panduan teknis advokasi
DESCRIPTION
produk HPEQ student panduan teknis advokasiTRANSCRIPT
PANDUAN TEKNIS ADVOKASI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN
Tim Advokasi HPEQ Student 2012
1
Daftar Isi
Latar Belakang …………………………………………………………. 2
Profil HPEQ Student …………………………………………………………. 3
Tujuan …………………………………………………………. 3
Sasaran …………………………………………………………. 4
Langkah-langkah Advokasi …………………………………………………………. 5
Susunan Kajian yang Baik …………………………………………………………. 14
Penutup …………………………………………………………. 17
Tim Advokasi HPEQ Student …………………………………………………………. 17
Daftar Pustaka …………………………………………………………. 18
Lampiran …………………………………………………………. 19
Lembar Kesepakatan …………………………………………………………. 20
2
Latar Belakang
Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar dan terencana di bidang kesehatan dalam
pengembangan potensi diri untuk menjadi profesional di bidang kesehatan. Dalam pengembangan
pendidikan kesehatan di Indonesia dibutuhkan partisipasi dari seluruh civitas akademika yang
termasuk di dalamnya mahasiswa dan pemangku kepentingan.
Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Sarwono, 1978) merupakan insan-insan calon
sarjana dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat),
dididik dan diharapkan menjadi calon-calon intelektual. Hal ini yang membedakan mahasiswa sebagai
insan terdidik dengan yang lain. Mahasiswa memiliki peran sebagai agent of change, iron stoke, dan
social control sehingga mahasiswa mempunyai hak untuk mempengaruhi pengambilan kebijakan
terkait pendidikan tinggi karena kepuasan, pendapat, dan ide mahasiswa sebagai klien dalam sistem
pendidikan merupakan hal yang penting untuk menentukan arah pendidikan tinggi di masa depan.
Mahasiswa kesehatan perlu berpartisipasi aktif tidak hanya sebagai obyek di institusi
pendidikan tetapi juga lebih peka terhadap sistem pendidikan yang berjalan selama masa
studinya.Mereka pun harus memanfaatkan kekuatan dan posisi yang strategis yang mereka miliki
untuk mendorong perubahan dalam sistem pendidikan tinggi ilmu kesehatan.
Advokasi1
dalam hal ini adalah penyampaian aspirasi mahasiswa dengan metode yang
berbasis kajian ilmiah untuk mengubah sebuah kebijakan menjadi lebih baik yang dikeluarkan oleh
pemangku kepentingan2 sehingga dapat membangun citra positif terhadap mahasiswa. Sebagian
mahasiswa mungkin merasa kurang puas akan terbatasnya kesempatan mahasiswa dalam
menyampaikan aspirasi dan berakibat kepada penyampaian yang salah. Namun demikian, cara
tersebut bukan merupakan cara yang efektif untuk mendapat penghargaan dari pemangku kepentingan
terhadap aspirasi mahasiswa. Sebaliknya, kajian mengenai isu-isu pendidikan kesehatan adalah salah
satu cara yang baik untuk menyampaikan aspirasi mahasiswa, sebagaimana telah dilakukan oleh
beberapa organisasi mahasiswa.
HPEQ (Health Professional Education Quality) Student merupakan bentuk kerjasama
organisasi mahasiswa kesehatan yang didukung oleh HPEQ Project, Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Posisi ini diharapkan dapat
1 Sebuah usaha yang dilakukan atas dasar kajian ilmiah yang bertujuan untuk mengubah suatu
kebijakan yang diputuskan pemangku kepentingan 2 Badan/instansi yang mengeluarkan sebuah kebijakan
3
memberikan manfaat dalam penyaluran aspirasi mahasiswa. Berkaitan dengan hal tersebut, sejak awal
HPEQ Student telah melaksanakan upaya-upaya penyampaian aspirasi. Salah satunya adalah dengan
cara mengadakan sesi Small Working Group (SWG) 2nd
HPEQ International Conference di Bali pada
tahun 2011. Pada sesi tersebut mahasiswa kesehatan dari berbagai program studi kesehatan seluruh
Indonesia berdiskusi dan mengumpulkan aspirasi. HPEQ Student membuat kompilasi aspirasi tersebut
kemudian menyampaikannya kepada pemangku kepentingan.
