pedomanbukuputih( whitepaper ...registrasi.rscahyakawaluyan.com/bankdata/pdf/329062302...perawat...

41
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 1 PEDOMAN BUKU PUTIH ( WHITE PAPER) PERAWAT KARDIOVASKULAR KOMITE KEPERAWATAN & KETEKNISIAN RS JANTUNG & PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA, 2015

Upload: others

Post on 12-Feb-2021

21 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 1

    PEDOMAN BUKU PUTIH ( WHITE PAPER)

    PERAWAT KARDIOVASKULAR

    KOMITE KEPERAWATAN & KETEKNISIANRS JANTUNG & PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA

    JAKARTA, 2015

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. DASAR PEMIKIRAN

    Dalam rangka menjamin kualitas pelayanan/asuhan keperawatan, maka tenaga keperawatan

    sebagai pemberi pelayanan harus memiliki kompetensi, etis dan peka budaya . Untuk

    merekomendasikan pemberian kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan, diperlukan

    perangkat untuk melakukan tahapan kredensial , antara lain buku putih. Buku Putih berisi

    tentang dokumen persyaratan/kriteria terkait kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan

    setiap jenis pelayanan keperawatan sesuai dengan standar kompetensinya.

    Dokumen Persyaratan atau kriteria terkait kompetensi perawat kardiovaskular dipakai

    sebagai acuan Mitra Bestari untuk menilai kesesuaian kewenangan klinis yang diajukan oleh

    seorang perawat pada level kompetenasi tertentu di setiap unit keperawatan di RSJPDHK.

    Untuk memberikan asuhan keperawatan dan melakukan tindakan /prosedur keperawatan

    kardiovaskular diperlukan kompetensi umum/inti dan kompetensi asuhan keperawatan

    kardiovaskular serta kompetensi khusus keperawatan kardiovaskular dari seorang tenaga

    keperawatan yang telah mengikuti pendidikan formal dan non formal keperawatan

    kardiovaskular

    Buku putih menjelaskan tentang kriteria yang harus dipenuhi seorang perawat untuk

    mendapatkan kewenangan klinis .Kriteria yang dipersyaratkan terdiri dari kriteria umum dan

    kriteria khusus.

    B. TUJUAN PEDOMAN BUKU PUTIH

    Tersedianya Pedoman Buku Putih bertujuan :

    1. Sebagai tolok ukur Mitra Bestari untuk menetapkan kewenangan klinis perawat yang

    mengajukan kewenangan klinis.

    2. Sebagai acuan setiap perawat yang akan mengajukan kewenangan klinis.

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 3

    BAB II

    BUKU PUTIH /WHITE PAPER PERAWAT KARDIOVASKULAR

    A. PENGERTIAN

    Buku Putih (White Paper) adalah buku yang memuat dokumen persyaratan/kriteria terkait

    kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan setiap jenis pelayanan keperawatan sesuai

    dengan standar kompetensinya.

    Buku Putih merupakan tolok ukur/acuan bagi mitra bestari dalam proses kredensial seorang

    praktisi keperawatan apakah layak diberi kewenangan klinis asuhan keperawatan tertentu.

    Setiap rumah sakit menyusun buku putih sendiri dengan mengacu pada buku standar profesi

    yang ada.

    B. KRITERIA UMUM

    Kriteria umum merupakan kriteria yang dipersyaratkan untuk mendapatkan kewenangan

    klnis bagi seluruh tenaga perawat dari level peringkat Beginner sampai Expert sebagai

    berikut :

    1. Lulus pendidikan formal keperawatan minimal D-3 Keperawatan

    2. Memiliki STR perawat yang masih berlaku

    3. Telah menyelesaikan program preceptorship 1 , 2,3,4 dan lulus uji praktik kompetensi

    inti

    4. Lulus Pelatihan Kardiologi Dasar

    5. Lulus Pelatihan Kardiologi Lanjut (untuk level minimal Advanced Beginner B )

    6. Sehat jasmani dan rohani

    7. Berperilaku baik sesuai etika profesi keperawatan

    C.KRITERIA KHUSUS

    Kriteria khusus menggambarkan pesyaratan kompetensi perawat untuk mendapatkan

    kewenangan klinis melakukan tindakan keperawatan meliputi : 1) asuhan keperawatan

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 4

    gangguan kardiovaskular tanpa komplikasi , 2) asuhan keperawatan pasien gangguan

    kardiovakular dengan komplikasi dan 3) prosedur khusus dimasing masing unit kerja

    sesuai dengan level kompetensinya .

    1. Asuhan Keperawatan pasien gangguan kardiovaskular tanpa komplikasi adalah

    penyakit kardiovaskular yang tidak disertai komplikasi Gagal jantung , Serangan jantung,

    Stroke, Aneurisma Aorta, Suddent Cardiac Arrest dan Periveral Arteri Diseases pada :

    NO KASUS TARGET/

    THN

    1 Asuhan keperawatan pre operasi jantung elektif 24 pasien2 Asuhan keperawatan pre kateterisasi 30 pasien3 Asuhan keperawatan post kateterisasi 30 pasien4 Asuhan keperawatan pre Pencutaneous Coronary Intervention

    (PCI).24 pasien

    5 Asuhan keperawatan post Pencutaneous Coronary Intervention(PCI) tanpa penyulit.

    24 pasien

    6 Asuhan keperawatan hipertensi 36 pasien7 Asuhan keperawatan penyakit jantung koroner tanpa penyulit 36 pasien8 Asuhan keperawatan jantung bawaan tanpa penyulit 36 pasien9 Asuhan keperawatan katup jantung tanpa penyulit 24 pasien10 Asuhan keperawatan penyakit jantung infeksi tanpa penyulit 12 pasien11 Melakukan pendidikan kesehatan pada klien dengan gangguan

    kardiovaskuler tanpa komplikasi2 pasien

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan Asuhan Keperawatan pasien

    gangguan kardiovaskular tanpa komplikasi harus memenuhi kriteria khusus sebagai

    berikut:

    a. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan institusi

    diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

    b. Telah memiliki sertifikat BCLS/ ACLS yang diselenggarakan institusi diklat yang

    sudah terakreditasi .

    c. Telah melakukan Asuhan Keperawatan pasien gangguan kardiovaskular tanpa

    komplikasi masing masing kasus sesuai target yang telah ditentukan dengan benar dan

    dibuktikan dengan log book.

