pembelajaran metode bagdadi dan implementasinya …

197
PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA PADA KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN MAHASANTRI INSTITUT ILMU AL- QUR’AN (IIQ) JAKARTA Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Rohmatin Sholihah NIM. 15311629 PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA 1440 H/2019 M

Upload: others

Post on 05-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN

IMPLEMENTASINYA PADA KEMAMPUAN MEMBACA

AL-QUR’AN MAHASANTRI INSTITUT ILMU AL-

QUR’AN (IIQ) JAKARTA

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperolah

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Rohmatin Sholihah

NIM. 15311629

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BACA TULIS

AL-QUR`AN (BTQ) PADA KELAS BILINGUAL

DAN REGULER

(Studi Kasus Kelas V MIN 1 Kota Tangerang Selatan)

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperolah

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Rohmatin Sholihah

NIM. 15311629

Pembimbing:

Dr. Hj. Nadjematul Faizah. SH., M. Hum.

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 3: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an

(BTQ) pada Kelas Bilingual dan Kelas Reguler (studi kasus kelas V

MIN 1 Kota Tangerang Selatan)” yang disusun oleh Rohmatin Sholihah,

dengan NIM 13411629, telah melalui proses bimbingan dengan baik dan

dinilai oleh pembimbing telah memenuhi syarat ilmiah untuk diajukan

sidang munaqasah.

Ciputat, 02 Agustus 2019

Pembimbing,

Dr. Hj. Nadjematul Faizah. SH., M. Hum.

Page 4: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-

Qur`an (BTQ) pada Kelas Bilingual dan Kelas Reguler (study kasus kelas V

MIN 1 Kota Tangerang Selatan)” yang disusun oleh Rohmatin Sholihah

NIM. 14311629 telah diajukan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Tarbiyah

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta pada tanggal 08 Agustus 2019, skripsi

ini telah diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Strata satu (S1) pada prodi PAI.

Jakarta, 05 September 2019

Dekan Fakultas Tarbiyah

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

Dr. Esi Hairani, M.Pd

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Dr. Esi Hairani, M.Pd Reksiana, MA.Pd

Penguji I, Penguji II,

Siti Istiqomah, M.Pd Hasanah, M.Pd

Pembimbing,

Dr. Hj. Nadjematul Faizah. SH., M. Hum.,

Page 5: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Rohmatin Sholihah

NIM : 14311629

Tempat/TGL Lahir : Gresik, 25 Januari 1996

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Implementasi Pembelajaran Baca

Tulis Al-Qur`an (BTQ) pada Kelas Bilingual dan Kelas Reguler (studi kasus

kelas V MIN 1 Kota Tangerang Selatan)”, adalah benar-benar asli karya

penulis, kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan

kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Jakarta, 02 Agustus 2019

Rohmatin Sholihah

Page 6: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

iv

Motto

“Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila

Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang

dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain

Dia.” (QS. Ar-Ra`d (13): 11).

Page 7: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

v

بسم الله الرحمن الرحيم

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan kehadirat Allah Swt. yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi guna memenuhi persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dengan judul skripsi “

Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) pada Kelas

Bilingual dan Kelas Reguler (Studi kasus kelas V MIN 1 Kota Tangerang

Selatan)”.

Sanjungan shalawat dan salam senantiasa tetap penulis anugerahkan

kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah memberikan jalan petunjuk,

sehingga kita terlepas dari jurang kesesatan. Karya tulis ini dapat

terselesaikan dengan baik berkat dukungan dari beberapa pihak, baik berupa

saran, pikiran dan tenaga. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan

terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an

(IIQ) Jakarta beserta staf yang bertugas yang telah memberikan fasilitas

selama proses belajar mengajar.

2. Dr. Esi Hairani, M.Pd Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur`an

(IIQ) Jakarta beserta staf yang bertugas yang telah membantu penulis

selama ini.

3. Dr. Hj. Nadjematul Faizah. SH., M. Hum., dosen pembimbing yang

tulus meluangkan waktu dan selalu memberi bimbingan dan motivasi

kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Page 8: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

vi

4. Segenap Dosen Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah

mentranfer ilmunya kepada penulis.

5. Kepala Madrasah, segenap Guru dan Staf di MIN 1 Kota Tangerang

Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian ini.

6. Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Suma`in dan Ibu Kaswati yang tak

pernah lupa dan lelah untuk mendo`akan dan memberi dukungan baik

moril maupun materil kepada penulis selama belajar di Institut Ilmu Al-

Qur`an (IIQ) Jakarta hingga selesai.

7. Kedua saudara laki-laki ku tersayang Heri Mahmudin dan Nuri Utomo

Serta Sepupuh Perempuan ku Nurma Yunita yang selalu memberi

dukungan dan motivasi selama belajar di Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ)

Jakarta hingga selesai.

8. Sahabat-sahabat ku di kampung halaman (Jawa Timur), Asrama Al-

Husainy, Dzawata Afnan dan seluruh teman Tarbiyah D yang rela

menjadi teman-teman yang baik dalam menyelesaikan studi di Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

9. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi

ini baik moril maupun materil.

10. Seluruh teman-teman seperjuangan angakatan 2015, perjuangan kita tak

berhenti sampai disini, semoga Allah Swt. selalu memberi rahmat dan

keberkahan pada setiap langkah kita, AAMIIN…..

11. Adik-adik Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang selalu memberi

salam dan senyum semngat kepada peneliti.

Page 9: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

vii

Semoga bantuan yang telah diberikan kepada peneliti tercatat sebagai

amal shalih yang diterima oleh Allah Swt. dan semoga setiap langkah kaki

kita mendapat ridha-Nya, AAMIIN….

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa peneliti

harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya, semoga Allah Swt. memberi manfaat bagi peneliti dan bagi

siapapun yang membacanya sebagai khazanah ilmu dan telaah diri dalam

dunia pendidikan Aamiin.

Jakarta, 02 Agustus 2019

Penulis,

Rohmatin Sholihah

Page 10: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

viii

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ...................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN .......................................................................... iii

MOTTO ..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................... v

DAFTAR ISI ............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………xiv

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................... xv

ABSTRAK……………………………………………………………...xviii

ABSTRACT .............................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 7

D. Perumusan Masalah ............................................................................ 8

E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8

F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8

G. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 8

H. Sistematika Penulisan ......................................................................... 14

BAB II LANDASAN TEORI

A. Implementasi

1. Pengertian Implementasi ............................................................. 17

2. Tujuan Implementasi1 ................................................................. 18

Page 11: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

ix

B. Pembelajaran ...................................................................................... 19

1. Pengertian Pembelajaran ............................................................. 19

2. Tujuan Pembelajaran ................................................................... 20

3. Metode Pembelajaran .................................................................. 22

4. Materi Pembelajaran .................................................................... 23

5. Proses Pembelajaran .................................................................... 24

6. Penilaian Proses Pembelajaran .................................................... 31

7. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran .................................. 32

3. Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ)

a. Pengertian Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) ............................. 36

b. Adab Membaca Al-Qur`an ................................................... 37

c. Dasar Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) .............. 39

d. Tujuan Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) ............ 40

e. Metode Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) .................................. 41

f. Materi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) ............. 45

g. Proses Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) ............. 48

h. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Baca Tulis Al-

Qur`an (BTQ) ....................................................................... 49

C. Kelas Bilingual dan Kelas Reguler

1. Kelas Bilingual

a. Pengertian Kelas Bilingual ................................................... 51

b. Tujuan Kelas Bilingual ......................................................... 53

c. Ciri-ciri Kelas Bilingual ....................................................... 54

d. Strategi Pengajaran Kelas Bilingual ..................................... 54

e. Kelebihan dan Kekurangan Kelas Bilingual ........................ 55

2. Kelas Reguler

a. Pengertian Kelas Reguler ..................................................... 56

b. Tujuan Kelas Reguler ........................................................... 57

Page 12: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

x

c. Kurikulum Kelas Reguler ..................................................... 57

d. Kelebihan dan Kekurangan Kelas Reguler .......................... 58

BAB III KAJIAN METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 60

1. Lokasi Penelitian ........................................................................... 60

2. Waktu Penelitian ............................................................................ 60

B. Metode Penelitian ................................................................................. 61

C. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................................... 62

D. Sumber Penelitian ................................................................................. 63

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 64

F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 68

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Obyek Penelitian

a. Sejarah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Tangerang

Selatan ............................................................................................ 71

b. Profil Madrasah ............................................................................. 75

c. Visi dan Misi Madrasah ................................................................. 76

d. Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah ................................... 77

e. Sarana dan Prasarana Madrasah .................................................... 81

f. Siswa Madrasah ............................................................................. 82

g. Kurikulum Madrasah ..................................................................... 83

h. Prestasi Madrasah .......................................................................... 85

i. Aktifitas Belajar Mengajar ............................................................ 86

B. Menjawab Rumusan Masalah Implementasi Pembelajaran Baca Tulis

Al-Qur`an (BTQ) pada Kelas Bilingual dan Kelas Reguler (studi kasus

kelas V MIN 1 Kota Tangerang Selatan.

a. Hasil Observasi ................................................................................ 89

b. Deskriptif Data .………………………………………………….109

Page 13: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

xi

c. Analisis Data..........………………………………………………135

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………...136

B. Saran………………………………………………………………….136

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….137

LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 14: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

xii

Daftar Tabel

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Wawancara....................................................66

Tabel 4.1 Guru dan Kependidikan Madrasah………………………………77

Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana Madrasah…………………………………81

Tabel 4.3 Siswa Madrasah………………………………………………….82

Tabel 4.4 Kurikulum Madrasah…………………………………………….83

Tabel 4.5 Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler………………………………...86

Tabel 4.6 Susunan Pengurus Komite Madrasah……………………………88

Tabel 4.7 Data Nilai Qira`ati Kelas V Bilingual……………………………89

Tabel 4.8 Data Nilai BTQ Kelas V A Reguler……………………………..91

Tabel 4.9 Data Nilai BTQ Kelas V B Reguler……………………………...93

Tabel 4.10 Daftar Rata-rata Nilai BTQ Semester Ganjil 2018/2019……….94

Tabel 4.11 Daftar Bobot Nilai BTQ ........................................................... .95

Page 15: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

xiii

Daftar Gambar

Gambar 4.1 Ruang Kelas V Bilingual ......................................................... 96

Gambar 4.2 Ruang Kelas V A Reguler ........................................................ 97

Gambar 4.3 Ruang Kelas V B Reguler ........................................................ 98

Gambar 4.4 Kegiatan Klasikal Besar…………………………………….100

Gambar 4.5 Kegiatan Belajar menggunakan Alat Peraga………………..100

Gambar 4.6 Membaca Buku Qira`ati sesuai tingkatan masing-masing…..101

Gambar 4.7 Kegiatan Proses Pembelajaran Kelas V A Reguler................105

Gambar 4.8 Kegiatan Tadarus bersama-sama…………………………….107

Gambar 4.9 Kegiatan Guru menyimak murid……………………………108

Gambar 4.10 Wawancara Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum….112

Gambar 4.11 Wawancara Guru BTQ Kelas V B Reguler………………..124

Gambar 4.12 Wawancar Luviana Siswi Kelas V Bilingual………………126

Gambar 4.13 Wawancara Raisya Siswi Kelas V A Reguler......................129

Gambar 4.14 Wawancara Della Siswi Kelas V A Reguler……………….131

Gambar 4.15 Wawancara Sabrina Siswi Kelas V B Reguler……………..133

Gambar 4.16 Wawancara Zulaika Siswi Kelas V B Reguler……………..134

Page 16: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

xiv

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Surat Permohonan Menjadi Pembimbing Skripsi

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Wawancara dan Penelitian

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 4 Hasil Wawancara

Lampiran 5 Dokumentasi

Page 17: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

xv

Pedoman Transliterasi

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad

yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di IIQ, transliterasi

Arab-Latin mengacu pada berikut ini:

1. Konsonan

th : ط a : أ

zh : ظ b : ب

` : ع t : ت

gh : غ ts : ث

f : ؼ j : ج

q : ؽ h : ح

k : ؾ kh : خ

l : ؿ d : د

m : ـ dz : ذ

n : ف r : ر

w : ك z : ز

h : ق s : س

„ : ء sy : ش

y : م sh : ص

dh : ض

Page 18: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

xvi

2. Vokal

Vokal tunggal vokal panjang vokal rangkap

Fathah : a آ : â .ي.. : ai

Kasrah : i ي : î .و.. : au

Dhammah : u و : û

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam ( ال ) qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال ( qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

Al-Baqarah : البقرة

Al-Madinah : المدينة

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال ( syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال ( syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan

sesuai dengan bunyinya.

Contoh: الرجل : ar-rajul السيدة : as-Sayyidah

ad-Dârimî: الدارمي asy-syams : الشمس

c. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang

( ), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,

yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd.

Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah

kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang

diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.

Page 19: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

xvii

Contoh:

باللهآمنا : Âmannâ billâhi

Âmana as-Sufahâ′u : آمن السفهاء

Inna al-ladzîna : إف الذين

wa ar-rukka„i : كالركع

d. Ta Marbûthah (ة)

Ta Marbûthah ( ة ( apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti

oleh kata sifat (na„at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi

huruf “h”.

Contoh:

فأئدةالأ : al-Af′idah

امعة ل الألأالأ ميةسأ : al-Jâmi„ah al-Islâmiyyah.

Sedangkan ta marbûthah ( ة) yang diikuti atau disambungkan

(di-washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi

huruf “t”.

Contoh:

.Âmilatun Nâshibah„ : عاملة ناصبة

ية الأك بػأرلالأ : al-Âyat al-Kubrâ.

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan

tetapi apabila telah dialihaksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan

yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan

awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan

lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih

aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan

ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan

Page 20: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

xviii

kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri,

bukan kata sandangnya.

Contoh: „Alî Hasan al-„Âridh, al-„Asqallânî, al-Farmawî dan

seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Alqur‟an dan nama-nama

surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur‟an, Al-

Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.

Page 21: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

xix

ABSTRAK

Rohmatin Sholihah. Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 14311629.

Judul Skripsi: “Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an

(BTQ) pada Kelas Bilingual dan Reguler (Studi kasus kelas V MIN 1

Kota Tangerang Selatan)”, Program studi Pendidikan Agama Islam

(PAI), Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, 2019.

Latar belakang masalah dari skripsi ini adalah adanya dua kelas di MIN

1 Kota Tangerang Selatan yakni kelas bilingual dan kelas regular. Dalam

bidang Al-Qur`an, terdapat perbedaan kemampuan membaca dan menghafal

Al-Qur`an serta hasil nilai pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) pada

kelas bilingual dan regular. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

bagaimana implementasi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) pada

kelas V bilingual, kelas V Areguler, dan kelas V B regular di MIN 1 Kota

Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif,

dengan teknik pengumpulan data melalui tiga cara yakni 1) observasi, yakni

penulis pengamati proses pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ),

suasana kelas, sarana dan prasaran pada kelas V bilingual, kelas V A & B

regular. 2) wawancara yakni, penulis melakukan wawancara kepada Kepala

madrasah, Wakil kepala madrasah bidang kurikulum, Guru BTQ kelas V

Bilingual dan kelas V A & B Reguler, serta peserta didik kelas V MIN 1

Kota Tangerang Selatan. 3) dokumentasi yakni, hasil nilai Baca Tulis Al-

Qur`an (BTQ), foto dengan narasumber wawancara, dan foto pada saat

pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) pada kelas V bilingual, kelas V A

& B reguler.

Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Implementasi pembelajaran Baca

Tulis Al-Qur`an (BTQ) pada kelas V Bilingual dengan metode Qira`ati

hasilnya sangat baik, dengan rata-rata nilai yang diperoleh yakni 92, 2)

Implementasi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) pada kelas V A

Reguler dengan metode Iqra` hasilnya baik, dengan rata-rata nilai yang

diperoleh yakni 85, 3) Implementasi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an

(BTQ) pada kelas V B Reguler dengan metode Iqra‟ hasilnya baik, dengan

rata-rata nilai yang diperoleh yakni 82.

Kata Kunci: Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ)

Page 22: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

xx

ABSTRACT

Rohmatin Sholihah. Student Master Number 15311629. Thesis title

“Implementation of Learning to Read and Write the Qur`an in

Bilingual and Regular Classes (Case stuy class V MIN 1 South

Tangerang City)”, Islamic Religius Education Study Program, Tarbiyah

Faculty of Al-Qur`an Sciences Institute in Jakarta, 2019.

The background problem of this thesis is that there are two classes in

MIN 1 South Tangerang City namely Bilingual class and Regular class. In

the field of Qur`an, there are differences in ability to read and memorize the

Al-Qur`an as well as the results of learning to read and write the Qur`an in

bilingual and regular classes. This research was conducted to find out how

the implementation of learning to read and write the Qur`an in class V

Bilingual, Regular V A class, and class V B Regular in MIN 1 South

Tangerang City. The study uses a qualitative descriptive method, with data

collection techniques in three ways namely 1) observation, the authors

observe the process of learning to read and write the Qur`an, class

atmosphere, facilities, and infrastructure in class V bilingual, class V A & B

regular. 2) Interviews namely, the authors conducted interviews with

Madrasah principals, deputy Madrasah principals in curriculum, BTQ

bilingual class V teachers, BTQ class V A & B regular teachers, and class V

MIN 1 students in South Tangerang City. 3) Documentation namely, the

results of reading and writing Al-Qur`an, photos with interwiewees, and

photos when learning to read and write Qur`an in class V bilingual, class V

A & B regular.

The results of research show that 1) the implementation of learning to

read and write the Qur`an in class V bilingual with Qira`ati metodh the

results are very good, with an average value of 92. 2) implementation of

learning and write the Qur`an in class V A regular with the Iqra` method the

results are good, with an average value obtained that is 85. 3)

implementation of learning and write the Qur`an in class V b regular with the

Iqra` method the results are good, with an average value obtained that is 82.

Keywords: Implementation of Learning to Read and Write the Qur`an.

Page 23: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur`an merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan Allah Swt.

melalui malaikat jibril kepada Nabi Muhammad Saw. untuk disampaikan

kepada umat sebagai petunjuk dan sumber utama bagi umat Islam.

Menurut Ahsin Sakho Muhammad dalam bukunya Keberkahan Al-

Qur`an menjelaskan bahwa: “Al-Qur`an adalah “kalamullah” atau perkataan

Allah Swt. yang penuh dengan kesucian, sakralitas yang tinggi. Ia berisi

pesan-pesan kehidupan untuk umat manusia sebagai refleksi sifat-Nya yang

“Rahman dan Rahim” cinta kasihnya kepada makhluknya yang tak

terhingga”.1

Isi kandungan Al-Qur`an terdiri atas akidah, ibadah, muamalat, akhlak,

hukum, sejarah, kisah-kisah, dan dasar-dasar sains, yakni ilmu pengetahuan.

Namun dari semua isi kandungan tersebut, penulis fokus pada dasar-dasar

sains (ilmu pendidikaan). Al-Qur`an merupakan induk dan pusat ilmu

pendidikan, dimana semua ilmu baik ilmu umum atau ilmu agama

sumbernya ada pada Al-Qur`an, mulai dari ilmu ketuhanan (Aqidah), ilmu

pembentukan manusia (IPA), ilmu tentang bumi (Geografi), dan lain

sebagainya. Maka dari itu mempelajari Al-Qur`an merupakan kewajiban

mutlak bagi setiap umat islam, sebab semua ajaran islam bersumber pada Al-

Qur`an.

Al-Qur`an tidak begitu saja dapat mengubah dunia tanpa adanya usaha

untuk mengimplementasikannya. Dibutuhkan penafsiran untuk menggali

semua ajaran yang terkandung di dalamnya. Usaha ini kemudian dalam

1 Ahsin Sakho Muhammad, Keberkahan Al-Qur`an, (Jakarta : PT. Qaf Media Kreativa,

2017), hal. 13

Page 24: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

2

konteks pendidikan Islam memunculkan nilai-nilai yang membawa umatnya

mampu menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Indikasi utama dalam

hal ini adalah surat Al-Alaq (96) ayat 1-5:2

“1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah,

dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia)

dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa

yang tidak diketahuinya”. (QS. Al-`Alaq (96): 1-5).

Dengan demikian dapat disimpulkan, supaya manusia menemukan jati

dirinya sebagai insan yang bermartabat maka harus menyelenggarakan

pendidikan/pembelajaran.

Adapun pengertian pendidikan menurut Undang-undang R.I No. 20

tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (SISDIKNAS) pasal 1 ayat 1

menyebutkan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.”3

Adapun fungsi dan tujuan pendidikan telah dijelaskan dalam Undang-

undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) No. 20 tahun 2003 BAB

II pasal 3 yakni:

2 Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam (fakta teoretis-filosofis dan aplikasi-normatif),

(Jakarta: Amzah, 2013), Hal. 43 3 Indonesia, Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional Republik

Indonesia No. 20 tahun 2003, UU20-2003Sisdiknas.pdf, diakses tanggal 26 Februari 2019.

Page 25: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

3

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.”4

Sedangkan pembelajaran secara sederhana diartikan sebagai upaya untuk

membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai (efforts)

dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan

yang telah direncanakan. Pembelajaran dapat juga dikatakan sebagai

kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat

peserta didik belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber

belajar. Dengan kata lain bahwa pembelajaran merupakan upaya

membelajarkan peserta didik untuk belajar. Kegiatan ini mengakibatkan

peserta didik mempelajari sesuatu dengan cara yang lebih efektif dan

efesien.5

Mendidik anak dalam membaca Al-Qur`an adalah suatu hal yang sangat

penting, karena membaca Al-Qur’an itu tidak boleh asal membaca dan harus

hati-hati. Salah dalam pengucapan makharijul huruf dan shifatul huruf akan

mempengaruhi arti dari bacaan Al-Qur`an tersebut. Kebanyakan umat Islam

di abad modern ini kurang memperhatikannya, maka akibatnya banyak anak-

anak muda Islam yang tidak mampu membaca Al-Qur`an dengan benar.

Masalah ini harus diatasi agar umat Islam membaca Al-Qur`an dengan

benar, mengerti isi kandungannya dan menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari.

4 Indonesia, Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional Republik

Indonesia No. 20 tahun 2003, UU20-2003Sisdiknas.pdf, diakses tanggal 23 Juli 2019. 5 Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya:Citra Media. 1996), Hal. 19

Page 26: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

4

Berdasarkan hal tersebut, pemerintah memberikan perhatian khusus

terhadap kemampuan baca tulis Al-Qur`an dikalangan umat Islam. Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 21 Tahun 2016

tentang standar isi adalah peraturan yang telah dibuat untuk mendukung

kegiatan baca tulis Al-Qur`an (BTQ).

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Tangerang Selatan adalah

sekolah agama negeri yang terletak di Jl. Dewi Sartika Gg. Masjid Ar-

Riyadh Cipayung Ciputat Tangerang Selatan. Adapun visi misi yang dimiliki

MIN 1 Kota Tangerang Selatan adalah terwujudnya manusia yang cerdas,

berwawasan luas, memiliki keterampilan mandiri dan berakhlak mulia,

meningkatkan daya saing lulusan, serta kualitas pendidikan dengan mengacu

pada standar pendidikan nasional juga meningkatkan kualifikasi dan

profesionalisme bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan lainnya

melalui pelatihan-pelatihan. Sedangkan misi yang dimiliki sekolah ini adalah

mengembangkan program tahfidz, tartil dan tahsin Al-Qur`an.

MIN 1 Kota Tangerang Selatan memiliki dua kelompok kelas yakni

kelas regular dan kelas bilingual. Program kelas bilingual adalah sebuah

program pembelajaran dimana Bahasa Inggris dan Arab menjadi bahasa

instruksi (classroom language) dan digunakan dalam daily language, di

samping murid mendapatkan pelajaran bahasa Inggris 10 jam dalam

seminggu. Dalam program Bilingual kelas didesain sedemikian rupa

sehingga memungkinkan anak dapat belajar dengan sentuhan personal dan

bimbingan dari tenaga pengajar yang profesional sehingga perkembangan

spritual, intelektual, emosional, sosial dan fisik mereka terpantau secara

memadai.

Program Kelas Bilingual menggunakan kurikulum KTSP MIN Ciputat

serta diperkaya dengan program Bahasa Inggris dari Cambridge YLG

(Young Learner Go) yang terdiri dari 3 buku starter, Mover dan Hayer serta

Page 27: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

5

Computer Science. Selain Cambridge program kelas Bilingual juga

menggunakan program MPH (My Pals are Here) untuk Science dan Math

dari Marshall Caverdish Singapura. Untuk Pembelajaran PAI Kelas

Bilingual mengacu kepada Permenag RI no.2 tahun 2008 tentang Standar Isi

PAI dan Bahasa Arab untuk Madrasah Ibtidaiyah dengan tambahan Bahasa

Arab menjadi 4 jam per minggu, Program Tahfidz Al-Qur’an juz 29 – 30

serta Baca Tulis Al-Qur’an metode Qiro’ati.

Berdasarkan wawancara singkat yang peneliti lakukan dengan wali kelas

bilingual kelas lima Sarajevo Pak Iwo, mengungkapkan bahwa:

“Pembelajaran Qiro`ati disini berlaku untuk siswa kelas satu sampai kelas

enam. Ketika pembelajaran berlangsung, terdapat tiga guru qira`ati yang

mengajar dalam kelas, dimana setiap guru mengajar tingkatan/jilid yang

berbeda, karena setiap anak dalam satu kelas memiliki tingkatan atau jilid

yang berbeda.”6

Sedangkan pada kelas regular, kegiatan belajar mengajarnya tidak

menggunakan dua bahasa seperti halnya kelas bilingual, kelas regular hanya

menggunakan satu bahasa, yakni bahasa Indonesia. Namun untuk kurikulum

pendidikan, berpedoman pada Keputusan Menteri Agama nomor 165 Tahun

2014 tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013. Namun Alokasi jam pada

pembelajaran berbeda dengan juklak pada penerapan Kurikulum 2013, yang

disesuaikan dengan kebutuhan siswa MIN 1 Kota Tangerang Selatan.

Berdasarkan wawancara singkat peneliti dengan guru BTQ pada kelas V

A regular, Bu Anis mengungkapkan bahwa:

“Pembelajaran BTQ pada kelas reguler berlaku untuk kelas satu sampai

kelas enam, dimana kegiatan tersebut dilakukan pada pukul 07.30

sampai pukul 08.30. Untuk metode, disesuaikan dengan guru yang

mengajar, ada yang menggunakan metode Iqro’, Talaqqi, Ceramah,

Tanya jawab, dan lain-lain. Namun tujuan utamanya adalah untuk

membantu tercapainya target hafalan surat-surat yang telah ditentukan

6 Wawancara dengan Pak Iwo, Wali Kelas V Bilingual, Ciputat, 24 April 2019

Page 28: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

6

sekolah pada setiap jenjang kelas, dan untuk ilmu tajwidnya hanya

mengulang dan menguatkan materi yang sudah diajarkan pada pelajaran

Al-Qur`an Hadis.”7

Pernyataan diatas peneliti menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan

pada pembelajaran BTQ pada kelas regular dan bilingual. Sedangkan dalam

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Tahun 2003

BAB III pasal 4 tentang Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan menjelaskan

bahwa: “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan

serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai

keagamaan, nilai kultural, dan kemajmukan bangsa.”8

Selama dua bulan peneliti melaksanakan kegiatan Praktek Profesi

Keguruan Terpadu (PPKT) disana terdapat perbedaan yang signifikan antara

kelas bilingual dengan kelas regular, mulai dari jumlah siswa dalam satu

kelas, fasilitas kelas, jam pelajaran, dan hasil belajar siswa. Untuk kelas

bilingual, jumlah siswa dalam satu kelas adalah 28 siswa, fasilitas lebih

lengkap dan nyaman, ada AC, Proyektor, dan alat-alat pendukung

pembelajaran yang lain. Sedangkan pada kelas regular hanya dilengkapi

dengan kipas dan jika ingin menggunakan proyektor harus pinjam ke kantor

dan jumlah siswa dalam satu kelas sebanyak 39 siswa.

Berdasarkan data hasil nilai PAI pada tiga kelas yakni kelas V bilingual,

kelas V A, dan kelas V B yang penulis peroleh, penulis menemukan

perbedaan pada nilai hasil belajar pada kelas bilingual dan kelas regular.

Pada kelas V bilingual rata-rata nilai PAI yang diperoleh siswa adalah mulai

dari 90-95. Sedangkan untuk kelas regular rata-rata nilai yang diperoleh

siswa adalah mulai dari 75-90, dengan nilai KKM masing-masing mata

pelajaran 70. Pada pembelajaran BTQ, kemampuan menghafal dan membaca

Qur`an antara kelas bilingual dan regular juga terdapat perbedaan.

7 Wawancara dengan Bu Anis, Guru BTQ Kelas V A Reguler, Ciputat, 30 April 2019

8 Indonesia, Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia,

No. 20 tahun 2003, UU20-2003Sisdiknas.pdf, diakses tanggal 23 Juli 2019.

Page 29: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

7

Dari latar belakang masalah di atas kemudian penulis tertarik untuk

lebih jauh meneliti tentang pemeblajaran BTQ, sehingga penulis ingin

meneliti dengan judul “Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an

(BTQ) pada Kelas Bilingual dan Reguler (Studi Kasus Siswa Kelas V MIN 1

Kota Tangerang Selatan ”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah pengenalan masalah dengan mendaftar

faktor-faktor yang berupa permasalahan. Berdasarkan latar belakang yang

telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah, yaitu:

1. Implementasi Pembelajaran BTQ pada kelas Reguler.

2. Implementasi pembelajaran BTQ pada kelas Bilingual.

3. Alokasi waktu pembelajaran BTQ di MIN 1 Kota Tangerang Selatan.

4. Metode yang berbeda pada pembelajaran BTQ antara kelas bilingual

dan reguler.

5. Perbedaan fasilitas dalam kelas pada kelas bilingual dan reguler.

6. Perbedaan jumlah siswa perkelas pada kelas bilingual dan reguler.

7. Perbedaan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada kelas

bilingual dan reguler.

8. Perbedaan kemampuan membaca Al-Qur`an pada kelas regular dan

bilingual.

C. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan permasalahan, penulis membatasi beberapa

masalah yang akan dikaji yaitu:

“Implementasi pembelajaran BTQ pada Kelas Bilingual dan Reguler”.

Penulis membatasi karena ingin mengetahui pelaksanaan pembelajaran

dan hasil pembelajaran BTQ pada kelas V Bilingual, kelas V A Reguler ,

dan kelas V B Reguler.

Page 30: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

8

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalahan diatas, maka permasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan yaitu: “Bagaimana implementasi

pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) di MIN 1 Kota Tangerang

Selatan pada kelas V bilingual dan reguler”.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama yaitu untuk mengetahui

bagaimana implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) di MIN

1 Kota Tangerang Selatan kelas V bilingual dan kelas V reguler.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat diantaranya:

1. Secara teoritis, dengan penelitian ini dapat diketahui signifikan

implementasi pembelajaran BTQ.

2. Secara praktis, bagi penulis khususnya dan siswa MIN 1 Kota

Tangerang Selatan, hasil ini diharapkan dapat membantu praktisi,

memberikan informasi dalam upaya guru untuk mengoptimalkan peserta

didik.

G. Tinjauan Pustaka

Selanjutnya sebagai bahan rujukan penulis, berikut ini dipaparkan

beberapa hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan variable-variabel

yang diteliti dalam penelitian ini

1. Titri Andiana, NIM. 2811123218 Jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Tulungagung Tahun 2016, dengan judul skripsi

“Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Metode An-

Nahdliyah dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Siswa MTs Al-Ma’arif Tulungagung”. Skripsi ini disusun berdasarkan

data lapangan menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis

Page 31: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

9

penelitian deskriptif. Sumber data utama adalah guru Baca Tulis Al-

Qur’an (BTQ). Teknik pengumpulan data dengan menggunakan

observasi partisipan, wawancara dan dokumentasi. Dan analisis data

menggunakan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.

Hasil penelitian menujukan bahwa: (1) Guru menerapkan strategi

pembelajaran ekspositori dan strategi inkuiri sebagai upaya untuk

mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal. Pendekatan yang

digunakan yaitu pendekatan yang berpusat pada siswa (student centered

approach) dan pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered

approach). Metode pembelajaran yang digunakan variatif, yaitu metode

drill, metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode demonstrasi

sesuai dengan metode penyampaian dari metode An-Nahdliyah.

