pemanasan global (global warming) dan akunt ansi … · meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang...

19
Jurnal Etikonomi Vol. 12 No. 1 April 2013 PEAS GLOBAL (GLOBAL MING) DAN NTSI LINGKUNGAN Muaty syah Fakultas Ekonomi clan Bisni UIN Syarif dayatullah Jakarta «STCT ere has been ineasing awaness th interactions betmen societies and their natural emironments over the past twen{J' _years. This mvan:ness has been shaened �)' concerns about resource scarci', emironmental d�gdaon and environmental issues such as global wam,ing. J\1.ioring thl' ineasing importance the environinent to bader sociery, the interest in the laonsh heflveen bminess and the environmmt has also ,grown dramacal!}. Whether a compar0• enters the maece ct· or no envinental and nat+ral resources make iportant contribHtions to lot{g-te economic peormance and can therere be considered as compans enomic assets. Among the services proi•ided �)' the envirom+1l lo sociei)' are inpflts lo prodffon pcesses, such as wastf disposal sn1Jices provided b)' water and air. Because these servicn a not normal, hot and so at market prices, th1y are not ,neasured �)' com'entional economic aunts. I Ioweve the annual rort nmJJadt!J!S has developed as one the most comrven plas to find environmental rortin. Tn hl' 1ering ttntries, such as Indonesia_. as a result ofpopution groth, persistent ml porer{)� and other factors, the degradation conditions ef a number environmental and natul resources, such as forest co1 1 er, inland fishees, and ater flows has aained such exeme proportions, that the economic gh cabilities of a nation is aa• bei acted 'The eco1101+ic ds of these trends are not ected in the naonal acc011+ts or the pate coanies' incon;e aunts as e mor component Indonesia's economies income. The ttV emphas that the Indonesian government has placed on sustainable developent is a mor source ef itisms ef the tonal national accounts. Jen economic poq desions are based on the omiion environmental costs, production activies ha11e got to be enco+raged to the dame the environment and of long-te; e f the national economic growth. It has nzovated ats to eand the scope of national accounng Stems �)' inudi enviro+mental assets and seices. This is part a laer movement to de v broader economic indicatorsfangprima• on environmental accountin. in annual rorts. ds: Pemanan globa akzmtansi /ingkungan 1. PENDAHULUAN Kesadaran masyarakat dunia rerhadap penanggulanga lobal 1Jart+ing) pemanasan global clan tanggung jawab lingkungan telah menunjukkan gejala yang terus mcn.ingkat. Kesadaran ini juga menuntut perusahaan untuk memiliki tanggung jawab sosial terhadap pelestarian lingkungan. Meskipun menurut pandangan konvensional pengelolaan lingkungan oleh perusahaan adalah pemboro�an karena membutuhkan biaya besar yang berdampak pada terhambatnya daya saing perusabaan, perusahaan-perusahaan konvensional dewasa ini mulai menyadari sepenuhnya bahwa isu lingkungan merupakan baan penting dari perusahaan, dimana pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab justru dapat menghindari perusahaan dari tunturan masyarakat maupun pemerintah serta mendorong peningkatan kualitas procluk yang pada akhrnya akan meningkatkan keuntungan ekonomi perusahaan. Perusabaan yang telal1 menerapkan pengelolaan lingkungan suclah sebarusnya mencatat an melaporkan kegiatannya ke dalam anmra/ rort, meskipun disebagian besar ncgara, termasuk di Indonesia, pelaporan pengelolaan lingkungan perusahaan dalam annual report masih bersifat vontary (suka rela) can hanya berupa pengungkapan yang bersit non publik, serta khusus 73

Upload: others

Post on 23-Jan-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT ANSI … · meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah clan pola prcsipitasi, hilangnya gletser hingga punahnya

Jurnal Etikonomi Vol. 12 No. 1 April 2013

PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT ANSI

LING KUN GAN

Muniaty Aisyah

Fakultas Ekonomi clan Bisni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRACT There has been increasing awareness of thl' interactions betmen societies and their natural emironments over the past twen{J' _years. This mvan:ness has been sharpened �)' concerns about resource scarcil)', emironmental d�gradation and environmental issues such as global wam,ing. J\1.irroring thl' increasing importance of the environinent to broader sociery, the interest in the relationship heflveen bminess and the environmmt has also ,grown dramatical!}. Whether a compar0• enters the marketplace direct!)· or not, environT11ental and nat11ral resources make it11portant contribHtions to lot{g-term economic pe,formance and can therefore be considered as company's economic assets. Among the services proi•ided �)' the envirom111:nl lo sociei)' are inpflts lo prodffction processes, such as wastf disposal sn1Jices provided b)' water and air. Because these servicn are not normal!), hou,ght and sold at market prices, th1y are not ,neasured �)' com'entional economic accounts. I Iowever, the annual report nmJJadt!J!S has developed as one of the most comrven places to find environmental reportint,. Tn !lhlfl)' e111erJ!.ing cottntries, such as Indonesia_. as a result of population groJJ1th, persistent mral porer{)� and other factors, the degradation conditions ef a number of environmental and natural resources, such as forest co11er, inland fisheries, and 1J1ater flows has attained such extreme proportions, that the economic gro11/th capabilities of a nation is alreaef)• being affected. 'The eco110111ic ejfeds of these trends are not reflected in the national acc01111ts or the private companies' incon;e accounts as the mqjor component ef Indonesia's economies income. The tteJV emphasis that the Indonesian government has placed on sustainable develop!llent is a mqjor source ef criticisms ef the traditional national accounts. JVhen economic poliq decisions are based on the omission of environmental costs, production activities ha11e got to be enco11raged to the damage of the environment and of long-tern; e

f the national economic

growth. It has nzotivated attempts to expand the scope of national accounting [YStems �)' including enviro11mental assets and se'f7!ices. This is part of a larger movement to develop broader economic indicators facmingprimari!J• on environmental accountin/!. in annual reports.

Keywords: Pemanasan global, akzmtansi /ingkungan

1. PENDAHULUAN

Kesadaran masyarakat dunia rerhadap penanggulanga.n (global 1J.Jart11ing) pemanasan

global clan tanggung jawab lingkungan telah menunjukk.an gejala yang terus mcn.ingkat.

Kesadaran ini juga menuntut perusahaan untuk memiliki tanggung jawab sosial terhadap

pelestarian lingkungan. Meskipun menurut pandangan konvensional pengelolaan lingkungan

oleh perusahaan adalah pemboro�an karena membutuhkan biaya besar yang berdampak pada

terhambatnya daya saing perusabaan, perusahaan-perusahaan konvensional dewasa ini mulai

menyadari sepenuhnya bahwa isu lingkungan merupakan bagian penting dari perusahaan,

dimana pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab justru dapat menghindari perusahaan

dari tunturan masyarakat maupun pemerintah serta mendorong peningkatan kualitas procluk

yang pada akh.irnya akan meningkatkan keuntungan ekonomi perusahaan.

Perusabaan yang telal1 menerapkan pengelolaan lingkungan suclah sebarusnya mencatat

clan melaporkan kegiatannya ke dalam anmra/ report, meskipun disebagian besar ncgara, termasuk

di Indonesia, pelaporan pengelolaan lingkungan perusahaan dalam annual report masih bersifat

voluntary (suka rela) c..lan hanya berupa pengungkapan yang bersifat non publik, serta khusus

73

Page 2: PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT ANSI … · meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah clan pola prcsipitasi, hilangnya gletser hingga punahnya

PEl\1AN1\S1\>I GI.OB:\L (GLOBAL \X'AR�IING) D/\N 1\KLI\T1\NSl LlNGKlJNGJ\N

rerbadap instirusi pemerimah yang terkait saia. Namtm dengan dikeluarkannya .Keputusan

,'vlenteri Lingkungan H idup No.42/ 11 / 1994 dan U ndang-undang RJ No.23 Ta bun 1997 temang

Pengelolaan !jngkungan Hidup, mcnunjukkan adanya kcscriusan clan komitmcn pemerintah

Indonesia dalam menciptakan kepedulian rerhadap lingkungan. Disinilah peran l::.niiro11171mf

Accormti,{f!, menjadi sangat penting untuk mengukur dampak positif dan negatif lingkungan yang

ditimbulkan oleh kegiatan perusahaan.

