optimasi proses pencampuran krim anti androgenetic...

109
OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO (Serenoa repens) DENGAN PERBANDINGAN KECEPATAN PUTAR DAN LAMA PENCAMPURAN: APLIKASI DESAIN FAKTORIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Giovanni Raditya NIM: 058114136 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC

ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO (Serenoa repens) DENGAN

PERBANDINGAN KECEPATAN PUTAR DAN LAMA PENCAMPURAN:

APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Giovanni Raditya

NIM: 058114136

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

ii

Skripsi

OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC

ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO (Serenoa repens) DENGAN

PERBANDINGAN KECEPATAN PUTAR DAN LAMA PENCAMPURAN:

APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

Yang diajukan oleh :

Giovanni Raditya

NIM: 058114136

telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt Tanggal: 27 Februari 2009

Page 3: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

iii

Page 4: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

iv

For Yesterdey is but a dream, And tomorrow only a vision;

But today, well lived, makes every yesterday A dream of happiness and every tomorrow

a vision hope. Look well, therefore, to this day.

From: the Sanskrit

Siapa yang memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi

minum, ia sendiri akan diberi minum. Siapa menaruh belas

kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan yang akan

membalas perbuatannya itu

(Amsal 11:25; Amsal 19:17)

Karya ini kupersembahkan untuk orang-orang yang kucintai

”Jesus Christ”,

Papa, Mama, Adikku Joshes,

Teman-teman Angkatan 2005,

dan Almamaterku

Page 5: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Giovanni Raditya

Nomor Mahasiswa : 058114136

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC

ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO (Serenoa repens) DENGAN

PERBANDINGAN KECEPATAN PUTAR DAN LAMA PENCAMPURAN:

APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 27 Februari 2009

Yang Menyatakan

(Giovanni Raditya)

Page 6: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

vi

PRAKATA

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Penyayang dan Pengasih atas

semua berkat dan penyertaan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan akhir dengan baik. Laporan akhir ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program

Studi Ilmu Farmasi (S. Farm).

Penulis memiliki banyak kesulitan dalam menyelesaikan laporan akhir ini.

Tetapi dengan adanya banyak bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan laporan akhir ini. Dengan segala kerendahan hati penulis ingin

mengucapkan terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan kepada:

1. Rita Suhadi, M. Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta

2. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis

3. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji atas kesediaannya

meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji

4. Romo Drs. Petrus Sunu Hardiyanta, S.J., S.Si, selaku dosen penguji yang

telah menguji sekaligus memberikan kritik dan saran kepada penulis

5. Rini Dwiastuti, S. Farm, Apt., atas masukan yang diberikan

6. Papa, Mama, dan adik atas dukungan dan cinta kasihnya

7. Teman-teman satu penelitian, Ester C. (Tini) dan Agus atas kerjasama dan

kebersamaannya di laboratorium

Page 7: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

vii

8. Semua anak-anak kost, Candra, Hendra, Adi, Angga, Hendro, Reza, Ivan,

Edward, dll untuk dukungannya

9. Mas Agung, Mba Ayu, Mba Tere, Mba Dewi, Mas Ryan, Mba Tika, Mba

Novi, Ci Ndhu yang telah membantuku dalam menyelesaikan laporan

akhir ini

10. Teman-teman angkatan 2005 khususnya teman-teman FST

11. Teman-teman angkatan 2005 terutama kelompok F atas suka dan duka

yang kita lewati bersama

11. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Iswandi, Mas Ottok, serta laboran-laboran

lain atas bantuannya selama penulis menyelesaikan laporan akhir

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan laporan akhir ini

Penulis menyadari bahwa dalam laporan akhir ini masih terdapat

kesalahan dan kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan

penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

semua pihak. Akhir kata semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca.

Penulis

Page 8: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Februari 2009

Penulis

Giovanni Raditya

Page 9: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. vi

PRAKATA ............................................................................................................ vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

INTISARI ........................................................................................................... xviii

ABSTRACT ........................................................................................................... xix

BAB I. PENGANTAR ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................................ 3

C. Keaslian Penelitian ......................................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA...................................................................... 5

Page 10: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

x

A. Masalah Rambut ............................................................................................. 5

B. Androgenetic Alopecia .................................................................................... 5

C. Saw Palmetto .................................................................................................. 6

1. Keterangan Botani ...................................................................................... 6

2. Deskripsi Umum ......................................................................................... 6

3. Komposisi Kimia ........................................................................................ 6

4. Fungsi ......................................................................................................... 7

5. Ekstrak Saw Palmetto ................................................................................. 7

6. Mekanisme Aksi ......................................................................................... 8

D. Krim ................................................................................................................ 9

1. Deskripsi Umum ......................................................................................... 9

2. Vanishing Krim ........................................................................................ 10

E. Pencampuran ................................................................................................. 13

F. Mixer ............................................................................................................. 13

G. Uji Sifat Fisik ............................................................................................... 15

H. Stabilitas Emulsi ........................................................................................... 16

1. Creaming................................................................................................... 16

2. Koalesen ................................................................................................... 17

3. Inversi ....................................................................................................... 17

I. Mikromeritik .................................................................................................. 18

J. Metode Desain Faktorial .......................................................................................... 21

K. Landasan Teori ............................................................................................. 23

L. Hipotesis ....................................................................................................... 25

Page 11: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

xi

BAB III. METODE PENELITIAN........................................................................ 26

A. Jenis Rancangan Penelitian .......................................................................... 26

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................... 26

1. Variabel Penelitian.................................................................................... 26

2. Definisi Operasional ................................................................................. 27

C. Alat dan Bahan ............................................................................................. 29

D. Alur Penelitian .............................................................................................. 29

E. Tata Cara Penelitian ...................................................................................... 30

1. Pembuatan Krim ....................................................................................... 30

a. Formula ................................................................................................ 30

b. Pembuatan Formula ............................................................................. 30

2. Uji Sifat Fisis dan Stabilitas Fisis Krim ................................................... 31

a. Uji Daya Sebar ..................................................................................... 31

b. Uji Viskositas ....................................................................................... 32

c. Uji Tipe Krim ....................................................................................... 32

d. Uji Mikromeritik (Ukuran Droplet) ..................................................... 34

e. Uji Persen Pemisahan ........................................................................... 34

F. Optimasi dan Analisis Data ........................................................................... 34

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 36

A. Pembuatan Krim ........................................................................................... 36

B. Pengujian Tipe Krim ..................................................................................... 37

1. Metode Pencucian ..................................................................................... 38

2. Metode Warna .......................................................................................... 38

Page 12: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

xii

3. Metode Pengenceran ................................................................................. 39

C. Sifat Fisik dan Stabilitas Krim Anti Androgenetic alopecia Ekstrak Saw

Palmetto ............................................................................................................. 39

1. Uji Daya Sebar .......................................................................................... 40

2. Uji Viskositas ........................................................................................... 44

3. Uji Stabilitas ............................................................................................. 47

a. Pergeseran Viskositas........................................................................... 47

b. Ukuran Droplet .................................................................................... 49

4. Pergeseran Ukuran Droplet....................................................................... 52

5. Persentase Pemisahan Krim Anti Androgenetic alopecia Ekstrak Saw

Palmetto ........................................................................................................ 55

D. Optimasi Proses ............................................................................................ 55

1. Daya Sebar ................................................................................................ 56

2. Viskositas .................................................................................................. 57

3. Pergeseran Viskositas ............................................................................... 58

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 61

A. Kesimpulan ................................................................................................... 61

B. Saran ............................................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 62

LAMPIRAN ........................................................................................................... 65

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................... 91

Page 13: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Perbandingan Penggunaan Gliserin dan Propilen glikol .......................... 12

Tabel II. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level ....

................................................................................................................................ 22

Tabel III. Percobaan Desain Faktorial ................................................................... 31

Tabel IV. Sifat Fisik dan Stabilitas Krim Anti Androgenetic alopecia Ekstrak Saw

Palmetto ................................................................................................... 39

Tabel V. Efek Kecepatan Putar mixer, Lama Pencampuran, dan Interaksi

Keduanya dalam Menentukan Sifat Fisik Krim Anti Androgenetic

alopecia Ekstrak Saw Palmetto ............................................................... 40

Tabel VI. Hasil Perhitungan Yate’s treatment pada Respon Daya Sebar .............. 43

Tabel VII. Hasil Perhitungan Yate’s treatment pada Respon Viskositas ............... 46

Tabel VIII. Hasil Perhitungan Yate’s treatment pada Respon Pergeseran

Viskositas ................................................................................................. 48

Tabel IX. Hasil Perhitungan Yate’s treatment pada Respon Ukuran Droplet........ 51

Page 14: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Propilenglikol ......................................................................... 11

Gambar 2. Struktur Gliserol ................................................................................... 12

Gambar 3. Planetary mixer .................................................................................... 15

Gambar 4. Sigma blade mixer ........................................................................................... 15

Gambar 5. Contoh grafik distribusi frekuensi ukuran partikel ............................. 21

Gambar 6. Vanishing Cream secara Mikroskopik ................................................. 38

Gambar 7. Grafik Hubungan Efek Faktor Kecepatan Putar Mixer, Lama

Pencampuran, dan Interkasinya terhadap Respon Daya Sebar (cm) 41

Gambar 8. Grafik Hubungan Efek Faktor Kecepatan Putar Mixer, Lama

Pencampuran, dan Interkasinya terhadap Respon Viskositas (d. Pa. s)45

Gambar 9. Grafik Hubungan Efek Faktor Kecepatan Putar Mixer, Lama

Pencampuran, dan Interkasinya terhadap Respon Pergeseran

Viskositas (%) ................................................................................. ..47

Gambar 10. Grafik Hubungan Efek Faktor Kecepatan Putar Mixer, Lama

Pencampuran, dan Interkasinya terhadap Respon Ukuran Droplet

(µm) .................................................................................................. 50

Gambar 11. Kurva Nilai Tengah Diameter Droplet vs % Frekuensi Formula (1)

................................................................................................................................ 52

Gambar 12. Kurva Nilai Tengah Diameter Droplet vs % Frekuensi Formula a .... 53

Gambar 13. Kurva Nilai Tengah Diameter Droplet vs % Frekuensi Formula b.... 53

Gambar 14. Kurva Nilai Tengah Diameter Droplet vs % Frekuensi Formula ab .. 54

Page 15: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

xv

Gambar 15. Kurva Nilai Tengah Diameter Droplet vs % Frekuensi Formula (1) –

ab ....................................................................................................... 54

Gambar 16. Contour Plot Daya Sebar Krim Anti Androgenetic alopecia Ekstrak

Saw Palmetto .......................................................................................................... 56

Gambar 17. Contour Plot Viskositas Krim Anti Androgenetic alopecia Ekstrak

Saw Palmetto .......................................................................................................... 57

Gambar 18. Contour Plot Pergeseran Viskositas Krim Anti Androgenetic alopecia

Ekstrak Saw Palmetto ....................................................................... 58

Gambar 19. Contour Plot Superimposed Krim Anti Androgenetic alopecia

Ekstrak Saw Palmetto ....................................................................... 60

Page 16: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) ............................................................ 65

Lampiran 2. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Saw Palmetto dan Data

Penimbangan ..................................................................................... 66

Lampiran 3. Notasi Desain Faktorial dan Percobaan Desain Faktorial ................. 67

Lampiran 4. Data Uji Sifat Fisis dan Stabilitas Fisis Krim Anti Androgenetic

alopecia Ekstrak Saw Palmetto ........................................................ 68

Lampiran 5. Perhitungan Persamaan Uji Daya Sebar ............................................ 72

Lampiran 6. Perhitungan Persamaan Uji Viskositas .............................................. 75

Lampiran 7. Perhitungan Persamaan Uji Pergeseran Viskositas ........................... 78

Lampiran 8. Perhitungan Efek Faktor Ukuran Droplet .......................................... 81

Lampiran 9. Yate’s Treatment ................................................................................ 82

Lampiran 10. Dokumentasi .................................................................................... 90

Page 17: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

xvii

INTISARI

Penelitian tentang optimasi proses pencampuran krim anti Androgenetic alopecia ekstrak Saw Palmeto (Serenoa repens) dengan perbandingan kecepatan putar dan lama pencampuran pada proses pencampuran ini bertujuan untuk menentukan proses pencampuran optimum dari formula optimum, mengetahui faktor dominan antara kecepatan putar, lama pencampuran, dan interaksi keduanya pada sifat fisik dan stabilitas fisik krim, serta menentukan area optimum pada proses pencampuran.

Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental dengan variabel eksperimental ganda (desain faktorial) dengan dua faktor yaitu kecepatan putar - lama pencampuran dan dua level yaitu level tinggi – level rendah. Proses pencampuran dioptimalkan pada sifat fisik (daya sebar, viskositas) dan stabilitas fisik (pergeseran viskositas setelah satu bulan penyimpanan, ukuran droplet, pergeseran ukuran droplet setelah satu bulan penyimpanan, dan persen pemisahan setelah satu bulan penyimpanan). Data diteliti secara statistik mempergunakan Yate’s treatment dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil kecepatan putar dan lama pencampuran diperoleh melalui uji sifat fisik dan stabilitas fisik krim. Lama pencampuran merupakan efek dominan pada daya sebar dan ukuran droplet, sementara interaksi antara kecepatan putar dan lama pencampuran adalah dominan pada viskositas dan pergeseran viskositas. Pada superimposed contour plot dapat ditemukan area optimum dari daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas. Area ini sebagai proses pencampuran yang optimum dari krim anti Androgenetic alopecia yang dipelajari. Kata kunci: kecepatan putar, lama pencampuran, krim anti Androgenetic

alopecia, Saw Palmetto, dan desain faktorial.

Page 18: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

xviii

ABSTRACT

The study of mixing process optimization of Saw Palmetto (Serenoa repens) extract anti Androegentic alopecia cream with mixing rate and mixing time as the mixing process were to determine the optimum mixing process from the optimum formula, to determine the dominant factor among mixing rate, mixing time, and its interaction on the physical properties and physical stabilities of cream, and to determine the optimum mixing process area of mixing processes.

This study was experimental research with double experimental design (factorial design) with two factor mixing time - mixing rate and two level which are high level-low level. The mixing processes was optimized on their physical properties (spreadability, viscosity) and their physical stabilities (viscosity shift over one month storage, globule size, globule size shift over one month storage, and the degree of coalescence over one month storage). The data were analyzed statistically using Yate’s treatment with 95% level of confidence.

The results show that the mixing rate and mixing time influence cream’s physical properties and physical stabilities. Mixing time was dominant on determining spreadability and globule size, while the interaction between mixing rate and mixing time were dominant on determining viscosity and viscosity shift. The superimposed contour plot finded the optimum area of spreadability, viscosity, and viscosity shift. The area was estimated as optimum mixing processes of anti Androgenetic alopecia cream on the level studied.

Keywords : mixing rate, mixing time, anti Androgenetic alopecia cream, Saw

Palmetto, and factorial design

Page 19: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

5

BAB I

PENGANTAR

A. Latar belakang

Ekstrak Saw Palmetto (Serenoa repens) telah terbukti efektif sebagai anti

Androgenetic alopecia. Penelitian mengenai formulasi sediaan krim anti

Androgenetic alopecia dengan ekstrak Saw Palmetto telah dilakukan oleh

Kusumastuti (2007) yang telah mendapat formula optimum krim anti

Androgenetic alopecia ekstrak Saw Palmetto. Proses pembuatan krim pada

penelitian sebelumnya dilakukan secara manual yaitu dengan pengadukan di

dalam mortir dan lama pencampuran belum ditentukan. Pencampuran yaitu proses

penting dalam pembuatan sediaan obat dengan tujuan mencapai homogenitas

partikel dalam sediaan (Voigt, 1994). Optimasi proses sediaan krim anti

Androgenetic alopecia ekstrak Saw Palmetto diperlukan untuk memperoleh

sediaan krim yang memenuhi kriteria sifat fisik, stabilitas, interaksi kecepatan

putar mixer dan lama pencampuran pada sediaan krim.

Proses pencampuran krim adalah proses dispersi dari fase minyak dan

fase air hingga terbentuk massa krim yang baik. Pada proses pembuatan krim

diberi perlakuan dengan dua macam energi, yaitu energi panas dan kinetik.

Energi panas berupa suhu dan energi kinetik berupa kecepatan putar yang juga

dipengaruhi oleh lama pencampuran.

Page 20: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

6

Banyak faktor yang mempengaruhi proses pencampuran, tetapi faktor

yang berpengaruh besar dan relatif dapat dikendalikan yaitu suhu pencampuran,

lama pencampuran, dan kecepatan putar. Dalam penelitian ini penulis memilih

untuk melakukan optimasi terhadap kecepatan putar dan lama pencampuran. Hal

ini dikarenakan selama proses pembuatan baik dari lama pencampuran dan

kecepatan putar yang digunakan akan ada gaya geser yang diberikan pada krim

yang memungkinkan terjadi perubahan sifat fisis krim. Gaya geser diaplikasikan

selama proses pencampuran bisa menghasilkan perbedaan kualitas dari produk

yang terbentuk (Amiji, 2003). Tingkat pencampuran tergantung pada lama

pencampuran meskipun pencampuran yang berlangsung lama tidak menjamin

tercapainya homogenitas ideal yang dikehendaki, karena proses pencampuran

maupun proses pemisahan pada saat yang sama berlangsung secara kompetitif dan

tetap (Voigt, 1994).

