pemanfaatan tepung glukomannan dari umbi iles -iles

11
Jurnal Tekn *) Penulis Penanggung Jawab (E PEMANFAATAN TE (AMORPHOPHAL Bayu Aji Rah Jurusan Tekn Jln. Prof. Sudharto Salah satu upaya pen pengemas makanan ramah ling pengemas ramah lingkungan da Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh model hubungan k karakterisasi fisik dan mekanik e dimanfaatkan sebagai bahan dihasilkan memiliki karakteristik memiliki karakteristik fisik dan tepung glukomannan (2 gr, 3 gr, ml, 2 ml, dan 3 ml). Karakter maksimum. Hasil penelitian men maksimum tertinggi terdapat Pembahasan dilakukan untuk me Kata kunci : edible film; iles-iles 1. Pendahuluan Indonesia merupakan neg setelah Brazilia, yang diperkirak tersebut tersimpan dalam hutan hanya berorientasi pada kayu, menjadi penghasilan masyarakat Iles-iles (Amorphophallus umbi yang mempunyai potensi e dalam tipe tumbuhan liar (wild tinggi (Yuzammi, 2000). Melalu mempunyai daya guna dan n glukomannan yang bernilai guna jual tinggi. Pengemasan makanan ada Hal ini dimaksudkan agar kuali pada bahan pangan adalah me pencemaran serta gangguan fisik sebagai wadah agar mempun pendistribusiannya. Dari segi pr Ismayana, 1989). Bahan pengem tetapi penggunaan material sinte ini dibutuhkan penelitian mengen Salah satu upaya melestar dengan melakukan penelitian te pembuat edible film yang bergu tipis yang terbuat dari bahan-b nologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2 Online di: http://ejournal-s1.u Email: [email protected]) EPUNG GLUKOMANNAN DARI U LLUS ONCOPHYLLUS) SEBAGAI B PEMBUATAN EDIBLE FILM harjo, Ni Wayan Santi Dewi, Kristinah Ha nik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Dipo o, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (0 ABSTRAK ningkatan nilai jual iles-iles adalah dengan memanf gkungan. Selain dapat meningkatkan nilai jual ile apat mengurangi penggunaan bahan plastik sebagai p membuat film yang bersifat edible dan mendapatka omposisi tepung iles-iles, jenis plasticizer, dan komp edible film. Iles-iles mengandung glukomannan yang c pembuat film yang potensial. Dengan penambaha k yang lebih baik. Jenis dan komposisi plasticizer untu n mekanik terbaik akan diuji. Penelitian dilakukan , dan 4 gr), jenis plasticizer (sorbitol dan gliserol), da ristik film yang diuji adalah modulus young, kuat nunjukkan bahwa perolehan nilai modulus young, kua pada konsentrasi tepung glukomannan 4 gram p engkaji pengaruh variabel terkait terhadap hasil penel s; glukomannan gara mega diversity dengan kekayaan keanekaragama kan memiliki 10% dari flora dunia dan sebagian bes hujan tropis Indonesia. Akan tetapi hingga kini, eksp padahal produk hasil hutan bukan kayu dapat dija t di sekitar hutan. s oncophyllus) yang termasuk dalam famili Araceae ekonomi tinggi dan prospek untuk dikembangkan di I type), tumbuhan ini juga mampu menghasilkan karb ui penanganan dan aplikasi teknologi proses, iles-ile nilai ekonomis yang tinggi. Hal ini karena iles- a tinggi dan dapat dimanfaatkan menjadi berbagai mac alah suatu proses pembungkusan makanan dengan bah itas dan keamanan bahan makanan dapat dipertahank encegah atau mengurangi kerusakan, melindungi b k seperti gesekan, benturan dan getaran. Di samping nyai bentuk yang memudahkan dalam penyimpa romosi, pengemas berfungsi sebagai daya tarik pemb mas yang dapat digunakan antara lain plastik, kerta etis tersebut berdampak pada pencemaran lingkungan. nai bahan pengemas yang dapat diuraikan (biodegrada rikan lingkungan sekaligus meningkatkan nilai ekonom entang penggunaan glukomanan yang terkandung di una untuk industri pangan. Secara umum edible film bahan yang layak dimakan, yang dapat diaplikasika 2012, Halaman 401-411 undip.ac.id/index.php/jtki 401 UMBI ILES-ILES BAHAN BAKU aryani *) onegoro 024)7460058 faatkannya menjadi bahan es-iles, keberadaan bahan pengemas non-degradable. an data karakteristik guna posisi plasticizer terhadap cukup tinggi sehingga bisa an plasticizer, film yang uk menghasilkan film yang dengan variasi komposisi an komposisi plasticizer (1 t tarik, dan pemanjangan at tarik, serta pemanjangan plasticizer sorbitol 3 ml. litian yang diperoleh. an hayati tertinggi di dunia sar keanekaragaman hayati plorasi sumber daya hutan adikan potensi yang dapat merupakan jenis tanaman Indonesia. Selain termasuk bohidrat dan indeks panen es dapat menjadi aset yang -iles memiliki kandungan cam produk olahan bernilai han pengemas yang sesuai. kan. Fungsi dari pengemas bahan pangan dari bahaya itu pengemasan berfungsi anan, pengangkutan dan beli (Syarief, Santausa, dan as, logam, dan kaca. Akan . Oleh karena itu pada saat able) (Henrique, 2007). mis produk iles-iles adalah i dalamnya sebagai bahan didefinisikan sebagai lapis an sebagai pelapis lindung

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANFAATAN TEPUNG GLUKOMANNAN DARI UMBI ILES -ILES

Jurnal Teknologi Kimia

*) Penulis Penanggung Jawab (Email: [email protected])

PEMANFAATAN TEPUNG GLUKOMANNAN DARI UMBI ILES(AMORPHOPHALLUS ONCOPHYLLUS

Bayu Aji Raharjo,

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas DiponegoroJln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058

Salah satu upaya peningkatan nilai jual ilespengemas makanan ramah lingkungan. Selain dapat meningkatkan nilai jual ilespengemas ramah lingkungan dapat mengurangi penggunaan bahan plPenelitian ini bertujuan untuk membuat film yang bersifat edible dan mendapatkan data karakteristik guna memperoleh model hubungan komposisi tepung ileskarakterisasi fisik dan mekanik edible film. Ilesdimanfaatkan sebagai bahan pembuat film yang potensial. Dengan penambahan plasticizer, film yang dihasilkan memiliki karakteristik yang lebih baik. Jememiliki karakteristik fisik dan mekanik terbaik akan diuji. Penelitian dilakukan dengan variasi komposisi tepung glukomannan (2 gr, 3 gr, dan 4 gr), jenis plasticizer (sorbitol dan gliserol), dan ml, 2 ml, dan 3 ml). Karakteristik film yang diuji adalah maksimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perolehan nilai modulus young, kuat tarik, serta pemanjangan maksimum tertinggi terdapat pada konsentrasi tepung glukomannan 4 gram plasticizer sorbitol 3 ml. Pembahasan dilakukan untuk mengkaji pengaruh variabel terkait terhadap hasil penelitian yang diperoleh. Kata kunci : edible film; iles-iles; 1. Pendahuluan

Indonesia merupakan negara setelah Brazilia, yang diperkirakan memiliki 10% dari flora dunia dan sebagian besar keanekaragaman hayati tersebut tersimpan dalam hutan hujan tropis Indonesia. Akan tetahanya berorientasi pada kayu, padahal produk hasil hutan bukan kayu dapat dijadikan potensi yang dapat menjadi penghasilan masyarakat di sekitar hutan.

