orde lama, orde baru, dan reformasi
TRANSCRIPT
ORDE LAMA, ORDE BARU, DAN REFORMASI
Nama:
Faradilah M.
Farhan N.Y
Marlon Enrico
Nanda Aditasia M.a
Rika Tasyadila
Syifa P.
Orde Lama (1950-1965)
Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia.
Bergantian menggunakan sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando.
Di saat menggunakan sistem ekonomi liberal, Indonesia menggunakan sistem pemerintahan parlementer.
Sistem Pemerintahan
kebijakan pada pemerintah,
berorientasi pada politik,
semua proyek diserahkan kepada pemerintah, sentralistik,
demokrasi Terpimpin,
sekularisme.
Masa Orde Lama
Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950
Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)
Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967)
Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950)
Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan sangat buruk,
karena :
Inflasi yang sangat tinggi
karena beredarnya lebih
dari satu mata uang secara tidak
terkendali
Adanya blokade ekonomi
untuk menutup pintu
perdagangan luar negeri RI
Kas negara kosong
Eksploitasi besar-besaran di masa
penjajahan.
Panglima AFNEI (pasukan sekutu) mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang dikuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang.
Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Kemudian pada tanggal 6 Maret 1946,
Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga.
Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan ekonomi:
Program Pinjaman Nasional Juli 1946.
Upaya menembus blokade dengan diplomasi beras ke India, mangadakan kontak dengan perusahaan swasta Amerika, dan menembus blokade Belanda di Sumatera dengan tujuan ke Singapura dan Malaysia.
Konferensi Ekonomi Februari 1946 yang tujuan untuk memperoleh kesepakatan yang bulat dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak.
Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948.
Kasimo Plan yang intinya mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapa petunjuk pelaksanaan yang praktis.
Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)
Masa ini disebut masa liberal, karena dalam politik maupun sistem ekonominya menggunakan prinsip liberal. Perekonomian diserahkan pada pasar sesuai teori mazhab klasik yang menyatakan laissez faire laissez passer. Padahal pengusaha pribumi masih lemah dan belum bisa bersaing dengan pengusaha nonpribumi, terutama pengusaha Cina. Pada akhirnya sistem ini hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia yang baru merdeka.
Ciri-ciri Demokrasi LIberal
1. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggugugat.
2. Menteri bertanggung jawab atas kebijakanpemerintahan.
3. Presiden berhak membubarkan DPR.4. Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi
Gunting Syarifuddin, (pemotongan nilai uang) untuk mengurangi jumlah uang yang beredar agar tingkat harga turun.
Program Benteng (Kabinet Natsir), yaitu upaya menumbuhkan wiraswastawan pribumi dan mendorong importir nasional agar bisa bersaing dengan perusahaan impor asing
Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia dengan fungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi.
Sistem ekonomi Ali-Baba (kabinet Ali Sastroamijoyo I) yang diprakarsai Mr Iskak Cokrohadisuryo, yaitu penggalangan kerjasama antara pengusaha cina dan pengusaha pribumi.
Pembatalan sepihak atas hasil-hasil Konferensi Meja Bundar, termasuk pembubaran Uni Indonesia-Belanda. Akibatnya banyak pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya sedangkan pengusaha-pengusaha pribumi belum bisa mengambil alih perusahaan-perusahaan tersebut.
Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967)
Sebagai akibat dari dekrit presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme (segala-galanya diatur oleh pemerintah). Dengan sistem ini, diharapkan akan membawa pada kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial, politik,dan ekonomi (mengikuti Mazhab Sosialisme)
Kebijakan ekonomi belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi
Devaluasi yang diumumkan pada 25 Agustus 1959 menurunkan nilai uang sebagai berikut :Uang kertas pecahan Rp 500 menjadi Rp 50, uang kertas pecahan Rp 1000 menjadi Rp 100, dan semua simpanan di bank yang melebihi 25.000 dibekukan.
Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin. Dalam pelaksanaannya justru mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian Indonesia. Bahkan pada 1961-1962 harga barang-baranga naik 400%.
Devaluasi yang dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan uang senilai Rp 1000 menjadi Rp 1. Sehingga uang rupiah baru mestinya dihargai 1000 kali lipat uang rupiah lama, tapi di masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai 10 kali lipat lebih tinggi. Maka tindakan pemerintah untuk menekan angka inflasi ini malah meningkatkan angka inflasi.
