pelaksanaan perkawinan ngerorod menurut hukum …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan...

22
PELAKSANAAN ADAT N PERKAWINAN NGEROROD MENURU T BALI ( Studi di Kecamatan Cakranegara JURNAL ILMIAH Oleh : NI PUTU APRIANI RAHAYU D1A115212 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2019 UT HUKUM a )

Upload: others

Post on 23-Apr-2020

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM

ADAT BALI

PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM

ADAT BALI ( Studi di Kecamatan Cakranegara )

JURNAL ILMIAH

Oleh :

NI PUTU APRIANI RAHAYU

D1A115212

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2019

PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM

akranegara )

Page 2: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL ILMIAH

PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM ADAT BALI

( Studi di Kecamatan Cakranegara )

NI PUTU APRIANI RAHAYU

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL ILMIAH

PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM ADAT BALI

( Studi di Kecamatan Cakranegara )

Oleh :

NI PUTU APRIANI RAHAYU

D1A115212

Menyetujui,

Pembimbing Pertama ,

Dr. H. Lalu Sabardi, SH., MS.

NIP. 195503041984031002

PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM ADAT BALI

Page 3: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM

ADAT BALI (Studi di Kecamatan Cakranegara)

NI PUTU APRIANI RAHAYU

D1A115212

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui norma dalam perkawinan lari

(ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod

(kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah penelitian empiris. Hasil penelitian adalah Norma dalam perkawinan

kawin lari (ngerorod) adalah norma hukum Hindu yang harus memenuhi syarat

antara lain Pada waktu akan pengesahan, mereka tidak terikat oleh ikatan

perkawinan, tidak mempunyai penyakit jiwa, memenuhi syarat-syarat umur

sebagai mana hukum Hindu 18 umur minimum untuk pria dan 15 untuk wanita

dan kedua mempelai tidak mempunyai hubungan darah dekat yang dilarang

menurut ketentuan agama. Sedangkan Tahapan-tahapan kawin lari (Ngerorod) di

antaranya proses melarikan sampai ditempat pesangidan dan selabar, mesayut

ketelun, ngendek, peradang pertama, peradang kedua, peradang ketiga, mencari

dewasa, mesayut (widhi widana), membawa parikrama, nyongkol, mejanguk. Jika

semua sudah terpenuhi dan sudah terlaksana maka kedua mempelai sudah dapat

dinyatakan sebagai pasangan suami istri.

Kata kunci : Perkawinan, hukum, adat, Bali

IMPLEMENTATION OF NGEROROD MARRIAGE TRADITION

ACCORDING TO BALINESE CUSTOMARY LAW (STUDY IN

CAKRANEGARA DISTRICT)

Abstract

This research aimed to find out the existed norm in runaway marriage (kawin lari)

or Ngerorod tradition and its implementation in Balinese customary law. Applied

method in this research is empirical legal research method. Research result shown

that the existed norm in Ngerorod tradition is Hindu legal system which must

meet the conditions of not marriage to other people when he/she conducted

Ngerorod tradition, mentally healthy, in the legal age according Hindu legal

system that is minimum 18 years old for the groom and 15 years old for the bride,

not closely has family relationship as arranged in Hindu religion. Implementation

stages of Ngerorod tradition namely, runaway process to Pesangidan and Selabar

place, Mesayut Ketelun, Ngendek, Peradang pertama, Peradang Kedua, maturity

ritual, mesayut (widhi widana), brought Parikrama, marriage parade

(nyongkolan), visitation to bride’s house (mejanguk). As all stages are conducted

and fulfilled, bride and groom can be declared as husband and wife.

Keywords: Marriage, law, customary, Bali

Page 4: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

i

I. PENDAHULUAN

Perkawinan merupakan suatu kebutuhan bagi setiap orang. Baik

kebutuhan biologis maupun kebutuhan untuk mendapatkan keturunan.

Upacara suatu perkawinan sangat penting bagi suatu kehidupan.Khususnya di

Indonesia upacara suatu perkawinan merupakan suatu hal yang mutlak harus

dilakukan, karena tanpa ada suatu upacara perkawinan maka anak atau

keturunan yang dilahirkan dianggap tidak sah. Oleh karena itu di Indonesia

perkawinan di atur melalui undang-undang nomor 1 Tahun 1974.Menurut

pasal 1 undang-undang nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan menyatakan

bahwa :

“Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang

wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah

tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa.” Sahnya

suatu perkawinan itu apabila sudah memenuhi syarat-syat yang ada dalam

pasal 2 yang berbunyi :

1. Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing

agamanya dan kepercayaannya itu.

2. Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Agama hindu dikenal tentang aturan adat. Menurut Manawa

Dharmasastra ada delapan sistem perkawinan namun yang sering dilakukan

di bali maupun oleh etnis bali di Lombok ada empat walaupun keempat

sistem yang dilakukan di bali dan di Lombok tidak persis sama dengan cara

pelaksanaan sebagaimana yang dimaksudkan menurut Manawa Dharmasastra

yaitu : 1. Sistem mepadik yaitu melamar, meminang, kalau di Lombok sering

digunakan istilah ngedeh yang artinya meminta; 2. Sistem rangkat di bali

Page 5: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

ii

digunakan istilah ngerorod di Lombok melahib; 3. Sistem nyentana atau juga

merupakan bentuk sistem nyeburin yaitu bentuk sistem matrilokal. Sekarang

ada perkembangan baru lagi yang senada dengan sistem nyentana yaitu

sistem pada gelahang, yang artinya sama-sama memiliki; 4. Sistem

ngunggahin yaitu salah satu bentuk perkembangan tersendiri dalam sistem

rangkat.1

Dari keempat sistem diatas yang paling sering dilakukan adalah

sistem ngerorod (rangkat), sedangkan sistem memadik yang pelaksanaannya

di Lombok belum terlalu lama di mulai, dan sistem nyentana maupun

ngunggahin sangat-sangat jarang dilakukan. Pelaksanaan-pelaksanaan yang

sudah dan sedang berjalan tentu ada terdapat cara, sikap, kata-kata, kalimat

yang tidak sesuai dengan norma ajaran agama hindu, maka perlu jadi

renungan kita bersama untuk tidak dipertahankan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumusan permasalah

sebagai berikut : Bagaimanakah norma perkawinan ngerorod (kawin lari)

menurut hukum adat bali? Dan Bagaimana pelaksanaan perkawinan ngerorod

(kawin lari) menurut hukum adat bali ?

Berdasarkan rumusan malasah diatas, maka yang menjadi tujuan dari

penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui norma apa saja yang terdapat

dalam perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. 2. Untuk

1 Made Metu Dahana, Sistem Kawin Lari Adat Bali Lombok dan Filosofinya,Surabaya :

Paramita, 2013.

Page 6: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

iii

mengatahui pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut

hukum adat bali.

Manfaat dari penelitian yang dilakukan :1. Manfaat Teoritis Hasil dari

penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan teori tambahan dan

informasi terhadap masyarakat khususnya tentang perkawinan “ Ngerorod” (

kawin lari ) sebagai bentuk perkawinan adat bali. 2. Manfaat Praktis Sebagai

wawasan untuk mengetahui keabsahan perkawinan “Ngerorod” ( kawin lari )

menurut hukum adat bali serta mengetahui pelaksanaan perkawinan ngerorod

yang sesuai dengan hukum adat bali.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum Empiris yang mencakup

penelitian terhadap identifikasi hukum adat (tidak tertulis) dengan ilustrasi

mengenai hukum-hukum yang tertulis( Undang – undang nomor 1 Tahun

1974 tentang perkawinan ) sebagai pembanding. Penelitian empiris ini

melihat perilaku yaitu dalam kehidupan masyarakat terhadap perkawinan

ngerorod sebagai fakta social yang ada dan hidup ditengah-tengah

masyarakat sebagai budaya hidup masyarakat hindu di lombok.

Page 7: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

iv

II. PEMBAHASAN

Norma Perkawinan Ngerorod (kawin lari) menurut Hukum adat Bal

Syarat-Syarat Perkawinan Ngerorod menurut Hukum adat Bali

Untuk dapat melangsungkan perkawinan itu harus dipenuhi pula

kententuan umur para pihak. Menurut UU perkawinan yang dilakukan

antara dua orang yang telah berumur 21 tahun tidak membutuhkan adanya

ijin dari kedua orang tua yang bersangkutan sedangkan kalau sedangkan

jika perkawinan itu dilakukan sebelum umur itu maka syarat perijinan itu

diperlukan. Menurut manawadharmasastra, ketentuan umur diatur dalam

berbagai pasal yang sudah tidak sesuai lagi menurut jamannya. Oleh

karena itu pasal yang mengatur mengenai umur itu boleh dikatakan sudah

ditinggalkan. 2

Untuk mengesahkan suatu perkawinan menurut hukum Hindu, harus

dilakukan oleh Brahmana atau pendeta/pejabat agama yang diketahui

memenuhi syarat untuk melakukan perbuatan itu. Karena menurut hukum

Hindu tidak semua Brahmana atau pendeta mempunyai tugas yang sama.

