osteomielitis kronis

26
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Osteomielitis adalah proses inflamasi disertai oleh kerusakan tulang yang disebabkan oleh mikroorganisme. Infeksi dapat terbatas pada satu bagian dari tulang atau dapat melibatkan beberapa daerah, seperti sumsum, korteks, periosteum, dan jaringan lunak sekitarnya. 5 Osteomielitis diklasifikasikan berdasarkan agen penyebab, rute dimana organisme mendapatkan akses ke tulang, durasi infeksi, lokasi anatomi infeksi, dan faktor host lokal dan sistemik yang memiliki bantalan pada patogenesis dan hasil. 6 Osteomielitis masih merupakan permasalahan di negara berkembang termasuk Indonesia. Hal ini terutama disebabkan oleh masih tingginya insiden dan banyaknya kasus - kasus “neglected” dan juga karena tingkat higienis yang masih rendah dan pengertian mengenai pengobatan yang belum baik, diagnosis yang sering terlambat sehingga biasanya berakhir dengan osteomielitis kronis. 13 Pengobatan osteomielitis memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang tinggi juga menjadi permasalahan,

Upload: zeenap-shahab

Post on 06-Aug-2015

524 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: osteomielitis kronis

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Osteomielitis adalah proses inflamasi disertai oleh kerusakan tulang yang

disebabkan oleh mikroorganisme. Infeksi dapat terbatas pada satu bagian dari tulang

atau dapat melibatkan beberapa daerah, seperti sumsum, korteks, periosteum, dan

jaringan lunak sekitarnya.5

Osteomielitis diklasifikasikan berdasarkan agen penyebab, rute dimana

organisme mendapatkan akses ke tulang, durasi infeksi, lokasi anatomi infeksi, dan

faktor host lokal dan sistemik yang memiliki bantalan pada patogenesis dan hasil.6

Osteomielitis masih merupakan permasalahan di negara berkembang termasuk

Indonesia. Hal ini terutama disebabkan oleh masih tingginya insiden dan banyaknya

kasus - kasus “neglected” dan juga karena tingkat higienis yang masih rendah dan

pengertian mengenai pengobatan yang belum baik, diagnosis yang sering terlambat

sehingga biasanya berakhir dengan osteomielitis kronis.13

Pengobatan osteomielitis memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang

tinggi juga menjadi permasalahan, banyak juga penderita dengan fraktur terbuka yang

datang terlambat dan biasanya datang dengan komplikasi osteomielitis. Dengan

diagnosis dini dan obat-obat antibiotic yang ada pada saat ini, angka kejadian

osteomielitis diharapkan berkurang.10

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana anatomi tulang ?

2. Apa definisi osteomielitis kronis ?

3. Bagaimana epidemiologi osteomielitis kronis?

4. Apa etiologi osteomielitis kronis?

5. Bagaimana patofisiologi osteomielitis kronis?

6. Bagaimana manifestasi klinik osteomielitis kronis?

7. Bagaimana penegakan diagnosa osteomielitis kronis?

Page 2: osteomielitis kronis

2

8. Bagaimana penatalaksanaan osteomielitis kronis?

9. Apa komplikasi osteomielitis kronis ?

10. Bagaimana prognosis osteomielitis kronis ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui anatomi tulang.

2. Mengetahui definisi osteomielitis kronis.

3. Mengetahui epidemiologi osteomielitis kronis.

4. Mengetahui etiologi osteomielitis kronis.

5. Mengetahui patofisiologi osteomielitis kronis.

6. Mengetahui manifestasi Klinik osteomielitis kronis.

7. Mengetahui penegakan diagnosa osteomielitis kronis.

8. Mengetahui penatalaksanaan osteomielitis kronis.

9. Mengetahui prognosis osteomielitis kronis.

10. Mengetahui komplikasi osteomielitis kronis.

1.4 Manfaat

Teoritis

Makalah ini diharapkan mampu memberikan tambahan pengetahuan dan

landasan teori mengenai osteomielitis kronis dan prinsip penanganannya.

Praktis

Makalah ini diharapkan mampu memberikan landasan ilmiah bagi para dokter

pelayanan primer sebagai dasar penanggulangan osteomielitis kronis untuk

melakukan penanggulangan pertama dan rujukan ke rumah sakit terdekat.