Iles-iles (Amorphophallus oncophyllusumbi yang mempunyai potensi ekonomi tinggi dan prospek untuk dikembangkan di Indonesia. Selain termasuk dalam tipe tumbuhan liar (wild typetinggi (Yuzammi, 2000). Melalui penanganan dan aplikasi teknologi proses, ilesmempunyai daya guna dan nilai ekonomis yang tinggi. Hal ini karena ilesglukomannan yang bernilai guna tinggi dan dapat dimanfaatkan jual tinggi.

Pengemasan makanan adalah suatu proses pembungkusan makanan dengan bahan pengemas yang sesuai. Hal ini dimaksudkan agar kualitas dan keamanan bahan makanan dapat dipertahankan. Fungsi dari pengemaspada bahan pangan adalah mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan getaran. Di samping itu pengemasan berfungsi sebagai wadah agar mempunyai bentuk yang memudahkanpendistribusiannya. Dari segi promosi, pengemas berfungsi sebagai daya tarik pembeli (Syarief, Santausa, dan Ismayana, 1989). Bahan pengemas yang dapat digunakan antara lain plastik, kertas, logam, dan kaca. Akan tetapi penggunaan material sintetis tersebut berdampak pada pencemaran lingkungan. Oleh karena itu pada saat ini dibutuhkan penelitian mengenai bahan pengemas yang dapat diuraikan (biodegradable) (Henrique, 2007).

Salah satu upaya melestarikan lingkungan sekaligdengan melakukan penelitian tentang penggunaan glukomanan yang terkandung di dalamnya sebagai bahan pembuat edible film yang berguna untuk industri pangan. Secara umum tipis yang terbuat dari bahan-bahan yang layak dimakan, yang dapat diaplikasikan sebagai pelapis lindung

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, HalamanOnline di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki

(Email: [email protected])

PEMANFAATAN TEPUNG GLUKOMANNAN DARI UMBI ILES

AMORPHOPHALLUS ONCOPHYLLUS) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN EDIBLE FILM

Bayu Aji Raharjo, Ni Wayan Santi Dewi, Kristinah Haryani

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058

ABSTRAK

Salah satu upaya peningkatan nilai jual iles-iles adalah dengan memanfaatkannya menjadi bahan pengemas makanan ramah lingkungan. Selain dapat meningkatkan nilai jual ilespengemas ramah lingkungan dapat mengurangi penggunaan bahan plastik sebagai pengemas nonPenelitian ini bertujuan untuk membuat film yang bersifat edible dan mendapatkan data karakteristik guna memperoleh model hubungan komposisi tepung iles-iles, jenis plasticizer, dan komposisi plasticizer terhadap

kterisasi fisik dan mekanik edible film. Iles-iles mengandung glukomannan yang cukup tinggi sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuat film yang potensial. Dengan penambahan plasticizer, film yang dihasilkan memiliki karakteristik yang lebih baik. Jenis dan komposisi plasticizer untuk menghasilkan film yang memiliki karakteristik fisik dan mekanik terbaik akan diuji. Penelitian dilakukan dengan variasi komposisi tepung glukomannan (2 gr, 3 gr, dan 4 gr), jenis plasticizer (sorbitol dan gliserol), dan ml, 2 ml, dan 3 ml). Karakteristik film yang diuji adalah modulus young, kuat tarik, dan pemanjangan maksimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perolehan nilai modulus young, kuat tarik, serta pemanjangan

pat pada konsentrasi tepung glukomannan 4 gram plasticizer sorbitol 3 ml. Pembahasan dilakukan untuk mengkaji pengaruh variabel terkait terhadap hasil penelitian yang diperoleh.

iles; glukomannan

pakan negara mega diversity dengan kekayaan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia setelah Brazilia, yang diperkirakan memiliki 10% dari flora dunia dan sebagian besar keanekaragaman hayati tersebut tersimpan dalam hutan hujan tropis Indonesia. Akan tetapi hingga kini, eksplorasi sumber daya hutan hanya berorientasi pada kayu, padahal produk hasil hutan bukan kayu dapat dijadikan potensi yang dapat menjadi penghasilan masyarakat di sekitar hutan.

Amorphophallus oncophyllus) yang termasuk dalam famili Araceae umbi yang mempunyai potensi ekonomi tinggi dan prospek untuk dikembangkan di Indonesia. Selain termasuk

wild type), tumbuhan ini juga mampu menghasilkan karbohidrat dan indeks panen uzammi, 2000). Melalui penanganan dan aplikasi teknologi proses, iles-iles dapat menjadi aset yang

mempunyai daya guna dan nilai ekonomis yang tinggi. Hal ini karena iles-glukomannan yang bernilai guna tinggi dan dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan bernilai

Pengemasan makanan adalah suatu proses pembungkusan makanan dengan bahan pengemas yang sesuai. Hal ini dimaksudkan agar kualitas dan keamanan bahan makanan dapat dipertahankan. Fungsi dari pengemaspada bahan pangan adalah mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan getaran. Di samping itu pengemasan berfungsi sebagai wadah agar mempunyai bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan pendistribusiannya. Dari segi promosi, pengemas berfungsi sebagai daya tarik pembeli (Syarief, Santausa, dan Ismayana, 1989). Bahan pengemas yang dapat digunakan antara lain plastik, kertas, logam, dan kaca. Akan

penggunaan material sintetis tersebut berdampak pada pencemaran lingkungan. Oleh karena itu pada saat ini dibutuhkan penelitian mengenai bahan pengemas yang dapat diuraikan (biodegradable) (Henrique, 2007).

Salah satu upaya melestarikan lingkungan sekaligus meningkatkan nilai ekonomis produk ilesdengan melakukan penelitian tentang penggunaan glukomanan yang terkandung di dalamnya sebagai bahan

yang berguna untuk industri pangan. Secara umum edible film bahan yang layak dimakan, yang dapat diaplikasikan sebagai pelapis lindung

1, Tahun 2012, Halaman 401-411 s1.undip.ac.id/index.php/jtki

401

PEMANFAATAN TEPUNG GLUKOMANNAN DARI UMBI ILES-ILES ) SEBAGAI BAHAN BAKU

, Kristinah Haryani *)

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058

iles adalah dengan memanfaatkannya menjadi bahan pengemas makanan ramah lingkungan. Selain dapat meningkatkan nilai jual iles-iles, keberadaan bahan

astik sebagai pengemas non-degradable. Penelitian ini bertujuan untuk membuat film yang bersifat edible dan mendapatkan data karakteristik guna

iles, jenis plasticizer, dan komposisi plasticizer terhadap iles mengandung glukomannan yang cukup tinggi sehingga bisa

dimanfaatkan sebagai bahan pembuat film yang potensial. Dengan penambahan plasticizer, film yang nis dan komposisi plasticizer untuk menghasilkan film yang

memiliki karakteristik fisik dan mekanik terbaik akan diuji. Penelitian dilakukan dengan variasi komposisi tepung glukomannan (2 gr, 3 gr, dan 4 gr), jenis plasticizer (sorbitol dan gliserol), dan komposisi plasticizer (1

modulus young, kuat tarik, dan pemanjangan maksimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perolehan nilai modulus young, kuat tarik, serta pemanjangan

pat pada konsentrasi tepung glukomannan 4 gram plasticizer sorbitol 3 ml. Pembahasan dilakukan untuk mengkaji pengaruh variabel terkait terhadap hasil penelitian yang diperoleh.

