paranoid personality disorders

45
Psikologi Abnormal & Psikopatologi Chapter 19 DSM-IV (Paranoid Personality Disorder : The Suspicious Pattern) “Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Psikologi Abnormal & Psikopatologi” Disusun oleh : Kelompok 9B Gabriella Malvisa 190110110024 Praghia Luthfitayana 190110110044 Hapsari Wulandari 190110110054 Primadhina NPH 190110110064 Miranda Rizka. Z 190110110078 Bella Fariza. H 190110110084 Eka Sinaga 190110110118

Upload: melati

Post on 30-Sep-2015

15 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Psi Abnormal

TRANSCRIPT

Psikologi Abnormal & PsikopatologiChapter 19 DSM-IV (Paranoid Personality Disorder : The Suspicious Pattern)

Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Psikologi Abnormal & Psikopatologi

Disusun oleh :Kelompok 9B

Gabriella Malvisa190110110024Praghia Luthfitayana190110110044Hapsari Wulandari190110110054Primadhina NPH190110110064Miranda Rizka. Z190110110078Bella Fariza. H190110110084Eka Sinaga190110110118

Fakultas PsikologiUniversitas PadjadjaranJatinangor2013Paranoid Personality Disorders: The Suspicious PatternDi antara fitur yang lebih menonjol dari paranoid personalities adalah ketidakpercayaan mereka tentang orang lain dan keinginan mereka untuk tetap bebas tanpa hubungan di mana mereka mungkin akan kehilangan kekuatan self-determination. Mereka memiliki karakteristik curiga, berhati-hati, dan memusuhi; mencoba untuk salah membaca tindakan orang lain; dan merespon dengan kemarahan untuk apa yang mereka sering tafsirkan sebagai penipuan, bantahan, dan penghianatan. Kesiapan mereka untuk melihat motif teresmbunyi dan ketidakjujuran sosial yang begitu banyaknya dengan cepat, dimana kemudian menegaskan dan memperkuat ekspektasi mereka.Seluruh kejadian insignifikan dan irrelevan seringkali dirubah oleh penderita paranoid sehingga memiliki referensi pribadi untuk diri mereka sendiri. Mereka akan mulai untuk memaksakan inner world mereka diartikan di outer world dari kenyataan. Tidak mampu dan tidak ingin mengikuti orang lain serta membiasakan diri untuk menggambarkan kekuatan di diri mereka, penderita paranoid membangun sebuah realitas yang sesuai dengan perintah. Mereka membangun dunia dimana mereka yang menentukan kejadian-kejadiannya dan memiliki kekuatan untuk melakukan sesuai yang mereka inginkan.HISTORICAL ANTECEDENTSIstilah paranoia ditemukan lebih dari 2000 tahun yang lalu di literatur medis. Dalam bahasa Yunani, istilah itu memiliki arti to think beside oneself. Kata ini kemudian menghilang dari dari kamus kedokteran dan tidak dihidupkan kembali sampai abad ke 18. Heinroth menggunakan istilah ini pada tahun 1818 untuk menampilan berbagai macam penyakit. Griesenger menggunakan istilah Wahnsinn pada tahun 18845 untuk memberitahukan proses pemikiran patologis dan mengaplikasikannya pada pameran.Psikiater asal Perancis, V.Magnan (1886) menjelaskan subgrup dari pasien, yang dia sebut dengan bouffees delirantes des degeneres, yang memberikan bukti dari sifat preeksis yang menentukan mereka masuk dalam penyakit psikotik. Dari semua kelompok paranoic, dia mengisolasi subset yang disebut delire chronique. Sindrom ini memiliki rangkaian yang sama dengan dementia praecox, tapi ini biasanya dimulai kemudian di dalam kehidupan dan memiliki karakteristik delusi. Pada tahun 1895, Kraeplin mempersempit arti dari istilah paranoia, membatasinya sebagai sistem yang lebih tinggi dan well-contained delusions dalam pasien yang memiliki keterbatasan dalam kemunduran kepribadian. Kraeplin meyakini bahwa 40% dari pasien yang menunjukkan delusi paranoid akhirnya mengalami kemunduran ke dementia praecox. Kraeplin menggambarkan dengan indah fitur esensial dari kepribadian paranoid, deskripsi sebagai hari ini tepat sebagaimana itu ketika tertulis. (apt today as it was when written)MODERN FORMULATIONSTeori nonanalitis modern dikemukakan oleh Schneider (1923/1950). Dia mengkarakterisasi sifat ini sebagai tipe kepribadian yang spesifik fanatic psychopath. Schneider mengatakan ada 2 tipe dari fanatic psychopath. Tipe combative dimana mereka aktif bertengkar mengenai fallacy belief mereka, mengeluh mengenai ketidakadilan yang mereka rasakan, seringkali mencari retribusi dan sering menuntut. Tipe kedua, ecentrics, dianggap pendiam, membawa asumsi tersembunyi mengenai motif orang lain, dan menutup diri.Terdapat catatan tangensial Schneider, yaitu dia meyakini bahwa pendirian kuat dalam perpisahan harus dibuat diantara kepribadian dan patologi, tidak dimanapun juga lebih langsung dari diskusinya mengenai bagaimana delusi bebas daru struktur kepribadian pasien fanaticPernyataan Schneider sangat berbeda dengan pernyataan psikoanalis yang menyatakan bahwa gejala kllinis memiliki perbedaan ontogenetik asal usul dan karakter substrat. Freud pertama menyusun paranoia pada tahun 1896 sebagai neuropsychosis of defense, sebuah formulasi yang menutup dasar untuk mengingat semua gangguan mental sebagai hasil dari proses psikodinamik dengan akar perkembangan. Secara spesifik, Freud menganggap gejala paranoid sebagai seri segnifikan dari transformasi intrafisik. Pertama, terdapat gangguan dalam keefektifan represi sebagai pertahanan melawan impuls mengganggu. Hasil ini dalam alternatifnya sebagai penolak, reaksi formasi, dan mekanisme proyeksi. Hasil ini menggerakkan keuntungan intrapsikis meningkatkan bentuk kesadaran dari delusi. Freud menggunakan rangkaian keterangan intrafisik ini untuk menjelaskan bagaimana paranoia diperoleh dari dorongan homosexual yang tertahan tidak sempurna.Pada tahun 1918, Kretschmer menuliskan sebuah sindrom yang bernama paranoia sensitiva: kepribadian ini dituliskan sebagai senssitif yang luar biasa ke penilaian negatif dari orang lain, karenanya mengarahkan mereka untuk membatasi kontak sosial mereka. Sebagai contoh, Kretschemer mengatakan bahwa mereka yang mudah cemas, kemungkinan besar merasa inferiority dan melankolis, pemalu, ragu-ragu, dan cenderung tidak wajar.Sheldon, murid terbaik Kretschmer menjelaskan macam-macam tempramen yang dia beri nama somatatonia. Ini dikatakan sebagai substrat untuk apa yang dia istilahkan sebagai komponen p aranoid, kecenderungan untuk bertengkar melawan seseorang dan untuk menjadi antagonis dan marah kepada orang lain. Siapa yang memiliki komponen ini akan menjadi agresif secara terbuka jika mereka berhasil menampilkan diri mereka dalam sikap ini. Lalu siapa yang gagal menampilkan perilaku ini akan menggunakan metode tidak langsung untuk menyerang, jika diperlukan, membatasi diri mereka untuk merenung dari permusuhan dan penganiayaan.CONTEMPORARYKeernberg melihat bahwa aktivitas ego dan superegonya menurun. Proses dinamik dari repression berkurang, dan ada defensif yang menonjol, seperti splitting, denial, dan projective identification. Paranoid ini bisa muncul akibat perkembangan masa anak-anak. Anak-anak dengan resiko paranoid ini adalah anak-anak yang tidak merasakan kenyamanan dari ibunya secara konstan. Anak-anak dengan keadaan ini bisa menjadi menentang kasih sayang, ingin merasa dibutuhkan tapi juga merasa tersiksa.Kelainan ini ditandai dengan rasa curiga dan rasa tidak percaya kepada orang lain, sangat kuat melawan pengaruh dari lingkungan luar, dan memiliki rasa takut yang tinggi terhadap hilangnya kekuatan diri akan kebulatan tekadnya. Latar belakang personal yang dimilikinya antara lain:1. Kurangnya pencapaian sosial, misal kegagalan berkali-kali dalam mempertahankan kepuasan dan peran di usianya.2. Mengalami periode mini-psychotic, misal perubahan mood yang ekstrim, delusi, dan sebagainya.Pada remaja, gejalanya bisa bertambah buruk di kehidupannya.1. Vigilant mistrust, misal menyampaikan kecurigaan, kecemburuan, dan rasa iri secara berlebihan kepada orang lain2. Provocative interpersonal behavioral, misal suka berselisih, merajuk, dan kasar.3. Tenacious autonomy, misal memperlihatkan rasa takut terhadap hilangnya kekuatan akan dirinya sendiri yang independent.4. Mini-delusional cognitions, memaknakan kejadian dengan logikanya sendiri yang sebenarnya tidak masuk akal.5. Persecutory self-reference, misal memaknakan kejadian tak terduga di sekitarnya sebagai kritikan bagi dirinya.Apapun motif dan bagaimana pun masa lalu mereka, mereka telah berkembang dengan terlihat kuat, kokoh, tidak dapat diubah, dan tidak terpengaruh oleh keadaan di lingkungan hidupnya.CLINICAL FEATURES Karakteristik gejala tertentu dibagi diantara paranoids. Sebagaimana dalam dua pola struktur cacat yang telah dibahas sebelumnya, kita membagi karateristik-karakteristik ini kedalam tiga area utama secara klinis: sources of anxiety, cognitive processand preoccupations dan typical moods and behavior. Attachment anxiety. Penederita paranoid menjadi dependent bukan hanya karena kelemahan dan rendah diri saja, tapi karena mereka tidak dapat mempercayai orang lain. Daripada kesempatan untuk ditipu, paranoid mengingkan untuk membuat takdir mereka sendiri, bebas dari ikatan dan kewajiban. Seburuk dalam mempercayai orang ,bahkan lebih burukuntuktunduk padakendali mereka dankehilangankemandirian. Mendapat paksaan dari otoritas eksternal menimbulkan anxiety yang ekstrim.Paranoid sangat sensitive terhadap ancaman otonomi mereka, menolaksemuakewajiban, danberhati-hatiagarsegala bentuk kerjasamamenjadi taktikhalusuntuk merayumereka danmemaksamereka tundukpada kehendaklainnya.Setiap keadaan yang mendorong perasaan tidak berdaya dan ketidakcakapan, menurunkan kemandirian mereka dan kebebasan untuk bergerak. Terperangkap dalam ketergantungan yang yang membahayakan, berjuang untuk mendapatkan kembali status dan integritas mereka, dan ketakutan terhadap penipuan dan pengkhianatan, maka mereka bersikap agresif dan menuduh pihak lainberusahauntuk menganiayadirinya. Mereka akan menuduh bahwa sumber yang sangat kuat telah memanipulasi mereka dan memaksa mereka untuk tunduk pada maksud jahat. Ketakutan paranoid terhadap keterikatan dan ketidakberartian sama dengan kecemasan yang dialami oleh schizotypal. Keduanya malu terhadap hubungan yang dekat dan rentan terhadap ancaman kehampaan.Kesamaan ini membuat ahli klinis sulit membedakan sindrom-sindrom tersebut.Tetapi bagaimanapun juga terdapat perbedaan penting dari pasien tersebut.Schizotypal menemukan sedikit reinforcement pada diri mereka; fantasi-fantasi mereka menghasilkan perasaan harga diri. Selain itu mereka berpaling dari orang lain dan dari diri mereka sendiri; dengan demikian mereka tidak memiliki sense of self. Walaupun paranoid berpaling dari orang lain sama halnya dengan schizotypal, mereka mendapatkan reinforcement di dalam diri mereka sendiri. Terbiasa untuk menentukan nasib sendiri, mereka menggunakan dunia fantasi mereka untuk menciptakan peningkatan gambar diri mereka dan memberikan penghargaan terhadap keberadaannya yang terpisah dari orang lain. Menghadapi hilangnya pengakuan dan kekuasaan terhadap dunia luar, mereka memulihkannya melalui sumber internal.Berbeda dengan schizotypal, dunia dalam diri mereka mengkompensasi penuh untuk menampik pengalaman; melalui keinginan delusional mereka merekonstruksi gambaran diri mereka lebih menarik dari kenyataan sebenarnya. Cognitive Suspicious and Delusions.Keterbatasan paranoid untuk mempercayai warna yang mereka persepsi, pikirkan dan ingat.Tidak diragukan orang secara selektif menerima kejadian dan menggambarkan kesimulan berdasarkan kebutuhan dan pengalaman sebelumnya yang mereka miliki.Tetapi perasaan dan sikap yang dihasilkan selama sejarah hidup mereka memproduksi ketidak percayaan pada orang lain, menciptakan dalam diri mereka kecurigaan yang kronis dan mendalam; mereka sangat sensitive dan sangat mudah mendeteski tanda dari kemarahan dan penipuan. Mereka cenderung asyik menerima kecurigaan dan secara aktif menangkap, memperbesar dan memutarbalikan tindakan dan kata-kata orang lain sesuai ekspektasi mereka. Ketidakmauan paranoid melekatkan diri mereka pada orang lain atau membagi ide dan sudut pandang mereka kepada orang lain, membuat mereka terisolasi dan menghalangi pengecekan realitas yang memungkinkan untuk mengendalikan kecurigaan dan fantasi mereka. Digerakkanuntuk menjagasaling kemandirian mereka, mereka tidak bisa melihat apa yang orang lain lihat. Terpisah dari orang lain dan tidak ada satupun yang melawan perkembangan imajinasi mereka, paranoid menjalankan pengalaman yang sesuai dengan ketakutan dan harapan mereka. Mereka terus menerus merenungkan jalur yang menyimpang, mengumpulkan bukti yang sangat minim, membentuk kembali masa lalu untuk mengkonfirmasi kepercayaan mereka dan membangun logika yang rumit untuk membenarkan kecemasan dan hasrat mereka. Dengan demikian, berdasar pada ketetapan mereka sendiri, mereka tidak bisa membuktikan spekulasi dan perenungan mereka; tidak ada perbedaan nyata di dalam