od blepharitis ulserativa, pterigium, katarak, presbiopia

Upload: ghina-ninditasari

Post on 09-Jan-2016

252 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

OD Blepharitis Ulserativa, Pterigium, Katarak, Presbiopia

TRANSCRIPT

OD Blepharitis Ulserativa OD Pterigium Grade III ODS Katarak Imatur ODS Presbiopia

OD Blepharitis UlserativaOD Pterigium Grade IIIODS Katarak ImaturODS PresbiopiaOleh :Masagus Moh. Edsel Q. (1410221056)Ghina Nindita Sari (1410221055)Azizah Boenjamin(1410221010)Kartika Rizky Lim (1410221024)Levi Aulia Rahman (1410221027)

Pembimbing

dr. YB. Hari Tri Lunggono, Sp.MKol. CKM. dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp M

Status PasienNama: Tn. BSUmur: 71 tahunJenis Kelamin: Laki-LakiAlamat: SemirejoPekerjaan: PetaniStatus : MenikahTanggal masuk poli: 19 Agustus 2015Keluhan UtamaPasien mengeluhkan mata kanan bengkakRiwayat Penyakit SekarangPasien datang ke poli mata RST Soedjono dengan mata kanan bengkak. Bengkak pada mata terjadi semenjak 1 bulan SMRS, disertai rasa nyeri, gatal, dan pedih. Benjolan muncul awalnya sebesar jarum pentul saat pasien sedang berkerja. Saat 1 hari SMRS pasien merasakan benjolan menjadi semakin besar yakni sebesar biji jagung disertai rasa nyeri sekali. Pada mata kanan pasien melihat terdapat Pasien juga mengeluhkan bulu mata pada mata kanan menjadi rontok dan tidak tumbuh lagi. Pasien tidak mengeluhkan adanya ketombe di kepala atau alis mata. Pasien juga mengeluhkan terdapat bercak berwarna kemerahan di mata kanan. Bercak pasien sadari ketika pasien sedang berkaca. Bercak pasien sadari pertama kali saat 1 tahun SMRS. Pasien tidak mengeluhkan gangguan penglihatan akibat bercak tersebut sehingga tidak diperiksakan.

Pasien mengeluhkan sejak 2 tahun sebelum masuk rumah sakit, pasien merasa penglihatannya berkabut. Keluhan tersebut dirasa awalnya pada mata kanan dan kiri, timbul perlahan-lahan dan dirasa semakin memberat 6 bulan terakhir. Pasien merasa pandangannya lebih baik saat malam hari dibandingkan siang hari, pasien sebelumnya membutuhkan kacamata untuk membaca dekat namun saat ini pasien merasa bisa membaca dekat tanpa kacamataPasien memiliki riwayat menggunakan kacamata baca pertama kali saat usia 50 tahun, dengan penggantian terakhir pada usia 60 tahun. Pasien menggunakan kacamata karena pasien mengalami kesulitan membaca tulisan saat mengaji walaupun dapat melihat jauh dengan baik.

Riwayat Penyakit DahuluPasien tidak pernah mengalami penyakit serupa. Pasien tidak memiliki riwayat terkena kencing manisPasien tidak mendapatkan pengobatan jangka panjang.Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada anggota keluarga yang mengalami hal serupa.Riwayat PengobatanPasien sebelumnya belum pernah mendapatkan pengobatan.Riwayat Sosial EkonomiPasien berkerja sebagai petani. Kesan ekonomi cukup. Kebersihan diri cukup.Pemeriksaan FisikStatus UmumKesadaran : Compos mentisAktivitas: NormoaktifKooperatif: KooperatifStatus gizi: BaikVital SignTD : 130/80 mmHgNadi : 70 x/menit RR : 20 x/menit Suhu : 36,50

Skema

Status Ophtalmicus

Diagnosis BandingDiagnosis banding OD Blepharitis UlserativaOD Blepharitis Ulserativa, Dipertahankan karena dari anamnesa terdapat panas, gatal, dan nyeri, durasi penyakit berjalan sudah 1 bulan (kronik). Selain itu didapatkan bulu mata yang rontok dan tidak tumbuh kembali dan tidak didapatkan adanya ketombe pada kepala dan alis. Dari status ophtalmicus didapatkan adanya edema, krusta, pseudoptosis, serta ulkus di margo palpebra.OD Blepharitis SkuamosaDisingikirkan karena dari anamnesa tidak didapatkan bulu mata yang rontok namun tumbuh kembali dan tidak ada keluhan ketombe pada kepala dan alis. Dari status ophtalmicus disingkirkan karena didapatkan ulkus serta krusta.OD HordeolumDisingkirkan karena pada status ophtalmicus, hordeolum tidak memiliki ciri krusta dan ulkusOD Chalazion Disingkirkan karena pada anamnesa didapatkan adanya tanda peradangan dimana terdapat bengkak, nyeri, dan kemerahan sedangkan pada chalazion tidak didapatkan tanda-tanda tersebut.Diagnosis BandingDiagnosis banding OD Pterigium Grade IIOD Pterigium Grade II, Dipertahankan karena dari anamnesa terdapat selaput yang menutupi bagian hitam mata, pekerjaan pasien sebagai pegawai restoran yang terpapar matahari, debu, dan asap. Dari pemeriksaan status opthalmologi terdapat lapisan berbentuk segitiga dengan puncak mengarah ke kornea, terlihat sebagai jaringan fibrovaskular, berwarna kemerahan, dan meliputi kornea hingga 1 mm.OD Pterigium Grade IIDisingkirkan karena pada grade II pterigium tidak melewati limbus sejauh < 2 mm ke arah pupil dan pada grade I pterigium tidak melewati limbus.OD PseudopterigiumDisingkirkan karena tidak didapatkan adanya riwayat trauma pada kornea dan tidak ada perlekatan antara konjungtiva dan kornea akibat ulkus di kornea yang menahun.OD Pingekuela Disingkirkan karena pada pingekuela bentuknya kecil, meninggi, masa kekuningan dengan limbus pada konjungtiva bulbi di fissura interpalpebra. Pingekuela merupakan degenerasi hialin jaringan submukosa. Sedangkan pada kasus berbentuk segitiga dan hiperemis.

