osgood schlatter disease

60
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 19,20 Tendo patella yang berinsersi pada tuberositas tibia, merupakan perluasan epifisis tibia proksimal. Daerah ini rentan terhadap mikrofraktur selama masa anak akhir atau remaja, terutama pada mereka yang sering berolahraga, menimbulkan penyakit Osgood Schlatter. Penyakit ini lazim terjadi pada anak laki-laki. Pada tahun 1903, Robert Osgood (1873-1956), seorang ahli bedah ortopedi dari Amerika Serikat, dan Carl Schlatter (1.864-1.934), seorang ahli bedah dari Swiss, secara bersamaan menggambarkan penyakit yang sekarang menyandang nama mereka. Osgood- Schlatter disease (OSD) merupakan salah satu penyebab paling umum nyeri lutut pada remaja yang aktif. OSD merupakan fenomena yang dihasilkan dari kontraksi paha depan yang berulang-ulang melalui tendon patella pada insersinya di tuberkulum tulang tibia yang belum matur. Osgood-Schlatter disease yang juga dikenal sebagai cedera tuberositas tibialis traksi Osgood-Schlatter Disease | 1

Upload: arip-septadi

Post on 05-Aug-2015

606 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Osgood Schlatter Disease

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 19,20

Tendo patella yang berinsersi pada tuberositas tibia, merupakan

perluasan epifisis tibia proksimal. Daerah ini rentan terhadap mikrofraktur

selama masa anak akhir atau remaja, terutama pada mereka yang sering

berolahraga, menimbulkan penyakit Osgood Schlatter. Penyakit ini lazim

terjadi pada anak laki-laki.

Pada tahun 1903, Robert Osgood (1873-1956), seorang ahli bedah

ortopedi dari Amerika Serikat, dan Carl Schlatter (1.864-1.934), seorang ahli

bedah dari Swiss, secara bersamaan menggambarkan penyakit yang sekarang

menyandang nama mereka. Osgood-Schlatter disease (OSD) merupakan salah

satu penyebab paling umum nyeri lutut pada remaja yang aktif. OSD

merupakan fenomena yang dihasilkan dari kontraksi paha depan yang

berulang-ulang melalui tendon patella pada insersinya di tuberkulum tulang

tibia yang belum matur.

Osgood-Schlatter disease yang juga dikenal sebagai cedera tuberositas

tibialis traksi apophyseal adalah pecahnya lempeng pertumbuhan di

tuberositas tibia.  Sinding-Larsen-Johansson sindrom adalah suatu kondisi

analog yang melibatkan tendon patella dan margin yang lebih rendah dari

patella tulang, bukan dari margin atas tibia.

|

1

Page 2: Osgood Schlatter Disease

Kondisi tersebut terjadi pada anak laki-laki aktif dan perempuan usia 9-

16 bertepatan dengan periode pertumbuhan yang cepat. Hal ini terjadi lebih

sering pada anak laki-laki daripada perempuan, dengan laporan rasio untuk

laki – laki dan wanita mulai dari 3:1 sampai setinggi 7:1.

Perbedaannya adalah terkait dengan partisipasi yang lebih besar pada

anak laki-laki dalam olahraga sehingga resikonya lebih besar daripada anak

perempuan. Kondisi ini biasanya terbatas pada keadaan yang disebabkan oleh

tekanan pada tendon patella yang melekat pada otot quadricep femoris di

bagian depan paha ke tuberositas tibialis. Dengan adanya lonjakan

pertumbuhan pada remaja, stres berulang dari kontraksi quadriceps femoris

melalui tendon patella ke tuberositas tibial menyebabkan beberapa avulsi

subakut bersama dengan peradangan tendon, yang menyebabkan

pertumbuhan tulang kelebihan dalam tuberositas dan menimbulkan benjolan

yang dapat sangat menyakitkan saat ditekan.

Penyakit ini mungkin berkembang tanpa trauma atau penyebab lainnya

yang belum jelas, namun, beberapa studi melaporkan sampai dengan 50%

dari pasien berhubungan dengan riwayat timbulnya trauma.

Dalam sebuah penelitian retrospektif remaja, atlet muda aktif dan sering

berolahraga menunjukkan frekuensi 21% melaporkan sindrom dibandingkan

dengan hanya 4,5% dari yang jarang atau tidak berolahraga. Nyeri lutut

biasanya timbul selama kegiatan seperti berlari, melompat, jongkok, dan

|

2

Page 3: Osgood Schlatter Disease

terutama naik atau turun tangga dan selama berlutut. Pada fase akut, nyeri

terasa berat. Rasa sakit dapat timbul dengan extensi lutut , menekankan paha

depan, atau menekan lutut. Nyeri biasanya berintensitas dan intermitten.

Nyeri ringan dan intermiten awalnya Pada fase akut sakit parah dan terus

menerus di alami. Dampak dari daerah yang terkena bisa sangat menyakitkan.

Gejala Bilateralyang diamati sekitar 20-30% pasien.

Gejala biasanya dapat diatasi dengan pengobatan tetapi dapat berulang

untuk 12-24 bulan sebelum resolusi lengkap setelah jatuh atau terbentur pada

tuberositas tibia. Dalam beberapa kasus, gejala terus muncul sampai pasien

sepenuhnya tumbuh menjadi dewasa. Pada sekitar 10% dari pasien gejala

terus berlanjut sampai dewasa, meskipun semua langkah konservatif telah

dilakukan.

|

3

Page 4: Osgood Schlatter Disease

BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi lutut 21,22

1. Jenis Sendi Lutut

Persendian pada sendi lutut termasuk dalam jenis sendi synovial

(synovial joint), yaitu sendi yang mempunyai cairan sinovial yang

berfungsi untuk membantu pergerakan antara dua buah tulang yang

bersendi agar lebih leluasa. Secara anatomis persendian ini lebih kompleks

daripada jenis sendi fibrous dan sendi cartilaginosa. Permukaan tulang

yang bersendi pada synovial joint ini ditutupi oleh lapisan hyaline cartilage

yang tipis yang disebut articular cartilage , yang merupakan bantalan pada

|

4

Page 5: Osgood Schlatter Disease

persambungan tulang. Pada daerah ini terdapat rongga yang dikelilingi

oleh kapsul sendi. Dalam hal ini kapsul sendi merupakan pengikat kedua

tulang yang bersendi agar tulang tetap berada pada tempatnya pada waktu

terjadi gerakan.

Kapsul sendi ini terdiri dari 2 lapisan :

a. Lapisan luar

Disebut juga fibrous capsul , terdiri dari jaringan connective yang kuat

yang tidak teratur Dan akan berlanjut menjadi lapisan fibrous dari

periosteum yang menutupi bagian tulang. Dan sebagian lagi akan

menebal dan membentuk ligamentum.

b. Lapisan dalam

Disebut juga synovial membran, bagian dalam membatasi cavum

sendi dan bagian luar merupakan bagian dari articular cartilage..

Membran ini tipis dan terdiri dari kumpulan jaringan connective.

Membran ini menghasilkan cairan synovial yang terdiri dari serum

darah dan cairan sekresi dari sel synovial. Cairan synovial ini

merupakan campuran yang kompleks dari polisakarida protein , lemak

dan sel sel lainnya. Polisakarida ini mengandung hyaluronic acid

yang merupakan penentu kualitas dari cairan synovial dan berfungsi

sebagai pelumas dari permukaan sendi sehingga sendi mudah

digerakkan Ada 2 condylus yang menutupi bagian ujung bawah sendi

pada femur dan 2 tibial condylus yang menutupi meniscus untuk

stabilitas artikulasi femorotibial. Patella yang merupakan jenis tulang

sesamoid terletak pada segmen inferior dari tendon quadriceps

femoris, bersendi dengan femur, dimana patella ini terletak diantara

2 condylus femoralis pada permukaan anteroinferior. Menurut arah

gerakannya sendi lutut termasuk dalam sendi engsel ( mono axial

joints )yaitu sendi yang mempunyai arah gerakan pada satu sumbu.

