paket 3: imunologi hiv

81
Paket 3: Imunologi HIV dr. Fauqa Arinil Aulia, Sp.PK Sabtu, 25 Juni 2021

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paket 3: Imunologi HIV

Paket 3: Imunologi

HIV dr. Fauqa Arinil Aulia, Sp.PK

Sabtu, 25 Juni 2021

Page 2: Paket 3: Imunologi HIV

Sub-topik

• Pem. Lab. Immuno Defisiensi dan Reaksi Hipersensitivitas

• Pem. Lab. Penyakit Jaringan Ikat, Otoimun dan Penanda Tumor

• Pemeriksaan Imunologi Penyakit Infeksi & HIV

• Pemeriksaan Imunologi Transplantasi dan Sitokin

• Perbankan Darah dan Transfusi Darah

Page 3: Paket 3: Imunologi HIV

PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM HIV & AIDS

Endang Retnowati

Departemen-Instalasi Patologi Klinik

Tim Medik AIDS

FK Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo

2016

3

Page 4: Paket 3: Imunologi HIV

POKOK BAHASAN

I. Pendahuluan

II. Struktur virus

III. Perjalanan penyakit

IV. Karakteristik Tes HIV

V. Pemeriksaan Laboratorium

4

Page 5: Paket 3: Imunologi HIV

5

Siklus Pemeriksaan

HIV

Pengaturan

Data dan Lab

Keamanan

Layanan pelanggan

Persiapan pasien

Pengumpulan spesimen

Penerimaan Spesimen

Pengiriman

Spesimen

Kontrol Mutu

Penyimpanan

catatan

Pencatatan Kompetensi Staf

Evaluasi Pemeriksaan

Pemeriksaan

I. Pendahuluan

Page 6: Paket 3: Imunologi HIV

II. Struktur Virus

6

Struktur virus HIV (Rubbert A et al, 2007).

Page 7: Paket 3: Imunologi HIV

HIV-1 HIV-2

Inti p 24 p 26

Transmembran gp 41 gp 34

Membran luar gp 160/120 gp 140

7

Protein pada HIV-1 dan HIV-2

Page 8: Paket 3: Imunologi HIV

1

• Antigen yang dapat dideteksi pada pemeriksaan virus HIV antara lain, kecuali:

• A. p24

• B. NS1

• C. p26

• D. gp34

• E. gp41

Page 9: Paket 3: Imunologi HIV

2

• p24 adalah antigen pada HIV-1 yang terdapat pada bagian:

• A. inti

• B. transmembran

• C. membrane luar

• D. lipid layer

• E. semua benar

Page 10: Paket 3: Imunologi HIV

III. Perjalanan penyakit

1. Sindrom retroviral akut yang terjadi 2-3 minggu setelah infeksi HIV

2. Infeksi kronis HIV-asimtomatik : terjadi 2-3 minggu setelah tahap 1, gejala infeksi virus menghilang. Tahap ini berlangsung sekitar 10 tahun

3. Infeksi HIV/AIDS simtomatik : berlangsung sekitar 1-3 tahun dan keadaan tersebut dapat berakhir kematian.

10

Page 11: Paket 3: Imunologi HIV

11

Siklus Hidup HIV ( Schochetman G, 1994 )

Page 12: Paket 3: Imunologi HIV

12

Laboratory markers during HIV-1 disease progression

Page 13: Paket 3: Imunologi HIV

3

• Manifestasi klinis infeksi HIV yang benar adalah:

• A. sindrom retroviral akut terjadi 2-3 minggu setelah infeksi HIV

• B. sindrom retroviral akut terjadi 2-3 bulan setelah infeksi HIV

• C. sindrom retroviral akut terjadi 2-3 tahun setelah infeksi HIV

• D. sindrom retroviral akut terjadi 10-20 tahun setelah infeksi HIV

• E. infeksi kronis HIV-asimtomatik memberikan gejala flu-like syndrome

Page 14: Paket 3: Imunologi HIV

4

• Progress perjalanan penyakit pada infeksi HIV yang benar adalah:

