pandangan siswa terhadap islam -...

58
i KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim, segala puja, serta syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT “for the great inspiration of love“, karena-Nya lah setiap manusia mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, dan atas cinta itulah eksistensi manusia akan sangat jelas terlihat karena cinta adalah sebuah rasa kemanusiaan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW, manusia utama yang telah memberikan jalan kepada umat manusia bagaimana cara untuk bereksistensi, yaitu dengan jalan menunjukan bagaimana cara manusia agar bisa menuju kepada Tuhannya. Alhamdulillah akhirnya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “pandangan siswa Madrasah Aliyah kelas 3 terhadap Filsafat “( Study Kasus Terhadap MAN 4 Pondok Pinang dan MAN 1 Serpong )”. Akan tetapi semua akan terasa ringan berkat dukungan dan bantuan dari semua pihak untuk itu penulis ucapkan Terima kasih yang tulus dari lubuk hati, penulis haturkan kepada : 1) Bapak. Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, MA. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta. 2) Bapak. Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, MA. selaku pembimbing yang dengan sabar memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis. 3) Bapak Drs. Harun Rasyid, MA. selaku Direktur Program Ekstensi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, beserta stafnya. 4) Bapak, Ibu, dan staf dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat yang telah mengajarkan ilmunya kepada penulis sampai dapat menyelesaikan study di Fakultas ini.

Upload: lamliem

Post on 06-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, segala puja, serta syukur saya panjatkan ke hadirat

Allah SWT “for the great inspiration of love“, karena-Nya lah setiap manusia

mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, dan atas cinta itulah eksistensi manusia akan

sangat jelas terlihat karena cinta adalah sebuah rasa kemanusiaan.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi besar

Muhammad SAW, manusia utama yang telah memberikan jalan kepada umat manusia

bagaimana cara untuk bereksistensi, yaitu dengan jalan menunjukan bagaimana cara

manusia agar bisa menuju kepada Tuhannya.

Alhamdulillah akhirnya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul “pandangan siswa Madrasah Aliyah kelas 3 terhadap Filsafat “( Study Kasus

Terhadap MAN 4 Pondok Pinang dan MAN 1 Serpong )”.

Akan tetapi semua akan terasa ringan berkat dukungan dan bantuan dari semua pihak

untuk itu penulis ucapkan Terima kasih yang tulus dari lubuk hati, penulis haturkan

kepada :

1) Bapak. Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, MA. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta.

2) Bapak. Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, MA. selaku pembimbing yang dengan sabar

memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

3) Bapak Drs. Harun Rasyid, MA. selaku Direktur Program Ekstensi Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat, beserta stafnya.

4) Bapak, Ibu, dan staf dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat yang telah

mengajarkan ilmunya kepada penulis sampai dapat menyelesaikan study di

Fakultas ini.

Page 2: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

ii

5) Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri I Serpong Ibu Dra. Hj. Iis Aisyah

beserta dewan guru yang telah memberikan fasilitas kepada penulis untuk

melakukan penelitian.

6) Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 4 Pondok Pinang Bapak. Drs. H.

Muchyi beserta dewan guru yang telah memberikan fasilitas kepada penulis

untuk melakukan penelitian.

7) Kedua orang tua yang mulia dan sangat saya hormati yang telah menyokong doa

dan segalanya yang tak terhingga nilainya, sehingga tercapai cita- cita buah

hatinya. Beserta kakak- kakak dan adik- adik tercinta.

8) Rekan rekan yang berada di bawah satu bendera Aqidah Filsafat Fahrul Malik,

Sayid Nur Salim, dan anak-anak HOJEl, ternyata kita bisa melalui ini semua dan

kita semua MERDEKA. !!!!

9) Rekan Rekan yang ada di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat semoga kita Sukses.

10) Rekan - Rekan yang berada di Organisasi Forisgab (Forum Remaja Islam

Gabungan ),KOMBA ( Komunitas Bambu ),Okp. GANESPA. Tanpa terkecuali.

Terima kasih atas semua jasa kalian untuk penulis agar selesainya Skripsi ini.

Penulis tidak akan dapat memberi apa yang telah kalian berikan pada penulis hanya

Allah yang akan membalasnya. Amin.

Jakarta, 17 Februari. 2007

Penulis.

Page 3: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………..…...…………….i

DAFTAR ISI………………………………...………………..……………………..iii

DAFTAR TABEL MAN 4 PONDOK PINANG………………..........……………v

DAFTAR TABEL MAN 1 SERPONG………………....….........…………………vi

BAB I PENDAHULUAN………….………....………….……….……...…..1

A. Latar Belakang Masalah...................…………….....….………………….1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.........................…………...…..……7

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian..................... ……………………...……8

D. Metode Penelitian......................………………………………….....…….8

E. Sistematika Penulisan..............………………………………….……….11

BAB II PENGERTIAN FILSAFAT…..........................................................13

A. Pengertian Filsafat............... ……………………………….....…......…..13

B. Tema-Tema Kajian Filsafat............... ………………………..........…….19

BAB III GAMBARAN UMUM MAN 4 PONDOK PINANG & MAN 1

SERPONG…………..........................................................................................……24

A. Gambaran Umum MAN 4 Pondok Pinang & MAN 1

Serpong………….............................................................................….....24

a) Sejarah Berdirinya MAN 4 Pondok Pinang................…….................24

b) Misi dan Visi MAN 4 Pondok Pinang........…………….....................27

c) Sejarah Berdirinya MAN 1Serpong..............……..........................….30

d) Misi dan Visi MAN 1 Serpong......……..............................................31

BAB IV HASIL PENELITIAN .........................................................……….34

A. Latar Belakang Siswa Mengetahui Filsafat.......................………….…...34

Page 4: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

iv

B. Pandangan Siswa Terhadap Filsafat.........................……...............……….33

1. Pandangan Siswa MAN 4 Pondok Pinang Terhadap

Filsafat.................................................................................................35

2. Pandangan Siswa MAN 1 Serpong Terhadap Filsafat

.............................................................................................................45

BAB V PENUTUP………….…………...………………………………...…55

A. Kesimpulan……………………………....…………………………..….…55

B. Saran dan Kritik.………………………...………………..………………..55

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...….………….56

LAMPIRAN

Page 5: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

v

Page 6: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

vi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Sebagai kajian filosofis, teori filsafat belumlah mendapatkan tempat yang memadai

dalam ranah kajian pemikiran di negeri ini. karya Jujun S. Suryasumantri berjudul

“Filsafat Ilmu” merupakan satu - satunya karya yang telah dicetak berulang kali. Hal ini

menunjukan betapa langkanya kajian filsafat, dan pada akhirnya menuntut suatu kajian

lebih lanjut.

Dalam masyarakat kita, tak terkecuali remaja, kajian filsafat dianggap sebagai ilmu

yang kurang menarik. Filsafat mendapat tempat yang kurang baik di mata para remaja.

Filsafat dianggap sebagai “biang keladi” bagi timbulnya pemberontakan atas dogma-

dogma keagamaan.

Mendengar kata “filsafat”, imajinasi masyarakat langsung mengarah pada sosok

yang menakutkan, bersentuhan dengan filsafat merupakan hal yang dihindari karena

dapat merusak keimanannya selama ini. Secara membabi buta, stigma negatif terhadap

filsafat, terus digulirkan di kalangan masyarakat kita.

Hal inilah yang pada akhirnya menarik penulis untuk melakukan penelitian lebih

jauh seputar stigma negatif terhadap filsafat. Sejauh manakah pemahaman siswa

terhadap ilmu filsafat? dan mengapa paradigma negatif terhadap filsafat yang dianggap

sebagai kajian yang tidak terlalu penting muncul di kalangan umat Islam, khususnya

siswa sekolah tingkat atas?.

Page 7: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

vii

Sebagai hipotesis awal, gejala ini muncul sebagai akibat dari adanya dikotomi antara

ilmu syariat dan ilmu non-syariat di tempat-tempat pendidikan yang formal maupun

informal. Ilmu syariat mendapat tempat terhormat dalam dunia pendidikan kita.

Lihat saja misalnya referensi - referensi yang dikaji di pesantren-pesantren, sebuah

lembaga pendidikan Islam, banyak memberikan ruang bagi kajian seperti fiqih, ushul

fiqih, ilmu - ilmu alat seperti nahwu, sharaf, balaghah, dan lain-lain. Sementara karya-

karya para ulama seperti Ibnu Sina, al-Farabi, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, Ibnu Taimiyah,

yang notabenenya adalah berkutat seputar kajian filsafat, tidak mendapatkan tempat.

Bahkan karya-karya mereka dianggap“membahayakan” bagi eksistensi ideologi

masyarakat.

Para tokoh pendidikan kita memberikan andil yang cukup besar terhadap

berkembangnya stigma negatif terhadap filsafat. Ketidakseimbangan informasi yang

diterima masyarakat menimbulkan kesalah pahaman terhadap filsafat. Filsafat tidak

mendapat perhatian dari para tokoh kita, bahkan mengkajinya pun tidak. Tapi filsafat

senantiasa digambarkan sebagai hal yang negatif.

Yang terjadi selanjutnya adalah tidak adanya obyektifitas dalam memandang

filsafat. Tanpa melakukan penelaahan terhadap karya - karya mereka, filsafat diberikan

label sesat. Stigma negatif ini senantiasa disandarkan pada kritik al-Ghazali terhadap

para filosof muslim. Di sini pula terjadi salah pemahaman terhadap kritik al-Ghazali

kepada filsafat Islam. Benarkah al-Ghazali menolak filsafat?

Maka ketika beberapa siswa ditanyakan apa itu filsafat mereka pada umumnya

berpendapat bahwa kajian ilmu filsafat adalah kajian yang kurang menarik, paling sulit,

dan melelahkan. Hal ini disebabkan selama ini dalam masyarakat tidak adanya ruang

bagi kajian filsafat.

Page 8: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

viii

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan tehnik penelitian wawancara langsung

guna diperoleh data yang seakurat dan sebaik mungkin. Karena di kalangan siswa

sendiri terdapat beragam pandangan terhadap filsafat, sesuai dengan latar belakang

pendidikan mereka.

Pada siswa di tingkat pelajar, paradigma yang berkembang adalah menolak filsafat.

Selain tidak mendapat pelajaran tentang filsafat, mereka pun tidak mendapat gambaran

yang seimbang dari para pendidiknya. Di sekolah tidak mendapat pelajaran, di luar pun

mereka tidak bisa menemukan wajah filsafat yang sesungguhnya.

Kembali pada kritik al-Ghazali. Al-Ghazali di kalangan umat Islam dikenal sebagai

ulama yang kritis terhadap filsafat. Bahkan al-Ghazali menjadi ikon bagi mereka yang

menolak filsafat Islam. Dalam berbagai kesempatan, al-Ghazali ibarat dewa penyelamat

yang menyelamatkan umat dari bahaya filsafat Islam yang dikembangkan oleh al-Kindi

dan kawan-kawan.

Di sinilah terjadi kekeliruan terhadap pemikiran al-Ghazali dalam hubungannya

dalam kritiknya terhadap Ibnu Sina dan al-Farabi. Kritik al-Ghazali dipahami secara

parsial. Apa yang dipahami dari kritik al-Ghazali hanyalah obyek kritiknya tanpa

menelaah lebih dalam latar belakang sosial politik yang menyebabkan munculnya kritik

ini.