Sendi lutut ini terdiri dari bentuk conveks silinder pada tulang yang

satu yang digunakan untuk berhubungan dengan bentuk yang concave

pada tulang lainnya.

|

5

Page 6: Osgood Schlatter Disease

2. Anatomi Sendi Lutut

Sendi lutut merupakan persendian yang paling besar pada tubuh manusia.

Sendi ini terletak pada kaki yaitu antara tungkai atas dan tungkai bawah.

Pada dasarnya sendi lutut ini terdiri dari dua articulatio condylaris

diantara condylus femoris medialis dan lateralis dan condylus tibiae yang

terkait dan sebuah sendi pelana , diantara patella dan fascies patellaris

femoris. Secara umum sendi lutut termasuk kedalam golongan sendi

engsel, tetapi sebenarnya terdiri dari tiga bagian sendi yang kompleks

yaitu :

a. condyloid articulatio diantara dua femoral condylus dan meniscus

dan berhubungan dengan condylus tibiae

b. satu articulatio jenis partial arthrodial diantara permukaan dorsal dari

patella dan femur.

|

6

Page 7: Osgood Schlatter Disease

Pada bagian atas sendi lutut terdapat condylus femoris yang berbentuk

bulat, pada bagian bawah terdapat condylus tibiae dan cartilago

semilunaris. Pada bagian bawah terdapat articulatio antara ujung bawah

femur dengan patella. Fascies articularis femoris. tibiae dan patella diliputi

oleh cartilago hyaline. Fascies articularis condylus medialis dan lateralis

tibiae di klinik sering disebut sebagai plateau tibialis medialis dan

lateralis.

3. Ligamentum Sendi Lutut

a. ligamentum extracapsular

1) Ligamentum Patellae

Melekat (diatas) pada tepi bawah patella dan pada bagian bawah

melekat pada tuberositas tibiae. Ligamentum patellae ini

sebenarnya merupakan lanjutan dari bagian pusat tendon bersama

m. quadriceps femoris. Dipisahkan dari membran synovial sendi

oleh bantalan lemak intra patella dan dipisahkan dari tibia oleh

|

7

Page 8: Osgood Schlatter Disease

sebuah bursa yang kecil. Bursa infra patellaris superficialis

memisahkan ligamentum ini dari kulit.

2) Ligamentum Collaterale Fibulare

Ligamentum ini menyerupai tali dan melekat di bagian atas pada

condylus lateralis dan dibagian bawah melekat pada capitulum

fibulae. Ligamentum ini dipisahkan dari capsul sendi melalui

jaringan lemak dan tendon m. popliteus. Dan juga dipisahkan dari

meniscus lateralis melalui bursa m. poplitei.

3) Ligamentum Collaterale Tibiae

Ligamentum ini berbentuk seperti pita pipih yang melebar dan

melekat dibagian atas pada condylus medialis femoris dan pada

bagian bawah melekat pada margo infraglenoidalis tibiae.

Ligamentum ini menembus dinding capsul sendi dan sebagian

melekat pada meniscus medialis. Di bagian bawah pada margo

infraglenoidalis, ligamentum ini menutupi tendon m.

semimembranosus dan a. inferior medialis genu .

4) Ligamentum Popliteum Obliquum

Merupakan ligamentum yang kuat, terletak pada bagian posterior

dari sendi lutut, letaknya membentang secara oblique ke medial

dan bawah. Sebagian dari ligamentum ini berjalan menurun pada

|

8

Page 9: Osgood Schlatter Disease

dinding capsul dan fascia m. popliteus dan sebagian lagi

membelok ke atas menutupi tendon m. semimembranosus.

5) Ligamentum Transversum Genu

Ligamentum ini terletak membentang paling depan pada dua

meniscus , terdiri dari jaringan connective, kadang- kadang

ligamentum ini tertinggal dalam perkembangannya , sehingga

sering tidak dijumpai pada sebagian orang.

b. Ligamentum Intra Capsular

Ligamentum cruciata adalah dua ligamentum intra capsular yang

sangat kuat, saling menyilang didalam rongga sendi. Ligamentum ini

terdiri dari dua bagian yaitu posterior dan anterior sesuai dengan

perlekatannya pada tibiae. Ligamentum ini penting karena merupakan

pengikat utama antara femur dan tibiae.

1) Ligamentum Cruciata Anterior

Ligamentum ini melekat pada area intercondylaris anterior tibiae

dan berjalan kearah atas, kebelakang dan lateral untuk melekat

pada bagian posterior permukaan medial condylus lateralis femoris.

Ligamentum ini akan mengendur bila lutut ditekuk dan akan

|

9

Page 10: Osgood Schlatter Disease

menegang bila lutut diluruskan sempurna. Ligamentum cruciatum

anterior berfungsi untuk mencegah femur.

2) Ligamentum Cruciatum Posterior

Ligamentum cruciatum posterior melekat pada area

intercondylaris posterior dan berjalan kearah atas , depan dan

medial, untuk dilekatkan pada bagian anterior permukaan lateral

condylus medialis femoris. Serat-serat anterior akan mengendur bila

lutut sedang ekstensi, namun akan menjadi tegang bila sendi lutut

dalam keadaan fleksi. Serat-serat posterior akan menjadi tegang

dalam keadaan ekstensi. Ligamentum cruciatum posterior berfungsi

untuk mencegah femur ke anterior terhadap tibiae. Bila sendi lutut

dalam keadaan fleksi , ligamentum cruciatum posterior akan

mencegah tibiae tertarik ke posterior.

4. Cartilago Semilunaris (Meniscus)

Cartilago semilunaris adalah lamella fibrocartilago berbentuk C, yang

pada potongan melintang berbentuk segitiga. Batas perifernya tebal dan

cembung, melekat pada bursa. Batas dalamnya cekung dan membentuk

|

10

Page 11: Osgood Schlatter Disease

tepian bebas . Permukaan atasnya cekung dan berhubungan langsung

dengan condylus femoris. Fungsi meniscus ini adalah memperdalam

fascies articularis condylus tibialis untuk menerima condylus femoris yang

cekung.

a. Cartilago Semilunaris Medialis

Bentuknya hampir semi sirkular dan bagian belakang jauh lebih lebar

daripada bagian depannya. Cornu anterior melekat pada area

intercondylaris anterior tibiae dan berhubungan dengan cartilago

semilunaris lateralis melalui beberapa serat yang disebut ligamentum

transversum. Cornu posterior melekat pada area intercondylaris

posterior tibiae. Batas bagian perifernya melekat pada simpai dan

ligamentum collaterale sendi. Dan karena perlekatan inilah cartilago

semilunaris relatif tetap.

b. Cartilago Semilunaris Lateralis

Bentuknya hampir sirkular dan melebar secara merata. Cornu anterior

melekat pada area intercondylaris anterior, tepat di depan eminentia

intercondylaris.Cornu posterior melekat pada area intercondylaris

posterior, tepat di belakang eminentia intercondylaris. Seberkas

jaringan fibrosa biasanya keluar dari cornu posterior dan mengikuti

ligamentum cruciatum posterior ke condylus medialis femoris. Batas

perifer cartilago dipisahkan dari ligamentum collaterale laterale oleh

tendon m. popliteus, sebagian kecil dari tendon melekat pada cartilago

ini. Akibat susunan yang demikian ini cartilago semilunaris lateralis

kurang terfiksasi pada tempatnya bila di bandingkan dengan cartilago

semilunaris medialis.

