pak dwi handoyo marmer

Upload: maurit-francius-simanjuntak

Post on 25-Feb-2018

322 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    1/39

    6/1/20

    DAMPAK PELEDAKAN

    Blast Generated NoX Gases

    Reactive Ground & Hot Hole

    Ground Vibration & Air blast

    wihandoyo armer

    1. PENGERTIAN1. PENGERTIAN

    NOx adalah senyawa gas nitrat yang

    berbahaya (N2O, NO, NO2, N2O4, N2O3, N2O5)

    yang dibentuk dari campuran nitrogen oksida

    dan nitrogen dioksida

    Fumeadalah asap yang timbul setelah proses

    peledakan yang mengandung gas-gas

    berbahaya

    2. Penyebab timbulnya asap berbahaya

    gas NOx pada peledakan

    2.1. Pada proses peledakan yang ideal

    Menghasilkan nitrogen, karbon dioksida

    dan ua air menurut reaksi se erti 1 as

    tidak berwarna, yang timbul hanya uap

    dan debu serta menghasilkan VOD

    maksimum dan energy (H +222 kJ/kg)

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    2/39

    6/1/20

    jika gas-gas tidakbercampur denganuap air atau debumaka gas-gastersebut tidak akanmengeluarkan asapyang dapat dilihatdengan matatelanjang.

    2.2.2.2. ProsesProses PeledakanPeledakan ygyg tidaktidak sempurnasempurna

    Gas Nitrat Oksida jika bereaksi dengan oksigen di

    udara akan berubah menjadi gumpalan gas Nitrogen

    3. Kemungkinan Timbulnya

    gas NOx

    Formula Bahan Peledak

    Kondisi Geologi

    Desain peledakan.

    Pemilihan produk bahan peledak

    Pedoman Operasional dilapangan.

    Kontaminasi Bahan Peledak dilubang

    ledak.

    4. Penanganan Pengamanan

    Terhadap Asap

    Melakukan tindakan untuk melindungi

    personil yang berada di arah tiupan angin

    agar tidak terkena oxide dari nitrogen

    Pastikan ersonil men etahui warna dan

    level asap yang timbul paska peledakan

    serta dampaknya

    Dokumentasikan dengan camera atau

    video untuk keperluan analisis asap

    berbahaya tersebut

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    3/39

    6/1/20

    Pastikan asap berbahaya hilang terlebihdahulu, baru petugas blasting melakukan

    pengecekan rangkaian peledakan

    Perencanaan pengaturan medikal dan

    informasi mengenai penanganan

    kesehatan harus disampaikan kepada

    dokter yang merawat.

    Pada awalnya personil mungkin saja

    terlihat tidak terpengaruh apa-apa.

    Observasi selama 24 jam perlu dilakukan

    untuk mengetahui apabila ada efek

    pulmonary oedema yang tertunda/belum

    muncul.

    5. Baku tingkat bahaya asap

    5.1. Skala asap

    5.2. Toxicologi (racun) dalam asap

    Australian Exposure standards.

    50 ppm NO2dan 100 ppm NO selama 30 menit.

    Berbahaya terhadap kesehatan secara

    langsung Badan Kesehatan Kerja- US

    200 ppm selama 1 menit Lethal (mematikan)

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    4/39

    6/1/20

    5.3. Efek racun versi NO2

    NO2(ppm)

    Waktu

    terpapar Respon kesehatan

    0.04-5 ambang batas bau

    0.3-0.5 2 jam Penurunan fungsi paru, batuk dan kering

    tenggorokan dan mulut.

    20 30 menit Tingkat IDLH (Immediately Dangerous to

    Life or Health)*

    30 40 menit Sensasi tergelitik di hidung dan

    tenggorokan

    30 70 min Sensasi terbakar dan batuk

    30 2 jam sensasi terbakar di dalam dada, sesak

    napas

    80 3-5 min Dada sesak

    90 40 menit Cairan di paru-paru

    1. Code Of Practice Prevention And

    Management Of Blast Generated

    Nox Gases In Surface Blasting

    Edition 2 August 2011.

    Bibliografi 1. PENGERTIAN1. PENGERTIAN

    Peledakan pada lubang panas dan tanah

    reaktif adalah reaksi dari bahan peledak yang

    dapat menyebabkan detonasi prematur di area

    pada suhu tinggi atau tanah reaktif.

    reaksi eksotermis spontan setelah kontak

    dengan nitrat.

    Hot ground adalah tanah panas bila suhunya

    55o

    C atau lebih tetapi kurang dari 100o

    C [AS2.187,2-2.006 - Section 12.6.1].

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    5/39

    6/1/20

    2. LATAR BELAKANG

    Empat kondisi utama elevated temperature

    ground and reactive ground:

    3. KASUS/INSIDEN YANG PERNAH

    TERJADI :

    1. Ada sejumlah insiden yang telah terjadi di

    beberapa negara juga di Indonesia, di

    industri pertambangan yang dikaitkan

    dengan suhu tinggi dan / atau tanah reaktif.

    Antara lain bahan peledak meleleh, ledakan

    prematur, lubang ledak terbakar seperti

    tabel berikut.

    2. Kideco detonator meleleh3. Indominco Mandiri Bontang Peledakan

    premateur

    Table 1 Examples of known incidents caused by

    elevated temperature and/or reactive Ground

    Date Location Type1 Details of Incident

    2006 Curragh H Two blastholes detonated due to slumped

    hot material that was undetected when

    drilled.

    2005 Black Star HR Premature detonation.

    2005 Moura H Melted rimer.

    2003 Ernest Henry R Melted lead lines (2 leads in one hole).

    2003 Drayton H Detonating cord caught fire on

    bench surface.

    2002 Collinsville R Melted primer.

    2000 Parkes R Spillage fire.

    1998 Century R AN spilt on the bench started to burn

    several days after the shot wasfired.

    1998 Ok Tedi HR Drill cuttings caught fire.

    1998 Sons of Gwalia R Several holes at Jacoletti pitstarted smoking within 20 minutes of

    being loadedwithheavy ANFO.

