pemanasan global 1

21
PEMANASAN GLOBAL Definisi dan pengertian dari Pemanasan Global atau Global Warming adalah suatu peningkatan temperatur rata-rata di atas permukaan bumi. Sejak akhir tahun 1800, temperatur rata-rata permukaan bumi telah meningkat sekitar 0,4 sampai 0,8 ° C. Banyak ahli memperkirakan bahwa temperatur rata-rata akan naik bertambah dari 1,4 s/d 5,8 ° C sampai tahun 2100. Rata-rata peningkatan suhu akan lebih cepat bila dibandingkan dengan waktu lampau. Para ilmuan mencemaskan bahwa apakah masyarakat dunia dan ekosistem alam dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan iklim yang terjadi. Suatu ekosistem terdiri dari organisme yang hidup dan lingkungan fisik dalam area tertentu. Pemanasan global dapat menyebabkan banyak kerugian, sehingga negara di seluruh dunia telah menyusun kesepakatan untuk membatasinya. Gambar pemanasan global Para Klimatologists (ilmuwan yang mempelajari iklim) telah menganalisis pemanasan global (Global Warming) yang terjadi sejak akhir 1800-an. Banyak ahli Klimatologi menyimpulkan bahwa 1

Upload: muhammad-taufik

Post on 29-Dec-2015

37 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PEMANASAN GLOBALDefinisi dan pengertian dari Pemanasan Global atau Global Warming adalah suatu peningkatan temperatur rata-rata di atas permukaan bumi. Sejak akhir tahun 1800, temperatur rata-rata permukaan bumi telah meningkat sekitar 0,4 sampai 0,8 ° C. Banyak ahli memperkirakan bahwa temperatur rata-rata akan naik bertambah dari 1,4 s/d 5,8 ° C sampai tahun 2100.

Rata-rata peningkatan suhu akan lebih cepat bila dibandingkan dengan waktu lampau. Para ilmuan mencemaskan bahwa apakah masyarakat dunia dan ekosistem alam dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan iklim yang terjadi. Suatu ekosistem terdiri dari organisme yang hidup dan lingkungan fisik dalam area tertentu. Pemanasan global dapat menyebabkan banyak kerugian, sehingga negara di seluruh dunia telah menyusun kesepakatan untuk membatasinya.

Gambar pemanasan global

Para Klimatologists (ilmuwan yang mempelajari iklim) telah menganalisis pemanasan global (Global Warming) yang terjadi sejak akhir 1800-an. Banyak ahli Klimatologi menyimpulkan bahwa sebagian besar penyebab pemanasan global adalah akibat ulah manusia. Aktivitas manusia berkontribusi terhadap pemanasan global dengan meningkatkan efek rumah kaca alami bumi.

Efek rumah kaca meningkatkan panas di permukaan bumi melalui proses kompleks yang melibatkan sinar matahari, gas, dan partikel di atmosfer. Gas menjebak gelombang panjang sinar matahari yang membuat panas di atmosfer yang dikenal sebagai gas rumah kaca. Kegiatan utama manusia yang menjadi penyebab pemanasan global (global warming) adalah pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak, dan gas alam) dan pembukaan lahan termasuk di dalamnya kerusakan hutan.

1

Sebagian besar pembakaran terjadi di mobil, pabrik, dan pembangkit tenaga listrik yang memberikan energi untuk rumah dan gedung perkantoran. Pembakaran bahan bakar fosil menciptakan karbon dioksida dengan rumus kimianya CO2. CO2 adalah gas rumah kaca yang menghambat keluarnya panas ke ruang angkasa.

