panduan penatalaksanaan pajanan darah dan cairan tubuh akibat kerja pada karyawan

32
Certificate No : JKT 0500123 RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA Jalan Raya Pondok Gede Jakarta Timur Telp. (021) 8000693 – 95, 8000701 – 702, Fax. (021) 8000702 KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA Nomor : 069/RSHJ/DIR/SK/III/2014 TENTANG PANDUAN PENATALAKSANAAN PAJANAN DARAH DAN CAIRAN TUBUH AKIBAT KERJA PADA PETUGAS KESEHATAN RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA DIREKTUR RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA Menimbang : a. Bahwa Rumah Sakit Haji Jakarta dalam memberikan pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah resiko terjadinya infeksi baik bagi pasien maupun petugas kesehatan di rumah sakit. b. Bahwa penyakit infeksi yang terjadi pada petugas kesehatan di rumah sakit salah satunya disebabkan oleh pajanan darah dan cairan tubuh yang terkontaminasi. c.Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RS. Haji Jakarta tentang Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Petugas Kesehatan Rumah Sakit Haji Jakarta. Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran. 2.Undang - Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang kesehatan 3.Undang- Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. 4.Keputusan Presiden No. 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja. 5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 382/Menkes/III/2007 tentang Pedoman PPI di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya.

Upload: anita-siahaan

Post on 05-Jan-2016

535 views

Category:

Documents


104 download

DESCRIPTION

PAJANAN DARAH

TRANSCRIPT

Page 1: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

Certificate No : JKT 0500123

RUMAH SAKIT HAJI JAKARTAJalan Raya Pondok Gede Jakarta Timur

Telp. (021) 8000693 – 95, 8000701 – 702, Fax. (021) 8000702

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HAJI JAKARTANomor : 069/RSHJ/DIR/SK/III/2014

TENTANG

PANDUAN PENATALAKSANAAN PAJANAN DARAH DAN CAIRAN TUBUH AKIBAT KERJA PADA PETUGAS KESEHATAN RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

DIREKTUR RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

Menimbang : a. Bahwa Rumah Sakit Haji Jakarta dalam memberikan pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah resiko terjadinya infeksi baik bagi pasien maupun petugas kesehatan di rumah sakit.

b. Bahwa penyakit infeksi yang terjadi pada petugas kesehatan di rumah sakit salah satunya disebabkan oleh pajanan darah dan cairan tubuh yang terkontaminasi.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RS. Haji Jakarta tentang Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Petugas Kesehatan Rumah Sakit Haji Jakarta.

Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran.

2. Undang - Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang kesehatan

3. Undang- Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.

4. Keputusan Presiden No. 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja.

5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 382/Menkes/III/2007 tentang Pedoman PPI di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya.

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/MEN/1980 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

7. Keputusan Direktur Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan. Nomor: Kep. 20/DJPPK/VI/2005 Tanggal: 16 Juni 2005 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pencegahan Dan Penanggulangan HIV/ AIDs Di Tempat Kerja.

Page 2: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

8. Direktorat Pengawasan Kesehatan Kerja Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI, Pedoman Bersama ILO/WHO tentang Pelayanan Kesehatan dan HIV/AIDS, Jakarta, September 2005.

M E M U T U S K A N

Menetapkan :

KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA TENTANG PANDUAN PENATALAKSANAAN PAJANAN DARAH DAN CAIRAN TUBUH AKIBAT KERJA PADA PETUGAS KESEHATAN RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

KEDUA : Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Petugas Kesehatan Rumah Sakit Haji Jakarta sebagaimana dimaksud pada diktum kesatu terlampir dalam keputusan ini.

KETIGA : Hal-hal yang berkaitan dengan Penatalaksanaan Pajanan Darah dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Petugas Kesehatan Rumah Sakit Haji Jakarta secara rinci akan dibuat dalam Standar Prosedur Operasional (SPO) atau kebijakan lainnya.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI : JAKARTAPADA TANGGAL : 26 MARET 2014

DIREKTURRUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

dr. H. Chairul Radjab Nasution, Sp.PD, K-GEH, FINASIM, FACP, M. Kes.