    1998 Southern Cross R ANFO spillage fire.

    1998 Collinsville R A hole loaded with sawdust/ANFO detonated prematurely.

    1997 Minahasa U Premature detonation.

    1995 Saraji R Spillage on bench reacted with drill cuttings from sulphide band

    above K seam.

    1995 Collinsville R Holes containing emulsion (heavy ANFO)

    caught fire.

    1994 New Hope H Blasthole detonated whi le blast crew and dri ll on shot due to

    burning ofstringer coal seams.

    1992 Mt Leyshon R Emulsion in a shot which had been sleeping for several months

    detonated.

    1991 USA U Paradise Peak Gold premature detonations with ANFO.

    1990? Dominican Republic U Heavy ANFO caused burning and premature detonation.

    1989 Mt Lyell U Explosive ejection premature detonation of

    AN emulsion within 10 hours of loading.

    1989 USA U Battle Mountain Gold premature detonations with ANFO.

    1989/90 Faro, Canada U Premature detonation.

    1987 Mt Whaleback R A hole which was lined and loaded with ANFO

    detonated when the hole liner split.

    1983 Mt Whaleback R A hole loaded with ANFO detonated prematurely.

    1968 Russia R Gaiskii Combine copper, spontaneous detonation with AN

    explosives.

    1963/64/65 Mount Isa R Holes in 500 ore body became incandescent on contact with ANFO.

    Premature detonations.

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    6/39

    6/1/20

    Note 1:H = Elevated temperature ground only.

    R = Reactive ground only.

    HR = Elevated temperature and reactive ground.

    U = Information unavailable.

    4. Indikator adanya tanah reaktif:

    1. Adanya lapisan sedimen sulfida berwarna hitam.

    2. Sulfida dalam batuan yang termineralisasi.

    5. Elevated Temperature Blasting

    5.1. Penyebab Elevated Temperature

    Ground:

    Pemanasan geothermal dari aktivitas gunung

    api

    ra en geo erma .

    Terbakarnya lapisan batubara.

    5.2. Risiko peledakan Elevated

    Temperature Ground:

    Operator dapat terpapar oleh suhu tinggi.

    Operator dapat terpapar oleh uap beracun

    Kontak dengan uap dari produk emulsi dan

    ANFO.

    Detonasi yang diikuti oleh dekomposisi

    Lelehan dan dekomposisi dari bulk & package

    5.3. SOP Elevated Temperature

    Ground:

    Mengurangi sleep time bahan peledak

    Monitor suhu setiap lubang dan dicatat

    posisinya

    Perhatikan perubahan suhu mendadak di

    suatu lubang

    Untuk lubang panas pilih sleep time kecil

    Lubang yang terlalu panas tidak perlu diisi

    bahan peledak atau ditutup

    Peralatan pengukuran harus standard

    (logging) jangan gunakan infra merah

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    7/39

    6/1/20

    5.4. Urutan pengisian lubang

    Pengisian dimulai pada lubang yang tidak

    panas

    segera pada kondisi yang berubah cepat

    (misalnya perubahan cuaca atau sleep

    time akan habis).

    Lubang panas diisi paling akhir

    6. Reactive Ground Blasting

    Iron Sulphides + Oxygen + Water

    Ferrous Ions + Sulphuric Acid

    Reaksi ini exothermis menimbulkan panas pada

    lubang ledak. Suhu bisa meningkat dari 2C sd

    >100C.

    Reaksi Kimia :

    Nitrates + Iron Sulphides + Ferrous Ions +

    Sulphuric Acid

    Nitric Oxide + Ferric Ions + HEAT

    Iron Sulphides + Nitric Oxide + Ferric Ions

    Ferrous Ions + Sulphuric Acid Nitrates + Fuels (sulphides, diesel etc) + Heat

    EXPLOSION

    6.1. Risiko Blasting in Reactive

    Ground

    Premature detonasi dan timbul panas

    Detonasi secara masal

    Deflagrasi-lalu-detonasi di single holes

    Terjadi ledakan antar lubang.

    6.2. Standard Operating Procedure

    Seleksi produk

    Waktu peledakan tidur (sleep time)

    Urutan loading

    Monitor suhu lubang ledak

    on tor su u permu aan

    Urutan pengisian handak ke lubang

    Deliniasi zona

    Tumpahan produk

    Stemming material

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    8/39

    6/1/20

    1. Code of Practice Elevated

    Temperature and Reactive

    Ground Version 1.1 March 2007

    Bibliografi

    (Australian Explosives Industry And

    Safety Group Inc)

    2. Peledakan Pada Tanah Yang

    Reaktif Di Pit Ab PT. KPC

    1. PEMBORAN DAN PELEDAKAN BAWAH1. PEMBORAN DAN PELEDAKAN BAWAH

    AIR/LAUTAIR/LAUT

    Kegiatan peledakan konstruksi yang

    dilakukan antara lain untuk mendalamkan

    dasar laut untuk emban unan derma a

    pelabuhan terminal batubara atau bahan

    tambang lain, pembongkaran fondasi dam

    dan lainnya.

    Biasanya berada disekitar hutan bakau,

    atau disekitar gundukan karang yang

    mungkin keberadaannya merupakan

    karang laut atau biota laut yang dilindungi.

    Kegiatan dekat dengan pemukiman,

    seperti kegiatan peledakan bawah laut di

    Pelindo II Bojonegara Merak Banten, juga

    yang pernah dilakukan oleh proyek

    pengembangan terminal batu bara HayPoint Coal Terminal Expansion Project

    Brisbane Australia.

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    9/39

    6/1/20

    Instansi Kepolisian

    Instansi Pelabuhan (Pelindo)

    Instansi Kelautan

    2. Proses Perijinan :

    Instansi Kementrian Lingkungan Hidup

    Instansi Hidro Oceanografi dari Angkatan

    Laut

    ESDM dan Instansi terkait lainnya.