Pcmanasan global atau global 1var111ing secara umum cliartikan sebaga.i proses terjadinya

pcningkatan suhu rata-rata global pada pcrmukaan bumi. lntergoz•em111enlal Panel on Climate Change

(IPCQ, sebuah organisasi yang didirikan tahun 1988 oleh dua organisasi PBB, World

Meteorological Organization (\\'1vl0) clan United Nations E11viron11m1t Progra111T11e (UNEP) yang

beranggotakan para ilmuwan dati seluruh Junia, menyimpulkan bahwa st:bagian besar

pcniogkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kcmungkinan besar disebabkan

oleh mcningkatnya konscntrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Kesimpulan dasar

ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah clan akademik, termasuk semua akademi

sains nasional dari negara-negara G8. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan

menyt:babkan pernbaban-pernbaban yang mengakihatkan naiknya permukaan air laut,

meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah clan pola prcsipitasi,

hilangnya gletser hingga punahnya berbagai jenis hewan cla.n tumbuhan1•

Dalam usaha penanggulan pemanasan global, sebagian besar pemerintah negara-negara

di dunia telah menyepakati sebuah persetujuan internasional di tahun 1997 yang dikenal dengan

Protokol Kyoto. Ncgara-ncgara tcrsebut bcrkomitmcn mengurangi cmisi atau pcngcluaran

karbon dioksida clan gas rumah kaca lainnya dengan cara melakukan kcrja sama dalam

perclagangan emisi gas agar penambahan jumlah emisi gas yang berdampak pada pemanasan

global clapat terkootrol sehingg-a melalu.i kerjasama ini cliprecliksikan akan mampu mengurangi

rata-rata perubahan cuaca global ancara 0,02°C - 0,28°( hingga tabun 20502.

Amcr.ika merupakan salah satu ncgara yang tidak ikut rnenandatangani kcscpakatan

Protokol Kyoto, padahal dalam urusan pemanasan global, Amerika adalah negara yang

kontribusinya paling banyak, tak kurang dari 251Yo produksi karbondioksida dunia berasal dari

Amerika. lsu pemanasan global di Amerika pada kcnyataannya memang masih menjacli polemik.

Ada bcbcrapa hal-hal yang masih cliragukan oleh para ilmuwan, antara lain mengenai berapa

pcrkiraan j umlah pemanasan yang akan terjacli di mas a depan clan bagaimana perubahan­

perubahan tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke rlaerah lainnya, bahkan apa yang

sebcnamya menyehabkan pernanasan global hingga saat ini masih mcnjacli perdebatan, apakah

cliscbabkan oleh tindakan manusia (1nan-v1ade) atau memang karena proses alam (11at11ml).

1 • 2 Dirangk.um dari http//:id. wi.k.ipedia.org

74

Page 3: PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT ANSI … · meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah clan pola prcsipitasi, hilangnya gletser hingga punahnya

Jurnal Erikonomi Vol. 12 No. 1 April 2013

Al Gore (2006) dalam bukunya An Inconvenient Truth: The Planetary Emergency of Global

IV'arllli1�i; and What We Can Do About It, membuat argumen persuasif tentang perbedaan

pendapat soal penycbab pcmanasan global. Hal ini terkait <lengan persoalan politik <li i\mcrika,

dimana pada masa pemerintahan Clinton pemanasan global dianggap sebagai salah satu

permasalahan serius dunia yang terjadi akibat tindakan manusia, sedangkan dimasa

pemerintahan Bush pemanasan global yang terjadi dianggap bukanlah karena ulab manusia

sehingga tidak perlu dipermasalahkan. Dalam bukunya Gore mencoba mengakomodasi

perbedaan-perbedaan pendapat yang ada dengan menampilkan fakta-fakta pendukung yang

dibahas secara komprehensif 3_

Sorokbtin et al (2007), salah satu penentang teori Al Gore, dalam bukunya Global

Wam1illg and Global Cooling: Evoltdion of Climate on Earth dalam ulasan yang ditulis oleh Lee

Gerhard di American Association of Petroleum Geologists (AA.PG) Bulletin cdisi Desember 2007

menjclaskan bah,va buku ini diawali <lengan penjelasan komprehensif tentang teori asal muasal

fisik clan atmosfer burni berclasarkan prinsip-prinsip fisika clan geokirnia yang kemudian

memunculkan teori haru yang disehut dengan Teori A<liabatik Evolusi Bumi. Teori ini menolak

hipotesis bahwa global warming aclalah akibat manusia (anthropogenic) serta menolak teori gas

rumah kaca sebagai penycbab perubahan iklim sebab mcnurut mereka emisi gas C02 dan gas

rumah kaca lain yang luar biasa besamya pun tak akan mampu mengubah temperatur atmosfer

global. Sorokhtin et al mencoba menampilkan teori alternatif yang diclasari oleh sistem clinarnika

bumi dimana clapat disimpulkan bahwa dalam kutun waktu 600 juta tahun ke clepan, kandungan

oksigcn di dalam atmosfer akan menyebabkan tcmperarur global meningkat menjadi 80°C

sehingga bumi tidak akan layak lagi dihuni oleh manusia dan makhl.uk hidup lainnya seperti

sekarang4.

Terlepas dari teori atau pendapat siapa yang benar, hal terbaik yang dapat kita lakukan

adalah mendukung usaha pelestarian lingkungan clengan tidak merusak alam. Sebagai makhluk

individu yang memiliki tanggung jawab sosial, masing-masing kita clapat memulainya clengan

melakukan hal-hal kecil seperti melakukan penghematan energi melalui efisiensi penggunaan

listrik dan BBM, menghemat penggunaan kertas dengan memanfaatkan teknologi komunikasi

clan komputer, mengurangi penggunaan barang-barang plastik clan menggantinya clengan

barang-barang yang bisa didaur ulang, tidak membuang sampah sembarangan yang clapat

mengakibatkan banjir atau bencana alam lainnya, clan masih banyak lagi yang meskipun kecil jika

dilakukan bersama-sama secara continue clan konsisten akan clapat membantu menyelamatk.an

burni dari kehancuran.

3 Dirangkum dari ulasan Awang HS, 12 Maret 2009, "Algore (2006) vs Sorokhtin et al (2007) onGlobal Warming", http//:geoblogi.iagi.or.id 4 Dirangkum dari ulasan Awang HS, 12 Maret 2009, "Algore (2006) vs Sorokhtin et al (2007) on Global Warming", http//:geoblogi.iagi.or.id

75

Page 4: PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT ANSI … · meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah clan pola prcsipitasi, hilangnya gletser hingga punahnya

PE11L'\NASAl'.;J GLOBAL (GLOBAL WARl\llNG) DAN AhUNTANSl UNG KUN CAN

Kesadaran akan babaya global ivarmzng terhadap kelangsungan hidup rnanus1a dan

makhluk hidup lainnya, membuat konsumen muJai menuntut tersedianya produk-produk yang

hemac energi Jan ramah lingkungan. Di Indonesia, investor asing merniliki kecenderungan

mempersoalkan masalah pengadaan bahan baku dan proses procluksi yang terhindar clari

munculnya permasalahan lingkungan seperti polusi air, uclara clan suara serta pengrusakan tanah

dan ekosistem. Sedangkan pemerintah mulai mernikirkan kebijakan ekonomi makro terkait

dcngan usaha pengclolaan lingkungan dan konservasi alam. Kesaclaran ini juga menuntut

perusahaan unt:uk merniliki tanggung jawab sosial terhadap pelestarian lingkungan meskipun

menurut panclangan kunvensional, perusahaan menganggap kepeclulian terhadap lingkungan

adalah pemburosan karena membutuhkan biaya yang sangat besar untuk pengelolaan

lingkungan sehingga akan menghambat daya saing perusabaan.

Dalam sistem ckonorni kapitalis, iYiilton Frie<lmcn mengatakan bahwa ada satu clan

hanya satu tanggung jawab perusahaan, yaitu menggunakan kekayaan yang dirnilikinya untuk

meningkatkan laba sepanjang sesuai clengan aturan main yang berlaku clalam suatu sistem

persaingan bebas tanpa penipuan clan kecurangan. Menlltut penclapat ini, perusahaan ticlak perlu

mernikirkan efek sosial yang clitimbulkan perusahaannya clan ticlak perlu memikirkan usaha

untuk rnemperbaikinya. Kemajuan ekonomi yang sangat pesat akibat lernbaga perusahaan telah

menimbulkan kerusakan alam. Alam clieksploitasi secara tanpa batas clan akibatnya berdampak

pacla kerusakan lingkungan alam, baik binatang, tanaman clan akhirnya berclampak pacla

kenyamanan clan eksistensi makhluk manusia. Pengelolaan alam oleh manusia menjadi ticlak

seimbang karena hanya mcrnik.irkan pertumbuhan ckonomi dan melupakan kehiclupan sosial

yang lebih luas berdampak pacla global 1JJarming, pcmanasan global akibat pcngaruh rumah kaca.