Pada dasarnya, al-Ghazali tidak menolak filsafat secara mutlak. Al-Ghazali sendiri

adalah orang yang memiliki naluri pemikiran yang kritis. Ia banyak bersentuhan dengan

teori-teori filsafat. Salah satu yang menjadi kritiknya adalah munculnya budaya taqlid

dalam masyarakat. Al-Ghazali berpandangan bahwa dalam masalah taqlid, masyarakat

harus mampu mengembangkan daya kritisnya terhadap segala hal yang ditemuinya.

Page 9: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

ix

Sesuatu itu dipahami bukan atas dasar asumsi, melainkan berdasar pada hasil pemikiran

yang ketat.

Begitu pula kritiknya terhadap filsafat Islam. Al-Ghazali tidak menolak filsafat

Islam secara mutlak. Hal ini bisa dilihat dari pandangannya bahwa filsafat yang

dikembangkan oleh al-Farabi dan kawan-kawan tidak menghasilkan ilmu yang tetap,

melainkan mengandaikan suatu relativisme. Yang ingin dicapai melalui filsafat,

menurut al-Ghazali, adalah ilmu yaqini, ilmu yang menghadirkan ketetapan dalam jiwa,

bukan relativisme. Al-Ghazali berfilsafat dalam rangka mendapatkan kepastian terhadap

beberapa obyek kajian, baik itu tentang ketuhanan, eskatologi maupun etika.

Al Ghazali sendiri memiliki nama lengkap Abu Hamid ibn Muhammad ibn Ahmad

al – Ghazali. Ia lahir di Thus Kota Khurasan Iran Pada 450 H ( 1056 M. ). Ia wafat di

tanah kelahirannya pada tahun 505 H, ( 111 M ).1

Dari sumber utama pertentangan pemikiran adalah penafsiran yang berlainan. Hal

ini terjadi pada jawaban Ibnu Rusyd terhadap kitab karangan al Ghazali yakni

Kerancuan Filsafat ( Tahafut al Falasifah ) di dalam tulisan tersebut al Ghazali

menyalahkan kaum filosof dengan dibagi menjadi tiga golongan : materialis, naturalis,

theis.2

Pertama golongan materialis mereka merupakan golongan terdahulu yang pada

jamannya mereka beranggapan tidak adanya pencipta yang mengatur alam, alam bisa

dikatakan diatur oleh kekuatan kekuatan yang mereka anggap memiliki kekutan yang

lebih dari mereka, dan alam ada secara azali dengan sendirinya.

Kedua golongan naturalis mereka menganggap sifat – sifat alam dan keajaiban

ciptaan Allah SWT mereka dapat mengakuinya namun mereka mempelajari penemuan

1 Abdul Mustofa, Filsafat Islam ( Jakarta : Pustaka Setia, Bandung, 1997 ), h.215. 2 Al Ghazali, Setitik Cahaya dalam Kegelapan ( Bandung : Pustaka Progresif, 2001 ), h.135.

Page 10: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

x

tersebut dan memaksakan pengaturan tuhan diatur kembali dengan pemikiran kaum

Naturalis, dalam pandangan mereka tidak ada hari kebangkitan dan hisab. Mereka ini

disebut oleh al - Ghazali dengan golongan kaum Zindiq.

Golongan Ketiga, golongan theis ( bertuhan ), mereka orang orang yang berfikir

dengan menggunakan logika, dengan menggunakan argumen mereka menghsilkan ilmu

kesesatan golongan ini sama dengan pemikiran Plato dan kawan – kawannya.

Dari sinilah kemudian pemikiran al - Ghazali mendapat bantahan dari seorang yang

bernama Ibnu Rusyd yang lebih dikenal denga nama ( Averreos ). Ia merupakan tokoh

yang sangat berjasa dalam kajian filsafat islam, namun hanya dikenal di kalangan orang

orang tertentu saja.

Ibnu Rusyd juga dikenal sebagai ahli fiqih. Dia pula yang menyatukan filsafat

dengan syariat. Baginya syariat telah mendorong untuk menalar semua wujud yang

tampak melalui penalaran rasio dan mengambil pengetahuan secara rasional. Dengan

memberi kesimpulan bahwa di samping ilmu qiyas ( analogi syariat ) wajib juga yang

dinamakan qiyas aqli ( dalil rasio ). Maka, wajiblah kiranya filsafat Islam tersebut

dalam pemikiran dan khazanah perkembangan pemikiran Islam, wajib pula kiranya

mempelajari karya karya filsuf – filsuf terdahulu dengan tujuan dan maksud yang

termaktub dalam sebuah hukum syariat.

Ibnu Rusyd yang memiliki nama lengkap Abu Al-Walid Muhammad ibn

Muhammad Ibn Rusyd, dilahirkan di Cordova pada 520 H ( 1126 M ). Ia wafat pada 9

Safar 595 H ( 10 Desember 1198 M ).3

Dapat disimpulkan bahwa syariat dan filsafat dapat dipertemukan tanpa adanya

konflik. Keduanya bahkan dapat saling mendukung satu sama lainnya. Yang menjadi

3 Hasyimsyah Nasution, filsafat Islam ( Jakarta : Gaya Media Pratama (GMP ), 2002 ), h. 113.

Page 11: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xi

persoalan mendasar adalah kurangnya kajian yang mendalam dan seimbang terhadap

filsafat dibanding dengan kajian tentang syariat.

Dia juga sebagai Intelektual dalam di dunia Islam dengan memiliki tugas sebagai

hakim agung di Cordova dan sebagai pengarang kitab paling pluralis ( Bidayatul

Mujtahid. ) Dia juga merupakan ulama yang menafsir secara Tekstual.4

Filsafat mengajarkan manusia untuk menjalankan hidup ini dengan penuh

pertimbangan secara rasional. Dengan berpijak pada Rasionalitas, filsafat mencoba

membawa manusia pada suatu tatanan sosial kemasyarakatan yang berkeadilan dan

sejahtera.

Secara bahasa, Filsafat memiliki arti sebagai pemikir bebas, radikal. Bebas di sini

berarti tidak ada yang menghalangi pikiran untuk bekerja. Tidak ada satu kekuatan pun,

yang menghalangi seseorang untuk berfikir, apalagi untuk menyeragamkannya. Selama

seseorang masih sanggup berpikir walaupun ia berada dalam penjara, tetap saja pikiran

dapat bekerja.5 Radix, artinya akar. Berfikir secara radikal berarti berpikir sampai ke

akar suatu masalah.

Selanjutnya filsafat dapat diartikan sebagai ilmu rasional. Artinya, adanya penggunaan

akal pikiran dan hukum hukum logika yang bisa diterima oleh akal.

Dalam penelitian ini, peneliti hendak melihat sejauh mana tanggapan dan cara

pandang siswa pada tingkat kelas 3 Madrasah Aliyah terhadap kajian ilmu filsafat. Hal

ini dimaksudkan guna memperoleh gambaran yang komperehensif seputar pandangan

siswa yang duduk di bangku sekolah kelas 3 Madrasah Aliyah.

4 Ekky Al Maliki, Why Not ( Remaja Doyan Filsafat ) ( Bandung : Darr Mizan, 2003), h. 114. 5 Musa, Asy’arie, filsafat Islam, sunnah Nabi dalam berfikir ( Yogyakarta : Lesfi, 2002), h.1.

Page 12: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xii

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam skripsi ini penulis perlu untuk memberikan suatu pembatasan masalah.

Penulisan ini dibatasi pada : Pandangan Siswa Madrasah Aliyah Kelas 3 terhadap

Filsafat ( Studi kasus terhadap MAN 4 Pondok Pinang & MAN 1 Serpong )

Berdasarkan pembatasan tersebut, kami berusaha menghasilkan pembahasan yang

sistematis, terarah dan jelas maka penulis membuat suatu rumusan masalah, yaitu :

1. Adakah nilai manfaat dari ilmu filsafat bagi Siswa Madrasah Aliyah ?

Tujuan dan kegunaan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa

terhadap ilmu filsafat. Selain itu sebagai tugas akhir Akademik Strata 1 ( S1 )

Universitas Islam Negeri ( UIN ) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Adapun kegunaan penelitian ini antara lain :

1. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lainnya yang akan meneliti

masalah yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Sebagai laporan ilmiah kepada Universitas Islam Negeri ( UIN )

Jakarta.

3. Sebagai pengembangan ilmu filsafat.

D. Metodologi Penelitian.

Dengan menggunakan populasi penelitian, menurut Arikunto dalam bukunya

populasi didefinisikan seagai seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu

ruang lingkup dan waktu yang ditentukan.6

6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian ( Jakarta : Rienika Cipta, 1996 ).h, 115.

Page 13: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xiii

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas 3 MAN I

Serpong dan MAN 4 Pondok Pinang Namun dalam penelitian ini penulis tidak

mengambil seluruh siswa kelas 3 tersebut sebagai subyek penelitian, akan tetapi

sebagian saja yang dalam penelitian tersebut disebut sampel sebagai bagian yang

dianggap mewakili dari populasi yang ada.

Sampel adalah “sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik

yang sama sehingga dapat mewakili populasi yang ada. Sampel dalam penelitian ini

adalah siswa dari masing - masing Siswa kelas 3 pada MAN 4 Pondok Pinang & MAN

1 Serpong. Pengambilan dengan teknik random sampling, yaitu pengambilan secara

acak dengan cara mengundi kelas 3 yang berjumlah Beberapa kelas dari kelas 3 yang

ada di MAN 4 Pondok Pinang dan MAN 1 serpong, penelitian ini tidak adanya

manipulasi terhadap variabel – variabel penelitian, tapi nantinya yang diungkap fakta

yang berdasarkan pengukuran gejala yang ada pada diri responden maka penelitian ini

termasuk penelitian survei.

Dengan ide pokok dari tehnik pengambilan sampel melalui informasi mengenai

keseluruhan informasi dan populasi dengan jalan mencari informasi pada sebagian saja

dari populasai tersebut, dan informasi yang ditemukan diberlakukan pada seluruh

populasi.

Penilitian yang dilakukan peneliti bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif

adalah suatu methode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, dan suatu

sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa yang terjadi pada masa sekarang.

Penelitian deskriftif mempelajari masalah masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta

situasi situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan kegiatan, sikap sikap, serta proses yang sedang berlangsung serta

pengaruh dari suatu fenomena. Dalam penelitian ini akan membuat deskriptif, gambaran secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta – fakta sejauh mana pemahaman dan pandangan siswa Madrasah Aliyah dalam kajian ilmu filsafat.

Page 14: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xiv

Dalam rangka memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan, sebagai bahan

dalam rangka penelitian skripsi ini, maka tehnik pengumpulan data yang penulis

gunakan adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara dalam suatu penelitian diartikan sebagai metode pengumpulan data

dengan melalui wawancara, di mana dua orang atau lebih secara fisik langsung

berhadap hadapan yang satu dengan yang lain dan masing - masing dapat menggunakan

saluran komunikasi secara lancar. 7 wawancara juga dapat diartikan percakapan dengan

maksud tertentu yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara (interviewer )

yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee ) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu.8

2. Angket ( kuesioner )

Angket yaitu sebuah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden tentang hal – hal yang ia ketahui.9 Peneliti menyebarkan

kuesioner, dengan tehnik tujuan agar dapat diambil kesimpulan sejauh mana pandangan

dan respon siswa terhadap kajian ilmu filsafat. Dengan tehnik menyebarkan kesiswa

kelas 3 Madrasah Aliyah Negeri 1 Serpong dan Madrasah Aliyah Negeri 4 Pondok

Pinang.