    Pelindo Bojonegara UWB

    3. Rancangan Peledakan

    di Hay Point Coal Terminal :

    Metode peledakan permukaan letaknya di

    dasar laut

    Charge/delay antara100 kg sampai 200 kg

    Peledakan masa batuan antara 150 kg

    sampai 2.000 kg

    Penggunaan delay adalah nonel mapun

    electronic delay

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    10/39

    6/1/20

    Karena dikawasan terdapat kapal-kapal yang

    berlabuh dan dekat pemukiman disekitar

    dermaga pada jarak 2 3 km, maka jumlah

    lubang dibatasi hanya 24 lubang ledak.

    Getaran eledakan harus dibawah German

    Standard DIN 4150 Structural Vibration Part

    3: Ef fects of Vibrat ion on Structures

    berhubungan dengan dermaga dan struktur

    fondasi belt conveyor

    Airblast atau tekanan gelombang bawah air

    harus dibawah standard yang ditentukan

    4. Isu kunci desain Peledakan

    Tingkat fragmentasi harus baik untuk

    memfasilitasi pengerukan/pembongkaran

    hasil peledakan yang bisa dilakukan oleh

    backhoe and grabdredge removal

    (mechanical dredgers)

    Meminimalkan dampak terhadap

    lingkungan (terhadap kehidupan laut dan

    struktur sekitarnya )

    Jangka waktu keseluruhan yang diperlukan

    untuk bekerja (dalam siklus pengerukan)harus ditentukan

    Diameter lubang ledak adalah 80 mm dan 100

    mm menggunakan alat bor a large jack-up

    barge platform. (Gambar alat bor)

    Jumlah lubang ledak setiap peledakan

    maksimum 24 lubang

    Bila diameter lubang ledak 100 mm maka

    menggunakan bahan peledak kardrij dengan

    diameter 80 mm, Burden 2,25 m dan Spacing

    2,25 m

    Dengan menggunakan single deck , pada

    kedalaman 3,5 m 8 m stemming 0,5 m,

    material stemming harus gravel

    Hole charged antara 3 m 7,5 m berisi

    antara 7,5 kardrij 18,75 kardrij dengan

    jumlah bahan peledak/delay antara 15,6

    kg/delay 39 kg

    Berat kardrij ukuran 400 mm x 80 mm

    adalah 2,08 kg (Orica powergel booster)

    PF 0,88 0,96

    Bila diameter lubang ledak 125 mm,

    maka bahan peledak kardrij diameter 100

    mm, Burden 3 m dan Spacing 3 m

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    11/39

    6/1/20

    Semakin besar diameter maka jumlah

    handak/ delay semakin besar

    Untuk ukuran kardrij 500 mm x 100 mm,

    beratnya adalah 4,5 kg (Orica powergel

    booster

    Hole charged antara 3 m 7,5 m berisi

    antara 6 kardrij 15 kardrij dengan

    charge/delay antara 27 67,5 kg/delay

    PF 0,86 0,94

    Bila menggunakan double deckmaka

    jumlah bahan peledak/delay menjadi 22.5

    kg (dari 54 kg), dan menjadi 31.5 kg (dari

    67.5 kg), dengan demikian muatan bahan

    peledak lebih kecil dari single deck

    Material stemming harus gravel

    Jack-up barge platform

    Underwater Blasting in Alfeciras,

    Spain used to help move the

    Largest Floating Dock in the

    World

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    12/39

    6/1/20

    Skema Lubang Bor

    Tabel Pola Peledakan

    Gravel for stemming

    Loading handak & stemming

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    13/39

    6/1/20

    5. ANTISIPASI DAMPAK PELEDAKAN

    BAWAH AIR/LAUT

    5a. Dampak Getaran Peledakan

    Getaran peledakan bawah air memberikan

    disekitarnya, antara lain konstruksi fondasi

    belt conveyor, fondasi dermaga, pemukiman

    yang berada disekitar lokasi peledakan

    sampai jarak antara 1 km 2 km

    Blasting Point

    Hydrophone

    Prediksi Getaran : PPV= k(R/Q0,5)-m

    Dimana :

    PPV = besar getaran (mm/s)

    K = konstanta (100 5000)

    R = jarak (m)

    Q = jumlah bahan peledak/delay (kg)

    m = (-1,6)

    Bila jarak konstruksi belt conveyor/fondasi

    dermaga pada jarak 200 m, Q (67 kg)

    menggunakan single deck , dengan

    menggunakan k = 2000, maka besar

    getaran (PPV) adalah :

    PPV= 2000(200/670,5)-1,6

    PPV= 12.029 mm/s

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    14/39

    6/1/20

    Bila menggunakan double deck maka Q

    (31 kg), besar getaran (PPV) adalah :

    PPV= 2000(200/310,5)-1,6

    PPV= 6,49 mm/s

    DIN 4150,Berdasarkan grafik maupun

    table DIN 4150 prediksi PPV

    dengan single deck

    mencapai 12,09 mm/s berarti

    melebihi standard, tetapi

    dengan menggunakan

    double deck maka PPV

    menjadi 6,49 mm/s masih

    Country PPV

    (mm/s)

    Frequency

    (Hertz)

    Type of Structure

    Germany 3 10 Sensitive (L3)3 - 8 10 - 50 Domistic Houses (L2)

    8 - 10 50 - 100 Industrial Structural (L1)

    awa am ang a as.

    Berdasarkan grafik

    Indonesian Standard SNI

    7571:2010 prediksi PPV

    dengan single deck

    Indonesian Standard SNI 7571:2010

    mencapa , mm s

    berarti melebihi standard,

    tetapi dengan

    menggunakan double deck

    maka PPV menjadi 6,49

    mm/s masih dibawah

    ambang batas.

    5b. Dampak Noise Terhadap Biota Laut

    Noise peledakan bawah air memberikan

    dampak yang besar terhadap kehidupan biota

    laut, antara lain trauma yang kuat bahkan

    kematian biota laut, gangguan pendengaran

    bersifat permanen (permanent threshold shift,

    PTS) atau sementara (temporary threshold shift

    TTS ).