Diagnosis BandingDiagnosis ODS Katarak ImaturODS Katarak Imatur Dipertahankan karena dari anamnesis pasien mengeluh penglihatan mata kanan dan kiri seperti berkabut, pada pemeriksaan visus terdapat penurunan, dan tampak pada lensa mata kanan dan kiri keruhan dengan iris shadow (+)ODS Katarak Matur Disingkirkan karena dari pemeriksaan tampak lensa mata kanan dan kiri keruh dengan iris shadow (+) sedangkan pada katarak matur iris shadow ( - )ODS Katarak komplikata lokal Disingkirkan karena dari anamnesis pasien menyangkal adanya riwayat penggunaan obat tetes mata, penggunaan obat-obatan kortikosteroid disangkal, penggunaan obat kataraktogenesis seperti amiodaron, fenotiazin disangkal dan riwayat infeksi mata sebelumnya disangkal.ODS Katarak komplikata sistemik Disingkirkan karena dari anamnesis pasien tidak menujukkan gejala DM, dan pada pemeriksaan mata, snowflake ( - ). Dapat dipastikan dengan pemeriksaan gula darah sewaktu dan gula darah 2 jam post prandial

Diagnosis BandingDiagnosis ODS PresbiopiaODS PresbiopiaDipertahankan karena lebih nyaman melihat benda jauh dibandingkan dekat, pasien tidak mengalami gangguan penglihatan jauh, dan penglihatan menjadi setelah jelas dikoreksi dengan lensa positif.ODS Hipermetropia Disingkirkan karena pasien tidak mengalami pandangan kabur saat melihat jauhODS AstigmatismeDisingkirkan karena pasien tidak mengeluhkan pandangan berbayang saat melihat jauh

Diagnosis KerjaOD Blepharitis UlserativaOD Pterigium stadium IIODS PresbiopiaODS Katarak Imatur

Usulan Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Gula Darah Sewaktu, Gula Darah 2 jam Post PrandialUSG Oculus Dexter

TerapiOD Blepharitis UlserativaTerapi MedikamentosaTopikal : Cendoxitrol 4x1 gtt ODOral : Doxycyclin 2x1 Dexamethasone 3x1Parenteral : Tidak diberikanOperatif: Tidak dilakukanTerapi Non-medikamentosaMembersihkan margo palpebral dengan kapas basah secara sering sambil menekan kelenjar agar keluar isinyaMeminta pasien untuk menjaga kebersihan serta giziTerapiOD Pterigium Grade IITerapi MedikamentosaTopikal : Cendo Lyteers 4x1 gtt ODOral : Tidak diberikanParenteral : Tidak diberikanOperatif: OD eksisi pterigium bare sclera + graftTerapi Non-medikamentosaMenggunakan kacamata, masker, dan topi untuk menghindari paparan iritan terhadap mata

TerapiODS Katarak ImaturTerapi MedikamentosaTopikal : CaCl2 anhidrat, kalium iodida, natrium tiosulfat, fenil merkuri nitrat 3x1 tetes sehari atau Pirenoxine 0,005% 3 x 1 tetes sehariOral : Tidak diberikanParenteral : Tidak diberikanOperatif: Dapat dilakukan ekstraksi katarak imatur namun dengan menggunakan phacoemulsifikasiTerapi Non-medikamentosaTidak diberikan

TerapiODS PresbiopiaTerapi MedikamentosaTopikal : Tidak diberikanOral : Tidak diberikanParenteral : Tidak diberikanOperatif: Tidak dilakukanTerapi Non-medikamentosaMenggunakan kacamata +1.5, diteruskan pada umur 50 menjadi +2.00, diteruskan pada umur 55 menjadi +2.50, dan umur 60 menjadi +3.00

EdukasiUntuk BlepharitisMemberitahu pasien bahwa penyakit ini dapat sembuh apabila mengikuti pengobatan sesuai yang telah ditetapkanPasien diminta untuk menjaga kebersihan diri dan memperbaiki giziMemotivasi pasien untuk menghindari pekerjaan membaca dekat, baca sampai larut malam, atau mengerjakan satu hal terlalu lama mesikupn pada siang hari, serta tidak merokok karena hal-hal tersebut dapat memperparah blepharitisUntuk PterigiumMemberitahu pasien bahwa penyakit ini dapat sembuh dengan melakukan ekstirpasiPasien sebaiknya menggunakan topi, kacamata, dan masker saat berkerja, beraktivitas di luar rumah, dan berpergian untuk mengurangi pajanan terhadap sinar matahari, debu, dan angina yang merupakan salah satu factor risiko pterigiumMemotiviasi pasien untuk dilakukan ekstirpasi pterigium, terutama untuk mata kanan pasienMemberitahu pasien jika pterigium dapat sembuh setelah di ekstirpasi namun bisa kembali berulangMenyarankan pasien untuk menggunakan obat tetes sesuai anjuran yang diberikan dokter

