran debu kasar, sedangkan debu halus dan bakteri menempel pada mukosa hidung. Dalam rongga hidung udara dihangatkan sehingga terjadi kelembaban tertentu.Mukosa hidung tertutup oleh suatu lapisan yang disebut epitel respirateris yang terdiri dari sel-sel rambut getar dan sel leher. Sel-sel rambut getar ini mengeluarkan lendir yang tersebar rata sehingga merupakan suatu lapisan tipis yang melapisi mukosa hidung dimana debu dan bakteri ditahan dan melekat. Debu dan bakteri melekat ini tiap kali dikeluarkan ke arah berlawanan dengan jurusan tenggorokan. Yang mendorong adalah rambut getar hidung dimana getarannya selalu mengarah keluar. Gerakannya speerti cambuk, jadi selalu mencambuk keluar, dengan demikian bagian yang lebih dalam dari lapisan bulu getar ini selalu bersih dan steril. Biasanya pada pagi hari hal ini dapat dicapai.Dengan penjelasan sepintas tersebut diatas dapat dengan mudah dipahami, bahwa segala sesuatu yang masuk (khusussnya obat) ke dalam hidung secara sengaja tidak boleh menghalangi fungsi dari rambut getar sebagaimana dijelaskan di atas. Harga pH lapisan lendir sekitar 5,5-5,6 pada orang dewasa, sedangkan pada anak-anak 5-6,7 pada pH kurang dari 6,5 biasanya tidak diketemukan bakteri dan bila lebih dari 6,5 mulai ada bakteri.Bila kedinginan pH lendir hidung akan cenderung naik, sebaliknya bila kepanasan cenderung pH menurun. Pada waktu pilek, pH lendir alkalis, sehingga teori sebenarnya dapat disembuhkan dengan mudah dengan cara menurunkan pHnya, yaitu kearah asam. Jadi pemberian obat dengan tujuan mengembalikan kondisi normal dari rongga hidung akan menolong.

B. Rumusan Masalah1. Bagaimanakah anatomi dan fisiologi hidung ?2. Apakah pengertian obat tetes hidung ?3. Apakah tujuan pemberian obat tetes hidung ?4. Apa saja hal yangtidak diharapkan seelah pemberian obat tetes hidung ?5. Apa saja indikasi pemberian obat tetes hidung?6. Apa saja kontraindikasi pemberian obat tetes hidung?7. Apa saja keuntungan pemberian obat tetes hidung?8. Apa saja kekurangan pemberian obat tetes hidung ?9. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat tetes hidung ?10. Dimana saja tempat-tempat pemberian obat tetes hidung ?11. Bagaimana prosedur pemberian obat tetes hidung?

12. Tujuan1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi hidung 2. Untuk mengetahui pengertian obat tetes hidung 3. Untuk mengetahui tujuan pemberian obat tetes hidung 4. Untuk mengetahui hal yangtidak diharapkan seelah pemberian obat tetes hidung 5. Untuk mengetahui indikasi pemberian obat tetes hidung6. Untuk mengetahui kontraindikasi pemberian obat tetes hidung7. Untuk mengetahui keuntungan pemberian obat tetes hidung8. Untuk mengetahui kekurangan pemberian obat tetes hidung 9. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat tetes hidung 10. Untuk mengetahui dimana saja tempat-tempat pemberian obat tetes hidung 11. Untuk mengetahui prosedur pemberian obat tetes hidung

BAB IIPEMBAHASANA. Anatomi dan Fisiologi HidungPada orang normal,udara masuk ke dalam paru-paru melalui lubang hidung (nares anterior) dan kemudian masuk ke dalam rongga hidung. Rongga hidung di bagi menjadi dua bagian oleh sekat (septum nasal) dan pada masing-masing sisi lateral rongga hidung terdapat tiga saluran yang di bentuk akibat penonjolan turbinasi (konka). Rongga hidung di lapisi mukosa yang banyak mengandung vaskuler yang juga di tumbuhi oleh bulu.Terdapat tiga fungsi utama hidung yaitu, sebagai penyaring, pelembab, dan penghangat udara yang di hirup. Saat menghirup nafas(inhalasi),udara akan mengalami penyaringan terhadap partikel-partikel debu dan kotoran oleh bulu yang setiap saat lembap, sehingga kotoran udara akan menempel pada bulu hidung dan juga pada mukosa hidung. Bulu hidung (vibrissae) efektif untuk menyaring debu atau partikel yang terkandung dalam udara. Mukosa hidung setiap saat mengeluarkan mukus yang di produksi oleh sel-sel goblet yang barfungsi menangkap kotoran udara turbulasi udara yang masuk ke hidung akibat struktur konka yang menyebabkan udara berputar dan terpapar secara maksimal dengan dinding mukosa. Akibatnya, kotoran yang mungkin terkandung dalam udara akan menempel pada dinding mukosa.Udara yang masuk juga akan di lembapkan. Hampir seluruh pelembapan udara di lakukan di hidung dan untuk seluruh proses pelembapan udara ini setiap hari tubuh kehilangan air sekitar 250 ml. Umumnya pelembapan udara baru mencapai keadaan saturasi 100% ketika udara telah sampai pada alveoli. Proses penghangatan udara dilakukan agar suhu udara yang masuk dalam tubuh sama atau hampir sama dengan suhu tubuh. Proses penghangatan di mungkinkan karena di dinding hidung banyak terdapat vaskuler yang mampu menimbulkan efek radiasi untuk melembapkan udara yang di hirup.