5. Capsula Articularis

Capsula articularis terletak pada permukaan posterior dari tendon m.

quadriceps femoris dan didepan menutupi patella menuju permukan

anterior dari femur diatas tubrositas sendi. Kemudian capsula ini

berlanjut sebagai loose membran yang dipisahkan oleh jaringan lemak

yang tebal dari ligamentum patellae dan dari bagian tengah dari retinacula

|

11

Page 12: Osgood Schlatter Disease

patellae menuju bagian atas tepi dari dua meniscus dan ke bawah melekat

pada ligamentum cruciatum anterior . Selanjutnya capsula articularis ini

menutupi kedua ligamentun cruciatum pada sendi lutut sebagai suatu

lembaran dan melintasi tepi posterior ligamentum cruciatum posterior.

Dari tepi medial dan lateral dari fascies articularis membentuk dua

tonjolan , lipatan synovial, plica alares yang terkumpul pada bagian

bawah. Kesemuanya hal ini membentuk suatu synovial villi.

Plica synovialis patellaris, membentang pada bagian belakang yang

mengarah pada bidang sagital menuju cavum sendi dan melekat pada

bagian paling bawah dari tepi fossa intercondyloidea femoris. Plica ini

merupakan lipatan sagital yang lebar pada synovial membran. Lipatan ini

membagi cavum sendi menjadi dua bagian , berhubungan dengan dua

pasang condylus femoris dan tibiae.

Lipatan capsul sendi pada bagian samping berjalan dekat pinggir tulang

rawan. Sehingga regio epicondylus tetap bebas. Kapsul sendi kemudian

menutupi permukaan cartilago , dan bagian permukaan anterior dari femur

tidak ditutupi oleh cartilago. Pada tibia capsul sendi ini melekat

mengelilingi margo infraglenoidalis, sedikit bagian bawah dari permukaan

cartilago, selanjutnya berjalan kebawah tepi dari masing-masing meniscus.

6. Bursa Sendi Lutut

Bursa sendi merupakan suatu tube seperti kantong yang terletak di

bagian bawah dan belakang pada sisi lateral didepan dan bawah tendon

origo m. popliteus. Bursa ini membuka kearah sendi melalui celah yang

sempit diatas meniscus lateralis dan tendon m. popliteus. Banyak bursa

berhubungan sendi lutut. Empat terdapat di depan, dan enam terdapat di

belakang sendi. Bursa ini terdapat pada tempat terjadinya gesekan di

antara tulang dengan kulit, otot, atau tendon.

a. Bursa Anterior

1) Bursa Supra Patellaris

Terletak di bawah m. quadriceps femoris dan berhubungan erat

dengan rongga sendi.

|

12

Page 13: Osgood Schlatter Disease

2) Bursa Prepatellaris

Terletak pada jaringan subcutan diantara kulit dan bagian depan

belahan bawah patella dan bagian atas ligamentum patellae.

3) Bursa Infrapatellaris Superficialis

Terletak pada jaringan subcutan diantara kulit dan bagian depan

belahan bawah ligamentum patellae

4) Bursa Infapatellaris Profunda

Terletak di antara permukaan posterior dari ligamentum patellae

dan permukaan anterior tibiae. Bursa ini terpisah dari cavum sendi

melalui jaringan lemak dan hubungan antara keduanya ini jarang

terjadi.

b. Bursa posterior

1) Recessus Subpopliteus

Ditemukan sehubungan dengan tendon m. popliteus dan

berhubungan dengan rongga sendi.

2) Bursa M. Semimembranosus

Ditemukan sehubungan dengan insertio m. semimembranosus dan

sering berhubungan dengan rongga sendi.

c. Empat bursa lainnya ditemukan sehubungan dengan :

1) tendon insertio m. biceps femoris

2) tendon m. sartorius , m. gracilis dan m. semitendinosus sewaktu

berjalan ke insertionya pada tibia.

3) di bawah caput lateral origo m. gastrocnemius

4) di bawah caput medial origo m. gastrocnemius

7. Persarafan Sendi Lutut

Persarafan pada sendi lutut adalah melalui cabang-cabang dari nervus

yang yang mensarafi otot-otot di sekitar sendi dan befungsi untuk

mengatur pergerakan pada sendi lutut.

Sehingga sendi lutut disarafi oleh :

a. N. Femoralis

b. N. Obturatorius

|

13

Page 14: Osgood Schlatter Disease

c. N. Peroneus communis

d. N. Tibialis

8. Vascularisasi

Suplai darah pada sendi lutut berasal dari anastomose pembuluh darah

disekitar sendi ini. Dimana sendi lutut menerima darah dari descending

genicular arteri femoralis, cabang-cabang genicular arteri popliteal dan

cabang descending arteri circumflexia femoralis dan cabang ascending

arteri tibialis anterior. Aliran vena pada sendi lutut mengikuti perjalanan

arteri untuk kemudian akan memasuki vena femoralis.

9. Sistem Lymph

System limfe pada sendi lutut terutama terdapat pada perbatasan fascia

subcutaneous. Kemudian selanjutnya akan bergabung dengan lymph

node sub inguinal superficialis. Sebagian lagi aliran lymph ini akan

memasuki lymph node popliteal, dimana aliran lymph berjalan sepanjang

vena femoralis menuju deep inguinal lymph node.

10. Pergerakan Sendi Lutut

Pergerakan pada sendi lutut meliputi gerakan fleksi, ekstensi, dan sedikit

rotasi. Gerakan fleksi dilaksanakan oleh m. biceps femoris,

semimembranosus, dan semitendinosus, serta dbantu oleh m.gracilis ,

m.sartorius dan m. popliteus. Fleksi sendi lutut dibatasi oleh bertemunya

tungkai bawah bagian belakang dengan paha. Ekstensi dilaksanakan oleh

m. quadriceps femoris dan dibatasi mula-mula oleh ligamentum cruciatum

anterior yang menjadi tegang. Ekstensi sendi lutut lebih lanjut disertai

rotasi medial dari femur dan tibia serta ligamentum collaterale mediale dan

lateral serta ligamentum popliteum obliquum menjadi tegang , serat-serat

posterior ligamentum cruciatum posterior juga di eratkan. Sehingga

sewaktu sendi lutut mengalami ekstensi penuh ataupun sedikit hiper-

ekstensi, rotasi medial dari femur mengakibatkan pemutaran dan

pengetatan semualigamentum utama dari sendi, dan lutut berubah menjadi

struktur yang secara mekanis kaku. Rotasio femur sebenarnya

mengembalikan femur pada tibia, dan cartilago semilunaris dipadatkan

|

14

Page 15: Osgood Schlatter Disease

mirip bantal karet diantara condylus femoris dan condylus tibialis. Lutut

berada dalam keadaan hiper-ekstensi dikatakan dalam keadaan terkunci.

Selama tahap awal ekstensi , condylus femoris yang bulat menggelinding

ke depan mirip roda di atas tanah, pada permukaan cartilago semilunaris

dan condylus lateralis. Bila sendi lutut di gerakkan ke depan , femur

ditahan oleh ligamentum cruciatum posterior, gerak menggelinding

condylus femoris diubah menjadi gerak memutar. Sewaktu ekstensi

berlanjut , bagian yang lebih rata pada condylus femoris bergerak kebawah

dan cartilago semilunaris harus menyesuaikan bentuknya pada garis

bentuk condylus femoris yang berubah. Selama tahap akhir ekstensi , bila

femur mengalami rotasi medial, condylus lateralis femoris bergerak ke

depan, memaksa cartilago semilunaris lateralis ikut bergerak ke depan.