Page 3: osteomielitis kronis

3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Tulang

Tulang adalah suatu jaringan dan organ yang terstruktur dengan baik. Tulang

terdiri atas daerah yang kompak pada bagian luar yang disebut dengan korteks dan

bagian dalam yang bersifat spongiosa berbentuk trabekula dan dilapisi oleh

periosteum pada bagian luarnya sedangkan yang membatasi tulang dari cavitas

medullaris adalah endosteum. Tulang tersusun atas:9

a) Komponen sel : osteosit, osteoblast dan osteoklas.

b) Komponen matrix ossea : serabut-serabut kolagen tipe 1 dan substantia

fundamentalis.

Arsitektur jaringan tulang dikenal dengan 2 jenis yaitu:

a) Jaringan tulang dengan arsitektur serupa jala.

b) Jaringan tulang yang menunjukkan gambaran lembaran-lembaran (lamella

ossea). Masing-masing memiliki deretan lacuna ossea yang pada keadaan

segar ditempati oleh osteosit. Tiap lacuna mempunyai lanjutan- lanjutan

dinamakan canalliculi ossea. Matriks juga ditembus oleh canalis perforans

(volkmann) yang arahnya tegak lurus dengan permukaan tulang. Kedua jenis

saluran tersebut dalam keadaan segar terutama berisi pembuluh darah

yang membawa sari makanan dan saling berhubungan (1).

Tulang secara garis besar dibagi atas :9

a. Tulang panjang.

Yang termasuk tulang panjang misalnya femur, tibia, fibula, ulna dan

humerus, dimana daerah batas disebut diafisis dan daerah yang berdekatan

dengan garis epifisis disebut metafisis. Daerah ini merupakan suatu daerah

yang sering ditemukan adanya kelainan atau penyakit, oleh karena daerah ini

merupakan daerah metabolik yang aktif dan banyak mengandung pembuluh

darah. Kerusakan atau kelainan perkembangan pada daerah lempeng

Page 4: osteomielitis kronis

4

epifisis akan menyebabkan kelainan pertumbuhan tulang.

b. Tulang pendek.

Contoh tulang pendek adalah tulang vertebra dan tulang-tulang karpal.

c. Tulang pipih.

Yang termasuk tulang pipih antara lain tulang iga, tulang skapula dan

tulang pelvis.

Gambar 1. Anatomi dan Histologi Tulang Panjang11

Struktur tulang berubah sangat lambat terutama setelah periode

pertumbuhan tulang berakhir. Komposisi tulang terdiri atas substansi organik

(35%) meliputi sel-sel tulang serta matriks kolagen dan sisanya adalah asam

hialuronat dan kondroitin asam sulfur; substansi inorganik (45%) meliputi kalsium

(99% dari seluruh kalsium tubuh) dan fosfor (90% dari seluruh fosfor tubuh) serta

sisanya adalah magnesium, sodium, hidroksil, karbonat dan fluorida; air (20%).

Sementara enzim tulang adalah alkali fosfatase yang diprouksi oleh osteoblas yang

Page 5: osteomielitis kronis

5

kemungkinan besar mempunyai peranan yang penting dalam produksi organik

matriks sebelum tejadi kalsifikasi.9

2.2 Osteomielitis Kronis

2.2.1 Definisi

Osteomielitis (osteo berarti tulang, mielo berarti sumsum tulang dan itis

berarti inflamasi). Osteomielitis adalah peradang tulang, dan medulla tulang, akibat

infeksi biasanya oleh organisme piogenik, micobacteria atau fungus.3,6

Osteomilelitis adalah suatu radang tulang yang disebabkan oleh organisme

piogenik walaupun agen infeksi lain juga dapat menyebabkannya. Ini dapat tetap

terlokalisasi atau dapat tersebar melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks,

jaringan kanselosa, dan periosteum3,6

Osteomielitis kronis umumnya merupakan lanjutan dari osteomielitis akut

yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dengan baik. Osteomielitis kronis juga

dapat terjadi setelah fraktur terbuka atau setelah tindakan operasi pada tulang.10

2.2.2 Epidemiologi

Osteomielitis sering ditemukan pada usia dekade I-II; tetapi dapat ditemukan

pada bayi dan “infant”. Anak laki – laki lebih sering dibanding anak perempuan (4:1).