HPEQ Student pada tahun 2012 membagi fokus ke dalam beberapa ranah kerja dan salah
satunya adalah advokasi. Tim Advokasi HPEQ Student bertugas untuk memfasilitasi dalam
penyampaian aspirasi mahasiswa kepada pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan tinggi
kesehatan sehingga menjamin penyampaian aspirasi yang tertib dan berbasis kajian ilmiah. Tim
Advokasi HPEQ Student berinisiatif membuat Panduan Teknis Advokasi (PTA) Pendidikan Tinggi
Kesehatan bekerja sama dengan ormawa kesehatan yang bertujuan untuk memudahkan dan
memperjelas alur advokasi/penyampaian aspirasi dari organisasi mahasiswa kesehatan ke pemangku
kepentingan, baik yang akan dilakukan secara mandiri (oleh organisasi mahasiswa kesehatan) atau
bekerjasama dengan HPEQ Student.
Profil HPEQ Student
Partisipasi mahasiswa kesehatan di Indonesia dalam bidang pendidikan selama setahun
terakhir telah mengalami perkembangan yang signifikan. Dengan dukungan Health Professional
Education Quality (HPEQ) Project, yang selanjutnya disebut Proyek HPEQ, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, mahasiswa
kesehatan mendapat kesempatan yang lebih besar untuk menyampaikan aspirasi mengenai pendidikan
tinggi kesehatan yang mereka harapkan.
Proyek HPEQ juga mendukung terselenggaranya Indonesian Health Professional Student
Summit di bulan November 2010, yang telah menghasilkan sebuah deklarasi mahasiswa kesehatan
dari 7 program studi kesehatan yang diwakili oleh Center for Indonesian Medical Students'
Activities (CIMSA), Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI), Ikatan Lembaga
Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia (ILMIKI), Persatuan Senat Mahasiswa Kedokteran Gigi
Indonesia (PSMKGI), Ikatan Mahasiswa Kebidanan Indonesia (IMABI), Ikatan Senat Mahasiswa
Farmasi Seluruh Indonesia (ISMAFARSI), Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia
(ISMKMI), dan Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Gizi Indonesia (ILMAGI) mendukung keterlibatan
mahasiswa dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi kesehatan
dan menekankan pentingnya pendekatan multidisiplin dalam advokasi mahasiswa kesehatan
Indonesia dalam bidang pendidikan tinggi kesehatan.
Sepanjang tahun 2011, HPEQ Student telah melakukan tiga kajian dengan mengangkat tema
4
pendidikan tinggi kesehatan, yaitu : kajian partisipasi mahasiswa dalam penataan pendidikan tinggi
kesehatan, kajian interprofessional education (IPE) tahap I dan tahap II. HPEQ Student kembali
menyelenggarakan Indonesian Health Professional Student Summit pada bulan Desember 2011.Pada
pertemuan tersebut, HPEQ Student memberikan kesempatan pada organisasi mahasiswa kesehatan
untuk bergabung dengan jaringan HPEQ Student. Sejak saat itu, Asian Medical Students’ Association
Indonesia (AMSA INA) dan Himpunan Mahasiswa Diploma Tiga Keperawatan Indonesia
(HIMADIKA Indonesia) secara resmi turut berkontribusi secara aktif dalam mendukung program
kerja HPEQ Student dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi kesehatan dan kolaborasi
antarprofesi sejak mahasiswa.
Tujuan
Membuat rekomendasi langkah-langkah advokasi yang tertib dan efektif bagi mahasiswa
kesehatan Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan tinggi kesehatan.
Sasaran
Organisasi mahasiswa ilmu kesehatan yang tergabung dalam HPEQ Student yaitu Center for
Indonesian Medical Students' Activities (CIMSA), Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia
(ISMKI), Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia (ILMIKI), Persatuan Senat
Mahasiswa Kedokteran Gigi Indonesia (PSMKGI), Ikatan Mahasiswa Kebidanan Indonesia
(IKAMABI), Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (ISMAFARSI), Ikatan Senat
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI), Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Gizi
Indonesia (ILMAGI), Asian Medical Students’ Association Indonesia (AMSA INA) dan Himpunan
Mahasiswa Diploma Tiga Keperawatan Indonesia (HIMADIKA Indonesia).