Pembatasan kewenangan ada diantara para pendeta itu dan bahkan

terhadap pendeta itupun ada ancaman hukuman jika ia melakukan tugas

yang bukan menjadi kewenangannya. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan

untuk dijadikan patokan dalam melaksanakan ketentuan hukum Hindu

sebelum pengesahan itu dilakukan oleh seorang Brahmana pemimpin

2Gde Pudja, MA, Pengantar tentang perkawinan menurut hukum hindu, Jakarta maya

sari, 1975, hlm 33

Page 8: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

v

upacara, yaitu bahwa suatu perkawinan menurut hukum Hindu, bila

memenuhi syarat berikut : a. Pada waktu akan pengesahan, mereka tidak

terikat oleh ikatan perkawinan lainnya; b. Mereka tidak mempunyai

penyakit jiwa; c. Yang bersangkutan telah memenuhi syarat-syarat umur

yang membolehkan untuk kawin, menurut berbagai pendapat penulis

hukum Hindu menetapkan syarat umur 18 sebagai umur minimum untuk

pria dan 15 untuk wanita. Ketentuan ini bersifat mengikat, artinya bila

umur kedua mempelai masih dibawah itu apapun alasannya Brahmana

pemimpin upacara dapat menolak untuk melakukan pengesahannya; d.

Antara kedua mempelai tidak mempunyai hubungan darah dekat yang

dilarang menurut ketentuan agama. Batasan ini yang disebut sapinda.

Dengan memperhatikan syarat-syarat itu, barulah seorang Brahmana

pemimpin upacara dapat bertindak dalam rangka pengesahan upacara

tersebut. Didalam pelaksanaan tugas mengenai kewenangan, demi untuk

kepastian hukum, perlu diatur dan ditetapkan pejabat-pejabat pelaksanaan

upacara karena bila tidak diatur dan ditetapkan besar kemungkinan timbul

akses-akses yang bersifat negatif.3

Pelaksanaan Perkawinan Ngerorod (kawin lari) menurut Hukum adat

Bali

Istilah ngerorod bagi orang Bali Lombok atau Balok ( sebutan bagi

masyarakat Bali yang secara turun temurun sudah berada di Lombok )

digunakan untuk sepasang rumah tangga yang sudah bersuami istri secara

3Ibid hlm 43

Page 9: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

vi

sah, yang mana pada suatu hari karena ada pertengkaran atau suami dan istri

karena emosi, pihak istri meninggalkan rumah, pulang kerumah orang tuanya

atau keluarga dekatnya. Dalam bahasa Bali Lombok disebut ngambul atau

nyelek. Dan suatu saat akan kembali lagi ke rumah pihak suaminya apabila

suasana sudah memungkinkan untuk itu.4

Masyarakat Bali merupakan penganutan patrinial atau garis keturunan

laki-laki. Anak laki-laki merupakan waris utama pada masyarakat Bali baik

orang Bali yang masih tinggal di Bali maupun orang Bali yang berada di luar

bali termasuk Lombok. Masyarakat tradisional bali wanita bukan merupakan

ahli waris. Pengertian atau pemahaman waris bagi masyarakat bali bukan

sekedar mewarisi harta benda kekayaan orang tua sebagai haknya, melainkan

juga mewarisi segala kewajiban yang diemban oleh orang tuanya dalam hal

ini bapak (ayah).5

Disamping itu ada pendapat bahwa kawin dengan sistem lari ini

mencerminkan jiwa kesatria, karena dalam pelaksanaannya akan dapat

beresiko yang cukup berbahaya. Yaitu apabila saat melarikan di ketahui atau

di pergoki oleh orang tua atau keluarganya maka akan dapat berakibat

perang. Demikian pula ada alasan atau pendapat lain kenapa menempuh

kawin dengan sistem lari karena ada pendapat apabila dilakukan dengan cara

di minta kepada orang tuanya mereka beranggapan seperti meminta anak

4Made Metu Dahana, Sistem Kawin Lari Adat Bali Lombok dan Filosofinya,Surabaya :

Paramita, 2013. hlm 18

5 Hasil wawancara dengan Bapak I Gede Mimbeng, selaku Tokoh Agama Hindu, pada

hari selasa, 15 januari 2019, pada pukul 10.00 wita

Page 10: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

vii

ayam atau anak kucing. Oleh karena itu akan lebih terhormat dirasakan kalau

putrinya itu dilarikan dalam rangka menuju perkawinan.

