pbl - kunjungan rumah pasien dengan gangguan pernapasan

16
Wrap-up Problem Based Learning Skenario 1 Blok Kedokteran Keluarga Kunjungan Rumah P asien dengan Gangguan Pernapasan B8 Fakultas Kedokteran Universitas Y ARSI, Jakarta Semester VII 2009/2010 0

Upload: ririssyifa

Post on 10-Oct-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tentang materi blok kedokteran keluarga

TRANSCRIPT

Wrap-up Problem Based Learning

Skenario 1Blok Kedokteran KeluargaKunjungan Rumah Pasien dengan Gangguan PernapasanB8

Fakultas Kedokteran

Universitas YARSI, Jakarta

Semester VII2009/2010WRAP-UP

Problem Based Learning

SKENARIO 1BLOK KEGAWATDARURATANKunjungan Rumah Pasien dengan Gangguan Pernapasanoleh:

B.8KETUA MILA ANRIZA SOFYAN

110.2007.177SEKRETARIS TRI WAHYU

110.2007.278ANGGOTA

RINI ANDRIANTIKA

110.2007.235RIRIN PUJI SETIAWATI

110.2007.236RIRIS SYIFA FAUZIAH

110.2007.237

TENGKU ARSYIFIA RUMANSYAH110.2007.276WAHYU HARIS PRABOWO

110.2006.286WELY LEONA TIFFANI

110.2007.287WIDYA MARSYA IRIANI

110.2007.288SKENARIO 1

KUNJUNGAN RUMAH PASIEN DENGAN GANGGUAN PERNAPASANSeorang dokter berkunjung ke rumah pasien anak laki-laki, berumur 8 tahun, dengan keluhan sesak nafas berulang. Keluhan seperti ini timbul hampir setiap hari, terutama pada saat udara dingin, kelelahan, dan flu.Pasien tinggal di sebuah rumah dengan ukuran 3,5 x 7 m bersama keluarganya yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang kakak yang berumur 12 dan 14 tahun. Selain itu, di rumah tersebut tinggal kakek dan neneknya (orangtua dari ayah). Kondisi rumah kurang pencahayaan dan ventilasi.Kakek dan ibu dari pasien mempunyai riwayat sesak nafas yang terutama timbul apabila kelelahan atau banyak pikiran. Kakek dan ayahnya adalah perokok berat. Ayah pasien adalah seorang buruh bangunan yang merupakan sumber pencari nafkah dalam keluarga. Ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga, sedangkan kakek dan neneknya tidak bekerja.

Bagaimana pandangan Saudara terhadap keluarga ini dalam kaitannya dengan penyakit yang diderita anggota keluarga tersebut?SASARAN BELAJAR

1. Memahami dan menjelaskan definisi dan fungsi keluarga2. Memahami dan menjelaskan bentuk-bentuk keluarga3. Memahami dan menjelaskan genogram4. Memahami dan menjelaskan dinamika kehidupan keluarga

5. Memahami dan menjelaskan dampak keluarga terhadap timbulnya penyakit

6. Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban keluarga dalam merawat orang sakit

1. DEFINISI DAN FUNGSI KELUARGA

Definisi KeluargaDefinisi keluarga dikemukakan oleh beberapa ahli:

a. Reisner (1980): Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek, dan nenek.b. Logans (1979):Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa komponen yang saling berinteraksi satu sama lain.c. Gillis (1983):Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai arti sebagaimana unit individu.d. Duvall:Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota.e. Bailon dan Maglaya:Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.f. Johnsons (1992):Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan orang yang lainnya.g. Lancester dan Stanhope (1992): Dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling menikutsertakan dalam kehidupan yang terus menerus, biasanya bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikatan emosional dan adanya pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya.h. Jonasik and Green (1992): Keluarga adalah sebuah sistem yang saling tergantung, yang mempunyai dua sifat (keanggotaan dalam keluarga dan berinteraksi dengan anggota yang lainnya).i. Bentler et. Al (1989):Keluarga adalah sebuah kelompok sosial yang unik yang mempunyai kebersamaan seperti pertalian darah/ikatan keluarga, emosional, memberikan perhatian/asuhan, tujuan orientasi kepentingan, dan memberikan asuhan untuk berkembang.j. National Center for Statistic (1990): Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang berhubungan dengan kelahiran, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama dalam satu rumah.k. Spradley dan Allender (1996): Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran, dan tugas.l. BKKBN (1992):Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya.m. Depkes (1998):Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungann. WHO (1996):Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adaptasi, atau perkawinan.o. Helvie (1981):Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.Struktur Keluarga Dominasi Jalur Hubungan Darah

a. Patrilineal:Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah. Suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur keluarga patrilineal.