Page 3: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

Lampiran : Keputusan Direktur RSHJNomor : 069 /RSHJ/DIR/SK/III/2014Tanggal : 26 Maret 2014

PANDUAN

PENATALAKSANAAN PAJANAN DARAH DAN CAIRAN TUBUH

AKIBAT KERJA PADA PETUGAS KESEHATAN

RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit Haji Jakarta adalah salah satu pusat pelayanan kesehatan

masyarakat yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan masyarakat baik

berupa upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit maupun upaya

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Rumah Sakit Haji Jakarta dalam memberikan pelayanan berupaya untuk

mencegah resiko terjadinya infeksi baik bagi pasien maupun petugas kesehatan

di rumah sakit.

Petugas kesehatan adalah aset yang penting dalam memberikan perawatan dan

pengobatan pada pasien. Oleh karena itu keselamatan petugas adalah hal yang

sangat penting dan kecelakaan kerja seperti perlukaan harus dicegah, salah satu

bentuk kecelakaan kerja yang terjadi di rumah sakit adalah pajanan darah dan

cairan tubuh.

B. Tujuan

1. Untuk mencegah dan menurunkan infeksi akibat pajanan di tempat kerja.

2. Sebagai pedoman untuk penatalaksanaan pajanan akibat kerja pada petugas

kesehatan.

C. Pengertian

1. Pajanan adalah suatu peristiwa yang memungkinkan tenaga kesehatan

tertular / terinfeksi VHB (Virus Hepatitis B), VHC (Virus Hepatitis C) atau HIV

(Human Immunodeficiency Virus) sebagai akibat dari cidera perkutaneus

(seperti luka akibat jarum suntik atau tersayat benda tajam) kontak dengan

selaput lendir atau kulit yang tidak utuh (seperti kontak dengan kulit yang

Page 4: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

merekah, luka, lecet atau dermatitis) dengan darah, jaringan atau cairan tubuh

yang berpotensi infeksius.

2. Jenis jenis pajanan adalah :

a. Perlukaan yang menembus kulit : tertusuk jarum, tersayat benda tajam.

b. Pajanan pada selaput mukosa/selaput lendir mata, hidung atau mulut

c. Pajanan melalui kulit yang luka/ kulit yang tidak utuh ( pecah-pecah, lecet

dermatitis atau eksematosa )

3. Bahan Pajanan adalah :

a. Darah

b. Cairan dan jaringan tubuh adalah bahan-bahan yang mungkin

mengandung patogen infeksius dan harus dikelola dengan kewaspadaan

yang sama dengan darah, mencakup: cairan otak, rongga perut, selaput

paru, selaput jantung, cairan sendi dan ketuban; cairan mani dan air susu,

setiap cairan lain yang mengandung darah termasuk air liur yang terkait

dengan kedokteran gigi, dan jaringan atau organ yang terluka.

4. Petugas kesehatan Rumah Sakit Haji Jakarta adalah Seseorang (seperti

perawat, dokter, karyawan teknisi, petugas kamar jenazah, Pos, dan lain lain)

yang dalam menjalankan tugasnya menyebabkan kontak dengan pasien atau

cairan tubuh lain dari pasien.

5. Alat Pelindung Diri (APD) : Peralatan yang dirancang untuk melindungi

Petugas kesehatan dari kecelakaan atau penyakit yang serius di tempat kerja,

akibat kontak dengan darah dan cairan tubuh di tempat kerja. Terdiri dari topi

(penutup kepala), masker, sarung tangan, pelindung wajah, pelindung mata

(kacamata), gaun pelindung, apron, dan pelindung kaki/sepatu tertutup.