EdukasiUntuk Katarak ImaturPasien harus waspada dan segera berobat bila melihat pelangi saat memandang lampu atau cahaya karena hal tersebut merupakan salah satu tanda komplikasi katarak imatur yaitu glaukoma sekunderPengobatan katarak adalah dengan operasi, sedangkan pengobatan dengan obat tetes mata pencegah katarak (contohnya : Catarlent dan Pirenoxine) hanya usaha untuk menunda progresifitas katarakPada pasien dengan katarak imatur dapat dilakukan operasi dengan phacoemulsifikasi namun bila pasien menolak, dapat disarankan untuk menunggu hingga katarak matang dan dilakukan operasi EKEKPenglihatan pasien dapat sembuh sempurna setelah operasi bila tidak ada komplikasi lain seperti gangguan nervus optik maupun retinopati.Pasien disarankan untuk berhenti merokok karena merokok dapat meningkatkan pembentukan katarak

EdukasiUntuk PresbiopiaMemberi tahu pasien bahwa penyakit ini tidak dapat disembuhkan dan cara untuk mengobatinya adalah dengan menggunakan kacamataMenjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan pada pasien disebabkan oleh melemahnya otot mata karena usia tuaMenjelaskan bahwa jika terjadi penurunan tajam penglihatan yang terjadi dapat diperbaiki dengan kacamata bacaMenjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan dapat terjadi perubahan secara terus menerus sehingga pasien harus sering control dan menyesuaikan ukuran kacamata baca pasien sesuai dengan pertambahan usiaMengingatkan pasien untuk memperhatikan sumber pencahayaan saat membaca, terutama pada malam hari

PrognosisPrognosisOculus DexterOculus sinisterQuo ad visam Dubia ad BonamDubia ad bonamQuo ad sanam Dubia Ad BonamDubia ad bonamQuo ad functionam Ad BonamAd BonamQuo ad komesticam Dubia Ad BonamAd BonamQuo ad vitamAd BonamAd BonamKomplikasiKomplikasi dari blepharitis ulserativa meliputi :HordeolumKonjungtivitisKeratitis superficialMadarosisTrichiasisEktropion

Komplikasi dari pterigium meliputi :Gangguan penglihatan (Astigmatisme)Mata kemerahanIritasiGangguan pergerakan bola mataTimbul jaringan parut kronis dari konjungtiva dan kornea

Komplikasi dari katarak imatur meliputi :InfeksiUlkus korneaGraft konjungtiva terbukaDiplopiaAdanya jaringan parut di kornea

RujukanDalam kasus ini tidak dilakukan rujukan ke Disiplin Ilmu Kedokteran Lainnya karena dari pemeriksaan klinis tidak ditemukan kelainan yang berkaitan dengan Disipilin Ilmu Kedokteran lainnya.

Tinjauan PustakaBlefaritisDefinisiPeradangan yang terjadi pada kelopak dan tepi kelopak, dapat bersifat subakut atau kronikKlasifikasiBlefaritis dapat dibagi menjadi beberapa tipe berdasarkan dari gambaran klinisnya :

Blepharitis UlserativaBlepharitis SkuamosaEtiologi : Staphylococcus aureusEtiologi : Pityrosporum ovaleBulu mata jatuh, tidak diganti oleh yang baru, karena ada destruksi dari folikel rambutBulu mata cepat jatuh, tetapi diganti yang baru, karena tidak ada destruksi dari folikel rambutDipangkal rambut terdapat krusta. Bila krusta dilepaskan, tampak ulkus kecil-kecil. Krusta warna kekuningan, kering, melengketkan bulu mata.Dipangkal bulu mata tidak tampak krusta, tapi skuamaHampir selalu berhubungan dengan adanya ketombe di kepala dan alis mata.

TerapiBlepharitis UlserativaNon-FarmakologisKompres hangatHindari memegang mata yang terkena blefaritis dengan tanganFarmakologisTopikal : Salep antibiotik diberikan pada margo palpebral setelah krusta dilepaskan 2x1Tetes mata antibiotic diberikan 3 4x1Oral :Antibiotik oral seperti erythromycin atau tetracyclineOAINS seperti ibuprofen untuk mengurangi inflamasiTerapiBlepharitis SkuamosaNon-Farmakologis :Memperbaiki keadaan umum dan diet seimbangFarmakologis :Topikal : Salep antibiotik dan salep kortikosteroidOral : Tidak diberikanParenteral : Tidak diberikanOperatif : Pelepasan skuama dengan cairan soda bikarbonat 3% atau shampoo bayi

KomplikasiKonjungtivitis kronikTrikiasisMadarosisEversi pungtum menyebabkan epiphoraEksema kulitEktropion

PterigiumDefinisiPterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga yang tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea pada daerah interpalpebra.Pterigium didefinisikan sebagai pertumbuhan jaringan fibrovaskuler pada subkonjungtiva dan tumbuh menginfiltrasi permukaan kornea, umumnya bilateral di sisi nasal, biasanya berbentuk segitiga dengan kepala atau apex menghadap ke sentral kornea dan basis menghadap lipatan semilunar pada cantus.PterigiumEpidemiologiPria > Wanita 4x lipatPerokok >>Diatas 40 tahun Prevalensi tertinggiLebih banyak di daerah iklim panas dan kering, serta berdebu

PterigiumFaktor Risiko :1. Radiasi ultravioletFaktor resiko lingkungan yang utama sebagai penyebab timbulnya pterigium adalah terpapar sinar matahari. Sinar ultraviolet diabsorbsi kornea dan konjungtiva menghasilkan kerusakan sel dan proliferasi sel. Letak lintang, waktu di luar rumah, penggunaan kacamata dan topi juga merupakan faktor penting.2. Faktor GenetikBeberapa kasus dilaporkan sekelompok anggota keluarga dengan pterigium dan berdasarkan penelitian case control menunjukkan riwayat keluarga dengan pterigium, kemungkinan diturunkan autosom dominan.

Pterigium3. Faktor lainIritasi kronik atau inflamasi terjadi pada area limbus atau perifer kornea merupakan pendukung terjadinya teori keratitis kronik dan terjadinya limbal defisiensi, dan saat ini merupakan teori baru patogenesis dari pterigium. Wong juga menunjukkan adanya pterigium angiogenesis factor dan penggunaan pharmacotherapy antiangiogenesis sebagai terapi. Debu, kelembaban yang rendah, dan trauma kecil dari bahan partikel tertentu, dry eye dan virus papilloma juga penyebab dari pterigium.4. UsiaPrevalensi pterigium meningkat dengan pertambahan usia banyak ditemui pada usia dewasa tetapi dapat juga ditemui pada usia anak-anak. Tan berpendapat pterigium terbanyak pada usia dekade dua dan tiga.

Pterigium5. PekerjaanPertumbuhan pterigium berhubungan dengan paparan yang sering dengan sinar UV.6. Tempat tinggalGambaran yang paling mencolok dari pterigium adalah distribusi geografisnya. Distribusi ini meliputi seluruh dunia tapi banyak survei yang dilakukan setengah abad terakhir menunjukkan bahwa negara di khatulistiwa memiliki angka kejadian pterigium yang lebih tinggi. Survei lain juga menyatakan orang yang menghabiskan 5 tahun pertama kehidupannya pada garis lintang kurang dari 300 memiliki risiko penderita pterigium 36 kali lebih besar dibandingkan daerah yang lebih selatan.

PterigiumKlasifikasiBerdasarkan Tipe1. Tipe IPterigium kecil, lesi hanya terbatas pada limbus atau menginvasi kornea pada tepinya saja. Lesi meluas < 2 mm dari kornea. Stockers line atau deposit besi dapat dijumpai pada epitel kornea dan kepala pterigium. Lesi sering asimptomatis, meskipun sering mengalami inflamasi ringan. Pasien yang memakai lensa kontak dapat mengalami keluhan lebih cepat.2. Tipe IIDisebut pterigium tipe primer advanced atau ptrerigium rekuren tanpa keterlibatan zona optik. Pada tubuh pterigium sering nampak kapiler-kapiler yang membesar. Lesi menutupi kornea sampai 4 mm, dapat primer atau rekuren setelah operasi, berpengaruh dengan tear film dan menimbulkan astigmat.3. Tipe IIIPterigium primer atau rekuren dengan keterlibatan zona optik. Merupakan bentuk pterigium yang paling berat. Keterlibatan zona optik membedakan tipe ini dengan yang lain. Lesi mengenai kornea > 4 mm dan mengganggu aksis visual. Lesi yang luas khususnya pada kasus rekuren dapat berhubungan dengan fibrosis subkonjungtiva yang meluas ke forniks dan biasanya menyebabkan gangguan pergerakan bola mata serta kebutaan.

PterigiumBerdasarkan stadium pterigium dibagi ke dalam 4 stadium yaitu:1. Stadium I : jika pterigium hanya terbatas pada limbus kornea2. Stadium II : jika pterigium sudah melewati limbus dan belum mencapai pupil, tidak lebih dari 2 mm melewati kornea.3. Stadium III : jika pterigium sudah melebihi stadium II tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal (diameter pupil sekitar 3-4 mm).4. Stadium IV : jika pertumbuhan pterigium sudah melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan.

PterigiumBerdasarkan perjalanan penyakitnya, pterigium dibagi menjadi 2 yaitu:1. Pterigium progresif : tebal dan vaskular dengan beberapa infiltrat di kornea di depan kepala pterigium (disebut cap dari pterigium)2. Pterigium regresif : tipis, atrofi, sedikit vaskular. Akhirnya menjadi bentuk membran, tetapi tidak pernah hilang.Berdasarkan terlihatnya pembuluh darah episklera di pterigium 1. T1 (atrofi) : pembuluh darah episkleral jelas terlihat2. T2 (intermediet): pembuluh darah episkleral sebagian terlihat3. T3 (fleshy, opaque): pembuluh darah tidak jelas.