5
Langkah-langkah Advokasi
HPEQ Student dapat berperan sebagai saluran penyampaian aspirasi dari mahasiswa kepada
pemerintah dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) dan pemangku
kepentingan lain dalam bidang pendidikan, menjadi tempat konsultasi ormawa mengenai kajian yang
mereka ajukan, serta mengadakan diskusi bersama Ormawa kesehatan lain apabila diperlukan. Secara
ringkas, peran HPEQ Student dapat digambarkan dalam alur advokasi berikut.
Isu yang akan diadvokasikan terdiri dari, isu bersama dan isu ormawa, yang akan
dijelaskan di poin-poin selanjutnya. Isu bersama adalah isu yang disepakati untuk diangkat
oleh seluruh ormawa. Pelaksanaan advokasi isu bersama dilakukan berdasarkan Rencana
Strategis HPEQ Student yang disepakati bersama tahun 2010. Isu ormawa adalah isu yang
diangkat secara khusus oleh salah satu ormawa. Pelaksanaan advokasi dapat dilakukan secara
mandiri atau melalui bantuan HPEQ Student.
Advokasi melalui HPEQ Student bertujuan untuk menyalurkan aspirasi melalui
HPEQ Student, berupa audiensi dengan atau tanpa konsultasi.
Gambar 1. Bagan Advokasi Pendidikan Tinggi Kesehatan
Isu Ormawa
Bersama
Renstra
HPEQ Student
Aspirasi melalui
HPEQ Student
Konsultasi
Audiensi
Mandiri
Pengaruh Kebijakan
6
Untuk melaksanakan upaya advokasi, Ormawa dapat memanfaatkan fasilitasi dari
HPEQ Student dalam menyampaikan hasil kajiannya. Tiga bentuk fasilitasi yang ditawarkan
oleh HPEQ Student adalah:
a. Penyaluran Aspirasi,
HPEQ Student membantu Ormawa untuk meneruskan hasil kajian kepada
pemangku kepentingan. Hasil kajian merupakan hasil pemikiran, analisis,
dan/atau penyikapan Ormawa mengenai isu yang berkembang dalam lingkungan
internal maupun eksternal Ormawa. Apabila Ormawa membutuhkan tanggapan
dari pemangku kepentingan, maka Ormawa perlu dengan jelas menyatakan hal
tersebut kepada HPEQ Student (bersama dengan pengiriman kajian Ormawa).
Tanggapan dari pemangku kepentingan akan disampaikan ke Ormawa dan/atau
HPEQ Student. Tanggapan yang ditujukan ke Ormawa namun dikirimkan kepada
HPEQ Student akan dilanjutkan lagi ke Ormawa. HPEQ Student sebagai media
penyalur aspirasi hanya membantu menjembatani proses penyampaian aspirasi.
Pada tahap berikutnya, tidak lanjut terkait tanggapan dari pemangku kepentingan
dikembalikan kepada Ormawa.
b. Audiensi Bersama,
Pada alur audiensi bersama, HPEQ Student mengundang perwakilan
seluruh Ormawa kesehatan untuk berdiskusi mengenai isu tertentu yang diangkat
sebagai kajian bersama. Hasil diskusi bersama perwakilan Ormawa tersebut akan
diadvokasikan kepada pemangku kepentingan pada acara audiensi bersama. Pada
acara tersebut, HPEQ Student akan mengundang perwakilan mahasiswa kesehatan
dan pemangku kepentingan untuk mendiskusikan suatu isu atau kajian tertentu
untuk menemukan jalan tengah yang disepakati kedua belah pihak.
c. Konsultasi
HPEQ Student sebagai bentuk kerjasama antarorganisasi mahasiswa ilmu
kesehatan memiliki relasi yang luas. Ormawa yang memasukkan kajian untuk
meminta pendapat akan diberi masukan oleh HPEQ Student dan/atau pakar dalam
bidang pendidikan tinggi kesehatan. Ormawa dimungkinkan untuk merujuk pakar
yang diinginkannya. Namun apabila pakar tersebut tidak menyanggupi, maka
HPEQ Student akan mencarikan pakar lain degan bidang dan keahlian yang
7
serupa.Ormawa kemudian dibebaskan memilih, untuk meminta fasilitasi HPEQ
Student dalam penyampaian aspirasi tersebut ataupun melakukan audiensi secara
mandiri. Proses advokasi untuk menyampaikan kajian yang telah diberi masukan
dan sudah selesai direvisi dapat dilanjutkan ke pemangku kepentingan oleh HPEQ
Student berdasarkan permintaanOrmawa atau langkah-langkah berikutnya akan
dilanjutkan oleh Ormawa secara mandiri sampai tujuan advokasi tercapai.