• A. fase asimtomatik, fase akut, fase sindrom AIDS

• B. fase asimtomatik, fase akut, fase sindrom AIDS, fase konvalesens

• C. fase akut, fase asimtomatik, fase sindrom AIDS

• D. fase akut, fase sindrom AIDS, fase konvalesens

• E. semua benar

Page 15: Paket 3: Imunologi HIV

5

• Penanda yang digunakan pada infeksi HIV fase akut adalah:

• A. viral load

• B. hitung CD4

• C. antibodi anti-HIV

• D. A dan B benar

• E. A, B, dan C benar

Page 16: Paket 3: Imunologi HIV

16

Tujuan

pemeriksaan

Prevalensi

infeksi

Faktor

Risiko Strategi

pemeriksaan

Pemilihan Reagen

Keamanan

transfusi /

transplantasi

Semua

prevalensi I

Sensitivitas dan

spesifisitas > 99%

Surveilans

> 10 % I

< 10 % II

Sensitivitas > 99%

Spesifisitas > 98%

Diagnosis

Terdap

at

gejala

klinik

infeksi

HIV

> 30 % + I

< 30 % - II

Tanpa

gejala

klinik

infeksi

HIV

> 10 % + II

<10 % - III

Reagen I:

Sensitivitas > 99%

Reagen II:

Spesifisitas > 98%

Reagen III:

Spesifisitas > 99%

Rekomendasi pemakaian strategi pemeriksaan HIV dari dan WHO pada

berbagai tujuan pemeriksaan dan prevalensi infeksi dalam populasi

IDikutip dari WHO/BTS/99.1

Page 17: Paket 3: Imunologi HIV

6

• Yang digunakan untuk prosedur pre-transfusi dan transplantasi adalah:

• A. strategi pemeriksaan I

• B. strategi pemeriksaan II

• C. strategi pemeriksaan III

• D. strategi pemeriksaan IV

• E. strategi pemeriksaan V

Page 18: Paket 3: Imunologi HIV

7

• Yang digunakan untuk prosedur surveilans adalah:

• A. strategi pemeriksaan I

• B. strategi pemeriksaan II

• C. strategi pemeriksaan III

• D. strategi pemeriksaan I dan II

• E. strategi pemeriksaan II dan III

Page 19: Paket 3: Imunologi HIV

8

• Yang digunakan untuk prosedur diagnosis pada pasien dengan gejala klinis adalah:

• A. strategi pemeriksaan I

• B. strategi pemeriksaan II

• C. strategi pemeriksaan III

• D. strategi pemeriksaan I dan II

• E. strategi pemeriksaan II dan III

Page 20: Paket 3: Imunologi HIV

9

• Yang digunakan untuk prosedur diagnosis pada pasien dengan gejala klinis adalah:

• A. strategi pemeriksaan I

• B. strategi pemeriksaan II

• C. strategi pemeriksaan III

• D. strategi pemeriksaan I dan II

• E. strategi pemeriksaan II dan III

Page 21: Paket 3: Imunologi HIV

10.

• Syarat pemilihan reagen pada strategi I pemeriksaan HIV adalah:

• A. sensitivitas >99%, spesifisitas >99%

• B. sensitivitas >98%, spesifisitas >99%

• C. sensitivitas >99%, spesifisitas >98%

• D. sensitivitas >98%, spesifisitas >98%

• E. sensitivitas >97%, spesifisitas >98%

Page 22: Paket 3: Imunologi HIV

11

• Syarat pemilihan reagen kedua pada strategi II pemeriksaan HIV adalah:

• A. sensitivitas >99%, spesifisitas >99%

• B. sensitivitas >98%, spesifisitas >99%

• C. sensitivitas >99%, spesifisitas >98%

• D. sensitivitas >98%, spesifisitas >98%

• E. sensitivitas >97%, spesifisitas >98%

Page 23: Paket 3: Imunologi HIV

12

• Syarat pemilihan reagen pertama, kedua, dan ketiga pada strategi III pemeriksaan HIV secara berurutan adalah:

• A. sensitivitas >99%, spesifisitas >99%, spesifisitas >99%

• B. sensitivitas >99%, spesifisitas >99%, spesifisitas >98%

• C. sensitivitas >99%, spesifisitas >98%, spesifisitas >99%

• D. sensitivitas >98%, spesifisitas >98%, spesifisitas >98%

• E. sensitivitas >98%, spesifisitas >98%, spesifisitas >99%

Page 24: Paket 3: Imunologi HIV

Alur pemeriksaan anti-HIV untuk penyaring darah donor & transplantasi organ

24

A1

A1 positif

Anggap

sebagai

“positif”

A1 negatif

Anggap

sebagai

“negatif”

Jangan dipakai !!

Page 25: Paket 3: Imunologi HIV

Darah di periksaan dg ELISA / Rapid dengan tes yg mempunyai sensitivitas tinggi.

Hasil Reaktif / tdk dapat ditentukan dianggap terinfeksi.

Hasil Non Reaktif tidak terinfeksi.

Strategi ini dipakai untuk :

Pelayanan transfusi / transplantasi.

Surveilans (di daerah prevalensi tinggi > 10%)

STRATEGI I

Page 26: Paket 3: Imunologi HIV

13

• Yang dilakukan pada sampel darah dari donor yang terdeteksi positif pada strategi I pemeriksaan HIV adalah:

• A. konfirmasi dengan pemeriksaan viral load

• B. mengukur kadar CD4 sampel

• C. tidak digunakan

• D. A dan B benar

• C. A, B, dan C benar

Page 27: Paket 3: Imunologi HIV

27

A1

A2

A1 positif A1 negatif

Lapor sebagai “Non-reaktif”

A1 pos, A2 neg

Ulangi A1 & A2

A1 neg, A2 neg

A1 pos, A2 pos

Lapor sebagai “Reaktif”

posA1 pos, A2 A1 pos, A2 neg

Lapor sebagai “Indeterminate”

STRATEGI II : Alur Pem Anti- HIV untuk Surveilans

Page 28: Paket 3: Imunologi HIV

Strategi ini dipakai untuk :

- Surveilans HIV

Seluruh hasil yg tidak dapat ditentukan, dilaporkan & dianalisis secara terpisah pada setiap pelaporan surveilans tahunan.

STRATEGI II

Page 29: Paket 3: Imunologi HIV

Pemilihan reagensia

Penyaring darah & produk darah

serta transplantasi (strategi I) :

- Sensitivitas tertinggi, sebaiknya > 99 %

Surveilans (strategi II) :

- Pertama : Sensitivitas > 99 %

- Kedua : Spesifisitas > 98 %

Page 30: Paket 3: Imunologi HIV

30

Bersedia di tes HIV

Tes Antibodi HIV A1

Reaktif Nonreaktif

Tes Antibodi HIV

A2

Reaktif Nonreaktif

Ulang tes HIV A1 dan A2

Hasil pengulangan

Keduanya Nonreaktif

Keduanya Reaktif

Salah satu Reaktif

Tes antibodi HIV A3

Reaktif Nonreaktif

A1 (+) A2 (+) A3 (+)

A1 (+)

A2 (-)

A3 (+)

A1 (+)

A2 (+)

A3 (-)

A1 (NR)

A2 (+)

A3 (+)

A1 (NR)

A2 (R)

A3 (NR)

A1 (R)

A2 (NR)

A3 (NR)

Hasil Pengulangan

A1 (NR)

A2 (NR)

A1 non

reaktif

HIV Negatif

Berisiko

Tidak Ya

Indeterminate HIV Positif

Keputusan klinis

Laporan laboratorium

Alur pemeriksaan Diagnosis HIV

Page 31: Paket 3: Imunologi HIV

14

• Pada strategi II pemeriksaan HIV, jika didapatkan hasil pada reagen pertama positif dan pada reagen kedua negatif, maka diinterpretasi sebagai:

• A. positif

• B. negatif

• C. indeterminate

• D. invalid

• E. serokonversi

Page 32: Paket 3: Imunologi HIV

15

• Pada strategi II pemeriksaan HIV, jika didapatkan hasil pada reagen pertama positif dan pada reagen kedua negatif, yang harus dilakukan adalah:

• A. mengulang pemeriksaan dengan strategi I

• B. mengulang pemeriksaan dengan strategi II

• C. mengulang pemeriksaan dengan strategi III

• D. melakukan pemeriksaan viral load

• E. melakukan pemeriksaan CD4

Page 33: Paket 3: Imunologi HIV

• Mirip strategi II, tp dilakukan pd seluruh sampel yg positif, termasuk sampel dg hasil yg berlawanan sesudah pengulangan pemeriksaan

• Ke 3 pemeriksaan harus menggunakan preparat & metode antigen yg berbeda.

• Bila salah 1 dari ke 3 pemeriksaan negatif, maka hasil pemeriksaan dianggap meragukan.

STRATEGI III

Page 34: Paket 3: Imunologi HIV

Reagen HIV yang digunakan • Bahan / reagen harus sudah terdaftar di Kemenkes

• Sudah dievaluasi oleh Lab. Rujukan Nasional

• Enzyme Immunoassay (EIA) and Rapid test

• Untuk diagnostik menggunakan 3 macam reagen HIV :

- Sensitivitas reagen I > 99%

- Spesifisitas reagen II > 98%

- Spesifisitas reagen III > 99%

• Ketidaksesuaian hasil <5%

• Preparasi Antigen atau prinsip tes berbeda

34

Page 35: Paket 3: Imunologi HIV

• Prinsip tes dari reagen 1,2 dan 3 tidak sama. Reagensia yang dipakai pada pemeriksaan 1, 2 atau 3 mempunyai prinsip pemeriksaan (misalnya EIA, dot blot, imunokromatografi atau aglutinasi) yang berbeda

atau

• menggunakan antigen yang berbeda asal atau jenisnya.

35

Page 36: Paket 3: Imunologi HIV

• Biological assays tidak tepat 100%. Masing-masing biological assay mempunyai potensi menghasilkan false positive atau false negative.

36

Page 37: Paket 3: Imunologi HIV

INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN ANTI-HIV

Hasil positif

• Bila hasil A1 reaktif, A2 reaktif, A3 reaktif.

Hasil negatif

• Bila hasil A1 non-reaktif

• Bila hasil A1 reaktif, tetapi pada pengulangan A1 dan A2 non-reaktif

• Bila salah satu reaktif, tetapi tidak berisiko.

Hasil indeterminate

• Bila 2 hasil tes reaktif

• Bila hanya 1 tes reaktif, tetapi berisiko atau pasangan berisiko.

37

Page 38: Paket 3: Imunologi HIV

TINDAK LANJUT PEMERIKSAAN ANTI-HIV (1)

Tindak lanjut hasil positif

• Rujuk ke pengobatan HIV.

Tindak lanjut hasil negatif

• Bila hasil negatif & berisiko dianjurkan pemeriksaan ulang minimum 3 bulan, 6 bulan & 12 bulan dari pemeriksaan pertama sampai 1 tahun

• Bila hasil negatif dan tidak berisiko dianjurkan perilaku hidup sehat.

38

Page 39: Paket 3: Imunologi HIV

TINDAK LANJUT PEMERIKSAAN ANTI-HIV (2) • Tindak lanjut hasil indeterminate

• Tes perlu diulang dengan spesimen baru minimum setelah 2 minggu dari pemeriksaan yang pertama

• Bila hasil tetap indeterminate, dilanjutkan dengan pemeriksaan PCR

• Bila sarana pemeriksaan PCR tidak memungkinkan, rapid test diulang 3 bulan, 6 bulan & 12 bulan dari pemeriksaan pertama.

Bila 1 tahun hasil tetap indeterminate dan faktor risiko rendah, hasil dapat dinyatakan sebagai negatif.

39

Page 40: Paket 3: Imunologi HIV

Catatan penting (1) • Pemeriksaan HIV untuk menegakkan

diagnosis HARUS dan HANYA BOLEH dilakukan atas pengetahuan dan persetujuan individu yang diperiksa.