APA ITU PEMANASAN GLOBAL

"Panas banget ya hari ini!” Seringkah Anda mendengar pernyataan tersebut terlontar dari orang-orang di sekitar Anda ataupun dari diri Anda sendiri? Anda tidak salah, data-data yang ada memang menunjukkan planet bumi terus mengalami peningkatan suhu yang mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Selain makin panasnya cuaca di sekitar kita, Anda tentu juga menyadari makin banyaknya bencana alam dan fenomena-fenomena alam yang cenderung semakin tidak terkendali belakangan ini. Mulai dari banjir, puting beliung, semburan gas, hingga curah hujan yang tidak menentu dari tahun ke tahun. Sadarilah bahwa semua ini adalah tanda-tanda alam yang menunjukkan bahwa planet kita tercinta ini sedang mengalami proses kerusakan yang menuju pada kehancuran! Hal ini terkait langsung dengan isu global yang belakangan ini makin marak dibicarakan oleh masyarakat dunia yaitu Global Warming (Pemanasan Global). Apakah

2

pemanasan global itu? Secara singkat pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi. Pertanyaannya adalah: mengapa suhu permukaan bumi bisa meningkat?

Penyebab Pemanasan Global

Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Khusus untuk mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh pemanasan global, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk sebuah kelompok peneliti yang disebut dengan International Panel on Climate Change (IPCC). Setiap beberapa tahun sekali, ribuan ahli dan peneliti-peneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang berhubungan dengan pemanasan global, dan membuat kesimpulan dari laporan dan penemuan- penemuan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat persetujuan untuk solusi dari masalah tersebut . Salah satu hal pertama yang mereka temukan adalah bahwa beberapa jenis gas rumah kaca bertanggung jawab langsung terhadap pemanasan yang kita alami, dan manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah kaca tersebut. Kebanyakan dari gas rumah kaca ini dihasilkan oleh peternakan, pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, peternakan, serta pembangkit tenaga listrik.

Apa itu Gas Rumah Kaca?

Atmosfer bumi terdiri dari bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah “gas rumah kaca”. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, dengan begitu tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup. Planet kita pada dasarnya membutuhkan gas-gas tesebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak adanya lapisan yang mengisolasi panas matahari. Sebagai perbandingan, planet mars yang memiliki lapisan atmosfer tipis dan tidak memiliki efek rumah kaca memiliki temperatur rata-rata -32o Celcius.

Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer. Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbedabeda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metana menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul NO bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 300 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena CFC telah lama dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon.

3

 

Apa Penyebab Utama Pemanasan Global?

Dalam laporan PBB (FAO) yang berjudul Livestock's Long Shadow: Enviromental Issues and Options (Dirilis bulan November 2006), PBB mencatat bahwa industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). Emisi gas rumah kaca industri peternakan meliputi 9 % karbon dioksida, 37% gas metana (efek pemanasannya 72 kali lebih kuat dari CO2), 65 % nitro oksida (efek pemanasan 296 kali lebih kuat dari CO2), serta 64% amonia penyebab hujan asam. Peternakan menyita 30% dari seluruh permukaan tanah kering di Bumi dan 33% dari area tanah yang subur dijadikan ladang untuk menanam pakan ternak. Peternakan juga penyebab dari 80% penggundulan Hutan Amazon.

4

Sedangkan laporan yang baru saja dirilis World Watch Institut menyatakan bahwa peternakan bertanggung jawab atas sedikitnya 51 persen dari pemanasan global.

Penulisnya, Dr. Robert Goodland, mantan penasihat utama bidang lingkungan untuk Bank Dunia, dan staf riset Bank Dunia Jeff Anhang, membuatnya berdasarkan “Bayangan Panjang Peternakan”, laporan yang diterbitkan pada tahun 2006 oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO). Mereka menghitung bidang yang sebelumnya  dan memperbarui hal lainnya, termasuk siklus hidup emisi produksi ikan yang diternakkan, CO2 dari pernapasan hewan, dan koreksi perhitungan sebenarnya yang menghasilkan lebih dari dua kali lipat jumlah hewan ternak yang dilaporkan di planet ini.

Emisi metana dari hewan ternak juga berperan sebesar 72 kali lebih dalam menyerap panas di atmosfer daripada CO2. Hal ini mewakili kenaikan yang lebih akurat dari perhitungan asli FAO dengan potensi pemanasan sebesar 23 kali. Meskipun demikian, para peneliti itu memberitahu bahwa perkiraan mereka adalah minimal, dan karena itu total emisi 51 persen masih konservatif.