dengan kekayaan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia setelah Brazilia, yang diperkirakan memiliki 10% dari flora dunia dan sebagian besar keanekaragaman hayati

pi hingga kini, eksplorasi sumber daya hutan hanya berorientasi pada kayu, padahal produk hasil hutan bukan kayu dapat dijadikan potensi yang dapat

Araceae merupakan jenis tanaman umbi yang mempunyai potensi ekonomi tinggi dan prospek untuk dikembangkan di Indonesia. Selain termasuk

), tumbuhan ini juga mampu menghasilkan karbohidrat dan indeks panen iles dapat menjadi aset yang

-iles memiliki kandungan menjadi berbagai macam produk olahan bernilai

Pengemasan makanan adalah suatu proses pembungkusan makanan dengan bahan pengemas yang sesuai. Hal ini dimaksudkan agar kualitas dan keamanan bahan makanan dapat dipertahankan. Fungsi dari pengemas pada bahan pangan adalah mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan getaran. Di samping itu pengemasan berfungsi

dalam penyimpanan, pengangkutan dan pendistribusiannya. Dari segi promosi, pengemas berfungsi sebagai daya tarik pembeli (Syarief, Santausa, dan Ismayana, 1989). Bahan pengemas yang dapat digunakan antara lain plastik, kertas, logam, dan kaca. Akan

penggunaan material sintetis tersebut berdampak pada pencemaran lingkungan. Oleh karena itu pada saat ini dibutuhkan penelitian mengenai bahan pengemas yang dapat diuraikan (biodegradable) (Henrique, 2007).

us meningkatkan nilai ekonomis produk iles-iles adalah dengan melakukan penelitian tentang penggunaan glukomanan yang terkandung di dalamnya sebagai bahan

didefinisikan sebagai lapis bahan yang layak dimakan, yang dapat diaplikasikan sebagai pelapis lindung

Page 2: PEMANFAATAN TEPUNG GLUKOMANNAN DARI UMBI ILES -ILES

Jurnal Teknologi Kimia d

makanan (coating) ataupun diletakkan di atas atau di antara komponen1994). Dibandingkan plastik, penggunaan ramah lingkungan untuk produk-lainnya.

Uraian di atas mendasari upaya untuk meningkatkan nilai tentang potensi pemanfaatannya sebagai mendalam tentang edible film dari tepung ileslanjut mengenai uji karakteristiknya.

Berdasarkan uraian di atas kami simpulkan bahwa glukomannan dari ilesdapat dimanfaatkan menjadi bahan pengemas makanan. Untuk menambah nilai ekonomi dari bahan pengemas tersebut maka perlu ditambahkan Oleh karena itu, dalam makalah ini, akan dibahas secara mendalam tentang sebagai bahan pengemas serta dilakukan uji karakteristiknyamendapatkan produk edible filmedible film dari tepung glukomannan, dan mplasticizer, dan komposisi plasticizerpenelitian lebih lanjut mengenai tepung iles-iles sebagai bahan pengemas untusaha kecil atau menengah untuk memproduksi meningkatkan nilai jual iles-iles, mengurangi berbagai masalah pencemaran lingkungan pengemas plastik yang non-degradable, didapatkan di bangku perkuliahan ke dalam dunia nyata 2. Bahan dan Metode PenelitianBahan. Bahan yang digunakan adalah umbi ilessumber glukomannan. Etanol yang didapatkan dari Toko Bahan Kimia Indrasari digunakan sebagai koagulan untuk memurnikan tepung glukomannan hasil ekstraksi. Karbon aktifKimia Indrasari sebagai pengadsorpsi zatdan gliserol dari Toko Bahan Kimia Indrasari molekul yang rendah yang berfungsi menambah eToko Bahan Kimia Indrasari sebagai pelarut dalam pembuatan larutan Ekstraksi Glukomannan. 17 gram tepung ilesml dengan suhu 750C selama 1 jam. Filtrat disaring dan ditambahkan sedikit karbon aktif. Larutan diaduk kemudian disaring. Campuran hasil ekstraksi disentrifuge pada kecepdengan kertas penyaring. Pada sampai terjadi endapan (± 1 hari). Glukomannan dikeringkan pada suhu ruangan selama 1 hari.Pembuatan Larutan Film . Tepung glukomannan plate stirrer dan dipanaskan sesuai Plasticizer (2 ml, 3 ml, dan 4 mlselama 15 menit menggunakan jernih. Larutan didinginkan hingga suhu ruangan udara. Pencetakan Edible film. Larutan ketebalan yang sama. Dilanjutkan dengan pdalam suhu kamar selama 2 hari Pemanenan Film . Menghitung pemanjangan dalam cetakan. Uji karakterisasi dengan menggunakan alat FG/SPAG 01/2650 Texture Analyser seperti pada Gambar 1 berikut.

Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman

makanan (coating) ataupun diletakkan di atas atau di antara komponen-komponen bahan pangan (Krochta, plastik, penggunaan edible film merupakan salah satu alternatif bahan pengemas yang

-produk seperti bumbu powder, produk konfeksionari, dan produk

Uraian di atas mendasari upaya untuk meningkatkan nilai jual iles-iles dengan melakukan penelitian tentang potensi pemanfaatannya sebagai edible film. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibahas secara

dari tepung iles-iles sebagai bahan pengemas serta dilakukan penelitian lelanjut mengenai uji karakteristiknya.

Berdasarkan uraian di atas kami simpulkan bahwa glukomannan dari iles-iles memiliki potensi untuk dapat dimanfaatkan menjadi bahan pengemas makanan. Untuk menambah nilai ekonomi dari bahan pengemas

rlu ditambahkan plasticizer untuk meningkatkan kualitas bahan pengemas yang dihasilkan. Oleh karena itu, dalam makalah ini, akan dibahas secara mendalam tentang edible filmsebagai bahan pengemas serta dilakukan uji karakteristiknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

edible film dari tepung glukomannan, mendapatkan data karakteristik fisik dari tepung glukomannan, dan mendapatkan model hubungan komposisi tepung iles

plasticizer terhadap karakterisasi fisik dan mekanik edible filmpenelitian lebih lanjut mengenai edible film ini diharapkan dapat menjadi dasar karakterisasi

iles sebagai bahan pengemas untuk dapat dikembangkan lebih lanjut, memberikan referensi kepada usaha kecil atau menengah untuk memproduksi edible film dari tepung iles-iles sebagai bahan pengemas untuk

iles, mengurangi berbagai masalah pencemaran lingkungan degradable, dan mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang

didapatkan di bangku perkuliahan ke dalam dunia nyata.

2. Bahan dan Metode Penelitian Bahan yang digunakan adalah umbi iles-iles yang didapatkan dari Gunung Pati Semarang yang menjadi

sumber glukomannan. Etanol yang didapatkan dari Toko Bahan Kimia Indrasari digunakan sebagai koagulan untuk memurnikan tepung glukomannan hasil ekstraksi. Karbon aktif yang juga didapatkan dari Toko Bahan

imia Indrasari sebagai pengadsorpsi zat-zat yang tercampur dalam larutan dan menghilangkan warna.dari Toko Bahan Kimia Indrasari yang berfungsi sebagai plasticizer

molekul yang rendah yang berfungsi menambah elastisitas dari film yang nantinya akan dihasilkan. Aquadessebagai pelarut dalam pembuatan larutan edible film.