Dari uraian diatas, maka masih diperlukan penelitian lebih lanjut yaitu

optimasi proses sediaan krim anti Androgenetic alopecia dengan ekstrak Saw

Palmetto. Proses pembuatan meliputi lama pencampuran dan kecepatan putar.

Pada pencampuran secara mekanik ini alat yang digunakan adalah mixer (Sheth

dan Bandelin, 1992). Metode yang digunakan pada optimasi proses (kecepatan

putar dan lama pencampuran) krim dengan kombinasi humektan yaitu

propilenglikol dan gliserol adalah desain faktorial yang menyimpulkan dan

mengevaluasi secara obyektif efek besaran yang berpengaruh terhadap kualitas

sediaan. Dengan demikian, desain faktorial dapat diprediksi area kondisi antar

Page 21: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

7

lama pencampuran dan kecepatan putar optimum pada proses pembuatan sediaan

krim anti Androegentic alopecia ekstrak Saw Palmetto.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan diteliti adalah:

1. Apakah kecepatan putar, lama pencampuran, ataukah interaksi keduanya

yang lebih dominan dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas krim anti

Androgenetic alopecia ekstrak Saw Palmetto?

2. Apakah dapat diperoleh area optimum dari proses pencampuran kecepatan

putar dan lama pencampuran untuk menentukan proses pencampuran krim

anti Androgenetic alopecia ekstrak Saw Palmetto yang optimum?

C. Keaslian Penelitian

Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian tentang

Optimasi Proses Pencampuran Krim Anti Androgenetic alopecia ekstrak Saw

Palmetto (Serenoa repens) dengan Perbandingan Kecepatan Putar dan Lama

Pencampuran : Aplikasi Desain Faktorial belum pernah dilakukan.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan diperoleh :

a. Manfaat Teoritis

Menambah informasi bagi ilmu pengetahuan, khususnya bidang kefarmasian

mengenai aplikasi desain faktorial pada proses pencampuran krim.

Page 22: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

8

b. Manfaat Praktis

Untuk mengetahui efek antara kecepatan putar dan lama pencampuran dalam

menentukan sifat fisik dan stabilitas krim anti Androgenetic alopecia ekstrak

Saw Palmetto. Mengetahui proses pencampuran optimum berdasar

superimposed contour plot sifat fisik krim anti Androgenetic alopecia ekstrak

Saw Palmetto.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh yang dominan antara kecepatan putar, lama

pencampuran, atau interaksi keduanya yang lebih dominan dalam

menentukan sifat fisik dan stabilitas krim anti Androgenetic alopecia ekstrak

Saw Palmetto.

2. Mendapatkan are optimum dari kecepatan putar dan lama pencampuran

untuk menentukan proses pencampuran krim anti Androgenetic alopecia

ekstrak Saw Palmetto yang optimum.

Page 23: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

9

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Masalah Rambut

Salah satu masalah yang sering terjadi pada rambut adalah alopecia

(kerontokan rambut). Kebotakan akan terjadi apabila lepasnya rambut dari kulit

kepala melebihi batas normal, tidak dapat diatasi oleh pertumbuhan rambut yang

baru, dan keadaan ini berlangsung terus menerus dalam waktu yang lama

(Graham, 2002). Secara klinik ada 3 jenis alopecia, yaitu: alopecia areata, yaitu

kehilangan seluruh rambut pada satu atau beberapa bagian pada daerah kepala,

sehingga terlihat bercak botak di antara bagian lain yang rambutnya tumbuh

dengan baik; telogen effluvium, merupakan suatu keadaan dimana terjadi

keguguran rambut telogen pada masa dini dan dalam jumlah yang banyak; dan

alopecia androgenetic, disebabkan oleh pemendekan fase anagen dan

meningkatnya pergantian rambut ke fase telogen (Martodiharjo, 1991).

B. Androgenetic Alopecia

Androgenetic alopecia merupakan kebotakan yang biasa terjadi pada pria

maupun wanita. Hal ini diakibatkan oleh pengaruh androgen pada orang-orang

yang secara genetik lebih mudah terpengaruh. Kerontokan rambut biasanya mulai

dari bagian pelipis atau mahkota, tetapi rambut dapat habis sama sekali, kecuali

pada daerah belakang dan tepi. Rambut-rambut terminal secara progresif menjadi

Page 24: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

10

lebih tipis dan lebih kecil, sampai hanya tinggal beberapa rambut velus. Luas

daerah yang terkena dan lamanya proses sangat bervariasi (Graham, 2002).

C. Saw Palmetto

1. Keterangan Botani

Nama : Saw palmetto

Nama ilmiah : Sabal serrulata, Serenoa repens

Sinonim : Palmerita, Palmito of Mountain range, Serenoa

Famili : Arecaceae (Palmae)

Bagian yang digunakan: buah (Hellemont, 1986).

2. Deskripsi Umum

Saw Palmetto merupakan tanaman yang kecil, pohon palem yang

lebat berasal dari daerah pesisir pantai Atlantik (dari California Selatan hingga

Florida). Tanaman ini biasanya tumbuh dengan tinggi 6-10 kaki dan lebar 2-3

kaki, memiliki daun yang berduri dan berbentuk bundar, puncak pohon

berbentuk seperti kipas. Bagian yang mengandung sifat untuk pengobatan

berasal dari buahnya. Buah Saw Palmetto memiliki panjang 0,5-1 inci dengan

warna merah-kecoklatan hingga hitam dan berkerut (kisut), membujur, dan

memiliki diameter sekitar 0,5 inci (Sugg and Wiggins, 1999).

3. Komposisi Kimia

Buah Saw Palmetto mengandung sekitar 1,5% minyak yang

mengandung sterol jenuh dan tidak jenuh dan asam-asam lemak. Asam lemak

bebas (capric, caprylic, caproic, lauric, palmitic, dan asam oleat) terkandung

Page 25: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

11

sekitar 63% dalam minyak ini. Sisa dari minyak ini merupakan etilester dari

asam lemak dan sterol yang telah disebutkan di atas, terutama beta-sitosterol

dan glukosida. Buahnya juga mengandung karoten, lipase, tannin, dan gula

(Sugg and Wiggins, 1999).

4. Fungsi

Secara tradisional Saw Palmetto digunakan untuk pengobatan:

cystitis, bronchitis kronis, asma, diabetes, disentri, indigesti, dan

”underdevelopment breastst.” Penggunaan modern Saw Palmetto adalah untuk

terapi Benign prostatic hyperplasia (BPH) (Anonim, 1998).

5. Ekstrak Saw Palmetto

Mayoritas kandungan bioaktif dari Saw Palmetto adalah lipofilik dan

kemudian diekstraksi ke dalam bentuk minyak yang dapat diasimilasikan lebih

baik pada kulit. Hasil observasi ini menunjukkan bahwa ketika diaplikasikan

secara topikal. Saw Palmetto mungkin lebih baik penetrasi aplikasi ke kulit

kepala dan kemudian lebih efektif untuk pengobatan pada area dan organ

tubuh (Anonim, 2005c).

Saw Palmetto mengandung minyak dengan beberapa asam lemak,

meliputi capric, caprylic, caproic, lauric, oleic, dan asam palmitat dan

sejumlah besar fitosterol (beta-sitosterol, cycloartenol, stigmasterol, lupeol,

lupenone, dan 24-metil- cycloartenol), serta resin dan tanin. Asam-asam lemak

dan fitosterol inilah yang secara nyata memblok formasi dari enzim 5-alfa-

reduktase (Simonies, 2000).

Page 26: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

12

6. Mekanisme aksi

Hormon penyebab kerontokan rambut yaitu dihydrotestoteron

(DHT). Produk metabolisme pada testoteron adalah androsteinedion

.Testoteron dapat diubah menjadi DHT dengan bantuan enzim 5- alpha

reductase. Dua tipe enzim 5- alpha reductase, tipe I terdapat pada newborn

scalp, dalam kulit, dan hati. Tipe II terdapat pada genital skin, hati, dan

prostat. DHT adalah faktor utama penyebab kerontokan rambut. Kerontokan

rambut karena pengaruh hormon (androgenetic alopecia) pada pria lebih

tinggi dibandingkan wanita, hal ini disebabkan pria mempunyai tingkat DHT

yang lebih tinggi di kulit kepala, adanya testoteron.

Saw Palmetto memiliki 3 mekanisme aksi dalam mengatasi

Androgenetic Alopecia karena adanya DHT yaitu, yang pertama menghambat

kerja enzim 5-alpha reductase yang berfungsi membentuk DHT dari

kelebihan testoteron, dan yang kedua, menghambat ikatan antara DHT dengan

reseptor di kepala, dan yang ketiga, meningkatkan metabolisme dan ekskresi

DHT (Brian, 2000).

Beta-sitosterol yang merupakan kandungan aktif dari Saw Palmetto

telah dibuktikan dalam penelitian mampu memblok pengikatan DHT pada

reseptor androgen yang terdapat pada folikel rambut, dan juga berperan dalam

meningkatkan fungsi prostat (Anonim, 2005a). Penggunaan Saw Palmetto

secara per oral telah terbukti mampu menghambat pembentukan DHT di

prostat. Kandungan fitosterol sebesar 0,01%-0,5% telah dibuktikan dapat

Page 27: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

13

berefek sebagai anti androgenetic alopecia dalam sediaan topikal (Goodman,

2002).

D. Krim

1. Deskripsi Krim

Krim merupakan sistem emulsi sediaan semipadat dengan

penampilan tidak jernih. Konsistensi dan sifat rheologisnya tergantung pada

jenis emulsinya, apakah jenis air dalam minyak atau minyak dalam air, dan

juga pada sifat zat padat dalam fase internal (Lachman, 1994).

Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental yang

mengandung tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar.

Krim memiliki 2 tipe, yaitu krim tipe air minyak (A/M) dan krim minyak air

(M/A). Zat pengemulsi yang digunakan umumnya berupa surfaktan-surfaktan

anionik, kationik, dan nonionik. Krim tipe A/M digunakan sabun polivalen,

span, adeps lanae, cholesterol, dan cera. Krim tipe M/A digunakan sabun

monovalen seperti: triethanolamin stearat, natrium stearat, kalium stearat, dan

ammonium stearat. Zat antioksidan dan zat pengawet ditambahkan untuk

penstabil krim. Zat pengawet yang sering digunakan adalah nipagin 0,12 -

0,18% atau nipasol 0,02 – 0,05% (Anief, 2000).

Uji penentuan tipe emulsi perlu dilakukan untuk memastikan apakah

emulsi yang dibuat merupakan tipe M/A atau A/M. Uji yang paling sering dilakukan

adalah :

• Uji miscibility dalam minyak atau air. Emulsi hanya akan tercampur dengan

liquid yang memiliki fase kontinyu yang sama.

Page 28: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

14

• Uji staining. Menggunakan pewarna yang larut air atau larut minyak, yang pada

salah satunya akan terlarut, dan mewarnai fase kontinyu (Aulton, 2002).

Emulsi tipe M/A sering dibuat dengan teknik inversi-fase, dimana

fase air secara perlahan ditambahkan pada fase minyak selama pencampuran.

Jika ada bahan yang berupa solid, maka harus dilelehkan terlebih dahulu

sebelum pencampuran (Aulton, 2002).

Praktek yang umum dalam memformulasi emulsi adalah melarutkan

atau mendispersikan komponen lipofilik pada fase yang sesuai sebelum

emulsifikasi dilakukan. Komposisi yang larut minyak atau yang dapat

didispersikan dalam minyak dicampurkan pada fase minyak sedangkan

komposisi yang larut air atau yang dapat didispersikan dalam air dicampurkan

dalam fase air (Lieberman, 1996).

2. Vanishing Krim

Basis yang dapat dicuci dengan air adalah emulsi minyak di dalam

air, dan dikenal sebagai ”krim”. Basis vanishing krim termasuk dalam

golongan ini. Diberi istilah vanishing krim, karena umumnya merupakan

emulsi M/A yang mengandung sejumlah besar air dan asam stearat. Setelah

krim tersebut diaplikasikan, air menguap meninggalkan residu film tipis asam

stearat (Ansel, 1990). Basis yang dapat dicuci dengan air (tipe M/A) akan

membentuk suatu lapisan tipis yang semipermeabel, setelah air menguap pada

tempat yang digunakan (Lachman, 1994). Di dalam vanishing krim, humektan

digunakan untuk mencegah produk menjadi kering ketika diaplikasikan ke

kulit. Humektan dapat juga ditambahkan pada formula emulsi untuk

Page 29: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

15

mengurangi evaporasi air, baik ketika penutup produk dibuka maupun dari

permukaan kulit saat diaplikasikan. Jika digunakan segara topikal, konsentrasi

humektan yang tinggi dapat memindahkan lembab dari kulit, bahkan

membuatnya dehidrasi. Humektan yang digunakan adalah:

a. Propilenglikol

Propilenglikol berupa cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa

khas; praktis tidak berbau; menyerap air pada udara lembab. Dapat

bercampur dengan air, kloroform, dan aseton; larut dalam eter dan

beberapa minyak essential; tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak

lemak (Anonim, 1995). Propilenglikol mempunyai rumus molekul

C3H8O2

H3C CH

OH

H2C OH

dan memiliki berat molekul 76,10. Nama kimia propilenglikol

adalah Propan-1,2 diol, metal dan 1,2 dihidroksi propan (Anonim, 1979).

Gambar 1. Struktur Propilenglikol (Anonim, 1995)

Propilenglikol dapat berfungsi sebagai desinfektan, dan stabilizer.

Propilenglikol stabil pada pH 3-6. Pada tabel I dapat dilihat fungsi propilen

glikol dan gliserin dalam sediaan. Propilenglikol secara umum merupakan

material yang nontoksik, biasanya digunakan dalam makanan, obat dan

kosmetik. Penggunaan propilenglikol yang melebihi batas maksimal dalam

sediaan topikal dapat menyebabkan iritasi (Allen, 1999).

Page 30: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

16

Tabel I. Perbandingan Penggunaan Gliserin dan Propilenglikol

(Allen, 1999)

b. Gliserol

Gliserol merupakan cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna,

rasa manis, berbau khas lemah, higroskopik, dan netral terhadap lakmus.

Nama lain gliserol adalah gliserin dengan rumus molekul C3H8O3

H2C

OH

CH

OH

CH2

OH

dan

bobot molekul 92,09. Gliserol dapat bercampur dengan air dan etanol;

tidak larut dalam kloroform, dalam minyak lemak, dalam eter, dan dalam

minyak menguap. Penyimpanan gliserol dalam wadah tertutup rapat

(Anonim, 1995)

Penggunaan gliserol dalam bidang farmasi adalah sebagai pelarut

bahan-bahan farmasi; sebagai humectant, plasticizer, emollient dalam

sediaan topikal sehingga dapat digunakan untuk mempertahankan

kelembaban kulit (Anonim, 1995). Gliserol mempunyai sifat alir Newton

(Aulton, 2002).

Gambar 2. Struktur Gliserol (Anonim, 1995)

Page 31: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

17

E. Pencampuran

Pencampuran adalah salah satu proses penting dalam pembuatan sediaan

obat yang berfungsi untuk memungkinkan tercapainya homogenitas campuran

dari dua atau lebih bahan. Prinsip dasar pencampuran terletak pada penyusupan

partikel bahan yang satu di antara partikel bahan lainnya (Voigt, 1994).

Tingkat pencampuran tergantung pada lama pencampuran, meskipun

demikian pencampuran yang berlangsung lama tidak menjamin tercapainya

homogenitas ideal yang dikehendaki, sebab proses pencampuran maupun proses

pemisahan pada saat yang sama berlangsung secara kompetitif dan tetap (Voigt,

1994).

Prinsip mekanisme pencampuran cair-cair ada tiga, yaitu 1) Bulk

transport : merupakan analog dari convective mixing pada powder dimana pada

pencampuran ini terjadi gerakan sejumlah besar material dari satu tempat ke

tempat lain. 2) Turbulent mixing : terjadi dari gerakan secara acak dari molekul

yang dipaksa bergerak secara turbulen. 3) Molecular diffusion : merupakan analog

dari diffusion mixing dimana terjadi gerakan acak partikel secara individu, terjadi

redistribusi partikel-partikel (Aulton, 2002).

F. Mixer

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pemilihan mixer untuk

pencampuran sediaan semipadat adalah viskositas sediaan tersebut (Lachman,

1994). Sediaan semipadat umumnya memiliki viskositas yang cukup tinggi. Mixer

Page 32: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

18

yang sesuai adalah mixer yang elemen putarnya dapat menghasilkan gaya geser

yang cukup tinggi (Aulton, 2002).

