pemantauan budidaya udang vaname sistem tradisional di makassar

8
LAPORAN PEMANTAUAN KAWASAN BUDIDAYA UDANG VANNAME (Penaeus vannamei) DI KOTA MAKASSAR Oleh : Nana S. S Udi Putra, S.Hut, M.Si Disampaikan pada Laporan Tahunan BBAP Takalar 2006 DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR 2006 1

Upload: bbap-takalar

Post on 04-Jul-2015

24.516 views

Category:

Technology


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar

LAPORAN

PEMANTAUAN KAWASAN BUDIDAYA UDANG VANNAME (Penaeus vannamei)

DI KOTA MAKASSAR

Oleh :Nana S. S Udi Putra, S.Hut, M.Si

Disampaikan pada Laporan Tahunan BBAP Takalar 2006

DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANANDIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR2006

1

Page 2: Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Balai Budidaya Air Payau Takalar mempunyai tugas pokok

melaksanakan penerapan teknis pembenihan dan budidaya ikan payau, serta

pelestarian sumberdaya induk/benih dan lingkungan. Salah satu kegiatan

pelaksanaan tugas pokok tersebut adalah pengawasan pembudidayaan

ikan dan udang.

Kegiatan pengawasan dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan

usaha budidaya ikan yang berkelanjutan, efisien dalam pemanfaatan

sumberdaya ikan, ramah lingkungan dan produksi yang berkualitas serta

memberikan informasi mengenai teknologi budidaya tepat guna. Pengawasan

budidaya ini dilakukan secara terpadu oleh kelompok jabatan fungsional

pengawas perikanan dan pengawas hama dan penyakit ikan dan udang, yang

mengamati proses persiapan hingga panen.

Saat ini kegiatan budidaya udang vanname sudah berkembang namun

masih dilakukan secara intensive oleh para pengusaha dengan modal yang

tinggi. Akan tetapi untuk level masyarakat yang secara umum menggunakan

cara-cara tradisional budidaya udang vanname masih belum banyak

dilakukan. Akibat dari informasi yang ada di masyarakat tentang budidaya

udang vanname masih kurang dan budidaya udang vanname harus dilakukan

dengan cara intensive.

Dengan situasi kesenjangan informasi tersebut pihak BBAP Takalar

merasa perlu melakukan pengawasan langsung di lapangan mengamati

kegitan budidaya udang vanname yang dilakukan secara tradisional yang

sedang dilakukan. Sehingga informasi hasil-hasil yang telah dicapai pada

kegiatan budidaya udang vanname secara tradisional tersebut dapat

disampaikan ke masyarakat luas.

1.2. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengtahui kegiatan budiaya udang

vanamei secara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat apakah

memungkinkan atau tidak serta secara ekonomis bisa dilakukan.

2

Page 3: Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar

II. METODE

2.1. Waktu dan Tempat

Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2006 di dusun Kera

Kera kecamatan Tamalanrea dan Kelurahan Lakkang kodya Makassar.

2.2. Alat dan Bahan

- Alat sampling

- Alat ukur kualitas air

2.3. Metode Pengumpulan dan Analisa Data

Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah metode observasi

yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan pada kawasan

lahan tambak dan melakukan wawancara dengan para pembudidaya ikan

dan udang.

2.4. Parameter Pengawasan

Parameter kualitas air yang diamati meliputi :

A. Kesesuaian lahan, meliputi :

1. Gambaran umum lokasi, meliputi :

- Lama musim hujan dan kemarau

- Fluktuasi suhu harian

2. Karakteristik tanah, meliputi :

- Struktur dan Tekstur tanah

- pH tanah

- Mikrobiologi tanah

3. Karakteristik Air, meliputi :

- Suhu

- pH

- Salinitas

- Kandungan oksigen terlarut

- Mikrobiologi air

3

Page 4: Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi geografis tambak ditumbuhi pohon Nipa dan berada di

sepanjang sungai Tallo dengan jarak sumber air laut ± 5 km. Kedalaman

tambak 1 – 1.5 meter dan banyak ditumbuhi lumut sutera.