17 gram tepung iles-iles diekstraksi dengan solvent aquades dengan total larutan 100 C selama 1 jam. Filtrat disaring dan ditambahkan sedikit karbon aktif. Larutan diaduk

kemudian disaring. Campuran hasil ekstraksi disentrifuge pada kecepatan 3000 rpm selama 5 menit lalu disaring Pada tiap gram tepung iles-iles ditambahkan 13 ml etanol 96%. Larutan dibiarkan

sampai terjadi endapan (± 1 hari). Glukomannan yang mengendap dipisahkan pada suhu ruangan selama 1 hari.

epung glukomannan (2 gr, 3 gr, dan 4 gr) dan aquades dicampur sesuai dengan variabel suhu operasi 850C lalu didinginkan

(2 ml, 3 ml, dan 4 ml) ditambahkan ke dalam larutan dilanjutkan homogenisasi pada suhu 85selama 15 menit menggunakan hot plate stirrer. Larutan film disaring hingga didapatkan larutan

hingga suhu ruangan selama kurang lebih 3 jam untuk menghilangkan gelembung

arutan dituang ke dalam plat kaca. Penuangan larutan dilakukan ketebalan yang sama. Dilanjutkan dengan pengovenan suhu 600C selama 60 menit. Dilakukan

lalu edible film dilepaskan dari dalam cetakan. Menghitung pemanjangan edible film dalam cetakan. Kemudian edible film

ji karakterisasi edible film yang berupa kuat tarik, modulus young dan sifat fisik lain menggunakan alat FG/SPAG 01/2650 Texture Analyser seperti pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1. FG/SPAG 01/2650 Texture Analyser

1, Tahun 2012, Halaman 401-411

402

komponen bahan pangan (Krochta, merupakan salah satu alternatif bahan pengemas yang

produk seperti bumbu powder, produk konfeksionari, dan produk-produk kering

iles dengan melakukan penelitian . Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibahas secara

iles sebagai bahan pengemas serta dilakukan penelitian lebih

iles memiliki potensi untuk dapat dimanfaatkan menjadi bahan pengemas makanan. Untuk menambah nilai ekonomi dari bahan pengemas

untuk meningkatkan kualitas bahan pengemas yang dihasilkan. edible film dari tepung glukomannan

. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dari tepung glukomannan, mendapatkan data karakteristik fisik dan mekanik

komposisi tepung iles-iles, jenis edible film. Dengan adanya

ini diharapkan dapat menjadi dasar karakterisasi edible film dari uk dapat dikembangkan lebih lanjut, memberikan referensi kepada

iles sebagai bahan pengemas untuk iles, mengurangi berbagai masalah pencemaran lingkungan akibat penggunaan

mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang

didapatkan dari Gunung Pati Semarang yang menjadi sumber glukomannan. Etanol yang didapatkan dari Toko Bahan Kimia Indrasari digunakan sebagai koagulan

yang juga didapatkan dari Toko Bahan zat yang tercampur dalam larutan dan menghilangkan warna. Sorbitol

atau bahan dengan berat yang nantinya akan dihasilkan. Aquades dari

iles diekstraksi dengan solvent aquades dengan total larutan 100 C selama 1 jam. Filtrat disaring dan ditambahkan sedikit karbon aktif. Larutan diaduk

atan 3000 rpm selama 5 menit lalu disaring 13 ml etanol 96%. Larutan dibiarkan

dipisahkan dengan pompa vakum.

dicampur menggunakan hot C lalu didinginkan hingga suhu 500C.

omogenisasi pada suhu 850C hingga didapatkan larutan film yang

selama kurang lebih 3 jam untuk menghilangkan gelembung

dilakukan hingga diperoleh 0 menit. Dilakukan pengeringan

edible film dilepaskan dari dan sifat fisik lain dilakukan

menggunakan alat FG/SPAG 01/2650 Texture Analyser seperti pada Gambar 1 berikut.

Page 3: PEMANFAATAN TEPUNG GLUKOMANNAN DARI UMBI ILES -ILES

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 401-411

403

3. Hasil dan Pembahasan Hasil Percobaan dan Pembahasan Pengaruh Komposisi Tepung Glukomannan, Jenis Platicizer, dan Komposisi Plasticizer Terhadap Modulus young (Keelastisitasan)

Modulus young (E) menjelaskan elastisitas kekakuan, atau kecenderungan suatu benda untuk berubah sepanjang suatu sumbu ketika gaya yang berlawanan diberikan sepanjang sumbu tersebut. Hal ini dijelaskan sebagai perbandingan tegangan tekan terhadap tegangan tarik.

� =������

����� (Pers. 1)

Dimana : λ (lambda) = modulus young (Pascal) stress / tegangan = gaya yang menyebabkan perubahan dibagi dengan luas

permukaan dimana gaya itu diberikan (Pascal) strain / regangan = rasio perubahan yang disebabkan oleh tegangan pada bentuk asli

dari suatu objek. Keelastisan suatu film dipengaruhi oleh komposisi bahan pembentuknya. Dapat dilihat dari tabel 1

bahwa film dengan komposisi tepung glukomannan 4 gr memiliki Modulus young yang paling besar. Penambahan tepung glukomannan akan meningkatkan total padatan dalam larutan film. Peningkatan total padatan ini akan menyebabkan film yang telah dikeringkan semakin tebal (Lee dan Wan, 2006 dalam Hui 2006). Penggunaan plasticizer diperlukan untuk memberikan sifat elastis pada film tersebut. Gliserol dan sorbitol merupakan plasticizer yang efektif karena memiliki kemampuan untuk mengurangi ikatan hidrogen internal pada ikatan intramolekular (Widianto, 2009). Sorbitol cenderung mampu mengurangi ikatan hidrogen internal lebih besar bila dibandingkan gliserol.

Pada hasil percobaan diperoleh nilai Modulus young atau tingkat elastisitas film yang paling tinggi adalah pada komposisi tepung glukomannan 4 gr, plasticizer sorbitol 3 ml (Tabel 1). Penggunaan sorbitol 3 ml menghasilkan larutan edible film dengan kekentalan yang cukup sehingga film yang terbentuk tidak terlalu kaku (Kroctha, 1994). Film yang tidak terlalu kaku berarti film tersebut lebih elastis atau memiliki nilai Modulus young yang tinggi.

Tabel 1. Hasil Uji Modulus young Edible Film

Run Komposisi Tepung Glukomannan (gr) Jenis Plasticizer

Komposisi Plasticizer (ml)

Young’s Modulus (MPa)

1

2

Sorbitol 1 52,75

2 2 58,97 3 3 65,33 4

Gliserol 1 36,57

5 2 46,43 6 3 47,23 7

3

Sorbitol 1 85,11

8 2 86,27 9 3 89,32 10

Gliserol 1 72,35

11 2 79,42 12 3 83,01 13

4

Sorbitol 1 118,09

14 2 119,71 15 3 129,88 16

Gliserol 1 99,31

17 2 108,65 18 3 110,23

Pengaruh Komposisi Tepung Glukomannan, Jenis Platicizer, dan Komposisi Plasticizer Terhadap Tensile Strength (Kuat Tarik).