6. Profilaksis Pasca Pajanan (PPP) adalah Pemberian segera pengobatan

setelah terjadi pajanan terhadap darah atau cairan tubuh lainnya yang

terinfeksi, dalam rangka meminimalkan risiko mendapat infeksi. Terapi

pencegahan atau “profilaksis primer” diberikan kepada individu yang berisiko

untuk mencegah infeksi pertama, “profilaksis sekunder” diberikan untuk

mencegah infeksi ulangan.

Page 5: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari kebijakan penatalaksanaan pajanan darah dan cairan tubuh

akibat kerja meliputi :

1. Prinsip – prinsip penatalaksanaan kejadian pajanan darah dan cairan tubuh

akibat kerja.

2. Langkah – langkah yang harus dilakukan setelah terjadi pajanan (pasca

pajanan).

3. Alur penatalaksanaan pajanan dari pasien terinfeksi HIV.

4. Formulir Laporan Pajanan

Page 6: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

BAB II

PENATALAKSANAAN KEJADIAN PAJANAN

DARAH DAN CAIRAN TUBUH AKIBAT KERJA

A. PRINSIP – PRINSIP PENATALAKSANAAN KEJADIAN PAJANAN

Petugas kesehatan Rumah Sakit Haji Jakarta dalam menjalankan tugasnya

memberikan pelayanan kepada pasien sangat beresiko terpajan patogen melalui

darah dan cairan tubuh. Strategi utama untuk mencegah terjadinya pajanan di

tempat kerja adalah dengan mengikuti Standar Prosedur Operasional (SPO) yang

berlaku dan menggunakan APD yang sesuai. Bila terjadi kecelakaan kerja pada

petugas kesehatan berupa pajanan darah atau cairan tubuh memerlukan

penatalaksanaan yang sifatnya segera dan mengharuskan adanya koordinasi

antar unit di Rumah Sakit Haji Jakarta. Adapun prinsip - prinsip penatalaksanaan

kejadian pajanan adalah sebagai berikut :

1. Segera lakukan pertolongan pertama pada petugas yang mengalami pajanan

di tempat kejadian atau di UGD/ Poli Karyawan, gunakan APD saat

memberikan pertolongan.

2. Setiap pajanan harus dicatat dan dilaporkan kepada Sub Komite PPI dan

Sub.Komite K3 & Patient Safety (segera setelah pajanan).

3. Propilaksi Pasca Pajanan termasuk obat-obat Anti-retroviral, vaksin hepatitis

B dan immunoglobulin hepatitis B (IGHB) harus tersedia di apotik Rumah

Sakit Haji Jakarta untuk pemberian yang tepat.

4. PPP ( Profilaksis Pasca Pajanan ) harus telah diberikan dalam waktu 4 jam

pasca pajanan.

5. Sub.Komite K3 & Patient Safety melakukan investigasi dan mengidentifikasi

tindakan yang potensial untuk mencegah pajanan yang sama pada masa

yang akan datang.

6. Sub Komite PPI memastikan bahwa laporan lengkap tentang kecelakaan dan

pengobatan segera yang diberikan dilengkapi dalam waktu yang tepat,

termasuk merujuk individu yang terpajan untuk konseling dan testing serta

tindak lanjut lainnya.

Page 7: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

B. LANGKAH – LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN SETELAH TERJADI

PAJANAN (PASCA PAJANAN) :

1. Lakukan penanganan / pertolongan pertama segera di lokasi pajanan dengan

cara sebagai berikut :

a. Luka tusuk jarum atau luka iris segera dicuci dengan sabun antiseptik dan

air mengalir selama 5 menit, tidak diperkenankan menghisap dengan mulut

karena beresiko darah yang terkontaminasi tertelan.

b. Percikan pada mukosa hidung, mulut atau kulit segera dibilas dengan

guyuran air selama 3-5 menit.

c. Percikan pada mata segera diirigasi dengan air bersih, larutan garam

fisiologis atau air steril selama 15 menit.

d. Gunakan APD (Alat Pelindung Diri) saat memberi pertolongan pertama

pasca pajanan.