Proses kawin lari ( ngerorod )

Tahapan-tahapan proses kawin lari perlu diketahui bahwa di pulau

Lombok proses tahapan yang dilaksanakan tidak persis sama, misalnya

tentang istilah-istilah yang dipakai, interpal waktu ngendek, meperadang

ada 3 hari, 5 hari, 7 hari, 9 atau 10 hari.

Tahap Pertama

Proses melarikan sampai di Tempat Pesangidan dan Selabar

Sebelum pelaksanaan sang gadis melarikan diri dalam rangka

kawin, sebelumnya diadakan kesepakatan antara sang gadis

dengan sang pacar tentang hari dan waktu pelaksanaan lari.

Pada jaman dahulu pelaksanaan melarikan ini biasanya pada

malam hari walaupun tidak menutup kemungkinan dapat

dilaksanakan pada siang hari, sangat tergantung dengan situasi

dan kondisi yang ada. Setelah sang gadis tiba ditempat

persembunyian maka dikirim utusan sebanyak 2 orang sebagai

petugas untuk memberitahukan orang tua pihak wanita bahwa

putrinya telah dilarikan untuk kawin dengan si Anu putra dari si

Anu.

Petugas ini disebut selabar/pejati untuk etnis Bali Lombok.

Selabar ini datang ke rumah pihak wanita pada senjakala atau

setelah matahari tenggelam dengan berpakaian adat. Dalam

Page 11: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

viii

pelaksanaan melarikan sang gadis bisa langsung oleh laki-laki

yang berstatus sebagai pacarnya namun bisa juga tidak, untuk

menghindari kecurigaan pihak keluarga wanita atau demi

keamanan. Setelah yakin bahwa sang gadis yang dimaksud sudah

berada di persembunyian maka 2 orang petugas selabar/pejati bisa

diberangkatkan, yang seorang sebagai juru bicara langsung dan

yang seorang sebagai saksi. Biasanya selabar atau pejati ini ke

rumah keluarga yang wanita dalam jarak waktu tidak lebih dari 1

x 24 jam sejak sang gadis berada di tempat persembunyian.

Pelaksanaan selabar/pejati ini tidak boleh sebelum matahari

tenggelam. Petugas pada zaman dahulu pasti memakai pakaian

adat lengkap dengan senjata kerisnya, dan bobok yaitu daun

kelapa kering yang dinyalakan sebagai obor penerangan.

Mesayut Ketelun

Menurut adat etnis Bali di Lombok, begitu sang gadis tiba

ditempat persembunyian/pengkeban pada saat itu pula sudah

boleh berada dalam satu kamar, dan 3 hari kemudian harus

dilangsungkan upacara ritual agama yang disebut mesayut ketelun

dalam rangka pensucian atau pembersihan karena dalam kurun

waktu 3 hari dianggap dalam keadaan kotor.

Tahap kedua

Ngendek

Page 12: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

ix

Petugas ngendek ini terdiri dari dua orang yang bertugas

menyampaikan bahwa besoknya ada petugas peradang akan

datang mohon kesediannya untuk menunggu.

Peradang Pertama

Dalam peradang pertama ini hanya untuk minta maaf atas

perbuatan pihak calon penganten laki-laki ( Purusa ) yang

berani melarikan putrid kesayangan dari pihak perempuan (

perdana ). Di Cakranegara ada ketentuan apabila peradang

sudah dilaksanakan tiga kali tetapi pembicaraan belum bisa

selesai maka berlaku waneng bawak yaitu pihak purusa boleh

melaksanakan upacara perkawinannya tanpa pemberitahuan

kepada pihak perdana. Menurut Gde Wangsa SH, SU

mengatakan bahwa untuk peradang-peradang berikutnya kata-

kata maaf atau nunas ampura harus tetap disampaikan sebagai

pernyataan sangat menyadari akan kesalahan karena berani

melarikan anak gadisnya dalam rangka kawin.