Bila Ormawa memutuskan untuk melakukan upaya advokasi secara mandiri, HPEQ
Student tidak akan terlibat dalam audiensi atau proses penyampaian aspirasi oleh organisasi
mahasiswa. Peran HPEQ Student lebih dititikberatkan pada pemberian masukan dan
konsultasi. Namun demikian, HPEQ Student merekomendasikan langkah-langkah advokasi
berikut untuk dijadikan pedoman yang tidak kaku bagi Ormawa dalam melaksanakan
penyampaian aspirasi secara mandiri :
a. Organisasi mahasiswa mengangkat isu dan melaksanakan kajian internal.
b. Organisasi mahasiswa dihimbau untuk mengirimkan tembusan hasil kajian yang
akan disampaikan kepada pemangku kepentingan ke email HPEQ Student.
c. Organisasi mahasiswa menjalankan proses advokasi secara mandiri sampai
selesai.
d. Organisasi mahasiswa dihimbau untuk mengirimkan hasil audiensi dalam bentuk
notulensi atau ringkasan audiensi kepada HPEQ Student.
Gambar 2. Bagan Advokasi Mandiri Ormawa
(Sumber: Modifikasi dari Buku Merubah Kebijakan Publik oleh Mansour Faqih, Roem Topatimasang,Toto
Raharjo dkk, 2004)
8
Langkah Advokasi Mandiri Ormawa
1. Bentuk Lingkar Inti
Membentuk tim khusus dalam satu organisasi yang fokus dalam pembahasan
isu dan teknik advokasinya.
2. Kumpul Data Info
Mengumpulkan data, baik data primer maupun sekunder, melalui teknik
survei, penelitian, observasi, dan studi pustaka.
3. Analisis Data
Menganalisis data yang sudah terkumpul dengan teori rujukan para ahli.
Sebaiknya menganalisisnya dari beragam perspektif sehingga pandangannya lebih
holistik.
4. Tetapkan Sikap
Menetapkan sikap atas sebuah isu strategis berdasarkan analisis data.
5. Kemas Isu
Mengemas isu strategis dalam bahasa yang mudah dipahami dan menarik
simpati.
6. Galang Aliansi
Mengundang kelompok yang dianggap bisa menjadi partnership dalam
advokasi sehingga kekuatan bisa lebih besar berdasarkan hasil analisis pemangku
kepentingan.
7. Bangun Basis Gerakan
Internalisasi sikap dari sebuah isu strategis bagi anggota-anggota organisasi.
8. Ajukan Konsep Tanding
Mengajukan tawaran konsep yang mandiri sebagai gagasan alternatif atas
sebuah masalah. Dalam hal ini, konsultasi dengan para pakar sangat dibutuhkan untuk
memperkuat substansi gagasan. Model pengajuan konsep tanding biasanya dalam
bentuk legal drafting dan judicial review dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Legal drafting adalah cara penyusunan rancangan peraturan sesuai tuntutan teori,
asas, dan kaidah perancangan peraturan perundang-undangan (Buku Legal
Drafting Penyusunan Peraturan Daerah, USAID, 2007)
b. Judicial Review adalah pengujian peraturan perundang-undangan yang berlaku
terhadap peraturan perundangan di atasnya atau kondisi masyarakat setempat.
Institusi yang berperan dalam hal ini ialah Mahkamah Konstitusi.
9
9. Lakukan Pembelaan
Mengadakan pembelaan atas kepentingan yang dirugikan melalui jalur hukum,
biasanya melalui pengadilan. Dua bentuk pembelaan yang dikenal yaitu class action
dan legal standing,
a. Class Action adalah sekelompok besar orang yang berkepentingan dalam suatu
perkara, satu atau lebih dapat menuntut atau dituntut mewakili kelompoknya
tersebut tanpa harus menyebutkan satu-persatu anggota kelompok yang diwakili
(Black Law Dictionary, 1991:170)
b. Legal Standing adalah gugatan yang diajukan oleh organisasi
kemasyarakatan/lembaga swadaya masyarakat, atas alasan untuk kepentingan
masyarakat.