Penyebab utama pemanasan globalPenyebab utama terjadinya pemanasan global 1.Pemanasan GlobalPemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer. Pemanasan global akan diikuti dengan perubahan iklim, seperti menungkatnya curah hujan dibeberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan dibelahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan oleh kenaikan suhu.Ada beberapa yang masih diragukan oleh para ilmuwan yakni mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih sering terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai hal-hal yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensiyangada.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemanasan global yang berakibat pada perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama yang berhubungan dengan pengunaan bahan baker fosil (minyak bumi dan batu bara) serta kegiatan lain yang berhubungan dengan hutan, pertanian, dan peternakan. Aktivitas manusia dengan kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu meningkatnya jumlahgasrumahkacsecarglobal.B.    Efek Rumah KacaEfek rumah kaca dapat divisualisasikan sebagai sebuah proses. Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi oleh gelas kaca, yakni selimut gas pada atmosfer. Panas matahari yang mausk dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Namun panas yang sejarusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas dan terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaa di pertanian dan perkebunan, gelas kaca memang berfungsi sebagai penahan panas untuk menghangatkan rumah kaca. Masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan konsentrasi selimut gas di atmosfer (gas rumah kaca) sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya.

5

Dengan demikian panas matahari tidak dapat dipantulan ke angkasa dan semakin lama semakin meningkat.Efek rumah kaca terjadi secara alami karena memungkinkan berlangsungnya kehidupan semua makhluk di bumi. Tanpa adanya gas rumah kaca, seperti karbodioksida (CO2), metana (CH4), atau dinitro oksida (N2O), suhu permukaan bumi akan 33 derajt Celcius lebih dingin. Sejak awal industrialisasi, pada abad ke-17 konsentrasi gas rumah kaca meningkat drastis. Diperkirakan tahun 1880 temperatur rata-rata bumi meningkat 0,5-0,6 derajat Celcius akibat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia.Gas yang termasuk dalam kelompok gas rumah kaca adalah karbodioksida (CO2), metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), sampai sulfur heksafluorida (SF6 ). Jenis gas rumah kaca memberikan yang sumbangan terbesar bagi emisi gas rumah kaca adalah karbondioksida, metana dan dinitro dioksida. Sebagian besar gas tersebut dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, (minyak bumi dan batu bara) disektor energi dan transportasi, penggundulan hutan, dan pertanian.Emisi karbondioksida dihasilkan dari pembakaran bahan baker fosil (minyak bumi dan batu bara) pada sektor industri dan transportasi. Sumber utama penghasil emisi karbondioksida secara global ada dua macam.

Pembangkit listrik bertenaga batu bara. Pembakaran kendaraan bermotor .

Dalam hal ini, penghasil emisi karbondioksida terbesar adalah Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Inggris, dan Jepang. Sedangkan negara penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar adalah Amerika Serikat. Amerika Serikat merupakan penyumbang 720 ton gas rumh kaca setara karbodioksida.

Mungkin anda pernah membayangkan berada di dalam mobil yang tertutup rapat pada siang hari. Sinar matahari dengan leluasa dapat memasuki ruangan mobil melalui kaca mobil, sehingga menyebabkan udara di dalam mobil menjadi lebih panas.  Udara di dalam mobil menghangat, karena panas sinar matahari yang masuk tidak dapat leluasa keluar. Sehingga panas tersebut terperangkap di dalam mobil.

Demikian halnya dengan pemanasan global. Matahari memancarkan radiasinya ke bumi menembus lapisan atmosfer bumi.  Radiasi tersebut akan dipantulkan kembali ke angkasa, namun sebagian gelombang tersebut diserap oleh gas rumah kaca, yaitu CO2, CH4, N2O, HFCs dan SF4 yang berada di atmosfer. Sebagai akibatnya gelombang tersebut terperangkap di dalam atmosfer bumi. Peristiwa ini terjadi berulang-ulang, sehingga menyebabkan suhu rata-rata di permukaan bumi meningkat.  Peristiwa inilah yang sering disebut dengan pemanasan global.

