otitis eksterna

46
Anatomi telinga Menurut anatomi dan fungsi, telinga dapat dibagi menjadi telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar menangkap bunyi, menghantarnya, dan memperkuat kira-kira 15 dB pada sekitar 2,5 kHz dan menentukan arah datangnya bunyi. Telinga tengah mengubah getaran suara menjadi gelombang cairan. Kemudian telinga dalam mengubah mengubah getaran cairan itu menjadi rangsangan saraf. Telinga luar Telinga luar terdiri dari daun telinga, liang telinga (meatus akustikus eksternus), dan selaput gendang- telinga (membran timpani) yang merupakan dinding pemisah antara liang telinga dengan telinga tengah. Bentuk dan besar daun telinga pada tiap-tiap orang tidak sama, seperti cap jari. Rangka daun telinga dan sepertiga bagian lateral liang telinga adalah tulang rawan yang dilapisi oleh kulit. Bagian medial liang telinga adalah tulang yang dilapisi oleh kulit tanpa adneksa kulit. Epitel kulit dari selaput gendang telinga dan liang telinga yang mati mengelupas bergerak kearah lateral dan keluar dari liang telinga bersama dengan kotoran telinga yang dibentuk oleh kelenjar

Upload: halu89

Post on 07-Dec-2014

225 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

otitis eksterna tht

TRANSCRIPT

Page 1: otitis eksterna

Anatomi telinga

Menurut anatomi dan fungsi, telinga dapat dibagi menjadi telinga luar, telinga

tengah, dan telinga dalam. Telinga luar

menangkap bunyi, menghantarnya, dan

memperkuat kira-kira 15 dB pada sekitar

2,5 kHz dan menentukan arah datangnya

bunyi. Telinga tengah mengubah getaran

suara menjadi gelombang cairan.

Kemudian telinga dalam mengubah

mengubah getaran cairan itu menjadi rangsangan saraf.

Telinga luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga, liang telinga (meatus akustikus eksternus),

dan selaput gendang-telinga (membran timpani) yang merupakan dinding pemisah

antara liang telinga dengan telinga tengah. Bentuk dan besar daun telinga pada

tiap-tiap orang tidak sama, seperti cap jari. Rangka daun telinga dan sepertiga

bagian lateral liang telinga adalah tulang rawan yang dilapisi oleh kulit. Bagian

medial liang telinga adalah tulang yang dilapisi oleh kulit tanpa adneksa kulit.

Epitel kulit dari selaput gendang telinga dan liang telinga yang mati mengelupas

bergerak kearah lateral dan keluar dari liang telinga bersama dengan kotoran

telinga yang dibentuk oleh kelenjar serumen dalam bentuk serumen (tahi telinga)

yang bekerja sebagai pelindung untuk mencegah kuman masuk ke liang telinga.

Aliran darah untuk telinga luar berasal dari cabang a. karotis eksterna. Inervasi

sensoris liang telinga luar didapat dari n.V (trigeminus), 3 cabang di bagian

depan; nn.VII, IX, dan X di bagian kecil dari bagian belakang; dan C2, C3 untuk

sisanya, bagian terbesar.

Kelenjar getah bening terletak di belakang, bawah, dan menempel pada daun

telinga.

Telinga tengah

Page 2: otitis eksterna

Telinga tengah (kavum timpani) merupakan rongga tertutup kurang lebih 1 cc, di

sebelah lateral dibatasi oleh selaput gendang-telinga dan sebagian liang telinga

yang terdiri yang terdiri dari tulang, dan di sebelah medial dibatasi oleh labirin. Di

arah ke belakang-atas, terdapat rongga atik yang berhubungan dengan antrum,

yaitu sel pertama dan terbesar pada system sel mastoid. Ke arah depan-medial

menuju ke bawah, terdapat tuba Eustachius (tuba auditiva) 35mm yang

menghubungkan kavum timpani dengan nasofaring. Muara tuba Eustachii

berbentuk corong menonjol di nasofaring, disebut torus tubarius. Di belakangnya,

terdapat cekungan yang disebut fossa Rosenmuller.

Selaput gendang dari lateral ke medial, terdiri dari epitel kulit tanpa adneksa,

jaringan ikat, dan selaput lendir. Lapisan jaringan-ikat terdiri dari susunan yang

serupa jaringan laba-laba dari serat kolagen yang terikat pada tangkai martil

(malleus). Rangkaian tulang-pendengaran ialah martil (malleus), landasan (inkus),

dan sanggurdi (stapes) yang bergantung bebas-bergerak pada ligamen jaringan

ikat di sebelah cranial atas dalam rongga atik dan merupakan penghubung antara

selaput gendang telinga dan tingkap lonjong (fenestra ovalis). Sebagian besar

telinga tengah dan mastoid dilapisi oleh epitel kubus; di bagian depan, tuba

Eustachius dilapisi oleh epitel rambut getar.

Pembuluh darah arteri telinga tengah berasal dari percabangan a.karotis eksterna.

Selaput lendirnya dipersarafi oleh serabut saraf n.glosofaringeus melalui pleksus

timpanikus. Otot telinga tengah, m.stapedius dan m.tensor timpani, masing-

masing dipersarafi oleh cabang dari n.VII dan n.V.

Bunyi dari telinga bagian tengah diubah menjadi getaran cairan tampa banyak

kehilangan energi, hal ini terutama karena perbandingan permukaan antara

selaput-gendang dan alas-kaki stapes. Tenaga gerak dari rangkaian tulang

pendengaran serta elastisitas selaput gendang-telinga juga ikut membantu

menghantar bunyi ke telinga dalam.

Tuba Eustachius penting untuk mempertahankan keseimbangan antara tekanan

udara di telinga tengah dan telinga luar. Biasanya pipa ini terbuka secara periodic

pada waktu menelan, mengunyah, dan menguap. Apabila pipa ini tidak cukup

Page 3: otitis eksterna

terbuka dalam waktu lama, udara di telinga tengah diresorpsi, sehingga tekanan di

telinga tengah menurun dan terbentuk cairan di sana. Bila terjadi perubahan

tekanan secara cepat di pegunungan, pesawat terbang, atau ketika menyelam

(scuba), tuba Eustachius haruslah terbuka sempurna supaya dapat

mempertahankan tekanan di telinga tengah dan udara luar agar seimbang.

Disfungsi tuba Eustachius ikut menjadi penyebab kebanyakan kelainan telinga

tengah, dan kadang-kadang menyebabkan pasien mendengar suaranya sendiri,

juga napasnya (autofoni, echoing).

Telinga dalam

Telinga dalam yang bertulang (selubung labirin) membungkus cairan perilimfa; di

tempat ini terdapat labirin selaput. Cairan perilimfa (kaya akan natrium)

dihubungkan dengan rongga subaraknoid oleh duktus perilimfatikus (akuaduktus

koklea). Labirin selaput berisi endolimfa (kaya kalium), yang diproduksi oleh

stria vaskularis. Telinga dalam meliputi alat pendengaran (koklea) dan alat

keseimbangan (kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus).

Koklea merupakan pipa yang melingkar 2,5 kali pada sebuah sumbu (modiolus)

yang mengandung urat saraf dan pembuluh darah. Pipa itu dibagi menjadi dua

ruang, yaitu skala vestibuli dan skala timpani, oleh tulang lamina spiralis

(membran basal) dan duktus koklearis. Pada puncak koklea, kedua skala

berhubungan satu sama lain melalui helikotrema. Skala timpani bermula pada

tingkap bundar (fenestra rotundum); sedangkan skala vestibuli pada vestibulum.