Permasalahan yang sering muncul pada pencampuran semisolid pada

kenyataannya berbeda dengan pencampuran sediaan padat atau cair, sediaan

semisolid akan lebih sukar mengalir, dimana akan ditemukan daerah ”dead spots”.

Oleh karena itu harus digunakan mixer yang sesuai dengan pencampuran pada

sediaan semisolid (Aulton, 2002). Mixer yang digunakan untuk semisolid ada dua

macam yaitu:

1. Planetary mixer (Gambar 3), mixer tipe ini biasanya ditemukan pada dapur

rumah tangga atau organisasi yang lebih besar dengan prinsip yang sama

yang digunakan dalam industri. Pisau pencampur (mixing blade) terletak di

tengah dan terpasang pada lengan yang berputar. Terjadi perputaran ganda

yaitu perputaran pisau pada sumbunya dan perputaran lengan mengelilingi

mangkuk yang digunakan untuk mencampur. Jadi seperti perputaran bumi

pada porosnya sambil berputar mengelilingi matahari. Jarak yang cukup

dekat antara pengaduk mixer dengan wadah mixer cukup memberikan

gaya geser pada bahan yang terdapat pada dasar wadah, namun sekali

pengerokan juga perlu dilakukan supaya bahan-bahan tercampur dengan

baik (Aulton, 2002).

Page 33: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

19

Gambar 3. Planetary Mixer (Aulton, 2002)

2. Sigma blade mixer (Gambar 4), mixer yang kuat akan cocok digunakan

pada sediaan pasta padat (stiff pastes) dan salep. Pengaduk pada mixer ini

menggunakan gabungan dua pengaduk yang bentuknya menyerupai abjad

yunani yaitu Ʃ (sigma) (Aulton, 2002).

Gambar 4. Sigma blade mixer (Aulton, 2002)

G. Uji Sifat Fisik

1. Daya Sebar

Daya sebar berhubungan dengan sudut kontak antara sediaan dengan

tempat aplikasinya yang mencerminkan kelicinan (lubricity) sediaan tersebut,

Page 34: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

20

yang berhubungan langsung dengan koefisien gesekan. Daya sebar merupakan

karakteristik yang penting dari formulasi sediaan topikal dan bertanggung jawab

untuk ketepatan transfer dosis atau melepaskan bahan obatnya, dan kemudahan

penggunaannya (Garg et al., 2002).

2. Viskositas

Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk

mengalir, maka makin tinggi viskositas akan makin besar tahanannya (Martin,

1993).

H. Stabilitas Emulsi

Emulsi yang stabil adalah dimana droplet fase terdispersinya tetap

memiliki sifat asalnya dan terdistribusi secara merata dalam fase kontinyu.

Bermacam-macam ketidakstabilan emulsi yang ideal dapat terjadi.

1. Creaming

Creaming adalah pemisahan emulsi menjadi 2 bagian, dimana

bagian yang satu memiliki fase dispersi lebih banyak dari bagian yang

lain. Peningkatan creaming sangat memungkinkan terjadinya koalesen dari

droplet, karena kedua hal tersebut sangat erat hubungannya. Emulsi yang

mengalami creaming terlihat tidak elegan dan jika emulsi tidak digojog

secara cukup, ada kemungkinan pasien tidak mendapat dosis yang benar.

Dari hukum Stokes akan menunjukkan bahwa kecepatan terbentuknya

creaming dapat dikurangi dengan metode-metode berikut :

a. Produksi emulsi dengan ukuran droplet kecil

Page 35: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

21

b. Meningkatkan viskositas dari fase kontinyu

c. Mengurangi perbedaan densitas antara kedua fase

d. Mengontrol konsentrasi fase dispersi (Aulton, 2002).

Hukum Stokes sebagai berikut: F = −6 π.η.r.v dimana η=

viskositas fluida, r = radius bola, dan v = kecepatan benda. Hukum Stokes

berlaku bila :

1. Fluida tidak berolak (tidak terjadi turbulensi).

2. Luas penampang tabung tempat fluida cukup besar dibanding ukuran

bola.

2. Koalesen

Koalesen dari gelembung minyak pada emulsi M/A tertahan

dengan adanya lapisan emulsifier yang teradsorbsi kuat secara mekanis di

sekitar setiap gelembung. Dua gelembung yang saling berdekatan satu

sama lain akan menyebabkan permukaan yang berdekatan tersebut

menjadi rata. Perubahan dari bentuk bulat menjadi bentuk lain perbesaran

ukuran droplet menghasilkan pengecilan luas permukaan dan karenanya

mengurangi energi bebas permukaan total (Aulton, 2002).

3. Inversi

Inversi adalah peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe

emulsi M/A ke tipe A/M atau sebaliknya (Winfield, 2004).

Kondisi penyimpanan yang tidak sesuai juga dapat menyebabkan

ketidakstabilan emulsi. Peningkatan pergerakan dari pengemulsi akan

menghasilkan monolayer yang lebih luas, dan dengan demikian koalesen akan

Page 36: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

22

lebih mungkin terjadi. Beberapa agen pengemulsi makromolekuler dapat juga

terkoagulasi dengan meningkatnya temperatur. Pertumbuhan mikroorganisme

pada emulsi dapat menyebabkan kerusakan dan karena itulah penting untuk sebisa

mungkin melindungi produk tersebut dari adanya mikroorganisme selama

pembuatan, penyimpanan, dan pemakaian, dan karena itu produk mengandung

preservatif yang sesuai.

Uji stabilitas emulsi penting untuk mengetahui apakah sebuah emulsi

tetap stabil selama periode waktu tertentu, uji yang biasa dilakukan adalah :

• Uji makroskopik. Stabilitas fisik dari emulsi dapat diketahui dengan uji

derajat creaming atau koalesen yang terjadi pada periode waktu tertentu.

Ini dilakukan dengan menghitung rasio volume emulsi yang mengalami

pemisahan dibandingkan volume total emulsi.

• Analisis ukuran droplet. Jika rata-rata ukuran droplet meningkat seiring

bertambahnya waktu (bersamaan dengan penurunan jumlah droplet), dapat

diasumsikan bahwa koalesen adalah penyebabnya.

• Perubahan viskositas. Ditunjukkan bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi viskositas emulsi. Adanya variasi pada ukuran atau jumlah

droplet dapat dideteksi dengan perubahan viskositas secara nyata (Aulton,

2002).

I. Mikromeritik

Mikromeritik adalah ilmu dan teknologi tentang partikel kecil. Satuan

ukuran partikel yang sering digunakan dalam mikromeritik adalah micrometer

Page 37: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

23

(µm) yang sering disebut mikron. Bagian penting yang perlu diperoleh dari

partikel yaitu (1) bentuk dan luas permukaan partikel dan (2) ukuran partikel dan

distribusi ukuran partikel. Data tentang ukuran partikel diperoleh dalam diameter

partikel dan distribusi diameter (ukuran) partikel, sedangkan bentuk partikel

memberikan gambaran tentang luas permukaan spesifik partikel dan texture-nya

(kasar atau halus permukaan partikel) (Martin, 1993).

Ukuran partikel merupakan diameter rata-rata partikel dari suatu sampel,

dimana sifat sampel pada umumnya adalah polydisperse (heterogen) bermacam-

macam diameter dengan range atau rentang yang lebar. Sampel dengan ukuran

partikel yang sama disebut monodisperse tetapi sangat jarang ditemukan sampel

seperti ini. Dua metode dasar dalam mengetahui ukuran partikel yaitu metode

mikroskopik dan metode pengayakan. Metode mikroskopik merupakan metode

sederhana yang hanya menggunakan satu alat mikroskop yang bukan merupakan

alat yang rumit dan memerlukan penanganan yang khusus. Mikroskop biasa

digunakan dalam pengukuran ukuran partikel yang berkisar 0,2 µm sampai 10

µm. Di bawah mikroskop dimana partikel terlihat, diletakkan mikrometer untuk

memperlihatkan ukuran partikel tersebut. Partikel-partikel diukur sepanjang garis

tetap yang dipilih secara sembarang. Garis ini biasanya dibuat horizontal melewati

pusat partikel. Kerugian dari metode mikroskopik adalah bahwa garis tengah yang

diperoleh hanya dua dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan

lebar. Selain itu jumlah partikel yang harus dihitung sekitar 300-500 partikel agar

mendapat suatu perkiraan yang baik dari distribusi, sehingga metode ini

membutuhkan waktu dan ketelitian. Namun pengujian mikromeritik dari suatu

Page 38: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

24

sampel harus tetap dilakukan bahkan jika digunakan metode analisis ukuran

partikel yang lain, karena adanya gumpalan dari masing-masing partikel lebih dari

satu komponen sering kali dideteksi dengan metode mikroskopik (Martin, 1993).

Ukuran droplet yang semakin kecil menyebabkan luas permukaan

semakin luas, dengan semakin luas permukaan droplet, maka area yang

terabsorpsi oleh koloid juga semakin luas (Aulton,2002).

Edmunson telah menurunkan satu persamanan umum untuk ukuran

partikel rata-rata :

Dimana n adalah banyaknya partikel dalam satu kisaran ukuran yang titik

tengahnya, d adalah satu garis tengah ekivalen yang disebutkan sebelumnya. P

adalah suatu indeks yang dihubungkan pada ukuran dari masing-masing partikel,

karena d dipangkatkan p= 1, p= 2, atau p= 3 adalah suatu pernyataan dari masing-

masing panjang, permukaan atau volume partikel. Untuk suatu kumpulan partikel,

frekuensi dengan mana suatu partikel dalam suatu kisaran ukuran tertentu

dinyatakan oleh ndf

Jika jumlah atau berat partikel yang terletak dalam suatu kisaran ukuran

tertentu diplot terhadap kisaran ukuran atau ukuran partikel rata-rata, akan

diperoleh kurva distribusi frekuensi. Grafik kurva distribusi frekuensi biasa

ditunjukkan seperti pada gambar :

. Bila indeks frekuensi (f) mempunyai harga 0, 1, 2, atau 3,

maka distribusi frekuensi ukuran masing-masing dinyatakan dalam jumlah total

partikel, panjang partikel, permukaan partikel atau volume partikel tersebut

(Martin,1993).

Page 39: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

25

Gambar 5. Contoh grafik distribusi frekuensi ukuran partikel (Martin, 1993)

Plot ini memberikan gambaran yang jelas dari distribusi bahwa suatu

garis tengah rata-rata tidak dapat dicapai. Hal ini perlu diperhatikan karena

mungkin saja terdapat dua sampel yang garis tengah atau diameter rata-ratanya

sama tetapi distribusi berbeda. Ukuran partikel berapa yang sering muncul atau

terjadi pada sampel yang disebut modus dapat terlihat dari kurva distribusi

frekuensi. Metode lain yang sering digunakan dalam menampilkan data adalah

dengan memplotkan persentase kumulatif di atas atau di bawah suatu ukuran

tertentu terhadap ukuran partikel (Martin, 1993).

J. Metode Desain Faktorial

Desain faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi yaitu teknik untuk

memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih

variabel bebas. Model yang diperoleh dari analisis tersebut berupa persamaan

matematika. Desain faktorial dua level berarti ada dua faktor (misal A dan B)

yang masing-masing faktor diuji pada dua level yang berbeda yaitu level rendah

Page 40: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

26

dan level tinggi. Dengan desain faktorial dapat didesain suatu percobaan untuk

mengetahui faktor yang dominan berpengaruh secara signifikan terhadap suatu

respon (Bolton, 1990).

Optimasi campuran dua bahan (berarti ada dua faktor) dengan desain faktorial

(two level factorial design) dilakukan berdasarkan rumus:

Y = bo + b1X1 + b2X2 + b12X1X2……………………………………….(1)

Dengan: Y = respon hasil atau sifat yang diamati

X1, X2 = level bagian A, level bagian B

bo, b1, b2, b12 = koefisien dapat dihitung dari hasil percobaan

bo = rata-rata hasil semua percobaan

b1, b2, b12 = koefisien yang dihitung dari hasil percobaan

Pada desain faktorial dua level dan dua faktor diperlukan empat

percobaan (2n

Percobaan

= 4, dengan 2 menunjukkan level dan n menunjukkan jumlah

faktor). Penamaan formula untuk jumlah percobaan = 4 adalah formula (1) untuk

percobaan I, formula a untuk percobaan II, formula b untuk percobaan III, dan

formula ab untuk percobaan IV. Respon yang ingin diukur harus dapat

dikuantitatifkan (Bolton, 1990).

Rancangan percobaan desain faktorial sebagai berikut:

Tabel II. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level

Faktor A Faktor B Interaksi 1 - - + a + - - b - + - ab + + +

Keterangan:

(-) = level rendah

Page 41: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

27

(+) = level tinggi

Percobaan (1) = faktor A level rendah, faktor B rendah

Percobaan a = faktor A level tinggi, faktor B rendah

Percobaan b = faktor A level rendah, faktor B tinggi

Percobaan ab = faktor A level tinggi, faktor B tinggi

Berdasarkan persamaan tersebut dengan substitusi secara matematis,

dapat dihitung besarnya efek masing-masing faktor, maupun efek interaksi.

Besarnya efek dapat dicari dengan menghitung selisih antara rata-rata respon pada

level tinggi dan rata-rata respon pada level rendah. Konsep perhitungan efek

menurut Bolton (1990) sebagai berikut:

Efek faktorial I = [(a-(1)) + (ab-b)] / 2

Efek faktorial II = [(b-(1)) + (ab-a)] / 2

Efek faktorial III = [(ab-b) + (a-(1))] / 2

Desain faktorial memiliki beberapa keuntungan. Metode ini memiliki

efisiensi yang maksimum untuk memperkirakan efek yang dominan dalam

menentukan respon. Keuntungan utama desain faktorial adalah bahwa metode ini

memungkinkan untuk mengidentifikasi efek masing-masing faktor, maupun efek

interaksi antar faktor. Metode ini ekonomis, dapat mengurangi jumlah penelitian

jika dibandingkan dengan meneliti dua efek faktor secara terpisah (Bolton, 1990).

K. Landasan Teori

Pencampuran merupakan salah satu kriteria penting yang perlu

diperhatikan agar diperoleh sediaan krim yang memiliki sifat fisik dan stabilitas

Page 42: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

28

sesuai dengan syarat sediaan yang ditentukan. Sifat fisik dan karakteristik dari

senyawa dan campurannya, metode preparasi (kecepatan pencampuran, tipe

peralatan), lama pencampuran, dan sifat reologis dari formulasi mempengaruhi

hasil yang didapat (Lieberman, 1996).

Tingkat pencampuran tergantung pada lama pencampuran meskipun

pencampuran yang berlangsung lama tidak menjamin tercapainya homogenitas

ideal yang dikehendaki, karena proses pencampuran maupun proses pemisahan

pada saat yang sama berlangsung secara kompetitif dan tetap (Voigt, 1994).

Proses pencampuran sediaan krim diberi dua perlakuan yaitu energi panas dan

energi kinetik. Energi panas dapat berupa suhu yang ditentukan sedangkan energi

kinetiknya adalah kecepatan putar yang akan dioptimasi.

Sifat fisis emulsi tidak hanya dipengaruhi oleh temperatur, tapi oleh

banyak faktor lain seperti kecepatan geser (kecepatan putar), tegangan geser,

tegangan, waktu (lama pencampuran), dan pengukuran geometris (Nielloud,

2000).

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pencampuran seperti

kecepatan putar, jenis alat pencampuran, lama pencampuran, sifat reologi dari

masing-masing bahan dan tegangan geser maka dipilih faktor-faktor yang paling

berpengaruh dan dapat dikendalikan untuk mencapai proses pencampuran optimal

adalah kecepatan putar dan lama pencampuran. Optimasi lama pencampuran dan

kecepatan putar dipilih karena faktor-faktor ini merupakan faktor yang penting

dalam proses pencampuran untuk mendapatkan hasil sediaan yang baik. Sifat fisis

dari formula dilihat dari formula yang memiliki daya sebar dan viskositas yang

Page 43: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

29

baik sehingga dalam pada kulit konsistensinya tidak terlalu encer dan tidak terlalu

kental. Stabilitas formula dilihat dari formula yang memiliki kestabilan selama

penyimpanan.

L. Hipotesis

Hipotesis yang diambil pada penelitian ini adalah:

Hi(1) : efek daya sebar, viskositas, pergeseran viskositas, dan ukuran droplet

dari kecepatan putar level rendah berbeda dengan kecepatan putar level tinggi,

efek daya sebar, viskositas, pergeseran viskositas, dan ukuran droplet dari lama

pencampuran level rendah berbeda dengan lama pencampuran level tinggi, dan

ada interaksi antara kecepatan putar dengan lama pencampuran.

Hi(2)

: dapat ditemukan area proses pencampuran optimum dari kecepatan putar

dan lama pencampuran untuk memperoleh proses pencampuran krim anti

Androgenetic alopecia ekstrak Saw Palmetto.