Lokasi infeksi tersering adalah didaerah metafisis tulang panjang femur, tibia,

humerus, radius, ulna, dan fibula. Daerah metafisis menjadi daerah sasaran infeksi

diperkirakan karena : (1) daerah metafisis merupakan daerah pertumbuhan sehingga

sel – sel mudanya rawan terjangkit infeksi; (2) metafisis kaya akan rongga darah

sehingga resiko penyebaran infeksi secara hematogen juga meningkat; (3) pembuluh

darah di metafisis memiliki struktur yang unik dan aliran darah didaerah ini melambat

sehingga kuman akan berhenti disini dan berproliferasi.6,10

Dengan pengobatan yang tepat, <5% kasus osteomielitis hematogenous

berkembang menjadi osteomielitis kronis. Infeksi kronis lebih sering berkembang

pada focus infeksi yang berdekatan dari pada osteomielitis hematogenous.6

2.2.3 Etiologi

Lebih dari 95% kasus osteomielitis hematogenous disebabkan oleh organisme

tunggal, dengan Staphylococcus aureus terhitung sebanyak 50% kasus. Bakteri

Page 6: osteomielitis kronis

6

pathogen penyebab pada anak adalah Streptococcus grup A dan, selama periode

neonatal adalah Streptococcus grup B dan dan Escherichia coli. Pada dewasa,

vertebral osteomielitis disebabkan oleh Escherichia coli dan Enteric bacilli lain pada

25% kasus. Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Serratia, dan candida

albicans merupakan infeksi yang berhubungan dengan penggunaan obat injeksi dan

mungkin melibatkan sacroiliac, sternoclavicular, atau pubic joint serta tulang

belakang. Salmonella spp. Dan S. aureus merupakan penyebab mayor dari

osteomielitis tulang panjang pada sickle cell anemia dan hemoglobinopathies lainnya.

Tuberculosis dan brucellosis lebih sering mengenai tulang belakang dari pada tulang

lainnya. Bagian lain yang sering pada osteomielitis tuberculous melingkupi tulang

kecil pada tangan dan kaki, metaphyses pada tulang panjang, rusuk dan sternum.6

Penyebab lain dari osteomielitis hematogenous adalah disseminated

histoplasmosis, coccidoidomycosis, dan blastomycosis pada daerah endemic.

Seseorang dengan immunocompromised mungkin jarang mengalami osteomielitis

yang disebabkan oleh atypical microbacteria, Bartonella henselae, atau opportunistic

fungi.6

Tabel 1 Organisme Penyebab Osteomielitis5

Page 7: osteomielitis kronis

7

Gambar 2 Microbiologi dalam Berbagai Tipe Osteomielitis5

2.2.4 Patofisiologi

Mikroorganisme masuk ke tulang dengan cara penyebaran hematogen, dari

focus infeksi yang berdekatan, atau dari luka tembus. Trauma, iskemia dan benda

asing meningkatkan kerentanan tulang terhadap invasi mikroba pada bagian yang

terkena untuk dapat mengikat dan mengaktifkan host defenses. Bakteri dapat lolos

dari host defenses dengan memasuki dan bertahan dalam osteoblast, dan dengan

menyelimuti dirinya dengan protective polysacchariderich biofilm.6

Awalnya terjadi fokus inflamasi kecil di daerah metafisis tulang panjang.

Jaringan tulang tidak dapat meregang, maka proses inflamasi akan menyebabkan

peningkatan tekanan intraoseus yang menghalangi aliran darah lebih lanjut.

Akibatnya jaringan tulang tersebut mengalami iskemia dan nekrosis. Bila terapi tidak

Page 8: osteomielitis kronis

8

memadai atau infeksi tidak diobati, osteolisis akan terus berlangsung sehingga kuman

dapat menyebar keluar sendi dan sirkulasi sistemik dan menyebabkan sepsis.