PterigiumGejala KlinisGejala klinis pterigium pada tahap awal biasanya ringan bahkan sering tidak ada keluhan sama sekali (asimptomatik). Beberapa keluhan yang sering dialami pasien antara lain :Mata sering berair dan tampak merahMerasa seperti ada benda asingTimbul astigmatisme akibat kornea tertarik oleh pertumbuhan pterigium tersebut, biasanya astigmatisme with the rule ataupun astigmatisme irreguler sehingga mengganggu penglihatanPada pterigium yang lanjut (derajat 3 dan 4), bisa menutupi pupil dan aksis visual sehingga tajam penglihatan juga menurun.

PterigiumPemeriksaan fisik : Pada inspeksi pterigium terlihat sebagai jaringan fibrovaskular pada permukaan konjuntiva. Pterigium dapat memberikan gambaran yang vaskular dan tebal tetapi ada juga pterigium yang avaskuler dan flat. Perigium paling sering ditemukan pada konjungtiva nasal dan berekstensi ke kornea nasal, tetapi dapat pula ditemukan pterigium pada daerah temporal.

PterigiumDiagnosa BandingPseudopterigium. Terjadi akibat pembentukan jaringan parut pada konjungtiva yang berbeda dengan pterigium, dimana pada pseudopterigium terdapat adhesi antara konjungtiva yang sikatrik dengan kornea dan sklera. Penyebabnya termasuk cedera kornea, cedera kimiawi dan termal. Pseudopterigium menyebabkan nyeri dan penglihatan ganda. Penanganan pseudopterigium adalah dengan melisiskan adhesi, eksisi jaringan konjungtiva yang sikatrik dan menutupi defek sklera dengan graft konjungtiva yang berasal dari aspek temporal.Pinguekula Lesi kuning keputihan pada konjungtiva bulbi di daerah nasal atau temporal limbus. Tampak seperti penumpukan lemak bisa karena iritasi ataupun karena kualitas air mata yang kurang baik. Pada umumnya tidak diperlukan terapi tetapi pada kasus tertentu dapat diberikan steroid topikal.

PterigiumNon-MedikamentosaPenanganan pterigium pada tahap awal adalah berupa tindakann konservatif seperti penyuluhan pada pasien untuk mengurangi iritasi maupun paparan sinar ultraviolet dengan menggunakan kacamata anti UV dan pemberian air mata buatan/topical lubricating drops.Medikamentosa Topikal : Tidak diberikanOral : Tidak diberikanParenteral : Tidak diberikan

PterigiumTindakan operatif :Adapun indikasi operasi menurut Ziegler dan Guilermo Pico, yaitu:Menurut Ziegler :Mengganggu visusMengganggu pergerakan bola mataBerkembang progresifMendahului suatu operasi intraokulerKosmetikMenurut Guilermo Pico :Progresif, resiko rekurensi > luasMengganggu visusMengganggu pergerakan bola mataMasalah kosmeti Di depan apeks pterigium terdapat Grey ZonePada pterigium dan kornea sekitarnya ada nodul pungtatTerjadi kongesti (klinis) secara periodik PterigiumPada prinsipnya, tatalaksana pterigium adalah dengan tindakan operasi. Ada berbagai macam teknik operasi yang digunakan dalam penanganan pterigium di antaranya adalah:Bare sclera : bertujuan untuk menyatukan kembali konjungtiva dengan permukaan sklera. Kerugian dari teknik ini adalah tingginya tingkat rekurensi pasca pembedahan yang dapat mencapai 40-75%.Simple closure : menyatukan langsung sisi konjungtiva yang terbuka, diman teknik ini dilakukan bila luka pada konjuntiva relatif kecil.Sliding flap : dibuat insisi berbentuk huruf L disekitar luka bekas eksisi untuk memungkinkan dilakukannya penempatan flap.Rotational flap : dibuat insisi berbentuk huruf U di sekitar luka bekas eksisi untuk membentuk seperti lidah pada konjungtiva yang kemudian diletakkan pada bekas eksisi.Conjungtival graft : menggunakan free graft yang biasanya diambil dari konjungtiva bulbi bagian superior, dieksisi sesuai dengan ukuran luka kemudian dipindahkan dan dijahit atau difiksasi dengan bahan perekat jaringan

KomplikasiPre-OperatifAstigmatKemerahanIritasiBekas luka yang kronis pada konjungtiva dan korneaDiplopiaIntra-OperatifNyeri, iritasi, kemerahan, graft oedema, corneoscleral dellen (thinning), dan perdarahan subkonjungtival dapat terjadi akibat tindakan eksisi dengan conjunctival autografting, namun komplikasi ini secara umum bersifat sementara dan tidak mengancam penglihatan.Pasca-operatifInfeksi, reaksi bahan jahitan, diplopia,sikatriks, graft konjungtiva longgarPterigium rekurenPterigiumPrognosisPenglihatan dan kosmetik pasien setelah dieksisi adalah baik. Kebanyakan pasien dapat beraktivitas lagi setelah 48 jam post operasi. Pasien dengan pterigium rekuren dapat dilakukan eksisi ulang dan graft dengan konjungtiva autograft atau transplantasi membran amnion.

KatarakDefinisi.Setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya. Biasanya kekruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.Umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun. Bermacam-macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak seperti glaukoma, ablasi, uveitis dan retinitis pigmentosa. Katarak dapat berhubungan proses penyakit intraokuler lainnya.Katarak dapat disebabkan bahan toksik khusus (kimia dan fisik). Keracunan beberapa jenis obat dapat menimbulkan katarak seperti eserin (0,25-0,5%), kortikosteroid, ergot, antikolinesterase topikal.Kelainan sistemik atau metabolik yang dapat menimbulkan katarak adalah diabetes melitus, galaktosemi dan distrofi miotonik. Katarak dapat ditemukan dalam keadaan tanpa adanya kelainan mata atau sistemik (katarak senil, juvenil, herediter) atau kelainan kongenital mata.