• Bila individu yang bersangkutan menolak untuk dilakukan pemeriksaan, maka individu yang bersangkutan HARUS memberikan pernyataan penolakan secara TERTULIS.

40

Page 41: Paket 3: Imunologi HIV

Catatan penting (2)

• Untuk individu yang baru didiagnosis, hasil reaktif harus dilakukan pemeriksaan ulang dengan bahan pemeriksaan baru, pada kondisi:

• pasien dengan risiko rendah

• perbedaan gejala klinik dan hasil laboratorium

41

Page 42: Paket 3: Imunologi HIV

• Serial (bukan Paralel) ◦ Sampel diperiksa dengan uji/reagen

pertama

◦ Uji pertama menentukan apakah diperlukan uji tambahan, bila hasil positif → lanjut dengan tes 2 → 3

Strategi pemeriksaan

Page 43: Paket 3: Imunologi HIV

Kemungkinan hasil dalam Algoritma Serial

43

Page 44: Paket 3: Imunologi HIV

16

• Syarat reagen yang digunakan pada strategi III pemeriksaan HIV adalah:

• A. sudah terdaftar di Kemenkes

• B. sudah dievaluasi oleh lab rujukan nasional

• C. ketidaksesuaian hasil <5%

• D. menggunakan prinsip pemeriksaan atau antigen yang berbeda

• E. semua jawaban benar

Page 45: Paket 3: Imunologi HIV

17

• Pada strategi III pemeriksaan HIV, yang dapat diinterpretasi sebagai negatif adalah, kecuali:

• A. Bila hasil A1 non-reaktif

• B. Bila hasil A1 reaktif, tetapi pada pengulangan A1 dan A2 non-reaktif

• C. Bila salah satu reaktif, tetapi tidak berisiko

• D. Bila salah satu reaktif, tetapi berisiko

• E. Bila ketiga reagen non-reaktif

Page 46: Paket 3: Imunologi HIV

18

• Pada strategi III pemeriksaan HIV, yang diinterpretasi sebagai indeterminate adalah, kecuali:

• A. Bila dua hasil tes reaktif

• B. Bila salah satu reaktif, tetapi berisiko

• C. Bila “garis kontrol” pada alat tidak berwarna merah

• D. A dan B benar

• E. A, B, dan C benar

Page 47: Paket 3: Imunologi HIV

19

• Yang benar pada pasien berisiko dengan hasil pemeriksaan HIV negatif adalah:

• A. mengulang pemeriksaan 1 tahun kemudian

• B. mengulang pemeriksaan 6 bulan kemudian

• C. mengulang pemeriksaan 3 bulan kemudian

• D. A dan B benar

• E. A, B, dan C benar

Page 48: Paket 3: Imunologi HIV

20

• Yang dilakukan pada pasien dengan hasil pemeriksaan indeterminate adalah, kecuali:

• A. mengulang pemeriksaan 2 minggu kemudian

• B. mengulang pemeriksaan 3 minggu kemudian

• C. mengulang pemeriksaan 1 bulan kemudian

• D. mengulang pemeriksaan 6 bulan kemudian

• E. mengulang pemeriksaan 12 bulan kemudian

Page 49: Paket 3: Imunologi HIV

V. Pemeriksaan laboratorium • Diagnosis HIV (Pemeriksaan

antibodi/antigen) • Enzyme Immunoassay (EIA)

• Pemeriksaan Rapid

• Western Blot (WB)

• Diagnosis awal untuk bayi • Antigen p24

• PCR DNA/RNA

• Mengawali dan memantau pengobatan • CD4

• Viral Load

49

Page 50: Paket 3: Imunologi HIV

• Penyaring : EIA, aglutinasi, dot-blot, imunokromatografi

• Konfirmasi : Western blot, imunofluoresensi.

Deteksi antibodi

Page 51: Paket 3: Imunologi HIV

EIA (Enzyme Immuno Assay) • memerlukan peralatan yang cangggih dan waktu

pemeriksaan yang cukup lama.