3. Observasi

7 Badan Penelitian dan Pengembangan depdagri dan Otda, mettode penelitian Sosial ( Jakarta :

2000), h. 39. 8 Lexy J. Maleong, Methode penelitian kwalitatif ( Bandung : PT Rosda Karya, 2000 ), h.135. 9 Koentjaraningrat, Metodologi Penelitian Masyarakat ( Jakarta, Gramedia, 1985 ), h. 125.

Page 15: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xv

Observasi dalam suatu penelitian berarti pengamatan yang dilakukan secara

langsung terhadap gejala yang diteliti.10 Tehnik ini memungkinkan peneliti menarik

kesimpulan ihwal dan makna sudut pandang responden, terhadap penelitian tersebut.

Lewat penelitian ini pula peneliti akan melihat sendiri pemahaman yang tidak

terucapkan, bagaimana teori tersebut digunakan langsung dan sudut pandang nara

sumber yang mungkin didapati dari wawancara. Dalam observasi ini peneliti akan

mengambil data seakurat - akuratnya agar didapatkan data yang benar benar valid

4. Analisis data

Setelah data yang penulis perlukan telah terkumpul langkah selanjutnya adalah

menganalisa data dengan methode kuantitatif dengan pendekatan ini penulis

menggunakan tehnik analisis data cara prosentase setelah ditabulasi dengan jumlah,

Frekuensi jawaban responden untuk setiap jawaban. pedoman penulis untuk mencari

setiap jawaban adalah :

%100ΧΝ

=ΡF

keterangan . P : Angka prosentase yang dicari

F : Frekuensi jawaban responden

N : Jumlah Frekuensi / Banyaknya Individu

E. Sistematika Penulisan.

Skripsi ini terdiri dari lima ( 5 ) bab masing masing bab membahas permasalahan

yang berkaitan dengan tema kajian. Kelima bab tersebut antara lain.

10 Badan Penelitian dan Pengembangan depdagri dan Otda, mettode penelitian Sosial ( Jakarta,

2000 ), h. 54.

Page 16: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xvi

Bab I : Pendahuluan, Latar Belakang Masalah, Pembatasan Dan

Perumusan Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Metodologi

Penelitian, Sistematika Penelitian.

Bab II : Landasan teori, kerangka berfikir dan hipotesis penelitian.

Landasan teori, Pengertian Filsafat, Tema – Tema kajian Filsafat,

Pengertian remaja.

Bab III : Gambaran Umum sekolah MAN 4 Pondok Pinang & MAN 1

Serpong, sejarah berdirinya MAN 4 Pondok Pinang, Misi dan Visi

MAN 4 Pondok Pinang, Sejarah Berdirinya MAN 1 Serpong, Misi dan

Visi MAN 1Serpong.

Bab IV : Hasil Penelitian. Latar belakang siswa mengetahui Filsafat,

Pandangan Siswa terhadap filsafat, Pandangan siswa MAN 4 pondok

pinang terhadap filsafat, pandangan siswa MAN 1 serpong terhadap

filsafat.

Bab V : Penutup, Kesimpulan , Saran & kritik

Page 17: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xvii

BAB II

FILSAFAT

1. PENGERTIAN FILSAFAT

Secara bahasa kata Filsafat merupakan asal kata dari bahasa Yunani yaitu

Philosophia, dengan memiliki dua arti kata Philos dengan arti mencintai, dan sophia

dengan arti kebijaksanaan. Berarti Philosophia berarti : cinta akan kebijaksanaan (

Inggris : love of Wisdom ). Orang yang berfilsafat atau orang yang melakukan filsafat

disebut “Filsuf” atau “Filosof” artinya pecinta kebijaksanaan.11

Secara arti filsafat diartikan cara berpikir bebas yang masih dalam dataran makna.

Seseorang dapat berpikir dengan bebas selagi pemikiran tersebut bisa dipertanggung

jawabkan dengan argumennya sendiri, berfilsafat adalah cara kerja untuk berfikir bebas

dengan menggunakan akal semampunya hal ini sering disebut sebagai pemikiran yang

radikal dengan sampai pada keakar - akarnya dalam suatu masalah, hal ini pun sampai

pada melewati batas batas fisik dengan memasuki area diluar fisikal ini sering disebut

sebagai metafisis. Filsafat merupakan usaha manusia untuk mencari dan mencari hal –

hal yang baru secara Rasional, Kritis, Sistematis dan radikal.

A. Rasional manusia menggunakan pemikiran dengan hukum hukum logika

yang masuk akal, hal ini merupakan hasil sebuah kegiatan pemikiran dengan

mengandalkan otak dan akal secara bersama sama. Dan ini tidak bisa disebut sebagai

Wahyu atau pun apa yang datang dari tuhan. Jika seorang filsuf menyampaikan hasil

pemikirannya tersebut dan setiap orang mampu untuk memahaminya maka berhasillah

apa yang dicita - citakan seorang Filsuf.

11 Hasyim Syah, Filsafat Islam ( Jakarta : GMP, 2003 ), h. 24.

Page 18: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xviii

B. Kritis artinnya ia tidak akan menerima begitu saja hal - hal yang didapat

ia akan berupaya mengklarifikasi dengan pemikirannya secara hati hati, dengan

mengevaluasi segala pemikiran yang ada.

C. Sistematis adanya suatu aturan tertentu yang memiliki alur yang jelas.

D. Radikal arti kata Radix yang berarti Akar, dalam pengertian bahwa dalam

berfilsafat hendaknya pemahaman digali sampai pada akar - akarnya, sehingga

pemahamam menjadi menyeluruh dan mendalam.12

Mohammad Hatta dalam pendahuluannya Alam Pikiran Yunani menulis “apa

sebenarnya yang disebut filosof, lebih baik jangan dipersoalkan pada permulaan

menempuhnya. Akan hilang jalan nanti karna banyak ragam dan paham. Tiap – tiap ahli

berlainan pendapatnya tentang apa yang dikatakan filosofi. Tiap – tiap filosof pun lain –

lain tujuannya, buat sementara sebagai tempat berpegang kita sebutkan saja sifatnya

yang umum, seperti yang dilukiskan oleh Windelband. Filosofi sifatnya merentang

pikiran sampai sejauh – jauhnya tentang suatu keadaan atau hal yang nyata. Sebab itu

filosofi orang sebut juga berpikir merdeka dengan tiada dibatasi kelanjutannya.”13

Menurut Cicero, penulis Romawi ( 106 – 43 SM ), orang yang pertama - tama

memakai kata filsafat ialah Pythagoras ( 497 – SM ), sebagai reaksi terhadap orang

orang cendikiawan pada masanya yang menamakan dirinya “ahli pengetahuan”.

Pythagoras mengatakan bahwa pengetahuan dalam artinya lengkap tidak sesuai dengan

manusia. Tiap - tiap orang mengalami kesukaran - kesukaran dalam memperolehnya

dan meskipun menghabiskan seluruh hidupnya, namun ia tidak akan mencapai tepinya.

Jadi pengetahuan adalah perkara yang kita cari dan kita ambil sebagian darinya tanpa

12 Bagus Takwin. Dasar - dasar Filsafat. 2004 dari : http : //Psikologi,webhostme.Com

/filsafat/filsafat.htm. 13 Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani ( Jakarta : UI Press, 1986. ), h.1.

Page 19: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xix

mencangkup keseluruhannya. Oleh karna itu, maka kita ini bukan ahli pengetahuan,

melainkan pencari dan pecinta pengetahuan, yaitu filosof.14

Namun pengertian bijak seseorang berbeda dengan apa yang diterangkan

diwilayah Timur sejak zaman kuno ditimur telah banyak orang – orang yang melakukan

pencarian kebijaksanaan dan kebenaran. Di India umpamanya, orang bijak adalah orang

yang telah mendapatkan kebijaksanaan yang terdiri dari“atman” adalah “Brahman”,

bahwa jiwa manusia adalah tuhan sendiri. Barang siapa yang mengetahui ini semua

ialah orang bijak.15

Dalam masyarakat modern, filosof adalah ahli pikir yang mengajarkan aliran

paham, yang membentuk pandangan dunia dan sikap hidup. Pandangan dunia dan sikap

hidup itu mengendalikan tingkah laku perbuatan kita. Dengan demikian jelaslah bahwa

filosof itu tidak harus menurut tanggapan umum itu dan filsafat itu sesungguhnya

berada ditengah – tengah kita, dalam tingkah laku perbuatan dan tindakan sehari – hari.

Kehidupan kita dikendalikan dan diarahkan oleh filsafat.16

Kata filsuf memiliki arti orang yang berpikir dengan memikirkan hakekat segala

sesuatu dengan melakukan secara mendalam dengan segala kemampuan yang ada.

Dengan demikian seorang filsuf harus dapat mencari kebenaran dengan melakukan

pencarian yang sungguh - sungguh.

Dikatakan pula filsuf adalah ahli pikir yang radikal, bukan dalam arti, bahwa ia

hendak membuang atau mengubah seluruhnya, tetapi dalam arti yang sebenarnya, yakni

ia berusaha mencapai radix, akarnya. Akar apa? Akar kenyataan, dunia, ujud, akar

pengetahuan tentang diri sendiri. Kalau ditemukan akar itu, maka semua yang berakar

14 Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam ( Jakarta : Bulan Bintang , 1990), h, 3. 15 Harun Hadiwijiono, Sari Sejarah Filsafat Barat 1 ( Jakarta : Kanisius, 1980), h. 7. 16 Gazalba. Sistematika Filsafat. H. 12.

Page 20: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xx

padanya akan dapat dipahami. Berpikir radikal itu ditujukan pada “kedalaman” (diepte).

Sekiranya kedalaman ini tercapai maka dapatlah dipastikan apa yang berasal dari

“kedalaman” itu. Berpikir radikal juga melingkupi yang universal.17

Filsafat, sebagai proses berfikir sistematis dan radikal juga memiliki objek

material dan objek formal. Objek material filsafat adalah segala yang ada. Segala yang

ada mencangkup”ada yang tampak” dan ”ada yang tidak tampak”. Ada yang tampak

adalah dunia empiris, sedangkan ada yang tidak tampak adalah alam metafisika.

Sebagian filosof membagi objek material filsafat atas tiga bagian, yaitu : yang ada

dalam kenyataan, yang ada dalam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan. Adapun

objek formal filsafat adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan obyektif

tentang yang ada, agar dapat mencapai hakikatnya.18

Mustofa Abdurraziq, setelah meneliti pemakaian kata kata Filsafat dikalangan

Muslim, maka ia berkesimpulan bahwa kata kata “hikmah dan hakim“ dalam bahasa

Arab dipakai dalam arti “filsafat dan filosof” dan sebaliknya, hikmah adalah perkara

tertinggi yang bisa dicapai oleh manusia dengan melalui alat - alatnya yang tertentu,

yaitu akal dan methode – methode berpikirnya.19

Al–Kindi sebagai ahli pikir pertama dalam filsafat Islam yang memberikan

pengertian filsafat dikalangan umat Islam, membagi filsafat pada tiga bagian :

1. Imu fisika ( ilm – ut thibiyyat ), merupakan tingkat terendah.

2. Ilmu matematika ( al – ilm – ur – riyadhi ), tingkatan tengah.

3. Ilmu ketuhanan (ilm – ur – rububiyah ), tingkatan tertinggi.

Yang pertama adalah tingkatan alam nyata, terdiri dari benda – benda kongkrit

yang ditangkap panca indra. Yang kedua, berhubungan dengan benda juga, tapi

17 R.F. Beerling, Filsafat Dewasa Ini ( Jakarta : Balai Pustaka, 1994 ), h. 12. 18 Amsal Bakhtiar, Filsafat Agama ( Pamulang : Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 1. 19 Hanafi, Pengantar Filsafat Islam, h.3.