b. Matrilineal:Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu. Suku yang menggunakan struktur ini di Indonesia adalah suku Minang Kabau. Dominasi Keberadaan Tempat Tinggal

a. Patrilokal:Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak suami.

b. Matrilokal:Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak istri.

Dominasi Pengambilan Keputusan

a. Patriakal:Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.

b. Matriakal:Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri.

c. Equalitarian:Suami dan istri berbagi otoritas secara seimbang.

Fungsi KeluargaMenurut WHO (1978) Fungsi biologis:Meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak; memenuhi kebutuhan gizi keluarga; memelihara dan merawat anggota keluarga

Fungsi psikologis:Memberikan kasih sayang dan rasa aman; memberikan perhatian di antara anggota keluarga; membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga; memberikan identitas keluarga.

Fungsi sosialisasi:Membina sosialisasi pada anak; membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan anak; meneruskan nilai-nilai keluarga.

Fungsi ekonomi:Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga; pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga; menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang (misalnya pendidikan anak, jaminan hari tua).

Fungsi pendidikan:Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki; mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa; mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

Menurut Friedman (1998) Fungsi affective:Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental, saling mengasuh, menghargai, terikat, dan berhubungan; mengenal identitas individu; rasa aman.

Fungsi sosialisasi peran: Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan; fungsi dan peran di masyarakat; sasaran untuk kontak sosial di dalam atau di luar rumah.

Fungsi reproduksi:Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat.

Fungsi ekonomi:Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga; menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana.

Fungsi perawatan kesehatan: Konsep sehat-sakit keluarga; pengetahuan dan keyakinan tentang sakit sebagai tujuan kesehatan keluarga untuk membentuk keluarga yang mandiri.2. BENTUK-BENTUK KELUARGA

Tradisionala. Nuclear family (keluarga inti):Ayah, ibu, dan anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.b. Reconstituted nuclear:Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri. Tinggal dalam satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan sebelumnya maupun dari hasil perkawinan yang baru.c. Niddle age atau aging couple:Suami sebagai pencari uang dan istri di rumah, atau kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau perkawinan/meniti karir.d. Dyad family/Dyadie nuclear:Suami-istri tanpa anak.e. Single parent:Satu orang tua (ayah/ibu) dengan anak.f. Dual carrier:Suami-istri/keluarga orang karir tanpa anak.g. Commuter married:Suami-istri/keduanya orang karir dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.h. Single adult:Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan untuk kawin.i. Extended family:Dua sampai tiga generasi tinggal bersama dalam satu rumah tangga.j. Keluarga usila:Usila (usia lanjut) dengan/atau tanpa pasangan, anak sudah pisah. Nontradisional

a. Commune family:beberapa keluarga hidup bersama dalam satu rumah, memiliki sumber yang sama, dan pengalaman yang sama.

b. Cohabiting couple:Dua orang (satu pasangan) yang tinggal bersama tanpa ikatan perkawinan yang sah.

c. Institusional:Anak-anak/orang-orang dewasa yang tinggal dalam suatu panti-panti.

d. Homosexual/Lesbian:Dua orang dengan jenis kelamin yang sama hidup bersama sebagai suami isteri.

e. Unmarried parent and children family: Pria atau wanita yang tidak pernah kawin tetapi tinggal bersama dengan anak yang dilahirkannya.

f. Unmarried couple with children family: Keluarga inti yang hubungan suami isteri tidak terikat dengan perkawinan yang sah.

g. Foster family: Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

h. Homeless family:Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan/atau masalah kesehatan mental.