Korporasi terlalu clominan dan hanya memikirkan kepentingan clan kebutuhannya yang tanpa

batas setta ticlak memilki tanggung jawab kepacla komunitas clan lingkungan (Harahap, 2008).

Kepeclulian lingkungan yang muncul dari pihak luar perusahaan seperti konswnen, pemerintah,

investor clan persaingan, mendorong munculnya tuntutan tcrhaclap perusahaan untuk tidak

hanya mencari laba tetapi juga harus merniliki kepedulian terhadap lingkungan clengan

memperhatikan dan memperbaiki dampak yang diakibatkan perusahaan terhadap lingkungan.

Kehidupan clan pernikiran manusia temyata terus berubah, pemikiran ekonorni juga

berkembang, paradigma yang dianut selama ini juga bcrubah. Paradigma lama ''human

exceptionalismparadigm" yang mcnganggap bahwa dunia ini memang dikhususkan kepacla manusia

yang boleh saja mengeksploitasi biosphere lainnya juga berubah (Harahap, 2008). Perusahaan

mulai menyadari sepenubnya bahwa isu lingkungan clan sosial merupakan bagian penting clari

perusahaan clisamping usaha-usaha mencapai laba. Penelitian Pfleiger et al (2005) clalam Ja'far &

Amalia (2006) menunjukkan bahwa usaha-usaha pelestarian lingkungan oleh perusahaan akan

mendatangkan sejumlah keuntungan, diantaranya adalah ketertarikan pemegang saham clan

76

Page 5: PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT ANSI … · meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah clan pola prcsipitasi, hilangnya gletser hingga punahnya
Page 6: PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT ANSI … · meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah clan pola prcsipitasi, hilangnya gletser hingga punahnya

PEl\11\NASAN GLOB1\L (GLOBAL WARWNG) DAN AI�UNTANSl LINCK UN GAN

pelaporan (disclosure) tanggung jawab sosial pernsahaan dalam pelaporan keuangan (Susenohaji,

2006).

Ja'far & Amalia (2006) menycbutkan: (1) Penelitian-pcnclitian yang berkaitan dengan

pelaporan lingkungan (environJJJenta! disclosure) oleh perusahaan telah mengalami peningkatan yang

signifikan sejak empat dekade terakhir (Bates, 2002). (2) Review yang dilakukan oleh Berthelot

et al (2003) menunjukkan bahwa penelitian mengenai hubnngan antara enviromnental disclosure

clengan kinetja keuangan cukup banyak dilakukan. (3) Beberapa peneliti umumnya

mcnggunakan variable kinerja keuangan a tau pasar modal· sebagai predictor bagi kinerja

lingkungan atau environ!llental disdosttre itu sendiri (Stanwick et al, 2000). (4) Dari basil uji Brown

& Deegan (1998) amara tekanan media cetak terhadap tingkat environmental disclosure clalam annual

report hasilnya menunjukkan aclanya hubungan yang signifikan. (5) Neu et al (1998)

mcmbuktikan bahwa volunta�y e1wiron111e11tal disclosure berhubungan negatif clengan dcngan

profitabilitas tetapi berhubungan positif dengan tckanan clan lingkungan media terhadap faktor

lingkungan serta kuantitas dari voluntmy environmental disclosure. (6) Cormier et al (2004)

menyatakan Environmental disdosure itu sendiri merupakan perilaku berbasis pada legitimaC)' theory.

Andre,""· (2007) menjelaskan bahwa sejak tahun 1970 pemerintah Australia telah

merancang berbagai peraturan yang berkaitan dengan upaya menanggulangi masalah perubahan

iklim yang disebabkan oleh efek gas emisi karbon. Glohal Initiative on Forest and Climate Poli91 yang

dikeluarkan oleh pemerintah federal Australia diimplementasikan sebagai Pelaporan Carhon

Disclosure Pn!Ject (CDP) oleh korporasi, pertama kali dilaporkan oleh Rockefeller Phylanthrop�J'

Advisers di London tahun 2000, dan di tahun 2006 mclalui The CDP 4 Australia Report, pada

akhir pelaporan dinyatakan bahwa pcrubahan iklim dapat secara signifikan mempengaruhi nilai

perusahaan.

Ja'far & Amalia (2006) menyebutkan, Berry & Rondinelly (1998) menjelaskan bahwa

kinerja lingkungan sangat dipengarnl:,j oleh adanya faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah

clan tekanan media yang mendorong bagi pengelolaan lingkungan, serta faktor internal sepcrti

kemauan manajemen untuk melakukan manajemen lingkungan proaktif. Lebih jauh kinerja

lingkungan juga akan tercapai pada level yang tinggi jika perusahaan secara proaktif melakukan

berbagai tindakan manejemen lingkungan secara terkendali. Perusahaan akan terdorong untuk

melakukan pcngungkapan environ!llental disclosHre dalam annttal report karena merupakan hal yang

penting bagi pcrusahaan ditinjau clari perspektif strategi dan tanggung jawab sosial perusahaan

terhadap publik. Beberapa kekuatan yang mendorong perusahaan untuk melakukan tindakan

manajemen lingkungan adalah:

1. Regulator;y demand, tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan muncul sejak 30 tahun

terakhir, sctelah masyarakat meningkatkan tekanannya kepada pemerintah untuk menetapkan

peraturan pemerintah sebagai dampak meluasnya polusi. Sistem pengawasan manajemen

78

Page 7: PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT ANSI … · meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah clan pola prcsipitasi, hilangnya gletser hingga punahnya

Jurnal Etikonomi Vol. 12 No. 1 April 2013

lingkungan menjacli clasar untuk skor lingkungan, seperti program-program kesehatan clan

keamanan lingkungan. Perusahaan merasa penting menerapkan prinsip-prinsip TQEM ({otal

Quality Enviromnent 1Wodel) secara efektif, misalnya clcngan penggunaan tcknologi pcngontrol

polusi melalui pen&,o-unaan dean technology. Disisi lain, berbagai macam regulasi tentang

lingkungan belum mampu menciptakan 11Jin- win sol11tio11 diantara pihak terkait clalam

menciptakan inovasi clan persaingan sertatingkat produktivitas tinggi terhadap selurnh

pcrusahaan. Porter (1995) mcngindikasikan bahwa clalam pembuatan regulasi lingkungan

hendaknya melibatkan em1iromnentalist, legislatif clan perusahaan sehingga clapat menciptakan

mata rantai ekonomi yaitu environment, procluktivitas sumber daya, inovasi clan persaingan.

2. Cost factors_. aclanya komplain rerhadap produk-produk perusahaan, akan membawa

konsekwensi munculnya biaya pengawasan kualitas yang tinggi karena semua aktivitas yang

terlibat dalam proses procluksi perlu dipersiapkan dengan baik. Hal ini secara langsung akan

berclampak pacla munculnya biaya yang cukup tinggi sepcrti biaya sorting bahan baku, biaya

pengawasan proses pproduksi clan biaya pengetesan. Konsekwensi perusahaan untuk

mengurang1 polusi juga berdampak pacla munculnya berbagai biaya, seperti penyediaan

pengolahan limbah, penggunaan mesin yang clean techno!ogJ dan biaya pencegahan kebersihan.

3. Stakeholder forces. Strategi pendekatan proaktif terhaclap manajemen Jingkungan dibangun

berdasarkan prinsip-prinsip manajemenyakni mengurangi ,vaste dan mengurangi biaya

produksi, demikian juga respon terhaclap permintaan konsumen dan stakeholder. Peruahaan

akan selalu berusaha untuk memuaskan kepentingan stakeholder yang bervariasi dengan

mcncmukan berbagao kebutuhan alrnn manajemen lingkungan yang proaktif.

4. Competitive requirements, semakin berkembangnya pasar global clan munculnya berbagai

kesepakatan perdagangan sangat berpengaruh pada munculnya gerakan standarisasi

manajemen kualitas lingkungan. Persaingan nasional maupun internasional relah menuntut

perusahaan untuk mendapatkan jaminan dibidang kualitas, antara lain seri ISO 9000.