Menerapkan model pembelajaran PAIKEM, sehingga siswa aktif,

kreatif, senantiasa inovatif pembelajaran menjadi efektif dan siswa juga

merasa senang saat pembelajaran. (2) Hasil belajar dari pembelajaran

Baca Tulis Al-Qur’an dapat dikatakan cukup berhasil, karena

sebelumnya banyak yang belum bisa membaca Al-Qur’an, bahkan

belum mengenal huruf hijaiyah tapi sekarang sudah meningkat dan bisa

membaca Al-Qur’an.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah kesamaan

dalam meneliti implementasi pembelajaran BTQ. Perbedaanya adalah

penelitian ini meneliti pembelajaran BTQ Metode An-Nahdliyah dalam

Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an sedangkan penelitian

penulis pembelajaran BTQ pada siswa bilingual dan regular.

2. Haris Adiantoro, NIM: A510130264 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Surakarta Tahun 2017, dengan judul ” Implementasi

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an di Kelas III SDIT Muhammadiyah

Page 32: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

10

Al-Kautsar Tahun 2017 “. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif

dengan desain deskriptif analitik. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik

analisis data dengan langkah reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan

triangulasi sumber.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Perencanaan pembelajaran

Baca Tulis Al-Qur’an di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar fokus

utamanya pada pelajaran Iqra’. Untuk dapat menyampaikan

pembelajaran dengan baik dan terkoordinir pembelajaran Iqra’

menggunakan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang telah isusun guru pelaksana pembelajaran untuk mencapai tujuan

yang telah di rencanakan, 2) Pelaksanaan pembelajaran Baca Tulis Al-

Qur’an dikelas III SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar dilakukan dengan

beberapa tahap, mulai dari tahap awal (pembukaan dan apersepsi), tahap

inti (penanaman konsep, latihan dan keterampilan), dan tahap akhir

pembelajaran (evaluasi dan penutup), 3) Evaluasi Pembelajaran Baca

Tulis Al-Qur’an di Kelas III SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar, Evaluasi

ini menggunakan tes lisan dan tes tertulis untuk mengetahui

ketercapaian materi pembelajaran yang telah disampaikan. Biasanya

guru melakukan evaluasi pada akhir pembelajaran, ulangan tengah

semester dan Ulangan Akhir Semester dengan pertanyaan lisan maupun

tertulis.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah kesamaan

dalam meneliti implementasi pembelajaran BTQ. Perbedaanya adalah

penelitian ini meneliti pada Kelas III SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar

Tahun 2017, sedangkan penelitian penulis pada siswa bilingual dan

regular.

Page 33: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

11

3. Vivin Andria Suviana, NIM: 2811123227 Jurusan Ilmu Pendidikan

Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Tulungagung Tahun 2017, dengan judul Skripsi

“Implementasi Praktikum Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) dalam

Mengembangkan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Mahasiswa

Jurusan Tadris Matematika (TMT) FTIK IAIN Tulungagung Tahun

2015”. Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui

pelaksanaan dan hasil praktikum BTQ dalam meingkatkan kemampuan

menghafal Al-Qur’an Mahasiswa FTIK Jurusan TMT IAIN

Tulungagung Tahun 2015. Dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif dan menggunakan jenis penelitian deksriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan praktikum BTQ

dilakukan secara kondisional sesuai dengan kesepakatan dari masing-

masing mentor dengan mahasiswa praktikan. Begitu pula dengan tempat

pelaksanaan BTQ. Sebagian besar mahasiswa menggunakan ruang kelas

sebagai alternatif utama. Namun tidak jarang juga mereka

memanfaatkan fasilitas yang lain seperti masjid, lapangan basket,

gazebo, ma’had dan lainnya jika tidak mendapat lokal kosong.

Pelaksanaan mentor menggunakan beberapa metode diantaranya setoran

secara langsung, simak menyimak kepada teman sejawat dengan sistem

halaqah dan juga estafet ayat.

Adapun kendala yang di biasa di alami oleh Mentor ialah terkait

waktu dan tempat pelaksanaan yang tidak terjadwal sehingga

pelaksanaanya pun menjadi kurang kondusif. Selain itu, minat

mahasiswa yang kurang bersemangat mengikuti BTQ menjadikan

mentor lebih ekstra lagi dalam membimbing. Salah satu upayanya ialah

dengan melibatkan teman sejawat mere ka untuk membantu menyimak

hafalan. Sehingga mahasiswa yang awalnya hanya menghafal surat-surat

Page 34: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

12

tertentu saja akan tetapi setelah adanya BTQ mereka dapat menambah

hafalan surat-surat pendek. Terbukti telah terpenuhinya hafalan surat-

surat pendek mulai dari surat An-Nass hingga Asy-Syams, 3 ayat

terakhir surat Al-Baqoroh dan juga Yaasin yang terdapat dalam kartu

kendali BTQ.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah kesamaan

dalam meneliti implementasi pembelajaran BTQ. Perbedaanya adalah

penelitian ini meneliti Mengembangkan Kemampuan Menghafal Al-

Qur’an Mahasiswa Jurusan Tadris Matematika (TMT), sedangkan

penelitian penulis pembelajaran BTQ pada siswa bilingual dan regular.

4. Tati Siti Fajriyah, NIM. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)

Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur`an Jakarta Tahun 2018, dengan

judul skripsi “ Efektifitas Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ)

(Studi kasus di SD Islam Al-Syukro). Penelitian ini merupakan jenis

penelitian kualitatif, sumber data primer diperoleh dari kepala sekolah,

guru Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ), dan siswa kelas V A SDI Al-Syukro,

sedangkan data sekunder berasal dari buku dan literature lainnya sebagai

pelengkap data primer. Data diperoleh melalui teknik pengumpulan data

yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data

menggunakan analisis deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran baca tulis Al-

Qur`an (BTQ) di SD Islam Al-Syukro dinilai efektif karena

keberhasilannya dalam mencapai target yang telah ditentukan. Target

siswa kelas V dalam bidang baca tulis Al-Qur`an adalah dapat membaca

Al-Qur`an dengan lancar dan tartil serta menuliskan tekas Arab dengan

rapid an terbaca. Efektivitas pembelajaran baca tulis Al-Qur`an

dipengaruhi oleh bagaimana para guru menerapkan pembelajaran baca

tulis Al-Qur`an kepada siswa. Penggunaan media pengajaran dan

Page 35: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

13

kemampuan guru dalam penguasaan kelas juga mempengaruhi

efektivitas pembelajaran baca tulis Al-Qur`an di SD Islam Al-Syukro.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah kesamaan

dalam meneliti pembelajaran BTQ. Perbedaanya adalah penelitian ini

meneliti tentang efektivitas sedangkan penelitian penulis implementasi

pembelajaran BTQ pada siswa bilingual dan regular.

5. Silvia Henwidia, NIM. 14311412 Jurusan Pendidikan Islam (PAI)

Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur`an Tahun 2018, dengan judul

skripsi “ Strategi Pembelajaran dalam Meningkatkan Kemampuan Baca

Tulis Al-Qur`an (BTQ) di SDIT Al-Azkar Pamulang”. Pada penelitian

ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan teknik

pengumpulan data yaitu dengan menggunakan data, observasi,

wawancara dan dokumentasi.

Berdasarkan penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa strategi

pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur`an

(BTQ) yaitu menggunakan metode Yanbu`a dan metode Ummi dan

mampu meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur`an di SDIT Al-

Azkar.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah kesamaan

dalam meneliti tentang pembelajaran BTQ. Perbedaanya adalah

penelitian ini meneliti pembelajarn dalam meningkatkan kemampuan

Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ), sedangkan penelitian penulis tentang

implementasi pembelajaran BTQ pada siswa bilingual dan regular.

6. Lailatul Mahmuda, NIM. 14311372 Jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI) Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur`an Jakarta Tahun 2018,

dengan judul skripsi “Penerapan Pendidikan Berintegrasi Imtak pada

Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) di Sekolah (Studi kasus di

SMP Islamiyah Ciputat). Adapun pendekatan yang dipakai dalam

Page 36: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

14

penulisan skripsi ini adalah pendekata kualitatif. Sedangkan jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus. Penentuan

sumber data pada orang yang diwawancara menggunakan teknik

purposive sampling. Untuk memperoleh data lapangan, penulis

menggunakan teknik pengumpulan data yaitu, wawancara, observasi dan

dokumentasi sebagai teknik utama.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan pendidikan

berintegrasi Imtak pada mata pelajaran baca tulis Al-Qur`an (BTQ) di

SMP Islamiyah Ciputat diterapkan oleh pihak sekolah dengan

memberikan kegiatan-kegiatan tambahan, yaitu: siswa-siswi melakukan

tadarus selama 15 menit sebelum pelajaran BTQ dimulai, sebelum

pulang sekolah siswa-siswi wajib membaca surat Al-Asr bersama-sama,

kajian kandungan juz Amma menjadi materi khusus di kelas, pada

waktu tertentu, pihak sekolah mengadakan perlombaan tahfidz di

sekolah, setiap jum`atnya pihak mengadakan kegiatan dzikir pagi

dilanjutkan dengan shalat dhuha berjama`ah bersama 3 unit pendidikan

lainnya yaitu SMK, MA, dan MTs Islamiyah, kegiatan ini dilaksanakan

agar tujuan pembalajaran siswa-siswi tercapai dengan optimal.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah kesamaan

dalam meneliti pembelajaran BTQ. Perbedaanya adalah penelitian ini

meneliti Penerapan Pendidikan Berintegrasi Imtak pada Mata Pelajaran

Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ), sedangkan penelitian penulis

pembelajaran BTQ pada siswa bilingual dan regular.

H. Sistematika Penulisan

Mengenai sistematika dan tehnik penulisan proposal ini, penulis

mengacu pada buku pedoman skripsi yang diterbitkan oleh Institut Ilmu Al-

Qur`an (IIQ) Jakarta cetakan ke-II tahun 2011 dan untuk memperoleh

gembaran jelas tentang isi materi yang terkandung dalam proposal ini, maka

Page 37: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

15

penulis menuangkan proposal ini ke dalam I bab dengan sistematika sebagai

berikut:

Bab pertama adalah Pendahuluan yang memuat latar belakang,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan

sistematika penulisan teori.

Bab kedua adalah Kajian Teori yang berisikan implementasi

pembelajaran BTQ yang terdiri dari tiga sub judul yaitu: 1) Implementasi

yang terdiri dari Pengertian implementasi, Tujuan implementasi, 2)

Pembelajaran, yang terdiri dari Pengertian pembelajaran, Tujuan

pembelajaran, Metode pembelajaran, Materi Pembelajaran, Proses

pembelajaran, Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran, dan Faktor yang

mempengaruhi pembelajaran, 3) Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) yang terdiri

dari Pengertian Baca Tulis Al-Qur`an, Adab Membaca Al-Qur`an, Dasar

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an, Tujuan Pembelajaran Baca Tulis Al-

Qur`an, Metode Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an, Materi Pembelajaran

Baca Tulis Al-Qur`an, Proses Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an, Faktor

yang Mempengaruhi Baca Tulis Al-Qur`an.

Kajian teori selanjutnya adalah kelas bilingual dan kelas regular dengan

sub judul yaitu : Pengertian kelas bilingual, Tujuan kelas bilingual, Ciri-ciri

kelas bilingual, Strategi pengajaran kelas bilingual, Kelebihan dan

kekurangan kelas bilingual, sedangkan Reguler meliputi: Pengertian kelas

regular, Tujuan kelas regular, kurikulum kelas regular, dan Kelebihan dan

kekurangan kelas regular.

Bab ketiga adalah Metode Penelitian yang terdiri atas Lokasi dan waktu

penelitian, Metode penelitian, Pendekatan dan jenis penelitian, Sumber

penelitian, Teknik pengumpulan data dan Teknik analisis data.

Page 38: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

16

Bab keempat adalah Hasil Penelitian yang terdiri dari dua sub yaitu: 1)

Kajian Obyek Penelitian yang berisikan Sejarah Madrasah Ibtidaiyah Negeri

(MIN) 1 Kota Tangerang Selatan, Profil Madrasah, Visi, Misi dan Tujuan

Madrasah, Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah, Sarana Prasarana

Madrasah, Jumlah Siswa Madrasah, Kurikulum Madrasah, Prestasi

Madrasah, dan Aktifitas Belajar Mengajar Madrasah, 2) Hasil analisis data.

Bab kelima adalah Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran

Page 39: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

17

Page 40: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

17

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Implementasi

1. Pengertian Implementasi

Kata implementasi berasal dari bahasa Inggris “ to implement”

artinya mengimplementasikan. Secara umum implementasi adalah

suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah

disusun secara matang dan terperinci.1 Sedangkan menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Implementasi yaitu pelaksanaan /

penerapan. Berikut pengertian Implementasi menurut para ahli:

a. Menurut Purwanto dan Sulistyastuti; “Implementasi intinya

adalah kegiatan untuk mendistribusikan keluaran kebijakan (to

deliver policy output) yang dilakukan oleh para implementor

kepada kelompok sasaran (target group) sebagai upaya untuk

mewujudkan kebijakan”.2

b. Menurut Nurdin Usman; “Implementasi adalah aktivitas, aksi,

tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem, implementasi

bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan direncanakan

untuk mencapai tujuan kegiatan.”3

c. Menurut Guntur Setiawan; “Implementasi adalah perluasan

aktivitas proses interaksi yang saling menyesuaikan antara

1Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Jakarta: Grasindo,

2002), hal. 70

2Purwanto dan Sulistyastuti , Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi

Kebijakan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 21.

3Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum,..., hal. 70

Page 41: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

18

tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan

jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.”4

Dari pengertian-pengertian di atas peneliti menyimpulkan

bahwa implementasi adalah suatu kegiatan yang terencana, bukan

hanya sekedar aktifitas, tetapi dilakukan dengan sungguh-sungguh

berdasarkan norma-norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran

merupakan langkah dari sistem desain pembelajaran. Langkah

implementasi sering diasosiasikan dengan penyelenggaraan program

pembelajaran itu sendiri. Langkah ini memang mempunyai makna

adanya penyampaian materi pembelajaran dari guru atau instruktur

kepada peserta pendidikan dan pelatihan.

2. Tujuan Implementasi

Tujuan utama dari tahap implementasi, yang merupakan

langkah realisasi desain dan pengembangan adalah sebagai berikut.5

a. Membimbing siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau

kompetensi.

b. Menjamin terjadinya pemecahan masalah/solusi untuk

mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa.

c. Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran siswa

perlu memiliki kompetensi, pengetahuan, keterampilan, dan

sikap yang diperlukan.

4Guntur Setiawan, Impelemtasi dalam Birokrasi Pembangunan, (Jakarta : Balai

Pustaka, 2004), hal. 39

5Nurliani Siregar, “ Belajar dan Pembelajaran”, Jurnal, Hal. 17 diakses Tanggal, 17

April 2019.

Page 42: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

19

B. Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran

Ditinjau dari sudut kebahasaan, pembelajaran berasal dari kata

ajar, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ajar

merupakan kata benda yang berarti petunjuk yang diberikan kepada

orang agar diketahui.6 Sedangkan secara sederhana pembelajaran

dapat diartikan sebagai upaya untuk membelajarkan seseorang atau

kelompok orang melalui berbagai (efforts) dan berbagai strategi,

metode dan pendekatan kearah pencapaian tujuan yang telah

direncanakan.7

Beberapa ahli mengemukakan tentang pengertian pembelajaran

diantaranya:

a. Menurut Mohammad Surya, Pembelajaran adalah suatu proses

yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari

pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.8

b. Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 1 menyatakan bahwa: “Pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar.”9

c. Menurut Demar Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi

yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

6Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2013), hal. 19

7Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakrya, 2016), Hal.

4

8Abdul Majid, Strategi Pembelajaran,… Hal. 4

9Indonesia, Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU Nomor 20

Tahun 2003, Pasal 1

Page 43: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

20

perlengkapan, prosedur yang saling mempengaruhi dalam

mencapai tujuan pembelajaran.10

d. Menurut Arief Sadiman, pembelajaran adalah usaha-usaha yang

terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar

terjadi proses belajar dalam diri siswa.11

Berdasarkan pengertian di atas, maka peneliti menyimpulkan

bahwa pembelajaran adalah suatu proses dalam pendidikan berupa

interaksi antara pendidik dengan peserta didik pada suatu

lingkungan belajar, dimana pendidik menyampaikan materi

pembelajaran dengan didukung oleh metode, media, dan lain

sebagainya sehingga tercapai tujuan pembelajaran.

Maka dapat disimpulkan implementasi pembelajaran adalah

penerapan suatu kegiatan berupa interaksi antara pendidik dengan

peserta didik dimana didalamnya terdapat tujuan, metode, media,

dan evaluasi yang saling terkait dalam suatu lingkungan belajar.

2. Tujuan Pembelajaran

Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu

pembelajaran. Karena tujuan adalah sasaran yang hendak dicapai

pada akhir pembelajaran, atau dengan kata lain tujuan adalah alasan

terlaksananya pembelajaran.

Dalam bahasa Arab, tujuan dinyatakan dengan ghayat atau andaf

atau maqasid. Kemudian, dalam bahasa Inggris, tujuan dinyatakan

dengan goal atau purpose atau objective atau aim. Secara umum,

semua istilah tersebut mempunyai pengertian yang sama, yaitu

10Abdul Majid, Strategi Pembelajaran,..., Hal. 4

11

Cecep Kustandi & Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran; Manual dan Digital,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hal. 5

Page 44: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

21

perbuatan yang diarahkan kepada suatu tujuan tertentu atau arah,

maksud yang hendak dicapai melalui aktifitas atau upaya.12

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”13

Dalam Undang-undang Permendikbud No. 22 Tahun 2016 pada

BAB III Perencanaa Pembelajaran menyebutkan bahwa: “Tujuan

pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,

yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan”.14

Dalam proses belajar pasti ada suatu tujuan yang ingin dicapai,

ada beberapa hal yang menjadi tujuan dalam belajar. Klasifikasi hasil

belajar menurut Benyamin Bloom, yaitu:

a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajara intelektual yang

terdiri dari enam aspek yang meliputi pengetahuan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima

aspek yang meliputi penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi,

dan internalisasi.

12 Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan,… Hal. 89

13

Indonesia, Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU Nomor 20

Tahun 2003, Pasal 3

14

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (PERMENDIKBUD) Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah, BAB III (Perencanaan Pembelajaran), PERMENDIKBUD No. 22 Tahun

2016

Page 45: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

22

c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar yang berupa

ketrampilan dan kemampuan bertindak, meliputi enam aspek

yakni gerakan refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan

perceptual, ketepatan, keterampilan kompleks, dan gerakan

ekspresif dan interpretatif. 15

3. Metode Pembelajaran

Metode, dalam bahasa Arab, dikenal dengan istilah Thariqah

yang berarti langkah-langkah strategis yang siapkan untuk melakukan

suatu pekerjaan. Dalam pendidikan metode dapat juga diartikan

sebagai cara yang digunakan oleh pendidik dalam mengadakan

hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses

pembelajaran.16

Para Ahli mendefinisikan metode sebagai beriku:

a. Menurut Hamdani dalam bukunya yang berjudul Strategi Belajar

Mengajar menyebutkan bahwa “Metode merupakan cara yang

dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan

siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.”17

b. Menurut Fathurrahman Pupuh, yang dikutip Muhammad Rohman

dan Sofan Amri, menjelaskan bahwa “Metode secara harfiah

berarti cara dalam pemakaian yang umum, metode diartikan

sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai

tujuan tertentu.”18

15Nurliani Siregar, “Belajar dan Pembelajaran”, Jurnal, hal. 6 diakses Tanggal, 17

April 2019.

16Esi Hairani, dan Reksiana, Modul Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam, 2017), hal. 2

17

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hal. 80

18

Muhammad Rohman, Strategi dan Desain Pengembangan System Pembelajaran,

(Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2013), hal. 28.

Page 46: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

23

c. Menurut Ngalimun dalam bukunya Strategi dan Model

Pembelajaran menyebutkan bahwa “Metode adalah suatu cara

yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.”19

Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa

metode adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan pendidik untuk

mencapai tujuan dalam proses pembelajaran.

Terdapat bermacam-macam metode dalam pembelajaran. Seperti

ceramah, Tanya jawab, diskusi, resitasi, kerja kelompok, demonstrasi,

dan eksperimen, sosiodrama (role playing), problem solving, sistem

regu (team teaching), latihan (drill), karyawisata (field trip), survei

masyaratakat, dan simulasi.20

Adapun fungsi metode, tercantum dalam Undang-undang

Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan

pada BAB III Perencanaan Pembelajaran menyebutkan bahwa:

“Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai

KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang

akan dicapai.”21

4. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran merupakan bagian penting dalam proses

belajar mengajar. Bukan hanya sekedar uraian yang tertera dalam

buku sumber atau sumber lainnya, melaikan penentu keberhasilan

19 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo,

2014). Hal. 14.

20

Imas Kurniasih & Berlin Sani, Lebih Memahami Konsep dan Proses Pembelajaran

(Implementasi dan Praktek dalam Kelas), (Jakarta: Kata Pena, 2017), hal. 6

21

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (PERMENDIKBUD) Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah, BAB III (Perencanaan Pembelajaran), PERMENDIKBUD No. 22 Tahun

2016

Page 47: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

24

belajar mengajar yang berkaitan dengan ketercapaian tujuan

pengajaran, serta menentukan kegiatan belajar mengajar.

Bahan ajar adalah bagian integral dalam kurikulum sebagaimana

yang telah ditentukan dalam garis-garis besar program pengajaran.

Oleh karena itu, bahan pengajaran atau materi pembelajaran pada

hakikatnya adalah kurikulum itu sendiri.22

Pedoman untuk materi pembelajaran sudah dijelaskan dalam

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (PERMENDIKBUD)

No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan

Menengah pada BAB III tentang Tingkat Kompetensi Dan Ruang

Lingkup Materi.

5. Proses Pembelajaran

a. Perencanaan Pembelajaran

Dalam melaksanakan suatu pembelajaran harus diawali

dengan kegiatan perencanaan pembelajaran. Perencanaan

memiliki fungsi penting agar pembelajaran menjadi lebih terarah,

dalam membuat perencanaan pembelajaran banyak aspek yang

harus dipertimbangkan oleh guru. Oleh karenanya agar

pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan dapat

meraih tujuanyang diharapkan, maka dalam menyusun learning

design perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi

pemilihan metode pembelajaran.23

Adapun pengertian Perencanaan Pembelajaran di Indonesia

adalah suatu proses penyusunan alternativ kebijaksanaan

mengatasi masalah yang akan dilaksanakan dalam rangka

22Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,

1996), Hal. 101

23

Imas Kurniasih & Berlin Sani, Lebih Memahami Konsep dan Proses Pembelajaran

(Implementasi dan Praktek dalam Kelas),…hal. 6

Page 48: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

25

pencapaian tujuan pembangunan pendidikan nasional dengan

mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang

sosial ekonomi, social budaya, dan kebutuhan pembangunan

secara menyeluruh terhadap pendidikan nasional.24

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(PERMENDIKBUD) No. 22 Tahun 2016 menjelaskan bahwa:

“Perencanaan Pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada

Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan

rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan

sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario

pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan

pendekatan pembelajaran yang digunakan.

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka

pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran.

Sedangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah

rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan

atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan

kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai

Kompetensi Dasar (KD)”.

Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban

menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran

berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun

berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan

atau lebih.”25

24Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011), hal. 7

25

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (PERMENDIKBUD) Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah, PERMENDIKBUD No. 22 Tahun 2016, BAB III (Perencanaan

Pembelajaran)

Page 49: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

26

Jadi, setiap pembelajaran harus memiliki rencana

pembelajaran berupa RPP dan Silabus untuk mempermudah

proses tercapainya tujuan suatu pembelajaran.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar tidak begitu saja dilakukan

dengan tanpa aturan, dalam PERMENDIKBUD No. 22 Tahun

2016 BAB IV tentang Pelaksanaan Pembelajaran menerangkan

bahwa:

1) Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran

a) Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran

SD/MI : 35 menit

b) Rombongan belajar

Jumlah rombongan belajar per satuan pendidikan

dan jumlah maksimum peserta didik dalam setiap

rombongan belajar dinyatakan dalam tabel berikut:

No Satuan

Pendidikan

Jumlah

Rombongan

Belajar

Jumlah

Maksimum

Peserta Didik

Per

Rombongan

Belajar

1. SD/MI 6-24 28

c) Buku Teks Pelajaran

Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatkan

efisiensi dan efektifitas pembelajaran yang jumlahnya

disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

Page 50: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

27

d) Pengelolaan Kelas dan Laboratorium

(1) Guru wajib menjadi teladan yang baik bagi peserta

didik dalam menghayati dan mengamalkan ajaran

agama yang dianutnya serta mewujudkan kerukunan

dalam kehidupan bersama.

(2) Guru wajib menjadi teladan bagi peserta didik

dalam menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,

disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,

kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan

proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

(3) Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk

peserta didik dan sumber daya lain sesuai dengan

tujuan dan karakteristik proses pembelajaran.

(4) Volume dan intonasi suara guru dalam proses

pembelajaran harus dapat didengar dengan baik

oleh peserta didik.

(5) Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas

dan mudah dimengerti oleh peserta didik.

(6) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan

kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik.

(7) Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan,

kenyamanan, dan keselamatan dalam

menyelenggarakan proses pembelajaran.

Page 51: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

28

(8) Guru memberikan penguatan dan umpan balik

terhadap respons dan hasil belajar peserta didik

selama proses pembelajaran berlangsung.

(9) Guru mendorong dan menghargai peserta didik

untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.

(10) Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.

(11) Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada

peserta didik silabus mata pelajaran; dan

(12) Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran

sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

2) Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran merupakan implementasi dari

RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

a) Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:

(1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik

untuk mengikuti proses pembelajaran;

(2) memberi motivasi belajar peserta didik secara

kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar

dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan

contoh dan perbandingan lokal, nasional dan

internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik

dan jenjang peserta didik;

(3) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi

yang akan dipelajari;

Page 52: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

29

(4) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi

dasar yang akan dicapai; dan

(5) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan

uraian kegiatan sesuai silabus.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran,

metode pembelajaran, media pembelajaran, dan

sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik

peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan

pendekatan tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau

saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery)

dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya

berbasis pemecahan masalah (project based learning)

disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan

jenjang pendidikan.

(1) Sikap

Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah

satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi

mulai dari menerima, menjalankan, menghargai,

menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas

pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi

yang mendorong peserta didik untuk melakuan

aktivitas tersebut.

(2) Pengetahuan

Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas

mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,

mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik

Page 53: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

30

aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini

memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas

belajar dalam domain keterampilan. Untuk

memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu,

dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan

belajar berbasis penyingkapan/penelitian

(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong

peserta didik menghasilkan karya kreatif dan

kontekstual, baik individual maupun kelompok,

disarankan yang menghasilkan karya berbasis

pemecahan masalah (project based learning).

(3) Keterampilan

Keterampilan diperoleh melalui kegiatan

mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji,

dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub

topik) mata pelajaran yang diturunkan dari

keterampilan harus mendorong peserta didik untuk

melakukan proses pengamatan hingga penciptaan.

Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu

melakukan pembelajaran yang menerapkan modus

belajar berbasis penyingkapan/penelitian

(discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yang

menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah

(project based learning).

Page 54: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

31

c) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta

didik baik secara individual maupun kelompok

melakukan refleksi untuk mengevaluasi:

(1) seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan

hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara

bersama menemukan manfaat langsung maupun

tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah

berlangsung;

(2) memberikan umpan balik terhadap proses dan

hasil pembelajaran;

(3) melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk

pemberian tugas, baik tugas individual maupun

kelompok; dan

(4) menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran

untuk pertemuan berikutnya.26

6. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran

Setelah melakukan proses pembelajaran dibutuhkan evaluasi

untuk menentukan nilai dan hasil yang telah dicapai dalam suatu

pembelajaran. Dalam hal ini PERMENDIKBUD No. 22 tahun 2016

BAB V Tentang Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran

menjelaskan sebagai berikut:

“Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran

dengan menggunakan alat: lembar pengamatan, angket sebaya,

rekaman, catatan anekdot, dan refleksi. Evaluasi hasil pembelajaran

dilakukan saat proses pembelajaran dan di akhir satuan pelajaran

26Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (PERMENDIKBUD) Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah, PERMENDIKBUD No. 22 Tahun 2016, BAB IV (Pelaksanaan

Pembelajaran)

Page 55: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

32

dengan menggunakan metode dan alat: tes lisan/perbuatan, dan tes

tulis. Hasil evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses

dan evaluasi hasil pembelajaran. Hal ini dilakukan sebagai bahan

untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar

Penilaian Pendidikan”.27

Sedangkan pengertian penilaian menurut PERMENDIKBUD No.

23 Tahun 2016 pasal satu bahwa: “Penilaian adalah proses

pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian

hasil belajar peserta didik.”28

Standar penilaian pendidikan telah diatur dalam

PERMENDIKBUD No. 23 Tahun 2016 sebagai berikut: “Standar

Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan,

manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil

belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian

hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan

menengah.”29

7. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran

Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto MP dalam bukunya

“Psikologi Pendidikan” menyebutkan bahwa faktor yang

mempengaruhi belajar dibagi menjadi dua golongan yakni:

a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut

dengan faktor individual

27Menteri Pendidikan dan Kebudayan, Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (PERMENDIKBUD) Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah, PERMENDIKBUD No. 22 Tahun 2016, BAB V (Penilaian Proses dan Hasil

Pembelajaran)

28

Menteri Pendidikan dan Kebudayan, Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (PERMENDIKBUD) Tentang Standar Penilaian Pendidikan,

PERMENDIKBUD No. 23 Tahun 2016

29

Menteri Pendidikan dan Kebudayan, Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (PERMENDIKBUD) Tentang Standar Penilaian Pendidikan,

PERMENDIKBUD No. 23 Tahun 2016

Page 56: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

33

Adapun macam-maca faktor individual adalah sebagai berikut:

1) Kematangan/pertumbuhan

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendinya

sehingga mempengaruhi pembelajaran.

2) Kecerdasan/ Intelegensi

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai

kemampuan psikologi fisik untuk mereaksi rangsangan atau

menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

Jadi sebenarnya intelegensi bukan hanya persoalan kualitas

otak saja, namun juga kualitas organ-organ tubuh lainnya.

Akan tetapi memang harus diakui bahwa peran otak dalam

hubungannya dengan intelegensi menusia lebih menonjol dari

pada organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan

“menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia.

Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) sangat

mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar siswa. Hal ini

bermaksud, semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang

maka semakin besar pula peluang untuk meraih kesuksesan.

Begitupun sebaliknya, semakin rendah intelegensi seseorang

maka semakin kecil pula peluang meraih kesuksesan.

3) Latihan dan Ulangan

Karena terlatih, karena seringkali mengulangi sesuatu,

maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat

menjadi makin dikuasai dan makin mendalam. Karena hal

tersebut dapat menumbuhkan minat, semakin besar minat

Page 57: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

34

semakin besar pula perhatiannya sehingga memperbesar hasrat

untuk mempelajarinya.

4) Motivasi

Motif merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk

melakukan sesuatu. Motif instristik dapat mendorong sesorang

sehingga akhirnya orang itu menjadi spesialis dalam bidang

ilmu tertentu. Tidak mungkin seseorang mau berusaha

mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya, jika ia tidak

mengetahui betapa pentingnya hasil yang dicapai dari

belajarnya itu bagi dirinya.

5) Sifat Pribadi

Disamping faktor-faktor yang telah dijelaskan diatas,

faktor pribadi seseorang juga sangat berperang penting dalam

belajar. Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda-

beda, ada yang pemalu, halus, keras, egois, tekun dan lain

sebagainya. Sifat-sifat tersebut sedikit banyak turut

mempengaruhi sampai dimanakah hasil belajar yang dicapai.

Selain itu faktor fisik kesehatan dan kondisi badan juga

mempengaruhi.

b. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut dengan faktor

sosial.