Dari pengamatan lapangan yang dilakukan pada tambak di dusun

Kapasa kec.Tallo milik H Makka, dengan luas total lahan 5 ha, sementara

lahan yang digunakan untuk budidaya udang Vanname ± 1 ha dan 4 ha

lainnya ditebar udang windu dan ikan bandeng. Persiapan lahan dilakukan

dengan pengeringan tanah tambak selama 3 hari tanpa pemberian pupuk dan

pemberantasan hama dan penyakit secara kimiawi. Benur udang vanname

ditebar sebanyak 10.000 ekor (1 ek/m2) serta udang windu sebanyak 5.000

ekor (0,5 ek/m2). Penebaran dilakukan pada bulan Oktober dengan masa

pemeliharaan 90 hari. Penggantian/penambahan air dilakukan 1 bulan sekali

pada saat pasang tertinggi (purnama). Selama pemeliharaan tidak diberikan

pakan tambahan. Panen udang vanname dilakukan secara selektif dengan

menggunakan jala, pada umur 45 hari sebanyak 50 kg dengan size 50 - 60

ek/kg dan panen total dilakukan pada masa pemeliharaan hari ke-90

sebanyak 200 kg dengan size 30 – 35 ek/kg.

Penghitungan pendapatan dapat diperoleh dari hasil panen pertama

sebanyak 50 kg dengan harga pasar Rp 30.000/kg dan panen ke-2 sebanyak

200 kg dengan harga Rp 35.000/kg, maka diperoleh tingkat kelangsungan

hidup 90% dan total pendapatan sebanyak Rp 8.150.000 setelah dikurangi

biaya benur sebanyak Rp 350.000.

Sedangkan udang windu sampai dengan masa panen hanya diperoleh

10 kg (size 30 ek/kg) dengan harga Rp 54.000/kg. Dengan demikian tingkat

kelangsungan hidupnya 6%, hal ini disebabkan udang windu banyak yang

mati saat pemeliharaan. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan udang

windu sebanyak Rp 440.000 setelah dikurangi biaya benur sebanyak Rp

100.000. Total pendapatan yang diperoleh petani dari satu periode

pemeliharaan sebanyak Rp 8.590.000.

4

Page 5: Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar

Pada lahan tambak di Dusun Lakkang, milik H. Muslimin seluas 7 ha.

Benur udang Vanname ditebar pada lahan seluas 1,8 ha. Sedangkan 5,2 ha

lainnya dilakukan dengan cara polikultur udang windu dan ikan bandeng.

Kegiatan pemeliharaan vanname diawali dengan persiapan tambak

selama 15 hari, meliputi pengeringan dan pengolahan tanah. Tambak dipupuk

menggunakan Urea, SP 36, kapur Dolomit dan Saproda. Tambak ditebari

benih sebanyak 100.000 ekor (5,5 ek/m2). Selama pemeliharaan pergantian

air dilakukan 1 bulan sekali dengan ketinggian air 70 – 80 cm. Pakan buatan

diberikan rata-rata 4 kali sehari secara lumintu sejak awal masa pemeliharaan

hingga panen sebanyak 925 kg. Panen dilakukan pada umur pemeliharaan

70 hari dan diperoleh hasil ± 1000 kg dengan size 60 ek/kg. Panen dini

dilakukan atas pertimbangan munculnya gejala kekurangan oksigen pada

umur 60 hari, yang ditandai dengan terdapatnya udang yang berenang ke

permukaan pada malam hingga pagi hari dan pada siang harinya ditemukan

beberapa ekor udang mati.

Berdasarkan hasil panen sebanyak 1000 kg dengan harga pasar Rp

32.000/kg, maka diperoleh tingkat kelangsungan hidup 60% dan total

pendapatan sebanyak Rp 15.000.000 setelah dikurangi biaya pengolahan,

pupuk, pakan dan benur.

Dari dua kasus budidaya vanname menunjukkan hasil yang sangat

menjanjikan untuk dilakukan oleh masyarakat secara sederhana sebagai

solusi dari terpuruknya budidaya udang windu akibat serangan penyakit yang

disebabkan oleh virus dan bakteri. Menjadi penjelasan bahwa sistem

tradisonal yang dilakukan cenderung lebih menguntungkan di banding

tradisional plus pada luasan yang sama.

Berdasarkan hasil observasi di kedua lokasi tersebut, data karekteristik

lahan yang meliputi tanah dan air disajikan pada Tabel 1.:

5

Page 6: Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar

Tabel 1. Data karakteristik lahan tambak di dusun Kapasa dan Lakkang Kec. Tallo Kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan.

No. KarakteristikTambak di Dusun

KapasaTambak di Dusun

Lakkang

1.