Duktus koklearis, yang berhenti di helikotrema mempunyai penampang berbentuk

segitiga. Dinding atas adalah membrane Reissner; dinding luar adalah ligamentum

spirale, yang berisi stria vaskularis di dalamnya; dan dinding bawah dengan

membrane basal. Di atas membrane basal terdapat organ Corti. Membran basal ini

kearah helikotrema makin lebar. Duktus koklearis dihubungkan dengan sakulus

alat keseimbangan melalui duktus reuni.

Organ Corti terdiri dari beberapa macam sel penunjang, satu sel indera bagian

dalam, dan tiga sel indera bagian luar. Sel-sel indera berhubungan dengan

membran tektoria. Karena getaran akibat perpindahan tempat alas-kaki stapes

Page 4: otitis eksterna

yang bergerak seperti alat penghisap, timbullah gelombang-gelombang yang

berjalan di dalam perilimfa dan endolimfa. Akibatnya, sel berambut dalam duktus

koklearis akan bergerak terhadap membrane tektoria. Pergeseran mekanik ini akan

merangsang sel-sel rambut luar. Secara berirama sel-sel rambut luar akan

berkontraksi, sehingga pergeseran antara membrane tektoria dan membrane basal

akan diperkuat dan selektivitas frekuensi diperbesar. Akibatnya, timbul

depolarisasi dalam sinaps sel-sel rambut bagian dalam.

Membran basal bekerja sebagai dasar bunyi yang telah disesuaikan, yang saat

stimulus bunyi menerima nada tinggi pada permulaan (pada tingkap lonjong dan

bundar)dan nada rendah di bagian akhir (helikotrema).

Alat keseimbangan, vestibulum dan kanalis semisirkularis, terletak di sebelah

posterior koklea. Terdiri dari dua bagian yang secara morfologis dan fungsional

berlainan. Bagian tersebut adalah organ statolit (sakulus dan utrikulus) dan kanalis

semisirkularis. Sebagaimana organ pendengaran, organ keseimbangan terdiri dari

bagian tulang yang berisi perilimfa dan bagian membranosa (labirin selaput) yang

berisi endolimfa. Sakulus (di bagian koklea) dan utrikulus (di bagian vestibulum)

berhubungan melalui duktus utrikulosakulus. Dari sini keluar duktus

endolimfatikus (aquaduktus vestibuli) yang berakhir di sakus endolimfatikus. Sel-

sel indera organ statolit berkumpul di macula sakuli dan macula utrikuli. Macula

mempunyai orientasi ruang yang spesifik. Makula utrikuli terutama untuk

orientasi horizontal, sedangkan makula sakuli vertical. Di macula terdapat sel-sel

rambut yang sedemikian rupa, sehingga setiap sel rambut bergerak kearah

tertentu. Sensitivitas spesifik organ statolit atas pergeseran linier terjadi karena

kira-kira seratus stereosilia dan satu kinosilium pada setiap sel rambut terletak

dalam suatu membrane gelatin yang berada di atas macula. Di atasnya, terletak

batu-batu kecil kalsium karbonat, statolit dan statokonia. Otokonia terus menerus

dibentuk dan kemudian kembali diabsorpsi (proses yang ternyata penting untuk

terjadinya vertigo-posisi-paroksismal-jinak)

Statolit yang bergerak lambat ketika pergeseran linier kepala tertinggal daripada

sel rambut di macula, sehingga stereosilia dan kinosilium membengkok.

Akibatnya, terjadi rangsangan pada sel-sel indera. Setiap sel rambut mempunyai

Page 5: otitis eksterna

orientasi berlainan. Oleh karena itu, utrikulus dapat menerima semua gerakan di

bidang horizontal dan sakulus di bidang vertical.

Sel-sel indera di kanalis semisirkularis terdapat di daerah yang melebar (ampula)

pada setiap kanalis semisirkularis yang terletak pada tiga bidang yang saling tegak

lurus. Ampula bermuara di vestibulum.

Kanalis semisirkularis lateral (horizontal) berbatas pada dinding medial antrum.

Kanalis semisirkularis vertical paling depan membentuk eminensia arkuata di

bidang atas pyramid. Kanalis semisirkularis vertical yang palin belakang berakhir

bersamaan dengan kanalis semisirkularis yang paling depan melalui krus komune

di vestibulum. Labirin selaput, di akhir ampula, mengandung Krista ampularis

pada utrikulus. Masing-masing sel indera dengan kira-kira 50 stereosilia dan satu

kinosilium menusuk ke luar di dalam massa serupa gelatin (kupula) sampai

mencapai atap ampula. Hal ini membuat endolimfa tertutup rapat di labirin

selaput.

Pada saat terjadi perubahan kecepatan sudut kepala, cairan di kanalis

semisirkularis tetap tertinggal di kanalis semisirkularis, karena gerakannya

lambat. Dengan demikian, terjadi aliran cairan relatif, sehingga sel rambut

membengkok. Hal ini menyebabkan perubahan jumlah potensial aksi, karena

system kanalis semisirkularis kanan dan kiri bersikap istirehat selama potensial

aksi terus-menerus berkurang. Pada saat kepala berputar, timbul aliran cairan di

dalam sistem kanalis semisirkularis kanan dan kiri. Dengan demikian, potensial

aksi di satu pihak bertambah, sedangkan secara bersamaan di satu pihak

berkurang. Perubahan ini diteruskan ke pusat vestibuler di batang otak yang

bergabung bersama dengan pusat okulomotor. Akibatnya, terjadi gerakan mata

kompensasi di bidang kanalis semisirkularis tertentu, yaitu refleks vestibule-

okuler yang menunjukkan stabilisasi pandangan pada waktu gerakan kepala.

Pergeseran kupula akibat percepatan rotatoar kepala menyebabkan timbulnya

nistagmus; setelah percepatan berhenti, nistagmus secara beransur berkurang lagi.

Nistagmus spontan pada kepala yang bergerak menandakan gangguan di saluran

saraf vestibuler.

Page 6: otitis eksterna

N.VIII (n.vestibulokoklearis) terdiri dari serabut saraf yang berasal dari koklea

(pars kokleris) dan dari sistem keseimbangan (pars vestibularis).

Masing-masing sel rambut koklea terdalam mengirim sebuah serabut aferen,

sedangkan banyak sel rambut koklea terluar setiap kali bersama-sama

mengirimkan satu serabut e gangkion spirale, sekaligus sel rambut koklea terluar

menerima serabut eferen dari nucleus olivaris kontralateral. Dari ganglion spirale,

potensial aksi dipindahkan sebagian menyilang melalui berbagai inti di dalam

sumsum panjang dibawa ke kulit otak auditif. Bagian vestibuler terbentuk dari

n.vestibularis superior dan inferior.

Perdarahan arterial telinga dalam berjalan melalui a.basilaris, a.labirin (a.auditiva

interna) yang percabangannya dapat berubah; pada umumnya dibagi dalam tiga

bagian: a.vestibularis, a.koklearis, a.vestibulokoklearis. Di antara sistem arteri dan

vena, terdapat sistem kapiler yang di dalam stria vaskularis mempunyai fungsi

metabolik penting.

Fisiologi pendengaran

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energy bunyi oleh daun telinga

dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea.

Getaran tersebut mengetarkan membrane timpani diteruskan ke telinga tengah

melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui

daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membrane

timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang diamplifikasi ini akan diteruskan

ke stapes yang mengerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala

vestibuli bergerak. Getaran diteruskan melalui membrane Reissner yang

mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara

membrane basilaris dan membrane tektoria. Proses ini merupakan rangsang

mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut,

Page 7: otitis eksterna

sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari

badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga

melepaskan neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial

aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai korteks

pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.