Adapun yang termasuk pada faktor sosial adalah sebagai berikut:

1) Keadaan keluarga

Ada keluarga yang miskin, ada pula keluarga yang kaya,

ada keluarga yang selalu diliputi dengan suasan tenteram dan

damai, ada pula keluarga yang yang sebaliknya, ada keluarga

yang terdiri dari ayah ibu yang terpelajar, ada pula keluarga

Page 58: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

35

yang terdiri dari ayah ibu kurang pengetahuan. Ada keluarga

yang memiliki cita-cita tinggi untuk anaknya, ada pula

keluarga yang biasa saja. Suasana dan keadaan keluarga yang

bermacam-macam tersebut dapat menentukan tercapainya

suatu kegiatan belajar, selain itu fasilitas-fasilitas yang

diperlukan belajar juga mempengaruhi.

2) Guru dan cara mengajar

Terutama belajar di sekolah, faktor guru dan cara

mengajarnya merupakan faktor yang penting pula, bagaimana

sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan

yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru mengajarkan

kepada anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil

belajar yang dicapai peserta didik.

3) Alat-alat pelajaran

Faktor guru dan cara mengajarnya, tidak dapat dilepaskan

dari ada tidaknya atau cukup tidaknya alat-alat yang tersedia

di sekolah. Sekolah yang memiliki cukup alat-alat dan

perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan

cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru

dalam menggunakan alat-alat tersebut akan mempermudah

dan mempercepat belajar anak didik.

4) Motivasi sosial

Karena belajar merupakan suatu proses yang timbul dari

dalam, maka faktor motivasi memegang peranan penting,

karena jika guru atau orang tua dapat memberikan motivasi

yang baik kepada anak-anaknya maka akan timbul dalam diri

anak tersebut dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik.

Page 59: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

36

Motivasi sosial dapat juga didapat dari orang lain di

sekitarnya, seperti teman sepermainan, tetanggan, idolanya,

saudaranya, dan lain sebagainya.

5) Lingkungan dan Kesempatan

Lingkungan mempunyai pengaruh pada pembelajaran,

karena apabila lingkungan baik maka penghuni di dalamnya

akan baik begitupun sebaliknya.

C. Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ)

1. Pengertian Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ)

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), kata “baca” sama

dengan kata “eja” merupakan: “Kata dasar dari membaca yang

memiliki pengertian melihat seraya memahami isi dari apa yang

tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati) atau pengertian

lainnya yaitu mengeja/melafalkan apa yang tertulis”.30

Sedangkan

kata tulis merupakan: “Kata dasar dari menulis, mempunyai arti

membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur,

dan sebagainya)”.31

Secara etimologi Al-Qur`an berasal dari kata ق رأ, ي قرأ, ق رأنا yang

artinya “membaca”. sedangkan secara terminologi Al-Qur`an adalah

firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., melalui

perantara malaikat jibril a.s., membacanya dianggap ibadah, tertulis

dalam satu mushaf, mulai dari awal surat Al-Fatihah sampai akhir

30Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008) Cet. 1, Ed. IV, hal. 109

31

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008) Cet. 1, Ed. IV, hal. 1947

Page 60: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

37

surat An-Nas yang disampaikan dari generasi ke generasi secara

mutawatir.32

Menurut Imam Syafi‟i, Al-Qur`an adalah isim `alam murtajal,

artinya, Al-Qur`an merupakan sebuah nama (sebutan) bagi firman

Allah Swt. sejak semula, bukan isim musytaq (derivasi) yang terambil

dari kata lain.33

Adapun menurut Quraisy Shihab, bahwa Al-Qur`an adalah

firman-firman Allah Swt., yang disampaikan oleh malaikat jibril

kepada nabi Muhammad Saw., dan diterima oleh umat secara

tawatur.34

Jadi, menurut hemat peneliti yang dimaksud dengan

pembelajaran baca tulis Al-Qur`an (BTQ) adalah kegiatan melafalkan

bacaan Al-Qur`an dan membuat huruf arab dengan baik dan benar

sesuai kaidah yang ditentukan.

2. Adab membaca Al-Qur`an

Al-Qur`an merupakan kitab yang mulia, sehingga terdapat adab

dalam membaca Al-Qur`an yang harus diketahui oleh pembaca,

adapun adab membaca Al-Qur`an Imam Abu Zakara Yahya bin

Syaraf An-Nawawi dalam kitab At-Tibyan (fii Adabi Hamalatil

Qur`an) adalah sebagai berikut:35

a. Ikhlas

Wajib bagi orang yang membaca Al-Qur`an untuk ikhlas,

memelihara etika ketika berhadapan dengannya, hendaknya ia

32Anshori, Ulumul Qur`an (Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan), (Jakarta:

Rajawali Press, 2013), hal. 2

33

Anshori, Ulumul Qur`an (Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan),… hal. 2

34

M. Quraisy Shihab, Mukjizat Al-Qur`an, (Bandung: Mizan, 2003), hal. 43

35

Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawi, At-Tibyan (Adab Menghafal Al-

Qur`an), (Solo: Al-Qowam, 2017), hal. 67-80

Page 61: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

38

menghadirkan perasaan dalam dirinya bahwa ia tengah

bermunajat pada Allah Swt.

b. Membersihkan mulut

Jika hendak membaca Al-Qur`an hendaknya membersihkan

mulutnya dengan siwak atau lainnya dan siwak yang berasal dari

tanaman arok lebih utama, bisa juga dengan jenis kayu-kayuan

lain, atau dengan sobekan kain kasar, garam abu (alkali), atau

lainnya.

c. Dalam kondisi suci

Sebaiknya orang yang hendak membaca Al-Qur`an berada

dalam keadaan suci dan boleh jika ia dalam keadaan berhadats

berdasarkan kesepakatan kaum muslimin, hadits mengenai hal ini

banyak dan sudah masyhur.

d. Tempat yang bersih

Hendaknya membaca Al-Qur`an di tempat yang bersih dan

nyaman, mayoritas ulama lebih suka kalau tempatnya di masjid

karena bersih secara global, tempat yang mulia, serta tempat

untuk melakukan keutamaan lainnya, seperti iktikaf, sholat, dan

lain sebagainya.

e. Menghadap kiblat

Hendaknya orang yang membaca Al-Qur`an di luar shalat

membacanya dengan menghadap kiblat.

f. Memulai membaca dengan Ta`awudz

Ketika ingin membaca Al-Quran disyari`atkan untuk

berta`awudz, yaitu dengan bacaan:

يطان الرحيم اعوذبلله من الش

“Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.”

Page 62: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

39

Ta`awudz hukumnya sunnah bukan wajib, sunnah bagi setiap

orang yang membaca Al-Qur`an baik saat shalat maupun di luar

shalat. Demikian yang dikatakan jumhur ulama.

g. Membiasakan mengawali setiap surat dengan Basmalah

Hendaknya selalu membaca ( بسم الله ) diawal setiap surat

selain surat At-Taubah. Mayoritas ulama berpendapat bahwa jika

membaca basmalah disetiap awal surat maka ia telah benar-benar

menghatamkan Al-Qur`an, atau menghatamkan surat tersebut.

Dan jika ia tidak membaca basmalah disetiap awal surat maka

sama dengan meninggalkan sebagian Al-Qur`an.

h. Mentadaburi ayat

Disyariatkan ketika membaca Al-Qur`an dalam keadaan

khusyuk, banyak dalil mengenai syariat tadabur ketika membaca

Al-Qur`an, yang termasyhur adalah sebagai berikut:

QS. An-Nisa‟ (4) ayat: 82

”Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau

kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka

mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.”(QS. An-

Nisa`(4): 82).

i. Mengulang ayat-ayat tertentu untuk direnungi

j. Membaca dengan tartil.

Page 63: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

40

3. Dasar Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an

Dalil Al-Qur`an dan Hadits yang mendasari pembelajaran baca

tulis Al-Qur`an (BTQ) adalah sebagai berikut: 36

QS. Al-`Alaq ( 96) ayat: 1-5

“ 1) bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,2)

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah,

dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4) yang mengajar (manusia)

dengan perantaran kalam, 5) Dia mengajar kepada manusia apa

yang tidak diketahuinya.”(QS. Al-`alaq(96): 1-5)

Diriwayatkan dari Utsman bin Affan r.a., bahwa ia berkata,

Rasulullah Saw., bersabda:

عت سعد بن ث نا شعبة قال: أخب رن ألقمة بن مرثد, س هال, حد اج بن من ث نا حج حد , لمي عن عثمان رضي الله عنو, عن النب صلى الله عب يدة, عن أب عبد الرحن الس

ركم من ت علم القرآن وعلمو )رواه البخاري( يو وسلم قال:عل خي “Telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Minhal, telah

menceritakan kepada kami Syu`bah dia berkata: telah memberitakan

kepadaku Alqomah bin Martsad, saya mendengar Sa’da bin Ubaidah,

dari Abi `Abdirrohman Sulamiy, dari Ustman RA, dari Nbi SAW

beliau bersabda: (Yang tebaik diantara kamu adalah orang yang

mempelajari Al-Qur`an dan kemudian mengajarkannya.” (HR.

Bukhori) dalam Maktabah Syamilah Kitab Shohih Bukhori No. 5027

36 Iman Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawi, At-Tibyan (Adab Menghafal Al-

Qur`an),… hal.5

Page 64: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

41

Hal. 192 Juz 6 Bab Khoirukum Man Ta`allamal Qur`ana Wa

`Allamahu.

4. Tujuan Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an

Menurut Muhammad Abdul Qadir Ahmad dalam mengajarkan

Al-Qur`an bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada anak didik

yang mengarah pada:

a. Kemantapan membaca sesuai dengan syarat-syarat yang telah

ditetapkan, dan menghafal ayat-ayat atau surah-surah yang mudah

bagi mereka.

b. Kemampuan memahami kitab Allah Swt. secara sempurna,

memuaskan akal dan mampu menenangkan jiwa.

c. Kesanggupan menerapkan ajaran islam dalam menyelaraskan

problema hidup sehari-hari.

d. Kemampuan memperbaiki tingkah laku murid melalui metode

pengajaran yang tepat.

e. Kemampuan memanifestasikan keindahan retorika dan uslub Al-

Qur`an.

f. Penumbuhan rasa cinta dan keagungan Al-Qur`an dalam jiwanya.

g. Pembinaan Pendidikan Islam berdasarkan sumber-sumber yang

utama dari Al-Qur`an.37

5. Metode Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an

Metode diciptakan dengan tujuan supaya mudah dan cepat dalam

belajar Baca Tulis Al-Qur`an. Metode dingunakan dalam

pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an terbagi menjadi dua metodik

yaitu metode umum dan khusus.

37Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 2008), hal. 78

Page 65: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

42

a. Metode Umum

1) Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan metode yang dikatan

metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah

digunakan sebagai alat komunikasi antara guru dan peserta

didik dalam proses belajar mengajar. Metode ceramah adalah

cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan

penuturan atau penjelasan lisan secara langsung kepada

peserta didik.38

2) Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah penyampaian pesan

pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyann

dan siswa memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa diberi

kesempatan untuk bertanya dan guru yang menjawab.39

3) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara penyajian pelajaran

dimana siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bisa

berupa pertanyaan dan pernyataan yang bersifat problematis

untuk dibahas dan dipecahkan bersama.40

4) Metode Desmontrasi

Metode desmontrasi adalah salah satu teknik mengajar

yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lainnya yang

dengan sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk

38

Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2015), Cet. V, Hal. 35 39

Basyruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Selatan:

Ciputat Press, 2002), Cet. I, Hal. 43-44 40

Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,..., Cet. V, Hal.

87

Page 66: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

43

memperlihatkan kepada kelas tentang suatu proses atau cara

melakukan sesuatu.41

b. Metode Khusus

1) Metode Qira`ati

Qira`ati sendiri diartikan membaca, yang mana membaca

menurut bahasa Arab adalah “qaraa” yang terbentuk kata

perintah (Fi`il Amar) yaitu menjadi qiro`ati yang artinya

membaca.42

Metode Qiro`ati adalah metode membaca Al-

Qur`an yang langsung memasukkan dan mempraktekkan

bacaan tartil sesuai dengan qaidah ilmu tajwid.43

Metode qira`ati merupakan metode praktis membaca Al-

Qur`an yang disusun oleh KH. Dahlan Salim Zarkasyi di

Semarang yang terdiri dari enam jilid dan ditambah dua jilid

yaitu Ghorib yang memuat musykilat dan bacaan-bacaan asing

dalam Al-Qur`an dan Ilmu Tajwid.44

Sistem pendidikan dan

pengajaran metode Qiraati ini melalui sistem pendidikan yang

berpusat pada murid dan kenaikan kelas/jilidnya tidak

ditentukan oleh bulan/tahun tetapi secara individual sesuai

kemampuan masing-masing.45

2) Metode Iqra`

Metode Iqra` adalah metode membaca Al-Qur`an yang

menekankan langsung pada latihan membaca. Metode ini

41

Basyruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam,..., Cet. I, Hal. 45

42

Ahmad Syaifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al-Qur`an,

(Jakarta: Gema Insani, 2004), hal. 46

43

Maksum Farid dkk, Cepat Tanggap Belajar Al-Qur`an An-Nahdhiyah,

(Tulungagung: LP. Ma`arif, 1992), hal. 9

44

H. Dahlan Salim Zarkasyi, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur`an Jilid I,

(Semarang: Yayasan Pendidikan Al-Qur`an Raudhatul Mujawwidin), hal. 2

45

H. Ahmad Dahlan Salim Zarkasyi, Metode Qira`ati, ( Semarang, Terbitan pertama

pada tanggal 1 Juli 1986)

Page 67: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

44

disusun oleh Ustadz As`ad Human yang berdomisili di

Yogyakarta, metode Iqra` terdiri dari enam jilid dan satu jilid

lagi yang berisi tentang do`a-do`a. dimana pada setiap jilid

terdapat petunjuk pembelajaranya dengan maksud

memudahkan setiap orang yang belajar maupun mengajarkan

Al-Qur`an.46

3) Metode Bagdadiyah

Qaidah Bagdadiyah adalah belajar mengajar membaca Al-

Qur`an yang awalnya digunakan di kota Baghdad (Irak).

Metode ini juga dikenal masyarakat sebagai metode

tradisional atau metode eja, dimulai dengan mengajarkan

huruf hijaiyyah, kemudian diajarkan titik huruf, tanda baca

(harakat) dan bunyinya, Selanjutnya masuk pada juz Amma.

Pada setiap langkah tersebut ditemukan pengulangan materi

yang terdapat pada langkah sebelumnya sekaligus

pengembangan materi-materi baru.47

4) Metode Yanbu`a

Timbulnya Yanbu`a adalah usulan dan dorongan dari

alumni Pondok Tahfidz Yanbu`ul Qur`an, supaya mereka

selalu ada hubungan dengna pondok disamping usulan dari

masyarakat luas juga dari Lembaga Pendidikan Ma`arif serta

muslimat terutama dari cabang Kudus dan Jepara.

Tujuan terbentuknya Yanbu`a adalah:

46Srijatun, “Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an dengan Metode Iqro

pada Anak Usia Dini di RA Perwanida Slawi Kabupaten Tegal”, dalam Nadwa: Jurnal

Pendidikan Islam, Vol. 11 No. 1 Tahun 2017, Hal. 36

47

M. Ishaq Samad, dkk, Pemberdayaan Guru Mengaji dalam Meningkatkan Minat

Baca Tulis Al-Qur`an di Sulawesih Selatan, (Sulawesi Selatan: Badan Penelitian dan

Pengembangan Daerah, 2005), hal. 16

Page 68: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

45

a. Ikut andil dalam mencerdaskan anak bangsa supaya bisa

membaca Al-Qur`an dengan lancer dan benar.

b. Nasyrul Ilmi (menyebarkan luaskan ilmu) khususnya ilmu

Al-Qur`an.

c. Memasyarakatkan Al-Qur`an dengan Rasm Ustmani.

d. Untuk membetulkan yang salah dan menyempurnakan yang

kurang.

e. Mengajak selalu mentadarus Al-Qur`an dan musyafahah

Al-Qur`an sampai Khatam.48

5) Metode Bagdadi

Metode Bagdadi merupakan panduan membaca Al-

Qur`an versi penyesuaian dari qaidah bagdadiyah. Buku

metode bagdadi versi penyesuaian terdiri dari buku utama dan

buku penunjang. Buku utama meliputi buku Pra-Metode

Bagdadi, Buku Metode Bagdadi 1A & 1B, Buku Praktik dan

Latihan, Buku Metode Bagdadi Juz Amma 2A & 2B, dan

Mushaf Bagdadi.49

6. Materi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an

Menurut Zakiyah Darajat dalam bukunya “Metode Khusus

Pengajaran Agama Islam” menyebutkan bahwa isi pengajaran Al-

Qur`an meliputi:

a. Pengenalan Huruf Hijaiyyah, dari huruf alif sampai ya`.

b. Cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyah dan sifat-sifat

huruf itu, yang dibicarakan dalam ilmu makhraj.

48Muhammad Ulinnuha Arwani, Thariqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur`an

Yanbu`a, (Kudus: Pondok Tahfidz Yanbu`ul Qur`an, 2004), hal. 1

49

Abdul Rosyid Masykur, Buku Panduan Guru Metode Bagdadi, (Jakarta: Pusat

Pelatihan dan Pengembangan Metode Bagdadi, 2018), hal. 6

Page 69: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

46

c. Bentuk dan fungsi tanda baca, seperti syaka, syaddah, mad, dan

sebagainya.

d. Bentuk dan fungsi tanda berhenti baca (waqaf) seperti waqaf

muthlaq, waqaf jawaz, dan sebagainya.

e. Cara membaca, melagukan dengan bernacam-macam irama dan

bermacam-macam qira`at yang dimuat dalam Ilmu Qira`at dan

Ilmu Nagham.

f. Adabut Tilawah, yang berisi tata cara dan etika membaca Al-

Qur`an sesuai dengan fungsi bacaan itu sebagai ibadah.50

Namun dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(PERMENDIKBUD) No. 21 Tahun 2016 BAB III tentang Tingkat

Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi menjelaskan sebagai

berikut:51

Muatan Pendidikan Agama Islam pada SD/MI/SDLB/PAKET A,

SMP/MTs/SMPLB/PAKET B, SMA/MA/SMALB/PAKET C, dan

SMK/MAK.

Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup Materi

-

-

-

-

- - Menghayati dan

memahami kandungan

ayat-ayat Alquran

pilihan dan hadis yang

terkait.

Alquran

- Huruf-huruf hijaiyyah

bersambung ataupun

tidak, dengan

harakatnya secara

lengkap sesuai dengan

makharijul huruf.

- Surah-surah pendek

pilihan di dalam

50 Muhammad Aman Ma`mun, “Kajian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an”, dalam

Annaba: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 4 No. 1 Maret 2018, hal. 57

51

Menteri Pendidikan dan Kebudayan, Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (PERMENDIKBUD) Tentang Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup

Materi Pendidikan, PERMENDIKBUD No. 22 Tahun 2016

Page 70: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

47

Tingkat Pendidikan

Dasar (Kelas I-VI)

Alquran Q.S. Al-

Fatihah dan Q.S. Al-

Ikhlas.

- Pesan dan makna yang

terkandung di dalam

Alquran surat-surat

pendek Q.S. Al-

Fatihah dan Q.S. Al-

Ikhlas.

- Membaca dan

Menunjukkan hafalan

surah dan ayat pilihan

serta hadis terkait dengan

tartil dan lancar.

- Bacaan Alquran surat

dan ayat pilihan (Q.S.

An-Nashr, Al- Kautsar,

Q.S. Al Falaq, Al-

Ma„un dan Al-Fil).

-Kalimat dalam

Alquran surah pendek

pilihan.

-Kandungan dan makna

Alquran surah pendek

pilihan.

-Bacaan Alquran Q.S.

Al-Ma‟un dan Q.S. At-

Tin, Q.S. Al-Kafirun

dan Al-Maidah (5): 2.

-Kalimat-kalimat dalam

Alquran surah pendek

pilihan.

-Arti dan makna

Alquran surah pendek

pilihan.

-Perilaku yang

mencerminkan

pemahaman terhadap

kandungan ayat

Page 71: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

48

Alquran atau surah

pilihan.

7. Proses Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an

Dalam buku Kitabah Metode Praktis Membaca dan Menulis Al-

Qur`an disebutkan bahwa proses belajar pertama, klasikal yaitu guru

mengajarkan materi pelajaran kepada siswa dan memberikan contoh

yang benar cara pengucapan dan penelitiannya. Kedua, menyimak

yaitu siswa membaca contoh-contoh kalimat yang telah diberikan,

sementara guru menyimak dan memberikan koreksi terhadap cara

pengucapan siswa. Ketiga, mandiri yaitu siswa belajar secara mandiri

materi-materi yang telah dipelajarinya.52

Dalam proses belajar baca tulis Al-Qur`an diatas agar benar-

benar ditekankan ketepatan dalam hal makharijul huruf, panjang

pendeknya, bacaan (mad) dan ghunnahnya. Setelah siswa dapat

membaca dengan benar maka siswa diminta untuk menyalin contoh-

contoh kalimat yang ada, sebab dengan menulis siswa akan lebih

mudah hafal dan menguasai materi tersebut. Materi latihan selain

sebagai bahan evaluasi membaca juga dapat digunakan sebagai materi

evaluasi menulis, dengan cara guru/penguji membaca kata/kalimat

siswa menuliskan kata/kalimat tersebut.53

Oleh karena itu, guru yang ahli dalam bidang Al-Qur`an sangat

dibutuhkan dalam proses pembelajaran baca tulis Al-Qur`an, karena

pembelajaran ini tidak bisa dilakukan secara otodidak (belajar

sendiri), harus ada guru yang membimbing untuk menghindari

52Ahmad Faiz Budianto, Kitabah Metode Praktis Belajar Membaca dan Menulis Al-

Qur`an, (Klaten: Kitabah, 2007), hal. 27

53

Ahmad Faiz Budianto, Kitabah Metode Praktis Belajar Membaca dan Menulis Al-

Qur`an,…hal. 27

Page 72: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

49

kesalahan dalam membaca Al-Qur`an, ketika salah membaca Al-

Qur`an maka akan berdosa.

8. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an

Menurut Ahmad Syaifuddin terdapat beberapa faktor pendukung

pendidikan Al-Qur`an diantaranya:

a. Motivasi orang tua

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan

yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama

mendapatkan bimbingan dan didikan. Dapat juga dikatakan

lingkungan utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak

adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling

banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.54

Adapun tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak

adalah sebagai berikut:

1) Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini

merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan, karena anak

membutuhkan makan, minum dan perawatan agar dapat

hidup secara berkelanjutan.

2) Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmani

maupun rohani dari berbagai bahaya penyakit atau gangguan

yang membahayakan dirinya.

3) Mendidiknya dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan

yang berguna nagi kehidupannya kelak sehngga bia ia

dewasa mampu berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.

54Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan (Edisi Revisi), (Jakarta: Rajawali Pers,

2015), hal. 38

Page 73: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

50

4) Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan

memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan

Allah Swt. sebagai tujuan akhir hidup.55

Namun tugas utama dari keluarga terutama kedua orang tua

bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan

akhlak dan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian

besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga

yang lainnya. 56

Oleh sebab itu, megajarkan Al-Qur`an sejak dini akan

menumbuhkan minat membaca Al-Qur`an, yang merupakan

suatu hal yang penting, sehingga perlu dijadikan prioritas utama

dalam kehidupan. Terutama dalam kehidupan rumah tangga yang

menjadi tempat persamaian utama sumber pembangunan.57

Dari uraian diatas agar anak rajin, tekun dan disiplin dalam

belajar membaca dan menulis Al-Qur`an maka orang tua harus

meletakkan pembiasaan belajar Al-Qur`an pada anak

(conditioning dan reconditioning). Dan dengan sifat anak yang

masih labil, orang tua perlu memberikan motivasi kepadanya

secara teus-menerus, baik motivasi materi maupun motivasi

psikologis. Motivasi ini dalam rangka menggali dan

mengaktualkan potensi-potensi positif yang ada pada diri anak.58

55Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan (Edisi Revisi),… hal. 88-89

56

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan (Edisi Revisi),…hal. 38

57M. Ishaq Shamad, dkk, Pemberdayaan Guru Mengaji dalam Meningkatkan Minat

Baca Tulis Al-Qur`an di Sulawesi Selatan,…hal. 23

58

Ahmad Syaifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al-

Qur`an,… hal. 106

Page 74: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

51

b. Partisipasi Pemerintah

Kegiatan mendidik anak baca tulis Al-Qur`an merupakan

kewajiban seluruh elemen masyarakat, tidak terkecuali

pemerintah. Pemerintah bahkan berkepentingan untuk

memajukan kegiatan ini sebagai bagian dari tanggung jawabnya

memimpin rakyat, karena rakyat akan menjadi baik dengan

mengamalkan kitab suci Al-Qur`an.59

Dengan partisipasi pemerintah, kegiatan mendidik anak Baca

Tulis Al-Qur`an akan berjalan dengan baik, tertib,

berkesinambungan, legal, dan maju. Hal ini karena pemerintah

memiliki keuasaan penuh untuk melakukan penekanan terhadap

rakyat. Di suatu kampung, kalau kegiatan ini didukung oleh

pamong setempat, akan kelihatan perbedaanya dengan kegiatan

yang tidak didukung oleh partisipasi perangkat setempat.

c. Upah Guru

Betapapun keikhlasan dan tanggung jawab harus

dikedepankan, guru Al-Qur`an pada prinsipnya diperkenankan

mengambil upah dari pekerjaannya. Akan tetapi, upah berupa

materi seharusnya tidak menjadi motivasi utama mendidik baca

tulis Al-Qur`an. Disinilah pentingnya perhatian orang tua

terhadap keadaan guru-guru yang memiliki kesadaran dan

kepedulian dalam mendidik anaknya baca tulis Al-Qur`an.60

59Ahmad Syaifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al-

Qur`an,… hal. 107

60

Ahmad Syaifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al-

Qur`an,… hal. 108

Page 75: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

52

D. Kelas Bilingual

1. Pengertian kelas bilingual

Banyak sekali pengertian bilingualism yang berkembang

sekarang ini, bilingualism biasa dilakukan sebagai pemahaman

berbahasa atau bahkan sebagai kebiasaan menggunakan bahasa asli

kedalam bahasa asing, berikut akan dipaparkan pengertian

bilingualism secara mendalam.61

Menurut Weinreich; ”Dwibahasa adalah the practice of

alternately using two languages ( kebiasaan menggunakan dua bahasa

atau lebih secara bergantian.”62

Sedangkan menurut National

Association Education, “pembelajaran bilingual adalah pembelajaran

yang dilakukan dengan dua bahasa oleh guru atau siswa untuk

berbagai tujuan kegiatan sosial dan pembelajaran.”63

Bilingual adalah sistem pendidikan yang menggunakan dua

bahasa. Bahasa pertama adalah bahasa Inggris dan bahasa yang kedua

adalah bahasa yang dipakai di daerah atau di Negara tersebut.

Selain itu, beberapa tokoh yang menyumbangkan pendapatnya

mengenai pengertian bilingualisme seperti McLaughlin yang dikutip

oleh Prof. Dr. Singgih pada buku “Dari Anak sampai Usia Lanjut:

Bunga Rampai Psikologi Perkembangan”. Menurutnya bilingualisme

dikenal menjadi tiga istilah umum, yaitu:

a. Code switching, adalah kemampuan untuk mengubah bahasa yang

sedang dipakai menjadi bahasa lain dengan benar. Misalnya anak-

61Yuliani Kasali, “Analisis Penerapan Bilingual Class Guna Meningkatkan

Keterampilan Berbahasa Inggris Siswa”, Skripsi, (Jakarta: 2013), hal. 9, td.

62

Aslinda dan Syafyahya, Pengantar Sosiolinguistik, (Bandung: PT. Refika Aditama,

2014), cet. 3, hal. 23 63

N.Noerdjanah, “Pengelolaan Materi Pembelajaran Bilingual (Studi Situs SMA

Batik 1 Surakarta), hal. 5-6

Page 76: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

53

anak yang di sekolah menggunakan bahasa Inggris kemudian

sesampainya di rumah menggunakan bahasa Indonesia.

b. Silmutaneous language acquisition adalah pembelajaran dua

bahasa secara bersamaan sebelum anak berusia tiga tahun.

c. Successive language acquisition adalah pembelajaran bahasa

asing atau bahasa kedua setelah usia tiga tahun.64

Dengan demikian, berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis

dapat menyimpulkan bahwa kelas bilingual adalah kelas atau sebuah

kegiatan belajar mengajar yang menggunakan dua bahasa sebagai

bahasa interaksi dengan teman maupun guru di waktu sekolah, baik

saat kegiatan belajar mengajar maupun tidak.

2. Tujuan kelas Bilingual

Tujuan pembelajaran pada program bilingual tetap mengacu pada

tujuan pembelajaran nasional, dengan tidak adanya perubahan tujuan

pembelajaran umum maupun khusus pada setiap pelajarannya. Hanya

saja di dalam komunikasi keseharian dengan menggunakan bahasa

Inggris seperti kegiatan sehari-hari dan menyisipkan nilai-nilai

karakter dan tiap pembelajaran.65

Adapun tujuan kelas bilingual sebagai berikut:

a. Pembelajaran bahasa Inggris.

b. Penunjukan pencapaian akademik.

c. Pengkulturasi imigran pada masyarakat baru.

d. Melindungi kelompok bahasa minoritas dan warisan budaya.

e. Memfasilitasi penutur bahasa Inggris untuk mempelajari bahasa

kedua.

64Gunarsah Singgih D, “Dari Anak Sampai Usia Lanjut: Bunga Rampai Psikologi

Perkembangan “, (Jakarta: Gunung Mulia, 2006), Cet. 2. Hal. 97

65Yuliani Kasali, “Analisis Penerapan Bilingual Class Guna Meningkatkan

Keterampilan Berbahasa Inggris Siswa”, Skripsi, (Jakarta: 2013), hal. 50, td.

Page 77: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

54

f. Mengembangkan sumber belajar nasional.

g. Kombinasi-kombinasi dari tujuan diatas.66

3. Ciri-ciri Kelas Bilingual

Terdapat perbedaan antara kelas bilingual, akselerasi dan regular,

untuk mengetahuinya berikut ciri-ciri kelas bilingual:

1. Menggunakan berbagai pembelajaran bahasa diantaranya seperti

metode langsung (direct method), metode gramatika-terjemah

(grammar-translate method), dan metode dwibahasa (dual-

language method) yang biasa dikenal dengan bilingual.

2. Minimal terdapat empat aspek yang dapat disampaikan kepada

peserta didik. Metode ini mampu menyampaikan isi bahasa,

makna, pemahaman, serta budaya dari mana bahasa itu berasal.67

4. Strategi Pengajaran Kelas Bilingual

Dalam kegiatan belajar mengajar, terdapat empat strategi dasar

yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

a. Mengedintifikasi dan menetapkan spesifikasi perubahan tingkah

laku dan kepribadian peserta didik sebagaimana yang diharapkan.

b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan

aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.

c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar

mengajar yang dianggap tepat.

d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau

kriteria standar keberhasilan untuk dijadikan pedoman evaluasi

hasil kegiatan belajar mengajar selanjutnya.68

66N.Noerdjanah, “Pengelolaan Materi Pembelajaran Bilingual (Studi Situs SMA

Batik 1 Surakarta), hal. 5-6

67Yuliani Kasali, “Analisis Penerapan Bilingual Class Guna Meningkatkan

Keterampilan Berbahasa Inggris Siswa”,…hal. 12, td.