i. Gang:Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.3. GENOGRAM

Genogram berasal dari kata gen (unsur keturunan) dan gram (gambar atau grafik), yang kemudian membentuk kata dengan arti gambar silsilah keluarga. Genogram adalah sebuah tampilan gambar dari suatu hubungan keluarga seseorang dan riwayat medisnya. Ini digunakan untuk memvisualisasikan pola herediter dan faktor psikologis serta mengidentifikasikan pola repetitif dari perilaku dan memahami sifat herediter.Genogram dibuat dengan menggunakan simbol sederhana yang mewakili jenis kelamin dengan berbagai garis untuk menggambarkan hubungan keluarga. Beberapa pengguna genogram memberi lingkaran di antara anggota yang tinggal di tempat yang sama.

Simbol genogram biasanya terdapat tanggal lahir di atasnya dan nama individunya di bawah. Di dalam simbol terdapat umur anggota keluarga atau berbagai kode untuk penyakit genetik. Secara konseptual, genogram merupakan suatu model grafik yang menggambarkan asal-usul keluarga dalam 3 (tiga) generasi, yaitu dirinya, orangtua, dan kakek-nenek. Genogram juga merupakan suatu alat untuk menyimpan informasi yang dicatat selama wawancara mengenai orang dalam asal-usul keturunan keluarga pasien. Kelebihan dari genogram adalah pengguna dapat menggunakan garis berwarna untuk membedakan tipe-tipe hubungan seperti hubungan keluarga, hubungan emosional, dan hubungan sosial. Dalam hubungan keluarga, pengguna bisa menggambarkan pasangan yang menikah, bercerai, bertunangan, dan lain-lain.

Genogram medis menyediakan konteks yang cepat dan berguna untuk mengevaluasi risiko kesehatan dari seseorang. Pengetahuan dari penyakit dan kondisi dari suatu keluarga dapat memberikan pegawai kesehatan informasi yang berguna, yang dapat membantu diagnosis yang akurat dan terapi dari penyakitnya. Pengetahuan dari penyakit yang ada di keluarga dapat memberikan anggota keluarga untuk memulai pencegahan yang efektif. Genogram medik berguna untuk menentukan pola dari suatu penyakit dalam suatu keluarga dan dapat memasukkan beberapa generasi, namun biasanya 4 (empat) generasi sudah mampu memberi detail yang cukup.Pendekatan tahapan wawancara dalam pembentukan genogram:

a. Konselor membentuk genogram berdasarkan informasi dan arahan dari pasien.b. Konselor dan pasien mencatat (misal penyakit dahulu) yang ditunjukkan dengan genogram.c. Konselor dan pasien mengeksplorasi individu yang dinyatakan dalam genogram.

4. DINAMIKA KEHIDUPAN KELUARGA

Dinamika keluarga adalah interaksi dan hubungan intrapersonal antar-anggota keluarga. Dinamika keluarga dapat merefleksikan dan mempengaruhi kesehatan fisik, mental, dan spiritual anggota keluarga.Dinamika keluarga dapat membantu diagnosis pasien karena dapat mengetahui faktor kemajuan atau kemunduran kondisi pasien. Dinamika keluarga ini dapat dinilai melalui genogram.

Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga:

a. Tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan ide tentang diri sendiri yang biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.

b. Tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat dan pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.

c. Tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana mereka seharusnya merasa dan bertindak yang selanjutnya berkembang sebagai sebuah sistem nilai keluarga.

d. Tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.5. DAMPAK KELUARGA TERHADAP TIMBULNYA PENYAKIT

Sesungguhnya, peranan keluarga dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan setiap anggota keluarga dan/atau kesehatan masyarakat secara keseluruhan, serta dalam menjamin keberhasilan pelayanan kesehatan keluarga dan/atau pelayanan kesehatan masyarakat secara keseluruhan amat penting sekali. Mudah dipahami, karena keluarga memang mempunyai arti dan kedudukan tersendiri dalam masalah kesehatan. Arti dan kedudukan yang dimaksud antara lain adalah (Freeman, 1970):a. Keluarga adalah unit terkecil yang ada dalam masyarakat dan melibatkan mayoritas penduduk. Dengan demikian, apabila masalah kesehatan setiap keluarga dapat diatasi, berarti masalah kesehatan masyarakat secara keseluruhan akan dapat turut terselesaikan.b. Keluarga adalah suatu kelompok yang mempunyai peranan yang amat penting dalam mengembangkan, mencegah, mengadaptasi, dan/atau memperbaiki masalah kesehatan yang ditemukan dalam keluarga. Dengan demikian, apabila pemahaman tentang keluarga berhasil dimiliki, akan dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan, mencegah, mengadaptasi, dan/atau memperbaiki masalah kesehatan yang ditemukan dalam keluarga dan/atau masyarakat secara keseluruhan.c. Masalah kesehatan anggota keluarga saling terkait dengan berbagai masalah anggota keluarga lainnya. Misalnya, jika ada satu anggota keluarga yang sakit, pasti akan mempengaruhi pelaksanaan dari fungsi-fungsi yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga tersebut. Apabila ditemukan banyak keluarga yang seperti ini, pada gilirannya pasti akan mempengaruhi pelaksanaan dari fungsi-fungsi masyarakat secara keseluruhan.

d. Keluarga adalah pusat pengambilan keputusan kesehatan yang terpenting, dan karenanya untuk keberhasilan pelayanan kesehatan terhadap anggota keluarga dan/atau masyarakat secara keseluruhan, pemahaman tentang keluarga tersebut tidak dapat diabaikan.

e. Keluarga adalah wadah dan/atau pun saluran yang dinilai paling efektif untuk melaksanakan berbagai upaya dan ataupun menyampaikan pesan-pesan kesehatan.

Pentingnya keluarga dalam menjamin keberhasilan pelayanan kesehatan keluarga dapat pula dilihat dari pendapat yang dikemukakan oleh Marby (1964). Olehnya disebutkan bahwa keluarga mempunyai pengaruh yang amat besar dalam berbagai tindakan kedokteran yang akan dilakukan, baik diagnosis, pencegahan penyakit, pengobatan, maupun perawatan. Disebutkan bahwa pengaruh keluarga terhadap diagnosis penyakit adalah sebagai tempat bertanya pertama (reference group). Tergantung dari pendapat yang disampaikan oleh keluarga, maka persepsi penderita tentang diagnosis penyakit akan berbeda. Seluruh hal ini menentukan perilaku pengobatan dan/ataupun perawatan penyakit selanjutnya.Sesungguhnya keadaan keluarga secara keseluruhan memang mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap kesehatan setiap anggota keluarga. Pengaruh tersebut dapat dilihat paling tidak pada lima hal (McWhinney, 1981):

a. Penyakit keturunan. Setiap orang pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara berbagai faktor genetik (fungsi reproduksi) dengan berbagai faktor lingkungan (fungsi-fungsi keluarga lainnya). Apabila ditemukan kelainan tertentu pada faktor genetik tersebut, yang antara lain muncul karena perkawinan (tahap awal siklus kehidupan keluarga), maka tidaklah sulit dipahami bahwa orang tersebut dapat menderita penyakit keturunan tertentu pula. Karena terdapatnya pengaruh faktor genetik tersebut, maka saat ini telah banyak dikembangkan pelayanan konseling dan skrinning perkawinan (marriage conseling and screening).b. Perkembangan bayi dan anak. Sekalipun pada dasarnya keadaan fisik dan mental bayi serta anak mempunyai kemampuan mengatasi berbagai pengaruh lingkungan (fungsi sosialisasi), tetapi pengalaman telah membuktikan bahwa bayi dan anak tersebut dibesarkan dalam lingkungan keluarga dengan fungsi yang sakit (tidak baik) maka perkembangan bayi dan anak tersebut akan terganggu, baik perkembangan fisik maupun perilakunya.c. Penyebaran penyakit. Apabila di lingkungan keluarga terdapat penderita penyakit infeksi, maka tidaklah sulit diperkirakan bahwa anggota keluarga yang lain akan mudah terserang penyakit tersebut. Hal yang sama ditemukan pula pada keluarga yang salah satu anggotanya menderita penyakit neurosis, maka anggota keluarga yang lain juga akan mudah terkena penyakit tersebut (Buck & Laughton, 1959).