Peradang kedua

Dalam pelaksanaan peradang ke dua ini adalah untuk

meminta maaf dan keledangan ( keikhlasan ) pengantin untuk

di izinkan pulang dari pesangidan atau tempat persembunyian

ke rumah keluarga purusa.

Peradang ketiga

Page 13: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

x

Dilaksanakan untuk meminta maaf dan keledangan (

keihlasan ) agar diizinkan keluar dari rumah dalam rangka

keperluan bekerja ( tugas ) dan untuk mencari dewasa/hari baik

dalam kaitannya pengesahan perkawinan.

Mencari Dewasa

Khusus untuk mencari dewasa atau hari baik dalam rangka

upacara perkawinan kebiasaan etnis Bali yang beragama Hindu

di Lombok mempertimbangkan Penanggal dan panglong atau

bulan hidup dan bulan mati, yang dimaksud dengan bulan

hidup adalah setelah Tilem yaitu pada saat bulan sama sekali

tidak kelihatan, sehari setelah itu disebut penanggal dan sampai

hari ke 14 yang disebut Prawani atau purwani yaitu sehari

sebelum bulan Purnama, pada hari-hari tersebut digunakan

dalam rangka upacara perkawinan ( Manusa Yadnya ) dan

tidak tertutup kemungkinan digunakan juga dalam upacara atau

yadnya-yadnya yang lain. Tetapi tidak setiap penanggal di

anggap dewasa. Sedangkan yang disebut bulan mati adalah

sehari-hari setelah bulan Purnama sampai dengan Tilem atau

sama sekali tidak terlihat bulan. Untuk menentukan hari baik

atau hari kurang baik dalam rangka upacara pawiwahan atau

perkawinan maupun upacara-upacara lainnya ditentukan oleh

Pandita ( Sulinggih ). Jika dewasa sudah diberikan atau

ditentukan oleh sulinggih maka sesuai hari dan tanggal yang

Page 14: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

xi

disepakati itulah menjadi hari H upacara mesayut/mawidhi

widhana dalam rangka/pengesahan perkawinannya.

Tahap ketiga

Mesayut ( Widhi Widana )

Mewidhi Widana adalah proses upacara yang dilakukan dalam

rangka pengesahan perkawinan sang penganten di pimpin oleh

seorang sulunggih (Dwijati) yang dihadiri oleh keluarga, sidikara

maupun undangan lainnya. Widhi widana dapat terlaksana jika

sudah mendapatkan hari baik untuk melangsungkan pengesahan

perkawinan, hari baik yang dimaksud adalah sasih kelima atau

sehabis mati bulan (Tilem).

Membawa Parikrama

Parikrama merupakan prosedural maupun sarana terdiri dari jaja

penyongkol beserta runtuttannya, pisuguh, wakul bersama

runtuttannya, tegen-tegenan, tebu, ceraken, rantasan, kunyit

keladi, panak biyu, dan aji gama berupa uang. Kesemuanya itu

akan di bawa ke rumah pihak perdana pada hari mesayut pagi

harinya.

Nyongkol

Pelaksanaan nyongkol ini dilakukan pada sore hari setelah kedua

pengantin melaksanakan Widhi Widana dalam rangka pengesahan

perkawinannya. Pengantin diiringi oleh keluarga dan para tamu

Page 15: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

xii

undangan berangkat dari rumah pihak purusa ke rumah pihak

perdana.

Mejanguk

Mejanguk yang disertai dengan upacara Mekunyit Keladi.

Upacara ini biasanya dilaksanakan secara kekeluargaan tanpa

disertai oleh para tamu undangan, biasanya acaranya sangat

sederhana namun penuh humor dan romantic. Waktunya dapat

dilakukan pada malam harinya setelah upacara Nyongkol atau hari

lain sesuai kesepakatan kedua belah pihak yaitu antara keluarga

penganten laki dengan keluarga penganten wanita.

