naskah publikasi kebermaknaan hidup pada...

22
1 NASKAH PUBLIKASI KEBERMAKNAAN HIDUP PADA NARAPIDANA PEMBUNUHAN Diajukan Kepada Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi Oleh: RONA UMAR 01 320 287 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

Upload: lamphuc

Post on 05-Mar-2018

232 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

1

NASKAH PUBLIKASI

KEBERMAKNAAN HIDUP

PADA NARAPIDANA PEMBUNUHAN

Diajukan Kepada Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi Dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia

Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh

Derajat Sarjana S1 Psikologi

Oleh:

RONA UMAR

01 320 287

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

2

NASKAH PUBLIKASI

KERBERMAKNAAN HIDUP PADA NARAPIDANA PEMBUNUHAN

Telah Disetujui Pada Tanggal

________________________

Dosen Pembimbing Utama

(RA. Retno Kumolohadi, S.Psi., M.Si.)

Page 3: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

3

KEBERMAKNAAN HIDUP

PADA NARAPIDANA PEMBUNUHAN

Rona Umar

RA. Retno Kumolohadi, S.Psi., M.Si.

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses kebermaknaan hidup narapidana pembunuhan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebermaknaan hidup narapidana adalah Pola Asuh, Religiusitas, Interaksi Sosial dan Dukungan Sosial.

Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang narapidana pelaku pembunuhan. Subjek pertama adalah narapidana pembunuhan yang telah bebas dan subjek kedua adalah narapidana pembunuhan yang masih menjalani hukuman. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam pengambilan data menggunakan wawancara dan observasi.

Proses yang dilalui kedua subjek membawa kedua subjek ke dalam penghayatan hidup bermakna. Kebermaknaan hidup subjek pertama diperoleh melalui pekerjaannnya. Pada subjek kedua kebermaknaan hidupnya diperoleh melalui penghayatan akan nilai-nilai keagamaan.

Pendalaman kedua subjek melalui nilai kreatif dan nilai penghayatan dari teori Logoterapy Viktor Frankl yang merupakan dasar dari penemuan kebermaknaan hidup kedua subjek. Subjek D merasa keutamaan hidup sebagai laki-laki adalah bertanggung jawab kepada anak dan istri dan adanya keinginan mempunyai hidup yang wajar, mempunyai pekerjaan saat keluar nanti, Subjek M merasa bahwa hal yang paling penting adalah dengan meyakini agama dan menjalankan ibadah dan yakin adanya ampunan dari Allah S.W.T. dan adanya beberapa faktor yang mendukung penghayatan hidup bermakna, seperti dukungan sosial dari lingkungan sekitar, kenyakinan adanya Tuhan, dan interaksi sosial menjadi alasan mengapa kedua subjek tetap bersemangat menjalani hidup.

Kata kunci: Kebermaknaan hidup, Narapidana pembunuhan.

Page 4: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

4

A. PENGANTAR

A. Latar Belakang Masalah

Daniel Hartono, narapidana kasus pembunuhan terhadap Bill Ellen beberapa

kali mencoba untuk melakukan bunuh diri, namun upayanya selalu gagal.

Menurut pengakuan Daniel Hartono, dia merasa tidak pernah melakukan

pembunuhan tersebut, dalam pengakuannya dia melakukan pembunuhan tersebut

karena adanya bisikan gaib. Daniel Hartono sempat dikirim polisi ke RS Jiwa

Dokter Amino Gondohutom Pedurungan karena kondisi kejiwaannya yang labil.

Setelah kondisi kejiwaannya membaik proses hukumnya kembali dilanjutkan

(http://www.suaramerdeka.com, 2007).

Kasus lain yang dimuat di situs http://www.antara.co.id (2007), mengisahkan

seorang narapidana pembunuhan yang bernama Abdulah ditemukan meninggal di

sel isolasi blok B. Poppy Sutandar, Kepala Lapas kelas IIA mengatakan sejak

Abdulah dipindahkan dari Rutan ke Lapas, keluarganya baru sekali menengok,

dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang napi

di Lapas, bahwa sudah tidak sanggup lagi menjalani hukuman. Abdullah dijatuhi

hukuman selama 7 tahun penjara.