Sebelum fleksi sendi lutut dapat berlangsung , ligamentum-ligamentum

utama harus mengurai kembali dan mengendur untuk memungkinkan

terjadinya gerakan diantara permukaan sendi. Peristiwa mengurai dan

terlepas dari keadaan terkunci ini dilaksanakan oleh m. popliteus, yang

memutar femur ke lateral pada tibia. Sewaktu condylus lateralis femoris

bergerak mundur, perlekatan m. popliteus pada cartilago semilunaris

lateralis akibatnya tertarik kebelakang. Sekali lagi cartilago semilunaris

harus menyesuaikan bentuknya pada garis bentuk condylus yang berubah.

Bila sendi lutut dalam keadaan fleksi 90 derajat , maka kemungkinan

rotasio sangat luas. Rotasi medial dilakukan m. sartorius, m. gracilis dan

m. semitendinosus. Rotasi lateral dilakukan oleh m. biceps femoris. Pada

posisi fleksi, dalam batas tertentu tibia secara pasif dapat di gerakkan ke

depan dan belakang terhadap femur, hal ini dimungkinkan karena

ligamentum utama, terutama ligamentum cruciatum sedang dalam keadaan

kendur. Jadi disini tampak bahwa stabilitas sendi lutut tergantung pada

kekuatan tonus otot yang bekerja terhadap sendi dan juga oleh kekuatan

kigamentum. Dari faktor-faktor ini, tonus otot berperan sangat penting,

dan menjadi tugas ahli fisioterapi untuk mengembalikan kekuatan otot ini,

terutama m. quadriceps femoris, setelah terjadi cedera pada sendi lutut.

|

15

Page 16: Osgood Schlatter Disease

B. Osgood Schlatter Disease

1. Definisi

Penyakit Osgood-schlatter adalah suatu kondisi ketika terdapat pemisahan

parsial apofisis tibia dari tuberositas tibia (daerah sendi lutut). Osgood

schlatter disease terjadi karena adanya inflamasi pada tuberositas tibia

yang menyebabkan nyeri, terutama saat akan melakukan ekstensi lutut.

Hal ini terjadi akibat stres fisik pada lutut selama periode pertumbuhan

cepat pada awal pubertas. Stres biasanya berkaitan dengan olahraga seperti

berlari, bersepeda, mendaki, atau hiking. Kondisi ini terutama sering

terjadi pada remaja laki-laki yang berusia antara 11 sampai 15 tahun, dan

remaja perempuan dari 8 sampai 13 tahun. Inflamasi tendon patella

(Tendonitis) terjadi, seperti pada perkembangan kartilago yang mengalami

osifikasi di tuberositas tibia. Kondisi ini biasanya memiliki rentang waktu

tertentu dan gejala sembuh saat terjadi penutupan lempeng pertumbuhan

tibia di akhir pubertas. Kadang kadang gejala minor pada masa dewasa.

Osgood-Schlatter disease harus dibedakan dengan penyimpangan

berlebihan dari tendon patella, disebut sindrom Sinding-Larsen-

Johansson1.

Osgood-schlatter disease dapat mereda dengan sendirinya. Sebuah studi

oleh Krause et al, 90% dari pasien yang diobati dengan perawatan

konservatif dapat mengatasi semua gejala setelah sekitar 1 tahun onset

penyakit. Setelah mengalami pematangan tulang, penderita mungkin tetap

mengalami masalah pada lutunya, adanya nyeri tekan karena fragmen

tulang kecil yang tidak menyatu atau bursa mungkin memerlukan reseksi

pembedahan3.

|

16

Page 17: Osgood Schlatter Disease

2. Epidemiologi5

Penyakit ini ditemukan pada usia 10-15 tahun dan lebih sering terjadi pada

anak laki- laki, kadang-kadang dengan riwayat cedera yang mendahului.

Penyakit ini biasanya hanya menyerang satu tibia. Suatu studi di Finlandia

menemukan bahwa Osgood-Schlatter mempengaruhi 13% dari atlet.

Osgood-Schlatter biasanya suatu kondisi jinak dan self limiting disease

yang gejalanya dapat bertambah dan berkurang tetapi sering membutuhkan

waktu berbulan-bulan sampai bertahun-tahun untuk penyembuhan total.

Osgood-Schlatter terjadi lebih sering pada anak laki-laki, mungkin karena

lebih banyak anak laki-laki yang berpartisipasi dalam olahraga.

Osgood-Schlatter biasanya terlihat pada tahun-tahun remaja yang sedang

dalam proses pertumbuhan yang cepat.

Kejadian sebenarnya dari Osgood-Schlatter tidak diketahui. Studi Kujala

dari 412 atlet yang disajikan ke klinik olahraga dengan 586 keluhan. Enam

puluh delapan pasien, dengan usia rata-rata 13,1 tahun, yang didiagnosis

dengan kondisi OS. Pasien-pasien ini tidak berpartisipasi dalam kegiatan

olahraga mereka selama kurang lebih 3 bulan karena kondisi. Kebanyakan

individu melanjutkan aktivitas penuh oleh 7 bulan. Kujala juga

mempertanyakan 389 siswa dan menemukan bahwa 12,9% mengaku telah

|

17

Avulsion of tibial tubericle

Page 18: Osgood Schlatter Disease

terkena OSD. Dalam kelompok ini, pasien yang tidak berpartisipasi dalam

olahraga memiliki insiden lebih rendah (4,9%) dibandingkan mereka yang

bermain olahraga.5

3. Etiologi dan Patofiologi4,9,10,11,16,17

Penyakit ini kemungkinan timbul akibat adanya trauma mikro (biasanya

cedera ringan yang tidak terlalu dihiraukan akibat pemakaian berulang),

yang terjadi sebelum tuberkulum tibialis anterior benar-benar matang.

Tuberkulum tibialis anterior adalah persambungan antara tendon

tempurung lutut (tendon patella) dengan puncak tibia.

meskipun penyebab Osgood-Schlatter (OSD) tidak diketahui, namun, teori

menyatakan bahwa kondisi ini adalah hasil dari ekstensi lutut yang

mengalami kontraksi berulang, mekanisme tersebut yang menyebabkan

avulsi sebagian atau microavulsi dari tuberkulum tibialis chondrofibro-

osseous. OSD biasanya terjadi pada orang yang terlibat dalam olahraga

yang mengharuskan berlari dan melompat. Selama berlari, senam, dan

olahraga lain yang membutuhkan kontraksi berulang dari paha depan,

beban yang berlebihan menimbulkan mikroavulsi. Daerah proksimal dari

insersi tendon patela terpisah, sehingga menimbulkan elevasi dari

tuberkulum tibialis. Selama fase reparatif, terjadi pembentukan tulang baru

dalam ruang avulsi, yang dapat mengakibatkan tuberkulum tibialis

menyimpang dan menonjol. Ketika seorang individu dengan tuberkulum

tibialis terluka, tetapi terus berolahraga, microavulsi akan terus

berkembang, dan proses reparatif dapat mengakibatkan penonjolan yang

nyata pada tuberositas tibia, dalam jangka panjang menimbulkan masalah

kosmetik dan fungsional. Sebuah fragmen terpisah dapat berkembang pada

insersi tendon patela dan dapat menyebabkan nyeri kronis, jenis non-union.