Definisi

Otitis eksterna adalah suatu inflamasi, iritasi, atau infeksi kulit dari liang/saluran

telinga luar (meatus akustikus eksterna). Infeksi ini bisa menyerang seluruh

saluran (otitis eksterna generalisata) atau hanya pada daerah tertentu sebagai bisul

(furunkel) atau jerawat.

Etiologi

Otitis eksterna terutama disebabkan oleh infeksi bakteri, yaitu Staphylococcus

aureus, Staphylococcus albus, dan Escherichia coli. Penyakit ini dapat juga

Page 8: otitis eksterna

disebabkan oleh jamur, alergi, dan virus. Otitis eksterna dapat juga disebabkan

oleh penyebaran luas dari proses dermatologis yang bersifat non infeksi.

Faktor predisposisi

Faktor predisposisi otitis eksterna, yaitu :

1. Udara. Udara hangat /panas dan lembab memudahkan kuman bertambah

banyak.

2. Derajat keasaman (pH) liang telinga. pH basa mempermudah terjadinya

otitis eksterna. pH asam memproteksi terhadap kuman infeksi.

3. Trauma mekanik. Trauma lokal dan ringan pada epitel liang telinga luar

(meatus akustikus eksterna), misalnya setelah mengorek telinga

menggunakan lidi kapas atau benda lainnya.

4. Berenang dan terpapar air. Perubahan warna kulit liang telinga dapat

terjadi setelah terkena air. Hal ini disebabkan adanya bentuk lekukan pada

liang telinga sehingga menjadi media yang bagus buat pertumbuhan

bakteri. Otitis eksterna sering disebut sebagai swimmer's ear.

5. Benda asing. Benda asing menyebabkan sumbatan liang telinga, misalnya

manik-manik, biji-bijian, serangga, dan tertinggal kapas.

6. Bahan iritan (misalnya hair spray dan cat rambut).

7. Alergi. Alergi obat (antibiotik topikal dan antihistamin) dan metal (nikel).

8. Penyakit psoriasis.

9. Penyakit eksim atau dermatitis pada kulit kepala.

10. Penyakit diabetes. Otitis eksterna sirkumskripta sering timbul pada pasien

diabetes.

Klasifikasi

Berdasarkan etiologinya, otitis eksterna dapat dibahagi menjadi otitis eksterna

yang disebabkan infeksi bakteri yaitu otitis eksterna sirkumskripta (furunkel),

otitis eksterna difus, otitis eksterna maligna, otomikosis disebabkan infeksi jamur,

manakala herpes zoster otikus, dan otitis eksterna hemoragik disebabkan oleh

infeksi virus. Selain itu ada juga otitis eksterna yang disebabkan oleh proses

Page 9: otitis eksterna

dermatologis yang bersifat radang non-infeksi termasuk dermatitis, beberapa di

antaranya merupakan kondisi primer yang langsung menyerang liang telinga.

Shapiro telah menegakan bahwa perbedaan antara otitis eksterna yang berasal dari

dermatosis dengan otitis eksterna akibat infeksi tidak selalu jelas.

Patofisiologi

Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel

kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan

saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu

mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah

gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana. Penimbunan sel-sel kulit

yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang masuk ke dalam

saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada saluran

telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.

Manifestasi klinis

Gejala otitis eksterna umumnya adalah rasa gatal dan sakit (otalgia). Gejala dan

tanda pasien otitis eksterna selengkapnya :

1. Otalgia

2. Gatal-gatal (pruritus)

3. Rasa penuh (fullness) di liang telinga. Keluhan ini biasa terjadi pada tahap

awal otitis eksterna difus dan sering mendahului otalgia dan nyeri tekan

daun telinga.

4. Pendengaran berkurang atau hilang.

5. Deskuamasi

6. Tinnitus

7. Discharge dan otore. Cairan (discharge) yang mengalir dari liang telinga

(otore). Kadangkadang pada otitis eksterna difus ditemukan sekret / cairan

berwarna putih atau kuning, atau nanah. Cairan tersebut berbau yang tidak

menyenangkan. Tidak bercampur dengan lendir (musin)

8. Demam.

9. Nyeri tekan pada tragus dan nyeri saat membuka mulut.

Page 10: otitis eksterna

10. Infiltrat dan abses (bisul). Keduanya tampak pada otitis eksterna

sirkumskripta. Bisul menyebabkan rasa sakit berat. Ketika pecah, darah

dan nanah dalam jumlah kecil bisa bocor dari telinga.

11. Hiperemis dan udem (bengkak) pada liang telinga. Kulit liang telinga pada

otitis eksterna difus tampak hiperemis dan udem dengan batas yang tidak

jelas. Bisa tidak terjadi pembengkakan, pembengkakan ringan, atau pada

kasus yang berat menjadi bengkak yang benar -benar menutup liang

telinga.

Tanda otitis eksterna menggunakan otoskop yaitu kulit pada saluran telinga

tampak kemerahan, membengkak, bisa berisi nanah dan serpihan sel-sel kulit

yang mati.

Otalgia. Otalgia merupakan keluhan paling sering ditemukan. Otalgia berat biasa

ditemukan pada otitis eksterna sirkumskripta. Keluhan ini bervariasi dan bisa

dimulai dari perasaan sedikit tidak enak, perasaan penuh dalam telinga, perasaan

seperti terbakar, hingga rasa sakit hebat dan berdenyut. Hebatnya rasa nyeri ini

tidak sebanding dengan derajat peradangan yang ada. Rasa nyeri terasa makin

hebat bila menyentuh, menarik, atau menekan daun telinga. Juga makin nyeri

ketika pasien sedang mengunyah.

Gatal-gatal. Gatal-gatal paling sering ditemukan dan merupakan pendahulu

otalgia pada otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita otitis eksterna akut,

tanda peradangan diawali oleh rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak

pada telinga.

Pendengaran berkurang atau hilang. Tuli konduktif ini dapat terjadi pada otitis

eksterna akut akibat sumbatan lumen kanalis telinga luar oleh edema kulit liang

telinga, sekret serous atau purulen atau penebalan kulit progresif pada otitis

eksterna lama. Selain itu, peredaman hantaran suara dapat pula disebabkan

tertutupnya lumen liang telinga oleh deskuamasi keratin, rambut, serumen, debris,

dan obat-obatan yang dimasukkan ke dalam telinga. Gangguan pendengaran pada

otitis eksterna sirkumskripta akibat bisul yang sudah besar dan menyumbat liang

telinga.

Page 11: otitis eksterna

Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel)

Oleh karena kulit di sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa kulit, seperti

folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, maka di tempat itu dapat

terjadi infeksi pada pilosebaseus, sehingga membentuk furunkel.

Kuman penyebab biasanya Staphylococcus aureus atau Staphylococcus albus.

Gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini

disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar di

bawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri

dapat juga timbul spontan pada waktu membuka mulut (sendi

temporomandibula). Selain itu terdapat juga gangguan pendengaran, bila furunkel

besar dan menyumbat liang telinga.

Penatalaksanaan otitis eksterna sirkumskripta :

Lokal : pada stadium infiltrat diberikan tampon yang dibasahi dengan 10%

ichthamol dalam glycerine, diganti setiap hari. Pada stadium abses

dilakukan insisi pada abses dan tampon larutan rivanol 0,1%.

Sistemik : Antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang cukup

berat. Diberikan pada orang dewasa ampisillin 250 mg qid, eritromisin

250 qid. Anak-anak diberikan dosis 40-50 mg per kg BB.

Analgetik : Parasetamol 500 mg qid (dewasa). Antalgin 500 mg qid

(dewasa).