Page 21: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xxi

mempunyai wujud tersendiri, yang dapat dipastikan dengan angka – angka ( Misalnya

ilmu hitung, teknologi, astronomi, musik ). Dan yang ketiga yang tidak berhubungan

dengan benda sama sekali yaitu soal ketuhanan.20

Seperti halnya tokoh filsuf Muslim yang bernama Ibnu Sina memberikan

definisi Filsafat adalah: Ilmu pengetahuan tentang Maujud dan bertujuan menyelidiki

hakikat yang sebenarnya.

Plato dalam pandangannya terhadap filsafat adalah pengetahuan segala yang

ada. Begitu juga dengan, N. Drikarya berpandangan bahw filsafat adalah perenungan

yang sedalam – dalamnya tentang sebab – sebab “ada” dan “berbuat” perenungan

tentang kenyataan yang sedalam – dalamnya, sampai “mengapa” yang penghabisan.21

Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha untuk memahami alam

semesta, maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni

adalah kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi, maka

tujuan filsafat aadalah pengertian dan kebijaksanaan.( Understanding and wisdom ).22

Dari uraian diatas filsafat memiliki kajian yang sangat beragam hal ini

disebabkan karna banyaknya pandangan dan penafsiran yang dilakukan oleh para tokoh

filsafat dengan memegang teguh argumennya tersebut.

Disamping itu, filsafat juga menunjukan bagaimana para filsuf menyelesaikan

dan memberikan jalan keluar dari satu persoalan kepersoalan lain, mengapa persoalan

yang sama dapat muncul dalam variasi bahasa, dari satu filsuf ke filsuf yang lain, dari

20 Gazalba. Sistematika filsafat. h. 19. 21 Bakhtiar, Filsafat Agama, h. 9. 22 A. Mustofa, Filsafat Islam ( Jakarta : CV Pustaka Setia, 1997 ), h. 11.

Page 22: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xxii

satu generasi kegenerasi yang lain pula, dan bagaimana keterkaitan pola pikir antara

satu filsuf ke filsuf yang lain dan seterusnya.23

Dalam buku Why not Remaja Doyan Filsafat. Didefinisikan filsafat adalah

sesuatu yang sangat dekat dengan keseharian kita. Setiap orang pasti bertanya dan

mempertanyakan tentang segala sesuatu. Setiap manusia pasti menanyakan berbagai

fenomena yang ia hadapi. Pertanyaan seperti : Mengapa aku hidup ? mengapa manusia

mati ? Apa tujuan hidup ? dan sebagainya terkadang muncul begitu saja tanpa di undang

dan kita menjadi gelisah dan berusaha mencari jawabannya.24

Dalam pengertiannya filsafat itu sendiri secara umum para ahli filsafat memiliki

argumen yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama terhadap ilmu filsafat.

Bagi Kant, filsafat adalah pokok dan pangkal segala pengetahuan dan pekerjaan.

Diajukannya empat pertanyaaan yang menggariskan lapangan filsafat :

1. Apa yang bisa kita ketahui? dijawab dengan filsafat Metafisika.

2. Apa yang boleh kita kerjakan? dijawab dengan Filsafat Etika

3. Sampai dimana pengharapan kita? dijawab dengan Filsafat Agama

4. Apakah yang dinamakan manusia? dijawab dengan Filsafat

Antropologi.25

2. TEMA - TEMA KAJIAN FILSAFAT

Dalam tulisan ini akan diringkas tentang kajian dan tema – tema dalam Filsafat.

Dalam banyak literatur disebutkan bahwa filsafat terdiri dari tiga cabang yaitu :

Metafisika, Aksiologi, dan Epistemilogi dari ketiga cabang besar ini masih dibagi lagi

23 Mohammad Muslih, Filsafat umum ( Dalam Pemahaman Praktis ) (Bogor : Belukar, 2005 ),

h.15. 24 Ekky Al Malaky, Why Not ( Remaja Doyan Filsafat ) ( Bandung : Darr Mizan, 2003 ), h.114. 25 Gazalba, Sistematika Filsafat. h.18.

Page 23: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xxiii

cabang yang bisa digambarkan. Metafisika (Teologi, Kosmologi, antropologi) Aksiologi

( Etika, ) Epistemologi (Logika ).26

Dalam tulisan ini akan dibahas secara berurutan tema kajian filsafat mulai dari

Metafisika, Epistemologi dan Aksiologi dengan membahas dari ketiga cabang – cabang

tersebut. Memang masih banyak cabang – cabang kajian yang lain, tapi yang jelas

beberapa cabang ini paling menonjol dan cukup menarik minat para pengkaji filsafat.27

A. Metafisika Metafisika jika diambil dari kata latin metaphysica dan Yunani Meta ta physica

( sesudah Fisika ),dan Meta ( Setelah, melebihi ) dan Phisicos ( menyangkut Alam atau

Physis ( alam ).28

Metafiska merupakan cabang mata rantai tertua dari filsafat. Kelahirannya

diawali dengan ketertarikan untuk mengungkap “misteri” dibalik realitas. Sama dengan

maksud istilahnya, yaitu Meta yang berarti dibalik, dan fisika yang berarti alam fisik (

Dzahir ). Metafisika dalam bahasa Arab dimengerti sebagai ma wara‘ a al thabi’ah.

Maka metafisika adalah pengetahuan spekulatif – filosofis tentang realitas, dimana

pengetahuan spekulatif – filosofis itu dimaksudkan sebagai menjangkau sesuatu yang

fisik.29

1. Teologi

Secara harfiah kata teologi ( Theologie atau theology ) terdiri dari Teo atau Teos

yang berarti tuhan dan Logi atau Logos yang berarti pengetahuan ( Science, Studi,

26 Muslih, Filsafat Umum ( Dalam Pemahaman Praktis), h. 56. 27 Muslih, filsafat umum ( dalam pemahaman Praktis ), h, 56. 28 Lorens Bagus, Kamus Filsafat ( Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2002 ), h. 623. 29 Muslih, filsafat umum ( Dalam Pemahaman Praktis ), h. 57.

Page 24: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xxiv

Discourse), paham, atau pembicaraan : jadi teologi mengandung arti pengetahuan,

paham atau pembicaraan tentang tuhan, teologi bisa di artikan juga dengan ilmu yang

membicarakan tentang hal - hal yang berkaitan dengan ketuhanan atau ilmu

ketuhanan.30

2. Kosmologi

dari bahasa Yunani Kosmos ( Dunia, Alam semesta ) dan Logos ( ilmu tentang

alasan, Pokok bagi). Kosmologi dapat diartikan, ilmu tentang alam semesta sebagai

suatu sistem yang rasional dan teratur, atau juga ilmu yang memandang alam semesta

sebagai kesatuan yang integral.31

3. Antropologi

disebut dengan philosophical Antropology, istilah ini secara harfiyah berarti

pengetahuan filosofis mengenai manusia. Antropologi filsafat berusaha menjawab

pertanyaan apa itu manusia.32

B. Axsiologi Axsiologi dari kata Yunani Oxios ( layak, Pantas ) dan Logos ( ilmu, Study

mengenai ). Ilmu ini merupakan analisis nilai – nilai dengan cara membatasi arti, ciri –

ciri, asal. Aksiologi diartikan sebagai studi filosofis tentang hakikat nilai – nilai.

Pertanyaan hakikat nilai dapat dijawab dengan tiga macam cara. 1. nilai bersifat

30 Achmad Gholib, teologi dalam perspektif Islam, ( Jakarta : UIN jakarta Press, 2005),h. 5. 31 Bagus, Kamus Filsafat, h. 499. 32 Bagus, Kamus Filsafat, h. 58.

Page 25: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xxv

subyaktif. 2. Nilai merupakan kenyataan. 3. Nilai merupakan unsur – unsur obyektif

yang menyusun kenyataan.33

Axsiologi dapat diartikan sebagai bidang filsafat yang mencoba menjawab

pertanyaan “apa yang dilakukan manusia dan apa yang harus dilakukan manusia?” di

sini kita membicarakan tentang nilai – nilai. Axsiologi yang mengkaji pengalaman dan

penghayatan dari pengalaman pengalaman manusia, didalammya dibahas tentang nilai

apa yang berkaitan dengan kebaikan dan apakah itu prilaku baik, selain itu

membicarakan tentang nilai rasa manusia yang dikaitkan dengan keindahan.34

1. Etika

Seperti halnya dengan banyak istilah yang menyangkut konteks ilmiyah, istilah

“etika” pun berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani Ethos dalam bentuk tunggal

mempunyai banyak arti : Tempat Tinggal yang biasa; akhlak; watak; perasaan. Dalam

bentuk jamak ( ta etha ) artinya adalah adat kebiasaan. Dan inilah arti terakhir yang

menjadi latar belakang terbentuknya istilah Etika yang oleh Filsuf Yunani besar

Aristoteles (384 – 322 s. M.) sudah dipakai untuk menunjukan filsafat moral jadi, jika

kita membatasi diri pada asal usul kata ini, maka Etika berarti, ilmu tentang apa yang

bisa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.35

33 Bagus, Kamus Filsafat, h. 33. 34 Takwin, http//psikologi.webhostme.com/filsafat/filsafat.htm, 35 K. Bertens, Etika ( Jakarta : Gramedia,cet.ke 7. 2002 ), h. 3.

Page 26: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xxvi

C. Epistemologi Epistemologi dari kata Yunani episteme ( pengetahuan, ilmu pengetahuan ) dan

Logos ( pengetahuan ). Dapat dikatakan pengetahuan tentang pengetahuan ada kalanya

disebut “teori pengetahuan”. Perbedaan pokok antara teori – teori pengetahuan dalam

perbedaan antara metode Rasional dan metode Empiris penekanannya pada pemikir –

pemikir terdahulu seperti. Plato, Descartes, Spinoza, yang kedua dijelaskan oleh.

Francis Bacon, Locke, Hume dan lainnya. Contohnya seperti pengetahuan yang

ilmiyah.36Epistemologi masalah yang bersangkutan dengan pertanyaan – pertanyaan

tentang pengetahuan.37

1. Logika

Berasal dari Bahasa Latin dari kata “Logos” yang berarti perkataan atau sabda.

Istilah lain yang digunakan sebagai gantinya adalah Mantik. Logika adalah ilmu yang

mempelajari methode dan hukum - hukum yang digunakan untuk membedakan

penalaran yang betul betul penalaran yang salah.38

Kata logika dipergunakan pertama kali oleh Zeno dari Citium. Kaum sofis, Socrates

dan plato harus dicatat sebagai perintis lahirnya logika. Logika lahir sebagai ilmu atas

jasa Aristoteles, Theoprostus, dan kaum Stoa.39

36 Bagus, Kamus Filsafat, h. 212. 37 Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat (Yogyakarta : Tiara Wacana, 1996 ), h.135. 38 Mundiri, Logika, ( Jakarta : Rajagrafindo persada, 2003),h 1-2. 39 Mundari, Logika, h. 2.