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 5

    d. Kewenangan klinis untuk melakukan Asuhan Keperawatan pasien gangguan

    kardiovaskular tanpa komplikasi meliputi pengkajian, implementasi dan evaluasi.

    diberikan pada perawat level beginner B .

    e. Telah dilakukan assessmen kompetensi masing masing kasus dan dinyatakan

    kompeten.

    2. Asuhan Keperawatan pasien gangguan kardiovaskular dengan komplikasi

    komplek adalah penyakit kardiovaskular disertai komplikasi: Gagal jantung ,

    Serangan jantung , Stroke , Aneurisma Aorta, Suddent Cardiac Arrest, Periveral Arteri

    Diseases pada :

    NO KASUS TARGET/THN

    1 Asuhan keperawatan intra & paska operasi jantung elektif &emergensi Fraksi Ejeksi kurang dari 40 %

    24 pasien

    2 Asuhan keperawatan pre kateterisasi dengan prolonge chestpain

    12 pasien

    Asuhan keperawatan post kateterisasi dengan kritical vesseldiseases

    24 pasien

    3 Asuhan keperawatan gagal jantung kelas I, II, III, IV 24 pasien

    4 Asuhan keperawatan angina pektoris tidak stabil 24 pasien

    5 Asuhan keparawatan dengan SAK 24 pasien

    6 Asuhan keperawatan terapi trombolitik 6 pasien

    7 Asuhan keperawatan dengan pre dan post PTCA dengankomplikasi

    24 pasien

    8 Asuhan keperawatan pasien dengan edema paru 3 pasien

    9 Asuhan keperawatan dengan kardiogenik syok 3 pasien

    10 Asuhan keperawatan dengan aritmia 3 pasien

    11 Asuhan keperawatan jantung bawaan dengan komplikasi 36 pasien

    12 Asuhan keperawatan katup jantung dengan komplikasi 24 pasien

    13 Asuhan keperawatan penyakit jantung infeksi dengankomplikasi

    12 pasien

    14 Asuhan keperawatan pasien gangguan kardiovaskuler yangmenggunakan alat bantu :

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 6

    Pacu Jantung 6 pasien

    Ventilasi Mekanik 36 pasien

    IABP 6 pasien

    CRRT. 6 pasien

    ECMO 1 pasien

    15 Melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien gangguankardiovaskuler dengan komplikasi

    2 pasien

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan Asuhan Keperawatan pasien

    gangguan kardiovaskular dengan komplikasi komplek harus memenuhi kriteria khusus

    sebagai berikut:

    2.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan institusi

    diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    2.2. Telah memiliki sertifikat BCLS/ ACLS yang diselenggarakan institusi diklat yang

    sudah terakreditasi .

    2.3. Telah melakukan Asuhan Keperawatan pasien gangguan kardiovaskular dengan

    komplikasi komplek masing masing kasus sesuai target yang sudah ditentukan,

    dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    2.4. Kewenangan klinis untuk melakukan Asuhan Keperawatan pasien gangguan

    kardiovaskular tanpa komplikasi yang meliputi pengkajian, implementasi dan

    evaluasi diberikan pada perawat minimal advance beginner B.

    2.5. Telah dilakukan assessmen kompetensi masing masing kasus dan dinyatakan

    kompeten

    3.PROSEDUR KHUSUS

    Prosedur Khusus meliputi porsedur keperawatan kardiovaskular yang dilakukan di unit

    perawatan, meliputi:

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 7

    3.1. Tindakan Defibrilasi

    Defibrilasi adalah tindakan yang dilakukan untuk memberikan shock listrik dan

    dapat menyebabkan depolarisasi sementara dari jantung yang denyutnya tidak

    teratur, sehingga memungkinkan timbulnya kembali aktifitas listrik jantung yang

    terkoordinir. Energi dialirkan melalui suatu elektrode yang disebut paddle.

    Defibrilasi diklasifikasikan menurut 2 tipe bentuk gelombangnya yaitu monophasic

    dan biphasic. Jeli digunakan untuk mengurangi tahanan dada dan membantu

    menghantarkan aliran listrik ke jantung, jeli dioleskan pada kedua paddle energi.

    Untuk VF dan VT tanpa nadi, energi awal 360 joule dengan menggunakan

    monophasic deflbrilator. Dapat diulang tiap 2 menit dengan energi yang sama, jika

    menggunakan biphasic deflbrilasi energi yang diperlukan berkisar antara 120 - 200

    joule.

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan tindakan defibrilasi harus

    memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.1.1 Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.1.2. Telah memiliki sertifikat BCLS/ ACLS yang diselenggarakan institusi diklat

    yang sudah terakreditasi.

    3.1.3. Telah melakukan tindakan defibrilasi minimal 2 kali pertahun dilakukan

    dengan benar dan dibuktikan dengan log book .

    3.1.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.2. Tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP)

    Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan gawat darurat akibat kegagalan

    sirkulasi dan pernafasan untuk dikembalikan ke fungsi optimal guna mencegah

    kematian biologis. Resusitasi jantung paru (RJP) atau juga dikenal dengan Cardio

    Pulmoner Resusitation (CPR), merupakan kombinasi pernafasan buatan dan

    bantuan sirkulasi yang bertujuan mencukupi kebutuhan oksigen otak dan substrat

    lain sementara jantung dan paru tidak berfungsi. Teknik ini diberikan pada korban

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 8

    yang mengalami henti jantung dan nafas, tetapi masih hidup.RJP harus segera

    dilakukan dalam 4-6 menit setelah ditemukan telah terjadi henti nafas dan henti

    jantung untuk mencegah kerusakan sel-sel otak yang diikuti organ organ tubuh lain.

    Dengan demikian pemeliharaan perfusi serebral merupakan tujuan utama pada RJP.

    Jika penderita ditemukan bernafas namun tidak sadar maka posisikan dalm keadaan

    mantap agar jalan nafas tetap bebas dan sekret dapat keluar dengan sendirinya.

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan tindakan resusirasi jantung

    paru dasar ( BCLS) harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.2.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi

    diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

    3.2.2. Telah memiliki sertifikat BCLS yang diselenggarakan institusi diklat yang

    sudah terakreditasi .

    3.2.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi diklat yang

    sudah terakreditasi .

