occupational immunology lung disease

42
SARI KEPUSTAKAAN OCCUPATIONAL IMMUNOLOGY LUNG DISEASE Melati Silvanni Nst Div. Pulmonologi, Alergi dan Imunologi Dept. Ilmu Penyakit Dalam FK USU – RS HAM

Upload: dwibayu

Post on 09-Aug-2015

81 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Occupational Immunology Lung Disease

SARI KEPUSTAKAAN

OCCUPATIONAL IMMUNOLOGY LUNG DISEASE

Melati Silvanni Nst

Div. Pulmonologi, Alergi dan ImunologiDept. Ilmu Penyakit Dalam

FK USU – RS HAM

Page 2: Occupational Immunology Lung Disease

PENDAHULUAN

Jumlah industri ↑ Produksi berbagaimacam material

Peny. paru kerja yg diperantaraiimunologi

Dua pembagian besar penyakit paru kerja imun :

1. Asma

2. Pneumonitis hipersensitiviti

Ketidakpastian & overlaping terjadi pada penyakit paru kerja imun :

- Bbrp paparan dpt menyebabkan lebih dr satu penyakit imunologis

- Banyak zat-zat kimia dpt menyebabkan peny dgn merangsang sindroma disfungsi jalan nafas reaktif imun asma

Page 3: Occupational Immunology Lung Disease

PREVALENSI

2% dari semua kasus asma pada industri nasional berkaitan dengan pekerjaan

The European Community Respiratory Health Survey Group resiko tinggi terhadap asma petani, pelukis, pekerja plastik, cleaning service dan pelukis dgn spray

Page 4: Occupational Immunology Lung Disease

DIAGNOSIS

Lingkungan kerja dan tempat tinggal haruslah dievaluasi utk mengetahui alergen, iritan atau debu organik

Anamnesis : Batuk dan rasa berat di dada yg dimulai ketika pekerja pulang ke rumah

Pem. Fisik : Bervariasi dan bergantung kpd bentuk respon tubuh, berat dan jenis penyakit

Pem. Imunologis : Status atopi pekerja dpt diketahui dgn skin test terhadap antigen inhalan yg biasanya terjadi

Page 5: Occupational Immunology Lung Disease

1. ASMA AKIBAT KERJA

DEFINISI

Adanya ggn aliran udara pernafasan & hiperaktivitas bronkus akibat polutan spesifik di tempat kerja dan bukan di luar tempat kerja

Dibagi 2 kategori :

1. Asma akibat kerja

2. Asma yg diperburuk akibat lingk. kerja

Pembagian menurut masa laten :

1. Asma akibat kerja yg disertai masa laten

2. Asma akibat kerja yg tidak disertai masa laten

Page 6: Occupational Immunology Lung Disease
Page 7: Occupational Immunology Lung Disease

PATOFISIOLOGI

1. Iritasi langsung

Provokasi langsung terjadinya asma

Bahan tersering as. hidroklorin, sulfur dioksid dan amoniak

Mudah terserang pada pekerja yg telah memiliki kelainan pernafasan yang lain

Page 8: Occupational Immunology Lung Disease

2. Alergi

Patofisiologinya sama dengan asma pd umumnya

Page 9: Occupational Immunology Lung Disease

3. Farmakologik

Inhalasi tempat kerja terjadinya akumulasi bahan kimia yg ada dalam tubuh (histamin & asetilkolin)

Akumulasi dalam paru asma

Page 10: Occupational Immunology Lung Disease

GAMB. KLINIS DAN DIAGNOSTIK

Klinis sama seperti asma batuk-batuk, sesak nafas dan mengi.

Kadang-kadang rhinitis dan mata gatal

Derajat serangan asma :

1. Serangan asma segera setelah terpapar alergen (1-2 jam stlh terpapar) immediate type

2. Serangan asma setelah bbrp jam (4-12 jam) terpapar alergen delayed type

3. Serangan di tempat kerja dan di luar tempat kerja dual type

Page 11: Occupational Immunology Lung Disease

Klinis memburuk pd hari2 kerja dan membaik pada hari libur kemudian akan memburuk lagi bila masuk kerja setelah libur

Spirometri (+) penurunan FEV1 >5% antara sebelum dan sesudah kerja

Tes kulit dan tes serologi bila agen penyebabnya bahan dgn berat molekul besar merangsang terjadinya reaksi imunologi (IgE)

Page 12: Occupational Immunology Lung Disease

PENATALAKSANAAN

Pencegahan pemeriksaan kesehatan sblm kerja, pemakaian alat pelindung & pemantauan polutan di udara lingkungan kerja

Telah terjadi asma akibat kerja pemindahan dari lingkungan kerja

Mencegah kecacatan evaluasi fungsi paru secara berkala pada pekerja yang sudah menderita asma akibat kerja