6

apakah Penyebab Pemanasan GlobalPemanasan global merupakan fenomena global yang disebabkan oleh aktivitas manusia di seluruh dunia, pertambahan populasi penduduk, serta pertumbuhan teknologi dan industri. Oleh karena itu peristiwa ini berdampak global. Beberapa aktivitas manusia yang menyebabkan terjadinya pemanasan global terdiri dari:

Konsumsi energi bahan bakar fosil.  Sektor industri merupakan penyumbang emisi karbon terbesar, sedangkan sektor transportasi menempati posisi kedua. Menurut Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral (2003), konsumsi energi bahan bakar fosil memakan sebanyak 70% dari total konsumsi energi, sedangkan listrik menempati posisi kedua dengan memakan 10% dari total konsumsi energi. Dari sektor ini, Indonesia mengemisikan gas rumah kaca sebesar 24,84% dari total emisi gas rumah kaca.

Indonesia termasuk negara pengkonsumsi energi terbesar di Asia setelah Cina, Jepang, India dan Korea Selatan. Konsumsi energi yang besar ini diperoleh karena banyaknya penduduk yang menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber energinya, walaupun dalam perhitungan penggunaan energi per orang di negara berkembang, tidak sebesar penggunaan energi per orang di negara maju. Menurut Prof. Emil Salim, USA mengemisikan 20 ton CO2/orang per tahun dengan jumlah penduduk 1,1 milyar penduduk, Cina mengemisikan  3 ton CO2/orang per tahun dengan jumlah 1,3 milyar penduduk, sementara India mengemisikan 1,2 ton CO2/orang dengan jumlah 1 milyar penduduk.

Dengan demikian, banyaknya gas rumah kaca yang dibuang ke atmosfer dari sektor ini berkaitan dengan gaya hidup dan jumlah penduduk. USA merupakan negara dengan penduduk yang mempunyai gaya hidup sangat boros, dalam mengkonsumsi energi yang berasal dari bahan bakar fosil, berbeda dengan negara berkembang yang mengemisikan sejumlah gas rumah kaca, karena akumulasi banyaknya penduduk.

Sampah. Sampah menghasilkan gas metana (CH4). Diperkirakan 1 ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metana. Sampah merupakan masalah besar yang dihadapi kota-kota di Indonesia. Menurut Kementerian Negara Lingkungan Hidup pada tahun 1995 rata-rata orang di perkotaan di Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 0,8 kg/hari dan pada tahun 2000 terus meningkat menjadi 1 kg/hari. Dilain pihak jumlah penduduk terus meningkat sehingga, diperkirakan, pada tahun 2020 sampah yang dihasilkan mencapai 500 juta kg/hari atau 190 ribu ton/tahun. Dengan jumlah ini maka sampah akan mengemisikan gas metana sebesar 9500 ton/tahun. Dengan demikian, sampah di perkotaan merupakan sektor yang sangat potensial, mempercepat proses terjadinya pemanasan global.

Kerusakan hutan. Salah satu fungsi tumbuhan yaitu menyerap karbondioksida (CO2), yang merupakan salah satu dari gas rumah kaca, dan mengubahnya menjadi oksigen (O2).  Saat ini di Indonesia diketahui telah terjadi kerusakan hutan yang cukup parah.  Laju kerusakan hutan di Indonesia, menurut data dari Forest Watch Indonesia (2001), sekitar 2,2 juta/tahun. Kerusakan hutan tersebut disebabkan oleh kebakaran hutan, perubahan tata guna lahan, antara lain perubahan hutan menjadi perkebunan dengan tanaman tunggal secara besar-besaran, misalnya perkebunan kelapa sawit, serta kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan oleh pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan Hutan Tanaman Industri (HTI). Dengan kerusakan seperti

7

tersebut diatas, tentu saja proses penyerapan karbondioksida tidak dapat optimal.  Hal ini akan mempercepat terjadinya pemanasan global.

Menurut data dari Yayasan Pelangi, pada tahun 1990, emisi gas CO2 yang dilepaskan oleh sektor kehutanan, termasuk perubahan tata guna lahan, mencapai 64 %  dari total emisi CO2 Indonesia yang mencapai 748,61 kiloTon. Pada tahun 1994 terjadi peningkatan emisi karbon menjadi 74%.

