pembagian zakat terhadap gharim menurut fikih...

83
PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH KLASIK DAN FIKIH KONTEMPORER ( Studi Kasus di Wilayah Johor Darul Takzim, Malaysia ) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) Oleh: Mohammad Suhaib Bin Atan NIM : 107044203951 KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1430 H / 2009 M

Upload: trinhdieu

Post on 02-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT

FIKIH KLASIK DAN FIKIH KONTEMPORER

( Studi Kasus di Wilayah Johor Darul Takzim, Malaysia )

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh:

Mohammad Suhaib Bin Atan

NIM : 107044203951

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1430 H / 2009 M

Page 2: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

������������������������ �������� �������� ����������������������������

��������������������������������

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadrat Allah SWT. penulis panjatkan atas segala rahmat dan

karunia-nya yang telah melimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan

tugas penyusunan skripsi ini, shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW. Rasul paling mulia dan penutup para nabi, serta iringan doa untuk

keluarga, sahabat dan seluruh pengikut yang setia sampai akhir zaman.

Alhamdulilah dengan berkat rahmat-Nya, penulisan skripsi ini telah dapat

diselesaikan dengan baik. Untuk itu terima kasih yang tidak terhingga kepada Ayahanda

dan bondaku, Atan bin Hj. Gombang dan Siti Saayah binti Hj. Othman, yang sentiasa

mengisi seluruh ruang hatiku dengan segala pengorbanan mereka yang telah memberikan

pendidikan, perhatian, kasih sayang, dan semangat sehingga penulis menyelesaikan

skripsi ini.

Tidak lupa juga proses penyelesaian skripsi ini karena bantuan berbagai pihak.

Oleh itu, penulis ingin ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA,MM, Selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta staf-stafnya.

2. Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA, dan Kamarusdiana S. Ag, M.H, masing-masing

selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Ahwal Al-Syakhshiyyah.

Page 3: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

3. Bapak Dr. H. Ahmad Mukri Aji, M.A. dan juga bapak Kamarusdiana, S.Ag.,

M.H., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan perhatian,

bimbingan, kritik, saran dan banyak meluangkan waktu dengan penuh kesabaran.

4. Seluruh penghargaan dan penghormatan kepada Ustaz dan Ustazah di APID

Manjung, Perak, Ustaz Eddy, Ustaz Ibrahim, Ustaz Idham, Ustaz Fuzi, Ustaz

Baha, Ustazah Zuraida, dan seluruh warga APID yang memberikan dorongan,

semangat, kesabaran dan bersama dalam pahit dan manis tidak akan kulupakan

kenangan-kenangan yang dilalui semasa di APID.

5. Kepada Penolong Pegawai Jawatankuasa Bagian Zakat dan Fitrah, Pusat Urusan

Zakat Johor, Puan Jamilah binti Saad, dan staf-staf di Majlis Agama Islam Negeri

Johor.

6. Kakandaku yang kusayangi, Saifullah, Abdul Hadi beserta Istrinya Kak Aisah,

Muhd Sollahuddin dan istrinya kak Kamarul Hairus, tidak lupa juga, Adindaku,

Muhammad Khalil, Siti Zainab, Siti Nabilah, Siti Adibah, Nabiha dan

Noorsyakirah selaku saudara-saudari kandungku yang banyak meluangkan masa

bersama bersama penulis didalam menjalani kehidupan ini.

7. Kepada yang teristimewa, Noraini binti Mat Saad yang sentiasa bersama penulis

dalam suka dan duka, yang sentiasa memberikan dorongan serta semangat kepada

penulis dalam menyusun skripsi ini dan juga yang setia menantikan penulis dari

jauh.

8. Buat teman-teman kosanku yang sangat ceria dan mengharungi bersama pahit

manis, Hazrin, Mohd Firdous, Mohd Muizzuddin, Mohd Ishraff, Mohd Fami

Page 4: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Zulhaizad, Rais, Muhibburrahman, Anuar, Zulkifli, Baha, Shafie, Tarmidzi,

Hayafizul dan tidak lupa juga kepada teman-teman muslimat lainnya.

9. Teman-teman seangkatan 2007/2008/2009 Progam Studi Ahwal Al-Syakhshiyyah

Konsentrasi Administrasi Keperdataan Islam, Peradilan Agama dan juga dari

Program Studi Siyasah Syariah, terima kasih saya ucapkan. Serta tidak lupa

kepada semua teman-teman di seluruh Jakarta.

10. Semua pihak yang terlibat dan yang telah membantu penulis dalam penulisan

skripsi ini sehingga selesai, dan semua sahabat yang berada di Malaysia.

Demikian sudah penulis memberi ucapan terima kasih kepada semua pihak dan

harapan penulis semoga Allah SWT yang membalas Segala jasa dan budi baik kalian.

Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang

berkaitan maupun para pembaca pada umumnya.

Jakarta, 29 November 2009 M,

12 Dzulhijjah 1430 H

Penulis

Page 5: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... iv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah .................................. 5

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian............................................ 7

D. Studi Review Kajian Terdahulu ............................................ 7

E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan.............................. 9

F. Sistematika Penulisan .......................................................... 9

BAB II: ZAKAT DALAM FIKIH DAN PEMBAGIANNYA

A. Pengertian Dan Dasar Hukum Zakat .................................... 11

B. Syarat-Syarat dan Rukun Zakat............................................ 18

C. Macam-Macam Zakat .......................................................... 24

D. Mustahik Zakat .................................................................... 28

E. Tujuan dan Hikmah Zakat.................................................... 33

F. Sistem Pembagian Zakat ...................................................... 37

Page 6: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

BAB III: GHARIM DALAM PANDANGAN FUKAHA DAN

KEDUDUKANNYA DALAM FIKIH

A. Makna Gharim Dalam Fikih Klasik ..................................... 40

B. Makna Gharim Dalam Fikih Kontemporer ........................... 43

C. Kriteria Gharim Mustahik Menurut Fukaha Klasik............... 47

D. Kriteria Gharim Mustahik Menurut Fukaha Kontemporer .... 49

E. Kedudukan Gharim Dalam Fikih ......................................... 57

BAB IV: STUDI KASUS DI PUSAT URUSAN ZAKAT

DI WILAYAH JOHOR DARUL TAKZIM.

A. Wewenang Pusat Urusan Zakat Johor Dalam

Hal Ehwal Zakat .................................................................. 61

B. Fungsi Dan Pelaksanaan Zakat Di Negeri Johor................... 63

C. Kasus-Kasus Yang Berlaku Keatas Gharimin....................... 67

D. Analisa Penulis Terhadap Distribusi Zakat .......................... 72

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................... 78

B. Saran-Saran ......................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 84

Page 7: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Umat Islam adalah umat yang mulia, umat pertengahan yang dipilih Allah

untuk mengembangkan risalah agar mereka menjadi saksi atas segenap umat dan

bangsa. Tugas umat Islam adalah untuk mewujudkan tata kehidupan dunia yang adil,

makmur, tenteram dan sejahtera dimana pun mereka berada.

Bahwa kenyataannya umat Islam kini jauh dari kondisi yang diharapkan, yaitu

sebagai akibat yang belum mampu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.

Umat Islam memiliki potensi sumber daya manusia dan ekonomi yang melimpah.

Jika seluruh potensi itu dikembangkan dengan saksama, diangkat dengan potensi

akidah Islamiyyah dan kandungan Islam yang jernih, akan memperoleh hasil yang

optimal.1

Salah satu pokok ajaran Islam yang belum ditangani secara serius adalah

penanggulangan kemiskinan, dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan

pendayaan zakat dalam arti yang seluas-luasnya sebagaimana yang telah dilakukan

dan dicontohkan oleh Baginda Rasulullah SAW. serta para penerusnya dizaman

kegemilangan Islam.2

1 Gustian Djuanda, S.E., M.M, dkk, Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan (Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h.285.

2 Didin Hafidhuddin, dkk, Panduan Zakat Praktis: Edisi Penghasilan (Jakarta: PT. Parindo

Tri Pustaka, 2005), h. 1.

Page 8: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Zakat adalah salah satu rukun Islam yang merupakan kewajiban agama yang

dibebankan atas harta kekayaan seseorang menurut aturan yang tertentu.3 Zakat juga

adalah salah satu kewajiban yang sangat penting bagi masyarakat mukmin yang

memenuhi syarat Syariah Islam sebagai muzakki untuk mengeluarkan sebagian

pendapatan atau harta guna yang diberikan kepada mustahik yang telah ditetapkan

oleh Syariah Islam.4 Hampir setiap ayat yang menyuruh mengerjakan shalat akan

selalu diiringi dengan perintah mengeluarkan zakat. Perkataan zakat yang disebut

didalam Al-Quran ada sebanyak 82 kali.5 Setiap ayat yang menyuruh mengeluarkan

zakat selalu dirangkaikan dengan perintah mendirikan shalat karena zakat merupakan

rukun Islam yang kedua. Ini menunjukan bahwa zakat adalah kewajiban yang sangat

penting. Shalat adalah merupakan sarana komunikasi utama diantara manusia dengan

penciptanya Allah SWT., sedangkan zakat pula adalah sarana komunikasi utama

diantara manusia dengan manusia lainnya didalam masyarakat.6

Zakat termasuk dalam kategori ibadah wajib seperti shalat, haji, dan juga

puasa dibulan Ramadhan yang telah diatur berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah. Ia

juga sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat

berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia sejagat.7

3 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf (Jakarta:UI Press,1998), h.1.

4 Lili Bariadi, dkk, Zakat Wirausaha (Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005), Cet. Ke-1, h. 6.

5 Ahmad M Saepudin, Studi Nilai-Nilai Ekonomi Islam (Jakarta: Media Dakwah, 1984), h.

68. 6 Gustian Djuanda, S.E., M.M, dkk, Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan (Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 10.

7 Ibid., h. 13.

Page 9: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Dalam kehidupan manusia, pasti mengharapkan kesejahteraan, baik dari

kesejahteraan duniawi maupun kesejahteraan ukhrawi. Sehingga pantas jika manusia

sering berdoa dan memohon kepada Allah SWT., untuk keselamatan dunia dan

akhirat. Salah satu doa yang sering diucapkan dan dibacakan adalah doa yang termuat

didalam Al-Quran yaitu:

������� ������ �! �"�#�$�

%&�%'�(� �!�) �+�,-.( %&�%'�(�

���/�) -0⌧"+ �3%� )٢٠١ \٢\ ا����ة (

Artinya: "…Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat

dan peliharalah kami dari siksa neraka"

( Q.S. Al-Baqarah: 201 )

Jelas sudah dengan dibaca ayat ini, akan menjadi petunjuk bahwa setiap

manusia mengharapkan kehidupan yang sejahtera di dunia dan akhirat. Dalam upaya

mencari kesejahteraan itu, disinilah zakat mempunyai peranan yang sangat penting

terutama manfaat zakat bagi penerimanya yaitu membantunya didalam memenuhi

keperluan hidup yang tidak dapat dipenuhinya sendiri. Sedangkan manfaat zakat bagi

yang mengeluarkannya adalah membersihkan hartanya.

Zakat diwajibkan kepada golongan yang mempunyai kemampuan lebih dalam

hal materi atau dalam istilah lain yaitu golongan ini disebut dengan sebutan orang

kaya atau berkemampuan untuk membantu golongan yang tidak mampu dilingkungan

mereka, seperti orang fakir, miskin dan sebagainya. Semua itu adalah bentuk

kebaikan agama Islam terhadap golongan yang tidak berkemampuan.

Page 10: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Dalam zakat terdapat dua aspek penting, salah satunya adalah kemana zakat

tersebut akan disalurkan, sehingga zakat menjadi suatu nilai ibadah bagi yang

menjalankannya. Allah SWT. telah menyebutkan delapan golongan yang berhak

menerima zakat dan orang yang berhak menerima zakat ini lebih dikenal dengan

nama mustahik zakat sebagaimana yang terdapat didalam firman Allah SWT.:

4 (☺6#�7 89 :/($;<� ���+�:78=>?�� @!A,B '�(☺C��)

+!D��☺ (EC��) &FGHI?+J �&⌧=K�⌧:☺C��) GMFJO�E?E/

P�!�) �0:/QR�� +!A�SQ� +�C��) P�!�) @T"�U(V

�� @!C��) @T"�U��� W %&XYZQ�:> [\�]S �� B ^��) _���?+J Y�",U(� ) �ب )٩:٦٠\ا��

Artinya: "Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-

orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk

hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,

untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan,

sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha

mengetahui lagi Maha Bijaksana " (Q.S. At-Taubah: 60)

Oleh karena itu, penulis melihat ada perlunya suatu kajian serius mengenai

masalah mustahik yang dari dulu tidak pernah jelas akan jalan penyelesaiannya. Akan

tetapi pada penulisan ini, penulis akan hanya membatasi dalam permasalahan

mengenai mustahik yang berhutang atau dikenal dengan nama gharim, yaitu orang

yang berhutang sehingga timbul pertanyaan "gharim yang bagaimana yang berhak

dan layak untuk menerima zakat dan yang tidak berhak menerima zakat".

Gharim juga termasuk didalam golongan mustahik zakat. Didalam hal ini

seringkali diperdebatkan baik yang dikemukakan oleh Imam Madzhab maupun

pendapat perorangan. Namun demikian, praktek di Johor bahwa gharim tidak

Page 11: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

mendapat haknya dengan adil dan permasalahan seperti ini seringkali terjadi dan

persoalan akan timbul terhadap mustahik tersebut dan juga amil zakat itu sendiri.

Dari uraian diatas, perlu dibuat kajian untuk mendalami hal tersebut. Oleh

karena itu penulis memilih judul "PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM

MENURUT FIKIH KLASIK DAN FIKIH KONTEMPORER (Studi Kasus di

Wilayah Johor Darul Takzim, Malaysia) ".

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi pada:

1. Pembatasan Masalah

Zakat merupakan sebuah kajian yang luas, seperti analisis mengenai harta

yang wajib dizakati, berapa kadar zakatnya dan juga masalah terhadap mustahik

yang berhak menerima zakat. Menurut Al-Quran, mustahik zakat terdiri dari

delapan golongan yaitu fakir, miskin, amil zakat, muallaf yaitu saudara yang

baru memeluk agama Islam, riqab, gharim, sabilillah dan juga ibnu sabil.

Delapan golongan yang berhak menerima zakat ini terdapat didalam firman

Allah SWT. pada Surah At-Taubah ayat 60. Dengan berlatarbelakangkan dari

permasalahan diatas yang cukup luas, penulis membatasi masalah mustahik

zakat hanya pada masalah gharim. Dalam Fiqh Klasik penulis hanya membatasi

kepada empat Imam Madzhab. Dan pada Fiqh Kontemporer pula penulis hanya

menurut pendapat Dr. Yusuf Al-Qardhawi dan Wahbah Zuhaily yang

menyangkut masalah tentang zakat.

2. Perumusan Masalah

Page 12: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Dalam penulisan skripsi ini, masalah pokok yang penulis rumuskan

adalah:

1. Bagaimana pendapat Fukaha Klasik dan Kentemporer tentang Gharim

yang berhak menerima dan tidak berhak menerima zakat?

2. Mengapa gharim tidak dapat zakat yang seharusnya menjadi haknya

sedangkan dia juga termasuk didalam golongan mustahik zakat?

3. Bagaimana pandangan Hukum Islam terhadap praktek pemberian zakat

terhadap gharim di wilayah Johor?

i. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1) Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang gharim yang

berhak dan tidak berhak untuk menerima zakat menurut pandangan fikih.

2) Dapat mencari jalan penyelesaian terkait dengan permasalahan gharim

yang tidak mendapat zakat.

3) Selain itu dapat menjelaskan bagaimana pandangan hukum Islam terhadap

praktek pemberian zakat terhadap gharim di wilayah Johor.

2. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah :

1) Dapat memahami yang dimaksud dengan gharim yang berhak dan tidak

berhak menerima zakat dalam pandangan Fiqh Klasik dan Fiqh

Kontemporer.

Page 13: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

2) Menambah pengetahuan kepada masyarakat tentang masalah orang yang

berhutang yang mana berhak dan tidak berhak untuk menerima zakat

didalam pandangan Fiqh Klasik dan Kontemporer.

3) Menambah khasanah ke pustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Studi Review Kajian Terdahulu.

Skripsi yang menjadi pilihan penulis adalah skripsi dari Hadi Hermanto,

mahasiswa jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul Peran USZ (Unit Salur Zakat) untuk

meningkatkan kesejahteraan mustahik.