10. Pengaruhi pengambil kebijakan
Tahapan ini dilaksanakan sebagai upaya mempengaruhi pengambil kebijakan
agar kebijakannya berubah. Tahapan ini biasanya dilaksanakan dalam bentuk
audiensi, negosiasi, dan lobby dengan pengertian menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), sebagai berikut :
a. Negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai
kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak
(kelompok atau organisasi) yang lain.
b. Lobi adalah aktivitas yang dilakukan seseorang/kelompok untuk mempengaruhi
orang lain dalam kaitannya sebagai pengambil kebijakan strategis.
c. Audiensi adalah proses pembahasan hal tertentu antara kelompok yang
berkepentingan dengan dengan pengampu kebijakan atau tokoh masyarakat.
11. Pengaruhi Pendapat umum
Tahap advokasi ini dilaksanakan sebagai upaya mendapatkan dukungan
publik. Model yang bisa digunakan ada 5 model yaitu sebagai berikut :
a. Kampanye adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendapatkan simpati atau
pemahaman atas sebuah masalah.
b. Jajak pendapat adalah survei mengenai pandangan yang dilakukan dengan
menggunakan teknik sampel.
c. Selebaran adalah tulisan propaganda yang dituis secara naratif sebagai pandangan
argumen atas sebuah sikap. Biasanya ditulis dalam satu halaman.
10
d. Konferensi pers, menurut KBBI, adalah pertemuan pers yg diadakan oleh seorang
tokoh untuk memberitahukan hal yg penting di hadapan wartawan dan utusan
kantor berita untuk disebarluaskan melalui media massa.
e. Press release adalah sebuah informasi dalam bentuk berita yang dibuat oleh
public relation suatu organisasi atau perusahaan yang disampaikan kepada
pengelola pers atau redaksi media massa (televisi, radio, media cetak, media
online) untuk dipublikasikan oleh media massa tersebut (Soemirat dan Ardianto,
2004).
12. Lancarkan Tekanan
Tahap advokasi yang menekankan pada tekanan moral terhadap pengambil
kebijakan. Tahapan ini menjadi jalan terakhir jika tahap yang lain tidak berhasil.
Bentuk tahapan ini biasanya dalam bentuk aksi massa.
Secara khusus, peran HPEQ Student dalam alur advokasi kepada Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) dan/atau Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI) adalah sebagai berikut.
11
Jalur ini dikhususkan untuk kajian yang ditujukan pada pihak Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi (DIKTI) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia (Kemendikbud RI). HPEQ Student membantu organisasi mahasiswa dengan
memberikan masukan dan melanjutkan kajian ke Dikti dan/atau Kemendikbud RI. Berikut
merupakan mekanisme Jalur Dikti/Kemdikbud RI:
a. Ormawa menyusun kajian yang akan disampaikan kepada Dikti, Kemendikbud RI, dan
secara internal. Kajian dalam berbentuk hasil penelitian maupun hasil tinjauan pustaka
Ormawa.
b. Kajian tersebut dikirim ke HPEQ Student via email untuk mendapat masukan terlebih
dahulu. Masukan untuk kajian Ormawa merupakan masukan dari HPEQ Student dan/atau
pakar dalam bidang pendidikan tinggi kesehatan. Ormawa dimungkinkan untuk
merekomendasikan pakar yang akan dimintai pendapat, tetapi apabila pakar tersebut tidak
menyanggupi maka HPEQ Student akan memilihkan pakar dalam keahlian yang serupa.
12
c. Setelah diberikan masukan, kajian dikembalikan pada Ormawa untuk diperbaiki sesuai
dengan masukan tersebut. Kajian yang sudah direvisi akan dilanjutkan oleh HPEQ
Student kepada pihak Dikti dan/atau Kemendikbud RI.
d. Apabila diperlukan, HPEQ Student akan memfasilitasi audiensi antara Ormawa dan Dikti.
Namun, bila audiensi tidak diperlukan, tanggapan dari Dikti dan/atau Kemendikbud RI
yang diterima oleh HPEQ Student akan dilanjutkan kepada Ormawa.
e. Tindak lanjut terhadap tanggapan dari Dikti dan/atau Kemendikbud RI tersebut
dikembalikan kepada Ormawa.
