pakan buatan

59
G i z i I k a n PENDAHULUAN Keberhasilan budidaya ikan/udang ditunjang oleh tingginya laju pertumbuhan dan atau rendahnya mortalitas . Hal ini sangat tergantung pada seberapa jauh campur tangan manusia dalam mengendalikan faktor penentu yang meliputi kualitas air, nutrisi serta faktor biologis dari ikan atau udang itu sendiri. Nutrisi sebagai salah satu faktor yang secara langsung mempengaruhi laju pertumbuhan maupun kesehatan ikan/udang, perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dalam penanganannya. Tersediannya nutrisi dapat diperoleh dari dua sumber yaitu makanan alami dan makanan buatan yang harus tersedia secara berkesinambungan dan intensif, agar produksi yang dicapai dapat memberikan hasil yang maksimal. Di dunia perikanan dikenal beberapa jenis pakan ikan/udang yaitu : Plankton (Phytoplankton dan Zooplankton), Organisme dasar (Cacing & Detritus), Tanaman Air (Hydrilla, daun sente, kangkung), Pakan Segar( Ikan rucah, Kupang, Remis dll) dan Pakan Buatan (Factory Feed). Masalah yang sering dihadapi adalah bahwa jumlah pakan alami dalam kolam/tambak sangat terbatas, sehingga laju pertubuhan ikan/udang rendah dan waktu pemanenan yang lama, kondisi ini harus ditopang dengan pemberian pakan buatan sesuai dengan kebutuhan ikan. Disisi lain penambahan pakan buatan akan berakibat terjadi peningkatan biaya produksi dan bisa mencapai 60-70 %, sehingga pemilihan dan pembuatan pakan buatan sangatlah penting. Pakan ikan sebaiknya mengandung beberapa zat gizi yang Teknologi Pakan Semester 3 1 BAB I

Upload: theo-ap

Post on 12-Jan-2016

129 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

1

TRANSCRIPT

Page 1: Pakan Buatan

G i z i I k a n

PENDAHULUAN

Keberhasilan budidaya ikan/udang ditunjang oleh tingginya laju

pertumbuhan dan atau rendahnya mortalitas . Hal ini sangat tergantung pada

seberapa jauh campur tangan manusia dalam mengendalikan faktor penentu

yang meliputi kualitas air, nutrisi serta faktor biologis dari ikan atau udang itu

sendiri.

Nutrisi sebagai salah satu faktor yang secara langsung mempengaruhi

laju pertumbuhan maupun kesehatan ikan/udang, perlu mendapat perhatian

yang sungguh-sungguh dalam penanganannya. Tersediannya nutrisi dapat

diperoleh dari dua sumber yaitu makanan alami dan makanan buatan yang

harus tersedia secara berkesinambungan dan intensif, agar produksi yang

dicapai dapat memberikan hasil yang maksimal.

Di dunia perikanan dikenal beberapa jenis pakan ikan/udang yaitu :

Plankton (Phytoplankton dan Zooplankton), Organisme dasar (Cacing &

Detritus), Tanaman Air (Hydrilla, daun sente, kangkung), Pakan Segar( Ikan

rucah, Kupang, Remis dll) dan Pakan Buatan (Factory Feed).

Masalah yang sering dihadapi adalah bahwa jumlah pakan alami dalam

kolam/tambak sangat terbatas, sehingga laju pertubuhan ikan/udang rendah

dan waktu pemanenan yang lama, kondisi ini harus ditopang dengan

pemberian pakan buatan sesuai dengan kebutuhan ikan. Disisi lain

penambahan pakan buatan akan berakibat terjadi peningkatan biaya produksi

dan bisa mencapai 60-70 %, sehingga pemilihan dan pembuatan pakan buatan

sangatlah penting. Pakan ikan sebaiknya mengandung beberapa zat gizi yang

diperlukan antara alain protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.

Secara teknis pakan ikan harus mempunyai karakteristik-karakteristik

tertentu antara lain :

Mudah dilihat oleh ikan/udang

Tersuspensi dalam air (plankton/powder)

Ukuran sesuai dengan bukaan mulut

Bergizi / kaya akan nutrisi

Cocok / sesuai dengan selera / mempunyai (aroma khas)

Teknologi Pakan Semester 3 1

BABI

Page 2: Pakan Buatan

1. Protein

Protein merupakan unsur terpenting dalam pakan ikan dalam memacu

laju pertumbuhan. Protein mempunyai beberapa fungsi dalam tubuh ikan

yaitu antara lain sebagai :

Zat pembangun

Membentuk jaringan tubuh yang baru, menggantikan sel yang rusak

dan membantu dalam reproduksi

Zat pengatur

Berperan dalam pembentukan hormon dan enzim yang menjaga dan

mengatur proses metabolisme dalam tubuh ikan/udang

Zat pembakar

Menghasilkan energi untuk kebutuhan energi tubuh jika jumlah energi

dari unsur karbohidrat dan lemak tidak terpenuhi (sparing efek)

Molekul protein merupakan susunan dari beberapa asam amino. Ada

beberapa asam amino esensial yang sangat penting bagi ikan. Di alam

terdapat lebih kurang 50 jenis asam amino. Asam-asam amino esensial

tersebut antara lain : arginin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin,

fenilalanin, treonin, triptopan dan valin.

2. Lemak

Lemak berfungsi sebagai sumber energi disamping karbohidrat. lemak

dapat juga berperan sebagai penyerap mineral-mineral tertentu dan pelarut

beberapa vitamin seperti : vitamin A, D, E dan K.

Lemak yang tersusun dari beberapa asam lemak terdiri dari dua jenis

yaitu asam lemak tak jenuh dan jenuh. Asam lemak jenuh sangat dibutuhkan

oleh ikan atau udang, contoh asam lemak ini antara lain asam lemak linoleat

dan asam lemak linolenat.

Pada pakan bahan lemak dapat mengakibatkan bau tengik akibat proses

oksidasi lemak, sehingga jumlah lemak pada pakan biasanya dibatasi dalam

jumlah tertentu. Untuk menghindari proses oksidasi lemak maka didalam

pembuatan pakan sering diberi tambahan bahan antioksidan.

3. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam pakan dan harganya

relative murah. Bahan-bahan ini berasal dari limbah pertanian atau tumbuh-

tumbuhan yang berfotosintesa. Bahan karbohidrat biasanya mengandung

Teknologi Pakan Semester 3 2

Page 3: Pakan Buatan

banyak pati, gula dan hemiselulosa. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber

tenaga. Pada pakan sumber karbohidrat diambil dari tepung dedak, terigu dan

tepung tapioka.

4. Vitamin

Vitamin dibutuhkan dalam jumlah sedikit, dan berfungsi untuk menjaga

daya tahan tubuh, nafsu makan dan pertumbuhan ikan. Vitamin dibagi

menjadi dua golongan yaitu :

Vitamin yang larut dalam air ( Vitamin B1, B2, B6, Biotin dan B12)

Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K)

Vitamin B berfungsi sebagai perangsang nafsu makan dan pertumbuhan,

disamping itu vitamin ini juga dapat membantu dalam proses reproduksi.

Vitamin A berfungsi sebagai penunjang kesehatan mata, Vitamin D membantu

pada proses penulangan dan penyerapan mineral Calsium dan Fosfor. Vitamin

E membatntu dalam proses reproduksi (mencegah kemandulan atau

meningkatkan kesuburan induk) sedangkan vitamin K berpengaruh pada

prose pembekuan darah.

5. Mineral

Mineral sebagai trace lement (penting dibutuhkan dalam jumlah sedikit).

Mineral ini berfungsi sebagai penyetabil kerja jaringan tubuh agar bekerja

secra normal, disamping itu mineral juga berpengaruh juga pada proses

penulangan dan pembentukan gigi.

Mineral-mineral yang dibutuhkan oleh ikan antara lain : calsium (Ca),

fosfor (P), mangan (Mn), tembaga (Cu), Klor (Cl), zat besi (Fe), Iodium (I) dan

Kobal (Co).

Teknologi Pakan Semester 3 3

Page 4: Pakan Buatan

Food Habit dan Feeding Habit

1. Food Habit/Kebiasaan makan

Pada dunia perikanan atau akuakultur ikan dibagi menjadi beberapa

golongan berdasarkan waktu makan, lokasi makan dan jenis makanan.

Secara umum di lihat dari waktu makan ikan digolongkan

menjadi 2 yaitu Nokturnal (aktif makan waktu malam hari)

dan Diurnal (aktif makan waktu siang hari). Sedangkan

berdasarkan tempat atau daerah

makan, ikan dapat digolongkan

menjadi 2 golongan yaitu Pelagis (aktif makan pd

permukaan/kolom perairan) dan Demersal (aktif makan pd

dasar perairan.).

Ikan dapat kita golongkan berdasarkan jenis makanannya, menjadi 5

golongan yaitu :

Pemakan Plankton (Plankton Feeder)

Pemakan Tumbuhan (Herbivora)

Pemakan Daging (Carnivora)

Pemakan Campuran (Omnivora)

Pemakan Detritus / Organisme Dasar (Detrivor)

A. Plankton Feder

Ikan Palnkton Feeder adalah ikan-ikan yang dalam hidupnya

mengandalkan makanan dari organisme

plankton baik phyto-plankton / zooplankton,

cara makan melaui proses penyaringan /

filter

Contoh :

ikan Tambakan (Helestoma teminckii)

ikan Lemuru (Clupea leiogaster)

ikan Selanget (Dorosoma Chacunda)

Teknologi Pakan Semester 3 4

BABI

Page 5: Pakan Buatan

B. Herbivora

Ikan herbivora adalah pemakan tumbuh-tumbuhan

& rerumputan sebagai makanan pokoknya

Contohnya :

ikan Tawes (Puntius Javanicus)

ikan Nilem (Osteochilus hasselti)

ikan Mola / Grass Carp

C. Carnivora

Ikan carnivor adalah ikan yang mengandalkan makannya dari daging,

hewan atau ikan lain. Ikan ini ditandai dengan bentuk giginya yang

tajam & mulut lebar. Ikan ini bersifat

sangat buas seperti “Piranha dan

Arapaima gigas”

Contoh :

Ikan Gabus (Ophocephalus

striatus)

Ikan Sidat (Anguilla bicolor)

Ikan Kerapu (Epinephelus sp)

Ikan Lele (Clarias batrachus)

D. Omnivora

Jenis ikan omnivor mengandalkan makananya campuran dari tumbuhan

maupun hewan atau ikan lain

Contohnya :

Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Ikan Mujaer (Tilapia mosambicus)

Ikan Nila (Tilapia niloticus)

Ikan Gurame (Ospronemus guramay)

E. Detrivor

Ikan ini makanannya berasal dari bahan-bahan organik di dasar perairan

terutama bakteri dan cacing atau sampah yang membusuk. Ikan jenis

ini biasa hidup di dasar perairan dan tahan terhadap kondisi periaran

yang jelek.