Page 13: Occupational Immunology Lung Disease

Tabel 2. Contoh Pencegahan Primer Asma Akibat Kerja

Page 14: Occupational Immunology Lung Disease

Pengobatan medikamentosa :

- Teofilin bronkodilator menekan neutrophilic chemotactic factor

- Beta agonis bronkodilator paling baik dalam pengobatan asma akibat kerja

- Kombinasi beta agonis dgn ipratrium bromida kombinasi lebih baik dalam memperbaiki fungsi paru dibanding single beta agonis

- Kortikosteroid mencegah bronkokonstriksi, memperbaiki fungsi paru, menurunkan eksaserbasi dan hiperesponsif saluran nafas

Page 15: Occupational Immunology Lung Disease

PNEUMONITIS HIPERSENSITIVITI

Disebut juga alergi alveolitis ekstrinsik

Sindroma yg kompleks gejala klinis dan etiologinya dibandingkan penyakit paru yang berdiri sendiri

Memiliki ciri2 inflamasi parenkim paru & jln nafas yg difus pd psn2 yg telah tersensitisasi sebelumnya

Berdasarkan pjg, intensitas paparan dan durasi sakit dibagi atas : - akut

- subakut (intermiten)

- kronik

DEFINISI

Page 16: Occupational Immunology Lung Disease

PATOFISIOLOGI

Secara patologi :

- Akut : Ciri2 btk granuloma interstitial non kaseosa dan infiltrasi sel mononuklear pada penyebaran peribronkial dengan sel giant yg menonjol

- Subakut : lebih banyak granuloma non kaseosa, bronkiolitis dan fibrosis interstitial

- Kronik : inflamasi interstitial kronik dan destruksi alveolar

Page 17: Occupational Immunology Lung Disease

Respon awal thd antigen peningkatan netrofil pada alveoli dan jalan nafas kecil diikuti dgn influks sel2 mononuklear

Mengeluarkan enzim proteolitik, prostaglandin dan leukotrien

Page 18: Occupational Immunology Lung Disease

ETIOLOGI

Disease Source of Exposure Major Antigen

Farmer's lung Moldy haySaccharopolyspora rectivirgula (Micropolyspora faeni)

Bagassosis Moldy sugar cane fiber Thermoactinomyces sacchari

Grain handler's lung Moldy grain S rectivirgula, Thermoactinomyces vulgaris

Humidifier/air-conditioner lungContaminated forced-air systems, heated water reservoirs

S rectivirgula, T vulgaris

Bird breeder's lung Pigeons, parakeets, fowl, rodents Avian or animal proteins

Cheese worker's lung Cheese mold Penicillium casei

Malt worker's lung Moldy malt Aspergillus clavatus

Paprika splitter's lung Paprika dust Mucor stolonifer

Wheat weevil Infested wheat Sitophilus granaries

Mollusk shell hypersensitivity Shell dust Sea snail shells

Chemical worker's lung Manufacture of plastics, polyurethane foam, rubber Trimellitic anhydride, diisocyanate, methylene diisocyanate

Page 19: Occupational Immunology Lung Disease

GAMB. KLINIS DANDIAGNOSTIK

Pneumonitis hipersensitiviti akut :

- 4-6 jam stlh paparan, hilang sendiri stlh 12 jam

- Demam, menggigil, malaise, batuk, nyeri dada, sesak nafas dan sakit kepala

Pneumonitis hipersensitiviti subakut :

- Pada pasien yang mengalami serangan akut yang berulang

- Batuk produktif, sesak nafas, fatigue, anoreksia dan penurunan BB

Page 20: Occupational Immunology Lung Disease

Pneumonitis hipersensitiviti kronik :

- Tidak ada riwayat episode akut sebelumnya

- Onset tersembunyi dari batuk, sesak nafas yg progresif, fatigue dan penurunan BB

6 prediktor klinis penegakan diagnosis :

1. Terpapar thd Ag yg diketahui

2. Ab yg (+) thd Ag tsb

3. Gejala yg berulang

4. Ronkhi pada saat inspirasi

5. Gejala tjd 4-8 jam stlh terpapar

6. Penurunan BB

Page 21: Occupational Immunology Lung Disease

Radiografi dijumapi :

- Fase akut Mikronoduler interstitial yg difus

- Fase subakut Opasitas retikular atau mikronodular yg menonjol pada lobus atas sampai tengah paru

- Fase kronik Fibrosis yg progresif dgn kehilangan volume paru pd lobus atas

Gambaran radiografiPneumonitis hipersensitiviti

Page 22: Occupational Immunology Lung Disease

Kriteria diagnostik Pneumonitis hipersensitiviti

Page 23: Occupational Immunology Lung Disease

PENATALAKSANAAN

Dasar terapi perhatian pada kontrol lingkungan

Meminimalisir paparan antigen pengurangan penyakit

Kortikosteroid pada kasus yg lebih berat

- Dosis optimal dan lamanya th/ blm diketahui

- Terapi awal prednison 0,5-1 mg/kgBB single dose

- Dosis inisial dilanjutkan selama 2-4 mgg dan dikurangi selama periode 4-8 mgg

Page 24: Occupational Immunology Lung Disease

BISINOSIS

DEFINISI

Penyakit paru berupa bronkitis kronis sebagai akibat terpaparnya individu oleh debu kapas, rami, sisal atau nanas