Pertanian dan peternakan.  Sektor ini memberikan kontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca melalui sawah-sawah yang tergenang yang menghasilkan gas metana, pemanfaatan pupuk serta praktek pertanian, pembakaran sisa-sisa tanaman, dan pembusukan sisa-sisa pertanian, serta pembusukan kotoran ternak. Dari sektor ini gas rumah kaca yang dihasilkan yaitu gas metana (CH4) dan gas dinitro oksida (N20).  Di Indonesia, sektor pertanian dan peternakan menyumbang emisi gas rumah kaca sebesar 8.05 % dari total gas rumah kaca yang diemisikan ke atmosfer.

Dampak Pemanasan GlobalSebagai sebuah fenomena global, dampak pemanasan global dirasakan oleh seluruh umat manusia di dunia, termasuk Indonesia. Posisi Indonesia sebagai negara kepulauan, menempatkan Indonesia dalam kondisi yang rentan menghadapi terjadinya pemanasan global. Sebagai akibat terjadinya pemanasan global, Indonesia akan menghadapi peristiwa :Pertama, Kenaikan temperatur global, menyebabkan mencairnya es di kutub utara dan selatan, sehingga mengakibatkan terjadinya pemuaian massa air laut, dan kenaikan permukaan air laut.  Hal ini akan menurunkan produksi tambak ikan dan udang, serta terjadinya pemutihan terumbu karang (coral bleaching), dan punahnya berbagai jenis ikan. Selain itu, naiknya permukaan air laut akan mengakibatkan pulau-pulau kecil dan daerah landai di Indonesia akan hilang.  Ancaman lain yang dihadapi masyarakat yaitu memburuknya kualitas air tanah, sebagai akibat dari masuknya atau merembesnya air laut, serta infrastruktur perkotaan yang mengalami kerusakan, sebagai akibat tergenang oleh air laut.

Kedua, Pergeseran musim sebagai akibat dari adanya perubahan pola curah hujan.  Perubahan iklim mengakibatkan intensitas hujan yang tinggi pada periode yang singkat serta musim kemarau yang panjang. Di beberapa tempat terjadi peningkatan curah hujan sehingga meningkatkan peluang terjadinya banjir dan tanah longsor, sementara di tempat lain terjadi penurunan curah hujan yang berpotensi menimbulkan kekeringan. Sebagian besar Daerah Aliran Sungai (DAS) akan terjadi perbedaan tingkat air pasang dan surut yang makin tajam.  Hal ini mengakibatkan meningkatnya kekerapan terjadinya banjir atau kekeringan.  Kondisi ini akan semakin parah apabila daya tampung badan sungai atau waduk tidak terpelihara akibat erosi.

Kedua peristiwa tersebut akan menimbulkan dampak pada beberapa sektor, yaitu :

Kehutanan.  Terjadinya pergantian beberapa spesies flora dan fauna. Kenaikan suhu akan menjadi faktor penyeleksi alam, dimana spesies yang mampu beradaptasi akan bertahan dan, bahkan kemungkinan akan berkembang biak dengan pesat. Sedangkan spesies yang tidak mampu beradaptasi, akan mengalami kepunahan. Adanya kebakaran hutan yang terjadi merupakan akibat dari peningkatan suhu di sekitar hutan, sehingga menyebabkan rumput-rumput dan ranting

8

yang mengering mudah terbakar. Selain itu, kebakaran hutan menyebabkan punahnya berbagai keanekaragaman hayati.

Perikanan. Peningkatan suhu air laut mengakibatkan terjadinya pemutihan terumbu karang, dan selanjutnya matinya terumbu karang, sebagai habitat bagi berbagai jenis ikan. Suhu air laut yang meningkat juga memicu terjadinya migrasi ikan yang sensitif terhadap perubahan suhu secara besar-besaran menuju ke daerah yang lebih dingin.  Peristiwa matinya terumbu karang dan migrasi ikan, secara ekonomis, merugikan nelayan karena menurunkan hasil tangkapan mereka.