B. Pengertian Obat Tetes Hidung Obat tetes hidung adalah memberikan obat pada hidung seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008). Sementara Sediaan hidung adalah cairan, semisolid atau sediaan padat yang digunakan pada rongga hidung untuk memperoleh suatu efek sIstemiK atau lokal. Obat tetes hidung (OTH) adalah larutan dalam air atau dalam pembawa minyak yang digunakan dengan cara meneteskannya atau menyemprotkannya kedalam lubang hidung pada daerah nasopharingeal. Obat tetes hidung adalah suatu obat yang digunakan untuk pilek, mengandung dekongestan topikal. Selain dalam bentuk tetes hidung, dekongestan topikal juga dapat berbentuk obat semprot hidung.Tetes hidung dan larutan spray hidung adalah larutan, suspensi atau emulsi yang digunakan untuk disemprotkan atau diteteskan ke dalam rongga hidung (BP 2001, hal 1796)Obat tetes hidung adalah larutan dalam air atau dalam pembawa minyak yang digunakan dengan jalan meneteskannya atau menyemprotkannya ke dalam lubang hidung pada daerah nasopharyngeal(Repetitorium, hal 44)Obat tetes hidung adalah obat tetes yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung; dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar, dan pengawet (FI III, hal 10)Penetesan obat pada hidung adalah proses dimana suatu cairan dimasukkan ke dalam rongga hidung tetes demi tetes (Lyndon, 2014) contoh obat :