pikiran mereka antara apa yang telah mereka lihat dan apa yang mereka pikirkan; kesan yang sekilas dan memori yang kabur menjadi kenyataan bagi mereka, fakta yang tidak berhubungan disatukan oleh mereka sehingga membentuk sebuah rangkaian dan sebuah kesimpulan pun dihasilkan. Delusi adalah hasil alami dari pola kepribadian paranoid.Dua kondisi, ketergantungan diri pada stimulation dan reinforcement kondusif untuk munculnya delusi kecil. Bersikeras memelihara kemandirian, paranoid mengisolasi dirinya dan tidak mau untuk berbagi sudut pandang dan sikap orang lain. Mereka mempunyai waktu yang cukup untuk menimbang-nimbang dan membentuk hipotesis idiosyncratic, dan itu di konfirmasikan sebagai suatu yang valid karena mereka sendiri yang membuat kualifikasi untuk menilai hal tersebut.Delusi paranoid berbeda dari delusi yang kita lihat pada patalogis lainnya. Sudah terbiasa akan self-reinforcement dan pemikiran idependensinya dan yakin terhadap kemampuan dan keunggulan, pasien-pasien ini memiliki kemampuan penuh dalam memformulasi belief dan percaya diri dalam kebenaran mereka; kecenederungan delusi mereka, oleh karena itu, menjadi sistematis, rasional dan meyakinkan. Sebaliknya delusi pada schizotypal dan borederline tidak logis dan tidak meyakinkan. Defensive Vigilance and Veiled Hostility. Paranoid selalu waspada, mengerahkan dan siap untuk segala ancaman darurat.Baik menghadapi ancaman sungguhan atau tidak, mereka memelihara tingkat persiapan, peringatan waspada terhadap kemungkinan serangan dan penghinaan.Ini adalah ketengan yang gelisah, kecenderungan untuk mudah marah dan sikap defensif yang mungkin muncul bahkan pada ancaman sekecil apapun.Keadaan yang terkontrol ketat ini sepertinya tidak pernah berhenti, mereka jarang bersantai atau sekedar menurunkan penjagaannya.Dibawah ketidakpercayaan dan kewaspadaan yang defensive dalam kebohongan paranoid, terdapat kebencian pada orang yang membuat hal itu terjadi.Untuk paranoid, kebanyak orang memperoleh status mereka secara tidak adil; sehingga mereka merasa getir untuk diabaikan, dan diperlakukan tidak adil.Tidak mampu menerima kesalahan dan kelemahan mereka sendiri, paranoid memelihara self esteem dengan mengatribusikan kekurangan mereka pada orang lain. Mereka menolak kesalahan dan memproyeksi hal tersebut pada orang lain. Mereka mempunyai bakat luar biasa untuk melihat sebagian besar kekurangan kecil orang lain.Tidak ada atribut umum yang mungkin diucapkan sebagai esensi dari kepribadian paranoid. Sebagian besar pasien ini membuktikan sebuah konstilasi kecemasan, kognitif dan perilaku yang telah kami gambarkan, tapi kita perlu hati-hati agar tidak membiarkan fokus kita pada gejala umum mengaburkan macam-macam bentukdi manapenurunaniniterungkapataupolapenanganan yang berbedayang mendasari mereka. Dalam bagian Prototypal variants, kita akan menggambarkan beberapa ciri yang membedakan lima subt tipe dasar dari kepribadian paranoid. Kita harus berpikiran terbuka, karena bagaimanapun juga, pemisahan ini tidak didefinisikan dengan baik di kenyataan. Di kenyataan mungkin saja ada tumpang tindih, dengan ciri yang lebih khas di masing-masing sub jenis yang sering di temukan di jenis lain. PROTOTYPAL DIAGNOSTIC DOMAINSSebagaimana di chapter sebelumnya, penyajian karakteristik kepribadian dikaji terbagi kedalam domain sesuai format standar teks ini. Expressive Behavior: DefensiveParanoid menunjukan tegangan dan penjagaan. Mata cenderung tetap, fokus yang tajam pada apapun aspek pandangan dunia mereka. Tidak jarang membuat mereka membuat gerakan cepat, saat mendengar atau melihat sesuatu yang tidak baik; jika tidak mereka akan tetap tidak bergerak. Karakteristik ini menunjukan kualitas kewaspadaan perhatian paranoid terhadap lingkungannya. Mereka waspada untuk mengantisipasi kemungkinan kejahatan, penipuan, dan penghinaan terhadap diri mereka. Itu juga menandakan bahwa mereka gigih dan kuat terhadap pengaruh dan kendali eksternal. Sebagai catatan, paranoid waspada terhadap ancaman sesungguhnya dan ancaman khayalannya. Entah menghadapi bahaya atau tidak, mereka selalu pada tingkat persiapan, kewaspadaan dan kesigapan pada kemungkinan penipuan dan penghinaan. Interpersonal Conduct: ProvocativeParanoid tidak hanya bersentimen dan tidak memaafkan pada siapa saja yang berhubungan dengan mereka di masa lalu, mereka juga menunjukan sikap suka berkelahi, tersinggung, dan argumentatif terhadap perkenalan sosial. Secara interpersonal, mereka cenderung untuk provokatif dalam transaksi mereka dengan orang lain, mempercepat kejengkelan dan kemarahan dengan cara menguji loyalitas mereka dan dengan cara mencari kesibukan dengan kemungkinan motif tersembunyi. Sebagaimana yang disebutkan di halaman sebelumnya, di bawah ketidakpercayaan dan kewaspadaan defensif, paranoid memiliki kebencian kepada orang yang membuat itu terjadi. Untuk para paranoid, kebanyakan orang mendapatkan status dengan cara tidak adil. Untuk memperburuk keadaan, mereka merasa diabaikan dan diperlakukan tidak adil oleh dunia. Hanya selubung tipis yang menyembunyikan rasa permusuhan mereka. Setiap penolakan sepele merupakan pengingat yang menyakitkan dari masa lalu paranoid. Terperangkap dalam apa yang mereka liha sebagai jaringan abadi dari kejahatan dan penipuan , mereka takut dan marah pada proporsi monumental. Energy kemarahan mereka meletus, membiarkan kekerasan dan agresi yang tidak terkendali. Dengan lonjakan ketakutan dan permusuhan yang sudah dikeluarkan, pasien mendapatkan kembali ketenangannya dan berupaya merasionalisaikan tindakan mereka, membangun kembali pertahanan mereka, dan mengikat agresi mereka. Emosi aneh yang mereda ini tidak mengarah ke keadaan normal tetapi hanya kembali ke pola kepribadian mereka sebelumnya.Cognitive Style: SuspiciousMungkin ciri yang paling membedakan paranoid adalah kecurigaan mereka yang meluas. Selain itu, keraguan yang tidak beralasan mereka, sinis, dan ketidakpercayaan terhadap niat seseorang, termasuk teman dan asosiasi. Persitiwa sepele dibangun sebagai penanda maskud tersembunyi dan konspirasi. Kecenderungan untuk mencari maksud tersembunyi.Untuk mengemukakan kembali pernyataan sebelumnya, apa yang kita terima dan mengambil kesimpulan berdasarkan pola kebutuhan dan pengalaman kita. Sayangnya, perasaan dan sikap yang dipelajari paranoid memproduksi ketidakpercayaan dan kecurigaan yang meluas terhadap orang lain. Mereka menditeksi tanda-tanda penipuan dan taktik dimana-mana, mereka sibuk dengan pikiran mereka sendiri, aktif mengambil petunjuk, lalu memperbesar dan memutarbalikan petunjuk tersebut sehingga membenarkan pemikiran terburuk mereka. Untuk memperumit masalah, kejadian yang tida mendukung kecurigaan mereka, mereka anggap sebagai bukti bahwa para penipu lebih pintar dan berhasil mengelabuinya. Seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya, usaha untuk melindungi asumsi mereka, kepribadian paranoid akan mengetes orang lain dan menjelajahi setiap sudut dan mencari celah untuk menemukan beberapa pembenaran dari kepercayaan mereka. Prasangka ini jarang terganggu oleh fakta. Setelah mengetes dan mengintimidasi teman-teman, ia akan membuat mereka kesal dan marah. Self-image: InviolableKeutamaan dari paranoid adalah mempunyai ide yang gigih tentang self-references dan self-importances. Mereka menuduh karakter orang lain yang sebenarnya tidak nyata, menegaskan sebagai pribadi yang menghina dan keji, jika tidak memfitnah, dengan bangganya mereka berpikir independen, enggan menceritakan atau membuka rahasia dan terikat pada orang lain. Sikap ini disebabkan oleh ketakutan akan kehilangan identitas mereka dan lebih pentingnya lagi kekuatan dari self-determination. Sebagai sarana lebih lanjut untuk meyakinkan self-determination, paranoid berasumsi sikap tidak terkalahkan dan bangga. Meyakinkan diri sendiri bahwa mereka memiliki kapasitas luar biasa, mereka bisa menentukan dan menguasai takdir mereka sendiri, sebaik mereka mengatasi hambatan, rintangan dan konflik. Segala keraguan mereka hilang. Dengan demikian meyakinkan mereka bahwa mereka tidak perlu bergantung pada siapapun.Object-Representations: UnalterableRepresentasi yang telah terinternalisasi pada hubungan awal signifikan antara kebanyakan paranoid adalah terbatas dan kaku. Mereka keras kepala terhadap gambaran objek yang mereka pegang teguh. Komponenintrapsikisdidoronguntuk menghasilkankeyakinanberalasanmengenaisikap dan kecenderungan orang lain dengan siapa mereka berinteraksi dalam dunia mereka. Pengalaman dan sejarah hidup mereka sering memberikan mereka alasan untuk tidak percaya dan takut terhadap pengkhianatan dan perlakuan sadis. Untuk melawan sumber ancaman, mereka mempelajari untuk menjauhi diri mereka sendiri dari orang lain dan tetap kuat serta waspada, tidak hanya sebagai sikap provokatif tapi juga dalam artian pemulihan nama baik dan kemenangan atas penyerang potensial. Untuk memastikan keamanan mereka berusaha keras menghindari melemahnya tekad mereka dan membangun kekuatan baru dan superior untuk mengontrol orang lain. Regulatory Mechanism: Projection/FantasyKemungkinan kedua setelah kecurigaan sebagai tanda dari gangguan paranoid, itu juga merupakan kegunaan dari mekanisme pengaturan proyeksi. Kepribadian ini secara aktif memungkiri personal traits dan motif yang tidak diinginkan, mengatribusikan mereka secara bebas kepada orang lain. Mereka tidak bisa melihat pada tingkahlaku dan karakteristik mereka yang tidak menarik, tapi mereka amat peka terhadap ciri yang sama yang ditampilkan orang lain bahkan dalam derajat yang terbatas. Tidak mampu menerima kesalahan dan kelemahan mereka sendiri, paranoid memelihara self esteem dengan mengatribusikan kekurangan mereka pada orang lain. Mereka menolak kesalahan dan memproyeksi hal tersebut pada orang lain. Mereka mempunyai bakat luar biasa untuk melihat sebagian besar kekurangan kecil orang lain. Mereka sensitive dan gampang tersinggung, siap untuk mempermalukan dan mencela siapapun yang bertanya dan yangsikap dankelakuanmembangkitkankemarahanatau penghinaanmereka. Sebagai pembalikan sederhana, paranoid tidak hanya membebaskan kesalahan mereka dangan menemukan pembenaran dari kemarahan mereka. Jika paranoid menemukan sesuatu yang salah atau eror, orang lain akan disalahkan atas kecanggungan mereka. Jika mereka berubah menjadi agresif, itu karena sifat jahat orang lain yang memprovokasi mereka. Mereka lugu, dibenarkan dan hanya kambing hitam yang difitnah. Morphologic Organization : InelasticStuktur organsasi dari intrafisik dunia paranoid adalah terdiri dari control yang tinggi dan bayangan dan impuls yang tersusun sitematikal. Terutama adalah penyempitan dan kaku, sehingga saluran untuk mengatasi defensif sedikit dan terus-menerus digunakan. Proses untuk mediasi konflik dan kebutuhan kepuasan yang tetap dan abadi. Struktur ini inelastis menciptakan kerangka overstrung dan kencang yang begitu tanpa kompromi dalam akomodasi untuk perubahan keadaan yang tak terduga stres cenderung untuk mengendapkan baik ledakan emosi meledak dan shatterings dalam.Berbeda dengan gangguan kepribadian yang parah lainnya, sifat devensive organisasi struktural paranoid bukanlah kurangnya kohesi, melainkan karakter yang terlalu terbatas dan kaku.Mood/Temprament: Irasciblemendasari banyak karakteristik yang lebih umum paranoid yang muncul untuk menjadi dingin, cemberut, kasar, dan tanpa humor temperamen. Entah belajar atau konstitusional berbasis, paranoid yang cenderung emosional dan obyektif dalam pandangan.di sisi lain, mereka biasanya tegang, iri, cemburu, dan cepat tersinggung pribadi, bereaksi marah dengan provokasi minimal salah satu tujuan utama mereka adalah untuk desenitize lembut dan perasaan mesra. mereka menjadi keras, pantang menyerah, kekebalan tubuh, dan imsensitive terhadap penderitaan orang lain. dengan demikian, mereka melindungi diri terhadap jebakan dan terhadap ditarik ke dalam web penipuan diantisipasi dan penaklukan. untuk menganggap sikap berperasaan dan tidak simpatik tidak sulit bagi paranoid. tidak hanya itu manuver pertahanan sukses melawan jebakan, tetapi juga memungkinkan mereka untuk melepaskan kebencian dan kemarahan mereka.PROTOTYPAL VARIANTSNormal StylesSejalan dengan srtuktur kepribadian defensive lain, sangat sulit untuk membayangkan paranoid yang normal.meskipun sejumlah orang-orang menahan keyakinan dan asumsi nyata menyimpang mereka dari pandangan publik, tanpa titik apakah kecenderungan mendasar paranoid mereka memanifestasikan dirinya dalam menerima.karenanya, kita meninggalkan bagian ini kosong dan beralih ke karakteristik paranoid dasar yang terlihat pada anak-anak dan orang dewasa.Childhood SyndromesSama seperti sindrom anak-anak lainnya, tidak ada hubugan langsung antara pola yang terlihat dari masa kanak-kanak dan yang kira-kira