Page 78: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

55

5. Kelebihan dan kekurangan kelas bilingual

Setiap kegiatan pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-

masing, begitupun penerapan pendekatan bilingual di kelas memiliki

kelebihan dan kekurangan. Berikut merupakan kelebihan dan

kekurangan dari penerapan kelas bilingual.

a. Kelebihan Pendidikan Bilingual

Menurut H. Douglas Brown dalam bukunya Prinsip

Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa menyatakan bahwa

“Anak-anak yang mempelajari dua bahasa secara bersamaan dan

berhasil menguasai keduanya dengan menggunakan strategi

serupa. Pada dasarnya ketika mereka mempelajari kedua bahasa

yang berbeda, kunci keberhasilan mereka adalah ketika mereka

dapat membedakan dua konteks masinh-masing bahasa.”69

Selain itu, menurut Lambert yang dikutip oleh H. Douglas

Brown bukunya Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa,

menyatakan bahwa “Anak bilingual lebih mudah menangkap

pembentukan konsep dan memiliki keluwesan mental yang lebih

besar dikarenakan mereka telah terbiasa mempelajari dua bahasa

dan mengatasi kebingungan mereka diawal.”70

b. Kekurangan Pendidikan Bilingual

1) Bilingual education Dapat menyebabkan keterlambatan

berbicara dan gangguan bahasa (language disorder). Hal ini

disebabkan karena anak yang mendengar lebih dari satu

68Muhbib Abdullah Wahab, Epistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa

Arab, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2008), hal. 129

69

Douglas Brown, Prinsip Pembelajaran dan Pengajarn Bahasa, (Pearson

Education, Inc., 2007), hal. 77

70

Douglas Brown, Prinsip Pembelajaran dan Pengajarn Bahasa,…hal. 77

Page 79: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

56

bahasa yang berbeda akan merasa kebingungan dan akhirnya

menimbulkan masalah dalam perkembangan bahasanya.

Dalam bilingualism, ada dua nilai yang di tuliskan

Singgih dalam bukunya yaitu :

a) Balanced bilingualism yaitu seseorang dapat

menggunakan dua bahasa secara fasih.

b) Unbalanced bilingualism yaitu seseorang yang hanya

menguasai bahasa kedua secara pasif.71

2) Menurut McLaughlin yang dikutip oleh Singgih

menyebutkan adanya masa ketika kemampuan anak dalam

menggunakan bahasa asli tampak berkurang, namun bahasa

keduanya juga tidak berkembang (language imbalance).

Namun, peristiwa ini akan berkurang seiring dengan

perkembangan anak karena kejadian ini merupakan proses

normal bagi anak bilingual. Anak perlu waktu untuk dapat

menguasai kedua bahasa yang sedang ia pelajari dengan

sempurna.72

E. Kelas Reguler

1. Pengertian Kelas Reguler

Pengertian program regular dalam kamus bahasa Indonesia

(KBBI) adalah teratur, tetap atau biasa. Sedangkan secara istilah kelas

regular adalah kelas secara umum yang diselengarakan oleh sekolah-

sekolah dengan sistem tetap atau biasa yang diberikan kepada siswa

71Gunarsah Singgih D, “Dari Anak Sampai Usia Lanjut: Bunga Rampai Psikologi

Perkembangan “, …Hal. 94

72

Gunarsah Singgih D, “Dari Anak Sampai Usia Lanjut: Bunga Rampai Psikologi

Perkembangan “,…Hal. 95-96

Page 80: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

57

dengan suatu metode pengajaran yang biasa dilaksanakan selama

proses pendidikan.73

Adapun pembelajaran kelas regular adalah sistem pembelajaran

yang menekankan pada kemampuan peserta didik melalui pertemuan

secara langsung (tatap muka secara berlanjutkan) antara peserta didik

dengan pendidik baik secara perorangan maupun secara kelompok

yang dilaksanakan secara intensif dalam rangka pencapaian standar

kompetensi yang di targetkan. 74

2. Tujuan Kelas Reguler

Tujuan merupakan sesuatu atau hasil yang diinginkan setelah

melakukan suatu kegiatan. Adapun tujuan adanya Kelas Reguler

adalah sebagai berikut:

a. Mengurangi keragaman kecepatan belajar dari peserta didik agar

mencapai suatu tingkat pencapaian kompetensi.

b. Mencapai tujuan intruksional yang telah ditetapkan sesuai dengan

kurikulum yang berlaku dan bersifat sama untuk semua murid.

c. Memberikan pelajaran secara regular bagi mata pelajaran yang

dipelajari.75

3. Kurikulum Kelas Reguler

Kurikulum merupakan bagian penting dalam dunia pendidikan.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) Tentang

Standar Nasional Pendidikan Nomor 32 Tahun 2013 menyebutkan

73Teknologi Informasi BK, “Pendidikan Reguler”,

http://bk13084.blogspot.com/2015/01/pendidikan-reguler_1.html?m=1 diakses pada

tanggal 22 Mei 2019

74

Teknologi Informasi BK, “Pendidikan Reguler”,

http://bk13084.blogspot.com/2015/01/pendidikan-reguler_1.html?m=1 diakses pada

tanggal 22 Mei 2019

75

Teknologi Informasi BK, “Pendidikan Reguler”,

http://bk13084.blogspot.com/2015/01/pendidikan-reguler_1.html?m=1 diakses pada

tanggal 22 Mei 2019

Page 81: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

58

bahwa pengertian “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”76

Kurikulum program yang digunakan pada kelas regular adalah

kurikulum yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP)

Tentang Standar Nasional Pendidikan Nomor 32 Tahun 2013. Berikut

Struktur Kurikulum SD/MI, SDLB atau bentuk lain yang sederajat

terdiri atas muatan:

a. Pendidikan agama

b. Pendidikan kewarganegaraan

c. Bahasa

d. Matematika

e. Ilmu pengetahuan alam

f. Ilmu pengetahuan social

g. Seni dan budaya

h. Pendidikan jasmani dan olahraga

i. Keterampilan/kejuruan, dan

j. Muatan lokal77

4. Kelebihan dan Kekurangan Kelas Reguler

a. Kelebihan Kelas Reguler

1) Tidak direpotkan dengan seleksi untuk masuk pada kelas

regular.

2) Kelas regular dilaksanakan sesuai kurikulum nasional yang

berlaku.

76 Pemerintah, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) Tentang Standar

Nasional Pendidikan, Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013

77

Pemerintah, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) Tentang Standar

Nasional Pendidikan, Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013

Page 82: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

59

3) Di dalam kelas semua peserta didik diberikan perlakuan yang

sama.

b. Kekurangan Kelas Reguler

1) Kurang fokus pada dwibahasa.

2) Waktu kelulusan harus disesuikan dengan peraturan yang

telah ditetapkan, tidak bisa mempercepat waktu lulus

pendidikan seperti kelas akselerasi.78

78

Teknologi Informasi BK, “Pendidikan Reguler”,

http://bk13084.blogspot.com/2015/01/pendidikan-reguler_1.html?m=1 diakses pada

tanggal 30 Agustus 2019.

Page 83: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

60

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry),

menghimpun data, mengadakan pengukuran, analisis, sintesis,

membandingkan, mencari hubungan, menafsirkan hal-hal yang yang bersifat

teka-teki. Sedangkan metode penelitian menurut Nana Syaodih Sukmadinata,

adalah Rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari

oleh ansumsi-ansumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis,

pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.1

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1

Kota Tangerang Selatan berada di Jalan Dewi Sartika Gg. Masjid Ar-

Riyadh Cipayung, Ciputat, Kota Tangerang Selatan Banten. Penentuan

lokasi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa sepengetahuan penulis,

masalah yang berhubungan dengan implementasi pembelajaran BTQ

pada kelas V bilingual dan regular belum pernah diteliti disekolah ini.

Disamping itu, keinginan penulis untuk memberikan sumbangsih kepada

sekolah ini sebagai tempat penulis PPKT.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada 1 April 2019 sampai 31 Juli

2019 untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh penulis dengan

beberapa tahapan. Pada tanggal 1 April 2019 hari senin, penulis

mengantar surat permohonan izin kepada ibu kepala sekolah untuk

melaksanakan penelitian di MIN 1 Kota Tangerang Selatan dengan

1Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2005), hal. 52

Page 84: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

61

meneliti implementasi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) pada

kelas V bilingual dan regular.

Kemudian penulis melanjutkan penelitian pada hari Rabu, tanggal

24 April 2019, penulis mewawancarai guru BTQ kelas V bilingual,

tentang bagaimana pembelajaran BTQ pada kelas V bilingual dan

regular. Karena peneliti belum mendapatkan data yang lengkap, maka

penulis melakukan penelitian kembali pada tanggal 25 April 2019, hari

Kamis untuk mewawancarai guru BTQ kelas 5A dan 5B tentang

bagaimana pembelajaran BTQ pada kelas tersebut.

Pada hari Jum`at, tanggal 26 April 2019, penulis ikut masuk dalam

kelas V bilingual guna untuk mengamati proses pembelajaran BTQ,

dokumentasi serta mengambil dokumen-dokumen yang diperlukan,

seperti nilai-nilai BTQ dll. sedangkan pada kelas V reguler penulis

melakukan pengamatan dalam kelas pada hari selasa tanggal 29 April

2019.

Kemudian pada hari Senin, tanggal 15 Juli penulis bertemu Kepala

Madrasah, Wakil Kepala Madrasa bidang Kurikulum, siswa-siwi kelas

V untuk melakukan wawancara.

B. Metode Penelitian

Menurut McMillan dan Schumacher membedakan dua macam metode

penelitian, yakni metode kuantitatif dan metode kualitatif dengan bermacam-

macam cara pendekatannya masing-masing. Namun pada penelitian ini,

peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

Menurut Bodgan dan Taylor dalam buku Metodologi penelitian

menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku

Page 85: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

62

orang-orang yang diamati.2 Sedangkan penelitian deskriptif adalah suatu

metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-

fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau.3

Adapun tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami

fenomena atau gejala social dengan cara memberikan pemaparan berupa

gambaran yang jelas tentang fenomena atau gejala social tersebut dalam

bentuk rangkaian kata yang akhirnya akan menghasilkan sebuah teori.4

Melalui metode ini, peneliti memaparkan, menggambarkan, dan

menganalisis secara kritis serta objektif mengenai implementasi

pembelajaran baca tulis Al-Qur`an (BTQ) pada kelas V bilingual dan regular

di MIN 1 Kota Tangerang Selatan.

C. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan kualitatif merupakan salah satu pendekatan yang secara

premier menggunakan paradigma pengetahuan dari pengalaman berdasarkan

pandangan kontruktivis (seperti makna jamak dari pengalaman individual,

makna yang secara social dan historis dibangun dengan maksud

mengembangkan suatu teori atau pola) atau pandangan

advokasi/partisipatori (seperti, orientasi politik, isu, kolaboratif atau bisa

juga orientasi perubahan). Pendekatan ini menggunakan strategi, penelitian

naratif, fenomelonogis, etnografis, studi grounded theory, atau studi kasus

peneliti mengumpulkan data penting secara terbuka terutama dimaksudkan

untuk mengembangkan tema-tema dari data.5

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus yakni

dengan tujuan berusaha menemukan makna, menyelidiki proses, serta

2Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014),

Cet. 1, hal. 19 3Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,..., hal. 54

4Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian,..., Cet. 1, hal. 20

5Emzir, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2008), hal. 28

Page 86: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

63

memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam dari individu,

kelompok atau situasi tertentu. Data studi kasus diperoleh dengan

wawancara, observasi, dokumentasi, dan mempelajari beberapa dokumen

yang terkait dengan topik yang diteliti.

D. Sumber Penelitian

Pengumpulan data dapat dilakukan setting, berbagai sumber, dan

berbagai cara. Jika dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data

dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer

adalah sumber yang data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

data, sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung mem

berikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat

dokumen.6

Purposive subjek penelitian sebanyak 11 orang, terdiri atas:

1. Kepala Sekolah MIN 1 Kota Tangerang Selatan.

2. Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum MIN 1 Kota Tangerang

Selatan.

3. Guru BTQ kelas V bilingual.

4. Guru BTQ kelas V A regular.

5. Guru BTQ kelas V B regular.

6. Siswa kelas V bilingual yang berjumlah 28 siswa.

7. Siswa kelas V A regular yang berjumlah 39 siswa.

8. Siswa kelas V B regular yang berjumlah 39 siswa.

Namun yang diteliti secara mendalam setiap kelas dua siswa

berdasarkan hasil penilaian pembelajaran BTQ

Selain data di atas penulis juga mengambil data tertulis yaitu berupa

sumber-sumber pustaka tentang pembelajaran baca tulis Al-Qur`an (BTQ),

6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,

2015), hal. 193

Page 87: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

64

serta data-data yang diperlukan meliputi data arsip, foto, dokumen nilai

BTQ, dan website MIN 1 Kota Tangerang Selatan dan lain-lain.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah berbagai cara yang digunakan untuk

menghimpun, mengambil atau menyaring data penelitian.7 Menurut Soehardi

Sigit, ada tiga teknik yang biasanya digunakan dalam penelitian kualitatif,

ialah pemantauan (observation), wawancara (interview), dan analisis

dokumen (analisis dokumen).8

Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini, penulis

menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap

kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dapat dilakukan dengan

dua cara yaitu:

a. Observasi partisipatif (participatory observation)

Pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung,

pengamat ikut sebagai peserta dalam kegiatan tersebut.

b. Observasi non partisipasi (nonparticipatory observation)

Pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan

mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan tersebut.9

Peneliti dalam kegiatan observasi ini, termasuk pada observasi non

partisipasi (nonparticipatory observation) yakni peneliti hanya

mengamati proses pembelajaran BTQ mulai dari pembukaan, kegiatan

inti, dan penutup pada kelas V bilingual, kelas V A regular, dan kelas V

7Suwartono, Dasar-dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Andi, 2014), hal. 41

8Prasetyo Irawan dkk, Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), Hal.

8.8 9Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,..., Hal. 220

Page 88: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

65

B regular, tidak sebagai peserta atau ikut berpartisipasi dalam

pembelajaran di kelas tersebut.

Observasi tidak hanya dilakukan sekali tetapi berulang kali, penulis

melakukan pengamatan terhadap obyek yang akan diteliti bersamaan

dengan dilakukannya Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) yaitu

pada bulan Februari sampai bulan Juli 2019.

Hal ini penulis melakukan pengamatan terhadap implementasi

pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) pada kelas V bilingual dan

kelas V reguler

2. Wawancara

Wawancara banyak digunakan dalam penelitian kualitatif, bisa

disebut juga sebagai teknik pengumpulan data utama. Wawancara

dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka baik secara

individual maupun kelompok, dengan tujuan untuk menghimpun data

yang dibutuhkan.10

Terdapat tiga jenis wawancara yaitu:

a. Wawancara terstruktur

Biasanya terdiri dari seperangkat pertanyaan yang dapat dijawab

dengan jawaban iya atau tidak, atau dengan memilih satu jawaban

pilihan. Pada wawancara seperti ini kita tidak dapat memperoleh

jawaban yang mendalam.

b. Wawancara semi terstuktur

Biasanya terdiri dari seperangkat pertanyaan yang kemudian

diperdalam dengan menggunakan pertanyaan setengah terbuka.

c. Wawancara tidak terstruktur

Dilakukan untuk menanyakan pendapat atau komentar

responden tentang suatu topik sesuai tujuan wawancara. Wawancara

10

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, ..., hal. 216

Page 89: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

66

semacam ini dilaksanakan jika informasi yang dibutuhkan sulit

diperoleh dari responden yang kita wawancarai.11

Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara jenis semi

terstruktur yaitu seperangkat pertanyaan yang kemudian diperdalam

dengan menggunakan pertanyaan setengah terbuka. Penulis melakukan

wawancara dengan sebelas orang, yaitu: Kepala sekolah, Wakil Kepala

Sekolah Bidang Kurikulum, Guru BTQ Kelas V Bilingual, Guru BTQ

Kelas V A Reguler, Guru BTQ Kelas V B Reguler, dua siswa dari Kelas

Bilingual, yakni Luviana Kanisha dan Lanang Tegar Ryanto, dua siswa

dari Kelas V A Reguler, yakni Raisya Nur Ilmi dan Della Camelia, serta

dua siswi Kelas V B Reguler yani Sabrina Hafsah Kamilia dan Zulaika

Renu A.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Wawancara

No. Fokus Penelitian Indikator

1. Dasar dan Tujuan a. Latar belakang berdirinya MIN 1

Kota Tangerang Selatan.

b. Dasar diadakannya pembelajaran

Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ).

c. Alokasi Waktu

2. Implementasi

Pembelajaran Baca

Tulis Al-Qur`an

(BTQ) pada Kelas

VBilingual dan

Reguler

a. Metode yang di gunakan pada

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an

(BTQ) pada Kelas V Bilingual dan

Reguler.

b. Pelaksanaan kegiatan Pembelajaran

Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) pada

11

Prasetyo Irawan dkk, Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), Hal.

6.22

Page 90: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

67

Kelas V Bilingual dan Reguler.

c. Teknik Evaluasi untuk mengukur

keberhasilan Pembelajaran Baca

Tulis Al-Qur`an pada Kelas V

Bilingual dan Reguler.

3. Dokumentasi

Cara lain untuk memperoleh data dari responden adalah

menggunakan teknik dokumentasi. Pada teknik ini, peneliti

dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber

tertulis atau dokumen yang ada pada responden.12

Dokumentasi adalah

suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis

dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.13

Metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh data berupa nilai

BTQ pada kelas V bilingual, kelas V A regular, dan kelas V B regular,

profil sekolah, dan foto kelas, foto dengan narasumber wawancara dan

foto pada saat pembelajaran BTQ berlangsung pada kelas V bilingual,

kelas V A regular dan kelas V B regular MIN 1 Kota Tangerang Selatan.

4. Triangulasi Data

Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau pembending terhadap data tersebut.14

Triangulasi

dibedakan menjadi tiga macam yaitu triangulasi sumber, waktu dan

teknik.

12

Sukardi, Ph.D., Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012),

Hal. 81 13

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,... Hal. 221 14

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2009), hal. 330

Page 91: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

68

Dalam penelitian ini penulis menggunakan berbagai jenis sumber

data dan bukti dari situasi yang berbeda. Dengan demikian sumber yang

diambil dari triangulasi data tersebut adalah data-data yang dikumpulkan

dari informan yang berbeda-beda diantaranya Guru Baca Tulis Al-

Qur`an (BTQ) kelas V bilingual, guru BTQ kelas V A regular, guru

BTQ kelas V B regular, Kepala Madrasah, Wakil kepala madrasah

bidang kurikulum, dan perwakilan siswa/siswi dari kelas V bilingual,

kelas V A regular dan kelas V B regula MIN 1 Kota Tangerang Selatan.

Pada triangulasi teknik, penulis melakukan triangulasi dengan cara

mengumpulkan data-data melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi pada waktu yang berbeda. Kemudian membandingkan

hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang berkaitan tentang

implementasi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) di MIN 1 Kota

Tangerang Selatan. Sedangkan triangulasi waktu dilakukan dua waktu

yakni pagi dan siang.

F. Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, maka langkah berikutnya adalah

pengolahan dan analisis data. Analisis data. Metode analisis data yang

digunakan peneliti adalah metode analisis kualitatif, analisis kualitatif adalah

analisis yang datanya bukan merupakan angka-angka, penarikan

kesimpulannya merupakan hasil penelaahan seluruh data-data yang ada,

seperti dari pengamatan, hasil wawancara, dokumen dan sebagainya. Data

yang ada berbentuk uraian dan dikaitkan dengan data yang lainnya untuk

mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran.15

Analisis data pada penelitian ini merupakan analisis data kualitatif

deskriptif, yaitu menganalisis dan mengkaji fakta secara sistematik sehingga

dapat lebih muda dipahami dan disimpulkan. Pelaksanaan analisis data pada

15Prasetyo Irawan dkk, Metode Penelitian, ...,Hal. 8.29

Page 92: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

69

penelitian jenis ini dapat ditempuh dengan melakukan kegiatan reduksi data,

penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi.

1. Reduksi data (reduction data)

Data yang didapat penulis dari lapangan jumlahnya cukup banyak,

oleh karena itu penulis perlu mencatat secara rinci dan teliti. Untuk itu

penulis perlu melakukan analisis data melalui reduksi data. Reduksi data

adalah suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data yang muncul dari

catatan-catatan tertulis dilapangan. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran data yang lebih jelas dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

Data dalam penelitian ini berupa data hasil observasi dan catatan

lapangan tentang pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) seperti

hasil nilai BTQ pada kelas V bilingual dan regular serta data tambahan

dari kegaiatan wawancara dengan Guru BTQ kelas V bilingual, guru

BTQ kelas V A regular, guru BTQ kelas V B regular, kepala madrasah,

wakil kepala madrasah bidang kurikulum, perwakilan dua anak pada

setiap kelas V serta dokumen yang ada di MIN 1 Kota Tangerang

Selatan seperti sejarah madrasah, profil madrasah, sarana dan prasarana

dll.

2. Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian

data, yang dimaksud penyajian data adalah informasi yang tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan yang bersifat kognitif, yaitu menyederhanakan informasi yang

Page 93: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

70

kompleks kedalam bentuk kesatuan yang disederhanakan dan selektif

dan konfigurasi yang mudah dipahami.16

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan dan hubungan antar kategori yang

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif.17

Data yang disajikan pada penelitian ini adalah data yang

berhubungan dengan implementasi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an

(BTQ) pada kelas V bilingual dan kelas V A& B regular.

3. Penarikan kesimpulan (verification)

Langkah selanjutnya setelah adanya reduksi data dan penyajian data

adalah penarikan kesimpulan (verification). Data yang sudah direduksi

dan disajikan secara sistematis akan disimpulkan sementara (simpulan

tahap awal), yakni kesimpulan yang masih kurang jelas, perlu

diverifikasi dan masih dapat diuji kembali dengan data lapangan dengan

cara merefleksikan kembali.

Namun apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penulis kembali

ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel. Agar kesimpulan tidak diragukan,

maka dalam tahap analisis kesimpulan tersebut harus diverifikasi.18

16

Mahew B. Miles dan A. Michael Hiberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: UI

Press, 1992), Hal. 18-19 17

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,..., hal. 94 18

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kualitatif dan Kuantitatif),

(Jakarta: GP Press, 2009), hal. 222

Page 94: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

71

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Obyek Penelitian

1. Sejarah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Tangerang

Selatan

a. Sekilas Sejarah Berdirinya MIN 1 Kota Tangerang Selatan

Madrasah yang merupakan salah satu lembaga pendidikan

Islam, memiliki kiprah panjang dalam dunia pendidikan di

Indonesia. Pendidikan madrasah merupakan bagian dari pendidikan

nasional yang memiliki kontribusi tidak kecil dalam pembangunan

pendidikan nasional atau kebijakan pendidikan nasional. Madrasah

telah memberikan sumbangan yang sangat signifikan dalam proses

pencerdasan masyarakat dan bangsa, khususnya dalam konteks

perluasan akses dan pemerataan pendidikan. Dengan biaya yang

relatif murah dan distribusi lembaga yang menjangkau daerah-

daerah terpencil, madrasah membuka akses atau kesempatan yang

lebih bagi masyarakat miskin dan marginal untuk mendapatkan

pelayanan pendidikan.

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Ciputat secara legal berdiri pada

tahun 1991 setelah Departemen Agama Kabupaten Tangerang

mengeluarkan surat izin penegeriannya. Sebelum menjadi

Madrasah Negeri, Madrasah ini bernama Madrasah Ibtidaiyah Daar

el-Maghfiroh yang berdiri pada tahun 1983 di bawah naungan

yayasan Pendidikan Islam Darul Maghfiroh. Selain mendirikan

Madrasah Ibtidaiyah yayasan pendidikan Daar Al-Maghfiroh juga

mendirikan madrasah Diniyah dan Madrasah Tsanawiyah dimana

lokasi ketiga lembaga pendidikan tersebut berada dalam satu atap.

Page 95: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

72

Sejarah pertumbuhan dan perkembangan madrasah Daar El-

Maghfiroh pada awal berdirinya hampir sama dengan beberapa

sejarah perkembanagn madrasah pada umumnya di Indonesia

dimana tidak dapat dipisahkan dari perkembangan aspek kehidupan

masyarakatnya, yaitu dilatarbelakangi oleh keinginan untuk

mengembangkan secara berimbang antara ilmu agama dengan ilmu

pengetahuan umum dikalangan umat Islam pada umumnya dan

masyarakat di wilayah ciputat pada umumnya.

Secara historis berdirinya madrasah ibtidaiyah yang berada di

bawah naungan yayasan Daar el-Maghfiroh dilatar belakangi oleh

keinginan seluruh pengurus yayasan dan tokoh-tokoh masyarakat

desa Cimanggis kelurahan Cipayung untuk mengembangkan

dakwah dan syiar agama Islam serta internalisasi dan transformasi

nilai-nilai Islam pada masyarakat dimana lembaga tersebut berdiri.

Dengan segenap usaha dan upaya yang dilakukan, keberadaan

madrasah ibtidaiyah Dar el-Maghfiroh selama beberapa tahun

memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam usaha

mengembangkan ilmu pengetahuan, akhlakul mulia, dan

keterampilan sesuai dengan tujuan awal para pendiri yayasan ini

yaitu untuk memperdalam ilmu pengetahuan agama, (tafaqquh

fiddin), ilmu pengetahuan umum (al-ulum al’ammah), akhlak mulia

(akhlakul karimah), serta keterampilan bagi seluruh peserta didik

yang menimba ilmu di seluruh lembaga pendidikan di bawah

naungan yayasan Daar el-Maghfiroh.

Dari sisi manajemen pengelolaan yayasan Dar El-Magfiroh

mengunakan sistem manajemen modern dimana penempatan

sumber daya manusia dalam tugas dan fungsinya didasarkan pada

kemampuan dan kapasitas masing-masing yang sering disebut

Page 96: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

73

dengan istilah the right man on the right place dengan demikian

sistem tata kelola yayasan dinilai sangat bagus contohnya pengurus

yang memiliki kapasitas dan yang berprofesi sebagai tenaga

pendidikan diberikan tugas mengelola bagaimana proses

kependidikan berjalan dengan baik, seseorang yang berprofesi

sebagai pejabat publik di lembaga pemerintah yang memiliki akses

untuk bisa mengkomunikasikan dan memperkenalkan program

yayasan ke khalayak publik diberi tugas sebagai kepala humas dan

bendahara yayasan agar sistem fund rising bisa berjalan dengan

baik dan cepat, kemudian pengurus yang memiiki profesi sebagai

pejabat pemerintah di bidang pelayanan masyarakat juga diberi

wewenang mengurus segala sesuatu yang bersifat perizinan,

legalitas yayasan, serta hal-hal yang berkaitan dengan legalitas

formal dan perundang-undangan.

Pada dekade tahun 1980 sampai 1988 merupakan masa puncak

kejayaan yayasan Dar el-Maghfiroh. Pada masa ini kemajuan yang

dicapai tidak hanya dalam bidang akademik tetapi juga kemajuan di

bidang non akademik seperti kemajuan dalam bidang seni dan olah

raga, pengembangan ekonomi melalui kegiatan koperasi sekolah,

pembinaan terhadap masyarakat di lingkungan sekitar serta

perkembangan jumlah peserta didiknya dari segi kualitas dan

kwantitasnya. Kemajuan yang dicapai tentunya tidak terlepas dari

peran serta masyarakat dan kerja keras seluruh pengurus yayasan

yang didasari oleh keikhlasan dan niat hanya karena Allah.

Beberapa nama yang perlu dicatata dalam sejarah berdirinya

madrasah Ibtidaiyah Dar el-Maghfiroh adalah H. Rahmatullah, H.

Anwar Noor, Hj Muniroh, H. Abdul Munir, H. Abdul Karim Amri,

Page 97: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

74

H. Abdul Halim, H. Rahmat Matias, dan Dr. Said Agil Al-

Munawwar.

Kemajuan yang telah dicapai oleh yayasan dalam berbagai

bidang, ternyata tidak mampu bertahan lebih lama. Dekade tahun

1989 sampai tahun 1998 merupakan masa kemunduran yayasan

yang ditandai oleh penyerahan Madrasah Ibtidaiyah Dar el-

Maghfiroh kepada pemerintah sehingga menjadi madrasah

Ibtidaiyah Negeri Ciputat pada tahun 1991 serta ditutupnya

Madrasah Tsanawiyah Dar el-Maghfiroh pada tahun 1998. Oleh

karenanya lembaga pendidikan formal yang ada hingga kini hanya

tinggal Madrasah Diniyyah Dar el-Maghfiroh dan itupun berjalan

apa adanya dan tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

pemerintah. Beberapa faktor yang melatar belakangi kemunduran

yayasan adalah adanya perbedaan persepsi diantara pengurus

yayasan dalam sistem tata kelola yang ada, adanya motif pribadi

diantara anggota yayasan yang tidak lagi sejalan dengan tujuan dan

khittah awal berdirinya yayasan serta ketidak mampuan yayasan

dalm merespon dinamika dan perkembangan kehidupan dan

kebutuhan masyarakat yang begitu cepat dalam menghadapi

kehidupan global.

b. Sejarah MIN Ciputat

Secara legal formal MIN Ciputat berdirinya pada tahun 1991

setelah yayasan Dar el-Maghfiroh menyerahkan dan menghibahkan

Madrasah Ibtidaiyah Dar el-Maghfiroh kepada negara dalam hal ini

Departemen Agama (sekarang Kementerian Agama) Kabupaten

Tangerang Provinsi Banten. Saat ini MIN Ciputat memiliki peserta

didik sejumlah ( Ratus ). Pada tahun 2009 MIN Ciputat membuka

program kelas Bilingual dengan tujuan untuk lebih memaksimalkan

Page 98: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

75

pelayanan prima kepada masyarakat serta menyediakan program-

program unggulan dalam bidang bahasa Inggris dengan harapan out

put yang diperoleh memiliki komptetensi yang lebih dalam bidang

bahasa Inggris di banding madrasah dan sekolah yang ada yang

sejenis.

Dalam perkembangannya program kelas bilingual sangat

diminati oleh masyarakat oleh msyarakat dari segala lapis dan

profesi yang dimilikinya. Animo msayarakat untuk memasukkan

putra-putrinya di kelas bilingual dilatar belakangi oleh keinginan

masyarakat agar putra-putrinya memiliki pengetahuan yang agama

yang bagus di satu sisi serta pengetahuan umum termasauk

kemampuan bahasa Inggris di sisi lain. Untuk dapat memberikan

penjaminan murtu yang konsisten MIN Ciputat menggunakan

program Cambride International untuk konten materi, pelatihan

guru, serta tes international untuk peserta didiknya.

c. Perubahan nama menjadi MIN 1 Kota Tangerang Selatan

Pada Tanggal 18 November 2015 MIN Ciputat berubah

namanya menjadi MIN 1 Kota Tangerang Selatan sesuai dengan

Keputusan Menteri Agama RI Nomor 371 Tahun 2015 tentang

Perubahan Nama Madrasah Aliyah Negeri, Madrasah Tsanawiyah

Negeri, dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri di Provinsi Banten.

2. Profil Madrasah

a. Nama Madrasah : MI Negeri 1 Kota

Tangerang Selatan

b. No. Statistik Madrasah (NSM) Lama : 111 1 28 03 0001

No. Statistik Madrasah (NSM) Baru : 1111 3674 0001

NPSN : 60721448

c. Akreditasi Madrasah : A

Page 99: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

76

d. Alamat Lengkap Madrasah : Jl. Dewi Sartika No. 2 Gg.

Masjid Ar- Riyadh

Kecamatan : Ciputat

Kota : Tangerang Selatan

Provinsi : Banten

No. Telp : 021-74708358

E-mail : [email protected]

Website :http://minciputat.sch.id/

e. Status Madrasah : Negeri

f. NPWP Madrasah : 002263176411000

g. Tahun Berdiri : 1991

h. No. Akte Pendirian Terakhir : -

i. Kepemilikan Tanah : Pemerintah dan Menyewa

j. Status tanah : Pemerintah (Terlampir)

k. Luas tanah : 1150 m²

l. Status Bangunan : Pemerintah dan Menyewa

m. Luas Bangunan : 1026 m²

3. Visi dan Misi Madrasah

a. Visi

Terwujudnya Manusia yang cerdas, berwawasan luas, memiliki

keterampilan, mandiri dan berakhlak mulia.

b. Misi

a. Meningkatkan daya saing lulusan serta kualitas pendidikan

dengan mengacu pada standar pendidikan nasional serta

meningkatkan kualifikasi dan profesionalisme bagi tenaga

pendidik dan tenaga kependidikan lainnya melalui pelatihan-

pelatihan.