Dalam sebuah studi magnetic resonance imaging (MRI) dari 20 pasien

dengan OSD, tendon patela tercatat melampirkan lebih proksimal dan di

daerah yang lebih luas ke tibia pada pasien dengan OSD4. Sekitar 50% dari

pasien dengan OSD berhubungan dengan riwayat trauma.

|

18

Page 19: Osgood Schlatter Disease

Selain dari hal di atas, Beberapa penyebab telah dihipotesiskan. Penyebab

yang paling mungkin adalah bahwa apophysis rentan terhadap traksi

selama masa remaja, yang dapat mengakibatkan microfractur. Apophysis

tuberositas tibialis muncul pada anak usia 7-9 tahun. Biasanya, apophysis

berkembang ke arah proksimal menuju epiphysis dan epiphysis tumbuh

distal menuju apophysis tersebut. Traksi berulang dari tendon patela dapat

menyebabkan microfractur di apophysis tersebut, seperti yang ditunjukkan

oleh Lazerte dan Rapp ketika mereka memeriksa spesimen operasi reseksi

dari pasien OSD9. Spesimen ini menunjukkan fraktur avulsi dari bagian

tuberkulum tibialis distal. Ehrenborg secara histologis memeriksa tulang

yang telah dipotong dari tuberkulum tibialis dan menemukan bahwa tulang

|

19

Page 20: Osgood Schlatter Disease

cancellous utuh tanpa bukti nekrosis atau peradangan10,11. Woolfrey percaya

ini adalah karena perubahan ujung bawah tendon patela dan pembentukan

tulang sekunder baru.16 Ogden menunjukkan bahwa perubahan apophysis

tibialis dari fibrocartilage ke tulang rawan hialin, sehingga rentan terhadap

cedera.17 Rosenberg et al terakhir dengan scan nuklir 16, CT scan 34, MRI

27 pada pasien dengan diagnosis ini18. Mereka menemukan bahwa 100%

persen dari pasien memiliki ukuran tendon normal, redaman menurun, dan

sebuah penanda yang meningkat. Tiga puluh dua persen dari pasien

memiliki tulang yang kecil. Rosenberg percaya temuan yang paling

konsisten dengan tendinitis patella. Secara ringkas dapat ditunjukkan pada

skema berikut :

|

20

Kontraksi lutut

berulangStres fisik pada lutut

Parsial avulsi/mikr

o avulsi tuberkulum tibialis

Insersi tendon patella

proximal terpisah

Elevasi tuberkulum

tibialis

Reparasi : pembentukan tulang baru dalam

ruang avulsi

Penyimpangan dan

penonjolan tuberkulum tibialis

Avulsi dan reparasi

terus berkemban

gPembengkakan yang

nyata tuberosita

s tibia

Page 21: Osgood Schlatter Disease

Skema patofisiologi Osgood-Schlatter Disease

4. faktor risiko19

Faktor risiko untuk OSD adalah sebagai berikut:

Usia antara 8 dan 15 tahun

Pria

Dalam masa pertumbuhan tulang yang cepat

Olahraga melompat dan berlari

5. Manifestasi Klinis20

Gejalanya berupa:

a. nyeri tungkai atau nyeri lutut

b. nyeri dirasakan pada salah satu maupun kedua lutut

c. nyeri semakin memburuk jika penderita melakukan aktivitas (terutama

berlari, melompat atau naik tangga)

d. nyeri semakin memburuk jika daerah lutut ditekan

e. pembengkakan pada tungkai bagian depan, tepat dibawah lutut.

|

21

Kontraksi lutut

berulangStres fisik pada lutut

Parsial avulsi/mikr

o avulsi tuberkulum tibialisKerusakan Jaringan

Inflamasi

Mediator

kimiawi (nyeri)

Saraf nyeri

Nyeri

Reparasi non-union

Nyeri

Kronis

Fragmen terpisah

Page 22: Osgood Schlatter Disease

|

22

Page 23: Osgood Schlatter Disease

6. Diagnosis 19,20

Riwayat individu dan pemeriksaan fisik biasanya cukup untuk membuat

diagnosis dari Osgood-Schlatter (OSD). Nyeri lutut biasanya adalah gejala

yang sering muncul. Pasien biasanya melaporkan bahwa nyeri lutut terjadi

selama aktivitas seperti berlari, melompat, berjongkok, dan naik atau turun

|

23

Page 24: Osgood Schlatter Disease

tangga. Nyeri sering reda dengan istirahat dan modifikasi aktivitas. Atlet

yang terlibat dalam sepak bola, basket, senam, dan balet yang paling sering

terkena. Gejala sering tidak jelas dan onset yang intermiten. Gejala dapat

berkembang tanpa trauma atau sebab yang jelas lainnya, meskipun sekitar

50% dari pasien memberikan riwayat trauma.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Rontgen tulang bisa normal atau akan tampak adanya pembengkakan

jaringan lunak, penebalan ligamen serta adanya pecahan-pecahan tulang di

sekitar tuberkulum anterior. Lateral radiografi dari lutut menunjukkan

fragmentasi tuberkulum tibialis dengan pembengkakan jaringan lunak

diatasnya.

a. Pemeriksaan fisik sangat spesifik, pada palpasi didapatkan daerah yang

lembut dan lunak di atas tuberkulum tibialis. Temuan kemungkinan lain

dari pemeriksaan fisik adalah sebagai berikut:

Pembengkakan dan nyeri tekan daerah proksimal tibia

Pembesaran atau penonjolan dari tuberkulum tibialis

Terasa nyeri jika dilakukan tekanan langsung atau melompat

(kontraksi quadriceps femoris)

Nyeri dengan tahanan saat ekstensi lutut

Gerakan lutut terasa penuh

Tidak ada tanda-tanda efusi atau meniscus

Drawer tes negatif (tidak ada ketidakstabilan lutut)

Tidak ada kelainan pada pemeriksaan neurovaskuler

Tidak ada kelainan pada sendi pinggul dan pergelangan kaki

Massa yang lembut ataupun terfiksir dapat saja teraba. Pada

beberapa pasien, eritema pada tuberositas tibia dan atrofi paha

depan dapat terjadi.

b. Pertimbangan diagnosis

Perangkap medikolegal paling signifikan gagal untuk mendiagnosa

kondisi lain yang dapat mengakibatkan kerusakan jangka panjang

permanen (misalnya, tumor, osteochondritis dissecans). Sebagian besar

|

24

Page 25: Osgood Schlatter Disease

kondisi lain memiliki pemeriksaan klinis dengan riwayat lebih

memprihatinkan. Oleh karena itu, selalu memperoleh radiografi dan

mempertimbangkan kemungkinan sindrom nyeri alih dari pinggul.

Kondisi yang harus dipertimbangkan dalam diagnosis diferensial dari

Osgood-Schlatter (OSD), selain yang di bagian berikutnya, meliputi:

Sinding-Larson-Johans

Penyakit Perthes

Avulse tendon quadriceps

chondromalacia patelae

patela tendonitis

infeksi apophysitis

Keganasan jaringan lunak

Osifikasi pusat aksesori

Osteomielitis pada proximal tibia

Sindrom Hoff

Cedera pilca sinovial

Fraktur tuberkulum tibialis

c. Diagnosis banding

Cedera dan fraktur tulang paha

Osteochondritis lutut Dissecans

Patellofemoral joint Syndromes

Pes Anserine Bursitis

Fraktur tibia dan fibula

d. Radiografi

Tidak semua pasien dengan penyakit Osgood-Schlatter (OSD) perlu

radiografi, karena dapat didiagnosis secara klinis. Namun, foto polos

sangat membantu untuk mengesampingkan etiologi lainnya, seperti

neoplasma, fraktur tibialis apophyseal akut, dan infeksi. Selain itu,

radiografi dapat menunjukkan :

Tulang kecil pada superficial tendon patela

|

25

Page 26: Osgood Schlatter Disease

Pengerasan irregular tuberositas tibia proksimal

Pengapuran dalam tendon patela

Penebalan tendon patela

Edema pada jaringan lunak tuberositas tibialis proksimal

Lesi Osgood-Schlatter yang terbaik terlihat pada tampilan lateral,

dengan lutut di rotasi internal sedikit 10-20°.