    3.2.4. Telah melakukan tindakan BCLS minimal 2 kali pertahun dengan benar dan

    dibuktikan dengan log book

    3.2.5. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan tindakan resusirasi jantung

    paru lanjut ( ACLS) harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.2.6. Telah memiliki sertifikat kardiologi lanjut yang diselenggarakan institusi

    diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

    3.2.7. Telah memiliki sertifikat ACLS yang diselenggarakan institusi diklat yang

    sudah terakreditasi .

    3.2.8. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi diklat yang

    sudah terakreditasi .

    3.2.9. Telah melakukan tindakan ACLS minimal 2 kali pertahun dengan benar

    dan dibuktikan dengan log book

    3.2.10. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 9

    3.3.Pemberian Obat High Alert

    Merupakan obat-obatan yang perlu mendapat perhatian tinggi / High-Alert

    Medications yang mensyaratkan agar rumah sakit meningkatkan aspek keselamatan

    pada obat-obatan yang termasuk high alert (Standar Akreditasi RS 2012 SKP.3 /

    JCI IPSG.3). Yang masuk kriteria ini antara lain :obat-obatan yang sering terlibat

    dalam kesalahan dan atau kejadian sentinel, obat-obatan yang memiliki risiko lebih

    tinggi jika terjadi kesalahan, serta obat-obatan yang nama obat, rupa, dan

    ucapannya mirip (Norum).Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau

    menghilangkan kejadian ini adalah menyusun proses pengelolaan obat yang perlu

    mendapat perhatian tinggi; termasuk memindahkan elektrolit konsentrasi tinggi dari

    unit perawatan pasien ke farmasi. Setiap pemberian obat harus dilakukan

    pengecekan 7 benar oleh 2 orang perawat

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk memberikan obat high alert harus

    memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.3.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.3.2. Telah melakukan tindakan pemberian obat high Alert minimal 12 kali

    pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.3.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.4. Pemberian Tranfusi Darah

    Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor)

    ke orang sakit (respien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan

    komponen darah. Pemberian transfusi darah bertujuan untuk : memelihara dan

    mempertahankan kesehatan donor , memelihara keadaan biologis darah atau

    komponen - komponennya agar tetap bermanfat, memelihara dan mempertahankan

    volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 10

    darah) ,mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah, meningkatkan

    oksigenasi jaringan, memperbaiki fungsi hemostatis dan tindakan terapi kasus

    tertentu.

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk memberikan tranfusi darah pada

    pasien harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.4.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

    3.4.2. Telah melakukan tindakan pemberian tranfusi darah minimal 2 kali

    pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .

    3.4.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.5.Melakukan askep pasien dengan TPM dan penanganan trouble shooting

    dalam kondisi emergensi

    Pacemaker merupakan alat pacu jantung yang memberikan stimulus elektrik

    tambahan ke otot jantung bila denyut jantung tidak mampu menghasilkan curah

    jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan fisiologis .

    Pacu jantung sementara adalah alat pacu jantung sementara dimana electrode

    dimasukkan melalui vena jugularis/subclavia / femoralis menuju atrium atau

    ventrikel kanan . Generator ditempatkan diluar dan bersifat sementara pada kelainan

    yang dicurigai terjadi gangguan irama tersebut bersifat sementara atau sebagai

    tindakan sebelum pemasangan permanen pacemaker.

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan seting ulang TPM

    harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.5.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.5.2. Telah melakukan askep pasien dengan TPM dan melakukan seting ulang

    TPM minimal 2 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log

    book.

    3.5.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 11

    3.6. Memberikan Terapi Trombolitik Sesuai Program

    Terapi trombolitik adalah terapi klinis yang ditujukan untuk reperfusi jaringan

    miokardium dengan memperbaiki aliran darah pada pembuluh darah yang

    tersumbat. Bekuan darah yang terdapat dalam pembuluh darah akan mengganggu

    aliran darah kebagian tubuh yang dialiri oleh pembuluh darah. Hal ini dapat

    menyebabkan suatu kerusakan serius pada bagian-bagian tubuh. Jika bekuan

    terdapat pada arteri yang memasok darah ke jantung maka dapat menyebabkan

    serangan jantung , begitu juga bila bekuan terdapat pada aliran darah ke otak, maka

    dapat terjadi stroke. Terapi trombolitik digunakan untuk melarutkan bekuan darah

    yang akan mengancam kehidupan jika tidak segera diatasi.

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan pemberian terapi

    trombolitik harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.6.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.6.2. Telah melakukan pemberian terapi trombolitik minimal 2 kali pertahun

    dengan benar dan dibuktikan dengan log book .

    3.6.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.7. Melakukan Tatalaksana Keperawatan Pasien Hipoksi Spell pada Bayi

    Hipoksi Spell disebut juga serangan hipoksia merupakan gambaran khas pada anak

    dengan tetralogi fallot. Gejala klinis yang terlihat pada anak adalah anak menjadi

    sianosis, menangis yang tak bisa didiamkan yang mengakibatkan anak menjadi

    hiperpneu lalu semakin membiru, distress dan paling sering terjadi di pagi hari.

    Hipoksi spell merupakan akibat hipoksemia yang paling traumatis . Prevalensi

    hipoksi spell ditemukan paling sering pada bayi dan anak yang baru mulai berjalan,

    tetapi sesudah umur 4 atau 5 tahun serangan jarang terjadi .

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 12

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan tatalaksana

    keperawatan pasien hipoksi spell pada bayi harus memenuhi kriteria khusus

    sebagai berikut:

    3.7.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

    3.7.2. Telah melakukan tatalaksana keperawatan pasien hipoksi spell pada bayi

    minimal 2 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.7.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.8. Pemberikan Nutrisi Parentral dan Enteral

    Nutrisi Parenteral (NP) merupakan suatu cara pemberian nutrisi dan energi secara

    intravena yang bertujuan untuk memberikan kecukupan karbohidrat, protein, lemak,

    vitamin dan mineral yang diperlukan untuk metabolisme tubuh baik untuk pasien

    dewasa maupun bayi . NP sangat diperlukan untuk pertumbuhan bayi baru lahir

    yang mempunyai problem klinik yang berat, terutama pada Bayi Baru Lahir Amat

    Sangat Rendah (BBLASR) di mana belum/tidak memungkinkan untuk diberikan

    nutrisi enteral.

    Peran perawat spesialis anak dalam pemberian nutrisi parenteral sangat penting,

    karena kitalah yang paling mempunyai kewenangan di ruang Unit Perawatan

    Intensif Neonatus, sehingga kita semua dituntut mampu mandiri melaksanakan

    pemberian nutrisi parenteral khususnya aspek kebutuhan nutrient pada neonatus.