Contohnya :

Teknologi Pakan Semester 3 5

Page 6: Pakan Buatan

Belanak ( Mugill sp. )

2. Feeding Habit/Cara Makan

Berdasarkan dari cara memakan makannya ikan secara umum dapat

digolongkan menjadi 5 yaitu :

a. PEMANGSA /PREDATOR

Ikan jenis predator cara makannya yaitu menelan mangsa hidup,

dan mempunyai gigi tajam kuat. Contohnya : ikan kerapu, kakap

b. PENGGROGOT/GRAZER

Ikan jenis graser adalah ikan-ikan yang mengambil makananya

dengan cara menggerogoti. Ikan ini mempunyai gigi depan kuat.

Contoh ikan penggrogot yaitu ikan Kakaktua dan ikan Kupu-kupu.

c. PENYARING /FILTER

Ikan penyaring mempunyai cara makan yang unik yaitu dengan

minum air sebanyak-banyaknya sambil menyaring, proses ini dapat

dilakukan pad insang, hasil saringan kemudian dimasukan ke dalam

saluran pencernaan. Contoh ikan jenis ini adalah ikan Layang.

d. PENGHISAP / SUCKHER

Ikan jenis penghisap melakukan proses makannya dengan cara

mangsa di hisap kemudian ditelan masuk kedalam saluran

pencernan. Contoh ikan penghisap yaitu ikan Labeo dan Acipenser.

e. PARASIT

Ikan parasit selama hidupnya menempel pd tubuh ikan lain.

Contohnya Ceratias jantan yang hidupnya selalu menenmpel pada

ikan betina.

Untuk mengetahui cara kebiasaan makan dapat dilakukan observasi

dengan metode seperti :

1. BEDAH USUS Alat Pencernaan Komposisi jenis makanan

2. BENTUK GIGI & MULUT

3. BENTUK TULANG INSANG

* carnivora keras dan jarang

* planktonfeeder rapat dan halus

Teknologi Pakan Semester 3 6

Page 7: Pakan Buatan

Gambar. Jenis-jenis ikan Mas

Teknologi Pakan Semester 3 7

Page 8: Pakan Buatan

BENTUK-BENTUK PAKAN BUATAN

Pada budidaya perikanan, jenis pakan ikan dapat di bagi menjadi 2

golongan yaitu

a. Dry feed : factory feed/pellet

b. Wet feed : ikan rucah,remis,kupang dll

Kedua jenis pakan sangatlah penting bagi budidaya perikanan, karena

60% dari cost operasional adalah pada sektor pakan. Namun demikian kedua

jenis pakan ini mempunyai keunggulan dan kelemahan masing – masing

yaitu :

KeunggulanKerugian Dry feed Wet feed

Kualitas / Mutu Relatif baik Mudah rusak

Ketersediaan Tidak Tergantung musim

tergantung musim

Penyimpanan Tahan lama Tidak tahan lama

Harga Relatif Mahal Relatif Murah

Pakan dry feed atau pellet di lihat dari segi bentuk mempunyai beberapa

jenis antara lain :

Powder : berbentuk serbuk/bubuk dipakai untuk pakan larva ikan

Flake : bentuk waver /flake di pakai untuk pakan larva ikan

Crumble : bentuk remahan /pecahan di pakai untuk pakan ukuran

benih

Pellet : bentuk pellet utuh / gilig dipakai untuk pakan ikan

dewasa/besar

Sifat dan syarat- syarat yang harus dipenuhi dari pakan buatan diantaranya

adalah :

a. Bentuk butiran bahan baku harus halus agar memudahkan dalam

pengadonan dan pencetakan.Selain ini bahan baku yang halus

Teknologi Pakan Semester 3 8

BABIII

Page 9: Pakan Buatan

membuat pakan lebih kompak dan padat serta mudah dicerna dalam

usus ikan.

b. Daya melayang dalam air. Untuk ikan sebaiknya pakan yang diberikan

harus dapat mengapung sementara sebelum tenggelam untuk

memberikan kesempatan pada ikan untuk memangsanya.Sedangkan

untuk udang pakan harus cepat tenggelam dan mempunyai daya

tahan dalam air.

c. Mempunyai daya tarik terutama aromanya agar ikan terangsang untuk

memakannya.

d. Bentuk pakan buatan harus disesuaikan dengan kebiasaan makan dan

umur ikan yang dipelihara. Bentuk-bentuk pakan buatan yang telah

banyak digunakan saat ini adalah : larutan, tepung, remah,

waver/flake dan pellet.

1. Larutan

Bentuk pakan ini cocok untuk burayak ikan dan udang umur 3 – 20 hari.

Larutan dibedakan menjadi dua jenis yaitu emulsi dan suspensi. Pada

bentuk emulsi, bahan-bahan yang terlarut menyatu dengan air

pelarutannya sehingga berkesan kental, misalnya air tajin, sedangkan

pada suspensi bahan yang terlarut tidak menyatu dengan air pelarutnya

contohnya minuman kopi.

2. Tepung

Bentuk tepung di bagi lagi menjadi tepung halus dan

tepung kasar. Tepung halus dapat diberikan pada

burayak umur 20 – 40 hari sedangkan tepung kasar

cocok untuk glondongan umur 40 – 120 hari.

3. Roti Kukus

Roti kukus merupakan bentuk pakan ikan yang terbuat dari adonan yang

kemudian dibuat semacam roti. Jenis pakan ini dapat dicampur dengan

antibiotik dan vitamin. Pakan roti kukus dapat diberikan secara langsung

untuk ikan-ikan yang ukuran benih/fingerling dengan cara dicuil kecil-

kecil, sedangkan untuk larva ikan dapat dilakukan dengan cara dibuat

larutan suspensi terlebih dahulu melalui proses penyaringan dengan kain

mori halus.

4. Waver/Flake

Teknologi Pakan Semester 3 9

Page 10: Pakan Buatan

Bentuk waver atau lembaran dapat di buat dari emulsi.

Pakan emulsi di hamparkan di atas alumunium hingga

menjadi lapisan yang tipis. Kemudian lapisan itu dijemur

sampai membentuk lembaran. Lembaran kering tersebut

apabila diremas akan menghasilkan kepingan–kepingan

kecil. Umumnya beberapa jenis ikan hias menyukai

pakan bentuk waver ini.

5. Remah

Bentuk remah biasanya bersaal dari bentuk pellet yang dihancurkan

sehingga menjadi butiran kasar.Bentuk remah cocok untuk ikan umur 80

– 120 hari. Apabila remah dihancurkanlagi maka akan didapatkan bentuk

tepung. Untuk memisahkan tepung halus dan kasar dilakukan dengan

pengayakan.

6. Pellet

Pellet adalah bentuk pakan buatan yang terdiri dari

beberapa macam bahan yang diramu dan dijadikan

adonan, kemudian adonan itu dicetak sehingga

bentuknya berupa batangan kecil yang panjangnya 1

– 2 cm. Tetapi dengan berkembangnya teknologi

sekarang ini terdapat alat pencetak pellet

berkapasitas besar yang menghasilkan pellet

berbentuk bulatan dengan dimeter yang dapat diatur sesuaidengan

kebutuhan. Pellet dapat diberikan pada ikan yang berumur lebih dari 120

hari. Untuk udang pabrik-pabrik pembuat pellet masing–masing telah

menetapkan ukuran pellt mulai ukuran kecil sampai besar yang

disesuaikan dengan umur udang yang dipelihara.

Pada umumnya pakan pellet dari pabrik mempunyai nomor/kode ukuran tertentu.

Setiap pabrik akan memberi nomor/kode sendiri- sendiri.

Penomoran ini tidak ada patokan/kriteria resmi, yang jelas

nomor akan mengikuti ukuran/bentuk pakan, semakin besar

nomor maka bentuk pellet akan semakin besar pula,demikian

juga sebaliknya.

Teknologi Pakan Semester 3 10

Page 11: Pakan Buatan

Gbr. Pellet warna

BAHAN BAKU PAKAN BUATAN

1. Sumber Bahan Baku

Bahan baku pakan sangat penting perannya dalam pembuatan pakan

buatan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu:

Mempunyai nilai gizi tinggi

Mudah diperoleh, Mudah diolah

Tidak mengandung racun

Harga reletif murah

Untuk mengetahui nilai gizi baku perlu dilakukan analisa proximat di

laboratorium, tetapi aplikasi di lapangan dapat dilakukan dengan cara melihat

tabel kandungan gizi semua bahan baku yang dikeluarkan oleh dinas terkait

(dinas kesehatan).

Bahan baku pakan berasal dari dua sumber golongan besar yaitu dari hewani

dan nabati.

2. Hewani

Bahan hewani adalah bahan baku yang berasal dari bagian-bagian tubuh

hewan. Bahan ini merupakan sumber protein. Protein dari bahan hewani relatif

mudah di cerna dan kandungan asam aminonya lebih lengkap. Bebeapa

macam bahan baku hewani antara lain:

Teknologi Pakan Semester 3 11

BABIV

Page 12: Pakan Buatan

a. Tepung ikan

Penggunaan tepung ikan pada ransum merupakan sebagai sumber

protein yang mensuplai asam amino esensial terutama lysine dan

methionine.

Tepung ikan yang baik adalah berasal dari ikan-ikan yang berlemak

rendah, disamping itu faktor pengeringan yang tidak tepat akan

menyebabkan menurunya kulitas asam amino yang dihasilkan.

Beberapa jenis ikan yang dapat dipakai sebagai bahan tepung ikan

antara lain ikan sero, ikan Petek, ikan lemuru dan lain-lain.

Secara umum kandungan gizi tepunh ikan adalah sebagi berikut.

Protein 22,65%

Lemak 15,38%

Serat kasar 1,8%

Air 10,72%

b. Tepung kepala udang

Kepala udang merupakan limbah (hasil buangan) pada proses

pengolahan udang untik ekspor. Limbah ini nilainya berkisar sampai

30% dari total prosesing udang, termasuk udang-udang kecil. Seperti

rebon (Acetes sp) dan udang api-api (M Monoceros). Penggunaan

tepung udang dalam ransum pakan/pelet ditunjukan sebagai bahan

pencampur tepung ikan dengan porsi 50%.

Pengolahan diawali dengan perebusan sampai masak, kemudian bahan

dikeringkan / dijemur, dapat juga menggunakan pengering atau oven.

Setelah kering, kemudian dilakukan penggerusan dengan mesin

penepung. Karena kepala udang mengandung chitin maka perlu

dilakukan pengayakan.

Kandungan gizi tepung udang adalah sebagai berikut:

Protein 53,74%

Lemak 6,65%

Karbohidrat 10.%

Serat kasar 14,61%

Kadar abu 7,72%

Air 17,28%

c. Telur ayam dan itik

Telur ayam atau itik sering digunakan sebagai bahan baku pembutan

makanan burayak ikan. Biasanya digunakan dalam bentuk segar setelah

Teknologi Pakan Semester 3 12

Page 13: Pakan Buatan

direbus/dimasak. Bagian telur yang dimafaatkan adalah bagian kuning

telurnya kemudian dihaluskan untuk dibuat suspensi atau emulsi.