Page 27: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xxvii

BAB III

GAMBARAN UMUM MAN 4 PONDOK PINANG & MAN 1 SERPONG

A. GAMBARAN UMUM MADRASAH ALIYAH NEGERI 4 PONDOK PINANG

a. SEJARAH BERDIRINYA MAN 4 PONDOK PINANG

Madrasah Aliyah Negeri 4 Pondok Pinang Jakarta Selatan adalah lembaga

pendidikan Agama yang merupakan alih fungsi dari PGAN 28 Jakarta yang berlokasi di

jalan. Ciputat Raya Pondok Pinang Jakarta Selatan Dengan Surat keputusan Menteri

Agama RI nomor 42 tahun 1992 tanggal 27 Januari 1992 dengan status milik

Departemen Agama RI. Dengan luas tanah 21, 980 m2 luas bangunan 7, 317 m2 .

Sesuai dengan perubahan zaman dalam sejarah bangsa ini. Pada akhirnya

pendidikan mengalami penyesuaian – penyesuaian seiring dengan perubahan dan

perkembangan dalam agama Islam diseluruh Indonesia dengan didukungnya pada

keputusan TAP MPRS Nomor II/ 1960 dengan lampiran B ( 3 ) dengan di sebutkan

bahwa :

Hendaknya Madrasah didirikan sebagai badan Otonom dibawah Departemen

Agama bukan dibawah Departemen PP & k. Sedangkan dalam Undang – Undang

pendidikan Nomor : 4 / 50 Jo 12/54 pasal 10 ( 2 ) Dicantumkan :

“belajar disekolah Agama telah Mendapat pengakuan dari Menteri Agama Di anggap

telah memenuhi syarat kewajiban belajar.”

Dalam aturan tersebut diatas tidak hanya belajar di Madrasah hanya pendidikan

Formal dan sekedar memenuhi kebutuhan pendidikan dalam bidang agama. Namun

lebih dari itu pengembangan pendidikan akan lebih penting jika ditunjang dengan

adanya aturan dan pengaturan dari Pemerintah atau dari Deparrtemen Agama terhadap

Madrasah Aliyah ini. Dengan adanya pengakuan tersebut dari Menteri Agama maka

Page 28: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xxviii

lembaga - lembaga yang memiliki pendidikan berbasis Agama Islam hendaknya

memiliki dan meningkatkan kwalitas dalam Hal pengembangan pendidikan agar para

lulusan dapat berperan dan memiliki nilai kwalitas yang baik tidak hanya etika dalam

berbangsa saja, namun memiliki nilai - nilai Keagamaan yang matang.

Dengan berkembangnya lembaga – lembaga pendidikan, dinyatakan dalam SKB

3 menteri ( Menteri Agama, Menteri P & K dan Menteri Dalam Negeri ) pada 24 Maret

1975 Menyatakan : Madrasah adalah lembaga pendidikan yang menjadi mata pelajaran

agama Islam sebagai mata pelajaran dasar yang diberikan sekurang - kurangnya 30 %

disamping mata pelajaran umum yang diberikan meliputi tiga tingkatan

1. Madrasah Ibtidaiyah setingkat dengan Sekolah Dasar ( SD )

2. Madrasah Tsanawiyah setingkat Sekolah Menengah Pertama ( SMP )

3. Madrasah Aliyah Setingkat dengan Sekolah Tingkat Atas ( SMA )

Sejalan dengan pelaksanaan Undang – Undang pendidikan dan pembaharuan

Madrasah yang pada saat itu banyak ragam seperti PHIN, MAAIN dan lain lain.

Maka tujuan Madrasah harus memiliki mutu dalam rangka menyamaratakan

mata pelajaran umum yang setingkat sehingga mencapai hasil yang diharapkan. Seperti

halnya :

1. Nilai Ijazah memiliki nilai yang sama dengan Sekolah umum

2. Lulusan Madrasah dapat melanjutkan kesekolah umum ataupun Perguruan

Tinggi umum yang setingkat lebih tinggi

3. Siswa Madrasah dapat pindah kesekolah umum tanpa harus tertinggal mata

pelajaran yang umum.

Usaha dalam melakukan penyamaan dengan pelajaran umum dengan melakukan

perbaikan perbaikan yang meliputi :

Page 29: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xxix

1. Kurikulum

2. Buku pelajaran, alat pendidikan dan sarana belajar.

3. Tenaga pendidikan.

Dengan adanya perbaikan - perbaikan seperti yang tertulis diatas maka adanya

perubah - perubahan yang sangat signifikan seperti :

1. Eksistensi Madrsah sebagai lembaga pendidikan Islam menjadi lebih mantap

dan kuat.

2. Memiliki pengetahuan umum yang lebih baik dengan disanding dengan

pengetahuan agama yang lebih baik lagi.

3. Adanya fasilitas fisik yang lebih menunjang didalam Madrasah dan belajar

mengajar akan lebih sempurna.

4. Adanya Civil Effect terhadap Ijazah Madrasah.

Dengan adanya SKB 3 Menteri tersebut maka harapan terhadap Madrsah dapat

terwujud dengan memiliki mutu pendidikan terhadap yang disempurnakan meliputi

penyempurnaan kurikulum dan susunan Organisasi dan tata kerja Madrasah yang lebih

baik lagi. Dengan penyempurnaan seperti ini setiap sepuluh tahun adanya

penyempurnaan kurikulum sebagaimana keputusan Menteri Agama Nomor 10 tahun

1984 dimana dalam kurikulum tahun 1984 merupakan kurikulum yang memberikan

pengalaman belajar siswa dalam bidang pengetahuan dan keterampilan sebagai bakal

untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional yang meningkatkan kwalitas manusia

Indonesia seutuhnya.

b. VISI DAN MISI MAN 4 PONDOK PINANG

Visi : Pengembangan pendidikan Islam unggul dan berprestasi.

Page 30: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xxx

Misi : Menjadikan agama Islam sebagai sumber nilai pengembangan

Madrasah.

Mengembangkan pembelajaran yang bernuansa Islami.

Menempatkan tugas guru mengajar sesuai dengan disiplin ilmu

dan latar belakangnya serta profesionalisme melalui pembinaan dan pelatihan.

FASILITAS BELAJAR MAN 4 PONDOK PINANG

NO JENIS FASILITAS JUMLAH KET

1 RUANG BELAJAR 30 BAIK

2 RUANG LAB. FISIKA 1 BAIK

3 RUANG LAB. KIMIA 1 BAIK

4 RUANG LAB. BIOLOGI 1 BAIK

5 RUANG LAB KOMPUTER 2 BAIK

6 RUANG LAB. BAHASA 1 BAIK

7 RUANG PERPUSTAKAAN 1 BAIK

8 MASJID 1 BAIK

9 LAP. SEPAK BOLA 1 BAIK

10 LAP. BASKET 1 BAIK

11 LAP. BOLA VOLLY 1 BAIK

12 LAP. BULU TANGKIS 1 BAIK

13 LAP. TENIS MEJA 1 BAIK

14 RUANG KESENIAN 1 BAIK

Page 31: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xxxi

FASILITAS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

NO JENIS EKSKUL KET

1 PRAMUKA AKTIF

2 PMR AKTIF

3 KIR AKTIF

4 ECC AKTIF

5 SEPAK BOLA AKTIF

6 BOLA BASKET AKTIF

7 PRIMA AKTIF

8 KALIGRAFI AKTIF

9 JURNALISTIK AKTIF

10 MARAWIS AKTIF

11 FMIK AKTIF

12 PENCAK SILAT AKTIF

KEADAAN SISWA MAN 4 PONDOK PINANG NO KELAS LAKI LAKI PEREMPUAN JUMLAH LOKAL

1 1 ( x ) 148 213 361 10

2 2 ( X I ) I P A 50 94 144 4

3 2 ( X I ) I P S 55 53 108 3

4 2 ( X I ) B. ARAB. 19 29 48 2

5 2 ( X I ) B. JEPANG 12 21 33 1

6 3 ( X I I ) I P A 52 76 128 4

7 3 ( X I I ) I P S 52 65 117 3

8 3 ( X I I ) B. ARAB 25 35 60 2

9 3 ( X I I ) B. JEPANG 4 25 29 1

JUMLAH 417 611 1028 30

Page 32: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xxxii

c. GAMBARAN UMUM MADRASAH ALIYAH NEGERI 1

SERPONG

Madrasah Aliyah Negeri 1 Serpong yang berada diwilayah Tanggerang Banten

adalah lembaga pendidikan Agama Islam yang berlokasi di jalan. Raya Serpong

kelurahan Kademangan Cisauk Tanggerang. Dengan Surat keputusan Menteri Agama

RI nomor 107 tahun 1997 tanggal 17 Maret 1997 dengan status milik Departemen

Agama RI. Dengan luas tanah 3000 m2 .

Lembaga yang tidak diragukan lagi eksistensinya dalam mencerdaskan kehidupan

bangsa memiliki peran dalam masyarakat sekitar melalui pendidikan agama yang relatif

terjangkau dengan menjunjung tinggi nilai – nilai keberagamaan.

Dalam menghadapi perkembangan dalam hal pembangunan secara fisik Madrasah

ini sedang dalam tahap pembangunan yang dimulai sejak tahun 2005. pembangunan

fisik ini diharapkan adanya peningkatan kwalitas pendidikan dan pengajaran walau

hampir sebagian para pengajar tidak diragukan lagi kemampuan dalam mengajar.

Pembangunan gedung baru ini diharapkan dapat memberikan belajar yang lebih

nyaman.

Dengan diberlakukannya Undang – Undang Pendidikan Nasional No. 2 Tahun.

1989 tentang Sekolah Menengah Umum yang berciri khas Islam dengan penyelenggara

Pihak Departemen Agama maka tujuan dan keberadaan harus adanya peningkatan

dalam hal pengetahuan siswa yang lebih baik lagi dengan melalui pengembangan diri

siswa yang sejalan dengan ilmu pengetahuan, Teknologi dan kesenian dengan

penjiwaan Agama Islam.

Berdasarkan tujuan diatas maka tujuan utama dari Madrasah Aliyah adalah

mewujudkan tujuan pendidikan Nasional yang bermuara pada tujuan pembangunan

Page 33: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xxxiii

Nasional dengan memerlukan usaha – usaha yang sistematis secara maksimal sehingga

menjadi bangsa yang maju.

d. MISI DAN VISI MAN 1 SERPONG

MISI

a. Meningkatkan sikap dan tanggung jawab atas dasar keikhlasan seorang guru

kepada Allah SWT.

b. Sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan agama

c. Mengembangkan profesionalisme guru dan peningkatan pelayanan

pendidikan demi terciptanya lulusan yang baik

VISI “Sebagai Madrasah Aliyah yang berkwalitas dan berkarya dipercaya dan

dibanggakan serta menghasilkan lulusan yang berkwalitas.”