Page 44: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental murni yang

bersifat eksploratif dengan desain penelitian secara desain faktorial.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a) Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah

• Level rendah dan level tinggi kecepatan putar masing-masing 400 rpm

dan 600 rpm

• Level rendah dan level tinggi lama pencampuran masing-masing 5

menit dan 15 menit

b) Variabel Tergantung dalam penelitian ini adalah daya sebar, uji

viskositas, dan stabilitas (pergeseran viskositas, ukuran droplet,

pergeseran ukuran droplet, dan persen pemisahan).

c) Variabel Pengacau Terkendali dalam penelitian ini adalah lama

penyimpanan dan wadah penyimpanan.

d) Variabel Pengacau Tak Terkendali dalam penelitian ini adalah suhu

penyimpanan dan kelembaban saat penelitian.

Page 45: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

27

2. Definisi Operasional

a) Krim anti Androgenetic alopecia adalah sediaan semipadat yang dibuat

dari ekstrak Saw Palmetto dan humektan (propilenglikol dan gliserol)

dengan formula optimum yang telah ditentukan dan dibuat sesuai dengan

prosedur pembuatan krim pada penelitian ini.

b) Ekstrak Saw Palmetto adalah ekstrak kering dari buah Saw Palmetto yang

berupa serbuk halus yang bersifat higroskopis dan mengandung sejumlah

besar fitosterol.

c) Pencampuran adalah proses pendistribusian bahan satu ke bahan yang lain.

d) Faktor adalah proses pencampuran yang dilakukan (lama pencampuran

dan kecepatan putar mixer).

e) Sifat fisik krim adalah parameter untuk mengetahui kualitas fisik krim,

dalam penelitian ini meliputi uji viskositas dan daya sebar

f) Stabilitas fisik krim adalah parameter untuk mengetahui tingkat kestabilan

krim, dalam penelitian ini meliputi perubahan viskositas, ukuran droplet,

pergeseran ukuran droplet, dan persen pemisahan.

g) Daya sebar optimal adalah daya sebar yang mendukung kemudahan krim

untuk dioleskan saat diaplikasikan di kulit kepala. Daya sebar optimal

dalam penelitian ini adalah 5 - 7 cm.

h) Viskositas optimal adalah viskositas yang mendukung kemudahan krim

diisikan ke dalam wadah dan dikeluarkan saat diaplikasikan di kulit

kepala. Viskositas optimal dalam penelitian ini adalah 90-110 d.Pa.s.

Page 46: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

28

i) Pergeseran viskositas (%) adalah selisih viskositas setelah 1 bulan dengan

viskositas segera setelah dibuat dibagi viskositas segera setelah dibuat

dikali 100%. Pergeseran viskositas yang optimal dalam penelitian ini

adalah ≤ 10%

j) Desain faktorial adalah metode optimasi yang memungkinkan untuk

mengetahui efek kecepatan putar dan lama pencampuran dalam

menentukan sifat fisik krim anti Androgenetic alopecia.

k) Respon adalah besaran yang akan diamati perubahan efeknya, besarnya

dapat dikuantitatifkan. Dalam penelitian ini adalah hasil percobaan sifat

fisik krim (daya sebar dan viskositas) dan stabilitas krim (pergeseran

viskositas dan distribusi ukuran droplet).

l) Efek adalah respon yang disebabkan variasi level dan faktor. Besarnya

efek dapt dicari dengan menghitung selisih antara rata-rata respon pada

level tinggi dan rata-rata respon pada level rendah.

m) Contour plot adalah grafik yang digunakan untuk memprediksi area

optimum formula berdasar satu parameter kualitas krim anti Androgenetic

alopecia ekstrak Saw Palmetto.

n) Superimposed contour plot adalah penggabungan garis–garis pada daerah

optimum yang telah dipilih pada uji daya sebar, viskositas dan pergeseran

viskositas.

o) Area optimum adalah area kondisi yang menghasilkan krim dengan daya

sebar 5 sampai 7cm, viskositas 90 sampai 110 d Pa.s, dan persen

pergeseran viskositas (setelah penyimpanan 1 bulan) ≤ 10 %

Page 47: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

29

C. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan adalah ekstrak Saw Palmetto, asam stearat, cetyl

alkohol, trietanolamin, propilenglikol, natrium hidroksida, gliserol, aquadest,

nipagin, dan parfum.

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Mixer (Philips modifikasi

oleh Laboratorium Semi-Solid Universitas Sanata Dharma), waterbath,

mikroskop, thermometer, gelas pengaduk, cawan porselin, timbangan, gelas objek

dan gelas penutup, kaca bulat berskala, penggaris, stopwatch dan Viscometer seri

VT 04 (RION-JAPAN).

D. Alur Penelitian

Pencampuran formula krim dengan ekstrak Saw Palmetto

dengan variasi kecepatan putar dan lama pencampuran

1. Uji Sifat fisik meliputi:

Daya sebar dan viskositas segera setelah dibuat

2. Uji Stabilitas:

perubahan viskositas, ukuran droplet, pergeseran

ukuran droplet, dan persen pemisahan

Optimasi dengan menggunakan metode desain faktorial

Area proses pencampuran yang optimum terbatas pada level

kecepatan putar dan lama pencampuran dengan menggunakan

metode contour plot dan contour plot superimposed

Page 48: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

30

E. Tata Cara Penelitian

1. Pembuatan Krim

a. Formula

Eksipien yang dipilih sebagai basis sediaan krim mengacu pada

Vanishing creams dalam Practical Cosmetic Science Cream Preparation

(Young, 1972) dan dalam penelitian optimasi proses ini digunakan formula

hasil modifikasi yang sudah optimal (Kusumastuti, 2007) sebagai berikut :

a) Stearic acid 9,0

Cetyl alcohol 0,423

Triethanolamin 0,9

Propilenglikol 12,5

b) Sodium hydroxide 0,2

Glycerine 6,5

Aquadest 60,0

Nipagin 0,15

c) Saw Palmetto 16,7

d) Perfume 0,36 (40 tetes)

b. Pembuatan formula

Asam stearat, cetyl alcohol, trietanolamin, dan propilenglikol (fase

minyak) dicampurkan dalam satu cawan porselin. Sodium hydroxide,

glyserin, aquadest dan nipagin (fase air) dicampur dalam satu cawan

Page 49: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

31

porselin. Fase air dipanaskan terlebih dahulu di atas waterbath sampai

suhunya 50oC, selanjutnya memanaskan fase minyak hingga suhu 75oC di

atas waterbath dan fase air hingga suhu 80oC. Fase minyak dituang ke dalam

wadah pencampuran yang suhunya telah diatur yaitu 60oC, selanjutnya

dituang segera fase air, dan dicampurkan di atas waterbath menggunakan

mixer pada kecepatan (400-600rpm) selama 5-15 menit pada suhu 60o

Proses

C.

Basis krim dipindahkan dari atas waterbath, masukkan ekstrak Saw

Palmetto ke dalam basis krim dan diteteskan perfume yaitu minyak mawar

pada penelitian ini sebanyak 0,36 ml (40 tetes) kemudian mixer hingga

homogen (± 2 menit).

Tabel III. Percobaan Desain Faktorial Kecepatan Putar

(rpm) Lama Pencampuran

(menit) (1) 400 5 a 600 5 b 400 15 ab 600 15

2. Uji Sifat Fisis dan Stabilitas Fisis Krim

a. Uji Daya Sebar

Uji daya sebar sediaan krim anti Androgenetic alopecia ekstrak

Saw Palmetto dilakukan langsung setelah pembuatan. Krim ditimbang

seberat 1,0 gram, diletakkan di tengah kaca bulat berskala. Di atas krim

diletakkan kaca bulat lain dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan

pemberat 125 gram, didiamkan selama 1 menit, kemudian dicatat

penyebarannya (Garg, 2002). Pengujian dan pengukuran dilakukan pada

keempat formula sebanyak 6 kali.

Page 50: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

32

b. Uji Viskositas

Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscometer Rion seri VT

04. Cara: krim ditimbang 100 gram dalam wadah dan dipasang pada

portable viscotester. Viskositas krim diketahui dengan mengamati gerakan

jarum penunjuk viskositas (Instruction Manual Viscotester VT-04E). Uji ini

dilakukan dua kali, yaitu segera setelah krim selesai dibuat dan setelah

disimpan selama 1 bulan.

Stabilitas sediaan krim ditunjukkan dengan nilai pergeseran

viskositas yang dihitung dengan rumus :

% pergeseran viskositas = 100% X |hari 2 viskositas

hari 30 viskositashari 2 viskositas| −

Pengujian dan pengukuran dilakukan pada keempat formula

sebanyak 6 kali.

c. Uji Tipe Krim

Untuk penentuan jenis emulsi terdapat sejumlah cara pengujian

yang berguna. Kesulitan dari penentuan jenis emulsi diberikan sebagian

besar pada emulsi dengan bagian fase minyak yang sangat tinggi (Voigt,

1994).

1) Metode Warna

Beberapa tetes suatu larutan bahan pewarna dalam air (metilen

biru) dicampurkan ke dalam suatu contoh emulsi. Jika seluruh emulsi

bewarna seragam, maka terdapat suatu emulsi dari jenis M/A, oleh

karena air adalah fase luar. Contoh sebaliknya dapat dibuat dengan

Page 51: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

33

bahan pewarna larut lipoid, misalnya dengan beberapa tetes suatu

larutan Sudan III dalam minyak. Suatu pewarnaan homogen dengan ini

semata-mata berlangsung pada emulsi A/M, oleh karena bahan pewarna

larut lipoid hanya mampu melintasi fase minyak yang tertutup untuk

diwarnai. Metode warna dapat menguntungkan juga di bawah

penggunaan mikroskop (Voigt, 1994).

2) Metode Pengenceran

Sedikit air diberikan ke dalam sebuah sampel krim (1-2 gram)

dan setelah pengocokan atau pengadukan diperoleh kembali suatu

emulsi homogen, maka terdapat jenis M/A. Sebuah contoh

dicampurkan minyak, dalam kasus ini mengarahkan kepada pecahnya

emulsi. Pada jenis A/M hasilnya akan kebalikannya. Metode

pengenceran juga dapat dilakukan sebagai berikut : 1 tetes emulsi

diberikan ke dalam air dan tetes emulsi secara cepat terdistribusi

(kadang-kadang wadahnya dikocok perlahan), maka terdapat emulsi

M/A, 1 tetes suatu emulsi A/M tertinggal pada permukaaan air (Voigt,

1994).

3) Percobaan Pencucian

Hanya emulsi M/A yang dapat mudah dicuci dengan air dari

tangan atau barang. Penghilangan suatu emulsi A/M menurut

pengalaman sering menunjukkan kesulitan yang sangat berarti (Voigt,

1994).

Page 52: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

34

d. Uji Mikromeritik (Ukuran droplet)

Sejumlah krim dioleskan pada gelas objek kemudian diletakkan

meja benda pada mikroskop. Ukuran droplet diamati yang terdispersi pada

krim. Menggunakan perbesaran lemah untuk menentukan objek yang akan

diamati kemudian diganti dengan perbesaran kuat. Diameter terjauh diukur

dari tiap droplet sejumlah 500 droplet (Martin, 1993). Pengujian dan

pengukuran dilakukan pada keempat formula sebanyak 6 kali setelah

pembuatan dan setelah 1 bulan penyimpanan.

e. Uji Persen Pemisahan

Uji persen pemisahan dilakukan dengan menghitung ratio volume

emulsi yang memisah dibanding volume total emulsi (Aulton, 2002).

Pengujian dan pengukuran dilakukan pada keempat formula sebanyak 1

kali.

F. Optimasi dan Analisis Data

Data yang terkumpul adalah data uji daya sebar, viskositas, pergeseran

viskositas, ukuran droplet, pergeseran ukuran droplet, dan persen pemisahan.

Dengan metode desain faktorial dapat dihitung besarnya efek kecepatan putar

mixer, lama pencampuran, dan interaksinya sehingga dapat diketahui faktor yang

dominan dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas. Area komposisi optimum

kecepatan putar mixer dan lama pencampuran diperoleh dari penggabungan

contour plot masing-masing respon yang dikenal dengan superimposed contour

Page 53: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

35

plot. Area yang diperoleh selanjutnya diprediksi sebagai area komposisi optimum

terbatas pada level yang diteliti.

Analisis statistik teknik Yate’s treatment dilakukan untuk mengetahui

signifikasi dari setiap faktor dan interaksi dalam mempengaruhi respon. Hal

tersebut dapat dilihat dari harga F hitung dan F tabel. Sebelum itu dilakukan

hipotesis terlebih dahulu, hipotesis alternatif (H1) bahwa efek kecepatan putar

level rendah berbeda dengan level tinggi, efek lama pencampuran level rendah

berbeda dengan level tinggi, dan ada interaksi antara kecepatan putar dan lama

pencampuran sedangkan H0 negasi dari H1 yang menyatakan efek kecepatan

putar level rendah tidak berbeda dengan level tinggi, efek lama pencampuran level

rendah tidak berbeda dengan level tinggi, dan tidak ada antar keduanya. H1

diterima dan H0 ditolak bila harga F hitung lebih besar daripada harga F tabel

yang berarti bahwa faktor berpengaruh signifikan terhadap respon. F tabel

diperoleh dari Fα (numerator, denominator) dengan taraf kepercayaan 95%.

Derajat bebas dan interaksi sebagai numerator yaitu 1. Angka 1 ini didapatkan

karena tiap faktor memiliki 1 interaksi. Derajat bebas experimental error sebagai

denominator yaitu 15. Angka 15 ini didapatkan berdasarkan dari rumus n-1,

sehingga diperoleh harga F tabel untuk faktor dan interaksi pada semua respon

adalah F0,05(1, 15)

= 4,54.

Page 54: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan Krim

Formula ini dibagi menjadi 4 fase yaitu kelompok A (fase minyak) yang

terdiri dari stearic acid, cetyl alcohol, triethanolamin (TEA), dan propilen glikol

(PG). Kelompok B (fase air) terdiri dari natrium hidroksida (NaOH), gliserin,

aquadest, dan nipagin. Kelompok C adalah bahan aktif dari krim anti

Androgenetic alopecia, yaitu ekstrak Saw Palmetto. Pada kelompok D yaitu

parfum dalam bentuk minyak mawar. Krim anti Androgenetic alopecia ini

termasuk krim jenis M/A. Proses pembuatan krim sebagai berikut, campur stearic

acid, cetyl alcohol, triethanolamin (TEA), dan propilenglikol (PG) (fase minyak)

ke dalam satu cawan porselin, lalu campur natrium hidroksida (NaOH), gliserin,

aquadest, dan nipagin (fase air) pada cawan porselin yang lain.

Fase air dipanaskan terlebih dahulu di atas waterbath hingga suhu 50oC,

selanjutnya panaskan fase minyak hingga suhu 75 oC di atas waterbath dan fase air

hingga pada suhu 80oC. Hal ini dimaksudkan agar pencampuran ke-2 fase ini

dalam wadah pencampuran di atas waterbath dapat terjadi pada suhu yang sama

(80oC). Fase minyak dituang ke dalam wadah yang telah disiapkan, selanjutnya

tuang segera fase air, dan mencampurkan dengan mixer pada kecepatan (400-600

rpm) selama 5-15 menit pada suhu 60oC hingga homogen. Pada penelitian ini

memakai suhu 60oC karena pada suhu tersebut telah terbentuk sediaan krim secara

visual. Setelah itu ditambahkan ekstrak Saw Palmetto dalam basis krim dan

Page 55: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

37

teteskan minyak parfum sebanyak 0,36 ml (40 tetes) sambil terus dilakukan

pencampuran dengan menggunakan mixer hingga homogen (± 2menit).

Faktor yang dioptimasi dalam optimasi proses sediaan krim anti

Androgenetic alopecia ekstrak Saw palmetto adalah kecepatan putar dan lama

pencampuran. Lama pencampuran yang dipakai adalah 5 menit (level rendah) dan

15 menit (level tinggi) sedangkan kecepatan putar yang dipakai adalah 400 rpm

(level rendah) dan 600 rpm (level tinggi), dimana pada menit ke-5 dengan

kecepatan putar 400 rpm sudah tercapai masa krim (terlihat secara visual) dan

dilanjutkan proses pembuatan krim selama 10 menit dengan menggunakan

kecepatan putar 600 rpm masih terbentuk masa krim (secara visual). Pada

kecepatan yang semakin tinggi, konsistensi krim lebih encer. Jadi jika level tinggi

kecepatan terlalu besar maka krim akan terlalu encer dan viskositasnya tidak akan

masuk dalam range viskositas optimum, pada viskositas yang terlalu tinggi krim

anti Androgenetic alopecia mengalami foaming. Hal ini berdasarkan hasil

orientasi yang telah dilakukan, sebelum dilakukan optimasi proses.