Umumnya diderita oleh pekerja-pekerja tekstil

Page 25: Occupational Immunology Lung Disease

EPIDEMIOLOGI

Angka kejadian bronkitis kronis pada para pekerja tekstil 4,5 – 26%

Resiko paling tinggi terjadinya byssinosis pembersih kapas untuk dipintal dan pembersih mesin-mesin kapas

PATOGENESIS

Diduga erat hubungannya dgn adanya endotoksin yg dikeluarkan bakteri yg mengkontaminasi partikel debu kapas

Page 26: Occupational Immunology Lung Disease

GAMB. KLINIS DANDIAGNOSIS

Ciri khas para pekerja yg sensitif akan menahan nafas (nafas pendek) setiap kembali ke tempat kerja

Pekerja dgn gejala paru yg lebih byk dijumpai mempercepat penurunan fungsi bisinosis

Paparan rokok efek sinergis thd bisinosis

Spirometri penurunan FEV1 dan FVC pada pemeriksaan hari senin stlh sebelumnya libur

Mekanisme terjadinya bisinosis masih belum jelas

Page 27: Occupational Immunology Lung Disease

Gamb. Histopatologis mirip dgn pengaruh asap rokok hiperplasia kelenjar mukus dan infiltrasi sel polimorfonuklear netrofil di dinding bronkus

Gambaranhistopatologi

bisinosis

Page 28: Occupational Immunology Lung Disease

PENATALAKSANAAN

Paling penting menyingkirkan pasien dari lingkungan kerja yg berpotensial tinggi

Bisa juga dilakukan “putar kerja”

Uji faal paru serial

Tidak ada obat spesifik utk bisinosis

Tanda-tanda obstruksi bronkus bronkodilator

Page 29: Occupational Immunology Lung Disease

ASBESTOSIS

DEFINISI

Pneumokoniosis yg disebabkan oleh inhalasi serat asbes. Khas fibrosis interstisial difus parenkim paru

Sering diikuti dengan penebalan pleura viseralis dan kadang2 kalsifikasi pleura

Page 30: Occupational Immunology Lung Disease

Tabel 5. Pekerjaan dan industri yang berhubungan dengan asbestosis

Page 31: Occupational Immunology Lung Disease

GAMB. KLINIS DANDIAGNOSIS

Gejala awal : sesak nafas saat beraktivitas dan sering diikuti batuk kering berkembang menjadi fibrosis paru yang progresif

Stadium lanjut : batuk, produksi sputum, penurunan BB dan sering vterkena infeksi saluran nafas yang lain

Komplikasi : keganasan bronkus, gastrointestinal dan pleura

Page 32: Occupational Immunology Lung Disease

Pem. Fisik : tidak jelas menunjukkan kelainan terutama pada stadium awal

Tanda pertama ronki basah di basal paru di daerah anterior dan lateral pada akhir inspirasi Stadium lanjut jari tabuh

Foto toraks : Perselubungan halus yg ireguler, tersebar di bagian tengah dan basal paru

Gambaran radiografiAsbestosis

Page 33: Occupational Immunology Lung Disease

PENATALAKSANAAN

Tidak berbeda dengan penyakit paru kronis lainnya

Dapat membantu :

- Vaksinasi thd pneumococcal pneumonia & influenza

- Mobilisasi sekret

- Bronkodilator

- Nutrisi yang baik

- Latihan pernafasan

- Terapi oksigen di rumah

- Latihan fisik yg berkesinambungan

Terapi farmakologis belum terbukti bermanfaat

Page 34: Occupational Immunology Lung Disease

KESIMPULAN

Occupational Immunology Lung Disease sering terjadi akibat paparan zat di tempat kerja Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesisi yg teliti meliputi riw. pekerjaan, gejala klinis, pemeriksaaqn fisik, foto toraks, faal paru dan laboratorium Hendaklah selalu dipikirkan kejadian Occupational Immunology Lung Disease pada penderita dgn keluhan pernafasan dan yg mempunyai pkerjaan yg berisiko dan berpotensi terkena

Terima Kasih

Page 35: Occupational Immunology Lung Disease
Page 36: Occupational Immunology Lung Disease
Page 37: Occupational Immunology Lung Disease
Page 38: Occupational Immunology Lung Disease
Page 39: Occupational Immunology Lung Disease
Page 40: Occupational Immunology Lung Disease
Page 41: Occupational Immunology Lung Disease
Page 42: Occupational Immunology Lung Disease