Narapidana pembunuhan berbeda dengan narapidana lainnya. Pada umumnya

narapidana pembunuhan akan menjalani hukumannya dalam waktu yang cukup

lama. Pasal 338 KUHP (Moeljatno, 1996) menyebutkan, ancaman hukuman bagi

tindak pidana pembunuhan selama-lamanya 15 tahun penjara, sedangkan pasal

340 KUHP (Moeljatno, 1996) menjelaskan, apabila tindak pidana pembunuhan

didahului dengan rencana ancaman hukumannya pidana mati atau pidana penjara

Page 5: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

5

seumur hidup atau selama-lamanya 20 tahun. Oleh karena itu narapidana

pembunuhan akan mengalami penderitaan yang lebih lama daripada narapidana

lainnya.

Disamping itu narapidana pembunuhan harus menghadapi tekanan, kecaman,

dan hinaan dari keluarga yang tidak terima dengan perbuatan pelaku yang telah

menghilangkan nyawa anggota keluarganya. Http://www.liputan6.com (2007)

mengisahkan, belasan keluarga korban yang tidak terima dengan putusan hakim

berusaha mengejar pelaku untuk melampiaskan kekecewaannya. Kisah lain yang

terjadi ialah, rumah tukang ojek, Amran, yang sempat mengantar Risal alias Iccal,

buruh bangunan yang diduga sebagai pelaku pembunuhan sadis, menjadi sasaran

amukan warga. Akibatnya, kaca jendela, serta sejumlah perabot rumah tangga

hancur berantakan (http://www.tribun-timur.com, 2007).

Peristiwa-peristiwa yang tidak terelakan baik bersumber dari dalam diri dan

maupun dari lingkungan sudah pasti akan menimbulkan stres dan perasaan

kecewa, tertekan, susah, sedih, cemas, marah, malu, terhina, rendah diri, putus

asa, hampa dan tidak bermakna. Hal ini sejalan dengan riset yang dilakukan

Holmes dan Rahe (Atkinson, 2000), yang berpendapat bahwa setiap perubahan

dalam kehidupan yang mengharuskan banyak penyesuaian ulang dapat dirasakan

sebagai peristiwa yang menimbulkan stress. Hal ini yang terjadi pada narapidana

pembunuhan yang harus melakukan penyesuain akibat dari perbuatannya.

Narapidana pembunuhan harus mempertanggung jawabkan perbuatannya dengan

menjalani pidana yang cukup lama dan dicabut kemerdekaannya, perasaan

dihantui oleh korban, dan perubahan setatus setelah kembali ke dalam masyarakat

Page 6: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

6

Dalam batas-batas tertentu individu memiliki kebebasan, dan tanggung jawab

pribadi untuk memilih dan menentukan makna dan tujuan hidupnya serta apa yang

berarti bagi dirinya sendiri. Sebaliknya, jika individu mengalami

ketidakbermaknaan dalam hidupnya akan gagal memenuhi makna hidupnya. Hal

ini akan menimbulkan frustasi dan kehampaan dalam dirinya, yang kemudian

dikuti dengan kemunculan emosi-emosi negatif seperti rasa hampa, tidak adanya

tujuan hidup, merasa tidak berarti dan apatis (Bastaman, 1996)

Kebermaknaan hidup memiliki peranan yang penting dalam pengalaman

personal. Individu yang mampu menjalani kehidupan bermakna dan memiliki

kebermaknaan hidup akan lebih mengenali diri sendiri dan menerima kekurangan

dirinya (Schultz, 1995). Makna hidup inilah yang akan membimbing individu

untuk belajar menerima peristiwa yang menimpa dirinya berdasrkan nilai-nilai

yang diyakini dan berharga untuk individu.

Berdasarkan beberapa kasus yang diungkapkan di atas dapat dilihat bahwa

pembunuhan yang dilakukan oleh narapidana pembunuhan dapat menimbulkan

berbagai macam reaksi. Reaksi-reaksi yang berbeda boleh jadi timbul dari sejauh

mana pelaku dapat menemukan makna di balik penderitaannya. Makna hidup

tidak dapat diberikan oleh siapa pun, tetapi harus dicari dan ditemukan sendiri.