Sedangkan untuk scri ISO 140000 clominan untuk standar internasional dalm system

manajemen lingkungan. Keduanya memiliki perbedaan dalam kriteria clan kebutuhannya,

namun dalam pelaksanaannya saling terkait yakni dengan mengintegrasikan antara sistem

manajemen lingkungan clengan sistem manajemen pemsahaan. Untuk mencapai keunggulan

dalam persaingan (Hartman & Stanford, 1995), dapat dilakukan clengan menerapkan green

alliances yang merupakan partner diantara pelaku bisnis clan kelompok lingkungan untuk

mengintegrasikan antara tanggung jawab lingkungan perusahaan dengan tujuan pasar.

Berbagai dorongan di atas mengkondisikan perusahaan untuk melakukan manajemen

lingkungan secara proaktif berupa sistcm manajemen komprehensif yang rerdiri dari kombinasi

lima pendekatan, yaitu:

79

Page 8: PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT ANSI … · meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah clan pola prcsipitasi, hilangnya gletser hingga punahnya

PEMANAS1\N GLOB:\J� (GLOBAL WAR1'11NG) DAN AKUNTJ\NSl LlNGKUNGJ\N

1. Meminimalkan clan mencegah JJJaste, merupakan perlindungan lingkungan efektif yang

sangat membutuhkan aktivitas pencegahan terhaclap aktiv:itas yang ticlak berguna.

Pencegahan polusi merupakan penggunaan material atau bahan bairn, proses procluksi atau

praktek-praktek yang clapat mengurangi, meminimalkan atau mengeliminasi penyebab

polusi atau sumbre-sumber polusi. Teknologi yang terkait dengan pencegahan polusi clalam

biclang manufaktur meliputi: penggantian bahan baku, modifikasi proses, penggunaan

kembali material, recycling material dalamm proses sclanjutnya <lan dalam proses yang

bcrbeda (reuse). Tuntutan aturan dan cost untuk pengawasan polusi yang semakin

meningkat merupakan factor penggerak bagi pernsahaan untuk menemukan cara-cara yang

efektif dalam mencegah polusi.

2. Manajemen demand side, merupakan pendekatan dalam pencegahan polusi yang asal mulanya

digunakan dalam dunia industri. Konscp ini difokuskan pada pemahaman kcbutuhan dan

preferensi konsumcn dalam penggunaan produk clan didasarkan pada tiga prinsip dasar

yaitu tidak menyisakan produk yang waste, menjual sesuai dengan jumlah kebutuhan

konsumen clan membuat konsumen Jebih efisien dalam menggunakan produk. Hal ini

mengharuskan perusahaan melihat dirinya sendiri dalam cara pandang baru sehingga dapat

menemukan peluang-pcluang bisnis baru.

3. Desain lingkungan, merupakan bagian integral proses pencegahan polusi dalam manejemn

lingkungan proaktif. Perusahaan sering clihadapkan pada ine.fisiensi dalam mendesai produk.

I'vlisalnya produk tidak dapat dirakit kembali, di-1pgrade dan di-reqcle. Design For Enjiron!llental

(DFE) dimaksudkan untuk mengurangi biava reprocessi�� clan mengembalikan produk kc

pasar secara lebih ccpat dan ekonomis.

4. Poduct ste.1verdership, merupakan praktek-praktek yang dilakukan untuk mengurangi resiko

terhaJap lingkungan melalui masalab-masalah dalam desain manufakt:ur, distribusi,

pemakaian atau penjualan produk. Dibeberapa Negara telah muncul peraturan bahwa

perusahaan bertanggung jawab untuk mclakukan reclaim, rerycling dan re-manufacturing pro<luk

mereka. Dengan menggunakan li[e-r)"cle-assasment (LCA) dapat ditentukan cara-cara

perusahaan dalam mengurangi atau mengeliminasi IJ!aste dalam seluruh tahapan, mulai dati

bahan mentah, produksi, distribusi dan penggunaan oleh konsumen (Dias et al, 2004).

Alternatif produk yang memilik.i less pollution dan alternatif material, sumber energi, metode

prosessing yang mengurangi waste menjadi kebutuhan bagi pcrusahaan.

5. Ahmtansi full costing, merupakan konsep cost environmental yang secara langsung akan

berpengaruh terhaclap individu, masyarakat dan lingkungan yang biasanya tidak mendapat

perhatian dati pcrusahaan. Full cost accounting berusaha mengidentifikasi dan

mengkuantifikasi kincrja biaya lingkungan sebuah produk, proses produksi clan sebuah

proyek dengan mempertimbangkan empat macam biaya yaitu: (1) biaya langsung, seperti

80

Page 9: PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT ANSI … · meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah clan pola prcsipitasi, hilangnya gletser hingga punahnya

Jurnal Etikonomi Vol. 12 No. 1 April 2013

biaya tenaga kerja, hiaya modal dan hiaya bahan mentah (2) biaya tidak langsung, seperti

bia)'a monitoring dan reporting (3) biaya tidak menentu, misalnya biaya perbaikan, dan (4) biaya

yang tidak kclihatan, scpcrti biaya public relation dangood 1JJill.

Penerapan manajemen proaktif memerlukan keterlibatan beberapa pnns1p dasar ke

dalam strategi perusahaan yang antara lain adalah mengembangkan anggaran untuk pembiayaan

lingkungan, menganalisis berbagai dampak isu lingkungan dalam kaitannya dengan permintaan

dimasa depan terhadap produk dan persaingan industri serta mengidentifikasi dan

mengkuantifikasikan pcrtanggung jawaban lingkungan. Meskipun demikian hingga saat ini masih

belum ada kesepakatan final untuk pengukuran kinerja lingkungan clan pelaporan pertanggung

jawaban lingkungan.

2. Konsep Akuntansi Lingl...·ungan (Environment Accounting)

Kesadaran masyarakat terhadap penanggulangan pemanasan global dan tanggung jawab

lingkungan telah menunjukkan gejala yang terus meningkat. Konsumen mulai

mempertimbangkan dan memilih produk-produk yang menawarkan konsep 4R, red11ce, reuse,

re9·cle dan recovery. :Munculnya /,Teen product, green office and l7lanefactHre, green home atau green kitchen

yang menawarkan konsep hemat energi dan ramah lingkungan mulai menjadi idaman para

konsumen.

Andi Firman (2007) dalam Mangoting (2007) mcnyebutkan, tanggung jawab sosial

adalah suatu konsep yang bem1aterikan tanggung jawab sosial dan lingkungan oleh perusahaan

kepada masyarakat luas, khususnya Ji wilayah perusahaan itu beroperasi. Kaya (2008)

menjelaskan bahwa dalam ha! merespon kepedulian perusabaan terhadap perubahan iklim,

perusahaan pemerintah sesuai dcngan sifatnya, lebih banyak mclakukan usaha-usaha

pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan atau services, sedangkan

perusahaan s,1:asta bertujuan untuk meningkatkan profitabilitas, clan ketika membandingkan

tespon dan tanggungjawab terhadap pengelolaan lingkungan, ternvata perusabaan berskala

besar lebih banyak merespon ketimbang perusahaan berskala kecil.

Pemenuhan tanggung jawab lingk,rngan yang awalnya di<lorong oleh faktor ekstcrnal

seperti tuntutan konsumen, peraturan pemerintah, investor dan dorongan persaingan, mulai

berubah menjadi kesadaran dan kebutuhan internal manajemen, bahkan kemudian berkembang

menjadi salah satu skala prioritas manajemen clalam mengambil keputusao bisnis sehingga

perusahaan terdorong untuk mencari bcrbagai model alternatif solusi dalam pengelolaan

lingkungan. Pergeseran paradigma ini membcrikan inspirasi kepada manajemcn korporasi untuk

mengintegrasikan biaya lingkungan menjadi elemen keunggulan kompetitif. Pandangan

konvensional yang semula menganggap biaya lingkungan sangat mahal dan Japat menghambat

daya saing perusahaan berubah menjaJi faktor penting yang dapat menciptakan keunggulan

81

Page 10: PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT ANSI … · meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah clan pola prcsipitasi, hilangnya gletser hingga punahnya