Pada kasus-kasus berulang tidak lupa untuk mencari faktor sistemik yaitu adanya

penyakit diabetes melitus.

Page 12: otitis eksterna

Otitis eksterna difusa

Infeksi ini juga dikenal dengan nama “swimmer’s ear”. Biasanya terjadi pada

cuaca yang panas dan lembab, terutama disebabkan oleh kelompok Pseudomonas

dan kadang-kadang juga Staphylococcus albus, Escherichia coli dan Enterobacter

aerogenes. Danau, laut dan kolam renang pribadi merupakan sumber potensial

untuk infeksi ini. Gambaran diagnostik antara lain nyeri tekan tragus, nyeri hebat,

pembengkakan sebagian besar dinding kanalis, secret yang sedikit, pendengaran

normal atau sedikit berkurang, tidak adanya partikel jamur, dan mungkin ada

adenopati regional yang nyeri tekan.

Stroma yang menutupi tulang pada duapertiga bagian dalam liang telinga sangat

tipis sehingga hanya memungkinkan pembengkakan minimal. Maka gangguan

subjektif yang dialami pasien seringkali tidak sebanding dengan beratnya penyakit

yang diamati pemeriksa. Karena edema dinding kanalis yang sirkumferensial,

maka untuk menempelkan obat pada dinding kanalis seringkali perlu memakai

sumbu. Untuk itu dapat digunakan gulungan kasa yang kecil. Forsep alligator

dapat dipakai untuk memasukkan sumbu telinga yang telah dibasahi terlebih

dahulu dengan solusio telinga yang dipilih. Terdapat beberapa pilihan obat telinga

untuk terapi. Tetes telinga yang sering digunakan adalah Cortisporin (polimiksin

B, neomisin, hidrokortison), Coli-Mycin S (kolistin, neomisin, hidrokortison),

Pyocidin (polimiksin B, hidrokortison), VoSol HC (asam asetat-nonakueus 2%

hidrokortison), dan Chloromycetin (kloramfenikol)

Terapi sistemik hanya dipertimbangkan pada kasus-kasus berat; dianjurkan untuk

melakukan pemeriksaan kepekaan bakteri. Antibiotik sistemik khususnya

diperlukan jika dicurigai adanya perikondritis atau kondritis pada tulang rawan

telinga. Otitis eksterna difusa dapat pula timbul sekunder dari otitis media akut

Page 13: otitis eksterna

atau kronik. Pada kasus demikian, pengobatan terutama ditujukan pada penyakit

telinga tengah.

Otitis eksterna maligna

Pendahuluan

Otitis Eksterna Maligna (OEM) disebut juga Otitis Eksterna Nekrotikan atau

Osteomielitis dasar tengkorak, merupakan suatu infeksi telinga luar yang dapat

menyebabkan kematian. Kasus OEM pertama kali dilaporkan oleh Toulmouche

(1838). Meltzer dan Kelleman (1959) melaporkan kasus osteomielitis tulang

temporal yang disebabkan oleh P. aeruginosa. Chandler (1968) adalah orang yang

menjelaskan penyakit ini secara rinci dan menyebutnya dengan “malignant

external otitis”.1, 4 Otitis eksterna ini maligna karena sifat kliniknya yang agresif,

hasil terapi yang jelek dan tingginya mortality rate pada penderita.

Epidemiologi dan patologi

Infeksi telinga ini di mulai dari liang telinga luar dan meluas ke tulang temporal

hingga ke jaringan sekitarnya. Keadaan ini sering didapati pada pasien usia lanjut

dan menderita penyakit diabetes serta pasien dengan disfungsi imun selular. OEM

juga dapat terjadi pada pasien dengan immunocompromised, seperti AIDS yang

melibatkan populasi yang lebih muda.

Patologi OEM melibatkan otitis eksterna yang berat, nekrosis kartilago dan tulang

dari liang telinga hingga ke struktur sekitarnya yang meluas ke dasar tengkorak

yang mengenai nervus kranial yang lebih rendah. Hal ini menyebabkan terjadinya

lower cranial neuropathies, trombosis sinus lateral, sakit kepala yang berat,

meningitis dan kematian.

Page 14: otitis eksterna

Nadol menjelaskan urutan progresifitas penyakit ini seperti berikut: liang telinga

luar dengan invasi melalui fisura Santorini atau sutura timpanomastoid ke fossa

retromandibular, keterlibatan foramen stilomastoid dan jugularis, trombosis sepsis

dari sinus venosus lateral dan menyebar ke apeks petrosa melalui pembuluh darah

dan lempeng fasial.

Gejala klinis

Penyakit ini dapat membahayakan dan kecurigaan lebih tinggi ditujukan pada

pasien dengan diabetes atau immunocompromised state atau berumur lanjut.

Tanda khas yang dijumpai dari otoskopi pada penyakit ini adalah otitis eksterna

dengan jaringan granulasi sepanjang posteroinferior liang telinga luar (pada

bonycartilaginous junction) disertai lower cranial neuropathies (n. VII, IX, X,

XI) yang biasanya juga disertai dengan nyeri pada daerah yang

dikenai (otalgia). Eksudat pada liang telinga dan membran timpani

intakTerjadinya paralise fasialis dan sindrom foramen jugularis (Vernet

syndrome) merupakan tanda prognostik yang buruk.

Benecke membagi OEM atas 3 stadium, yaitu :

I. Infeksi terbatas pada jaringan lunak dan kartilago liang telinga.

II. Dijumpai keterlibatan jaringan lunak dan erosi tulang temporal.

III. Perluasan intrakranial atau erosi di luar tulang temporal.

Patogen penyebab

Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen penyebab yang lazim pada otitis

eksterna maligna, meskipun sangat jarang juga dapat dijumpai S. aureus, Proteus

dan Aspergillus.

Diagnosis

Diagnosis ditegakan berdasarkan gejala dan tanda yang dijumpai dan pemeriksaan

kultur dari cairan yang didapat dari liang telinga. Biopsi jaringan granulasi pada

liang telinga luar perlu dilakukan untuk meniadakan karsinoma liang telinga.

Pemeriksaan radiologi diperlukan untuk menentukan perluasan penyakit. CT-scan

tulang temporal direkomendasikan untuk menilai perluasan penyakit pada

evaluasi permulaan. Scan tulang dengan Technetium Tc 99m dilakukan untuk

Page 15: otitis eksterna

mendeteksi adanya keterlibatan tulang. Gallium-67 scan merupakan indikator

yang sensitif untuk infeksi.

Terapi

Prinsip terapi adalah:

1. Diagnosis dini pada populasi resiko tinggi.

2. Pemberian terapi antibiotik intravena jangka panjang.

3. Pembersihan liang telinga luar (aural toilet)

4. Pemeriksaan klinis dan scan gallium-67 secara serial untuk menilai perbaikan.

5. Kontrol yang ketat terhadap diabetes mellitus dan intervensi bedah.

Komplikasi

Komplikasi OEM yang dapat terjadi meliputi lower cranial neuropathies,

meningitis, abses otak dan kematian.

Otomikosis

Definisi

Otomikosis adalah infeksi telinga yang disebabkan oleh jamur, atau infeksi jamur

superficial pada kanalis auditorius eksternus.

Otomikosis ini sering dijumpai pada daerah yang tropis. Infeksi ini dapat bersifat

akut dan subakut, dan khas dengan adanya inflammasi, rasa gatal, dan

ketidaknyamanan. Mikosis ini menyebabkan adanya pembengkakan,

pengelupasan epitel superfisial, adanya penumpukan debris yang berbentuk hifa,

disertai suppurasi, dan nyeri.