2.

Iklima. Musim hujan (bln/tahun)b. Musim Kemarau (bln/tahun)c. Fluktusi Suhu Harian ( ºC)Tanaha. Teksturb. pHc. PO4

Aira. Oksigen terlarutb. Salinitas tambakc. Salinitas air sumberd. Alkalinitase. TOMf. pH

Desember - JuniJuli - November

30,5 – 31,5

Liat Lempung Berpasir6,790,32

4.20 – 8.304633

118 – 12850,88 – 59,10

7,67 – 8,29

Desember - JuniJuli - November

31 - 32

Lempung Berpasir6,990,32

4.10 – 6.204236

106 – 10969,83 – 70,477,57 – 8,14

Berdasarkan Tabel 1 di atas salinitas menjadi faktor pembatas dalam

pemeliharaan udang secara sederhana pada musim kemarau yang

mengandalkan penggantian air dengan memanfaatkan pasang tertinggi,

sehingga berdampak pada tingginya salinitas air pemeliharaan. Sistem

tradisional yang digunakan membuat sistem pergantian air yang tidak rutin,

dengan demikian meningkatnya suhu air membuat kadar garam di tambak

meningkat, dan berdampak pada tingginya salinitas air. Untuk parameter

yang lainnya masih dalam kisaran yang dapat ditolelir untuk pertumbuhan

udang dan ikan.

Hasil pengujian kualitas air lainnya yang meliputi total bakteri tersaji

pada Tabel 2. Hasil pengujian bakteri menunjukkan bahwa nilai populasi

bakteri yang tinggi terjadi di air tambak dan tanah terutama di Tambak di

Dusun Lakkang baik Total Bakteri maupun Vibrio sp., ini menunjukkan bahwa

bahan organik tanah menumpuk cukup banyak. Terutama di tambak Lakkang

yang memang secara rutin diberikan makanan tambahan. Akan tetapi kondisi

tersebut tidak berdampak nyata karena air setiap bulan masih bisa dilakukan

pergantian air, dimana perlakuan tersebut akan membantu mengurangi

jumlah bakteri. Ini dibuktikan dengan tingkat kelangsungan hidup yang masih

tinggi 90% (Kapasa) dan 60% (Lakkang).

6

Page 7: Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar

Tabel 2. Data Total Bakteri dan Total Vibrio Pada Lahan Tambak di Dusun Kapasa dan Lakkang Kec. Tallo Kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan.

No. KarakteristikTambak di Dusun

KapasaTambak di Dusun

Lakkang

1.

2.

Total Bakteri/TPC - Air masuk (CFU/ml)- Air Tambak (CFU/ml)- Tanah (CFU/g)

Total Bakteri Vibrio/TVC - Air masuk (CFU/ml)- Air Tambak (CFU/ml)- Tanah (CFU/g)

< 10 3

2,2 . 10 3

1,0 . 10 5

1,7 . 10 2

1,7 . 10 2

1,0 . 10 3

8,6 . 10 3

1,9 . 10 4

1,0 . 10 5

8,6 . 10 3

3,6 . 10 3

1,0 . 10 4

Untuk parameter kesehatan ikan dan udang masih dalam kisaran yang

layak sesuai dengan SNI untuk pertumbuhan udang dan ikan.

Gambar 1. Inlet air tambak Gambar 2. Outlet air tambak

Gambar 3. Hamparan tambak Gambar 4. Lumut sutra di tambak

7

Page 8: Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar

Gambar 5. Pengukuran kualitas air

IV. KESIMPULAN

Kegiatan budidaya udang vanamei secara tradisional seperti yang dilakukan

oleh masyarakat bisa menguntungkan, dan cenderung lebih menguntungkan

dibanding dengan sistem tradisional plus. Sehingga dengan demikian udang

vaneme layak dibudidayakan secara tradisional dan hasil ini menepis

pendapat bahwa kegiatan budidaya udang Vanamei tradisional tidak

menguntungkan.

V. PUSTAKA

Van Wyk P. dan John Scarpa. 1999. Water Quality Requirements and Management. Chapter 8 in . Farming Marine Shrimp in Recirculating Freshwater Systems. Prepared by Peter Van Wyk, Megan Davis-Hodgkins, Rolland Laramore, Kevan L. Main, Joe Mountain, John Scarpa. Florida Department of Agriculture and Consumers Services. Harbor Branch Oceanographic Institution.

8