Persamaan yang dapat diambil dari skripsi tersebut adalah tentang penyaluran

zakat kepada mustahik yang berhak menerimanya. Dia juga memfokus terhadap zakat

dan ketentuannya yaitu zakat yang bersifat konsumtif tradisional yang mana

dibagikan kepada mustahik untuk dimanfaatkan secara langsung seperti zakat fitrah

dan juga penyaluran yang bersifat kunsumtif kreatif yaitu ia diujudkan didalam

bentuk lain dari barangnya semula, seperti diberikan didalam bentuk alat-alat sekolah

ataupun beasiswa pendidikan.8

Perbedaan yang dapat dilihat adalah skripsi tersebut menggunakan undang-

undang zakat nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, akan tetapi skripsi ini

tidak menggunakannya bahkan hanya fokus terhadap fikih klasik dan juga fikih

kontemporer. Ia juga menerangkan tentang zakat dan pembagiannya terhadap

8 Hadi Hermanto, Peran USZ (Unit Salur Zakat) Untuk Meningkatkan Kesejahteraan

Mustahik (Skripsi jurusan Muamalat Fak. Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2009).

Page 14: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

mustahik zakat tetapi penulis hanya fokus kepada gharimin supaya gharim mendapat

zakat menurut kondisi-kondisi yang terjadi kepada mustahik tersebut.

Fokus penulis didalam penulisan skripsi ini adalah karena gharim adalah

orang yang terlibat dalam mainan utang, dan utang itu dilakukan bukanlah karena

mereka berbelanja yang berlebihan, membelanjakan untuk hal-hal yang diharamkan

melainkan karena kemiskinan mereka.

E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

Dalam usaha mendapatkan bahan–bahan rujukan penulisan buku ilmiah ini,

penulis menggunakan metode kepustakaan (Library Research), yaitu pengkajian dan

penyelidikan literatur kepustakaan yang ada relevensi atau kaitannya dengan judul

skripsi, khususnya tentang zakat yang menjadi topik permasalahan. Disamping itu

juga, penulis menggunakan studi lapangan, yaitu pengambilan data melalui

wawancara dengan pengurus bagian zakat di wilayah Johor yaitu Puan Jamilah binti

Saad, penolong pegawai jawatankuasa bagian zakat dan fitrah serta pengkajian

dokumentasi dari bagian tersebut.

Adapun dalam hal teknik penulisan, penulis merujuk kepada kaidah-kaidah

yang ada didalam buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum

yang dikeluarkan oleh UIN Syariff Hidayatullah, Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan dalam usaha memberikan gambaran

singkat mengenai isi dari skripsi dalam lima bab, dan tiap babnya terdiri dari sub-sub

Page 15: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

bab yang tentunya antara satu bab dengan bab lainnya yang mempunyai keterkaitan.

Adapun sistematika penulisan secara terperinci sebagai berikut :

Bab satu merupakan uraian tentang alasan pemilihan judul, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan (review) kajian

terdahulu, metode penelitian dan teknik penulisan serta sistematika penulisan.

Bab kedua ini, penulis membahas mengenai pengertian dan dasar hukum

zakat, syarat–syarat dan rukun zakat, macam–macam zakat, mustahik zakat, tujuan

dan hikmah zakat, serta kedudukan gharim didalam hukum Islam dan bagaimana

sistem pembagian zakat itu dijalankan.

Bab ketiga ini pula penulis membahas tentang makna gharim didalam fikih

klasik dan juga fikih kontemporer serta kriteria yang bagaimana harus ada pada

mustahik tersebut dan juga kedudukan gharim dalam hukum fikih.

Bab keempat ini, penulis membahaskan tentang studi kasus yang dikaji di

Pusat Urusan Zakat di wilayah Johor. Penulis membahas tentang wewenang yang

dilakukan didalam hal ehwal zakat dan juga membahas fungsi serta pelaksanaan zakat

di negeri Johor. Didalam bab ini juga penulis mengangkat kasus-kasus yang terjadi di

Johor dan juga menganalisis mengenai distribusian zakat.

Bab kelima sebagai bab terakhir dari seluruh isi skripsi ini dan berisi

kesimpulan dan saran dan harapan penulis agar penulisan skripsi ini menjadi suatu

komitmen yang berguna bagi agama, negara, nusa dan bangsa.

Page 16: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

BAB II

ZAKAT DALAM FIKIH

A. Pengertian dan Dasar Hukum Zakat

1. Pengertian Zakat.

Zakat secara etimologi memiliki arti dan diantaranya :

1) Zaka dalam arti nama (lughah) artinya kesuburan9

2) Zaka dalam arti thahara artinya kesucian

3) Zaka dalam arti barakah artinya keberkatan.10

Adapun menurut pengertian syariat adalah nama dari sebagian harta

tertentu yang diberikan kepada golongan tertentu dengan beberapa syarat.11

Harta tersebut dinamakan zakat karena harta itu akan menjadi bertambah

lantaran do’a orang yang menerima zakat.12

Allah SWT berfirman:

�+S�) �.�a:��� ��]S b�R� W����H-��c� d �! �ef��CS)g

33%� X⌧:> W��G�+Z ($�� �� W �+S�) �.�a:��� ��]S

i�j�⌧k(l [m)$ZQ�E� +�no�) �� (pq6 :�r)sr:> MEt

+u�8=�EnY☺C� )٣٩ : ٢٠ /ا��وم (

9 Gustian Djuanda, S.E., M.M, dkk, Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h.285.

10 Hasbi ash-Shidieqy, Pedoman zakat, (Semarang: Pustaka Rizki, Putra, 1999), Cet. ke 1, h.

3.

11 M. Abdul Mudjieb, dkk. Kamus Istilah Fiqh, (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1995), Cet. Ke.

2, h 427.

12 Moh. Rifa’i dkk, Kifayatul Ahyar, (terj), (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1997) Jilid. I, h. 357.

Page 17: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Artinya: “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah

pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah.

dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).” (Q.S. Ar-Rum (

30): 35)

Zakat juga dapat diartikan dengan pensucian dan perkembangan,

sebagaimana firman Allah SWT :

n$:/ (⌧I?C>)g �+S (vwKk(l ) ٩ : ٩١ \ا��ـــــ��(

Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu” (Q.S.

As-Syams (91): 9)

Seorang ulama dari Mesir mendefinisikan zakat ini sebagai ibadah

kebendaan yang diwajibkan oleh Allah SWT, agar orang yang kaya menolong

orang yang miskin didalam bentuk sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan

pokoknya.13

Pengertian ini juga sejalan dengan pengertian yang diungkapkan

oleh Yusuf al-Qardhawi yang mengatakan bahwa zakat adalah ibadah maaliyah

yang diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan pokok orang-orang yang

membutuhkan14

(miskin atau tidak mampu). Al-Quran menggunakan beberapa

terminologi untuk arti zakat yaitu:

(a). Az-Zakat (zakat) seperti pada ayat 110 pada surat al-Baqarah:

W�☺��/)g�) I�j�I?;<� W�E����) I�j�Xx3y� j

+S�) W�S�t$:7E� ��B,�8=#z{ n��]S �HG�(- I)$,v)S ($��

13 Mahmud Syalthut, al-Fatawa, (tt. Darul Kalam: tth), h. 114

14 Yusuf al-Qardlawy, al-Ibadah fi al-Islam, (Mesir: ar-Risalah, 1979) h. 251

Page 18: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

�� B 3u�7 K� (☺�� [m�E?(☺�E:� |H�,<+� )١١٠ : ٢ \ا��ـــ�ـ�ة (

Artinya: “Dan Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa

saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan

mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha

melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Baqarah( 2):

110).

(b). As-Shadaqah (sedekah) seperti yang diungkapkan pada surat at-Taubah

ayat 103

"E{ n��S GM�~�if��CS)g %&:/($'� GMEt��tv:�E�

MFH�ck+yE��) &FO @�T'��) GM�vC"I?+J W 3u�7 (p:�j�I?'�

⌦�:B(V GM~�i B ^��) ��"�☺(V _ ���?+J ) �ب )١٠٣ : ٩ \ا��ـــــ

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu

kamu membersihkan15

dan mensucikan16

mereka dan mendoalah

untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)

ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi

Maha Mengetahui.” (Q.S. At-Taubah (9): 103)

(c). An-Nafaqah (infak) seperti yang ditemukan pada surat at-Taubah ayat 34:

&F[$)r6 +Z +!��/K� Wd�%+S�� 3u�7 %H���Xx

[\�]S �+Un�.{ @u+p�t����) +u�E?�k>r�":�

+ef��CS)g 33��

15 Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-

lebihan kepada harta benda.

16 Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan

memperkembangkan harta benda mereka.

Page 19: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

@T�� +UC��� [m)�$�<+Z�) �+ @T"�U(V �� B

[���/K��) [m)��bB+Z '?(tK/� :&�Y�=C��) X��)

&F+��87�=%Z �! @T"�U(V �� MEt�H,��+p:> e0⌧"(E��

O����)g ) �ب )٣٤ : ٩ \ا��

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian

besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani

benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan

mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan

orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak

menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada

mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih” (Q.S.

At-Taubah(9) : 34)

(d). Al-Haq (hak) seperti yang terdapat pada surat al-An’am ayat 141:

��Et�) Ay�/K� )r+��)g i9 3�(o i9 ⌧K)�a�E3S �HG�⌧��)

i9 ⌧K)����+S XT��3%��) +_G�3y��) �=�?+.CZE�

�gs8xsg [m���Z3y��) [m3S����) bF@� +�+.S

�HG�⌧��) p��p +�+.S j W�E?8x ��S =�IQ�(☺)� �:��7 +�(☺C�)g W�E����) ���7(�

��G�+Z �I��'<(� W X��) Wd�E>�Hn�ET j ��6#�7 X�

a?�+�P [�A�>�Hn�☺C� : ٦ \ا���ــــــــ�م ( ١٤١(

Artinya: “Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan

yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang

bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa

(bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari

buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan

tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan

disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu

berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang

yang berlebih-lebihan.”(Q.S. Al-An’am (6): 141)

Page 20: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Teungku Muhammad Hasbi As-Shidieqy menambah satu

terminologi yaitu al-‘afwu.17

Sebagaimana yang dijelaskan didalam Al-

Quran pada surat al-A’raf:

�"E{ ��C=(EC� �� >g�)

,�aEC��� �¡Q�n)g�) ��+

[�A�?�v &vC���اف ( � )١٩٩ : ٧ \ا

Artinya: “Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang

ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”

(Q.S. Al-A’raff (7): 199)

2. Dasar Hukum Zakat

Nabi Muhammad SAW menerima perintah zakat setelah beliau berhijrah

ke Madinah Al-Munawwarah. Kewajiban melaksanakan zakat ini terdapat pada

ayat-ayat yang diturunkan di kota Madinah yang kemudiannya diperkuat oleh

sunnah Nabi Muhammad SAW, baik mengenai nisab, jumlah, syarat-syarat,

jenis, dan bentuk bentuk pelaksanaan yang konkrit dan kuat.18

Zakat mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Islam, hal ini

karena zakat merupakan salah satu unsur dari rukun Islam, dan zakat

ditempatkan sebagai rukun penting yang kedua setelah Ibadah shalat. Terdapat

banyak ayat Al-Quran yang menggandengkan perintah shalat dengan perintah

untuk mengeluarkan zakat. Jikalau shalat menimbulkan persamaan diantara si

17 Hasbi ash-Shidieqy, Pedoman zakat, (Semarang: Pustaka Rizki, Putra, 1999), Cet. ke 1, h.

5.

18 Gustian Djuanda, S.E., M.M, dkk, Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h.14.

Page 21: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

kaya dan si miskin, maka zakat pula membuktikan persaudaraan tersebut dalam

bentuk tindakan konkrit dari pihak yang berkecukupan untuk menyantuni si

miskin.19

Para ulama’ bersepakat bahwa hukum zakat ini adalah wajib atas setiap

muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu, sebagaimana firman Allah

SWT yaitu:

�+S�) W=)��� sg ���7 W)$U�E�"�� K� +!A,<�?CZE�

g:� +!���� ���⌧=�%� W�☺"�7Z�) I�j�I?;<� W�E��:Z�) I�j�⌧k3y� j (p��f:��) �Z�� �&(☺R�:7C�

)٥ : ٩٨ \ا��!ـــــــ � (

Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah

dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)

agama yang lurus20

, dan supaya mereka mendirikan shalat dan

menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus” (Q.S.

Al-Bayyinah ( 98): 5)

W)$�v (o�) �! �� 3D(� �I��(v,o j ��Et GM�Bw�i+.no

+S�) XT(E(o G��BC"I?+J �! @!��t$� n��S w~+�(� j :rK�]S GM�B"��)g -���tf+�G��7 j ��Et M�B��☺(V +!A�☺�?��☺C� ��S

TGU:/ �!�) ⌧" (t +u��B�"�� e�V��� q$"�v⌧K G��BC"I?+J

19 Ahwi Shihab, Islam Inklusif, (Bandung, Mizan, 1998), h. 268

20 Maksudnya: Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari

kesesatan.

Page 22: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

W�#��B:��) ���($&F8� I�+ 33%� j W�☺��/)r:>

I�j�I?;<� W�E����) I�j�⌧k3y� W�☺,<+�n�)

���� ��Et ���B�:�G�+S W -M�E��:> j I¢G�(☺C� -��E�#�)

H�,<3%� )٧٨ : ٢٢ \ا�%ـــ$ (

Artinya: “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-

benarnya. dia Telah memilih kamu dan dia sekali-kali tidak

menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah)

agama orang tuamu Ibrahim. dia (Allah) Telah menamai kamu

sekalian orang-orang muslim dari dahulu21

, dan (begitu pula) dalam

(Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya

kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka Dirikanlah

sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali

Allah. dia adalah Pelindungmu, Maka dialah sebaik-baik pelindung

dan sebaik- baik penolong.” (Q.S. Al-Hajj (22): 78)

Dasar hukum zakat ini juga dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW:

��ــ'ا3 م�ــ�د ح'. � أب 0 ح'. � ��-ــ, وه ابـ& م%�' ابــ& زی' ابــ& &�

�ـ& اب!ـ: 9ــ�ل ر5ــ ل ا3 -64 ا3 و5ــ4, ���ب 0 ا5ـــ>م : ��ــ'ا3 اب&

ـ>ة ش@�دة ان � ا�: ا�ا3 وان م%�'ا ر5ــ ل ا3 وا9ــ�م ا�<ـ: �64 =�ـ�

)رواJ مIـــــــ4,. (وای�ـــ�ء ا�Eآـــ�ة وح$ ا��!ـــــC و-ــ م رمBــــ�ن

Artinya: “Dari Abdullah Mu’ad Ashim Ibnu Muhammad Ibnu Zaidi Ibnu

Abdullah Ibnu Umara dari bapaknya berkata Abdullah, telah

bersabda Rasulullah SAW.: “ Islam didirikan atas lima sendi, yaitu

bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad Rasulullah,

mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah dan berpuasa

di bulan Ramadhan”. (Riwayat Muslim)22

21 Maksudnya: Dalam kitab-kitab yang Telah diturunkan kepada nabi-nabi sebelum nabi

Muhammad s.a.w. 22 Imam Nawawi, Hadith Arbain. Penerjemah Ibnu Nizhamuddin; Tim Gip. Cet.1. (Jakarta:

Gema Insani Press), h.24.

Page 23: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

B. Syarat-Syarat dan Rukun Zakat

Zakat dalah pemberian hak yang wajib dalam bentuk harta kepada yang

berhak dengan menyerahkan kepadanya yang berhak dengan memutuskan manfaat

dari pemiliknya dan dari segala segi.

Zakat merupakan salah satu dari bagian rukun Islam yang lima, yaitu rukun

yang ketiga dari rukun Islam, sesudah dua kalimat syahadat dan shalat. Dalam

masalah zakat tentunya tak lepas dari permasalahan syarat-syarat zakat dan

rukunnya.23

Adapun yang menjadi syarat-syarat zakat secara umum atau kewajiban zakat

itu ada sepuluh, yaitu:

1. Beragama Islam

2. Taklif

3. Dalam keadaan merdeka

4. Kepemilikan sempurna

5. Kepemilikan Nisab

6. Mencapai haul yaitu artinya mencapai satu tahun memiliki harta yang akan

dikeluarkannya.

7. Genap nisab dikedua ujung haul

8. Mengetahui kewajibannya

9. Harta zakat yang bebas dari hutang

10. Berkemampuan untuk menunaikannya24

23 Ahwi Shihab, Islam Inklusif, (Bandung, Mizan, 1998), h. 288 24 Abdurrahman & Mubarak, Zakat dan Peranannya Dalam Pembangunan Bangsa Serta

Kemaslahatan Bagi Umat. (Bogor: CV, Surya Handayani Pratama, 2002), Cet. Ke. 1, h. 22.