B. Pengujian Tipe Krim

Vanishing cream yang dibuat berasal dari formula standar vanishing

cream dalam Practical Cosmetic Science Cream Preparation (Young, 1972)

sudah dimodifikasi oleh Kusumastuti (2007). Formula yang diperoleh merupakan

formula krim tipe M/A. Formula ini dimodifikasi dengan dasar pertimbangan

ketersediaan bahan (ekstrak) dan harga bahan. Formula tersebut dibuat dengan

orientasi formula untuk didapatkan konsistensi yang baik. Formula hasil orientasi

Page 56: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

38

tersebut kemudian diuji tipe krimnya, apakah sesuai dengan formula milik

Kusumastuti (2007) yaitu tipe M/A.

Pada penelitian ini, uji yang dilakukan adalah:

1. Metode Pencucian

Uji ini dilakukan dengan dicuci air dari tangan atau barang. Krim

tipe M/A hanya dapat mudah dicuci dengan air dari tangan atau barang.

Penghilangan suatu emulsi A/M menurut pengalaman sering menunjukkan

kesulitan yang sangat berarti (Voigt, 1994). Krim yang diuji cepat hilang

setelah dicuci dengan air. Dari hasil ini membuktikan bahwa krim yang diuji

merupakan krim tipe M/A.

2. Metode Warna

Uji dilakukan dengan meletakkan sedikit krim pada kaca objek,

lalu ditetesi dengan metilen blue. Metilen blue larut dalam air. Emulsi

berwarna seragam yang diamati di mikroskop terdapat suatu emulsi dari

jenis M/A, oleh karena air adalah fase luar. Hal ini membuktikan bahwa

pewarna yang dipakai metilen blue larut pada bagian air, yang pada krim di

bagian tepi, yang menandakan bahwa fase kontinu merupakan air. Krim

tersebut merupakan krim tipe M/A.

Gambar 6. Vanishing Cream secara Mikroskopik (Perbesaran 40x10)

Page 57: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

39

3. Metode Pengenceran

Uji ini dilakukan dengan menambahkan sedikit air ke dalam krim

yang diuji kemudian dikocok atau diaduk. Saat ditambahkan air, krim

tersebut terencerkan oleh air dan diperoleh kembali suatu emulsi homogen.

Maka dari hasil uji ini disimpulkan bahwa krim tersebut merupakan krim

jenis M/A.

C. Sifat Fisik dan Stabilitas Krim Anti Androgenetic alopecia Ekstrak Saw

Palmetto

Sediaan yang berkualitas baik harus memiliki persyaratan sifat fisik dan

stabil pada penyimpanan. Uji sifat fisik yang dilakukan meliputi uji daya sebar

dan uji viskositas. Stabilitas fisis krim yang dilakukan meliputi uji pergeseran

viskositas yang diamati setelah penyimpanan selama 1 bulan, distribusi ukuran

droplet, pergeseran ukuran droplet setelah penyimpanan 1 bulan, dan uji persen

pemisahan sebagai gambaran dari stabilitas fisik krim yang dibuat. Uji ini

dilakukan untuk mengetahui krim yang dibuat apakah memenuhi syarat sediaan

krim yang baik dan dapat diterima oleh masyarakat.

Tabel IV. Sifat Fisik dan Stabilitas Krim Anti Androgenetic alopecia Ekstrak Saw Palmetto

Formula Daya Sebar Viskositas Awal (d.Pa.s)

Pergseran Viskositas(%)

Respon (µm) Modus Ukuran Droplet

(1) 6,36±0,35 100±13,42 -7,5±2,43 66,72±12,29 A 6,81±0,34 106,67±6,06 -7,03±7,31 55,9±0.44 B 7,59±0,33 118,33±9,31 -7,04±6,45 52,13±6.45

Ab 7,56±0,23 98,33±8,16 -11,86±10,25 54,22±5.10

Page 58: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

40

Pada penelitian ini, faktor dominan antara kecepatan putar, lama

pencampuran, atau interaksi antar keduanya dalam menentukan daya sebar,

viskositas, pergeseran viskositas, dan ukuran droplet krim anti Androgenetic

alopecia ekstrak Saw Palmetto diketahui dari perhitungan, yaitu:

1. Desain faktorial adalah efek rata-rata dari setiap faktor maupun interaksinya

untuk melihat pengaruh tiap faktor dan interaksinya terhadap besarnya

respon. Perhitungan ini memuat arah respon.

2. Yate’s treatment adalah suatu teknik analisis secara statistik untuk menilai

secara obyektif signifikasi pengaruh relatif dari berbagai faktor dan interaksi

terhadap respon. Perhitungan ini tidak memuat arah respon.

Tabel V. Efek Kecepatan Putar mixer, Lama Pencampuran, dan Interaksi Keduanya dalam Menentukan Sifat Fisik Krim Anti Androgenetic alopecia

Ekstrak Saw Palmetto Efek Daya Sebar Viskositas Pergeseran

Viskositas Modus Ukuran Droplet

Kecepatan Putar 0,21 ǀ- 6,67ǀ ǀ- 2,18ǀ ǀ- 4,37ǀ Lama Pencampuran 0,99 4,99 ǀ-2,19ǀ ǀ- 8,13ǀ

Interaksi 0,21 ǀ- 13,33ǀ ǀ- 2,65ǀ 6,45

1. Uji Daya Sebar

Pengukuran daya sebar menggambarkan pemerataan krim dan

kemampuan untuk menyebarnya saat diaplikasikan pada kulit, selain itu dapat

menggambarkan viskositas dari masing-masing formula yang telah dibuat.

Pengukuran dilakukan setelah kaca bulat yang diberi krim 1,0 gram ditimpa

dengan beban seberat 125 gram selama 1 menit, hasil pengukuran diperoleh

dengan mengukur 4 diameter sebaran krim pada posisi yang berlainan (horizontal,

vertikal, dan diagonal) kemudian dihitung rata-ratanya. Daya sebar berpengaruh

Page 59: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

41

pada penyebaran krim untuk kemudian dapat memberikan efek terapetik. Selain

itu mempengaruhi kenyamanan dalam pemakaian krim.

Berdasarkan tabel V, diketahui bahwa faktor dominan yang berpengaruh

terhadap respon daya sebar adalah lama pencampuran. Hal ini diketahui dari

besarnya nilai efek pada faktor lama pencampuran terbesar dari faktor yang lain.

Gambar 7. Grafik Hubungan Efek Faktor Kecepatan Putar Mixer, Lama Pencampuran, dan Interkasinya terhadap Respon Daya Sebar (cm)

Berdasarkan gambar 7, pada peningkatan lama pencampuran, respon daya

sebar akan meningkat pada penggunaan kecepatan putar level rendah, begitu pula

dengan pengunaan kecepatan putar level tinggi, peningkatan lama pencampuran

juga meningkatkan respon daya sebar (gambar 7a). Sedangkan pada peningkatan

kecepatan putar, respon daya sebar akan meningkat pada penggunaan lama

pencampuran level rendah, akan tetapi pada pengunaan lama pencampuran level

tinggi mengalami penurunan respon daya sebar (gambar 7b). Semakin

meningkatnya lama pencampuran, daya sebar krim jauh lebih tinggi pada level

tinggi kecepatan putar dibandingkan pada level rendahnya. Namun pada

peningkatan kecepatan putar, daya sebar krim lebih meningkat pada level rendah

Page 60: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

42

lama pencampuran dibandingkan pada level tingginya. Dilihat dari gambar 7a

bahwa dengan semakin meningkatnya lama pencampuran, peningkatan daya sebar

tidak berbeda jauh pada level rendah dan level tinggi kecepatan putar. Sementara

pada gambar 7b semakin meningkatnya kecepatan putar pada level rendah lama

pencampuran dan kecepatan putar menurun pada level tinggi lama pencampuran,

peningkatan daya sebar berbeda jauh. Dilihat dari gambar keduanya dapat

disimpulkan sementara bahwa lama pencampuran yang lebih dominan dalam

menentukan respon daya sebar krim, namun untuk memastikannya harus melalui

perhitungan yate’s treatment.

Berdasarkan perhitungan desain faktorial pada daya sebar krim, efek lama

pencampuran lebih dominan dibandingkan kecepatan putar dan interaksinya.

Secara kuantitatif besar efek lama pencampuran adalah 0,99, efek kecepatan putar

0,21 dan efek interaksi sebesar 0,21. Semakin meningkatnya lama pencampuran

maka akan semakin meningkatkan daya sebar krim, karena nilai efeknya positif.

Demikian juga dengan semakin meningkatnya kecepatan putar dan interaksi

antara kecepatan putar dan lama pencampuran juga akan meningkatkan daya sebar

krim, meskipun tidak terlalu besar pengaruhnya.

Durasi pencampuran yang semakin lama meningkatkan respon daya

sebar. Ini juga diperkuat respon viskositas krim yang mengecil. Daya sebar

meningkat dikarenakan semakin lama dilakukan proses pencampuran dan

kecepatan putar maka energi kinetik di luar sistem meningkatkan mobilitas krim

sehingga luas permukaan krim semakin besar. Hal ini sesuai teori Garg et al.

Page 61: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

43

(2002) yaitu daya sebar berbanding terbalik dengan viskositas pada sediaan

semipadat.

Tabel VI. Hasil Perhitungan Yate’s treatment pada Respon Daya Sebar Source of variation

Df S of Squares M. Squares F

Replikasi 5 0,53 0,11 Treatment 3 6,51 2,17

a 1 0,26 0,26 2,63 b 1 5,90 5,9 59,49

ab 1 0,35 0,35 3,54 Experimental 15 1,49 0,09 Total 23 Keterangan:

a = Kecepatan Putar; b = Lama Pencampuran; ab = Interaksi

Dominasi faktor dan interaksi terhadap respon daya sebar ditunjukkan

dengan perhitungan efek dan Yate’s treatment. Lama pencampuran dominan

dalam menentukan daya sebar krim anti Androgenetic alopecia ekstrak Saw

Palmetto jika dibandingkan dengan kecepatan putar maupun interaksi antara

kecepatan putar dan lama pencampuran. Ini dapat dilihat dari lebih besarnya nilai

efek lama pencampuran dari hasil perhitungan secara desain faktorial (tabel V)

dan hasil perhitungan Yate’s treatment untuk respon daya sebar (tabel VI),

dibandingkan kecepatan putar maupun interaksi antara kecepatan putar dan lama

pencampuran. Harga F hitung lama pencampuran pada Yate’s treatment paling

besar menegaskan bahwa lama pencampuran merupakan faktor yang dominan

dalam menentukan respon daya sebar. Hal ini dikarenakan harga F hitung lama

pencampuran pada Yate’s treatment lebih besar dari harga F tabel sehingga lama

pencampuran dapat mempengaruhi respon daya sebar krim. Lama pencampuran

yang berperan dalam meningkatkan daya sebar krim, sejalan dengan perhitungan

efek secara desain faktorial, karena semakin lama dilakukan proses pencampuran

Page 62: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

44

dan kecepatan putar maka energi kinetik di luar sistem meningkatkan mobilitas

krim sehingga luas permukaan krim semakin besar.

2. Uji Viskositas

Pengukuran viskositas dilakukan dengan membaca skala pada Viscometer

Rion seri VT 04. Pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pada awal setelah

krim dibuat dan setelah penyimpanan krim selama 1 bulan. Pengukuran pada awal

dilakukan dengan tujuan untuk melihat profil kekentalan krim. Sedangkan

pengukuran setelah penyimpanan selama 1 bulan dimaksudkan untuk melihat

profil kekentalan krim yang merupakan kestabilan sediaan dalam penyimpanan,

yang dapat dijadikan indikator kestabilan krim. Sediaan krim dinyatakan stabil,

jika tidak mengalami perubahan viskositas, hal ini dapat terjadi karena

kemampuan humektan untuk menjaga kelembapan sediaan berfungsi secara

optimal.

Berdasarkan tabel V, diketahui bahwa faktor yang berpengaruh terhadap

respon viskositas setelah pembuatan adalah interaksi antara kecepatan putar dan

lama pencampuran. Hal ini dilihat dari nilai efek terhadap respon viskositas pada

interaksi antar faktor paling besar dibanding faktor yang lain yang artinya

interaksi menurunkan viskositas krim anti Androgenetic alopecia ekstrak Saw

Palmetto. Hal ini dikarenakan semakin lama melakukan pencampuran dengan

kecepatan putar tinggi maka energi kinetik yang ditambahkan semakin besar

kemungkinan viskositas ini memiliki aliran pseudoplastis. Viskositas aliran

pseudoplastis menurun disebabkan adanya aksi shearing terhadap droplet-droplet.

Page 63: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

45

Dengan meningkatnya shearing stress, droplet-droplet yang secara normal tidak

beraturan, mulai menyusun sumbu yang panjang dalam arah aliran.

Gambar 8. Grafik Hubungan Efek Faktor Kecepatan Putar, Lama

Pencampuran, dan Interkasinya terhadap Respon Viskositas (d. Pa. s)

Pada peningkatan lama pencampuran, respon viskositas akan meningkat

pada penggunaan kecepatan putar level rendah, tetapi pada pengunaan kecepatan

putar level tinggi, peningkatan lama pencampuran akan menurunkan respon

viskositas (gambar 8a). Sedangkan pada peningkatan kecepatan putar, respon

viskositas akan meningkat pada penggunaan lama pencampuran level rendah,

akan tetapi pada pengunaan lama pencampuran level tinggi mengalami penurunan

respon viskositas (gambar 8b). Sehingga respon viskositas meningkat pada lama

pencampuran level rendah dan kecepatan putar level rendah.

Berdasarkan perhitungan desain faktorial pada viskositas, efek interaksi

lebih dominan dibandingkan kecepatan putar dan lama pencampuran. Secara

kuantitatif besar efek kecepatan putar adalah ǀ- 6,67ǀ, efek kecepatan putar 4,99

dan efek interaksinya sebesar ǀ-13,33ǀ. Efek kecepatan putar dan interaksi bernilai

negatif, berarti semakin meningkatnya interaksi maka akan semakin menurunkan

viskositas. Semakin lama melakukan pencampuran dengan kecepatan putar tinggi

Page 64: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

46

maka energi kinetik yang ditambahkan semakin besar sehingga viskositas ini

memiliki aliran pseudoplastis.

Tabel VII. Hasil Perhitungan Yate’s treatment pada Respon Viskositas Source of variation

Df S of Squares M. Squares F

Replikasi 5 845,83 169,166 Treatment 3 1483,33 494,44

a 1 266,67 266,67 3,98 b 1 150 150 2,24

ab 1 1066,66 1066,66 15,35 Experimental 15 1004,17 66,94 Total 23 Keterangan:

a = Kecepatan Putar; b = Lama Pencampuran; ab = Interaksi

Dari hasil perhitungan harga F yang diperoleh dari Yate’s treatment

untuk viskositas memperlihatkan bahwa interaksi memiliki nilai F hitung diatas F

tabel yaitu 4,54, sedangkan kecepatan putar dan lama pencampuran memiliki

nilai F hitung yang di bawah F tabel. Oleh karena itu interaksi antara kecepatan

putar dan lama pencampuran memberikan pengaruh yang bermakna secara

signifikan dalam menentukan parameter viskositas krim. Berarti, dengan

berubahnya interaksi maka akan mempengaruhi respon viskositas krim. Harga F

hitung interaksi paling besar, hal ini menegaskan bahwa interaksi merupakan

faktor yang dominan dalam menentukan respon viskositas krim. Berarti interaksi

yang berperan dalam menurunkan viskositas, sejalan dengan perhitungan efek

secara desain faktorial.

Semakin lama melakukan pencampuran dengan kecepatan putar tinggi

maka energi kinetik yang ditambahkan semakin besar sehingga viskositas ini

memiliki aliran pseudoplastis. Viskositas aliran pseudoplastis menurun

disebabkan adanya aksi shearing terhadap droplet-droplet. Dengan meningkatnya

Page 65: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

47

shearing stress, droplet-droplet yang secara normal tidak beraturan, mulai

menyusun sumbu yang panjang dalam arah aliran.

3. Uji Stabilitas

Uji stabilitas dilakukan dengan mengamati terjadi tidaknya peristiwa

koalesen dengan adanya pergeseran ukuran droplet, melihat % pergeseran

viskositas.

a. Pergeseran Visksoitas

Pada tabel V, hasil efek faktor terhadap respon viskositas setelah

penyimpanan 1 bulan antara interaksi kecepatan putar dan lama pencampuran

mengalami penurunan pergeseran viskositas (%). Hal ini dapat dilihat dari nilai

efek interaksi terbesar dibanding dengan faktor lain.

Gambar 9. Grafik Hubungan Efek Faktor Kecepatan Putar, Lama

Pencampuran, dan Interkasinya terhadap Respon Pergeseran Viskositas (%) Respon pergeseran viskositas akan menurun pada kecepatan putar level

tinggi, sedangkan respon pergeseran viskositas meningkat dengan penggunaan

kecepatan putar level rendah (gambar 9a). Pada gambar 9b, respon pergeseran

viskositas akan menurun pada lama pencampuran level tinggi, sedangkan respon

Page 66: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

48

pergeseran viskositas meningkat dengan penggunaan lama pencampuran level

rendah.