sebanding dengan orang dewasa. Pertama-tama, sangat sulit untuk menempatkan bagaimana menjelaskan pola anak-anak yang berada pada level spesifik tertentu. Anak membuktikan kualitas seperti paranoid tampaknya ekstensi dari penghindar.Seperti terlihat dalam paranoid, ada beberapa kombinasi. Kesamaan set dari perbedaan dapat terlihat dari masa anak-anak dan masa remaja. Adults SubtypesBeberapa atribut mungkin dibicarakan, agak longgar, sebagai fitur inti dari kepribadian paranoid.Mayoritas utama dari pembuktian pasien ini adalah konstelasi kecemasan, kognitif dan perilaku yang dijelaskan pada bagian sebelumnya. Namun kita harus berhati-hati untuk tidak terlalu focus pada pandangan gejala umum berbagai bentuk jelas di mana gangguan terbentang. Berikut, akan dijelaskan beberapa fitur yang membedakan lima subtype dari kepribadian paranoid dewasa. The Fanatics ParanoidMirip dengan struktur parallel cacar, the narcissistic personality, dengan siapa fanatic sering terjalin.keduanya berusaha untuk mempertahankan dan mengagumkan citra diri, bertindak secara angkuh dan megah, percaya diri yang naif, ungenereous, eksploitatif, ekspansif, dan sombong, serta menampilkan suasana penghinaan congkak dan arogance jinak terhadap lainnya.The Malignant ParanoidCenderung menjadi varian secara structural rusak dar kepribadian sadis."bentuk ekstrem dari gangguan kepribadian antisosial dikombinasikan dengan narsis elemen yang dimanifestasikan dalam orang yang patologis megah , kurang hati nurani dan peraturan perilaku, dan dengan demonstrasi karakteristik menyenangkan kekejaman dan kesadisan. Paranoids Fanatic menunjukkan fitur dan sangat narsis melebih-lebihkan kepentingan mereka sendiri. Mereka mungkin megah dan merendahkan, berusaha untuk menghindari pertimbangan kekurangan mereka sendiri dengan membuat klaim megah dan berbicara tentang fantasi konyol.The Obdurate ParanoidParanoids yg suka mengeluh mewujudkan fitur negativistic dan sering agresif argumentatif. Mereka mencari-cari kesalahan semua orang dan segala sesuatu dan terus merengek dan membentak orang lain. Mereka marah dan cemburu segala sesuatu di sekitar mereka dan dapat cemberut dan merajuk.The Querulous ParanoidParanoids Qoerulous ini biasanya bermusuhan dalam sikap. Mereka sering berfantasi balas dendam brutal dan berkeinginan untuk menganiaya orang lain di tangan siapa mereka merasa dirugikan. Mereka agresif, keinginannya untuk mendominasi orang lain, dan sering acuh tak acuh dan tidak berperasaan terhadap mereka dengan siapa mereka menyimpan dendamThe Insular ParanoidInsular Paranoids yang menghindar, mengisolasi diri dari dunia.Mereka mandiri dan selalu waspada, selalu percaya bahwa banyak ancaman dan bahaya yang mengintai di seluruh sudut.Mereka tertutup dan tidak menikmati interaksi sosial.COMORBID DISORDER AND SYNDROMESOrang-orang yang mengalami paranoid bisa mengalami personality disorder yang lain. Gangguan tersebut bisa saling overlap. Ada beberapa gejala yang sering terjadi pada orang yang mengalami paranoid personality disorder seperti narcistic (NAR), negativistic (NEG), sadistic (SAD), avoidant (avd), dan obsessive compulsive (OBC). Terkadang juga terjadi shizoptypal (SZT dan antisocial (ATS).Axis I ComorbiditiesOrang yang mengalami paranoid takut akan sesuatu yang terlihat aneh atau ganjil. Ketika pertahanan diri mereka lemah, maka muncul gejala-gejala tertentu, baik yang ringan maupun yang bersifat psikotik.Delusional Syndrome (DEL)Kepribadian yang paranoid bisa mengembangkan gejala DEL, biasanya gelaja tersebut merupakan hasil dari perkiraan atau pengalaman seseorang akan perlakuan yang tidak menyenangkan atau dipermalukan. Orang dengan gangguan tersebut dan sudah akut akan tergesa-gesa dan terkejut akan sesuatu byang tidak diperkirakan. Selama masa tersebut, hal-hal yang disimpan seperti kemarahan atau delusi-deluasi yang dialami keluar ke permukaan. Masa tersebut juga relatif singkat dan mereka agak kacau. Anxiety Syndromes (ANX)Pada ANX, seseorang merasa tidak aman akan sesuatu yang bahkan tidak diketahui. Perasaan cemas tersebut menyebabkan mereka terganggu untuk melakukan aktivitas mereka sehari-hari. Mereka menjadi tidak bisa menikmati apa yang dikerjakan. Orang-orang dengan ANX merasa sulit untuk memisahkan yang mana yang aman dan tidak aman. Karena persaaam tersebut, mereka mengalami distress karena mereka semakan sadar dan self-conscious akan ketidakmampuan dan yang dihadapi oleh mereka. Mereka menunjukkan gejala-gejala seperti tremor, keringat dingin, dan gejala yang lainnya. Apabila jumlah ketakutan yang tidak disadari semakin meningkat dan meluap ke permukaan, bisa menyebabkan anxiety attack atau panic disorder.Obsessive-Complusive Syndromes (OBC)Pasien yang paranoid bisa mengeluarkan gejala compulsive disorder yang dilakukan untuk mengalihkan perhatian perhatian atau focus mereka kepada sesuatu yang menyakitkan atau mereka prediksi akan menyakitkan dengan cara yang mereka anggap aman dan tidak membahayakan. Melalui reaction dormation, mereka disebutkan melakukan hal tersebut karna melakukannya tidak akan menyebabkan kemarahan di masyakat. Contoh perilaku merka adalah sangat menjaga kebersihan.Mood Syndrome (MOOD)Apabila seseorang yang mengalami paranoid juga mengalami narcistic, mereka akan merasa bahwa diri mereka sangat berharga dan bisa merupakan varian dari bipolar manic disorder. Mereka akan cenderung terus menerus mempertahankan ilusi kemegahan diri mereka. Apabila mereka merasa terjadi penurunan kualitas diri maka mereka akan sangat berusaha menggapainya kembali. Schizophrenic Syndromes (SCH)Manic hyperactivity bisa dilihat pada orang yang mengalami fanatic paranoid. Orang yang mengalami malignant paranoid bisa mengalami schizophrenic: catatonic excited disorder, dimana mereka cenderung menyerang orang secara fisik apabila sedang lepas control. Ketika sedang mengalami gejala tersebut, mereka akan merasa bahwa orang lain merupakan musuh dan berperilaku seperti mengeluarkan kata-kata yang tidak baik. Hal yang memberadakan gelaja ini dengan yang lain adalah mereka bisa marah kepada seseorang yang tidak terlihat. Obdurate dan querulous juga nerupakan bagian dari schizophrenic disorder, namun catatonic stupor merupakan bagian yang negative. Gerakan tubuh mereka mungkin tidak terkontrol, namun hal tersebut merupakan symbol penahanan ekspresi agresi. DIFFERENTIAL DIAGNOSESBeberapa diagnose yang ada di DSM IV mirip dengan paranoid personality. Contoh yang paling berkaitan adalah delutional disorder dan schizophrenic disorder,paranoid type. Hal yang membedakan mereka adalah sifat psikotik yang sifatnya menetap, dimana pada paranoid personality bukan intrinsic kecuali kalau peristiwa psikotik superimposed. Deskripsi paranoia pada DSM III menyatakan bahwa gelaja tersebut tersembunyi dan memiliki sistem delusional yang permanen dan menetap disertai dengan pemikiran yang jelas dan teratur. Pada DSM IV ada istilah delutional disorder yang merupakan gelaja yang lebih luas dan di dalamnya terdapat paranoia namun tidak mensyaratkan bahwa delusional sifatnya menetap. Gejala yang lebih menetap dan terus menerus dikenal sebagai schizophrenia paranoid disorder. Jadi apabila diurutkan maka urutannya adalah paranoia, paranoid disorder, dan schizophrenic paranoid. Pada paranoia, seseorang masih mengalami delusi secara sistematis dan bagian kepribadiannya masih lengkap, pada paranoid disorder, delusi semakin tidak berstruktur.Paranoid dan scyzotypal mungkin terlihat sama, mereka sama-sama menghindari hubungan yang intim dengan orang lain dan sangat rentan terhadap lingkungan luar. Meskipun sama-sama menunjukkan gelaja tersebut, namun ada perbedaan dalam kerusakan organisasi kepribadian seseorang. Misalnya pada orang schizotypal mereka menarik diri karena merasa lemah dan kurang berharga, sedangkan pada orang yang paranoid menarik diri karena fantasi mereka terhadap diri mereka sendiri yang bisa meningkatkan keberhargaan diri sehingga orang yang paranoid biasanya argumentative, enegik, dan kadang menyakiti.Avoidant dan paranoid juga terkadang sulit untuk dibedakan, mereka sama-sama menghindar dari orang-orang. Perbedaannya adalah bahwa orang dengan avoidant memiliki penghargaan diri nyang sangat rendah dan merasa diri tidak menarik sehingga menghindar dari ornag lain, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, paranoid justru memiliki self-esteem yang relatif tinggi, minimal di hadapan orang. Pada orang yang narcistic, mereka berusaha untuk mempertahankan diri mereka bukan hanya dengan mengangkat nilai dirinya, tapi juga dnegan penghindaran sosial dan kecurigaan. Progresi patogenik juga sering terjadi pada kepribadian sadistic dan antisocial. ASSESING THE PARANOID : A CASE STUDYParanoid personality bisa dilihat pada tes Rorschach, TAT, dan MMPI. Dalam test Roshcach ada orang yang mengalami paranoid, mereka cenderung curiga terhadap clinician yang mengetest mereka. Oleh sebab itu, orang yang paranoid lebih terlihat pada perilaku di luar tes dibandingkan respon terhadap tes tersebut. Mereka juga sangat detail dalam melihat kartu, mereka cenderung melihat bagian-bagian yang detail pada kartu dan membolak-balik kartu tersebut. Informasi yang bisa didapatkan juga dapat berupa komentar yang kritis dari klien tersebut dan juga ketidakpuasan yang dikatakan oleh klien terhadap tes. Sepanjang respon formal diperhatikan, mereka akan lebih sering merespon W yang digabungkan dengan respon kecil dan yang tidak biasa, mungkin akan dihasilkan respon M yang sedikit kecuali untuk satu atau dua karakterisasi yang megah. F persen tinggi dan sering dengan kualitas yang sangat baik. Respon popular dan binatang juga sering diberikan. Masalah pada Rorschach juga muncul pada TAT. Paranoids sering curiga terhadap ambiguitas kartu. Cerita beruntut namun singkat. Apabila tema tertentu menyerang pasien, mereka bisa saja kehilangan batasan dan mengembangkan cerita yang lebar, mungkin berhubungan dnegan keadaan hidupnya. Pemilihan kartu yang sangat selektif mungkin membuktikan self-disclosure.Dengan MMCI, skor tinggi pada MMPI tidak tanpa terkecuali berhubungan dengan apa yang diperkirakan. Meskipun skor orang paranoid tinggi, berlum tentu menggambarkan yang sebenarnya. Item pada MMPI terkadang menyadarkan orang paranoid untuk mencari disclosure terhadap clician sehingga pasien menolak merespon sesuai dengan cara yang diperkirakan. Pasien sering sekali melakukan apa yang tidak diperkirakan pada tes Rorschach dan TAT, bahkan mereka terkadang melakukan hal-hal yang random terhadap inventory. CASE 19.1Peter M, Age 41, MarriedPeter, seorang anak dari orangtua yang tidak memiliki pendidikan secara formal dikemukakan sebagai orang yang genius pada tahun awal sekolah. Dia menerima gelar PhD pada usia 24 tahun dan memegang beberapa posisi level menengah sebagai psysicist research pada beberapa perusahaan industry, dari satu ke yang lainnya.Ayah Peter sulit dalam pekerjaan kejuruannya. Meskipun tidak dididik secara formal, dia mengerti informasi technical yang sangat banyak. Dia kemudian dipakai oleh perusahaan yang agak kecil yang mencari orang dengan pengetahuan yang detail seperti dia. Posisi terssebut tidak bertahan lama. Biasanya, satu atau dua tahun setelah bekerja, dia mengasingkan orang-orang di sekitarnya, mengatakan bahwa mereka mencuri ide, dan merasa bayarannya tidak mencukupi. Peter melakukan pembicaraan di meja keluarga. Di sini, ayahnya akan marah dengan fakta bahwa dia dipecat lagi karena dia terlalu pintar untuk orang-orang di sekitarnya.Dengan pola yang tidak terlalu berbeda dengan ayahnya, sifat arogan dan egois Peter sering menghasilkan konflik dengan superior. Mereka merasa bahwa Peter menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bekerja untuk pikirannya yang bodoh dan tidak cukup untuk proyek perusahaan. Dari waktu ke waktu, dia ditugaskan untuk pekerjaan yang sedikit kurang penting daripada yang biasa. Dia merasa atasan dan bawahannya mempermainkan dia dan tidak menganggap dia serius. Peter mulai bekerja dengan Revolutionixe the Industry yaitu prinsip termodinamik yang apabila diterapkan akan menghasilkan pekerjaan yang efisien dan ekonomis. Setelah beberapa bulan diakui oleh orang sebagai briliant thinking, dia mengajukan ide tersebut pada presiden perusahaan. Rencana tersebut mengabaikan logika dan ekonomi.Setelah belajar dari penolakan tersbeut, Peter menghindari rumah, mulai banyak minum. Lebih lagi, dia menjadi sangat terobsesi dengan ide baru, mengajukan mereka ke pemerintah atau perusahan. Hal tersebut meningkatkan harga dirinya dan semakin lama semakin meningkat sehingga lepas control. Dia juga merasa bahwa dia merupakan Albert Einstein dan juga menjadi alcoholic. Pola kepribadian dan pola paranoid merupakan pertanyaan bagi clinician.