Masalah pemanfaatan kekayaan alam
Konsep Bung Karno tentang kekayaan alam sangat jelas. Jika Bangsa Indonesia belum mampu atau belum punya iptek untuk menambang minyak bumi dsb biarlah SDA tetap berada di dalam perut bumi Indonesia. Kekayaan alam itu akan menjadi tabungan anak cucu di masa depan. Biarlah anak cucu yang menikmati jika mereka sudah mampu dan bisa. Jadi saat dipimpin Bung Karno, meski RI hidup miskin, tapi Bung Karno tidak pernah menggadaikan (konsesi) tambang-tambang milik bangsa ke perusahaan asing. Penebangan hutan pada masa Bung Karno juga amat minim.
Orde Baru
(1965-1998)
Orde Baru (1965-1998)
Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan antara kekuasaan masa Sukarno dengan masa Suharto. Sebagai masa yang menandai sebuah masa baru setelah pemberontakan PKI tahun 1965.
Orde baru lahir sebagai upaya untuk :
Mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama.
Penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia.
Melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat proses pembangunanbangsa.
Latar belakang lahirnya Orde Baru
Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965
Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasimencapai 600%
Kesatuan Aksi “Front Pancasila” pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR mengajukan tuntutan”TRITURA”
Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurunsetelah upaya untuk mengadili tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar.
Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang bergejolak tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi keadaan negara yang semakin kacau dan sulit dikendalikan.
Landasan Orde Baru
Landasan idiil Pancasila
Landasan konstitusional UUD 1945
Kebijakan Politik Dalam Negeri
1. Pembentukan Kabinet Pembangunan Kabinet awal pada masa peralihan kekuasaan (28
Juli 1966) adalah Kabinet AMPERA dengan tugas yang dikenal dengan nama Dwi Darma Kabinet Ampera yaitu untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai persyaratan untukmelaksanakan pembangunan nasional.
Setelah sidang MPRS tahun 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden untuk masa jabatan 5 tahun maka dibentuklah kabinet yang baru dengan nama Kabinet Pembangunan dengan tugasnya yang disebut dengan Pancakrida
2. Pembubaran PKI dan Organisasi masanya
Suharto sebagai pengemban Supersemar guna menjamin keamanan, ketenangan, serta kestabilan jalannya pemerintahan maka melakukan :
Pembubaran PKI pada tanggal 12 Maret 1966
Dikeluarkan pula keputusan yang menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi terlarang di Indonesia.
3. Penyederhanaan dan Pengelompokan Partai Politik
Setelah pemilu 1971 maka dilakukan penyederhanakan jumlah partai tetapi bukan berarti menghapuskan partai tertentu sehingga dilakukan penggabungan (fusi) sejumlah partai. Sehingga pelaksanaannya kepartaian tidak lagi didasarkan pada ideologi tetapi atas persamaan program.
4. Pemilihan Umum
Pemilihan umum adalah proses bagi rakyat untukmemilih wakil rakyat yang akan duduk di kursiDPR/MPR.
5. Peran Ganda Abri
TNI memiliki dua tugas, yaitu pertama menjagakeamanan dan ketertiban negara dan keduamemegang kekuasaan dan mengatur negara.
Dengan peran ganda ini, militer diizinkan untukmemegang posisi di dalam Pemerintahan.
6. Permasyarakatan P4
P4 (Pedoman Penghayatan dan PengamalanPancasila) bertujuan membentuk pemahamanyang sama mengenai demokrasi Pancasila.
Sejak tahun 1978 Penataran P4 diberikansecara menyeluruh pada semua lapisanmasyarakat.
7. Mengadakan Penentuan Pendapatan Rakyat
Kebijakan Politik Luar Negeri
Kembali menjadi anggota PBB
Normalisasi hubungan antar beberapa negara
Pendirian ASEAN
Integrasi Timor-Timur ke Wilayah Indonesia
Kebijakan Pembangunan Ekonomi
1. Strategi Pembangunan Orde Baru
Kebijakan pemerintah orde baru diarah kanpada pembangunan merata di segala bidang yang bertumpu pada
Trilogi Pembangunan:
- Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
- Pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
- Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis
2. Pelaksanaan Pembangunan Jangka Panjang• Pelita I :Menekankan pada pembangunan bidang pertanian.• Pelita II :Tersedianya pangan, sandang, perumahan, sarana dan
prasarana, menyejahterakan rakyat, dan memperluaskesempatan kerja.
• Pelita III :Menekankan pada Trilogi Pembangunan.• Pelita IV :sektor pertanian menuju swasembada pangan dan
meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesinindustri sendiri.