Page 100: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

77

b. Mengembangkan proses pemb elajaran yang tidak sekedar

mentransfer pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga motivasi

dan pengembangan kualitas kepribadian siswa dengan mengacu

kepada prinsip dan teori psikologis dengan penerapan strategi

pembelajaran paikem.

c. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dan

manajemen berbasis madrasah serta penguatan terhadap fungsi

dan peran komite madrasah.

d. Mengembangkan kurikulum yang berorientasi pada Standar

Nasional dan Standar Internasional dengan penguasaan Bahasa

Arab dan Bahasa Inggris serta penguasaan terhadap teknologi

informasi dan komunikasi.

e. Menanamkan nilai-nilai aqidah, syariah dan akhlakul karimah

sebagai basis bagi segenap aspek kehidupan dengan

mengembangkan program tahfidz, tartil dan tahsinul qur’an

serta praktek ibadah.

4. Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah

Tabel 4.1

Guru Dan Tenaga Kependidikan Madrasah

No NIP Nama Pelajaran Jabatan

1. 1964082819910

32003

Dra. Hj. Ratu

Rohimah, M.Pd.

Kepala Madrasah Kepala

Madrasah

2. 1962090219920

3200

Nurhayati, S.Pd.I Guru Kelas Guru

Kelas

3. 1970010819920

32001

Siti Nurdiyah Soleha,

S.Pd.I

Guru Kelas Guru

Kelas

Page 101: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

78

4. 1970011619950

3200

Neti Sumiati, S.Pd.I Guru Kelas Guru

Kelas

5. 1977021619970

3100

Bajrus Zaman, S.Pd Guru Kelas Guru

Kelas

6. 1966020819990

32001

Catur Warni Sri

Hariyanti, S.P

Guru Kelas Guru

Kelas

7. 1966022619990

32001

Sugiyah, S.Pd Guru Kelas Guru

Kelas

8. 1972042219990

32003

Siti Maria Ulfa, A.Ma Guru Kelas Guru

Kelas

9. 1970070320000

32002

Hamidah, S.Pd.I Guru Kelas Guru

Kelas

10. 1967050320070

12033

Catur Galuh

Ratnagung, M.Pd

Guru Kelas Guru

Kelas

11. 1975070220091

22002

Nuryani Kamilah,

S.Ag

Guru PAI Guru PAI

12. 1975092420031

21002

Edi Sutrisno, S.Pd Guru Kelas Guru

Kelas

13. 1981083120070

12012

Halimatus Sadiyah,

S.Pd.I

Guru Kelas Guru

Kelas

14. 1965012520070

11023

Awang Anwarudin,

S.Pd.I

Guru PJOK Guru

PJOK

15. 1981120820050

1200

Uhanah, S.Pd Guru Kelas Guru

Kelas

Page 102: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

79

16. 1972040920050

11006

Purwo Prihanto, S.Pd. Guru Kelas Guru

Kelas

17. 1972102919980

31003

Ahmad Muniri, S.Ag Guru Kelas Guru

Kelas

18. 1111367400012

30001

Drs. H. Syukria Guru PAI Guru PAI

19. 1111367400012

30002

Tati Suryati, S.Pd.I Guru Kelas Guru

Kelas

20. 1111367400010

10003

Dadah, S.Pd.I Guru PAI Guru PAI

21. 1111367400012

30004

Dahliatul Pitriawati,

S.Sos

Guru Kelas Guru

Kelas

22. 1111367400010

80005

Chahli Mawardi,

A.Md

Guru Kelas Guru

Kelas

23. 1111367400012

30006

Siti Aisah, S.Pd.I Guru Kelas Guru

Kelas

24. 1111367400010

80008

Ismail Guru B. Arab Guru B.

Arab

25. 1111367400012

30007

Dra. Nani Marhamah Guru Kelas Guru

Kelas

26. 1111367400010

10010

Toto Priyanto, S.Pd.I Guru PAI Guru PAI

27. 1111367400010

90011

Dewi Yanti, S.Pd Guru B. Inggris Guru B.

Inggris

28. 1111367400010

90012

Alifah, S.Pd Guru B. Inggris Guru B.

Inggris

Page 103: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

80

29. 1111367400010

10013

Khamjah, SH.I Guru PAI Guru PAI

30. 1111367400010

90014

Devi Kurniawati, S.Pd

Guru B. Inggris Guru B.

Inggris

31. 1111367400010

90015

Andiek Mahrus Ali,

S.Hum

Guru B. Inggris Guru B.

Inggris

32. 1111367400012

30016

Umi Kulsum, S.Ag. Guru Kelas Guru

Kelas

33. 1111367400010

90017

Siti Widanastuti, S.Ip. Guru B. Inggris

Guru B.

Inggris

34. 1111367400010

90018

Wulantri

Septiningrum, S.Pd

Guru B. Inggris

Guru B.

Inggris

35. 1111367400010

90024

Uswatun Hasanah,

S.Pd.

Guru B. Inggris

Guru B.

Inggris

36. 1111367400013

30023

Desi Dwiyanti Guru Kelas Guru

Kelas

37. 1962061619910

32001

Hj. Yuliarni Staf TU Staf TU

38. 1968052920021

21003

Abdul Khair, SE Staf TU Staf TU

39. 1111367400012

80009

Asep Supriyadi,S.PdI Staf TU Staf TU

Page 104: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

81

40. 1111367400013

30019

Kenedy Staf Pramubakti Staf

Pramubakt

i

41. 1111367400013

30021

Sandi Gunawan Staf Pramubakti Staf

Pramubakt

i

42. 1111367400013

30023

Irfan Staf

Pramubakt

i

43. 1111367400013

30024

Lukny Staf

Pramubakt

i

5. Sarana dan Prasana Madrasah

Keadaan sarana dan prasarana MIN 1 Kota Tangsel terdiri dari 19

ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang LAB IPA, 1 ruang LAB

Komputer, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang Guru, 1 ruang UKS, 1

ruang Tata Usaha, 2 Toilet Guru, 4 Toilet Siswa, 1 Lapangan Olahraga,

1 ruang Guru PAI, 1 Tempat Ibadah/Masjid, dan 1 Gudang.

Tabel 4.2

Sarana dan Prasaran Madrasah

No. Nama Keterangan Jumlah

Baik Sedang Rusak

1. Ruang Kelas 19 - - 19

Page 105: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

82

2. R. Perpustakaan 1 - - 1

3. R. LAB. IPA 1 - - 1

4. R. LAB. Komputer 1 - - 1

5. R. Kepala Madrasah 1 - - 1

6. R. Guru 1 - - 1

7. R. UKS 1 - - 1

8. R. Tata Usaha 1 - - 1

9. Toilet Guru 1 - 1 2

10. Toilet Siswa 4 - - 4

11. Lapangan Olahraga 1 - - 1

12. R. Guru PAI 1 - - 1

13. Tempat

Ibadah/Masjid

1 - - 1

14. Aula - - - -

15. Gudang 1 - - 1

16. R. Sirkulasi - - - -

17. R. Organisasi

Kesiswaan

- - - -

18. Ruang Lainnya - - - -

6. Siswa Madrasah

Tabel 4.3

Siswa Madrasah

NO. KELAS JUMLAH SISWA

1. 1 Reguler dan Bilingual 131 siswa

2. 2 Reguler dan Bilingual 108 siswa

Page 106: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

83

3. 3 Reguler dan Bilingual 105 siswa

4. 4 Reguler dan Bilingual 131 siswa

5. 5 Reguler dan Bilingual 105 siswa

6. 6 Reguler dan Bilingual 68 siswa

JUMLAH 648 siswa

Dari tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa jumlah siswa MIN

1 Kota Tangerang Selatan pada tahun ajaran 2018/2019 adalah terdiri

dari jumlah siswa laki-laki 296 dan jumlah siswa perempuan 352, jadi

jumlah keseluruhan adalah 648 siswa.

7. Kurikulum Madrasah

MIN 1 Kota Tangerang Selatan menggunakan pedoman Keputusan

Menteri Agama nomor 165 Tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum

Madrasah 2013. Namun Alokasi jam pada pembelajaran berbeda dengan

juklak pada penerapan Kurikulum 2013, yang disesuaikan dengan

kebutuhan siswa MIN 1 Kota Tangerang Selatan.

a. Materi Pokok

Tabel 4.4

Kurikulum Madrasah

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU BELAJAR PER-

MINGGU

I II III IV V VI

1. AL-Qur`an Hadits 2 2 2 2 2 2

2. Aqidah Akhlak 2 2 2 2 2 2

3. SKI 2 2 2 2 2 2

4. Fiqih 2 2 2 2

5. B. Arab 5 5 6 5 5 5

Page 107: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

84

6. PPKN 8 9 10 7 7 7

7. B. Indonesia 2 2 2 2 2 2

8. Matematika 5 6 6 6 6 6

9. IPA 3 3 3

10. IPS 3 3 3

11. SBDP 4 4 4 5 5 5

12. Penjaskes 4 4 4 4 4 4

13. B. Inggris 2 2 2 2 2 2

Jumlah Alokasi Per-

minggu

34 36 40 40 40 40

b. Materi Lokal, meliputi :

1) Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ)

2) Hafalan Al-Qur`an (Tahfidz)

3) B. Inggris

4) B. Arab

5) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

c. Pengembangan Diri, meliputi:

1) English Morning

2) Arabic Morning

3) Pramuka

d. Pembiasaan, meliputi:

1) Sholat Dhuha berjama’ah

2) Sholat Dzuhur berjama’ah

3) Dzikir sesudah sholat

e. Kegiatan Kurikuler, meliputi:

Page 108: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

85

Salah satu unggulan MIN 1 Kota Tangerang Selatan adalah

program TAHFIDZ. Program ini mewajibkan siswa untuk hafal Al-

Quran JUZ 30. Siswa diharapkan hafal dengan target sebagai

berikut :

KELAS I : Surat An-Naas s.d Al-Zalzalah

KELAS II : Surat Al-Bayinah s.d Asy-Syam

KELAS III : Surat Asy-Syam s.d Al-Buruuj

KELAS IV : Surat Al-Insyqoq s.d At-Takwir

KELAS V : Surat abasa s.d An-Nabaa

KELAS VI : Surat-surat Pilihan

f. Kegiatan Ekstrakurikuler, meliputi:

1) Seni Marawis

2) Pidato

3) Tahfidzul Qur`an

4) Qira`ati

5) Futsal

6) Sepak Bola

8. Prestasi Madrasah

Juara III Lomba Mini Soccer Tingkat SD Se-Jabodetabek di SDIT

Al-Syukro Kota Tangerang Selatan

Juara III AKSIOMA Cabang Pidato Bahasa Indonesia Putri MI Se-

Kota Tangerang Selatan

Juara III TURNAMEN FUTSAL Tingkat SD/MI di Madrasah

Pembangunan UIN JAKARTA

Juara III PILDACIL Jabodetabek ACT di Cililitan Jakarta Timur

Juara I PILDACIL Jabodetabek di Plaza Depok

Page 109: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

86

Juara II Lomba Murottal Al-Qur`an pada Festival Tahun Baru 1434

H Tingkat SD/MI Se-TANGSEL oleh Yayasan Al-Huda Indonesia

November 2012

Juara II Lomba Tilawah Al-Qur`an pada Festival Tahun Baru 1434

H Tingkat SD/MI Se-TANGSEL oleh Yayasan Al-Huda Indonesia

November 2012

Juara II Lomba Cerdas Cermat pada Festival Tahun Baru 1434 H.

Tingkat SD/MI Se-TANGSEL oleh Yayasan Al-Huda Indonesia

November 2012

9. Aktifitas Balajar Mengajar

Di MIN 1 Kota Tangerang Selatan, terdapat program intrakurikuler,

kurikuler, dan dan juga ekstrakurikuler. Waktu belajar di MIN I Kota

Tangerang Selatan dimulai pukul 07.00 pagi hingga pukul 14.00 siang

selama 5 hari dari hari senin hingga jum`at. Setiap hari diadakan

greeting morning mulai jam 06.30 sampai jam 07.00 kemudian sholat

dhuha berjama’ah dari jam 07.00 sampai jam 07.30, untuk kelas 1-3 di

kelas masing-masing sedangkan kelas 4-6 di masjid. Setelah sholat

dhuha, kegiatan belajar mengajar dimulai, kemudian jam 12.30 sholat

dhuhur berjama’ah di Masjid untuk kelas 4-6 sedangkan kelas 1-3 di

kelas masing-masing, setelah itu mulai kegiatan belejar mengajar

kembali smpei jam 14.00.

Tabel 4.5

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MIN 1 KOTA TANGERANG

SELATAN

TAHUN AJARAN 2018/2019

No Ekskul Tempat Pembimbing Hari PUKUL KELAS

1. Futsal Lapangan

min / futsal

Awang a.

Chahli m. Sabtu

07.00 - 08.00

WIB 1 & 2

Page 110: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

87

camp 08.00 - 09.00

WIB 3 & 4

09.00 - Selesai 5

2. Seni tari Kelas

cordova Ninik Sabtu

07.00 - 08.00

WIB 1 & 2

08.15 - 09.30

WIB 3, 4 & 5

3. Pencak

silat

Halaman

masjid Yaqobi Sabtu

07.30 - 09.00

WIB 1 s.d 5

4. Taekwo

ndo

Halaman

min Ali mansyar Sabtu

07.00 - 09.00

WIB 1 s.d 5

5. Seni

lukis Kelas III a Nahuri Sabtu

07.00 - 08.00

WIB 1 s.d 3

6. Marawis Kelas II a Desi

dwiyanti Sabtu

08.00 - 09.00

WIB 3 & 4

09.00 – 10.00

WIB 5 & 6

7. Seni

music Kelas III c Taufan Sabtu

08.00 - 09.00

WIB Pianika

09.00 – 10.00

WIB

Paduan

Suara

8. Bhs.

Inggris

Kelas

andalusia Dewi yanti

Sabtu

07.00 - 08.00

WIB 1 s.d 2

Kelas

azerbaijan Devi k.

07.00 - 08.00

WIB 3 s.d 4

Kelas

Sarajevo Wulantri s.

08.00 - 09.00

WIB 5 s.d 6

9. Tahfidz

Kelas I a Toto p. Sabtu

07.00 - 08.00

WIB 1

08.00 - 09.00

WIB 2

Kelas I b Dadah Sabtu 07.00 - 08.00

WIB 3

Kelas V a Khamjah Sabtu 08.00 - Selesai 4 dan 5

Page 111: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

88

Tabel 4.6

SUSUNAN PENGURUS KOMITE MIN 1 KOTA TANGERANG

SELATAN

PERIODE 2016-2019

JABATAN NAMA KETERANGAN

Pengawas

Komite

: 1. Bpk. H. Taufiq DKM Masjid Ar-Riyadh

2. Ibu Hj. Muniroh Tokoh Masyarakat Cipayung

3. Bpk. Mahmudi Lurah Cipayung

4. Ibu Retno Pemerhati Pendidikan

Ketua Komite

: Tonih Feronika,

M.Pd.

Orang Tua Siswa

Sekretaris

: Abdul Azis

Muhlas, M.Pd.

Orang Tua Siswa

Bendahara

: 1. Euis Ernawati Orang Tua Siswa

2. Yudith Masitho Orang Tua Siswa

Anggota

: 1. Bpk. Santoso,

M.Pd

Orang Tua Siswa

2. Bpk. Ahmad

Salim

Orang Tua Siswa / Pemerhati

Pendidikan

3. Ibu Eva Fitriati Orang Tua Siswa

4. Ibu Yuyun

Wahyuni

Orang Tua Siswa

5. Ibu Susanti Orang Tua Siswa / Pemerhati

Pendidikan

6. Ibu Ella Orang Tua Siswa

7. Ibu Nurul Farida Orang Tua Siswa

Page 112: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

89

B. Menjawab Rumusan Masalah Implementasi Pembelajaran Baca Tulis

Al-Qur`an (BTQ) pada Kelas Bilingual dan Kelas Reguler (studi kasus

kelas V MIN 1 Kota Tangerang Selatan

Pada hari Senin, 1 April 2019, penulis mengantar surat permohonan izin

penelitian di MIN 1 Kota Tangerang Selatan, dalam pertemuan dengan

kepala sekolah ibu Dra. Hj. Ratu Rohimah M.Pd., dan wakil kepala sekolah

bidang kurikulum ibu Sugiyah, S.Pd., memberikan izin secara lisan kepada

penulis untuk melaksanakan penelitian ini dengan senang hati.

1. Hasil Observasi

Pada hari Rabu, 24 April 2019, penulis ke sekolah dan berjumpa

dengan guru Qira`ati bapak Toto Priyanto, S.Pd.I., untuk meminta nilai

Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) pada kelas V bilingual dengan data sebagai

berikut:

Tabel 4.7

Data Nilai Qira`ati Kelas V Bilingual Semester Ganjil Tahun

Ajaran 2018/2019

No. Nama Nilai Qira`ati

1. Ahsana Nadya Dinafa 90 A

2. Aisha Labdagawati Khaira 90 A

3. Alfillah Ahmad Amini 95 A

4. Alma Tsurayya Ramadhina 90 A

5. Aqila Fahriza Soleha 97 A

6. Bayu Ahmad Zilfakham 97 A

7. Edi Putra Pratama 90 A

8. Kaisa Fadhlillah 91 A

9. Kanami Agnia Rahmat 90 A

10. Lanang Tegar Ryanto 90 A

Page 113: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

90

11. Luviana Kallisha 90 A

12. Muhammad Aidil Hasbi Mubarok 90 A

13. Muhammad Hafidz Khairullah 95 A

14. Muhammad Hafiz Raihan Hidayat 95 A

15. Muhammad Abdurrafi 90 A

16. Muhammad Daffa Makasitagaleo 90 A

17. Muhammad Syafi’i Jamil 92 A

18. Naelan Najihatir Rohmah 95 A

19. Najad Ahmad Mujaddidi 93 A

20. Najwa Syifa Kirana Tumanggor 90 A

21. Naura Allethia Rahma 90 A

22. Nisa Azzukhruf 90 A

23. Pandu Al Ghivari Poernomo 90 A

24. Raisa Ghania Zahra 90 A

25. Shafa Sekar Arum 92 A

26. Sultan Idris Saputra 95 A

27. Zachari Muhammad 90 A

28. Zahra Keisha Abida 90 A

Jumlah 2567

Rata-rata 92 A

KKM 70

Pada hari Selasa tanggal 30 April 2019, bertemu dengan bu Anis

guru BTQ di kelas V A Reguler, untuk meminta data nilai BTQ pada

kelas V A Reguler. Dengan data sebagai berikut:

Page 114: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

91

Tabel 4.8

Data Nilai BTQ Kelas V A Reguler Semester Ganjil Tahun Ajaran

2018/2019

No. Nama Nilai BTQ

1. Ahmad Najih Al-Wafi 89 B

2. Aida Febrina Ashari 80 B

3. Asy Syifa` Nurhayati 80 B

4. Auliya Istiqomah 90 A

5. Aulya Rizka Setiawan 80 B

6. Azzam Mahdi Kalani 90 A

7. Balqis Syahadatin Hadi 90 A

8. Bassam Djamaluddin Ishaya 80 B

9. Cherly Nabila Aiman 90 A

10. Cinta Dianadira 90 A

11. Della Camelia 90 A

12. Firzi Al-Fairuz 90 A

13. Haur Zahratussita 90 A

14. Ibnu Zaki Fadhillah Hadiputro 90 A

15. Indira Fathia Wardah 85 B

16. Inez Triyani 90 A

17. Kamalia Savitri 80 B

18. Kayla Fitria 88 B

19. Meinada Syafira 88 B

20. Mochammad Raffi Pratama 85 B

21. Muhamad Arka Karyanto 80 B

22. Muhammad Alif Izzudin Alim 80 B

23. Muhammad Farid Alfarizi 80 B

Page 115: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

92

24. Muhammad Noval 85 B

25. Muhammad Rafhi Aulia 80 B

26. Muhammad Tajri Kholiddin 75 C

27. Muhammad Zindani Abdul Majid 87 B

28. Nadya Ulya Albi 80 B

29. Nurul Rahmania Putri 80 B

30. Raihan Febrian 85 B

31. Rasya Nur Ilmi 90 A

32. Ratu Aidah Basyarah 90 A

33. Revi Yusnia Alviani 75 C

34. Ryan Luthfiansyah Priono 90 A

35. Sohpani Rahid 80 B

36. Syahla Chayang Fellycia 84 B

37. Thallahani Saniyah 80 B

38. Tian Adiputra Wiguna 88 B

39. Zulfaa Nur Amalina 85 B

Jumlah 3310

Rata-rata 85 B

KKM 70

Kemudian pada hari Kamis tanggal 25 April 2019, penulis bertemu

dengan bu Dadah, S.Pd.I Guru BTQ di kelas 5 B Reguler, untuk

meminta data nilai BTQ pada kelas V B Reguler. Dengan data sebagai

berikut:

Page 116: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

93

Tabel 4.9

Data Nilai BTQ Kelas V B Reguler Semester Ganjil Tahun Ajaran

2018/2019

No. Nama Nilai BTQ

1. Aco Billah Pamoso 80 B

2. Adilia Cahayani 85 B

3. Ahmad Raffi Mahfudz Ihsanudin 75 C

4. Ajeng Kartini 90 A

5. Alief Saiful Ramadhan 80 B

6. Ananda Prandika Khaura 90 A

7. Anjani Kusuma Wardhani 85 B

8. Ardelina Ramadhani 85 B

9. Fatimah Az-Zahra Nasution 90 A

10. Hikari Aufa Rafiqi 75 C

11. Ikfinii Ilyas 90 A

12. Jane Vallery Salsabila 78 C

13. Kayla Apriliyani Syam 90 A

14. Muhammad Daffa Maulana 85 B

15. Muhammad Fadly Firanqi 80 B

16. Muhammad Farrel Zahirsyah 85 B

17. Muhammad Rizky Ramadhan 74 C

18. Nada Mahayuni Kamila 85 B

19. Nandana Faturrohman 90 A

20. Nayfa Fitria 90 A

21. Nazwa Kalyca Salsabilla 85 B

22. Nur Aisyah Adzani 75 C

23. Putri Nadya Hilwa 75 C

Page 117: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

94

24. Qhoriyazil Illmi 80 B

25. Ramadha Arya Daffandy 80 B

26. Rasya Fahri Lesmana 80 B

27. Renitha Aisya Abidah 90 A

28. Revi Aarya Wijaya 80 B

29. Risa Ayu Aprilin 80 B

30. Sabrina Hafsah Kamilia 85 B

31. Sekar Febriyanti 85 B

32. Shelya Aura Kinasih 72 C

33. Syahdan Tahiyyah Auliya 90 A

34. Vanesya Salsabila Putri Iryanto 85 B

35. Wijdan Zada Swardana 80 B

36. Xena Fortuna Ilham 85 B

37. Yoni Adfajri Sudarmawan 70 C

38. Zahra Rizma Salsabilla 68 D

39. Zuleyka Renu Anabia 70 C

Jumlah 3197

Rata-rata 82 B

KKM 70

Tabel 4.10

Daftar rata-rata nilai BTQ kelas V Semester Ganjil Tahun Ajaran

2018/2019

Kelas Nilai Rata-rata

V Bilingual 92 A

V A Reguler 85 B

V B Reguler 82 B

Page 118: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

95

Tabel 4.11

Bobot Penilaian BTQ

Nilai A (Amat Baik) 90-100

Nilai B (Baik) 80-89

Nilai C (Cukup) 70-79

Nilai D ( Kurang) 60-69

Tabel di atas dapat dilihat dengan jelas terdapat perbedaan nilai

Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) pada Kelas Bilingual dan Kelas Reguler

jika dilihat dari rata-rata nilai yang diperoleh. Selain itu, ketika penulis

melaksanakan Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) di MIN 1

Kota Tangerang Selatan, penulis menemukan perbedaan kualitas

membaca Al-Qur`an pada kelas bilingual dan kelas regular.

Oleh karena itu, penulis ingin meneliti lebih lanjut bagaimana

pembelajaran BTQ pada kelas bilingual dan kelas regular dengan judul

Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) pada Kelas

Bilingual dan Kelas Reguler menggunakan metode pengumpulan data

melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, dengan mengacu pada

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 21 Tahun 2016

tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, No. 22 Tahun

2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, dan No.

23 Tahun 2016 tentang Standar Penilian Pendidikan, serta melihat dari

beberapa pendapat dalam kajian teori pada bab II.

a. Tempat Pelaksanaan Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an

(BTQ)

Pada tahap observasi, penulis melakukan observasi di kelas V

Bilingual dan Kelas V A & B Reguler. Untuk kelas V Bilingual

Page 119: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

96

terletak di lantai I dilengkapi dengan AC, proyektor, papan tulis,

loker siswa yang terletak disamping tempat duduk siswa, lemari

buku sebagai pendukung sumber belajar lain, mading, tempat siswa

berekreasi terletak di belakang kelas. Setiap siswa memiliki tempat

duduk masing-masing, terdiri 15 tempat duduk satu baris terdapat

empat tempat duduk, dan satu tempat duduk untuk dua siswa.

Sistem tempat duduk untuk yang laki-laki dua tempat duduk sebelah

kanan, sedangkan yang perempuan dua tempat duduk sebelah kiri.

Disamping kelas terdapat tempat sampah dan rak sepatu sehingga

lingkungan tampak bersih dan rapi.

Gambar 4.1

Ruang Kelas V bilingual

Selanjutnya, pada kelas V A & B Reguler, tidak seperti kelas V

bilingual, ruangan kelas V A & B terletak di lantai II saling

bersebelahan tidak ber-AC, tidak ada proyektor, namun ada kipas

dinding, papan tulis, dan loker siswa yang terletak disamping tempat

duduk siswa, lemari buku sebagai pendukung sumber belajar lain,

mad ing, tempat siswa berekreasi terletak di belakang kelas. Setiap

Page 120: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

97

siswa memiliki tempat duduk masing-masing, terdiri 20 tempat

duduk satu baris terdapat lima tempat duduk, dan satu tempat duduk

untuk dua siswa. Sistem tempat duduk untuk yang laki-laki dua

tempat duduk sebelah kanan, sedangkan yang perempuan tiga tempat

duduk sebelah kiri. Disamping kelas terdapat tempat sampah dan rak

sepatu sehingga lingkungan tampak bersih dan rapi.

Gambar 4.2

Ruang kelas V A Regular

Page 121: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

98

Gambar 4.3

Ruang Kelas V B Reguler

b. Pelaku Pelaksanaan Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ)

1) Peserta Didik

Peserta didik di kelas V bilingual berjumlah 28 siswa.

Terdiri dari 13 laki-laki dan 15 perempuan. Sedangkan pada

kelas V A reguler berjumlah 39 siswa, terdiri dari 19 laki-laki

dan 20 perempuan. Untuk kelas V B reguler, berjumlah dari 39

siswa, terdiri dari 18 laki-laki dan 21 perempuan, jadi secara

keseluruhan peserta didik kelas V berjumlah 106 siswa. Dalam

kesehariannya proses pendidikan di MIN 1 Kota Tangerang

Selatan menggunakan seragam, dan jilbab bagi perserta didik

perempuan.

2) Guru

Guru baca tulis Al-Qur`an (BTQ) di kelas V bilingual ada

tiga guru, mereka merupakan guru team teaching dari metode

Page 122: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

99

qira`ati. Untuk guru BTQ di kelas V A reguler ada satu, ia

merupakan guru mata pelajaran Fiqh di kelas tersebut.

Sedangkan guru BTQ pada kelas V B reguler juga ada satu, ia

merupakan guru PAI mata pelajaran Al-Qur`an Hadist kelas II.

3) Faktor lain

Adapun faktor pendukung kecakapan membaca Al-Qur`an

siswa adalah adanya kegiatan membaca surat-surat pilihan

bersama-sama di halaman sekolah setiap hari kamis, setiap kelas

ada target hafalan juz 30, dan ekstrakurikuler tahfidz setiap hari

sabtu. Untuk hafalan juz 30, siswa dapat menyetorkan hafalan

mereka diluar jam yang ditentukan kepada wali kelas atau guru

pendidikan agama islam.

c. Kegiatan Belajar Mengajar Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ)

1) Kelas V Bilingual

Pada hari jum’at 26 April 2019, penulis ikut mengamati

proses pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) di kelas V

bilingual dalam kelas, pengajar BTQ pada kelas ini berupa team

teaching yang berjumlah tiga guru, metode yang digunakan

adalah metode Qira`ati, maka hasil pengamatan penulis tentang

proses pembelajaran BTQ di kelas V bilingual adalah sebagai

berikut:

a) Memulai dengan berdo’a sebelum belajar besama-sama

b) Memerika kehadiran peserta didik

c) Kemudian klasikal besar 15 menit pertama, seluruh siswa di

kelas dikumpulkan untuk membaca surat-surat pendek, do`a-

do`a harian dan belajar dengan alat peraga berupa buku

besar yang dijepit di tiang berisi tentang bacaan-bacaan

khusus.

Page 123: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

100

Gambar 4.4

Kegiatan Klasikal Besar

Gambar 4.5

Kegiatan belajar menggunakan alat peraga

d) Kemudian 30 menit selanjutnya membuat 3 kelompok

dengan menyesuaikan tingkatan jilid masing-masing,

kelompok I untuk siswa yang sampai pada jilid 1 dan 2,

kelompok II untuk siswa mulai jilid 3 dan 4, sedangkan

kelompok tiga untuk siswa yang sampai pada Al-Qur`an,

Page 124: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

101

Tajwid, Gharib dan yang sudah khatam untuk menghafalkan

surat-surat pilihan.

Dalam kegiatan ini siswa membaca satu persatu buku

Qira`ati sesuai tingkatan jilidnya masing-masing dengan

disimak guru kelompok masing-masing. Sedangkan untuk

kelompok III langsung membaca sesuai tingkatannya,

misalnya membaca Al-Qur`an, gharib, tajwid atau hafalan

surat-surat pilihan bagi yang sudah khatam metode Qira`ati.

Kegiatan tersebut dilaksanakan sampai waktu pembelajaran

habis.

Gambar 4.6

Kegiatan membaca buku Qira`ati sesuai tingkatan masing-

masing

e) Kembali ke tempat duduk masing-masing, selanjutnya

berdo`a setelah belajar bersama-sama.

f) Untuk evaluasi metode Qira`ati, setiap anak yang sudah

menyelesaikan satu jilid dan ingin melanjutkan jilid

berikutnya, terlebih dahulu mengikuti ujian secara lisan oleh

kepala Qira`ati mengenai materi yang telah di dapat, jika

Page 125: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

102

lulus maka bisa naik jilid selanjutnya. Namun apabila tidak

lulus, maka siswa harus kembali belajar dengan guru

Qira`atinya untuk membenahi apa yang kurang saat tes,

ketika sudah mampu maka bisa melakukan ujian ulang

sampai lulus.

Setelah murid selesai 4 jilid, murid masuk pada tahap

yang namanya tadarus, tadarus dibagi menjadi 3 tingkatan,

yakni 1) membaca Al-Qur`an juz 1-10 untuk tadarus murni

(belajar membaca Al-Qur`an saja) setelah selesai kemudian

tes tadarus juz 1-10, apabila lulus maka naik ketingkat 2)

yakni, membaca Al-Qur`an juz 11-20 dan menerima

pembelajaran gharib, setelah menyelesaikan gharib,

kemudian tes ghorib apabila lulus maka dapat melanjutkan

ke tingkatan 3) yakni, membaca Al-Qur`an juz 21- 30 dan

meneriman pelajaran tajwid setelah menyelesaikan tajwid,

kemudian mengikuti tes untuk melangkah ke jenjang

selanjutnya yaitu kelas finishing (sudah menguasai semua

dari fashoha, tartil, ghorib, tajwid, hafalan surat pendek dari

surat Asy-Syams sampai surat An-Naas, doa sehari-hari,

bacaan sholat, dan praktek wudhu, dengan pelafalan

bacaanya harus menggunakan tajwid.

Setelah itu, masuk pada kelas persiapan IMTAS

(Imtihan Tashih) atau TAS (Tashih Akhir) dengan materi

antara lain fashoha, tartil, ghorib, tajwid, hafalan surat

pendek dari surat Asy-Syams sampai Surat An-Naas, doa

sehari-hari, bacaan sholat, dan praktek wudhu. Apabila hasil

ujian IMTAS terdapat 1 materi yang kurang dari KKM (60)

maka dinyatakan tidak lulus dan harus mengulang pada

Page 126: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

103

IMTAS tahun depan. Untuk ujian IMTAS ada 3 tingkatan,

yang pertama PRATAS yakni ujian di lembaga sekolah

yakni MIN 1 Kota Tangerang Selatan, apabila lulus maka

dilanjutkan Ujian di tingkat II yakni ujian tingkat Jakarta

Selatan, jika lulus maka selanjutnya ke tingkat III yakni

ujian tingkat Jabodetabek, setelah semua terlewati dan lulus,

maka siswa bisa mengikuti wisudah Qira`ati yang diadakan

1 tahun sekali.