Adakalanya telur yang masih segar dicopyok dan dicampurkan pada

ikan.

Kandungan gizi telur sebagai berikut.

Protein 12,8%

Lemak 11,5%

Karbohidrat 0,7%

Air 74%

d. Tepung Bekicot

Daging bekicot (siput darat) dapat dijadikan tepung untuk campuran

makanam ikan. Untuk membuat tepung bekicot, dapat dilakukan

dengan mengeringkan daging bekicot mentaatau yang telah dimasak

kemudian digiling.

Kandungan gizi tepung bekicot adalah sebagai berikut : protein 54,29%

lemak 4;18% karbhohidrat 30,45% abu 4,07% kapur 8,3% fosfor 20,3%

dan air 7.01%. Untuk mencampur makanan ternak, jumbla penggunaan

tepungbekicot dapat mencapai 5-15%. Penggunaan tepung bekicot dari

bahan mentah lebih renda dibandingkan dengan bekicot yang sudah

dimasak.

e. Tepung Cacing Tanah

Cacing tanah dapat diternakan secara masal. Hasil panennya dapat

dikeringkan dan kemudian digiling menjadi tepung dan gizinya dapat

menggantikan tipung ikan. Kandungan protein sekitar 72%, dengan

asam-asam amino esensial yang cukup lengkap. Selain itu cacing tanah

juga mudah dicerna, sehingga mudah diserap oleh dinding usus

pamakannya. Jumbla penggnaan dalam ramuan dapat barkisar antara

10-25%, tergantung pada jenis ikan yang kia beri makan.

f. Tepung Artemia

Tepung artemia dalam ransum makanan ikan dapat menggantikan

tepung ikan dan tepung kepala udang. Daya cernanya cukup tinggi,

karena kulitnya sangat tipis (kurang dari 1 mikron). Kandungngan

proteinnyasekitar 42%, untuk burayak dan 60% untuk yang dewasa

(dari berat kering). Sedangkan asam amino essensialnya cukup tinggi.

Kadar lemaknya sekitar 20% untuk burayak dan 10% untuk yang

Teknologi Pakan Semester 3 13

Page 14: Pakan Buatan

dewasa. Sementara itu lemaknya kaya akan asam-asam lemak tak jenu

yang merupakan asam-asam lemak esensik.

g. Susu

Susu juga sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan makanan

burayak ikan dan udang. Biasnya yang dipilih adalah tepung susu yang

takber lemak (susu skim). Kandungan gizi utama tepung susu adalah

sebagai berikut :

protein 35,6%,

lemak 1,0%,

karbohidrat 52,0%, dan

air 3,5%

3. Nabati

Bahan baku nabati dapat dijadikan sumber protein meskipun kandungan

proteinnya tidak terlalu tinggi, terutama jenis biji-bijian dari tanaman kacang-

kacangan seperti kacang kedele, kacang tanah, dan lain-lain.

Sedangkan Tepung terigu, dedak adalah diantara contoh bahan baku

sumber karbohidrat. Ada juga beberapa bahan nabati lain yang dapat

digunakan sebagai bahan baku pelet antara lain daun lamtoro, daun turi, dll

sebagai sumber serat kasar atau hijauan.

a. Tepung kedele

Tepung kedele merupakan bahan yang penting untuk penyusunan

ransum pakan ikan. Biji kedele mengandung asam amino lisin, yang

merupakan asam amino perebusan selama esnsial.pemakaian tepung

kedele tidak lebih dari 10 persen.

Biji kedele mempunyai kelemahan, yaitu adanya zat yang menghambat

enzim tripsin (pemecah protein). Untuk mengatasi dapat dilakukan

pengelolah terlebih dahuluh, yaitu dengan melakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

kedele direndam dalam air tawar selama 6-8 jam setelah

direndam

lakukan perebusan selam 30 menit. Tujuan perebusan ini adalah

untuk menghancurkan zat anti tripsin yang dapat mengakibatkan

terhambatnya pertumbuhan dan penurunan berat badan ikan

setelah direbus ditiriskan dan diremas-remashingga kulitnya

hilang, kemudian dilakukan pengeringan dan selanjutnya dibuat

tepung.

Teknologi Pakan Semester 3 14

Page 15: Pakan Buatan

Kandungan nutrisi tepung kedele adalah sebagai berikut:

Protein 39,6%

Lemak 14,3%

Karbohidrat 29,5%

Kadar abu 5,4%

Air 8,4%

b. Ampas tahu

dalam penggunaan ,ampas tahu harus dikeringkan dan di jadikan

tepung agar tidak cepat busuk dan basi.kandungan sebagai berikut :

protein 23,55%

lemak 5,54%

karbohidrat 26,92%

serat kasar 16,53%

kadar abu 17,03% dan

kadar air 10,43%.

c. Bungkil kacang tanah

bungkil kacang tanah adalah dari pembuatan minyak kacang.setelah

dijadikan tepung kering kandungan gisinya sebagai berikut :

protein 47,9%

lemak 10,9%

karbohidrat 25,0%

abu 4,8%

serat kasar 3,6 %

air 7,8% dengan nilai ubah 2,7-4.

d. Tepung daun lamtoro

daun lamtoro (petai cina) juga dapat di jadikan ramuan untuk pakan

ikan yang sebelumnya di tepungkan. Hal yang perlu diperhatikan

adalah bahwa daun lamtoro mengandung racun mimosin sehingga

penggunaan harus dibatasi.

Kandungan gizi tepung lamtoro adalah sebagai berikut :

protein 36,82%

lemak 5,4 %

karbohidrat 16,08%

serat kasar 18,14%

abu 1,31%

e. biji kapuk atau randu

Teknologi Pakan Semester 3 15

Page 16: Pakan Buatan

biji kapuk atau randu juga dapat diambil minyaknya, dan ampasnya

dapat digunaka sebagai bahan baku pakan. Maka penggunaan dibatasi

hingga tidak lebih dari 5% kandungan gizi biji kapuk adalah sebagai

berikut :

protein 27,5%

lemak 5,6%

karboidrat 18,6%

serat kasar 25,3%

abu 7,3% dan

air 16,1%

f. Tepung daun turi

Tepung turi sering digunakan untuk campuran pakan ikan herbivora.

Kandungan gizinya adalah sebagai berikut :

protein 27,54%

lemak 4,73%

karbohidrat 21,30%

serat kasar 14,01%

abu 20,45%

g. Dedak gandum

Dedak gandum adalah hasil samping dari perusahaan tepung terigu.

Ada dua macam dedak gandum,yaitu yang disebut “wheat pollard’ dan

“wheat bran” Dan yang baisa digunakan untuk bahan baku pakan ikan

adlah ‘wheat pollar’ yaitu dedak dari kulit ari gandum.

Kandungan gizi gandum dalah :

Protein 11,99%,

Lemak 1,48%,

karbohidrat 64,75%,

abu 0,64%

serat 3,79%,

air 17,35% dengan nilai ubah 2-5.

h. Tepung Jagung

Tepung jagung dengan kandungan protein 9% banyak digunakan dalam

pemberian pakan ikan susunan zat makanan yang berasaldari jagung

hampir sama dengan bahan yang lain, tetapi bahan jagung pada

umumnya kekurangan akan kandungan asam amino triptopan sehingga

parlu campur bahan yang lebih banyak mengandng asam amino

Teknologi Pakan Semester 3 16

Page 17: Pakan Buatan

tersebut .jagung dapat disimpan lama asalkan masih trdapat didalam

kulit jagung.sifat tahan lama akan berkurang apalagi menyimpanan

dalam bentuk tepung.

i. Cantel

cantel atau sorgum,warnanya bermacam- macam. Ada yang

merah ,putih , sebagian bahan ramuan pakan ikan,cantel harus

dijadikan tepung dengan kandungan sebagai berikut :

protein 13,0%

lemak 2,05%

karohidrat 47,85%

abu 12,6%

serat 13,5%

air 10,64% dengan nilai ubah 2-5

j. Bungkil kelapa

Bungkil kelapa merupakan ampas dari pembuatan minyak kelapa.

Sebagai bahan ramuan pakan ikan ,jumlah dapat mencapai 20% dari

seluruh campuran dimana sesbelumnya harus di jadikan tepung

sebagai berikut :

protein 17,09%

lemak 9,44%

karbohidrat 23,77%

abu 5,92%

serat kasar 30,4% dan

air 13,35%.

k. Biji Kapas

Biji kapas adalah ampas dari pembuatan minyak biji kapas. Kandungan

protein sebesar 19,4% dan lemak 19,5 lemak-nya termasuk bermutu

baik. Biji kapas mengandung zat gosipol yang bersifat sebagai racun

yang meng akibat kan kerusakan pada hati atau pembengkakan aringan

tubuh.

l. Dedak

Dedak adalah nama lain dari dedak padi. Ada dua jenis dedak yaitu

dedak halus(katul) dan dedak kasar. Katul merupakan kulit ari beras

yang kita dapatkan dari proses, sedangkan dedak kasar merupakan

hancuran kulit padi. Dari kedua jenis bahan ini, katul adalah bahan yang

baik dipakai sebagai bahan baku pelet.

Teknologi Pakan Semester 3 17

Page 18: Pakan Buatan

Dalam menggunakan dedak halus, sebelmnya perlu dipilih yang telah

benar –benar bersih dari segala kotoran,misalnya hancuran sekam,

pasir, batu kapur, dan lain- lain selain itu dedak yang sudah tersimpan

lama (lebih dari 3 bulan), biasanya sudah bau tengik dan vitaminnya

sudah rusak.

Hal ini disebabkan karena katul mempunyai mutu dan kandungan

gizinya yang baik.(lihat tabel)

Protein 11,35%

Lemak 12,15%

Karbohidrat 28,62%

Serat kasar 24,446%

Air 8%

m. Tepung terigu

Tepung terigu berasal dari biji gandum. Tepung terigu merupakan suber

karbohidrat dan energi. Kebutuhan bahan ini tidak banyak. Bahan ini

juga dapat berperan sebagai pengikat (binder)

Kandungan gizi tepung terigu adalah sebagai berikut:

Protein 8,9%

Lemak 1,3%

Karbohidrat 77,3%

Kadar abu 0,06%

Air 13,25%

4. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adlah bahan pelengkap yang ditujukan untuk

memperbaiki nilai gizi, menambah daya terik/atrakan serta memperbaiki daya

tahan pakan tersebut.jumlah bahan tambahan tidak banyak tetapi sangat

penting. Beberapa jenis bahan tambahan antara lain: vitamin, mineral, bahan

perekat atau bider, anti oksidan dan anti biotik.

a. Vitamin

Vitamin diperlukan dalam jumlah relatif sedikit, bahan inti diperlukan

untuk membantu perkembangan pertumbuhan, menambah nafsu

makan, keseimbangan tubuh dan daya tahan tubuh.

Vitamin dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok vitamin yang larut

dalam air seperti :

B1 (tiamine),

B2 (riboflavine),

Teknologi Pakan Semester 3 18

Page 19: Pakan Buatan

B6 (asam patotenat),

B12 (cyano cobalamine) dan

vitamin C.