Penyebaran kearah dalam akan menyebabkan infeksi medula dan dapat terjadi abses

yang akan mencari jalan keluar sehingga membentuk fistel. Bagian tulang yang mati

akan terlepas dari tulang yang hidup dan disebut sebagai sekuester. Sekuester akan

meninggalkan rongga yang secara perlahan membentuk dinding tulang baru yang

terus menguat untuk mempertahankan biomekanika tulang. Rongga ditengah tulang

ini disebut involukrum.6,10

Gambar 3. Proses Osteolisis2

Page 9: osteomielitis kronis

9

Gambar 4. Tahapan Perkembangan Osteomielitis Kronik5

Gambar 5. Patogenesis Osteomielitis Kronik Bakterial2

Page 10: osteomielitis kronis

10

Gambar 6. Faktor – Faktor yang berpengaruh Terhadap Infeksi Tulang2

2.2.5 Manifestasi Klinik

Gambaran klinik Osteomielitis Akut

Pada awal penyakit, gejala sistemik seperti febris, anoreksia, dan malaise

menonjol, sedangkan gejala lokal seperti pembengkakan atau selulitis belum

tampak.Pada masa ini dapat terjadi salah diagnosis sebagai demam tifoid. Nyeri

spontan local yang mungkin disertai nyeri tekan dan sedikit pembengkakan serta

kesukaran gerak dari ekstremitas yang terkena, merupakan gejala osteomielitis

hematogen akut. Pada anak – anak, seringkali orang tua baru menyadari setelah anak

tampak tidak mau menggunakan salah satu anggota geraknya atau tidak mau

disentuh. Mungkin saja sebelumnya didapatkan riwayat infeksi seperti kaki yang

terluka, nyeri tenggorokan, atau keluarnya cairan dari telinga.4,5,10

Pada bayi baru lahir, bayi tampak gelisah, dan irritable. Biasanya lebih sering

terjadi pada bayi dengan ’risiko tinggi’ seperti prematur, berat badan kurang, bayi

riwayat persalinan yang sulit atau pemasangan kateter arteri tali pusat.7

Pada orang dewasa, predileksi tempat tersering adalah pada vertebra

thorakolumbal. Dapat saja menyerang penderita dengan riwayat masalah pada traktus

urinarius. Nyeri lokal bukanlah gejala yang menonjol, dan pemeriksaan x ray baru

akan berarti beberapa minggu kemudian. Tulang pada daerah lain biasanya terlibat

Page 11: osteomielitis kronis

11

pada penderita Diabetes Mellitus, malnutrisi, ketergantungan obat, dan

imunodefisiensi.4

Gambaran klinik Osteomielitis kronik 

Bentuk kronik dari osteomielitis seringkali timbul pada dewasa. Umumnya

infeksi tulang ini merupakan infeksi sekunder dari luka terbuka, dan paling

sering pada trauma terbuka pada tulang dan jaringan sekitarnya. Biasanya terdapat

riwayat osteomilitis pada penderita. Nyeri tulang yang terlokalisir, kemerahan, dan

drainase disekitar area yang terkena seringkali timbul. Pada pemeriksaan fisik

ditemukan adanya sinus, fistel atau sikatriks bekas operasi dengan nyeri tekan,

deformitas, instabilitas, dan tanda-tanda dari gangguan vaskularisasi, jangkauan

gerakan, dan status neurologis . Mungkin dapat ditemukan sekuestrum yang

menonjol keluar.8,10

2.2.6 Penegakan Diagnosa

Diagnosis osteomyelitis berdasar pada penemuan klinis, laboratorium, dan

radiologi. Gold standar adalah dengan melakukan biopsi pada tulang yang terinfeksi

untuk analisa histologis dan mikrobateriologis.1,12

Pemeriksaan fisik sebaiknya berfokus pada integritas dari kulit dan jaringan

lunak, menentukan daerah yang mengalami nyeri, stabilitas abses tulang, dan evaluasi

status neurovaskuler tungkai. 1,12

Pemeriksaan laboratorium biasanya kurang spesifik dan tidak memberikan

petunjuk mengenai derajat infeksi. sedimentasi eritrosit (ESR) dan C-reactive protein

(CRP) meningkat pada kebanyakan pasien, akan tetapi leukosit hanya meningkat

pada 35% pasien. 1,12

Terdapat banyak pemeriksaan radiologik yang dapat dilakukan untuk

mengevaluasi osteomyelitis kronik; akan tetapi, tidak ada teknik satupun yang dapat

mengkonfirmasi atau menyingkirkan diagnosis osteomyelitis. Pemeriksaan radiologik

sebaiknya dilakukan untuk membantu konfirmasi diagnosis dan untuk sebagai

persiapan penanganan operatif. Radiologi polos dapat memberikan informasi

berharga dalam menegakkan diagnosis osteomyelitis kronik dan sebaiknya

Page 12: osteomielitis kronis

12

merupakan pemeriksaan yang pertama dilakukan. Tanda dari destruksi kortikal dan

reaksi periosteal sangat mengarahkan diagnosis pada osteomyelitis. 1,12

Tomography polos dapat berguna untuk mendeteksi sequestra. Sinography

dapat dilakukan jika didapatkan jejak infeksi pada sinus. Pemindaian tulang dengan

isotop lebih berguna pada osteomyelitis akut dibanding dengan bentuk kronik.