Page 24: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Menurut Muhammad Daud Ali, adapun yang menjadi syarat-syarat zakat itu

adalah:

1. Pemilik yang pasti, yaitu sepenuhnya berada pada kekuasaan yang punya harta,

baik kekuasaan pemanfaatannya maupun kekuasaan menikmati hasilnya.25

2. Berkembang, yaitu artinya harta tersebut berkembang baik secara alami

sunatullah maupun bertambah karena usaha manusia.

3. Melebihi kebutuhan pokok, yaitu harta yang dimiliki oleh seseorang itu

melebihi kebutuhan yang diperlukan oleh diri dan keluarganya untuk hidup

wajar sebagai manusia di bumi Allah SWT ini.

4. Bersih dari hutang, artinya harta yang dimiliki oleh seseorang itu terbebas dari

ikatan perjanjian hutang piutang, baik kepada Allah SWT maupun kepada

sesama manusia

5. Mencapai nisab yaitu mencapai jumlah minimal yang wajib dikeluarkan

zakatnya.

6. mencapai haul yaitu artinya harus mencapai waktu tertentu pengeluaran zakat,

biasanya dua belas bulan atau setiap kali setiap panen.26

Adapun menurut Prof. Dr. Yusuf al-Qardhawi, yaitu syarat-syarat harta yang

wajib dizakati adalah sebagai berikut:

1. Harta itu milik penuh.

Yang dimaksud penuh adalah bahwa kekayaan itu harus berada dibawah

kontrol atau dibawah kekuasaan pemilik. Dan kemudiannya pemilik penuh

25 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI Press, 1998.,

h.25. 26 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI Press, 1998.,

h. 41.

Page 25: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

itulah yang membuat manusia lain dapat menggunakannya, dan

mengembangkan kekayaan sendiri atau oleh orang lain. Karena itulah wajar

apabila Islam mewajibkan pemiliknya mengeluarkan hak kekayaan yang

dimilikinya.

2. Harta itu berkembang.

Yang dimaksud kekayaan berkembang itu adalah bahwa sifat kekayaan itu

yang memberikan keuntungan atau pemasukan, ataupun kekayaan itu

berkembang dengan sendirinya.

3. Harta itu cukup senisab.

Islam mewajibkan zakat pada kekayaan yang berkembang dengan

ketentuan sendiri, yaitu sejumlah tertentu yang didalam ilmu fikih disebut

sebagai nisab, atau dengan kata lain jumlah minimal harta kekayaan yang harus

dikeluarkan zakatnya.

4. Harta itu lebih dari kebutuhan biasa.

Yang dimaksud lebih dari kebutuhan biasa disini adalah lebih dari

kebutuhan rutin harian seperti makan, minum, pakaian, perumahan dan

peralatan lain yang diperlukan.27

5. Harta itu bebas dari hutang.

Pemilik sempurna yang dijadikan persyaratan wajib zakat dan harus lebih

dari kebutuhan primer. Haruslah cukup senisab yang sudah bebas dari hutang.

6. Harta itu telah sampai haulnya (berlaku setahun).

27 Didin Hafidhuddin, dkk, Panduan Zakat Praktis: Edisi Penghasilan (Jakarta: PT. Parindo

Tri Pustaka, 2005), h.32.

Page 26: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Maksudnya adalah pemilik harta ditangan pemilik tersebut telah berlaku

masanya satu tahun. Dan persyaratan ini hanya berlaku buat ternak, uang dan

harta perdagangan, yaitu dapat dimasukkan dalam istilah zakat modal.28

Adapun para fukaha bersepakat bahwa zakat diwajibkan kepada orang yang

merdeka, muslim, baligh, dan berakal yaitu mengetahui bahwa zakat adalah wajib

hukumnya, disamping harus memenuhi persyaratan harta lainnya. Akan tetapi para

ulama’ berbeda pendapat berkenaan dengan harta si anak kecil dan orang gila,

menurut persyaratan umum diatas, tidak terkena kewajiban berdasarkan hadits Nabi

SAW:

= &��& ا� �0 -64 ا3 و45, �9ل� 64� &� 6%Bاب0 ا� &� '!� : &�رLM ا��4,

�.<. :Nن ح�6 ی�� Oا�� &��& ا� �Q, ح�6 یP�!�I و�& ا�<�0 ح�6 ی%�4, و .

) Jروا )داود اب

Artinya: “Dari Khalid Ibn Abi Dhuha dari Ali bahwasanya Rasulullah SAW. telah

bersabda: Pena terangkat dari tiga golongan, yaitu dari orang tudur

sampai ia bangun, dari anak-anak sampai ia dewasa, dan dari orang gila

sampai ia waras (berakal)”. (Riwayat Abu Daud).29

Perbedaan ulama’ tersebut adalah disebabkan oleh perbedaan persepsi

mengenai zakat, apakah termasuk ibadah mahdhah atau bukan.

28 Didin Hafidhuddin, dkk, Hukum Zakat, (terj), (Jakarta: PT, Pustaka Mizan, 1999), Cet. Ke.

1, h. 125.

29 Imam Abu Daud, Kitab Sunan Abi Daud (Mishr: Darul Fikr), Juz II, h.544.

Page 27: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Para ulama’ Hanafiah dan Imamiah mengatakan bahwa berakal dan baligh

merupakan syarat diwajibkan mengeluarkan zakat.30

Maka harta orang gila dan anak-

anak tidak wajib untuk dizakati. Sedangkan menurut Imam Maliki, Hanbali, dan

Syafi’e berpendapat bahwa berakal dan baligh tidak menjadi syarat, maka dari itu

harta orang gila dan harta anak-anak wajib dizakati dan walinya yang harus

mengeluarkannya.31

T. M. Hasbi ash-Shidieqy, berkesimpulan bahwa zakat itu wajib dipungut dari

harta anak-anak kecil dan orang gila, karena zakat itu adalah fardhu ain yang

diharapkan terhadap harta, maka siapa saja yang berharta baik dia masih kecil atau

sudah mukallaf, baik dia berakal ataupun tidak, wajib mengeluarkan zakat. Adapun

pelaksanaannya dibebankan atas para wali.32

Sedangkan yang menjadi rukun zakat adalah mengeluarkan sebagian dari

nisab (harta), dengan melepaskan kepemilikan terhadapnya sebagai milik orang fakir,

dan menyerahkan kepadanya atau harta tersebut diserahkan kepada walinya, yakni

imam atau orang yang memungut zakat.

C. Macam-Macam Zakat

Pada garis besarnya zakat dibagi menjadi dua macam, yaitu yang

berhubungan dengan jiwa yang disebut “zakat fitrah” (pribadi) dan yang berhubungan

dengan harta yang disebut “zakat mal” (harta)

30 Tim Penyusun IMZ, Panahan Zakat Praktis, (Jakarta: Institut Manajemen Zakat, 2002), h.

37 31 M. Zuhri, Fiqh Lima Madzhab, (terj), (Jakarta: Penerbit Lentera, 2002), h. 177

32 Hasbi ash-Shidieqy, Pedoman zakat, (Semarang: Pustaka Rizki, Putra, 1999), Cet. ke 1,

h.23.

Page 28: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

1. Zakat Fitrah

Secara harfiah zakat fitrah (zakat al fitri) berarti zakat berbuka puasa. Ini

berkaitan dengan berakhirnya puasa Ramadhan dan tibanya hari raya puasa atau

Idul Fitri. Zakat ini disebut zakat an-nafs, artinya zakat jiwa. Maksudnya zakat

untuk mensucikan jiwa orang yang berpuasa dari ucapan kotor dan perbuatan

yang tidak ada gunanya.

Zakat firtah yaitu zakat yang wajib diberikan oleh setiap muslim setahun

sekali (pada saat Idul Fitri) berupa makanan pokok sehari-hari (beras, jagung,

dan sebagainya).33

Zakat fitrah atau zakat jiwa ini dihubungkan dengan bulan suci

Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Karena itu dinamakan juga zakatul fitri.34

Zakat fitrah ini merupakan zakat yang berbeda dari zakat-zakat yang

lainnya, diantaranya dengan zakat harta. Zakat harta kendati mencakup

penyucian jiwa juga, tetapi titik beratnya adalah penyucian atau keberkatan

harta sehingga harta yang dizakati terpelihara, subur dan berkembang. Maka

tidak disyariatkan pada zakat-zakat lainnya.35

Ketentuan hukum wajib pelaksanaan zakat fitrah ini terdapat pada Al-

Quran:

33 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), ed. 3, Cet. Ke.2, h. 1279

34 Zakiah Daradjat, Zakat Pembersih Harta dan Jiwa, (Jakarta: CV. Ruhama, 1999), Cet. Ke

6, h. 68

35 Didin Hafidhuddin, dkk, Hukum Zakat, (terj), (Jakarta: PT, Pustaka Mizan, 1999), Cet. Ke.

1, h.199.

Page 29: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

n$:/ (⌧I?C>)g �+S j ^£+y:� . +�⌧k:��)

-��V ���I��� j K��ــــــــ64 ( <:>'� – ١٤ \ ٨٧ \ا

١R(

Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan

beriman). Dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat (Idul

Fitri)” Q.S. Al-A’laa: 87: 14-15)

Banyaknya zakat fitrah yang harus dikeluarkan adalah satu sha’ (kira-

kira 3 setengah liter). Zakat fitrah hukumnya wajib atas seseorang itu baik untuk

dirinya maupun untuk keluarga yang menjadi tanggungannya seperti anak dan

istrinya, begitu pula pembantu yang mengurus pekerjaan dan urusan rumah

tangga.36

Zakat fitrah juga selain bertujuan untuk mengembirakan hati si fakir

miskin pada hari raya Idul Fitri, juga dimaksudkan untuk membersihkan dosa-

dosa kecil yang ada ketika melaksanakan puasa Ramadhan.37

2. Zakat Maal (harta)

Zakat maal adalah kadar harta kekayaan yang wajib dikeluarkan oleh

seseorang dari hartanya untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak

menerimanya. Karena menyimpan (memiliki) harta (uang, emas, dan

sebagainya). Yang cukup dengan syarat-syaratnya.38

36 Sayid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, (Beirut: Dar. Al-Fikr, 1983), jilid. 1. h. 394.

37 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI Press, 1998.,

h.49.

38 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), ed. 3, Cet. Ke.2, h.1110.

Page 30: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Sedangkan zakat maal dalam Ensiklopedia Islam adalah sebagian dari

harta kekayaan seseorang atau badan hukum yang wajib diberikan kepada

orang-orang tertentu setelah mencapai jumlah minimal tertentu dan dimiliki

selama jangka waktu tertentu pula.39

Menurut Fuad Mochammad Fachruddin dalam bukunya berjudul Zakat,

diwajibkan zakat atas seseorang dengan syarat.40

a. Orang Islam

b. Orang yang Merdeka

c. Orang yang baligh

d. Orang yang waras

e. Mempunyai nisab

f. Hendaklah nisab itu memasuki waktu keluarnya Zakat itu. Waktunya

ialah satu tahun atau 12 bulan selain dari pada zakat tanaman dan buah-

buahan yang waktu zakatnya ialah pada waktu panen atau waktu

memungut hasil yang sudah matang. Sesuai dengan firman Allah:

��Et�) Ay�/K� )r+��)g i9 3�(o i9 ⌧K)�a�E3S �HG�⌧��) i9 ⌧K)����+S

XT��3%��) +_G�3y��) �=�?+.CZE� �gs8xsg

[m���Z3y��) [m3S����) bF@� +�+.S

�HG�⌧��) p��p +�+.S j W�E?8x ��S =�IQ�(☺)� �:��7 +�(☺C�)g W�E����)

���7(� ��G�+Z �I��'<(� W

39 Dewan Direksi Ensiklopedia Islam, Zakat, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve, 1994), jilid.

5, h. 224.

40 Fuad Fachruddin, Zakat, (Kaherah: Sekertaris Umum Majis, tth), h. 11.

Page 31: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

X��) Wd�E>�Hn�ET j ��6#�7 X� a?�+�P [�A�>�Hn�☺C� ٦ \ا��ــــ�ـــ�م (

: ١٤١(

Artinya: “Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung

dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman

yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang

serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya).

makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia

berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya

(dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah

kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S. Al-An’am(6) : 141)

Zakat harta (maal) terdiri dari lima macam, yaitu:

a. Zakat ternak (hewan) yaitu: unta, sapi, kerbau, kambing dan domba

b. Zakat hasil pertanian yaitu padi, jagung, gandum, biji-bijian dan buah-

buahan yang mengenyangkan.

c. Zakat hasil tambang, baik dalam bentuk mata uang atau barang.

d. Zakat barang dagangan, berupa uang atau barang.

e. Zakat harta terpendam.41

D. Mustahik zakat

Pada awal sejarah pertumbuhan Islam di Makkah, orang yang berhak

menerima zakat adalah orang yang miskin saja. Setelah tahun ke-9 hijrah, Allah SWT

menurunkan ayat 60 surat At-Taubah di Madinah. Ayat tersebut menjelaskan tentang

orang-orang yang berhak menerima zakat.

(☺6#�7 89 :/($;<� ���+�:78=>?�� @!A,B '�(☺C��)

+!D��☺ (EC��) &FGHI?+J

41 Didin Hafidhuddin, dkk, Panduan Zakat Praktis: Edisi Penghasilan (Jakarta: PT. Parindo

Tri Pustaka, 2005), h. 37.

Page 32: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

�&⌧=K�⌧:☺C��) GMFJO�E?E/ P�!�) �0:/QR��

+!A�SQ� +�C��) P�!�) @T"�U(V �� @!C��) @T"�U��� W

%&XYZQ�:> [\�]S �� B ^��)

_���?+J Y�",U(� ) �ب )٦٠ : ٩ \ا��

Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-

orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk

hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,

untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan,

sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha

mengetahui lagi Maha Bijaksana.”(Q.S. At-Taubah (9): 60)

Dari ayat diatas jelas bahwa mustahik zakat terdiri dari delapan golongan

yaitu sebagai berikut:

1. Fakir.

Yang dimaksud dengan orang fakir ialah orang yang tidak memiliki harta

ataupun usaha yang tidak memadai, sehingga sebagian besar kebutuhannya

tidak dapat terpenuhi. Walaupun memiliki rumah tempat tinggal, pakaian yang

pantas bagi dirinya, ia tetap dianggap fakir selama sebagian besar kebutuhan

hidup yang diperlukannya tidak terpenuhi olehnya.42

Dalam al-Fiqhul Muyassar dijelaskan bahwa orang-orang fakir adalah orang

yang tidak berharta dan orang yang tak berpenghasilan atau punya harta atau

penghasilan tetapi tidak mencukupi, seperti orang yang membutuhkan sepuluh tetapi

hanya punya dua.43

2. Miskin.

42 Lahmudin Nasution, Fiqh, (Jakarta: Logos, 1995), Cet. ke. 1, h. 175.

43 Zaid Husen a-Hamida, Fiqhul Muyassar, (Jakarta: Pustaka Amani, 1994), h. 191.

Page 33: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Miskin adalah orang yang mempunyai tempat tinggal, namun tidak bias

memenuhi kebutuhannya yang sederhana (kebutuhan pokok). Kebutuhan pokok

tersebut seperti makan, minum dan pakaian dalam batas sederhana (sekedar

untuk memenuhi kebutuhan hidup). Misalnya orang yang berpenghasilan

Rp300,- padahal kebutuhan minimalnya adalah Rp400,-. Dalam Fiqhul

Muyassar dijelaskan bahwa yang dimaksud miskin adalah orang yang

mempunyai penghasilan, tetapi tidak cukup seperti orang yang membutuhkan

sepuluh sedang ia hanya mempunyai tujuh, begitu pula orang yang sanggup

bekerja, tetapi hasilnya tidak mencukupi.

Para ulama berpendapat bahwa fakir dan miskin adalah dua kata yang

mempunyai arti sama yaitu orang yang serba kekurangan atau yang benar-benar

membutuhkan. Ada pula yang digabung mengatakan bahwa dua kata ini memiliki arti

yang berbeda karena kalau keduanya mempunyai arti yang sama, niscaya Allah SWT

tidak perlu menyebut dua kali dengan istilah yang berbeda.

3. Amil Zakat

Yaitu orang-orang yang ditugaskan oleh Imam atau juga kepala

pemerintahan untuk mengumpulkan zakat dan mengurus pengelolaannya.