Page 34: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xxxiv

FASILITAS BELAJAR MAN I SERPONG NO JENIS FASILITAS JUMLAH

KET

1 RUANG BELAJAR 8 BAIK

2 RUANG LAB. FISIKA 1 BAIK

3 RUANG U K S 1 BAIK

4 RUANG LAB. BIOLOGI 1 BAIK

5 RUANG LAB KOMPUTER 1 BAIK

6 RUANG LAB. BAHASA 1 BAIK

7 RUANG PERPUSTAKAAN 1 BAIK

8 MASJID 1 BAIK

9 LAP. SEPAK BOLA 1 BAIK

10 LAP. BASKET 1 BAIK

11 LAP. BOLA VOLLY 1 BAIK

12 LAP. BULU TANGKIS 1 BAIK

13 LAP. TENIS MEJA 1 BAIK

14 RUANG KESENIAN 1 BAIK

KEADAAN SISWA MAN 1 SERPONG NO KELAS JUMLAH SISWA LOKAL

1 1 ( X ) 115 3

2 2 ( X I ) 59 2

3 3 ( X I I ) 61 3

JUMLAH 235 8

Page 35: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xxxv

FASILITAS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MAN 1 SERPONG

NO JENIS EKSKUL KET

1 PRAMUKA AKTIF

2 PMR AKTIF

3 KIR AKTIF

4 ECC AKTIF

5 SEPAK BOLA AKTIF

6 BOLA BASKET AKTIF

7 PRIMA AKTIF

8 KALIGRAFI AKTIF

9 JURNALISTIK AKTIF

10 MARAWIS AKTIF

11 FMIK AKTIF

12 PENCAK SILAT AKTIF

Page 36: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xxxvi

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG SISWA MENGETAHUI FILSAFAT

Berdasarkan data yang diperoleh dari kedua Madrasah Aliyah Negeri yakni

Madrsasah Aliyah Negeri 4 Pondok Pinang dan Madrasah Aliyah 1 Serpong. Pengertian

dan pemahaman filsafat siswa kelas 3 diperoleh dari materi pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam ( S K I ) buku tersebut ditulis oleh. Murodi, MA.

Materi filsafat bagi siswa kelas 3 didapat pada BAB. Peradaban Islam di

Andalusia dan imprialisme barat kedunia Islam, selain di lingkungan sekolah siswa juga

mendapati materi filsafat diluar sekolah. Berbeda dengan materi yang didapat disekolah

materi filsafat yang didapat diluar sekolah sebagian siswa menyatakan bingung dengan

filsafat yang ada diluar sekolah atau dimasyarakat.

Penulis menyebarkan angket sebanyak 66 angket pertanyaan dengan

pembagian, 33 lembar pertanyaan disebar ke sekolah Madrasah Aliyah Negeri 4 Pondok

Pinang dan 33 lembar pertanyaan untuk sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Serpong.

B. PANDANGAN SISWA TERHADAP FILSAFAT

Untuk itulah penulis mencoba untuk mencari dan memberikan gambaran atau

kenyataan yang ada dalam pemahaman siswa Madrasah Aliyah Negeri kelas 3 yakni

siswa dari sekolah Madrasah Aliyah Negeri 4 Pondok Pinang dan Madrasah Aliyan

Negeri 1 Serpong, dalam memahami filsafat. Seperti terlihat pada tabel berikut ini :

1. PANDANGAN SISWA MAN 4 PONDOK PINANG

TABEL. 1

Page 37: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xxxvii

PENGERTIAN FILSAFAT

NO MATERI PERTANYAAN JUMLAH

RESPONDENPERSENTASE

1 SEPERTI APA PENGERTIAN

FILSAFAT MENURUT MU 33

A MEMAHAMI 19 57, 6 %

B KURANG MEMAHAMI 12 36, 4 %

C TIDAK MEMAHAMI 2 6, 0 %

Berdasarkan data tersebut di atas dapat dilihat bahwa dari 33 siswa / responden

terbagi pada tiga poin jawaban yakni : yang memahami filsafat, yang kurang memahami

dan yang tidak memahami filsafat. Dari Madrasah tersebut yakni Madrasah Aliyah

Negeri 4 Pondok Pinang sekolah tersebut dalam memberikan pandangan terhadap

filsafat sangat beragam.

Dari 33 responden siswa yang memahami filsafat sebanyak 19 siswa atau 57, 6 % bagi

yang kurang memahami 12 siswa atau 36, 4 % dan yang tidak memahami sebanyak 2

siswa atau 6, 0 %.

Bagi siswa yang memahami filsafat secara benar disebabkan siswa tersebut aktif

dalam mengikuti kegiatan – kegiatan Organisasi dan Rohis disekolahnya masing –

masing dan diluar sekolah. Hasil pantauan penulis keperpustakaan sekolah, ternyata ada

buku – buku yang terkait dengan filsafat walaupun hanya beberapa saja koleksi buku –

buku filsafat.

Bagi siswa yang kurang memahami filsafat mereka hanya tahu filsafat adalah

cara berpikir yang sistematis, tanpa tahu apa pengertian filsafat selanjutnya. Hal ini

Page 38: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xxxviii

disebabkan siswa hanya dapat materi dari sekolah tanpa mengikuti kegiatan

keorganisasian dan Rohis didalam dan diluar sekolah. Berbeda halnya bagi siswa yang

tidak memahami filsafat mereka tidak menyimak materi tentang filsafat dan tidak

mengikuti materi pelajaran dengan baik.

TABEL. 2

FILSAFAT PADA KESESATAN

NO MATERI PERTANYAAN JUMLAH

RESPONDENPERSENTASE

2 APAKAH FILSAFAT MEMBAWA

PADA KESESATAN

33

A JAWABAN YA 28 84, 9 %

B JAWABAN TIDAK 5 15, 1 %

Pada tabel diatas dapat dilihat siswa yang menyatakan filsafat dapat membawa

pada kesesatan sebanyak 28 siswa atau 84, 9 % siswa yang menyatakan tidak membawa

pada kesesatan sebanyak 5 siswa atau 15, 1 %.

Bila dilihat dari angket yang tersebar dan penelusuran yang yang dilakukan

penulis, siswa yang menyatakan setuju terhadap filsafat dapat membawa pada kesesatan

dikarenakan adanya kebingungan dalam ilmu filsafat tersebut kebingungan tersebut

dikarenakan kajian filsafat yang didapat disekolah dan dimasyarakat mengalami

perubahan yang sangat jauh bila disekolah hanya diajarkan hanya pada pengenalan para

tokoh dan sedikit tentang pemikirannya, namun berbeda dimasyarat pemahaman filsafat

dianggap sebagai ilmu yang harusnya tidak perlu dipelajari.

Page 39: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xxxix

Berbeda dengan siswa yang menyatakan filsafat tidak membawa pada kesesatan

sebanyak 5 siswa / responden atau 15, 1 %. Siswa. Siswa yang menyatakan filsafat

tidak membawa kesesatan dikarenakan adanya pemahaman atau cara berpikir siswa

yang lebih baik, dikarnakan siswa melihat pemahaman filsafat dari segi ilmu, dimana

setiap ilmu bagi sebagian siswa harus dipelajari tanpa membeda - bedakan ilmu apa dan

nantinya pemikiranlah yang menyatakan ilmu itu baik atau buruk.

TABEL. 3

MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI ( FILSAFAT )

NO MATERI PERTANYAAN JUMLAH

RESPONDEN PERSENTASE

3

APAKAH ANDA SETELAH

LULUS INGIN MEMILIH

JURUSAN FILSAFAT

33

A JAWABAN. YA 12 36, 4 %

B JAWABAN. TIDAK 21 63, 6 %

Berdasarkan data diperoleh, siswa yang menyatakan kesiapan untuk memasuki

filsafat hanya 12 siswa / responden atau 36, 4 %. Dan yang menyatakan tidak masuk

dalam filsafat sebanyak 21 siswa / responden atau 63, 6 %. Dari kedua jawaban tersebut

bagi siswa yang menyatakan ketidak inginan masuk dalam filsafat dikarenakan tidak

ingin pusing dan tidak ingin terjebak dalam pemahaman yang sulit – sulit. Dalam

pemahaman siswa tidak lepas dari pendapat - pendapat para pendidik diluar sekolah

Page 40: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xl

seperti guru – guru agama diluar sekolah yang menyatakan bahwa ilmu filsafat dapat

membawa seseorang pada penyimpangan - penyimpangan agama.

Berbeda dengan siswa yang menyatakan kesetujuannya masuk dalam filsafat

mereka dalam berpikir lebih pada kebebasan cara berpikir. Namun disayangkan dari

hasil wawancara sebagian siswa ada yang menyatakan “kalau saya lulus dari sekolah

saya masuk dalam filsafat dikarnakan jika saya engga masuk dalam perguruan tinggi

yang saya pilih”.40

TABEL. 4

FILSAFAT DIPELAJARI DISEKOLAH

NO MATERI PERTANYAAN JUMLAH

RESPONDEN PERSENTASE

4

APAKAH ANDA SETUJU

DENGAN MATERI FILSAFAT

DAPAT DIPELAJARI PADA

SEKOLAH TINGKAT ATAS (

MADRASAH ALIYAH ).

33

A SETUJU 30 90, 9 %

B TIDAK SETUJU 3 9, 1 %

Dari data diatas terlihat jelas dari 33 siswa menyatakan setuju sebanyak 30 siswa

atau sebanyak 90, 9 %, dan yang tidak setuju terhadap materi filsafat sebanyak 3 siswa

atau 9, 1 %.

40. Wawancara pribadi dengan, Arif Rahman siswa MAN 4 Pondok Pinang. Kelas IPS.

Pamulang. Tanggal, 20 desember 2006.

Page 41: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xli

Dari data tersebut diatas bagi siswa yang menyatakan setuju terhadap materi

filsafast dapat dipelajari disekolah disebabkan, siswa berpandangan untuk menambah

wawasan dan cara berpikir yang lebih baik dikalangan pelajar, dari hasil wawancara

adanya pemahaman siswa bahwa setiap ilmu tidaklah menyesatkan, namun bagaimana

nantinya kita yang akan menilainnya sesat atau tidak ilmu tersebut.

Bagi siswa yang menyatakan ketidak setujuannya terhadap ilmu filsafat

dikarenakan mereka meyakini filsafat merupakan ilmu yang tidak diperlukan dalam

materi sekolah dan juga dikehidupan masyarakat. Ketidak setujuan mereka didasari juga

dengan pemahaman filsafat diangggap menyimpang dari norma norma masyarakat dan

pemahaman keagamaan. Hal ini didasari dengan beberapa tokoh penulis dinegeri ini dan

para pendidik dimasyarakat yang memberikan pmahaman filsafat secara liar. Dari

wawancara yang penulis laksanakan dengan seorang guru / ustadz, menyatakan “masih

labilnya cara berpikir siswa pada akhirnya ditakutkan nantinya mereka menyimpang

dari norma masyarakat dan syariat agama.”41

TABEL.5

FILSAFAT SANGAT SULIT DIPAHAMI

NO MATERI PERTANYAAN JUMLAH

RESPONDEN PERSENTASE

5

APAKAH ANDA

MENGALAMI KESULITAN

DALAM MEMAHAMI

33

41 wawancara pribadi dengan, Ust, Lukman Al Hakim, dan beberapa Guru Madrasah Aliyah.

Pamulang. 17, Desember 2006

Page 42: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xlii

FILSAFAT

A JAWABAN. YA 28 84, 8 %

B JAWABAN. TIDAK 5 15, 2 %

Berdasarkan data diatas terlihat pada tabel sebagian siswa menyatakan kesulitan

dalam memahami kajian filsafat sebanyak 28 siswa atau 84, 8 %. Dan yang merasa

tidak mengalami kesulitan dalam memahami filsafat hanya 5 siswa atau 15, 2 %, dari 33

siswa yang menjawab. Bagi siswa yang mengalami kesulitan dikarenakan adanya

perbedaan pemahaman yang didapat disekolah dengan yang didapat di kehidupan sehari

– hari atau masyarakat, jika disekolah siswa mendapat materi filsafat hanya sekedar

tokoh dan sekilas tentang pemikiran tokoh tersebut. Namun di masyarakat atau di

kegiatan ta’lim remaja, siswa dapat pemahaman filsafat secara liar dengan pemberian

materi yang tidak mendasar dari para guru mengaji. Dengan pernyataan dari beberapa

siswa yang penulis wawancarai bahwa “filsafat ilmu yang hanya sekedar melelahkan

dan tidak ada hikmah yang dapat diambil dari ilmu tersebut”.