    Jarak aman dampak noise peledakan bawah

    laut terhadap Gangguan perilaku biota laut

    berdasarkan (SKM 2009) Underwater B lasting

    Ecological Impact Assessment. Sinclair KnightMerz. Brisbane., berdasarkan jumlah bahan

    peledak/delay

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    15/39

    6/1/20

    Predicted Safe Distance To Meet

    Exposure Criteria for Marine Animals

    6. Blasting Monitoring

    a. Pra Survey Blasting

    b. Pemantauan saat Peledakan

    Pengukuran Getaran Peledakan

    Pengukuran Noise

    c. Survai Setelah Peledakan

    Survai biota lautSurvai konstruksi bangunan

    High tech underwater camera

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    16/39

    6/1/20

    Monitor migrasi mamalia didalam laut

    UWB Oleh Kontraktor Lokal Banyak ikan Mati

    Hydrophone

    Blasting

    7. PENGERUKAN MATERIAL

    HASIL LEDAKAN BAWAH AIR

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    17/39

    6/1/20

    Tempat pembuangan material hasil ledakan

    harus mendapatkan ijin dari instansi terkait,

    baik dilaut dalam atau dibuang didarat seperti

    contoh di Australia : theEnvironment

    Protection (Sea Dumping) Act 1981

    Commonwealth) and a Marine Park Permit under

    the Great Barrier Reef Marine Park Act 1975.

    menimbulkan efek turbulensi yang

    mengakibatkan kekeruhan yang berlebihan

    Pada saat pembuangan ditempat disposal tidak

    boleh terlalu tebal agar tidak

    mengganggu/mengubur organisme bentik

    (benthic organisms).

    Dredging and Blasting Environmental

    Hay Point Coal Terminal Expansion Phase 3

    (HPX3)

    BM Alliance Coal O erations Pt Ltd.

    Bibliografi

    22 October 2010

    GROUND VIBRATION

    & AIR BLAST

    DWIHANDOYO MARMERDWIHANDOYO MARMERDWIHANDOYO MARMERDWIHANDOYO MARMER

    DINDING RETAK/ROBOH DI CIREBON ?

    STABILITAS LUBANG BUKAAN TAMBANG

    KUARI ANDESIT DI LAMPUNG DI TUNTUT RP, 400 JUTA?

    LOKASI BLASTING DI DUDUKI MASYARAKAT DI TUBAN

    & SENAKIN KALTIM

    DI SANGATA LSM KLAIM 25 JT/KELUARGA KRN

    KELUHAN/KLAIM MASYARAKAT

    A A A A

    RUMAH YG RETAK KLAIM 50 JT ?

    ADANYA KORBAN JIWA AKB. FLY ROCK, (SERANG &

    KALSEL)

    RBH TIDAK BISA BLASTING DIKLAIM 5 DESA

    PULUHAN RUMAH LONGSOR DI RUMPIN PELEDAKAN PADA JARAK KURANG DARI 300 M

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    18/39

    6/1/20

    Rumpin Bogor

    RUMPIN

    Struktur Sipil

    Desa Walahir

    Lokasi Retakan di depan Mushola

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    19/39

    6/1/20

    PERSELISIHAN

    DAMPAKDAMPAK

    MASYARAKATMASYARAKAT PERUSAHAANPERUSAHAAN

    INDEPENDENINDEPENDENtektekMIRAMIRA

    ITB, UPN DLLITB, UPN DLL

    PT. DAHANA DLLPT. DAHANA DLL

    ENERGI PELEDAKAN

    ENERGI TERPAKAI

    (HANCURKAN BATUAN)

    ENERGI SISA

    (GETARKAN LINGKUNGAN)

    ENERGI

    KEJUT

    ENERGI

    GAS

    ENERGI

    PANAS

    ENERGI

    SINAR

    ENERGI

    SUARA

    ENERGI

    SEISMIK

    MicrophoneBlastMate III

    Geophone

    Minimate Plus

    PARAMETER GETARANPerpindahan

    Kecepatan

    Percepatan

    Perpindahan Simpangan yaitu

    jarak gerakan partikel batuan dari

    posisi yang sebelumnya

    seimbang ke suatu titik yang

    dikehendaki dalam waktu

    tertentu, biasanya diukur dalam

    satuan inci atau mm.

    Kecepatan yaitu gerakan

    partikel batuan ketika

    meninggalkan tempat dari

    kondisi semula diam,

    biasanya diukur dengan

    satuan inci/sec atau

    mm/det.

    Percepatan adalah laju pada saat

    terjadi perubahan kecepatan

    partikel. Tenaga yang dipakai oleh

    partikel yang bergetar adalah

    sebanding dengan percepatan

    partikel tersebut. Percepatangravitasi (g) besarnya adalah 32,2

    ft/sec2 atau 9,82 m/det2.

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    20/39

    6/1/20

    U. S.Bureau of Mines No.656 tahun 1971 : v =

    H (D /wa )b

    SD = d/W0.5

    Peledakan yg aman SD = 50. Bila SD>50 atau >60 menandakan

    vibrasi kecil,

    Bila SD

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    21/39

    6/1/20

    MICROMATE

    MICROMATE ISSE OR DIN

    TRIAXIAL GEOPHONE & ISSE

    LINIER MICROPHONE

    Vibracord Spanyol

    U.S. Bureau of Mines, 1971 K = 100,

    DuPont deNemours & Co., 1977 (produsen bahan

    peledak) K = 160

    Canada Centre for Mineral and Energy

    (CANMET), 1982 K antara 160 - 750

    atau rata-rata 490.