Mereka hendaklah diambil dari kaum Muslimin, bukan dari golongan orang

yang tidak dibenarkan menerima zakat. Syarat menjadi amil, harus mengetahui

masalah-masalah zakat, sehingga harus mengerti bagaimana mengumpulkan

dan membagikannya, ia haru jujur, sebab tugas itu merupakan amanat, maka

orang yang fasiq, pemabuk maupun orang-orang yang suka menyeleweng, tidak

Page 34: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

boleh menjadi amil.44

Bila bagian amil ternyata lebih besar dari jumlah

upahnya, maka sisanya itu dialihkan kepada mustahik yang lainnya, sedangkan

bila jumlah bagian amil itu kurang dari upahnya, Imam harus memenuhi upah

mereka.45

4. Muallaf.

Muallaf Qulubuhum adalah orang-orang yang diharapkan agar hatinya

lembut kepada Islam, yakni orang yang baru masuk Islam dan belum tegar

dalam keislamannya atau orang yang berpengaruh dikalangan masyarakatnya

serta orang yang diharapkan mampu membawa kelompoknya kedalam Islam

atau orang yang berpengaruh dan berbahaya bagi Islam.46

5. Riqab (budak belian).

Riqab adalah budak yang akan membebaskan dirinya. Untuk

membebaskan diri harus menebusnya dengan sejumlah uang dengan Tuannya.

Karena itu perlu mendapatkan bantuan, maka ia berhak menerima pemberian

zakat.47

6. Gharim (orang yang berhutang).

Gharim adalah orang yang berhutang, sukar untuk membayarnya. Mereka

bermacam-macam. Diantaranya orang yang memikul hutang untuk

mendamaikan sengketa, atau orang yang menjamin hutang orang lain sehingga

44 Moh. Rifa’I dkk, Kifayatul Ahyar, (terj), (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1997) Jilid. I, h. 142.

45 Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modera, (Jakarta: Gema Insani Press,

2002), Cet. ke. 1, h. 134.

46 Abudin Nata, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infaq Shadaqah, (Jakarta: BAZIS DKI,

1999), h. 60.

47 Moh. Rifa’I dkk, Kifayatul Ahyar, (terj), (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1997) Jilid. I, h.143.

Page 35: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

harus membayarnya yang menghabiskan hartanya. Atau orang yang terpaksa

berhutang karena memang membutuhkan untuk keperluan hidup atau

membebaskan dirinya dari maksiat. Mereka semua berhak mendapatkan zakat

yang cukup untuk melunasi hutangnya.48

7. Sabilillah

Sabilillah adalah yang menyampaikan kepada keridhaan Allah SWT, baik

berupa ilmu maupun amal. Sedangkan jumhur ulama berpendapat bahwa yang

dimaksud sabilillah adalah berperang. Jatah sabilillah itu diberikan kepada

tentera sukarelawan yang tidak mengharapkan gaji dari pemerintah, maka orang

inilah yang berhak menerima zakat baik dia kaya ataupun miskin. Besarnya

jumlah zakat yang diberikan kepada mereka disesuaikan dengan biaya

perjalanan, pengadaan pelengkapan persenjataan dan alat-alat penggangkutan

yang dibutuhkannya. Jika setelah menerima zakat itu ternyata ia tidak jadi

melakukan jihad, maka harta yang diambilnya wajib dikembalikan.49

Termasuk

sabilillah adalah menafkahkan kepada guru-guru sekolah yang mengajar ilmu

syariat dan ilmu-ilmu lainnya yang diperlukan oleh masyarakat umum.50

8. Ibnu sabil (musafir).

48 Sayid Sabiq, Fiqh as-Sunnah 3, (Bandung: a-Ma’arif, 1987), Cet. ke. 1, h. 99.

49 Lahmudin Nasution, Fiqh, (Jakarta: Logos, 1995), Cet. ke. 1, h. 180.

50 Departemen Agama, Pedoman Zakat seri 9, (Jakarta: Proyek Peningkatan Zakat dan

Wakaf, 2002), h. 87.

Page 36: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Ibnu sabil adalah orang yang melaksanakan perjalanan dengan tujuan

kebaikan, tetapi ia kekurangan biaya untuk mencapai tujuan dari perjalanan itu.

Dengan zakat, diharapkan ia sampai ketujuan. Termasuk kedalam pengertian ini

ialah orang yang meninggalkan negaranya mencari perlindungan di negeri Islam

lainnya. Kepada mereka diberikan zakat sebagai bekal hidup dinegara orang

lain. 51

E. Tujuan dan Hikmah Zakat

1. Tujuan Zakat.

Sebagaimana halnya ibadah shalat yang diwajibkan oleh Allah,

mengandung rahasia, tujuan dan hikmah. Ibadah zakat juga mengandung tujuan

dan hikmah. Banyak sekali tujuan dan hikmah yang terkandung di dalam

zakat.52

Baik yang berkaitan dengan orang yang berzakat (muzaki) dan

penerima zakat (mustahik), harta yang dikeluarkan zakatnya maupun bagi

masyarakat keseluruhannya.53

Tujuan disyariatkan zakat adalah sebagai berikut:

a. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan

hidup

b. Menghilangkan sifat kikir dan laba si pemilik harta

c. Menghilangkan kecemburuan sosial, seperti iri dan dengki dari hati

orang-orang miskin

51 Lahmudin Nasution, Fiqh, (Jakarta: Logos, 1995), Cet. ke. 1, h. 185.

52 Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin, Fiqh Madzhab Syafi’I, (Bandung: Pustaka Media, 2005)

Cet. ke. 1, h. 563.

53 Abdurrahman Qadir, Zakat Dalam Dimensi Mahdhah dan Sosial, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 1998), h. 82.

Page 37: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

d. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharim,

musafir dan para mustahik lainnya.

e. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan

manusia pada umumnya,

f. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang,

terutama pada mereka yang mempunyai harta.

g. Mendidik manusia untuk berdisiplin dalam menunaikan kewajiban

h. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin dalam

suatu masyarakat

i. Sarana pemerataan pendapat untuk mencapai keadilan sosial54

Syauqi Ismail Syahatih dalam bukunya al-zakat, menulis bahwa zakat

berfungsi sebagai sarana jaminan sosial dan persatuan masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu, membenteras kemiskinan dan

kemelaratan umat manusia, dalam hal ini zakat merupakan bukti kepedulian

sosial serta kesetiakawanan nasional.55

2. Hikmah Zakat

Zakat memiliki banyak hikmah, baik yang berkaitan dengan hubungan

manusia dengan Tuhannya maupun hubungan sosial kemasyarakatan antar umat

manusia. Adapun hikmah disyariatkan zakat ialah:

a. Mengikis sifat-sifat kekikiran dalam jiwa seseorang muzakki serta

melatihnya untuk berjiwa dermawan.

54 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI Press, 1998., h.

41.

55 Anshari Taslim, Prinsip Zakat Dalam Dunia Modern. (Jakarta: Pustaka Dian, 1987), Cet.

ke. 1, h. 95.

Page 38: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

b. Menciptakan ketenangan dan ketenteraman bukan hanya terhadap

penerimanya tetapi juga terhadap muzakkinya. Karena kesenjangan

sosial lama-kelamaan jika dibiarkan akan menimbulkan gejolak sosial.

c. Zakat disamping memberikan keuntungan kepada kebaikan akhirat, juga

menambah nilai harta yang tersisa dengan arti pengembangan dan

permanfaatannya akan lebih baik.

d. Dorongan ajaran agama Islam yang begitu kuat kepada orang-orang

yang beriman untuk berzakat, berinfak dan bersedekah menunjukkan

bahwa ajaran Islam mendorong umatnya untuk mampu bekerja dan

berusaha sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup, juga berlomba-

lomba menjadi Muzakki.56

e. Untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, sebab zakat itu

bukanlah membersihkan harta yang kotor, akan tetapi mengeluarkan

bagian hak orang lain dari harta yang kita usahakan sesuai dengan

ketentuan Allah SWT.57

Ini adalah syariat Allah SWT yang adil dan penuh kasih sayang, yang

telah lahir sejak empat belas abad yang lampau. Maka bagaimana bisa

menandinginya dengan aturan-aturan yang diciptakan manusia, aturan-aturan

moderen dan kebudayaan-kebudayaan baru yang mengakibatkan mudharat pada

yang berhutang sampai adanya pengumuman pailitnya, merusak rumah

tangganya, tanpa ada pertolongan sama sekali dari masyarakat dan

56 Anshari Taslim, Prinsip Zakat Dalam Dunia Modern. (Jakarta: Pustaka Dian, 1987), Cet.

ke. 1, h. 198.

57 Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modera, (Jakarta: Gema Insani Press,

2002), Cet. ke. 1, h.10.

Page 39: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

pemerintahannya. Bagaimana pula bisa menandingi syariatAllah yang adil dan

penuh rahmat. Undang-undang Romawi pada sebagia aturannya membolehkan

orang yang meminjamkan untuk memperbudak orang yang mempunyai hutang.

Sebagian ulama meriwayatkan bahwa perbuatan tersebut berlangsung terus

sampai pada permulaan Islam, kemudian di nasab dan tidak ada satu alasan pun

bagi orang yang menghutangkan untuk memperbudak orang yang berhutang.

Hutang itu bukan hanya membahayakan pribadi dan ketenteraman orang

yang berhutang saja akan tetapi juga berbahaya bagi akhlak dan perjalanan

hidupnya.

Disinilah kedudukan gharim dalam Islam sangat diperhatikan. Perhatian

Islam terhadap orang yang berhutang dan yang mempunyai piutang dengan sifat

umum adalah perhatian yang menakjubkan yang penekanannya pada pribadi,

yaitu:

1. Pertama-tama ia harus mengajarkan anaknya untuk hidup sederhana,

jangan sampai meminjam.

2. Apabila si muslim dipaksa keadaan dan meminta, maka ia harus

berusaha dengan sunguh-sunguh untuk menepati janji dan cepat untuk

mengembalikannya.

3. Apabila ia tidak mampu membayar seluruh atau sebagian hutangnya

dengan alasan tidak mampu membayar, maka pemerintah harus ikut

campur menyelamatkan ia dari belenggu hutang yang menimpanya dan

melemahkan kedudukannya. Karena dikatakan hutang itu yang

menyebabkannya bingung diwaktu malam dan hina diwaktu siang.

Page 40: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

F. Sistem Pembagian Zakat

Untuk mengarah kepada daya guna dan hasil guna dari harta zakat, perlu

adanya pengarahan dan pembinaan bagi mustahik zakat, baik untuk mustahik yang

bersifat pribadi maupun yang bersifat umum, karena harta zakat yang terkumpul

harus diberikan kepada mustahik delapan.

Menurut Ulama Abu Hanifah dan Imam Malik, zakat boleh dibagikan kepada

satu golongan saja dari mustahik yang delapan. Bahkan menurut Abu Hanifah, zakat

boleh diberikan kepada satu orang saja dari salah satu asnaf, yaitu diberikan kepada

yang paling membutuhkan.58

Surat At-Taubah ayat 60 diturunkan untuk menjelaskan kategori orang-orang

yang berhak untuk menerima zakat. Harta zakat yang terkumpun di utamakan untuk

diberikan kepada golongan yang lebih membutuhkan, karena maksud zakat adalah

untuk menutupi kebutuhan, terutama untuk golongan fakir miskin.59

Menurut Abu Hanifah, surat At-Taubah ayat 60 memberi pengertian bahwa

harta zakat ini tidak boleh diberikan kepada selain delapan asnaf, akan tetapi dalam

pembagiannya boleh memilih diantara delapan asnaf tersebut yang mana lebih

membutuhkan.60

58 Muhyiddin bin Syaraf an-Nawawi, Al-Majmu’ Syarh al-Muhazzab, (t. t., al-Imam, t. th.)

jilid 6, h. 192.

59 Sjechul Adi Permono, Pendayagunaan Zakat Dalam Rangka Pembangunan Nasional,

(Jakarta: Pustaka Firdaus. 1996), h. 26.

60 Muhyiddin bin Syaraf an-Nawawi, Al-Majmu’ Syarh al-Muhazzab, (t. t., al-Imam, t. th.)

jilid 6, h.224.

Page 41: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Rasyid Ridha dalam tafsir al-Manar mengemukakan bahwa adanya perbedaan

pendapat antara ulama salaf dan ulama-ulama sekarang dibeberapa Negara dalam

masalah ini, menunjukkan bahwa tidak adanya sunah amaliah di zaman Rasulullah

SAW, dalam hal pengelolaan dan pendistribusian harta zakat.61

Pada surat At-Taubah ayat 60 pun tidak terdapat perincian cara pembagian

harta zakat. Ayat tersebut hanya menetapkan orang-orang yang berhak menerima

zakat, yaitu hanya kepada delapan golongan yang disebut saja. Bahkan Nabi SAW

sendiri pun tidak pernah menerangkan cara pembagian itu. Beliau membagikan harta

zakat kepada mustahik sesuai kebutuhan yang diperlukan dan disesuaikan pula

dengan jumlah persediaan harta zakat yang ada.

Golongan Hanafiyah membolehkan distribusi zakat dengan qimah, yaitu

penukaran harta zakat yang sudah ditentukan dengan benda lain atau dengan uang

tunai. Mereka beralasan bahwa, maksud dari zakat adalah untuk menutupi kebutuhan

hidup dan menjadikan orang fakir atau miskin berkecukupan, menyelenggarakan

kemaslahatan umum baik bagi agama maupun umat, demi menjunjung tinggi kalimat

Allah SWT.62

BAZIS DKI Jakarta, dalam memudahkan pengumpulan dan penyaluran zakat,

cenderung mengikuti pendapat golongan hanafiyah, yaitu sahnya mengeluarkan zakat

dengan uang tunai jika dikehendaki oleh kemaslahatan.63

61 Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar, (Beirut: Dar al-Ma’arif, t. t), jilid 10, h.593. 62 Ibnu Hajar al-Asqalani, al-Fath al-Bari Syarhu Shahih al-Bukhari, (t.t Al-Maktabah as-

Salafiyah, t. th.), jilid 4, h. 54.

63 Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Badan Amil Zakat, Infak dan Shadaqah

(BAZIS), Rekomendasi dan Pedoman Pelaksanaan Zakat, (Jakarta: 2002), h. 30.

Page 42: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

BAB III

GHARIM DALAM PANDANGAN FUKAHA DAN

KEDUDUKANNYA DALAM FIKIH

A. Makna Gharim Dalam Fikih Klasik

1. Madzhab Hambali

Kata gharimin adalah bentuk jamak dari gharim yang artinya wajib

karena hutang itu harus dibayar.64

a. Orang yang berhutang untuk kepentingan pribadi, untuk hal-hal yang

diperbolehkan atau hal-hal yang haram dengan syarat ia bertaubat, maka

ia dapat memperoleh zakat sebatas untuk menutupi sisa hutangnya.65

b. Orang yang berhutang untuk kepentingan sosial.

2. Madzhab Maliki

Yang dimaksud gharim adalah orang yang mempunyai hutang, sedang

ia tidak mempunyai apa-apa untuk melunasi hutangnya. Maka hutangnya itu

dapat dilunasi dari zakat, sekalipun setelah ia meninggal dunia.66

3. Madzhab Hanafi

Yang dimaksud gharim menurut madzhab ini adalah orang yang

mempunyai hutang dan tidak mempunyai harta lebih selain untuk membayar

64 Anshari Taslim, Fiqh Imam Syafi’I, Puasa dan Zakat, terj. (Jakarta: Pustaka Azzam, 2003),

h. 205.

65 Moch. Anwar, dkk. Fathul Mu’in. (Bandung Sinar Baru Agensindo, 1994), h. 583.

66 M. Zuhri, dkk, Fiqh Empat Madzhab, (Semarang: As-Syifa, 1994), cet. ke 1, jilid 4, h. 164.

Page 43: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

hutangnya, membayar zakat kepadanya (untuk menutupi hutang) lebih utama

daripada memberikan kepada fakir.67

4. Madzhab Syafi’i

Sedangkan yang dimaksud gharim menurut madzhab syafi’I adalah

terdiri dari empat macam:

a. Mereka yang berhutang untuk mendamaikan kedua kubu yang

bersengketa agar terhindar dari perkelahian yang menyebabkan

pembunuhan, maka golongan ini berhak menerima zakat meskipun yang

menerimanya adalah orang kaya. Tujuannya adalah untuk memberikan

dukungan kepada mereka karena telah melakukan suatu amalan yang

sangat terpuji. Allah berfirman didalam Al-Quran:

�� �HG�(- �! �H��¤Xx ��]S GMv£��n¥6# ���7 n�+S +�+S)g 0&:/($'<�� �))g 0)��E+S

�))g �⌧ I?n��7 [��A+� 33�� j �+S�) GT(EC=+Z

[¦��f:� ���+��.G� �M'§��:  �� +G�'�:> ������:# �no)g b©"�8+

)١١٤ : ٤ \ا� �Iء (

Artinya: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,

kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia)

memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan

perdamaian di antara manusia. dan barangsiapa yang berbuat

demikian Karena mencari keredhaan Allah, Maka kelak kami

memberi kepadanya pahala yang besar. (Q.S. An-Nisaa (4):

114)

b. Orang yang berhutang karena menjamin seseorang.