Alasan-alasan melakukan perkawinan ngerorod

Beragamnya sistem perkawinan yang dipilih masyarakat dapat

didorong oleh adanya beberapa alasan yang ada. Dari hasil wawancara

saya dengan bapak I Gede Mimbeng selaku tokoh agama Hindu,

diketahui beberapa alasan masyarakat dalam memilih macam sistem

perkawinan yang dikehendaki.6

Sistem perkawinan ngerorod (kawin lari) merupakan sistem

perkawinan yang sudah ada sejak zaman dahulu, dan merupakan tradisi

adat atau budaya yang masih dapat diterima secara turun temurun bahkan

sampai saat ini. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem perkawinan ini

masih dihargai oleh masyarakat Hindu.7

6 Hasil wawancara dengan Bapak I Gede Mimbeng, selaku Tokoh Agama Hindu, pada

hari selasa, 15 januari 2019, pada pukul 10.00 wita 7 Hasil wawancara dengan bapak Drs. Made Metu Dahana, SH,MH, pada hari senin, 7

januari 2019.

Page 16: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

xiii

Dari uraian diatas dapat dibuktikan dengan pengakuan para responden

yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Namun perlu kiranya

diuraikan mengenai identitas dari para responden yaitu enam pasangan

suami istri sebagai sampel penelitian, sebagi berikit :

Nama : I Made Tegeg

Tempat/tanggal lahir : Mataram, 31-12-1968

Agama : Hindu

Pekerjaan : Guru

Alamat :Sweta Timur

Nama : Ni Kadek Bagiarthi

Tempat/tanggal lahir : Sweta Timur, 09-01-1971

Agama : Hindu

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat :Sweta Timur

Menurut keterangan para responden bahwa pada umumnya meraka

berkeinginan untuk menikah secara baik-baik menurut tata cara adat yang

berlaku dan kebetulan sudah saatnya untuk itu. Keterangan responden

tersebut juga telah sesuai dengan bunyi pasal dan syarat perkawinan yang

berbunyi perkawinan diizinkan jika pria sudah mencapai umur 18 tahun

dan wanita 15 tahun. Dalam kenyataannya hubungan mereka tidak

direstui oleh orang tua dan keluarganya, dengan demikian si anak merasa

tidak tenang dan selalu mengurung diri. Pada situasi ini si laki-laki terus

melakukan berbagai macam upaya untuk mencari jalan yang terbaik,

Page 17: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

xiv

termasuk meminta orang lain untuk melakukan peminangan, namun

masih tetap ditolak. Karena segala upayanya selalu ditolak, sehingga si

anak merasa kesal dan terasa suasana rumah yang sudah tidak

menyenangkan lagi. Dalam suasana yang bingung si anak mengambil

keputusan/tindakan sendiri untuk melakukan perkawinan Ngerorod

berdasarkan informasi dari atas cerita dari masing-masing responden

yang menjadi sampel dalam penelitian ini, bahwa alasan orang tua

responden sehingga tidak menyetujui hubungan anatara anaknya dengan

laki-laki yang menjadi pilihannya adalah : 1. laki-laki tersebut belum

memiliki pekerjaan yang layak; 2. Laki-laki tersebut tidak berkelakuan

yang baik dipandangan keluarga pihak perempuan

Orang tua dan keluarga tidak menyetujui hubungannya, mereka akan

menempuh jalan kawin lari atau Ngerorod untuk menerobos ketidak

setujuan orang tuanya. Dengan menghitung hari yang tepat dan sambil

mengelabuin orang tua dan keluarganya seolah-olah mereka sudah tidak

berhubungan lagi, pada saatnya perempuan dan laki-laki tersebut secara

diam-diam merencanakan kapan waktunya untuk keluar dari rumah.

Karena dalam melaksanakan kawin lari, pemilihan waktu yang paling

tepat sangat menentukan keberhasilannya artinya agar proses kawin lari

atau Ngerorod mereka tidak diketahui oleh orang lain dan bisa sampai

ketempat tujuan dengan aman dan selamat. Selain tidak mendapat restu

dari pihak orang tua perempuan mereka akan tetap melakukan

perkawinan dengan cara kawin lari/ Ngerorod karena dengan sistem ini

Page 18: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

xv

mereka tidak akan ribet akan apa tuntutan dari pihak perempuan yang

harus dipenuhi oleh pihak laki-laki sebelum perempuan tersebut di ambil

dan dijadikan istrinya. Dari para responden yang saya wawancarai

mereka semua memilih jalan untuk kawin lari karena tidak ingin ribet

atau berbelit-belit untuk menikahi sang perempuan yang sangat ia cintai

dan ingin secepatnya untuk dijadikan istri.