Kelompok yang kedua adalah vitamin yang larut dalam lemak antara

lain vitamin

A (retinol),

D (kolekalsiferol),

E (tokoferol) dan

K(menadion)

Untuk memenuhi kebutuhan vitamin –vitamin tersebut dapat digunakan

premix yang banyak dijual di pasaran seperti aquamix, topmix, prizer

premix, rhodiamik 273 dan lain-lain.

Punggunaan premix vitamin dan mineral dalam ramuan pakan ikan

cukup 1-2% saja, tetapi untuk pakan udang, jmblanya dapat sekitar 10-

15%, hal itu disebabkan udang sering moultig yang membutukan

banyak mineral.

b. Mineral

Mineral dibutuhkan untuk pembentukan jaringan tubuh ikan/ udang

yang berfungsi dalam mempertahankan keseimbangan osmoregulasi

antara jaringan tubuh dan cairan media atau llingkungan. Mineral yang

diperlukan relatif besar dibanding mineral lainya yaitu calsium (Ca) dan

phospor (P). Kedua mineral ini diperlukan pada proses penulangan

(pembentukan tulang), gigi dan pergantian kulit.

c. Bahan perekat atau binder

Binder/ bahan perekat berfungsi sebagai pengikat komponen lainya

sehingga semua bahan menjadi satu menjadi campuran yang homogen

dan memiliki ketahanan pakan dalan air (water stability) yang baik.

Beberapa bahan yang berfungsi sebagai perekat antaralan adalah :

agar-agar, selatin, tepung kanji, tepung terigu, tepung sagu dan lain-

lain. Binder dapat juga digunakan CMC (binder sintentis). Bahan perekat

itu akan menjadi lebih penting untuk pakan udang, sebab pakan udang

harus mempunyai ketahanan yang tinggi untuk tidak cepat hancur

dalam air.

Walaupun agar-agar merupakan buhan perekat yang cukup baik, namun

yang lebih banyak digunakan adalah tepung kanji yang apabila

Teknologi Pakan Semester 3 19

Page 20: Pakan Buatan

dilarutkan dalam air panas akan menghasilkan larutan tental yang lekat.

Jumblah penggunaan bahan perekat ini dapat mencpai 10%.

d. Anti oksidan dan anti biotik

Anti oksidan adalah bahan anti tengik, yaitu bahan untuk menghindari

oksidasi lemak sehingga pakan yang dibuat akan tahan lama. Untuk

menghindari timbulnya efek negatif ini pada pakan dpat di tambahakan

bahan –bahan seperti fenol vitamin E, atau etoksikuin, BHA (butylated

hydroxyanisole) dan BHT (Butilated hydroxytoulene) dari penggunaan

bhan atau pengaruh lingkungan terhadap ikan.

Dosis penggunaan bahan ini adalah sebagai berikut:

Etoksikuin 150 ppm

BHT 200 ppm

BHA 200 ppm

e. Garam Dapur

Garam dapur (NaCI) seringkali degunakan sebagai bahan tambahan

ramuan pakan denga jumbla sekitar 2%. Selain berfungsi sebagai bahan

penyedap, garam dapur juga dapat untuk mencega terjadinya proses

pencucian zat-zat lainnya yang terdapat dalam ramuan makanan ikan

pada waktu tenggelam di dalam air.

Penyusunan

Formula/Ransum

Formula pakan ditentukan dengan persentase protein yang sesuai

dengan jenis hewan budidaya. Penyusunan persentase bahan baku yang tepat

dan seimbang akan diperoleh komposisi nutrisi pakan seperti kebutuhan kadar

protein, lemak, karbohidrat, serat kasar, abu dan lain-lain yang tepat pula.

Teknologi Pakan Semester 3 20

BABV

Page 21: Pakan Buatan

Komposisi bahan dalam pakan buatan disusun berdasarkan kebutuhan

zat gizi setiap jenis ikan maupun udang. Komposisi ini disebut formolasi pakan.

Formulasi yang baik berarti mengandung semua zat gizi yang diperlukan ikan

dan secara ekonomis murah serta mudah diperoleh hingga dapat memberikan

keuntungan.

Penyusunan formulasi pakan terutama memperhatikan perhitungan nilai

kandungan protein karena zat gizi ini merupakan komponen utama

pertumbuhan tubuh ikan.setelah diketahui kandungan protein dari pakan yang

akan di buat langkah selanjutnya adalah perhitungan untuk komponen zat gizi

lainya.

Terdapat berbagai cara atau metode untuk menyusun formulasi pakan,

tetapi yang paling umum dan mudah dilakukan adalah dengan Metode Coba-

Coba, Metode empat persegi pearsons, Metode Persamaan Aljabar, dan

metode lembaran kerja (worksheet). Berikut ini diberikan beberapa contoh dari

menghitung\ menyusun formulasi pakan dengan cara\metode tersebut.

contoh-contoh ini dapat diperluas sendiri tergantung keinginan atau

ketersedian bahan baku.

1. Metode Coba-Coba

Contoh : formulasi dengan dua bahan baku

Bagaimana cara menyusun formulasi pakan untuk ikan lele yang

kadar proteinnya sekitar 30% dengan bahan baku yang terdiri dari

tepung ikan,tepung anak ayam dan dedak halus.

Dari refesi diketahui bahwa nilai protein untuk masing-masing bahan

adalah 60% untuk tepung ikan, 80 untuk tepung anak ayam 5% untuk

dedak halus.

1) Mula mula dibuat ramuan coba coba diatas kertas. Misalnya ramuan

tersebut terdii dari 33 bagian tepung ikan , 2bagian tepung anak

ayam , dan 65 dedak halus.

2) Kemudian hitung kadar protein dari masing masing bagian itu

sebagai berikut:

Kadar protein dari 33 bagian tepung ikan =20*60/100%=12%

Kadar protein dari 2 bagian tepung anak ayam=10*80/100%=8%

Kadar protein dari 65 bagian dedak halus=70*15/100%=10,5%

3) Jika dijumlahkan kontribusi protein dari masing masing bahan akan

di hasilkan nilai 30,5 yang berarti sudah mendekati nilai yang

direncanakan yaitu 30%

Teknologi Pakan Semester 3 21

Page 22: Pakan Buatan

2. Formulasi dengan dua bahan baku

Bagian cara menyusun formulasi pakan untuk nila dengan

bahan baku tepung ikan Petek dan dedak. pakan itu

diharapkan mengandung protein 30% atau terdapat 30 gr

protein pada setiap 100 g formulasi pakan.

Penyelesean dengan metode empat persedi pearson,s

1) Carilah berbagai refensi yang berkaitan dengan kandungan protein

dari bahan baku yang tersedia dan akan digunakan, yaitu tepung

ikan dan dedak dari refensi dapat di ketahui bahwa kandungan

protein tepung ikan Petek adalah 60% dan dedak 9,6%

2) Gambarlah sebuah bujur sangkar dan letakan nilai kandungan

protein yang diinginkan tepat di tengah tengah garis diagonal bujur

sangkar tersebut.

3) Pada sisi kiri bujur sangkar cantumkan 2 jenis bahan baku yang

tersedia berikut nilai kandungan protein.pada sisi kiri atas adalah

bahan baku yang memiliki nilai kandungan protein lebih tinggi (yaitu

tepung ikan) sedangkan pada sisi kiri bawah adalah yang memiliki

nilai kandungan protein lebih rendah (yaitu dedak)

4) lakukan perhitungan dengan melakukan pengurangan untuk setiap

kandungan protein bahan baku antara nilai yang lebih besar dengan

nilai kandungan protein yang diinginkan (yang ada ditengah tengah

garis diagonal).hasilnya merupakan bagian dari masing masing

komponen bahan baku pakan tersebut (lihat gambar)

Teknologi Pakan Semester 3 22

30 %

30 %

Tepung Ikan (60%)

Dedak (9,6 %)

Bagian Tepung Ikan (30 -- 9,6 =

Page 23: Pakan Buatan

5) Lakukan penjumlahan masing masing komponen bahan baku

tersebut, yaitu 20,4 + 30, 0 = 50,4

6) Nilai yang diperoleh adalah sebagai berikut :

- jumlah bahan baku tepung ikan Petek yang di perlukan adalah

20,4/50,4*100 g=40,48g atau 40,48%

- jumlah bahan baku dedak yang diperlukan adalah;

30,0/50,4*100%=59,52g atau 59,52%

Catatan ;

Untuk membuktikan kebenaran nilai kandungan protein sebesar 30% g atau 30 g protein setiap 100 g formulasi pakan dari bahan baku tepung ikan Petek sebesar 40,48 g dan dedak 59,52 adalah sebagai berikut;

1) jumlah protein dari tepung ikan Petek adalah 40,48 g x 60% = 24,292) jumlah protein dari dedak adalah 59,52 g x 9,6% = 5,71 g3) total jumlah protein per 100 g formulasi pakan adalah 24,29 g + 5,71 g = 30,0 g

3. Lihatlah/carilah berbagai refensi yang berkaitan dengan kandungan protein

dari bahan baku yang tersedia dan akan digunakan , yaitu tepung ikan

Petek dan dedak dari refensi dapat di ketahui bahwa kandungan protein

tepung ikan Petek adalah 60% dan dedak 9,6 %

4. jadikan faryabel untuk masing masing bahan baku yang akan di gunakan

yaitu ;

x = jumlah berat(gram)tepung tepung ikan per 100 gram formulasi pakan

y = jumlah berat(gram)dedak per 100 gram formulasi pakan

5. berdasarkan dua varyabel tersebut diperoleh persamaan 1

X + Y = 100 …………………………………………… (persamaan 1)

6. berdasarkan nilai kandungan protein setiap bahan baku dan nilai protein

yang diinginkan diperoleh persamaan 2

0,6 X + 0,096Y = 30 ……………………………………………

(persamaan 2)

0.6 adalah nilai 60% (60/100) dari kandungan protein tepung ikan petek

0.096 adalah nilai (9.6/100) dari kandungan protein dedak

Teknologi Pakan Semester 3 23

30 %

Tepung Ikan (60%)

Dedak (9,6 %)Bagian Dedak(60 – 30 = 30.0)

Page 24: Pakan Buatan

30 adalah jumlah protein yang diinginkan untuks etiap 100 gr formulasi

pakan.

7. Untuk mendapatkan nilai salah satu varyabel ,dibuat persamaan 3 dengan

dasar persamaan 1

0,6 X + 0,6Y = 60 …………………………………………… (persamaan

3)

(masing masing dikalikan 0,6 sehingga akan ada 2 persamaan

mengandung nilai varyabel yang sama yaitu 0,6 X)

Lakukan pengurangan dari persamaan 3 yang baru diperoleh dengan

persamaan 2 sehingga dapat diperoleh nilai Y yaitu jumlah gram dedak

untuk setiap 100 gr formulasi pakan.