Pertanian. Pada umumnya, semua bentuk sistem pertanian sensitif terhadap perubahan iklim. Perubahan iklim berakibat pada pergeseran musim dan perubahan pola curah hujan. Hal tersebut berdampak pada pola pertanian, misalnya keterlambatan musim tanam atau panen, kegagalan penanaman, atau panen karena banjir, tanah longsor dan kekeringan. Sehingga akan terjadi penurunan produksi pangan di Indonesia. Singkatnya, perubahan iklim akan mempengaruhi ketahanan pangan nasional.

Kesehatan.  Dampak pemanasan global pada sektor ini yaitu meningkatkan frekuensi penyakit tropis, misalnya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk (malaria dan demam berdarah), mewabahnya diare, penyakit kencing tikus atau leptospirasis dan penyakit kulit.  Kenaikan suhu udara akan menyebabkan masa inkubasi nyamuk semakin pendek sehingga nyamuk makin cepat untuk berkembangbiak. Bencana banjir yang melanda akan menyebabkan terkontaminasinya persediaan air bersih sehingga menimbulkan wabah penyakit diare dan penyakit leptospirosis pada masa pasca banjir. Sementara itu, kemarau panjang akan mengakibatkan krisis air bersih sehingga berdampak timbulnya penyakit diare dan penyakit kulit.  Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) juga menjadi ancaman seiring dengan terjadinya kebakaran hutan.

Selain dampak diatas, tercatat beberapa kejadian luar biasa yang mengindikasikan terjadinya pemanasan global, yaitu :

1. Tahun 2005 merupakan tahun terpanas.  NASA melaporkan bahwa temperatur rata-rata global telah meningkat 0,060 C.

2. Pencairan Artik terbesar terjadi di tahun 2005.  Hasil foto salah satu satelit   menunjukkan area yang tertutup es permanen merupakan area tersempit pada akhir musim panas tahun 2005.

3. Tahun 2005 merupakan tahun dengan air di Karibia terpanas, lebih lama dari yang pernah terjadi dan menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) besar-besaran di sepanjang wilayah mulai dari Karibia hingga Florida Keys, Amerika Serikat.

4. Tahun 2005 tercatat sebagai tahun dengan nama badai terbanyak.  Terdapat 26 nama badai yang melampaui daftar nama resmi. Pada tahun ini juga terdapat sekitar 14 badai, yang disebut sebagai badai hebat (hurricane), karena memiliki kecepatan angin melebihi 119 km/jam.  Rekor tahun sebelumnya hanya 12 badai dalam setahun.  Tahun 2005 juga merupakan tahun dengan kategori 5 badai terbanyak dengan kecepatan angin 249 km/jam. Tahun 2005 merupakan tahun yang mengalami kerugian termahal akibat badai.

5. Tahun 2005 merupakan tahun terkering yang pernah terjadi sejak beberapa dekade lalu di Amazon, Amerika Selatan. Dan Amerika bagian barat menderita akibat kekeringan yang panjang.

9

Dampak dan Upaya Pencegahan Pemanasan Global

Ilustrasi Dampak Global Warming

Pemanasan global kian parah! Suhu rata–rata permukaan Bumi semakin hari semakin meningkat selama beberapa tahun belakangan. 

Sebagian besar peningkatan suhu Bumi disebabkan oleh meningkatnya aktivitas dan fasilitas hidup manusia. Fasilitas yang semakin mewah dan berteknologi modern, ternyata berdampak negatif terhadap Bumi yang menyebabkan pemanasan global. 

Peningkatan suhu dapat menyebabkan tidak stabilnya cuaca di permukaan Bumi. Akibatnya, terjadi kemarau panjang maupun kebakaran hutan. Temperatur yang panas akan menyebabkan gagal panen dan terjadi kelaparan. Selain itu, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia pun ikut terancam.

Sedangkan, efek yang dapat dirasakan bagi aktivitas sosial masyarakat antara lain, terjadi gangguan terhadap sarana dan prasarana (contohnya: pada pelabuhan dan bandara), berkurangnya lahan pertanian, peningkatan resiko wabah penyakit, serta gangguan pada permukiman penduduk yang menjadi padat dikarenakan adanya pengungsian.