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan pemberian nutrisi

    parentral harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.8.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.8.2. Telah melakukan pemberian nutrisi parentral minimal 6 kali pertahun

    dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.8.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 13

    3.9. Memasang Naso Gastris Tube ( NGT )

    Tindakan pemasangan selang nasogastrik adalah memasukkan tube nasogastrik

    ( selang nasogastrik) melalui hidung, melewati nasopharynx dan esophagus dan terus

    sampai ke lambung .Nasogastric Tubes (NGT) digunakan untuk memberikan nutrisi

    dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan,

    cairan, dan obat-obatan secara oral. NGT digunakan juga untuk mengeluarkan isi

    dari lambung.

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan pemasangan naso

    gastric tube ( NGT) harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.9.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.9.2. Telah melakukan pemasangan Naso Gastric Tube ( NGT) minimal 2 kali

    pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.9.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.10. Memberikan Gas Nitric Oxide Sesuai Program

    Nitric Oxide merupakan salah satu senyawa yang berperan dalam tranformasi sinyal

    dalam metabolism mahluk hidup. Senyawa ini akan menyampaikan sinyal terhadap

    otot polos dalam lapisan pembuluh darah (Endotelium), untuk berelaksasi, sehingga

    mengakibatkan pelebaran atau vasodilatasi pembuluh darah yang berakibat

    meningkatkan aliran darah. Gas NO konsentrasi rendah digunakan untuk perawatan

    hipertensi paru pada bayi yang baru dilahirkan. Produksi Nitric Oxide juga

    menyebabkan pelebaran pembuluh darah paru, sehingga meningkatkan saturasi

    oksigen sehingga memperbaiki pernafasan yang lebih baik. Demikian pula pada

    pembuluh darah secara keseluruhan, sehingga bisa menjadi anti hipertensi yang

    efektif menurunkan hipertensi.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Gashttp://id.wikipedia.org/wiki/Hipertensihttp://id.wikipedia.org/wiki/Paruhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bayi

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 14

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk memberikan nitric oxide sesuai

    program harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.10.1.Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.10.2.Telah melakukan pemberian Nitric Oxide sesuai program minimal 1 kali

    pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.10.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.11. Berperan Sebagai Scrube Nurse Operasi Jantung

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis menjadi Scrube Nurse operasi Jantung

    harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.11.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

    3.11.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan teknik kamar bedah sebagai scub ners

    operasi jantung yang diselenggarakan institusi yang sudah terakreditasi .

    3.11.3. Telah melakukan Scrube Nurse operasi Jantung minimal 50 kali pertahun

    dengan benar dan dibuktikan dengan log book .

    3.11.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.12. Berperan Sebagai Circulate Nurse Untuk Operasi Jantung

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis menjadi Scrube Nurse operasi Jantung

    harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.12.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 15

    3.12.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan teknik kamar bedah sebagai Circulate

    Nurse operasi jantung yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi .

    3.12.3. Telah melakukan Circulate Nurse operasi Jantung minimal 50 kali

    pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .

    3.12.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.13. Melakukan observasi dan mengawasi pasien rehabilitasi Fase I

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan observasi dan mengawasi

    pasien Rehabilitasi fase 1 pasien gangguan kardiovaskular harus memenuhi kriteria

    khusus sebagai berikut:

    3.13.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi

    diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

    3.13.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.13.3. Telah melakukan Rehabilitasi fase 1 dengan kasus simple pada paska

    operasi CABG,ASD,VSD minimal 50 kali pertahun dengan benar dan

    dibuktikan dengan log book

    3.13.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.14. Melakukan Six minute walk test pada pasien evaluasi program akhir Fase II

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan Six minute walk test pada

    pasien evaluasi program akhir Fase II harus memenuhi kriteria khusus sebagai

    berikut:

    3.14.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi

    diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

    3.14.2. Telah memiliki sertifikat BCLS/ ACLS yang diselenggarakan institusi diklat

    yang sudah terakreditasi

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 16

    3.14.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.14.4. Telah melakukan Six minute walk test pada pasien evaluasi program akhir

    Fase II dengan dengan kasus minimal 50 kali pertahun dengan benar dan

    dibuktikan dengan log book .

    3.14.5. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.15. Menentukan dosis latihan pada pasien program rehab Fase II

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis menentukan dosis latihan pada pasien

    program rehab Fase II pasien gangguan kardiovaskular harus memenuhi kriteria

    khusus sebagai berikut:

    3.15.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi lanjut yang diselenggarakan institusi

    diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

    3.15.2. Telah memiliki sertifikat BCLS/ ACLS yang diselenggarakan institusi diklat

    yang sudah terakreditasi

    3.15.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.15.4. Telah melakukan dosis latihan pada pasien program rehab Fase II minimal

    50 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .

    3.15.5. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.16. Memberikan edukasi pada pasien selesai program rehabilitasi Fase II

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis memberikan edukasi selesai program

    rehabilitasi Fase II pasien gangguan kardiovaskular harus memenuhi kriteria

    khusus sebagai berikut:

    3.16.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

    3.16.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 17

    3.16.3. Telah melakukan edukasi pada pasien selesai program Fase II minimal 24

    kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .

    3.16.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.17. Melakukan askep pada pasien Treadmill Test untuk evaluasi pada pasien

    program rehab Fase III

    Treadmill test adalah uji latih jantung beban dengan cara memberikan stress

    fisiologi yang dapat menyebabkan abnormalitas kardiovaskular yang tidak

    ditemukan pada saat istirahat. Latihan dinamik memberikan serial kompleks

    penyesuaian kardiovaskular yang terjadi akibat peningkatan suplai darah ke otot

    gerak sesuai dengan kebutuhan metabolisme yang terjadi, disamping upaya untuk

    mempertahankan suplai darah ke organ vital seperti otak dan jantung.

    Latihan dinamik dapat mengakibatkan peningkatan curah jantung, peningkatan

    tekanan darah arteri dan peningkatan tahanan / resistensi perifer meningkat.

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan askep pada pasien

    Treadmill Test ( TMT) untuk evaluasi program rehab Fase III harus memenuhi

    kriteria khusus sebagai berikut:

    3.17.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan oleh

    institusi diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.17.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan melakukan tindakan Treadmill Test

    ( TMT) untuk pemeriksaan diagnostik yang diselenggarakan institusi yang

    sudah terakreditasi

    3.17.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.17.4. Telah melakukan melakukan askep pada pasien Treadmill Test ( TMT)

    untuk evaluasi program rehab Fase III minimal 50 kali

    pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .

    3.17,4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten.

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 18

    3.18. Melakukan pemeriksaan Cardio Pulmonal Exercise ( CPX) Pada pasien CHF

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan tindakan Treadmill Test

    ( TMT) untuk pemeriksaan diagnostik harus memenuhi kriteria khusus sebagai

    berikut:

    3.18.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

    3.18.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan melakukan tindakan Treadmill Test (

    TMT) untuk pemeriksaan diagnostik yang diselenggarakan institusi yang

    sudah terakreditasi

    3.18.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    Terakreditasi

    3.18.4. Telah melakukan pemeriksaan Cardio Pulmonal Exercise ( CPX) Pada

    pasien CHF minimal 5 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan

    dengan log book .

    3.18.5. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.19. Melakukan Tindakan Ekokardiografi Untuk Pemeriksaan Diagnostik

    Ekokardiografi adalah tes diagnostik non invasif yang menggunakan ultrasound

    untuk membuat gambar dari jantung dengan pantulan gelombang suara dari jantung

    direkam oleh sensor elektronik yang ditempatkan di dada, kemudian diproses

    dengan komputer untuk menghasilkan gambar bergerak dua atau tiga dimensi

    yang menunjukkan kondisi struktur dan fungsi jantung.

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan tindakan Ekokardiografi

    untuk pemeriksaan diagnostik harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.19.1.Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    http://kamuskesehatan.com/arti/tes-diagnostik/http://kamuskesehatan.com/arti/jantung/http://kamuskesehatan.com/arti/dada/http://kamuskesehatan.com/arti/katup-jantung/http://kamuskesehatan.com/arti/fungsi-jantung/

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 19

    3.19.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan melakukan tindakan Ekokardiografi

    untuk pemeriksaan diagnostik yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.19.2. Teah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.19.3. Telah melakukan tindakan Ekokardiografi untuk pemeriksaan diagnostik

    minimal 50 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .

    3.19.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.20. Melakukan Pemasangan Holter Monitoring Untuk Diagnostik .

    Holter monitor merupakan alat yang dapat merekam keadaan jantung selama 24

    sampai 72 jam. Holter monitor merupakan EKG kecil yang dapat dibawa kemana-

    mana oleh pasien selama 24 jam dapat disimpan disaku baju, saku celana atau

    diikatkan dipinggang dan kabelnya ditempelkan didada. Pemasangan alat ini dapat

    mendeteksi adanya kelainan denyut jantung, anatara lain gangguan aliran darah ke

    otot jantung (iskemi miokard) atau aritmia yang dapat mengancam nyawa (transient

    VT/SVT), keluhan berdebar hingga nyeri dada ada hubungannya denganjantung.

    Holter monitoring dapat dipakai untuk menilai efek obat yang diberikan untuk

    gangguan irama jantung, iskemi otot jantung atau penyempitan pembuluh darah

    jantung.

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan pemasangan Holter untuk

    pemeriksaan diagnostik harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.20.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi

    Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

    3.20.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan melakukan pemasangan Holter untuk

    pemeriksaan diagnostik yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.20.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 20

    3.20.4. Telah melakukan pemasangan Holter untuk pemeriksaan diagnostik

    minimal 25 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .

    3.20.5. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.21. Melakukan koreksi cairan dan elektrolit sesuai program

    Keseimbangan cairan tubuh dipertahankan melalui mekanisme homeostasis yang

    sangat kritis. Kehilangan cairan yang normal terjadi melalui air seni (urine),

    keringat dan uap air nafas. Cairan penggnatinya berasal dari air metabolisme dan

    cairan lain yang diminum. 60% berat tubuh adalah air dimana yang 40% berada di

    dalam sel (intra-seluler), yang 15% berada di antara sel-sel (interstitial) dan yang

    5% berada di dalam pembuluh darah (intra-vaskuler). Kedua jenis cairan inilah

    aktif keluar dan masuk tubuh. Defisit yang mencapai 10% berat badan adalah defisit

    derajat berat yang tidak akan dapat sembuh (bahkan fatal) ,jika tidak mendapat

    pengobatan dan terapi cairan yang serius. Tujuan terapi cairan, baik melalui oral

    maupun intravena adalah untuk mempertahankan agar status cairan tetap dalam

    keseimbangan, yaitu Jumlah Cairan Masuk = Jumlah Cairan Keluar

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan koreksi cairan dan elektrolit

    sesuai program harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.17.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

    3.21.1. Telah melakukan tindakan koreksi cairan dan elektrolit sesuai program minimal

    12 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .

    3.21.2. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.22. Memberikan terapi prostaglandin melalui intra vena sesuai program

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis memberikan terapi prostaglandin

    melalui intra vena harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.22.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 21

    3.22.2. Telah memberikan terapi prostaglandin melalui intra vena sesuai program

    minimal 2 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .

    3.22.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.23. Melakukan Tindakan Plebotomi Sesuai Program

    Plebotomi adalah proses mengeluarkan darah dengan jumlah yang telah ditetapkan

    (biasanya setengah liter atau 16 ons) akan dibuang , sementara pada saat yang sama

    jumlah yang telah ditetapkan cairan intravena diberikan (penggantian volume)

    dengan menggunakan normal saline (larutan lemah garam dan air). P rosedur

    pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan benar, mulai dari persiapan

    peralatan, pemilihan jenis antikoagulan, pemilihan letak vena, teknik pengambilan

    agar diperoleh specimen darah yang memenuhi syarat uji laboratorium.

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan tindakan plebotomi sesuai

    program harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.23.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.23.2. Telah memberikan melakukan tindakan plebotomi sesuai program minimal

    1 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .

    3.23.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.24. Memberikan Terapi Sinar Biru (Blue Light ) Sesuai Program

    Sinar biru (Blue Light ) merupakan sinar dengan panjang gelombang yang

    berbahaya yang dapat mencapai retina. Seiring dengan usia, sinar biru dapat diserap

    oleh mata, terutama akibat penguningan lensa. Pada bayi dan anak-anak,

    kemampuan ini belum optimal karena lensa mereka masih bening. Pada usia 0

    hingga 2 tahun,70% – 80% sinar biru dapat mencapai retina, berkurang menjadi

    60% – 70% saat usia 2 sampai 10 tahun, hingga akhirnya hanya 20% sinar yang

    mencapai retina pada saat usia 60 sampai 90 tahun. Usia yang paling rentan

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 22

    menyebabkan kerusakan retina akibat sinar biru terjadi pada usia bayi dan anak-

    anak.