d. Pola penyakit dan kematian. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa seseorang yang hidup membujang, atau bercerai (siklus kehidupan keluarga), cenderung memperlihatkan angka penyakit dan kematian yang lebih tinggi dari pada mereka yang berkeluarga. Kraus & Lilienfeld (1959) berhasil membuktikan bahwa seorang janda berumur antara 25-35 tahun memperlihatkan angka kematian karena penyakit TBC 12 kali lebih tinggi dari pada mereka yang berkeluarga, sedangkan kematian karena penyakit jaringan saraf, kelainan jantung, influensa, dan pneumonia masing-masing 8, 10, dan 8 kali lebih tinggi.e. Proses penyembuhan penyakit. Penelitian yang dilakukan oleh Pless & Satterwhite (1973) berhasil membuktikan bahwa proses penyembuhan penyakit anak-anak yang menderita penyakit kronis jauh lebih baik pada keluarga dengan fungsi keluarga yang sehat daripada keluarga dengan fungsi keluarga yang sakit.

6. HAK DAN KEWAJIBAN KELUARGA DALAM MERAWAT ORANG SAKIT

Keluarga wajib bersabar terhadap anggota keluarganya yang sakit, jangan merasa sesak dada karenanya atau merasa bosan, lebih-lebih bila penyakitnya itu lama. Karena akan terasa lebih pedih dan lebih sakit dari penyakit itu sendiri jika penderita merasa menjadi beban bagi keluarganya, terlebih jika keluarga itu mengharapkan dia segera dipanggil ke rahmat Allah. Hal ini dapat dilihat dari raut wajah mereka, dari cahaya pandangan mereka, dan dari gaya bicara mereka.

Apabila penderita sabar atas penyakit yang dideritanya, maka ia akan mendapatkan pahala yang sangat besarsebagaimana diterangkan dalam beberapa hadits sahihserta kesabaran keluarga dan kerabatnya dalam merawat dan mengusahakan kesembuhannya tidak kalah besar pahalanya, bahkan kadang-kadang melebihinya, karena kesabaran si sakit menyerupai kesabaran yang terpaksa, sedangkan kesabaran keluarganya merupakan kesabaran yang diikhtiarkan (diusahakan). Maksudnya, kesabaran penderita merupakan kesabaran karena ditimpa cobaan, sedangkan kesabaran keluarganya merupakan kesabaran untuk berbuat baik.

Di antara orang yang paling wajib bersabar apabila keluarganya ditimpa sakit ialah suami atas istrinya, atau istri atas suaminya. Karena pada hakikatnya kehidupan adalah bunga dan duri, hembusan angin sepoi dan angin panas, kelezatan dan penderitaan, sehat dan sakit, perputaran dari satu kondisi ke kondisi lain. Oleh sebab itu, janganlah orang yang beragama dan berakhlak hanya mau menikmati istrinya ketika ia sehat tetapi merasa jenuh ketika ia menderita sakit. Ia hanya mau memakan dagingnya untuk membuang tulangnya, menghisap sarinya ketika masih muda lalu membuang kulitnya ketika lemah dan layu. Sikap seperti ini bukan sikap setia tidak termasuk mempergauli istri dengan baik, bukan akhlak lelaki yang bertanggung jawab, dan bukan perangai orang beriman.

Demikian juga wanita, ia tidak boleh hanya mau hidup bersenang-senang bersama suaminya ketika masih muda dan perkasa, sehat dan kuat, tetapi merasa sempit dadanya ketika suami jatuh sakit dan lemah. Ia melupakan bahwa kehidupan rumah tangga yang utama ialah yang ditegakkan di atas sikap tolong-menolong dan bantu-membantu pada waktu manis dan ketika pahit, pada waktu selamat sejahtera dan ketika ditimpa cobaan.