Orang lain sekadar menunjukkan berbagai sumber makna hidup dan hal yang

mungkin berarti. Pada akhirnya terpulang pada orang yang ditunjuk untuk

menentukan sendiri apa yang dianggap dan dirasakan bermakna baginya. Oleh

karena itulah peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan dengan judul

“Kebermaknaan Hidup Pada Narapidana Pembunuhan”.

Page 7: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

7

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Kebermaknaan Hidup

a. Pengertian Kebermaknaan Hidup

Menurut Bastaman (1996) setiap manusia menginginkan suatu makna hidup

yang akan mewarnai perilakunya, serta menjadi arahan segala kegiatannya dalam

keberadaannya di dunia. Dengan demikian dalam makna hidup terkandung pula

tujuan hidup, yaitu hal-hal yang perlu dicapai dan dipenuhi. Jika makna hidup

tersebut dapat ditentukan, dan tujuan hidup dapat direalisasikan, maka kehidupan

akan dirasa sangat berarti dan akhirnya akan menimbulkan kebahagian.

Sebaliknya, jika individu tidak mampu memberikan arti serta tujuan hidupnya, ia

akan kehilangan keyakinan dan terombang-ambing menurut kemauan

lingkungannya, yang biasanya merupakan gerbang ke arah penderitaan (Tasmara,

1999).

Crumbaugh dan Maholick (Koeswara, 1992) menyatakan bahwa dalam

kebermaknaan hidup adalah seberapa tinggi individu mengalami hidupnya

bermaksud atau bermakna. Sedangkan menurut Tasmara (1999), kebermaknaan

hidup adalah seluruh keyakinan serta cita-cita yang paling mulia yang dimiliki

seseorang.

b. Aspek-aspek Kebermaknaan Hidup

Menurut Battista and Almond (Leath, 1999) mengungkapkan ada dua macam

dimensi dari kebermaknaan hidup, yaitu :

1) Dimensi kerangka (Framework dimension)

Page 8: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

8

Sistem keyakinan diri bahwa individu memiliki eksistensi dan kemampuan

untuk mencapai tujuan yang membuat hidupnya menjadi bermakna dalam

menghadapi kenyataan yang sedang terjadi dalam hidupnya berdasarkan

kejadian yang telah dialaminya.

2) Dimensi pemenuhan (Fullfilment dimension)

Kebahagiaan pada batin individu atas pemenuhan akan membuat individu

merasa kehidupannya penuh gairah, optimis, tujuan hidupnya terarah dan

memiliki tujuan sebagai dampak dari tepenuhinya kebutuhan batin individu.

c. Faktor-faktor Kebermaknaan Hidup

Baumeister (Nickels and Stewart, 2000) menilai ada empat dimensi makna

yang menjadi faktor kebermaknaan hidup seseorang, yaitu :

1) Tujuan hidup, yaitu kemampuan individu untuk dapat mencapai hal-hal yang

ingin dipenuhi dalam hidupnya.

2) Kontrol diri, yaitu sejauh mana individu dapat menentukan usaha untuk

mempertinggi kontrol dirinya.

3) Nilai-nilai untuk melandasi tindakannya, yaitu sikap individu dalam bertindak.

4) Serta perasaan bahwa dirinya berharga, yaitu keyakinan individu bahwa

dirinya memang berharga.

d. Cirri-ciri hidup bermakna

Schultz (Zainurrifikoh, 2000) merumuskan bahwa individu yang menjalani

kehidupan bermakna dan memiliki kebermaknaan hidup mempunyai ciri-ciri

bahwa individu tersebut bertanggung jawab secara pribadi dalam mengarahkan

hidup dan dalam menyikapi nasib atau takdir, mengenali diri sendiri, menyadari

Page 9: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

9

sebagai makhluk Tuhan, dapat merasakan kemuliaan sebagai pemimpin, serta

menolak perbuatan-perbuatan yang merendahkan derajat, memiliki kebebasan

untuk memilih cara bertindak dan bersikap sesuai dengan dirinya (sesuai dengan

kebenaran yang diyakini), berorientasi pada masa depan dan bersikap optimis,

memiliki alasan untuk menjalani hidup dan menggunakan waktu mereka

sebijaksana mungkin agar kerja dan hidup mereka dapat dikembangkan secara

maksimal, karena menyadari hidup di dunia fana tidak abadi.