Pergeseran viskositas terjadi adalah ke arah penurunan viskositas dari

skala respon pergeseran viskositas, karena nilai respon pergeseran viskositas pada

empat formula adalah negatif (-). Berdasarkan perhitungan nilai efek yang

diketahui bahwa efek interaksi lebih menentukan respon pergeseran viskositas ke

arah menurunnya viskositas. Asam stearat tidak bereaksi dengan TEA dapat

mencairkan krim setelah penyimpanan, maka krim yang terbentuk setelah

penyimpanan menjadi lebih encer yang diketahui dengan adanya penurunan

viskositas serta respon penurunan pergeseran viskositas.

Tabel VIII. Hasil Perhitungan Yate’s treatment pada Respon Pergeseran Viskositas

Source of variation

Df S of Squares M. Squares F

Replikasi 5 126,45 25,29 Treatment 3 79,11 26,37

a 1 20,5 20,5 0,44 b 1 25,7 25,7 0,55

ab 1 32,91 32,91 0,70 Experimental 15 701,32 46,75 Total 23 Keterangan:

a = Kecepatan Putar; b = Lama Pencampuran; ab = Interaksi

Berdasarkan hasil perhitungan desain faktorial (tabel V), interaksi antara

kecepatan putar dan lama pencampuran berpengaruh dalam menentukan

pergeseran viskositas (1 bulan) krim anti Androgenetic alopecia ekstrak Saw

Palmetto jika dibandingkan dengan kecepatan putar maupun lama pencampuran.

Tetapi harga F hitung interaksi keduanya pada Yate’s treatment lebih kecil dari F

tabel maka dapat disimpulkan bahwa interaksi antara kecepatan putar dan lama

Page 67: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

49

pencampuran tidak terbukti secara statistik dapat mempengaruhi respon

pergeseran viskositas. Ini terjadi karena formula yang digunakan adalah formula

yang diperoleh dari penelitian sebelumnya yang sudah optimal. Paling utama

dalam krim adalah stabilitas fisik yang terdiri dari pergeseran viskositas dan

ukuran droplet sehingga ketika dilakukan optimasi proses, stabilitas fisik dari

krim tidak dipengaruhi oleh proses pencampuran.

b. Ukuran Droplet

Pada uji koalesen dilakukan dengan metode mikromeritik untuk

menentukan ukuran droplet. Ukuran droplet akan berpengaruh pada pelepasan

obat. Droplet yang dapat diukur dengan mikroskop adalah droplet dengan

diameter 0,2 – 100 µm. Ukuran droplet dibuat rentang dengan skala tertentu

setelah diperoleh data. Pengukuran droplet partikel minyak dilakukan sebanyak

500 buah (Martin, 1993) dengan perbesaran skala 40x10.

Data yang dipakai pada peneltian ini adalah modus (frekuensi ukuran

droplet yang paling banyak muncul saat pengamatan dengan mikroskop). Ini

dikarenakan banyaknya droplet kecil yang muncul maka semakin besar pengaruh

kondisi percobaan yang diberikan selama proses pencampuran dalam menentukan

ukuran droplet. Pada penelitian ini tidak menggunakan data mean karena mean

berasal dari rata-rata ukuran droplet yang bervariasi sehingga tidak dapat

menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Modus bisa melihat ukuran droplet

yang paling banyak terbentuk.

Page 68: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

50

Gambar 10. Grafik Hubungan Efek Faktor Kecepatan Putar Mixer, Lama Pencampuran, dan Interkasinya terhadap Respon Modus Ukuran Droplet

(µm)

Peningkatan lama pencampuran dengan kecepatan putar baik level

rendah maupun tinggi menurunkan ukuran droplet (Gambar 10a). Sedangkan pada

peningkatan kecepatan putar, lama pencampuran level tinggi menaikkan ukuran

droplet dan pada lama pencampuran level rendah menurunkan ukuran droplet

(Gambar 10b). Gambar 10b mengalami ketidaksejajaran garis, dengan ini dapat

ditarik kesimpulan bahwa terjadi interaksi antara kecepatan putar dan lama

pencampuran dalam menentukan ukuran droplet. Kecepatan putar sangat

berpengaruh dalam menurunkan ukuran droplet (mengalami pengecilan ukuran

droplet) dari gambar 10a.

Berdasarkan perhitungan desain faktorial pada modus ukuran droplet

krim, efek lama pencampuran lebih dominan dibandingkan kecepatan putar dan

interaksinya. Secara kuantitatif besar efek kecepatan putar adalah ǀ- 4,37ǀ, efek

lama pencampuran ǀ- 8,13ǀ dan efek interaksinya sebesar 6,45. Efek kecepatan

putar dan lama pencampuran memiliki nilai negatif, berarti semakin

meningkatnya kecepatan putar dan lama pencampuran maka akan semakin

Page 69: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

51

menurunkan modus ukuran droplet. Efek interaksi bernilai positif, berarti semakin

meningkatnya interaksi antara kecepatan putar dan lama pencampuran maka akan

semakin meningkat pula modus ukuran droplet.

Tabel IX. Hasil Perhitungan Yate’s treatment pada Respon Modus Ukuran Droplet

Source of variation

Df S of Squares M. Squares F

Replikasi 5 5897,97 -1179,59 Treatment 3 997,03 332,34

a 1 0,40 0,40 0,02 b 1 976,65 976,65 53,39

ab 1 19,98 19,98 1,09 Experimental 15 274,41 18,29 Total 23 Keterangan:

a = Kecepatan Putar Mixer; b = Lama Pencampuran; ab = Interaksi

Dari hasil perhitungan harga F yang diperoleh dari Yate’s treatment

untuk nilai modus ukuran droplet krim anti Androgenetic alopecia ekstrak Saw

Palmetto memperlihatkan bahwa lama pencampuran memiliki nilai F hitung di

atas nilai F tabel. Tidak ada interaksi antara kecepatan putar dan lama

pencampuran, namun lama pencampuran berpengaruh secara signifikan dalam

menentukan respon modus ukuran droplet. Berarti, dengan berubahnya lama

pencampuran maka akan mempengaruhi respon modus ukuran droplet, atau

dengan kata lain respon modus ukuran droplet, efek dari lama pencampuran level

rendah berbeda dengan level tinggi. Harga F hitung lama pencampuran paling

besar, hal ini menegaskan bahwa lama pencampuran merupakan faktor yang

dominan dalam menentukan respon modus ukuran droplet krim. Sejalan dengan

perhitungan efek secara desain faktorial, lama pencampuranlah yang dominan

Page 70: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

52

dalam menurunkan modus ukuran droplet krim anti Androgenetic alopecia

ekstrak Saw Palmetto.

4. Pergeseran Ukuran Droplet

Pada uji ini dapat terlihat bahwa krim anti Androgenetic alopecia ekstrak

Saw Palmetto mengalami koalesens. Keempat formula mengalami pergeseran

ukuran droplet selama periode penyimpanan 1 bulan dari hasil yang diperoleh. Uji

mikromeritik ini dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu setelah pembuatan dan setelah 1

bulan penyimpanan. Berikut, gambar frekuensi dari grafik pengukuran

mikromeritik pada pengujian awal dan pengujian setelah 1 bulan penyimpanan.

Gambar 11. Kurva Nilai Tengah Diameter Droplet vs Frekuensi Formula (1)

Page 71: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

53

Gambar 12. Kurva Nilai Tengah Diameter Droplet vs Frekuensi Formula a

Gambar 13. Kurva Nilai Tengah Diameter Droplet vs Frekuensi Formula b

Kurva di atas terlihat bahwa setelah penyimpanan selama 1 bulan ukuran

droplet yang besar cenderung meningkat dikarenakan terjadi koalesens dalam

sediaan krim anti Androgenetic alopecia ekstrak Saw Palmetto, dimana sejumlah

droplet kecil menyatu membentuk droplet yang lebih besar. Koalesens merupakan

salah satu ketidakstabilan krim. Pada pengamatan secara visual, krim anti

Androgenetic alopecia ini tidak memisah.

Page 72: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

54

Gamba 14. Kurva Nilai Tengah Diameter Droplet vs Frekuensi Formula ab

Hasil Pengukuran ukuran droplet dihitung untuk mendapatkan distribusi

ukuran droplet. Melalui distribusi ukuran droplet didapat nilai tengah diameter

droplet (modus) dan frekuensi. Dua parameter ini lalu diplotkan untuk diperoleh

kurva. Pergeseran kurva yang terjadi cukup signifikan pada formula b dari

gambar-gambar kurva nilai tengah ukuran droplet vs frekuensi pada tiap formula.

Pada formula b terjadi pergeseran ke arah perbesaran partikel.

Gambar 15. Kurva Nilai Tengah Diameter Droplet vs Frekuensi Formula

(1) – ab

Page 73: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

55

Dari Kurva di atas dapat disimpulkan bahwa formula ab ditandai dengan

tidak banyak mengalami pergeseran pada distribusi ukuran droplet dibandingkan

dengan formula yang lain. Pada gambar 15, modus pada formula ab lebih kecil

daripada formula (1) dan a akan tetapi frekuensinya lebih besar dibanding formula

yang lain.

5. Persentase Pemisahan Krim Anti Androgenetic alopecia Ekstrak Saw

Palmetto

Pada uji ini dapat terlihat bahwa apakah krim anti Androgenetic alopecia

ekstrak Saw Palmetto tetap stabil pada skala periode penyimpanan tertentu. Hasil

yang diperoleh, ke empat formula tidak mengalami pemisahan selama periode

penyimpanan 1 bulan. Krim ini dapat dikatakan bahwa krim ini stabil dalam

penyimpanan selama 1 bulan. Terjadinya kontradiksi dengan ukuran droplet sudah

terjadi pergeseran droplet tetapi tetap tidak menunjukkan pemisahan secara visual.

Sehingga pemisahan tidak cukup menunjukkan terjadinya koalesens maka perlu

dilakukan uji persentase pergeseran ukuran droplet sampai bisa menimbulkan

pemisahan secara visual.

D. Optimasi Proses

Optimasi Proses dilakukan untuk menentukan perbandingan lama

pencampuran dan kecepatan putar mixer pada proses pembuatan sediaan krim anti

Androgenetic alopecia ekstrak Saw palmetto yang memiliki sifat fisik dan

stabilitas fisik yang diinginkan. Sifat fisik yang dioptimasi meliputi daya sebar

Page 74: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

56

dan viskositas. Sedangkan pada stabilitas fisik meliputi perubahan viskositas

setelah penyimpanan selama 1 bulan.

Hasil pengukuran sifat fisik dan stabilitas fisik krim yang terdiri dari

daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas krim, dapat dibuat contour plot.

Contour plot dibuat berdasarkan perhitungan persamaan desain faktorial. Dari

contour plot masing-masing uji sifat fisik tersebut ditentukan area optimum untuk

memperoleh hasil seperti yang dikehendaki. Area tersebut kemudian digabungkan

dalam contour plot super imposed sifat fisik krim. Area yang diperoleh adalah

proses pencampuran optimum terbatas pada level kecepatan putar dan lama

pencampuran yang diteliti.

1. Daya Sebar

Persamaan desain faktorial daya sebar krim adalah Y = 4,35826 +

(0,0034585)X1 + (0,22001)X2 + (-0,0002417)X1X2. Dari persamaan ini dapat

dibuat contour plot sebagai berikut:

Gambar 16. Contour Plot Daya Sebar Krim Anti Androgenetic alopecia

Ekstrak Saw Palmetto

Page 75: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

57

Daya sebar semisolid dibedakan menjadi semistiff jika diameter

penyebaran kurang dari 5 cm dan semi fluid jika diameter penyebaran 5 cm

sampai 7 cm (Garg et al., 2002). Dengan contour plot daya sebar krim (gambar

16), dapat ditentukan area komposisi optimum krim untuk memperoleh respon

daya sebar yang diinginkan, terbatas pada jumlah bahan yang diteliti. Daya sebar

5 cm sampai 7 cm diharapkan memberikan sifat krim yang mudah diaplikasikan

dan nyaman di kulit kepala.

2. Viskositas

Persamaan desain faktorial viskositas krim adalah Y = 50,84135+

(0,09998)X1 + (7,16533)X2 + (-0,01333)X1X2. Dari persamaan ini dapat dibuat

contour plot sebagai berikut:

Gambar 17. Contour Plot Viskositas Krim Anti Androgenetic alopecia

Ekstrak Saw Palmetto

Contour plot viskositas krim (gambar 17), dapat ditentukan area

komposisi optimum krim untuk memperoleh respon viskositas yang dikehendaki,

terbatas pada jumlah bahan yang diteliti. Viskositas krim yang dikehendaki cukup,

Page 76: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

58

dalam arti tidak terlalu besar maupun kecil. Viskositas yang terlalu besar akan

menyulitkan saat pengemasan sediaan krim dan tidak menjamin pemerataan krim

saat diaplikasikan pada kulit. Jika viskositas terlalu kecil mengakibatkan sediaan

menjadi encer sehingga lebih nyaman diaplikasikan ke kulit kepala, maka respon

di antara 90-110 d.Pa.s dipilih sebagai respon yang dikehendaki. Dengan

demikian area formula di antara garis 90-110 d.Pa.s merupakan area formula yang

optimum untuk menghasilkan viskositas yang dikehendaki.

Keterbatasan pada pengukuran ini adalah adanya pengaruh pengukuran

sebelumnya pada pengukuran berikutnya. Namun tidak dapat dipastikan bahwa

ada atau tidaknya pengaruh pada pengukuran selanjutnya. Pengaruh ini dapat

diperkecil dengan melakukan replikasi pada pengukuran viskositas.

3. Pergeseran Viskositas

Persamaan desain faktorial pada pergeseran viskositas krim adalah Y = -

13,96485 + (0,01559)X1 + (1,10577)X2 + (-0,00265)X1X2. Dari persamaan ini

dapat dibuat contour plot sebagai berikut:

Gambar 18. Contour Plot Pergeseran Viskositas Krim Anti Androgenetic

alopecia Ekstrak Saw Palmetto

Page 77: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

59

Contour plot pergeseran viskositas krim anti Androgenetic alopecia

(gambar 18), dapat ditentukan area komposisi optimum krim untuk memperoleh

respon pergeseran viskositas yang dikehendaki, terbatas pada jumlah bahan yang

diteliti. Adanya pergeseran viskositas krim anti Androgenetic alopecia

dikehendaki minimal atau tidak terjadi, sebab adanya pergeseran viskositas maka

akan terdapat perubahan profil kekentalan setelah satu bulan memperlihatkan

bahwa adanya ketidakstabilan sediaan krim dalam penyimpanan. Droplet dalam

krim dikelilingi oleh emulgator membentuk struktur rigid yang berfungsi sebagai

barrier yang mencegah droplet untuk bergabung (Nielloud, 2000). Terjadinya

kerusakan struktur rigid selama penyimpanan mengakibatkan penurunan

viskositas krim. Pemilihan area pada contour plot pergeseran viskositas ini

diharapkan optimum untuk menghasilkan sediaan krim yang stabil, maka standar

pergeseran viskositas yang digunakan adalah kurang dari 10% untuk

menghasilkan viskositas yang dikehendaki. Setelah dilakukan pengujian,

pergeseran viskositas yang terjadi adalah kurang dari 10% setelah penyimpanan 1

bulan tidak memberikan kenampakan fisik yang berbeda secara nyata

dibandingkan viskositas krim setelah pembuatan.

Semua contour plot tersebut kemudian digabungkan menjadi satu dalam

contour plot superimposed. Formula optimum terdapat pada perpotongan semua

contour plot tersebut di atas. Dari area optimum ini ditentukan prediksi komposisi

lama pencampuran dan kecepatan putar yang optimum untuk memperoleh krim

anti Androgenetic alopecia ekstrak Saw Palmetto dengan memiliki sifat fisik dan

Page 78: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

60

stabilitas yang baik. Gambar contour plot superimposed yang diperoleh adalah

sebagai berikut:

Gambar 19. Contour Plot Superimposed Krim Anti Androgenetic alopecia

Ekstrak Saw Palmetto

Pada contour plot superimposed, daerah yang berwarna hijau

menunjukkan area optimum untuk sediaan krim anti Androgenetic alopecia

ekstrak Saw Palmetto yang memberikan respon sifat fisik dan stabilitas seperti

yang dipersyaratkan pada penelitian ini. Diharapkan setiap kombinasi lama

pencampuran dan kecepatan putar pada area optimum tersebut akan diperoleh

sediaan krim anti Androgenetic alopecia ekstrak Saw Palmetto yang relatif

optimal dan stabil (daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas yang

diinginkan).

Page 79: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Lama pencampuran yang lebih dominan dalam menentukan daya sebar dan

ukuran droplet sedangkan interaksi antara lama pencampuran dan

kecepatan putar yang lebih dominan dalam menentukan viskositas krim

anti Androgenetic alopecia ekstrak Saw Palmetto. Stabilitas krim anti

Androgenetic alopecia ekstrak Saw Palmetto tidak dipengaruhi oleh lama

pencampuran dan kecepatan putar.