Dari hasil analisis di atas bahwa implementasi pembelajaran

BTQ di kelas V bilingual sangat baik dan sesuai dengan kajian

teori pada bab II tentang Baca Tulis Al-Qur`an, mulai dari

metode, materi, proses pembelajaran dan evaluasi, hal ini

dibuktikan dengan nilai hasil belajar BTQ dengan nilai rata-rata

92. Namun pembelajaran di kelas bilingual ini tidak

menggunakan RPP, hal ini karena pembelajaran BTQ pada kelas

V bilingual menggunakan metode Qira`ati yang didalamnya

terdapat peraturan dan program tersendiri.

2) Kelas V A Reguler

Guru yang mengajar BTQ di kelas ini adalah Bu Anis S.Pd.I

seorang guru PAI yang juga mengajar Al-Qur`an Hadits di kelas

II, metode yang digunakan adalah metode Iqra’, Desmontrasi

dan praktek.

Adapun hasil pengamatan penulis tentang proses

pembelajaran BTQ di kelas V A reguler adalah sebagai berikut:

a) Dimulai dengan membaca do`a sebelum belajar bersama-

sama

b) Memeriksa kehadiran peserta didik

Page 127: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

104

c) Membaca bersama-sama surat yang dihafal sesuai target

kelas

d) Kemudian guru memberi tugas seperti menulis Al-Qur`an

atau biasa disebut dengan imlak, mencari hukum tajwid

dalam ayat-ayat Al-Qur`an yang ditentukan, dan memberi

materi tajwid.

e) Ketika siswa-siswi mengerjakan tugas, guru memanggil

siswa/siswi satu persatu untuk maju ke meja guru membaca

Al-Qur`an dan menyetorkan hafalan surat-surat pendek yang

ditargetkan.

Terkadang guru menyuruh peserta didik membaca Al-

Qur`an bersama-sama kemudian menunjuk satu siswa untuk

membaca sendiri ditempat duduknya serta ditanyakan hukum

tajwidnya, guru menyimak dan membenarkan jika terdapat

kesalahan.

f) Berdo`a setelah belajar bersama-sama

g) Evaluasi dilaksanakan 2 kali dalam satu semester, seperti

mata pelajaran pada umumnya yakni UTS dan UAS.

Ujiannya berupa tes tulis dan tes lisan, untuk tes lisan peserta

didik praktek membaca Al-Qur`an, sedangkan tes tulisnya

imlak, dan mencari hukum tajwid pada surat yang telah

ditentukan.

Page 128: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

105

Gambar 4.7

Kegiatan Proses Pembelajaran

Dari hasil analisis di atas bahwa waktu pembelajaran BTQ

pada kelas V A regular lebih sedikit dan pembelajarannya kurang

terprogram dengan baik tidak seperti kelas bilingual yang waktu

pembelajarannya lebih banyak dan pembelajarannya lebih

terprogram. Untuk jumlah siswa kelas V A juga penuh yakni 39

siswa, padahal dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses

Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa dalam satu kelas

berisikan 28 siswa. Dengan demikian implementasi pembelajaran

BTQ pada kelas V A regular sudah baik, hal ini dilihat dari

metode yang digunakan, materi yang disampaikan dan perolehan

nilai rata-rata BTQ yakni 85.

3) Kelas V B Reguler

Guru yang mengajar BTQ di kelas ini adalah Bu Dadah,

S.Pd.I seorang guru PAI yang juga mengajar Fiqh di kelas

tersebut, metode yang digunakan adalah metode Iqra`.

Page 129: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

106

Adapun hasil pengamatan penulis tentang proses

pembelajaran BTQ di kelas V B reguler adalah sebagai berikut:

a) Membaca do`a surat Al-Fatihah beserta artinya bersama-

sama

b) Memeriksa kehadiran peserta didik

c) Kemudian tadarus Al-Qur`an sesuai surat yang ditargetkan

bersama-sama, guru menyimak kebenaran tajwid dan

makharijul huruf jika ada yang salah dalam bacaan baik

tajwid maupun makharijul huruf guru menyuruh berhenti

membaca dan mengulang ayat yang salah tersebut, atau guru

membenarkan dan peserta didik megikuti, jika sudah benar

maka dilanjutkan ayat berikut.

Terkadang guru membaca dahulu kemudian peserta

didik mengikuti seperti yang dibacakan guru, setelah dibaca

berkali-kali guru menunjuk satu anak untuk di tes membaca,

pemilihannya bisa sesuai absen, diacak, atau anak yang tidak

memperhatikan, apabila sudah benar maka dilanjutkan ayat

berikutnya, jika belum benar maka diulang kembali ayat

tersebut sampai benar.

Page 130: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

107

Gambar 4.8

Kegiatan tadarus bersama-sama

d) Guru menulis tugas di papan tulis

e) Kemudian anak mengaji satu persatu sesuai absen maju ke

meja guru untuk setoran membaca sesuai jilidnya masing-

masing, jika jilidnya sudah selesai maka membaca Al-

Qur`an. sedangkan yang lain mengerjakan tugas di papan

tulis berupa menulis Al-Qur`an (imlak).

f) Berdo`a setelah belajar bersama-sama

g) Evaluasi dilaksanakan 2 kali dalam satu semester, seperti

mata pelajaran pada umunya yakni UTS dan UAS.

Evaluasinya berupa ulangan tertulis mengajukan beberapa

soal sesuai materi yang telah diajarkan, apabila nilainya

kurang dari KKM maka raport akan ditangguhkan.

Page 131: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

108

Gambar 4.9

Kegiatan guru menyimak murid

Hasil analisis di atas bahwa waktu pembelajaran BTQ kelas

V B regular lebih sedikit dan pembelajaran kurang terprogram

dengan baik tidak seperti kelas bilingual yang waktu

pembelajarannya lebih banyak dan pembelajarannya lebih

terprogram. Untuk jumlah siswa kelas V A juga bengkak yakni

39 siswa, padahal dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses

Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa dalam satu kelas

berisikan 28 siswa. Dengan demikian implementasi pembelajaran

BTQ pada kelas V B regular sudah baik, hal ini dapat dilihat dari

metode yang digunakan, materi yang disampaikan dan perolehan

nilai rata-rata BTQ yakni 85.

Page 132: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

109

2. Deskriptif Data

a. Wawancara dengan Kepala Madrasah

Pada hari Senin tanggal 15 Juli 2019, penulis bertemu Kepala

Madrasah di kantor kepala madrasah untuk menanyakan tentang

target yang ingin dicapai Madrasah pada mata pelajaran Baca

Tulis Al-Quran (BTQ), penulis mendapat jawaban dari kepala

madrasah ibu Ratu Rohimah menyatakan bahwa:

“Pertama, Harus hafal surat-surat yang ditentuka pada

setiap kelas, seperti kelas 1 dari surat At-Takastur sampai

surat an-Naas dan seterusnya sampai pada surat An-Naba`.

Terpenting kelas 6 sudah harus hafal juz 30, karena syarat

UN madrasah adalah harus sudah hafal juz 30, bukan

sekedar hafal tapi tajwidnya juga bagus. Tetapi apabila

sebelum kelas 6 ada yang sudah hafal juz 30 makan bisa

melanjutkan ke surat-surat pilihan seperti: Al-Mulk, Ar-

Rahman dll.

Kedua, peserta didik harus bisa membaca Al-Qur`an

dengan benar dan fasih sesuai kaidah tajwid dan makharijul

huruf yang benar. Oleh karena itu, saya meminta kepada

lembaga IIQ untuk selalu mengirimkan peserta PPKT ke

Madrasah untuk menyempurnakan tajwid dan makharijul

huruf.

Untuk keberhasilan membaca Al-Qur`an, metode

Qira`ati yang digunakan kelas bilingual lebih baik karena

makharijul hurufnya diajarkan lebih jelas, detail dan fasih,

karena guru-guru yang mengajar sudah mendapat ijazah

qira`ati.”1

Kemudian penulis bertanya tentang Prestasi yang telah

diperoleh dalam bidang BTQ, beliau menjawab dengan

pernyataan sebagai berikut:

“Pernah menjadi juara 2 tingkat pelajar se-Tangsel dan

selalu menjadi juara tahfidz tingkat Kota Tangerang Selatan.”2

1 Wawancara dengan Kepala Madrasah MIN 1 Kota Tangerang Selatan, Ratu Rohimah,

Ciputat, 15 Juli 2019.

2 Wawancara dengan Kepala Madrasah MIN 1 Kota Tangerang Selatan, Ratu Rohimah,

Ciputat, 15 Juli 2019.

Page 133: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

110

Penulis menganalisis dari wawancara di atas bahwa

kegiatan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an di MIN 1 Kota

Tangerang Selatan memiliki tujuan atau target yakni mampu

membaca Al-Qur`an dengan benar dan fasih sesuai kaidah

hukum tajwid dan hafal juz 30 sesuai target yang ditentukan

dalam kelas.

Namun untuk keberhasilan membaca Al-Qur`an, metode

Qira`ati yang diterapkan pada kelas bilingual lebih baik dari

pada kelas regular, hal ini mungkin dikarenakan faktor metode,

waktu dan potensi murid yang berbeda. Terbukti banyak dari

kelas bilingual yang mendapatkan prestasi diajang perlombaan

MTQ maupun MHQ baik tingkat kecamatan maupun tingkat

kota.

b. Wawancara dengan Wakil Kepala Madrasah Bidang

Kurikulum

Pada hari Senin tanggal 15 Juli 2019, penulis bertemu wakil

kepala Madrasah bidang kurikulum di kantor guru untuk bertanya

apakah pada pembelajaran BTQ dikelas V bilingual

menggunakan RPP dan silabus? Kemudian bu Sugiyah

menjelaskan bahwa:

“Proses pembelajaran BTQ secara emplisit tidak

membuat RPP dan Silabus, tetapi mempunyai target dan

strategi pembelajaran, bahkan BTQ ada KD, KI 3 dan KI 4

nya bukan hanya sekedar kegiatan ekstrakurikuler tetapi

masuk pada kegiatan intrakurikuler, bahkan nilai BTQ

masuk di raport dan ijazah. Jadi semua aspek bisa terukur,

bukan hanya pintar tapi akhlaknya juga bagus, karena

membentuk akhlak lebih sulit daripada memberikan nilai.”3

3 Wawancara dengan Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum MIN 1, Sugiyah,

Ciputat, 15 Juli 2019.

Page 134: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

111

Kemudian penulis bertanya lagi tentang metode apa yang

digunakan untuk pembelajaran BTQ?, bu Sugiyah menjawab

dengan pernyataan sebagai berikut:

“Metode yang diterapkan untuk kelas reguler

menggunakan metode Iqro` sedangkan pada kelas bilingual

menggunakan metode Qira`ati. Tetapi untuk tahun ajaran

baru 2019/2020 kami menerapkan metode baru yakni kelas

reguler dan bilingual sama-sama menggunakan metode

qira`ati, dan penambahan waktu yang dulunya enam jam

menjadi delapan jam dengan tujuan supaya memiliki

pemahaman yang lebih baik.”4

Penulis menganalisis dari wawancara di atas bahwa

kegiatan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an di MIN 1 Kota

Tangerang Selatan memiliki 2 macam metode pengajaran yakni

metode Qira`ati untuk kelas bilingual yang diampu oleh tiga guru

Qira`ati pada setiap kelas dan metode Iqra` untuk kelas regular

yang diampu oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI) satu guru

dalam satu kelas.

Dalam proses pembelajaran BTQ secara emplisit tidak

membuat RPP dan Silabus, tetapi mempunyai target dan strategi

pembelajaran, bahkan BTQ ada KD, KI 3 dan KI 4. BTQ bukan

hanya sekedar kegiatan ekstrakurikuler tetapi masuk pada

kegiatan intrakurikuler, bahkan nilai BTQ masuk di raport dan

ijazah.

4 Wawancara dengan Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum MIN 1, Sugiyah,

Ciputat, 15 Juli 2019.

Page 135: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

112

Gambar 4.10

Wawancara Wakil Kepala Madrasah bidang Kurikulum

c. Wawancara dengan Guru BTQ Kelas V Bilingual

Pada hari Rabu tanggal 24 April 2019, penulis bertemu guru

BTQ kelas V bilingual pak Toto Priyanto, S.Pd.I di kantor guru

PAI untuk menanyakan tentang metode yang digunakan pada

pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) pada Kelas V

Bilingual, kemudian pak Toto merespon pertanyaan penulis

dengan pernyataan bahwa:

“Pada kelas V bilingual kami menggunakan metode

Qira`ati.”5

Kemudian penulis bertanya tentang materi BTQ yang

diajarkan di kelas V bilingual, pak Toto mengatakan bahwa:

“Pada metode Qira`ati ini kami menggunakan buku Qira`ati

tingkat SD dimana terdapat 4 jilid, ghorib, dan Tajwid.”6

5 Wawancara dengan Guru BTQ Kelas V Bilingual, Toto Priyanto, Ciputat, 24 April

2019.

6 Wawancara dengan Guru BTQ Kelas V Bilingual, Toto Priyanto, Ciputat, 24 April

2019.

Page 136: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

113

Kemudian penulis bertanya lagi tentang pelaksanaan

pembelajaran BTQ pada kelas V bilingual, pak Toto menjelaskan

bahwa:

“Dalam satu kelas terdapat 3 tenaga guru pengajar, yang

fungsinya untuk mengampu jilid yang berbeda dalam 1

kelas. Pertama, klasikal besar selama 15 menit untuk

membaca surat-surat pendek, doa-doa harian dan belajar

dengan alat peraga berupa buku besar yang dijepit di tiang

berisi tentang bacaan-bacaan. Kemudian 30 menit

selanjutnya membuat 3 kelompok dengan menyesuaikan

tingkatan jilid masing-masing, kelom pok I untuk siswa yang

sampai pada jilid 1 dan 2, kelompok II untuk siswa mulai

jilid 3 dan 4, sedangkan kelompok tiga untuk siswa yang

sampai pada Al-Qur`an, Tajwid, Gharib dan yang sudah

khatam untuk menghafalkan surat-surat pilihan.

Dalam kegiatan ini guru menyimak siswa membaca satu

persatu buku Qira`ati sesuai tingkatan jilidnya masing-

masing. Sedangkan untuk kelompok III langsung membaca

sesuai tingkatannya, misalnya membaca Al-Qur`an, gharib,

tajwid atau hafalan surat-surat pilihan bagi yang sudah

khatam metode Qira`ati.”7

Selanjutnya penulis bertanya tentang evaluasi pembelajaran

BTQ pada kelas V bilingual, kemudian beliau menjelaskan

sebagai berikut:

“Untuk evaluasi metode qiroati, setiap anak yang sudah

menyelesaikan satu jilid dan ingin melanjutkan jilid

berikutnya, terlebih dahulu mengikuti ujian secara lisan yang

diuji oleh kepala Qira`ati mengenai materi yang telah di

dapat, jika lulus maka bisa naik jilid selanjutnya, namun

apabila tidak lulus, maka siswa harus kembali belajar dengan

guru qiroatinya, untuk membenahi apa yang kurang pada

saat tes, ketika sudah mampu maka bisa melakukan ujian

ulang sampai lulus.

Setelah murid selesai 4 jilid, murid masuk pada tahap

yang namanya tadarus, tadarus dibagi menjadi 3 tingkatan,

7 Wawancara dengan Guru BTQ Kelas V Bilingual, Toto Priyanto, Ciputat, 24 April

2019.

Page 137: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

114

yakni 1) membaca Al-Qur`an juz 1-10 untuk tadarus murni

(belajar membaca Al-Qur`an saja) setelah selesai kemudian

tes tadarus juz 1-10, apabila lulus maka naik ketingkatan 2)

yakni, membaca Al-Qur`an juz 11-20 dan menerima

pembelajaran gharib, setelah menyelesaikan gharib,

kemudian tes ghorib apabila lulus maka dapat melanjutkan

ke tingkatan 3) yakni, membaca Al-Qur`an juz 21-30 dan

meneriman pelajaran tajwid setelah menyelesaikan tajwid,

kemudian mengikuti tes untuk melangkah ke jenjang

selanjutnya yaitu kelas finishing (sudah menguasai semua

dari fashoha, tartil, ghorib, tajwid, hafalan surat pendek dari

surat Asy-Syams sampai surat An-Naas, doa sehari-hari,

bacaan sholat, dan praktek wudhu, dengan pelafalan

bacaanya harus menggunakan tajwid.

Setelah itu, masuk pada kelas persiapan IMTAS

(Imtihan Tashih) atau TAS (Tashih Akhir) dengan materi

antara lain fashoha, tartil, ghorib, tajwid, hafalan surat

pendek dari surat Asy-Syams sampai Surat An-Naas, doa

sehari-hari, bacaan sholat, dan praktek wudhu. Apabila hasil

ujian IMTAS terdapat 1 materi yang kurang dari KKM (60)

maka dinyatakan tidak lulus dan harus mengulang pada

IMTAS tahun depan. Untuk ujian IMTAS ada 3 tingkatan,

yang pertama PRATAS yakni ujian di lembaga sekolah (

MIN 1 Kota Tangerang Selatan) apabila lulus maka

dilanjutkan Ujian di tingkat II yakni ujian tingkat Jakarta

Selatan, jika lulus maka selanjutnya ke tingkat III yakni

ujian tingkat Jabodetabek, setelah semua terlewati dan lulus,

maka siswa bisa mengikuti wisudah Qira`ati yang diadakan

1 tahun sekali.”8

Kemudian penulis bertanya waktu pelaksanaan pembelajaran

BTQ pada kelas V bilingual, beliau menyatakan bahwa:

“Dalam satu minggu BTQ dilaksanakan 3 kali, 1 peretemuan

45 menit, jadi kira-kira satu minggu pembelajaran BTQ sebanyak

135 menit.”9

8 Wawancara dengan Guru BTQ Kelas V Bilingual, Toto Priyanto, Ciputat, 24 April

2019.

9 Wawancara dengan Guru BTQ Kelas V Bilingual, Toto Priyanto, Ciputat, 24 April

2019.

Page 138: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

115

Selanjutnya penulis bertanya kembali tentang kendala-

kendala yang dihadapi pada pembelajaran BTQ di kelas V

bilingual, kemudian pak Toto menjawab dengan pernyataan

bahwa:

“Saya rasa kendalanya adalah kurangnya Sumber Daya

Manusia atau guru Qiroati di Madrasah dan juga kurangnya

alokasi waktu pembelajaran BTQ. Oleh karena itu tahun

ajaran baru akan ditambahkan guru Qira`ati begitupun waktu

pembelajaran BTQ.”10

Penulis menganalisis dari wawancara di atas bahwa

pembelajaran BTQ pada kelas V bilingual menggunakan metode

Qira`ati dengan materi diambil dari buku Qira`ati tingkat SD

yang berjumlah empat jilid, gharib dan tajwid. Pembelajaran

BTQ di kelas V bilingual diampu oleh tiga guru Qira`ati yang

memiliki ijazah Qira`ati dengan waktu pembelajaran satu minggu

tiga kali, setiap pertemuan 45 menit.

Proses pembelajaran BTQ di kelas V bilingual memiliki tiga

tahap yakni pertama, klasikal besar selama 15 menit untuk

membaca surat-surat pendek, doa-doa harian dan belajar dengan

alat peraga berupa buku besar yang dijepit di tiang berisi tentang

bacaan-bacaan. Kedua, 30 menit selanjutnya membuat 3

kelompok dengan menyesuaikan tingkatan jilid masing-masing,

kelompok I untuk siswa yang sampai pada jilid 1 dan 2,

kelompok II untuk siswa mulai jilid 3 dan 4, sedangkan

kelompok tiga untuk siswa yang sampai pada Al-Qur`an, Tajwid,

Gharib dan yang sudah khatam untuk menghafalkan surat-surat

10 Wawancara dengan Guru BTQ Kelas V Bilingual, Toto Priyanto, Ciputat, 24 April

2019.

Page 139: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

116

pilihan, dalam kegiatan ini guru menyimak bacaan siswa yang

maju kedepan satu persatu. Ketiga, penutup dan do`a.

Adapun untuk evaluasi metode Qira`ati, setiap anak yang

sudah menyelesaikan satu jilid dan ingin melanjutkan jilid

berikutnya, terlebih dahulu mengikuti ujian secara lisan yang

diuji oleh kepala Qira`ati mengenai materi yang telah di dapat,

jika lulus maka bisa naik jilid selanjutnya, namun apabila tidak

lulus, maka siswa harus kembali belajar dengan guru qiroatinya,

untuk membenahi apa yang kurang pada saat tes, ketika sudah

mampu maka bisa melakukan ujian ulang sampai lulus.

Se telah murid selesai 4 jilid, murid masuk pada tahap yang

namanya tadarus, tadarus dibagi menjadi 3 tingkatan, yakni 1)

membaca Al-Qur`an juz 1-10 untuk tadarus murni (belajar

membaca Al-Qur`an saja) setelah selesai kemudian tes tadarus

juz 1-10, apabila lulus maka naik ketingkatan 2) yakni, membaca

Al-Qur`an juz 11-20 dan menerima pembelajaran gharib, setelah

menyelesaikan gharib, kemudian tes ghorib apabila lulus maka

dapat melanjutkan ke tingkatan 3) yakni, membaca Al-Qur`an

juz 21- 30 dan meneriman pelajaran tajwid setelah

menyelesaikan tajwid, kemudian mengikuti tes untuk melangkah

ke jenjang selanjutnya yaitu kelas finishing (sudah menguasai

semua dari fashoha, tartil, ghorib, tajwid, hafalan surat pendek

dari surat Asy-Syams sampai surat An-Naas, doa sehari-hari,

bacaan sholat, dan praktek wudhu, dengan pelafalan bacaanya

harus menggunakan tajwid.

Setelah itu, masuk pada kelas persiapan IMTAS (Imtihan

Tashih) atau TAS (Tashih Akhir) dengan materi antara lain

fashoha, tartil, ghorib, tajwid, hafalan surat pendek dari surat

Page 140: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

117

Asy-Syams sampai Surat An-Naas, doa sehari-hari, bacaan

sholat, dan praktek wudhu. Apabila hasil ujian IMTAS terdapat 1

materi yang kurang dari KKM yakni 60, maka dinyatakan tidak

lulus dan harus mengulang pada IMTAS tahun depan. Untuk

ujian IMTAS ada 3 tingkatan, yang pertama PRATAS yakni

ujian di lembaga sekolah ( MIN 1 Kota Tangerang Selatan)

apabila lulus maka dilanjutkan Ujian di tingkat II yakni ujian

tingkat Jakarta Selatan, jika lulus maka selanjutnya ke tingkat III

yakni ujian tingkat Jabodetabek, setelah semua terlewati dan

lulus, maka siswa bisa mengikuti wisudah Qira`ati yang diadakan

1 tahun sekali.

Adapun kendala-kendala yang dihadapi pada pembelajaran

BTQ adalah kurangnya Sumber Daya Manusia (guru Qiroati di

Madrasah) dan kurangnya alokasi waktu pembelajaran BTQ,

sehingga perlu ditambahkan guru dan waktu untuk pembelajaran

BTQ supaya lebih baik.

d. Wawancara dengan Guru BTQ Kelas V A Reguler

Pada hari Selasa tanggal 30 April 2019, penulis bertemu

guru BTQ kelas V A regular bu Anis Khaerunnisa, S.Pd., di

kantor guru PAI untuk bertanya tentang metode yang digunakan

pada pembelajaran BTQ di kelas V A regular, bu Anis menjawab

bahwa: “Saya menggunakan metode Iqra`.”11

Penulis bertanya kembali tentang materi BTQ yang diajarkan

pada kelas V A regular, bu Anis menjawab dengan pernyataan

sebagai berikut:

“Untuk materinya tajwid saya tidak tahu batasan kelas 5

sampaimana, hanya saja saya menyesuaikan dengan mata

11 Wawancara dengan Guru BTQ Kelas V A Reguler, Anis Khaerunnisa, Ciputat, 30

April 2019.

Page 141: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

118

pelajaran Al-Qur`an Hadis, tetapi meskipun pada pelajaran

Al-Qur`an Hadis belum diajarkan, tetap akan saya ajarkan

jika memang harus diajarkan. Untuk materi tajwid saya

menggunakan buku Pelajaran Tajwid karya KH. Imam

Zarkasyi.”12

Selanjutnya penulis bertanya bagaimana pelaksanaan

pembelajaran BTQ di kelas V A regular?, bu Anis menjelaskan

bahwa:

“Pertama membaca bersama-sama surat yang dihafal

sesuai target kelas, Kemudian saya memberi tugas seperti

menulis Al-Qur`an (imlak), mencari hukum tajwid dalam

ayat-ayat Al-Qur`an yang ditentukan, dan memberi materi

tajwid.

Ketika siswa-siswi mengerjakan tugas, saya memanggil

satu persatu siswa/siswi untuk maju ke meja saya membaca

Al-Qur`an dan menyetorkan hafalan surat-surat pendek yang

ditargetkan.

Terkadang saya menyuruh peserta didik membaca Al-

Qur`an bersama-sama kemudian menunjuk satu siswa untuk

membaca sendiri ditempat duduknya serta ditanyakan

hukum tajwidnya, saya menyimak dan membenarkan jika

terdapat kesalahan.”13

Penulis bertanya kembali tentang evaluasi pembelajaran

BTQ pada kelas V A regular, beliau menjawab pertanyaan

penulis dengan pernyataan bahwa:

“Evaluasi dilaksanakan 2 kali dalam satu semester,

seperti mata pelajaran pada umunya yakni UTS dan UAS.

Ujiannya berupa tes tulis dan tes lisan, untuk tes lisan

peserta didik praktek membaca Al-Qur`an, sedangkan tes

tulisnya imlak, dan mencari hukum tajwid pada surat yang

telah ditentukan.”14

12 Wawancara dengan Guru BTQ Kelas V A Reguler, Anis Khaerunnisa, Ciputat, 30

April 2019.

13

Wawancara dengan Guru BTQ Kelas V A Reguler, Anis Khaerunnisa, Ciputat, 30

April 2019.

14

Wawancara dengan Guru BTQ Kelas V A Reguler, Anis Khaerunnisa, Ciputat, 30

April 2019.

Page 142: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

119

Selanjutnya penulis bertanya tentang kendala yang dialami

bu Anis dalam pembelajaran BTQ dan bagaimana

mengatasinya?, beliau menjawab dengan penjelasan sebagai

berikut:

“Kendala yang saya hadapi adalah masih ada siswa

yang masih belum mengetahui huruf hijaiyyah dan

kurangnya minat belajar BTQ. Untuk mengatasi masalah ini

saya selalu memberi motivasi setiap kali pertemuan dan

menggunakan sistem paksaan.”15

Penulis bertanya kembali tentang waktu pelaksanaan

pembelajaran BTQ di kelas V A regular, beliau menjawab

bahwa:

“Hari Selasa ba`da sholat dhuha, kira-kira jam 07.30-

08.30 kadang juga lebih, jadi waktu pelaksanaan

pembelajaran hanya satu minggu satu kali.”16

Penulis menganalisis dari wawancara di atas bahwa

pembelajaran BTQ pada kelas V A regular menggunakan metode

Iqra` dengan referensi materi buku tajwid karya KH. Imam

Zarkasyi. Adapun waktu pelaksaan pembelajaran BTQ adalah

Hari Selasa ba`da sholat dhuha, kira-kira jam 07.30- 08.30, jadi

waktu pelaksanaan pembelajaran hanya satu minggu satu kali.

Adapun kegiatan pembelajaran BTQ di kelas V A regular

adalah Pertama, membaca bersama-sama surat yang dihafal

sesuai target kelas, Kemudian guru memberi tugas seperti

menulis Al-Qur`an yang disebut imlak, mencari hukum tajwid

dalam ayat-ayat Al-Qur`an yang ditentukan, dan memberi materi

15 Wawancara dengan Guru BTQ Kelas V A Reguler, Anis Khaerunnisa, Ciputat, 30

April 2019.

16

Wawancara dengan Guru BTQ Kelas V A Reguler, Anis Khaerunnisa, Ciputat, 30

April 2019.

Page 143: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

120

tajwid. Kedua, guru memanggil satu persatu siswa/siswi untuk

maju ke meja saya membaca Al-Qur`an dan menyetorkan hafalan

surat-surat pendek yang ditargetkan, sedangkan yang lain

mengerjakan tugas. Terkadang guru menyuruh peserta didik

membaca Al-Qur`an bersama-sama kemudian guru menunjuk

satu siswa untuk membaca sendiri ditempat duduknya serta

ditanyakan hukum tajwidnya, guru menyimak dan membenarkan

jika terdapat kesalahan. Ketiga, penutup dan Do`a.

Evaluasi BTQ pada kelas ini dilaksanakan 2 kali dalam satu

semester, seperti mata pelajaran pada umunya yakni UTS dan

UAS. Ujiannya berupa tes tulis dan tes lisan, untuk tes lisan

peserta didik praktek membaca Al-Qur`an, sedangkan tes

tulisnya imlak, dan mencari hukum tajwid pada surat yang telah

ditentukan. Adapun kendala-kendala pada pembelajaran BTQ di

kelas V A regular adalah terdapat siswa yang masih belum

mengenal huruf hijaiyyah dan kurangnya minat belajar BTQ,

sehingga untuk mengatasi hal tersebut guru selalu memberi

motivasi dan menggunakan sistem paksaan untuk meningkatkan

minat siswa.

e. Wawancara dengan Guru BTQ Kelas V B Reguler

Pada hari Kamis tanggal 25 April 2019, penulis bertemu

guru BTQ kelas V A reguler bu Dadah, S.Pd.I di kelas 1 A

Reguler untuk bertanya tentang metode yang digunakan dalam

pembelajaran BTQ pada kelas V B regular, beliau menjawab:

“Metode Iqra`.”17

17 Wawancara dengan Guru BTQ Kelas V B Reguler, Dadah, Ciputat, 25 April 2019

Page 144: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

121

Kemudian penulis bertanya lagi tentang materi yang

diajarkan pada pembelajaran BTQ di kelas V B regular, bu

Dadah menjelaskan dengan pernyataan bahwa:

“Untuk materi mengikuti panduan di buku Iqro’ dan untuk

tajwid saya mencari referensi dari buku lain. Materi di kelas

saya adalah hukum nun sukun dan tanwin, sebenarnya tidak

terlalu intensif dalam pembelajaran tajwid karena anak-anak

sudah mendapatkan materi tajwid pada mata pelajaran Al-

Qur`an Hadits.”18

Selanjutnya penulis kembali bertanya tentang proses

pembelajaran BTQ di kelas V B regular, beliau menjelaskan

bahwa:

“Kegiatan pembelajaran diawali dengan membaca Do`a

surat Al-Fatihah beserta artinya bersama-sama. Kemudian

tadarus Al-Qur`an sesuai surat yang ditargetkan bersama-

sama, saya menyimak kebenaran tajwid dan makharijul

huruf jika ada yang salah dalam bacaan baik tajwid maupun

makharijul huruf guru menyuruh berhenti membaca dan

mengulang ayat yang salah tersebut, atau guru membenarkan

dan peserta didik megikuti, jika sudah benar maka

dilanjutkan ayat berikut.

Terkadang saya membaca dahulu kemudian peserta

didik mengikuti seperti yang dibacakan guru, setelah dibaca

berkali-kali guru menunjuk satu anak untuk di tes membaca,

pemilihannya bisa sesuai absen, diacak, atau anak yang tidak

memperhatikan, apabila sudah benar maka dilanjutkan ayat

berikutnya, jika belum benar maka diulang kembali ayat

tersebut sampai benar.