Yang lebih wajib lagi daripada kesabaran suami-istri ketika teman hidupnya sakit ialah kesabaran anak laki-laki terhadap penyakit kedua orang tuanya. Sebab hak mereka adalah sesudah hak Allah Taala, dan berbuat kebajikan atau berbakti kepada mereka termasuk pokok keutamaan yang diajarkan oleh seluruh risalah Ilahi. Karena itu Allah menyifati Nabi Yahya a.s. dengan firman-Nya:

Dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.(Q.S. Maryam: 14)Demikian juga dengan anak perempuan, bahkan dia lebih berhak memelihara dan merawat kedua orang tuanya, dan lebih mampu melaksanakannya karena Allah telah mengaruniainya rasa kasih dan sayang yang melimpah, yang tidak dapat ditandingi oleh anak laki-laki.

Al-Quran sendiri menjadikan kewajiban berbuat baik kepada kedua orang tua ini dalam urutan setelah mentauhidkan Allah Taala, sebagaimana difirmankan-Nya:

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu bapak(Q.S. An-nisa: 36)

Diantara hak terpenting bagi si sakit yang harus ditunaikan oleh keluarga dan kerabatnyayang memiliki kemampuan dan kelapangan untuk ituialah menanggung biaya pengobatannya jika si sakit tidak mempunyai harta. Misalnya memeriksakan si sakit kedokter spesialis, membeli obat, biaya opname di rumah sakit, biaya operasi, dan sebagainya sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan, tanpa israf (berlebih-lebihan) dan tanpa bersikap kikir. Allah berfirman:

Orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya (pula) (Q.S. Al-baqarah: 236)Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya(Q.S. Ath-thalaq: 7)

Bagi keluarga penderita, teman-temannya, dan orang yang menjenguknya dari kalangan ahli kebaikan dan kebajikan, untuk mengingatkan penderita agar segera bertobat kepada Allah Taala. Supaya penderita menyesali kekurangannya dalam melaksanakan ajaran Allah, bertekad untuk menaati Allah, membersihkan diri dari menganiaya hamba-hamba Allah, dan mengembalikan hak-hak mereka bagaimanapun kecilnya, karena hak-hak Allah itu didasarkan pada toleransi, dan hak-hak hamba itu didasarkan pada kesungguhan, serta karena tobat itu dituntut dari seluruh orang mukmin sebagaimana firman Allah:

Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orarg-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.(Q.S. An-nur: 31)Disamping itu, seyogianya kita ingatkan penderita agar berwasiat jika ia belum berwasiat. Rasulullah SAW. bersabda:Tidak ada hak seorang muslim yang mempunyai sesuatu yang pantas diwasiatkan, sesudah bermalam selama dua malam, melainkan hendaklah wasiatnya tertulis di sisinya.

Apabila penderita ditakdirkan Allah sembuh dari sakitnya, maka sebaiknya ia dinasihati dan diingatkan agar menunaikan apa yang telah dijanjikannya kepada Allah sewaktu dia sakit sebagai tanda syukur kepada Allah dan untuk memenuhi janjinya. Sudah seharusnya si sakit menjaga hal itu. Allah berflrman:dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggungjawabannya. (Q.S. Al-isra: 34)Sebagai umat muslim, kita dianjurkan untuk:a. Menjenguk orang sakit

b. Merawat orang sakit, mengingatkannya untuk meminum obat, mengingatkannya akan makanan yang dilarang, dan lain-lain

c. Menanggung biaya pengobatan

d. Mendermakan darah untuk si sakit

e. Mendonorkan organ tubuh

f. Mendoakan agar lekas sembuh

g. Bersabar- o O o -

DAFTAR PUSTAKA

Bailon, S.G. dan Maglaya, A.S. 1997. Family Health Nursing: the Process. Filipina: UP College on Nursing Diliman Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC Shirley, M. H. H. 1996. Family Health Care Nursing: Theory, Practice, and Research. Philadelphia: F. A. Davis Company http://www.eramuslim.com/hikmah/jendela/dinamika-keluarga.htm http://indonetasia.wordpress.com/2009/05/31/definisi-keluarga/ http://sabdaislam.wordpress.com http://en.wikipedia.org/wiki/Genogram

1