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis memberikan terapi Blue light sesuai

    program sesuai program harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.24.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.24.2. Telah memberikan terapi Blue light sesuai program minimal 2 kali pertahun

    dengan benar dan dibuktikan dengan log book .

    3.24.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.25. Melakukan Priming Alat Bantu Mekanik IABP, CRRT, LVAD

    Priming adalah pengisian cairan yang pertama kali dalam sirkulasi darah

    (ABL+Dialyzer+VBL) dengan menggunakan cairan NaCl. Tujuan dari Priming

    adalah untuk mengeluarkan bahan pengawet yang terdapat pada dialyzer .

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan priming alat bantu mekanik

    IABP, CRRT, LVAD harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.25.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.25.2. Telah melakukan priming alat bantu mekanik IABP, CRRT, LVAD

    minimal 2 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan

    log book .

    3.25.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.26. Memberikan Terapi Oksigen Pasien Dengan CPAP Mask

    Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses

    metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Terapi

    O2 merupakan salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan okasigenasi

    jaringan yang adekuat. Secara klinis tujuan utama pemberian O2 adalah (1) untuk

    mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah, (2) untuk

    menurunkan kerja nafas dan meurunkan kerja miokard. Continous Positif Airway

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 23

    Pressure ( CPAP) adalah terapi oksigen non invasive yang memberikan tekanan

    positif untuk seluruh siklus respirasi( inspirasi&ekspirasi) pada saat bernafas

    spontan . Penggunaan CPAP dapat mengurangi kerja nafas, mengurangi hipoksia

    dan mengurangi atelektasis.

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis memberikan terapi oksigen pasien

    dengan cpap mask harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.26.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.26.2. Telah memberikan terapi oksigen pasien dengan cpap mask minimal 2

    kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book

    3.26.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten.

    3.27. Memberikan Terapi Oksigen Dengan Ventilasi Mekanik

    Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses

    metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Terapi

    O2 merupakan salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan okasigenasi

    jaringan yang adekuat. Secara klinis tujuan utama pemberian O2 adalah (1) untuk

    mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah, (2) untuk

    menurunkan kerja nafas dan meurunkan kerja miokard.

    Ventilasi mekanik adalah suatu alat bantu mekanik yang berfungsi memberikan

    bantuan nafas pasien dengan cara memberikan tekanan udara positif pada paru-paru

    melalui jalan nafas yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses

    ventilasi untuk mempertahankan oksigenisasi.

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis Memberikan terapi oksigen dengan

    Ventilasi Mekanik harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.27.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

    3.27.2. Telah memberikan terapi oksigen dengan Ventilasi Mekanik minimal 50

    kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .

    3.27.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 24

    3.28. Memberikan Terapi Oksigen Dengan Aliran sedang sampai tinggi , dan

    Konsentrasi sedang sampai tinggi Dalam Kondisi Emergensi

    Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses

    metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Terapi

    O2 merupakan salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan okasigenasi

    jaringan yang adekuat. Tujuan terapi oksigen meliputi meningkatkan kadar oksigen

    udara napas , kadar oksigen yang ada di paru-paru menjadi tinggi , tekanan pastial

    oksigen dialveolus meningkat , oksigen yang berdifusi melalui dinding alveolus

    lebih banyak , kadar oksigen yang terangkut melalui peredaran darah cukup dan

    persediaan oksigen di jaringan sel dapat terpenuhi , mencegah terjadinya hipoksia.

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis memberikan terapi oksigen dengan

    aliran sedang sampai tinggi , konsentrasi sedang sampai tinggi dalam kondisi

    emergensi harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.28.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.28.2. Telah memberikan terapi oksigen dengan aliran sedang sampai tinggi ,

    konsentrasi sedang sampai tinggi dalam kondisi emergensi 25 kali pertahun

    dengan benar dan dibuktikan dengan log book .

    3.28.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.29. Monitoring Hemodinamik Invasive (BP, HR, RAP, LAP, PAP, PCWP, CO,

    CI)

    Hemodinamik adalah aliran darah dalam system peredaran tubuh kita baik melalui

    sirkulasi magna (sirkulasi besar) maupun sirkulasi parva ( sirkulasi dalam paru-

    paru). Hemodinamik monitoring adalah pemantauan dari hemodinamik

    status.Pentingnya pemantauan terus menerus terhadap status hemodinamik,

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 25

    respirasi, dan tanda-tanda vital lain akan menjamin early detection bisa

    dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mecegah pasien jatuh kepada kondisi

    lebih parah. Hemidinamik status adalah indeks dari tekanan dan kecepatan aliran

    darah dalam paru dan sirkulasi sistemik.Perawat dituntut mampu mengoperasikan

    alat pemantauan hemodinamik baik non invasive maupun invasive serta harus

    mampu menginterpretasikan hasilnya.

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis Monitoring hemodinamik non invasive,

    invasive (BP, HR, RAP, LAP, PAP, PCWP, CO, CI) harus memenuhi kriteria

    khusus sebagai berikut:

    3.29.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.29.2. Telah melakukan monitoring hemodinamik invasive (BP, HR, RAP, LAP,

    PAP, PCWP, CO, CI) minimal 50 kali pertahun dengan benar dan

    dibuktikan dengan log book .

    3.29.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.30. Melakukan Pendidikan Kesehatan pada Pasien

    Pendidikan kesehatan bertujuan memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang

    penting kepada pasien dan keluarganya untuk memenuhi kebutuhan perawatan

    berkelanjutan yang akan dilakukan secara mandiri ketika pasien pulang ke rumah.

    Jika pasien pulang dipersiapkan dengan baik, maka tidak mengalami hambatan

    dalam melanjutkan program pengobatan dan rehabilitasi. Pasien juga akan

    mencapai tingkat kesehatan yang lebih baik dan mampu mempertahankan kondisi

    kesehatan seperti sebelum sakit (Potter & Perry, 1997). Pendidikan kesehatan harus

    dilaksanakan secara terprogram dan sesuai dengan kebutuhan pengetahuan yang

    diperlukan saat dirawat maupun ketika pasien akan pulang.