2. Narapidana Pembunuhan

a. Pengertian Narapidana Pembunuhan

Menurut KUHP, terpidana adalah seorang yang dipidana berdasarkan putusan

pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Hukuman yang

diberikan pada terpidana adalah sarana untuk penyembuhan atau pembinaan

dalam Lembaga Permasyarakatan (LP). Terpidana yang menjalani pidana hillang

kemerdekaan di LP disebut narapidana (UU No12/1995).

Pembunuhan merupakan kejahatan terhadap nyawa, perkataan “nyawa” sering

disinonimkan dengan “jiwa”. Kata nyawa, Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

dimuat artinya antara lain: pemberi hidup atau jiwa, roh atau dengan kata lain

pengertian nyawa adalah yang menyebabkan kehidupan manusia. Menghilangkan

nyawa berarti menghilangkan kehidupan yang secara umum disebut

“Pembunuhan”. Sedangkan kata “jiwa” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

dimuat artinya, antara lain: roh manusia (yang ada di tubuh menyebabkan hidup)

atau seluruh kehidupan batin manusia.

Page 10: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

10

Lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa pengertian narapiadana pembunuhan

adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga

Permasyarakatan untuk dibimbing dan dibina dan dalam rangka mempertanggung

jawabkan perbuatannya melakukan tindak kejahatan yang telah mengakibatkan

hilangnya nyawa seseorang, agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan

tidak mengulangi perbuatannya, sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan

masyarakat, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan

bertanggung jawab.

b. Faktor-faktor Pembunuhan

Bawengan (1974) mengungkapkan sudah sejak lama orang melakukan

penyelidikan mengenai latar belakang yang menyebabkan orang melakukan

kejahatan. Sutherland dan Cressey (Bawengan, 1974) menyebutkan ada beberapa

aliran mengenai latar belakang sebab-sebab orang melakukan kejahatan, yaitu:

1) Aliran Classic

Unsur bahagia atau derita merupakan sebab dari pada terjadinya kejahatan.

2) Aliran Kartographic

Mereka berpendapat struktur kebudayaan manusia adalah unsur yang

menentukan tingkah laku manusia.

3) Aliran Sosialis

Mereka berpendapat bahwa kondisi ekonomi mempunyai pengaruh terhadap

kejahatan.

4) Aliran Tipologis

Ada tiga golongan yang mempelopori aliran tipologis, yaitu:

Page 11: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

11

a) Lombrosian

Lombroso (Bawengan, 1974) mengemukakan manusia dilahiirkan dengan

membawa bakat-bakat tertentu, yaitu:

(2) Penjahat dilahirkan dengan tipe tertentu

(3) Tipe ini dapat dikenali melalui beberapa tanda seperti tengkorak yang

asimetris, dagu yang memanjang, hidung pesek, janggut jarang, mudah

merasa sakit.

(4) Tanda-tanda fisik itu tidaklah dengan sendirinya menjadi penyebab

kejahatan, tetapi dapat dipergunakan untuk mengenal pribadi-pribadi

yang cenderung melakukan kejahatan dan pribadi yang bersangkutan

mengalami kemunduran ke alam liar atau sejenis epilepsi.

b) Mental Tester

Ajaran ini menitikberatkan pada masalah feeble-mindness sebagai unsur

yang sangat menentukan watak manusia. Feeble-mindness adalah

pembawaab sejak lahir dan merupakan sebab dari pada perbuatan jahat.

c) Psychiatric

Ajaran ini mengemukakan tentang gejala-gejala psikologis sebagai unsure

penting dalam hubungannya dengan tingkah laku manusia dank arena itu

merupakan faktor yang tak dapat dipisahkan dengan masalah kejahatan.