Epidemiologi

Angka insidensi otomikosis tidak diketahui, tetapi sering terjadi pada daerah

dengan cuaca yang panas, juga pada orang-orang yang senang dengan olah raga

air. 1 dari 8 kasus infesi telinga luar disebabkan oleh jamur. 90 % infeksi jamur

ini disebabkan oleh Aspergillus spp, dan selebihnya adalah Candida spp. Angka

prevalensi Otomikosis ini dijumpai pada 9 % dari seluruh pasien yang mengalami

gejala dan tanda otitis eksterna. Otomikosis ini lebih sering dijumpai pada daerah

dengan cuaca panas, dan banyak literatur menyebutkan otomikosis berasal dari

Page 16: otitis eksterna

negara tropis dan subtropis. Di United Kingdom ( UK ), diagnosis otitis eksterna

yang disebabkan oleh jamur ini sering ditegakkan pada saat berakhirnya musim

panas.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ali Zarei tahun 2006, Otomikosis

dijumpai lebih banyak pada wanita ( terutama ibu rumah tangga ) daripada pria.

Otomikosis biasanya terjadi pada dewasa, dan jarang pada anak-anak. Pada

penelitian tersebut, dijumpai otomikosis sering pada remaja laki-laki, yang juga

sesuai dengan yang dilaporkan oleh peneliti lainnya.

Tetapi berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hueso,dkk, dari 102 kasus

ditemukan 55,8% nya merupakan lelaki, sedangkan 44,2% nya merupakan wanita.

Etiologi

Faktor predisposisi terjadinya otitis eksterna, dalam hal ini otomikosis, meliputi

ketiadaan serumen, kelembaban yang tinggi, peningkatan temperature, dan trauma

lokal, yang biasanya sering disebabkan oleh kapas telinga (cotton buds) dan alat

bantu dengar. Serumen sendiri memiliki pH yang berkisar antara 4-5 yang

berfungsi menekan pertumbuhan bakteri dan jamur. Olah raga air misalnya

berenang dan berselancar sering dihubungkan dengan keadaan ini oleh karena

paparan ulang dengan air yang menyebabkan keluarnya serumen, dan keringnya

kanalis auditorius eksternus. Bisa juga disebabkan oleh adanya prosedur invasif

pada telinga. Predisposisi yang lain meliputi riwayat menderita eksema, rhinitis

allergika, dan asthma.

Infeksi ini disebabkan oleh beberapa spesies dari jamur yang bersifat saprofit,

terutama Aspergillus niger. Agen penyebab lainnya meliputi A. flavus, A.

fumigatus, Allescheria boydii, Scopulariopsis, Penicillium, Rhizopus, Absidia,

dan Candida Spp. Sebagai tambahan, otomikosis dapat merupakan infeksi

sekunder dari predisposisi tertentu misalnya otitis eksterna yang disebabkan

bakteri yang diterapi dengan kortikosteroid dan berenang.

Banyak faktor yang menjadi penyebab perubahan jamur saprofit ini mejadi jamur

yang patogenik, tetapi bagaimana mekanismenya sampai sekarang belum

dimengerti. Beberapa dari faktor dibawah ini dianggap berperan dalam terjadinya

infeksi, seperti perubahan epitel, peningkatan kadar pH, gangguan kualitatif dan

Page 17: otitis eksterna

kuantitatif dari serumen, faktor sistemik ( seperti gangguan imun tubuh,

kortikosteroid, antibiotik, sitostatik, neoplasia ), faktor lingkungan (panas,

kelembaban), riwayat otomikosis sebelumnya, Otitis media sekretorik kronik, post

mastoidektomi, atau penggunaan substansi seperti antibiotika spectrum luas pada

telinga.

Aspergillus niger dilaporkan sebagai penyebab paling terbanyak dari otomikosis

ini. Pada dua penelitian di Babol dan barat laut Iran, A.niger dilaporkan sebagai

penyebab utama. Ozcan dkk, dan Hurst melaporkan A.niger , juga sebagai

penyebab terbanyak otomikosis di Turki dan Australia. Tetapi, Kaur, dkk,

menemukan bahwa A.fumigatus sebagai penyebab terbanyak diikuti dengan

A.niger. Spesies Aspergillus lainnya yang dihubungkan dengan otomikosis adalah

A.flavus. Penicillum juga dilaporkan oleh Pavalenko. Jamur lainnya yang

berhubungan dengan terjadinya otomikosis adalah C.albicans dan C.parapsilosis.

pada penelitian yang dilakukan Ali Zarei di Pakistan tahun 2006, dijumpai

A.niger sebagai penyebab utama diikuti dengan A.flavus.

Aspergillus niger, juga telah dilaporkan sebagai otomikosis pada pasien

immunokompromis, yang tidak berespons terhadap berbagai regimen terapi yang

telah diberikan. (Aspergillus Otomikosis).

Gejala klinis

Dapat ditemukan gejala dan tanda, antara lain:

Gatal-gatal pada otomokosis

Hal ini disebabkan terjadinya eksfoliasi kulit oleh jamur yang tumbuh sehingga

terjadi pengelupasan kulit yang kemudian bercampur dengan jamur itu sendiri

membentuk masa debris yang basah. Massa basah ini selanjutnya mengiritasi kulit

liang telinga yang sudah terkelupas tadi sehingga timbul rasa gatal. Dengan

Page 18: otitis eksterna

digaruk akan memperberat rasa gatal tersebut. Seperti disebutkan rasa gatal ini

merupakan keluhan yang paling sering dialami oleh pasien.

Sakit pada telinga

Keluhan sakit pada dasarnya merupakan keluhan lanjutan setelah gatal dan liang

telinga dikorek-korek, sehingga membuat trauma dan menimbulkan reaksi radang

yang diikuti infeksi bakteri. Keluhan ini merupakan keluhan kedua terbanyak.

Perasaan tidak enak

Perasaan tak enak pada liang telinga ini dirasakan difusi sehingga penderita

sendiri sukar untuk menerangkannya.

Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran biasanya ringan saja akibat adanya massa seperti busa yang

besar pada liang telinga yang terutama disebabkan oleh jamur Aspergillus niger.

Telinga berair

Cairan telinga dapat bervariasi mulai dari serous seropurulent sampai pada cairan

berwarna krem dan kehitam-hitaman.

Tinitus

Keluhan ini sering menetap dan sangat mengganggu penderita sehingga sering

menyebabkan penderita datang berobat tanpa disertai gejala atau lainya yang

berarti. Tinitus ini mungkin hanya disebabkan oleh sumbatan debris dalam liang

telinga yang menekan gendang telinga. Keluhan ini akan hilang setelah debris ini

diangkat.

Pada pemeriksaan klinis umumnya tidak menunjukan kelainan yang berarti pada

daun telinga, kecuali sedikit rasa nyeri saat daun telinga ditarik serta ulserasi

ringan dengan pembentukan krusta. . Pada liang telinga akan tampak berwarna

merah, ditutupi oleh skuama, dan kelainan ini ke bagian luar akan dapat meluas

sampai muara liang telinga dan daun telinga sebelah dalam. Pada liang telinga

dapat terjadi penyempitan dalam berbagai derajat. Penyempitan disebabkan reaksi

Page 19: otitis eksterna

peradangan pada lapisan kulit liang telinga luar karena infeksi jamur. Didapati

adanya akumulasi debris fibrin yang tebal, pertumbuhan hifa berfilamen yang

berwana putih dan panjang dari permukaan kulit. Sedangkan pada membrana

tympani dapat dijumpai kongesti dan peradangan pada gendang telinga meskipun

pada kebanyakan kasus tidak ditemukan kelainan Tempat yang terinfeksi menjadi

merah dan ditutupi skuama halus. Bila meluas sampai kedalam, sampai ke

membran timpani, maka akan dapat mengeluarkan cairan serosanguinos.