2. Tentukan risiko yang berhubungan dengan pajanan dengan:

a. Bahan pajanan (misal darah, cairan dengan darah yang terlihat, cairan

atau jaringan berpotensi infeksius yang lain dan virus yang terkonsentrasi).

b. Jenis pajanan (misal cedera percutaneous, pajanan selaput lendir atau

kulit yang tidak utuh dan gigitan yang mengakibatkan pajanan darah).

3. Lakukan evaluasi sumber pajanan :

a. Nilai risiko infeksi menggunakan informasi yang tersedia seperti riwayat

penyakit / rekam medis pasien maupun klinis.

b. Tes sumber yang diketahui untuk HBsAG, Anti HBs, anti-VHC dan antibodi

HIV (pertimbangkan penggunaan tes yang cepat).

c. Untuk sumber yang tidak diketahui, nilai risiko pajanan terhadap infeksi

VHB, VHC atau HIV.

d. Jangan menguji jarum suntik atau spuite yang di buang untuk kontaminasi

virus.

e. Biaya pemeriksaan laboratorium pada sumber pajanan maupun karyawan

yang terpajan ditanggung oleh RS Haji Jakarta.

4. Lakukan evaluasi pada petugas yang terpajan :

Nilai status kekebalan untuk infeksi VHB (yaitu berdasarkan sejarah dari

vaksinasi hepatitis B dan tanggapan vaksin).

Page 8: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

5. Berikan Profilaksis Pasca Pajanan (PPP) untuk pajanan yang mempunyai

risiko penularan infeksi:

a. Pajanan VHB (Virus Hepatitis B) : PPP tergantung pada status vaksinasi:

1) tidak perlu divaksinasi bila petugas telah mengandung Anti HBs lebih

dari 10 mlU/ml.

2) berikan vaksinasi HBIG ( HB Imunoglobulin ) segera /maksimal 4

(empat) jam pasca pajanan dan setelah 1 (satu) minggu pasca pajanan

serta 1 (seri) vaksinasi Hepatitis B dan monitor dengan tes serologik.

b. Pajanan VHC (Virus Hepatitis C) : PPP tidak direkomendasikan

c. Pajanan HIV : berikan PPP secepat mungkin, maksimal 4 jam setelah

pajanan. Lakukan tes kehamilan kepada semua wanita pada umur mampu

melahirkan yang tidak diketahui hamil:

1) Cari konsultasi ahli jika diduga ada resistensi virus;

2) Berikan PPP selama empat minggu jika ditoleransi.

6. Laksanakan tes lanjutan :

a. Pajanan VHB : Laksanakan tes lanjutan anti-HBs bagi orang yang

menerima vaksin hepatitis B :

1) Test untuk anti-HBs satu sampai dua bulan setelah dosis vaksin

terakhir.

2) Respon anti-HBs terhadap vaksin tidak bisa jika HBIG telah diterima

dalam tiga sampai empat bulan sebelumnya.

b. Pajanan VHC :

1) Laksanakan tes awal dan lanjutan untuk anti-VHC dan alanine

aminotransferase (ALT) empat sampai enam bulan setelah pajanan.

2) Laksanakan VHC RNA pada empat sampai enam minggu jika

diagnosis dini tentang infeksi VHC diperlukan

3) Konfirmasikan berulang kali reaktif anti-VHC enzim immunoassays

(EIAs) dengan test tambahan.

c. Pajanan HIV :

1) Laksanakan tes antibodi HIV pada petugas yang terpajan segera

setelah terpajan, 3 bulan, 6 bulan pasca pajanan untuk mengetahui

apakah tertular infeksi HIV.

2) Laksanakan tes antibodi HIV jika penyakit yang timbul sesuai dengan

suatu sindrom retroviral yang akut.