• Dapat mendeteksi antigen dan antibodi.

• Hasil : reaktif atau nonreaktif.

• Pemeriksaan antigen yang yang digunakan adalah p24 HIV.

• Antigen p24 biasanya dideteksi 1 - 3 minggu sesudah infeksi HIV. Namun deteksi antigen p24 belum dipakai sebagai dasar untuk menegakkan diagnosis infeksi HIV.

51

Page 52: Paket 3: Imunologi HIV

Rapid test • mudah penggunaannya dan tidak

memerlukan peralatan yang canggih, waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan relatif cepat sekitar 10-20 menit (misal : aglutinasi, imunodot, imunokromatografi).

• Tes ini mendeteksi antibodi, antibodi dan antigen p24

• Hasil reaktif atau nonreaktif.

• Meningkatkan akses untuk pencegahan (VCT/PITC) dan intervensi (PMTCT)

52

Page 53: Paket 3: Imunologi HIV

53

Rapid test

Page 54: Paket 3: Imunologi HIV

• Ada 3 kemungkinan hasil pemeriksaan untuk 1 pemeriksaan antibodi HIV pemeriksaan :

• Reaktif – ketika keduanya baik pita pemeriksaan dan pita kontrol tampak.

• Non-reaktif – ketika hanya pita kontrol yang tampak.

• Tidak sah/Invalid – ketika pita kontrol tidak tampak.

jika pemeriksaan menghasilkan hasil tidak sah, maka pemeriksaan ini gagal. Pemeriksaan HARUS diulangi.

54

Page 55: Paket 3: Imunologi HIV

55

Page 56: Paket 3: Imunologi HIV

Western Blot (WB)

• merupakan tes konfirmasi antibodi-HIV dan digunakan untuk menyelesaikan masalah hasil pemeriksaan yang indeterminate

56

Page 57: Paket 3: Imunologi HIV

Gambar 1. Struktur Virus HIV 57

Page 58: Paket 3: Imunologi HIV

PEMILIHAN EIA ATAU RAPID TEST 1. Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan

hasil

2. Jumlah spesimen yang diperiksa dalam satu kali pengerjaan

3. Sarana dan prasarana yang tersedia.

4. Reagensia dengan masa kadaluarsa yang lebih panjang

58

Page 59: Paket 3: Imunologi HIV

59

SENSITIVITAS

Sensitivitas epidemiologi/ klinikal : Kemampuan reagensia untuk mendeteksi semua individu yg telah terinfeksi (= setelah

melalui serokonversi).

Sensitivitas analitikal : Kemampuan reagensia untuk mendeteksi sejumlah kecil analit (mis : Ab), waktu

kemunculan tiap jenis Ab sangat berpengaruh, mis. pd inf HIV anti-p24 muncul lebih dulu

Jelaslah tidak semua reagensia mempunyai persamaan sensitivitas analitikal walaupun mempunyai sensitivitas epidemiologi yang sama.

SensitiVitas = __TP__ x 100%

TP+FN

Page 60: Paket 3: Imunologi HIV

• Sensitivitas : kemampuan kepekaan sebuah tes untuk mendeteksi. Tes dengan sensitivitas tinggi akan memberikan hasil “false negative” yang sangat kecil.

• Contoh : pelayanan transfusi darah.

60

Page 61: Paket 3: Imunologi HIV

61

SPESIFISITAS

Kemampuan assay menentukan individu yang benar- benar seronegatif.

Spesifisitas = __TN__ x 100%

TN+FP

Setiap hasil FP sebaiknya diulang duplicate, jika salah satu hasilnya positif maka tentukan hasil sebagai reaktif.

Page 62: Paket 3: Imunologi HIV

• Spesifisitas : menggambarkan kemampuan ketepatan tes sebagai ”true non-case”.

• Tes dengan spesifisitas tinggi akan memberikan hasil “false positive” sangat rendah.