Pemindaian tulang techentium 99m, yang memperlihatkan pengambilan yang

meningkat pada daerah dengan peningkatan aliran darah atau aktivitas osteoblastik,

cenderung memiliki spesifitas yang kurang. Akan tetapi pemeriksaan ini, memiliki

nilai prediktif yang tinggi untuk hasil yang negatif, walaupun negatif palsu telah

dilaporkan. Pemindaian dengan Gallium memperlihatkan peningkatan pengambilan

pada area dimana leukosit atau bakteria berakumulasi. Pemindaian leukosit dengan

Indium 111 lebih sensitif dibanding dengan technetium atau gallium dan terutama

digunakan untuk membedakan osteomyelitis kronik dari arthropathy pada kaki

diabetik. 1,12

CT scan memberikan gambaran yang sempurna dari tulang kortikal dan

penilaian yang cukup baik untuk jaringan lunak sekitar dan terutama berguna dalam

identifikasi sequestra. Akan tetapi, MRI lebih berguna dibanding CT scan dalam hal

penilaian jaringan lunak. MRI memperlihatkan daerah edema tulang dengan baik.

Pada osteomyelitis kronik, MRI dapat menunjukkan suatu lingkaran hiperintens yang

mengelilingi fokus infeksi (rim sign). Infeksi sinus dan sellulitis tampak sebagai area

hiperintens pada gambaran T2-weighted. 1,12

Gold standard dari diagnosis osteomyelitis adalah biopsi dengan kultur atau

sensitivitas. Suatu biopsi tidak hanya bermanfaat dalam menegakkan diagnosis, akan

tetapi juga berguna menentukan regimen antibiotik yang akan digunakan. 1,12

2.2.7 Penatalaksanaan

Osteomielitis akut

Begitu diagnosis secara klinis ditegakkan, ekstremitas yang terkena

diistirahatkan dan segera berikan antibiotik. Antibiotik spektrum luas yang efektif

terhadap gram positif  maupun gram negatif diberikan langsung sambil menunggu

hasil biakan kuman. Antibiotik diberikan selama 3-6 minggu dengan melihat keadaan

Page 13: osteomielitis kronis

13

umum dan laju endap darah penderita. Bila dengan terapi intensif selama 24 jam tidak

didapati perbaikan, dianjurkan untuk mengebor tulang yang terkena.8,10

Bila ada cairan yang keluar perlu dibor di beberapa tempat untuk mengurangi

tekanan intraosteal. Cairan tersebut perlu dibiakkan untuk menentukan jenis kuman

dan resistensinya. Bila terdapat perbaikan, antibiotik parenteral diteruskan sampai 2

minggu, kemudian diteruskan secara oral paling sedikit 4 minggu.8,10

Penyulit berupa kekambuhan yang dapat mencapai 20%, cacat berupa

dekstruksisendi, gangguan pertumbuhan karena kerusakan cakram epifisis, dan

osteomielitis kronik.Indikasi untuk melakukan tindakan pembedahan ialah:8

Adanya abses

Rasa sakit yang hebat

Adanya sekuester

Bila mencurigakan adanya perubahan kearah keganasan (karsinoma

epidermoid) saat yang terbaik untuk melakukan tindakan pembedahan

adalah bila involukrum telah cukup kuat untuk mencegah terjadinya

fraktur pasca pembedahan

Osteomielitis kronik 

Pengobatan Osteomielitis Kronik8

Pemberian antibiotik Osteomielitis kronis tidak dapat diobati dengan

antibiotik semata-mata Pemberian antibiotik ditujukan untuk:

Mencegah terjadinya penyebaran infeksi pada tulang sehat lainnya

Mengontrol eksaserbasi

Tindakan operatif Tindakan operatif dilakukan bila fase eksaserbasi

akut telah reda setelah pemberian dan pemayungan antibiotik yang

adekuat.