Peningkatan suhu Bumi terjadi karena adanya konsentrasi gas-gas tertentu yang disebabkan oleh tindakan dari manusia sendiri, seperti kegiatan industri, transportasi, dan penggunaan energi dalam rumah tangga yang berlebihan.

10

Para ilmuwan telah memperkirakan, bahwa selama pemanasan global, daerah Bumi belahan Utara akan memanas lebih dibanding belahan Bumi lainnya. Hal ini akan mengakibatkan mencairnya gunung- gunung es. Tidak hanya itu, peningkatan suhu Bumi pun akan menimbulkan terjadinya penyakit – penyakit alam seperti bencana banjir, badai dan kebakaran hutan, seperti yang banyak terjadi di Indonesia akhir-akhir ini.

Bagaimana upaya pencegahannya ?

Semakin besarnya kesadaran masyarakat akan pemanasan global, akan membuat mereka bergerak untuk melakukan pencegahan atau mengurangi aktivitas-aktivitas yang menyebabkan pemanasan global. Oleh karena itu, sebagian besar negara di dunia sedang mencari cara untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut, yang hingga saat ini belum bisa ditangani secara signifikan. 

Hal kecil namun berdampak besar yang dapat dilakukan oleh setiap orang, ialah dengan melakukan gerakan menanam pohon kembali. Seperti kita ketahui, pohon dapat menyerap gas karbondioksida di udara, sehingga mengurangi peningkatan suhu yang terjadi di atmosfer.

Selain dengan menanam pohon kembali, hal mudah dan murah yang dapat dilakukan oleh setiap orang yaitu dengan cara bepergian yang ramah lingkungan. Artinya, berusaha untuk bepergian dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan yang bebas bahan bakar, seperti sepeda. Tidak menggunakan mobil pribadi, atau bahkan pesawat pribadi jika hanya berpenumpang 1-2 orang saja. Serta, mengusahakan diri untuk terbiasa menggunakan angkutan umum.

Melakukan kegiatan positif yang biasa kita sebut dengan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Misalnya, menghindari penggunaan tas plastik saat berbelanja, dan memilih menggunakan tas kain yang ramah lingkungan serta dapat digunakan berulang-ulang. Selain itu, dapat pula dengan mendaur ulang kertas atau plastik yang sudah tidak terpakai menjadi barang-barang yang dapat dimanfaatkan kembali, seperti untuk hiasan dan lainnya.

Hal lain yang dapat kita lakukan ialah mematikan alat elektronik saat tidak digunakan (contoh: TV dan lampu), dan tidak membiarkannya dalam keadaan stand by. Sebaiknya kita mencabut aliran listrik pada TV dan lampu saat malam hari sebelum kita tidur. Alat-alat elektronik yang kita biarkan dalam keadaan switch off atau mungkin stand by ternyata masih berpotensi menggunakan energi.

Untuk mengatasi pemanasan global memang diperlukan usaha yang sangat keras dan butuh waktu yang sangat lama. Namun, kita bisa mengurangi efeknya dengan mulai melakukan hal-hal yang ramah lingkungan untuk menyelamatkan Bumi. Sayangnya, kurangnya sosialisasi dan kepekaan masyarakat terhadap Bumi ini lah yang turut menjadi penghambat upaya penyelamatan Bumi kita yang sedang marah ini. So, stop global warming!

11

EKOSFER ( BIOSFER )

Adalah keseluruhan ekosistem di bumi, meliputi bagian bumi yang mengandung kehidupan yang terdiri dari komponen biotik yang berinteraksi dengan lingkungan abiotik yang merupakan bagian dari atmosfer, hidrosfer dan litosfer.

Biosfer adalah suatu kesatuan yang mengatur diri sendiri dan mampu mempertahankan kondisi bumi dengan mengendalikan lingkungan kimiawi dan fisis. Jadi bumi adalah suatu super-ekosistem dimana banyak proses dan umpan balik saling berinteraksi untuk menjaga kondisi kimiawi dan fisis dibumi. Dalam hal ini makhluk hidup memiliki peran terpenting dalam menjaga keseimbangannya.