PEi\lAN;\SAN GLOBAL (GLOBAL WAR!\IING) DAN 1H-�UNT1\NSJ Lll:\GKUNCAN

kompetitif yang bernilai tinggi, berkualitas, unik dan justrn herharga murah melalui penerapan

teknologi yang bersih, hemat energi dan ramah lingkungan. 1\kuntansi lin.gkungan (environ171enf

acco1mting) yang utuh (akuntansi jitif costing bukan hanya enviromnent disclos14re) menjadi semakin

dirasa penting terutama untuk menentukan indikator dalam penilaian kinerja clan kelangsungan

hidup perusahaan atau entitas bisnis yang berhubungan langsung clan cukup rentan terhadap isu

lingkungan sehingga perbitungan aspek resiko (risk) maupun keuntungan (benefit) li.n.gkungan

dapat tersaji <lalam laporan keuangan sebagai bagian dari infonnasi yang berguna bagi para

investor clan kreditor untuk mengambil keputusan bisnis.

i\kutansi lingkungan, seperti akuntansi pada umumnya, merujuk pacla proses pencatatan

clan pelaporan biaya li.n.gkungan sebagai salah satu sumber informasi yang dapat <ligunakan oleh

para pelaku ekonomi sebagai dasar dalam mengamhil keputusan bisnis. Hansen & Mowen

(2002) dalam Susenohaji (2006) menjclaskan bahwa informasi akuntansi tidak hanya berkutat

pada kalkulasi yang tepat atas biaya lingkungan clan pembebanan produk, tetapi juga ditujukan

untuk mendukung kebijakan manajemen dalam melakukan efisiensi biaya produk. Secara lebih

luas Klassen & McLaughin (1996) dalam Susenohaji (2006) juga menyatakan bahwa informasi

akuntansi biaya lingkungan merupakan kunci untuk mengurangi biaya produk akibat proses

produksi yang tidak efisien. Inefisiensi ini discbabkan olch proses pro<luksi yang masih

menyisakan banyak limbah, penggunaan bahan baku yang tidak berguna clan pemborosan energi

dalam setiap tahap proses produksi.

Kuhre (1995) dalam Susenohaji (2006), menjelaskan bahwa sebelum tahun 1991

kebijakan perlakuan biaya lingkungan cenderung berorientasi kepada perbaikan clan konsevasi

(recovery dan conservation) akibat limbah produk. Hal ini sejalan dengan tckanan legal dari lembaga

ben.venang yang menuntut agar limbah perusahaan tidak mencemari lin.gkungan sehingga

perkembangan teknologi lingkungan yang masih tradisional menjadi pendorong tujuan

akuntansi biaya Iingkungan saat itu. Sejak tahun 1992 seiring dengan perubahan kepentingan

manajemen, kebijakan biaya lingk.ungan menjadi lebih bcrsifat pencegahan (prr:vention) Iimbah.

Manajemen korporasi tidak lagi hanya berkutat pada kebijakan yang bersifat instrumental tetapi

lebih kepada kebijakan strategis untuk penciptaan nilai dan komitmen etika lingkungan yang

bersih dan ramah lingkungan. Kodrat (2002) dalam Susenohaji (2006) menjelaskan bahwa

terdapat 6 bentuk pergeseran dalam konsep manajemen lingkungan, yaitu:

1. Dari pengolahan limbah ujung pipa (end of pipe) ke pengolahan limbah di setiap titik

proses sejak awal.

2. Dari peraturan perun<lang-undangan (comvzand & controO kc instrument pasar.

3. Dari yang bersifat wajib (mandatory) ke sukarcla (voluntary)

4. Dari cara penanganan yang bersifat parsial ke penanganan yang lebih sistematik.

82

Page 11: PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT ANSI … · meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah clan pola prcsipitasi, hilangnya gletser hingga punahnya

Jurnal Etikonomi Vol. 12 No. 1 April 2013

5. Dari pengelolaan yang bersifat sendiri-sendiri kc cara pengelolaan yang bersifat jaring

kerjasama (mtwork)

6. Dari yang bersifat instrumental ke yang lebih fundamental (val#es & ethics).

Perubahan orientasi akuntansi biaya lingkungan diclasarkan pacla konsep ecoeficiency yang

mengharuskan perusahaan memprocluksi barang clan jasa yang lebih berguna clan secara

simultan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang dilakukan secara integratif clan

menyeluruh. Menyeluruh artinya peningkatan nilai produk clan pengurangan limbah <lilakukan

mulai tahap pcmilihan bahan baku, proses procluksi, sampai dengan pasca pro<luk dikonsumsi.

Sedangkan integratif climaksudkan bahwa pengurangan limbah dan polusi harus tetap

berkorelasi positif dengan peningkatan nilai produk. Ecoejicienry telah mengubah orientasi

akuntansi biaya lingkungan yang selama ini cenderung sebagai biaya bagi perusahaan berubah

menjadi informasi startegis untuk meningkatkan keunggulan kompetitif (Hansen & Mowen,

2002 dalam Susenohaji, 2006).

Perubahan tujuan clan perlakuan biaya lingkungan dapat dilak-ukan dengan memetakan

siklus biaya produksi (lije qcle cost) dalam proses produksi. Siklus biaya dimulai sejak perencanaan

desain produk sampai dengan penanganan pro<luk pasca terpakai (post purchase). Informasi

akuntansi biaya tidak lagi ditujukan hanya untuk ketepatan kalkulasi biaya lingkungan untuk

pengolahan limbah dan perbaikan kerusakan lingkungan semata, tetapi lebih kepada identifikasi

informasi terhadap tahap proses produksi yang tidak efisien. Biaya lingkungan berupa biaya

pengolahan limbah <lan biaya konse:rvasi yang selama ini menjadi beban perusahaan, tujuannya

bergescr menjadi biaya pencegahan. Proses pcncegahan tcrsebut dilakukan scjak tahap

perencanaan desain proses produksi, jauh sebelum tahap proses produksi dilakukan (Suscnohaji,

2006).

Total Environmental Quality Model (TEQM)

Tujuan informasi akuntansi biaya lingkungan dapat dianalisis dengan Tota/Environmental

Oualit;, Model (TEQlvl) yang diadopsi dari Tota/ Quality Management (TQM). Tujuan utama TQM

adalah untuk mencapai produksi dengan tingkat kerusakan produk nol (zero d�fect), sedangkan

dalam TEQM diadopsi menjadi tingkat kerusakan lingkungan nol (zero damage). Kerusakan

lingkungan (environmental da17la,_�e) diartikan sebagai turunnya kualitas atau degradasi lingkungan

secara langsung yang disebabkan limbah padat, limbah cair clan gas atau sisa limbah lainnya.

Banyaknya limbah yang dihasilkan merupakan indikator proses produksi yang tidak efisien

(Susenohaji, 2006). Dengan memanfaatkan informasi dalam akuntansi lingkungan, perusahaan

dapat mengidentifikasi titik-titik produksi mana yang mcnjadi penyebab dasar dibasilkannya

limbah yang berdampak pada pemborosan akibat besamya biaya yang hams clikeluarkan

pcrnsahaan untuk mengolah limbah.

83

Page 12: PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT ANSI … · meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah clan pola prcsipitasi, hilangnya gletser hingga punahnya

PEJ\11\NASAN GLOl:lAL (GLOB.'\!. W;\.RJ\lING) DAN AKUNTANSJ LJNGKUNGAN

TEQ.M mengklasifikasikan biaya lingkungan (environmental cost) menjadi 4 katagori yang

menjadi dasar dalam mengbitung clan menyusun laporan biaya lingkungan yang clapat

membantu mcnajcmcn mcmetakan clan mcnilai kcbijakan yang paling cfcktif dalam mcnangani

biaya lingkungan (Hansen & Mowen, 2002). Klasifikasi biaya tersebut aclalah:

1. Biaya pencegahan (prevention cost), yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk

mencegah dan menghindari proses produksi yang dapat menghasilkan pencemaran

lingkungan. Contohnya biaya inYestasi alat untuk mengontrol polusi clan mengeliminasi

pcnccmaran, biaya investasi teknologi dan research setta pcmilihan bahan baku yang

memungkian dilakukannya re�ycle produk.

2. Biaya deteksi (detection cost), yaim biaya proses produksi yang clikeluarkan untuk memenuhi

kepatuban terhaclap ketentuan atau regulasi yang cliberlakukan oleh pihak bet\venang.

Contohnva biaya untuk memenuhi ketentuan hukum clan ISO 14000 untuk penanganan

limbah.

3. Biaya kegagalan internal (internal failure cost), yaitu biaya yang clikeluarkan untuk memproses

clan mengolah tesiclu produksi yang gaga! dicegab dalam proses procluksi. Residu tersebut

harus diolab sehingga menjadi limbah yang aman clan ramah lingkungan sesuai dengan

standar yang diretapkan sebelum akhimya clibuang ke sungai. Contohnya biaya untuk

mengoperasikan alat yang dapat mengurangi kaclar polusi limbah, biaya untuk memperoleh

fasilitas lisensi pengolahan limbah yang terkontaminasi dan rer:)'cling scrap.