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan pendidikan kesehatan pasien

    harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 26

    3.30.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar ( untuk kasus ringan )

    dan kardiologi lanjut ( untuk kasus berat) yang diselenggarakan institusi Diklat

    RSJPDHK yang sudah terakreditasi

    3.30.2.Telah melakukan pendidikan kesehatan pada pasien gangguan

    Kardiovaskular tanpa komplikasi minimal 1 kali pertahun dengan benar

    dan dibuktikan dengan log book bagi perawat level Beginner dan Advance

    Beginner

    3.30.3. Telah melakukan pendidikan kesehatan pada pasien gangguan

    kardiovaskular dengan komplikasi, minimal 1 kali pertahun dengan

    benar dan dibuktikan dengan loog book bagi perawat level Competent,

    Proficient & Expert.

    3.30.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten .

    3.31. Mengambil sampel darah vena / arteri langsung atau melalui CVP Line ,

    Arteri line

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk mengambil sampel darah vena / arteri

    langsung atau melalui CVP Line , Arteri line harus memenuhi kriteria khusus sebagaiberikut:

    3.31.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi

    diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

    3.31.2. Telah melakukan pengambilan sampel darah vena / arteri langsung atau

    melalui CVP Line , Arteri line minimal 25 kali pertahun dengan benar dan dibuktikandengan log book.

    3.31.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.32. Melakukan pencampuran & penghitungan dosis obat KV melalui intra vena

    ( Beginner B)

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 27

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan pencampuran

    &penghitungan dosis obat KV melalui intra vena harus memenuhi kriteria khusus

    sebagai berikut:

    3.32.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.32.2. Telah melakukan pencampuran &penghitungan dosis obat KV melalui intra

    vena 24 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.32.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.33. Melakukan perekaman Elektrokardiogram ( EKG).

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan perekaman

    Elektrokardiogram ( EKG) harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.33.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.33.2. Telah melakukan perekaman Elektrokardiogram ( EKG) minimal 50 kali

    pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.33.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.34. Melakukan vibrasi dan clapping

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan melakukan vibrasi

    danclapping harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.34.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.34.2. Telah melakukan vibrasi dan clapping minimal 50 kali pertahun dengan

    benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.34.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 28

    3.35. Melatih pasien melakukan batuk efektif

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melatih pasien melakukan latihan batuk

    efektif, harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.35.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.35.2. Telah melakukan melakukan latihan batuk efektif minimal 50 kali pertahun

    dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.35.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.36. Melakuan tindakan nebulizer

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan tindakan nebulizer ,harus

    memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.36.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.36.2. Telah melakukan melakukan tindakan nebulizer minimal 25 kali pertahun

    dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.36.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.37. Membimbing pasien melakukan relaksasi

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk membimbing pasien melakukan relaksasi ,harus

    memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.37.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 29

    3.37.2. Telah melakukan membimbing pasien melakukan relaksasi minimal 25 kali

    pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.37.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.38. Memberikan posisi nyaman

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis memberikan posisi nyaman, harus memenuhikriteria khusus sebagai berikut:

    3.38.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.38.2. Telah memberikan posisi nyaman minimal 25 kali pertahun dengan benar

    dan dibuktikan dengan log book.

    3.38.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.39. Melakukan motivasi psikologis dan spiritual

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan motivasi psikologis dan spiritual

    harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.39.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.39.2. Telah melakukan motivasi psikologis dan spiritual minimal 25 kali pertahun

    dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.39.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.40. Melakukan askep pasien dengan Permanent Pacemaker (PPM)

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan askep pasien dengan PPM harus

    memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.40.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi.

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 30

    3.40.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.40.3. Telah melakukan askep pasien dengan PPM minimal 6 kali pertahun dengan

    benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.40.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.41. Melakukan hiperventilasi pada pasien hipercapnia dalam kondisi emergensi

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan melatih pasien melakukan

    hiperventilasi pada pasien hipercapnia dalam kondisi emergensi harus memenuhi kriteriakhusus sebagai berikut:

    3.41.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.41.2. Telah melakukan hiperventilasi pada pasien hipercapnia dalam kondisi

    emergensi minimal 25 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.41.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.42. Memasang urine kateter

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk Memasang urine kateter harus memenuhi

    kriteria khusus sebagai berikut:

    3.42.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.42.2. Telah memasang urine kateter minimal 24 kali pertahun dengan benar dan

    dibuktikan dengan log book.

    3.42.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.43. Memasang Naso Gastric Tube ( NGT)

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk memasang Naso Gastric Tube ( NGT)

    harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 31

    3.43.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.43.2. Telah melakukan memasang Naso Gastric Tube minimal 24 kali pertahun

    dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.43.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.44. Melakukan aspirasi cairan pleura /pericard melalui pigtail atau cavafix

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan melatih pasien melakukan

    aspirasi cairan pleura /pericard mell pigtail atau cavafix harus memenuhi kriteria khusussebagai berikut:

    3.44.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.44.2. Telah melakukan aspirasi cairan pleura /pericard mell pigtail atau cavafix

    minimal 24 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.44.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.45. Melakukan penghisapan lendir via hidung , mulut , ETT, tracheostomi

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan melatih pasien melakukan

    penghisapan lendir via hidung , mulut , ETT, tracheostomi harus memenuhi kriteria khusussebagai berikut:

    3.45.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi ..

    3.45.2. Telah melakukan penghisapan lendir via hidung , mulut , ETT, tracheostomi

    minimal 24 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.45.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.46. Melakukan desinfeksi ,kalibrasi & priming mesin hemodialisa

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 32

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan desinfeksi ,kalibrasi & priming

    mesin hemodialisa harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.46.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi

    diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

    3.46.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan hemodialisa yang diselenggarakan

    institusi yang sudah terakreditasi .

    3.46.3. Telah melakukan melakukan desinfeksi ,kalibrasi & priming mesin

    hemodialisa minimal 50 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log

    book.

    3.46.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.47. Melakukan askep pasien tindakan HemodialisisPerawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan askep pasien tindakan Hemodialisis

    harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.47.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi lanjut yang diselenggarakan institusi

    diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

    3.47.2.Telah memiliki sertifikat pelatihan hemodialisa yang diselenggarakan institusi

    yang sudah terakreditasi .