Bumi dapat dianalogikan dengan suatu pesawat ruang angkasa yang sangat besar karena merupakan suatu benda/kesatuan yang melayang diangkasa luar, dengan sistem pendukung kehidupannya sendiri(dalam bentuk udara, air, makanan,energi). Dengan adanya tekanan penduduk, pencemaran dan pengelolaan yang buruk, maka sistem pendukung kehidupan ini menjadi terancam, ibarat berkurangnya persediaan oksigen bagi astronot dalam suatu pesawat ruang angkasa.

12

Tantangan bagi kita:

1. Menjaga lingkungan kita agar dapat terus menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan2. Menjaga lingkungan kita agar berada dalam kondisi yang diperlukan.

Fungsi Ekologi masih sangat kurang terakomodasi dalam penataan ruang kota:

Bumi kita semakin terancam berkelanjutannya dengan penggadaan layanan alam dan sumber sumber kehidupan masyarakat. Hal ini diakibatkan oleh paradigma pembangunan yang dianut pemerintah kita. Khususnya dalam penataan ruang kota, misalnya kurang mengakomodasi fungsi ekologis dalam penataan ruang kota.

Menurunkan kualitas lingkungan perkotaan seperti di kota kota akhir akhir ini seringnya terjadinya banjir, tingginya polusi udara serta terbatasnya ruang untuk interaksi sosial. Akhirnya berimplikasi pada menurunnya produktivitas masyarakat.

Kondisi lingkungan kota yang sangat menurun tidak telepas dari ketidak jelasan penataan ruang untuk masyarakat. Dalam penyususnan Rencana Tata Ruang Wilayah(RT/RW) kota sebagai produk penataan belum berfungsi sebagai pengendali pemanfaatan ruang di tingkat lokal. Belum adanya sosialisasi untuk mengarahkan perkembangan kota menuju terwujudnya kota yang sehat dan aman.

Kondisi yang menurun kualiatasnya akhirnya berimplikasi pada menurunnya produktivitas masyarakat, terutama karena disebabkan oleh seringnya banjir, tingginya polusi udara serta terbatasnya ruang untuk interaksi sosial.

Kawasan perkotaan/kota metropolitan di Indonesia cenderung mengalami permasalahan yang tipikal, berupa tingginya tingkat pertumbuhan penduduk. Hal ini terutama diakibatkan oleh arus urbanisasi yang makin memperberat pengolahan ruang kota.

Selain hal diatas daya dukung lingkungan dan sosial juga menurun, sehingga tidak mampu mengimbangi kebutuhan akibat tekanan kependudukan.

Masalah lain juga terjadi akibat tingginya tingkat konversi lahan, Lahan yang seharusnya dilindungi agar tetap hijau justru menjadi daerah pembangunan, hal ini berdampak pada merosotnya kualitas lingkungan perkotaan.

Ekosistem Dalam Pengaturan Suatu Kawasan

13

Pengelolaan Sumber daya alam( SDA) berkelanjutan (sustainable development) adalah suatu upaya pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa jasa lingkungan yang terdapat di dalam suatu kawasan untuk kesejahteraan manusia, terutama pihak pihak yang berkepentingan secara langsung, sedemikian rupa sehingga laju pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa jasa lingkungan yang dimaksud tidak melebihi daya dukung kawasan ekosistem untuk menyediakannya.

Suatu kawasan secara ekonomis dianggap berkelanjutan Jika

1. Basis sumberdaya alam (ketersediaan stok) di kawasan tersebut dapat dipelihara secara stabil, tidak terjadi eksploitasi berlebihan terhadap sumberdaya yang dapat dibaharui

2. Tidak terjadi pembuangan limbah melampaui kapasistas asimilasi lingkugan yang mengakibatkan kondisi tercemar

3. Pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui harus dibarengi dengan upaya pengembangan bahan substitusinya secara memadai

4. Keanekaragaman hayati, stabilitas siklus hidrologis, siklus bio-kimia dan kondisi iklim kawasan terpelihara.

14