Page 12: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

12

C. METODE PENELITIAN

1. Subjek Penelitian

Sumber data utama pada penelitian ini adalah narapidana kasus pembunuhan

yang sudah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan dan yang masih menjalani

pidananya di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan Jogjakarta.

2. Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara mendalam (depth interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu (Moleong, 2005).

b. Observasi

Observasi adalah suatu metode yang sistematis, sengaja, dengan indera

menangkap kejadian yang sedang terjadi, bertujuan memperoleh data sebagai

bukti (Hadi, 1991). Jadi observasi merupakan suatu metode pengambilan data

yang sistematis, sengaja dan ditangkap menggunakan indera secara langsung yang

melibatkan orang dan situasi.

Behavioral Cheklist juga digunakan dalam penelitian ini, metode ini

digunakan untuk mencatat muncul atau tidaknya suatu perilaku dengan cara

menandai item-item yang menunjukan informasi perilaku tertentu tersebut.

Shaughnessy dan Zechmeister (1994), menyatakan sebuah cheklist digunakan

untuk mencatat muncul atau tidaknya suatu perilaku dalam kontak situasi yang

sedang diproses.

Page 13: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

13

3. Metode Analisis Data

Analisis isi diawali dengan membuat koding, membuat tema kemudian

dilanjutkan dengan membuat kategori. Pada penelitian ini, pelaksanaan koding

dilakukan dalam tiga tahap, menurut Strauss dan Corbin (Poerwandari, 1998)

membagi langkah koding menjadi tiga, yaitu koding terbuka, koding aksial dan

koding selektif.

D. PEMBAHASAN

Pembunuhan yang dilakukan kedua subjek dan keharusan subjek

menjalani hidupnya di Lembaga Permasyarakatan dalam waktu yang cukup lama

sebagai konsekwensi atas apa yang telah diperbuat subjek, secara tidak langsung

berakibat pada berubahnya kehidupan subjek karena subjek harus kehilangan

Interaksi Sosial

Dukungan Sosial

Religiuitas

Penerimaan Diri: - Peningkatan Kesadaran - Pengubahan Sikap

Penderitaan: - Pengalaman Tragis - Dampak Pengalaman Tragis - PenghayatanTanpa Makan

Penghayatan Hidup Bermakna

Realisasi Makna: - Komitmen - Kegiatan Terarah

Penemuan Makna Hidup

Page 14: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

14

kemerdekaannya untuk waktu yang lama. Hal tersebut menggambarkan

penderitaan yang harus dihadapi kedua subjek. Penderitaan tersebut berdapak

pada munculnya perasaan kecewa dengan apa yang telah dilakukannya, perasaan

merasa menyesal, merasa bersalah, terbayang tanggung jawab diluar yang belum

terselesaikan, status sosial berubah, ketidakpastian masa depan, merasa syok,

merasa telah berbuat dosa besar.

Perasaan-perasaan tersebut menggambarkan bahwa kedua subjek mengalami

kegagalan dalam mengembangkan hidup bermakna. Hal tersebut menggejala

berupa penghayatan tanpa makna. Dampak yang dirasakan kedua subjek

merupakan sumber utama frustasi kehidupan yang kemudian mengembangkan

penghayatan tanpa makna pada kedua subjek. Subjek D merasa sudah tidak ada

harapan lagi untuk bisa hidup normal dan Subjek D melampiaskan

ketidakterimaannya dengan berusaha menunjukan kekuatan. Pada Subjek M,

statusnya sebagai narapidana pembunuhan membuat Subjek merasa hampa dan

merasa tidak aka ada lagi yang memperdulikannya. Tidak ada tujuan hidup,

Keinginan untuk berkuasa dan kehampaan merupakan hal yang menunjukan

ketidakberhasilan kedua subjek dalam menemukan dan memenuhi makna

hidupnya. Frustasi eksistensial bisa tampak dalam bentuk kompensasi dan hasrat

yang berlebihan untuk berkuasa dan bersenang-senang mencari kenikmatan

(Bastaman, 2007).