    Surface Mining Product and Service Reference Guide

    K = 500 free face hard or hi hl structured rock

    K = 1140 (free face avarage rock)

    K = 5000 (free face heavyly confined)

    Komponen m = -1,6

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    22/39

    6/1/20

    HD W/Delay K M Distance Q^0.5 (R/Q^0.5)Blast^ ^

    PPV PPV

    PPV =

    CONTOH PREDIKSI V & AKTUAL

    1,6

    0,5Q

    RkV

    (mm) (Q) -- kgs k PPV m PPV R -- m PPV PPV

    89 30,5 1140 -1, 6 690 5 ,52268 124,939 0,000441857 0,503717

    89 30,5 656 -1, 6 690 5,52268 124,939 0,000441857 0 ,289858

    89 30,5 500 -1, 6 690 5,52268 124,939 0,000441857 0 ,220928

    89 30,5 2500 -1, 6 690 5 ,52268 124,939 0,000441857 1,104641

    89 30,5 590 -1, 6 380 5,52268 68,8072 0,001147588 0 ,677077

    89 30,5 700 -1, 6 380 5,52268 68,8072 0,001147588 0 ,803312

    89 30,5 500 -1, 6 380 5,52268 68,8072 0,001147588 0 ,573794

    89 30,5 2500 -1, 6 380 5 ,52268 68,8072 0,001147588 2,868971

    89 30,5 500 -1,6 A1 Aekpinin 3080 5 ,52268 557,7 4 ,03421E-05 0 ,020171 no record

    89 30,5 650 -1,6 undation pl 110 5 ,52268 19,9179 0 ,008340874 5 ,421568 no record

    Monitoring/ . - .

    (pred.) in Actual

    (OPS) 0,293

    (TSF) 0,863

    PPV dari para ahli

    HD W/Delay Distance K M Q^0.33 R/Q^0.33

    (mm) ( Q) -- kgs R -- m k PSPL m PSPL PSPL PSPL dB(L) Pa.(L)

    89 30,5 690 185 -1,2 3,089007 223,372726 0,001517623 0,28076 280,7602 142,946104889 30,5 690 4 -1,2 3,089007 223,372726 0,001517623 0,00607 6,070491 109,3118205

    PSPL Actual

    (OPS) 109,2 5,75

    (R/Q^0.33) -1.2PSPL

    (pred.) in

    PSPL

    (pred.) in

    PSPL (pred.)

    in dB

    Blast

    Monitoring

    1,2

    0,33Q

    RkP

    CONTOH PREDIKSI AIR BLAST & AKTUAL

    , 4 - , , , , , , ,

    89 30,5 690 100 -1,2 3,089007 223,372726 0,001517623 0,15176 151,7623 137,6026724

    89 30,5 380 185 -1,2 3,089007 123,016863 0,003104863 0,5744 574,3996 149,1636827

    89 30,5 380 2 -1,2 3,089007 123,016863 0,003104863 0,00621 6,209726 114,1904871

    89 30,5 380 1,36 -1,2 3,089007 123,016863 0,003104863 0,00422 4,222613 106,490999

    89 30,5 380 45 -1,2 3,089007 123,016863 0,003104863 0,13972 139,7188 136,8844988

    89 30, 5 SMA1 3080 2 -1,2 3, 089007 997,084051 0,00025207 0, 0005 0, 504141 122, 0098233

    89 30, 5 Foundat ion 110 2 -1,2 3,089007 35, 6101447 0, 013743948 0,02749 27, 4879 ###########

    no record

    no record

    (TSF) 105,5 3,75

    PSPL in dB is ca lculated using pa. to dB converter from this site --

    http://www.sengpielaudio.com/calculator-soundlevel.htm

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    23/39

    6/1/20

    Hasil Pengukuran 8-10 April

    Analisis Scaled Distance 4 data

    Grafik SD dg 75 % LineEq.

    Grafik SD dg 1% Line Eq.

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    24/39

    6/1/20

    Membuat Grafik SD dg

    Excel

    Analisis Kestabilan Lereng

    Parameter GeoteknikJenis Batuan

    Andesit 1 Andesit 2 Gamping 1 Gamping 2

    1. Bobot Isi(unit weight), MN/ m3 0,0247 0,0231 0,0238 0,0231

    Input

    Parameter

    . ,

    3. Poissons Ratio

    4. Kuat tarik, MPa

    5. Sudut gesek dalampuncak,

    6. Sudut gesek dalam residu,

    7. Kohesi puncak, MPa

    8. Kohesi residu, MPa

    0,34

    0,5

    40

    35

    0,75

    0,09

    0,35

    0,5

    40

    35

    0,7

    0,1

    0,23

    4,49

    44,9

    33,6

    3,94

    0,32

    0,22

    2,3

    40

    31,98

    1,71

    0,1

    Lokasi 1 Batujajar, Bandung Penampang

    A-A B-B C-C

    Tinggi Jenjang 20 35 m 15 -20 40

    Kemiringan Jenjang 70 -80 70 - 75 70

    Lebar Jenjang 15 m 15 15

    Faktor Getaran

    -Longitudinal : 0,4

    -Tranversal : 0,2

    Distribusi perpindahan Kondisi stat ik Distr ibusi perp indahan Kondisi d inamik

    LIN TASAN Kond isi Sta ti k Ko nd isi Di na mi k

    Lantai Toe Crest Lantai Toe C rest

    B-B 0 ,0 0 28 m 0 ,0 02 8 m 0 ,0 00 4m 0 ,0 03 7m 0 ,0 04 m 0 ,0 02 5m

    LIN TA SA N Kon di si St at ik Ko nd isi Di na mi k

    Lantai Toe Crest Lantai Toe Crest

    B-B 1,83 2,03 6,0 1,3 1,83 6,0

    Faktor Keamanan kondisi statik Faktor Keamanan kondisi dinamik

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    25/39

    6/1/20

    Event

    Microphone BlastMate III

    MEKANISME PENJALARAN GETARAN & DAMPAK PELEDAKAN

    Perekaman dari BlastMate III

    Diproses oleh BlastWare III

    Pada Notebook

    Geophone

    Printout GrafikHasil Monitoring

    Pemasangan Geophone

    Pengukuran yang dilakukan pada batuan

    masif geophone cukup diletakkan

    mendatar (level), atau ditutup dengan

    pemberat (sand bag) agar tidak bergerak

    akibat getaran

    Pengukuran pada batuan yang lepas

    geophone harus dipasang 3 (tiga) buah

    paku berulir kemudian ditancapkan

    sampai geophone tidak bergerak, atau

    ditanam sedalam 50 cm.