Pada pemeriksaan telinga yang dicurigai otomikosis, didapati adanya akumulasi

debris fibrin yang tebal, pertumbuhan hifa berfilamen yang berwana putih dan

panjang dari permukaan kulit, hilangnya pembengkakan signifikan pada dinding

kanalis, dan area melingkar dari jaringan granulasi diantara kanalis eksterna atau

pada membran timpani.

Penatalaksanaan

Pengobatan ditujukan untuk menjaga agar liang telinga tetap kering, jangan

lembab, dan disarankan untuk tidak mengorek-ngorek telinga dengan barang-

barang yang kotor seperti korek api, garukan telinga, atau kapas. Kotoran-kotoran

telinga harus sering dibersihkan.15

Pengobatan yang dapat diberikan seperti :

Larutan asam asetat 2-5 % dalam alkohol yang diteteskan kedalam liang

telinga biasanya dapat menyembuhkan.4,15

Tetes telinga siap beli seperti VoSol ( asam asetat nonakueus 2 % ),

Cresylate ( m-kresil asetat ) dan Otic Domeboro ( asam asetat 2 % )

bermanfaat bagi banyak kasus.16

Larutan timol 2 % dalam spiritus dilutes ( alkohol 70 % ) atau meneteskan

larutan burrowi 5 % satu atau dua tetes dan selanjutnya dibersihkan

dengan desinfektan biasanya memberi hasil pengobatan yang

memuaskan.8

Dapat juga diberikan Neosporin dan larutan gentian violet 1-2 %.8

Page 20: otitis eksterna

Akhir-akhir ini yang sering dipakai adalah fungisida topikal spesifik,

seperti preparat yang mengandung nystatin , ketokonazole, klotrimazole,

dan anti jamur yang diberikan secara sistemik.2,16

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penggunaan anti jamur tidak secara

komplit mengobati proses dari otomikosis ini, oleh karena agen-agen diatas tidak

menunjukkan keefektifan untuk mencegah otomikosis ini relaps kembali. Hal ini

menjadi penting untuk diingat bahwa, selain memberikan anti jamur topikal, juga

harus dipahami fisiologi dari kanalis auditorius eksternus itu sendiri, yakni dengan

tidak melakukan manuver-manuver pada daerah tersebut, mengurangi paparan

dengan air agar tidak menambah kelembaban, mendapatkan terapi yang adekuat

ketika menderita otitis media, juga menghindari situasi apapun yang dapat

merubah homeostasis lokal. Kesemuanya apabila dijalankan dengan baik, maka

akan membawa kepada resolusi komplit dari penyakit ini.

Komplikasi

Komplikasi dari otomikosis yang pernah dilaporkan adalah perforasi dari

membran timpani dan otitis media serosa, tetapi hal tersebut sangat jarang terjadi,

dan cenderung sembuh dengan pengobatan. Patofisiologi dari perforasi membran

timpani mungkin berhubungan dengan nekrosis avaskular dari membran timpani

sebagai akibat dari trombosis pada pembuluh darah. Angka insiden terjadinya

perforasi membran yang dilaporkan dari berbagai penelitian berkisar antara 12-16

% dari seluruh kasus otomikosis. Tidak terdapat gejala dini untuk memprediksi

terjadinya perforasi tersebut, keterlibatan membran timpani sepertinya merupakan

konsekuensi inokulasi jamur pada aspek medial dari telinga luar ataupun

merupakan ekstensi langsung infeksi tersebut dari kulit sekitarnya.

Herpes zoster otikus

Definisi

Herpes Zoster Otikus adalah infeksi virus pada telinga dalam, telinga tengah dan t

elinga luar. 

Page 21: otitis eksterna

HZO  manifestasinya  berupa  otalgia  berat  yang  disertai  dengan  erupsi  kulit  

biasanya  pada CAE (canalis akustikus eksternus)  dan  pinna. Bila disertai

dengan paralisis n.VII maka disebut sebagai Ramsay Hunt Sindrome.  

Ramsay  Hunt  Syndrome  adalah  Herpes  Zoster  yang  mengenai  saraf  auditori

us  dan fasialis yang  disertai  paralisis  fasial  ipsilateral  dan  biasanya  hanya  be

rlangsung  sebentar,  serta

vesikel  telinga  luar  atau  membrana  tympani  yang  juga  dapat  atau  tidak  dap

at  disertai

dengan  tinitus,  vertigo,  dan  gangguan  pendengaran.  Disebut  juga  geniculate  

neuralgia  atauotalgia, herpes zoster auricularis atau oticus, otic neuralgia, dan H

unt’s syndrome, disease atau neuralgia.

Ramsay  Hunt  Syndrome  adalah  suatu  kelainan  neurologi  yang  disebabkan  ol

eh  suatu virus

yang disebut Varicella Zoster,  yang dapat menginfeksi  beberapa saraf di kepala  

sehingga

menyebabkan  paralysis  fasial  dan  ruam  baik  di  telinga,  lidah,  atau  langit-

langit  mulut.  Lokasi yang  paling  umum  dari  infeksi  zoster  adalah  pada  kepa

la  dan  leher,  setelah  zoster  herpes ophthalmicus  terjadi,  lalu  mempengaruhi  

bagian  telinga.  Virus

Varicella  Zoster  menyebabkan dua jenis penyakit, sindrom Ramsay Hunt dan pe

nyakit lain

yang menyebabkan paralysis fasial, yaitu  Bell's  Palsy.  Virus  ini  diyakini  meng

infeksi  saraf 

fasial  dekat  labirin,  yang  pada  kondisi tertentu mengakibatkan peradangan loka

l berupa iritasi dan bengkak. 

Gejala-gejala yang timbul

menggambarkan tingkat keparahan dari inflamasi saraf yang terjadi.

Gejala

Penyakit ini ditandai oleh vesikel-penyakit ini ditandai oleh vasikel-vesikel

Page 22: otitis eksterna

herpetik yang multipel, tersusun  berkelompok di telinga bagian luar, saluran telin

ga bagian luar, dan adakalanya di membrana tympani. Di dalam kasus  kasus  yan

g  berat,  kerusakan  

pendengaran  dan  keseimbangan,  serta  paralysis  fasial  dapat terjadi.  Nervus  a

custicus  yang  terinfeksi  virus  akan  terganggu  fungsinya.  Selain  keluhan  nyer

i telinga, muncul kelumpuhan wajah, penurunan pendengaran, dan vertigo. Gejala 

dan keluhan ini khas  muncul  beberapa 

 minggu  setelah  terserang  virus  Herpes  Zoster.  Penurunan  pendengaran dan  k

elumpuhan  

wajah  biasanya  menetap  sebagai  gejala  sisa.  Jika  khas  dan  lengkap,  maka  i

ni muncul 

sebagai Ramsay Hunt Syndrome. Herpes  Zoster  Oticus  dapat  terjadi  pada  sega

la  usia,  tetap

sebagian  besar  terjadi  antara umur 40 dan 60 tahun. 

Penderita secara umum sakit dengan suhu febris atau subfebris.

Eritema dan vesikel-vesikel dapat dilihat di telinga bagian luar dan saluran 

telinga 

bagian luar. 

Lymphadenitis regional (terpisah). 

Nyeri saraf yang berat dapat ditemukan. 

Paralysis fasial bagian perifer ditemukan pada 60%-90% kasus.

Ketulian retrocochlear yang berat timbul pada 40% kasus. 