Kedua subjek berusaha memahami peristiwa yang dihadapinya. Hal ini bisa

dilihat dari apa yang terjadi pada kedua subjek. Kedua subjek berusaha sadar atas

kondisi diri yang buruk dan berkeinginan kuat untuk merubah kondisi tersebut

Page 15: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

15

menjadi lebih baik. Pada Subjek D, subjek yakin bahwa subjek tidak akan

selamanya hidup di Lembaga Pemasyarakatan, merasa setiap manusia mempunyai

kesalahan, berusaha merubah sikapnya dengan tidak terlalu memikirkan

permasalahan yang menimpanya, berpikir bahwa berwiraswasta merupakan hal

yang tepat bagi subjek untuk bekerja dan banyak belajar dari dari apa yang terjadi

pada temannya. Pada Subjek M, Subjek M yakin bahwa musibah yang dialaminya

sekarang merupakan cobaan dari Allah S.W.T., sadar hukuman yang dijalaninya

masih lama dan harus pintar-pintar membagi pikirannya, yakin bahwa hanya

dengan berpikir positif semuanya akan menjadi baik, berpikir positif disini

termasuk bersabar menunggu hasil dari apa yang telah kita perbuat.

Pemahaman diri pada kedua subjek secara dramatis mengubah sikap kedua

subjek selama ini. Adanya keinginan kuat dari kedua subjek untuk merubah

kondisi tersebut menjadi lebih baik, berusaha menjadi manusia yang lebih baik,

dan merasa harus tetap optimis menjalani semua ini.

Bersamaan dengan peningkatan kesadaran atas penderitaannya, kedua subjek

menyadari adanya nilai-nilai yang memungkinkan bagi kedua subjek untuk

menemukan makna hidup, pengalaman maupun sikap yang kemudian ditetapkan

sebagai tujuan hidup.

Setelah kedua subjek berhasil menghadapi masalahnya, semangat hidup dan

gairah kerja meningkat, kemudian secara sadar melakukan komitmen pada makna

yang ditemukan. Pada Subjek D komitmen yang dilakukan adalah merencanakan

langkah-langkah yang tepat guna menjaga diri agar tidak kembali melakukan

Page 16: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

16

kesalahan dan lebih hati-hati agar tidak melakukan kesalahan saat menjalani

hukuman. Agar mentalnya tetap terjaga Subjek M melakukan ibadah dengan rajin.

Kegiatan terarah dilakukan kedua subjek untuk menunjang pemenuhan makna

hidup yang ditemukan. Bekerja di pabrik yang ada di Lembaga Pemasyarakatan

merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan Subjek D. Bagi Subjek D yang

terpenting bukan gajinya tetapi kegiatannya, selain bekerja di pabrik Subjek D

juga menjadi pemuka di Lembaga Pemasyarakatan. Hasil dari menjadi pemuka,

Subjek D mendapatkan pengurangan hukuman. Kegiatan terarah juga dilakukan

Subjek D setelah keluar dar Lembaga Pemasyarakatan, Subjek D bekerja sebagai

penjual minuman shachet dan shampo. Kegiatan yang dilakuka Subjek M lebih

pada kegiatan yang berhubungan dengan agama, seperti melakukan hal yang

senangin disisni termasuk beribadah, mengikuti pengajian, berintaksi sosial

dengan teman dan dalam sehari dua kali pergi ke tempat ibadah. Olah raga juga

dilakukan Subjek M. Hal-hal tersebut dilakukan Subjek M untuk membuang

stress.

Proses yang dilalui kedua subjek membawa kedua subjek ke dalam

penghayatan hidup bermakna. Subjek D saat ini sudah bekerja menjadi sales

makanan dan sekuriti. Pekerjaannya membuat Subjek D merasa nyaman, lebih

bisa mengontrol diri, merasa bangga dengan apa yang didapat dari pekerjaannya

dan dengan bisa langsung bekerja setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan

membuat Subjek D bisa membuktikan kepada masyarakat.

Lebih lanjut, saat ini Subjek M merasa dunia spiritual bisa memberikan

perasaan optimis dan merasa bisa mengontrol diri. Menurut Subjek M hal yang

Page 17: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

17

paling indah adalah ketika bisa berdoa secara khusyuk. Subjek M juga merasakan

ketentraman dan kedamaian saat berada di masjid.