67 M. Zuhri, dkk, Fiqh Empat Madzhab, (Semarang: As-Syifa, 1994), cet. ke 1, jilid 4, h.158

Page 44: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

c. Orang yang berhutang untuk diri atau keluarganya dalam hal yang

diperbolehkan.

d. Orang yang berhutang untuk kemaslahatan umum, seperti membangun

rumah, persinggahan untuk para tetamu, membangun masjid atau rumah

sakit dan sebagainya. Maka mereka berhak untk menerima zakat

seandainya tidak sanggup membayarnya.68

Pada Madzhab Syafi’I dan Hambali diatas, gharim terbagi menjadi

beberapa bagian. Sedangkan pada Madzhab Hanafi dan Maliki tidak

membahaskan bagian-bagian gharim yang harus diberi zakat, namun kedua

madzhab tersebut hanya memberikan pengertiannya saja, sebagaimana yang

telah disebutkan diatas.

Menurut ulama fikih klasik dalam arti global pada empat madzhab ini,

gharim adalah orang yang mempunyai hutang, baik untuk kepentingan pribadi

maupun untuk kepentingan sosial, pada madzhab Hambali pula orang yang

mempunyai hutang dalam hal-hal yang haram boleh mendapatkan zakat hanya

sebatas untuk menutupi sisa hutangnya, tapi dengan syarat sebelumnya harus

bertaubat. Pada madzhab Hanafi pula memberikan zakat kepada orang yang

mempunyai hutang lebih utama dari pada memberikannya kepada orang fakir.

Menurut madzhab Maliki pula gharim adalah orang yang mempunyai hutang,

maka hutangnya dapat dilunasi dari pemberian zakat, sekalipun setelah ia

meninggal dunia.

68 Anshari Taslim, Fiqh Imam Syafi’I, Puasa dan Zakat, terj. (Jakarta: Pustaka Azzam, 2003),

h.205.

Page 45: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Dari keempat definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan gharim adalah orang yang berhutang dan tidak mempunyai

harta yang cukup untuk menutupi hutangnya, baik hutang itu untuk

kepentingan pribadi maupun untuk kepentingan masyarakat. Mereka berhak

menerima zakat untuk menutupi hutangnya. Dengan syarat hutang tersebut

tidak digunakan untuk kemaksiatan atau pun hal-hal yang dilarang oleh syariat

Islam.

B. Makna Gharim Dalam Fikih Kontemporer

1. Wahbah al-Zuhaily

Menurut Wahbah al-Zuhaily gharim adalah orang yang mempunyai, baik

berhutang pada dirinya atau berhutang untuk menyelesaikan persengketaan, baik

untuk tujuan taat kepada Allah SWT atau karena maksiat tetapi harus dengan

syarat bertaubat terlebih dahulu, sebagaimana yang dikemukakan oleh Madzhab

Syafi’i dan Hambali.69

Rasulullah SAW bersabda:

�Xي ��Mم'L9 او�Xي : �ت%N ا��4UI� ا� �T>ث: �9ل ر5 ل ا3 -64 ا3 و45,

L= )رواJ ا���مXي(�Yم م�LB او �Xي دم م

Artinya: “Tidak boleh meminta-minta kecuali bagi tiga golongan yaitu orang

yang sangat membutuhkan, orang yang berhutang berat memikulnya

69 Wahbah al-Zuhaily, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatu, (Mesir, Darul Fikr, 2002) juz. 3, h.

1956.

Page 46: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

atau orang yang harus membayar denda dan tidak bisa membayarnya”

(Riwayat Tirmidzi)70

Adapun pada fikih kontemporer yang dikemukakan oleh Yusuf Qardhawi

bahwa gharim adalah orang yang mempunyai hutang, karena gharim adalah tetap,

yang artinya tetap kepadanya orang yang mempunyai hutang.

2. Yusuf al-Qardhawy

Gharimin adalah bentuk jamak dari gharim, (dengan huruf ghin fathah

panjang) artinya orang yang mempunyai hutang, sedangkan ghariim (dengan ra

kasrah panjang) adalah orang yang berhutang, kadang kala dipergunakan untuk

orang yang mempunyai piutang. Adapun asal pengertian gharim, menurut bahasa

adalah tetap, seperti yang terdapat didalam firman Allah SWT:

[���/K��) +u����87+Z �%���� n�Hª« 3�+ -0⌧"+ +zKE(v(o

W �m�7 (v+�⌧"+ +u/⌧k

S )٢٥:٦٥/ ا��9�Zن ( �⌧�+

Artinya: “Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, jauhkan azab

Jahannam dari kami, Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan

yang kekal".(Q.S. al-Furqan (25): 65)

Dengan makna itulah ia disebut gharim, karena hutang telah tetap

kepadanya. Menurut Yusuf al-Qardhawi gharim yang berhak atas zakat itu ada

dua macam:

a. Orang yang berhutang untuk kemaslahatan diri sendiri, adalah seperti untuk

memenuhi nafkah, membeli pakaian, melaksanakan perkawinan, mengobati

70 Didin Hafidhuddin, dkk. Pedoman Hidup Muslim, terj. (Jakarta: PT. Pustaka Litera Nusa,

1996) h. 445

Page 47: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

orang sakit, mendirikan rumah, mengawinkan anak atau menggantikan

barang orang lain yang rusak. Termasuk didalam kriteria gharim ini adalah

mereka yang ditimpa bencana yang terjadi tiba-tiba, seperti tertimpa

musibah baik rumahnya terbakar habis atau rumahnya hancur oleh banjir,

gempa bumi, tanah longsor dan sejenisnya. Baik pada dirinya maupun pada

hartanya, sehingga ia mempunyai kebutuhan mendesak untuk meminjam

bagi dirinya dan keluarganya.

b. Dari gharim ini adalah orang-orang yang mempunyai nilai-nilai

kemanusiaan dan kemuliaan yang tinggi, cita-cita yang tinggi pula, yang

masyhur dikalangan masyarakat Arab dan Islam. Mereka itu adalah orang-

orang yang berhutang karena mendamaikan dua golongan yang bersengketa.

Misalnya ketika terjadi dua kelompok besar seperti antar dua suku atau dua

negara karena bertentangan memperebutkan harta, kemudian ada orang yang

menengahi antara dua kelompok tersebut merelakan dirinya menggantikan

harta yang diperebutkan itu, agar api permusuhan segera padam.

Sebagai contoh orang yang mendamaikan antara orang-orang yang

bersengketa, orang yang bergerak dibidang kegiatan sosial yang bermanfaat

seperti membangun Yayasan anak yatim, rumah sakit untuk orang-orang fakir,

masjid untuk melaksanakan ibadah shalat ataupun mendirikan sekolah belajar

untuk kaum muslimin, atau perbuatan baik lainnya yang bertujuan untuk melayani

masyarakat. Sesungguhnya orang itu telah berkhidmat dirinya didalam kebajikan

untuk kepentingan masyarakat.

Page 48: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Maksud dari ini semua adalah bahwa orang yang berhutang karena

melayani kepentingan masyarakat, hendaknya diberi bagian dari zakat untuk

menutupi hutangnya, walaupun ia orang yang kaya.71

Bila Yusuf al-Qardhawy membagi gharim menjadi dua macam, lain

halnya dengan ulama lain yang membagi gharim yang berhak menerima zakat

menjadi empat macam yaitu:

a. Orang yang berhutang untuk kepentingan pribadi yang tidak bisa

dihindarkan dengan syarat-syarat sebagai berikut:

1. Hutang itu tidak timbul karena kemiskinan.

2. Hutang itu melilit pelakunya.

3. Si pengutang tidak sanggup lagi melunasi hutangnya.

4. Hutang itu sudah jatuh tempoh atau sudah harus dilunasi ketika zakat

itu diberikan kepada si pengutang.

b. Orang yang berhutang untuk kepentingan sosial, seperti yang berhutang

untuk mendamaikan antara pihak yang bertikai dengan memikul biaya

denda (denda kriminal) atau biaya barang-barang yang rusak.

c. Orang yang berhutang untuk menjamin hutang orang lain, dimana yang

menjamin dan yang dijamin keduanya berada dalam kondisi kesulitan

keuangan.

d. Orang yang berhutang untuk pembayaran denda karena pembunuhan tidak

sengaja, bila keluarganya benar-benar tidak mampu membayar denda

tersebut.72

71 Didin Hafidhuddin, Hukum Zakat, terj. (Jakarta: PT. Pustaka Mizan, 1999), h. 604. 72 http://ZakatIslam.com

Page 49: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

C. Kriteria Gharim Mustahik Menurut Fukaha Klasik

1. Kriteria Gharim Yang Berhak Menerima Zakat Menurut Fukaha Klasik.

Madzhab Syafi’I mengemukakan bahwa orang yang berhak menerima

zakat adalah orang yang mengaku hamba mukatab atau gharim, dapat

dibenarkan dengan ada saksi seorang yang adil dan dibenarkan oleh tuannya

bagi mukatab, dibenarkan oleh yang menghutangkan bagi gharim atau karena

sifatnya sudah terkenal dikalangan masyarakat.73

Pada madzhab Maliki menyebutkan bahwa orang yang berhak menerima

zakat bagi orang yang berhutang (gharim) adalah:

a. Merdeka.

b. Islam.

c. Bukan keturunan Bani Hasyim.

d. Hutangnya itu kepada sesama manusia, jika hutangnya kepada Allah SWT

seperti hutang kifarat, maka untuk melunasinya tidak boleh dari zakat.74

Sedangkan pada madzhab lain, penulis tidak menemukan batasan-

batasannya, hanya saja penulis dapat menyimpulkan bahwa batasan gharim

yang berhak diberikan kepada orang-orang yang berhutang, baik untuk

kepentingan dirinya maupun kemaslahatan umat maka boleh mengambil zakat,

namun hanya sebatas menutupi hutangnya saja.75

73 M. Anwar, Fathul Mu’in, terj., Op. Cit., h. 585.

74 M. Zuhri, dkk, Fiqh Empat Madzhab, (Semarang: As-Syifa, 1994), cet. ke 1, jilid 4, h.162.

75 Imam Syafi’I Abu Abdullah Muhammad bin Idris, Ringkasan Kitab Al-Umm. Penerjemah

Muhammad Yasir Abu Mutholib (Jakarta: Pustaka Azzam, 2004), h.466.

Page 50: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

2. Kriteria Gharim Yang Tidak Berhak Menerima Zakat Menurut Fukaha Klasik

Menurut madzhab Syafi’I harta zakat itu, sedikitpun tidak boleh untuk

membungkus mayat atau membangun masjid-masjid (secara langsung, kecuali

melalui gharim, sebab mustahik itu harus orang dan bukan benda).76

Jika

memberikan zakat pada orang yang berhutang kepadanya dengan syarat bahwa

ia harus mengembalikan zakat itu untuk membayar hutangnya, maka yang

demikian adalah tidak boleh dan tidak sah membayar dengan zakat.77

Orang yang berhutang karena menjamin seseorang, jika jaminan tersebut

ada yang menjamin selain dirinya dan ia sanggup membayarnya maka ia tidak

berhak menerima zakat. Orang yang berhutang dalam hal-hal kemaksiatan

seperti membeli khamar dan yang sejenisnya atau yang diharamkan oleh agama,

maka orang itu tidak berhak untuk menerima zakat.78

Pada madzhab Hambali dan Hanafi berdasarkan dari pengertiannya,

penulis dapat menyimpulkan bahwa gharim yang tidak berhak menerima zakat

adalah gharim dalam hal-hal kemaksiatan yang diharamkan oleh agama Islam.

Pada madzhab Maliki orang yang berhutang atau gharim dari hutangnya itu

disebabkan karena boros maka gharim sejenis ini tidak berhak untuk

mendapatkan bantuan zakat.

D. Kriteria Gharim Mustahik Menurut Fukaha Kontemporer

76 M. Anwar, Op. Cit., h. 585.

77 Ibid.

78 Imam Syafi’I Abu Abdullah Muhammad bin Idris, Ringkasan Kitab Al-Umm. Penerjemah

Muhammad Yasir Abu Mutholib (Jakarta: Pustaka Azzam, 2004), h.478.

Page 51: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

1. Kriteria Gharim Yang Berhak Menerima Zakat Menurut Fukaha Kontemporer

Ada beberapa gharim yang berhutang untuk kemaslahatan sendiri diberi

untuk membayar segala hutangnya dengan beberapa syarat:

a. Hendaklah ia mempunyai kebutuhan untuk memiliki harta yang dapat

membayar hutangnya, sehingga apabila ia kaya dan mampu untuk

menutupi hutangnya dengan uang atau benda yang dimilikinya, maka ia

tidak berhak menerima zakat.

b. Hendaklah orang itu mempunyai hutang untuk melaksanakan ketaatan

atau melaksanakan sesuatu urusan yang dibolehkan. Sedangkan apabia ia

mempunyai hutang karena suatu kemaksiatan seperti untuk membeli

miras, melakukan perzinahan, berjudi dan lain-lain pekerjaan yang

diharamkan, maka ia jangan diberi bagian zakat.

c. Hendaklah hutangnya dibayar pada waktu itu, apabila diberi waktu

tenggang. Maka terdapat perbedaan pendapat. Pendapat pertama

membolehkan untuk menerima zakat sedangkan pendapat kedua tidak

membolehkan dengan alasan ia tidak membutuhkannya pada waktu itu.

d. Keadaan hutangnya ia adalah sesuatu yang bias ditahannya, sehingga

masuklah hutang si anak pada orang tuanya dan pada orang yang

mengalami kesulitan. Akan tetapi tidak termasuk hutang kifarat dan

hutang zakat, karena hutang yang bisa ditahan adalah hutang yang lebih

yaitu hutang piutang kepada sesama manusia, sedangkan kifarat dan

hutang zakat adalah termasuk hutang kepada Allah.

Page 52: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Menurut para ulama lain, kriteria seorang gharim yang berhak

mendapatkan dana zakat, ditentukan oleh syarat-syarat secara umum sebagai

berikut, antara lain:

a. Orang tersebut tidak mampu melunasi hutangnya.

b. Hutangnya dalam masalah kebaikan atau dalam masalah yang mubah

(harus). Sedangkan bila ia berhutang pada masalah yang mana hukum

dasarnya mubah namun ia melakukannya secara berlebih-lebihan. Maka

sama sekali tidak berhak mendapatkan dana zakat. Karena berlebih-

lebihan itu sudah terlarang meski untuk hal-hal yang mubah. Allah SWT

berfirman:

!¬o+U +Z +­(��� W)�"E{ G��B+�+®Z�l ($%� @�T�k

p$�¥��+S W�E?8x�) W���H��) X��)

Wd�E>�Hn�ET j ��6#�7 X� a?�+�P +!A�>�Hn�☺C� ٧ / ا\��اف(

:٣١(

Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah

berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berlebih-lebihan. (Q.S. Al-A’raf (7) : 31)

c. Hutangnya harus segera dibayarkan.

Dana zakat bisa diberikan kepada gharim dengan syarat bahwa saat

ini ia memang harus segera melunasinya. Sedangkan bila masih ditunda

Page 53: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

dan ada kemungkinan untuk melunasinya nanti, maka belum boleh

dikeluarkan.

d. Hutangnya adalah hutang kepada sesama manusia.

Misalnya hutang kepada rekan bisnis, tetangga termasuk kepada

orang tua sendiri.