0,6 X + 0,6 Y = 60 …………………………………………… (persamaan 3)0,6 X + 0,096 Y = 30 …………………………………………… (persamaan 2)---------------------------------

0.504 Y = 30Y = 30 / 0.504Y = 59.52

8. Masukan niali Y yang diperoleh dalam persamaan 1 sehingga dapat

diperoleh nilai X yaitu jumlah gram tepung ikan petek untuk setiap 100 gr

formulasi pakan.

X + 59.52 X = 100X = 100 -- 59.52Y = 40.48

Dengan demikian dapat diketahui bahwa untuk menyusun formulasi pakan

yang mengandung protein 30 % untuk setiap 100 gr formulasi pakan

diperlukan bahan dari dedak ( Y ) sebanayak 59.52 gr dan tepung ikan

( X ) sebanyak 40.48

3. Metode Square / metode bujur sangkar

Metode ini digunakan untuk menetapkan jumlah persentase dari masing-masing

bahan baku sehingga diperoleh tingkat protein pakan yang diinginkan. Sebagai dasar

perhitungan adalah sebagai berikut:

a. tetapkan nilai presentase kandungan protein pakan yang diinginkan

b. tetapkan dan gabungkan bahan baku pakan yang mengandung kadar

protein > 20%

Teknologi Pakan Semester 3 24

Page 25: Pakan Buatan

c. tetapkan dan gabungkan bahan baku pakan yang mengandung kadar

protein < 20%

cara perhitungan:

- kandungan protein pakan yang akan dibuat adalah 35%

- tepung ikan kandungan proteinnya 50%

- tepung kedele kandungan proteinnya 40%

- katul kadar proteinnya 10%

langkah 1:

protein bahan baku > 20%

T.ikan + T.kedele = 50% + 40% = 90%

Rata-rata = 90% / 2 = 45%

Protein bahan baku < 20%

Katul = 10%

-T.ikan+T.kedele = 25/35 x 100% = 71,42%

Tepung ikan=1/2x71,42%=35,71% Tepung

kedele=1/2x71,42%=35,71%

-Katul = 10/35 x 100% = 28,58%

maka susunan formula pakan adalah sebagai berikut:

- Tepung ikan = 35,71%

- Tepung kedele = 35,71%

- Katul = 28,58%

jika akan dibuat pakan sebanyak 100kg,maka kebutuhan bahan bakunya

adalah sebagai berikut:

- Tepung ikan = 35,71% x 100kg = 35,71kg

- Tepung kedele = 35,71% x 100kg = 35,71kg

- Katul = 28,58% x 100kg = 28,58kg

4. Metode Persamaan

Metode persamaan pada dasarnya hampir sama dengan metode squart,

untuk dasar perhitungan hampir sama yaitu penggolongan bahan baku

dengan kandungan protein>20% dan bahan baku<20% kandungan

proteinnya.

Teknologi Pakan Semester 3 25

35 %

45

10

25

10

35

Page 26: Pakan Buatan

Dalam pengerjaan perhitungan menggunakan rumus persamaan linear

yaitu

X+Y =0.

Cara perhitungan:

X + Y = 100 x 0.450.45 X + 0,10 Y = 35 x 1

0,45 X + 0,45 Y = 450,45 X + 0,10Y = 35 0,35Y = 10 Y = 28,58% (katul)

X + Y = 100

X + 28,58 = 100 X = 71,42 %

X1 = 35,71% (T.ikan)

X2 = 35,71% (T.kedele)

Teknologi Pakan Semester 3 26

BABVI

Page 27: Pakan Buatan

Peralatan Mesin Pembuat Pelet

Setelah melakukan penyusunan formula pakan, maka tahap selanjutnya

kita mempersiapkan alat-alat yang akan di gunakan untuk proses pembuatan

palet. Beberapa jenis alat yang digunakan antara lain : penggiling/penepung,

ayakan tepung, penimbang/penakar , pengaduk atau mixer ,pencetak palet ,

pengering atau oven

Beberapa macam alat yang diperlukan untuk membuat makanan skala

kecil. Untuk mencukupi kebutuhan sendiri antara lain adalah alat penggiling

dan pengayak, alat penimbah dan penakar, alat pengaduk dan pencampur,

alat pemasak, alat pengering dan alat penyimpan. Tapi apabila pakan

tersebut dibuat dalam skala besar tentu saja semua peralatan tersebut

dijankan dengan mesin.

1. Penggiling/ penepung

Alat penggiling berfungsi sebagai penghalus bahan baku pakan. Ada

berbagai macam alat penggiling, dari yang

sederhana (tenaga manusia) sampai yang

(modern)

Menggunakan mesin atau motoran. Contoh alat

penggiling antara lain yaitu alat penggiling

jagung, kopi dan daging. Alat penggiling jagung

dapat digunakan untuk menghaluskan bahan

baku yang kasar menjadi tepung. Alat penggiling

kopi dapat di pakai untuk menghancurkan palet

menjadi bentuk remah,sedangkan alat penggiling

daging dapat digunakan untuk menggilingikan, daging atau mencetak

palet.

Alat penggiling moderen biasaanya dapat dipakai untuk membuat

bahan bakukasar menjadi tepung, tergantung dari

jenis saringan yang di gunakan. Alat ini dilengkapi

dengan mesin penggerak berkekuatan 1\2 pk

(dongpeng) ada juga yang dilengkapi dengan

Teknologi Pakan Semester 3 27

Page 28: Pakan Buatan

motoran/dinamo dengan kekuatan sedang. Halus dan kasarnya tepung

yang dihasilkan sangat tergantung dari jenis saringan yang digunakan

mesin tersebut. Alat penggilingan lain yang dapat digunakan yaitu

mortar dari bahan porslin. Alat ini digunakan untuk menghancurkan

bahan-bahan dalam jumlah sedikit seperti vitamin dan mineral.

2. Ayakan tepung

Alat ini berguna untuk mengayak bahan-bahan berupa tepung. Untuk

mendapat butiran tepung yang berbeda-beda ukurannya,kita perlu

mempunyai beberapa alat pengayak dengan ukuran mata ayakan yang

berbeda-beda. Ukuran mata ayakan berkisar antara 30-40 mikron,tetapi

minimal ayakanyang harus dimiliki adalah ayakan kopi sehingga bahan

bakudapat dipisahkan bahan yang halus dan kasar.

3. Penimbang/penakar

Alat penimbangdigunakan untuk mengetahui

jumlahtiap-tiap bagian dalam satu

ramuan/ransum. Alat penimbang dibagidalam

dua kategori yaitu alat penimbang kasar dan

penimbang halus.

Alat penimbang halus (satorius) digunakan

untuk menimbang bahan-bahan yang

dibutuhkan dalam jumlahsedikit misalnya

mineraldan vitamin,yang lain dalam jumlah

besar. Timbang kasar dapat berupa

timbangan kue, atau timbangan duduk.

Untuk menakar bahan-bahan yang berupa cairan diperlukan beberapa

alat-alat penakar seperti pipet, jarum suntik untuk ukuran beberapa

milliliter atau gelas ukuruntuk mengukur bahan yang lebih banyak.

Dilapangan dapat juga menggunakan gayung untuk penakar.

4. Pengaduk atau mixer

Alat pengaduk atau mixer berfungsi untuk mencampur bahan-bahan

menjadi adonan yang diinginkan dan tercampur rata.Alat ini dapat

digerakan dengan tenaga listrik contohnya

pengaduk kue /mixer dan alat bpembuat es

juice atau blender. Alat lain yang bersifat

manual adalah alat mengopyok telur berupa

kawat spiral (seperti per) Bertangkai.

Teknologi Pakan Semester 3 28

Page 29: Pakan Buatan

Mixer modern biasanya dilengkapi dengan mesin penggerak atau

motoran /dinamo. Besar kecilnya ukuran mixer

sangat tergantung dari kebutuhan jumlah bahan

baku pakan yang akan dibuat . semakin banyak

pelet yang akan diproduksi maka mixernya akan

semakin besar pula.

5. Alat pemasak

Alat pemasak, dapat digunakan tungku, baik yang bahan bakar kayu,

arang, serbuk gergaji ataupun sekam. Selain itu dapat digunakan

kompor, baik kompor minyak, kompor gas ataupun kompor listrik.

Apabila yang dimasak sedikit dapat digunakan alat penangas lampu

spirtus.

Sebagai pelengkap alat pemasak diperlukan juga dandang, periuk,

panci, baskom, rantang dan lain-lain. Juga diperlukan berbagai macam

wadah seperti Ember, gentong, drum, jerigen, baki dan lain-lain.

6. Pencetakan pelet

Alat pencetak pelet berfungsi untuk mencetak adonan/ pasta menjadi

bentuk pellet. Alat yang paling sederhana

dapat menggunakan alat penggiling

daging, sedangkan yang menggunakan

modern berupa mesin pencetak pellet atau

CPM pellet mill.

Pada cpm paletmill pada bagian depan

dilengkapi dengan alat pemotong sehingga

ukuran panjang pendek pellet dapat

diatur,sedangkan diameterpellet

ditentukan oleh besarnya diameter mesin pencetak.

Alat pencetak pelletsederhana yang berupa penggiling daging , pelet

yang di hasilkanseperti mie yaitu

panjang- panjang, l , hasil cetakan

ini langsung di keringkan baru kemudian

di poting- potong sesuai kebutuhan .

ukuran pemotongan ini tidak

seragam karena dilakukan secara manual.

Jika proses pemotongan dilakukan

pada saat masih basah hasilnya tidak

Teknologi Pakan Semester 3 29

Page 30: Pakan Buatan

baik CMP pellet mill dapat di lengkapi dengan mesin penggerak berupa

mesi diesel atau motoran listrik / dinamo

7. Pengeringan atau oven

Alat pengeringan berfungsi untuk mengeringkan bahan baku pakan atau

pellet yang sudah jadi . pada umumnya proses pengeringan dilakukan

dengan bantuan sinar matahari, sehingga yang dibutuhkan hanya alat-

alat penjemur seperti tampah ,pan ,kepang dan lain-lain.

Untuk berjaga-jaga apabila hari mendung

kita butuh alat pengering buatan .

beberapa jenis alat pengeringbuatan dapat

berupa kotak pengering, lemari

pengeringan dan oven . sumber panasnya

dapat berasal dari api tungku,api kompor ,

batu bara maupun listrik .

Alat pengeringanmodern biasanya dilengkapi

dengantermoststat yaitu berfungsi untuk

memantau naik turunnya suhu ruangan oven .

pada bagian atas biasanya dilengkapi dengan exos van yang berfungsi

mengurangi tingkat panas ruangan oven.

Exos van dapat berfungsi otomatis bilamana suhu ruangan yang

ditentukan sudah melalui nilai yang ditentukan

8. Alat Pengemas/ Penyimpan

Untuk menyimpan makanan basah, seperti bentuk larutan dan roti

kukus, diperlukan ruangan dingin yaitu lemari es (freezer atau

refrigerator). Dalam tempat dingin tersebut pakan basah dapat

disimpan sampai 2-3 hari.