    Arah panah harus menuju titik peledakan

    Pengukuran di Semen

    Padang

    PVS

    mm/s Hz g mm/s Hz g mm/s Hz g mm/s

    HASIL PENGUKURAN

    Muatan/Delay

    maks (kg)

    Jarak

    (m)

    T ra ns ve rs al V er ti ka l L on gi tu di na l Air Blast

    dB

    DATAPELEDAKANLokasi

    Peledakan

    Lokasi

    Pengukuran

    No Seri

    Alat TanggalWaktu

    BE10292 13:00:11 06/03/2008 Front IV 750 300 Depan front 1,83 21, 0 0, 0331 1, 78 23,0 0,0,0365 3 ,4 6 16,5 0,0 398 3,66 68,3 ( A)

    BE10292 15:39:29 250 Depan front 1,60 9,4 0,0199 1,06 12,2 0,0199 1,65 12,6 0,0 199 2,11 74,3 ( A)BE10292 15:46:24 150 Depan front 17 ,6 0 14 ,0 0, 17 60 6, 75 1 3, 3 0 ,1 26 0 1 1, 90 2 0, 0 0 ,1 060 1 8, 3 1 01 ,8 ( A )

    BE10292 13:23:01 0 8/ 03 /2 00 8 F r o nt I V 7 50 200 Depan front 4,67 26 0,0762 8 ,56 20 ,0 0, 1030 8,16 13,3 0,0994 9,27 104,6 ( A)BE10292 12:52:02 0 9/ 03 /2 00 8 F r o nt I V 3 50 270 Depan front 2,75 11,5 0,0331 2,86 8,5 0,0265 5,73 10,7 0,0464 6,59 91,2 (A)

    650Front IV07/03/2008

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    26/39

    6/1/20

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    27/39

    6/1/20

    Distance 50-200m range PPV 75-157mm/s

    Distance 500-1000m range PPV 1-2 mm/s

    PENGUKURAN GETARAN 4 ARAH

    SEKALIGUS

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    28/39

    6/1/20

    Lokasi Pengukuran di L 600 Blok III

    Monitoring getaran Sand blasting di Dev X Cut No. 4B (2)

    PVS 2.166 mm/s 30 m

    PVS 2.106 mm/s 30 m

    W 1.6 kg

    W 2.0 kg

    PVS 39.4 mm/s 7 m

    PVS 29.3 mm/s 7 m

    PVS 10.2 mm/s 15 m

    PVS 10.8 mm/s 15 m

    PERSIAPAN ALAT

    SOSIALISASI/PRESURVEY BLASTING

    PEMBORAN & PELEDAKAN

    PENGUKURAN GETARAN

    BLASTING

    MONITORING

    & KEBISINGAN

    DAMPAK GET

    & KEBISINGAN

    > NAB

    PEDOMAN

    MODIFIKASI

    TEKNIK BLASTING

    TIDAK

    YA

    KEP-48/MENLH/11/1966

    (25 11 1966 )

    BAKU TINGKAT KEBISINGAN

    KEP-49/MENLH/11/1966

    (25 11 1966 )

    BAKU TINGKAT GETERAN

    KEP.MENLH

    (UMUM)

    NAB

    BAKU TINGKAT GETARAN &

    BAKU TINGKAT KEBISINGAN

    (PELEDAKAN INTERNASIONAL

    TERMASUK

    INDONESIAN STANDARD

    SNI 7571:2010)

    PELEDAKAN

    (KHUSUS)

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    29/39

    6/1/20

    INDIA

    Jumlah Standar International pada saat ini 31 buah

    Bila ditambah dengan Indonesian Standard

    SNI 7571: 2010 maka akan menjadi 32 buah

    INTERNATIONAL STANDARDS

    Indonesian Standard SNI 7571: 2 1

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    30/39

    6/1/20

    Indonesian Standard SNI 7571: 2010

    10

    100

    1000

    Velocity(mm/s)

    Cl. 2

    Cl. 3

    Cl. 4

    Cl. 5

    254200

    1

    1 10 100

    Frequency (Hz)

    Tran: +Vert: xLong: 0

    Class 1: Historical/sensitive buildings

    Class 2: Bad structure for houses/ without slope

    Class 3: Medium structure for houses/ with slope

    Class 4: Good structure for houses/ frame structures

    Class 5: Industrial buildings

    Cl. 1

    >From: oky [mailto:[email protected]]

    >Sent: Monday, February 22, 2010 10:46 PM

    >To: [email protected]

    >Cc: Mask, Ron; Subchan; husna

    >Subject: Blasting standart for Indonesia

    >

    Dear Eric,

    How are you? just want to give you information about

    the request to include a national standard for blasting

    in Indonesia to the Instantel Software, for the

    standard in Indonesia will be issue soon. and MrHandoyo as the formulator and friends still translate

    the standard into English, I will immediately inform

    you if the standard is issued.

    From: "Mask, Ron"

    >Date: Mon, 8 Mar 2010 15:55:19

    >To: oky; [email protected]

    >Cc: Subchan;

    >husna; Turnbull,

    >Bob; Clouthier, Lisa

    >Subject: RE: Blasting standart for I ndonesia

    >

    >Hello everyone

    >

    >I look forward to receiving any information on the Indonesian blasting guidelines. All we

    really need is the example of the frequency template, ie like the USA RI-8507 or German DIN

    4550 vibration limits.

    >

    >Best regards

    >Ron

    >

    >Ron Mask, Sales Manager, Instantel

    >A member of The Stanley Works, 309 Legget Drive

    > Ottawa , ON K2K 3A3, Canada

    RE: Blasting standard for Indonesia

    Thursday, 1 April, 2010, 11:25 PM

    From:

    "Turnbull, Bob"

    View contact details

    To:

    "handoyo marmer"

    Cc:

    "Mask, Ron"

    Message contains attachments

    1 File (2KB)

    Indonesian SNI 7571 2010.cpl

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    31/39

    6/1/20

    Hello Dwihandoyo,

    If you save the attached file in the Blastware/system/comply

    directory and then in Blastware/report options select this file

    as the compliance graph see below.