INTERPRETIVE SUMMARYAda alasaan bahwa orang tersebut mengalami paling tidak level patologi yang moderate dalam orang tersebut. Struktur psychic yang cacat memungkinkan kakakuan dalam morfologi intrapsychic dan kurang memuaskan fleksibilitas dari coping strategy. Dia mungkin memilik masalah di dalam hubungan personal dan keluarga. Aspirasi awal mungkin ,menghasilkan kemunduran yang membuat frustasi dan usaha untuk mendapat tempat di kehidupan mungkin gagal. Meskioun dia sering mampu untuk awal yang memuaskan, dia mungkin mengalami periode dai disfungsi emosi kognitif, atau perilaku.Profil MCMI dari orang tersebut menunjukkan kesombongan, self-worth yang meningkat namun insecure, defensive, menolak ktitik, perilaku interpersonal yang provokatif, dan perilaku sosial yang seduktif. Kecenderungan berdebatnya sering membuat orang lain marah. Dia mungkin eksploitative dan menginginkan pengakuan yang special dari teman.Orang tersebut menakuti keterikatan dan dominasi, menghindari pengaruh eksternal, dan secara hati-hati melindungi self determination dan otonomi. Sangat penting bagi dia untuk mempertahannkan image, kekuatan, dan fearless. Self reliance, unsentiment, dan perasaan kompetitif yang kuat dipandang sebagai kebanggaan. Lebih signifikan lagi, dia bisa saja sangat terburu-buru dan gegabah sehingga dapat merugikan dan bisa saja tidak takut dalam menghadapi hukuman dan bahaya. Faktanya adalah hukuman hanya akan meningkatkan rasa permusuhan di dalam dirinya. Kecenderungan kejahatana yang dilihat oleh orang lian dapat digunakan untuk membenarkan membenarkan kecenderungan agresifnya dan berakibat pada kesulitan keluarga. Antisocial dan masalah narkoba juga bisa muncul. Orang ini memiliik kecurigaan terhadap orang lain dan cemburu. Dia merasa diperlakukan secara tidak adil dan mudah dihasut untuk marah. Persepsi mereka terhadap lingkungan menyebabkan dia menjadi antagonistic. Ia ingin membalas dendam degan menghina dan mendominasi oranglain. Kecurigaan dapat membuat ia merasa secure.Apabila ahli di dalam sesuatu dan berpengaruh di kehidupan sosial, dia mungkin menipu oranglain. Kemungkinan adan kelemahan dalam kesetiaan, dia mungkin merencanakan dibawah kesopanan. Prinsip yang mengarahkan dia adalah sebelum orang lain mengeksploitasi dan mengontrol dia, dia akan melakukannya terlebih dahulu. Dia juga mungkin menyerang orang yang dia tidak percayai. Dengan munculnya gejala-gejala yang ada pada axis I, akan memunculkan analisisi. Ada alasan untuk menganggap pria tersebut mengalami delusional disorder. Gengguan ini berada pada konteks karakeristik problematic yang lain. Karena latar berlang sifat yang demikian, dia sering bersifat agresif meskipun hanya bersifat menengah dan dapat diatasi oleh obat, namun tidak bisa diprediksi respon yang diberikan mereka sebagai hasutan dari orang lian.Ketidakmampuan mengontrol sumber bahaya membuat dia mengalammi anxiety disorder. Ada beberapa sympotmos yang muncul seperti kelelaham, sakit kepala, dan sebagainya. Mungkin gejala tersebut muncul dari perasaan dari dalam diri. Dia sangat mungkin kecanduan alcohol. Hal tersut karena dia tidak terprediksi, moody, dan implusif. Pada saat minum minuman alcohol, perasaan tersbut akan diperkuat. Pada masa itu, dia sering diluar kendali sehingga menghasilkan sesuatu yang destruktif. Dia mungkin memiliki rasa bersalah, namun efek destruktif menahan hal tersebut. Dia mungkin menunjukkan self-destructive, pada perasaan permusuhan, dan ini hadir untuk merusak diri sendiri dan oranglain.