Untuk menyimpan makanan kering, dapat digunakan sebuah stoples

(bila umlahnya sedikit). Apabila jumlahnya agak banyak dapat

digunakan drum plastik yang tertutup. Sedangkan apabila jumlahnya

cukup banyak, dapat disimpan dalam karung plastik yang ditimbun

dalam gudang.

Teknologi Pakan Semester 3 30

Page 31: Pakan Buatan

Pembuatan Pakan

Ikan

1. Tepung Ikan

Tepung ikan adalah bahan baku yang sangat baik untuk penyusun pakan

buatan / pellet yang berperan sebagai sumber protein. Tepung ini dapat diolah

sari berbagai jenis ikan terutama jenis – jenis ikan yang mengandung kadar

lemak rendah.

Cara pembuatan tepung ikan sangat sederhana yaitu:

a. Persiapan

Langkah pertama ikan yang akan dibuat tepung dicuci bersih dengan

air, kemudian disortir sesuai ukuran. Untuk ikan- ikan yang besar

sebaiknya dipotong- potong menjadi potongan yang lebih kecil sehingga

akan mempermudah dan mempercepat proses pemasakan

b. Pemasakan

Setelah ikan dicuci bersih kemudian dilakukan proses selanjutnya yaitu

pemasakan. Proses ini dilakukan dengan menggunakan drum atau tong

perebusan dengan kapasitas 50- 70kg. Pemasakan bertujuan agar

protein yang terkandung dalam daging ikan akan terkoagulasi dan

minyak ikan akan mudah keluar. Proses pemasakan dilakukan selama

kurang lebih 30 menit atau sampai masak dengan menggunakan

minyak tanah, kayu bakar atau batubara.

c. Pengepresan

Teknologi Pakan Semester 3 31

BABVII

Page 32: Pakan Buatan

Jika ikan sudah masak, tahap selanjutnya adalah pengepresan. Tujuan

dari pengepresan adalah untuk menurunkan kadar air dan minyak pada

daging ikan. Alat yang digunakan biasa menggunakan dongkrak mobil

atau alat hidrolik lainnya.Proses pengepresan dilakukan pada saat

daging ikan masih panas, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah

proses pengeluaran air dan minyak. Proses ini biasanya memakan

waktu sekitar 10 menit.

d. Pengeringan

Setelah proses pengepresan selesai, ikan

kemudian dilakukan pengeringan. Proses

ini dapat dilakukan dengan

menggunakan bantuan sinar matahari

atau dioven. Diharapkan kadar air yang

tersisa pada daging ikan berkisar 10%.

Proses pengeringan harus dilakukan

dengan sempurna, hal ini disebabkan ikan yang masih basah akan

mudah terserang jamur dan rusak. Disamping itu akan mempersulit

dalam proses selanjutnya yaitu tahap penepungan.

e. Penepungan

Penepungan dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang

sederhana seperti penumbuk padi, penggiling

kopi atau alat modern seperti grinder yang

digerakan dengan menggunakan tenaga listrik

atau mesin. Setelah jadi tepung proses

selanjutnya adalah pengayakan dan kemudian

disimpan dalam karung / wadah yang kering

dan disimpan. Hasil tepung yang masih kasar

dapat dilakukan proses penepungan ulang

sehingga didapatkan tepung ikan yang halus.

2. Suspensi

Pakan suspensi digunakan juga untuk pakan burayak ikan. Bahan-

bahan yang digunakan untuk membuat jenis pakan ini adalah 20gr kedele, 1

butir telur itik. Pakan jenis ini tidak tahan lama dan hanya bisa dipakai sekali,

jadi dalam pembuatannya disarankan sesuai kebutuhan atau sehari sekali.

Cara pembuatan jenis pakan suspensi adalah sebagai berikut:

Teknologi Pakan Semester 3 32

Page 33: Pakan Buatan

a. Ambil 20gr kedele, kemudian direbus ( menghilangkan zat penghambat

protein )

b. Setelah masak kedele digerus sampai lumat sambil diberi air sedikit

demi sedikit

c. Hasil gerusan disaring dengan kain mori halus

d. Sementara itu telur itik direbus sampai masak

e. Ambil kuning telurnya dan digerus sampai lumat

f. Saring gerusan kuning telur dengan kain morihalus

g. Campurkan antara hasil saringan larutan kedele dengan saringan

kuning telur dan aduk dengan rata

h. Pakan siap untuk diberikan pada ikan

Pakan bentuk suspensi dapat juga dibuat dengan langkah-langkah berikut :

a. Siapkan 20 g kedelai dan satu butir telur itik.

b. Rebus kedelai untuk menghilangkan zat penghambat pertumbuhan

c. Gerus sampai lumat sambil diberi air sedikit demi sedikit, kemudian

disaring dengan kain mori halus.

d. Rebus telur itik dan ambil kuningtelurnya dan lakukan seperti langkah

(c)

e. Campur larutan ari kedelai dan larutan sari kuning telur.

f. Suspensi siap diberikan pada burayak dan sebaiknya dibuat adonan

baru untuk setiap sehari sekali.

3. Emulsi

Pakan bentuk emulsi digunakan untuk makanan burayak ikan

berumur 3-30 hari. Pakan ini berbetuk seperti lem atau cairan kental. Bahan

yang digunakan adalah telur itik terutama kuning telurnya, tepung kedele,

tepung sagu/ tapioka, air dan vitamin. Pakan emulsi dapat dimanfaatkan

dalam satu kali pemberian pakan dan mampu bertahan sampai dengan 10

jam, sehingga dalam pembuatannya disarankan sesuai kebutuhan.

Cara pembuatannya yaitu:

a. Ambil sebutir telur itik, kemudian direbus sampai matang

b. Kemudian dikupas dan diambil kuning telurnya saja

c. Larutkan kuning telur tersebut dalam air 200ml

d. Sambil diaduk tambahkan 40gr tepung kedele halus

e. Tambahkan tepung sagu / tapioka 5gr dan multi vitamin 1gr

f. Setelah larutan tercampur rata, kemudian dipanaskan sambil diaduk

aduk sampai menjadi cairan yang kental seperti lem

Teknologi Pakan Semester 3 33

Page 34: Pakan Buatan

g. Larutan didinginkan dan siap diberikan untuk pakan ikan

Pakan bentuk emulsi dapat juga dibuat dengan langkah-langkah berikut :

a. Ambil sebutir telur itik dan rebus sampai masak

b. Larutan kuning telur dalam 200 ml air.

c. Sambil aduk tambahkan 40 g tepung krdelai halus, 5g sagu dan

1g vitamin.

d. Panaskan larutan sambil tetao diaduk.

e. Setelah jadi cairan kental seperti lem encer, angkat lalu

dinginkan.

f. Bila emulasi tidak habis sekali, dapat disimpan maksimal 10 jam.

4. Roti Kukus

Pakan roti kukus dapat diberikan pada burayak ikan maupun ikan kecil.

Pakan ini terbuat dari telur itik, tepung ikan, tepung terigu, susu, vitamin,

bahan antibiotik dan bahan pelengkap ( vermifan/ ragi )

Cara membuat roti kukus adalah sebagai berikut:

a. Ambil telur itik secukupnya ( 2- 3 butir ), kemudian dikocok sampai

mengembang ( berbuih )

b. Campurkan tepung ikan, terigu dan tepung susu secara bergantian

sehingga tercampur rata menjadi adonan

c. Tambahkan air sedikit demi sedikit, supaya mengembang, tambahkan

vemipan secukupnya

d. Kukus adonan selama 30 menit atau sampai masak

e. Dinginkan roti kukus yang telah masak

f. Buatlah larutan terdiri dari vitamin B dan C, vitamin AD pleks, dan

antibiotik ( tetracycline ) campurkan sampai rata

g. Potonglah kecil- kecil roti kukus yang telah dingin dan oleskan pada

larutan vitamin dan berikan pada ikan

h. Jika akan diberikan pada burayak ikan makan cuilan/ potongan roti

kukus disaring terlebih dahulu dengan kain mori halus

Pakan bentuk Roti Kukus dapat juga dibuat dengan langkah-langkah berikut :

a. Kocok satu butir telur itik sampai mengembang.

b. Tambahkan sedikit demi sedikit tepung ikan, tepung terigu dan

tepung susu sambil ditambahkan air sedikit demi sedikit..

Teknologi Pakan Semester 3 34

Page 35: Pakan Buatan

c. Setelah adonan tercampur, kukus sampai masak selama 30

menit.

d. Angkat dan dinginkan dengan kipas angin.

e. Campurkan Vitamin (A,B komplek,D) dan Tetrasiklin.

f. Roti kukus yang sudah dingin diambil sedikit demi sedikit

membentuk gumpalan, lalu dioleskan pada campuran vitamin dan

antibiotik sambil diremas-remas.

g. Pakan ini dapat disimpan dalam lemari es selama 3 hari. Sebelum

diberikan, roti kukus tersebut dijadikan larutan suspensi terlebih dahulu

dengan cara melarutkannya dalam air melalui kain saringan halus

5. Bentuk Lembaran

Cara pembuatan pakan ikan bentuk lembaran dapat dilakukan dengan

langkah-lankah sebagai berikut :

Kocok kuning telur sampai lumat sambil ditambahkan air sebanyak

100 ml

Tambahkan tepung terigu 20 g, aduk sampai rata.

Panaskan adonan sambil diaduk terus sampai menjadi emulasi.

Selagi panas, emulasi dioleskan setipis mungkin diatas lempengan

alumunium

Panggang diatas api sampai mengering.

Bila sudah kering, lembaran tersebut akan mengelupas dengan

sendirinya.

Kumpulkan dan pecah-pecah menjadi kepingan-kepingan kecil.

6. Pellet

Pada pembuatan pellet / pakan ikan perlu diperhatikan beberapa Langah

proses atau tahapan penting yaitu: penimbangan, pencampuran, pencetakan,

Pengeringan dan pengemasan

a. Penimbangan

langkah pertama dalam pembuatan pelet adalah menimbang

kebutuhan bahan baku pakan yang akan di gunakan sesuai dengan

formula ransum yang telah ditentukan. Gunakanlah alat timbang yang

sesuai dengan jumlah bahan baku. Pisahkan bahan baku yang berupa

pasta, atau gumpalan daging, ikan atau ampas hati ikan. Bahan baku

yang berupa tepung kering digolongkan menjadi dua golongan yaitu

golongan dalam jumlah banyak(dedek, tepung ikan, tepung kedele dll )

serta golongan yang berjumlah sedikit (vitamin dan mineral ).

Teknologi Pakan Semester 3 35

Page 36: Pakan Buatan

Catatan :

untuk vitamin dan mineral yang berupa tablet harus dihaluskan terlebih

dahulu dengan mortar.

b. Pencampuran

Setelah semua bahan baku telah ditimbang, dilanjutkan dengan proses

pencampuran. Pada proses ini dilakukan dimulai dari bahan-bahan

yang palaing sejumlahnya yaitu vitamin dan mineral, kemudian secara

berangsur-angsur ditambahkan bahan-bahan

lainnya yang dalam jumlah banyak. Bahan

baku dalam jumlah terbanyak dicampur paling

terakhir hal ini dimaksudkan agar bahan baku

tercampur dengan merata.