Kemudian anak mengaji satu persatu sesuai absen maju

ke meja guru untuk setoran membaca sesuai jilidnya

masing-masing, jika jilidnya sudah selesai maka membaca

Al-Qur`an. sedangkan yang lain mengerjakan tugas di papan

tulis berupa menulis Al-Qur`an yang disebut imlak.”19

18 Wawancara dengan Guru BTQ Kelas V B Reguler, Dadah, Ciputat, 25 April 2019

19

Wawancara dengan Guru BTQ Kelas V B Reguler, Dadah, Ciputat, 25 April 2019

Page 145: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

122

Penulis bertanya kembali tentang evaluasi pembelajaran

BTQ di kelas V B regular, bu Dadah merespon pertanyaan

penulis dengan pernyataan sebagai berikut:

“Untuk evaluasi, terdapat dua macam tes, yakni lisan dan

tulis. Untuk lisan, dapat dilihat dari tercapainya target

hafalan yang ditentukan di kelas. Sedangkan untuk tes tulis,

saya membuat soal seperti layaknya ulangan. Apabila tidak

lulus maka raport akan ditangguhkan.”20

Selanjutnya penulis bertanya tentang waktu pelaksanaan

pembelajaran BTQ di kelas V B regular, beliau menjawab

bahwa:

“Hari selasa setelah sholat dhuha kira-kira jam 07.30 –

08.10. Jadi satu minggu hanya satu jam.”21

Kemudian penulis bertanya tentang kendala yang dihadapi

bu dadah dalam pembelajaran BTQ dan bagaimana

mengatasinya, bu Dadah menjawab dengan pernyataan sebagai

berikut:

“Pertama, kurang banyak waktu pembelajaran, hanya

satu jam dalam satu minggu, untuk masalah ini kebetulan

saya guru fiqih di kelas V B maka saya minta kepada wali

kelas untuk memindahkan jam fiqih saya ke hari selasa jam

pertama (setelah BTQ), jadi apabila waktu pembelajaran

BTQ kurang maka saya bisa mengambil waktu fiqih

sebanyak yang dibutuhkan dengan maksimal waktu 30-45

menit kemudian lanjut mata pelajaran fiqih.

Kedua, banyaknya siswa dalam 1 kelas sebanyak 39

siswa, sedangkan guru hanya 1, untuk mengatasi masalah ini

dengan cara: dalam 1 bulan terdapat 4 minggu, jadi setiap

pertemuan 10 anak maju membaca kedepan (setoran ke

saya) jadi dalam 1 bulan sudah kebagian baca semua.22

20Wawancara dengan Guru BTQ Kelas V B Reguler, Dadah, Ciputat, 25 April 2019

21

Wawancara dengan Guru BTQ Kelas V B Reguler, Dadah, Ciputat, 25 April 2019

22

Wawancara dengan Guru BTQ Kelas V B Reguler, Dadah, Ciputat, 25 April 2019

Page 146: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

123

Penulis menganalisis berdasarkan wawancara di atas bahwa

pembelajaran BTQ pada kelas V B regular menggunakan metode

Iqra` dengan materi diambil dari buku Iqra` dan referensi buku

lain yang sesuai untuk materi tajwid. Adapun waktu pelaksanaan

pembelajarn BTQ pada kelas ini adalah hari selasa setelah sholat

dhuha kira-kira jam 07.30 – 08.10. Jadi satu minggu hanya satu

jam.

Adapun proses pembelajaran BTQ di kelas V B bilingual

memiliki dua tahap yakni pertama, tadarus Al-Qur`an sesuai

surat yang ditargetkan bersama-sama, guru menyimak kebenaran

tajwid dan makharijul huruf jika ada yang salah dalam bacaan

baik tajwid maupun makharijul huruf guru menyuruh berhenti

membaca dan mengulang ayat yang salah tersebut, atau guru

membenarkan dan peserta didik megikuti, jika sudah benar maka

dilanjutkan ayat berikut. Terkadang guru membaca dahulu

kemudian peserta didik mengikuti seperti yang dibacakan guru,

setelah dibaca berkali-kali guru menunjuk satu anak untuk di tes

membaca, pemilihannya bisa sesuai absen, diacak, atau anak

yang tidak memperhatikan, apabila sudah benar maka dilanjutkan

ayat berikutnya, jika belum benar maka diulang kembali ayat

tersebut sampai benar. Kedua, siswa mengaji satu persatu sesuai

absen maju ke meja guru untuk setoran membaca sesuai jilidnya

masing-masing, jika jilidnya sudah selesai maka membaca Al-

Qur`an. sedangkan yang lain mengerjakan tugas di papan tulis

berupa menulis Al-Qur`an atau biasa disebut imlak.

Untuk evaluasi, terdapat dua macam tes, yakni lisan dan

tulis. Untuk lisan, dapat dilihat dari tercapainya target hafalan

yang ditentukan di kelas. Sedangkan untuk tes tulis, saya

Page 147: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

124

membuat soal seperti layaknya ulangan. Apabila tidak lulus

maka raport akan ditangguhkan. Adapun kendala-kendala yang

dihadapi pada pembelajaran BTQ pada kelas V B adalah

kurangnya waktu pembelajaran, terlalu banyak siswa dalam kelas

V B sedangkan guru hanya satu, dan masih ada beberapa siswa

yang tidak memperhatikan guru. Oleh karena itu, guru mengatur

waktu sedemikian rupa sehingga waktu yang dijadwalkan

sekolah cukup untuk belajar 39 siswa.

Gambar 4.11

Wawancara Guru BTQ Kelas V Reguler

f. Wawancara dengan Luviana Kanisha siswa kelas V bilingual

Pada hari Senin tanggal 15 Juli 2019, penulis bertemu

Luviana Kanisha siswa kelas V bilingual untuk menanyakan

perkembangan kemampuan Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) kamu

saat ini? Luvia menjawab bahwa: “Alhamdulillah, Lancar.”

Kemudian penulis bertanya Apa Metode Baca Tulis Al-

Qur`an (BTQ) yang digunakan di kelas mu? Apakah kamu suka?,

Page 148: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

125

Luvia merespon pertanyaan penulis dengan pernyataan sebagai

berikut: “Metode Qira`ati, lumayan suka.”23

Penulis bertanya kembali, Jika kamu belajar BTQ juga di

rumah, lebih senang belajar BTQ di rumah atau di Madrasah?

Mengapa? Kemudian Luvia menjawab bahwa:

“Lebih suka di sekolah, karena banyak gurunya jadi kita bisa

dapat banyak pelajaran.”24

Selanjutnya penulis bertanya lagi Apakah kamu pernah

mengalami kesulitan ketika belajar Baca Tulis Al-Qur`an

(BTQ)? Mengapa? Dan bagaimana mengatasainya? Luvia

menjawab dengan pernyataan bahwa:

“Pernah, sejujurnya saya sih karena malas, mengatasinya

dengan mencoba untuk selalu terus membaca Al-Quran dan

gharib di rumah dan di sekolah.”25

Penulis menganalisis dari wawancara di atas bahwa di

Madrasah luvi belajar BTQ mengunakan metode Qira`ati yang

lumayan dia suka karena banyak guru yang mengajar sehingga

dia merasa banyak ilmu yang didapat. Kemampuan membaca Al-

Qur`an luvi baik, namun masih terdapat kendala yang dialami

luvi yakni malas, dalam hal ini luvi mengatasinya dengan selalu

terus membaca Al-Quran dan gharib di rumah dan di sekolah.

23 Wawancara denga Siswi Kelas V Bilingual, Luviana Kanisha, Ciputat, 15 Juli 2019

24

Wawancara denga Siswi Kelas V Bilingual, Luviana Kanisha, Ciputat, 15 Juli 2019

25

Wawancara denga Siswi Kelas V Bilingual, Luviana Kanisha, Ciputat, 15 Juli 2019

Page 149: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

126

Gambar 4.12

Wawancara dengan Luvi siswi kelas V bilingual

g. Wawancara dengan Lanang Tegar Ryanto siswa kelas V

bilingual

Pada hari Senin tanggal 15 Juli 2019, penulis bertemu

Lanang Tegar Ryanto siswa kelas V bilingual untuk bertanya

Bagaimana perkembangan kemampuan Baca Tulis Al-Qur`an

(BTQ) kamu saat ini? Ryan menjawab: “Alhamdulillah,

lancar.”26

Kemudian penulis bertanya lagi Apa Metode Baca Tulis Al-

Qur`an (BTQ) yang digunakan di kelas mu? Apakah kamu suka?

Ryan menjawab: “Metode Qira`ati, lumayan.”27

26 Wawancara dengan Siswa Kelas V Bilingual, Lanang Tegar Ryanto, Ciputat, 15 Juli

2019

27

Wawancara dengan Siswa Kelas V Bilingual, Lanang Tegar Ryanto, Ciputat, 15 Juli

2019

Page 150: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

127

Penulis mengajukan pertanyaan kembali yakni Jika kamu

belajar BTQ juga di rumah, lebih senang belajar BTQ di rumah

atau di Madrasah? Mengapa? Kemudian Ryan menjawab:

“Di sekolah, karena lebih faham.”28

Selanjutnya penulis bertanya Apakah kamu pernah

mengalami kesulitan ketika belajar Baca Tulis Al-Qur`an

(BTQ)? Mengapa? Dan bagaimana mengatasainya? Ryan

menjawab dengan pernyataan sebagai berikut:

“Pernah, karena tidak mengerti. Cara mengatasinya dengan

selalu berlatih di rumah.”29

Penulis menganalisis dari wawancara di atas bahwa di

Madrasah Ryan belajar BTQ mengunakan metode Qira`ati yang

lumayan dia suka karena dia merasa lebih faham. Kemampuan

membaca Al-Qur`an Ryan baik, namun masih terdapat kendala

yang dialami Ryan yakni ketidak fahaman pada materi tertentu,

dalam ini Ryan mengatasinya dengan selalu berlatih di rumah.

h. Wawancara dengan Raisya Nur Ilmi siswi kelas V A reguler

Pada hari Senin tanggal 15 Juli 2019, penulis bertemu

Raisya Nur Ilmi siswa kelas V A regular untuk bertanya Apa

Metode Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) yang digunakan di kelas

mu? Apakah kamu suka?, Raisya menjawab bahwa:

“Metode Iqra`, saya suka belajar menggunakan metode

Qira`ati.”30

28 Wawancara dengan Siswa Kelas V Bilingual, Lanang Tegar Ryanto, Ciputat, 15 Juli

2019

29

Wawancara dengan Siswa Kelas V Bilingual, Lanang Tegar Ryanto, Ciputat, 15 Juli

2019

30

Wawancara dengan Siswi Kelas V A Reguler, Raisya Nur Ilmi, Ciputat, 15 Juli 2019

Page 151: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

128

Kemudian penulis bertanya lagi Bagaimana perkembangan

kemampuan Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) kamu saat ini?, Raisya

menjawab bahwa: “Alhamdulillah, Baik.”31

Kemudian penulis bertanya, Jika kamu belajar BTQ juga di

rumah, lebih senang belajar BTQ di rumah atau di Madrasah?

Mengapa?, Raisya merespon pertanyaan dengan pernyataan

bahwa:

“Saya lebih suka belajar BTQ di rumah, karena lebih fokus

belajarnya.”32

Selanjutnya penulis bertanya kembali Apakah kamu pernah

mengalami kesulitan ketika belajar Baca Tulis Al-Qur`an

(BTQ)? Mengapa? Dan bagaimana mengatasainya?, Raisya

menjawab bahawa:

“Pernah, saya pernah kesulitan mencari tajwid, cara

mengatasinya dengan bertanya kepada guru, apakah jawaban

yang saya tulis itu salah atau benar, jika salah maka guru

langsung membenarkannya.”33

Penulis menganalisis dari wawancara di atas bahwa

pembelajaran BTQ di sekolah menggunakan metode Iqra`.

Namun Raisya lebih suka belajar BTQ di rumah setiap sore

yakni TPA karena metode yang digunakan metode Qira`ati dan

lebih fokus jika belajar di TPA. Adapun untuk kemampuan

membaca Al-Qur`an Raisya sudah baik, namun masih terdapat

kendala yang dialami Raisya yakni kesulitan mencari tajwid,

dalam hal ini Raisya mengatasinya dengan bertanya kepada guru,

31Wawancara dengan Siswi Kelas V A Reguler, Raisya Nur Ilmi, Ciputat, 15 Juli 2019

32

Wawancara dengan Siswi Kelas V A Reguler, Raisya Nur Ilmi, Ciputat, 15 Juli 2019

33

Wawancara dengan Siswi Kelas V A Reguler, Raisya Nur Ilmi, Ciputat, 15 Juli 2019

Page 152: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

129

apakah jawaban yang ditulis itu salah atau benar, jika salah maka

guru langsung membenarkannya.

Gambar 4.13

Wawancara dengan Raisya siswi kelas V A Reguler

i. Wawancara dengan Della Camelia siswi kelas V A reguler

Pada hari Senin tanggal 15 Juli 2019, penulis bertemu Della

Camelia siswa kelas V A regular untuk bertanya Bagaimana

perkembangan kemampuan Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) kamu

saat ini?, Della menjawab bahwa: “Baik.”34

Kemudian penulis bertanya lagi Apa Metode Baca Tulis Al-

Qur`an (BTQ) yang digunakan di kelas mu? Apakah kamu suka?,

Della menjawab dengan pernyataan bahwa:

“Metode Iqra`, saya tidak terlalu suka metode BTQ di

kelas.”35

Penulis bertanya kembali Apakah kamu pernah mengalami

kesulitan ketika belajar Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ)? Mengapa?

34 Wawancara dengan Siswi Kelas V A Reguler, Della Camelia, Ciputat, 15 Juli 2019

35

Wawancara dengan Siswi Kelas V A Reguler, Della Camelia, Ciputat, 15 Juli 2019

Page 153: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

130

Dan bagaimana mengatasainya?, kemudian Della menjawab

dengan pernyataan sebagai berikut:

“Pernah, karena saya tidak terlalu mengerti. Untuk

mengatasinya saya bertanya kepada guru supaya lebih faham

dan mengerti.”36

Selanjutnya penulis bertanya Jika kamu belajar BTQ juga di

rumah, lebih senang belajar BTQ di rumah atau di Madrasah?

Mengapa?, Della menjawab bahwa:

“Di sekolah, karena di rumah tidak banyak waktu luang.”37

Penulis menganalisis dari wawancara di atas bahwa Della

tidak terlalu suka dengan metode yang digunakan di madrasah

yakni metode Iqra`. Namun Della lebih suka belajar BTQ di

Madrasah, hal ini dikarenakan di rumah Della tidak ada waktu

belajar tambahan untuk pembelajaran BTQ, hal tersebut

menyebabkan kemampuan membaca Al-Qur`an Della kurang.

Adapun kendala yang dialami Della pada pembelajaran BTQ

adalah yakni tidak terlalu mengerti tentang BTQ, dalam hal ini

Della mengatasinya dengan bertanya kepada guru supaya lebih

faham dan mengerti.

36 Wawancara dengan Siswi Kelas V A Reguler, Della Camelia, Ciputat, 15 Juli 2019

37

Wawancara dengan Siswi Kelas V A Reguler, Della Camelia, Ciputat, 15 Juli 2019

Page 154: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

131

Gambar 4.14

Wawancara dengan Della siswi kelas VA Reguler

j. Wawancara dengan Sabrina Hafsah Kamilia siswi kelas V B

regular

Pada hari Selasa tanggal 16 Juli 2019, penulis bertemu

Sabrina Hafsah Kamilia siswa kelas V B regular untuk bertanya

Bagaimana perkembangan kemampuan Baca Tulis Al-Qur`an

(BTQ) kamu saat ini?, Sabrina menjawab bahwa:

“Alhamdulillah, lancar.”38

Kemudian penulis bertanya lagi Apa Metode Baca Tulis Al-

Qur`an (BTQ) yang digunakan di kelas mu? Apakah kamu suka?,

Sabrina menjawab dengan pernyataan bahwa:

“Panjang pendek ayat, idzhar, idgham, iqlab, ikhfa`, hafalan

Al-Qur`an, Iqra` dan Al-Qur`an. Saya suka belajar BTQ di

kelas.”39

38 Wawancara dengan Siswi Kelas V B Reguler, Sabrina Hafsah Kamilia, Ciputat, 16

Juli 2019

39

Wawancara dengan Siswi Kelas V B Reguler, Sabrina Hafsah Kamilia, Ciputat, 16

Juli 2019

Page 155: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

132

Penulis kembali bertanya Apakah kamu pernah mengalami

kesulitan ketika belajar Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ)? Mengapa?

Dan bagaimana mengatasainya?, Sabrina merespon pertanyaan

penulis dengan pernyataan bahwa:

“Iya, cara penulisan menyambung huruf hijaiyyah.

Mengatasinya dengan cara banyak latihan.”40

Selanjutnya penulis bertanya kembali Jika kamu belajar

BTQ juga di rumah, lebih senang belajar BTQ di rumah atau di

Madrasah? Mengapa?, Sabrina menjawab bahwa:

“Di rumah, karena waktunya lebih banyak.”41

Penulis menganalisis dari wawancara di atas bahwa Di

Sekolah Sabrina belajar BTQ menggunakan metode Iqra`, suka

belajar BTQ di kelas namun Sabrina lebih suka belajar BTQ di

rumah karena waktu pembelajarannya lebih banyak. Adapun

untuk kemampuan membaca Al-Qur`an Sabrina sudah baik,

namun masih terdapat kendala yang dialami Sabrina yakni cara

penulisan menyambung huruf hijaiyyah, dalam hal ini Sabrina

mengatasinya dengan cara banyak latihan.

40 Wawancara dengan Siswi Kelas V B Reguler, Sabrina Hafsah Kamilia, Ciputat, 16

Juli 2019

41

Wawancara dengan Siswi Kelas V B Reguler, Sabrina Hafsah Kamilia, Ciputat, 16

Juli 2019

Page 156: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

133

Gambar 4.15

Wawancara dengan Sabrina siswi kelas V B regular

k. Wawancara dengan Zulaika Renu A. siswi kelas V B reguler

Pada hari Selasa tanggal 16 Juli 2019, penulis bertemu

Zulaika Renu A. siswa kelas V B regular untuk bertanya

Bagaimana perkembangan kemampuan Baca Tulis Al-Qur`an

(BTQ) kamu saat ini?, Zulaika menjawab: “Lumayan bisa.”42

Kemudian penulis bertanya kembali Apa Metode Baca Tulis

Al-Qur`an (BTQ) yang digunakan di kelas mu? Apakah kamu

suka?, Zulaika menjawab bahwa:

“Tentang tajwid, lumayan suka.”43

Penulis bertanya lagi Apakah kamu pernah mengalami

kesulitan ketika belajar Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ)? Mengapa?

Dan bagaimana mengatasainya?, kemudian Zulaika menjawab

pertanyaan penulis dengan pernyataan sebagai berikut:

“Pernah, cara mengatasinya dengan bertanya.”44

42 Wawancara dengan Siswi Kelas V B Reguler, Zulaika Renu A., Ciputat, 16 Juli 2019

43

Wawancara dengan Siswi Kelas V B Reguler, Zulaika Renu A., Ciputat, 16 Juli 2019

44

Wawancara dengan Siswi Kelas V B Reguler, Zulaika Renu A., Ciputat, 16 Juli 2019

Page 157: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

134

Selanjutnya penulis bertanya kembali, Jika kamu belajar

BTQ juga di rumah, lebih senang belajar BTQ di rumah atau di

Madrasah? Mengapa?, Zulaika memberi jawaban bahwa:

“Lebih senang di sekolah, karena lebih mudah

mengerjakannya atau mengetahuinya.”45

Penulis menganalisis dari wawancara di atas bahwa

pembelajaran BTQ di Sekolah menerangkan tentang tajwid,

Zulaika suka belajar BTQ di sekolah, namun ia lebih senang

belajar di Sekolah karena lebih mudah mengerti dan faham.

Adapaun kemampuan membaca Al-Qur`an Zulaika baik, namun

dalam pembelajaran Zulaika terkadang mengalami kesulitan,

untuk mengatasi kesulitan tersebut Zulaika bertanya kepada guru.

Gambar 4.16

Wawancara dengan Zulaika siswi kelas V B Reguler

Berdasarkan pernyataan hasil wawancara di atas terkait

implementasi pembelajaran BTQ kelas V bilingual, kelas V A regular,

dan kelas V B reguler penulis menyimpulkan sudah baik, mulai dari

metode, materi, proses pembelajaran sesuai pada materi pada kajian

45 Wawancara dengan Siswi Kelas V B Reguler, Zulaika Renu A., Ciputat, 16 Juli 2019

Page 158: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

135

teori yang telah di bahas pada bab II tentang pembelajaran Baca Tulis

Al-Qur`an (BTQ). Hanya saja pada pembelajaran ini tidak menggunakan

RPP dan silabus, hal ini dikarenakan pembelajaran BTQ memiliki

metode khusus yang didalamnya terdapat peraturan dan program

tersendiri.

3. Analisis Data

Pada saat penulis melakukan observasi dan wawancara, penulis

mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan implementasi

pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) pada kelas V bilingual dan

regular, maka hasil pengamatan penulis sebagai berikut:

a. Penulis tidak menemukan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dan silabus pada pembelajaran BTQ pada kelas V bilingual dan kelas

V A & B reguler, hal ini karena pembelajaran BTQ menggunakan

metode Qira`ati untuk kelas V Bilingual dan metode Iqra` untuk

kelas V A & B regular yang pembelajarannya langsung merujuk

pada metode tersebut.

b. Untuk jumlah rombel tingkat SD yang telah diatur dalam Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 Tahun 2016 tentang

Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah maksimal 28 siswa,

namun jumlah siswa di kelas V A & B berjumlah 39 siswa.

c. Pada hasil nilai BTQ antara kelas V bilingual dan kelas regular

terdapat perbedaan, nilai siswa kelas V bilingual cenderung lebih

tinggi yakni dengan nilai rata-rata 92, sedangkan pada kelas V A

regular hasil nilai rata-rata yang diperoleh yakni 85, dan pada kelas

V B regular yakni 82.

Berdasarkan pernyataan di atas penulis berkesimpulan bahwa

implementasi pembelajaran pada kelas V bilingual dan kelas regular

sudah baik, namun terdapat beberapa hal yang berbeda dalam proses

Page 159: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

136

pembelajaran seperti jumlah siswa dalam satu kelas, jumlah guru dalam

satu kelas, metode dan waktu pembelajaran yang mempengaruhi tingkat

keberhasilan pembelajaran BTQ pada kelas V regular dan bilingual yang

berbeda. Pada pembelajaran BTQ pada kelas V bilingual dan kelas V A

& B regular tidak ada RPP dan silabus karena pembelajarannya

langsung merujuk pada metode yang digunakan pada kelas tersebut.

Page 160: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

137

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari Pengumpulan dan analisis data yang penulis uraikan di atas,

maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:

1. Implementasi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) pada kelas

V Bilingual dengan metode Qita`ati hasilnya amat baik, dengan rata-

rata nilai yang diperoleh yakni 92 (A).

2. Implementasi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) pada kelas

V A Reguler dengan metode Iqra` hasilnya baik, dengan rata-rata

nilai yang diperoleh yakni 85 (B).

3. Implementasi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) pada kelas

V A Reguler dengan metode Iqra` hasilnya baik, dengan rata-rata

nilai yang diperoleh yakni 82 (B).

B. Saran

Agar tidak ada diskriminasi waktu dan metode pembelajaran Baca

Tulis Al-Quran (BTQ) pada kelas reguler.

Page 161: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

137

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur`an dan Terjemah. Al-Qur`an Al-Quddus. Jakarta: CV. Mubarokatan

Thoyyibah. 2014.

Ahmad, Muhammad Abdul Qadir. Metodologi Pengajaran Agama Islam.

Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2008.

Anshori. Ulumul Qur`an (Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan).

Jakarta: Rajawali Press. 2013.

An-Nawawi, Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf. At-Tibyan (Adab

Menghafal Al-Qur`an). Solo: Al-Qowam. 2017.

Arwani, Muhammad Ulinnuha. Thariqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-

Qur`an Yanbu`a. Kudus: Pondok Tahfidz Yanbu`ul Qur`an. 2004.

Aslinda dan Syafyahya. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT. Refika

Aditama. cet. 3, 2014.

Budianto, Ahmad Faiz. Kitabah Metode Praktis Belajar Membaca dan

Menulis Al-Qur`an. Klaten: Kitabah. 2007.

Brown, Douglas. Prinsip Pembelajaran dan Pengajarn Bahasa. Pearson

Education, Inc. 2007.

Cecep Kustandi & Bambang Sutjipto. Media Pembelajaran; Manual dan

Digita., Bogor: Ghalia Indonesia. 2011.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2008.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan (PERMENDIKBUD) Tentang Standar Kompetensi

Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. PERMENDIKBUD No. 20

Tahun 2016.

Page 162: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

138

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan (PERMENDIKBUD) Tentang Standar Isi Pendidikan

Dasar dan Menengah. PERMENDIKBUD No. 21 Tahun 2016.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah. PERMENDIKBUD No. 22 Tahun 2016.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Tentang Standar Penilaian. PERMENDIKBUD No. 23

Tahun 2016.

Esi Hairani dan Reksiana. Modul Metodologi Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam. 2017.

Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. 2011.

Harjanto. Perencanaan Pengajara. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2011.

Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan (Edisi Revisi). Jakarta: Rajawali

Pers. 2015.

Imas Kurniasih & Berlin Sani. Lebih Memahami Konsep dan Proses

Pembelajaran (Implementasi dan Praktek dalam Kelas). Jakarta: Kata

Pena. 2017.

Kasali, Yuliani. “Analisis Penerapan Bilingual Class Guna Meningkatkan

Keterampilan Berbahasa Inggris Siswa”. Skripsi, Jakarta: 2013.

Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

2016.

Farid, Maksum, dkk. Cepat Tanggap Belajar Al-Qur`an An-Nahdhiyah.

Tulungagung: LP. Ma`arif. 1992.

Masykur, Abdul Rosyid. Buku Panduan Guru Metode Bagdadi, Jakarta:

Pusat Pelatihan dan Pengembangan Metode Bagdadi. 2018.

Ma`mun, Muhammad Aman. “Kajian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an”.

dalam Annaba: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 4 No. 1 Maret 2018.

Page 163: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

139

Minarti, Sri. Ilmu Pendidikan Islam (fakta teoretis-filosofis dan aplikasi-

normatif). Jakarta: Amzah. 2013.

Muhammad, Ahsin Sakho. Keberkahan Al-Qur`an. Jakarta : PT. Qaf Media

Kreativa. 2017.

Muhaimin. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: Citra Media. 1996.

M. Ishaq Samad, dkk. Pemberdayaan Guru Mengaji dalam Meningkatkan

Minat Baca Tulis Al-Qur`an di Sulawesih Selatan, (Sulawesi Selatan:

Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah. 2005.

N. Noerdjanah. “Pengelolaan Materi Pembelajaran Bilingual, Studi Situs

SMA Batik 1 Surakarta.

Ngalimun. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja

Pressindo. 2014.

Purwanto dan Sulistyastuti. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke

Implementasi Kebijakan. Jakarta: Bumi Aksara. 1991.

Rohman, Muhammad. Strategi dan Desain Pengembangan System

Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakarya. 2013.

Setiawan, Guntur. Impelemtasi dalam Birokrasi Pembangunan. Jakarta :

Balai Pustaka. 2004.

Shihab, M. Quraisy. Mukjizat Al-Qur`an. Bandung: Mizan. 2003.

Syaifuddin, Ahmad. Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al-

Qur`an. Jakarta: Gema Insani. 2004.

Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:

Rineka Cipta. 2015.

Singgih D, Gunarsah. “Dari Anak Sampai Usia Lanjut: Bunga Rampai

Psikologi Perkembangan“. Jakarta: Gunung Mulia. Cet. 2, 2006.

Siregar, Nurliani. “ Belajar dan Pembelajaran”. Jurnal, Hal. 17 diakses

Tanggal, 17 April 2019.

Page 164: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

140

Srijatun. “Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an dengan Metode

Iqro pada Anak Usia Dini di RA Perwanida Slawi Kabupaten Tegal”.

dalam Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 11 No. 1 Tahun 2017.

Teknologi Informasi BK, “Pendidikan Reguler”,

http://bk13084.blogspot.com/2015/01/pendidikan-reguler_1.html?m=1

diakses pada tanggal 22 Mei 2019.

Indonesia. Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional Republik

Indonesia. UU No. 20 tahun 2003. UU20-2003Sisdiknas.pdf.

Usman, Nurdin. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta:

Grasindo. 2002.

Usman, Basyruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta

Selatan: Ciputat Press. 2002.

Wiyani, Novan Ardy. Desain Pembelajaran Pendidikan. Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media. 2013.

Wahab, Muhbib Abdullah. Epistemologi & Metodologi Pembelajaran

Bahasa Arab. Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008.

Zarkasyi, H. Dahlan Salim. Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur`an

Jilid I. Semarang: Yayasan Pendidikan Al-Qur`an Raudhatul

Mujawwidin.

Zarkasyi, H. Ahmad Dahlan Salim. Metode Qira`ati. Semarang. Terbitan

pertama pada tanggal 1 Juli 1986.

Zona Referensi Ilmu Pengetahuan Umum,

https://www.zonareferensi.com/pengertian-metode-pembelajaran/pdf.

diakses Tanggal 17 April 2019.

Page 165: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Hasil Wawancara di MIN 1 Kota Tangerang Selatan

Wawancara Kepala Madrasah

Nama : Hj. Ratu Rohimah, M.Pd

Jabatan : Kepala Madrasah

Tempat Wawancara : Kantor Kepala Madrasah

Hari/Tanggal Wanwancara : Senin, 15 Juli 2019

Tanya : Apakah sistem pendidikan di MIN 1 Kota Tangerang Selatan sudah

berjalan sesuai Visi dan Misi Madrasah?

Jawab : Visi dan misi itu adalah impian, apabila dilihat dari output-nya bisa

dilihat dari anak. Guru dan orang sudah berusaha secara maksimal,

untuk sudah tercapai atau belum orang tua yang menilai. Jadi untuk

masalah sudah tercapai atau belumnya visi misi Madrasah itu

kembali ke anak murid dan orang tua murid.

Tanya : Bagaimana kualifikasi/kriteria menjadi pengajar BTQ?

Jawab : Tentunya harus mahir membaca Al-Qur`an, tapi rata-rata wali kelas

dan guru-guru di madrasah lulusan dari UIN dan perguruan tinggi

agama, jadi mereka mampu membaca Al-Quran dengan baik.

Namun pada kelas bilingual terdapat beberapa guru dan wali kelas

yang kurang dalam membaca Al-Qur`an, karena rata-rata wali kelas

dan guru di kelas bilingual adalah lulusan dari perguruan tinggi

yang lebih pada pendidikan bhs. Inggris, oleh karena itu, untuk

BTQ kelas bilingual kami memanggil guru Qira`ati.

Tanya : Metode apa yang digunakan untuk pembelajaran BTQ?

Jawab : Untuk kelas reguler menggunakan metode Iqra yang diajarkan oleh

guru PAI, sedangkan pada kelas bilingual menggunakan metode

Page 166: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Qira`ati yang diajarkan oleh team guru qira`ati. Untuk kedepannya

In sha Allah semua kelas menggunakan guru qira`ati.

Tanya : Bagaimana proses pembelajaran BTQ?

Jawab : Untuk proses pembelajaran BTQ pada kelas reguler diajarkan oleh

guru PAI. Jadi guru PAI bekerjasama dengan wali kelas untuk

mengajar BTQ. Waktu pembelajarannya satu minggu sekali di pagi

hari setelah tahfidz, sholat dhuha, sebelum pelajaran dimulai.

Tapi untuk kelas bilingual, proses pembelajaran BTQ diajarkan oleh

team guru qira`ati sebanyak 3 guru, waktu pembelajarannya 4 hari

dalam seminggu dengan memakai alat peraga dan lain-lain.

Tanya : Apa saja target yang ingin dicapai Madrasah pada mata pelajaran

Baca Tulis Al-Quran (BTQ)?

Jawab : Pertama, Harus hafal surat-surat yang ditentuka pada setiap kelas,

seperti kelas 1 dari surat At-Takastur sampai surat an-Naas dan

seterusnya sampai pada surat An-Naba`. Terpenting kelas 6 sudah

harus hafal juz 30, karena syarat UN madrasah adalah harus sudah

hafal juz 30, bukan sekedar hafal tapi tajwidnya juga bagus. Tetapi

apabila sebelum kelas 6 ada yang sudah hafal juz 30 makan bisa

melanjutkan ke surat-surat pilihan seperti: Al-Mulk, Ar-Rahman dll.