    3.47.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.47.4. Telah melakukan askep pasien tindakan hemodialisa minimal 50 kali

    pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.47.5. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.48. Melakukan penusukan vaskular akses melalui cimino dan setting kecepatan

    aliran mesin HD

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 33

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan melatih pasien melakukan

    penusukan vaskular akses dan setting kecepatan aliran mesin HD harus memenuhi kriteriakhusus sebagai berikut:

    3.48.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi lanjut yang diselenggarakan institusi

    diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

    3.48.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan yang diselenggarakan institusi yang

    sudah terakreditasi

    3.48.3. Telah melakukan melakukan latihan batuk efektif minimal 50 kali pertahun

    dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.48.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.49. Melakukan pemeriksaan Ankle Brachial Index

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan melatih pasien melakukan

    pemeriksaan Ankle Brachial Index harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.49.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.49.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.49.3. Telah melakukan melakukan pemeriksaan Ankle Brachial Index minimal 50

    kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.49.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.50. Melakukan Pemeriksaan Reografi

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan pemeriksaan Reografi harus

    memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.50.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi

    diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 34

    3.50.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.50.3. Telah melakukan melakukan pemeriksaan Reografi minimal 50 kali

    pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.50.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.51. Melakukan pemeriksaan Carotis

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan melatih pasien melakukan

    pemeriksaan Carotis harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.51.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi

    Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi.

    3.51.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.51.3. Telah melakukan melakukan pemeriksaan Carotis minimal 50 kali pertahun

    dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.51.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.52. Melakukan pemeriksaan Femoralis

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan pemeriksaan Femoralis

    harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.52.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi

    Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi.

    3.52.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.52.3. Telah melakukan pemeriksaan Femoralis minimal 50 kali pertahun dengan benar

    dan dibuktikan dengan log book.

    3.52.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.53. Melakukan Pemeriksaan Trans Cranial Dopler

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 35

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan pemeriksaan Trans Cranial

    Dopler harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.53.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi

    Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi.

    3.53.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.53.3. Telah melakukan pemeriksaan Trans Cranial Dopler minimal 50 kali pertahun

    dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.53.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.54. Melakukan Pemeriksaan Laser Fluximetri

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan pemeriksaan Laser Fluximetri

    harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.54.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi

    Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi.

    3.54.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.54.3. Telah melakukan pemeriksaan Laser Fluximetri minimal 25 kali pertahundengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.54.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.55. Melakukan Pemeriksaan Flow Mediated Dilatation / FMD

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan pemeriksaan Flow Mediated

    Dilatation / FMD harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.55.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi

    Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi.

    3.55.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 36

    3.55.3. Telah melakukan pemeriksaan Flow Mediated Dilatation/FMD minimal 50

    kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.55.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.56. Berperan Sebagai Scrube Nurse Tindakan Laser Endovenous & Plebectomy

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan Scrube Nurse tindakan Laser

    Endovenous & Plebectomy harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.56.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.56.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.56.3. Telah melakukan Scrube Nurse tindakan Laser Endovenous minimal 12 kali

    pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.56.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.57. Berperan Sebagai Circulate Tindakan Laser Endovenous & Plebectomy

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan Circulate tindakan Laser

    Endovenous & Plebectomy harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.57.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.57.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.57.3. Telah melakukan circulate pada tindakan Laser Endovenous & Plebectomy

    minimal 12 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.57.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.58. Melakukan askep keperawatan pada tindakan Transesophageal

    Echocardiogram ( TEE)

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 37

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan tindakan TEE harus memenuhikriteria khusus sebagai berikut:

    3.58.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.58.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan TEE yang diselenggarakan institusi yang

    sudah terakreditasi.

    3.58.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi.

    3.58.4. Telah melakukan tindakan TEE minimal 12 kali pertahun dengan benar dan

    dibuktikan dengan log book.

    3.58.5. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.59. Melakukan pemasangan Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM).

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan tindakan ABPM harus memenuhikriteria khusus sebagai berikut:

    3.59.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.59.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan ABPM yang diselenggarakan institusi

    yang sudah terakreditasi.

    3.59.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.59.4. Telah melakukan tindakan ABPM minimal 12 kali pertahun dengan benar dan

    dibuktikan dengan log book.

    3.59.5. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.60. MelakukanAsuhan Keperawatan pasien dengan Left Ventrikel Assist Device

    ( LVAD).

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan tindakan LVAD harus memenuhi

    kriteria khusus sebagai berikut:

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 38

    3.60.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.60.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan LVAD yang diselenggarakan institusi

    yang sudah terakreditasi.

    3.60.3. Telah melakukan tindakan LVAD minimal 3 kali pertahun dengan benar dan

    dibuktikan dengan log book.

    3.60.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

    3.61. Melakukan Priming Mesin Cardiopulmonal Bypass ( CPB)

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan tindakan Priming Mesin

    Cardiopulmonal Bypass ( CPB) harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.61.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.61.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan Priming Mesin CPB yang

    diselenggarakan institusi yang sudah terakreditasi.

    3.61.3. Telah melakukan tindakan Priming Mesin CPB minimal 50 kali pertahun dengan

    benar dan dibuktikan dengan log book.

    3.61.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten .

    3.62. Melakukan Askep Pasien dengan PPM )

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan askep pasien dengan PPM harusmemenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.62.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.62.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.62.3. Telah melakukan askep pasien PPM minimal 6 kali pertahun dengan benar

    dan dibuktikan dengan log book.

    3.62.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten .

    3.63. Melakukan Askep Pasien dengan Dobutamin Strees Echo ( DSE)

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 39

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan askep pasien dengan DSE harusmemenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.63.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi Lanjut yang diselenggarakan

    institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

    3.63.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.63.3. Telah melakukan askep pasien DSE minimal 6 kali pertahun dengan benar

    dan dibuktikan dengan log book.

    3.63.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten .

    3.64.Melakukan Tindakan Treatmill Tes ( TMT) Untuk Pemeriksaan Diagnostik

    Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan tindakan TMT untuk

    pemeriksaan diagnostik harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

    3.64.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan

    oleh institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

    3.64.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan melakukan tindakan TMT untuk

    pemeriksaan diagnostik yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.64.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.64.4. Telah memiliki sertifikat ACLS yang diselenggarakan institusi yang sudah

    terakreditasi

    3.64.5. Telah melakukan tindakan TMT untuk pemeriksaan diagnostik minimal 50

    kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .

    3.64.6. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 40

  • Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK Page 41

    Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan gawa