Jika ada bahan baku berbentuk pasta maka

pencampuran dilakukan pada bagian akhir

proses pencampuran. Cara pencampuran

dilakukan dengan teknik meremas-remas

berulang-ulang sampai akhirnya hanya sedikiy

saja bagian yang masih berbentuk gumpalan.

Bahan perekat atau binder dapat di campur langsung dengan bahan lain

pada kondisi kering atau dapat juga di sendirikan. Bila di sendirikan

bahan perekat di seduh terlebih dahulu dengan air panas sehingga

menjadi adonan kental seperti lem encer, setelah itu baru di campurkan

dengan bahan-bahan lain.

Pencampuran bahan perekat dilakukan paling ahir, tekniknya dengan

meremas-remas berulang-ulang sampai tercampur rata. Jika adonan

masih kurang basah dapat ditambah dapat ditambahkan air

secukupnya. Adonan di anggap lumat jika dapat di kepal- kepal menjadi

bulatan dan tidak mudah ambyar atau pecah.Apabila bahan perekat

dicampur langsung pada saat bahan masih kering,maka dalam

pembuatan adonan dilakukan dengan menambah air panas sedikit demi

sedikit sambil di campur atau di remas-remas

sampai rata.

c. Pencetakan

Bahan baku pakan yang telah menjadi

adonan,kemudian di masukan kedalam alat

atau mesun pencetak pelet.Besar kecilnya

Teknologi Pakan Semester 3 36

Page 37: Pakan Buatan

pellet sangat tergantung dari diameter lubang pencetakan.Pencetakan

pelet menggunakan alat pencetak manual biasanya hasil cetakan masih

berupa batangan panjang-panjang sehingga perlu dilakukan

pemotongan baru kemudian di jemur atau di keringkan.Sedangkan pada

pencetakan menggunakan alat yang moderen, hasil cetakan sudah

berupa potongan-potongan pelet dengan ukuran tertentu sesuai dengan

ukuran yang di inginkan.Hal ini disebabkan pada mesin tersebut sudah

dilengkapi alat pemotong pelet,kita tinggal mengatur panjang pendek

pakan yang di inginkan.

d. Pengeringan

Setalah pelet jadi maka di lakukan proses selanjutnya yaitu proses

pengeringan. Proses ini dapat dilakukan

dengan bantuan sinarmatahari melalui

penjemuran. Dalam proses penjemuran yang

perlu di perhatikan adalah harus dilakukan

pembolak-balikan pelet agar keringnya

merata dan sempurna. Penjemuran di anggap

cukup kalau pelet terasa keras, kemrisik dan

getas (mudah patah). Kandungan air yang

baik pada pelet adalah 10-12 persen.

Pengeringan dapat juga dilakukan dengan

menggunakan oven, hal ini untuk menanggulangi kurangnya intensitas

sinar matahari atau kondisi cuaca mendung terus-menerus.

Pengeringan dihentikan jika pellet sudah kering benar.

e. Pengemasan

Pengemasan dilakukan setelah semua pakan telah kering. Pengemasan

dilakukan untuk menghindari pakan dari kerusakan dan dapat

dimanfaatkan dalam waktu yang lama. Syarat-syarat wadah

pengemasan adalah : Kering, kedap air, tembus air, kuat.

Akibat pengemasan pelet yang tidak baik dapat menyebabkan :

Pakan terserang jamur dan bakteri

Pakan rusak atau bau tengik akibat dekomposisi lemak dan protein

Pakan rusak oleh serangga atau tikus akibat wadah pakan mudah

robek.

6. Bentuk Remah/Crumble

Teknologi Pakan Semester 3 37

Page 38: Pakan Buatan

Untuk mendapatkan kedua bentuk tersebut, pellet yang sudah kering

digiling lagi Dengan alat penggiling kopi. Besar kecilnya ukuran butir

yang didapatkan tergantung pada kendor kencangnya Setelah gigi-gigi

penggilas. Semakin kendor setelannya, makin besar ukuran

butirannya.

Gunakan ayakan untuk memisahkan tepung yang sudah halus dan

remah. Untuk benih umur 20-40 hari gunakan mata saringan 40-75

mikron sampai 75-105 mikron. Sedangkan untuk benih yang sudah

berumur 40-80 hari, dapat digunakan mata saringan 105 mikron ke

atas.

Pengujian Mutu Pakan

1. Fisika

Pakan yang berkualitas harus mempunyai mutu yang baik. Untuk mengetahui

mutu pelet atau pakan buatan\pelet secara fisik dapat dilakukan uji seperti :

kehalusan bahan baku,

kekerasan,

daya tahan dalam air\water stability dan

daya apung .

Kehalusan bahan baku dapat di uji dengan jalan menggiling, hasil

gilingan di amati. Berdasarkan besar kecilnya butiran dapat di bedakan

kualitas bahan bahan baku yaitu dengan kriteria sangat halus, halus, kasar

Teknologi Pakan Semester 3 38

BABVIII

Page 39: Pakan Buatan

dan sangat kasar. Dari data tersebut kemudian dilakukan perhitungan

prosentase masing-masing golongan tersebut. Semakin banyak prosentase

butiran yang halus maka semakin baik mutu pakan tersebut .

Hal ini berimplikasi bahwa semakin halus bahan baku maka produk pellet yang

dihasilkan akan semakin kompak/padat, tercampur rata dan tidak mudah

pecah.

Pengujian kekerasan pelet di lakukan dengan cara memberi beban pada

pelet yang bersangkutan. Pemberian beban dilakukan bermacam-macam

pemberat sehingga pelet tidak akan mampu menahan dan hancur. Pelet yang

baik tidak akan mudah hancur atau mempunyai kekerasan tinggi.

Water stability atau daya tahan dalam air dapat dilakukan dengan jalan

merendam pakan dalam air dingin. Waktu yang di perlukan sampai pelet

hancur\ambyar merupakan daya tahan pelet dalam air . Tujuan pengujian ini

adalah untuk mengetahui atau mengurangi tingkat degradasi pakan atau

pencucian kandungan nutrien pakan (Leaching Out). Semakin lama hancur

maka pelet semakin baik, kisaran waktu 30 menit sampai 2 jam . Khusus

pakan udang harus mempunyai water stability yang ideal sekitar 24 jam .

Cara pengujian dapat silakukan dengan langkah-langkas sebagai berikut :

Sampel direndam dalam air

Catat waktu yg dibutuhkan sampai pakan hancur

Waktu yg dicapai daya tahan / water stability

Semakin lama semakin baik

Pengujian daya apung pelet dilakukan dengan cara menjatuhkan pelet

yang bersangkutan ke dalam air ( aquarium atau bejana ) dengan kedalaman

20 cm . Waktu yang diperlukan pelet untuk menyentuh permukan air sampai

tenggelam di dasar aquarium adalah daya apung pakan tersebut . Daya

apung pakan yang baik 5 menit, tetapi khusus pakan udang daya apung

mendekati 0 ( Nol ) atau cepat tenggelam .

2. Kimia

Pengujian secara kimia dimaksudkan untuk mmengetahui kandungan zat

gizi pada pakan . Pengujian ini terkenal dengan istilah analisa\uji proximat .

Kandungan gizi yang di amati antara lain adalah kadar protein, leamk,

karbohidrat, abu, serat kasar dan kadar air .

Analisa proximat dilakukan di laboratorium kimia. Pengujian kadar

protein dapat dilakukan dengan kjedhal, sedangkan kadar lemak dapat

dilakukan dengan menggunakan soklet. Kadar protein, lemak, karbohidrat dan

Teknologi Pakan Semester 3 39

Page 40: Pakan Buatan

pada sangat pelet tergantung dari jenis ikan yang akan di beri pakan . Kadar

lemak dalam pakan tidak lebih 8-10 persen, sedangkan karbohidrat < 12

persen .

a. Kadar Air

Pada prinsipnya pakan ikan/udang harus kering. Analisa kadar air

dilakukan dengan cara mengoven atau mengeringkan pelet pada suhu

105 OC selama 5 jam . Pengujian kadar air ini penting karena untuk

menghindari adanya serangan jamur atau kerusakan pada pakan . Pelet

yang mengandung air tinggi akan mudah terserang jamur dan busuk

atau rusak . Alat –alat yang digunakan untuk analisa kadar air antara

lain : Oven vacum, Blender/penghancur, Cawan porselin, Alat penjepit ,

Desikator dan Timbangan analitik dg ketelitian 0,1 mg.

Prosedur analisa kadar air dilakukan dengan langkah-langkah

sebagaiberikut :

Ambil sampel kira-kira 2 gr

Masukan sampel pada cawan porselin

Timbang sampel + cawan x gram

Masukan cawan + sampel ke oven vacum 100 oC selama 5 jam s/p

berat konstan

Dinginkan cawan ke desikator Timbang y gram

Perhitungan :

Berat Awal (x) – B. Akhir (y)

Kadar Air (KA) = X 100 %

Berat Awal (x)

b. Kadar Abu

Kadar abu dalam pakan sangat penting untuk diperhatikan, jika kadar

abu tinggi maka kualitas pakan tidak baik karena akan terbuang

tertiup angin. Kadar abu yang disarankan tidak lebih dari 5%.

Pengukuran kadar abu dilakukan dengan cara mengeringkan dan

mengabukan pellet pada tanur/tungku perabuan (Furnace).

Pengukuran ini pada prinsipnya mengukur selisih antara bobot awal

dan bobot akhir setelah dilakukan pengabuan pads tungku abu pada

suhu 650 oC selama 1 jam.