Ketika radiograf diperoleh, temuan yang paling umum adalah bahwa

foto lutut normal, terutama jika anak berada dalam tahap preossifikasi.

Fase akut OSD dapat mengungkapkan tuberkulum tibialis menonjol dan

meninggi dengan pembengkakan jaringan lunak anterior. Dalam kasus

yang parah, radiografi dapat mengungkapkan fragmen radiodense atau

ossicles terpisah dari tuberositas tibialis.

Radiografi seorang pasien yang telah mengalami pematangan tulang.

Perhatikan bahwa tuberkulum tibialis diperbesar dan ada tulang yang

kecil. Radiografi dapat mengungkapkan ketidakteraturan, fragmentasi,

atau meningkatkan kepadatan pengerasan dari tuberkulum tibialis. Pola

ini mungkin varian normal pada anak-anak tanpa gejala.

Radiograf seorang pasien yang belum mengalami pematanngan tulang.

Tuberkulum ini memanjang dan terfragmentasi.

Radiografi tulang immature, tampak tuberkulum memanjang dan

fragmentasi tulang

|

26

Page 27: Osgood Schlatter Disease

Radiografi tulang matur, tampak tuberkulum membesar da tulang kecil,

bursa terdapat diatasnya

e. Pencitraan lainnya

Ultrasonografi dapat mengungkapkan tuberkulum normal dan

perubahan sinyal konsisten dengan penebalan (lebih echogenic) dalam

tendon patela dan daerah hypoechoic dari jaringan lunak yang

berdekatan7,8. Computed tomography (CT) scan atau MRI dapat

mengungkapkan perubahan pada insersi dari tendon patela. MRI dapat

membantu dalam diagnosis dari presentasi atipikal. Akhirnya mungkin

memainkan peran dalam pementasan penyakit dan prognostik

perjalanan klinis. Namun, peran MRI dalam diagnosis, ramalan, dan

manajemen saat ini terbatas.6

pencitraan MRI

|

27

Page 28: Osgood Schlatter Disease

7. Tatalaksana

Terapinya adalah simtomatik, dengan pembatasan aktivitas, dan untuk

kasus yang lebih berat gips plaster silinder atau imobilisasi lutut.

Pengobatan awal terdiri dari istirahat, kompres dingin dan obat anti

peradangan non-steroid. Pada beberapa kasus, gejalanya akan menghilang

setelah penderita beristirahat, mengkonsumsi obat pereda nyeri serta

mengurangi kegiatan olahraga.

Jika gejalanya tidak berkurang, dilakukan imobilisasi tungkai yang terkena

dengan memasang gips atau brace sampai terjadi pemulihan (selama 6-8

minggu).

Untuk mengurangi beban pada tungkai yang terkena jika penderita berjalan,

bisa digunakan tongkat penyangga.

Pada beberapa kasus dilakukan beberapa tindakan berikut:

1. Penyuntikan hidrokortison langsung ke dalam daerah yang

membengkak

2. Pengeboran tulang untuk merangsang penyembuhan

3. Pencangkokan tulang.

Terapi biasanya terbatas pada penggunaan obat anti inflamasi dan kompres

es setelah olahraga. Istirahat dan menahan diri dari olahraga mungkin

diperlukan selama rekuensi penyakit (flare up). Kadang-kadang

pembedahan dapat dilakukan apabila kondisi parah atau tampak dipersulit

oleh perkembangan fragmen tulang pada tendon patella.

a. Perwatan awal

Perawatan awal meliputi penerapan es selama 20 menit setiap 2-4 jam.

Analgesik dan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) dapat

diberikan untuk menghilangkan rasa sakit dan mengurangi peradangan

lokal. Namun, NSAID belum terbukti memperpendek perjalanan OSD.

Suntikan steroid tidak boleh digunakan. Informasikan pada pasien

untuk menghindari kegiatan yang dapat menimbulkan rasa sakit

(misalnya, olahraga yang melibatkan jumlah kelebihan jumping).

Penggunaan immobilizer lutut selama beberapa hari dapat

|

28

Page 29: Osgood Schlatter Disease

meningkatkan kepatuhan pasien, terutama dalam kasus yang lebih

parah. Setelah gejala akut telah mereda, lakukan latihan otot

quadriceps dengan peregangan, termasuk melakukan pergerakan

ekstensi lengkap dari mekanisme ekstensor, dapat dilakukan untuk

mengurangi ketegangan pada tuberkulum tibialis. Latihan peregangan

untuk paha belakang, yang biasanya ketat, juga dapat dilakukan. Selain

adanya tulang kecil yang menyebabkan rasa sakit dengan berlutut,

tidak ada kelainan jangka panjang atau masalah yang terkait dengan

kondisi ini.

b. Medikamentosa

Obat-obatan yang hanya perlu diresepkan adalah obat anti-

inflammatory drugs (NSAIDs) untuk menghilangkan rasa sakit dan

mengurangi peradangan lokal (NSAID apapun dapat digunakan).

Namun, salah satu penulis menyimpulkan bahwa anti-inflammatory

drugs tidak terlalu menguntungkan dalam pengelolaan Osgood-

Schlatter.

Kelas obat anti-inflamasi nonsteroid Jangka pendek (NSAID) dapat

digunakan untuk menghilangkan rasa sakit. Steroid tidak dianjurkan

untuk digunakan dalam kondisi ini. NSAID memiliki analgesik,

kegiatan anti-inflamasi, dan antipiretik. Mekanisme aksi mereka tidak

|

29

Page 30: Osgood Schlatter Disease

diketahui, tetapi mereka dapat menghambat aktivitas siklooksigenase

dan sintesis prostaglandin. Mekanisme lain mungkin ada juga, seperti

penghambatan sintesis leukotriene, pelepasan enzim lisosomal,

aktivitas lipoxygenase, neutrofil agregasi, dan fungsi berbagai sel

membran.

NSAID biasanya digunakan untuk menghilangkan nyeri ringan sampai

sedang. Meskipun efek dari NSAID dalam pengobatan nyeri

cenderung spesifik pasien, ibuprofen biasanya sebagai drug of choice

untuk terapi awal. Pilihan lain termasuk naproxen, flurbiprofen, dan

ketoprofen.

Ibuprofen (Motrin, Advil, Ultraprin) Ini adalah obat pilihan untuk

pasien dengan nyeri ringan sampai sedang. Ini menghambat reaksi

inflamasi dan nyeri dengan mengurangi sintesis prostaglandin.

Ketoprofen digunakan untuk menghilangkan nyeri ringan sampai

sedang dan peradangan. Dosis kecil pada awalnya diindikasikan pada

pasien kecil dan orang tua dan pada mereka dengan ginjal atau

penyakit hati. Dosis lebih dari 75 mg tidak meningkatkan efek terapi.