62

Page 63: Paket 3: Imunologi HIV

HASIL EVALUASI REAGEN HIV DARI RSCM (Per Mei 2010)

N

o. Kit Manufacturer

Type of

kit Sensitivity Specificity Month

1 Abbott HIV 1/2 gO Abbott EIA 100.00 99.43 December 2001

2 Enzygnost anti-HIV 1/2 Plus Dade Behring EIA 99.34 98.30 December 2001

3 Murex HIV-1.2.O Abbott EIA 100.00 97.16 December 2001

4 HIV Uniform II Ag.Ab Organon Teknika EIA 98.68 96.59 December 2001

5 Vidas HIV Duo BioMerieux EIA 98.68 97.16 December 2001

6 Serodia HIV-1/2 Fujirebio Rapid 98.68 93.71 December 2001

7 Entebe HIV Dipstick Hepatika

Laboratories

Rapid 98.03 99.43 December 2001

8 Immunocomb II HIV 1&2

BiSpot

PBS Orgenics Rapid 98.68 99.43 December 2001

9 HIV Spot Genelabs

Diagnostics

Rapid 94.70 100.00 December 2001

10 Hexagon HIV Human Rapid 97.37 100.00 December 2001

11 Determine HIV ½ Abbott Rapid 98.68 100.00 December 2001

12 HIV 1&2 Antibody Rapid

Pemeriksaant

Oncoprobe Biotech Rapid 97.39 98.86 December 2001

13 Eucardio HIV EIA Lab Inc EIA 49.34 98.30 December 2001

14 HIVase 1+2 General Biologicals EIA 84.21 90.91 December 2001

15 dBest One Step HIV-1/HIV-2

Pemeriksaant Strip

AmeriTek Rapid 98.03 80.11 December 2001

16 Capillus HIV-1/HIV-2 Trinity Biotech Rapid 96.05 99.43 December 2001

17 Genie II HIV-1/HIV-2 BioRad Rapid 95.39 99.43 December 2001

Page 64: Paket 3: Imunologi HIV

Penyebab hasil positif palsu 1. kesalahan pada waktu penanganan sampel

(tertukar)

2. reaksi silang dengan antibodi HLA-DR

3. terjadi reaksi silang dengan antigen yang menggunakan viral lysate

4. otoreaktif antibodi, sampel yang dibekukan dan dicairkan berulangkali

5. penyakit hati yang berat

6. penyakit keganasan.

7. Epstein Barr Virus

8. Hiperbilirubinemia

9. Serum lipemik

10. Infeksi virus akut.

64

Page 65: Paket 3: Imunologi HIV

Hasil negatif palsu dapat disebabkan

1. kesalahan penanganan sampel

2. pemeriksaan yang terlalu dini (kadar antibodi HIV masih rendah) pada periode jendela,

3. disfungsi sel B

4. defek sintesis antibodi.

65

Page 66: Paket 3: Imunologi HIV

CD4

Bloods

RBC WBC

Lymphocytes

T cells

T

Helper/inducer

(CD4+)

T supressor/cytoto

xic

(CD8+)

B cells NK

cells

Monocytes granulocyte

s

Platelets

66

Page 67: Paket 3: Imunologi HIV

T – cell subsets

T

T T C H

CD3

CD3

CD3

CD8 CD4

67

Page 68: Paket 3: Imunologi HIV

CD4 - menentukan prognosis klinis,

- mengkaji kriteria inisiasi ARV,

- memonitor terapi.

Jumlah CD4 bisa dilakukan dengan metoda manual atau otomatis.

68

Page 69: Paket 3: Imunologi HIV

Viral Load • merupakan pengukuran kuantitatif molekuler

untuk menentukan jumlah HIV di dalam darah.

• Semakin tinggi viral load (jumlah HIV di dalam darah), semakin hebat progresivitas penyakit.

• Tes konfirmasi.

69

Page 70: Paket 3: Imunologi HIV

• Baseline viral load di plasma harus diukur sesaat sebelum pemberian ART yang dilanjutkan dengan monitoring secara berkala.

• Pemberian ART mengganggu replikasi virus yang menyebabkan penurunan kadar virion (partikel virus) pada aliran darah.