Sedangkan menurut Wahbah Zuhaily, terdapat dua bagian yang harus

diberi zakat dalam masalah ini, pertama gharim untuk dirinya sendiri dan yang

kedua ialah gharim untuk menyelesaikan perselisihan antar dua pihak, baik untuk

tujuan taat maupun maksiat dengan syarat harus bertaubat. Maka secara mutlak

mereka berhak menerima zakat walaupun orang kaya dan yang menyelesaikan

persengketaan meskipun kafir zimmi. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:

تC4�% ح���� �Mت!C ر5 ل ا3 -ــ64 ا3 : و�& �9!<� ب& م^�ق ا�@>ل �9ل

و45, ا�M �@!M :��5ــ�ل ا9, حC ��ت! � ا�<M :9X �م� �_ ب@� ., �9ل ی� C>!�9 ان

� ح' .>.� �رجN ت%�N ح���� M%ــC4 �: ا��Iـ��� ح�ـــ6 , ا��Iـــ��� � ت@N ا

� اج��حC م��: C4%M �: ا����I� حــC ورجN ا-�ب�: ج�م%, ی<!�@� ., ی�Iـ_

bـ!�9 ام م& �!b و�9ل 5ــ'اد م& c!>ی ,Nل , ورج ا-�ب�: Mـ�9� ح�6 ی�

��'ا-�ب9�M ���M ��<M C� C4%M �: ا��Iـ��� ح�6 , .>.� م& دوراح�O م& 9 م:

5 ا ه& م& ا����I� ی��9!<� ��M b!�9 ام� م& �!b او �9ل 5'اذ م& c!>ی

- Nی� آ C%ـــIMداود. (�ه�ــ@� 5ـ@�ــ� )رواJ اح�' و مIــ4, وا� Iـــ�ئ واب

Page 54: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Artinya: “Dari Qubaishah bin al-Mukharik al-Hilal ia berkata: “Aku telah

memikul suatu beban (untuk mendamaikan dua pihak yang bersengketa),

tunggulah sampai dating zakat. Akan kami suruh untuk memberikan

kepadamu. Lalu beliau berkata pula, hai Qubaishah, meminta-minta ini

tidakah halal kecuali dalam tiga hal, seorang laki-laki memikul suatu

beban, maka halal lah ia meminta sampai lepas beban itu, kemudian

hendaklah ia berhenti, seorang laki-laki ditimpa suatu kerusakan atau

musibah yang amat sangat ketika itu ia meminta, sampai susahnya

hilang, maka berhentilah dan seorang laki-laki yang sudah sangat

melarat, sehingga sudah sampai bertiga kaumnya yang mampu

mengatakan, bahwa dia memang sudah sangat melarat, maka ketika itu

halallah dia meminta, sehingga dia dapat hidup. Lain dari itu wahai

Qubaishah kalau masih meminta-minta juga adalah itu suatu perbuatan

curang yang membawa mati dalam kehinaan. (Riwayat Imam Ahmad,

Muslim, an-Nasai dan Abu Daud).79

Orang yang berhutang karena kemaslahatan dirinya harus diberi sesuai

dengan kebutuhannya. Yang dimaksud dengan kebutuhan adalah kebutuhan untuk

membayar hutang. Apabila ia diberi bagian, tetapi tidak dibayarkan pada

hutangnya, atau ia membayar hutangnya sendiri, tetapi bukan dari harta zakat,

maka menurut pendapat yang benar, bahwa ia harus mengembalikan bagiannya

itu, karena ia sudah tidak memerlukannya lagi. Baik hutang itu sedikit atau

banyak, sebab yang diperlukannya adalah terbayarnya hutang atau besarnya

tanggung jawab terhadap hutang.80

Termasuk golongan kedua dari gharim ini adalah orang-orang yang

mempunyai hutang karena kemaslahatan orang lain.

Orang yang berhutang untuk kemaslahatan masyarakat, misalnya orang

yang terpaksa berhutang karena mendamaikan dua pihak yang berselisih, yang

untuk menyelesaikannya membutuhkan dana yang cukup besar, atau kelompok

79 Wahbah al-Zuhaily, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatu, (Mesir, Darul Fikr, 2002) juz. 3, h.

1933. 80 Imam Syafi’I Abu Abdullah Muhammad bin Idris, Ringkasan Kitab Al-Umm. Penerjemah

Muhammad Yasir Abu Mutholib (Jakarta: Pustaka Azzam, 2004), h.514.

Page 55: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

yang mengurus lembaga kemanusiaan, yang terpaksa berhutang untuk memenuhi

kebutuhan usaha lembaganya. Misalnya yayasan sosial yang memelihara anak

yatim piatu, orang-orang lanjut usia dan lainnya. Maka yang baik adalah beban itu

dipikulkan pada zakat, agar jangan mengecilkan keinginan orang yang ingin

berbuat baik, atau melemahkan kehendaknya. Maka mereka yang berhutang untuk

kemaslahatan masyarakat tentunya lebih utama pula untuk ditolong.81

Dari beberapa pendapat diatas, maka yang menjadi batasan seorang

gharim yang berhak menerima zakat menurut ulama kontemporer, gharim itu

berhutang untuk kemaslahatan sendiri bukan untuk hal yang mubah, gharim yang

berhutang karena menjamin hutang orang lain, gharim yang berhutang untuk

pembayaran denda karena pembunuhan yang tidak sengaja dan gharim itu

berhutang untuk kepentingan masyarakat banyak dan bukanlah digunakan untuk

suatu kemaksiatan. Mereka semua itu berhak atas zakat, yang tentunya mereka

harus memenuhi beberapa persyaratan diatas.

2. Kriteria Gharim Yang Tidak Berhak Menerima Zakat Menurut Fukaha

Kontemporer.

Wahbah Zuhaily mengemukakan bahwa orang yang berhutang untuk

dirinya tidak harus menerima zakat kecuali dalam keadaan fakir. Orang yang

mempunyai hutang tetapi tidak mampu membayarnya dan ia tidak berlaku boros

atau merusak hartanya, dengan catatan hutangnya itu bukan untuk tujuan maksiat,

maka tidak berhak untuk mendapatkan zakat. Atau secara sengaja berhutang

81 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf (Jakarta:UI Press,1998),

h.40.

Page 56: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

tetapi ditangguhkan dengan tujuan untuk mendapatkan bagian zakat. Maka

gharim yang demikian tidak berhak menerima zakat karena telah mempunyai

tujuan yang tercela.

Adapun menurut Yusuf al-Qardhawy, batasan gharim yang tidak berhak

menerima bagian dari zakat adalah gharim yang masih mempunyai harta yang

dapat membayar hutangnya, sehingga apabila ia kaya dan mampu untuk menutupi

hutangnya dengan uang atau benda yang dimilikinya.

Adapun menurut Yusuf al-Qardhawy, batasan gharim yang tidak berhak

menerima bagian dari zakat adalah gharim yang masih mempunyai harta yang

dapat membayar hutangnya, sehingga apabila ia kaya dan mampu untuk menutupi

hutangnya dengan uang atau benda yang dimilikinya.

Melakukan suatu pekerjaan kemaksiatan yang diharamkan seperti judi,

zinah, minum minuman keras, atau melakukan kemaksiatan lainnya. Orang yang

hidupnya berlebih-lebihan dalam memberi nafkah pada diri dan keluarganya

walaupun untuk menikmati suatu hal yang diperbolehkan. Karena sesungguhnya

berlebih-lebihan terhadap hal yang diperbolehkan sampai berhutang, diharamkan

bagi setiap muslim. Apabila mereka diberi bagian dari zakat sama saja dengan

menolongnya berbuat maksiat kepada Allah SWT. Maka gharim seperti ini tidak

berhak menerima bagian dari zakat. Dan sebaiknya ia disarankan untuk bertaubat.

Jika orang yang mempunyai hutang diberi masa tenggang waktu, dalam hal ini

terdapat perbedaan pendapat.

Menurut satu pendapat, ia berhak menerima zakat karena ia termasuk

gharim. Menurut pendapat lain pula ia tidak berhak menerima zakat karena ia

Page 57: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

tidak membutuhkannya pada waktu sekarang. Menurut pendapat yang lain lagi

yaitu apabila tenggang waktunya telah habis tahun itu juga, maka ia berhak

menerima zakat, dan apabila tidak, maka jangan diberi zakat pada tahun itu.

Menurut Yusuf al-Qardhawy, orang yang mempunyai harta benda dan

berhutang, jika dilunasi, maka sisa harta bendanya tidak mencukupi kebutuhan

hidup satu keluarganya, maka ia menahan bendanya sejumlah yang mencukupi

kebutuhan hidup satu keuarganya (dalam satu tahun atau seusia umur ghalib).

Kemudian sisanya dibuat melunasi hutangnya, dan apabila masih kurang maka

ditutupi oleh zakat dari jatah gharim.

E. Kedudukan Gharim Dalam Fikih

Zakat adalah ibadah maaliyyah yang mempunyai dimensi pemerataan

karunia Allah SWT sebagai fungsi sosial ekonomi sebagai perwujudan solidaritas

sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan, pembuktian persaudaraan

Islam, pengikat persatuan umat, sebagai pengikat batin antara golongan kaya dan

juga golongan miskin. Sarana membangun pendekatan antara yang kuat dengan

yang lemah, mewujudkan tatanan masyarakat sejahtera, rukun, damai, dan

harmonis yang akhirnya dapat menciptakan situasi yang tenteram aman lahir dan

batin.

Potensi dana zakat dapat menunjang terwujudnya system kemasyarakatan

Islam yang berdiri diatas lima perinsip yaitu: Ummatan Wahidah (umat yang

satu), Musawwamah (persamaan derajat dan kewajiban), Ukhuwah Islamiyyah

(persaudaraan Islam), dan Takaful Ijtima (tanggung jawab bersama).82

82 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005), cet. ke. 1 h. 7

Page 58: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Atas dasar itu pula zakat bertujuan merangsang kaum muslimin untuk

memenuhi hak dan kewajiban persaudaraan, memenuhi kewajiban untuk tolong

menolong dan mengharap keridhaan Allah SWT termasuk menolong orang yang

mempunyai hutang.

Itu semua merupakan jalan dan syariat Islam. Ia menolong orang yang

mempunyai hutang untuk membebaskannya dari belenggu hutang menghilangkan

kebinggungannya dan tidak meninggalkannya dalam keadaan jatuh tertumpuk

hutang serta diketahui kepailitannya.83

Sesungguhnya Islam dengan menutup

hutang orang yang berhutang menggunakan harta zakat, berarti telah

menempatkan dua tujuan yang utama:

1. Berhubungan dengan orang yang berhutang, dimana hutang telah

memberatkannya. Dengan sebab hutanglah ia dihinggapi kebingungan

diwaktu malam dan kehinaan dikala siang hari. Islam telah menutupi

hutangnya dan mencukupkan apa yang diperlukannya.

2. Berhubungan dengan orang yang merentangkan sesuatu hutang kepada

orang lain, dan menolongnya demi kemaslahatanyya. Maka ketika Islam

menolong orang untuk membayar hutangnya, ia pun meransang anggota

masyarakat untuk menghargai nilai-nilai kemanusiaan, melakukan

pertolongan, dan melakukan pinjam meminjam dengan cara yang baik dan

tidak membebani pihak yang lain.84

83 Didin Hafidhuddin, Hukum Zakat, (terj). (Jakarta: Pt. Pustaka Mizan, 1999), cet. ke. 1, h.

602

84 Ibid, h.632

Page 59: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Dari sisi ini zakat diberikan untuk menghilangkan riba dan demikian pula

syariat Islam telah menetapkan orang yang berhutang dan menghadapi kesulitan,

tidak dituntut menjual barang kebutuhan yang bersifat primer untuk membayar

hutangnya, sehingga ia hidup terlunta-lunta tidak mempunyai apa-apa untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Ini adalah syariat Allah SWT yang adil dan penuh kasih sayang yang telah

lahir sejak empat belas abad yang lampau. Maka bagaimana bisa dipertandingkan

dengan aturan-aturan yang diciptakan manusia, aturan-aturan moderen dan

kebudayaan-kebudayaan baru yang mengakibatkan mudharat pada yang berhutang

sampai adanya pengumuman pailitnya, merusak rumah tangganya, tanpa ada

pertolongan sama sekali dari masyarakat dan pemerintahannya. Bagaiman pula bisa

menandingi syariat Allah yang adil dan penuh rahmat ini. Undang-undang Romawi

pada sebagian aturannya membolehkan orang yang meminjamkan untuk

memperbudak orang yang mempunyai hutang. Sebagian ulama meriwayatkan bahwa

perbuatan tersebut berlangsung terus sampai pada permulaan Islam, kemudian di

nasab dan tidak ada satu alasan pun bagi orang yang menghutangkan untuk

memperbudak orang yang berhutang.

Hutang itu bukan hanya membahayakan pribadi dan ketenteraman orang yang

berhutang saja akan tetapi juga berbahaya bagi akhlak dan perjalanan hidupnya.

Disinilah kedudukan gharim dalam Islam sangat diperhatikan. Perhatian Islam

terhadap orang yang berhutang dan yang mempunyai piutang dengan sifat umum

adalah perhatian yang menakjubkan yang penekanannya pada pribadi, yaitu:

Page 60: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

4. Pertama ia harus mengajarkan anaknya untuk hidup sederhana, jangan sampai

meminjam.

5. Apabila si muslim dipaksa keadaan dan meminta, maka ia harus merusaha

dengan sunguh-sunguh untuk menepati janji dan cepat untuk

mengembalikannya.

6. Apabila ia tidak mampu membayar seluruh atau sebagian hutangnya dengan

alasan tidak mampu membayar, maka pemerintah harus ikut campur

menyelamatkan ia dari belenggu hutang yang menimpanya dan melemahkan

kedudukannya. Karena dikatakan hutang itu yang menyebabkannya bingung

diwaktu malam dan hina diwaktu siang.

Page 61: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

BAB IV

STUDI KASUS DI PUSAT URUSAN ZAKAT

DI WILAYAH JOHOR DARUL TAKZIM

Negeri Johor adalah sebuah negeri yang pesat didalam perindustrian dan

pelancongan sejak dahulu lagi. Dengan sebab itu penduduknya begitu padat

dikarenakan permintaan tenaga kerja yang bertambah setiap tahun. Tingginya

kemajuan dan pembangunan yang berlaku di negeri Johor ini sedikit sebanyaknya

berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat serta kebutuhan yang semakin meningkat

dikalangan masyarakat. Apabila tingkat hidup semakin tinggi dan permintaan

terhadap keuangan masyarakat juga meningkat tinggi maka penggunaan masyarakat

terhadap uang juga tinggi dalam usaha kelompok masyarakat Islam dan desakan

kebutuhan hidup di zaman yang serba moderen ini. Walau bagaimanapun untuk

mendapatkan keterangan yang lebih jelas berkenaan masalah zakat yang terjadi di

negeri Johor, maka didalam bab ini penulis mengeluarkan data-data yang

bersangkutan tentang masalah zakat yang penulis peroleh dari Majlis Agama Islam

Negeri Johor dan Pusat Urusan Zakat Johor.

E. Wewenang Pusat Urusan Zakat Johor Dalam Hal Ehwal Zakat.

Pusat Urusan Zakat Johor (PUZJ) mempunyai wewenang diseluruh negeri

Johor. Ia berwenang untuk mengutip zakat terhadap seluruh masyarakat Islam di

negeri Johor, Malaysia. Pada awalnya ia dibangun atas nama “NAQIB AZ ZAKAT”

Page 62: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

pada tahun 1957 atas wewenang untuk mengutip serta membagikan zakat kepada

yang layak untuk menerimanya. Dan seterusnya pada tahun 1962 Naqib Az-Zakat

diganti kepada Jawatankuasa Zakat Dan Fitrah. Kemudian diletakkan dibawah

pentadbiran Majlis Agama Islam Negeri Johor dengan berlakunya Enakmen

Pentadbiran Islam tahun 1978 dan Enakmen Pentadbiran Agama Islam Negeri Johor

200385

.

Pada masa kini, di Negeri Johor, kesemua permohonan zakat adalah

diselengara oleh Majlis Agama Islam Negeri Johor dengan berdasarkan Enakmen

Pentadbiran Agama Islam Negeri Johor 2003.

Walaupun bidang kuasa Pusat Urusan Zakat Johor adalah berdasarkan kepada

Enakmen Pentadbiran Agama Islam Negeri Johor 2003, Pusat Urusan Zakat Johor

(PUZJ) masih boleh mempertimbangkan terhadap permohonan zakat dari mustahik

yang tidak tinggal (menetap) didalam Negeri Johor. Jika Pusat Urusan Zakat Johor

(PUZJ) berpuas hati bahwa permohon telah lama menetap atau dia dapat

membuktikan ingin menetap di negeri Johor, ini adalah bertepatan dengan Enakmen

pentadbiran Agama Islam Negeri Johor 2003 yaitu aturan-aturan dibawah Enakmen

Undang-Undang Keluarga Islam Negeri Johor boleh berlaku ke atas sesiapa yang

tinggal menetap di Negeri Johor.86

Dengan syarat dibenarkan oleh Pendaftar

Mahkamah setelah dipertimbangkan atas kesulitan-kesulitan yang timbul dan demi

kebaikan87

.

85

Seksyen 4(1) Enakmen Pentadbiran Agama Islam Tahun 1978: “Hendaklah ditubuhkan

sesuatu Majlis Agama Islam Negeri Johor yang disebutkan dalam Bahasa Inggeris sebagai “ Council of the Religion of Islam Johore “ dan kemudian daripada ini disebutkan sebagai “ Majlis “ yang kekal turun

temurun”. 86 Ismail Hj. Hamzah, Sejarah Perekonomian Zakat : Perbandingan Dengan Undang-undang

(Pahang: Kolej Islam Pahang Pers, 2006), h. 144.

Page 63: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

F. Fungsi Dan Pelaksanaan Zakat Di Negeri Johor.

Fungsi utama Pusat Urusan Zakat Johor adalah untuk memungut Zakat dan

Fitrah daripada orang Islam di negeri Johor serta membagikan uang kutipan Zakat

dan Fitrah kepada asnaf yang telah ditentukan serta yang layak untuk menerima.