Vertigo  dan  kehilangan  keseimbangan  terjadi  pada  40%  kasus  dengan 

 nistagmus  

kearah  sisi yang sehat. 

Patofisiologi

Reaktifasi  dari  varicella-zoster  virus  (VZV)  yang  terdistribus  sepanjang  saraf 

 sensoris  

yang menginervasi telinga, termasuk didalamnya ganglion genikulatum. Apabila 

gejala disertai 

Page 23: otitis eksterna

kurang pendengaran dan vertigo, maka ini adalah akibat penjalaran infeksi virus l

angsung pada N. VIII pada posisi sudut serebelo pontin, atau melalui vasa vasoru

m. 

Diagnosis dan pemeriksaan

Pemeriksaan  dan  otoscopy  menunjukkan  vesikel-vesikel  di  dalam  saluran  ata

u  di membran

timpani.  Audiogram  menunjukkan  ketulian  retrocochlear,  dan  tes  vestibular 

menunjukkan 

nistagmus spontan dan penekanan pada respon suhu labyrinthine. Electrodiagnosi

s dari  fungsi  

saraf  fasial  dan  test  Schirmer  juga  dilakukan.  Pemeriksaan  tambahan,  termas

uk serologi

dan  pemeriksaan  pada  cairan  cerebrospinal  belakangan  ini  menunjukkan  suat

u peningkatan

yang sedikit pada jumlah sel-sel dan kadar protein, yang disebabkan oleh meningi

tis serosa. 

Penyakit ini sering kali meluas sampai labirin dan menyebabkan suatu neurolabyri

nthitis. 

Diagnosa secara umum ditentukan oleh adanya paralysis fasial dan ruam vesicular 

yang terjadi. 

Adakalanya,  suatu  pemeriksaan  hantaran  saraf  dilakukan  untuk  menentukan  t

ingkat  dari 

kerusakan  saraf  fasial  dan  untuk  mengetahui  potensi  untuk  penyembuhan.  S

emakin  berat 

kerusakan, maka lebih lama penyembuhan terjadi dan menurunkan kesempatan un

tuk kembali kefungsi yang normal.  

Pemeriksaan darah dilakukan untuk menentukan benar atau tidaknya telah terjadi i

nfeksi oleh  

virus  Varicella  Zoster.  Suatu  teknik  laboratorium  lain  yaitu  PCR,  dapat  men

deteksi 

sejumlah virus DNA yang sangat kecil. Teknik ini sekarang banyak digunakan. 

Page 24: otitis eksterna

Penggunaan  neuroimaging  (gambar-gambar  dari  otak),  terutama  sekali  MRI  (

Magnetic 

Resonance  Imaging)  kadang-kadang  dapat  menunjukkan  tanda  peradangan  pa

da  saraf  

fasial dan menentukan penyebar infeksi ke saraf lain atau otak.  

Pemeriksaan  Spinal  Tap  dapat  membantu  untuk  menentukan  daerah-daerah  l

ain  dari 

sistem  saraf  yang  telah  terkena  infeksi.  Tetapi  Spinal  Tap  jarang  digunakan, 

 khususnya  

pada kasus-kasus yang diagnosisnya belum pasti. 

Komplikasi

Paralisis  berat  akan  mengakibatkan  tidak  lengkap  atau  tidak  sempunanya  ke

sembuhan 

dan berpotensi untuk menjadi paralysis fasial yang permanen dan synkinesis.  Ada

kalanya,  

virus  dapat  menyebar  ke  saraf-saraf  lain  atau  bahkan  ke  otak  dan  jaringan s

araf  dalam 

tulang  punggung,  menyebabkan  sakit  kepala,  sakit  punggung,  kebingungan, k

elesuan, dan

 kelemahan.  Serangan  sempoyongan  atau  vertigo  bisa  muncul  sebagai  kompl

ikasi  Herpes  Zoster  di wajah.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaannya yaitu dengan pengobatan antiviral, seperti acyclovir atau fam

ciclovir yang 

direkomendasikan selama 7-10 hari, beserta obat anti-inflamasi kuat yang disebut 

steroid 

(seperti prednison) selama 3 -5 hari. 

Acyclovir merupakan suatu antivirus yang mencegah sintese DNA dari tipe I dan 

II HSV seperti 

Page 25: otitis eksterna

juga pada varicella-zoster virus. Penatalaksanaan selanjutnya sebagian besar simpt

omatik 

dengan  obat  analgesik,  vitamin  B  kompleks,  dan  electrotherapy  saraf  fasial  

untuk  

mencegah atropi. 

Otitis eksterna hemoragika

Penyakit ini ditandai dengan pembentukan bula hemoragik pada membran timpani

dan liang telinga bagian dalam. Penyakit ini berasal dari virus dan dapat dilihat

dalam epidemi influenza. Kondisi ini menyebabkan sakit hebat didalam telinga,

dan keluarnya darah bila bula pecah. Pengobatan dengan analgesik adalah

ditujukan untuk menghilangkan dari rasa sakit. Antibiotik diberikan untuk infeksi

sekunder pada saluran telinga atau telinga tengah, atau jika bula telah pecah ke

dalam telinga tengah.

Otitis eksterna reaktif (non-infeksi)

Otitis eksterna eksema (Dermatitis Ekzematosa)

Hal ini adalah akibat dari hipersensitifitas terhadap organisme infeksi atau

terhadap obat tetes telinga topikal seperti chloromycetin atau neomisin. Hal ini

ditandai dengan iritasi, pembentukan vesikel, keluarnya cairan dan pengerasan

kulit dalam liang telinga. Pengobatan adalah dengan menghentikan penggunaan

antibiotik topikal yang menyebabkan sensitivitas, dan menggunakan krim steroid.

Otitis eksterna seboroik (

Penyakit ini berhubungan dengan seboroik dermatitis pada kulit kepala. Keluhan

utama adalah gatal. Terlihat sisik berwarna kuning berminyak didalam liang

telinga luar, lobule, serta di sulkus postaurikular. pengobatan terdiri dari

pembersihan telinga, menggunakan krim yang mengandung asam salisilat dan

sulfur, serta pengobatan pada seboroik kulit kepala.

Page 26: otitis eksterna

Neurodermatitis

Hal ini disebabkan oleh garukan bersifat kompulsif akibat dari faktor psikologis.

Keluhan utama pasien adalah gatal. Otitis eksterna dari jenis bakteri

dapat menyebabkan infeksi pada kawasan luka garukan. Pengobatan ditujukan

pada  psikoterapi simpatik dan infeksi sekunder. Ear pack dan perban telinga

sangat membantu untuk mencegah kompulsif menggaruk.

Infeksi dan radang kronik

Infeksi bakteri pada liang telina dapat menjadi kronik karena tidak diobati,

pengobatan yang kurang memadai, trauma berulang, adanya benda asing seperti

cetakan alat bantu dengar, atau otitis media yang terus menerus mengeluarkan

secret. Dalam penatalaksanaan perlu dilakukan identifikasi organism penyebab

dan faktor-faktor yang mendukung sifat kroniknya.

Kasus-kasus yang berlangsung lama lambat laun dapat menyebabkan stenosis

liang telinga akibat penebalan fibrotic dinding kanalis. Suatu tindakan bedah

berupa reseksi jaringan yang menebal dan pencangkokan telah berhasil mengatasi

kondisi yang sebelumnya ireversibel ini.

Infeksi jamur kronik yang paling sering dijumpai oleh THT adalah infeksi pada

rongga mastoid yang memerlukan pembersihan. Setelah pengangkatan debris

infeksi, rongga mastoid perlu diterapi dengan obat tetes antijamur atau dibedaki

dengan kombinasi neomisin dan asam borat.