Operasi yang dilakukan bertujuan:

Mengeluarkan seluruh jaringan nekrotik, baik jaringan lunak

maupun jaringan tulang(sekuestrum) sampai ke jaringan sehat

sekitarnya.Selanjutnya dilakukan drainase dan irigasi secara kontinu

Page 14: osteomielitis kronis

14

selama beberapa hari. Adakalanya diperlukan penanaman rantai

antibiotik didalam bagian tulang yang infeksi

Sebagai dekompresi pada tulang dan memudahkan antibiotik

mencapaisasaran dan mencegah penyebaran osteomielitis lebih lanjut

Kegagalan pemberian antibiotik dapat disebabkan oleh :13

Pemberian antibiotic yang tidak sesuai dengan mikroorganisme

penyebab

Dosis tidak adekuat

Lama pemberian tidak cukup

Timbulnya resistensi

Kesalahan hasil biakan (laboratorium)

Antibiotic antagonis

Pemberian pengobatan supuratif yang buruk

Kesalahan diagnostic

Tabel 2. Pengobatan Antibiotik untuk Osteomielitis pada Dewasa5

Page 15: osteomielitis kronis

15

2.2.8 Komplikasi

Komplikasi tersering adalah terus berlangsungnya infeksi dengan eksaserbasi

akut. Infeksi yang terus-menerus akan menyebabkan anemia, penurunan berat badan,

kelemahan dan amiloidosis. Osteomielitis kronik dapat menyebar ke organ-organ

lain. Eksaserbasi akut dapat dipersulit oleh efusi hebat ke dalam sendi di dekatnya

atau oleh arhtritis purulenta. Erosi terus-menerus dan kerusakan tulang yang progresif

menyebabkan struktur tulang yang kadang-kadang menyebabkan fraktur patologis.

Sebelum penutupan epifiseal, osteomielitis dapat menimbulkan pertumbuhan

berlebihan dari tulang panjang akibat hiperemia kronis pada lempeng pertumbuhan.

Destruksi fokal dari suatu lempeng epifiseal dapat menimbulkan pertumbuhan yang

asimetrik. Jarang-jarang setelah terjadi drainase selama bertahun-tahun pada jaringan

yang terus-menerus terinfeksi timbul karsinoma sel skuamosa atau fibrosarkoma.5,6,10

2.2.9 Prognosis

Prognosisnya bermacam-macam tetapi secara nyata diperbaiki dengan

diagnosis dini dan terapi yang agresif. Pada osteomielitis kronis kemungkinan

kekambuhan infeksi masih besar. Ini biasanya disebabkan oleh tidak komplitnya

pengeluaran semua daerah parut jaringan lunak yang terinfeksi atau tulang nekrotik

yang tidak terpisah. 5,6,10

Page 16: osteomielitis kronis

16

BAB IIIKESIMPULAN

Osteomilelitis adalah suatu radang tulang yang disebabkan oleh organisme

piogenik walaupun agen infeksi lain juga dapat menyebabkannya. Ini dapat tetap

terlokalisasi atau dapat tersebar melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks,

jaringan kanselosa, dan periosteum3,6

Osteomielitis kronis umumnya merupakan lanjutan dari osteomielitis akut

yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dengan baik. Osteomielitis kronis juga

dapat terjadi setelah fraktur terbuka atau setelah tindakan operasi pada tulang.10

Dengan pengobatan yang tepat, <5% kasus osteomielitis hematogenous

berkembang menjadi osteomielitis kronis. Infeksi kronis lebih sering berkembang

pada focus infeksi yang berdekatan dari pada osteomielitis hematogenous.6

Lebih dari 95% kasus osteomielitis hematogenous disebabkan oleh organisme

tunggal, dengan Staphylococcus aureus terhitung sebanyak 50% kasus. Bakteri

pathogen penyebab pada anak adalah Streptococcus grup A dan, selama periode

neonatal adalah Streptococcus grup B dan dan Escherichia coli. Pada dewasa,

vertebral osteomielitis disebabkan oleh Escherichia coli dan Enteric bacilli lain pada