    Then when you view or print it will print the event data on

    this graph. Let me know if you have any issues

    Best Regards,

    Bob Turnbull , Product Development and Service Manager

    Instantel

    A member of The Stanley Works

    309 Legget Drive Ottawa, ON K2K 3A3, Canada

    Tel: 1.613.592.4642, ext. 137Toll Free: 1.800.267.9111

    1 April 2010

    Indonesian

    Standard

    Sudah masuk

    Ke

    Standard

    Internasional

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    32/39

    6/1/20

    BAKU TINGKAT GETARAN MEKANIK

    BERDASARKAN DAMPAK KERUSAKAN(KEP-49/MENLH/11/1996) Lampiran II

    BAKU TINGKAT GETARAN MEKANIK

    BERDASARKAN DAMPAK KERUSAKAN(KEP-49/MENLH/11/1996) Lampiran II

    PARAMETERPARAMETER

    GETARANGETARAN

    KATEGORI

    A

    KATEGORI

    A

    BATAS GETARAN. PEAK (mm/detik)BATAS GETARAN. PEAK (mm/detik)

    KATEGORI

    D

    KATEGORI

    D

    KATEGORI

    B

    KATEGORI

    B

    KATEGORI

    C

    KATEGORI

    CSATUANSATUAN

    FREKUENSI

    (Hz)

    FREKUENSI

    (Hz)

    2 -27

    27 -140

    >25 -130

    >21-110

    110

    Mm/detik

    Hz

    Mm/detik

    Hz

    Kecepatan

    Getaran

    Frekuensi

    Kecepatan

    Getaran

    Frekuensi

    7 - 42

    42

    Kategori A: Tidak menimbulkan kerusakan

    Kategori B: Kemungkinan keretakan plesteran (retak/terlepas plesteran pada dinding pemikul beban

    pada kasus khusus)

    Kategori C: Kemungkinan rusak komponen struktur dinding pemikul beban

    Kategori D: Rusak dinding pemikul beban

    Kategori A: Tidak menimbulkan kerusakan

    Kategori B: Kemungkinan keretakan plesteran (retak/terlepas plesteran pada dinding pemikul beban

    pada kasus khusus)

    Kategori C: Kemungkinan rusak komponen struktur dinding pemikul beban

    Kategori D: Rusak dinding pemikul beban

    BAKU TINGKAT GETARAN MEKANIK

    BERDASARKAN JENIS BANGUNAN(KEP-49/MENLH/11/1996)

    Lampiran III

    BAKU TINGKAT GETARAN MEKANIK

    BERDASARKAN JENIS BANGUNAN(KEP-49/MENLH/11/1996)

    Lampiran III

    KELASKELAS TIPE BANGUNANTIPE BANGUNAN

    KECEPATAN GETARAN (mm/detik)KECEPATAN GETARAN (mm/detik)

    PADA PONDASIPADA PONDASI

    FREQUENSIFREQUENSI

    PADA BIDANGDATAR DILANTAI

    ATAS

    PADA BIDANGDATAR DILANTAI

    ATAS

    < 10 Hz< 10 Hz 10 -50 Hz 50 -100 HzCAMPURANFREQUENSICAMPURANFREQUENSI

    4040< 10< 10 20 - 4020 -40 40 -5040 -50

    151555 5 - 155 -15 15 -2015 -20

    8.58.533 3 - 83 - 8 8 -108 -10

    Bangunan untuk keperluan niaga,

    bangunan industri dan bangunan

    sejenis

    Bangunan untuk keperluan niaga,

    bangunan industri dan bangunan

    sejenis

    Perumahan dan bangunan dengan

    rancangandan kegunaansejenis

    Perumahan dan bangunan dengan

    rancangandan kegunaansejenis

    Struktur yang karena sifatnya peka

    t erha da p g et aran , t id ak s ep er ti

    tersebut pada no. 1 dan 2, dan

    mempunyai nilaibudayatinggiseperti

    bangunanyangdilestarikan

    Struktur yang karena sifatnya peka

    t erha da p g et aran , t id ak s ep er ti

    tersebut pada no. 1 dan 2, dan

    mempunyai nilaibudayatinggiseperti

    bangunanyangdilestarikan

    1.

    2.

    3.

    1.

    2.

    3.

    BAKU TINGKAT GETARAN KEJUT(KEP-49/MENLH/11/1996)

    Lampiran iv

    BAKU TINGKAT GETARAN KEJUT(KEP-49/MENLH/11/1996)

    Lampiran iv

    KELASKELAS JENIS BANGUNANJENIS BANGUNAN

    Peruntukandan bangunan kunoyang mempunyainilai sejarahYang

    tinggi

    Peruntukandan bangunan kunoyang mempunyainilai sejarahYang

    tinggi1.1.

    KECEPATAN

    GETARAN

    MAKSIMUM

    (MM/DETIK)

    KECEPATAN

    GETARAN

    MAKSIMUM

    (MM/DETIK)

    22

    Bangunan dengan kerusakan yang sudah ada, tampak keretakan-

    Keretakanpada tembok

    Bangunan dengan kerusakan yang sudah ada, tampak keretakan-

    Keretakanpada tembok

    Bangunan untuk dalam kondisi teknis yang baik, ada kerusakan-

    kerusakankecil seperti: plesteranyang retak

    Bangunan untuk dalam kondisi teknis yang baik, ada kerusakan-

    kerusakankecil seperti: plesteranyang retak

    Bangunan kuat (misalnya bangunan industri terbuat dari betonataubajaBangunan kuat (misalnya bangunan industri terbuat dari betonataubaja

    2.2.

    3.3.

    4.4.