Berbeda dengan siswa yang tidak mengalami kesulitan terhadap ilmu filsafat

walaupun secara persentase sangat sedikit. Disebabkan siswa tersebut menyatakan

filsafat merupakan ilmu yang bisa dipelajari siapa saja.

TABEL. 6

SULIT MENDAPAT MATERI

NO MATERI PERTANYAAN JUMLAH

RESPONDENPERSENTASE

6 APAKAH ANDA KESULITAN 33

Page 43: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xliii

DALAM MENDAPATKAN

MATERI FILSAFAT

A JAWABAN YA 23 69, 7 %

B JAWABAN TIDAK 10 30, 3 %

Berdasarkan data diatas yang menyatakan kesulitan mendapat materi filsafat

sebanyak 23 siswa atau 69, 7 % dan yang menyatakan tidak sulit mendapat materi

filsafat sebanyak 10 siswa atau 30, 3 %. Hal yang menyebabkan siswa kesulitan

mendapat materi filsafat tidak semua toko buku dan perpustakaan memiliki buku kajian

filsafat.

Berbeda dengan siswa yang menyatakan tidak sulit mendapat materi filsafat

dikarnakan siswa memiliki teman – teman dari kalangan mahasiswa terkadang siswa

diajak untuk mengikuti kajian – kajian. Terkadang pula materi filsafat didapat dari hasil

kajian tersebut.

TABEL.7

HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN AGAMA

NO MATERI PERTANYAAN JUMLAH

RESPONDEN PERSENTASE

7

APAKAH ADA KETERKAITAN

ANTARA FILSAFAT DAN

AGAMA

33

A JAWABAN YA 31 93, 9 %

B JAWABAN TIDAK 2 6, 10 %

Page 44: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xliv

Berdasarkan data di atas siswa yang menyatakan filsafat memiliki hubungan

dengan agama sebanyak 31 siswa atau 93, 9 % siswa dan siswa yang menyatakan

filsafat tidak memiliki hubungan dengan agama sebanyak 2 siswa atau 6, 10. Dari 33

siswa yang diberikan angket.

Berdasarkan jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang menyatakan

filsafat memilki keterkaitan dengan agama dikarenakan bahwa agama juga

mengajarkan manusia untuk berpikir dan menggunakan akal dalam bertindak dan

berbuat begitu juga halnya dengan filsafat.

Dari hasil wawancara dinyatakan bahwa keterkaitan antara filsafat dan agama

bisa dilihat pada tokoh tokoh pemikir Islam yang membidangi masalah filsafat. Didalam

ayat Al – Qur’an manusia diperintahkan untuk menggunakan akal untuk berpikir dan

merenungkan alam.

Bagi siswa yang menyatakan tidak adanya hubungan antara filsafat dengan

agama dikarenakan sejarah awal filsafat dari Yunani bukan dari Islam jadi Islam tidak

mengenal filsafat dan ilmu filsafat juga bukan ilmu yang seharusnya dipelajari bagi

umat Islam karena tidak ada ajaran atau perintah dari Al Qur’an maupun hadits.

TABEL. 8

TOKOH DALAM FILSAFAT

NO MATERI PERTANYAAN JUMLAH

RESPONDEN PERSENTASE

8 APAKAH ANDA MENGENAL

TOKOH - TOKOH FILSAFAT 33

Page 45: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xlv

A MENGENAL 30 90, 9 %

B TIDAK MENGENAL 3 9, 1 %

Berdasarkan data yang diperoleh dari 33 siswa. Dengan materi pertanyaan

apakah anda mengenal tokoh – tokoh filsafat hampir dari 33 siswa menyatakan

mengenalnya, terlihat Pada table yang mengenal tokoh filsafat sebanyak 30 siswa atau

90, 9 %. Bagi siswa yang mengenal tokoh filsafat siswa dapat mengenal tokoh dari

materi pelajaran SKI dan bagi siswa yang mengenal tokoh hampir semua siswa

menjawab pada tokoh Ibnu Rusyd dan M. Iqbal di karenakan itulah tokoh yang mereka

pelajari di sekolah namun ada sebagian siswa menyatakan tokoh- tokoh filsafat di

Negeri ini seperti tokoh seperti Ulil Abshar Abdala, Abdurahman Wahid/ Gusdur,

Nurcholis Madjid. Bagi siswa yang tidak mengenal tokoh filsafat di karenakan tidak

mengenal siapa tokoh filsafat. Dan bagi siswa yang tidak mengenal tokoh filsafat

sebanyak 3 siswa atau 9, 1 %.

2. PANDANGAN SISWA MAN 1 SERPONG

TABEL. 1

PENGERTIAN FILSAFAT

NO MATERI PERTANYAAN JUMLAH

RESPONDENPERSENTASE

1 SEPERTI APA PENGERTIAN

FILSAFAT MENURUT MU 33

A MEMAHAMI 16 48, 4 %

Page 46: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xlvi

B KURANG MEMAHAMI 10 30, 4 %

C TIDAK MEMAHAMI 7 21, 2 %

Berdasarkan data tersebut di atas dapat dilihat bahwa dari 33 siswa / responden

terbagi pada tiga poin jawaban yakni : yang memahami filsafat, yang kurang memahami

dan yang tidak memahami filsafat. Dari Madrasah tersebut yakni Madrasah Aliyah

Negeri 1 Serpong, sekolah tersebut dalam memberikan pandangan terhadap filsafat

sangat beragam.

Dari 33 responden siswa yang memahami filsafat sebanyak 16 siswa atau 48, 4 % bagi

yang kurang memahami 10 siswa atau 30, 4 % dan yang tidak memahami sebanyak 7

siswa atau 21, 2 %.

Bagi siswa yang memahami filsafat secara benar disebabkan siswa tersebut aktif

dalam mengikuti kegiatan – kegiatan Organisasi dan Rohis disekolah masing – masing

dan diluar sekolah. Hasil pantauan penulis keperpustakaan sekolah, ternyata ada buku –

buku yang terkait dengan filsafat walaupun hanya beberapa saja koleksi buku – buku

filsafat.

Bagi siswa yang kurang memahami filsafat mereka hanya tahu filsafat adalah

cara berpikir yang sistematis, tanpa tahu apa pengertian filsafat selanjutnya. Hal ini

disebabkan siswa hanya dapat materi dari sekolah tanpa mengikuti kegiatan

keorganisasian dan Rohis didalam dan diluar sekolah. Berbeda halnya bagi siswa yang

tidak memahami filsafat mereka tidak menyimak materi tentang filsafat dan tidak

mengikuti materi pelajaran dengan baik.

Page 47: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xlvii

TABEL. 2

FILSAFAT PADA KESESATAN

NO MATERI PERTANYAAN JUMLAH

RESPONDENPERSENTASE

2 APAKAH FILSAFAT MEMBAWA

PADA KESESATAN

33

A JAWABAN YA 27 81, 9 %

B JAWABAN TIDAK 6 18, 1 %

Pada tabel diatas dapat dilihat siswa yang menyatakan filsafat dapat membawa

pada kesesatan sebanyak 27 siswa atau 81, 9 % siswa yang menyatakan tidak membawa

pada kesesatan sebanyak 6 siswa atau 18, 1 %.

Bila dilihat dari angket yang tersebar dan penelusuran yang yang dilakukan

penulis, siswa yang menyatakan setuju terhadap filsafat dapat membawa pada kesesatan

dikarenakan adanya kebingungan dalam ilmu filsafat tersebut kebingungan tersebut

dikarenakan kajian filsafat yang didapat disekolah dan dimasyarakat mengalami

perubahan yang sangat jauh bila disekolah hanya diajarkan hanya pada pengenalan para

tokoh dan sedikit tentang pemikirannya, namun berbeda dimasyarat pemahaman filsafat

dianggap sebagai ilmu yang harusnya tidak perlu dipelajari.

Berbeda dengan siswa yang menyatakan filsafat tidak membawa pada kesesatan

sebanyak 6 siswa / responden atau 18, 1%. Siswa. Siswa yang menyatakan filsafat tidak

membawa kesesatan dikarenakan adanya pemahaman atau cara berpikir siswa yang

lebih baik, dikarnakan siswa melihat pemahaman filsafat dari segi ilmu, dimana setiap

Page 48: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xlviii

ilmu bagi sebagian siswa harus dipelajari tanpa membeda - bedakan ilmu apa dan

nantinya pemikiranlah yang menyatakan ilmu itu baik atau buruk.

TABEL. 3

MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI ( FILSAFAT )

NO MATERI PERTANYAAN JUMLAH

RESPONDEN PERSENTASE

3

APAKAH ANDA SETELAH

LULUS INGIN MEMILIH

JURUSAN FILSAFAT

33

A JAWABAN YA 9 27, 3 %

B JAWABAN TIDAK 24 72, 7 %

Berdasarkan data diperoleh, siswa yang menyatakan kesiapan untuk memasuki

filsafat hanya 9 siswa / responden atau 27, 3 %. Dan yang menyatakan tidak masuk

dalam filsafat sebanyak 24 siswa / responden atau 72, 7 %. Dari kedua jawaban tersebut

bagi siswa yang menyatakan ketidak inginan masuk dalam filsafat dikarenakan tidak

ingin pusing dan tidak ingin terjebak dalam pemahaman yang sulit – sulit. Dalam

pemahaman siswa tidak lepas dari pendapat - pendapat para pendidik diluar sekolah

seperti guru – guru agama diluar sekolah yang menyatakan bahwa ilmu filsafat dapat

membawa seseorang pada penyimpangan - penyimpangan agama.

Berbeda dengan siswa yang menyatakan kesetujuannya masuk dalam filsafat

mereka dalam berpikir lebih pada kebebasan cara berpikir. Namun disayangkan dari

hasil wawancara sebagian siswa ada yang menyatakan “kalau saya lulus dari sekolah

Page 49: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

xlix

saya masuk dalam filsafat dikarnakan jika saya tidak masuk dalam perguruan tinggi

yang saya pilih”.

TABEL. 4

FILSAFAT DIPELAJARI DISEKOLAH

NO MATERI PERTANYAAN JUMLAH

RESPONDEN PERSENTASE

4

APAKAH ANDA SETUJU

DENGAN MATERI FILSAFAT

DAPAT DIPELAJARI PADA

SEKOLAH TINGKAT ATAS (

MADRASAH ALIYAH ).

33

A SETUJU 29 87, 8 %

B TIDAK SETUJU 4 12, 2 %

Dari data diatas terlihat jelas dari 33 siswa menyatakan setuju sebanyak 29 siswa

atau sebanyak 87, 8 %, dan yang tidak setuju terhadap materi filsafat sebanyak 4 siswa

atau 12, 2 %.