Page 9: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

3) Pandu orang yang terpajan untuk menggunakan kewaspadaan untuk

mencegah penularan sekunder selama periode pemantauan.

4) Evaluasi orang yang terpajan yang melakukan PPP dalam waktu 72

jam setelah pajanan dan pantau toksisitas obat untuk sedikitnya dua

minggu.

5) Keputusan untuk memberikan PPP didasarkan atas derajat dari

pajanan terhadap HIV dan Status HIV dari sumber pajanan (Alur

penatalaksanaan pajanan dari pasien terinfeksi HIV).

Page 10: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

BAB III

ALUR PENATALAKSANAAN PAJANAN

DARI PASIEN TERINFEKSI HIV

A. Langkah Pertama : Menentukan Kategori Pajanan ( KP ) HIV

Gambar 1. Kategori Pajanan ( KP ) HIV

Keterangan :

1. OPIM (Other Potentially Infectious Material) yaitu cairan semen / mani, sekret

vagina, cairan serebrospinal, synovial, pleural, pericardial, amnion dan

jaringan.

2. Pajanan terhadap OPIM harus ditelaah secara kasus perkasus. Pada

umumnya substansi tubuh tersebut dianggap beresiko rendah untuk

menularkan infeksi disarana kesehatan. Setiap kontak langsung terhadap

bahan mengandung HIV tinggi di laboratorium penelitian atau sarana produksi

dimasukkan dalam kelompok kecelakaan kerja yang memerlukan telaah klinis

tentang keperluan Profilaksis Pasca Pajanan (PPP)

3. Kulit didapati kompromis bila didapati pecah, adanya dermatitis, lecet atau

luka terbuka.

Kontak pada kulit yang utuh pada umumnya tidak dianggap beresiko terhadap

penularan HIV. Namun, apabila pajanan tersebut berasal dari darah yang

banyak (misalnya kulit yang cukup luas atau dalam waktu yang cukup lama

kontak dengan darah), maka harus dianggap beresiko terjadi penularan HIV.

Page 11: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

B. Langkah Kedua : Menentukan Kategori Status (KS) HIV Sumber Pajanan

Gambar 2. Kategori Status (KS) HIV Sumber Pajanan

Keterangan :

1. Sumber pajanan dikatakan tidak terinfeksi HIV ( HIV [-] ) apabila telah

dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium yang memberikan hasil negatif

dari antibodi HIV, pemeriksaan PCR untuk HIV atau antigen HIV p24 atas

spesimen yang diambil pada saat atau dalam waktu yang dekat dengan

pajanan dan tidak ada tanda - tanda penyakit seperti infeksi HIV, sumber

disebut HIV [+] ) apabila ada hasil pemeriksaan laboratorium yang

menyatakan positif adanya antibody HIV, PCR HIV atau antigen HIV p24 atau

didiagnosis AIDS oleh dokter.

2. Contoh diatas dipakai untuk memperkirakan titer HIV dari sumber pajanan

untuk tujuan menentukan regimen PPP dan tidak menggambarkan kondisi

klinis yang mungkin teramati. Meskipun titer yang tinggi (KS2) dari seorang

sumber pajanan sering berhubungan dengan meningkatnya resiko penularan

HIV, namun tidak boleh mengabaikan kemungkinan penularn dari sumber

yang memiliki titer HIV rendah.

3. PPP merupakan pilihan tidak mutlak dan harus diputuskan secara individual

tergantung dari orang yang terpajan dan keahlian dokternya. Namun bila

ditemukan factor resiko pada sumber pajanan, atau bila terjadi di daerah

dengan resiko tinggi HIV, pertimbangkan pengobatan dasar dengan 2 obat

PPP, dan bila sumber pajanan kemudian diketahui HIV negative maka PPP

harus dihentikan.

Page 12: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

C. Langkah Ketiga : Menentukan Pengobatan Profilaksis Pasca Pajanan

DITETAPKAN DI : JAKARTAPADA TANGGAL : 26 MARET 2014

DIREKTURRUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

dr. H. Chairul Radjab Nasution, Sp.PD, K-GEH, FINASIM, FACP, M. Kes.