C. Tujuan Pemberian Tetes Hidung1. Untuk mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase dari hidung2. Mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus3. Mengobati alergi4. Mengobati bendungan nasal5. Memberikan anstesi lokalD. Hal YangTidak Diharapkan Seelah Pemberian Obat Tetes Hidung1. Timbul mengi atau tanda reaksi alergi lain terhadap obat pada pasien2. Mukosa membengkak dan bendungan tidak reda3. Mukosa hidung tetap mengalami inflamasi dan nyeri sekitar sekret4. Sakit kepala sinusE. Indikasi Pemberian Obat Tetes Hidung1. Rinitis Alergikaa. Penyebabnya Penyebabnya dibagi dalam2 golongan, yaitu:1) Spesifik : debu rumah atau pekerjaan, bulu binatang,asap rokok, kabut,tepung sari,makanan.2) Nonspesifik di sebabkan oleh gangguan metabolik, gangguan saraf autonom yang terpusat di talamus, hipotalamus dan nukleus basalis.b. Gejala Gejala lokal dapat berupa hidung tersumbat, hidung beringus, gatal, tinitus,rasa penuh di telinga dan post nasal drip. Gejala umum berupa gangguan gastrointestinal seperti mual, obstipasi, kembung da kadang-kadang diare, gangguan saluran kemih seperti disuria, anuria dll.2. Sinusitis a. Sinusitis Akut Perubahan patologis mukosa sama seperti pada peradagan akut jaringan lain, yaitu vasodilatasi diikuti dengan keluarnya serum, edema oleh kren, obstruksi, kembalinya cairan tubuh melalui vena dan saluran getah bening, serta keluarnya cairan melalui dinding kapiler ke dalam jaringan. b. Sinusitis Kronik Eggston membuat klasifikasi sesuai dengan perubahan patologis yang ditemukan, yaitu : 1) Sinusitis Hipertrofik/ Sinusitis Polipoid Peradangan dimulai dengan periflebitis atau perilimfangitis. 3) Sinusitis sklerotik/ Sinusitis Atrofik Pada tingkat permulaan terjadi reaksi seluler sekitar arteri arteriol, kemudian pembuluh darah menebal, lumen menyempit, dan terjadi tombosis. Kemudian akan terjadi atrofi dan nekrosis pada suatu tempat lain.F. Kontraindikasi1. Alergi terhadap kandungan obat yang terkandung dalam Obat tetes hidunh2. Hipertensi, penyekit jantung, DM, hipertiroid merupakan kontraindikasi pemberian Obat tetes Hidung yang mengandung dekongestan. G. Keuntungan Pemberian Obat tetes Hidung1. Metabolisme melalui enterohepatik dan dinding usus dikurangi.2. Penguraian di saluran pencernaan dihindari3. Kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi serta profil konsentrasi obat dalam plasma terhadap waktu sebanding dengan pemberian dengan intra vena.4. Banyak pembuluh dan struktur membran mukosa yang permeabel sehingga memungkinkan pemberian secara sistemikH. Kekurangan Pemberian Obat tetes Hidung1. Metode dan teknik pemberian sulit karena memerlukan alat bantu yang dapat digunakan untuk ukuran yang tepat. 2. Lokasi obat yang tepat, sulit dicapai.3. Kecepatan pembersihan obatI. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemberian Obat Tetes HidungObat tetes hidung harus isoosmotik dengan secret hidung atau isoosmotik dengan cairan tubuh lainnya yaitu sama denagn larutan NaCl 0,9% . Pengisotonisan ini sangat diperlukan maksudnya agar tidak mengganggu fungsi rambut getar, epitel. Sedikit hipertoni masih diperkenankan. Sebagai bahan pengiisotoni digunakan NaCl atau glukosa.Secara umum untuk obat (tetes) hidung harus diperhatikan :1. Sebaiknya digunakan pelarut air2. Jangan menggunakan obat yang cenderung akan mengerem fungsi rambut getar epitel3. pH larutan sebaiknya diatur sekitar 5,5-6,54. Usahakan agar larutan isotonik5. Agar supaya obat dapat tinggal lama dalam rongga hidung dapat diusahakan penambahan bahan yang menaikkan viskositasnya agar mendekati secret lendir hidung6. Hendaknya dihindari larutan obat (tetes) hidung yang bereaksi alkali7. Penting untuk diketahui jangan sampai bayi diberi tetes hidung yang mengandung menthol, karena dapat menyebabkan kram (kejang) pada jalan pernafasan8. Harus tetap stabil selama dalam pemakaian pasien9. Harus mengandung antibakteri untuk mereduksi pertumbuhan bakteri selama dan pada saat obat diteteskan.J. Tempat-tempat pemberian obatObat hidung biasanya diberikan dengan empat cara:1. Yang biasanya adalah dengan meneteskan pada bagian tiap lubang hidung dengan menggunakan pipet tetes.2. Dengan cara disemprotkan,alatnya ada yang jenis untuk mendapatkan hasil semprotan berupa kabut(atomizer) ada juga yang agak halus(neulizer) lebih halus dari atomizer.3. Cara menggunakan/kerja: setelah kedua lubang hidung dibersihkan dengan baik, kepala ditegakkan dan bagian depan dari alat spray diletakkan dibawah lubang hidung. Lalu obat disemprotkan, sambil menghirp secara mendalam. Bila perlu semprotan diulang dilubang hidung lainnya.4. Dengan cara mencucikan dengan alat nasal douche.5. Dapat cara dengan inhere diisap-isap.

K. Prosedur Pemberian Obat Tetes Hidung*Terlampir pada Checklist

BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan1. Obat tetes hidung adalah pemberian obat pada hidung di lakukan dengan cara memberikan tetes pada bagian hidung.2. Tujuan Pemberian Tetes Hidung adalah untuk mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase dari hidung, serta mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus. B. SaranDengan adanya makalah ini di harapkan dapat meningkatkan pengetahuan dari para petugas medis tentang pemberian obat tetes hidung dan agar lebih teliti dalam memberikan obat sesuai dengan penyakit hidung yang di derita pasien yang tidak mengesampingkan indikasi dan kontraindikasi obat tersebut, sehingga dapat memperkecil resiko terjadinya kecacatan lebih lanjut dari penyakit yang berhubungan dengan hidung.

DAFTAR PUSTAKALukas, Stefanus. Formulasi Steril. Andi Ofset. Yogyakarta. 2011

Itjen POM.(1995).Farmakope Indonesia.Edisi IV.Depkes RI.JakartaSloane, Ethel.2012. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGCLyndon, Saputra. 2014. Buku Ajar Clinical Nursing Procedure Jilid 1 Edisi II. Jakarta: Bina Rupa Aksaea PublisherBrunner and Suddart. 1996. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :EGC

http://semaraputraadjoezt.wordpress.com/2012/08/03/teknik-pemberian-obat-luar-2/

.

8