Dari data tersebut diatas bagi siswa yang menyatakan setuju terhadap materi

filsafast dapat dipelajari disekolah disebabkan, siswa berpandangan untuk menambah

wawasan dan cara berpikir yang lebih baik dikalangan pelajar, dari hasil wawancara

Page 50: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

l

adanya pemahaman siswa bahwa setiap ilmu tidaklah menyesatkan, namun bagaimana

siswa yang akan menilainya sesat atau tidak ilmu tersebut.42

Bagi siswa yang menyatakan ketidak setujuannya terhadap ilmu filsafat

dikarenakan mereka meyakini filsafat merupakan ilmu yang tidak diperlukan dalam

materi sekolah dan juga dikehidupan masyarakat. Ketidak setujuan mereka didasari juga

dengan pemahaman filsafat diangggap menyimpang dari norma norma masyarakat dan

pemahaman keagamaan. Hal ini didasari dengan beberapa tokoh penulis dinegeri ini dan

para pendidik dimasyarakat yang memberikan pmahaman filsafat secara liar. Dari

wawancara yang penulis laksanakan dengan seorang guru / ustadz, menyatakan “masih

labilnya cara berpikir siswa pada akhirnya ditakutkan nantinya mereka menyimpang

dari norma masyarakat dan syariat agama.”43

TABEL.5

FILSAFAT SANGAT SULIT DIPAHAMI

NO MATERI PERTANYAAN JUMLAH

RESPONDEN PERSENTASE

5

APAKAH ANDA

MENGALAMI KESULITAN

DALAM MEMAHAMI

FILSAFAT

33

A JAWABAN YA 27 81, 9 %

B JAWABAN TIDAK 6 18, 1 %

42 Wawancara pribadi dengan, M. Farizal fahriz, siswa MAN I Serpong, kelas IPA. Pamulang.

Tanggal 22 Desember. 2006. 43 wawancara pribadi dengan, Ust, Lukman Al Hakim, dan beberapa Guru Madrasah Aliyah.

Pamulang. 17, Desember 2006

Page 51: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

li

Berdasarkan data diatas terlihat pada tabel sebagian siswa menyatakan kesulitan

dalam memahami kajian filsafat sebanyak 27 siswa atau 81, 9 %. Dan yang merasa

tidak mengalami kesulitan dalam memahami filsafat hanya 6 siswa atau 18, 1 %, dari

33 siswa yang menjawab. Bagi siswa yang mengalami kesulitan dikarenakan adanya

perbedaan pemahaman yang didapat disekolah dengan yang didapat di kehidupan sehari

– hari atau masyarakat, jika disekolah siswa mendapat materi filsafat hanya sekedar

tokoh dan sekilas tentang pemikiran tokoh tersebut. Namun di masyarakat atau di

kegiatan ta’lim remaja, siswa dapat pemahaman filsafat secara liar dengan pemberian

materi yang tidak mendasar dari para guru mengaji. Dengan pernyataan dari beberapa

siswa yang penulis wawancarai bahwa “filsafat ilmu yang hanya sekedar melelahkan

dan tidak ada hikmah yang dapat diambil dari ilmu tersebut”.

Berbeda dengan siswa yang tidak mengalami kesulitan terhadap ilmu filsafat

walaupun secara persentase sangat sedikit. Disebabkan siswa tersebut menyatakan

filsafat merupakan ilmu yang bisa dipelajari siapa saja.

TABEL. 6

SULIT MENDAPAT MATERI

NO MATERI PERTANYAAN JUMLAH

RESPONDENPERSENTASE

6

APAKAH ANDA KESULITAN

DALAM MENDAPATKAN

MATERI FILSAFAT

33

A JAWABAN YA 18 54, 6 %

Page 52: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

lii

B JAWABAN TIDAK 15 45, 4 %

Berdasarkan data diatas yang menyatakan kesulitan mendapat materi filsafat

sebanyak 18 siswa atau 54, 6 % dan yang menyatakan tidak sulit mendapat materi

filsafat sebanyak 15 siswa atau 45, 4 %. Hal yang menyebabkan siswa kesulitan

mendapat materi filsafat tidak semua toko buku dan perpustakaan memiliki buku kajian

filsafat.

Berbeda dengan siswa yang menyatakan tidak sulit mendapat materi filsafat

dikarnakan siswa memiliki teman – teman dari kalangan mahasiswa terkadang siswa

diajak untuk mengikuti kajian – kajian. Terkadang pula materi filsafat didapat dari hasil

kajian tersebut.

TABEL.7

HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN AGAMA

NO MATERI PERTANYAAN JUMLAH

RESPONDEN PERSENTASE

7

APAKAH ADA KETERKAITAN

ANTARA FILSAFAT DAN

AGAMA

33

A JAWABAN YA 29 87, 9 %

B JAWABAN TIDAK 4 12, 1 %

Berdasarkan data di atas siswa yang menyatakan filsafat memiliki hubungan

dengan agama sebanyak 29 siswa atau 87, 9 % siswa dan siswa yang menyatakan

Page 53: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

liii

filsafat tidak memiliki hubungan dengan agama sebanyak 4 siswa atau 12, 1 %. Dari

33 siswa yang diberikan angket.

Berdasarkan jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang menyatakan

filsafat memilki keterkaitan dengan agama dikarenakan bahwa agama juga

mengajarkan manusia untuk berpikir dan menggunakan akal dalam bertindak dan

berbuat begitu juga halnya dengan filsafat.

Dari hasil wawancara dinyatakan bahwa keterkaitan antara filsafat dan agama

bisa dilihat pada tokoh tokoh pemikir Islam yang membidangi masalah filsafat. Didalam

ayat Al – Qur’an manusia diperintahkan untuk menggunakan akal untuk berpikir dan

merenungkan alam.

Bagi siswa yang menyatakan tidak adanya hubungan antara filsafat dengan

agama dikarenakan sejarah awal filsafat dari Yunani bukan dari Islam jadi Islam tidak

mengenal filsafat dan ilmu filsafat juga bukan ilmu yang seharusnya dipelajari bagi

umat Islam karena tidak ada ajaran atau perintah dari Al Qur’an maupun hadits.

TABEL. 8

TOKOH DALAM FILSAFAT

NO MATERI PERTANYAAN JUMLAH

RESPONDEN PERSENTASE

8 APAKAH ANDA MENGENAL

TOKOH - TOKOH FILSAFAT 33

A MENGENAL 28 84, 5 %

B TIDAK MENGENAL 6 15, 5 %

Page 54: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

liv

Berdasarkan data yang diperoleh dari 33 siswa. Dengan materi pertanyaan

apakah anda mengenal tokoh – tokoh filsafat hampir dari 33 siswa menyatakan

mengenalnya, terlihat Pada table yang mengenal tokoh filsafat sebanyak 28 siswa atau

84, 5 %. Bagi siswa yang mengenal tokoh filsafat siswa dapat mengenal tokoh dari

materi pelajaran SKI dan bagi siswa yang mengenal tokoh hampir semua siswa

menjawab pada tokoh Ibnu Rusyd dan M. Iqbal di karenakan itulah tokoh yang mereka

pelajari di sekolah namun ada sebagian siswa menyatakan tokoh- tokoh filsafat di

Negeri ini seperti tokoh seperti Ulil Abshar Abdala, Abdurahman Wahid/ Gusdur,

Nurcholis Madjid. Bagi siswa yang tidak mengenal tokoh filsafat di karenakan tidak

mengenal siapa tokoh filsafat. Dan bagi siswa yang tidak mengenal tokoh filsafat

sebanyak 6 siswa atau 15, 5%.

Page 55: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

lv

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Dilihat dari cara pandang dan cara berpikir siswa dalam memberikan jawaban

terhadap pertanyaan yang diberikan. Terlihat semua siswa dapat memberikan

pemahaman filsafat secara baik, namun disayangkan pemahaman yang telah

tertanam dengan baik, mereka tidak dapat pemahaman yang baik pula diluar

sekolah, siswa diluar sekolah dihadapkan pada pemahaman filsafat yang dapat

membawa kepada hal yang positif seperti, pemahaman sebagian masyarakat :

filsafat adalah sebuah penyelewengan agama bahkan akan membawa pada

penyimpangan – penyimpangan norma – norma dimasyarakat.

B. Saran.

Untuk menjadi pertimbangan dan penerapan dalam pembelajaran disekolah,

beberapa poin catatan yang penulis sampaikan yakni :

1. Untuk memberikan pemahaman siswa terhadap kajian ilmu filsafat.

2. Adanya peningkatan kesadaran dalam hal pemikiran yang lebih sistematis,

terarah dan jelas.

3. adanya penambahan buku - buku kajian filsafat diperpustakaan sekolah, tidak

hanya buku yang mengenalkan tokoh tokoh dari Andalusia saja namun ada juga

buku - buku yang mengenalkan tokoh – tokoh filsafat diluar anadalusia.

4. Adanya pendidikan dasar – dasar filsaat bagi siswa sejak dini.

5. Diperlukannya mata plajaran khusus yang membidangi kajian filsafat di setiap

sekolah tingkat atas.

Page 56: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

lvi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta : Reineka Cipta, 1996.

Asyarie, Musa. Filsafat Islam, Sunah Nabi Dalam Berpikir. Yogyakarta : Lesfi, 2002.

Badan penelitian dan pengembangan Depdagri dan Otda, Metode Penelitian Sosial.

Jakarta : 2000.

Bagus, Lorens. Kamus Filsafat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2002.

Bakhtiar, Amsal. Filsafat Agama. Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999.

Bertens, K. Etika. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2002.

Gazalba, Sidi. Sistematika Filsafat. Jakarta : Bulan Bintang, 1992.

Gholib, Ahmad. Teologi Dalam Perspektif Islam. Jakarta : UIN press, 2005.

Hadiwijiono, Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. Jakarta : Kanisius, 1980.

Hanafi. Ahmad. Pengantar Filsafat Islam. Jakarta : Bulan Bintang, 1996.

Kahruddin, Mahdiyah. Remaja dan Dakwah Islam dan Perjuangan. Jakarta : Kalam

Mulia, 1993.

Kartanegara, Mulyadi. Menyibak Tirai Kejahilan. Bandung : Mizan, 2003.

Kattsoff, Louis.O. Pengantar Filsafat. Yogyakarta : Tiara Wacana, 1996.

Koentjaraningrat. Methodologi Penelitian Masyarakat. Jakart, 1985.

Maleong, lexy J. Methode Penelitian Kwalitatif. Bandung : PT Rosda Karya, 2000.

Maliki, Ekky. Why not (Remaja Doyan Filsafat ). Bandung : Darr Mizan, 2003.

Mundari. Logika. Jakarta : Raja grafindo Persada. 2003.

Muslih, M. Filsafat Umum ( Dalam Pemahaman Praktis ). Bogor : Belukar. 2005.

Mustofa, Abdul. Filsafat Islam. Bandung : Pustaka Setia, 1997.

Nasution, Hasimsyah. Filsafat Islam. Jakarta : Gaya Media Pratama (GMP), 2002.

Page 57: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

lvii

Surya, Mohammad. Psikologi Perkembangan Publikasi Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan. Bandung : Fak. Pendidikan IKIP, 1978.

Takwin, Bagus. “Dasar Dasar filsafat.”artikel diakses tanggal 2 Juli 2003 dari http

://psikologi, webhostme.com/filsafat/filsafat.htm.

Wawancara pribadi dengan Arif Rahman siswa MAN 4 Pondok Pinang. Kelas IPS.

Pamulang, 20 Desember 2006.

----------------------, M. Farizal Fahriz siswa MAN 1 Serpong. Kelas IPA. Pamulang, 22

Desember. 2006.

----------------------, Ust. Lukman Al Hakim, dan beberapa guru Madrasah Aliyah.

Pamulang. 17 Desember 2006.

Page 58: Pandangan Siswa Terhadap Islam - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17423/1/ABDUL...mempunyai rasa cinta di dalam hatinya, ... BAB II PENGERTIAN

lviii