Selain daripada itu juga, ia dilaksanakan untuk menjadikan zakat sebagai asas

pembangunan negara dan ummah. Obyektif zakat yang besar adalah untuk

menunaikan hak dan tanggungjawab kepada asnaf yang ditetapkan Syarak dan Syariat

Islam. Ia juga bisa meningkatkan taraf hidup golongan asnaf dalam semua bidang

kehidupan merangkumi aspek-aspek rohani, aqli dan jasmani serta membantu

melaksanakan usaha-usaha memantap dan meninggikan penghayatan agama Islam

agar semua masyarakat mempunyai kesadaran dan memiliki kefahaman yang tinggi.88

Pelaksanaan zakat di negeri Johor adalah dilaksanakan mengikuti hukum-

hukum Syariat Islam serta pembagiannya mengikut syarat dan aturan yang

terkandung didalam Enakmen Pentadbiran Agama Islam Negeri Johor 2003. Harta

zakat dibagi mengikut keperluan asnaf berdasarkan keutamaan serta pemindahan

bagian dari satu asnaf ke asnaf yang lain dibenarkan berdasarkan kepada kebutuhan

dan lebihan yang ada. Tiada ijtihad lagi dalam masalah menentukan asnaf yang

menerima zakat kecuali pada perkara yang berkaitan dengan perlaksanaan pembagian

kepada asnaf89

. Semua pembagian zakat hendaklah dilakukan dengan pengawasan

87

Seksyen 4(1) Enakmen Pentadbiran Agama Islam Negeri Johor Tahun 2003 : “ Maka

hendaklah ada satu badan bernama “ Majlis Agama Islam Negeri Johor “ untuk membantu dan menasihati Sultan dalam perkara- perkara yang berhubungan dengan agama Islam "

88 Mohd. Abdullah Hj Fikri, Wibawa Zakat di Dalam Urusan Negara (Johor: Karangkraff Johor

Press, 2003), h.53. 89 http://www.siwakz.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=16&artid=24

Page 64: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

dan kawalan rapi. Sebarang pembagian zakat yang meragukan perlu dirujuk kepada

Jawatankuasa Fatwa Johor dan Jawatankuasa Zakat Dan Fitrah90

. Pendistribusian

dilakukan dengan segera selepas dikenal pasti layak untuk menerima zakat. Tenaga

kerja yang terlibat memproses permohonan hendaklah menjalankan tugas dengan

segera bersesuaian dengan prinsip Muraqabah.91

Untuk mengetahui perkembangan

sumber zakat sejalan dengan perkembangan ekonomi moderen, kepada lembaga-

lembaga pengumpul zakat, baik Pusat Urusan Zakat (Badan Amil Zakat) lainnya,

yang ada dinegara ini untuk mensosialisasikan zakat dengan lebih luas dan merata.92

Para pengurus Zakat hendaknya terus mengkaji dan mendalami hukum Islam

khususnya yang berkaitan dengan zakat, agar dalam pelaksanaan tugas pokoknya

mampu mengelola dan mengimplementasikan sesuai dengan kondisi sekarang,

sehingga hukum Islam tetap relevan dalam setiap tempat dan saat.

Untuk melihat secara lebih jelas lagi mengenai fenomena ini sila lihat Tabel I,

II dan III.

Tabel I

Statistik Pembagian Zakat Pada Tahun 2008

Tahun Jumlah

2000 RM 17,831,029.00

90 http://www.mainj.gov.com.my/

91 Enakmen Pentadbiran Islam tahun 1978 dan Enakmen Pentadbiran Agama Islam Negeri Johor

2003

92 Ramli Sadari, Pengaruh Zakat dan Kekuatannya Didalam Pendidikan Masyarakat (Kuala

Lumpur: MustikaKraf Press, 2005), h.3

Page 65: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

2001 RM 22,474,139.50

2002 RM 29,053,833.06

2003 RM 26,546,996.03

2004 RM 30,076,294.42

2005 RM 39,243,990.00

2006 RM 46,142,937.81

2007 RM 67,675,527.82

2008 RM 78,627,641.25

Sumber data : Majlis Agama Islam Negeri Johor

Tabel II

Statistik Agihan Zakat Tahun 2008 Mengikut Jenis Asnaf

Asnaf Bajet 2008 RM Perbelanjaan % Perbelanjaan

Fakir RM 7,017,667.00 RM 6,913,072.00 98.51

Miskin RM 14,234,333.00 RM 17,926,266.19 125.94

Amil RM 11,752,000.00 RM 11,918,083.47 101.41

Muallaf RM 7,915,000.00 RM 6,186,416.72 78.16

Gharim RM 1,050,000.00 RM 1,794,993.43 170.95

Ibnu Sabil RM 350,000.00 RM 133,065.50 38.02

Fi Sabilillah RM 34,806,100.00 RM 33,755,743.94 96.98

Riqab RM 1,000.00 0 -

Jumlah RM 77,126,100.00 RM 78,627,641.25 101.95

Sumber data : Majlis Agama Islam Negeri Johor

Tabel III

Pecahan Agihan Zakat Tahun 2008

Page 66: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Sumber data : Majlis Agama Islam Negeri Johor

G. Kasus-Kasus Yang Berlaku Keatas Gharimin

Berdasarkan kajian penulis dari data-data dan wawancara penulis yang

diberikan oleh Puan Jamilah binti Saad93

, Yaitu Penolong Pegawai Jawatankuasa

Bahagian Zakat dan Fitrah, Pusat Urusan Zakat Johor (PUZJ). Menurut beliau,

banyak kasus-kasus yang berlaku ke atas gharim di Pusat Urusan Zakat Johor adalah

ianya dapat dikenal pasti antara jenis-jenis hutang yang biasanya mendapat zakat

yaitu:

a. Hutang Masjid & Musholla yaitu hutang yang ditanggung diatas nama masjid

atau musholla. Antaranya adalah untuk membayar lestrik dan juga air yang

diguna pakai oleh masyarakat umum. Bahkan zakat ini juga bisa diminta

untuk membiayai segala perbelanjaan untuk merenovasi ataupun

93 Puan Jamilah binti Saad, Yaitu Penolong Pegawai Jawatankuasa Bahagian Zakat dan Fitrah,

Pusat Urusan Zakat Johor (PUZJ), tanggal 19 Oktober 2009, jam 9.00 pagi bertempat di Kantor Ibu

Pejabat Majlis Agama Islam Negeri Johor, Tingkat 5, Blok `B’, Pusat Islam Iskandar Johor, Johor Bahru,

Johor Darul Takzim. Malaysia.

Page 67: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

memperbaiki segala macam kerosakan yang berlaku keatas masjid maupun

musholla.94

b. Selain daripada itu juga antara lain yang mudah untuk mendapatkan zakat

adalah hutang pengajian karena sistem yang diguna pakai di Johor adalah

ketika mana ada individu yang melanjutkan pengajian di tingkat lebih tinggi

akan memerlukan perbelanjaan yang lebih tinggi. Dengan itu individu

tersebut dibolehkan untuk membuat pinjaman dari bank dan seterusnya dia

akan menanggung bebanan hutang pengajiannya. Maka zakat akan diberikan

kepada mereka yang memiliki hutang atas sebab pengajian. Ini berbeda dari

pembagian zakat terhadap fi sabilillah karena untuk fi sabilillah zakat akan

diberikan sebelum individu tersebut melanjutkan pengajiannya agar ianya

tidak menanggung hutang dan bisa mengurangkan bebanan yang ditanggung

oleh beliau.95

Menurut Enakmen Pentadbiran Agama Islam Negeri Johor,

bahwa kepada sesiapa yang melanjutkan pengajian dan mempunyai hutang

kepada Pinjaman Tabung Pendidikan Tinggi Nasional (PTPTN) bisa

mendapatkan zakat lima puluh peratus (50%) daripada jumlah hutang yang

ditanggungnya. Bahkan bagi pelajar yang kurang berkemampuan juga akan

diperuntukkan zakat kepada dirinya dan perbelanjaan yang perlu ditanggung

seperti yuran persekolahan dan sebagainya.

c. Bagi kasus yang terjadi akibat penyakit ataupun kemalangan yang ditimpa

bagi masyarakat negeri Johor juga termasuk didalam senarai penerima zakat

orang yang berhutang. Apabila terdapat individu yang mengalami penyakit

94 Tahrim Jamaluddin, Zakat dan Pembangunannya Terhadap Negara: Kajian Bersama

dalam Masyarakat Majmuk (Johor: Jabatan Agama Islam Muar, 1999), h.71. 95 Salam Samoin, Sebab-sebab Zakat Wajib Dilaksanakan (Johor: UM Press, 2000), h.44.

Page 68: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

yang serius dan tidak mampu untuk membayar biaya rumah sakit ataupun

biaya untuk melakukan operasi (pembedahan), maka mereka ini layak untuk

menerima zakat gharim. Ini karena hutang perubatan adalah perkara yang

terjadi secara terdesak ataupun secara tiba-tiba. Dan tujuan utamanya adalah

untuk menyelamatkan nyawa seseorang yang tidak berkemampuan serta zakat

tersebut bisa digunakan untuk pembiayaan penyembuhan ataupun operasi

yang dijalankan keatasnya.

Yang menjadi permasalahannya adalah apabila seorang gharim yang memiliki

beberapa kriteria sebagai orang yang berhutang bahkan amat memerlukannya tetapi

tidak layak untuk mendapatkan zakat tersebut. Kasus ini seringkali terjadi kepada

individu yang mempunyai hutang kepada bank yang mana dia tidak miskin dan hanya

hidup sederhana. Akan tetapi dia memiliki mobil (kereta) yang masih mempunyai

hutang ataupun memiliki rumah yang juga sama yaitu masih didalam bebanan hutang.

Dan mobil ataupun rumah tersebut merupakan bebanan hutang yang amat

membebankannya dan dia berhasrat untuk mendapatkan zakat berdasarkan masalah

tersebut. Kasus seperti ini seringkali terjadi di kawasan bandar karena didalam

menjalani kehidupan yang serba moderen dan serba membutuhkan, maka setiap

individu akan memerlukan sebuah mobil untuk kegunaannya pergi ketempat kerja

serta rumah untuk dijadikan tempat berteduh dan tempat tinggal. Bahkan jika tidak

membeli rumah tersebut maka sebagian besar masyarakat akan menyewa rumah

untuk dijadikan tempat tinggal.

Kasus ini seringkali ditolak oleh pihak yang berwenang yaitu Pusat Urusan

Zakat Johor. Sedangkan seperti yang kita ketahui jika terdapat sebuah keluarga yang

Page 69: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

sederhana sudah semestinya mempunyai anak-anak yang perlu disekolahkan atau pun

sebagai tanggungan kedua ibu bapa. Disini sewaktu keluarga tersebut berkerja untuk

menanggung keluarga nya didalam kondisi anak yang harus masuk sekolah, barangan

sembako yang harus dibeli pada tiap hari, dan pakaian yang mesti diganti apabila

sudah cukup waktunya, dia masih terikat didalam bebanan hutang yang tinggi dan

harus dilunasi pada setiap bulannya. Apa yang ingin ditekankan oleh penulis didalam

permasalahan ini adalah bagaimana cara atau apakah kriteria yang menyebabkan

individu tersebut tidak boleh menerima zakat. Menurut wawancara penulis dengan

Penolong Pegawai Jawatankuasa Bahagian Zakat dan Fitrah, ada beberapa kriteria

gharim seperti yang terdapat pada kasus tersebut yang menghalang nya daripada

mendapat zakat. Antaranya adalah seperti berikut:

1. Antara tujuan Pusat Urusan Zakat Johor (PUZJ) memberi zakat kepada asnaf

adalah untuk mengatasi kemiskinan yang dilaksanakan Majlis Agama Islam

Negeri Johor diperluaskan dengan memberi tumpuan kepada membangunkan

ekonomi golongan asnaf penerima bantuan. Bagi masalah yang terjadi diatas,

individu tersebut masih belum dikatakan layak untuk menerima karena

menurut Pusat Urusan Zakat Johor (PUZJ) apa yang harus dihulurkan terlebih

dahulu adalah kepada orang yang benar-benar amat memerlukan bantuan.

Jika dilihat kepada masalah diatas, individu tersebut masih mampu untuk

membiayai keluarganya dan masih mempu untuk membayar hutang-hutang

nya. Walaupun hutang-hutang tersebut amat membebani si penghutang,

bahkan hutang tersebut hanya akan selesai didalam jangka masa yang

panjang.

Page 70: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Alasan:

1. Penghutang menghadapi masalah jika dia tidak membayar hutang mobil

atau rumah kepada bank, maka mobil ataupun rumah nya akan diambil

oleh pihak bank.

2. Uang simpanan yang ada harus digunakan untuk membayar hutang-hutang

tersebut. Bahkan kebutuhan untuk persekolahan anak-anak adalah lebih

penting.

Keputusan:

1. Alasan meminta zakat asnaf gharim karena untuk melunasi hutang yang

membebani individu tersebut.

2. Permohonan zakat dibuat oleh individu tersebut agar masalahnya dapat

diselesaikan karena uang yang diperoleh dari pekerjaannya tidak cukup

untuk membayar segala hutang yang ditanggungnya.

3. Pusat Urusan Zakat Johor tidak meluluskan permohonan tersebut karena

alasannya si penghutang masih mampu untuk melunasi bebanan tersebut.

Ini dilihat si penghutang masih mempunyai pekerjaan dan masih

menerima gaji pada tiap bulannya.

Pusat Urusan Zakat Johor banyak melakukan aktiviti pembagian zakat kepada

asnaf-asnaf yang delapan. Antara lainnya seperti memberi bantuan kepada fi

sabilillah. Ini dapat dilihat daripada draf yang ada pada tabel 3 diatas yaitu pecahan

bagi fi sabilillah adalah tinggi berbanding mustahik yang lain. Karena antara tujuan

Page 71: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

utama Pusat Urusan Zakat Johor (PUZJ) adalah agar pembangunan pendidikan bisa

dinaik taraf dan masyarakat tidak terbeban dengan masalah pendidikan. Menurut

Puan Jamilah binti Saad, kasus-kasus yang terkait kepada mustahik fi sabilillah

adalah lebih tinggi dan lebih berpotensi untuk menerima zakat karena sebagian besar

mustahik fi sabilillah yang menerima zakat adalah pelajar yang menyambung

pelajaran di luar negeri seperti di Universitas Al-Azhar, Mesir ataupun di Universitas

Islam Negeri, Indonesia. Hal-hal yang disebutkan ini adalah lebih penting dari kasus

gharim yang meminta zakat untuk membayar hutang pribadi.

H. Analisa Penulis Terhadap Distribusi Zakat.

Sumber keuwangan yang digunakan untuk membiayai mana-mana bantuan

Majlis Agama Islam Johor adalah melalui sumber wang zakat yang dipungut daripada

masyarakat Islam di dalam Negeri Johor. Penggunaan atau pembagian wang zakat

adalah berdasarkan keutamaan dan kepentingan bagi setiap asnaf atau golongan yang

ditetapkan di dalam Al-Quran. Harta zakat dibagi mengikut keperluan asnaf

berdasarkan keutamaan. Pemindahan peruntukan dari satu asnaf ke asnaf yang lain

dibenarkan berdasarkan kepada keperluan dan lebihan yang ada.

Berdasarkan analisa penulis dari data-data dan wawancara yang diberikan

oleh Puan Jamilah binti Saad96

, Yaitu Penolong Pegawai Jawatankuasa Bahagian

Zakat dan Fitrah, Pusat Urusan Zakat Johor serta hasil daripada kajian ke atas fail-fail

dan kasus-kasus zakat yang diperolehi, maka ditemukan beberapa faktor yang berlaku

di Negeri Johor adalah seperti berikut:

96 Penolong Pegawai Jawatankuasa Bahagian Zakat dan Fitrah, Pusat Urusan Zakat Johor,

Majlis Agama Islam Negeri Johor Darul Takzim, Malaysia.

Page 72: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

i. Hutang untuk kegunaan umum.

Hutang yang dibebani karena berlakunya kepentingan untuk

masyarakat umum atau bagi sesuatu yang menjadi kegunaan awam. Seperti

Masjid atau Musholla yang kegunaannya diguna pakai oleh orang ramai

malahan timbul hutang seperti perbelanjaan membayar listrik dan air serta

perbelanjaan kegunaan seharian.97

ii. Hutang untuk pengajian.98

Kerajaan Malaysia telah menetapkan bahwa sesiapa yang ingin

melanjutkan pelajaran ditahap yang lebih tinggi dan kurang berkemampuan,

maka boleh untuk meminta bantuan pinjaman pengajian kepada Pinjaman

Tabung Pendidikan Tinggi Nasional (PTPTN). Ia merupakan paket yang

diguna untuk pembelajaran dan harus dibayar hutang pengajian tersebut

setelah selesai pengajiannya setelah ia mulai bekerja. Untuk memberi bantuan

kepada penghutang tersebut, maka Majlis Agama Islam Johor telah

memberikan peruntukkan khas kepada penghutang pengajian tersebut bantuan

zakat terhadap gharim agar bebanan yang ditanggung menjadi lebih ringan.

iii. Hutang untuk pengobatan.