HYPOTHESIZED BIOGENIC FACTORSAkar yang mengarah pada kepribadian paranoid yang berasal dari faktor genetik atau konstitusional muncul jelas pada saat ini. Namun demikian, beberapa spekulasi yang melampaui temuan empiris saat ini mungkin berguna bagi peneliti berikutnya untuk melakukan eksplorasi.1. Malignant paranoid muncul pada keluarga dengan jumlah yang tidak proporsional dan menampilkan energi yang kuat, temperamen choleric yang mudah tersinggung, atau temperamen parmic yang tak kenal takut. Sebagai anak-anak, pasien tersebut cenderung aktif dan mengganggu, marah yang meledak - ledak, sulit untuk dikendalikan, dan kesulitan beradaptasi dengan orang lain karena sikap mereka yang agresif, fisik yang kuat seiring dengan pembelajaran perilaku asertif. Dapat dispekulasikan bahwa aspek temperamen mereka dapat disebabkanrendahnya reaktivitas pada sistem limbik dan reticular.2. Querulous paranoids memiliki ciri pola reaksi yang tidak teratur dan kekanak-kanakan, dan tidak konsisten.Karakteristik hiperaktif dan sikap mudah tersinggungmereka mungkin disebabkan rendahnya ambang neurofisiologis dalam merespon sesuatu 3. Insular paranoids memiliki latar belakang yang mirip dengan timorous schizotypals kerabat, menunjukkan kemungkinan adanya disposisi genetik. Ciri yang banyak terlihat antara lain proses pendewasaan yang tidak teratur, yang mengakibatkan ketidakseimbangan antara kompetensi, ketidakmampuan untuk menghadapi emosi yang intens, dan munculnya perilaku permusuhan yang kaku. Terdapat kemungkinan bahwa ada kelebihan yang mendasari reaktivitas sistem limbik dan simpatik,jugayang mungkin menimbulkan hipersensitivitas, autisme kognitif, dan isolasi sosial yang menjadi karakteristik pasien ini .