Alat yang digunakan untuk pengukuran kadar abu antara lain :

Cawan porselin

Tungku Perabuan (Muffle furnance)

Teknologi Pakan Semester 3 40

Page 41: Pakan Buatan

Timbangan analitik

Desikator

Penjepit

Prosedur pengukuran kadar abu dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

Cawan porselin dimasukan ke tungku perabuan dg suhu 200 oC

selama 30 menit

Dinginkan cawan ke desikator sampai beratnya konstan

Timbang berat cawan (x) gram

Ambil sampel contoh (y) gram

Masukan cawan+ sample ke tungku perabuan dengan suhu 650 oC

selama 1 jam

Turunkan suhu tungku sampai 200 oC selma 30 menit

Dinginkan pada desikator dan timbnang beratnya (z) gram

Perhitungan :

( x + y) – ( z )

KADAR ABU = X 100 %

( x + y )

b. Kadar Protein

Pengujian kadar protein pada pakan pada prinsipnya menghitung

kadar total nitrogen pada suatu pakan/sample. Metode yang

digunakan adalah Metode KJedahl (Tabung Kjedahl)

Alat dan bahan yang digunakan antara lain :

Labu Kjedahl 800 ml

Unit pencerna Kjedahl dan destilasi

Alat pelumat/penghancur

Asam sulfat (H2SO4) non nitrogen

Kupri sulfat (CuSO4) non Nitrogen

Natrium Sulfat (Na2SO4)

Natrium Hidroksida (NaOH)

Teknologi Pakan Semester 3 41

Page 42: Pakan Buatan

3. Biologi

Pengujian secara biologi dilakukan dengan maksud untuk mengetahui

efek pertumbuhan pada ikan yang telah di beri pakan tersebut . Masa

pemeliharaan atau pemantauan berkisar 1-2 bulan. Setiap minggu dilakuknan

pencatatan hasil pengukuran yang meliputi, perkembangan stadia, panjang

tubuh dan berat tubuh. Dari data-data tersebut akan ditarik kesimpulan

mengenai kualitas pakan tersebut/pakan uji . Disamping itu dapat pula

diketahui mengenai konversi pakan yang di berikan.

a. Estimasi populasi

Populasi hewan budidaya sangat di pengaruhi oleh padat penebaran

benih ikan/udang per satuan luasa kolam . Beberapa peneliti ada yng

mengemukakan bahwa padat padat penebaran adalah jumlah individu

hewan budidaya yang di tebar per satuan luas atau prer satuan

volume . Jadi estimasi populasi dapat dihitung dengan rumus :

Populasi ( P ) = D x L , atau

Populasi ( P ) = d x v

Keterangan :

D : densitas/padat penebaran per meter persegi L : luas kolam meter persegi d : densitas/ penebaran ekor per liter v : volume bak atau kolam meter kubik atau liter

b. Perhitungan nilai SR ( survival rate ) dan MR (mortality rate )

Pola budidaya ikan/udang dengan padat penebaran tinggi sangatlah

beresiko tinggi . Hal ini akan berakibat meningkatkan persaingan

pencarian makanan, ruang gerak dan memungkinkan penurunan

kualitas media budidaya secara tidak langsung . Akibat lanjutan yang

akan diderita adalah tingginya angka kematian ( mortality rate atau

MR ) . Khusus pada budidaya udang tingginya nilai kematuan akibat

meningkatnya proses kanibalisme . Nilai kematian/ mortality

dinyatakan dalam persen ( % ) .

Perhitungan angka kematian dirumuskan sebagai berikut :

Eo - Et MR = ------------------x 100 % Eo

Keterangan :

Eo : jumlah / populasi awal

Teknologi Pakan Semester 3 42

Page 43: Pakan Buatan

Et : jumlah / populasi akhirMr : Angka kematian ( dalam persen )

c. Laju pertumbuhan mutlak

Pertumbuhan bobot biomasa mutlak adalah prtambahan bobot biomasa hewan

budidaya selama pemeliharaan tertentu . Dengan demikian nilai perubahan ini

merupakan selisih dari penimbangan bobot biomasa waktu tertentu atau akhir

pemeliharaan dan awal pemeliharaan (tebar) pada masing-masing kolam/ wadah.

Perhitungan dirumuskan dengan :

W m = ( W akh – W aw )

Keterangan :

W m : pertumbuhan bobot biomassa mutlak ( mg atau gr ) W akh : bobot biomassa mutlak akhir pemeliharaan atau panen ( mg atau gr ) W aw : bobot biomassa mutlak awal masa pemeliharaan

d. Laju pertumbuhan relatif

Pertumbuhan bobot biomassa relatif hewan budidaya dapat dihitung

berdasarkan rumus roun sefell dan Everhart, yaitu :

Wt - Wo Wm = ----------------- x 100 % Wo

Keterangan :

Wr : pertumbuhan bobot biomassa relatif ( dalam persen atau % ) Wt : bobot biomassa mutlak akhir pemeliharaan atau panen ( mg atau gr ) Wo : bobot biomassa mutlak awal masa pemeliharaan ( mg atau gr

)

e. Laju pertumbuhan harian

Untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan hewan budidaya

dapat dilakukan perhitungan pertumbuhan harian. Perhitungan ini

adalah menggambarkan rata–rata perubahan bobot biomassa atau

pertumbuhan hewan budidaya persatuan waktu ( hari )

Laju pertumbuhan harian dapat dihitung dengan rumus :

( W akh – W aw ) Wh = -------------------------------- t

Keterangan :

Wh : laju pertumbuhan harian ( mg atau gr per hari)

Teknologi Pakan Semester 3 43

Page 44: Pakan Buatan

Wakh : bobot biomassa mutlak akhir pemeliharaan /panen ( mg / gr ) Waw : bobot biomassa mutlak awal masa pemeliharaan t : lama pemeliharaan

f. TPR (tingkat pemberian ransum) dan FCR (food conversi ratio)

Teknik pemberian pakan pada ikan sangatlah penting. Dalam

pemberian pakan haruslah memperhatikan beberapa hal yaitu

jenis/species ikan, ukuran ikan, suhu air, dan jenis pakan buatan,

tingkat pemberian rasum dan keadaan lingkungan.

Secara umum ada beberapa prinsip dalam pemberian pakan yaitu:

a. ukuran ikan / stadia ikan

b. ukuran bukaan mulut

c. nafsu makan (kondisi sikologis ikan:stres,matang gonat dll)

d. Feeding rate/feeding level

e. Feeding frekuensi/keseringan pemberian pakan

Pemberian pakan pada stadia burayak dan benih ikan kecil dapat

dilakukan dengan cara penyebar pakan secara rata keseluruh

permukaan air. Jenis pakan yang digunakan adalah pakan bentuk

larutan atau tepung/bubuk. Jika menggunakan larutan maka dapat

dilakukan dengan penyemprotan menggunakan sprayer, sedangkan

untuk tepung bisa langsung ditaburkan ke permukaan air (perlu

diperhatikan arah mata angin).

Untuk ikan stadia dewasa,pemberian makanan menggunakan pakan

bentuk pelet dan langsung ditaburkan keseluruh permukaan air.Pada

jenis ikan tertentu,ikan pakan dapat ditebar pada depan pintu

pemasukan saja atau pengeluaran.

TPR ( Tingkat pemberian rasum )

Tingkat pemberian rasum didasarkan pada dua halyaitu jumlah

pemberian rasum (Feeding rate/feeding level) dan keseringan

pemberian ransum (Feedimg Frekuensi.

Feeding level/feeding rate didasarkan pada prosentase bobot

biomassa hewan budidaya.Penentuan FR sangat tergantung pada

species ikan,ukuran ikan dan temperatur atau suhu media budidaya.

Pada awalnya pemberian dosis pakan masih bersifat try and eror yaitu

dengan melakukan coba-coba sampai didapatkan jumlah pakan yang

dibutuhkan oleh ikan budidaya, sampai akhirnya ditemukan konsep

Teknologi Pakan Semester 3 44

Page 45: Pakan Buatan

tingkat kebutuhan/ adlibitum dimana ikan akan diberi pakan sesuai

dengan kebutuhannya hingga kenyang pemberian pakan dihentikan.

Pemberian pakan yang baik adalah sampai pada level optimal bukan

maksimal. Hal ini dikarenakan akan sangat berefek pada sisa pakan

yang dapat menyebabkan polusi budidaya.

Ikan kecil relatif membutuhkan pakan lebih banyak untuk

pertumbuhan,sehingga semakin kecil ikan maka Feeding rate semakin

tinggi.Sebaliknya untk ikan yang besar feeding ratenya semakin kecil.

Feeding Frekuensi/Keseringan pemberian pakan.

Pemberian pakan pada stadia gurayak dan benih dapat dilakukan

seseringkan mungkin.Sebaiknya tidak kurang dari 6 kali dalam

sehari.Terutama untuk hewan budidaya jenis crustacea (udang

galah ,windu dll). Burayak udang galah diberi makan 4 kali sehari yaitu

pukul 07.00, 10.00, 13.00 dan 16.00.

Khusus udang windu/vananci pemberian pakan pada stadia larva

sebanyak 4 kali sehari bahkan jika sudah mencapai stadia postlarva

pakan bisa mencapai 8 kali sehari.Pada ikan dewasa besar pemberian

pakan dilakukan sebanyak 3-4 kalisehari, sedangkan untuk

pemeliharaan intesif seperti udang pemberian pakan bisa di lakykan 6

kali sehari yaitu pukul 06.00, 11.00, 15.00, 19.00, 24.00 dan 03.00.

Studi kasus:

A. Kolam induk

Kolam induk I:30 ekor jantan dengan berat rata-rata1,5 kg/ekor

Kolam induk II:60 ekor betina berat rata-rata 3 kg/ekor

Hitunglah jumlah pakan per hari yang diberikan jika FR untik jantan 4%

dan betina 5%

B. Udang

Tebar udang windu 150.000 ekor/petak

Sampai dengan umur 100 hari SR =80%

Jika saat itu dilakukan sampling adalah size 60

Hitunglah jumlah pakan per hari yang diberikan jika FR 5%

h. FCR(food Conversi Ratio)

Teknologi Pakan Semester 3 45

Page 46: Pakan Buatan

Konversi pakan/FCR adalah menggambarkan perbandingan antar

jumlah pakan yang diberikan terhadap jumlah hasil panen.Semakin

rendah nilai FCR akan menunjukan nilai efisiensi pkan yang baik.Nilai

FCR sama dengan 2 artinya dengan memberikan pakan sebanyak 2 Kg

akan menjadi atau menghasilkan daging ikan/udang sebanyak 1Kg.

Nilai FCR yang ideal adalah lebih kecil dari 2,tetapi jarang mencapai

nilai FCR sama dengan 1.

Studi kasus

A. Pembesaran udang windu di tambak

Jari-jari jala1.5 m

Luas tambak 300 m persegi

Size panen 33

Hasil sampling rata-rata 200 ekor/sampling

Jumlah pakan total 3250 Kg

Hitunglah:

a. populasi udang

b. total biomassa/panen

c. Nilai FCR

Peta kompetensi

KodeStandar

kompetensiKompetensi

DasarIndikator

3 Membuat pakan buatan

o Mengidentifikasi jenis, bahan dan kandungan nutrisi bahan pakan serta alat dan sarana pembuatan pakan

Pengertian pakan buatan

Jenis-jenis pakan buatan diidentifikasi dengan teliti

Bahan-bahan pakan diidentifikasi dengan benar

Data dan informasi tentang Kandungan nutrisi pakan diidentifikasi

Mengidentifikasi alat dan saran pembuatan pakan

Teknologi Pakan Semester 3 46

Page 47: Pakan Buatan

buatano Formulasi pakan

buatan Metoda formulasi

pakan buatan difahami dengan benar

o Membuat Emulsi

Formulasi bahan dibuat sesuai dengan kebutuhan

Alat dan bahan disiapkan sesuai dengan keperluan

Pembuatan emulsi dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar

o Membuat Suspensi

Formulasi bahan dibuat sesuai dengan kebutuhan

Alat dan bahan disiapkan sesuai dengan keperluan

Pembuatan suspensi dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar

o Membuat pellet

Formulasi bahan dibuat sesuai dengan kebutuhan

Alat dan bahan disiapkan sesuai dengan keperluan

Pembuatan pellet dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar

Teknologi Pakan Semester 3 47