• Pelita V :Menitikberatkan pada sektor pertanian dan industri.• Pelita VI :Menitikberatkan pembangunan pada sektor bidang
ekonomi yang berkaitan dengan industri danpertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitassumber daya manusia.
Pelita (Pembangunan Lima Tahunan): rencana pembangunan yang dimulaidari tahun 1969 sampai 1999.
3. Revolusi Hijau dan Industrialisasi
a. Revolusi HijauMerupakan modernisasi Pertanian, yang meliputi
unsur: pemilihan bibit unggul, pengolahan tanah, pemupukan, irigasi, pemberantas hama.
b. IndustrialisasiSuatu proses perubahan sosial ekonomi yang
mengubah sistem pencaharian masyarakatagraris menjadi masyarakat industri
DAMPAK PERAN NEGARA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT PADA MASA ORDE BARU
Bidang Politik
•Pemerintahan yang otoriter
•Dominasi golkar
•Pemerintahan yang sentralis
Bidang Ekonomi
•KKN
•Kesenjangan Ekonomi dan Sosial
•Konglomerasi
Faktor-faktor Jatuhnya Orde Baru
Krisis Multidimensi
KrisisEkonomi
KrisisPolitik
Kepemimpinan
PeranMiliter
PeranMasyaraka
t
Masa Reformasi (1998-sekarang)
Reformasi merupakan perubahan yang radikal dan menyeluruh untuk perbaikan. Perubahan yang mendasar atas paradigm baru atau kerangka berpikir baru yang dijiwai oleh suatu pandangan keterbukaan dan transparansi merupakan tuntutan dalam era reformasi.
Lahirnya Orde Reformasi
12 mei 1998
• Peristiwa Semanggi
21 mei 1998
• Presiden Soeharto mengundurkan diri
• B.J Habibie Menjadi Presiden RI Ke-3
7 juni 1999
• Pemilihan Umum
20 oktober
1999
• Abdurrahman Wahid dilantik menjadi Presiden RI ke-4
9 Agustus 2001
• Megawati dilantik menjadi Presiden RI ke-5
Tujuan Reformasi
Reformasi politik bertujuan tercapainya demokratisasi
Reformasi ekonomi bertujuan meningkatkan tercapainya masyarakat
Reformasi hukum bertujuan tercapainya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
Reformasi sosial bertujuan terwujudnya integrasi bangsa Indonesia
Faktor Pendorongnya Reformasi
Politik
• KKN
• Kekuasaan orba dibawah soeharto otoriter tertutup
Ekonomi
• Krisis mata uang rupiah
• Naiknya harga barang kebutuhan masyarakat
Sosial Masyarakat
• Kerusuhan tanggan 13 dan 14 1998 yang melumpuhkan perekonomian rakyat
Hukum
• Belum ada keadilan yang sama
Masa Pemerintahan
B.J Habibie Gus Dur
Masa Pemerintahan
• Dimulai kerjasama dengan Dana Moneter Internasional (IMF)
• Terjadinya Referendum atasTimor-timur yang mengakibatkan berpisahnyaTimtim dari Indonesia.
• Sempat tergoda Meloloskan UU Penanggulangan KeadaanBahaya.
• Melakukan liberalisasipemberian kebebasan pers, kebebasan berpendapat danpencabutan UU Subversi.
• Banyak bermunculannya gerakan-gerakan separatisme yang berkembang di Aceh, Maluku, danPapua.
• Banyak kebijakan Abdurrahman Wahid yang ditentang olehMPR/DPR.
• Terjadinya skandal Buloggate danBruneigate.
• Terhentinya pemeriksaan terhadapmantan presiden Soeharto atasdugaan kasus korupsi.
• Terjadinya berbagai kerusuhan danperistiwa pemboman, sepertikerusuhan Poso dan Bom KedubesMalaysia di Kuningan, Jakarta.
B.J. Habibie Gus Dur
Masa Pemerintahan
Kekerasan antar etnis Dayak danMadura di Kalimantan.
Penghentian Bantuan Moneter olehIMF
Pemberlakuan Hari Imlek bagi etnisTionghoa.
Etnis Tionghoa diberikan kebebasansama seperti halnya warga negaralainnya.
Tanggal 29 Januari 2001, ribuandemonstran berkumpul di GedungDPR/MPR menuntut turunnyaPresiden Abdurrahman Wahid.
B.J. Habibie Gus Dur