4. Bia ya kegagalan eksternal (extemal failure cost), yaitu biaya yang clikeluarkan karena limbah clan

residu proses produksi clan produk telah merusak lingkungan. Biaya ini aclalah biaya recovery

untuk lingkungan yang tclah rusak akibat pembuangan limbah pabrik. Biaya ini berupa

realized cost, biaya yang harus clibayar kepada masyarakat yang mengetahu.i dan dirugikan

limbah tersebut, clan unrMlized cost, estimasi biaya yang harus ditanggung perusahaan

walaupun masyarakat ticlak secara saclar dirugikan langsung.

Limbah procluk clan polusi lingkungan merupakan indikator masih aclanya inefi.siensi

produk sehingga pengeluaran biaya pacla pos kegagalan internal clan ekstemal (internal and

external fa;/ure cost) menjadi indikator bah\va proses produksi belum efisien. Besarnya biaya

pengolahan limbah ticlak berkolerasi positif clengan nilai clan kualitas produk sehingga biaya

produksi menjacli tinggi akibat mahalnya biaya pengolahan limbah yang mcnyerap biaya ganda

bcrupa biaya investasi mesin, biaya tenaga kerja tetap clan biaya ijin pembuangan sehingga

strategi biaya lingkungan yang semula bertujuan untuk menangani proses kegagalan internal clan

eksternal justru menimbulkan inefisiensi produk. Biaya pencegahan (prevention cost) merupakan

trade off terhaclap biaya kegagalan internal clan kegagalan eksternal. Melalu.i investasi clan

penanganan terhadap biaya pencegahan akan mengurangi rcsiko biaya yang terjadi dalam kedua

pos biaya kegagalan internal clan eksternal tersebut. Biaya lingkungan yang berorientasi kepacla

84

Page 13: PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT ANSI … · meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah clan pola prcsipitasi, hilangnya gletser hingga punahnya

Jurnal Erikonomi Vol. 12 No. 1 April 2013

biaya pencegahan mempunyai banyak keuntungan. Proses produksi menjadi bebas limbab

sebingga tidak memerlukan biaya pasca produksi yang besar dan perusahaan dapat melakukan

cfisiensi serta penghematan biaya. Produk yang dibasilkan juga mempunyai nilai dan kualitas

yang lebih ting.__l?j karena mampu memenuhi ekspektasi konsumen yang semakin sadar

lingkungan sehingga clapat meningkatkan pangsa pasar clan profit bagi pernsahaan.

Strategi pencegahan dalam TEQM pada tingkat perencanaan produk Juga dapat

diterapkan perusahaan melalui konsep 9clic capitalism. Perusahaan scbisa mungkin dapat

mengkonsumsi sendiri limbah produk yang dihasilkan. Limbah yang dimak.sud bukan hanya

resiclu produksi, tetapi juga meliputi procluk bekas pakai perusahaan yang dilakukan clengan cara

mengolahnya kembali (recycle) menjacli procluk baru. Agar terwujucl, sejak awal proses

perencanaan desain produk harus mempertimbangkan seluruh aspek yang memungk.inkan

dilakukannya !)'Cfic capitalism tcrscbut. Pacla tahap proses, pcnggunaan teknologi yang bcrsih dan

hemat clalam desain proses produksi akan mengurangi, bahkan mengeliminasi sekecil mungkin

limbah dalam setiap tahap proses produksi. Efisiensi energi akan menghasilkan efisiensi biaya

yang berarti ikut memperkecil biaya produksi setiap produk yang dihasilkan (Susenohaji, 2006).

Dengan mengintegrasikan paradigma lingkungan ke clalam fonnulasi visi clan strategi kebijakan

perusahaan serta perencanaan produk sejak awal, biaya lingkungan bukan lagi diorientasikan

pada aktivitas perbaikan kerusakan lingkungan namun lebih kepada investasi desain proses

produksi clan model prod uk yang ramah lingkungan.

Beberapa aplikasi kebijakan teknik <lengan pendekatan TEQM sebagai hasil dari

informasi akuntansi biaya lingkungan antara lain adalah:

1. Mengurangi penggunaan raw material atau virgin material. Konsep ini mcrupakan pengurangan

biaya dengan meminimalisasi penggunaan bahan baku baru dalam proses produksi untuk

mengurangi dampak eksploitasi terhaclap lingkungan. Desain proses produksi clan

penggunaan bahan mentab produk diarabkan untuk dapat dilakukan reqcle process yang akan

mcmberikan 2 keuntungan bagi pcrusahaan, yaitu 1) perusahan tidak perlu mengeluarkan

biaya tinggi untuk pengolahan atau pembuangan limbah sebab perusahaan tidak mencemari

lingkungan, 2) untuk bahan baku perusahaan dapat mengolah kembali produk bekas pakai

yang harganya jauh lebib murah.

2. Mcngurangi hazardotfs material. Kebijakan ini memungkinkan pcrusahaan mengeliminir clan

mereduksi seminimal mungkin bahan-bahan produksi yang berpotensi menimbulkan

pencemaran clan merusak lingkungan.

3. Mengurangi kebutuhan energi dalam senap proses produksi. Konsep ini mcmungkinkan

perusahaan melakukan penghematan biaya overhead, terutama untuk proses produksi yang

ticlak memberi nilai tambah.

85

Page 14: PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT ANSI … · meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah clan pola prcsipitasi, hilangnya gletser hingga punahnya

PEJ\L'\NASAN GLOBAL (GLOBAL \X'AR.l\UNG) DAN AKUNTA.NSJ LlNGKUNGAN

4. .Mengurangi pelepasan residu. Konsep ini sangat terkait dengan pemilihan penggunaan

bahan baku produk yang sebisa mungkin didasari pada karakterisrik bahan baku yang

mempunyai residu paling kecil. Residu yang tinggi akan menghasilkan 1Vaste yang justru

menjacli indikator inefisiensi pada proses produksi.

Berbagai riset yang bertujuan untuk mendesain produk yang memungkinkan

dilakukannya proses daur ulang (re91cfp) terus dilakukan sebagai bentuk implementasi terhadap

kebijakan manajemen yang bersifat pcngendalian. Sebagai bentuk pencegahan (prevention) limbah,

pernsahaaan juga melakukan berbagai riset untuk menghasilkan bahan baku yang ramah

lingkungan, mempunyai limbah minim atau bahkan nol (zero defect) dengan mengarahkan

investasi kepada clea!l/ gmn technology sehingga tanggung jawab lingkungan tidak lagi menjadi

beban tetapi justru menjadi kebutuhan bagi produsen untuk menciptakan keunggulan kompetitif

perusahaan (I<:.uhre, 1995 dalam Susenohaji, 2006).

Peranan Environment Accounting Dalam Penciptaan Keunggulan Kompetitif Perusahaan

Biaya lingkungan d.iorientasikan pa<la investasi jauh scbelum proses produksi d.ilakukan

yang diwujudkan dalam bentuk investasi mesin produksi yang ramah lingkungan dan hemat

energi. Banyaknya riset yang dilakukan untuk menemukan bahan baku dan model produk yang

lebih efisien serta dapat didaur ulang memungkinkan produsen menghernat biaya produk yang

cukup besar karena proses produksi mampu menghasilkan scdikit limbah atau bahkan zero

damage. Produk yang bersih, hemat energi, ramah lingkungan dan semakin murah akan menjadi

pemicu keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Hal ini sekaligus mernbalik paradigma bahwa

biaya lingkungan sangat besar sehingga peduli terhadap lingkungan d.ianggap dapat menghambat

daya saing produk.