HPEQ Student berperan untuk memfasilitasi Ormawa dalam memberikan masukan
terhadap kajian yang diajukan. Langkah-langkah di atas bertujuan untuk memperbesar
kemungkinan kajian dari organisasi mahasiswa mendapatkan tanggapan dari pihak Dikti
dan/atau Kemendikbud RI.
Susunan Kajian yang Baik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kajian :
a. Isu yang diangkat adalah seputar pendidikan tinggi kesehatan. Isu yang tidak
membahas isu pendidikan tinggi kesehatan akan didiskusikan secara internal
untuk dipertimbangkan kelanjutannya,
b. Kajian dapat berupa hasil penelitian atau berupa tinjauan pustaka; kajian berupa
hasil penelitian harus menjelaskan penelitian dengan jelas dan mudah
dimengerti; kajian berupa tinjauan pustaka perlu untuk mencantumkan daftar
pustaka hasil karya tersebut.
Hasil kajian isu internal dilampirkan dalam bentuk dokumen dengan struktur narasi
formal dengan struktur penulisan sebagai berikut :
a. Cover identitas organisasi mahasiswa
b. Latar belakang : Indikasi isu dan sasaran advokasi
c. Tujuan
d. Sasaran
e. Tinjauan pustaka
f. Data hasil survey, riset, observasi, dan/atau wawancara (apabila kajian
merupakan hasil penelitian)
13
g. Hasil kajian
h. Penutup : Simpulan dan Saran /Rekomendasi/ Usulan
i. Tim penyusun
j. Kontak tim penyusun
k. Kontak organisasi mahasiswa
Setelah kajian selesai dibuat, hasil kajian dapat dikirimkan dengan menyertakan beberapa
hal berikut.
1. Data penunjang
Berikut yang termasuk data penunjang :
a. Data mentah (apabila tersedia) : data primer (populasi, sampel, lokasi jelas)
dan sekunder (sumber rujukan atau referensi jelas).
b. Referensi dapatditampilkan dalam bentuk softcopy dan data sekunder
lainnya.
2. Pemangku kepentingan yang dituju sesuai dengan analisis pemangku kepentingan.
Organisasi mahasiswa menentukan sasaran pemangku kepentingan. HPEQ
Student memberi rekomendasi setelah kajian disampaikan oleh organisasi mahasiswa
yang disampaikan pada mukadimah email.
HPEQ Student dapat melakukan pendekatan pada pemangku kepentingan
berikut:
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
(Kemendikbud RI)
b. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti)
c. Asosiasi institusi pendidikan kesehatan
d. Organisasi profesi kesehatan
e. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI)
f. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)
3. Rencana audiensi
Apabila organisasi merencanakan akan melaksanakan audiensi, maka perlu
dicantumkan rencana pelaksanaan audiensi. Undangan untuk pemangku kepentingan
dapat disertakan dalam email yang sama dan dilampirkan bersama dokumen hasil
kajian dan data penunjang. Perwakilan HPEQ Student melakukan pendampingan
untuk organisasi mahasiswa sesuai dengan kebutuhan.
14
4. Kontak tim kajian
Informasi lengkap tim kajian dicantumkan pada akhir mukadimah email.
HPEQ Student hanya berkorespondensi dengan kontak yang tercantum untuk
mempermudah komunikasi. Diharapkan yang menjadi kontak dapat memberikan
informasi sejelas-jelasnya sehingga mudah untuk dihubungi baik oleh HPEQ Student
maupun pihak pemangku kepentingan.
5. Kata pengantar dalam email
Perlu ada kata pengantar yang disampaikan dalam email. Tujuan dan
permohonan tanggapan disertakan pada bagian ini.
6. Tujuan
Tujuan berisi tentang luaran dari hasil kajian/pernyataan sikap yang diajukan
oleh organisasi mahasiswa. Tujuan dicantumkan dengan jelas sehingga mudah
dipahami oleh HPEQ Student dan pemangku kepentingan. Hal ini perlu diperjelas
terkait dengan kelanjutan dari peran HPEQ Student dalam proses advokasi organisasi
mahasiswa. Tujuan dapat berisi tentang :
a. Harapan organisasi mahasiswa dalam hal perubahan kebijakan yang
terbaik untuk kedua belah pihak (mahasiswa dan pemangku kepentingan).
b. Harapan organisasi mahasiswa dalam hal konfirmasi kebenaran suatu
kebijakan atau terciptanya suatu kesepahaman antara mahasiswa dan
pemangku kepentingan.