Katarak

KatarakEtiologiKelainan kongenitalTrauma tajam / tumpulProses usia / degenerasi lensaPenggunaan obat lama (Steroid dan obat lain)Kerusakan oksidatif (Sinar UV, rokok, alkohol)KatarakBerdasarkan Usia :1. Katarak kongenital ( < 1 tahun)2. Katarak Juvenilis ( 3 bulan 9 tahun)3. Katarak Senilis (> 50 tahun)

Katarak SenilisKatarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut yaitu usia di atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti.Berdasarkan stadiumnya, katarak dibagi menjadi stadium insipien, stadium imatur, stadium matur, dan stadium hipermatur.Stadium insipien. Stadium yang paling dini, yang belum menimbulkan gangguan visus. Kekeruhan terutama terdapat pada bagian perifer berupa bercak-bercak seperti baji (jari-jari roda), terutama mengenai korteks anterior, sedangkan aksis relatif masih jernih. Gambaran ini disebut spokes of a wheelyang nyata bila pupil dilebarkan.Stadium imatur. Kekeruhan belum mengenai seluruh lapisan lensa. Kekeruhan terutama terdapat di bagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Kalau tidak ada kekeruhan di lensa, maka sinar dapat masuk ke dalam mata tanpa ada yang dipantulkan. Oleh karena kekeruhan dibagian posterior lensa, maka sinar oblik yang mengenai bagian yang keruh ini akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan, terlihat di pupil ada daerah yang terang sebagai refleks pemantulan cahaya pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap,akibat bayangan iris pada lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow test (+).

Katarak Imatur

Katarak SenilisStadium matur. Pada stadium ini lensa telah menjadi keruh seluruhnya, sehingga semua sinar yang melalui pupil dipantulkan kembali di permukaan anterior lensa. Tak ada bayangan iris, shadow test (-). Di pupil tampak lensa yang seperti mutiara. Shadow testmembedakan stadium matur dari imatur, dengan syarat harus diperiksa lebih lanjut dengan midriatika, oleh karena pada katarak polaris anterior juga terdapat shadow test (-), karena kekeruhan terletak di daerah pupil. Dengan melebarkan pupil, akan tampak bahwa kekeruhan hanya terdapat pada daerah pupil saja. Kadang-kadang, walaupun masih stadium imatur, dengan koreksi, visus tetap buruk, hanya dapat menghitung jari, bahkan dapat lebih buruk lagi 1/300 atau satu per tak hingga, hanya ada persepsi cahaya, walaupun lensanya belum keruh seluruhnya. Keadaan ini disebut vera matur.

Katarak Matur

Stadium hipermatur. Korteks lensa yang konsistensinya seperti bubur telah mencair, sehingga nukleus lensa turun oleh karena daya beratnya ke bawah. Melalui pupil, pada daerah yang keruh, nukleus ini terbayang sebagai setengah lingkaran di bagian bawah, dengan warna yang lain daripada bagian yang diatasnya, yaitu kecoklatan. Uji banyangan iris memberikan gambaran pseudopositif. Pada stadium ini juga terjadi kerusakan kapsul lensa, yang menjadi lebih permeabel, sehingga isi korteks yang cairdapat keluar dan lensa menjadi kempis, yang di bawahnya terdapat nukleus lensa. Keadaan ini disebut katarak Morgagni.Pada perjalanan dari stadium I ke stadium IV, dapat timbul suatu keadaan yang disebut intumesensi yaitu penyerapan cairan bilik mata depan oleh lensa sehingga lensa menjadi cembung dan iris terdorong ke depan, bilik mata depan menjadi dangkal. Hal ini tidak selalu terjadi. Pada umumnya terjadi pada stadium II.

Insipien Imatur Matur Hipermatur Kekeruhan Ringan SebagianSeluruhMasifCairan lensaNormal Bertambah(cairan masuk)NormalBerkurang(air+masa lensa keluar)Iris NormalTerdorong NormalTremulansBilik mata depanNormal Dangkal NormalDalamSudut bilik mataNormal SempitNormalTerbukaShadow testNegatifPositif NegatifPseudopositifPenyulit NegatifGlaukoma Negatif Uveitis & glaukomaKatarakBerdasarkan LetakKatarak NuklearKatarak KortikalKatarak SubkapsularSubkapsular PosteriorSubkapsular Anterior