Akuntansi lingkungan menjadi alat informasi yang sangat penting, mclalui pendckatan

analisis sistematis proses sebab akibat ([p!ematic, cause and effect anab'sis) clan aliran material produk

(flow ef material) perusahaan dapat mencleteksi sumber-sumber pemborosan yang terjadi akibat

limbah pada seriap tahap proses produksi. Biaya lingkungan yang besar merupakan inclikator

adanya pemborosan dalam proses produksi yang menunjukkan adanya inefisiensi yang dapat

merugikan perusahaan. Ber<lasarkan informasi dalam akuntansi lingkungan perusahaan mampu

mengukur besamya biaya lingkungan yang relah dikeluarkan, terutama yang berkaitan dengan

pemenuhan ketentuan legal. Pengolahan limbah produksi membutuhkan biaya yang cukup besar

untuk melakukan pembaharuan (recovery) sehingga dapat mengakibatkan naiknya biaya pokok

produk. Biaya lingkungan yang semakin menurun tanpa melanggar ketcntuan hukum lingkungan

menjad.i indikator suksesnya pelaksanaan proses produksi clan produk secara berkelanjutan yang

akan menurunkan biaya lingkungan secara bertahap. Rendahnya biaya lingkungan menjadi

indikator meningkatnya kinerja perusahaan karena rendahnya berbagai biaya lingkungan yang

86

'

Page 15: PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT ANSI … · meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah clan pola prcsipitasi, hilangnya gletser hingga punahnya

Jurnal Etikonomi Vol. 12 No. 1 April 2013

hams ditanggung. Pembebanan biaya (cost assignment) lingkungan yang terjadi pada setiap produk

dapat lebih akurat sehingga mengurangi biaya produk dan perhitungan harga pokok produk

menjadi lebih realistis. Informasi clalam akuntansi lingkungan dapat mengidentifikasi sumber­

sumber pemborosan biaya clan limbah (waste) sehing.._�a sumber pemborosan clan limbah yang

menjadi penyebab inefisiensi dapat dieleminisir dan diperbaiki secara berkelanjutan (crmtinous

improvement) melalui kebijakan-kebijakan perusahaan yang cepat clan efektif sehingga perusahaan

mampu menciptakan dan meningkatkan nilai serta kualitas produk secara berkelanjutan. Melalui

investasi teknologi, bahan bairn yang tak terpakai dapat dieleminasi clan mengurangi konsumsi

energi sehingga clapat dihasilkan produk yang memenuhi standar ecolabe/ yang dapat menjadi

pemicu signifikan dalam memenangkan kompetisi. Biaya produk menjadi murah clan bersih

karena hanya menghasilkan sedikit limbah atau bahkan zero dama/!,e yang akan meningkatkan daya

saing perusahaan (J\nshari, 1997 dalam Susenohaji, 2006).

Environment Accounting Dalam Perspektif Syariah

Menurut konsep ekonomi kapitalisme, fungsi pcrusahaan hanyalah mencari laba.

Berdasarkan pendapat klasik yang bcrkcmbang pa<la a bad kc-19, diwakili oleh i'vWton Friedman

yang bertitik tolak pada konsep persaingan sempurna, perilaku ekonomi terpisah clan berbeda

bentuk dengan jenis perilaku yang lain. Tujuan perusahaan hanya mencari umung yang sebesar­

besarnya. Kr.iteria keberhasilan perusahaan diukur oleh daya guna pertumbuhan. Menurut

pendapat ini, usaha yang dilakukan perusahaan semata-mata hanya untuk mcmenuhi pcrmintaan

pasar dan mencari untung yang akan dipersembahkan kepada pemilik modal (Harahap, 2008,

2003).

Menurnt Belkaoui (1984) dalam Hatahap (2008, 2003, 2001), m�zhab ekonomi Marxis

secara rerus rnenerus mengkritik konsep ckonomi kapitalis ini karena dinilai irasional, memiliki

kontradiksi internal dan mcngeksploitasi manusia. Diluar itu rnuncullah mazhab ckonomi lain

seperti institusionalis, evolutioner/ kultural, kolektif, kuantitaif, sosial eksperimental, administratif,

instrumental, ajfluent economics dan ekonomi radikal yang berbeda dari paradigma kapitalis tadi.

Bahkan terakhir muncu] ekonomi berbasis agama yaitu ekonomi Islam yang memperhatikan

alam bahkan akhirat atas tuntunan syariah. Paradigma ini tentu akan mempengaruhi fungsi

emitas perusahaan clan akhirnya mempengaruhi akutansi clan laporan akuntansinya.

Laporan Akuntansi Sosial Ekonomi (ASE)

Berbeda dari konsep kapitalisme dalam fungsi entitas, perusahaan hanya mencari laba,

dalam akuntansi syariah yang berhasis ekonomi Islam, fungsi komcrsil dan fungsi sosial <lari

suatu entitas tidak dipisahkan. Benar bahwa perusahaan boleh mencari laba namun tidak boleh

merusak tatanan sosial yang diikat oleh aturan syariah. Salah satu jenis laporan untuk

menggambarkan fungsi sosial perusahaan itu adalah lapotan Akuntansi Sosial Ekonomi (ASE)

87

Page 16: PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT ANSI … · meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah clan pola prcsipitasi, hilangnya gletser hingga punahnya

PEi\L'\NASt\N GLOBAi. (GLOBAL WARMING) DAN /\IS:.UNTANSJ LINC KU NGAN

yang idenya datang dari kerangka fikir akuntansi konvensional clan muncul karena

ketidakmampuan konsep akuntansi yang sekarang ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

akan situasi kehidupan yang aman, berkeadilan serta alam yang lestari (sNistainable) clan

terpelihara. Akuntansi konvensional hanya mencatat yang menyangkut transaksi yang dilakukan

secara timbal balik (t·eciprocal) clan sama sekali tidak memiliki perehatian terhadap externalities atau

transaksi perusahan yang bersifat non reciprocal (Harahap, 2008).

Menurut Kholis (2002) dalam Harahap (2008, 2007a), pelaporan ASE sudah mu]ai

diikuti clan menjadi lazim bag:i beberapa perusahaan besar khususnya negara-negara maju baik

karena kebijakan publik atau secara sukarela maupun karena rekomendasi atau saran-saran clan

kewajiban dar.i regulator (SEC, Bapepam). Di Amerika praktik pelaporan ini sudah dimu]ai sejak

tahun 1970 walaupun masib bersifat sukarela contohnya dapat dilihat dari FAS No.S tentang

pelaporan dampak perusahaan kepacla lingkungan. Kantor akuntan Ernst & Ernst (1971 ), Davis

& R.L.Blomstrom (1971) dan Cumntittee for Economic Developtnent (1971) telah menulis beberapa

hal yang harus dilaporkan adalah lingkungan hidup, energi, SDM dan pendidikan, praktek bisnis

yang jujur, membantu masyarakat lingkungan, kegiatan seni budaya, hubungan dengan

pemegang saham dan bubungan dengan pemerintah. Dalam pdaporan lingkungan hidup

misalnya, yang dilaporkan antara lain adalah temang pengawasan terhadap efek pol usi,

perbaikan pengrusakan alam, konversi alam, keindahan alam, pengurangan suara bising,

penggunaan tanah, pengelolaan sampah dan limbah, riset dan pengembangan lingkungan,

kerjasama dengan pemerintah dan universitas, pembangunan lokasi rekreasi, dll.

Harahap (2008, 2007a) menjelaskan bahwa konscp pengukuran dan penilaian dalam

ASE mcrupakan hal yang sangat rumit. Dalam ASE harus diukur dampak positif (social benefit)

dan dampak negatif (social cost) yang ditimbulkan oleh kegiatan perusahaan. Biasanya dampak

positif dan negatif ini bdum dapat dihitung secara pasti, baru dalam tahap formula pengukuran

dengan menggunakan taksiran. Namun demikian sebagai infonnasi yang akan dilaporkan dalam

ASE dapat dibuat dengan berbagai metode pengukuran seperti:

1. Menggunakan penelitian dengan menghitung opportuni(J' cost approach. .Misal, dalam

menghitung soda! cost dari pembuangan limbah, maka dihitung berapa kerugian manusia

dalam hidupnya, berapa berkurang kekayaannya, berapa kerusakan \,111.layahnya, dll yang

diaki.batkan pembuangan limbah. Total kerug:ian itulah yang menjadi total cos/ perusahan

(Belkaoui, 1985)

2. !vienggunakan daftar kuisioner, survey, lelang, dimana mereka yang merasa dirugikan

ditanyai berapa jumlah kerugian yang dirimbulkan, berapa biaya yang harus dibayar sebagai

kompensasi kerugian yang diderita.

3. :Menggunakan hubungan antara kerugian massal dengan permintaan untuk barang

perorangan dalam menghitung jumlah kerugian masyarakat.

88

Page 17: PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT ANSI … · meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah clan pola prcsipitasi, hilangnya gletser hingga punahnya

Jurnal Etikonomi Vol. 12 No. 1 April 2013

4. .l'vlenggunakan reaksi pasar dalam menentukan harga. 1\:lisal, vonis hakim akibat pengaduan

masyarakat akan kerusakan lingkungan dapat dianggap sebagai dasar perhitungan.