Berdasarkan penelitian ini juga dapat diketahui faktor-faktor yang

melatarbelakangi terbentuknya kebermaknaan hidup para narapidana

pembunuhan. Diantara faktor-faktor yang muncul adalah faktor religiusitas,

interaksi sosial, pengalaman masa lalu, pendangan terhadap diri.

Faktor religiusitas merupakan faktor utama yang membentuk kebermaknaan

hidup pada kedua subjek. Keyakinan kepada Allah S.W.T merupakan landasan

dasar dalam meraih hidup yang bermakna. Keyakinan adanya pencipta ditunjukan

oleh kedua subjek.

Selain itu, faktor interaksi sosial juga menjadi latarbelakang terbentuknya

kebermaknaan hidup narapidana pembunuhan. Menurut Bastaman (1996) bahwa

salah satu ciri-ciri penghayatan hidup secara bermakna adalah mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungan, dalam arti menyadari batasan-batasan

lingkungan, tetapi batasan-batasan itu tetap dapat menemukan sendiri apa yang

paling baik untuk dilakukan. Hal tersebut terjadi pada salah satu subjek, Subjek D

banyak belajar dari pengalamn teman-temannya, banyak bertukar pikiran dengan

teman-temannya, banyak bercerita pada teman-temannya Hal tersebut membuat

subjek bisa mengerti bagaimana seharusnya menghadapi hidup, mengambil

keputusan yang tepat ketika suatu saat subjek menghadapi permasalahan dan

munculnya kesadaran bahwa tidak selamanya orang berbuat jahat akan selamanya

menjadi jahat

Dukungan sosial merupakan faktor yang dapat menentukan dalam pencapaian

Page 18: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

18

kebermaknaan hidup seseorang. Dukungan sosial ini berupa dukungan dari orang-

orang yang dekat dan dapat dipercaya oleh kedua subjek,

Oleh karena itu, faktor-faktor yang melatarbelakangi muncul kebermaknaan

hidup narapidana pembunuhan mempengaruhi kehidupan bermakna narapidana

pembunuhan. Sehingga mereka dapat memaknai hidupnya menjadi lebih

bermakna.

Dari penelitian ini ditemukan bahwa penghayatan hidup bermakna merupakan

gerbang ke arah kepuasan dan kebahagiaan hidup. Hanya dengan memenuhi

makna-makna potensial yang ditawarkan oleh kehidupanlah, penghayatan hidup

bermakan tercapai dengan kebahagiaan sebagai ganjarannya. Kebermaknaan

hidup yang dicapai kedua subjek juga sesuai dengan pendalaman tri nilai dari

Frankl (Bastaman 1996) yang berupa nilai-nilai kreatif, nilai-nilai penghayatan,

dan nilai-nilai bersikap. Penghayatan kebermaknaan hidup kedua subjek tidak

terlepas dari bagaimana proses yang dicapainya. Battista dan Almond (Leath,

1999) bahwa kebermaknaan hidup merupakan sebuah proses yang tidak dapat

dipisahkan dari tujuan hidup serta bagaimana proses pencapaiannya.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Pendalaman kedua subjek melalui beberapa dari tri nilai dari teori Logoterapy

Viktor Frankl merupakan dasar dari penemuan kebermaknaan hidup kedua subjek.

Subjek D merasa keutamaan hidup kaki-laki adalah bertanggung jawab kepada

anak dan istri dan adanya keinginan mempunyai hidup yang wajar saat keluar

Page 19: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

19

nanti, sedangkan Subjek M merasa bahwa hal yang paling penting adalah dengan

meyakini agama dan menjalankan ibadah dan yakin adanya ampunan dari Allah

S.W.T. dan adanya beberapa faktor yang mendukung penghayatan hidup

bermakna, seperti dukungan sosial dari lingkungan sekitar, kenyakinan adanya

Tuhan, dan interaksi sosial menjadi alasan mengapa kedua subjek tetap

bersemangat menjalani hidup.