25% kasus.6

Mikroorganisme masuk ke tulang dengan cara penyebaran hematogen, dari

focus infeksi yang berdekatan, atau dari luka tembus. Trauma, iskemia dan benda

asing meningkatkan kerentanan tulang terhadap invasi mikroba pada bagian yang

terkena untuk dapat mengikat dan mengaktifkan host defenses. Awalnya terjadi fokus

inflamasi kecil di daerah metafisis tulang panjang. Jaringan tulang tidak dapat

meregang, maka proses inflamasi akan menyebabkan peningkatan tekanan intraoseus

yang menghalangi aliran darah lebih lanjut. Akibatnya jaringan tulang tersebut

mengalami iskemia dan nekrosis. Bila terapi tidak memadai atau infeksi tidak diobati,

osteolisis akan terus berlangsung sehingga kuman dapat menyebar keluar sendi dan

sirkulasi sistemik dan menyebabkan sepsis. Penyebaran kearah dalam akan

menyebabkan infeksi medula dan dapat terjadi abses yang akan mencari jalan keluar

Page 17: osteomielitis kronis

17

sehingga membentuk fistel. Bagian tulang yang mati akan terlepas dari tulang yang

hidup dan disebut sebagai sekuester. Sekuester akan meninggalkan rongga yang

secara perlahan membentuk dinding tulang baru yang terus menguat untuk

mempertahankan biomekanika tulang. Rongga ditengah tulang ini disebut

involukrum.6,10

Bentuk kronik dari osteomielitis seringkali timbul pada dewasa. Umumnya

infeksi tulang ini merupakan infeksi sekunder dari luka terbuka, dan paling

sering pada trauma terbuka pada tulang dan jaringan sekitarnya. Biasanya terdapat

riwayat osteomilitis pada penderita.8,10

Diagnosis osteomyelitis berdasar pada penemuan klinis, laboratorium, dan

radiologi. Gold standar adalah dengan melakukan biopsi pada tulang yang terinfeksi

untuk analisa histologis dan mikrobateriologis.1,12

Pemberian antibiotik Osteomielitis kronis tidak dapat diobati dengan

antibiotik semata-mata Pemberian antibiotik ditujukan untuk:

Mencegah terjadinya penyebaran infeksi pada tulang sehat lainnya

Mengontrol eksaserbasi

Tindakan operatif Tindakan operatif dilakukan bila fase eksaserbasi

akut telah reda setelah pemberian dan pemayungan antibiotik yang

adekuat.

Operasi yang dilakukan bertujuan:

Mengeluarkan seluruh jaringan nekrotik, baik jaringan lunak

maupun jaringan tulang(sekuestrum) sampai ke jaringan sehat

sekitarnya.Selanjutnya dilakukan drainase dan irigasi secara kontinu

selama beberapa hari. Adakalanya diperlukan penanaman rantai

antibiotik didalam bagian tulang yang infeksi

Sebagai dekompresi pada tulang dan memudahkan antibiotik

mencapaisasaran dan mencegah penyebaran osteomielitis lebih lanjut

Kegagalan pemberian antibiotik dapat disebabkan oleh :13

Pemberian antibiotic yang tidak sesuai dengan mikroorganisme

penyebab

Page 18: osteomielitis kronis

18

Dosis tidak adekuat

Lama pemberian tidak cukup

Timbulnya resistensi

Kesalahan hasil biakan (laboratorium)

Antibiotic antagonis

Pemberian pengobatan supuratif yang buruk

Kesalahan diagnostic

Komplikasi tersering adalah terus berlangsungnya infeksi dengan eksaserbasi

akut. Infeksi yang terus-menerus akan menyebabkan anemia, penurunan berat badan,

kelemahan dan amiloidosis. Osteomielitis kronik dapat menyebar ke organ-organ

lain. Erosi terus-menerus dan kerusakan tulang yang progresif menyebabkan struktur

tulang yang kadang-kadang menyebabkan fraktur patologis. 5,6,10

Prognosisnya bermacam-macam tetapi secara nyata diperbaiki dengan

diagnosis dini dan terapi yang agresif. Pada osteomielitis kronis kemungkinan

kekambuhan infeksi masih besar. Ini biasanya disebabkan oleh tidak komplitnya

pengeluaran semua daerah parut jaringan lunak yang terinfeksi atau tulang nekrotik

yang tidak terpisah. 5,6,10