Scperti halnya di dunia, praktik pclaporan ASE di Indonesia masih bersifat sukarela .

.Menurut beberapa hasil penelitian empiris di Indonesia, menunjukkan bahwa perusahaan masih

sangat rendah dalam melakukan pengungkapan aspek sosial (Utomo, 2002), kalaupun ada yang

melakukan pengungkapan ASE adalah pernsahaan besar dan tingkatn)'a rendah sekitar 42,32%

(Henry & .Murtanto, 2001), pcrusahaan dengan profitabilitas tinggi (Harahap & Geace, 2003).

Mctode pengungkapan laporan ini lebil1 ban yak menggunakan ripe naratif kualitatif.

Social Reporting dalam Perspektif Islam

Social repo,tin,f!, dalam perspektif Islam menurut llaniffa (2002) dalam IIarahap (2008)

adalah: menunjukkan akuntabilitas kepada Tuhan clan masyarakat. meningkatkan transparansi

kegiatan bisnis dengan menyajikan informasi yang relevan dengan memperhatikan kebutL1han

spiritual inYestor muslim atau kcpatuhan spiritual investor muslim atau kepatuhan syariah dalam

pengambilan keputusan. Dalam konteks ini maka social reporting Islam harus mampu

mengungkapkan beberapa informasi yang dibutuhkan pembaca laporan sehingga dapat

menjawab segala pertanyaan yang berkaitan dengan keyakinan dan hukum Islam. Haniffa

memberikan prinsip etika dan isi dari social repor/jng Islam sebagai berikut:

Terna Etika Isi Informasi Keuangan &Infestasi Tauhid, Halal, Haram, Ke·wajiban Kegiatan riba, pembagian laba. Kcgiatan

yang bersifat gharar. Pethitungan dan pembavaran :,:akat.

Prociuk Tauhid, Halal, Haram Sifat produk atau jasa. Kegiatan/ proses produksi.

Kepegawaian Tauhid, Adil, Amanah Tingkat upah. Sifat pekerjaan, izin ibadah, libur, cuti , jam kerja. Pendidikan clan latiha.n. Kesemparan yang sama.

Masyarakat Tauhid, Ummat, Amanah, Adil Infaq, scdekah: jumlah clan penerima. Wakaf: jenis dan nilai. Pembiayaan kebajikan: umlah clan penerima.

Lingkungan Taub.id, Khilafah, Keseimbangan, Penggunaan resoris: penjelasan clan jumlah Akhirat, l'tidal Israf yang dipakai. Konservasi lingkungan:

penjelasan dan jumlah. lslam a<lalah sistem nilai yang lengkap, komprehens1f, kafjah, maka sudah sewa1amya

akuntansi Islam juga merniliki sistem laporan akuntansi yang lengkap dan tcrintcgrasi tidak

hanya terbatas memperhatikan entitas bisnis sendiri tetapi juga hams dinilai secara terintepretasi

dengan masyarakat clan alam. 'fransaksi perusahaan dengan masyarakat clan alam harus dicatat,

diukut, dinilai <lan dilaporkan akan pembaca juga mengetahui kinerja sosial dan Jingkungan

entitas tersebut. Islam bukan individualis, tetapi manusia dianggap makhluk sosial bahkan lebih

jauh lagi sistem Islam mcngaitkan antara dunia dan akhirat secara terintegrasi (Harahap, 2008).

Jadi, Environment Accounting merupakan bagian dari pelaporan ASE konvensional maupun Social

Reporting Islam .. ASE muncul akibat lemah dan terbatasnya sistem akuntansi kapitalis yang hanya

89

Page 18: PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT ANSI … · meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah clan pola prcsipitasi, hilangnya gletser hingga punahnya

PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARJ\llNG) D1\N AKUNTANSJ UNGKUNGAN

bersifat reciprocal dan cenderung mengabaikan kepentingan sosial termasuk kepedulian clan

tanggung jawab perusaban terhaclap lingkungan. Hal ini sejalan dengan sistem dan nilai-nilai

yang diterapkan clalam Akuntansi Sosial Ekonomi lslam yang tidak saja mengukur aspek

material tetapi juga aspek non material yang diclasari oleh keparuhan untuk menjalankan syariah

Islam.

4. KESIMPULAN

Global warming adalah salah satu permasalahan dunia yang harus segera ditanggulangi

karena berdampak pacla perubahan kondisi bumi yang dapat mengancam kelangsungan hiclup

manusia clan makhluk bidup lain. Karenanya, masyarakat, baik individu, pemerintah clan

perusahaan dituntut untuk memiliki tanggung jawab sosial clan lingkungan. Perusabaan sebagai

penggerak kemajuan ekonomi memiliki andil yang cukup besar dalam merusak lingkungan.

Menurut panclangan klasik, fungsi perusabaan sebagai entitas ek:onomi clan manusia adalah clua

hal yang berbeda. Perusahaan bertujuan untuk mencari Laba dan tidak perlu bertanggung jawab

pada kepentingan sosial.

Semakin meningkatnya dorongan dari eksternal perusahaan yaitu dari konswnen,

pemerintah clan sistem regulasi maupun persaingan bisnis, paradigma lama yang menganggap

kepedulian perusahaan terhaclap lingkun&ran adalah pemborosan dan dapat menghambat daya

saing perusahaan, tergeser dengan paradigma barn dimana usaha-usaha pelestarian lingkungan

oleb perusahaan justru dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang bernilai tinggi,

bcrkualitas, unik clan berharga murah.

Disinilab peran Environtllenl Accounting menjadi sangat penting untuk mengukur dampak

positif (social henejit) clan dampak negatif (social co.rt) lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan

pernsahaan. Environment accounting merupakan bagian dari laporan .'\SE yang dijustifikasi clari

konsep akuntansi konvensional, dan hagian dari Social Reporting Islam yang lahir dengan merujuk

pada konsep Taub.id. Meskipun masih bersifat ,mcomplete rye/es, harus tetap disikapi secara

positif dengan menclukung perkembangan/ pertumbuhannya untuk menjawab tantangan dan

memenubi kebutuhan manusia di masa yang akan clatang. Wallahu'alam BisshoJJJah.

REFRENSI

Al Qur'an, Terjemahan Indonesia (2004) Tim Disbintalad, Cet.14: PT. Sari Agung,Jakarta.

Andrew, J (2007), "The Carbon DisclosHre prqject: Accottnting information Bg1ond 2007'� Asia Pacific Journal of Environmental Accountabilit)'.

Harabap, Sofyan Syafti (2008), "Kerangka Teori Akuntansi clan Tujuan Akuntansi Syariab", Pustaka Quantum,Jakarta.

90

\

Page 19: PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT ANSI … · meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah clan pola prcsipitasi, hilangnya gletser hingga punahnya

Jurnal Etikonomi Vol. 12 No. 1 April 2013

Harahap, Sofyan Syafri (2007), "Krisis Akuntansi Kapitalis clan Peluang Akuntansi Syariah",Pustaka Quantum, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri (2007a), "Teori Akuntc'lnsi", Ed. Revisi 9: PT.Raja Grafindo Persada,Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri (2003), "Bunga Rampai Akuntansi Syariah", Pustaka Quantum, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri (2001), "Menuju Perumusan Teori Akuntansi Islam", Pustaka Quantum, Jakarta.

Ja'far, Muhammad S. clan Desta Amalia Arifah (2006), "Pengaruh Dorongan Manajernen Lingkungan, Manajemen Llngkungan Proaktif clan Kinerja Lingkungan Terhadap Public Environmental Reporting": Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang.

Kaya, Ozan (2008), "Co171panie.r Responses to Clilllate Change: J'he Ca.re efTurke_y'� European Journalof Social Sciences, Vol.7 No. 2, pp. 66- 75.

Mangoring, Yenni (2007), "Biaya TanggungJawab Sosial Sebagai Tax Benefit",Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol.9 No.l, 1ki 2007: 35-42, FE Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Susenohaji (2006), "Transformasi Peran Akuntansi Bia ya Lingkungan Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif Perusaahaan", Makalah Diskusi Program Pa.sea Sarjana, U niversitas C'nidjah Mada, Y ogyakarta.

"Bumi Makin Kering", Media Indonesia, 17 :Maret 2009, Hal. 17

"Tak Ada Lagi Dusta Soal Air", Republika 18 Maret 2009, Hal.10.

91