CHARACTERISTIC EXPERIENTAL HISTORYSejumlah akar dimana tipe kepribadian tertentu terwujud dalam perilaku paranoid akan dijelaskan secara singkat dalam paragraf berikutThe Fanatic SubtypeSubtipe fanatik yang termasuk dalam defertive terjadi karena mereka dinilai terlalu tinggi dan disebabkan oleh orangtua mereka, memberi kesan bagi diri mereka sendiri bahwa eksistensi mereka berharga. Beberapa mengembangkan rasa tanggung jawab interpersonal, gagal untuk belajar bagaimana bekerja sama, berbagi, atau memikirkan kepentingan orang lain. Selain tidak adanya kendali oleh orang tua mereka dan kepercayaan diri yang berlebihan terhadap nilai diri mereka, mereka juga memiliki sedikit fantasi yang memungkinkan mereka untuk membayangkan kekuasaan dan prestasi yang tidak mereka dapatkan di dunia nyata. Ketidakpekaan sosial dan exploitasi diri dari paranoid masa depan ini memuatnya memiliki kesulitan interpersonal. Ketika berada di lingkungan rumah yang protektif, mereka berlari melawan realitas yang objektif. ilusi kemahakuasaan mereka ditantang, pemikiran self centered dan sikap tidak mau memberi diserang. Daripada menghadapi atau beradaptasi dengan realitas, atau membangun kompetensi mereka dan menyesuaiakannya dengan harga diri yang tinggi, sebaliknya mereka semakin berlindung dibalik fantasi mereka.Ketika rasa percaya diri mereka melemah, mereka tidak berhasil mempertahankan strategi tegas dan balas dendam mereka. Ketika dihadapkan dengan kegagalan berkali - kali, mereka semakin mengisolasikan diri mereka dari orang lain, lebih memilih fantasi sebagai sarana merawat luka mereka. Paranoid ini ditandai dengan orientasi kekuasaan, ketidakpercayaan dan kebencian terhadap orang lain, dan berusaha untu menentang dan mengintimidasi mereka. Ada keinginan kejam untuk menang atas orang lain, untuk membela diri dari kesalahan di masa lalu mereka dengan balas dendam yang licik.Terdapat hubungan antara antagonisme obyektif mereka dan permusuhan yang dibayangkan. Perlahan-lahan, mereka meyakini bahwa orang lain sengaja menganiaya mereka. Akhirnya mereka merasa sendirian, merasa keadaan sekitar sangat mengancam, dan adanya penurunan harga diri, kecurigaan mereka sekarang bahkan melewati garis menjadi delusi psikotik..The Obdurate SubtypePada subtipe ini, anak belajar untuk memahami nilai mereka secara proporsional demi tingkat keberhasilan mereka dalam memenuhi tuntutan orangtua, merasa bahwa mereka akan dihukum dan ditinggalkan jika mereka gagal dalam menjalankan kecaman orangtua mereka. Paranoid masa depan mungkin merasa sangat rentan terhadap kesalahan, mengetahui bahwa mereka harus tetap dalam batas-batas yang disetujui. Takut pelanggaran, mereka dimodelkan oleh figur otoritas. Mereka belajar untuk mengikuti aturan, gagal mengembangkan inisiatif, dan tidak memiliki spontanitas dan imajinasi. Dilatih secara berlebihan untuk menjadi konvensional dan merasa bersalah sertamencela diri karena gagal menerapkan komando orangtua mereka. Mereka mengorbankan identitas diri mereka sendiri untuk mendapatkan dukungan dan penghargaan dari orang lain. Orang-orang ini memiliki latar belakang orangtua yang overcontrol melalui hukuman yang terus menerus. Karena kurangnya bimbingan dan dukungan dari orang lain, tidak toleran terhadap ketegangan, dan penghidnaran terhadap hukuman, mereka menarik diri mereka, berpaling dari sikap ketergantungan mereka, dan mencari hiburan, jika mereka bisa, dalam pikiran mereka sendiri. Meskipun menyangkal ketergantungan mereka, paranoid ini tidak bisa melepaskan kebiasaan seumur hidup mereka. Dengan demikian, perasaan bersalah dan takut mereka menjadii akut ketika mereka mulai menegaskan diri mereka sendiri. Mengantisipasi hukuman atas perilaku mereka yang tidak sesuai engan yang mereka harapkan dan merasa bahwa tindakan tersebut layak untuk dikecam.The Querulos SubtypeParanoid ini adalah varian yang berhubungan dengan beberapa kepribadian dasar yang negatif. Paranoid ini disebabkan tidak teraturnya pola hidup masa anak anak, dan pendewasaan yang tidak merata, ciri-ciri yang disebabkan ketidak konsistenan pengaturan kontrol mereka terhadap anak. Karakteristik mereka yang mudah tersinggung mungkin disebabkan rendahnya respon ambang neuroophysiological. .Sebagian besar pasien ini cenderung lekas marah dan tidakpuas terhadap ketidak konsistenan orang tua. Orang tua mereka menunjukkan kasih sayang yang besar pada satu saat, sedangkan pada saat yang lain menunjukkan sikap bermusuhan atau kemarahan yang tidak rasional. Karakteristik paranoid ini antara lain ketidakpuasan mereka yang berlebian, pesimisme, keras kepala, dan kebimbangan. Namun paranoid ini lebih agresif secara negatif dan saling menuduh, dan hampir selalu cemberut, kesal, obstruktif, dan merasa disalahpahami dan ditipu.The Insular SubtypeParanoid tipe ini merupakan paranoid yang paling mirip dengan kepribadian paranoid pada umumnya yaitu gangguan psikotis yang mengganggu ketika dihadapkan dengan penghinaan yang menyakitkan dari orang lain. Meskipun mereka telah menarik diri dan mengisolasi untuk meminimalkan kontak sosial, pertahanan ini tetap tidak dapat mengatasi permasalahan mereka. kebencian yang mendalam dari masa lalu mungkin tetap mendidih di permukaan, namun pengalaman menjadi ancaman bagi keseimbangan batin mereka. Rangsangan kemarahan menimbulkan kecemasan. Sikap permusuhan yang mereka lakukan sangat berbahaya. mungkin tidak hanya diarahkan pada orang-orang yang mereka percayai tetapi juga merusak keyakinan yang mungkin masih ada dalam sebuah hubungaan. Tetapi, di samping itu, terdapat kemungkinan yang akan memancing amarah mereka, yang menyebabkan penghukuman langsung dan desersi.