2. Area optimum ditemukan dalam proses pencampuran krim anti

Androgenetic alopecia ekstrak Saw Palmetto dengan perbandingan

kecepatan putar dan lama pencampuran dengan metode contour plot

superimposed.

B. Saran

1. Dapat dilakukan uji efektivitas dan farmakologis terhadap krim anti

Androgenetic alopecia Ekstrak Saw Palmetto.

2. Perlu dilakukan pergeseran modus ukuran droplet dengan uji persen pemisahan

untuk menunjukkan koalesens secara visual

Page 80: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

62

DAFTAR PUSTAKA

Allen, L.V., 1999, Compounding Creams and Lotions, International Journal of Pharmaceutical Compounding, 3 (2), 111-115

Allen, L.V., 2002, The Art, Science, & Technology of Pharmaceutical Compounding, 2nd Ed., --, AphA, Washington, D.C.

Allen, L.V., Jr., Popovich, N.G., Ansel, H.C., 2005, Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms & Drug Delivery Systems, 8th Ed., 282, 404, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia

Amiji, M.M., dan Sandmann, B.J., 2003, Applied Physical Pharmacy, McGraw-Hill Companies Inc., United States of America

Anief, M., 2000, Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktik, 71-73, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Anonim, Instruction Manual Viscotester VT-04E, 13-14, Rion Co., LTD, Japan

Anonim, 1976, The Merck Index an Encyclopedia of Chemicals and Drugs, 9th

Anonim, 1998, Saw Palmetto Monograph (Serenoa repens),

Ed., --, Merck and G. Inc., Rahnway, United States of America

Anonim, 1983, Handbook of Pharmaceutical Excipients, 241-242, American Pharmaceutical Association, Washington D.C.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 6, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

http://www.chiro.org/nutrition/ABSTRACT/saw_palmetto_monograph.shtml., diakses pada tanggal 2 Mei 2008

Anonim, 2005a, Hair Removal Agents, http://www.lifex.com/appear.html, diakses pada tanggal 12 Juni 2005

Anonim, 2005b, Saw Palmetto (Serenoa repens), http://www.emedicine.com/derm/topic509.htm, diakses pada tanggal 12 Juni 2008

Anonim, 2005c, Saw Palmetto Herbal Remedies, Froraleads GR, Error! Hyperlink reference not valid., diakses pada tanggal 12 Juni 2008

Ansel, H., 1990, Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms, 11, Lea & Febiger, Philadelphia

Page 81: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

63

Aulton, M. E., 2002, Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design, 2nd Ed., 342, 344, 353-358, ELBS with Churchill Livingstone, New York

Bolton, S., 1990, Pharmaceutical Statistic Practical and Clinical Application, 3rd

Brian, Simonis, 2000, Androgenetic Alopecia dan Anti Androgen,

Ed., 84-85, 308-337, 533-545, Marcel Dekker Inc., New York

www.immortalhair.com, diakses tanggal 21 Juli 2008, 15.32

Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., and Singla, A.K., 2002, Spreading of Semisolid Formulation : An Update, Pharmaceutical Technology, September 2002, 84-102, www.pharmtech.com, diakses tanggal 21 Juli 2008

Goodman, D.S., 2002, Topical Preparation for The Treatment of Androgenetic alopecia Background of The Invention, 1-8, www.freepatientsonline.com, diakses tanggal 9 Juli 2008

Graham, Robin, 2002, Dermatologi ed VIII, 1-9, Penerbit Erlangga, Jakarta

Hayes, A. W., 2001, Principles and Methods of Toxicology, Fourth Edition, Taylor & Francis, USA

Hellemont, J., 1986, Coppendium de Phytotherapiego, 356, Association Pharmaceutique Belge, Bruxelles

Kusumastuti, Dwi Ratna, 2007, Optimasi Formula Krim Anti Androgenetic alopecia Ekstrak Saw Palmetto (Serenoa repens) dengan Propilen Glikol dan Gliserol sebagai Humectant : Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri 2, Edisi ketiga, 1091-1129, Universitas Indonesia Press, Jakarta

Lantz, R.J.Jr., dan Schwartz, J.B., 1990, Mixing, in Lieberman, H.A., Lachman, L., and Schwartz, J.B., Pharmaceutical Dosage Forms : Tablets, Vol.2, 2nd Ed., 1-70, Marcel Dekker Inc., New York

Lieberman, H.A., Rieger, M.M., Banker, G.S., 1996, Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, 2nd Ed., 76-80, 206, Marcel Dekker Inc., New York

Martin A., Swarbick, J., Cammarata, A., 1993, Physical Pharmacy, 3rd Ed., 522-537, 1077-1119, Lea & Febiger, Philadelphia

Martodihardjo, S., 1991, Pengobatan Kerontokan Rambut, Majalah Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 11-25, Jakarta

Muth, J.E., De., 1999, Basic Statistics and Pharmaceutical Statistical Applications, 265-294, 565-569, 576, Marcel Dekker Inc., New York

Page 82: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

64

Nielloud, F., dan Mestres, G.M., 2000, Pharmaceutical Emulsions and

Suspensions, 2, 8, 11, 80-89, 561, 590, Marcel Dekker Inc., New York

Prager, N., et al., 2002, A Randomized, Double Blind, Placebo-Controlled Trial to

Determine the Effectiveness of Botanically Derived Inhibitors of 5AR in

Treatment of Androgenetic Alopecia, 2, Clinical Research and

Development Network, Aurora CO., Atlanta

Reynold, J.E.F., 1982, Martindale The Extra Pharmacopeia, 28th

Simonis, Brian, 2000, Androgenetic Alopecia & Anti-Androgens,

Ed., 266, 1311, Pharmaceutical Press, London

Sagarin, Edward, 1957, Cosmetic Science and Technology, 95, 147-181, Interscience Publisher Inc., New York

Sheth Bhogi, B. And Bandelin Fred, J., 1992, Equipment Selection and Evaluation in Swarbrick James and Boyland James, C., Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, Vol. 5, 285-286, 288, Marcel Dekker, Inc., New York- Basel-HK

http://www.immortalhair.homestead.com/files/Entire_Hair_Loss.Book.html, diakses pada tanggal 12 Juni 2008

Sugg, C., and Wiggins, M., 1999, Saw Palmetto, http://www.chiro.org/nutrition/ABSTRACT/saw_palmetto.shtml., diakses pada tanggal 2 Mei 2008

Voigt, Rudolf, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi 5, --, Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta

Windholz, Marta, 2001, The Merck Index an Encyclopedia of Chemicals and Drugs, 13th Ed., 4497, 7947, Merck and G. Inc., Rahway, New Jersey United States of America

Winfield, A.J., Richards, R.M.E., 2004, Pharmaceutical Practice, 3rd Ed., 201, Churchill Livingstone, Spain

Young, Anne, 1972, Practical Cosmetic Science, 39-40, Mills & Boon Limited, London

Page 83: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

65

LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis Ekstrak Saw Palmetto

Page 84: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

66

Lampiran 2. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Saw Palmetto dan Data

Penimbangan

1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Saw Palmetto

Ekstrak Saw Palmetto dalam sediaan topikal umumnya berada pada

konsentrasi fitosterol dalam total sediaan antara 0.01% – 0.5% (Goodman, 2002).

Kandungan fitosterol dalam ekstrak kering Saw Palmetto yang digunakan dalam

penelitian ini menurut COA (Certificate of Analysis) adalah 0.059%. Sehingga

untuk membuat sediaan krim anti Androgenetic alopecia ekstrak Saw Palmetto

kandungan fitosterol 0.01% sebanyak 200 g, dibutuhkan serbuk ekstrak sebanyak

:

200g X % 0,059

% 0,01 = 33,4 g

2. Data Penimbangan

e) Stearic acid 18,0

Cetyl alcohol 0,846

Triethanolamin 1,8

Propilenglikol 25,0

f) Sodium hydroxide 0,4

Glycerine 13,0

Aquadest 120,0

Nipagin 0,3

g) Saw Palmetto 33,4

h) Perfume 0,36 (40 tetes)

Page 85: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

67

Lampiran 3. Notasi Desain Faktorial dan Percobaan Desain Faktorial

1. Notasi

Formula Faktor A Faktor B Interaksi (1) -1 -1 +1 a +1 -1 -1 b -1 +1 -1 ab +1 +1 +1

Keterangan=

Level tinggi : +

Level rendah: -

Faktor A: Kecepatan Putar Mixer

Faktor B: Lama Pencampuran

2. Percobaan Desain Faktorial

Proses Kecepatan Putar (rpm)

Lama Pencampuran (menit)

(1) 400 5 a 600 5 b 400 15 ab 600 15

Page 86: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

68

Lampiran 4. Data Uji Sifat Fisis dan Stabilitas Fisis Krim Anti Androgenetic

alopecia Ekstrak Saw Palmetto

1. Daya Sebar

No Formula (1) Formula a Formula b Formula ab 1 6,45 6,45 8,05 7,8 2 6,6 7,0 7,9 7,7 3 5,7 7,15 7,55 7,2 4 6,5 7,1 7,15 7,4 5 6,65 6,8 7,4 7,75 6 6,25 6,35 7,5 7,5

6,358 6,808 7,592 7,558 SD 0,351 0,339 0,331 0,233

2. Viskositas dan Pergeseran Viskositas

Formula (1)

Replikasi Viskositas setelah dibuat (dPas)

Viskositas setelah penyimpanan 1bulan

(dPas)

Pergeseran Viskositas (%)

1 125 115 -8 2 95 90 -5,26 3 100 90 -10 4 85 80 -5,88 5 95 85 -10,53 6 100 95 -5 X 100 92,5 -7,5

SD 13,41641 12,14496 Formula a

Replikasi Viskositas setelah dibuat (dPas)

Viskositas setelah penyimpanan 1bulan

(dPas)

Pergeseran Viskositas (%)

1 110 110 0 2 100 95 -5 3 100 95 -5 4 110 110 0 5 115 95 -17,39 6 105 90 -14,28 X 106,66667 99,16667 -7,03

SD 6,0553 8,61201

Page 87: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

69

Formula b

Replikasi Viskositas setelah dibuat (dPas)

Viskositas setelah penyimpanan 1bulan

(dPas)

Pergeseran Viskositas (%)

1 125 110 -12 2 110 105 -4,55 3 105 90 -14,29 4 120 115 -4,17 5 130 125 -4,17 6 120 115 -4,17 X 118,33 110 -7.04

SD 9,31 11,83 Formula ab

Replikasi Viskositas setelah dibuat (dPas)

Viskositas setelah penyimpanan 1bulan

(dPas)

Pergeseran Viskositas (%)

1 110 85 -22,73 2 105 85 -19,05 3 90 80 -11,11 4 95 90 -5,26 5 90 95 5,55 6 100 85 -15 X 98,33 86,67 -11,86

SD 8,16 5,16

3. Ukuran Droplet

Formula (1) Interval Nilai

Tengah

Setelah Pembuatan

Frekuensi

Setelah 1 Bulan

Frekuensi

0-12,5 6,25 0 0 12,6-25 18,8 15 17

25,1-37,5 31,3 22 45 37,6-50 43,8 45 75

50,1-62,5 56,3 62 85 62,6-75 68,8 100 72

75,1-87,5 81,3 54 52 87,6-100 93,8 90 52

100,1-112,5 106,3 62 40 112,6-125 118,8 50 62

Page 88: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

70

Formula a Interval Nilai

Tengah

Setelah Pembuatan

Frekuensi

Setelah 1 Bulan

Frekuensi

0-12,5 6,25 4 0 12,6-25 18,8 48 10

25,1-37,5 31,3 45 32 37,6-50 43,8 85 55

50,1-62,5 56,3 92 87 62,6-75 68,8 62 50

75,1-87,5 81,3 60 62 87,6-100 93,8 65 65

100,1-112,5 106,3 17 42 112,6-125 118,8 22 97

Formula b

Interval Nilai Tengah

Setelah Pembuatan

Frekuensi

Setelah 1 Bulan

Frekuensi

0-12,5 6,25 0 0 12,6-25 18,8 50 3

25,1-37,5 31,3 27 4 37,6-50 43,8 75 40

50,1-62,5 56,3 91 52 62,6-75 68,8 75 92

75,1-87,5 81,3 55 60 87,6-100 93,8 47 72

100,1-112,5 106,3 40 82 112,6-125 118,8 40 95

Formula ab

Interval Nilai Tengah

Setelah Pembuatan

Frekuensi

Setelah 1 Bulan

Frekuensi

0-12,5 6,25 0 0 12,6-25 18,8 4 20

25,1-37,5 31,3 37 27 37,6-50 43,8 100 50

50,1-62,5 56,3 145 57 62,6-75 68,8 75 95

75,1-87,5 81,3 47 65 87,6-100 93,8 42 50

100,1-112,5 106,3 25 54 112,6-125 118,8 25 82

Page 89: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

71

Modus Ukuran Droplet (µm) No Formula (1) Formula a Formula b Formula ab 1 68,8 56,3 43,8 56,3 2 43,8 56,3 43,8 43,8 3 68,8 56,3 56,3 56,3 4 81,3 55,5 56,3 56,3 5 68,8 55,5 56,3 56,3 6 68,8 55,5 56,3 56,3

66,72 55,9 52,13 54,22 SD 12,29 0,44 6,46 5,10

4. Persen Pemisahan Emulsi (%)

No Formula (1) Formula a Formula b Formula ab 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 3 0 0 0 0 4 0 0 0 0 5 0 0 0 0 6 0 0 0 0

0 0 0 0 SD 0 0 0 0

Page 90: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

72

Lampiran 5. Perhitungan Persamaan Uji Daya Sebar

Formula Kecepatan putar

Lama pencampuran Interaksi Respon (cm)

(1) -1 -1 +1 6,36 A +1 -1 -1 6,81 B -1 +1 -1 7,59

Ab +1 +1 +1 7,56

Efek faktor A = [(a-(1))+(ab-b)]/2

= [(6,81-6,36) + (7,56-7,59)]/2

= [0,45+(-0,034)]/2

= 0,21

Efek faktor B = [(b-(1))+(ab-a)]/2

= [(7,59-6,36) + (7,56-6,81)]/2

= [1,23+0,75]/2

= 0,99

Efek Interaksi = [(ab-b)+(a-(1))]/2

= [(7,56-7,59) + (6,81-6,36)]/2

= [(-0,034)+0,45]/2

= 0,21

Persamaan Umum

Y = b0 + b1.X1 + b2.X2 + b12.X1X2

Formula (1)

6,36 = b0 + 400b1 + 5b2 + 2000b12…..(I)

Formula a

6,81 = b0 + 600b1 + 5b2 + 3000b12…..(II)

Page 91: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

73

Formula b

7,59 = b0 + 400b1 + 15b2 + 6000b12…..(III)

Formula ab

7,56 = b0 + 600b1 + 15b2 + 9000b12…..(IV)

Eliminasi persamaan (I) dan (II)

(I) 6,36 = b0 + 400b1 + 5b2 + 2000b12

(II) 6,81 = b0 + 600b1 + 5b2 + 3000b12

-0,45 = -200b

1 – 1000b12

0,45 = 200b1 + 1000b12…..(V)

Eliminasi persamaan (III) dan (IV)

(III) 7,59 = b0 + 400b1 + 15b2 + 6000b

(IV) 7,56 = b

12

0 + 600b1 + 15b2 + 9000b12 –

0,03 = -200b1 – 3000b12

-0,03 = 200b1 + 3000b12…..(VI)

Eliminasi Persamaan (V) dan (VI)

(V) 0,45 = 200b1 + 1000b

(VI) -0,03 = 200b

12

1 + 3000b12 –

0,48 = -2000b12

b12 = -0,0002417

Subsitusi nilai b12 ke persamaan (V)

0,45 = 200b1 + 1000b12

0,45 = 200b1 + 1000 (-0,0002417)

0,45 = 200b1 – 0.2417

Page 92: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

74

200b1 = 0,69

b1 = 0,0034585

Substitusi nilai b1 dan b12 ke persamaan (I) dan (III)

(I) 6,36 = b0 + 400 (0,0034585) + 5b2 + 2000 (-0,0002417)

6,36 = b0 + 1,38 + 5b2 – 0,48

5,46 = b0 + 5b2…..(VII)

(III) 7,59 = b0 + 400 (0,0034585) + 15b2 + 6000 (-0,0002417)

7,59 = b0 + 1,38 + 15b2 – 1,45

7,66 = b0 + 15b2…..(VIII)

Eliminasi persamaan (VII) dan (VIII)

(VII) 5,46 = b0 + 5b

(VIII) 7,66 = b

2

0 + 15b2 –

-2,20 = -10b2

b2 = 0,22001

Substitusi b1 ke persamaan (VII)

5,46 = b0 + 5 (0,22001)

5,46 = b0 + 1,10

b0 = 4,35826

Jadi persamaan desain faktorial untuk nilai daya sebar adalah :