Syarat yang harus dipenuhi untuk membuat akta nikah bagi yang

beragama hindu : 1. Surat keterangan dari masing-masing kelurahan

terdiri dari surat N1 (surat keterangan nikah), N2 (surat keterangan asal

usul) dan N4 (surat keterangan tentang orang tua), asli dan foto kopi; 2.

Foto kopi KTP kedua mempelai yang telah dilegalisasi lurah (2 lembar);

3. Foto kopi KK kedua mempelai yang telah dilegalisasi lurah (2 lembar);

4. Akta kelahiran kedua mempelai, asli dan foto kopi(2 lembar); 5. Pas

foto suami istri berdampingan ukuran 4 x 6 berwarna (6 lembar); 6. Foto

kopi KTP kedua orang tua (2 lembar); 7. Foto kopi KTP melepaskan

kedua mempelai (2 lembar); 8. Surat persetujuan belum pernah menikah

dengan materai Rp6000 dan diakui oleh dua orang saksi + stempel

RT/RW; 9. Surat nikah perkawinan agama ( yang diberikan oleh seorang

pedanda atau brahmana ), asli dan foto kopi (2 lembar)

Dokumen tambahan yang mungkin diperlukan : 1. Akta kematian atau

akta perceraian dari catatan sipil untuk anda yang sudah pernah

menikah, asli dan salinan (2 lembar); 2. SK ganti nama jika anda tidak

Page 19: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

xvi

pernah ganti nama (2 lembar); 3. Ijin dari Komandan untuk anda

anggota TNI atau Kepolisian, asli dan foto kopi (2 lembar).

Page 20: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

xvii

III. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan diatas maka dapat

disimpulkan bahwa : 1. Dengan memperhatikan syarat-syarat norma,

barulah seorang Brahmana pemimpin upacara dapat bertindak dalam

rangka pengesahan upacara tersebut. Didalam pelaksanaan tugas

mengenai kewenangan, demi untuk kepastian hukum, perlu diatur dan

ditetapkan pejabat-pejabat pelaksanaan upacara karena bila tidak

diatur dan ditetapkan besar kemungkinan timbul akses-akses yang

bersifat negatif; 2. Pelaksanaan perkawinan Ngerorod (kawin lari)

menurut hukum adat Bali dapat terlaksana jika sudah memenuhi

tahapan-tahapan seperti proses melarikan sampai ditempat pesangidan

dan selabar, mesayut ketelun, ngendek, peradang pertama, peradang

kedua, peradang ketiga, mencari dewasa, mesayut (widhi widana),

membawa parikrama, nyongkol, mejanguk. Jika semua sudah

terpenuhi dan sudah terlaksana maka kedua mempelai sudah dapat

dinyatakan sebagai pasangan suami istri.

Saran

1. Mengingatakan pentingnya suatu perkawinan menurut adat Bali,

maka para tokoh adat memberikan pemahaman kepada

masyarakat Bali untuk melaksanakan perkawinan sesuai dengan

tahapan-tahapan yang sudah ada; 2. Kepada pasangan yang belum

memenuhi syarat-syarat atau norma-norma yang telah

Page 21: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

xviii

dicantumkan tetapi sudah menikah agar segera memenuhi apasaja

yang harus dipenuhi agar suatu saat anak yang dilahirkan mudah

untuk mencari sesuatu yang melibatkan pernikahan orang tuanya.

Page 22: PELAKSANAAN PERKAWINAN NGEROROD MENURUT HUKUM …€¦ · (ngerorod) dalam hukum adat bali dan pelaksanaan dari perkawinan ngerorod (kawin lari) menurut hukum adat bali. Metode yang

xix

Daftar Pustaka

Buku

Amiruddin dan H. Zaenal Asikin, 2018, Pengantar Metode Penelitian

Hukum, Depok : Rajawali Pers.

Gde Pudja, MA,1975, Pengantar tentang perkawinan menurut hukum

hindu, Jakarta Maya Sari

Made Metu Dahana, 2013, Sistem Kawin Lari Adat Bali Lombok dan

Filosofinya, Surabaya : Paramita.

Peraturan – peraturan

Indonesia, Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Indonesia, Undang-undang Peradilan Agama Nomor 32 Tahun 1954,

Pencatatan nikah, talak, rujuk. Pasal 2 (1)

Internet

serlania.blogspot.com/2012/01/hukum-perkawinan-adat.html

viva-justicia.blogspot.com/2015/06/syarat-sahnya-suatu-perkawinan-uu

adat.html