97 Ramli Sadari, Pengaruh Zakat dan Kekuatannya Didalam Pendidikan Masyarakat (Kuala

Lumpur: MustikaKraf Press, 2005), h.101

98 http://www.mainj.gov.com.my/

Page 73: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Tidak semua pengobatan bisa didapatkan zakat. Tetapi apabila terjadi

sesuatu kemalangan atau sebuah kebutuhan ketika dibutuhkan untuk

menjalani operasi yang akan menelan biaya yang tinggi dan sudah pasti

seseorang itu tidak mampu untuk menangung biaya tersebut sendirian. Dan

jalan penyelesaiannya individu tersebut akan membuat pinjaman terhadap

bank ataupun terhadap orang persendirian (pinjaman pribadi). Pada kasus

yang terjadi seperti ini ada peruntukan zakat untuk pinjaman yang dibuat atas

sebab pengobatan.99

iv. Hutang yang tidak boleh menerima zakat.

Diantara sebab yang menyebabkan gharim itu tidak mendapat zakat

adalah apabila gharim tersebut dikatakan masih mampu untuk menanggung

hutang tersebut. Padahal jika diteliti tentang kasus tersebut, penulis

beranggapan bahwa si penghutang itu layak untuk menerima zakat di atas

nama asnaf gharim. Karena dengan memiliki mobil ataupun rumah, si

penghutang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan sedemikian jika dibuat

perbandingan antara kasus ini dengan kasus-kasus yang lain ia dilihat kurang

lebih sama penting kebutuhan nya.

Kesimpulannya, berdasarkan penjelasan tersebut, penulis mendapati pokok

permasalahan tentang pembagian zakat terhadap gharim adalah berdasarkan fikih

99 Ramli Sadari, Pengaruh Zakat dan Kekuatannya Didalam Pendidikan Masyarakat (Kuala

Lumpur: MustikaKraf Press, 2005), h. 49.

Page 74: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

untuk menentukan agar pembagian dapat terlaksana dengan adil dan saksama. Jika

terdapat penolakan terhadap kasus-kasus terkait gharim, maka perlu ada sebuah

penelitian lagi bahwa kriteria yang mana harus ada bagi gharim yang benar-benar

tulus untuk mendapatkan zakat bagi mengurangkan bebanan yang sedia ada kepada

masyarakat yang membutuhkannya.

Menurut Madzhab As-Syafie yang dipetik dari kitab al-Umm100

bahwa

demikian juga terhadap semua ashnaf yang delapan, jika ada ashnaf gharimin yang

tidak memiliki harta apapun namun memiliki tanggungan hutang, maka mereka diberi

harta zakat untuk menutupi hutangnya sebesar hutang tersebut atau kurang dari itu.

Akan tetapi walaupun gharimin tersebut memiliki harta, tidak dapat dipastikan bahwa

dia tidak mempunyai hutang. Bahkan hutang tersebut juga harus dibantu untuk

mengurangi bebanan yang ditanggungnya. Jika dia tidak layak untuk menerima

sebagai asnaf gharim, mungkin bisa diganti kepada mustahik yang lain seperti apabila

dilihat kepada aspek pengajian anak-anak individu tersebut, adakah perlu di hulurkan

bantuan pengajian agar pengajian anaknya tidak menjadi sebuah beban didalam

hutang-hutang yang sudah sedia ada.

Tujuan utama zakat itu dikelola adalah untuk menjadikan zakat sebagai asas

pembangunan negara dan ummah serta menunaikan hak dan tanggungjawab kepada

asnaf seperti mana yang ditetapkan oleh Syarak. Ia juga untuk meningkatkan taraf

hidup golongan asnaf dalam semua bidang kehidupan merangkumi aspek-aspek

rohani, aqli dan jasmani dan membantu melaksanakan usaha-usaha memantap dan

meninggikan penghayatan agama Islam serta mempertahankan dan meningkatkan

100 Imam Syafie Abu Abdullah Muhammad bin Idris, Ringkasan Kitab Al Umm,Jakarta,

Pustaka Azzam, 2008, hlmn 204.

Page 75: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

martabat dan maruah ummah.101

Bahwa kenyataannya umat Islam kini jauh dari

kondisi yang diharapkan, yaitu sebagai akibat yang belum mampu mengubah apa

yang ada pada diri mereka sendiri. Umat Islam memiliki potensi sumber daya

manusia dan ekonomi yang melimpah. Jika seluruh potensi itu dikembangkan dengan

saksama, dirangkat dengan potensi akidah Islamiyyah dan kandungan Islam yang

jernih, akan memperoleh hasil yang optimal.102

Salah satu pokok ajaran Islam yang belum ditangani secara serius adalah

penanggulangan kemiskinan, dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan

pendayaan zakat dalam arti yang seluas-luasnya sebagaimana yang telah dilakukan

dan dicontohkan oleh Baginda Rasulullah SAW. serta para penerusnya dizaman

kegemilangan Islam.103

101 Mohd. Abdullah Hj Fikri, Wibawa Zakat di Dalam Urusan Negara (Johor: Karangkraff

Johor Press, 2003), h.59.

102 Tahrim Jamaluddin, Zakat dan Pembangunannya Terhadap Negara: Kajian Bersama

dalam Masyarakat Majmuk (Johor: Jabatan Agama Islam Muar, 1999), h.69.

103 Didin Hafidhuddin, dkk, Panduan Zakat Praktis: Edisi Penghasilan (Jakarta: PT. Parindo

Tri Pustaka, 2005), h. 19.

Page 76: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis mengamati pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka untuk

mengakhiri uraian bab-bab skripsi ini, penulis membuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Gharim menurut pendapat fukaha klasik adalah

2. Gharim menurut pendapat fukaha kontemporer adalah orang yang mempunyai

hutang baik pada dirinya maupun dalam persengketaan. Menurut pendapat

fukaha kontemporer gharim yang berhak menerima zakat adalah: gharim yang

berhutang untuk kemaslahatan sendiri, gharim yang berhutang karena

menjamin hutang orang lain, gharim yang berhutang untuk pembayaran denda

karena pembunuhan tidak sengaja dan gharim yang berhutang untuk

kepentingan mansyarakat banyak. Bukan untuk suatu kemaksiatan, yang

tentunya mereka harus memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya:

a. Orang itu tidak mampu melunasi hutangnya

b. Hutang dalam hal-hal yang diperbolehkan atau dalam hal yang mubah.

c. Hutangnya adalah sesama manusia dan sebagainya.

Sedangkan gharim yang tidak berhak menerima zakat menurut fukaha

kontemporer, adalah gharim yang masih mempunyai harta yang dapat

membayar hutangnya, dan gharim yang berhutang untuk kemaksiatan seperti:

judi, zinah, mabuk dan lain sebagainya. Dan menurut Majlis Agama Islam

Negeri Johor adalah bersamaan dengan para fukaha kontemporer yaitu gharim

Page 77: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

yang berhutang dan masih mempunyai harta yang dapat membayar hutangnya

tidak berhak untuk mendapat zakat bagi hutang-hutang nya.

B. Saran-saran.

Karena zakat merupakan tulang punggung ekonomi umat, untuk itu penulis

berharap:

1. Untuk mengetahui perkembangan sumber zakat sejalan dengan perkembangan

ekonomi moderen, kepada lembaga-lembaga pengumpul zakat, baik Pusat

Urusan Zakat (Badan Amil Zakat) lainnya, yang ada dinegara ini untuk

mensosialisasikan zakat dengan lebih luas dan merata.

2. Para pengurus Zakat hendaknya terus mengkaji dan mendalami hukum Islam

khususnya yang berkaitan dengan zakat, agar dalam pelaksanaan tugas

pokoknya mampu mengelola dan mengimplementasikan sesuai dengan

kondisi sekarang, sehingga hukum Islam tetap relevan dalam setiap tempat

dan saat.

Page 78: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

DAFTAR PUSTAKA

al-Quran al-Karim

Abdurrahman, dan Mubarak, Zakat dan Peranannya Dalam Pembangunan Bangsa

Serta Kemaslahatannya Bagi Umat, Bogor, CV Surya Handayani, 2002

Abidin Zainal, dan Mas’ud Ibnu, Fiqh Madzhab Syafi’e, Bandung, Pustaka Media,

cet. Ke 1, 2005

Ali, Muhammad Daud, Sistem Ekonomi Zakat dan Wakaf, Jakarta, UI Press, 1998

Asqalany, Ibnu Hajar, Syarah Bulughul Maram Hadits Hukum-Hukum Islam,

Penerjemah; Achmad Sunarto, (Surabaya: Halim Jaya)

Asyur, Ahmad, Isa, Al-Fiqh al-Muyassar, terjemahan Zaid Husain al-Hamida,

Jakarta, Pustaka Amani, 1994

Asy-Syafiqah, Khalid, bin Abdullah, Fiqh Imam Syafi’e Puasa dan Zakat,

Terjemahan Anshari Taslim, Jakarta, Pustaka Azzam, 2003

Asqallany, Ibnu Hajar, al-, Fathul Bari Syarhu Shahih al-Bukhari, tt. Al-Maktabah

as-Salafiyah, t.th.

Abu Abdullah Muhammad bin Idris, Imam Syafie. Ringkasan Kitab Al Umm, Jakarta,

Pustaka Azzam, 2008

Abi Daud, Sijistani, Sulaiman Ibnu, Sunan Abu Daud, Beirut, Dar al-Fikr, 1994

Bariadi, Lili, dkk, Zakat Wirausaha, Jakarta, CV. Pustaka Amri, cet. 1, 2005.

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Jakarta: Pelita III, 1987.

Departemen Agama, Panduan Zakat seri 9, Jakarta, Proyek Peningkatan Zakat dan

Wakaf 2002.

Daradjat, Zakiah, Zakat Pembersih Harta dan Jiwa, Jakarta, CV. Ruhama, cet. 6,

1999.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta,

Balai Pustaka, edisi. 3, cet. 2, 2002.

Page 79: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Dewan Direksi Ensiklopedia Islam, Zakat, Jakarta, Ichtiar Baru van Houve, jilid. 5,

1994.

Djuanda, Gustian, dkk, Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan, Jakarta, PT.

Raja Grafindo Persada, 2006.

Daud, Imam Abu, Kitab Sunan Abi Daud, Mishr: Darul Fikr, Juz II.

Ensiklopedia Islam, Dewan Direksi, Zakat, Jakarta, Ichtiar Baru Van Houve, 1994,

jilid. 5.

Fikri, Mohd. Abdullah Hj, Wibawa Zakat di Dalam Urusan Negara, Johor,

Karangkraff Johor Press, 2003.

Fananni, Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malibari, al-Fathul Mu’in, terjemahan M.

Anwar, dkk, Bandung, Sinar Baru Algensindo, 1994.

Fachruddin, Fuad, Zakat, Kaherah: Sekertaris Umum Majis, tth.

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Pedoman Penulisan Skripsi,

Jakarta 2007.

Hafidhuddin, Didin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta, Gema Insani, cet.

1, 2002

Hajaj, Imam Abi Husain Muslim bin, Al, Shahih Muslim, Beirut, Darul Kitab al-

Libanany, t.th.

Hamzah, Hj. Ismail, Sejarah Perekonomian Zakat, Perbandingan Dengan Undang-

undang, Pahang, Kolej Islam Pahang Pers, 2006

Jamaluddin, Tahrim, Zakat dan Pembangunannya Terhadap Negara, Kajian Bersama

dalam Masyarakat Majmuk, Johor, Jabatan Agama Islam Muar, 1999.

Mudjieb, M. Abdul, dkk. Kamus Istilah Fiqh, Jakarta, PT. Pustaka Firdaus, 1995, Cet.

Ke. 2.

Nawawi, Imam, Hadith Arbain. Penerjemah Ibnu Nizhamuddin, Tim Gip. Cet.1.,

Jakarta: Gema Insani Press.

Page 80: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Nata, Abudin, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infaq Shadaqah, Jakarta, BAZIS

DKI, 1999.

Nasution, Lahmuddin, Fiqh, Jakarta, Logos, cet. 1, 1995

Nawawi, an, Muhyiddin bin Syaraf, Al-Majmu’ Syarh al-Muhazzab, tt, al-Imam, t.th

Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta: BAZIS, Rekomendasi dan Pedoman

Pelaksanaan Zakat, Jakarta, 2002.

Permono, Sjechul, Hadi, Pendayagunaan Zakat Dalam Rangka Pembangunan

Nasional, Jakarta, Pustaka Firdaus, 1996.

Penyusun IMZ, Tim, Panahan Zakat Praktis, Jakarta, Institut Manajemen Zakat,

2002.

Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta,

Balai Pustaka, 2002.

Qardhawy, Yusuf, Al-Ibadah fi al-Islam, Mesir, Muassasah al-Risalah, 1979

Ridha, Muhammad, Rasyid, Tafsir al-Manar, Beirut, Dar al-Ma’arif, jilid 10, t.th.

Rifa’I, Moh, dkk, Kifayatul Ahyar, terjemahan, Surabaya, PT Bina Ilmu, 1997, Jilid. I

Sabiq, Sayid, Fiqh Sunnah 3, Bandung, al-Ma’arif, cet. 1, 1987

Samoin, Salam, Sebab-sebab Zakat Wajib Dilaksanakan, Johor, UM Press, 2000.

Saepudin, Ahmad, M, Studi Nilai-Nilai Ekonomi Islam, Jakarta, Media Dakwah, 1984

Siddieqy, Hasbi, Ash, Pedoman Zakat, Semarang, PT. Pustaka Rizki Putra, 1999

Sadari, Ramli, Pengaruh Zakat dan Kekuatannya Didalam Pendidikan Masyarakat,

Kuala Lumpur, MustikaKraf Press, 2005.

Syalthut, Mahmud, al-Fatawa, tt. Darul Kalam: tth.

Shihab, Alwi, Islam Inklusif, Bandung, Mizan, 1998

Page 81: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Zuhri, Moh. Fiqh Lima Madzhab, terjemahan, Jakarta, Penerbit Lentera, 2002.

Studi Review:

Hermanto, Hadi. Peran USZ (Unit Salur Zakat) Untuk Meningkatkan Kesejahteraan

Mustahik (Skripsi jurusan Muamalat Fak. Syariah dan Hukum, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009).

Website:

http://www.syariahonline, com/konsultasi/

http://www.zakat.com/

http://www.mainj.gov.com.my/

http://uinjktmalaysian.blogspot.com

Wawancara:

Puan Jamilah binti Saad, Yaitu Penolong Pegawai Jawatankuasa Bahagian Zakat dan

Fitrah, Pusat Urusan Zakat Johor (PUZJ), tanggal 19 Oktober 2009, jam 9.00

pagi bertempat di Kantor Ibu Pejabat Majlis Agama Islam Negeri Johor,

Tingkat 5, Blok `B’, Pusat Islam Iskandar Johor, Johor Bahru, Johor Darul

Takzim. Malaysia.

Page 82: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

IBU PEJABAT MAJLIS AGAMA ISLAM NEGERI JOHOR

Tingkat 5, Blok `B’, Pusat Islam Iskandar Johor, Johor Bahru, Johor Darul Takzim. Malaysia Laman Web : www.mainj.gov.my/

Ruj. Tuan

: Un.02/F5/KM.00.03/302/09

Ruj. Kami

: (88) dlm.

MAINJ 103-

2/5Jld 3

Tarikh :

19 Oktober 2009

Departeman Agama RI

Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah

Jakarta, Indonesia.

Tuan,

PENGESAHAN TEMUBUAL, BAHAN DAN MAKLUMAT

PELAJAR : MOHAMMAD SUHAIB BIN ATAN

NIM : 107044203951

Dengan segala hormatnya perkara di atas adalah dirujuk.

2. Adalah dengan ini dimaklumkan bahawa pelajar

seperti nama di atas telah mendapatkan bahan dan

maklumat melalui temubual dengan pihak pegawai Majlis

Agama Islam Negeri Johor untuk menyelesaikan kajian

tesis beliau.

Page 83: PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT FIKIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1017/1/MOHAMMAD... · PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT ... Salah satu doa

Sekian untuk makluman dan tindakan pihak tuan, terima

kasih.

“BERKHIDMAT UNTUK NEGARA”

(PUAN JAMILAH BINTI SAAD)

Penolong Pegawai Jawatankuasa

Bahagian Zakat dan Fitrah,

Pusat Urusan Zakat Johor (PUZJ),)

b/p Ketua Bahagian Zakat.

Majlis Agama Islam Negeri Johor.