    55

    1010

    10-4010-40

    (SEPERTI DIN)(SEPERTI DIN)

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    33/39

    6/1/20

    250

    300

    350

    /s

    Major Damage

    Grafik Nilai Ambang Batas Tingkat Getaran Peledakan

    Kriteria Singh, P.K (2002)]

    0

    50

    100

    150

    0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

    RMR

    PPVm

    Minor Damage

    Safe

    Struktur Sipil

    Desa Walahir

    Lokasi Retakan di depan Mushola

    Struktur SipilDesa Walahir

    KOMPENSASI GETARAN PELEDAKAN di Desa Walahir

    PELEDAKAN HARUS DILAKUKAN DENGANBIDANG BEBAS. JIKA BIDANG BEBAS TIDAKTERDAPAT DI SUATU LOKASI, MAKABEBERAPA ALTERNATIF YANG DAPATDIGUNAKAN ADALAH : LINE DRILLING

    SLOT DRILING

    PEMBUATAN PARITAN DI AREAPELEDAKAN

    DECK LOADING

    METODE PELEDAKAN TUNDA

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    34/39

    6/1/20

    LINE DRILLING

    EXCAVATION LINE

    50% LOAD OF

    FREE

    FACE

    PRIMARY HOLES

    NORMALLY LOAD

    PRIMARY HOLES

    SLOT DRILLING

    PEMBUATAN PARITAN DI AREA

    PELEDAKAN

    Surface Miner

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    35/39

    6/1/20

    HOLE1HOLE2

    HOLE3

    DECK

    LOADINGMETODE PELEDAKAN

    TUNDA

    SEISMICWAVE1

    SEISMICWAVE2

    SEISMICWAVE3

    Penyebabnya :

    Tekanan Udara

    Tekanan Batuan

    Pelepasan Gas

    Penyebabnya :

    Tekanan Udara

    Tekanan Batuan

    Pelepasan Gas

    Air Blast Atau Ledakan Udara Adalah Sejumlah Tertentu Energi

    Bahan Peledak Yang Keluar Ke Atmosfer

    Air Blast Atau Ledakan Udara Adalah Sejumlah Tertentu Energi

    Bahan Peledak Yang Keluar Ke Atmosfer

    AIR BLASTAIR BLAST

    Pelepasan Stemming Pelepasan Stemming

    Air Blast atau Ledakan Udara menjadi penyebab keluhan utama

    masyarakat dibandingkan vibrasi

    Air Blast atau Ledakan Udara menjadi penyebab keluhan utama

    masyarakat dibandingkan vibrasi

    INVERSIONS - POTENTIAL TROUBLEINVERSIONS - POTENTIAL TROUBLE

    Altitude

    PENGARUH BEBERAPA TINGKAT AIR BLASTPENGARUH BEBERAPA TINGKAT AIR BLAST

    dBdB PsiPsi

    180

    170

    160

    150

    140

    180

    170

    160

    150

    140

    3.0

    0.95

    0.30

    0.095

    0.030

    3.0

    0.95

    0.30

    0.095

    0.030

    Structural damage

    Most windows break

    Some windows break

    OSHA maximum for impulsive sound

    USBM TPR 78 maximum

    Structural damage

    Most windows break

    Some windows break

    OSHA maximum for impulsive sound

    USBM TPR 78 maximum

    130

    120

    110

    100

    90

    80

    130

    120

    110

    100

    90

    80

    0.0095

    0.0030

    0.00095

    0.00030

    0.000095

    0.000030

    0.0095

    0.0030

    0.00095

    0.00030

    0.000095

    0.000030

    USBM TPR 78 safe level

    Threshold of pain for continuous sound

    Complaints likely

    OSHA maximum for 15 minutes

    OSHA maximum for 8 minutes

    USBM TPR 78 safe level

    Threshold of pain for continuous sound

    Complaints likely

    OSHA maximum for 15 minutes

    OSHA maximum for 8 minutes

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    36/39

    6/1/20

    Bruel&K

    jaer

    140

    130

    120

    110

    100

    90

    80100.000

    1.000.000

    10.000.000

    100.000.000

    Pa

    Sound Pressure Sound Pressure Level

    dB Threshold of Pain

    Jet Engine

    (25 m distance)

    Heavy Truck Average Street

    Traffic

    Jet Take Off

    (100 m distance)

    Pop GroupPneumatic Chipper

    SoundandEverydayEventsby

    60

    50

    40

    30

    20

    10

    020

    100

    1000

    10.000

    Threshold of Hearing

    Library

    BedroomWood

    Living Room

    Conversation

    SpeechBusiness Office

    PENGUKURAN

    KEBISINGAN

    BOEING 737-200

    SAAT LANDING

    DI BANDARA

    KALIMARU

    BERAU

    KETINGGIAN 400

    M

    PENGUKURAN

    KEBISINGAN

    BOEING 737-200

    SAAT LEPAS

    LANDAS DI

    BANDARA

    KALIMARU BERAU

    PADA KETINGGIAN

    400 M

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    37/39

    6/1/20

    Peruntukan Kawasan/ Lingkungan Kegiatan Tingkat Kebisingan

    dB (A)

    a. Peruntukan Kawasan

    1. Perutnahan dan Pemukiman

    2. Perdagangan dan Jasa

    3. Perkantoran dan Perdagangan

    4. Ruang Terbuka Hijau

    5. Industri

    6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum

    55

    70

    65

    50

    70

    60

    Kep MenLH No: KEP-48/MENLH/11/1996)Kep MenLH No: KEP-48/MENLH/11/1996)

    7. Rekreasi

    8. Khusus :

    - Bandar Udara

    - Stasiun Kereta Api

    - Pelabuhan Laut

    - Cagar Budaya

    70

    70

    60

    b. Lingkungan Kegiatan1. Rumah Sakit atau sejenisnya

    2. Sekolah atau sejenisnya

    3. Tempat ibadah atau sejenisnya

    55

    55

    55

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    38/39

    6/1/20

    Kel. Lingkungan Lantai 4

    Puslitbang tekMIRADwihandoyoTectonic Earth Quake, Selat Sunda

    BESAR GETARAN GEMPA DENGAN ALAT BA-8917, 15 APRIL 2005 JAM 11.14.52

    GRAFIK GELOMBANG GETARAN GEMPA, DENGAN ALAT BA-8917

    Kel. Lingkungan Lantai 4

    Puslitbang tekMIRA

    Dwihandoyo

    Tectonic Earth Quake, Selat Sunda

    0.950 mm/s

    GRAFIK GELOMBANG GETARAN GEMPA, DENGAN ALAT BA-5372

  • 7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer

    39/39

    6/1/20

    SUMBER : HARIAN PIKIRAN RAKYAT 16 APRIL 2005