Kuat tarik adalah gaya tarik maksimum yang dapat ditahan oleh sebuah film. Parameter ini menggambarkan gaya maksimum yang terjadi pada film selama pengukuran berlangsung. Dapat dilihat dari tabel2, bahwa film dengan komposisi glukomannan 4 gr memiliki tensile strength yang paling besar. Pada komposisi ini, plasticizer sorbitol memiliki tensile strength yang lebih tinggi dibandingkan penggunaan gliserol.

Sorbitol memiliki berat massa yang lebih besar (182 g/mol) dibandingkan dengan berat massa gliserol (92 g/mol). Makin besar berat massa suatu senyawa, makin besar pula jumlah massa per mol bahannya. Sehingga walaupun sorbitol dan gliserol sama-sama merupakan jenis polyol yang baik sebagai plasticizer,

Page 4: PEMANFAATAN TEPUNG GLUKOMANNAN DARI UMBI ILES -ILES

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 401-411

404

bila dibandingkan, sorbitol memiliki kuat tarik yang lebih baik daripada gliserol dan dengan penggunaan plasticizer sorbitol akan semakin meningkatkan nilai kuat tarik dan kelenturannya dibandingkan gliserol.

Pada hasil percobaan diperoleh nilai tensile strength atau nilai kuat tarik film tertinggi pada komposisi glukomannan 4 gr dengan plasticizer sorbitol 3 ml. Semakin banyak plasticizer yang digunakan maka total padatan akan meningkat, sehingga akan menghasilkan film yang tebal dengan kuat tarik yang tinggi dan tidak mudah patah..

Tabel 2. Hasil Uji Tensile Strength Edible Film

Run Komposisi Tepung Glukomannan (gr)

Jenis Plasticizer

Komposisi Plasticizer (ml)

Tensile Strength (N/mm2)

1

2

Sorbitol 1 2,29

2 2 2,45 3 3 2,41 4

Gliserol 1 0,62

5 2 1,71 6 3 1,89 7

3

Sorbitol 1 2,37

8 2 2,46 9 3 3,58 10

Gliserol 1 1,82

11 2 2,03 12 3 2,79 13

4

Sorbitol 1 5,97

14 2 6,31 15 3 6,77 16

Gliserol 1 2,03

17 2 3,63 18 3 4,22

Pengaruh Komposisi Tepung Glukomannan, Jenis Platicizer, dan Komposisi Plasticizer Terhadap Extention at Maximum / Elongation (Pemanjangan Maksimum).

Tingkat pemanjangan merupakan perubahan panjang maksimum pada saat terjadi peregangan hingga sampel edible film terputus. Alat untuk mengukur tingkat pemanjangan umumnya adalah elongation tester sterograph. Pada umumnya keberadaan total padatan lebih besar akan membuat nilai pemanjangan suatu film meningkat lebih besar. Pada hasil percobaan tabel 3, total padatan paling besar berada pada komposisi 4 gr tepung glukomannan dan plasticizer sorbitol 3 ml.

Baik sorbitol dan gliserol adalah jenis polyol yang dapat menurunkan kekuatan intermolekuler dan meningkatkan terbentuknya matriks film. Keduanya merupakan plasticizer yang baik, akan tetapi tingkat pemanjangan yang diberikan bahan dengan sorbitol sebagai plasticizer lebih baik dibandingkan plasticizer gliserol. Sifat sorbitol yang hidrofilik, menyebabkan mampu mengikat air dan melunakkan permukaan film. Lapisan film yang lunak menyebabkan peningkatan elastisitas menjadi lebih tinggi, sehingga pemanjangan film meningkat juga.

Penggunaan plasticizer sorbitol akan lebih meningkatkan nilai keelastisitasan lapisan film dibandingkan penggunaan plasticizer gliserol. Hal ini disebabkan plasticizer sorbitol memiliki viskositas yang lebih tinggi dibandingkan gliserol, sehingga komponen penyusun film menjadi lebih kental dan elastis. Jika film tersebut elastis berarti nilai extention at maximum dari film tersebut tinggi atau bisa dikatakan bahwa pemanjangan dari film tersebut dapat mencapai maksimal.

Tabel 3. Hasil Uji Elongation Edible film

Run Komposisi Tepung Glukomannan (gr)

Jenis Plasticizer

Komposisi Plasticizer (ml)

Elongation (mm)

1

2

Sorbitol 1 1,02

2 2 3,63 3 3 5,41 4

Gliserol 1 0,39

5 2 2,21 6 3 3,79 7

3 Sorbitol

1 5,57 8 2 6,10 9 3 7,32 10 Gliserol 1 1,02

Page 5: PEMANFAATAN TEPUNG GLUKOMANNAN DARI UMBI ILES -ILES

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 401-411

405

Run Komposisi Tepung Glukomannan (gr)

Jenis Plasticizer

Komposisi Plasticizer (ml)

Elongation (mm)

11 2 3,84 12 3 4,11 13

4

Sorbitol 1 6,28

14 2 8,22 15 3 8,69 16

Gliserol 1 2,70

17 2 4,32 18 3 6,89

Model Hubungan Komposisi Tepung Glukomannan, Jenis Plasticizer, dan Komposisi Plasticizer dengan Sifat Mekanik Edible film Analisa hasil percobaan dengan menggunakan RSM apabila digambarkan dalam bentuk parento chart dan grafik kontur permukaan dapat dilihat pada Gambar 2-7 sebagai berikut Hubungan variabel dengan Modulus young

- Summary effect estimates -

Tabel 4. Estimasi Efek untuk Modulus young Jenis Plasticizer

Sorbitol Gliserol Effect Coeff. Effect Coeff.

Mean/Interc. 86,27000 86,27000 79,42000 79,42000 (1) Komposisi Glukomannan (L) 62,84274 31,42137 62,54770 31,27385 Komposisi Glukomannan (Q) 4,00125 2,00062 -3,69000 -1,84500 (2) Komposisi Plasticizer (L) 8,19968 4,09984 10,72659 5,36329 Komposisi Plasticizer (Q) 2,58125 1,29062 -3,60000 -1,80000 1L by 2L -0,39500 -0,19750 0,13000 0,06500

L : Linier Q : Quadrat Maka persamaan model matematis yang sesuai untuk hubungan variabel dengan nilai modulus young

yaitu : a. Plasticizer Sorbitol

Y = 86,27 + 31,42137x1 + 2,00062x12 + 4,09984x2 +1,29062x2

2 – 0,1975x1x2 b. Plasticizer Gliserol

Y = 79,42 + 31,27385x1 – 1,845x12 + 5,36329x2 -1,8x2

2 + 0,065x1x2

Gambar 1. Pareto Chart untuk nilai Modulus Young Dalam diagram pareto chart, harga efek dari variabel yang melewati garis p=0.05 merupakan variabel

yang paling berpengaruh yaitu komposisi tepung glukomannan (L), dan komposisi plasticizer (L). Harga efek

Pareto Chart of Standardized Effects; Variable: Modulus Young2 factors, 1 Blocks, 10 Runs; MS Residual=17,7659

DV: Modulus Young

-,093714

,654685

1,014841

2,751175

21,08514

p=,05

Standardized Effect Estimate (Absolute Value)