Page 27: otitis eksterna

Prinsip-prinsip penatalaksanaan yang dapat diterapkan pada semua tipe otitis

eksterna antara lain:

1. Membersihkan liang telinga dengan pengisap atau kapas dengan berhati-

hati

2. Penilaian terhadap secret,edema dinding kanalis, dan membrane timpani

bilamana mungkin

3. Pemilihan pengobatan topical

Penatalaksanaan otitis eksterna bertujuan :

1. Membuang serumen, kotoran, dan sel-sel kulit mati dari liang telinga.

Bersihkan dan keringkan menggunakan alat penghisap atau kapas kering.

2. Mengeluarkan mikroorganisme. Masukkan tampon yang mengandung

antibiotik ke dalam liang telinga untuk menghindari infeksi bakterial akut

dan ulserasi. Berikan juga antibiotik sistemik jika perlu.

3. Mengurangi rasa sakit, peradangan dan edema. Berikan obat golongan

kortikosteroid misalnya metil prednisolon.

4. Menghilangkan rasa tidak enak.

5. Memulihkan pendengaran.

6. Menghilangkan gatal dan penggarukan yang berulang. Terapi antifungal

untuk menghindari infeksi jamur.

7. Terapi antialergi dan antiparasit.

Page 28: otitis eksterna

Penatalaksanaan otitis eksterna kronik yaitu operasi rekonstruksi liang telinga.

 

Penggunaan Otolin tetes telinga pada otitis eksterna

Definisi tetes telinga

Guttae Auriculares, tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk

telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga. Kecuali dinyatakan

lain, tetes telinga dibuat menggunakan cairan pembawa bukan air (FI III).

Tetes telinga adalah bentuk larutan, suspensi atau salep yang digunakan pada

telinga dengan cara diteteskan atau dimasukkan dalam jumlah kecil ke dalam

saluran telinga untuk melepaskan kotoran telinga (lilin telinga) atau untuk

mengobati infeksi, peradangan atau rasa sakit (Ansel)

Tetes telinga adalah bahan obat yang dimasukkan ke dalam saluran telinga,

yang dimaksudkan untuk efek lokal, dimana bahan – bahan obat tersebut

dapat berupa anestetik lokal, peroksida, bahan – bahan antibakteri dan

fungisida, yang berbentuk larutan, digunakan untuk membersihkan,

menghangatkan, atau mengeringkan telinga bagian luar.

Tetes telinga adalah bentuk dari obat yang digunakan untuk mengobati dan

mencegah infeksi telinga, khususnya infeksi pada telinga bagian luar dan

saluran telinga (otitis eksterna).

Preparat untuk melepaskan kotoran telinga

Page 29: otitis eksterna

Kotoran telinga adalah campuran sekresi kelenjar keringat dan kelenjar sebasea

dari saluran telinga bagian luar. Tumpukan kotoran telinga yang berlebihan dalam

telinga dapat menimbulkan gatal, rasa sakit, gangguan pendengaran dan

merupakan penghalang bagi pemeriksaan secara otologik. Telah bertahun-tahun

minyak mineral encer, minyak nabati, dan hydrogen peroksida digunakan untuk

melunakkan kotoran telinga yang terjepit agar dapat dikeluarkan. Baru-baru ini,

larutan surfaktan sintetik dikembangkan untuk aktivitas cerumenolitik dalam

melepaskan lilin telinga. Salah satu bahan ini, kondensat dari trietanolamin

polipeptida oleat, dalam perdagangan diformulasikan dalam propilen glikol, yang

digunakan sebagai pengemulsi kotoran telinga sehingga membantu

pengeluarannya. Tata cara dalam membuang lilin atau kotoran telinga biasanya

dimulai dengan menempatkan larutan otik pada saluran telinga dengan posisi

kepala pasien miring 45o , lalu memasukkan gumpalan kapas untuk menahan obat

dalam telinga selama 15 – 30 menit, disusul dengan menyemprot saluran telinga

dengan air hangat perlahan-lahan memakai penyemprot telinga dari karet yang

lunak.

Preparat telinga untuk antiinfeksi, antiradang, dan analgetik

Obat-obat yang digunakan pada permukaan bagian luar telinga untuk melawan

infeksi adalah zat – zat seperti kloramfenikol, kolistin sulfat, neomisin, polimiksin

B sulfat dan nistatin. Pada umumnya zat – zat ini diformulasikan ke dalam bentuk

tetes telinga (larutan atau suspensi) dalam gliserin anhidrida atau propilen glikol.

Pembawa yang kental ini memungkinkan kontak antara obat dengan jaringan

telinga yang lebih lama. Selain itu karena sifat higroskopisnya, memungkinkan

menarik kelembaban dari jaringan telinga sehingga mengurangi peradangan dan

membuang lembab yang tersedia untuk proses kehidupan mikroorganisme yang

ada. Untuk membantu mengurangi rasa sakit yang sering menyertai infeksi

telinga, beberapa preparat otik antiinfeksi juga mengandung bahan analgetika

seperti antipirin dan anestetika local seperti lidokain dan benzokain. pH optimum

untuk larutan berair yang digunakan pada telinga utamanya adalah dalam pH

asam. Fabricant dan Perlstein menemukan range pH antara 5 – 7,8. keefektifan

obat telinga sering bergantung pada pH-nya. Larutan alkali biasanya tidak

Page 30: otitis eksterna

diinginkan karena tidak fisiologis dan menyediakan media yang subur untuk

penggandaan infeksi. Ketika pH telinga berubah dari asam menjadi alkali, bakteri

dan fungi akan tumbuh lebih cepat. Sering perbedaan dalam keefektifan antara

dua obat yang sama itu adalah karena kenyataan bahwa yang satu asam sedangkan

yang lainnya basa (Scoville’s : 257) Larutan untuk telinga biasanya memakai

wadah botol drop dan harus jernih atau dalam bentuk suspensi yang seragam

(Scoville’s : 257)

Otolin

KOMPOSISI / KANDUNGAN

Tiap ml Otolin mengandung :

Kloramfenikol 5%,

Polimiksin B. Sulfat 10.000 IU,

Benzocaine 1%,  dan

Nipagin 1%.

Indikasi

Indikasi Otolin adalah pengobatan otitis eksterna akut dan kronik yang

disebabkan oleh bakteri yang peka terhada kloramfenikol dan polimiksin.

Kloramfenikol

Kloramfenikol diisolasi pertama kali dari Streptomyces venezuelae. 

Mekanisme kerja

Page 31: otitis eksterna

Kloramfenikol bekerja dengan mengikat sub unit 50S ribosom bakteri dan

menghambat sintesis protein kuman. Yang dihambat ialah enzim peptidil

trasferase yang merupakan katalisator untuk pembentukan ikatan-ikatan peptida

pada proses sintesis protein kuman.

Spektrum antibakteri

Spektrum antibakterinya meliputi D.pneumoniae, Streptomyces pyogenes,

Streptomycesviridans, Neiserria, Haemophilus, Bacillus sp, Listeria, Bartonella,

Brucella, P.multocida, C.diphtheriae, Chlamydia, Mycoplasma, Rickettsia,

Treponema, dan kebanyakan kuman anaerob.

Beberapa strain D.pneumoniae, H.influenzae dan N.meningitidis bersifat resisten;

S.aureus umumnya sensitif, sedang Enterobactericeae banyak yang telah resisten.

Obat ini juga efektif terhadap kebanyakan strain E.coli, K.pneumoniae dan

Pr.mirabilis . Kebanyakan strain Serratia, Providencia, dan Proteus rettgerii

resisten, juga kebanyakan strain Pseudomonas aeruginosa dan strain tertentu

Salmonella typhi.