KatarakBerdasarkan EtiologiKatarak Sekunder (Akibat fibrosis sisa lensa yang tertinggal)Katarak KomplikataKatarak komplikata merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, dan proses degenerasi seperti ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaukoma, tumor intra okular, iskemia okular, nekrosis anterior segmen, buftalmos, akibat suatu trauma dan pasca bedah mata. Katarak komplikata dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik endokrin (diabetes melitus, hipoparatiroid, galaktosemia dan miotonia distrofi) dan keracunan obat (tiotepa intravena, steroid lokal lama, steroid sistemik, oral kontrasepsi dan miotika antikolinesterase).Katarak Traumatika Trauma tajam Langsung terjadi pembentukan nucleus katarakTrauma tumpul Katarak melalui proses imatur matur dan tidak langung bentuk nukleusKatarakGejala KlinisGejala SubjektifPenglihatan seperti berasap dan visus menurun secara progresif. (Visus mudur tergantung lokalisasi dan tebal tipisnya kekeruhan, bila kekeruhan tipis kemunduran visus sedikit dan bila kekeruhan terletak diequator, tak ada keluhan apa-apa)Silau saat melihat cahaya Penderita mengeluh adanya bercak-bercak putih yang tak bergerakDiplopia monokular yaitu penderita melihat 2 bayangan yang disebabkan oleh karena refraksi dari lensa sehingga benda-benda yang dilihat penderita akan menyebabkan silauPada stadium permulaan penderita mengeluh miopisasi, hal ini terjadi karena proses pembentukan katarak sehingga lensa menjadi cembung dan refraksi mata meningkat, akibatnya bayangan jatuh dimuka retinaMelihat pada malam hari lebih jelas daripada siang

KatarakGejala ObjektifPada oblique illumination (mata disinar dari samping), lensa tampak keruh keabuan seperti asap. Pada fundus reflex dengan opthalmoscope kekeruhan tersebut tampak hitam dengan background orange. Pada stadium matur hanya didapatkan warna putih atau tampak kehitaman tanpa background orange, Hal ini menunjukkan bahwa lensa sudah keruh seluruhnya. Ruang kamera anterior menjadi dangkal dan iris terdorong kedepan, sudut kamera anterior dapat menyempit sehingga tekanan intraokuler meningkat, akibatnya dapat terjadi glaukoma.

KatarakPemeriksaan FisikPemeriksaan ketajaman penglihatanMelihat lensa dengan penlight dan loopDengan penyinaran miring (45 derajat dari poros mata) dapat dinilai kekeruhan lensa dengan mengamati lebar pinggir iris pada lensa yang keruh (iris shadow). Bila letak bayangan jauh dan besar berarti kataraknya imatur, sedangkan bayangan dekat dan kecil dengan pupil terjadi katarak matur.Slit lampPemeriksaan opthalmoskop (sebaiknya pupil dilatasi)

KatarakKomplikasiGlaukoma sekunderUveitisSubluksasi dan dislokasi lensaTatalaksana KatarakNon-Bedah :Terapi penyebab katarak : Kontrol DM, hentikan obat karaktogenikMemperlambat progresivitas : Preparat kalsium dan kalium, vitamin E dan aspirinBedah :Pengangkatan lensa kristalin yang telah mengalami kekeruhan dan diganti dengan lensa buatan yang disebut pseudofakiaIndikasi :Indikasi visus : Visus menurun sehingga mengganggu aktivitasIndikasi Medis : Penyakit komplikasi katarakIndikasi Kosmetik : Untuk mengembalikan pupil yang hitamOperasi Katarak1. PhacoemulcificationPhacoemulcification maksudnya membongkar dan memindahkan kristal lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea. Getaran ultrasonic (gelombang suara frekuensi tinggi 40.000 MHz) akan digunakan untuk menghancurkan katarak / lensa menjadi kepingan halus, selanjutnya mesin PHACO akan menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih.Operasi Katarak

Operasi Katarak2. Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular (EKEK)Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan.3. Ekstraksi Katarak Intra Kapsular (EKIK)Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan dipindahkan dari mata melalui insisi korneal superior yang lebar. Pada ICCE tidak akan terjadi katarak sekunder.EKIK tidak boleh dilakukan pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Operasi Katarak

Operasi Katarak4. Lensa IntraokularSetelah pengangkatan katarak, lensa intraokular (IOL) biasanya diimplantasikan ke dalam mata. Kekuatan implan IOL yang akan digunakan dalam operasi dihitung sebelumnya dengan mengukur panjang mata secara ultrasonik dan dengan kelengkungan kornea (maka juga kekuatan optik) secara optik. Kekuatan lensa umumnya dihitung sehingga pasien tidak akan membutuhkan kacamata untuk penglihatan jauh.5. Small Incision Cataract Surgery (SICS)Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang merupakan teknik pembedahan kecil.Teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih cepat sembuh dan murah.Insisi dilakukan pada sklera dengan ukuran insisi bervariasi dari 5-8 mm, Penutupan luka insisi terjadi dengan sendirinya (self-sealing). Teknik operasi ini dapat dilakukan pada stadium katarak immature, mature, dan hypermature. Teknik ini juga telah dilakukan pada kasus glaukoma fakolitik dan dapat dikombinasikan dengan operasi trabekulektomi.