7. Tanggapan
Penyampaian permohonan tanggapan dibutuhkan dengan harapan pihak
pemangku kepentingan dapat merespon sesuai dengan harapan organisasi mahasiswa.
Bentuk permohonan tanggapan seperti :
a. Tanggapan tertulis resmi dari pemangku kepentingan
b. Permohonan undangan audiensi
15
Penutup
Demikianlah Panduan Teknis Advokasi Pendidikan Tinggi Kesehatan untuk dijadikan
pedoman bagi organisasi mahasiswa kesehatan dalam upaya penyampaian aspirasi. Berikut
merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Ormawa direkomendasikan untuk menggunakan panduan teknis ini terutama pada proses
advokasi yang melibatkan Kemendikbud RI, Dikti, atau kementerian/lembaga lain.
Panduan Teknis Advokasi ini hanya merupakan salah satu solusi alternatif dari HPEQ
Student untuk menyampaikan aspirasi secara efektif dan efisien.
b. Dalam proses advokasi seperti yang di jelaskan di dalam panduan teknis ini, peran HPEQ
Student hanya berupa fasilitator dalam penyampaian aspirasi. Luaran dari proses advokasi
serta hasil kajian yang disampaikan adalah tanggung jawab dari ormawa masing-masing.
c. Panduan ini dapat digunakan oleh Ormawa lain dengan modifikasi sesuai kebutuhan.
Tim Advokasi HPEQ Student
1. Khadijah Astarini Putri
Institusi : UGM/ILMAGI
Nomor handpone : 08174855065
Alamat email : [email protected]
2. Muhamad Jauhar
Institusi : Unpad/ILMIKI
Nomor handphone : 085740230846
Alamat email : [email protected]
16
Daftar Pustaka
Legislative Strengthening Team. 2007. Buku Legal Drafting Penyusunan Peraturan Daerah
Buku Pegangan untuk DPRD. Local Governance Support Program
Mansour Faqih, Roem Topatimasang, Toto Raharjo. 2004. Merubah Kebijakan Publik.
INSIST Press
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Daring. Available at: http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi (diakses
pada tanggal 5 Agustus 2012)
Soemirat dan Ardianto. 2011. 10 Langkah Mudah Menulis Press Release. Available at:
http://kenapaharuspr.com/2011/05/sepuluh-tips-menulis-press-release/ (diakses pada
tanggal 5 Agustus 2012)
Sulasi Rongiyati. Class Action sebagai Alternatif Penyelesian Sengketa. Avaibale at:
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/21064558.pdf (diakses pada tanggal 5 Agustus
2012)
17
Lampiran 1.
Sumber: Buku Merubah Kebijakan Publik
oleh Mansour Faqih, Roam Topatti Masang, Tono
Raharjo
18
Lembar Kespakatan
Disusun oleh Tim Advokasi HPEQ Student bersama dengan forum pimpinan Ormawa (4 – 5 Agustus
2012).
Jakarta, 20 Oktober 2012
Menyepakati,
Asri Kartika Putri
Presiden
Center for Indonesian Medical Students' Activities
Fakih Nur Salimi
Sekretaris Jenderal
Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia
Ariska Juniar Arlan
Sekretaris Jenderal
Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia
Khoirul Anam
Sekretaris Jenderal
Persatuan Senat Mahasiswa Kedokteran Gigi Indonesia
Zumroh Hasanah
Sekretaris Jenderal
Ikatan Mahasiswa Kebidanan Indonesia
Jefri Efranda
Sekretaris Jenderal
Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia
Nilna Rahmi Isna
Sekretaris Jenderal
Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia
Koko Andi Irawan
Sekretaris Jenderal
Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Gizi Indonesia
19
Nathania S. Sutisna
Regional Chairperson
Asian Medical Student’s Association Indonesia
Ade Putri
Sekretaris Jenderal
Himpunan Mahasiswa Diploma Tiga Keperawatan Indonesia