Administer dosis tinggi dengan hati-hati, dan cermat mengamati pasien

untuk nya atau tanggapannya. Naproxen (Naprelan, Anaprox, Aleve,

Naprosyn) Obat ini digunakan untuk menghilangkan nyeri ringan

sampai sedang. Ini menghambat reaksi inflamasi dan nyeri dengan

mengurangi aktivitas cyclo-oxygenase, yang menghasilkan penurunan

sintesis prostaglandin. Flurbiprofen dapat menghambat enzim

siklooksigenase, yang pada gilirannya menghambat biosintesis

prostaglandin. Efek ini dapat mengakibatkan analgesik, antipiretik, dan

anti-inflamasi kegiatan.

c. Intervensi bedah

Intervensi bedah dilakukan Jika pengobatan konservatif gagal, eksisi

bedah dari tulang kecil yang menyakitkan dianjurkan. Penghapusan

fragmentasi tulang kecil pada pasien dewasa dengan apophysis tidak

disatukan harus didekati dengan hati-hati, sebagai deformitas

|

30

Page 31: Osgood Schlatter Disease

recurvatum resultan dapat terjadi karena prematur fusi dari tuberkulum

tibialis3. Avulsi tuberkulum tibialis kadang-kadang bisa terjadi karena

kontraktur dari mekanisme ekstensor. Reseksi terbuka dan fiksasi

internal (ORIF) biasanya dianjurkan, tergantung pada ukuran dan

perpindahan fragmen serta fase penutupan apophyseal. Dalam sebuah

studi tentang pengobatan bedah Osgood-Schlatter (OSD), Pihlajamäki

et al menyimpulkan bahwa pada orang dewasa muda baik untuk hasil

fungsional dapat dicapai dengan pengobatan bedah OSD

terselesaikan12. Para peneliti memeriksa klinis pascaoperasi,

karakteristik radiografi, dan hasil jangka panjang dari merekrut 107

militer (117 lutut) yang dioperasi karena kondisi. Data hasil

Fungsional dikumpulkan dari catatan medis, wawancara, kuesioner,

dan pemeriksaan fisik dan radiografi. Pada akhir periode (median) 10-

tahun tindak lanjut, 93 pasien (87%) melaporkan bahwa mereka bisa

berpartisipasi tanpa pembatasan dalam kegiatan sehari-hari dan

pekerjaan, dan 80 pasien (75%) telah kembali tingkat pra operasi

mereka kegiatan olahraga. Selain itu, 41 pasien (38%) melaporkan

kemampuan untuk berlutut tanpa rasa sakit. Komplikasi pascaoperasi

minor terjadi pada 6 pasien, dan 2 pasien membutuhakn operasi ulang.

Dalam penelitian dari serangkaian pasien yang dirawat bedah, Binazzi

et al menemukan bahwa prosedur yang paling banyak digunakan

adalah eksisi seluruh tulang intratendinous, dengan atau tanpa

pengangkatan sebagian dari tuberkulum tibialis menonjol13. A dari 2

kelompok individu, 1 dengan 15 orang diobati dengan eksisi ossicles

dan 1 dengan 11 orang diobati dengan berbagai metode sebelum tahun

1975, jelas menunjukkan bahwa hasil eksisi sederhana dari ossicles

yang lebih baik. Dalam studi lain, pasien yang dirawat bedah mungkin

ditemukan tidak lebih dibandingkan pasien dirawat secara konservatif

untuk menghilangkan rasa sakit atau mengalami peningkatan dari

penampilan kosmetik.

|

31

Page 32: Osgood Schlatter Disease

Indikasi operasi untuk mengobati OSD jarang dilakukan. Kadang-

kadang, orang dewasa memiliki tulang kecil yang besar dan bursa di

atasnya, yang dapat menyebabkan rasa sakit dengan berlutut. Jika

demikian, pengobatan terdiri dari eksisi bursa, tulang kecil, dan setiap

penonjolan14. perawatan bedah jarang, jika pernah, dilakukan pada

anak-anak.

Kontraindikasi pembedahan masih diperdebatkan untuk pasien yang

sedang tumbuh, karena gejala OSD dapat mereda dengan sendirinya.

Percobaan terakhir 2 kelompok pasien dengan gejala OSD setelah

dilakukan tindak lanjut selama 4-5 tahun15, Satu kelompok

diperlakukan dengan pembedahan sequestrectomy tibialis, dan lainnya

dikelola secara konservatif. Terapi bedah tidak ditemukan memberikan

manfaat yang signifikan dibandingkan perawatan konservatif. Selain

itu, tingkat komplikasi yang signifikan telah diidentifikasi dengan

sequestrectomy tibialis.

Komplikasi pada terapi setelah reseksi tulang kecil, komplikasi

termasuk nyeri lanjutan dan penampilan kosmetik yang buruk. Dalam

suatu penelitian, 55% dari pasien memiliki tonjolan tulang yang jelas

pasca operasi. Sepertiga dari penonjolan cukup merepotkan.15 Patu

pasien kehilangan 10° fleksi, dan pasien lain memiliki 10 ° dari

recurvatum. Komplikasi lain yang mungkin terjadi termasuk bekas

luka tak sedap dipandang, anestesi lateral bekas luka, dan munculnya

sequestra. pendekatan Pertimbangan The American Academy of

Orthopaedic Surgeons dan American Academy of Family Practice

merekomendasikan pembatasan aktivitas, es, anti-inflamasi, padding

pelindung, penguatan hamstring, dan waktu dalam pengelolaan

Osgood-Schlatter (OSD). Namun, tidak ada studi-studi prospektif

mengevaluasi intervensi pengobatan OSD, termasuk perawatan

konservatif yang disarankan. Suntikan kortikosteroid tidak dianjurkan

karena laporan kasus komplikasi, terutama yang berkaitan dengan

atrofi subkutan. Jangka panjang imobilisasi biasanya kontraindikasi,

|

32

Page 33: Osgood Schlatter Disease

karena dapat menyebabkan kekakuan lutut peningkatan dalam kasus-

kasus ringan, sehingga predisposisi atlet untuk tambahan terkait cedera

olahraga. Namun, jika pasien patuh, dokter dapat merekomendasikan

imobilisasi dalam penjepit lutut selama minimal 6 minggu. Fiksasi

harus dilepas setiap hari, tapi hanya untuk peregangan dan latihan

penguatan.

The fixation with screw

d. Rehabilitasi

Tujuan rehabilitasi adalah untuk dapat kembali berolahraga secepat dan

seaman mungkin. Dokter dapat menentukan kapan atlet siap untuk

melanjutkan kompetisi, tergantung pada hasil pemeriksaan klinis dan

uji fungsional. Rasa sakit mungkin memakan waktu hingga 6-24 bulan

untuk mereda. Jika seseorang kembali ke aktivitas terlalu cepat, dia

dapat memperburuk kondisi. Atlet perlu bekerja pada peningkatan

fleksibilitas dan kekuatan otot hamstring paha depan dan sepanjang

|

33

Page 34: Osgood Schlatter Disease

perjalanan rehabilitasi untuk memastikan bahwa mereka siap untuk

kembali ke olahraga.

1) Akut fase

Beberapa teknik dapat direkomendasikan oleh ahli terapi untuk

mengurangi ketidaknyamanan dan mencegah kambuhnya penyakit.

Rekomendasi pengobatan tergantung pada tingkat keparahan

kondisi.

Sebuah tali infrapatellar mungkin dianjurkan selama

aktivitas olahraga.

Istirahat dianjurkan bila nyeri timbul.

Es harus diterapkan ke daerah selama 20 menit setelah

aktivitas.

Peregangan paha depan dan otot hamstring membantu

mencegah perkembangan OSD.

Jangka pendek istirahat dan imobilisasi lutut mungkin

diperlukan.

Kawat untuk fiksasi lutut digunakan untuk jangka panjang

dalam imobilisasi (6 minggu) pada kasus yang berat

(misalnya, nyeri berlangsung lama lebih dari 24 kegiatan

berikut h olahraga dan atau kegiatan limit harian) atau untuk

pasien patuh dengan gejala meningkat.