SELF PERPETUATION PROCESSESDischarging Hostility Seperti yang telah kita ketahui, keyakinan dan harga diri dari paranoid hanyalah seperti cangkang berongga, mereka berdiri di atas dasar kebebasan yang aman. Mereka sangat mudah terhasut untuk melakukan pertentangaan, dan pertahanan mereka terus melemah oleh ancaman nyata dan delusi. Untuk mengembalikan kembali kekuasaan dan perasaan tak terkalahkan, pasien harus melakukan beberapa tindakan yang akan menopang pertahanan mereka dan menggagalkan penyerang. Permusuhan pada orang paranoidseperti defensif dan restitutive, sarana melawan ancaman terhadap keseimbangan batin mereka dan sarana membangun kembali citra penentuan nasib sendiri dan otonomi.Aksi-aksi/ledakan psikotik biasanya memiliki durasi yang singkat. Ketika rasa permusuhan sudah habis, pasien ini menenangkan diri mereka dan berusaha untuk merasionalisasi tindakan mereka, merekonstruksi pertahanan, dan menarik agresi mereka. Tapi cara meredakan emosi ini aneh tidak seperti orang normal, menyebabkan pasien akan kembali lagi kempola kepribadian paranoid.

RECONSTRUCTION REALITYPara penderita paranoid disorder biasanya akan mengubah suatu kejadian agar sesuai dengan self-image dan aspirasi dirinya. Delusi hanya dipandang sebagai sebuah bentuk ekstrim dari proses umum reality reconstruction. Rekonstruksi ini bisa menjadi berbagai bentuk, namun akan menjadi hal yang suffice buat kita untuk menjelaskan dua hal paling umum yang terdapat pada orang paranoid; penolakan terhadap kelemahannya dan melovelence, dan proyeksi mereka kepada orang lain, dan membesarkan diri melalui fantasi yang megahSeperti disebutkan sebelumnya, paranoid harus melangkah lebih jauh dari sekadar penolakan, mereka tidak hanya menyangkal sifat-sifat yang sesungguhnya tidak dapat dipungkiri ini, namun melemparkan kembali kepada para penuduh mereka, nyata atau yang hanya sekedar bayangannya. Para penderita paranoid adalah korban yang tak berdosa dan malang dari ketidakefektifan dan kedengkian orang lain. Jika mereka tengah berada dalam kondisi error, oran lain yang harus disalahkan atas kecanggungan mereka, jika mereka sedang agresif, itu hanya karena kejahatan dari orang lain yang telah memprovokasi mereka.Dihadapkan dengan genuine derogation dan ancaman, penderita paranoid harus membangun kembali rasa otonomi mereka. Ketidakmampuan dalam menghadapi perasaan tidak mampu dan tidak penting, mereka membuat gambaran dari yang diri yang superior dan penting.Therapeutic InterventionsKebanyakan kepribadian paranoid tidak menyerah pada delusi yang sifatnya serius dan menetap, dan mereka cenderung membuat kontak dengan layanan psikologi hanya jika orang lain yang memintanya, atau ketika pertahanan mereka runtuh, yang akan memicu kondisi lain yang lebih lagi. Selain kesulitan dengan relasi sosial, penyebab (prognosis) jangka panjang pada seorang paranoid tidak seburuk pada penderita scyzhotypal. Penderita paranoid mampu mendapatkan kepuasan dari diri mereka sendiri; sedangkan scyzhotypal tidak. Lebih lanjut, tidak seperti penderita paranoid, penderita scyzhotypal beralih ke orang lain selama periode sulit, lalu mereka sering meminta kasih sayang dan keamanan yang cukup untuk mencegah penurunan lebih lanjut. Sebaliknya,penderita paranoid cenderungtetap sosial sulit dan menjaga diri ketika hubungan berubah masam Perilaku seperti ini meningkatkan isolasi mereka, tidak hanya berakibat pada sebuah intensifikasi kecurigaan dan kerahasiaan mereka, namun juga meningkatkan kemungkinan keterasingan sosial yang lebih lanjut. Strategic GoalsTujuan besar dari pemberian terapi personologi kepada penderita paranoid adalah untuk melonggarkan penyempitan ekstrim dan kaku yang meliputi semua domain klinis. Jika penderita paranoid mampu menurunkan pertahanan mereka dan memperoleh kepuasan dan reinforcement hubungan interpersonal mereka, bukannya terus-menerus defensif, mereka mungkin akan membuka diri mereka kepada banyak kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup. Reestablishing Polarity BalancesKepribadian orang yang paranoid menunjukkan tingkat sensitivitas yang ekstrim kepada nyeri/sakit secara fisik, mengantisipasi penolakkan dan penghinaan pada setiap kesempatan. Untuk alasan tersebut, mereka mencoba untuk menghindari situasi yang yang aversive atau negatively reinforcing.Maka pemberian terapi harus mulai fokus pada pengurangan fokus pada orientasi diri yang lebih dominan serta pelemahan ekstrim pada ketidakpekaan untuk kebutuhan orang lain. Melawan waspada ketidakpercayaan penderita paranoid kepada orang lain merupakan dasar untu menyeimbangkan polaritas dari kesenangan akan rasa sakit. Countering Perpetuating TendenciesSifat curiga dan ketidakpercayaan ekstrim orang lain adalah inti dari masalah ini kepribadian ini. Mereka pernah begitu waspada terhadap tanda-tanda penolakan bahwa tanda tersebut pasti menemukan mereka. Mengganggu siklus yang melanggengkan paranoid mungkin terbaik dicapai dengan cara tidak langsung. Beck dan Freeman (1990) menyarankan untuk meningkatkan rasa self-efficacy pada penderita paranoid. Hal ini akan mengurangi kemungkinan bahwa proyeksi akan dipekerjakan sebagai pertahanan. Memberdayakan diri dapat mengurangi kekuatan hypervigilance ekstrim yang penderita paranoid gunakan untuk memindai lingkungan dan mencari tanda-tanda permusuhan yang diharapkan.Sebagai hasil dari pola pikir delusi, penderita paranoid cenderung berpaling dari orang lain untuk menghindari berbagai penolakan. Tujuan utama dari terapi personologi dengan gangguan ini adalah untuk meminimalkan kecenderungan penderita paranoid untuk terlibat dalam penarikan melindungi diri (self-protective withdrawal) dengan mendorong mereka untuk mengumpulkan berbagai informasi tambahan dari lingkungan sebelum mengkaji ulang asumsi tentang orang lain. Ketika penderita paranoid menetapkan bahwa persepsi mereka tentang bahaya di lingkungan mereka sebagian besar tidak akurat, penggunaan self-protective withdrawal akan menurun sehingga lebih menghaluskan patologi mereka.Modifying Domain DysfunctionKepribadian paranoid menampilkan disfungsi menonjol dalam gaya kognitif dan domain perilaku ekspresif. Perilaku curiga mereka meluas secara kaku dan hampir tanpa pandang bulu untuk semua situasi yang dihadapi. Cara berpikir proyektif yang ditampilkan oleh penderita paranoid tidak hanya melindungi citra diri mereka, namun sering juga memunculkan serangan dan penolakan. Upaya pemberian terapi harus bertujuan untuk memperkuat self-sufficinecy penderita paranoid yang secara bertahap mendorong penderita tersebut untuk menerima kesalahan kecil dalam diri mereka.

