parkinson’s disesae

21
PARKINSON’S DISESAE KHALIDA FAILASUFI

Upload: khalida-nacharyta-failasufi

Post on 10-Nov-2015

245 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bbhvh

TRANSCRIPT

PARKINSONS DISESAE

PARKINSONS DISESAEKHALIDA FAILASUFIPENAHULUAN Parkinsonisme adalah suatu sindrom akibat dari gangguan gerakan dan penyakit parkinson yang merupakan penyebab paling sering dari parkinsonisme . Parkinsonisme merupakan penyakit neurodegeneratif ke dua paling sering dijumpai setelah penyakit Alzheimer ( Nutt and Wooten, 2009).

Parkinsonisme adalah suatu sindrom yang ditandai oleh tremor waktu istirahat, rigiditas, bradikinesis dan hilangnya refleks postural akibat penurunan kadar dopamine dengan berbagai macam sebab. Sindrom ini sering disebut sebagai Sindrom ParkinsonDEFINISIPenyakit Parkinson adalah penyakit degeneratif system saraf yang paling sering penyebab parkinsonism, dengan sindrom klinis yang ditandai dengan lesi pada ganglia basalis, terutama di substansia nigra (lintasan lingkaran ekstrapiramidalis ke dua) yang menyebabkan konsentrasi dopamin menurun (neo-striatal-dopamin deficiency). Penyakit Parkinson mengambil sekitar 80% dari kasus parkinsonism .EPIDEMIOLOGIPenyakit Parkinson mulai terjadi pada usia 40 dan 70 tahun, dengan puncak onset terjadi pada dejade ketujuh. Prevalensi penyakit Parkinson sekitar 160 per 100.000 penduduk, dan insiden terjadi penyakit ini sekitar 20 kasus per 100.000 penduduk. Perubahan patologis penyakit Parkinson muncul pada awal dekade ke tiga sebelum munculnya gejala klinis ( Nutt and Wooten, 2009)Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, dan mempengaruhi semua kelompok etnis dominan laki-laki daripada perempuan Penyakit ini meningkat meningkat secara eksponensial dengan prevalensi antar 65 dan 90 tahun, sekitar 0,3% dari populasi segala umur dan 3% pasien yang usia diatas 65 (Nicholson et al, 2010)ETIOLOGIPenyebab parkinson primer masih belum diketahui ( idiopatik ). Terdapat beberapa dugaan, di antaranya ialah genetik, pemaparan terhadap toxin dan usia (terjadinya penuaan yag premature dan dipercepat ), infeksi oleh virus nonkonvensional dan reaksi abnormal terhadap virus . Beberpa studi menunjukkan bahwa penyakit Parkinson lebih sering terjadi karena genetik. Anak pertama memliki resiko tiga kali lebih beresiko terkena penyakit Parkinson ( Harsono, 2011).

Dua hipotesis yang disebut juga sebgai mekanisme degenerasi neuronal pada penyakit Parkinson adalah : ( Harsono, 2011). 1. Hipotesis radikal bebasDiduga bahwa oksidasi enzimatik dari dopamin dapat merusak neuron nigrostriatal, karean proses ini mengahsilkan hydrogen peroksid dan radikal-oksi lainnya. Walaupun ada mekanisme pelindung intuk mencegah kerusakan dari stresoksidatif, namun pada usia lanjut mungkin mekanisme ini gagal.2. Hipotesis neurotoksinDiduga satu atau lebih macam zat neurotoksin berperan dalam proses neurodegenerasi pada parkinson. Sebagai contoh 1-methyl-4-phenyl-1,2,3,6-tetrahydropyridine (MPTP).

KLASIFIKASIPenyakit parkinson dapat dibagi atas 3 kategori, yaitu : ( Harsono, 2011). 1. Parkinson primer/idiopatik/paralysis agitans.Bentuk Parkinson kronis yang sering dijumpai, tetapi penyebabnya belum jelas. Kira-kira 7 dari 8 kasus parkinson termasuk jenis ini.2. Parkinson sekunder atau simtomatikPada Parkinson sekunder atau simtomatik penyebabnya juga belum diketahui. Berbagai kelainan atau penyakit yang dapat mengakibatkan sindroma parkinsom , diantaranya dapat disebabkan pasca ensefalitis virus, pasca infeksi lain : tuberkulosis, sifilis meningovaskuler3. Sindrom Parkinson Plus (Multiple System Degeneration) / paraparkinsonPada kelompok ini gejalanya hanya merupakan sebagian dari gambaran penyakit keseluruhan. Jenis ini bisa didapat pada Progressive supranuclear palsy, Multiple system atrophy (sindrom Shy-drager, degenerasi striatonigral dll.PATOFISIOLOGIParkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansi nigra. Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki (involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak disadarinya. Lesi primer pada penyakit Parkinson terjadi akibat degenerasi neuromelanin di batang otak, terutama di pars compacta dari subsatnsia nigra tersebut ( Nutt and Wooten, 2009) ; (Nicholson et al, 2010).

Pada penyakit Parkinson sel-sel neuron di SNc mengalami degenerasi, sehingga produksi dopamine menurun dan akibatnya semua fungsi neuron di system saraf pusat (SSP) menurun dan menghasilkan kelambatan gerak (bradikinesia), kelambatan bicara dan berpikir (bradifrenia), tremor dan kekauan (rigiditas) ( Nutt and Wooten, 2009).