1Lby2L

Komposisi Plasticizer(Q)

Tepung Glukomannan(Q)

(2)Komposisi Plasticizer(L)

(1)Tepung Glukomannan(L)

Pareto Chart of Standardized Effects; Variable: Modulus Young2 factors, 1 Blocks, 10 Runs; MS Residual=11,96115

DV: Modulus Young

,0375887

-1,11279

-1,14061

4,386216

25,57643

p=,05

Standardized Effect Estimate (Absolute Value)

1Lby2L

Komposisi Plasticizer(Q)

Tepung Glukomannan(Q)

(2)Komposisi Plasticizer(L)

(1)Tepung Glukomannan(L)

a. Plasticizer Sorbitol b. Plasticizer Gliserol

Page 6: PEMANFAATAN TEPUNG GLUKOMANNAN DARI UMBI ILES -ILES

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 401-411

406

dari variabel yang tidak melewati garis p=0.05 bukan merupakan variabel yang berpengaruh sehingga bisa diabaikan yaitu komposisi tepung glukomannan (Q), komposisi plasticizer (Q) dan interaksi antar variabel.

Tabel 5. Nilai Optimum Variabel untuk Modulus Young a. Plasticizer Sorbitol

Observed Minimum

Critical Observed Maximum

Komposisi Tepung Glukomanan

1,585786 4,96135 4,414214

Komposisi Plasticizer 0,585786 0,19746 3,414214 Prediction value 43,3129

b. Plasticizer Gliserol

Observed Minimum

Critical Observed Maximum

Komposisi Tepung Glukomanan

1,585786 11,50425 4,414214

Komposisi Plasticizer 0,585786 3,64335 3,414214 Prediction value 216,8071

Nilai variabel yang sesuai untuk menghasilkan nilai modulus young yang optimum untuk penggunaan

plasticizer sorbitol adalah komposisi 4,96 gr tepung glukomannan dan 0,2 ml plasticizer sorbitol dengan nilai prediksi modulus young 43,31 MPa. Sedangkan untuk penggunaan plasticizer gliserol, nilai modulus young yang optimum didapat pada komposisi tepung glukomannan 11,5 gr dan plasticizer gliserol 3,64 ml dengan prediksi modulus young 216,8 MPa.

Berikut adalah grafik optimasi 3 dimensi untuk memprediksi nilai modulus young.

Gambar 2. Grafik optimasi 3 dimensi untuk Optimasi Nilai Modulus Young

Gambar 3. Grafik Kountur Permukaan untuk Optimasi Nilai Modulus Young

Fitted Surface; Variable: Modulus Young

2 factors, 1 Blocks, 10 Runs; MS Residual=17,7659

DV: Modulus Young

160 140 120 100 80 60 40

Fitted Surface; Variable: Modulus Young

2 factors, 1 Blocks, 10 Runs; MS Residual=11,96115

DV: Modulus Young

120 100 80 60 40 20 0

a. Plasticizer Sorbitol b. Plasticizer Gliserol

Fitted Surface; Variable: Modulus Young2 factors, 1 Blocks, 10 Runs; MS Residual=17,7659

DV: Modulus Young

160 140 120 100 80 60 40

1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0

Tepung Glukomannan

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

Kom

posi

si P

last

iciz

er

Fitted Surface; Variable: Modulus Young2 factors, 1 Blocks, 10 Runs; MS Residual=11,96115

DV: Modulus Young

120 100 80 60 40 20 0

1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0

Tepung Glukomannan

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

Kom

posi

si P

last

iciz

er

a. Plasticizer Sorbitol b. Plasticizer

Page 7: PEMANFAATAN TEPUNG GLUKOMANNAN DARI UMBI ILES -ILES

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 401-411

407

Hubungan Variabel dengan Tensile strength - Summary effect estimates

Tabel 6. Estimasi Efek untuk Tensile strength Jenis Plasticizer

Sorbitol Gliserol Effect Coeff. Effect Coeff.

Mean/Interc. 2,460000 2,460000 2,030000 2,030000 (1) Komposisi Glukomannan (L) 3,940402 1,970201 1,893130 0,946565 Komposisi Glukomannan (Q) 1,823750 0,911875 0,352500 0,176250 (2) Komposisi Plasticizer (L) 0,834576 0,417288 1,349368 0,674684 Komposisi Plasticizer (Q) 0,888750 0,444375 0,112500 0,056250 1L by 2L 0,340000 0,170000 0,460000 0,230000

L : Linier Q : Quadrat Maka persamaan model matematis yang sesuai untuk hubungan variabel dengan nilai Tensile

strength yaitu : a. Plasticizer Sorbitol

Y = 2,46 + 1,970201x1 + 0,911875x12 + 0,417288x2 + 0,444375x2

2 + 0,17x1x2 b. Plasticizer Gliserol

Y = 2,03 + 0,946565x1 + 0,17625x12 + 0,674684x2 + 0,05625x2

2 + 0,23x1x2

Gambar 4. Pareto Chart untuk nilai Tensile Strength

Dalam diagram pareto chart, harga efek dari variabel yang melewati garis p=0.05 merupakan variabel

yang paling berpengaruh yaitu komposisi tepung glukomannan (L), dan komposisi plasticizer (L) (Gliserol). Harga efek dari variabel yang tidak melewati garis p=0.05 bukan merupakan variabel yang berpengaruh sehingga bisa diabaikan yaitu komposisi tepung glukomannan (Q), komposisi plasticizer (Q), komposisi plasticizer (L) (Sorbitol) dan interaksi antar variabel.

Tabel 7. Nilai Optimum Variabel untuk Tensile strength

a. Plasticizer Sorbitol

Observed Minimum

Critical Observed Maximum

Komposisi Tepung Glukomanan

1,585786 1,944647 4,414214

Komposisi Plasticizer 0,585786 1,732345 3,414214 Prediction value 1,364527

b. Plasticizer Gliserol

Observed Minimum

Critical Observed Maximum

Komposisi Tepung Glukomanan

1,585786 0,676360 4,414214

Komposisi Plasticizer 0,585786 3,518922 3,414214 Prediction value 0,8024397

Pareto Chart of Standardized Effects; Variable: Tensile Strenght2 factors, 1 Blocks, 10 Runs; MS Residual=,6646498

DV: Tensile Strenght

,4170446

1,165411

1,44772

2,391469

6,835323

p=,05

Standardized Effect Estimate (Absolute Value)

1Lby2L

Komposisi Plasticizer(Q)

(2)Komposisi Plasticizer(L)

Tepung Glukomannan(Q)

(1)Tepung Glukomannan(L)

Pareto Chart of Standardized Effects; Variable: Tensile Strenght2 factors, 1 Blocks, 10 Runs; MS Residual=,0832203

DV: Tensile Strenght

,4169019

1,306293

1,594569

6,615015

9,2807

p=,05

Standardized Effect Estimate (Absolute Value)

Komposisi Plasticizer(Q)

Tepung Glukomannan(Q)

1Lby2L

(2)Komposisi Plasticizer(L)

(1)Tepung Glukomannan(L)

a. Plasticizer Sorbitol b. Plasticizer Gliserol

Page 8: PEMANFAATAN TEPUNG GLUKOMANNAN DARI UMBI ILES -ILES

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 401-411

408

Nilai variabel yang sesuai untuk menghasilkan nilai tensile strength yang optimum untuk penggunaan plasticizer sorbitol adalah komposisi 1,94 gr tepung glukomannan dan 1,73 ml plasticizer sorbitol dengan nilai prediksi tensile strength 1,36 N/mm2. Sedangkan untuk penggunaan plasticizer gliserol, nilai tensile strength yang optimum didapat pada komposisi tepung glukomannan 0,68 gr dan plasticizer gliserol 3,52 ml dengan prediksi tensile strength 0,80 N/mm2.