Tactical ModalitiesPendekatan yang baik untuk diambil untuk dengan penderita paranoid ini? Hal yang paling penting, terapis harus membangun kepercayaan melalui serangkaian langkah-langkah lambat namun progresif dan harus menunjukkan rasa tenang, formal, dan rasa hormat yang tulus untuk pasien. Terapis harus menerima, tapi tidak mengkonfirmasi, keyakinan yang tidak biasa dari pasien dan memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi pikiran dan perasaan mereka pada kecepatan yang dapat ditoleransi. Tujuan paling utama dari terapi penderita paranoid adalah untuk membebaskan rasa ketidakpercayaan pada penderita paranoid dengan menunjukkan kepada mereka bahwa mereka dapat berbagi kegelisahannya dengan orang lain tanpa penghinaan dan penganiayaan yang mereka bentuk sendiri. Jika hal ini dapat dicapai, penderita paranoid dapat belajar untuk melihat dunia tidak hanya dari perspektif mereka sendiri tetapi melalui persepktif orang lain.Domain-oriented TechniquesMengenai mode khusus dari terapi, mudah untuk mengatakan bahwa teknik yang sekunder untuk membangun kepercayaan. Terlepas dari pendekatan tertentu yang digunakan pada waktu tertentu, terapis dapat menghindari bangkitnya kecurigaan lebih lanjut dengan hati-hati menjelaskan setiap langkah kepada pasien (Gabbard, 1994). Alasan pengobatan harus lugas dan jelas, dan perencanaan perawatan harus mengakui kebutuhan paranoid untuk kontrol. Behavioral InterventionsIntervensi ini mampu menargetkan dapat menargetkan kebutuhan paranoid untuk berjaga-jaga, aktif menolak sumber kontrol eksternal. Karena mereka begitu takut dipengaruhi oleh pihak eksternal, teknik perilaku akan diperlukan untuk menekankan kontrol pribadi. Terapis mungkin harus mendidik pasien tentang perbedaan antara agresi dan ketegasan. Mengajarkan penderita paranoid bahwa mereka dapat mengungkapkan pikiran mereka secara konstruktif, tanpa intensitas dampak negatif akan mengurangi kekuatan dari sifat mereka yang meledak-ledak. Latihan relaksasi bisa membantu mereka untuk merasa lebih nyaman dan juga dapat mengurangi kebutuhan alternatif relaksasi lain seperti penyalahgunaan zat. Interpersonal ApproachesPendekatan ini akan membantu membentuk hubungan yang kolaboratif antara penderita paranoid dan terapisnya. Tujuan penting dari terapi ini adalah untuk memfasilitasi apa yang disebut Benjamin (1993) sebut sebagai pattern recognition. Beliau mencatat bahwa penderita paranoid sering ragu-ragu untuk mendiskusikan sejarah keluarga. Keengganan ini diduga berasal dari ketakutan bahwa berbicara tentang masalah keluarga akan mendatangkan hukuman.Namun demikian, pasien paranoid perlu belajar bahwa meskipun ekspektasi akan adanya serangan bisa dimaklumi mengingat awal pengalaman mereka saat belajar, ekspektasi mereka tersebut tidak lagi tepat atau adaptif di lingkungan mereka saat ini. Terapis terkadang harus menarik kembali untuk memungkinkan ruang bernapas secara interpersonal. Terapi intensif, seperti yang Stone (1993) nyatakan bahwa mendorong penyataan diri (self-revelation) dan reaksi transferensi yang sangat memprovokasi kecemasan. Cognitive TechniquesTeknik ini mampu membantu penderita paranoid untuk mendapatkan wawasan tentang perilaku disfungsional mereka. Gaya kepribadian ini dikelola oleh keyakinan utama dan skema yang tidak bisa dipercaya orang lain dan secara sengaja akan mencoba untuk menyakiti Anda. Intervensi harus bertujuan untuk mengubah asumsi dasar individu karena ini adalah akar penyebab gangguan ini, namun distorsi skema-driven kognitif tidak harus langsung menantang karena konfrontasi akan dipandang sebagai serangan pribadi, Beck and Freeman (1990) mencatat bahwa modifikasi dari asumsi dasar klien akan mengharuskan pasien untuk cukup rileks agar mampu mengurangi hypervigilance and defensiveness. Selain itu, disarankan pula bahwa dengan meningkatkan self-efficacy dari penderita paranoid harus didahului oleh upaya untuk mengubah aspek lain dari pikiran-pikiran otomatis, perilaku interpersonal, dan asumsi dasarnya. Penulis mengusulkan dua cara untuk memenuhi tujuan ini. Jika penderita paranoid melebih-lebihkan ancaman situasi atau meremehkan kapasitas mereka untuk memecahkan masalah, intervensi yang mempromosikan penilaian yang lebih realistis coping ability mereka akan meningkatkan rasa self-efficacy. Kedua, jika ditentukan bahwa keterampilan yang sesuai untuk bersaing dengan situasi dirasa kurang, intervensi yang membudidayakan keterampilan coping akan berfungsi untuk meningkatkan self-efficacy.Gaya pemikiran kognitif yang mencurigakan pada penderita paranoid memanifestasikan dirinya. Penderita paranoid dalam kesalahan kognitif sering ditandai dengan pemikiran dikotomis dan generalisasi yang berlebihan. Beberapa teknik dapat digunakan untuk membantu membangun perspektif baru pada orang-orang. Awalnya, pasien dapat diinstruksikan untuk memantau pengalaman interpersonal yang bersama dengan kognisi dan emosi yang menyertai interaksi ini (Stone, 1993). Terapis harus berhati-hati untuk tidak langsung menafsirkan sebuah asumsi sebagai asumsi yang salah, tapi harus mencari bukan untuk menggeser probabilitas atribut paranoid dengan hipotesis alternatif. Terapis harus berusaha untuk memperkenalkan unsur keraguan dalam pikiran penderita paranoid mengenai validitas keyakinannya. Group TherapyTerapi ini mampu menyediakan sebuah forum ideal untuk pengujian realitas. Karena paranoid itu ketidakpercayaan intrinsik, kekakuan dan penolakan untuk memeriksa distorsi interpersonal, metode kelompok biasanya kontraindikasi. kecenderungan untuk salah menafsirkan masukan atau sumbangan dari anggota kelompok lain dapat menimbulkan permusuhan, menempatkan ketegangan pada kohesi kelompok dan menempatkan paranoid beresiko untuk putus sekolah dini. Mungkin memungkinkan paranoid menjadi pengamat pasif dapat mendorong pasien untuk menguji hipotesis yang berbeda untuk perilaku masyarakat tanpa benar-benar harus membela tindakan mereka sendiri. Marital and Family TechniquesTeknik ini mampumenjalankan risiko kandas bila pemberian atensi yang hati-hati tidak dibayar untuk proses paranoid. Penderita paranoid mungkin mempertanyakan kesetiaan dan kepercayaan dari pasangannya dan mungkin melihat terapis sebagai gabungan kekuatan dengan anggota keluarga lainnya dan karena hal itu akan lebih bijaksana untuk menggunakan co-terapis. Dominasi pengaruh negatif dalam dinamika keluarga dan harus diimbangi dengan mendorong pasien untuk mengungkapkan pernyataan dan emosi yang lebih positif. Psychodinamic InterventionsTujuan dari terapi ini adalah untuk menolong pasien agar mampu mengganti kepercayaan mereka tentang asal mula masalah mereka dari eksternal ke internal. Melepaskan struktur defensif yang kaku dapat membebaskan energi untuk membantu mendapatkan hubungan interpersonal lebih memuaskan.Pada saat ini, keseimbangan terapeutik dapat ditantang oleh upaya pasien untuk menimbulkan counterreaction dari terapis. Gabbard (1994) menekankan bahwa terapis harus menahan perasaannya bukan bertindak untuk melakukannya sehingga memberikan pasien tentang hubungan dengan objek baru, tidak seperti yang sebelumnya ditemui. Secara bertahap, ini pengalaman baru akan diinternalisasikan. Pharmacological InterventionsUji coba dengan obat-obatan dapat diindikasikan bila pertahanan characterological paranoid itu gagal dan gejala tertentu seperti kecemasan atau depresi terjadi. Obat dapat merupakan ancaman bagi kebutuhan paranoid untuk pengendalian internal, dan sebagai hasilnya, resistensi dapat diharapkan. Dengan obat-obatan, terapis harus melibatkan pasien dalam perencanaan perawatan kemudian menguraikan secara rinci potensi manfaat serta efek samping yang mungkin timbul. Untuk mendapatkan kolaborasi, terapis harus menekankan kepada pasien bagaimana obat dapat meningkatkan kontrol diri.