Operasi Katarak

KomplikasiPre-OperatifAnsietasDispepsia dan mualKonjungtivitis iritatif / alergiAbrasi KorenaIntraoperatifLaserasi M. rectus superiorPerdarahanLesi kornea (robekan membrane descement)Cedera iris dan iridodialisis ( Irislepas dari akarnya)Ruptur VitreusPostoperatifHifema, prolapse iris, uveitis, endoftalmitisKatarakPrognosisPrognosis penglihatan untuk pasien anak-anak yang memerlukan pembedahan tidak sebaik prognosis untuk pasien katarak senilis, karena adanya ambliopia dan kadang-kadang anomali saraf optikus atau retina. Prognosis untuk perbaikan ketajaman pengelihatan setelah operasi paling buruk pada katarak kongenital unilateral dan paling baik pada katarak kongenital bilateral inkomplit yang proresif lambat. Prognosis penglihatan pasien dikatakan baik apabila :Fungsi media refrakta baikDilakukan dengan melihat kejernihan serta keadaan media refrakta mulai dari kornea, iris, pupil dan lensa melalui lampu sentolop maupun slit lamp.Fungsi makula atau retina baikDilakukan dengan pemeriksaan retpersepsi warna, dengan cara menyorotkan cahaya merah dan hijau di depan mata yang kemudian dengan sentolop cahaya diarahkan ke mata.Fungsi N. Optikus (N.II) baikFungsi serebral baikPencegahan KatarakUmumnya katarak terjadi bersamaan dengan bertambahnya umur yang tidak dapat dicegah. Pemeriksaan mata secara teratur sangat perlu untuk mengetahui adanya katarak. Bila telah berusia 60 tahun sebaiknya mata diperiksa setiap tahun. Pada saat ini dapat dijaga kecepatan berkembangnya katarak dengan:Tidak merokok, karena merokok mengakibatkan meningkatkan radikal bebas dalam tubuh, sehingga risiko katarak akan bertambah Pola makan yang sehat, memperbanyak konsumsi buah dan sayurLindungi mata dari sinar matahari, karena sinar UV mengakibatkan katarak pada mataMenjaga kesehatan tubuh dari penyakit kencing manis dan penyakit lainnya

PresbiopiaDefinisiPresbiopia merukan kondisi mata dimana lensa kristalin kehilangan fleksibilitasnya sehingga membuatnya tidak dapat fokus pada benda yang dekat. Presbiopia adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur. Daya akomodasi adalah kemampuan lensa mata mencembung dan memipih. Biasanya terjadi diatas usia 40 tahun, dan setelah umur itu umumnya seseorang akan membutuhkan kaca mata baca untuk mengkoreksi presbiopnya. Presbiopia merupakan bagian alami dari penuaan mata. Presbiopia ini bukan merupakan penyakit dan tidak dapat dicegah.

PresbiopiaEtiologiTerjadi gangguan akomodasi lensa pada usia lanjutKelemahan otot-otot akomodasiLensa mata menjadi tidak kenyal, atau berkurang elastisitasnya akibat kekakuan (sklerosis) lensa.PatofisiologiPada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi mata karena adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih keras (sklerosis) dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung. Dengan demikian kemampuan melihat dekat makin berkurang.

PresbiopiaKlasifikasiPresbiopi Insipien, tahap awal perkembangan presbiopi. Dari anamnesa didapati pasien memerlukan kaca mata untuk membaca dekat, tapi tidak tampak kelainan bila dilakukan tes, dan pasien biasanya akan menolak preskripsi kacamata baca.Presbiopia Fungsional, amplitudo akomodasi yang semakin menurun dan akan didapatkan kelainan ketika diperiksa.Presbiopi Absolut, peningkatan derajat presbiopi dari presbiopi fungsional, dimana proses akomodasi sudah tidak terjadi sama sekali.Presbiopi Prematur, presbiopi yang terjadi dini sebelum usia 40 tahun dan biasanya berhubungan dengan lingkungan, nutrisi, penyakit, atau obat-obatan.Presbiopi Nokturnal, kesulitan untuk membaca jarak dekat pada kondisi gelap, disebabkan oleh peningkatan diameter pupil.

Diagnosis PresbiopiaAnamnesisKesulitan membaca tulisan dengan cetakan huruf yang halus/kecilSetelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering terasa pedih. Bisa juga disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika membaca terlalu lama.Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca atau menegakkan punggungnya karena tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa (titik dekat mata makin menjauh).Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di malam hari.Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca.Sulit membedakan warna.Pemeriksaan OftalmologiVisus, pemeriksaan dasar untuk mengevaluasi presbiopi dengan menggunakan Snellen Chart.Refraksi, periksa mata satu persatu, mulai dengan mata kanan. Pasien diminta untuk memperhatikan kartu Jaeger dan menentukan kalimat terkecil yang bisa dibaca pada kartu. Target koreksi pada huruf sebesar 20/30.

PresbiopiaDiagnosis BandingDiagnosis banding presbiopia adalah hipermetropia dan low vision jika hipermetropi lebih dari 3 dioptri.TerapiDigunakan lensa positif untuk koreksi presbiopia. Tujuan koreksi adalah untuk mengkompensasi ketidakmampuan mata untuk memfokuskan objek-objek yang dekat.Kekuatan lensa mata yang berkurang ditambahkan dengan lensa positif yang sesuai usia, dan hasil pemeriksaan subjektif sehingga pasien mampu membaca tulisan pada kartu Jaeger.Karena jarak baca biasanya 33 cm, maka adisi +3,00 D saat umur 60 tahun adalah lensa positif terkuat yang dapat diberikan pada pasien. Pada kekuatan ini, mata tidak melakukan akomodasi bila membaca pada jarak 33 cm, karena tulisan yang dibaca terletak pada titik fokus lensa +3,00 D.

Usia (Tahun)Kekuatan Lensa Positif yang Dibutuhkan40 tahun+1,00 D40-45 tahun+1,25 D45 tahun+1,50 D45-50 tahun+1,75 D50 tahun+2,00D50-55 tahun+2,25 D55 tahun+2,50 D55-60 tahun+2,75 D60 tahun+3,00 DTerimakasih