Page 13: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

RUMAH SAKIT HAJI JAKARTAJalan Raya Pondok Gede Jakarta Timur

Telp. (021) 8000693 – 95, 8000701 – 702, Fax. (021) 8000702

LAPORAN PAJANAN DARAH DAN CAIRAN TUBUH

Certificate No : JKT 0500123

Page 14: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

Petunjuk Pengisian

Formulir dibuat 2 (dua) rangkap

Formulir A : Diisi oleh tenaga kesehatan yang terpajan dan menyerahkan formulir pada Instalasi Gawat Darurat/Poliklinik dengan tembusan ke Sub.Komite Mutu PPI .

Formulir B :Diisi oleh petugas Instalasi Gawat Darurat/Poliklinik, diserahkan pada tenaga kesehatan yang terpajan untuk diserahkan pada atasan langsung dengan tembusan ke Sub.Komite Mutu PPI .

FORMULIR A

Page 15: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

Tanggal laporan :

Jam :

Unit Kerja terpajan :

Tanggal Pajanan : Jam : Tempat

Kejadian :

Page 16: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan
Page 17: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

Identitas

Nama petugas terpajan :

Atasan Langsung :

Route pajanan :

□ Tersayat Selaput lendir

(mata/hidung/mulut)

Page 18: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

□ Tertusuk Jarum

□ Kulit yang tidak utuh

Sumber pajanan

□ Darah □ Sputum □ Urin □ Feses □ lain lain sebutkan

Bagian tubuh yang terpajan sebut secara jelas :

□ Lain-lain

Page 19: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

Jelaskan urutan kejadian :

Page 20: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

Imunisasi Hepatitis B

Alat Pelindung Diri

Pertolongan Pertama

Tempat pertolongan :

□ Sudah

□ Dipakai

□ Jenis

□ Ada

□ Belum

□ Tidak dipakai

□ Tidak

Tanggal : Tanda tangan yang terpajan :

Page 21: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan
Page 22: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

RUMAH SAKIT HAJI JAKARTAJalan Raya Pondok Gede Jakarta Timur

Telp. (021) 8000693 – 95, 8000701 – 702, Fax. (021) 8000702

LAPORAN PAJANAN DARAH DAN CAIRAN TUBUH

Certificate No : JKT 0500123

Page 23: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

Petunjuk Pengisian

Formulir dibuat 2 (dua) rangkap

Formulir A : Diisi oleh tenaga kesehatan yang terpajan dan menyerahkan formulir pada Instalasi Gawat Darurat/Poliklinik dengan tembusan ke Sub.Komite Mutu PPI

Formulir B : Diisi petugas Instalasi Gawat Darurat/

Poliklinik, diserahkan pada tenaga kesehatan yang terpajan untuk diserahkan pada atasan langsung dengan tembusan ke Sub.Komite Mutu PPI

Page 24: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

FORMULIR B

Setiap kotak dapat diisi

□ Diperiksa Dokter Gawat Darurat/Poli Karyawan

□ Menolak diperiksa Dokter Gawat Darurat

□ Dirujuk ke Dokter Spesialis

□ Memilih untuk mencari pertolongan dokter pribadi

Page 25: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

Untuk perhatian

□ Sub.Komite Mutu PPI □ SDM

Pasien Sumber Pajanan (Darah / bahan infeksius)

□ Lain-lain

Page 26: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan
Page 27: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

Nama : No. Rekam Medis :

Page 28: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan

Ruang Rawat :

Pemantauan pajanan (jelaskan) :

Tanggal pemberitahuan atasan langsung tenaga yang terpajan :

Tanggal :

Tanda tangan Petugas :

Page 29: Panduan Penatalaksanaan Pajanan Darah Dan Cairan Tubuh Akibat Kerja Pada Karyawan