Berikut adalah grafik optimasi 3 dimensi untuk memprediksi nilai tensile strength.

Gambar 5. Grafik optimasi 3 dimensi untuk Optimasi Nilai Tensile Strength

Gambar 6. Grafik Kountur Permukaan untuk Optimasi Nilai Tensile Strength Hubungan variabel dengan Extension at Maximum (Elongation)

- Summary effect estimates

Tabel 8. Estimasi Efek untuk Elongation Jenis Plasticizer

Sorbitol Gliserol Effect Coeff. Effect Coeff.

Mean/Interc. 6,100000 6,100000 3,840000 3,840000 (1) Komposisi Glukomannan (L) 4,429562 2,214781 2,409625 1,204812 Komposisi Glukomannan (Q) -0,518750 -0,259375 -0,272500 -0,136250 (2) Komposisi Plasticizer (L) 2,576812 1,288406 3,438993 1,719496 Komposisi Plasticizer (Q) -0,173750 -0,086875 -0,747500 -0,373750 1L by 2L -0,990000 -0,495000 0,395000 0,197500

Fitted Surface; Variable: Tensile Strenght

2 factors, 1 Blocks, 10 Runs; MS Residual=,6646498

DV: Tensile Strenght

12 10 8 6 4 2

Fitted Surface; Variable: Tensile Strenght

2 factors, 1 Blocks, 10 Runs; MS Residual=,0832203

DV: Tensile Strenght

7 6 5 4 3 2 1

a. Plasticizer Sorbitol b. Plasticizer Gliserol

Fitted Surface; Variable: Tensile Strenght2 factors, 1 Blocks, 10 Runs; MS Residual=,6646498

DV: Tensile Strenght

12 10 8 6 4 2

1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0

Tepung Glukomannan

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

Kom

posi

si P

last

iciz

er

Fitted Surface; Variable: Tensile Strenght

2 factors, 1 Blocks, 10 Runs; MS Residual=,0832203

DV: Tensile Strenght

7 6 5 4 3 2 1

1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0

Tepung Glukomannan

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

Kom

posi

si P

last

iciz

er

a. Plasticizer Sorbitol b. Plasticizer Gliserol

Page 9: PEMANFAATAN TEPUNG GLUKOMANNAN DARI UMBI ILES -ILES

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 401-411

409

Maka persamaan model matematis yang sesuai untuk hubungan variabel dengan nilai Elongation yaitu :

a. Plasticizer Sorbitol Y = 6,1 + 2,214781x1 -0,259375x1

2 + 1,288406x2 - 0,0868755x22 - 0,495x1x2

b. Plasticizer Gliserol Y = 3,84 + 1,204812x1 - 0,13625x1

2 + 1,719496x2 - 0,37375x22 + 0,1975x1x2

Gambar 7. Pareto Chart untuk nilai Elongation

Dalam diagram pareto chart, harga efek dari variabel yang melewati garis p=0.05 merupakan variabel yang paling berpengaruh yaitu komposisi tepung glukomannan (L), dan komposisi plasticizer (L). Harga efek dari variabel yang tidak melewati garis p=0.05 bukan merupakan variabel yang berpengaruh sehingga bisa diabaikan yaitu komposisi tepung glukomannan (Q), komposisi plasticizer (Q) dan interaksi antar variabel.

Tabel 9. Nilai Optimum Variabel untuk Extention at Maximum (Elongation)

a. Plasticizer Sorbitol

Observed Minimum

Critical Observed Maximum

Komposisi Tepung Glukomanan

1,585786 4,633026 4,414214

Komposisi Plasticizer 0,585786 4,762927 3,414214 Prediction value 9,688283

b. Plasticizer Gliserol

Observed Minimum

Critical Observed Maximum

Komposisi Tepung Glukomanan

1,585786 10,53061 4,414214

Komposisi Plasticizer 0,585786 6,29002 3,414214 Prediction value 12,06483

Nilai variabel yang sesuai untuk menghasilkan nilai elongation yang optimum untuk penggunaan

plasticizer sorbitol adalah komposisi 4,63 gr tepung glukomannan dan 4,76 ml plasticizer sorbitol dengan nilai prediksi persen pemanjangan 9,69 mm. Sedangkan untuk penggunaan plasticizer gliserol, nilai elongation yang optimum didapat pada komposisi tepung glukomannan 10,53gr dan plasticizer gliserol 6,29 ml dengan prediksi persen pemanjangan 12,06 mm.

Berikut adalah grafik optimasi 3 dimensi untuk memprediksi nilai elongation.

Pareto Chart of Standardized Effects; Variable: Extension at Max

2 factors, 1 Blocks, 10 Runs; MS Residual=,677577DV: Extension at Max

-,225653

-,673713

-1,2027

4,427091

7,610206

p=,05

Standardized Effect Estimate (Absolute Value)

Komposisi Plasticizer(Q)

Tepung Glukomannan(Q)

1Lby2L

(2)Komposisi Plasticizer(L)

(1)Tepung Glukomannan(L)

Pareto Chart of Standardized Effects; Variable: Extension at Max2 factors, 1 Blocks, 10 Runs; MS Residual=,1323064

DV: Extension at Max

-,800889

1,085942

-2,19693

9,368585

13,37075

p=,05

Standardized Effect Estimate (Absolute Value)

Tepung Glukomannan(Q)

1Lby2L

Komposisi Plasticizer(Q)

(1)Tepung Glukomannan(L)

(2)Komposisi Plasticizer(L)

a. Plasticizer Sorbitol b. Plasticizer Gliserol

Page 10: PEMANFAATAN TEPUNG GLUKOMANNAN DARI UMBI ILES -ILES

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 401-411

410

Gambar 8. Grafik Optimasi 3 Dimensi untuk Optimasi Nilai Elongation

Gambar 9. Grafik Kountur Permukaan untuk Optimasi Nilai Elongation 4. Kesimpulan

• Nilai modulus young atau tingkat elastisitas film tertinggi yaitu 129,88 Mpa diperoleh pada komposisi tepung glukomannan 4 gr dengan plasticizer sorbitol 3 ml. Penambahan tepung glukomannan akan meningkatkan total padatan dalam larutan film. Peningkatan total padatan ini akan menyebabkan film yang telah dikeringkan semakin tebal, sehingga modulus young juga semakin meningkat.

• Nilai Tensile strength atau nilai kuat tarik suatu film tertinggi yaitu 6,77 N/mm2 diperoleh pada komposisi tepung glukomannan 4 gr dengan plasticizer sorbitol 3 ml. Penggunaan plasticizer sorbitol akan semakin meningkatkan nilai kuat tarik dan kelenturannya dibandingkan gliserol. Hal ini disebabkan sorbitol memiliki berat massa yang lebih besar dibandingkan dengan gliserol.