2. Saran

a. Bagi Narapidana Pembunuhan

Peneliti menyarankan kepada narapidana pembunuhan agar menjadikan hidup

lebih bemakna dengan sikap dan perilaku yang lebih baik, berkomitmen pada

diri untuk bisa berguna bagi orang lain, melakukan aktivitas yang bermanfaat

dan jadikan pengalaman atas kesalahan masa lalu sebagai batu loncatan untuk

menjadi lebih baik lagi, karena hidup di dunia hanya sementara.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti berharap agar penelitian ini bisa lebih dikembangkan dan dapat

dilakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai kebermaknaan hidup

narapidanna pembunuhan dengan melakukan pendekatan terhadap keluarga

subjek sehingga dapat menggali informasi dari pihak keluarga.

c. Bagi Konselor dan Da’i

Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan bagi para

konselor dan da’i dalam memahami dinamika hidup narapidana pembunuhan.

d. Bagi Lembaga Pemasyarakatan

Page 20: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

20

1) Diharapkan membuat program menemukan kebermaknaan hidup, seperti

misalnya penyuluhan mengenai teknik-teknik dan prinsip-prinsip

menemukan makna hidup.

2) Terapkan program peningkatan religiusitas dalam kegiatan konseling

kepada para narapidana pembunuhan. Hal ini akan sangat bermanfaat,

selain membantu proses menemukan maknan hidup dan juga bertujuan

memperkuat tingkat religiusitas narapidana pembunuhan.

3) Memberi kesempatan yang lebih banyak bagi narapidana pembunuhanya

untuk dapat bekerja di Lembaga Pemasyarakatan agar narapidana

pembunuhan tidak merasa jenuh atau paling tidak dengan bekerja

narapidana pembunuhan dapat menjalin hubungan yang positif dengan

petugas dan narapidana lainnya.

e. Masyarakat

Hendaknya dapat menerima kehadiran narapidana yang telah bebas dan

kembali ke dalam masyarakat. Membuang jauh-jauh persepsi bahwa mantan

narapidana adalah orang jahat. Memberi kesempatan dan membantu mereka

untuk memberbaiki kesalahannya.

Page 21: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

21

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, R.L, Atkinson, R.C. Simth, E.E, & Bem, D.J. 2001. Pengantar

Psikologi. Edisi Kesebelas. Jilid 1. Batam: Interaksara. Bastaman, H. D. 1996. Meraih Kebermaknaan Hidup: Kisah Pribadi Dengan

Pengalaman Tragis. Jakarta: Paramadina. Koeswara, E. 1992. Logoterapi : Psikoterapi Viktor Frankl. Bandung : Eresco. Moeljatno. 2008. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Jakarta: PT. Bumi

Aksara. Nickels, J. B. & Stewart, M. E. 2000. The Relationship between Life-Meaning

and Commitment to Consistency in Life-Values. Honours Thesis. Canada : University of Manitoba.

Schultz, D. 1995. Psikologi Pertumbuhan: Model-Model Kepribadian Sehat.

Yogyakarta: Kanisisus Tasmara, T. 1999. Kecerdasan Ruhaniah Membentuk Kepribadianyang

Bertanggung Jawab, Profesional dab Berakhlak. Jakarta : Gema Insani Press.

Zainurrofiqoh. 2000. hububgan Antara Kebermaknaan Hidup dengan Harga Diri

pada Mahasiswa. Skripsi (tidak diterbitkan). Jogjakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

_____. 2007. Empat Tahun Jadi Buron Napi Pembunuh Balita Menyerah.

http://www.suaramerdeka.com.15/6/07 _____. 2007. Seorang Napi di Lapas Balikpapan Tewas Tergantung

.http://www.antara.co.id.24/9/07 _____. 2007. Keluarga Bocah Korban Pembunuhan Mengamuk.

http://www.tribun-timur.com.15/6/07

Page 22: NASKAH PUBLIKASI Kebermaknaan Hidup Pada …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...dan Abdulah pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada salah seorang

22

IDENTITAS PENULIS

Nama : Rona Umar

Alamat : Perum. Pamungkas No. A. 61, JAKAL Km.14, Sleman, DIJ

No. Telepon : +620818262269