MANIFESTASI KLINISTanda-tanda kardinal motorik dan gejala penyakit parkinson termasuk karakteristik gambaran klinisnya yaitu : tremor saat istirahat, rigiditas, bradikinesia, dan penurunan refleks posturalGejala ini akan berkembang perlahan-lahan ( Nutt and Wooten, 2009)MikrografiaTulisan tangan secara gradual menjadi kecil dan rapat, pada beberapa kasus hal ini merupakan gejala dini ( Harsono, 2011). Bicara monotonHal ini karena bradikinesia dan rigiditas otot pernapasan, pita suara, otot laring, sehingga bila berbicara atau mengucapkan kata-kata yang monoton dengan volume suara halus (suara bisikan) yang lambat ( Harsono, 2011). DimensiaAdanya perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya dengan defisit kognitif. DIAGNOSISPenegakan diagnosa bisa ditegakkan dengan dilakukannya namnesis dan pemeriksaan yang seksama, umumnya diagnosa sindrom Parkinson sudah dapat ditegakkan. Hanya sedikit pemeriksaan penunjang lain dibutuhkan setelah evaluasi klinik yang lengkap ( Harsono, 2011). Diagnosis penyakit Parkinson ditegakkan berdasarkan kriteria :Secara klinis Didapatkan 2 dari 3 tanda kardinal gangguan motorik : tremor, rigiditas, bradikinesia atau3 dari 4 tanda motorik : tremor, rigiditas, bradikinesia dan ketidakstabilan postural.

TERAPINON FARMAKOEdukasiEdukasi pada pasien serta keluarga tentang pemahaman mengenai penyakitnya, misalnya pentingnya meminum obat teratur dan menghindari jatuhRehabilitasiuntuk meningkatkan kualitas hidup penderita dan menghambat bertambah beratnya gejala penyakit serta mengatasi masalah-masalah sebagai berikut : Abnormalitas gerakan, Kecenderungan postur tubuh yang salah, Gejala otonom, Gangguan perawatan diri (Activity of Daily Living ADL), dan Perubahan psikologik. Latihan yang diperlukan penderita parkinson meliputi latihan fisioterapi, okupasi, dan psikoterapiFARMAKOLOGI- Pasien yang sudah di diagnosa mengalami penyakit Parkinson tidak langsung diberikan atau memulai dilakukan terapi obat.Terapi obat di berikan ketika pasien merasa terganggu dengan gejala atau ketika penyakit ini sudah mengalami atau muncul tanda-tanda kecacatan pada pasien tersebut. - Jika pasien merasakan gejala motorik, terapi awal obat yang digunakan seperti levodopa, agonis dopamine, antikolinergik , amantadin, dan selektif monoamine oxidase B (MAO-B) inhibitor ( Nutt and Wooten, 2009)

PROGNOSISProgresifitas gejala pada Parkinson dapat berlangsung 20 tahun atau lebih. Namun demikian pada beberapa orang dapat lebih singkat. Tidak ada cara yang tepat untuk memprediksikan lamanya penyakit ini pada masing-masing individu. Dengan treatment yang tepat, kebanyakan pasien Parkinson dapat hidup produktif beberapa tahun setelah diagnosis.KESIMPULANPenyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif pada system saraf pusat, merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus/ neostriatum (striatal dopamine deficiency). Penyakit Parkinson ditandai oleh gejala tremor saat istirahat, rigiditas, bradikinesi. Gejala ini akan berkembang perlahan-lahan. Penyakit Parkinson primer merupakan jenis yang paling sering ditemukan dan didapatkan pada usia menengah atau lanjut yang penyebabnya masih idiopatik. Pengobatan ditujukan untuk memperbaiki system dopaminergik di otak. Selain denga terapi obat diperlukan juga dilakukan terapi fisik.DAFTAR PUSTAKAHarsono. 2011. Penyakit Parkinson. Buku Ajar Neurologis Klinis. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia dan UGM. Hal 233-243Nutt J, M.D., and Wooten F, M.D.2009. Clinical Practice: Diagnosis and Initial Management of Parkinsons Disease. From the Department of Neurology, Oregon Health and Science University, Portland (J.G.N.) : N Engl J Med 2009;353:1021-7. ( Accessed on April 20 2015)Available ; http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMcp043511 Nicholson, Pereira and Hall. 2010. Review Article : Parkinson's disease and anaesthesia. Department of Anaesthesia and Intensive Care Medicine, St George's Hospital Medical School,Cranmer Terrace, London and Department of Neurology, Charing Cross Hospital,Fulham Palace Road, London : British Journal of Anaesthesia89 (6): 90416 (2010). ( Accessed on April 20 2015) Available http://www.uic.edu/com/mcas/bja_904.pdf Paul Lingor P, Liman J, Kallnberg et al., 2011. Diagnosis and Differential Diagnosis of Parkinsons Disease. University Medicine Gttingen, Departments of Neurology, Germany. ( Accessed on April 20 2015). Available : http://cdn.intechopen.com/pdfs-wm/20327.pdf Price SA, Wilson LM, Hartwig MS. 2012. Gangguan Neurologis dengan Simtomatologi Generalisata. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Vol 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 1139-1144