Y = 4,35826 + (0,0034585) X1 + (0,22001) X2 + (-0,0002417) X1X2

Page 93: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

75

Lampiran 6. Perhitungan Persamaan Uji Viskositas

Formula Kecepatan putar

Lama pencampuran Interaksi Respon

(dPas) (1) -1 -1 +1 100 a +1 -1 -1 106,67 b -1 +1 -1 118,33 ab +1 +1 +1 98,33

Efek faktor A = [(a+ab)-((1)+b)]/2

= [(106,67+98,33)-(100+118,33)]/2

= [-13,33]/2

= - 6,67

Efek faktor B = [(b+ab)-((1)+a)]/2

= [(118,33+98,33)-(100+106,67)]/2

= [9,99]/2

= 4,99

Efek Interaksi = [((1)+ab)-(a+b)]/2

= [(100+98,33)-( 106,67+118,33)]/2

= [-26,67]/2

= - 13,33

Persamaan Umum

Y = b0 + b1.X1 + b2.X2 + b12.X1X2

Formula (1)

100 = b0 + 400b1 + 5b2 + 2000b12

106,67 = b

…..(I)

Formula a

0 + 600b1 + 5b2 + 3000b12…..(II)

Page 94: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

76

Formula b

118,33 = b0 + 400b1 + 15b2 + 6000b12…..(III)

Formula ab

98,33 = b0 + 600b1 + 15b2 + 9000b12…..(IV)

Eliminasi persamaan (I) dan (II)

(I) 100 = b0 + 400b1 + 5b2 + 2000b12

(II) 106,67 = b0 + 600b1 + 5b2 + 3000b12 –

-6,67 = -200b1 – 1000b12

6,67 = 200b1 + 1000b12…..(V)

Eliminasi persamaan (III) dan (IV)

(III) 118,33 = b0 + 400b1 + 15b2 + 6000b

(IV) 98,33 = b

12

0 + 600b1 + 15b2 + 9000b12 –

20 = -200b1 – 3000b12

- 20 = 200b1 + 3000b12…..(VI)

Eliminasi Persamaan (V) dan (VI)

(V) 6.67 = 200b1 + 1000b

(VI) - 20 = 200b

12

1 + 3000b12 –

26,67 = -2000b12

b12 = -0,01333

Subsitusi nilai b12 ke persamaan (V)

6,67 = 200b1 + 1000b12

6,67 = 200b1 + 1000 (-0,01333)

6,67 = 200b1 – 13,33

Page 95: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

77

200b1 = 19,99

b1 = 0,09998

Substitusi nilai b1 dan b12 ke persamaan (I) dan (III)

(I) 100 = b0 + 400 (0,09998+ 5b2 + 2000 (-0,01333)

100 = b0 + 39,99 + 5b2 – 26,66

86,67 = b0 + 5b2…..(VII)

(III) 118,33 = b0 + 400 (0,09998) + 15b2 + 6000 (-0,01333)

118,33 = b0 + 39,99 + 15b2 – 79,98

158,32 = b0 + 15b2…..(VIII)

Eliminasi persamaan (VII) dan (VIII)

(VII) 86,67 = b0 + 5b

(VIII) 158,32 = b

2

0 + 15b2 –

-71,65 = -10b2

b2 = 7,16533

Substitusi b2 ke persamaan (VII)

86,67 = b0 + 5 (7,16533)

86,67 = b0 + 35,83

b0 = 50,84135

Jadi persamaan desain faktorial untuk uji viskositassegera setelah dibuat adalah :

Y = 50,84135+ (0,09998) X1 + (7,16533) X2 + (-0,01333) X1X2

Page 96: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

78

Lampiran 7. Perhitungan Persamaan Uji Pergeseran Viskositas

Formula Kecepatan putar

Lama pencampuran Interaksi Respon (%)

(1) -1 -1 +1 -7,5 a +1 -1 -1 -7,03 b -1 +1 -1 -7,042 ab +1 +1 +1 -11,86

Efek faktor A = [(a+ab)-((1)+b)]/2

= [(-7,031-11,86) - (-7,5-7,04)]/2

= [-4,35]/2

= - 2,18

Efek faktor B = [(b+ab)-((1)+a)]/2

= [(-7,04-11,86) - (-7,5-7,03)]/2

= [-4,38]/2

= -2,19

Efek Interaksi = [((1)+ab)-(a+b)]/2

= [(-7,5-11,86) - (-7,03-7,04)]/2

= [-5,29]/2

= - 2,65

Persamaan Umum

Y = b0 + b1.X1 + b2.X2 + b12.X1X2

Formula (1)

-7,5 = b0 + 400b1 + 5b2 + 2000b12…..(I)

Formula a

-7,03 = b0 + 600b1 + 5b2 + 3000b12…..(II)

Page 97: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

79

Formula b

-7,04 = b0 + 400b1 + 15b2 + 6000b12…..(III)

Formula ab

-11,86 = b0 + 600b1 + 15b2 + 9000b12…..(IV)

Eliminasi persamaan (I) dan (II)

(I) -7,5 = b0 + 400b1 + 5b2 + 2000b12

(II) -7,03 = b0 + 600b1 + 5b2 + 3000b12 –

-0,47 = -200b1 – 1000b12

0,47 = 200b1 + 1000b12…..(V)

Eliminasi persamaan (III) dan (IV)

(III) -7,04 = b0 + 400b1 + 15b2 + 6000b

(IV) -11,87 = b

12

0 + 600b1 + 15b2 + 9000b12 –

4,83 = -200b1 – 3000b12

-4,83 = 200b1 + 3000b12…..(VI)

Eliminasi Persamaan (V) dan (VI)

(V) 0,47 = 200b1 + 1000b

(VI) -4,82 = 200b

12

1 + 3000b12 –

5,29 = -2000b12

b12 = -0,00265

Subsitusi nilai b12 ke persamaan (V)

0,47 = 200b1 + 1000b12

0,47 = 200b1 + 1000 (-0,00265)

0,47 = 200b1 – 2,65

Page 98: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

80

200b1 = 3,12

b1 = 0,01559

Substitusi nilai b1 dan b12 ke persamaan (I) dan (III)

(I) -7,5 = b0 + 400 (0,01559) + 5b2 + 2000 (-0,00265)

-7,5 = b0 + 6,24 + 5b2 – 5,3

-8,44 = b0 + 5b2…..(VII)

(III) -7,04 = b0 + 400 (0,01559) + 15b2 + 6000 (-0,00265)

-7,04 = b0 + 6,24 + 15b2 – 15,9

2,62 = b0 + 15b2…..(VIII)

Eliminasi persamaan (VII) dan (VIII)

(VII) -8,44 = b0 + 5b

(VIII) 2,62 = b

2

0 + 15b2 –

-11,06 = -10b2

b2 = 1,10577

Substitusi b2 ke persamaan (VII)

-8,44 = b0 + 5 (1,10577)

-8,44 = b0 + 5,53

b0 = -13,96485

Jadi persamaan desain faktorial untuk uji pergeseran viskositas setelah 1 bulan

dibuat adalah:

Y = -13.96485 + (0.01559) X1 + (1.10577) X2 + (-0.00265) X1X2

Page 99: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

81

Lampiran 8. Perhitungan Efek Faktor Ukuran Droplet

Formula Kecepatan putar

Lama pencampuran Interaksi Respon (µm)

(1) -1 -1 +1 66,72 A +1 -1 -1 55,9 B -1 +1 -1 52,13

Ab +1 +1 +1 54,22

Efek faktor A = [(a+ab)-((1)+b)]/2

= [(55,9+54,22)-(66,72+52,13)]/2

= [-8,73]/2

= - 4,37

Efek faktor B = [(b+ab)-((1)+a)]/2

= [(52,13+54,22)-(66,72+55,9)]/2

= [-16,27]/2

= - 8,13

Efek Interaksi = [((1)+ab)-(a+b)]/2

= [(66,72+54,22)-(55,9+52,13)]/2

= [12,9]/2

= 6,45

Page 100: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

82

Lampiran 9. Yate’s Treatment

a. Ukuran Droplet

Replikasi Formula (1)

Formula b

Formula a

Formula ab

a- a+ b- b+ b- b+

1 68,8 43,8 56,3 56,3 2 43,8 43,8 56,3 43,8 3 68,8 56,3 56,3 56,3 4 81,3 56,3 55,5 56,3 5 68,8 56,3 55,5 56,3 6 68,8 56,3 55,5 56,3 Ʃ 400,3 312,8 390,9 325,3

Σy2 = Total Sum of squares

Ʃy2 = (68,8)2 + (43,8)2 + (68,8)2 + (81,3)2 + (68,8)2 + (68,8)2 + (43,8)2 + (43,8)2 +

(56,3)2 + (56,3)2 + (56,3)2 + (56,3)2 + (56,3)2 + (56,3)2 + (56,3)2 + (55,5)2 +

(55,5)2 + (55,5)2 + (56,3)2 + (43,8)2 + (56,3)2 + (56,3)2 + (56,3)2 + (56,3)2 -

= - 4626,53

Ryy = Replicate Sum of square

Ryy =

= - 5897,97

Tyy = Treatment Sum of square

Tyy =

= 997,03

Eyy = Experimental error sum of squares

Eyy = - 4626,53 – (- 5897,97) – 997,03

Page 101: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

83

= 274,41

Ayy = Sum of squares associated with the different levels of a

Ayy =

= 0,40

Byy = Sum of squares associated with the different levels of b

Byy =

= 976,65

AByy = Sum of squares associated with the different levels of ab

AByy = 997,03 – 0,4004 – 976,65

= 19,98

Source of variation

Df S of Squares M. Squares F

Replikasi 5 - 5897,97 -1179,59 Treatment 3 997,03 332,343

a 1 0,40 0,40 0,02 b 1 976,65 976,65 53,39

ab 1 19,98 19,98 1,09 Experimental 15 274,41 18,29 Total 23

F (1, 15) 95% adalah 4,54

Page 102: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

84

b. Daya Sebar

Replikasi Formula (1)

Formula b

Formula a

Formula ab

a- a+ b- b+ b- b+

1 6,45 8,05 6,45 7,8 2 6,6 7,9 7,0 7,7 3 5,7 7,55 7,15 7,2 4 6,5 7,15 7,1 7,4 5 6,65 7,4 6,8 7,75 6 6,25 7,5 6,35 7,5 Ʃ 38,15 45,55 40,85 45,35

Ʃy2 = Total Sum of squares

Ʃy2 = (6,45)2 + (6,6)2 + (5,7)2 + (6,5)2 + (6,65)2 + (6,25)2 + (8,05)2 + (7,9)2 + (7,55)2

+ (7,15)2 + (7,4)2 + (7,5)2 + (6,45)2 + (7,0)2 + (7,15)2 + (7,1)2 + (6,8)2 +

(6,35)2 + (7,8)2 + (7,7)2 + (7,2)2 + (7,4)2 + (7,75)2 + (7,5)2–

= 8,53

Ryy = Replicate Sum of squares

Ryy =

= 0,53

Tyy = Treatment Sum of squares

Tyy =

= 6,51

Eyy = Experimental error sum of squares

Eyy = 8,5246 – 0,5258 – 6,51125

= 1,49

Ayy = Sum of squares associated with the different levels of a

Page 103: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

85

Ayy =

= 0,26

Byy = Sum of squares associated with the different levels of b

Byy =

= 5,9

AByy = Sum of squares associated with the different levels of ab

AByy = 6,51125 – 0,2604 – 5,9

= 0,35

Source of variation

Df S of Squares M. Squares F

Replikasi 5 0,11 Treatment 3 2,17

a 1 0,26 2,63 b 1 5,9 59,49

ab 1 0,35 0,35 3,54 Experimental 15 1,49 0,09 Total 23

F (1, 15) 95% adalah 4,54

Page 104: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

86

c. Viskositas

Replikasi Formula (1)

Formula b

Formula a

Formula ab

a- a+ b- b+ b- b+

1 125 125 110 110 2 95 110 100 105 3 100 105 100 90 4 85 120 110 95 5 95 130 115 90 6 100 120 105 100 Ʃ 600 710 640 590

Ʃy2 = Total Sum of squares

Ʃy2 = (125)2 + (95)2 + (100)2 + (85)2 + (95)2 + (100)2 + (125)2 + (110)2 + (105)2 +

(120)2 + (130)2 + (120)2 + (110)2 + (100)2 + (100)2 + (110)2 + (115)2 + (105)2

+ (110)2 + (105)2 + (90)2 + (95)2 + (90)2 + (100)2 –

= 3333,33

Ryy = Replicate Sum of squares

Ryy =

= 845,83

Tyy = Treatment Sum of squares

Tyy =

= 1483,33

Eyy = Experimental error sum of squares

Eyy = 3333,33 – 845,83 – 1483,33

= 1004,17

Ayy = Sum of squares associated with the different levels of a

Page 105: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

87

Ayy =

= 266,67

Byy = Sum of squares associated with the different levels of b

Byy =

= 150

AByy = Sum of squares associated with the different levels of ab

AByy = 1483,33 – 266,67 – 150

= 1066,66

Source of variation

Df S of Squares M. Squares F

Replikasi 5 169,166 Treatment 3 494,44

a 1 266,67 3,98 b 1 150 2,24

ab 1 1066,66 1066,66 15,35 Experimental 15 1004,17 66,94 Total 23

F (1, 15) 95% adalah 4,54

Page 106: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

88

d. Pergeseran Viskositas

Replikasi Formula

(1)

Formula

b

Formula

a

Formula

ab

a- a+ b- b+ b- b+

1 -8 -12 0 -22,73 2 -5,26 -4,55 -5 -19,05 3 -10 -14,29 -5 -11,11 4 -5,88 -4,16 0 -5,26 5 -10.5 -3,85 -17,39 5,55 6 -5 -4,16 -14,29 -15 Ʃ -44,64 -43,01 -41,68 -68,15

Ʃy2 = Total Sum of squares

Ʃy2 = (8)2 + (5,26)2 + (10)2 + (5,88)2 + (10,5)2 + (5)2 + (12)2 + (4,55)2 + (14,29)2 +

(4,16)2 + (3,85)2 + (4,16)2 + (0)2 + (5)2 + (5)2 + (0)2 + (17,39)2 + (14,29)2 +

(22,73)2 + (19,05)2 + (11,11)2 + (5,26)2 + (5,55)2 + (15)2= 2531,81 -

= 906,88

Ryy = Replicate Sum of squares

Ryy =

= 126,45

Tyy = Treatment Sum of squares

Tyy =

= 79,11

Eyy = Experimental error sum of squares

Eyy = 906,88 – 126,45 – 79,11

Page 107: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

89

= 701,32

Ayy = Sum of squares associated with the different levels of a

Ayy =

= 20,5

Byy = Sum of squares associated with the different levels of b

Byy =

= 25,7

AByy = Sum of squares associated with the different levels of ab

AByy = 79,11 – 20,5 – 25.7

= 32,91

Source of variation

Df S of Squares M. Squares F

Replikasi 5 126.45 25,29 Treatment 3 79,11 26,37

A 1 20,5 20,5 0,44 B 1 25,7 25,7 0,55

AB 1 32,91 32,91 0,70 Experimental 15 701,32 46,75 Total 23 F (1, 15) 95% adalah 4,54

Page 108: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

90

Lampiran 10. Dokumentasi

Tanaman Saw Palmetto Ekstrak Saw Palmetto

Alat Mixer dan Waterbath Wadah Mixing

Formula (1) Formula a

Formula b Formula ab

Page 109: OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ...repository.usd.ac.id/17094/2/058114136_Full.pdf · OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN KRIM ANTI ANDROGENETIC ALOPECIA EKSTRAK SAW PALMETTO

91

BIOGRAFI PENULIS

Penulis lahir pada tanggal 28 Agustus 1987 di Jakarta. Lahir dari Ayah bernama

Doddy Haryanto dan Ibu bernama Netty Pangestu, memiliki satu saudara laki-

laki. Penulis telah menyelesaikan masa studinya di TK Kanisius Tangerang pada

tahun 1991 sampai tahun 1993, SD Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga

pada tahun 1993 sampai dengan tahun 1999, SLTP Laboratorium Kristen Satya

Wacana Salatiga pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2002, kemudian penulis

melanjutkan sekolah di SMA Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga pada

tahun 2002 sampai dengan 2005 dan kuliah di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2005 sampai tahun 2008. Mempunyai

pengalaman kerja sebagai asisten praktikum Analisis Sediaan Obat Tradisional

(2008), Formulasi dan Teknologi Sediaan Semisolid-Liquid (2008), Formulasi

dan Teknologi Sediaan Steril (2009), Biofarmasetika (2009), dan Botani Dasar

(2009). Selain itu penulis juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaan di Universitas

Sanata Dharma antara lain Panitia Kampanye Informasi Obat 2005 dan 2006,

Panitia Pharmacy Event Cup 2006, Panitia Titrasi 2007, Dies Natalis XIII

Fakultas Farmasi USD 2008, dan Pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi USD

2008.