• Nilai Extention at Maximum atau nilai pemanjangan film tertinggi yaitu 8,69 mm pada komposisi tepung glukomannan 4 gr dengan plasticizer sorbitol 3 ml. Pada komposisi tepung glukomannan 4 gr dan jenis plasticizer sorbitol 3 ml akan menghasilkan larutan edible film dengan komposisi penyusun matriks yang lebih padat sehingga luas permukaan film yang terbentuk semakin lebar sehingga film tersebut dapat dipanjangkan sampai maksimum.

• Dengan menggunakan response surface methodology dapat dilakukan variabel optimasi sebanyak 18 run variabel percobaan.

• Dengan analisa hasil percobaan menggunakan response surface methodology didapatkan hasil bahwa variabel penyusun film berupa komposisi tepung glukomannan, jenis plasticizer, dan komposisi plasticizer, ketiganya berpengaruh terhadap hasil percobaan yaitu modulus young, tensile strength, dan extension at maximum (elongation).

Fitted Surface; Variable: Extension at Max2 factors, 1 Blocks, 10 Runs; MS Residual=,677577

DV: Extension at Max

8 6 4 2 0 -2 -4

Fitted Surface; Variable: Extension at Max

2 factors, 1 Blocks, 10 Runs; MS Residual=,1323064DV: Extension at Max

8 6 4 2 0 -2 a. Plasticizer Sorbitol b. Plasticizer Gliserol

Fitted Surface; Variable: Extension at Max2 factors, 1 Blocks, 10 Runs; MS Residual=,677577

DV: Extension at Max

8 6 4 2 0 -2 -4

1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0

Tepung Glukomannan

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

Kom

posi

si P

last

iciz

er

Fitted Surface; Variable: Extension at Max2 factors, 1 Blocks, 10 Runs; MS Residual=,1323064

DV: Extension at Max

8 6 4 2 0 -2

1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0

Tepung Glukomannan

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

Kom

posi

si P

last

iciz

er

a. Plasticizer Sorbitol b. Plasticizer Gliserol

Page 11: PEMANFAATAN TEPUNG GLUKOMANNAN DARI UMBI ILES -ILES

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 401-411

411

Daftar Pustaka Anonymous. 2006. “Umbi Porang (Amorphophallus oncophyllus)”. (On line).

http://lordbroken.wordpress.com/2010/08/04/umbi-porang-dan-tepung-porang/ diakses tanggal 27 Maret 2011.

Banker. G.S. 1996. Film Theory and Practises. J. Pharm. Sci 55-81. Careda, M. P., C. M. Henrique, M. A. de oliveira, M. V. Ferraz, N. M. Vincentini. 2000. Braz. J.Food Technol

3:91-95 (On line). Available at : http://www.ital.sp.gov.br/bj/artigos/bjft/2000/poo40.pdf (diakses tanggal 27 Februari 2012).

Donhowe, G. and Fennema, O. 1994. Edible film and Coating : Characteristic, Formation, Definitions and Testing Method. Di dalam : Krocha et al. (eds.). Edible Coating and Film to Improve Food Quality. Technomic Publ. Co. Inc. Lancaster. 378 pp.

Harijati, Nunung, Rodliyati, dan Sri Widyarti. 2002. “Eksplorasi Amorphophallus sp. Endemik Jawa Timur yang Tinggi Glukomannan dan Rendah Alergenitasnya”. Malang : Fakultas MIPA Jurusan Biologi Universitas Brawijaya.

Henrique, C. M., R. F. Teofilo, L. Sabino, M. M. C. Ferreira, and M. P. Cereda. 2007. “Classification of Cassava Strach Film by Physicochemical Properties and Water Vapor Permeability Qualification by FTIR and PLS”. Journal of Food Science. 74 : E184-189 (On line). Available at : http://chipre.iqm.unicamp.br/~marcia/Pub104.pdf (diakses tanggal 27 Februari 2012).

Hui, Y. H. 2006, Handbook of Food Science, Technology, and, Engineering Volume I. CRC Press, USA. Jansen, P.C.M., C. Van Der Will, dan W.L.A. Hetterscheid. 1996. Amorphophallus blume ex Decaisne. p. 45-50.

In: M. Flach and F. Rumawas (Eds). Plant Resources of South-East Asia 9: Plant Yielding Nonseed Carbohydrates. PROSEA. Bogor.

Key, D. E. 1973. Roots Crop. Crop and Product Digest 2. London: Tropical Products Institute. Kristanoko, Heru. 1996. “Pengaruh Penambahan Carboxymethyle Celullose dan Sorbitol Terhadap

Karakteristik Fisik Edible film dari Ekstraksi Protein Bungkil Kedelai”. Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Krochta, J. M., E. A. Baldwin, and M. O. Nisperos Carriedo. 1994. Edible Coating and Film to Improve Food Quality. New York : Technomic Publising Company.

Krochta, J.M. and Johnston, C.D.M. 1997. Edible film and Biodegradable Polimer Film. J. Food. Technol. 51(2).61

Lai, H.M. G.W. Padua, dan L.S. Wei. 1997. Properties and Microsrucure of Zein Sheets Plastisized with Palmitic and Stearic Acid. Cereal Chem. 74(1): 83-90.

Lieberman, E.R. dan Gillbert, S.G. 1973. Gas Permeation of Colagen Film as Affected by Cross-linkage, Moisture, and Plasticizer Content. J. Polimer. Sci: 56

Murdianto, W., D. W. Marseno, dan Haryadi. 2008. “Sifat Fisik dan Mekanik Edible film dari Ekstrak Daun Janggelan (Mesona palustris BI)”. Yogyakarta : Teknologi Hasil Perkebunan Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada.

Nugroho, Apriyanto Dwi. 2000. Pembuatan dan Karakterisasi Edible film dari Campuran Tepung Glukomannan Iles-iles Kuning (Amorphophallus oncophyllus) dan Carboxymethyl Cellulose. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Ohtsuki, T. 1968. Studies on Reserve Carbohydrate of Flour Amophophallus Species, with Special Reference to Mannan. Botanical Magazine Tokyo 81: 119-126.

Pitojo, Setijo. 2007. Suweg. Yogyakarta : Kanisius. Sarko, A dan R. M. Merchessault. 1967. Advance in Carbohydrates, vol. 22. Academic Press Inc. New York. Sumarwoto, 2005. Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume); Deskripsi dan Sifat-sifat Lainnya. Yogyakarta :

Fakultas Pertanian Jurusan Agronomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”-Yogyakarta. Syaefullah, S. 1990. Studi Karakteristik Glukomannan dan Sumber “Indigenous” Iles-iles (A. oncophyllus)

dengan Variasi Proses Pengeringan dan Basis Perendaman. (Thesis). Fakultas Pasca Sarjana IPB. Bogor.

Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan. Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.

Wahyu, Maulana Karnawidjaja. 2008. Pemanfaatan Pati Singkong Sebagai Bahan Baku Edible film. Bandung : Fakultas Teknologi Industri Pangan Jurusan Teknologi Industri Pangan Universitas Padjajaran.

Wikipedia. 2010. Gliserol. (On line). http://id.wikipedia.org/wiki/gliserol diakses tanggal 28 Maret 2011. Yuzammi. 2000. A Taxonomy Revision of the Terrestrial and Aquatic Aroid (Araceae) in Java. (Thesis).

Sydney: School of Biological Science , Faculty of Life Science, University of New South Wales, Australia.