2) Tahap pemulihan

Rekomendasi rejimen berikut untuk pasien dengan OSD diambil

dari Meisterling, Wall, dan Meisterling. Kenaikan gaji kaki lurus

dapat dilakukan sebagai berikut :

Berbaring di lantai dengan punggung disangga beberapa inci

dengan siku

Tekuk lutut terpengaruh dengan posisi yang nyaman,

menggunakan bobot pergelangan kaki disesuaikan dengan

setengah pon bertahap, menentukan berat di mana 10

kenaikan gaji dapat dilakukan pada kaki yang terkena

|

34

Page 35: Osgood Schlatter Disease

Kencangkan otot-otot paha dan mengangkat kaki yang

terkena 12 inci, menjaga kaki lurus

Tahan selama 5 detik

Perlahan turunkan kaki dan bersantai

Mulailah dengan 10 kali pengulangan untuk setiap kaki

Ketika 15 pengulangan telah dilakukan nyaman,

meningkatkan berat badan dengan setengah pon dan turun

kembali ke 10 pengulangan

Sekali lagi 15 pengulangan dapat dilakukan dengan nyaman,

meningkatkan berat badan lagi, maksimum 7-12 lb

Pendek-arc quadriceps latihan dapat dilakukan sebagai berikut:

Berbaring dengan lutut ditekuk terpengaruh (sama

seperti untuk kaki lurus menimbulkan)

Tempatkan handuk digulung sedikit di bawah lutut yang

terkena dampak untuk menaikkan 6 inci dari lantai

Kencangkan otot-otot paha dan meluruskan kaki sampai

12 inci dari lantai

Tahan selama 5 detik

Perlahan turunkan kaki dan bersantai

Mulailah dengan 10 kali pengulangan untuk masing-

masing kaki dan meningkat menjadi 15, dengan

menggunakan berat pergelangan kaki yang sama dan

perkembangan pengulangan untuk meluruskan kaki.

Slide dinding dapat dilakukan sebagai berikut :

Untuk melakukan slide dinding atau kursi kuartal, berdiri

sekitar 12 inci dari dinding halus dan bersandar dengan

lebar bahu kaki terpisah

Menggenggam satu dumbbell ringan di tangan masing-

masing dengan lengan lurus ke bawah, tekuk lutut dan

perlahan-lahan menurunkan tubuh 4-6 inci

Jika nyeri dirasakan, tubuh telah berjongkok terlalu jauh

|

35

Page 36: Osgood Schlatter Disease

Tahan selama 5 detik dan kemudian bangkit dengan

cepat

Mulailah dengan 10 kali pengulangan dan meningkat

menjadi 15, secara bertahap meningkatkan berat

dumbbell dalam jenis yang sama seperti untuk

perkembangan meluruskan kaki

Sebuah aturan yang baik berkaitan dengan jongkok dan slide

dinding untuk pasien dengan nyeri patela apapun adalah

pembatasan relatif tidak meregangkan lutut melampaui 90°.

8. Pencegahan 20,23

|

36

Page 37: Osgood Schlatter Disease

Untuk membantu mencegah terjadinya penyakit ini, sebaiknya sebelum dan

sesudah berolah raga dilakukan peregangan. Untuk mencegah

memburuknya keadaan penyakit, Pasien harus diberikan informasi tentang

keadaan yang dapat memperburuk penyakit Osgood-Schlatter. Osgood-

Schlatter bisa sulit untuk dicegah. Yang paling penting adalah untuk

membatasi aktivitas jika dia mengalami sakit di bagian atas lutut, untuk

tidak terlalu sering dan berlebihan menggunakan lututnya. Namun, harus

mengambil beberapa tindakan pencegahan, seperti: membuat pemanasan

yang baik, mempelajari teknik-teknik khusus untuk olahraga masing-

masing, melakukan latihan relaksasi pada akhir sesi dan, dalam beberapa

jenis olahraga harus menggunakan alat pelindung lutut.

Osgood-Schlatter biasanya sembuh sendiri dalam jangka waktu 12 sampai

18 bulan dan gejalanya benar-benar menghilang ketika anak mencapai

struktur dewasanya, yaitu berhenti tumbuh. Rasa sakit jarang berlanjut

setelah langkah ini.

9. Komplikasi

Kondisi ini biasanya memiliki rentang waktu tertentu. Nyeri kadang-

kadang dapat berlanjut hingga pubertas akhir.

10. Prognosis2,6

Kebanyakan penyakit ini akan sembuh secara spontan dalam beberapa

minggu atau beberapa bulan. Membatasi aktivitas penderita bisa

mempercepat pemulihan. Pada beberapa kasus, gejalanya bersifat hilang-

timbul, tetapi pada akhirnya pada saat pertumbuhan anak berakhir, penyakit

ini akan menghilang.

Prognosis di Osgood-Schlatter (OSD) sangat baik. OSD biasanya sembuh

pada saat pasien berusia 18 tahun, ketika apophysis tuberkulum tibialis

mengeras. Pada sekitar 10% dari pasien, bagaimanapun, gejala terus

berlanjut sampai dewasa meskipun semua tindakan konservatif.6 Ini

mungkin dari pembesaran sisa tuberositas atau dari pembentukan tulang

|

37

Page 38: Osgood Schlatter Disease

kecil di tendon patela. Kemungkinan jangka panjang peningkatan gejala

sisa dalam kasus yang parah, dalam kasus di mana pengobatan tidak dicari,

atau dalam kasus-kasus di mana pasien menunjukkan kepatuhan miskin

dengan rekomendasi dokter. Dalam studi oleh Krause et al, 90% dari pasien

yang diobati dengan perawatan konservatif yang dibebaskan dari semua

gejala mereka sekitar 1 tahun setelah onset gejala.2 Dalam beberapa kasus,

bagaimanapun, ketidaknyamanan dapat bertahan selama 2-3 tahun sampai

lempeng pertumbuhan tibia menutup.

BAB III

KESIMPULAN

|

38

Page 39: Osgood Schlatter Disease

Osgood-Schlatter disease merupakan suatu penyakit akibat terpisahnya

sebagian apofisis tibialis dari tuberositas tibia. Hal ini dapat terjadi karena adanya

stress fisik berulang pada lutut, yang sering terjadi pada remaja muda berusia

antara 8-15 tahun yang gemar berolahraga seperti sepak bola dan basket yang

mengharuskan berlari dan melompat. Pada usia remaja, tulang dalam keadaan

mengalami pertumbuhan cepat, oleh karena itu apofisis tibialis sangat rentan

terhadap trauma maupun stress fisik berulang.

Gejala yang sering dikeluhkan oleh pasien adalah nyeri lutut bagian depan

diatas tulang tibia yang disertai pembengkakan. Umumnya pasien dapat di

diagnosis dengan mudah berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik. Terapi

konservatif berupa istirahat fisik yang melibatkan lutut, kompresi es dan

medikamentosa sangat membantu mengatasi gejala Osgood-Schlatter Disease.

Terapi pembedahan dapat dilakukan jika berdasarkan indikasi seperti alasan

kosmetik maupun nyeri kronis.

Pencegahan Osgood-Schlatter Disease yaitu dengan melakukan pemanasan

sebelum memulai olahraga, mempelajari teknik-teknik khusus untuk bidang

olahraga masing-masing, melakukan relaksasi setelah selesai olahraga dan dapat

juga dipertimbangkan penggunaan alat pelindung lutut pada berbagai jenis

olahraga.

Osgood-Schlatter Disease biasanya sembuh sendiri dalam jangka waktu 12

sampai 18 bulan dan gejalanya benar-benar menghilang ketika anak mencapai

struktur dewasanya, yaitu berhenti tumbuh. Rasa sakit jarang berlanjut setelah

langkah ini.

|

39