Kedua, peserta didik harus bisa membaca Al-Qur`an dengan

benar dan fasih sesuai kaidah tajwid dan makharijul huruf yang

benar. Oleh karena itu, saya meminta kepada lembaga IIQ untuk

selalu mengirimkan peserta PPKT ke Madrasah untuk

menyempurnakan tajwid dan makharijul huruf.

Untuk keberhasilan membaca Al-Qur`an, metode Qira`ati (kelas

bilingual) lebih baik karena makharijul hurufnya diajarkan lebih

jelas, detail dan fasih, karena guru-guru yang mengajar sudah

mendapat ijazah qira`ati.

Page 167: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Tanya : Prestasi apa saja yang telah diperoleh pada bidang BTQ?

Jawab : Pernah menjadi juara 2 tingkat pelajar se-Tangsel dan selalu menjadi

juara tahfidz tingkat Kota Tangerang Selatan.

Tanya : Apa saja kendala-kendala pembelajaran BTQ dan bagaimana upaya

untuk mengatasinya?

Jawab : Mungkin karena pelajaran yang begitu banyak, ada beberapa anak

yang cepat bosan, tapi tergantung motivasi dari guru dan orang

tuanya, kalau dari kami secara maksimal selalu memberi motivasi.

Ciputat, 15 Juli 2019

Hj. Ratu Rohimah, M.Pd.,

Page 168: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Wawancara Wakil Kepala Madrasah bidang Kurikulum

Nama : Sugiyah, S.Pd

Jabatan : Wakil Kepala Madrasah bidang Kurikulum

Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 15 Juli 2019

Tempat Wawancara : Kantor Guru

Tanya : Apakah sistem Pendidikan di MIN 1 Kota Tangerang Selatan sudah

berjalan sesuai Visi dan Misi Madrasah?

Jawab : In sha Allah sudah sesuai, visi dan misi itu bisa berubah dan diganti

sesuai situasi, seandainya jika visi dan misi sudah tercapai maka

bisa dikembangkan , jika ada yang kurang maka bisa diperbaiki,

visi dan misi tidak bersifat baku dan dapat diperbaiki.

Tanya : Bagaimana kualifikasi/kriteria menjadi pengajar BTQ?

Jawab : Untuk kriteria guru BTQ tentunya tidak sembarangan, dia harus

lulusan dari kelas qira`ati dan kompeten di bidang qiraati, pihak

sekolah tidak menggunakan tes, kami menyerahkan penuh kepada

koordinator qira`ati.

Tanya : Metode apa yang digunakan untuk pembelajaran BTQ?

Jawab : Metode yang diterapkan untuk kelas reguler menggunakan metode

Iqro` sedangkan pada kelas bilingual menggunakan metode Qira`ati.

Tetapi untuk tahun ajaran baru 2019/2020 kami menerapkan metode

baru yakni kelas reguler dan bilingual sama-sama menggunakan

metode qira`ati, dan penambahan waktu yang dulunya 6 jam

menjadi 8 jam dengan tujuan supaya memiliki pemahaman yang

lebih baik.

Tanya : Bagaimana proses pembelajaran BTQ?

Page 169: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Jawab : Proses pembelajaran BTQ secara emplisit tidak membuat RPP dan

Silabus, tetapi mempunyai target dan strategi pembelajaran, bahkan

BTQ ada KD, KI 3 dan KI 4 nya bukan hanya sekedar kegiatan

ekstrakurikuler tetapi masuk pada kegiatan intrakurikuler, bahkan

nilai BTQ masuk di raport dan ijazah. Jadi semua aspek bisa

terukur, bukan hanya pintar tapi akhlaknya juga bagus, karena

membentuk akhlak lebih sulit daripada memberikan nilai.

Tanya : Apa saja target yang ingin dicapai Madrasah pada mata pelajaran

Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ)?

Jawab : Tentunya anak-anak bisa membaca Al-Qur`an dengan baik dan

benar, bukan hanya bacaan tapi juga menulis mengingat kita adalah

Madrasah baca tulis Al-Qur`an (BTQ) adalah pelajaran yang utama.

Oleh karena itu BTQ disematkan pada awal pelajaran, bahkan

waktu pembelajaran literasi juga diisi BTQ yang tentunya dipegang

oleh orang-orang yang kompeten dibidangnya dengan target di

setiap kelas yang berbeda.

Tanya : Prestasi apa saja yang telah diperoleh pada bidang BTQ?

Jawab : Sering juara tingkat Tangerang Selatan, juara tahfidz antar sekolah

dengan berbagai penghargaan, sertifikat, piala dan uang.

Tanya : Apa saja kendala-kendala pembelajaran BTQ dan bagaimana upaya

untuk mengatasinya?

Jawab : Ketika murid terlalu banyak dengan kemampuan yang berbeda-beda

dibutuhkan guru yang pandai mengelola kelas, misalnya sebagian

membaca sebagian menulis, kembali bagaimana guru mengatur

kelas supaya kondusif, ketika guru bisa mengatur kelas dengan baik

maka suasana kelas akan lebih kondusif. Untuk kelas bilingual saya

rasa sudah kondusif karena setiap kelas terdapat 3 guru yang

menangani jadi lebih kondusif.

Page 170: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Ciputat, 15 Juli 2019

Sugiyah, S.Pd.,

Page 171: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Wawancara Guru BTQ Kelas V Bilingual

Nama : Toto Priyanto, S.Pd.I

Jabatan : Guru BTQ Kelas V Bilingual

Hari/Tanggal Wawancara : Rabu, 24 April 2019

Tempat Wawancara : Kantor PAI

Tanya : Metode apa yang digunakan untuk pembelajaran BTQ di kelas V

bilingual?

Jawab : Metode Qiroati.

Tanya : Apasaja materi BTQ di kelas V bilingual?

Jawab : Pada metode Qira`ati ini kami menggunakan buku Qira`ati tingkat

SD dimana terdapat 4 jilid, ghorib, dan Tajwid.

Tanya : Berapa jam pembelajaran BTQ dalam 1 minggu?

Jawab : Dalam satu minggu BTQ dilaksanakan 3 kali, 1 peretemuan 45

menit, jadi kira-kira satu minggu pembelajaran BTQ sebanyak 135

menit.

Tanya : Apakah ada RPP dan silabus pada pembelajaran BTQ kelas V

Bilingual?

Jawab : Tidak ada, Qiroati tidak ditekankan untuk membuat RPP dan silabus,

tetapi ditekankan pada program dan metodologi, jadi yang mau

mengajar dengan metode Qira`ati harus ikut pembelajaran

metodologi, mulai metodologi dasar pra sampai tahap finishing.

Bahkan ketika sudah menjadi guru, masih harus ikut klasikal untuk

mengingatkan kembali tentang metode, materi dan motivasi-

motivasi menjadi guru Qira`ati.

Page 172: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Namun jika ingin membuat bisa, nanti membuat KI KD sendiri

tapi untuk di MIN tidak membuat RPP, karena dari pimpinan tidak

mewajibkan.

Tanya : Bagaimana Proses pembelajaran BTQ di kelas V bilingual?

Jawab : Dalam satu kelas terdapat 3 tenaga guru pengajar, yang fungsinya

untuk mengampu jilid yang berbeda dalam 1 kelas. Pertama,

klasikal besar selama 15 menit untuk membaca surat-surat pendek,

doa-doa harian dan belajar dengan alat peraga berupa buku besar

yang dijepit di tiang berisi tentang bacaan-bacaan. Kemudian 30

menit selanjutnya membuat 3 kelompok dengan menyesuaikan

tingkatan jilid masing-masing, kelompok I untuk siswa yang sampai

pada jilid 1 dan 2, kelompok II untuk siswa mulai jilid 3 dan 4,

sedangkan kelompok tiga untuk siswa yang sampai pada Al-Qur`an,

Tajwid, Gharib dan yang sudah khatam untuk menghafalkan surat-

surat pilihan.

Dalam kegiatan ini guru menyimak siswa membaca satu persatu

buku Qira`ati sesuai tingkatan jilidnya masing-masing. Sedangkan

untuk kelompok III langsung membaca sesuai tingkatannya,

misalnya membaca Al-Qur`an, gharib, tajwid atau hafalan surat-

surat pilihan bagi yang sudah khatam metode Qira`ati.

Tanya : Bagaimana Evaluasi pembelajaran BTQ di kelas V bilingual?

Jawab : Untuk evaluasi metode qiroati, setiap anak yang sudah

menyelesaikan satu jilid dan ingin melanjutkan jilid berikutnya,

terlebih dahulu mengikuti ujian secara lisan yang diuji oleh kepala

Qira`ati mengenai materi yang telah di dapat, jika lulus maka bisa

naik jilid selanjutnya, namun apabila tidak lulus, maka siswa harus

kembali belajar dengan guru qiroatinya, untuk membenahi apa yang

Page 173: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

kurang pada saat tes, ketika sudah mampu maka bisa melakukan

ujian ulang sampai lulus.

Setelah murid selesai 4 jilid, murid masuk pada tahap yang

namanya tadarus, tadarus dibagi menjadi 3 tingkatan, yakni 1)

membaca Al-Qur`an juz 1-10 untuk tadarus murni (belajar

membaca Al-Qur`an saja) setelah selesai kemudian tes tadarus juz

1-10, apabila lulus maka naik ketingkatan 2) yakni, membaca Al-

Qur`an juz 11-20 dan menerima pembelajaran gharib, setelah

menyelesaikan gharib, kemudian tes ghorib apabila lulus maka

dapat melanjutkan ke tingkatan 3) yakni, membaca Al-Qur`an juz

21- 30 dan meneriman pelajaran tajwid setelah menyelesaikan

tajwid, kemudian mengikuti tes untuk melangkah ke jenjang

selanjutnya yaitu kelas finishing (sudah menguasai semua dari

fashoha, tartil, ghorib, tajwid, hafalan surat pendek dari surat Asy-

Syams sampai surat An-Naas, doa sehari-hari, bacaan sholat, dan

praktek wudhu, dengan pelafalan bacaanya harus menggunakan

tajwid.

Setelah itu, masuk pada kelas persiapan IMTAS (Imtihan

Tashih) atau TAS (Tashih Akhir) dengan materi antara lain

fashoha, tartil, ghorib, tajwid, hafalan surat pendek dari surat Asy-

Syams sampai Surat An-Naas, doa sehari-hari, bacaan sholat, dan

praktek wudhu. Apabila hasil ujian IMTAS terdapat 1 materi yang

kurang dari KKM (60) maka dinyatakan tidak lulus dan harus

mengulang pada IMTAS tahun depan. Untuk ujian IMTAS ada 3

tingkatan, yang pertama PRATAS yakni ujian di lembaga sekolah (

MIN 1 Kota Tangerang Selatan) apabila lulus maka dilanjutkan

Ujian di tingkat II yakni ujian tingkat Jakarta Selatan, jika lulus

maka selanjutnya ke tingkat III yakni ujian tingkat Jabodetabek,

Page 174: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

setelah semua terlewati dan lulus, maka siswa bisa mengikuti

wisudah Qira`ati yang diadakan 1 tahun sekali.

Tanya : Apa saja kendala bagaimana upaya mengatasinya pada pembelajaran

BTQ di kelas V bilingual?

Jawab : saya rasa kurangnya Sumber Daya Manusia (guru Qiroati di

Madrasah) dan Kurangnya alokasi waktu pembelajaran. Untuk

mengatasinya in sha Allah Madrasah akan menambah guru Qira`ati

menambah waktu pembelajaran Qira`ati.

Ciputat, 24 April 2019

Toto Priyanto, S.Pd.I.,

Page 175: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Wawancara Guru BTQ Kelas V A Reguler

Nama : Anis Khaerunnisa, S.Pd.I

Jabatan : Guru BTQ Kelas V A Reguler

Hari/Tanggal Wawancara : Selasa, 30 April 2019

Tempat Wawancara : Kantor PAI

Tanya : Metode apa yang digunakan untuk pembelajaran BTQ di kelas V A

Reguler?

Jawab : Saya menggunakan metode Iqra’, Desmontrasi dan praktek.

Tanya : Apasaja Materi BTQ di kelas V A Reguler?

Jawab : Untuk materinya tajwid saya tidak tahu batasan kelas 5 sampaimana,

hanya saja saya menyesuaikan dengan mata pelajaran Al-Qur`an

Hadis, tetapi meskipun pada pelajaran Al-Qur`an Hadis belum

diajarkan, tetap akan saya ajarkan jika memang harus diajarkan.

Untuk materi tajwid saya menggunakan buku Pelajaran Tajwid

karya KH. Imam Zarkasyi.

Tanya : Kapan Waktu pelaksanaan pembelajaran BTQ di kelas V A regular?

Jawab : Hari Selasa ba`da sholat dhuha, kira-kira jam 07.30- 08.30 kadang

juga lebih, jadi waktu pelaksanaan pembelajaran hanya satu minggu

satu kali.

Tanya : Bagaimana pelaksanaan pembelajaran BTQ di kelas V A Reguler?

Jawab : Saya menggunakan metode Desmontrasi kemudian praktek saat

memberi/menjelaskan materi. Pertama membaca bersama-sama

surat yang dihafal sesuai target kelas, Kemudian saya memberi

tugas seperti menulis Al-Qur`an (imlak), mencari hukum tajwid

dalam ayat-ayat Al-Qur`an yang ditentukan, dan memberi materi

tajwid.

Page 176: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Ketika siswa-siswi mengerjakan tugas, saya memanggil satu

persatu siswa/siswi untuk maju ke meja saya membaca Al-Qur`an

dan menyetorkan hafalan surat-surat pendek yang ditargetkan.

Terkadang saya menyuruh peserta didik membaca Al-Qur`an

bersama-sama kemudian menunjuk satu siswa untuk membaca

sendiri ditempat duduknya serta ditanyakan hukum tajwidnya, saya

menyimak dan membenarkan jika terdapat kesalahan.

Tanya : Apakah terdapat RPP dan silabus untuk pembelajaran BTQ di kelas

V A reguler?

Jawab : Tidak ada, seharusnya membuat, tetapi di MIN 1 tidak membuat

karena dari pimpinan tidak mewajibkan.

Tanya : Bagaimana evaluasi pada pembelajaran BTQ di kelas V A regular?

Jawab : Evaluasi dilaksanakan 2 kali dalam satu semester, seperti mata

pelajaran pada umunya yakni UTS dan UAS. Ujiannya berupa tes

tulis dan tes lisan, untuk tes lisan peserta didik praktek membaca

Al-Qur`an, sedangkan tes tulisnya imlak, dan mencari hukum tajwid

pada surat yang telah ditentukan.

Tanya : Apasaja Kendala pembelajarn BTQ di kelas V A Reguler dan

bagaimana upaya untuk mengatasinya?

Jawab : masih ada siswa yang masih belum tau huruf hijaiyyah dan

kurangnya minat belajar BTQ. Untuk mengatasinya saya selalu

memberi motivasi setiap kali pertemuan dan menggunakan sistem

paksaan.

Ciputat, 30 April 2019

Anis Khaerunnisa, S.Pd.I.,

Page 177: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Wawancara Guru BTQ Kelas V B Reguler

Nama : Dadah, S.Pd.I

Jabatan : Guru BTQ Kelas V B Reguler

Hari/Tanggal Wawancara : Kamis, 25 April 2019

Tempat Wawancara : Kelas 1 A

Tanya : Metode apa yang digunakan untuk pembelajaran BTQ di kelas V B

Reguler?

Jawab : Metode Iqra`.

Tanya : Apasaja Materi BTQ di kelas V B Reguler?

Jawab : Untuk materi mengikuti panduan di buku Iqro’ dan untuk tajwid

saya mencari referensi dari buku lain. Materi di kelas saya adalah

hukum nun sukun dan tanwin, sebenarnya tidak terlalu intensif

dalam pembelajaran tajwid karena anak-anak sudah mendapatkan

materi tajwid pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits.

Tanya : Kapan Waktu pelaksanaan pembelajaran BTQ di kelas V B regular?

Jawab : Hari selasa setelah sholat dhuha kira-kira jam 07.30 – 08.10. Jadi

satu minggu hanya satu jam.

Tanya : Apakah terdapat RPP dan silabus untuk pembelajaran BTQ di kelas

V B reguler?

Jawab : Tidak ada, seharusnya membuat, tetapi di MIN 1 tidak membuat

karena dari pimpinan tidak mewajibkan.

Tanya : Bagaimana pelaksanaan pembelajaran BTQ di kelas V B Reguler?

Jawab : Kegiatan pembelajaran diawali dengan membaca Do`a surat Al-

Fatihah beserta artinya bersama-sama. Kemudian tadarus Al-Qur`an

sesuai surat yang ditargetkan bersama-sama, saya menyimak

kebenaran tajwid dan makharijul huruf jika ada yang salah dalam

Page 178: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

bacaan baik tajwid maupun makharijul huruf guru menyuruh

berhenti membaca dan mengulang ayat yang salah tersebut, atau

guru membenarkan dan peserta didik megikuti, jika sudah benar

maka dilanjutkan ayat berikut.

Terkadang saya membaca dahulu kemudian peserta didik

mengikuti seperti yang dibacakan guru, setelah dibaca berkali-kali

guru menunjuk satu anak untuk di tes membaca, pemilihannya bisa

sesuai absen, diacak, atau anak yang tidak memperhatikan, apabila

sudah benar maka dilanjutkan ayat berikutnya, jika belum benar

maka diulang kembali ayat tersebut sampai benar.

Kemudian anak mengaji satu persatu sesuai absen maju ke meja

guru untuk setoran membaca sesuai jilidnya masing-masing, jika

jilidnya sudah selesai maka membaca Al-Qur`an. sedangkan yang

lain mengerjakan tugas di papan tulis berupa menulis Al-Qur`an

(imlak).

Tanya : Bagaimana evaluasi pada pembelajaran BTQ di kelas V B regular?

Jawab : Untuk evaluasi, terdapat dua macam tes, yakni lisan dan tulis. Untuk

lisan, dapat dilihat dari tercapainya target hafalan yang ditentukan

di kelas. Sedangkan untuk tes tulis, saya membuat soal seperti

layaknya ulangan. Apabila tidak lulus maka raport akan

ditangguhkan.

Tanya : Apasaja Kendala pembelajarn BTQ di kelas V B Reguler dan

bagaimana upaya untuk mengatasinya?

Jawab : Pertama, saya kurang banyak waktu pembelajaran, hanya satu jam

dalam satu minggu, untuk mengatasinya kebetulan saya guru fiqih

di kelas V B maka saya minta kepada wali kelas untuk

memindahkan jam fiqih saya ke hari selasa jam pertama (setelah

BTQ), jadi apabila waktu pembelajaran BTQ kurang maka saya bisa

Page 179: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

mengambil waktu fiqih sebanyak yang dibutuhkan dengan

maksimal waktu 30-45 menit kemudian lanjut mata pelajaran fiqih.

Kedua, Banyaknya siswa dalam 1 kelas sebanyak 39 siswa,

sedangkan guru hanya 1. Untuk mengatasinya begini, dalam 1 bulan

terdapat 4 minggu, jadi setiap pertemuan 10 anak maju membaca

kedepan (setoran ke saya) jadi dalam 1 bulan sudah kebagian baca

semua. Dan masih ada murid yang ngobrol ketika guru menjelaskan

materi, tidak meratanya ketuntasan hafalan, dan murid bandel.

Ciputat. 25 April 2019

Dadah, S.Pd.I.,

Page 180: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Wawancara Siswi Kelas V Bilingual

Nama : Luviana Kanisha

Kelas : V Bilingual

Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 15 Juli 2019

Tempat Wawancara : Kelas V Bilingual

Tanya : Dimana pertamakali kamu mendapatkan pendidikan Baca Tulis Al-

Qur`an (BTQ)?

Jawab : Waktu pertama kali mendapatkan pendidikan BTQ itu di rumah.

Tanya : Bagaimana perkembangan kemampuan Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ)

kamu saat ini?

Jawab : Alhamdulillah, Lancar.

Tanya : Apa Metode Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) yang digunakan di kelas

mu? Apakah kamu suka?

Jawab : Metode Qira`ati, lumayan suka.

Tanya : Bagaimana cara guru BTQ mengajar pelajaran BTQ dikelas?

Jawab : Menerangkan pelajaran dan kita diperintahkan untuk sering-sering

setoran.

Tanya : Apakah kamu pernah mengalami kesulitan ketika belajar Baca Tulis

Al-Qur`an (BTQ)? Mengapa? Dan bagaimana mengatasainya?

Jawab : Pernah, sejujurnya saya sih karena malas, mengatasinya dengan

mencoba untuk selalu terus membaca Al-Quran dan gharib di rumah

dan di sekolah.

Tanya : Selain di Madrasah, apakah kamu ada waktu tambahan untuk belajar

Baca Tulis Al-Qur`an di rumah? (seperti: masuk TPQ, privat, dll.)

Jawab : Ada, belajar sendiri di rumah, tidak mengambil privat.

Page 181: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Tanya : Jika kamu belajar BTQ juga di rumah, lebih senang belajar BTQ di

rumah atau di Madrasah? Mengapa?

Jawab : Lebih suka di sekolah, karena banyak gurunya jadi kita bisa dapat

banyak pelajaran.

Ciputat, 15 Juli 2019

Luviana Kanisha

Page 182: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Wawancara Siswa Kelas V Bilingual

Nama : Lanang Tegar Ryanto

Kelas : V Bilingual

Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 15 Juli 2019

Tempat Wawancara : Kelas V Bilingual

Tanya : Dimana pertamakali kamu mendapatkan pendidikan Baca Tulis Al-

Qur`an (BTQ)?

Jawab : TPQ di rumahku.

Tanya : Bagaimana perkembangan kemampuan Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ)

kamu saat ini?

Jawab : Alhamdulillah, lancar.

Tanya : Apa Metode Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) yang digunakan di kelas

mu? Apakah kamu suka?

Jawab : Metode Qira`ati.

Tanya : Bagaimana cara guru BTQ mengajar pelajaran BTQ dikelas?

Jawab : Pertama, membaca do`a sehari-hari bersama setelah itu membaca

buku Qira`ati sendiri-sendiri kepada guru.

Tanya : Apakah kamu pernah mengalami kesulitan ketika belajar Baca Tulis

Al-Qur`an (BTQ)? Mengapa? Dan bagaimana mengatasainya?

Jawab : Pernah, karena tidak mengerti. Cara mengatasinya dengan selalu

berlatih di rumah.

Tanya : Selain di Madrasah, apakah kamu ada waktu tambahan untuk belajar

Baca Tulis Al-Qur`an di rumah? (seperti: masuk TPQ, privat, dll.)

Jawab : Ada, saya masuk TPQ.

Tanya : Jika kamu belajar BTQ juga di rumah, lebih senang belajar BTQ di

rumah atau di Madrasah? Mengapa?

Page 183: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Jawab : Di sekolah, karena lebih faham.

Ciputat, 15 Juli 2019

Lanang Tegar Ryanto

Page 184: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Wawancara Siswi Kelas V A Reguler

Nama : Raisya Nur Ilmi

Kelas : V A Reguler

Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 15 Juli 2019

Tempat Wawancara : Kelas V A Reguler

Tanya : Dimana pertamakali kamu mendapatkan pendidikan Baca Tulis Al-

Qur`an (BTQ) ?

Jawab : Di Sekolah

Tanya : Bagaimana perkembangan kemampuan Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ)

kamu saat ini?

Jawab : Alhamdulillah, Baik.

Tanya : Apa Metode Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) yang digunakan di kelas

mu? Apakah kamu suka?

Jawab : Metode Iqra`, saya suka belajar menggunakan metode Qira`ati.

Tanya : Bagaimana cara guru BTQ mengajar pelajaran BTQ dikelas?

Jawab : Dengan cara membaca Al-Qur`an bersama-sama, setelah itu

bergiliran membaca Al-Qur`an per-orang, sambil menunggu giliran

membaca Al-Qur`an, guru memberi tugas menyalin bacaan surat

pendek dan mencari tajwid.

Tanya : Apakah kamu pernah mengalami kesulitan ketika belajar Baca Tulis

Al-Qur`an (BTQ)? Mengapa? Dan bagaimana mengatasainya?

Jawab : Pernah, saya pernah kesulitan mencari tajwid, cara mengatasinya

dengan bertanya kepada guru, apakah jawaban yang saya tulis itu

salah atau benar, jika salah maka guru langsung membenarkannya.

Tanya : Selain di Madrasah, apakah kamu ada waktu tambahan untuk belajar

Baca Tulis Al-Qur`an di rumah? (seperti: masuk TPQ, privat, dll.)

Page 185: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Jawab : Ada, setiap sore saya belajar BTQ di tempat umi saya mengajar

mengaji yaitu TPA.

Tanya : Jika kamu belajar BTQ juga di rumah, lebih senang belajar BTQ di

rumah atau di Madrasah? Mengapa?

Jawab : Saya lebih suka belajar BTQ di rumah, karena lebih fokus

belajarnya.

Ciputat, 15 Juli 2019

Raisya Nur Ilmi

Page 186: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Wawancara Siswi Kelas V A Reguler

Nama : Della Camelia

Kelas : V A Reguler

Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 15 Juli 2019

Tempat Wawancara : Kelas V A Reguler

Tanya : Dimana pertamakali kamu mendapatkan pendidikan Baca Tulis Al-

Qur`an (BTQ) ?

Jawab : Di Sekolah

Tanya : Bagaimana perkembangan kemampuan Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ)

kamu saat ini?

Jawab : Baik

Tanya : Apa Metode Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) yang digunakan di kelas

mu? Apakah kamu suka?

Jawab : Iqra`, saya tidak terlalu suka metode BTQ di kelas

Tanya : Bagaimana cara guru BTQ mengajar pelajaran BTQ dikelas?

Jawaab : Pertama, tadarus bersama-sama, setelah tadarus, belajar dan

menulis tajwid lalu mengahafal surat-surat pendek.

Tanya : Apakah kamu pernah mengalami kesulitan ketika belajar Baca Tulis

Al-Qur`an (BTQ)? Mengapa? Dan bagaimana mengatasainya?

Jawab : Pernah, karena saya tidak terlalu mengerti. Untuk mengatasinya saya

bertanya kepada guru supaya lebih faham dan mengerti.

Tanya : Selain di Madrasah, apakah kamu ada waktu tambahan untuk belajar

Baca Tulis Al-Qur`an di rumah? (seperti: masuk TPQ, privat, dll.)

Jawab : Tidak, saya hanya belajar BTQ di sekolah.

Tanya : Jika kamu belajar BTQ juga di rumah, lebih senang belajar BTQ di

rumah atau di Madrasah? Mengapa?

Page 187: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Jawab : Di sekolah, karena di rumah tidak banyak waktu luang.

Ciputat, 15 Juli 2019

Della Camelia

Page 188: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Wawancara Siswi Kelas V B Reguler

Nama : Sabrina Hafsah Kamilia

Kelas : V B Reguler

Hari/Tanggal Wawancara : Selasa, 16 Juli 2019

Tempat Wawancara : Kelas V B Reguler

Tanya : Dimana pertamakali kamu mendapatkan pendidikan Baca Tulis Al-

Qur`an (BTQ) ?

Jawab : Di rumah.

Tanya : Bagaimana perkembangan kemampuan Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ)

kamu saat ini?

Jawab : Alhamdulillah, lancar.

Tanya : Apa Metode Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) yang digunakan di kelas

mu? Apakah kamu suka?

Jawab : Panjang pendek ayat, idzhar, idgham, iqlab, ikhfa`, hafalan Al-

Qur`an, Iqra` dan Al-Qur`an. Saya suka belajar BTQ di kelas.

Tanya : Bagaimana cara guru BTQ mengajar pelajaran BTQ dikelas?

Jawab : Dengan membaca, menulis, dan mengenal hukum tajwid.

Tanya : Apakah kamu pernah mengalami kesulitan ketika belajar Baca Tulis

Al-Qur`an (BTQ)? Mengapa? Dan bagaimana mengatasainya?

Jawab : Iya, cara penulisan menyambung huruf hijaiyyah. Mengatasinya

dengan cara banyak latihan.

Tanya : Selain di Madrasah, apakah kamu ada waktu tambahan untuk belajar

Baca Tulis Al-Qur`an di rumah? (seperti: masuk TPQ, privat, dll.)

Jawab : Iya, saya setiap sore belajar BTQ di TPQ.

Tanya : Jika kamu belajar BTQ juga di rumah, lebih senang belajar BTQ di

rumah atau di Madrasah? Mengapa?

Page 189: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Jawab : Di rumah, karena waktunya lebih banyak.

Ciputat, 16 Juli 2019

Sabrina Hafsah Kamilia

Page 190: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Wawancara Siswi Kelas V B Reguler

Nama : Zulaika Renu A.

Kelas : V B Reguler

Hari/Tanggal Wawancara : Selasa, 16 Juli 2019

Tempat Wawancara : Kelas V B Reguler

Tanya : Dimana pertamakali kamu mendapatkan pendidikan Baca Tulis Al-

Qur`an (BTQ) ?

Jawab : Di sekolah.

Tanya : Bagaimana perkembangan kemampuan Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ)

kamu saat ini?

Jawab : Lumayan bisa.

Tanya : Apa Metode Baca Tulis Al-Qur`an (BTQ) yang digunakan di kelas

mu? Apakah kamu suka?

Jawab : Tentang tajwid, lumayan suka.

Tanya : Bagaimana cara guru BTQ mengajar pelajaran BTQ dikelas?

Jawab : Mengajarkan tentang idzhar, ikhfa’, idgham dan cara membaca Al-

Qur`an.

Tanya : Apakah kamu pernah mengalami kesulitan ketika belajar Baca Tulis

Al-Qur`an (BTQ)? Mengapa? Dan bagaimana mengatasainya?

Jawab : Pernah, cara mengatasinya dengan bertanya.

Tanya : Selain di Madrasah, apakah kamu ada waktu tambahan untuk belajar

Baca Tulis Al-Qur`an di rumah? (seperti: masuk TPQ, privat, dll.)

Jawab : Iya, saya ikut pengajian.

Tanya : Jika kamu belajar BTQ juga di rumah, lebih senang belajar BTQ di

rumah atau di Madrasah? Mengapa?

Page 191: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Jawab : Lebih senang di sekolah, karena lebih mudah mengerjakannya atau

mengetahuinya.

Ciputat, 16 Juli 2019

Zulaika Renu A.

Page 192: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

DOKUMENTASI

Suasana Kelas V Bilingual Suasana Kelas V A Reguler

Suasana Kelas V B Reguler Kegiatan Klasikal Besar

Page 193: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Kegiatan belajar menggunakan alat peraga

Kegiatan membaca buku Qira`ati sesuai tingkatan masing-masing

Kegiatan Proses Pembelajaran

Page 194: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Kegiatan tadarus bersama-sama Kegiatan guru menyimak murid

Wawancara Wakil Kepala Madrasah bidang Kurikulum

Wawancara Guru BTQ Kelas V Reguler

Page 195: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Wawancara Luvi siswi kelas V bilingual

Wawancara Raisya siswi kelas V A Reguler

Wawancara dengan Della siswi kelas VA Reguler

Page 196: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Wawancara dengan Sabrina siswi kelas V B regular

Wawancara dengan Zulaika siswi kelas V B Reguler

Page 197: PEMBELAJARAN METODE BAGDADI DAN IMPLEMENTASINYA …

Daftar Riwayat Hidup

Rohmatin Sholihah, lahir di Gresik pada

tanggal 25 Januari 1996. Anak ke-tiga dari tiga

bersaudara dari Ayahanda Suma`in dan Ibundan

Kaswati. Pengalaman pendidikan taman kanak-kanak di TK Roudhatul

Athfal (RA) Tashwirul Afkar Ketanen, Pendidikan Dasar di MI Tashwirul

Afkar Ketanen dan lulus pada tahun 2009, Pendidikan Menengah Pertama

dan Menengah Atas di MTs dan MA Pondok Pesantren Al-Karimi

Tebuwung Dukun Gresik, lulus tahun 2015. Kemudian tahun 2015

melanjutkan studi di Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, Fakultas

Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur atas terselesaikannya

skripsi yang berjudul “Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an

(BTQ) pada Kelas Bilingual dan Kelas Reguler (study kasus kelas V

MIN 1 Kota Tangerang Selatan)”. Tulisan ini merupakan salah satu syarat

untuk meraih S1 dalam bentuk skripsi di IIQ Jakarta, pada tahun 2019.