• ART akan memperlambat progresi penyakit serta me↑ prognosis pasien.

• Indikasi keberhasilan terapi dapat terlihat pada penurunan 1.5 sampai 2 log pada viral load plasma dalam 4-6 minggu.

70

Page 71: Paket 3: Imunologi HIV

• ART yang efektif →→viral load tidak terdeteksi (di bawah kadar batas yang dapat dideteksi oleh instrumen) dalam 4 - 6 bulan

• merupakan cara yang paling efektif untuk mendeteksi kegagalan terapi.

71

Page 72: Paket 3: Imunologi HIV

DIAGNOSIS HIV PADA BAYI DAN ANAK

• Diagnosis dini HIV anak menentukan waktu mulainya pengobatan.

• Bayi dan anak lebih cepat progresivitas penyakit dibanding dewasa.

• Antibodi (Ab)-HIV maternal yang ditransfer secara pasif selama kehamilan dapat terdeteksi sampai umur anak 18 bulan→ interpretasi hasil positif uji Ab HIV menjadi lebih sulit pada usia < 18 bulan

72

Page 73: Paket 3: Imunologi HIV

• Diagnosis HIV pada anak-anak yang berusia kurang dari 18 bulan adalah dengan pemeriksaan virologi :

- pemeriksaan HIV DNA-PCR

atau

- pemeriksaan HIV RNA.

73

Page 74: Paket 3: Imunologi HIV

Metode Pemeriksaan • PCR DNA kualitatif : mendeteksi adanya HIV

provirus DNA yaitu hasil integrasi DNA virus dengan DNA sel host.

• PCR RNA kuantitatif karena memiliki sensitifitas yang lebih rendah dari pada PCR DNA kualitatif.

74

Page 75: Paket 3: Imunologi HIV

Sampel

• Pemeriksaan PCR DNA

- darah (whole blood) dengan antikoagulan EDTA atau ACD (anticoagulant citrate dextrose)

- tetes darah kering/dried blood spots (DBS).

75

Page 76: Paket 3: Imunologi HIV

21

• Rumus untuk menghitung sensitivitas analitik adalah:

• A. TP/(TP+FN) x 100%

• B. TP/(TP+FP) x 100%

• C. TP/(TN+FN) x 100%

• D. TP/(TN+FP) x 100%

• E. TP/(TN+FN) x 100%

Page 77: Paket 3: Imunologi HIV

22

• Rumus untuk menghitung spesifisitas analitik adalah:

• A. TN/(TP+FN) x 100%

• B. TN/(TP+FP) x 100%

• C. TP/(TN+FP) x 100%

• D. TN/(TN+FP) x 100%

• E. TN/(TN+FN) x 100%

Page 78: Paket 3: Imunologi HIV

23

• Tujuan pemeriksaan CD4 pada infeksi HIV adalah:

• A. menegakkan diagnosis

• B. menentukan prognosis klinis

• C. mengkaji kriteria inisiasi ARV

• D. memonitor terapi

• E. semua jawaban benar

Page 79: Paket 3: Imunologi HIV

24

• Indikasi keberhasilan terapi dapat terlihat pada

• A. penurunan 0.5 – 1 log pada viral load plasma dalam 4-6 minggu

• B. penurunan 1 – 1.5 log pada viral load plasma dalam 1-2 minggu

• C. penurunan 1.5 – 2 log pada viral load plasma dalam 4-6 minggu

• D. penurunan 1.5 – 2 log pada viral load plasma dalam 1-2 minggu

• E. penurunan 1.5 – 2 log pada viral load plasma dalam 4-6 minggu

Page 80: Paket 3: Imunologi HIV

25

• Diagnosis HIV pada anak-anak yang berusia kurang dari 18 bulan adalah dengan pemeriksaan:

• A. hitung jumlah CD4

• B. rapid tes antigen p24

• C. ELISA antibodi anti-HIV

• D. HIV RNA

• E. HIV DNA

Page 81: Paket 3: Imunologi HIV

TERIMA KASIH

81